LANSIA 1
-
Upload
iga-nurwani -
Category
Documents
-
view
45 -
download
3
description
Transcript of LANSIA 1
PENDAHULUAN
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia tersebut menunjukan bahwa tujuan pembangunan
Nasional tercapai yaitu peningkatan usia harapan hidup seperti di negara maju Amerika
pertambahan orang lanjut usia <1000/tahun pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari
penduduk berusia di atas 50 tahun (Nugrooho, 2000).
Dari adanya perkembangan yang cukup baik keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan
ekunomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di
bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia, akibatnya jumlah penduduk
yang berusia lanjut meningkat dan bertambah
cenderung lebih cepat (Nugroho,2000).
Secara umum gangguan tidur menjadi lebih sering dialami dan sangat mengganggu seiring
dengan bertambahnya usia. Setelah berusia diatas 40 tahun tubuh menjadi lebih vata, jadi
orang tua sering mengalamitidur yang tidak berkualitas (Deepak, 2003).Tidur adalah
fenomena alami, tidur menjadi kebutuhan hidup manusia. Tidur merupakan bagian hidup
manusia yang memiliki porsi banyak, rata-rata hampir seperempat hingga sepertiga waktu
digunakan untuk tidur. Tidur merupakan proses yang diperlukan oleh manusia untuk
pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (Natural Healing
Mechanism), memberi waktu, organ tubuh untuk beristirahat maupun untuk menjaga
keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh ( Setiyo P,2007).
Salah satu fungsi tidur yang paling utama adalah untuk memungkinkan sistem syaraf pulih
setelah digunakan selama satu hari. Dalam The World Book Encyclopedia, dikatakan tidur
memulihkan energi kepada tubuh, khususnya kepada otak dan sistem syaraf. Beberapa
penelitian yang menyebutkan bahwa orang Indonesia tidur rata-rata pukul 22.00 dan bangun
pukul 05.00 keesokan harinya. Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat
mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologi. Dalam fisiologi meliputi
penurunan aktifitas sehari hari, rasa capai, lemah, proses penyembuhan lambat daya tahan
tubuh menurun dan ketidakstabilan tanda tanda vital. Sedangkan dampak psikologis meliputi
depresi cemas dan tidak konsentrasi (Briones, 1996 cit Bukit, 2003).
Menurut Perry & Potter (2005), Fisiologi tidur dimulai dari irama sirkadian yang merupakan
irama yang dialami individu yang terjadi selama 24 jam. Irama sirkadian mempengaruhi pola
fungsi mayor biologik dan fungsi perilaku. Naik turunnya temperatur tubuh, denyut nadi,
tekanan darah, sekresi hormon, ketajaman sensori dan suasana hati tergantung pada
pemeliharaan siklus sirkadian. Irama sirkadian meliputi siklus harian bangun tidur yang
dipengaruhi oleh sinar, temperatur dan faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan pekerjaan
rutin. Pada tahun 1809 Rolando melakukan percobaan dengan mengeluarkan korteks otak
dari burung, dan dilihatnya burung tersabut berperangai seolah tidur, percobaan yang sangat
sederhana ini menunjukan bahwa otak mempunyai peranan penting dalam proses tidur
(Lumbantobing, 2004).
Data penelitian Departemen Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit
kardiovaskular masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya
hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi,
disertai kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi. Survei faktor risiko
penyakit kardiovaskular (PKV) oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukkan angka prevalensi
hipertensi dengan tekanan darah 160/90 masing-masing pada pria adalah 13,6% (1988),
16,5% (1993), dan 12,1% (2000). Pada wanita, angka prevalensi mencapai 16% (1988), 17%
(1993), dan 12,2% (2000). Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun
berkisar antara 15%-20%. Survei di pedesaan Bali (2004) menemukan prevalensi pria sebesar
46,2% dan 53,9% pada wanita (Depkes RI, 2007)
Rumusan Masalah
1.Apakah kualitas tidur yang buruk pada lansia dapat meningkatkan tekanan darah.
2.Bagaimana gambaran tekanan darah pada usia lanjut.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kualitas
tidur dengan tekanan darah pada lansia .
1.3.2 Tujuan Khusus :
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1.Mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada lansia di
panti werda kota mataram
2.Mengetahui gambaran kualitas tidur lansia di panti werda kota mataram
3.Mengetahui gambaran tekanan darah rata-rata pada lansia di panti werda kota mataram
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1.Bagi pemerintah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan
dalam hal pencegahan dini terhadap penyakit hipertensi dan dapat dijadikan bahan untuk
penelitian lebih lanjut.
2.Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan penambah pengetahuan bahwa
ada pengaruh kualitas tidur terhadap peningkatan tekanan darah.
3.Bagi responden dapat dijadikan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.
4.Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai penambah latihan dalam membuat suatu penelitian
.
BAB 3
DEFENISI
OPERASIONAL
Defenisi Operasional
Kualitas tidur adalah penilaian terhadap kualitas tidur yang subjektif, masa laten tidur, lama
waktu tidur, habitual sleep efficiency, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dangangguan
disiang hari dalam waktu sebulan yang lalu, dengan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI). Alat ini telah dikembangkan untuk mengukur kualitas tidur selama
sebulan sebelumnya dan untuk membedakan antara kualitas tidur yang baik dan yang buruk
(Beaton et al, 1998).
PSQI terdiri atas 18 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban yang bernilai 0 (untuk yang
mudah) sampai 3 (untuk yang sulit). Dimana bila jumlah skor > 5 artinya orang tersebut
mengalami gangguantidur. Untuk nilai spesifisitas dari PSQI adalah 86,5% dan
sensitivitasnya 89,6% (Buysse et al, 1989) serta nilai validitasnya adalah 0,83 (Cronbach
alpha) untuk seluruh komponen penilaian. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
kuesioner PSQI dapat memberikan gambaran yang jelas dan tepat terhadap terjadinya
gangguan tidur. Skala yang digunakan adalah skala ordinal, mengetahui kualitas tidur
responden baik atau buruk.
Variabel tekanan darah adalah variabel yang didapatkan dari pengukuran tekanan darahpada
arteri brakialis dengan menggunakan alat sphygmomanometer air raksa (Riester) dan
stetoskop Litmann. Variabel yang digunakan adalah skala numerik berdasarkan jumlah angka
yang didapat saat melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan sebanyak 2 kali dengan
rentang waktu 2 minggu sejak pengukuran pertama dilakukan, baik tekanan darah sistolik
maupun tekanan darah diastolik.
Hipotesa
Hipotesis pada penelitian ini adalah ”ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan
darah lansia.”
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain
cross sectional. Dengan dua kali pengamatan pada rentang waktu tertentu, akan
mendeskripsikan bagaimana hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada
lansia. Pada tahap awal, seluruh responden mendapatkan kuesioner mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi tekanan darah sebagai kriteria inklusi/eksklusi pada penelitian ini.
Setelah didapatkan berapa jumlah responden yang termasuk dalam kriteria inklusi, maka
responden dimintakan untuk mengisi kuesioner kualitas tidur lalu diperiksa tekanan darahnya
secara bersamaan.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bulan
januari terhadap lansia di panti werda kota mataram
panti werda ini dipilih karena
panti ini mempunyai lansia yang dibanyak dan akan memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di panti werda kota mataram yaitu
sebanyak 300 lansia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple
random sampling (Notoatmodjo, 2005), yaitu dari 300 populasi akan didapatkan sebanyak 90
lansia yang dijadikan sebagai sample berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi lewat
perhitungan sampel, yakni :
N 300
n = n =
1+N (d2) 1+300 (0.05)2
n = 90,3
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = nilai estimasi (0,05)
4.4 Metode Pengumpulan Data
Digunakan kuesioner untuk menilai kualitas tidur responden (PSQI) pada lansia di panti
werda tersebut. Sedangkan penilaian tentang tekanan darah diukur dengan menggunakan
sphygmomanometer air raksa dan stetoskopnya. Tata cara pemeriksaan tekanan darah
dilakukan saat responden mengisi kuesioner yang dibagikan. Hal tersebut mengingat waktu
yang diberikan untuk melakukan penelitian pada para lansia tersebut Dan tekanan darah
diukur sebanyak 2 kali.
4.5Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pada awalnya seluruh kuesioner untuk variabel kualitas tidur yang telah dikembalikan,
diperiksa kelengkapan dan ketepatannya. Kemudian data yang telah lengkap dan tepat diberi
tanda secara manual sebelum diolah di komputer. Lalu data yang telah diberi kode,
dimasukkan ke komputer. Lakukan cleaningdata setelah itu disimpan.
Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, sedangkan hubungan antara
variabel kualitas tidur dengan tekanan darah akan dianalisismenggunakan uji statistik “t-
independent”. Analisis statistik akan dilakukan dengan bantuan komputer (program SPSS
16.0) (Arlinda, 2008)
Beaton S, et al. 1998. Measurement of Long-term Care (pp. 169-170). Thousand Oaks, CA : Sage Publications. Beck-Little, R., & Weinrich, S.P0. (1998). Assessment and Management of Sleep Disorders in The Elderly. Journal of Gerontological Nursing, 24 (4), 21-29 Available from : http://sakai.ohsu.edu/access/content/user/brodym/N547A%20spring08/appendix/PSQI.doc. [Accesed: september 2013]
Buysse D, et al, 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for Psychiatric Practice and Research. Psychiatric Research,28 (2), 193-213 Available from : http://sakai.ohsu.edu/access/content/user/brodym/N547A%20spring08/appendix/PSQI.doc. [Accesed: september 2013]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007.InaSH Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi.Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan.Available from : http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2406&Itemid=2. [Diakses: september 2013]
Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahyuni, A., 2008. Statistik Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.
Dp
Nugroho, W. (2000). Perawatan Lanjut Usia . Jakarta : EGC
Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan . Jakarta : EGC
Bukit, K. E. (2003). ”Kualitas Tidur Dan Faktor-faktor Gangguan Tidur Klien Lanjut Usia
Yang Dirawat di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Medan”. Bagian penyakit dalam RSU
Medan.
Sustrani, L. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Hirawan, A. (2007). Sukses Tidur Nyenyak . Terdapat pada :
http://Ameliahirawan.com/2007/0901/sukses tidur nyenyak