Landasan , Tujuan, Dan Sasaran Pendidikan Islami.

download Landasan , Tujuan, Dan Sasaran Pendidikan Islami.

If you can't read please download the document

Transcript of Landasan , Tujuan, Dan Sasaran Pendidikan Islami.

LANDASAN , TUJUAN, DAN SASARAN PENDIDIKAN ISLAMI. OLEH: SUTEJA (DOSEN IAIN SYAKH NURJATI CIREBON) A. FALSAFAH PENDIDIKAN DALAM AL-QURAN DAN AL-SUNNAH Perlakuan lazim para failosof dan kelompok pecinta atau penggemar fils afat, memposisikan persoalan manusia, alam dan kehidupan sebagai diskursus penti ng dari filsafat pendidikan Islam. Urgensi alam dan kehidupan harus ditempatk an sebagai prasyarat bagi ada tidaknya kekhalifahan manusia di muka bumi ini. T anpa keduanya tidak akan pernah ada kekhalifahan Allah bagi manusia. Sayangnya, argumen yang ia pergunakan selalu mengandalkan dalil naqli; sangat langka argu men-argumen empiris. Pendekatan yang lazim berlaku dalam tradisi kaum mutakall im generasi awal (scholastik) adalah jalan ikhtira . Umat Islam selalu mempela jari ayat-ayat kawniyah (alam semesta) dalam kerangka berfikir secara analogis (qiyasi) dan induktif (istiqrai). Kajian tentang persolan manusia, juga mempergunakan pendekatan filsafis dengan bersandar kepada wahyu. Karenanya, kesucian fitrah ditetapkan sebag ai prasyarat kesempurnaan manusia. Dan, untuk mengembalikan manusia ke asal fitr ahnya sebagai ahsan taqwim itu, pendidikan harus dipilih sebagai satu-satunya wasilah yang menjamin dapat tercapainya tujuan tersebut. Pendidikan diharapkan dapat menjadikan pribadi-pribadi yang yang memiliki jiwa dan perilaku khasyah (takut) kepada Allah. Pendidikan hendaknya dipola sedemiki an rupa, sehingga dapat mengembalikan manusia kepada asal usul semula manusia se bagai makhluk yang suci. Falsafah pendidikan qurani menetapkan empat faktor penting sebagai penopang y aitu: faktor aqidah atau keyakinan, faktor sosial, faktor gegografis, dan fakt or usia atau waktu. Dan, untuk mendukung keempat faktor itu perlunya melibatkan empat macam ilmu pengetahuan yang berhubungan secara langsung dengan persoalan kemanusiaan peserta didik. Keempat ilmu pengetahuan itu adalah: biologi, ilmu ek onomi, ilmu sejarah dan ilmu sosial. B. TUJUAN UMUM (AHDAF) PENDIDIKAN ISLAM Tujuan pendidikan adalah keharmonisasn antara dua aspek kehidupan man usia, yaitu kehidupan individual dan sosial, serta kehidupan duniawi dan ukhrawi . Berkenaan dengan harmonisasi kedua aspek utama itu, ia menyarankan dilakukanny a kajian serius sekitar : hakikat manusia, upaya pembinaan dan pengembangan kep ribadian, dan upaya mempersiapkan masa depan individu. C. ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN ISLAM Beberapa aspek pendididikan Islam yang dicanangkan setidaknya meliputi hal-hal yang terkait dengan persoalan pembinaan aqidah islamiah, pensucian jiwa , pembinaan pola fikir dan pilihan prioritas pengetahuan islami, persiapan pelak sanaan tugas-tugas professional akademis, serta aspek-aspek lain pemandu pendid ikan Islam. Semua aspek tersebut dapat dinilai sebagai pemikiran yang mewakili ide umum tentang manusia sebagai makhluk ruhaniah, makhluk pribadi dan makhlu k sosial. Aspek-aspek yang musti ada dalam pendidikan Islam adalah: pemahaman te ntang perkembangan sebagai sebuah keniscayaan karena ia merupakan sunnah (hukum) kehidupan. Kedua, bersikap bijkasana terhadap tradisi dan kebudayaan. Ketiga, keterbukaan terhadap berbagai kemajemukan informasi terkait dengan kehidupan sos ial kemasyarakatan. Keempat, keserasian antara ilmu dan amal, kelima, kewajiban belajar, keenam faktor keikhlasan, ketujuh, kontinuitas pembelajaran, kedelapan , pembatasan aspek rasio, dan urgensi relasi guru-murid. 1. Perkembangan Peserta Didik Perkembangan dipahami sebagai sebuah realitas perubahan yang dinamis. Pe ndidikan dapat saja melakukan berbagai antisipasi dan bahkan tindakan pengubahan dan pembaharuan (tajdid). Akan tetapi dikehendaki adanya usaha itu disesuaika n dengan dasar-dasar yang ditentukan Islam agar tidak menyalahi sunnah. Pemba haruan dibatasinya dalam hal-hal yang dipandang baik dan terpuji secara syar i. 2. Akomodatif terhadap Tradisi dan Kebudayaan Metode dan pendekatan yang lazim dalam cara-cara dakwah pegiat atau aktivis Is lam Inklusif berusaha memperlakukan tradisi dan budaya lokal yang secara turu

n temurun sudah terkristalisasikan sebagai sesuatu yang tidak harus dibuang teta pi juga tidak dipelihara sepenuhnya secara utuh. Pendidikan menghendaki ikhti ar islamisasi isi atau essensi sebuah trdaisi atau budaya. 3. Kontinuitas Pendidikan Urgensi proses pendidikan yang berkesinambungan semata-mata karena keyakinanny a yang kuat bahwa di atas langit ada langit , di atas ilmu Musa masih ada ilmu Khid ir . Ketertutupan terhadap berbagai informasi mengakibatkan pendidikan Islam stag nant, statis dan bahkan mati. 4. Keserasian Ilmu dan Amal Adalah pendirian yang benar sepanjang zaman dimanapun bahwa, ilmu harus menjadi penggerak amal saleh dan amal perbuatan musti didukung oleh ilmu pengeta huan. Pendirian inilah yang menjadi jiwa pendidikan yang qurani. 5. Keniscayaan (Kewajiban) Belajar Program Wajib Belajar yang dimaksud adalah program wajib belajar yang dican angkan Allah dan Rasulullah bagi setiap pribadi muslim (lelaki dan permepuan, m anusia merdeka dan budak/golongan terjajah) 6. Faktor Keikhlasan Seperti asumsi yang beraku dalam konunitas failosof muslim dan para sufi , pendidikan qurani bermaksud memberlakukan keikhlasan sebagai motivasi awal y ang musti dimiliki oleh setiap calon peserta didik. Al-Quran menetapkan motif d asar belajar adalah ikhlash dalam arti semata-mata karena mencari mardhatillah, dan bukan karena tujuan-tujuan duniawi, baik yang bersifat materi kebendaan, pop luritas, jabatan, ataupun status sosial seseorang di tengah-tengah pergaulan masyarakat. 7. Pembatasan Aspek Rasio Pembatasan aspek rasio lahir dari asumsi dasar tentang dua kategorisasi ilmu secara epistemologis. Ilmu pengetahuan berdasarkan sumbernya didalam al-Q uran dikategorikan menjadi ilmu pengetahaun yang diperoleh dengan jalan wahyu A llah dan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan jalan eksperimen secara empiris. Ilmu jenis pertama, menurutnya, terkait dengan masalah-masalah metafisik atau mughayyabat. Ilmu ini diharapkan dapat memperkuat dan menyempurnakan ilmu dan ke imanan. 8. Relasi Guru-Murid Konsepsi relasi guru-murid lazimnya pendirian penganut setia Islam, ti dak lain adalah pola relasi yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW yang seluru h aspek kehidupannya merupakan uswah hasanah.