Landasan Teori Tiga Serangkai Otak

2
Landasan teori Konsep tiga serangkai otak yang dikemukakan MacLean, seorang ahli neurologi mantan direktur Laboratory of the Brain and Behvior pada United States National Institute of Mental Health, otak berbagai spesies mengalami evolusi panjang. Otak manusia merupakan hasil evolusi terakhir yang paling canggih. Berdasarkan penelitian yang panjang. MacLean mengajukan sebuah konsep yang diberi nama Tiga Serangkai Otak (The Triune Brain). Teori ini mulai dikembangkan oleh MacLean pada tahun 1954 dan terus berkembang berdasarkan berbagai penelitian sampai akhir hayatnya. Menurut MacLean, otak berevolusi dalam tiga periode besar yang membentuk tiga lapisan. Lapisan yang paling tua dikenal sebagai R-complex, lapisan kedua disebut Limbic System, dan yang terakhir Neocortex. Masing-masing lapisan memiliki karakter dan fungsi yang berbeda-beda namun saling berhubungan dan bekerja sama dalam menentukan perilaku yang akan ditampilkan oleh individu. Berbagai penelitian telah mengindikasikan bahwa otak meregulasi perilaku. Paul Broca, seorang ahli neorologi Prancis, misalnya, menemukan bahwa pasien dengan gangguan pada bagian kiri otaknya mengalami kesulitan bicara. Neuroscience meneruskan tradisi penelitian ini. Disiplin ilmu ini menemukan antara lain perilaku kreativitas, bermusik, matematika, dan sebagainya. merupakan hasil aktivitas bagian otak tertentu. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat terjadi dan semakin baik sebagai hasil belajar.

description

MPKT A

Transcript of Landasan Teori Tiga Serangkai Otak

Landasan teoriKonsep tiga serangkai otak yang dikemukakan MacLean, seorang ahli neurologi mantan direktur Laboratory of the Brain and Behvior pada United States National Institute of Mental Health, otak berbagai spesies mengalami evolusi panjang. Otak manusia merupakan hasil evolusi terakhir yang paling canggih.Berdasarkan penelitian yang panjang. MacLean mengajukan sebuah konsep yang diberi nama Tiga Serangkai Otak (The Triune Brain). Teori ini mulai dikembangkan oleh MacLean pada tahun 1954 dan terus berkembang berdasarkan berbagai penelitian sampai akhir hayatnya. Menurut MacLean, otak berevolusi dalam tiga periode besar yang membentuk tiga lapisan. Lapisan yang paling tua dikenal sebagai R-complex, lapisan kedua disebut Limbic System, dan yang terakhir Neocortex. Masing-masing lapisan memiliki karakter dan fungsi yang berbeda-beda namun saling berhubungan dan bekerja sama dalam menentukan perilaku yang akan ditampilkan oleh individu.Berbagai penelitian telah mengindikasikan bahwa otak meregulasi perilaku. Paul Broca, seorang ahli neorologi Prancis, misalnya, menemukan bahwa pasien dengan gangguan pada bagian kiri otaknya mengalami kesulitan bicara. Neuroscience meneruskan tradisi penelitian ini. Disiplin ilmu ini menemukan antara lain perilaku kreativitas, bermusik, matematika, dan sebagainya. merupakan hasil aktivitas bagian otak tertentu. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat terjadi dan semakin baik sebagai hasil belajar. Proses belajar ini merupakan sebuah proses akibat fungsi inteligensi. Inteligensi menjadi sangat populer dibicarakan sejak awal abad kedua puluh, sejak Alfred Binet dan Theodore Simon mengembangkan pengukuran inteligensi modern pertama. Konsep inteligensi sendiri berpangkal pada pandangan Darwin mengenai survival of the fittest. Menurut Darwin, spesies yang bertahan adalah spesies yang memiliki kemampuan adaptasi yang terbaik. Bertolak dari pemikiran tersebut, banyak penelitian diarahkan kepada kemampuan beradaptasi manusia. Manusia yang unggul adalah manusia yang mampu beradaptasi dengan lebih baik. Kemampuan beradaptasi inilah yang disebut sebagai inteligensi.Menurut Sternberg, ada tiga macam inteligensi pada manusia, yaitu AnalyticalIntelligence (Kecerdasan Analitikal), Practical Intelligence (Kecerdasan Praktikal), dan CreativeIntelligence (Kecerdasan Kreatif). Inteligensi Analitikal banyak dirangsang di sekolah. Olehkarena itu, untuk berhasil di sekolah siswa membutuhkan Kecerdasan Analitikal. Sebaliknya,dalam kehidupan di masyarakat yang dibutuhkan adalah Kecerdasan Praktikal. Apabila sekolah tidak mengembangkan kecerdasan jenis ini, maka sulit mengharapkan individu berhasil saat telahterjun dalam masyarakat.