LANDASAN TEORI Manajemen adalah mengkoordinasi dan … · Dalam penelitian ini menggunakan...
Transcript of LANDASAN TEORI Manajemen adalah mengkoordinasi dan … · Dalam penelitian ini menggunakan...
13
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen
Manajemen adalah mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pekerjaan yang
dilakukan oleh orang lain sehingga kegiatan tersebut dapat diselesaikan secara efektif
dan efisien (Robbins & Coutler, 2012, p. 8).
Efektivitas yaitu menyelesaikan kegiatan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Sedangkan efisien adalah mendapatkan output maksimal dari sedikitnya jumlah
input.
Menurut (Robbins & Coutler, 2012, p. 9), terdapat empat fungsi manajemen:
1. Planning
Fungsi manajemen yang melibatkan penetapan tujuan, pembangunan strategi
untuk mencapai tujuan tersebut, dan pengembangan rencana untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan.
2. Organizing
Fungsi manajemen yang melibatkan pengaturan dan penataan kerja untuk
mencapai tujuan organisasi.
3. Leading
Fungsi manajemen yang melibatkan bekerja dengan serta melalui orang-
orang untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Controlling
Fungsi manajemen yang melibatkan pemantauan, membandingkan, dan
memperbaiki kinerja.
2.2 Pesan Persuasif (Persuasive Messages)
14
Menurut (Hogg & Vaughan, 2008) pesan persuasive merupakan pesan yang
merujuk kepada satu sisi tertentu. Pesan yang disampaikan dimaksudkan untuk
mengubah sikap dan perilaku terkait.
Menurut M. Jamiluddin Ritonga (2005, p6) setidaknya ada 3 hal yang harus
dipenuhi dalam pesan persuasive. Pertama, pesan yang disampaikan pada khalayak
sasaran tidak mengandung atau berisi kebohongan. Pesan yang dikemas hendaklah
berisi fakta-fakta yang relevan dengan kepentingan atau kebutuhan khalayak sasaran.
Kedua, pesan hendaknya berisi dua kepentingan sekaligus, yaitu penyampai dan
penerima. Dua kepentingan disini hendaknya disajikan secara seimbang. Artinnya,
pesan yang disampaikan tidak boleh lebih menonjolkan kepentingan penyampai
daripada penerima atau sebaliknya. Ketiga, dalam kemasan pesan persuasif tidak
terdapat unsur memaksa, baik paksaan psikologis maupun fisik yang dinyatakan
secara tersurat atau tersirat.
2.2.1 Item pertanyaan Persuasive Messages
Dalam jurnal (Yu-Thing Chang, Hueiju Yu, & Hsi-Peng Lu, 2014)
menggunakan item Persuasive Messages yang terdiri dari pertanyaan yang
digunakan untuk menguji pengaruh dari Persuasive Messages pada Beliefs and
Attitude. Pertanyaan untuk menguji pengaruh tersebut terdiri dari :
Table 2.1 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Persuasive Messages
Indikator Original Adapted
15
2.3
Keya
kina
n
dan
Sika
p
(Beli
efs
and
Attitu
de)
Menu
rut
Dudi
Mard
iyans
yah
&
Irawa
n Senda (2011,p138), Beliefs adalah keyakinan yang tertanam dalam hati. Beliefs
adalah sebuah tombol-tombol [on/off] yang membuat sensor dalam diri kita bekerja,
boleh atau tidak mengerjakan sesuatu. Sangat penting untuk mengetahui Beliefs
seseorang yang bekerja sama dengan kita agar tahu batas-batas hal yang boleh
dilakukan dan yang tidak.
Argument quality The recipe in the post is informative to my daily cooking
Postingan harian yang di upload di Instagram CMYK.PROJECT sangat informative bagi saya
The recipe in the post is helpful to my daily cooking
Postingan harian yang di upload di Instagram CMYK.PROJECT sangat membantu saya untuk melihat produk terbaru
The recipe in the post is valuable to my daily cooking
Postingan harian yang di upload di Instagram CMYK.PROJECT sangat berguna bagi saya untuk mengetahui produk yang baru masuk
Post popularity I think recipes with more people pressing like, sharing, and respondingpositively are trustworthy
Message yang ada terkait dengan meyakinkan kebutuhan pelanggan
I think recipes with more people pressing like, sharing, and respondingpositively are reliable
Message yang ada sesuai dengan kebutuhan pelanggan
I think recipes with more people pressing like, sharing, and respondingpositively are believable
Message yang di sampaikan dapat dipercaya
Post attractiveness Recipe photos displayed in post is attractive
Menampilkan foto utama yang menarik
Recipe photos are aesthetically appealing
Penyusunan foto di Instagram CMYK.PROJECT menarik
Recipe photos look attractive
Foto yang di upload di Instagram CMYK.PROJECT menarik
16
Menurut Stewart D.Allen & Denise A, Wickwar (2009,p23), keyakinan
adalah penilaian tentang apa yang benar atau salah. penilaian tentang apa atribut
yang terkait dengan objek tertentu. keyakinan juga dapat menghubungkan tindakan
untuk efek tertentu. Dan keyakinan link objek untuk atribut. keyakinan merupakan
informasi yang ia miliki sekitar objek. probabilitas subjektif dari hubungan antara
obyek keyakinan dan beberapa objek lainnya, nilai, konsep, atau atribut.
Menurut Stewart D.Allen & Denise A, Wickwar (2009,p23), sikap adalah hal
yang kecenderungan untuk bereaksi positif atau tidak baik untuk situasi, individu,
objek, atau konsep. mereka muncul di bagian dari nilai-nilai seseorang dan
keyakinan tentang objek sikap. Dan Sikap adalah predisposisi belajar untuk
menanggapi secara konsisten menguntungkan atau tidak menguntungkan sehubungan
dengan objek tertentu. sikap seseorang terhadap suatu objek tertentu merupakan
fungsi dari keyakinan bahwa objek memiliki atribut tertentu dan evaluasi tentang
atribut-atribut.
2.3.1 Item pertanyaan Beliefs and Attitude
Dalam jurnal (Yu-Thing Chang, Hueiju Yu, & Hsi-Peng Lu, 2014) menggunakan
item Beliefs and Attitude yang terdiri dari pertanyaan yang digunakan untuk menguji
pengaruh dari Beliefs and Attitude pada Behavioral Intention.
Pertanyaan untuk menguji pengaruh tersebut terdiri dari :
Table 2.2 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Beliefs and Attitude
Indikator Original Adapted Usefulness Referring to recipe post
on iCook can reduce the time to adjust taste and flavor
Mengenai postingan di Instagram CMYK.PROJECT dapat mengurangi waktu untuk melihat produk secara langsung
Referring to recipe post on iCook can increase the taste and flavor quality of my own recipe
Mengenai postingan di Instagram CMYK.PROJECT dapat meningkatkan rasa keinginan untuk membeli produk yang di posting
Overall, I find recipe posts on iCook are useful in my daily life
Postingannya bermanfaat dalam kegiatan keseharian saya
17
Preference I feel pleasant when reading recipe posts on iCook
Saya merasa senang ketika membaca postingan di Instagram CMYK.PROJECT
I feel good when finding recipe posts on iCook
Saya senang dengan adanya postingan ini di Instagram CMYK.PROJECT
I like browsing recipe posts on iCook
Saya suka melakukan pencarian tentang postingan di Instagram CMYK.PROJECT
2.4 Minat perilaku (Behavioral Intention)
Menurut Takahashi (2011 : 5), Zeithaml, Berry, & Parasuraman
menyampaikan model untuk menjelaskan minat perilaku konsumen, yang
menunjukkan bahwa minat perilaku dapat ditangkap oleh minat pembelian kembali,
word-of-mouth, loyalitas, perilaku dalam memberikan komplain, dan sensitivitas
harga. Menurutnya, semakin besar pengalaman pelanggan yang lebih positif, maka
semakin besar kemungkinan dia bersedia untuk menggunakan kembali layanan
tersebut.
Menurut Jeon & Kim (2012 : 285), Minat perilaku merupakan indikasi
kesiapan individu untuk melakukan perilaku tertentu, dan diasumsikan menjadi
pendahuluan langsung dari suatu perilaku.
2.4.1 Item pertanyaan Behavioral Intention
Dalam jurnal (Santiago Forgas-Coll and Ramon Palau-Saumell, 2014)
menggunakan item Behavioral Intention yang terdiri dari pertanyaan yang digunakan
untuk menguji pengaruh dari Overall Satisfaction pada Behavioral Intention.
Table 2.3 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Behavioral Intention
Behavioral Intention Original Adapted I will say positive things
about the cruise to other people
Saya akan mengatakan hal-hal positif tentang Instagram CMYK.PROJECT kepada orang lain
I will encourage friends and relatives to go on this
Saya akan menganjurkan teman-teman dan kerabat
18
cruise untuk berbelanja di Instagram CMYK.PROJECT
I consider this cruise line my first cruising choice
Saya menganggap postingan di Instagram CMYK.PROJECT pilihan pertama saya
2.5 Kepuasan secara keseluruhan (Overall Satisfaction)
Dalam jurnal (Dra. Ec. Indarini, M.M., CPM (Asia) dan Endang Ernawati,
S.E.,M.Si, 2012) Overall Satisfaction atau kepuasan menyeluruh adalah suatu
ringkasan evaluasi dari pengalaman seluruh produk/jasa yang dipakai terhadap
pengalaman tunggal yang dimiliki. Dengan adanya pertanyaan Overall Satisfaction
tersebut, maka pelanggan sebelum menjawab akan mengukur terlebih dahulu
didalam pikirannya sampai sejauh mana kinerja (performance) produk/layanan yang
diterima dari badan usaha dengan yang diharapkan (expectations), dan jawabannya
berupa pernyataan “sangat memuaskan”, “memuaskan”, “netral” “tidak
memuaskan”, dan “sangat tidak memuaskan” (Tjiptono, 2006, p.368), atau bervariasi
antara “sangat tidak puas” hingga “sangat puas” (Tjiptono, 2006, p.310).
2.5.1 Item pertanyaan Overall Satisfaction
Table 2.4 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Overall Satisfaction
Overall Satisfaction Original Adapted Satisfied with the cruise
trip when compared with expectations
Saya puas menggunakan Instagram CMYK.PROJECT dibandingkan dengan ekspektasi saya
Satisfied with the cruise trip when considering time and effort
Saya puas terhadap kecepatan Instagram CMYK.PROJECT dalam update informasi
Overall satisfaction with the cruise trip
Secara keseluruhan saya puas dengan Instagram CMYK.PROJECT
2.6 Kepercayaan (Trust)
19
Dalam jurnal (Dra. Ec. Indarini, M.M., CPM (Asia) dan Endang Ernawati,
S.E.,M.Si, 2012) menyatakan bahwa Trust (kepercayaan) adalah dasar dari segala
bentuk hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia mustahil dapat berjalan
dengan harmonis tanpa ada kepercayaan satu dengan yang lain (Darmayanti, 2004).
Namun demikian, menurut Michael (2000) dalam Purnomo (2007), bahwa untuk
memperoleh Trust, seseorang harus menaruh kepercayaan terlebih dahulu kepada
orang lain. Implementasinya, agar badan usaha mendapatkan kepercayaan dari
pelanggan, maka badan usaha harus terlebih dahulu menaruh kepercayaan kepada
pelanggan, tentunya melalui kinerja nyata yang harus disesuaikan dengan kebutuhan
dan keinginan pelanggan.
2.6.1 Item pertanyaan Trust
Dalam jurnal (Cerri Shpetim, 2012) menggunakan item Trust yang terdiri
dari pertanyaan yang digunakan untuk menguji pengaruh dari Overall Satisfaction
pada Trust.
Table 2.5 Adaptasi Item Pertanyaan Variable Trust
Original Adapted I am sure that staff of this
store act in my best interest
Saya yakin bahwa staf admin melakukan yang terbaik untuk saya
I am sure that this store’s personnel would do everything to satisfy me
Saya yakin bahwa staf admin melakukan tugasnya secara optimal supaya saya puas
I have great confidence in this store’s staff
Saya bangga terhadap staf admin Instagram CMYK.PROJECT
I believe that the price/quality ratio offered at the store is very reasonable
Saya percaya perbandingan antara harga dan kualitas di Instagram CMYK.PROJECT masih tergolong wajar
2.7 Populasi
Menurut (Sugiyono, 2011, p. 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
20
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain
Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian
atau suatu yang ingin di investigasi dalam sebuah peneliatian (Sakaran, 2006, p.
121).
Menurut (Margono S. , 2007, p. 118) populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Dalam penelitian ini menggunakan perhitungan dengan rumus slovin untuk
mendapatkan hasil responden sebanyak 66 dari hasil pelanggan yang bertransaksi
dalam 3 bulan terakhir.
2.7.1 Rumus Slovin
Menurut (Riduwan, 2005,p65), Teknik pengambilan sampel adalah cara
pengambilan sample yang representative dari populasi. Teknik sampling yang
digunakan adalah probability sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi anggota populasi yang menjadi sampel,
berikut rumus Slovin :
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
e = Batas toleransi kesalahan
2.7.2 Sampel
Sampel (sampling) adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah
anggota yang dipilih dari populasi yang ada. Dengan kata lain, hanya sejumlah saja
tidak keseluruhan, namun elemen populasi akan membentuk sebuah sampel. Dengan
21
sampel peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasi terhadap
populasi penelitian (Sakaran, 2006, p. 123)
Menurut (Sugiyono, 2011, p. 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Maknanya sampel yang diambil dapat
mewakili atau representatif bagi populasi tersebut.
2.8 SEM (Structural Equation Modeling)
SEM adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisi pola hubungan
antara konstrak laten dan indikatornya, konstrak laten yang satu dengan lainnya, serta
kesalahan pengukuran secara langsung. SEM merupakan gabungan antardua metode
statistik, yaitu (1) analisis faktor yang dikembangkan dalam psikologi atau
psikometri atau sosiologi dan (2) model persamaan simultan yang dikembangkan
dalam ekometri (Yamin & Kurniawan, 2009).
Menurut (Yamin & Kurniawan, 2009), terdapat dua alasan penggunaan SEM,
yaitu :
1. SEM mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan
antarvariabel yang bersifat multi relationship, hubungan yang dibentuk
dalam model struktural (hubungan antar konstrak dependen dan
independen).
2. Mempunyai kemampuan untuk menggambar pola hubungan antara
konstrak laten atau variable yang tidak dapat diukur secara langsung
(unobserved) dan variable manifest (manifest variable atau variable
indikator)
Menurut (Hair, Anderson, Thatam, & Black) , SEM merupakan generasi
kedua dari analisis multivariate dalam ilmu sosial. SEM memungkinkan
dilakukannya analisis di antara beberapa variable dependen dan independen secara
langsung. Kemudian, Hair et al., membagi metode analisis multivariate menjadi dua
kelompok menurut waktu perkembangannya, seperti table di bawah ini :
Table 2.6 Klasifikasi Metode Multivariat
22
Tujuan utama eksplorasi Tujuan utama
konfirmasi
Teknik Generasi
Pertama
- Analisis kluster
- Exploratory factor
analysis
- Multidimensional scaling
- Analysis of
variance
- Regresi berganda
- Regresi logistic
Teknik Generasi
Kedua
- Partial Least Squares
SEM (SEM-PLS)
- Covariance-based
SEM (CB-SEM)
Sumber : Hair dalam Sholihin & Ratmono (2013, p.12)
Menurut (Ghozali & Latan, 2015), penggunaan CB-SEM bertujuan untuk
mengestimasi model struktural berdasarkan telaah teoritis yang kuat untuk menguji
hubungan kausalitas antar konstruk serta mengukur kelayakan model dan
mengkonfirmasinya sesuai dengan data empiris. Konsekuensi penggunaan CB-SEM
adalah menuntut basis teori yang kuat, memenuhi berbagai asumsi parametric dan
memenuhi uji kelayakan model (goodness of fit). Karena itu, CB-SEM sangat tepat
digunakan untuk menguji teori dan mendapatkan justifikasi atas pengujian tersebut
dengan serangkaian analisi yang kompleks.
Sedangkan PLS-SEM bertujuan untuk menguji hubungan prediktif antar
konstruk dengan melihat apakah ada hubungan atau pengaruh antar konstruk
tersebut. Konsekuensi penggunaan PLS-SEM adalah pengujian dapat dilakukan
tanpa dasar teori yang kuat, mengabaikan beberapa asumsi non-parametrik dan
parameter ketepatan model prediksi dilihat dari nilai koefisien determinasi (R-
square). Karena itu, PLS-SEM sangat tepat digunakan pada penelitian yang bertujuan
mengembangkan teori (Ghozali & Latan, 2015).
Table 2.7 Perbandingan antara PLS-SEM dan CB-SEM
Kriteria PLS-SEM CB-SEM
Tujuan
Penelitian
Untuk mengembangkan teori
atau membangun teori
(orientasi prediksi)
Untuk menguji teori atau
mengkonfirmasi teori
(orientasi parameter)
Pendekatan Berdasarkan variance Berdasarkan covariance
23
Metode
Estimasi
Least Square Maximum Likelihood
Spesifikasi
Model dan
Parameter
Model
Component two loadings, path
koefisien dan component
weigth
Factor one loadings, path
koefisien, error variance
dan factor means.
Model
Struktural
Model dengan kompleksitas
besar dengan banyak konstruk
dan banyak indicator (hanya
berbentuk recursive)
Model dapat berbentuk
recursive dan non-
recursive dengan tingkat
kompleksitas kecil sampai
menengah
Evaluasi Model
dan Asumsi
Normalitas
Data
Tidak mensyaratkan data
terdistribusi normal dan
estimasi parameter dapat
langsung dilakukan tanpa
persyaratan kriteria goodness
of fit
Mensyaratkan data
terdistribusi normal dan
memenuhi kriteria
goodness of fit sebelum
estimasi parameter.
Pengujian
Signifikansi
Tidak dapat diuji dan
difalsifikasi (harus melalui
prosedur bootstrap atau
jackknife)
Model dapat diuji dan
difalsifikasi
Software
Produk
PLS Graph, SmartPLS,
SPAD-PLS, XLSTAT-PLS
dan sebagainya
AMOS,
EQS,LISREL,Mplus dan
sebagainya
2.8.1 PLS-SEM (Partial Least Square – Structural Equation Modeling)
PLS-SEM adalah salah satu metode alternative SEM (Structural Equation
Modeling) dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan pada penelitian yang
memiliki hubungan variable yang kompleks namun ukuran data sampel yang kecil
(Yamin & Kurniawan, 2009).
24
SEM-PLS merupakan sebuah pendekatan yang dapat bekerja untuk model
kausal yang bertujuan memaksimumkan variasi dari variable laten criterion (variable
laten yang dihipotesiskan sebagai outcome dari variable lain) yang dapat dijelaskan
(explained variance) oleh variable laten prediktor (variable laten yang dihipotesiskan
sebagai determinan variable laten lainnya).
Table 2.8 Karakteristik Data untuk model PLS-SEM
Ukuran sampel (sample
size)
- Tidak ada masalah identifikasi atau model tetap dapat
diestimasi dengan ukuran sampel kecil (35-50)
- Dapat mencapai statistical power yang cukup tinggi
dengan ukuran sampel kecil
- Ukuran sampel besar (>250) dapat meningkatkan
ketepatan dan konsistensi hasil estimasi SEM-PLS
Distribusi data - Tidak mensyaratkan asumsi distribusi data (SEM-PLS
merupakan sebuah pendekatan non-parametrik; dapat
bekerja dengan baik bahkan untuk data tidak normal
secara ekstrim)
Data yang tidak lengkap
(missing values)
- Tetap tidak masalah (robust) sepanjang missing values
masih di bawah batasan yang wajar (maksimum 15%
dari total observasi atau 5% per indikator)
- Menggunakan metode mean replacement dan nearest
neighbor untuk mengatasi adanya missing values
Skala Pengukuran - Dapat bekerja dengan variabel skala metrik dan metrik
semu (ordinal). Dapat juga untuk variabel kode
binary/dummy dengan dua kategori namun hanya untuk
variabel laten eksogen
- Terbatas ketika menggunakan data kategorikal untuk
mengukur variabel laten endogen
- Sebaiknya menggunakan variabel binary untuk
analisis multigrup
Sumber : (Sholihin & Ratmono, 2013)
25
2.8.2 Tahapan Analisis PLS-SEM
Menurut (Ghozali & Latan, 2015) , tahapan analisis menggunakan PLS-SEM
setidaknya melalui lima proses tahapan dimana setiap tahapan akan berpengaruh
terhadap tahapan selanjutnya, yaitu :
1. Konseptualisasi Model merupakan tahap awal dalam analisis PLS-SEM, pada
tahap ini peneliti harus melakukan pengembangan dan pengukuran konstruk.
Dengan melakukan spesifikasi domain konstruk, menentukan item
representasi konstruk, mengumpulkan data untuk uji pre-test, purifikasi
konstruk, pengumpulan data baru, uji reabilitas, uji validitas, dan menentukan
skor pengukuran konstruk.
2. Menentukan Metoda Analisis Algorithm untuk menentukan apa yang
digunakan untuk estimasi model. Pada PLS-SEM dalam SmartPLS hanya
menyediakan tiga pilihan skema yaitu, factorial, centroid, dan path atau
structural weighting.
3. Menentukan Metoda Resampling terdapat dua metoda yang digunakan oleh
peneliti dibidang SEM yaitu bootstrapping dan jackknifing. Bootsraping
dengan menggunakan seluruh sample asli untuk melakukan resampling
kembali.
4. Menggambar Diagram Jalur model yang di estimasi
Menentukan Metoda Analisis Algorithm
Menentukan Metoda Resampling
Menggambar Diagram Jalur
Konseptualisasi Model
Evaluasi Model
26
2.8.3 Model Pengukuran dan Model Struktural
Menurut (Ghozali & Latan, 2015) , analisis PLS-SEM biasanya terdiri dari
dua sub model yaitu model pengukuran (measurement model) yang sering disebut
outer model dan model struktural (structural model) atau sering disebut inner model.
Model pengukuran menunjukkan bagaimana variable manifest atau observed
variable merepresentasi variable laten untuk diukur. Sedangkan model struktural
menunjukkan kekuatan estimasi antar variable laten dan konstruk. Variabel laten
yang dibentuk dalam PLS-SEM, indikator dapat berbentuk refleksif maupun
formatif.
Gambar 2.1 Perbedaan Indikator Reflektif dan Indikator Formatif
2.8.4 Evaluasi Model
Model evaluasi PLS dilakukan dengan menilai outter model dan inner model.
Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat
non-parametrik.
1. Evaluasi Model Pengukuran (Outter Model)
Dilakukan untuk menilai validitas dan reabilitas model. Validitas
convergent berhubungan dengan prinsip bahwa manifest variable dari
suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas convergent
indicator refleksif dengan program SmartPLS dapat dilihat dari nilai
loading factor untuk tiap indikator konstruk. Rule of thumb yang
biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yang nilai
loading factor harus lebih dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat
27
confirmatory dan nilai loading factor antara 0.6-0.7 untuk penelitian
yang bersifat exploratory masih dapat diterima serta nilai average
variance extracted (AVE) harus lebih besar dari 0.5. Namun demikian
untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran
nilai loading factor 0.5-0.6 masih dianggap cukup. Cara untuk
menguji nilai cross loading untuk setiap variable harus >0.70. Cara
lain yang dapat digunakan untuk menguji validitas discriminant
adalah dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap
konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk dalam model.
Berikut rumus mengitung AVE :
Dimana :
adalah factor loading
F adalah factor variance
adalah error variance
Nilai AVE direkomendasikan harus lebih besar dari 0.50 mempunyai
arti bahwa 50% atau lebih variance dari indicator dapat dijelaskan.
Composite realibility blok indikator yang mengukur suatu konstruk
dapat dievaluasi dengan dua macam cara yaitu :
a. Internal consistency
b. Cronbach’s alpha
Dengan menggunakan output yang dihasilkan PLS maka composite reliability
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dimana :
28
adalah factor loading
F adalah factor variance
adalah error variance
Dibandingkan dengan crobach alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan atau
equivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator diberi bobot sama.
Sehingga crobanch alpha cenderung lower bound estimate reliability, sedangkan
merupakan closer approximation dengan asumsi estimasi parameter adalah akurat.
sebagai ukuran internal consistence hanya dapat digunakan untuk konstruk
dengan refleksif indikator.
Table 2.9 Rule of Thumb Evaluasi Model Pengukuran
Validitas dan
Reabilitas
Parameter Rule of Thumb
Validitas
Convergent
Loading Factor > 0.70 untuk
Confirmatory Research
> 0.60 untuk
Exploratory Research
Average Variance
Extracted (AVE)
> 0.50 untuk
Confirmatory maupun
Exploratory Research
Communalilty > 0.50 untuk
Confirmatory maupun
Exploratory Research
Validitas
Discriminant
Cross Loading > 0.70 untuk setiap
variabel
Akar kuadrat AVE
dan Korelasi antar
Konstruk Laten
Akar kuadrat AVE >
Korelasi antar Konstruk
Laten
Reabilitas Cronbach’s Alpha > 0.70 untuk
29
Confirmatory Research
> 0.60 masih dapat
diterima untuk
Exploratory Research
Composite Reability > 0.70 untuk
Confirmatory Research
> 0.60 – 0.70 masih
dapat diterima untuk
Exploratory Research
2. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
Bertujuan untuk memprediksi hubungan antar variable laten. Inner
model dievaluasi dengan melihat besarnya presentase variance yang
dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R-square untuk konstruk laten
endogen. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variable laten eksogen tertentu terhadap
variable laten endogen apakah mempunyai pengaruh substantive.
Nilai R-Squate 0.75, 0.50, dan 0.25 dapat disimpulkan bahwa model
kuat, moderate dan lemah. Hasil dari PLS R-Square merepresentasi
jumlah variance dari konstruk yang dijelaskan oleh model. Pengaruh
besarnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
dan adalah R-Square dari variable laten
endogen ketika predictor variable laten digunakan atau dikeluarkan di
dalam persamaan struktural. Nilai sama dengan 0.02 , 0.15 dan
0.35 dapat diinterpretasiakn bahwa predictor variabel laten memiliki
30
pengrauh kecil, menengah, dan besar pada level struktural (Ghozali &
Latan, 2015).
2.9 Pengertian Internet
Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p598), Internet adalah jaringan
komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan tumbuh dengan pesat yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bisnis, pendidikan, dan pemerintah yang
menghubungkan jutaan komputer yang ada di dunia yang penggunanya berada
dilebih dari 200 negara
Internet adalah jaringan global yang terdiri dari jaringan-jaringan yang
berhubungan satu sama lain, yang dimana jaringan global tersebut meliputi
jutaan jaringan pemerintah, perusahaan, organisasi, dan individu pribadi (Strauss,
2009, p6).
2.10 Pengertian E-Business
Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p594), E-Business adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan proses bisnis, e-commerce, kerjasama dan
komunikasi antar perusahaan dengan pelanggan, pemasok dan pemegang saham
lainya menggunakan teknologi internet.
2.11 Pengertian E-Commerce
Menurut Dave Chaffey (2009, p10), E-Commerce adalah penjualan dan
pembelian melalui media internet dan pertukaran informasi antara organisasi
dengan pihak luar.
Menurut pakar lain Turban (2012, p38). pengertian e-commerce adalah
serangkaian aktivitas bisnis dalam proses membeli, menjual, mengirim, atau
menemukan produk, jasa atau informasi melalui jaringan komputer yang
sebagain besar melalui internet dan intranet.
2.11.1 Dimensi E-Commerce
Dimensi e-commerce menurut Turban (2012, p38) di kelompokan menjadi
beberapa bagian yaitu :
a) Brick and Mortar Organization
Organisasi yang melakukan bisnis secara offline, dan menjual produk fisik
dengan cara membuka toko fisik.
31
b) Virtual Organization
Organisasi yang melakukan bisnis secara online.
c) Click and Mortar Organization
Organisasi yang melakukan beberapa aktivitas bisnis e-commerce yang biasanya
hanya dijadikan jalur pemasaran tambahan.
2.11.2 Pembagian E-Commerce
Menurut Turban (2012, p42) e-commerce berdasarkan jenis transaksinya di
bagi menjadi beberapa bagian yaitu :
• Business to Business (B2B)
Partisipasi pada B2B adalah perusahaan dengan perusahaan lain.
• Business to Consumer (B2C)
Partisipasi pada B2C adalah perusahaan langsung kepada customer.
• Business to Business to Consumer (B2B2C)
Sebuah perusahan menyediakan produk atau jasa pada perusahaan klien yang
memiliki customer sendiri untuk didistribusikan produk atau jasa tersebut.
• Consumer to Business (C2B)
Merupakan kategori dimana suatu individu yang menggunakan internet
menjual produk atau jasa untuk suatu perusahaan, atau individu yang mencari
vendor untuk menawarkan produk atau jasa nya.
• Intrabusiness EC
Merupakan kategori yang mencakup semua aktivitas e-commerce dalam
suatu perusahaan yang menyangkut pertukaran barang, jasa ataupun
informasi antar unit, individu, ataupun bagian.
• Business to Employess (B2E)
Merupakan kategori bagian dari Intrabusiness EC dimana perusahaan mebagi
jasa, informasi, ataupun produk pada setiap karyawan nya.
• Consumer to Consumer
32
Para sesama customer saling bertransaksi.
• Collaborative Commerce
Terjadi ketika suatu individu atau perusahaan melakukan komunikasi,
kolaborasi, ataupun kerjasama dengan memanfaatkan suatu jaringan
komputer.
• E-Goverment
Terdiri dari Goverment to Business (G2B), Goverment to Citizen (G2C), dan
Goverment to Goverment (G2G).
2.11.3 Kerangka Kerja E-Commerce
Aplikasi-aplikasi e-commerce didukung oleh infrastruktur dan lima
area pendukung (Turban, King, Lee, Liang, & Turban, 2010, hal. 49) yaitu
sebagai berikut:
1. People, mencakup penjual, pembeli, perantara, sistem informasi dan
spesialis teknologi, karyawan lain, dan partisipan lainnya
2. Public policy, mencakup maslaah hukum dan kebijakan lain dan
peraturan, seperti perlindungan privasi dan perpajakan, yang
ditentukan oleh pemerintah
3. Marketing and advertisement. Seperti bisnis-bisnis lainnya, e-
commerce biasanya memerlukan dukungan pemasaran dan
periklanan. Hal ini terutama penting dalam transaksi onlinebusiness-
to-consumer (B2C), di mana pembeli dan penjual biasanya tidak
saling mengetahui satu sama lain.
4. Support services. Banyak layanan yang diperlukan untuk mendukung
e-commerce. Layanan dukungan ini mencakup pembuatan konten,
pembayaran, hingga pengiriman pesanan.
5. Business partnership, mencakup usaha bersama (joint venture),
exchange, dan berbagai jenis kemitraan bisnis umum dalam e-
commerce. Kemitraan ini seringkali tercipta di sepanjang rantai
pasokan (misalnya, interaksi antara perusahaan dengan pemasok,
pelanggan, dan mitra lainnya).
33
2.11.4 Manfaat E-Commerce
Berikut adalah manfaat e-commerce (Turban, King, Lee, Liang, &
Turban, 2010, hal. 77) antara lain:
1. Bagi perusahaan
• Jangkauan global.
• Pengurangan biaya.
• Memfasilitasi penyelesaian masalah.
• Peningkatan rantai pasokan.
• Bisnis selalu dalam keadaan buka.
• Kustomisasi/personalisasi.
• Spesialisasi penjual (relung pasar).
• Kemampuan untuk berinovasi, menggunakan model bisnis
baru.
• Waktu untuk masuk ke pasar semakin cepat.
• Biaya komunikasi lebih rendah.
• Pengaadaan yang lebih efisien.
• Peningkatan layanan dan hubungan pelanggan.
• Sedikit perizinan dan pajak lebih kecil.
• Material perusahaan yang up-to-date.
• Membantu UKM untuk bersaing.
• Tingkat persediaan lebih rendah.
• Biaya pendistribusian produk digital lebih rendah.
• Memberikan keuntugan kompetitif.
2. Bagi konsumen:
• Ubikuitas.
• Lebih banyak produk/jasa.
• Produk/jasa yang terkustomisasi
• Produk/jasa lebih murah
• Pengiriman instan
• Ketersediaan informasi
• Tempat partisipasi lelang yang nyaman
34
• Tidak ada panjak penjualan
• Memungkinkan telecommuting
• Sosialiasi elektronik
• Menemukan barang yang unik
3. Bagi masyarakat:
• Memungkinkan telecommuting.
• Lebih banyak layanan publik.
• Meningkatkan keamanan tanah air.
• Meningkatkan standard kehidupan.
• Menutup kesenjangan digital.
2.11.5 Jenis-jenis E-commerce
Menurut Turban (2012), e-commerce dapat dapat diklasifikasikan
berdasarkan pada sifat transaksinya, yaitu :
1. Business to Business (B2B)
Yaitu dalam transaksi B2B baik penjual maupun pembeli adalah
organisasi bisnis.
2. Business to Consumer (B2C)
Yaitu penjual merupakan perusahaan dan pembeli adalah
perorangan.B2C juga biasanya disebut e-tailing.
3. Consumer to Consumer (C2C)
Yaitu seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Istilah C2C ini
biasanya juga disebut pelanggan ke pelanggan.
4. Consumer to Business (C2B)
Dalam C2B, konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk
atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan
produk atau jasa tersebut ke konsumen.
5. Government to Citizen (G2C)
Dalam G2C ini sebuah unit pemerintah menyediakan layanan kepada
para warganya melalui teknologi e-commerce.
6. Mobile Commerce (M-Commerce)
35
Yaitu e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan
menggunakan telepon selluler atau gadget untuk mengakses internet
dan melakukan pembelian barang.
2.11.6 Strategi E-commerce
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003:11)
Gambar 2.2 Strategi E-commerce
2.11.7 Analisis Peluang Pasar
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p73), analisis peluang pasar adalah alat
yang sangat penting baik untuk pengusaha maupun manajer senior yang ingin
meningkatkan bisnisnya yang sekarang atau membuat bisnis baru.
Tujuan dari analisis peluang pasar adalah mengidentifikasi peluang yang
berpotensi tinggi dan memulai ide tentang elemen yang diperlukan di dalam bisnis.
Kerangka kerja untuk menganalisis kesempatan pasar yang mana dapat memberikan
perhatian pada investasi tingkat awal dari membuat ide-ide, termasuk di dalamnya
terdapat 7 tahapan, yaitu:
36
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003, p83)
Gambar 2.3 Framework for Marker Opportunity
2.11.8 Mengidentifikasi Kebutuhan Pelanggan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p84) mengidentifikasi kebutuhan yang
belum terpenuhi oleh sistem yang sedang berjalan, maka supervisor/pemilik perlu
memeriksa 4 kunci lingkungan dan analisis kesempatan, yaitu konsumen, teknologi,
perusahaan, dan persaingan.
Keempat kunci tersebut akan digunakan sebagai peluang e-business dimana
merupakan konfigurasi, sistem sumber daya perusahaan, dan perusahaan, dan
kesempatan bersaing yang terus menerus yang memberikan nilai konsumen yang
khusus dan masuk kedalam lingkungan baru dari peningkatan kenyamanan
pelanggan, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.
37
2.11.9 Mengidentifikasi Pelanggan Tertentu yang Akan Dituju oleh
Perusahaaan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p86) untuk menganalisa hasil dari
proses pengambilan keputusan konsumen, perusahaan harus mengelompokan
konsumen atau melakukan segmentasi pasar.
Ada beberapa acuan yang dapat digunakan dalam menentukan segmentasi
pasar:
• Geografis
Pembagian segmentasi pasar berdasarkan Negara, provinsi, atau kota.
• Demografis
Membagi pasar berdasarkan variable demografis, seperti jenis kelamin,
umur, atau pendapatan.
• Firmografis
Membagi pasar berdasarkan variable spesifik dari perusahaan, seperti
jumlah pegawai atau ukuran perusahaan.
• Perilaku
Membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan biasa membeli dan
menggunakan produk.
• Berdasarkan situasi
Membagi pasar berdasarkan situasi yang menyebabkan produk
dibutuhkan, dibeli, atau digunakan.
• Psikografis
Membagi pasar berdasarkan gaya hidup atau kepribadian.
• Keuntungan
Membagi pasar berdasarkan keuntungan atau kualitas dari suatu
produk.
2.11.10 Menilai Keuntungan yang Berkaitan dengan Kompetitor
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p89) nilai tidak ditentukan dari
perusahaan tapi dari pembeli yang menunggu untuk membayar. Ada dua jenis
pesaing, yaitu :
38
• Pesaing langsung
Merupakan pesaing langsung yang membahayakan perusahaan karena
memiliki segmentasi pasar yang sama
• Pesaing tidak langsung
Merupakan pesaing tidak langsung yang membahayakan karena
memiliki segmentasi pasar yang berbeda atau jenis usaha yg beda.
Terdapat 2 jenis pesaing tidak langsung yaitu :
• Produsen pengganti
Walaupun bergerak di bidang industri yang berbeda namun
memproduksi barang dan jasa yang memiliki fungsi yang sama.
• Pesaing yang berdekatan
Perusahaan yang tidak menawarkan barang dan jasa yang merupakan
barang pengganti langsung akan tetapi memiliki potensi untuk
melakukan hal tersebut.
2.11.11 Menilai Sumber Daya Perusahaan Untuk Memberikan Penawaran
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p93) perusahaan memerlukan bantuan
atau kerjasama dengan perusahaan lain sebagai penyedia jasa untuk menyampaikan
penawaran kepada pelanggan.
2.11.12 Menilai Kesiapan Pasar akan Teknologi
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p95) pada tahap ini perusahaan perlu
menilai kesiapan pasar dengan teknologi yang akan diterapkan oleh perusahaan. Hal-
hal yang perlu dinilai oleh perusahaan, yaitu:
• Kepekaan teknologi
Perusahaan harus melihat trend teknologi, baik dalam masa penerapan
teknologi baru dan efek dari teknologi baru tersebut.
• Adopsi teknologi
Perusahaan juga harus mampu memberikan penilaian yang tinggi
terhadap perpindahan teknologi dan tingkat adopsi dari teknologi yang
berhubungan.
39
• Pengaruh teknologi baru
Perusahaan harus memahami teknologi baru apa yang dapat secara
radikal mengubah tingkat ekonomis dari pengiriman penawaran atau
membutuhkan penyesuaian.
2.11.13 Menentukan Peluang yang Ada Jika Menggunakan Internet
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p96) Untuk menjelaslkan kesempatan
dalam langkah kongkrit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
• Menjelaskan dengan jelas segmen yang ditargetkan di dalam sistem
yang dipilih.
• Mengartikan nilai perencanaan pada tingkat yang tinggi.
• Menerangkan elemen yang diharapkan dapat memberikan keuntungan
bagi pelanggan.
• Mengidentifikasi kemampuan kritis dan sumber daya yang dibutuhkan
perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi pelanggan.
• Memetakan “alasan untuk mempercayai” yang kritis yang kemampuan
nya dan sumber daya yang akan menjadi sumber yang relatif
menguntungkan di dalam kompetisi.
• Mengkategorikan kemampuan kritis.
• Menjelaskan bagaimana perusahaan memaksimalkan kesempatan
tersebut.
• Menyediakan suatu awal yang penting yang menyangkut kesempatan
keuangan perusahaan.
2.11.14 Menilai Ketertarikan Perusahaan Terhadap Peluang
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p96) menilai peluang yang menarik
merupakan dasar dari pelaksanaan perkiraan untuk keuntungan jangka panjang dalam
industri yang khusus sebagai mana posisi persaingan perusahaan yang relatif dengan
industri tersebut.
Untuk membuat penilaian “maju atau tidak maju” dalam pernerapan e-
commerce yaitu dengan menggunakan 8 acuan. Dalam 8 acuan tersebut apabila
40
memiliki lebih banyak positif dibandingkan negatif, maka kemungkinan positif untuk
menerapkan e-commerce. 8 acuan tersebut adalah ;
• Kerentanan kompetisi
Faktor ini ditentukan dengan melihat kuantitas pesaing yang ada. Serta
seberapa banyak pesaing yang telah menerapkan e-commerce. Semakin
sedikit pesaing yang memenuhi kriteria diatas berarti nilainya semakin
positif.
• Kerentanan teknis
Faktor yang ditentukan dengan melihat ketersediaan dan kemampuan
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan
aplikasi e-commerce.
• Besarnya kebutuhan yang belum terpenuhi
Faktor ini ditentukan dari kemampuan aplikasi e-commerce untuk
dapat menjawab kebutuhan pelanggan yang tidak dipenuhi oleh
perusahaan secara offline. Jika ternyata e-commerce dapat memenuhi
nilainya positif
• Interaksi antar segmen
Faktor ini ditentukan berdasarkan interaksi antar segmen yang ada.
Semakin baik interaksi yang tercipta berarti semakin positif pula
nilainya.
• Kemungkinan tingkat pertumbuhan
Faktor ini ditentukan dari presentase pertumbuhan tahunan perusahaan
itu sendiri. semakin besar pertumbuhan sebuah perusahaan, maka
semakin positif nilainya.
• Kerentanan teknologi
Perusahaan juga harus memiliki kemampuan dengan level yang tinggi
pada perkembangan teknologinya baik dari segi teknologi yang ada
maupun dari penggunaan teknologi baru.
• Ukuran pasar
Faktor ini ditentukan besar kecilnya pasar perusahaan. Semakin besar
ukuran pasarnya, makan makin besar nilai positifnya.
• Tingkat profitabilitas
41
Faktor ini ditentukan dari tingkat keuntungan perusahaan. Semakin tinggi
keuntungan perusahaan berarti semakin mendukung aplikasi e-commerce dan
semakin positif nilainya.
2.12 Business Model
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p11), Model Bisnis adalah
respresentasi dari bagaimana sebuah perusahaan akan menghasilkan uang dari proses
bisnis yang dijalankan. Apapun tujuan dari berbisnis itu sendiri, setiap bisnis harus
menentukan model bisnisnya terlebih dahulu seblum menjalankan bisnis tersebut.
Didalam sebuah model bisnis online terdapat 4 tahapan dalam bagian manajemen
senior yang terdiri dari value proposition or vaue cluster for targeted customer, an
online offering , resource system, dan a revenue model.
(Sumber: Rayport dan Jaworski 2003, p11)
Gambar 2.4 Komponen Dari Bisnis Model
2.12.1 Value Cluster
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p112) langkah awal dalam
pembangunan model bisnis online adalah menspesifikasi dengan jelas perencanaan
nilai untuk bisnis. Konstruksi dari perencanaan nilai membutuhkan manajemen untuk
menspesifikasi tiga nilai, yaitu :
42
• Pemilihan segmen
Keputusan awal dalam konstruksi untuk mengelompokan nilai adalh
memilih target segmen. Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
o Ukuran pasar dan tingkat pertumbuhan
o Kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi atau kurang terpenuhi
o Pesaing yang lemah atau tidak ada pesaing
• Pemilihan untuk fokus kepada manfaat konsumen
Manfaat yang dimaksud disini tidak berupa harga yang murah.
Beberapa toko online yang memberikan manfaat berbeda
mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli. Termasuk
diantaranta pelayanan kepada pelanggan, pengiriman yang tepat waktu,
pengiriman dan pengurusan, dan perlindungan privasi
• Pemilihan sumber daya yang unik dan berbeda
Komponen ketiga dari perencanaan nilai adalah memikirkan kenapa
perusahaan online tertentu dapat menyediakan satu atau lebih manfaat
dibandingkan pesaingnya. Komponen ini fokus pada faktor di dalam
perusahaan atau rekan bisnis yang mengarah kepada penyampaian
manfaat yang lebih baik.
2.12.2 Penawaran Online (Online Offering)
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p117), setelah menentukan value
proposition , tahap selanjutnya adalah menentukan penawaran produk, jasa, atau
informasi. Dalam hal ini bukanlah merancang isi dari website tetapi menyediakan
rincian yang jelas dari produk atau jasa yang akan disediakan secara online. Oleh
karena itu, tim manajemen senior harus melakukan tiga tugas yang berurutan, yaitu :
1. Mengidentifikasi ruang lingkup dari penawaran tersebut.
� Category-Specific Dominance
Menjual hanya satu katagori produk atau jasa.
� Cross-Category Dominance
Menjual lebih dari satu produk atau jasa.
2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan oleh pelanggan.
Tahap selanjutnya adalah mengartikulasi proses pengambilan keputusan oleh
pelanggan untuk berbagai jenis katagori produk atau jasa.
43
(Sumber: Rayport dan Jaworski 2003, p117)
Gambar 2.5 Diagram Proses Pengambilan Keputusan Pembeli
3. Memetakan proses pengambilan keputusan oleh pelanggan.
Tahap terakhir dalam membangun penawaran melibatkan pemetaan
pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk membeli barang atau
jasa. Ide ini adalah bahwa website tersebut mampu menuntun
pelanggan untuk melalui semua siklus keputusan pemebelian dan
menyakinkan pelanggan untuk secara terus menerus mengikuti siklus
tersebut.
2.12.3 Sistem Sumber Daya
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p122), sistem sumber daya
menunjukkan bagaimana perusahaan harus memilih dan meluruskan sumber dayanya
untuk menghasilkan keuntungan dari value proposition atau value cluster.
1. Menspesifikasi sistem sumber daya
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p123), ada empat langkah
menspesifikasikan sistem sumber daya, yaitu:
o Langkah 1: Indentify core it the value cluster
44
Keuntungan ini diidentifikasikan pada pembuatan value proposition
atau cluster.
o Langkah 2: Indentify resource that relate to its benefit
Menghubungkan sumber daya yang diperlukan untuk memberikan
keuntungan kepada pelanggan tertentu tanpa memperhatikan apakah
perusahaan memiliki sumber daya tersebut, hanya menghubungkan
saja.
o Langkah 3: Identify to what degree the firm can deliver each benefit
Mengidentifikasikan pada tingkat apa perusahaan dapat memberikan
tiap keuntungan. Melihat ke dalam perusahaan apakah perusahaan
memiliki sumber daya atau harus outsourcing atau bekerja sama.
o Langkah 4: Identified partnes who can complete resource
Mengidentifikasi pemain kunci yang dapat melengkapi sistem sumber
daya. Kita juga haus menyesuaikan model sistem sumber daya untuk
menghubungkan aktifitas ofline atau online dan aset dalam beberapa
kombinasi.
2. Kriteria penilaian kualitas sistem sumber daya
Menurutkan Rayport dan Jaworski (2003, p124), kriteria yang dapat
digunakan untuk menilai kualitas sistem sumber daya, yaitu:
o Keunikan sistem
Menunjukkan pada sumber daya yang membedakan perusahaan dari
pesaingnya.
o Hubungan sumber daya dan keuntungan
Apakah tiap sumber daya mendukung pemberian keuntungan bagi
konsumen?
o Hubungan antara sistem bisnis dunia virtual dan dunia fisikal
Apakah sistem sumber daya online mendukung atau bermasalah
dengan sistem offline?
o Keuntungan yang dapat dipertahankan
Apakah sumber daya mudah ditiru?
45
2.12.4 Model Pendapatan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p128), ada beberapa sumber
pendapatan yang utama, yaitu:
o Advertising
Menghasilkan pendapatan melalui penjualan iklan, sponsor, dll.
o Product, Services or Information Sales
Menghasilkan pendapatan melalui penjualan barang atau jasa melalui
situs.
o Transaction
Menghasilkan pendapatan melalui komisi
o Subscription
Menghasilkan pendapatan melalui pendapatan yang diterima dari biaya
berlakngganan majalah, Koran, atau informasi lainnya.
o License fees
Menghasilkan pendapatan melalui lisensi sebuah produk.
2.12.5 Model Bisnis Online
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p128), setelah menentukan value
proporsition, penawaran online, sistem sumber daya dan model pendapatan, maka
dapat ditentukan model bisnis perusahaan. Ada tujuh alternatif bisnis model online,
yaitu:
1) Metamarket Switchboard Model
Menyatukan pembeli dan penjual berdasarkan aktifitas yang
digunakan konsumen untuk mencapai tujuan tertentu
2) Traditional and Reverse Auction Model
Didesain untuk menyatukan pembeli dan penjual. Pembeli
menawar hingga tidak ada lagi tawaran yang diberikan. Pembeli
dengan harga tertinggi memenangkan barang. Reverse Auction
memungkinkan pemasok menawarkan harga terendah hingga tidak
46
ada lagi tawaran yang diterima. Pemasok dengan harga terendah
mengantarkan barang kepada pembeli
3) Freshest Information Model
Saat ini pengguna dapat mencari informasi tentang apapun segera
4) Highest Quality Model
Perusahaan dengan bisnis model ini umumnya menetapkan harga
tinggi untuk produk, jasa, atau informasinya.
5) Widest Assortment Model
Perusahaan juga dapat bersaing pada kedalaman dan keleluasaan
produk dalam satu kategori atau antar kategori
6) Lowest Price Model
Model ini menjanjikan pelanggan dengan harga online terendah
7) Most Persoalized Business Model
Inti bisnis adalah menyediakan pengalaman unik bagi pelanggan.
2.12.6 Customer Interface
Menurut Rayport dan Jawaorski (2003, p151), terdapat tujuh elemen
perancangan untuk Customer Interface, yaitu :
1) Context
Konteks dari suatu situs terdiri dari estetika dan fungsional penglihatan
dan perasaan. Beberapa situs memilih untuk menitik beratkan pada
gambar, grafik yang menarik, warna dan fitur desain. Namun ada
beberapa yang lain juga memfokuskan kepada tujuan bisnisnya.
Didalam suatu konteks terdapat 2 kriteria, yaitu:
a) Astethic Criteria
Kriteria ini ditekankan pada nilai artistik yang terdapat pada halaman
web seperti penggunaan warna dan grafis yang menarik, pembuatan
button, dan banner sehingga menciptakan desain web yang menarik
dan nyarnan dilihat.
• Color sheme, penggunaan warna yang konsisten agar pengguna
nyaman melihatnya.
47
• Visual themes, ini untuk membantu menceritakan tentang website, jadi
dengan melihat desain dari website pengguna langsung bisa familiar
tentang website.
b) Functional Criteria
Kriteria ini menekankan pada fungsi dan web tersebut sehingga web
dibuat sesederhana mungkin namun ditekankan pada fungsi web itu
sendiri. Fungsi-fungsi ini mencakup:
1) Section breakdown, merupakan cara untuk mengatur situs ke
dalam subkomponen yang ada.
2) Linking structure, menggambarkan cara alternative section
dan suatu situs yang di-link. Contoh : dalam suatu website
terdapat link ke situs lain, maka link tersebut dapat dengan
mudah kembali ke website sebelumnya atau ke page lainnya
dalam suatu website, biasanya dengan adanya tombol back.
3) Navigation tools, menfasilitasi pergerakan setiap user dalam
keseluruhan suatu situs. Contoh : adanya search engine.
4) Speed, desain yang sederhana dan mengurangi penggunaan
gambar yang kompleks akan membuat halaman bisa dibuka
dengan cepat.
5) Reliabity, seberapa sering sebuah webdown adalah bukti
ketidak handalannya. Seringnya maintenance akan
mengurangi kehandalan dari sebuah website.
6) Platform independence
Bagaimana sebuah website dapat berjalan di segala browser
termasuk browser yang sudah lama.
7) Media accessibility
cara sebuah website dapat di-download ke berbagai media
platform. Website sebaiknya disederhanakan dan didesain
untuk dapat terpenuhi standarnya oleh berbagai platform dan
dapat diterima oleh para pengguna.
2) Content
48
Content diartikan sebagai subjek digital yang penting bagi suatu situs.
Bentuk subjek digital ini seperti teks, grafik, audio, dan video.
Context berfokus kepada bagaimana situs didesain sedangkan content
berfokus pada apa yang dipresentasikan. Dimensi content terdiri dari:
a. Offering mix, content dan web meliputi produk yang ditawarkan,
informasi, dan layanan.
b. Appeal mix, content dan web meliputi promosi dan pesan-pesan
yang ingin dikomunikasikan oleh perusahaan dan sebuah web.
c. Multimedia mix, mengarah pada variasi media yang terdapat
dalam sebuah web.
d. Timeliness mix, website yang berisikan informasi yang peka
terhadap waktu penyampaian nya, seperti harga satuan.
3) Community
Komunitas merupakan ikatan hubungan yang terjadi antara sesama
pengunjung atau pelanggan dan sebuah website karena adanya
kesamaan minat dan hobi. Terdapat tiga tipe komunitas, yaitu:
a. Nonexistent
Situs tidak mempunyai penawaran komunitas, tidak mempunyai
cara untuk pelanggan dapat berinteraksi satu dengan yang lain,
baik secara perorangan atau satu dengan banyak.
b. Limited
Situs yang menawarkan fitur seperti membaca dan mengirim
informasi cerita atau pendapat.
c. Strong
Situs dengan penawaran komunitas yang kuat, menawarkan
fungsi komunitas yang ineraktif seperti email dan contact us.
4) Customization
Diartikan sebagai kemampuan suatu situs untuk mendesain dirinya
sendiri atau didesain oleh pengguna atau user. Dimensi dan
customization, yaitu:
a. Generic, mempunyai kemampuan yang rendah untuk melakukan
customize.
49
b. Moderately customized, setiap kebiasaan yang dilakukan user
disimpan, ketika user mengunjungi kembali kebiasaan tersebut
akan ditampilkan.
c. Hightly customized, membuat usaha yang ekstrim untuk
memberikan setiap user pengalaman individu, yaitu: mengizinkan
setiap user memilih tampilannya dan isi sendiri.
5) Communication
Komunikasi mengarah pada dialog antara perusahaan dengan
konsumen. Klasifikasi komunikasi terbagi menjadi empat, yaitu:
a. One to many non responding user
Situs ini mengirim komunikasi secara luas ke pendengar yang
telah ditemukan, biasanya melalui email, pesan ini biasanya
bersifat informasi, tidak dimaksudkan bagi pelanggan untuk
membalas.
b. One to many responding user
Sistus ini mengirim pesan kepada pelanggan yang telah trdaftar
dan mengundang mereka untuk memberikan komentar dan
respon.
c. One to one, non responding user
Situs ini mengirim pesan individu kepada pelanggan tertentu
untuk mengeahui ketertarikan dan kebutuhan pelanggan. Biasanya
berupa pesan pengingat.
d. One to one responding user
Sistus ini mengirim informasi individu seperti pengingat, tetapi
pada kasus ini pelanggan dapat merespon, baik dengan cara
mengirim informasi melalui e-mail atau interaksi langsung.
Tujuannya unuk menawarkan peerhaian individu yang sama
dengan apa yang didapat pelanggan dari pasar tradisional. Selain
itu situs ini juga memungkinkan user untuk memberikan
pertanyaan yang tidak terdapat dalam FAQ kepada customer
service.
6) Connection
50
Connection adalah derajat derajat dimana sebuah website terhubung
dengan website lainnya. Klasifikasi connection terbagi menjadi tiga,
yaitu:
a. Destination site, menyediakan isi website secara eksklusif dengan
link yang sangat sedikit.
b. Hub site, merupakan kombinasi dari isi yang dihasilkan sendiri
link tertenu untuk website yang berhubungan. Pengguna biasanya
mengunjungi hub site karena mereka bertindak sebagai gateaway
unuk infomasi pada indusri dan topik tertentu.
c. Portal site, serdiri dari informasi yang didapat dengan cara
ousource dan link yang menuju website lainnya dengan sedikit
atau tidak ada isi yang dihasilkan sendiri.
7) Commerce
Diartikan sebagai fitur dan customer interface yang membantu
website untuk menjalankan transaksi keuangan. Beberapa alat
fungsional yang terdapat pada e-commerce, yaitu:
o Pendaftaran
o Keranjang belanja
o Keamanan
o Persetujuan kartu kredit
o One click shoping
o Pemesanan melalui website lain
o Konfigurasi teknologi
o Pelacakan pemesanan
o Pemilihan pengiriman
Setelah mengevaluasi fugsi perdagangan apa yang diterapkan pada website,
sangat memungkinkan untuk mengklasifikasi kemampuan dari perdagangan,
yaitu:
1. Low
Website ini mempunyai kemampuan untuk merespon transaksi, tetapi
hanya memiliki sedikit fitur e-commerce.
2. Medium
51
Website ini tidak mempunyai semua fitur commerce, transaksi
keuangan adalah fitur yang diperlukan tapi bukanlah tujuan utama
3. High
Website ini dilengkapi dengan semua fitur commerce, biasanya dimili perusahaan
offline yang besar atau perusahaan online yang baru didirikan dengan jumlah banyak.
2.12.7 Market Communication and Branding
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p194), terdapat empat komunikasi
pasar yang dapat dilakukan oleh perusahaan online untuk menarik pelanggan baru,
yaitu :
1. Komunikasi Online Umum
Komunikasi online umum adalah komunikasi yang dilakukan tidak
kepada satu pengguna saja tetapi komunikasi ke semua pengguna, seperti
dengan menggunakan :
� Iklan banner
� Kemitraan
� Informasi pelanggan
� Transaksi Online
2. Komunikasi Online Personal
Komunikasi secara online kepada atau fokus kepada 1 pengguna saja.
Komunikasi online personal data dikategorikan menjadi lima bentuk,
yaitu :
� Email Personal
� Rekomendasi Personal
� Iklan Personal
� Halaman Web Personal
� Toko e-commerce personal
3. Pemasaran massal tradisional
Saat ini komunikasi tradisional masih bayak digunakan seperti dengan
menggunakan media radio, koran, dan televisi.
4. Komunikasi Langsung.
52
Komunikasi langsung dapat menggunakan banyak cara dari sales
penjualan, penjualan retail, dan penjualan melalui telepon atau
telemarketing.
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p214), terdapat 10 tahap dalam melakukan
proses branding, yaitu :
1. Clearly define the brand audience
Menentukan dengan jelas target pasar yang dituju.
2. Understand the target pelanggan
Setelah menentukan target pasar yang dituju, hal ini akan sangat berguna
untuk mendeskripsikan tipe pelanggan yang dapat membawa target segmen
menjadi kenyataan. Baik untuk lingkungan online dan offline memerlukan
pemahaman dalam mengenali prilaku pelanggan.
3. Identify key leverage point in pelanggan experience
Mengidentifikasikan kesamaan karateristik pada target segmen karena
langkah ini dapat menjadi pertimbangan untuk perusahaan dalam menentukan
harga produk, tampilan layar.
4. Continually monitor competitors
Secara berkala melakukan pengamatan kepada para kompetitor perusahaan
baik pada lingkungan online dan offline.
5. Design compelling and complete brand intent
Tujuanya adalah mendeskripsikan bersahabat dengan pelanggan dan
bagaimana brand seharusnya diinterpretasikan dari sudut pandang pelanggan.
6. Execute with integrity
Pada langkah ini perusahaan harus dapat memberikan kualitas dan pilihan
yang jelas dan terpecaya kepada para pelanggan nya.
7. Be consistent over time
Brand yang kuat memerlukan waktu, tentunya pada internet juga
membutuhkan waktu untuk menciptakan brand . oleh karena itu kunci nya
adalah pesan yang konsisten, sehingga setiap pelanggan dapat memiliki
pengalaman dengan brand.
8. Establish feedback system
Meyediakan alat yang dapat menanggapi dan memberikan reaksi kepada
pelanggan.
9. Be opportunistic
53
Membangun brand adalah dengan menggunakan cara yang tidak biasa
digunakan sehingga perusahaan dapat menjadi yang pertama dan dapat
berkomunikasi dengan cara baru
10. Invest and be patient
Dalam hal ini brand perlu dijaga dan diatur setiap waktu. Berhati-hati dengan
investasi, kesabaran jangka panjang, dan kemampuan untuk terus fokus pada
perjalanan jangka panjang yang penting.
2.12.8 Implementation
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p236) setelah perusahaan dapat
menarik pelanggan ke website, maka website tersebut harus dapat memberikan
pengalaman kepada konsumen seperti apa yang telah dijanjikan.
Gambar 2.6 Framework for Implementation
(Sumber : Menurut Rayport dan Jaworski 2003, p237)
Gambar diatas merupakan kerangka implementasi dimana ada 7 faktor yang
membangun sistem sumber daya yang kuat dan bertahan.
Business
Model
Human
assets
Process Partnership
Organizationa
l Structure leadership
Culture System
54
1. Aset Manusia
Terdapat empat bagian utama dalam asset manusia yang biasa
dilakukan oleh semua perusahaan, yaitu perekrutan, pemilihan,
pengembangan, dan mempertahankan pekerja.
a. Perukrutan merupakan tugas untuk mencari pekerja yang tepat
b. Pemilihan merupakan proses membuat keputusan menyewa dan
penawaran kerja formal
c. Pengembangan merupakan pelatihan yang diberikan kepada
pekerja untuk menonjolkan kelebihannya
d. Mempertahankan merupakan usaha untuk menjaga pekerja yang
bertalenta untuk tetap setia pada perusahaan
2. Proses
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p243) proses merupakan pola
dari interaksi, koordinasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan yng
digunakan pekerja sebagai patokan bagaimana pekerjaan dilakukan.
Berikut proses yang harus diterapkan perusahaan online selama
implementasi :
a. Proses mengalokasikan sumber daya
b. Proses pengaturan sumber daya manusia
c. Proses penyaluran dan manufakur
d. Proses pembayaran
e. Proses dukungan atau penanganan pelanggan
3. Sistem
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p248), sistem adalah rutinitas
atau prosedur yang dibangun untuk organisasi dan dapat dihubungkan
dengan berbagai aspek dalam organisasi
a. Sistem teknologi informasi
b. Sistem evaluasi dan kompensasi
c. Manajemen rantai pasokan
55
4. Budaya
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p256), budaya organisasi
adalah konteks sosial yang menjelaskan bagaimana seseorang
melakukan dan cara bekerja di dalam organisasi, budaya
memepengaruhi keputusan dibuat. Dihubungkn dengan sistem,
budaya berperan sebagai pengatur pekerja yang tidak formal yang
mungkin dapat mengurangi kebutuhan birokrasi dan prosedur.
5. Kepemimpinan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p259), kepemimpinan
mempengaruhi performa sesuatu, organsasi dalam segala aspek.
Pemimpin memainkan peranan penting dalam menjalankan strategi.
Pemimpin memastikan strategi diterjemahkan dalam rencana kerja
dan target performa. Pemimpin harus mmpunyai pandangan ke depan
dan menyiapkan organisasi untuk menghadapi kesulitan dan
perusahaan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
6. Partnership
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p261) partnership adalah
persetujuan antara dua atau lebih peusahaan yang mendatangkan
keuntungan untuk keduanya. Parenership meliputi strategi aliansi
formal, afiliasi, join offering, persetujuan pemasaran, lisensi produk,
penyedia, dan penelitian dan pengembangan partnership.
7. Struktur Organisasi
Selain perusahaan online dan offline murni, terdapat juga perusahaan
campuran. Perusahaan campuran menggabungkan system online dan
offline. Terdapat dua jenis dari perusahaan campuran, yaitu:
o Single organization
Single organization adalah perusahaan dimana akifitas bisnis
online dan offline terdapat pada bisnis uni yang sama.
o Dual organization
Pada dual organization, akifitas bisnis online dan offline terpisah
pada suatu perusahaan yang sama.
56
2.12.9 Metrics
Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p273) kegunaan metrics adalah:
• Strategi perusahaan berubah dengan cepat sehingga metrics dibutuhkan untuk
mengevaluasi strategi perusahaan harus berubah secara terus menerus agar
dapat digunakan.
• Ukuran adalah sumber daya yang intensif tidak ada orang yang punya waktu
untuk menganalisanya dan mengimplementasi apa yang dipelajari. Dengan
memastikan apa yang diukur sejalan dengan strategi. Data yang diperoleh
lebih relevan dan lebih mudah dimengerti.
• Hasil dari pengukuran dapat dibesar-besarkan sehingga perusahaan kelihatan
lebih baik bagi investor. Oleh karena komunitas keuangan sudah tidak
menggunakan tipe metrics ini untuk menilai investasi, perusahaan tidak lagi
mempunyai alasan untuk meninggikan jumlahnya.
• Metrics yang bermakna berubah pada waktu internet. Perusahaan
menjalankan metrics untuk mengetahui sebaik apa mereka menjalankan
strategi perusahaan.
Perusahaan online yang baik dapat diwujudkan dengan menggunakan balanced
scorecard yang dapat menghasilkan bisnis yang baik dengan menggunakan 4
kategori metrics, yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan
pembelajaran dan pertumbuhan. Ada 3 kelemahan balanced scorecard dalam bisnis
online, yaitu: tidak menyediakan definisi strategi, tidak menjelaskan kemampuan
perusahaan, dan tidak mengikutsertakan kerjasama.
Dalam metrics terdapat pelaksanaan dashboard yang di dalamnya
terdapat 5 langkah:
1. Menggambarkan strategi bisnis.
2. Mengambil tindakan untuk menjalankan strategi.
3. Memilih metrics.
4. Menentukan indikasi awal dan indikasi metrics yang dipilih.
5. Menghitung tingkatan pada saat ini dan tingkat target kinerja.
57
2.13 Konsep Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)
Analisis dan perancangan sistem berorientasi objek dilakukan dengan
menggunakan metodologi Unified Process (UP). Adapun fase-fasenya adalah
sebagai berikut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009):
1. Inception: Fase ini meliputi pengembangan, visi sistem, pembuatan
business case, penentuan cakupan, dan pembuatan perkiraan kasar
mengenai biaya dan jadwal.
2. Elaboration: Fase ini meliputi perbaikan visi, pengidentifikasian dan
penggambaran semua kebutuhan, pematangan cakupan, perancangan
dan pengimplementasian arsitektur dan fungsi inti, dan pembuatan
perkiraan yang realistis mengenai biaya dan jadwal.
3. Construction: Fase ini meliputi implementasi elemen-elemen yang
beresiko rendah, dapat diprediksi, dan mudah yang tersisa secara
iteratif dan persiapan untuk deployment.
4. Transition: Fase ini meliputi uji beta, dan deployment, sehingga
pengguna memiliki sistem kerja dan siap untuk menerima manfaat
seperti yang diharapkan.
2.14 Framework 7C
Framework 7C merupakan suatu 7 elemen dalam merancang tampilan user
interface suatu website. 7 elemen dalam 7C adalah Context, Content, Community,
Customization, Communucation, Connection, dan Commerceyang dimana masing-
masing dari 7 elemen tersebut harus disesuaikan agar user interface suatu website
dapat memenuhi model bisnis (Rudy, et all, 2011).
2.15 UML (Unified Modeling Language)
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 46), Unified Modeling
Language adalah “suatu set standar konstruksi model dan notasi yang didefinisikan
oleh Object Management Group. Dengan menggunakan UML, analis dan pengguna
dapat mengerti berbagai variasi diagram yang digunakan dalam projek
pengembangan sistem.” Sebelum adanya UML, tidak ada standar, sehingga diagram
dapat menjadi membingungkan, karena pembuatannya berbeda dari perusahaan ke
perusahaan lain, (atau dari buku ke buku). Selanjutnya penulis akan membahas
58
mengenai teori model yang akan digunakan dalam penulisan, yaitu meliputi Activity
Diagram, Domain Model Class Diagram, Multilayer Sequence Diagram, Use Case
Diagram, dan Use Case Description.
2.15.1 Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 57), “sebuah Activity Diagram
mendeskripsikan aktivitas dari user (atau sistem); siapa yang mengerjakan setiap
aktivitas, dan alur berurutan akan aktivitas tersebut.” Berikut adalah simbol-
simbol yang digunakan dalam Activity Diagram:
Gambar 2-1 : Simbol Activity Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 57)
Gambar diatas menunjukan simbol-simbol dasar yang digunakan pada
Activity Diagram. Lingkaran oval menggambarkan suatu aktivitas. Panah
menggambarkan alur berurutan dari setiap aktivitas. Lingkaran hitam
menggambarkan awal dan akhir dari workflow. Bentuk diamond
menggambarkan decision point dimana alur akan mengikuti satu arah atau yang
lainya. Swimlane menunjukan siapa yang mengerjakan aktivitas tersebut. Garis
hitam tebal menggambarkan synchronization bar yang berfungsi menunjukan
aktivitas yang dilakukan secara bersamaan. Berikut adalah contoh Activity
Diagram yang menggambarkan proses online checkout:
59
Gambar 2-2 : Activity Diagram; Online Checkout
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 59)
2.15.2 Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 69), sebuah Use case adalah
“sebuah aktivitas yang dilakukan oleh sistem, sebagai respon akan request yang
dilakukan oleh user.”
60
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 78), Use Case Diagram adalah
“model UML yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antar Use case
dengan Actor yang mengerjakanya.”
Gambar 2-3 : Use Case Diagram ‘Customer Account Subsystem’
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 82)
Gambar diatas menunjukan contoh Use Case Diagram. Actor
digambarkan dengan stick figure, dan garis lurus digunakan untuk
menggambarkan relasi antar Actor dan use case. Dalam relasi antar use case,
terdapat 2 jenis hubungan khusus, yaitu:
61
• <<includes>>; yaitu hubungan antar use case yang menunjukan bahwa
satu use case termasuk dalam use case lain.
• <<extends>>; yaitu hubungan antar use case yang menunjukan bahwa
satu use case memiliki kemungkinan untuk dilanjutkan ke use case lain.
2.15.3 Fully Developed Use Case Description
Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 121) mengemukakan bahwa Use Case
Description "adalah suatu model textual yang mendaftarkan dan mendeskripsikan
proses apa saja yang dilakukan dalam sebuah use case.”
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 122) Fully Developed Use Case
Description adalah “metode yang paling formal dalam mendokumentasikan
sebuah use case.” Dalam sebuah Fully Developed Use Case Description, baris
pertama digunakan untuk menjelaskan nama use case. Baris kedua digunakan
untuk menjelaskan scenario yang ada pada use case tersebut. Baris ketiga
digunakan untuk menjelaskan event apa yang memicu terjadinya use case. Baris
keempat digunakan untuk menjelaskan brief description atau deskripsi singkat
akan use case tersebut. Baris kelima digunakan untuk menjelaskan actor yang
terlibat dalam use case. Baris keenam digunakan untuk menjelaskan use case lain
yang terlibat dengan use case. Baris ketujuh digunakan untuk menjelaskan
stakeholder yang terlibat dalam use case. Baris kedelapan - preconditions,
menjelaskan keadaan apa yang harus dipenuhi sebelum use case dilakukan. Baris
kesembilan - postconditions, menjelaskan keadaan apa yang harus dipenuhi
setelah use case dijalankan. Baris kesepuluh digunakan untuk menjelaskan alur
aktivitas antara actor dan sistem. Baris kesebelas digunakan untuk menjelaskan
exception conditions, yaitu keadaan alternatif yang mungkin terjadi. Berikut
adalah contoh sebuah Fully Developed Use Case Description yang
menggambarkan use case create customer account:
62
Gambar 2-4 : Fully Developed Use Case Description ‘Create Customer Account’
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 123)
2.15.4 Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 101) sebuah class adalah
“sebuah kategori atau klasifikasi dari sebuah benda atau objek.” Sedangkan domain
class adalah “sebuah class yang mendeskripsikan objek dari problem domain.”
Domain Model Class Diagram adalah sebuah class diagram yang hanya
memasukan class dari problem domain. Berikut adalah contoh gambar yang
menggambarkan sebuah Domain Model Class Diagram untuk sebuah bank:
63
Gambar 2-5 : Domain Model Class Diagram untuk sebuah bank
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 103)
Dan berikut adalah gambar yang menjelaskan tentang multiplicity pada class
diagram:
Gambar 2-6 : Multiplicity pada Class Diagram.
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 102)
64
2.15.5 Multilayer Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 332) Sequence Diagram adalah
“sebuah tipe diagram interaksi yang menekankan urutan dari pesan yang
dikirimkan antara objek untuk sebuah use case tertentu.” Berikut adalah contoh
gambar yang menggambarkan sebuah System Sequence Diagram:
Gambar 2-7 : SSD untuk use case ‘Create Customer Account’
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2012: 333)
Multilayer Sequence Diagram adalah “Sequence Diagram yang
menggambarkan interaksi antar objek dalam sistem dengan menggunakan View
Layer, Domain Layer, dan Data Layer.” Berikut adalah contoh gambar Multilayer
Sequence Diagram:
65
Gambar 2-8 : Contoh Multilayer Sequence Diagram menggunakan View Layer,
Domain Layer, dan Data Layer.
Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 454)
2.16 Kerangka Pikir
ANALISA PROSES BISNIS YANG SEDANG BERJALAN PADA CMYK.PROJECT
DATA PRIMER : • WAWANCARA
• KUISIONER
DATA SEKUNDER : • BUKU • JURNAL
• SUMBER ONLINE
66
Gambar 2-9 : Kerangka Pikir
Sumber: Data olahan penelitian, 2016
ANALISA KUISIONER
ANALISA SEM-PLS
PERSUASIVE MESSAGES
BELIEFS AND ATTITUDE
BEHAVIORAL INTENTION
OVERALL SATISFACTION
TRUST
ANALISIS PENGARUH VARIABEL
USULAN HASIL ANALISIS
PERANCANGAN WEBSITE E-COMMERCE 1. ACTIVITY DIAGRAM 2. USE CASE DIAGRAM
3. USE CASE DESCRIPTION 4. CLASS DIAGRAM
5. MULTILAYER SEQUENCE DIAGRAM 6. USER INTERFACE
KESIMPULAN DAN SARAN