landasan dan mazhab filsafat pendidikan
-
Upload
femy-trigita-sentani -
Category
Documents
-
view
368 -
download
2
description
Transcript of landasan dan mazhab filsafat pendidikan
LANDASAN PENDIDIKAN
DAN
MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
DISUSUN OLEH:
FEMY TRIGITA SENTANI 1715132597
HESTY ANNISA 1715132583
LAILATUL ROFIQO 1715132584
KELOMPOK III
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas izin-Nyalah
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan yang berjudul
Landasan Pendidikan dan Mazhab Filsafat Pendidikan. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen pembimbing kami.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan memperkaya khazanah
keilmuan kependidikan mengenai landasan pendidikan yang akan menjadi titik tolak dalam
menetapkan tujuan pendidikan, memilih isi pendidikan, memilih cara-cara pendidikan, dst.
Melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pembimbing kami beserta teman-teman yang telah memberikan masukan untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini ada manfaatnya dalam mencapai
tujuan yang diharapkan.
20 September 2013
Hormat kami,
Penyusun
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2
1.3 TUJUAN..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3
2.1 LANDASAN FILOSOFIS...............................................................................................3
MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN.................................................................................3
1. ESENSSIALISME.....................................................................................................4
2. PERENNIALISME....................................................................................................4
3. PRAGMATISME & PROGESIVISME.....................................................................5
4. REKOSNTRUKSIONISME......................................................................................5
2.2 LANDASAN SOSIOLOGIS............................................................................................6
2.3 LANDASAN KULTURAL.............................................................................................7
2.4 LANDASAN PSIKOLOGIS............................................................................................7
2.5 LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI........................................8
2.6 LANDASAN RELIGI......................................................................................................9
2.7 LANDASAN HUKUM....................................................................................................9
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah khas milik manusia. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah
dengan kehidupan manusia. Karena pendidikanlah yang membedakan manusia dengan
makhluk lain. Dengan adanya pendididkan manusia dapat menumbuhkembangkan
potensi-potensi kemanusiannya.
Pendidikan menurut John Dewey pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan
sesama manusia. Jadi dengan adanya pendidikan manusia akan mendapatkan hakikatnya
sebagai manusia.
Pendidikan sebagai usaha yang sistematis selalu bertolak pada sejumlah landasan.
Landasan-landasan pendidikan tersebut sangat penting karena memberikan pijakan dan
arah terhadap pembentukan manusia khususnya Indonesia, dan serentak dengan itu,
mendukung perkembangan masyarakat bangsa dan negara. Beberapa diantara landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, kultural, psikologis, IPTEK,
religius dan hukum.
Pendidikan diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan
sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Kajian landasan filsafat, sosiologis,
dan kultural akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan
pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya. Selanjutnya, terdapat dua landasan lain
yang selalu erat kaitannya dalam setiap upaya pendidikan, utamanya pengajaran, yakni
landasan psikologis yang akan membekali tenaga kependidikan dengan pemahaman
perkembangan peserta didik dan cara-cara belajarnya, serta landasan IPTEK yang akan
membekali tenaga kependidikan tentang sumber bahan ajaran.
Dalam makalah ini, kami akan memaparkan berbagai landasan pendidikan dan
mazhab filsafat pendidikan serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya.
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah
1) Apa saja macam-macam landasan pendidikan yang mendukung kegiatan pendidikan?
2) Apa saja perbedaan antara landasan yang satu dengan landasan yang lain?
3) Bagaimana implementasi setiap landasan pendidikan dalam dunia pendidikan Indonesia?
4) Apa saja macam-macam mazhab filsafat pendidikan?
1.3. Tujuan
Praktek pendidikan diupayakan pendidik dalam rangka memfasilitasi peserta didik
agar mampu mewujudkan diri sesuai kodrat dan martabat kemanusiaannya. Tujuan dalam
pembahasan landasan-landasan pendidikan serta mazhab pendidikan ini yaitu :
a. Mengetahui bahwa landasan – landasan pendidikan sebagai titik tolak praktek pendidikan,
maksudnya landasan pendidikan ini akan menjadi titik tolak dalam menetapkan tujuan
pendidikan, memilih isi pendidikan, dan memilih cara – cara pendidikan.
b. Memahami berbagai landasan pendidikan, yaitu landasan filosofis, sosiologis, kultural,
psikologis, IPTEK, religius dan hukum, baik pada pendidikan pada umumnya maupun
khusu untuk Indonesia.
c. Mengetahui dan memahami macam-macam mazhab dalam pendidikan.
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, misalnya apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, dan apa
tujuan pendidikan itu. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat
falsafah. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal sampai keakar-akarnya, menyeluruh dan
konseptual, yang menghasilkan konsep-konsep mengenai kehidupan dan dunia.
Landasan filosofis terhadap pendidikan dikaji terutama melalui filsafat pendidikan,
yang mengkaji pendidikan dari sudut filsafat. Misalnya:
Apakah pendidikan itu?
Pendidikan adalah berupa pengetahuan tentang hakikat pendidikan. Jadi,
pendidikan berada bersama manusia sejak dari asal mulanya, eksistensi, dan
sampai pada tujuan hidup. Karena asal mula manusia dari Tuhan, maka bagi
manusia potensi manusia juga berasal dari Tuhan. Dengan sifat spiritual
keilahian manusia, manusia justru mempunyai kemampuan untuk melakukan
perubahan dan pengembangan dirinya sebagai manusia melalui seluruh
rangkaian kegiatan pendidikan. Dalam hal ini pendidikan berhakikat
memanusiakan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Mengapa pendidikan meruapakan suatu keharusan untuk dilakukan oleh manusia?
Pendidikan itu perlu dan penting bagi manusia, karena manusia lahir
dalam keadaan labil. Artinya, manusia lahir dalam bentuk potensi yang harus
ditumbuh-kembangkan. Jika manusia tidak melakukan pendidikan, dapat
dipastikan setiap kelahiran tidak dapat melangsungkan eksistensinya. Jadi
manusia hidup mempunyai tujuan kehidupan. Berbeda dengan seekor hewan yang
meski tanpa pendidikan langsung bisa melanjutkan kehidupannya, karena sekedar
hidup secara naluriah tanpa harus berusaha mencapai tujuan kehidupan.
Bagaimana pendidikan seharusnya diselenggarakan agar tujuan pendidikan yang
benar dapat dicapai?
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan dilaksanakan dalam berbagai jenis, bentuk, dan metode serta
dimulai dari keluarga, sekolah, sampai masyarakat. Oleh karena itu, masing-
masing pihak harus saling melakukan kontrol demi relevansinya untuk pencapaian
tujuan pendidikan yaitu tujuan kehidupan itu sendiri.
Untuk apakah manusia menyelenggarakan pendidikan?
Hal ini bersangkutan mengenai persoalan tujuan. Tujuan penyelenggaraan
pendidikan adalah agar setiap individu berwawasan hidup serta mampu
beraktivitas dalam menjalankan kewajiban hidupnya baik secara spiritual,
intelektual, maupun moral.
Pendidikan itu mungkin diberikan dan bahkan harus, karena manusia adalah
makhluk individualitas, makhluk sosialitas, makhluk moralitas, makhluk personalitas,
makhluk budaya, dan makhluk yang belum jadi.
Ada empat mazhab filsafat pendidikan diantaranya Essensialisme, perenialisme,
pragmatisme, progresivisme, rekonstruksionalisme. Mazhab-mazhab filsafat pendidikan
tersebut mempengaruhi pandangan, konsep, dan praktik pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1) Essensialisme
Essensialisme merupakan aliran atau mazhab pendidikan yang menerapkan filsafat
idealisme dan realisme secara eklektis. Aliran ini mengutamakan gagasan-gagasan yang
terpilih, yang pokok-pokok, yang hakiki ( esensial ), yaitu liberal arts. Yang termasuk the
liberal arts adalah bahasa, gramatika, kesusasteraan, filsafat, ilmu kealaman, matematika,
sejarah dan seni.
Karena itu, essensialisme mencurahkan usaha untuk:
a. Menelaah isi kurikulum dengan memisahkan yang esensial (pokok) dan mana yang tidak
esensial dan program sekolah.
b. Membangun kembali kewibawaan guru di dalam sekolah.
2) Perenialisme
Perenialisme hampir sama dengan essensialisme, tetapi lebih menekankan pada
keabadian atau ketetapan atau kehikmatan ( perennial = konstan ). Ada pun persamaan
antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela kurikulum tradisional yang
berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok (subject centered).
Perbedaannya ialah pernialisme menekankan keabadian teori kehikmatan, yaitu:
a. Pengetahuan yang benar (truth).
b. Keindahan (beauty).
c. Kecintaan kepada kebaikan (goodness).
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
Juga sebaliknya kurikulum bersifat wajib dan berlaku umum, yang harus mencakup:
a. Bahasa
b. Matematika
c. Logika
d. Ilmu Pengetahuan Alam
e. Sejarah
Dalam aliran ini menggambarkan pendidikan menekankan pentingnya penanaman nilai
kebenaran, keindahan, kebaikan. Hal ini juga sesuai dengan relaitas kehidupan manusia
yang di dalam dirinya selalu condong kepada kebaikan dan kebenaran yang bisa diterima
oleh masyarakat umum. Jika hal tersebut tidak tampak dalam penyelenggaraan pendidikan
maka akan tidak bisa diterima dan menimbulkan pro dan kontra.
3) Pragmatisme dan Progresivisme
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu
harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis. Pragmatisme aliran filsafat yang menekankan
pada manfaat atau kegunaan praktis. Penerapan konsep pragmatisme secara eksperimental
melalui 5 tahap, yaitu:
a. Situasi tak tentu.
b. Diagnosis.
c. Hipotesis.
d. Pengujian Hipotesis.
e. Evaluasi
Progresivisme (gerakan pendidikan progresif) mengembangkan teori pendidikan yang
mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain : Anak harus bebas untuk dapat
berkembang secara wajar. Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk
merangsang minat belajar. Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan
belajar. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan reformasi
pedagosis dan eksperimentasi.
Aliran ini pada hakekatnya mengajarkan kepada pendidik dan penyelenggara
pendidikan untuk mendidik bagaimana berpikir kritis, sistematis, ilmiah dan mampu
menguji kebenaran dalam ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah. Karena kebenaran
yang ada itu bisa bersifat relatif bahkan bisa menjadi salah jika ditemukan teori yang baru.
4) Rekonstruksionisme
Aliran rekonstruksionisame merupakan kelanjutan dari progresivisme. Mazhab ini
berpandangan bahwa pendidikan/ sekolah hendaknya memelopori melakukan
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
pembaharuan. Dengan demikian, individu tidak hanya belajar tentang pengalamn-
pengalaman kemasyarakatan masa kini di sekolah, tetapi haruslah memelopori masyarakat
ke arah masyarakat baru ynag diinginkan. Tidak setiap individu dan kelompok dapat
memecahkan masalah kemasyarakatannya secara sendiri-sendiri, oleh karena itu,
pendidikan/sekolah harus mengembangkan ideologi kemasyarakatan yang demokratis.
2.2. Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua invidu, bahkan
dua generasi yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Oleh karena
itu, pendidikan dapat berlangsung dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kajian sosiologis tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur
pendidikan yaitu baik secara informal, formal maupun nonformal. Dengan meningkatkan
perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan maka lahirlah cabang sosiologi dalam
pendidikan
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi
pendidikan meliputi 4 bidang, yaitu:
a) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b) Hubungan kemanusiaan di sekolah.
c) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
d) Sekolah dalam komunitas.
Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial sebagai sarana untuk
memahami sistem pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup masyarakat.
Bila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga adalah sangat penting, karena
keluarga merupakan lembaga sosial yang pertama disetiap manusia, sesuai dengan UU RI
No. 2 Tahun 1989 Pasal 10 Ayat 4.
Disamping keluarga dan sekolah proses pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh
berbagai kelompok sosial dan masyarakat, seperti: kelompok keagamaan, kelompok
sebaya, karang taruna, organisasi pemuda, pramuka, dan lain-lain. Kelompok-kelompok ini
merupakan agen sosialisasi yang mempunyai pengaruh kuat.
Paparan tersebut merupakan contoh pengaruh masyarakat terhadap pendidikan, mulai
dari keluarga, kelompok sebaya, dan sebagainya. Tentang hal ini terdapat persoalan klasik
yang telah dikaji sejak dulu. Yaitu apakah pendidikan mempersiapkan anak untuk hidup
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
didalam masyarakatnya atau mempersiapkan untuk membarui masyarakat. Seperti tampak
dibanyak negara dalam pelaksanaannya diupayakan keseimbangan antara kelestarian dan
pengembangan budaya dan masyarakat.
2.3. Landasan Kultural
Dalam UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 1 ayat 2 ditegaskan bahwa yang dimaksudkan
dengan Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Nilai-nilai dasar
bangsa Indonesia yang kukuh yang berhubungan dengan latar belakang budaya masyarakat
Indonesia antara lain adalah:
1. Kemerdekaan
2. Keseimbangan
3. Kebudayaan
4. Kemandirian
5. Kejujuran, kesopanan, dan kesantunan
6. Kekeluragaan
7. Kebangsaan
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan / dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupun secara formal.
Sebaliknya bentuk ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh
kebudayaan masyarakat dimana proses pendidikan itu berlangsung.
Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan, khususnya mengajarkan tingkah laku
kepada generasi baru. Ada tiga cara umum yaitu:
Informal yaitu terjadi didalam keluarga.
Nonformal yaitu terjadi didalam masyarakat.
Formal yaitu terjadi didalam lembaga seperti sekolah.
Salah satu contoh mewariskan kebudayaan dengan cara formal yaitu dengan adanya
muatan-muatan lokal dan ekstrakurikuler seni dan budaya Indonesia.
2.4. Landasan Psikologis
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan selalu terkait dengan aspek kejiwaan manusia, sehingga pendidikan juga
menggunakan landasan psikologis, bahkan menjadi landasan yang sangat penting, karena
yang digarap oleh pendidikan hampir selalu berkaitan dengan aspek kejiwaan manusia.
Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya
dalam pendidikan terutama yang berkaitan dengan:
1. Perbedaan individual, tiap individu mempunyai bakat, kemampuan, minat,
kekuatan serta tempo dan irama perkembangan yan berbeda. Sebagai implikasinya
pendidik tidak boleh memperlakukan sama pada setiap peserta didik.
2. Kurikulum perlu disusun berdasarkan pengalaman belajar anak.
3. Guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak agar dapat
mengembangkan kepribadian setiap peserta didik.
4. Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak.
5. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan potensi, kecerdasan, emosi dan keterampilan dalam pendidikan.
2.5. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pendidikan dan IPTEK mempunyai kaitan yang sangat erat, karena IPTEK
merupakan salah satu bagian dari sisi pengajaran, jadi pendidikan sangat penting dalam
rangka pewarisan atau transmisi IPTEK, sementara pendidikan itu sendiri juga
menggunakan IPTEK sebagai media pendidikan. IPTEK yang selalu berkembang dengan
pesat harus diikuti terus oleh pendidikan, sebab kalau tidak maka pendidikan menjadi
sangat ketinggalan dengan IPTEK yang sudah berkembang di masyarakat.
Pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan IPTEK.
Setiap perkembangan IPTEK harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan
segera memasukkan hasil pengembangan IPTEK itu ke dalam isi bahan ajaran. Sebaliknya,
pendidikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah cabang-cabang IPTEK, utamanya ilmu-ilmu
perilaku (psikologi, sosiologi, antropologi).
Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK pada umumnya ditempuh rangkaian
kegiatan : Penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan teknologi dan penerapan
teknologi, serta biasanya diikuti pula dengan evaluasi ethis-politis-religius.
Kemampuan maupun sikap ilmiah sedini mungkin harus dikembangkan dalam diri
peserta didik. Pembentukan keterampilan dan sikap ilmiah sedini mungkin tersebut secara
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
serentak akan meletakkan dasar terbentuknya masyarakat yang sadar akan iptek dan calon-
calon pakar IPTEK kelak kemudian hari.
2.6. Landasan Religi
Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau
agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan. Seseorang yang tidak memahami agama tidak akan mampu mengembangkan
pengetahuan yang mereka dapat. Seperti yang kita ketahui ilmu tanpa agama akan menjadi
buta, dan agama tanpa ilmu akan menjadi lumpuh. Dalam mengembangkan ilmu yang kita
dapatkan, maka peranan agama sangat berpengaruh.Sehingga ajaran agama dan ilmu yang
kita dapatkan harus berjalan dengan seimbang. Selain itu ilmu juga bisa kita dapatkan pada
kitab suci, seperti umat Hindu dapat mempelajari kitab suci Weda untuk mendapatkan
ilmu, dan dapat mengembangkannya sesuai dengan ajaran – ajaran kitab suci tersebut dan
begitu pula dengan agama-agama lainnya.
2.7. Landasan Hukum
Kebebasan berpikir, berasa, dan berkarasa adalah sifat hakikat keberadaan manusia
dan berfungsi sebagai sumber kemjuan kehidupan. Tetapi jika kebebasan yang demikian
itu tidak dibatasi, justru akan merusak kemajuan kehidupan. Oleh karena itu dalam hidup
bermasyarakat diperlukan hukum unutk mengawal tahapan jalan pencapaian tujuan agar
bisa berlangsung sistematis sehingga tidak terjadi penyimpangan.
Disetiap negara, dalam hal penyelenggaraan pendidikan nasional, didasarkan pada
hukum yang berbeda-beda menurut sifat hakikat filosofi negara masing-masing. Tetapi
didalam perbedaan itu, ada hukum dasar yan berlaku secara universal di negara manapun,
yaitu kewajiban asasi bagi setiap negara untuk menyelenggarakan pendidikan nasional.
Karena setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk mendapatkan dan
melakukan pendidikan.
Di Indonesia, misalnya, hukum yang mengatur segala kebijakan dasar
penyelenggaraan pendidikan nasional dapat dilihat dari:
1. Pancasila
2. UUD 1945
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan juga diatur dalam UUD 1945, dimana menurut UUD 1945 Pasal – pasal
yang bertalian dengan pendidikan dalam UUD 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan
pasal 32.
Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah membiayai wajib
belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN dan APBD,
dan Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur tentang kebudayaan.
Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Undang –
Undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional, juga terdiri dari
77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, dasar, fungsi dan tujuan pendidikan
nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga Negara, orang tua
dan masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar,
standar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga pendidikan, sarana dan
prasarana pendidikan dan lain sebagainya.
Undang – Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang –
Undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, kedudukan fungsi
dan tujuan, prinsip profesionalitas, seluruh peraturan tentang guru dan dosen dari
kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik, sanksi
bagi guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya, ketentuan
peralihan dan ketentuan penutup.
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pendidikan sangatlah penting didalam kehidupan kita, karena dengan adanya
pendidikan manusia dapat menumbuh-kembangkan potensi-potensi kemanusiannya. Ada
beberapa landasan yang mendukung pendidikan tersebut. Landasan pendidikan disini
mempunyai arti sebagai titik tumpu atau titik tolak dalam mewujudkan pendidikan
tersebut. Landasan pendidikan disini mempunyai tujuan yaitu Mengarahkan peserta didik
agar mampu melaksanakan berbagai peran sesuai dengan statusnya, berdasarkan nilai –
nilai dan norma – norma yang berlaku yang telah diakui. Ada beberapa jenis – jenis
landasan pendidikan yang mendukung pendidikan yaitu :
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, misalnya apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, dan apa
tujuan pendidikan itu.
b. Landasan Sosiologi
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
c. Landasan Kultural
Landasan kultural berfungsi untuk menstranmisi kebudayaan kepada generasi penerus,
tetapi pendidikan juga berfungsi untuk menstranformasikan kebudayaan agar sesuai
dengan perkembangan dan tujuan zaman.
d. Landasan llmiah dan Teknologi
Landasan Ilmiah dan Teknologi merupakan segala sesuatu pendidikan itu yang diperoleh
melalui berbagai cara penginderaan terhadap fakta, penalaran (rasio).
e. Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau
agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan.
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
f. Landasan Hukum dapat diartikan peraturan buku sebagai tempat berpijak atau titik tolak
dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Tirtaraharja, Umar, La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Parsono, dkk., 1990. Landasan Kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi, Abu, dkk. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Suhartono, Suparlan. 2008. Wawasan Pendidikan- Sebuah Pengantar Pendidikan. Jogjakarta: Ar-
Ruz Media
Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruz Media
Meilanie, Sri Martini. 2013. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
http://sudionokps.wordpress.com/2008/07/20/landasan-landasan-pendidikan/ diakses:
18/09/2013 20:30 WIB
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN