Lampiran Tubes Bangair
-
Upload
davy-kaslan -
Category
Documents
-
view
232 -
download
1
description
Transcript of Lampiran Tubes Bangair
LAMPIRAN
DISC
DISC adalah perilaku alat penilaian didasarkan pada teori DISC psikolog William Moulton
Marston, yang berpusat pada empat ciri-ciri perilaku yang berbeda: Dominasi, bujukan,
penyerahan, dan kepatuhan. Teori ini kemudian berkembang menjadi penilaian alat perilaku
oleh psikolog industri Walter Vernon Clarke. Ini bukan penilaian kepribadian. DISC
menunjukkan perilaku Anda ketika seseorang berada dalam lingkungan tertentu. Sebagai
contoh, kebanyakan orang akan mengatakan mereka tidak berperilaku sama di rumah dan di
tempat kerja - tetapi mereka kepribadian tunggal yang sama.
DISC adalah alat penilaian terkemuka pribadi yang digunakan oleh lebih dari 1 juta orang
setiap tahun untuk meningkatkan produktivitas kerja, kerja tim dan komunikasi.
DISC adalah alat penilaian pribadi yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja,
kerja tim dan komunikasi. DISC adalah tidak menghakimi dan membantu orang
mendiskusikan perbedaan perilaku mereka.
Model DISC menyediakan bahasa umum yang bisa digunakan untuk lebih memahami diri
sendiri dan beradaptasi perilaku mereka dengan orang lain. Hal ini bisa berada dalam tim
kerja, hubungan penjualan, posisi kepemimpinan, atau hubungan lainnya
Profil DISC membantu:
- Meningkatkan pengetahuan diri Anda: bagaimana Anda menanggapi konflik, apa
yang memotivasi Anda, apa yang menyebabkan Anda stres dan bagaimana Anda
memecahkan masalah
- Memfasilitasi kerja sama tim yang lebih baik dan meminimalkan konflik tim
- Mengembangkan keterampilan penjualan kuat dengan mengidentifikasi dan merespon
gaya pelanggan
- Mengelola lebih efektif dengan memahami disposisi dan prioritas karyawan dan
anggota tim
- Menjadi lebih mandiri berpengetahuan, pemimpin baik-bulat dan efektif
- Dominance
Memandang diri sendiri sebagai yang lebih kuat daripada lingkungan, dan merasakan
lingkungan sebagai tidak menguntungkan.
- Influence
Memandang diri sendiri sebagai yang lebih kuat daripada lingkungan, dan merasakan
lingkungan sebagai menguntungkan.
- Steadiness
Memandang diri sendiri sebagai kurang kuat dibandingkan lingkungan, dan merasakan
lingkungan sebagai menguntungkan.
- Conscientiousness
Memandang diri sendiri sebagai kurang kuat dibandingkan lingkungan, dan merasakan
lingkungan sebagai tidak menguntungkan.
Hubungan dengan Bangunan Air :
Seperti yang telah diketahui, bahwa permasalahan mengenai bangunan air di Indonesia ialah
moral dan perilaku manusianya. Banyaknya korupsi yang menjerat bangsa ini membuat
bangsa ini mengalami keterpurukan di segala bidang termasuk bangunan air.
Melalui DISC ini, kita akan semakin mengenal diri kita dan mengetahui kepribadian kita
secara mendalam sehingga membuat kita menemukan kebahagian kita dan membantu untuk
bersifat baik sehingga Bangunan Air dapat dibangun dengan baik dan bebas korupsi.
Pengambilan kebijakan dalam hal bangunan air kebanyakan didasarkan pada keuntungan
yang akan diterima oleh pihak-pihak tertentu. Tentunya hal ini sangat merugikan masyarakat.
Oleh karena itu, dengan DISC ini diharapkan para pengambil kebijakan dapat dengan lebih
bijaksana mengambil keputusan yang mementingkan kehidupan masyarakat dan kemajuan
bangsa.
TPB
TPB seringkali digunakan dalam berbagai penelitian (research) tentang perilaku. Biasanya
TPB digunakan sebagai variabel intervening untuk menjelaskan intention (niat) seseorang
yang kemudian menjelaskan perilaku orang tersebut. Artikel ini akan membahas TPB
tersebut, dengan harapan bisa membantu mahasiswa atau peneliti yang akan menggunakan
TPB sebagai variabel dalam penelitiannya.
Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan perluasan dari Theory of Reasoned
Action(TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh
dua faktor utama yaitu attitude toward the behavior dan subjective norms (Fishbein dan
Ajzen, 1975), sedangkan dalam TPB ditambahkan satu faktor lagi yaitu perceived behavioral
control (Ajzen, 1991).
TPB sangat sesuai digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku di dalam kewirausahaan.
Sebagaimana dikatakan oleh Ajzen (1991) bahwa TPB is suitable to explain any behavior
which requires planning, such as entrepreneurship (TPB cocok untuk menjelaskan perilaku
apa pun yang memerlukan perencanaan, seperti kewirausahaan).
niat ditentukan oleh tiga variabel antecedent, yaitu:
1. Attitude (Sikap)
Sikap merupakan suatu faktor dalam diri seseorang yang dipelajari untuk memberikan respon
positif atau negatif pada penilaian terhadap sesuatu yang diberikan. Lo Choi Tung (2011)
mengatakan bahwa attitude toward the behavior is the degree to which a person has a
favorable or unfavorable evaluation of a behavior. It depends on the person’s assessment of
the expected outcomes of the behavior.
Menurut Assael dalam Manda dan Iskandarsyah (2012) sikap merupakan kecenderungan
yang dipelajari untuk memberikan respon kepada obyek atau kelas obyek secara konsisten
baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Sebagai contoh apabila seseorang menganggap
sesuatu bermanfaat bagi dirinya maka dia akan memberikan respon positif terhadapnya,
sebaliknya jika sesuatu tersebut tidak bermanfaat maka dia akan memberikan respon negatif.
2. Subjective Norm (Norma Subjektif)
Subjective norm (norma subjektif) merupakan persepsi seseorang tentang pemikiran orang
lain yang akan mendukung atau tidak mendukungnya dalam melakukan sesuatu.
Subjective norm mengacu pada tekanan sosial yang dihadapi oleh individu untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu. Lo Choi Tung (2011: 79) mengatakan bahwa “subjective norm
refers to the social pressures perceived by individuals to perform or not to perform the
behavior. It relates to the beliefs that other people encourage or discourage to carry out a
behavior” (norma subjektif mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan oleh individu untuk
melakukan atau tidak melakukan perilaku.
Hal ini terkait dengan keyakinan bahwa orang lain mendorong atau menghambat untuk
melaksanakan perilaku). Seorang individu akan cenderung melakukan perilaku jika
termotivasi oleh orang lain yang menyetujuinya untuk melakukan perilaku tersebut.
3. Perceived Behavioral Control (Kontrol Perilaku)
Kontrol perilaku adalah persepsi kemudahan atau kesulitan dalam melakukan suatu perilaku.
Lo Choi Tung (2011) mengemukakan bahwa kontrol perilaku relates to the beliefs about the
availability of supports and resources or barriers to performing an entrepreneurial behavior
(control beliefs) (berkaitan dengan keyakinan tentang ketersediaan dukungan dan sumber
daya atau hambatan untuk melakukan suatu perilaku kewirausahaan).
Source: Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and
Human Decision Processes, 50, p. 179-211.
Hubungan dengan Bangunan Air :
Seperti yang telah diketahui bahwa isu penting bangsa ini ialah orang – orangnya. Perilaku
yang mementingkan kepentingan pribadi membawa orang – orang kepada korupsi dan hal –
hal lain yang merugikan masyarakat. Oleh karena itu, dengan melatih suatu behavior atau
perilaku yang terencana, kita dapat menjadi suatu individu yang berkepribadian baik dan
mementingkan kepentingan masyarakat.
Seperti halnya dalam permasalahan bangunan air, segala kekurangan dan kerusakan yang
terjadi diakibatkan oleh kebijakan maupun manajemen yang kurang baik dari pusat. Dengan
menerapkan perilaku yang telah direncanakan, maka kita dapat mengontrol diri dan timbullah
suatu kinerja yang baik dari pengambil kebijakan.
OB dan CB
Community Behaviour merupakan perilaku yang baik mengenai bagaimana individu
berinteraksi dalam komunitasnya meskipun tidak dilandasi oleh dasar hukum. Sementara itu,
(Organization Behaviour) Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya
terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah
bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-
metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain
yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi
industri serta perilaku organisasi.
Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks
organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi,
banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun
model-model dari faktor-faktor ini.
Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol,
memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis
dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi
yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi
alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi
dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.
Hubungan dengan Bangunan Air :
Dengan terbiasanya kita dalam perilaku organisasi diharapkan akan mengarahkan individu
yang nantinya akan memiliki kepentingan dalam hal bangunan air berperilaku dengan baik
nantinya. Kebijakan mengenai jenis bangunan air apa, dan bagaimana dilakukannya akan
sangat bergantung pada kebutuhan masyarakat sehingga perlu individu yang dekat dan peduli
dengan masyarakat untuk mengetahui sebenarnya kebutuhan masyarakat.
Berikut merupakan hasil pengamatan dari Laboratorium Hidrolika dimana terdapat beberapa
model bangunan air.