Lampiran Surat No. 316/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017 ... Penilikan PHPL/316... · ±Luas :...
Transcript of Lampiran Surat No. 316/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017 ... Penilikan PHPL/316... · ±Luas :...
Lampiran Surat No. 316/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
PENILIKAN PERTAMA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja
PHPL sebagai berikut:
I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA
Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : [email protected]
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja PHPL Terhadap:
II. Nama : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur
Izin Hak Pengelolaan : PP No. 72/2010
Luas : ± 1.132.296,69 Hektar
Lokasi : Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah
Alamat Kantor : Jl. Gentengkali No. 49 PO BOX 1069, Surabaya
60008
Waktu Pelaksanaan : 03 s.d. 26 April 2017
III. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT
LULUS SEHINGGA PERUM PERHUTANI DIVISI
REGIONAL JAWA TIMUR BERHAK
MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT PHPL.
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 17 Mei 2017
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan
Halaman 1 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor: 013/EQI-KEP.Cert/REV-PHPL/V/2017
TENTANG
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
PADA PEMEGANG HAK PENGELOLAAN PERUM PERHUTANI
DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR PROVINSI JAWA TIMUR DAN JAWA TENGAH
DASAR HUKUM PENGELOLAAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010
DENGAN LUAS ± 1.132.296,69 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa sehubungan dengan terbitnya Perdirjen PHPL Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016
tanggal 29 April 2016;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi
dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PERUM
PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR sesuai dengan Berita Acara Penyerahan
Laporan (EQI-F090) tanggal 06 Mei 2017;
c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor: 047/EQI-F037 tanggal 06 Mei 2017 dan Tinjauan Hasil
Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor: 218.1/EQI-F039 tanggal 10 Mei 2017
dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PERUM PERHUTANI
DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai
Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut: 218.1 tanggal 10 Mei 2017
menunjukkan total nilai kinerja akhir 21 indikator PHPL berpredikat BAIK, 1 indikator
bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan
terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
e. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PERUM PERHUTANI DIVISI
REGIONAL JAWA TIMUR telah memenuhi syarat dalam mempertahankan kelanjutan S-
PHPL yang telah diterima sebelumnya untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari (S-PHPL).
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik
dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
Halaman 2 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems:
7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan
untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.
8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);
9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan
Tanda V-Legal;
11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu
(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,
Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23
Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor
melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;
18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-
DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal
17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman
dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal
Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Alam;
21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman
Halaman 3 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi
Legalitas Kayu (VLK);
23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;
25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu dan perubahannya;
26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 2
September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2011 Penilaian
Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi Sistem
Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2014 dengan masa berlaku
sampai dengan 1 September 2018 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal
2 September 2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi
Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
27. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal
18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for
bodies operating product certification systems dengan masa berlaku sampai dengan 17
Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi tanggal 18 Agustus
2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan pengesahan dari Menteri
Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6202/Menhut-
VI/BPPHH/2011 tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012
tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan
Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi
Independen (LP & VI);
28. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan:
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 04.1/SJ/DIR/2017 tanggal 17 Maret 2017.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA PEMEGANG
HAK PENGELOLAAN PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR PROVINSI JAWA TIMUR
DAN JAWA TENGAH DASAR HUKUM PENGELOLAAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010 DENGAN LUAS ± 1.132.296,69 HEKTAR
PERTAMA : PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR (Pemegang Sertifikat) yang
telah mendapatkan Sertifikat Nomor 041/EQC-PHPL/V/2016 pada kegiatan
Penilaian Awal Kinerja PHPL tahun 2016 dinyatakan “LULUS” karena tidak
terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap
Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI sesuai Peraturan
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014
tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015.
Halaman 4 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
KEDUA : Pemegang Sertifikat dapat mempertahankan kelanjutan Sertifikat PHPL (S-
PHPL) pada Penilikan I tahun 2017, sehingga S-PHPL yang diberikan dapat
direvisi dari semula Nomor 041/EQC-PHPL/V/2016 menjadi Nomor
041.1/EQC-PHPL/V/2017 karena terdapat perubahan peraturan dari
Perdirjen BUK P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-
BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 menjadi Perdirjen PHPL
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.
KETIGA : Sertifikat perubahan Nomor 041.1/EQC-PHPL/V/2017 terdiri dari 23 (dua
puluh tiga) lampiran Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dengan nomor
lampiran S-PHPL sebagai berikut :
No. Nama KPH Luas (Ha) Nomor Lampiran S-PHPL
1 PADANGAN ± 27.833,60 041.1-01/EQC-PHPL/V/2017
2 BOJONEGORO ± 50.144,00 041.1-02/EQC-PHPL/V/2017
3 PARENGAN ± 17.633,30 041.1-03/EQC-PHPL/V/2017
4 JATIROGO ± 18.763,20 041.1-04/EQC-PHPL/V/2017
5 TUBAN ± 28.602,50 041.1-05/EQC-PHPL/V/2017
6 NGAWI ± 45.909,70 041.1-06/EQC-PHPL/V/2017
7 MADIUN ± 31.219,70 041.1-07/EQC-PHPL/V/2017
8 SARADAN ± 37.936,60 041.1-08/EQC-PHPL/V/2017
9 NGANJUK ± 21.273,10 041.1-09/EQC-PHPL/V/2017
10 JOMBANG ± 37.348,00 041.1-10/EQC-PHPL/V/2017
11 MOJOKERTO ± 31.922,60 041.1-11/EQC-PHPL/V/2017
12 MADURA ± 47.121,20 041.1-12/EQC-PHPL/V/2017
13 LAWU Ds ± 52.256,40 041.1-13/EQC-PHPL/V/2017
14 KEDIRI ± 117.332,10 041.1-14/EQC-PHPL/V/2017
15 BLITAR ± 57.336,20 041.1-15/EQC-PHPL/V/2017
16 MALANG ± 90.360,80 041.1-16/EQC-PHPL/V/2017
17 PASURUAN ± 31.988,70 041.1-17/EQC-PHPL/V/2017
18 PROBOLINGGO ± 84.263,60 041.1-18/EQC-PHPL/V/2017
19 JEMBER ± 71.525,14 041.1-19/EQC-PHPL/V/2017
20 BONDOWOSO ± 88.882,11 041.1-20/EQC-PHPL/V/2017
21 BANYUWANGI SELATAN ± 43.818,00 041.1-21/EQC-PHPL/V/2017
22 BANYUWANGI UTARA ± 56.118,98 041.1-22/EQC-PHPL/V/2017
23 BANYUWANGI BARAT ± 42.707,16 041.1-23/EQC-PHPL/V/2017
KEEMPAT : Masa berlaku sertifikat tetap mulai dari tanggal diterbitkan awal sampai
dengan 17 Mei 2021 selama Pemegang Sertifikat tetap memenuhi
persyaratan standar sesuai Perdirjen PHPL P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal
29 April 2016.
KELIMA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi
di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan
Sistem yang ditetapkan.
KEENAM : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem
legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,
perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.
KETUJUH : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
Halaman 5 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
KEDELAPAN : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KESEMBILAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait
keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;
b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan
bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL
sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum
KEENAM;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan
sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEPULUH : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Sertifikat dapat dicabut apabila:
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan
penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan
dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau
pembakaran hutan areal kerjanya;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan
tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak).
KEDUABELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 10 Mei 2017
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direksi Perum Perhutani di Jakarta;
2. Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur;
3. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi
di Jakarta;
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian
Program dan Pelaporan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 48
1. Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550324
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit :
1. Hermansyah Putra, S.Hut, M.Si (Lead Auditor/Auditor Ekologi)
2. Yudi Herdiana, A.Md (Auditor Prasyarat)
3. Rifan Sudiyono, S.Hut (Auditor Produksi)
4. Amir Fadillah, S.Sos, M.Si (Auditor Sosial)
5. Agung Tofani, S.Hut (Auditor VLK)
6. Abdul Khalim, S.P (Auditor Magang Ekologi)
g. Tim Pengambil Keputusan :
1. Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)
2. Amin Muchakim, S.Hut (Anggota/PK Bidang Prasyarat, Produksi dan VLK)
3. Ir. Muchlis Hidayat (Anggota/PK Bidang Ekologi)
4. Wiyono,S.Hut.,M.Si (Anggota/PK Bidang Sosial)
2. Identitas Auditee :
Nama Pemegang Hak Pengelolaan : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur
Dasar Hukum Pengelolaan : PP Nomor 72 Tahun 2010
Tanggal : 22 Oktober 2010
Luas Areal : ± 1.132.296,69 Ha
Lokasi Areal : Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah
Alamat :
- Kantor Divisi Regional :
Jl. Genteng Kali No. 49 Surabaya Tromol
Pos 840, Surabaya 6008 Telp : (031)
5343851-4
Fax : (031) 5474173
- Kantor Pusat : Gd. Manggala Wanabakti, Blok VII
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/ PENILIKAN/ DAN RE-SERTIFIKASI
KINERJA PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 48
Lt. 8-11. Jl. Gatot Soebroto,
Jakarta Selatan.
Susunan Pengurus :
PLT. Ketua Dewan Pengawas : Bambang Hedroyono
Anggota Dewan Pengawas : Yusra Iwata Alsa
Adiari Nurcahyanto
Upik Rosalina Wasrin
Akhmad Sukardi
Wawan Siswantono
S.Widjornarko, Mayjen TNI/inf
Sekretaris Dewan Pengawas : Dody Heriawan P.
Direktur Utama : Denaldy Mulino Mauna
Direktur SDM& Umum : Morgan Sarif Lumban Batu
Direktur operasional : Mohamad Soebagja
Direktur Keuangan : Sugiarti
Direktur Perencanaan dan
Pengembangan, Pemasaran
dan Sinergi Bisnis (P3SB) : Agus Setya Prastawa
3. Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I - Tidak dilakukan audit tahap I karena kegiatan
penilikan
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
3 April 2017 dan 26
April 2017
Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Timur yang diwakili oleh Bapak Daryono
Budi S sebagai KSI PHP dan Bapak Didik
Triswantoro sebagai Kasi TPIHH Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan
rencana kegiatan penilaian penilikan kinerja
PHPL di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa
Timur (Auditee) dan minta masukan terkait
dengan kinerja Auditee selama ini, khususnya
di 3 (tiga) KPH contoh, yaitu : KPH Madiun, KPH
Probolinggo, dan KPH Banyuwangi Utara.
Konsultasi Publik -
Tidak dilakukan konsultasi publik karena kegiatan
penilikan
Pertemuan Pembukaan 3 April 2017 Pertemuan dilaksanakan di Kantor Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Timur di Jalan
Genteng Kali No. 49 Surabaya Tromol Pos 840,
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 48
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Surabaya 6008, Provinsi Jawa Timur.
Perkenalan anggota Tim Auditor,
menyampaikan tujuan dan ruang lingkup
penilaian, menyampaikan jadwal/rencana kerja
penilaian, menyampaikan metodologi dan
prosedur penilaian, serta mengkonfirmasikan
kepada Auditee tentang tanggal, waktu,
tempat, dan peserta pertemuan penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
4 - 25 April 2017 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan indikator pada
Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1 Peraturan
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/2016.
Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit
melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik,
dan menganalisis menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1
Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/
2016.
Verifikasi dan observasi lapangan dilaksanakan
di 3 KPH contoh, yaitu KPH Madiun, KPH
Probolinggo, dan KPH Banyuwangi Utara.
Pertemuan Penutupan 26 April 2017 Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Auditee atas bantuan dan kerjasamanya
selama penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.
Memberitahukan temuan observasi dan
ketidaksesuaian.
Membacakan atau memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian (jika ada).
Pertemuan Penutupan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 10 Mei 2017 Rapat pengambil keputusan untuk meninjau
dokumen penilaian yang diajukan untuk menjamin
bahwa penilaian dilakukan secara efektif dan
efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY
Indonesia
4. Resume Hasil Penilaian Unit Contoh/KPH:
1. KPH MADIUN
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK Ketersediaan dokumen legal perusahaan dan
administrasi tatabatas lengkap sesuai dengan
tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah
dilakukan.
Dokumen legal perusahaan berupa : Peraturan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Pemerintah Tahun 1961 tanggal 29 Maret 1961
tentang Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan
Negara Jawa Timur,Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 1972 tanggal 22 Maret 1972 tentang Pendirian
Perusahaan Umum Kehutanan Negara, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2001 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum
Kehutanan Negara (Perum Perhutani) menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero), Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003 tentang
Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM
PERHUTANI)
Admisistrasi tata batas berupa Terjemahan Berita
Acara Tata Batas KPH Madiun diterjemahkan oleh R.
Soeroso, SH dan Ny. Theresia Slamet dari Kantor
Penerjemah Pengacara dan Konsultan Hukum ” R.
Soeroso, SH & Associates”.
Realisasi tata batas di KPH Madiun sudah temu
gelang (100%) dengan panjang batas luar (Pal B)
426,091.64 meter dan panjang batas dalam (Pal E)
36,586.41 meter.
Diareal kerja KPH Madiun terdapat permasalahan
tenurial. Namun demikian terdapat dokumen
rencana, monitoring konflik batas/tenurial dan ada
upaya Perum Perhutani KPH Madiun untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Berdasarkan overlay peta Kawasan Hutan KPH
Madiun dengan Peta Kawasan Hutan dan
Konservasi Perairan Propinsi Jawa Timur Nomor :
SK.395/Menhut II/2011 Skala 1 : 100.000,
Kawasan hutan KPH Madiun tidak ada perubahan
fungsi Kawasan, maka Verifier ini menjadi Not
Aplicable (NA)
Terdapat bukti KPH Madiun telah mendata dan
melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar
sektor kehutanan di areal kerjanya kepada instansi
yang berwenang.
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK Tersedia dokumen visi dan misi yang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Direksi Perum Perhutani
No. 3180/Kpts/Dir/ 2014 tanggal 27 November
2014 dan isinya telah sesuai dengan kerangka PHL
Terdapat bukti kegiatan sosialisasi visi dan misi
perusahaan kepada level pemegang izin dan
masyarakat setempat berupa surat undangan
sosialisasi visi dan misi, notulen sosialisasi, daftar
hadir dan foto kegiatan.
Implementasi pengelolaan hutan lestari (PHL) oleh
KPH Madiun sebagian telah sesuai dengan visi dan
misi Perum Perhutani.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK Jumlah Tenaga Teknis (Ganis PHPL) di KPH Madiun
tersedia disetiap bidang kegiatan, namun pada
bidang GANISPHPL-JIPOKMIN jumlahnya masih
kurang dari syarat kecukupan menurut Peraturan
Direktur Jenderal PHPL No: P.16/PHPL-IPHH/2015
tanggal 24 November 2015
Realisasi peningkatan kompentensi SDM di KPH
Madiun telah teralisasi > 70 % dari rencana sesuai
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kebutuhan
Dokumen ketenagakerjaan di Perum Perhutani KPH
Madiun tersedia lengkap
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan
periodik, evaluasi, dan
penyajian umpan balik
mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan)
Pemegang Hak Pengelolaan.
BAIK Tersedia struktur organisasi dan Job description
yang sesuai dengan kerangka PHL dan telah
disahkan oleh Direksi.
KPH Madiun telah memiliki perangkat SIM dan
telah memiliki tenaga pelaksananya
Organisasi SPI/Internal auditor ada dan berjalan
dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan
kegiatan
Terdapat keterlaksanaan seluruh tindak koreksi
dan pencegahan manajemen berbasis hasil
monitoring dan evaluasi
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK Kegiatan pekerjaan dalam RTT (tebangan,
persiapan tanaman dan pelaksanaan tanaman,
pemeliharaan) pada tahun 2016 di KPH Madiun
telah disosialisasikan kepada masyarakat setempat
dan telah mendapatkan persetujuan atas dasar
informasi awal yang memadai.
Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari
para pihak
Terdapat persetujuan dalam proses dan
pelaksanaan PHBM di Perum Perhutani KPH
Madiun
Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani
KPH Madiun telah mendapat persetujuan seluruh
LMDH yang berbatasan dengan kawasan lindung.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK Auditee telah memiliki dokumen manajemen plan
(RPKH) sebagai berikut:
1. RPKH KP Jati seluas 27.483,60 Ha dengan
jangka perusahaan sejak 1 Januari 2011 s/d 31
Desember 2020 yang disusun oleh KSPH II
Madiun (Wawan Tri Wibowo) tanggal 2 Desember
2010, disetujui oleh Kepala Biro Perencanaan
Dan Pengembangan Usaha Unit II Jatim (Ir.
Yulianto) tanggal 9 Desember 2010, dan
diketahui oleh kepala Unit Jawa Timur (Ir.
Miftahudin Affandi) tanggal 16 Desember 2010
serta disahkan oleh Kepala Direktur Perencanaan
dan Pengelolaan Hutan Perum Perhutani
(Haryono Kusumo) tanggal 30 Desember 2010
disertai dengan stempel cap basah.
2. RPKH KP kayu putih jangka perusahaan 1 Januari
2016 s/d 31 Desember 2025 dengan luas
3.736,10 Ha disahkan melalui SK Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
SK.5800/Menlhk-PHPL/UHP/2015 tanggal 31
Desember 2015 tentang Persetujuan Rencana
Pengaturan Kelestarian Hutan untuk jangka
waktu 10 tahun periode 2016 - 2025 an. KPH
Madiun KP Kayu putih. Dokumen PDE tersebut
juga telah disusun oleh kepala SPH II Madiun
(Arsis Sulistyono) tanggal 9 Desember 2016,
dinilai oleh Kepala Biro Perencanaan SDH Dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Perusahaan Divre Jatim (N.P. Atyana) Tanggal 15
Desember 2015 Dan Diketahui Oleh Kepala Divre
Jatim (Andi Purwadi) Tanggal 19 Desember 2015
Serta Disahkan Direktur Perum Perhutani
(Mustoha Iskandar) Tanggal 22 Desember 2015.
Lokasi kegiatan penataan areal kerja yang
direncanakan pada dokumen RPKH dengan
dokumen RTT telah menunjukkan kesesuaian
namun terdapat perbedaan luasan antara
dokumen RPKH dengan RTT yang disebabkan
karena adanya kebijakan agar areal dipertahankan
untuk tidak ditebang dan juga untuk menjaga agar
tebangan tidak melebihi dari jatah tebangan.
Berdasarkan hasil uji petik pemeriksaan pal batas
petak di lapangan seluruh tanda batas petak dapat
dikenali dimana kondisinya sebagian dalam kondisi
baik, cat memudar dan sebagian lainnya
mengalami kerusakan
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK Berdasarkan telaah dokumen PDE-3A lampiran
RPKH KP jati jangka perusahaan 2011-2020 telah
tergambarkan potensi tegakan per kelas hutan
yang menggambarkan kondisi lapangan.
Auditee telah memiliki dokumen informasi riap
tegakan yang dicerminkan dari laporan pengukuran
dan pengamatan PUP. Sedangkan untuk
perhitungan etat luas dan volume pada dokumen
RPKH yang disusun berdasarkan hasil inventarisasi
hutan/risalah hutan untuk seluruh potensi hutan
dengan keterwakilan 1% dari luas petak. Hasil
potensi hutan dimasukkan dalam system informasi
sumber daya hutan pengelohan data elektronik
(SISDH-PDE) oleh bagian statistik di SPH II Madiun
untuk menentukan etat luas dan volume tebangan.
Auditee telah memiliki rencana pengaturan
tebangan sebagai dasar penyusunan dokumen RTT
Tahun 2016 dan 2017 yang mengacu berdasarkan
hasil perhitungan etat pada dokumen RPKH KP Jati
jangka perusahaan 2011-2020
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK Auditee telah memiliki dokumen SOP/PK sesuai
dengan system silvikultur yang diterapkan di KPH
Madiun. System silvukultur yang diterapkan adalah
system tebang habis permudaan buatan (THPB)
untuk jenis tanaman jati dan pemungutan daun
kayu putih.
Auditee telah mengimplementasikan petunjuk kerja
seluruh tahapan kegiatan system silvukultur yang
meliputi persemaian, penanaman, pemeliharaan,
penebangan dan pungutan daun kayu putih
Berdasarkan verifikasi dokumen RPKH PDE 9
menunjukkan bahwa auditee memiliki potensi
tegakan tebangan A2 tahun 2016 dan 2017
sebesar 104,45 M3/Ha dan 125,81 M3/Ha (diatas
80 M3/Ha).
Berdasarkan laporan hasil penilaian tanaman
tahun ke-3 (tanaman tahun 2014) untuk jenis
tanaman pokok jati JPP diperoleh keberhasilan
tanaman sebesar 90%
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK KPH Madiun telah memiliki Prosedur Kerja yang
berkaitan dengan RIL yaitu PK-SMPHT.05-007-
Tebang-Habis-Jati, tanggal diberlakukan tanggal 13
April 2015, PK-SMPHT 05-008 tentang tebang
habis jenis rimba, dan PK-SMPHT 05-010 tentang
pembuatan jalan angkutan kayu. Kegiatan
penebangan dengan menerapkan teknologi ramah
lingkungan juga diuraikan dalam IK
01/MDN/IK/Prod Intruksi Kerja pemanenan kayu
(tebang ramah lingkungan) tanggal 20 Juni 2016
revisi tanggal 8 april 2017
Auditee telah melaksanakan penerapan teknologi
ramah lingkungan pada 3 tahapan pemanenan
hasil meliputi persiapan tebangan, kegiatan
tebangan dan pasca tebangan.
Nilai factor eksploitasi yang diperoleh dari uji petik
tebangan adalah 1,1 atau lebih dari 0,7 sehingga
dapat disimpulkan bahwa limbah yang tersisa pada
kegiatan tebangan relatif kecil. Limbah yang
dihasilkan dari kegiatan tebangan hanya berupa
rencek/ranting kecil dibawah diameter <10cm dan
potongan cabang yang tidak masuk kualifikasi
sebagai kayu perkakas.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
SEDANG Auditee telah memiliki dokumen RTT terdiri dari
kegiatan tebangan habis (A), tebangan
pembangunan (B), tebangan penjarangan (E),
tanaman rutin, tanaman pembangunan, kegiatan
pemeliharaan dan kegiatan pemungutan daun kayu
putih yang disusun mengacu pada dokumen RPKH
dan disahkan oleh petugas yang berwenang.
Namun luas kegiatan tebangan yang direncanakan
pada pada dokumen RTT baru sebagian yang
sesuai dengan dokumen RTT.
Berdasarkan telaah dokumen RTT 2016 dan 2017
dengan RPKH dapat diketahui bahwa lokasi
kegiatan tebangan dan tanaman telah sesuai
namun ada perbedaan luas yang direncanakan
pada RTT dan RPKH. Kesesuaian luas rencana
tebangan dan tanaman RTT 2016 hanya mencapai
66% sedangkan rencana tebangan dan tanaman
RTT 2017 hanya mencapai 60% yang sesuai
dengan dokumen RPKH.
Auditee telah melakukan penandaan batas areal
tebangan dengan areal lainnya dengan
memberikan tanda markir cat warna merah
melingkar pada pohon berdiri yang mengacu pada
peta kerja skala 1:10.000. sedangkan batas antar
blok tebangan dalam 1 areal tebangan dibatasi
dengan cat warna hitan melingkar pada pohon
berdiri atau patok kayu.
Berdasarkan pemeriksaan dokumen dan lapangan
tidak terdapat perbedaan lokasi dan jenis tebangan
pada realisasi tebangan Tahun 2016. Realisasi
volume tebangan A2 hanya tercapai 65% dari total
volume target pada RTT dan untuk tebangan B
hanya tercapai 63% dari total volume target RTT.
Sedangkan untuk tebangan E hanya terealisasi
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
0,9% dari rencana target RTT.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan
pengembangan, serta
peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
SEDANG Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 Divisi
Regional Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa
kondisi keuangan adalah sebagai berikut:
Likuditas 302% (>100%) artinya kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
yang segera harus dipenuhi sangat baik.
Solvabilitas 13% (<100%) artinya kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
saat perusahaan dilikuidasi cukup baik atau
dengan arti lain jumlah asset yang dimiliki oleh
auditee mampu menjamin jumlah hutang yang
dimiliki oleh auditee.
Rentabilitas negatif artinya kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tahun 2016 kurang baik.
Opini akuntan public menyatakan bahwa laporan
kondolidasian telah diterbitkan dan disajikan
secara wajar dalam semua hal yang material
Realisasi alokasi dana untuk Tahun 2016 di KPH
Madiun hanya tercapai 78,7% dari rencana
anggaran yang telah ditetapkan Realisasi
pendanaan paling kecil adalah terletak pada
alokasi dana untuk kegiatan pemeliharaan dan
pembinaaan hutan yaitu hanya sebesar 47,75%
dan alokasi dana terkecil lainnya adalah kegiatan
penanaman yaitu hanya sebesar 51,11%.
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan yang
diberikan kurang proporsional atau perbedaan
pada setiap bidang kegiatan mencapai 40,44%
(perbedaan >20-50%)
Realisasi pendanaan untuk setiap kegiatan
berjalan lancar namun beberapa kegiatan yang
belum sesuai dengan tata waktunya karena adanya
kebijakan penundaan tebangan tanaman dan
efisiensi anggaran.
Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 dan
surat revisi anggaran dari Divre Jawa Timur,
realisasi alokasi dana yang ditanamkan kembali ke
hutan pada Tahun 2016 di KPH Madiun adalah
sebesar 60,4%.
Realisasi tanaman pada Tahun 2016 di KPH
madiun adalah sebesar 91,59% meliputi jenis
tanaman pokok jati JPP dan mahoni. Auditee juga
telah melakukan kegiatan penanaman tanaman
pengkayaan di lokasi kawasan perlindungan.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen
perencanaan yang ada yaitu DPPL dan seluruhnya
sesuai dengan kondisi biofisiknya.
Kawasanlindung yang telahditatabatas di lapangan
(berupa marker dan Pal) mencapai 98,7 %
Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencapai
92 %
Keberadaan kawasan lindung sudah disosialisasikan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kepada seluruh 74 (100%) LMDH yang berada di
sekitar hutan
Terdapat laporan pengelolaan seluruh kawasanl
indung yang sesuai dengan ketentuan
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK Tersedia prosedur yang mencakup seluruh jenis
gangguan yang ada.
Jenis dan jumlah sarana prasarana tidak sesuai
dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah
dan kualifikasi memadai sesuaidenganketentuan
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan preemptif/ preventif/represif dengan
sesuai jenis gangguan yang ada
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup
seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan
Tersediasarana prasaran pengelolaan dan
pemantauan yang berfungsi dengan baik serta telah
sesuai dengan dokumen perencanaan spt DPPL dan
PK
Tersedia SDM/ personil dengan jumlah dan
kualifikasinya memadai
Tersedia dokumen perencanaanpengelolaan
dampak terhadap tanah dan air dan tetapi ada
sebagian yang belum diimplementasikan sesuai
dengan ketentuan
Tersedia dokumen perencanaanpemantauan
dampak terhadap tanah dan air dan tetapiada yang
belum diimplementasikan sesuai dengan ketentuan
Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besardan
penting terhadap tanah dan air, tetapi ada upaya
pengelolaan dampak sesuaiketentuan
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK Auditee telah memiliki prosedur identifikasi flora
danfauna yang mencakup seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal hak pengelolaan
Auditee telah melakukan identifikasiuntuk seluruh
jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau
langka (endangered), jarang (rare), terancam punah
(threatened) dan endemik
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
b. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis
flora yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk
seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
pemegang hak pengelolaan. Terdapat indikasi terjadinya gangguan terhadap
kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan endemik
yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan
Indikator 3.6 Pengelolaan
Fauna Untuk:
- Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
- Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis
fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk
seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
pemegang hak pengelolaan Terdapat indikasi terjadinya gangguan tetapi ada
upaya penanggulangan gangguan oleh pemegang
pengelolaan
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/unit manajemen
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
BAIK Perum Perhutani KPH Madiun memilikidokumen/
laporanyanglengkap mengenaipola penguasaandan
pemanfaatan SDA/, identifikasihak-hak
dasarmasyarakat hukumadat dan/ataumasyarakat
setempat,dan rencana pemanfaatanSDH
olehpemeganghak pengelolaan. Perum Perhutani KPH Madiun memilikimekanisme
penataanbatas/rekonstruksibatas kawasansecara
partisipatifdan konflikbatas kawasanyang diketahui
para pihak. Perum Perhutani KPH Madiun memilikimekanisme
mengenaipengakuan hak-hakdasar
masyarakathukum adatdanmasyarakat
setempatdalam perencanaan pemanfataanSDH,
yanglegal,lengkap danjelas Perum Perhutani KPH Madiun memiliki bukti-bukti
tentangluasdan bataskawasan pemeganghak
pengelolaandengan bataskawasanyang dimilikioleh
masyarakathukum adat/setempat Perum Perhutani KPH Madiun memiliki dokumen
persetujuanpara pihakdan konflik dapatdikelola
denganbaik
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki
dokumen yang lengkap menyangkut tanggung jawab
sosial pemegang izin sesuai dengan peraturan
perundangan yang relevan Perum Perhutani KPH Madiun memilikimekanisme
yanglengkap&legal tentangpemenuhan
kewajibansosial pemeganghak pengelolaanterhadap
masyarakat Perum Perhutani KPH Madiun memiliki bukti
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
lengkap pelaksanaan kegiatan sosialisasikepada
seluruh masyarakatmengenaihakdan kewajiban
pemeganghak pengelolaanterhadap
masyarakatdalam mengelolaSDH Perum Perhutani KPH Madiun memiliki bukti
sebagian bukti realisasipemenuhan tanggungjawab
sosial terhadap masyarakat Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki
laporan/dokumen yang lengkap terkait pelaksanaan
tanggung jawab sosial pemegang izin termasuk ganti
rugi
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki
informasiyang lengkap&jelas tentang masyarakat
hukumadatdan/ ataumasyarakat setempatyang
terlibat, tergantung, terpengaruholeh aktivitas
pengelolaanSDH Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki
mekanismeyang legal,lengkapdan jelasmengenai
peningkatanperan sertadanaktivitas ekonomi
masyarakat Perum Perhutani KPH Madiun telah
memilikidokumen rencanapemegang hak
pengelolaanmengenai kegiatan peningkatanperan
sertadanaktivitas ekonomi masyarakat,yang
lengkapdanjelas Perum Perhutani KPH Madiun telah memilikibukti
implementasi sebagianbesar(≥ 50%)kegiatan
peransertadan aktivitasekonomi masyarakat
hukumadat dan/atau masyarakat setempatoleh
pemeganghak pengelolaan Perum Perhutani KPH Madiun telah memilikibukti
dokumen/Laporanmengenai pelaksanaan
distribusimanfaat kepadaparapihak yanglengkapdan
terdokumentasi denganbaik.
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki
mekanisme resolusikonflik yanglengkapdan jelas. Terdapatkonflik Perum dan Perhutani KPH Madiun
telah memiliki peta konflikyang lengkapdanjelas Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki
organisasi, sumberdaya manusia,dan
pendanaanyang cukupuntuk mengelolakonflik. Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki
dokumen/laporan penanganan konflik yang lengkap
dan jelas
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan kesejahteraan
tenaga kerja
BAIK Perum Perhutani KPH Madiun telah telah
merealisasikan seluruhhubungan industrialdengan
seluruhkaryawan. Perum Perhutani KPH Madiun telah merealisasikan
seluruhrencana pengembangan kompetensi Perum Perhutani KPH Madiun memilikidokumen
standarjenjang karirdantelah
diimplementasikanseluruhnya Perum Perhutani KPH Madiun memilikidokumen
tunjangan kesejahteraan karyawandantelah
diimplementasikan seluruhnya
B. Verifikasi Legalitas Kayu
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK)
MEMENUHI 1. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010
Tanggal 22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan
Umum (Perum) Kehutanan Negara.Dokumen ini
telah di tetapkan di Jakarta yang ditandatangani
oleh Presiden Republik Indonesia dan telah di
undangkan pada tanggal 22 Oktober 2010 yang
ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia.
2. Kawasan yang dikelola oleh auditee mengacu
pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
: 395/Menhut-II/2011 tanggal 21 Juli 2011
tentang penunjukan kawasan hutan di wilayah
Provinsi Jawa Timur seluas ± 1.361.146 Ha
beserta lampiran peta kawasan hutan dan
perairan Provinsi Jawa Timur skala 1 : 250.000
yang ditandatangani oleh Menteri Kehutanan
(Zulkifli Hasan ) dan Surat Keputusan Direksi
Perum Perhutani Nomor : 886/Kpts/Dir/2013
tanggal 30 Agustus 2013 tentang Pembagian
Kawasan Hutan pada KPH Madiun.
3. Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : 395/Menhut-II/2011
tanggal 21 Juli 2011 dengan Peta Lampiran Surat
Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor :
886/Kpts/Dir/2013 tanggal 30 Agustus 2013,
tidak terdapat perubahan fungsi kawasan pada
areal KPH Madiun.
Verifier tersebut masuk dalam kategori tidak dapat
diterapkan (Not Applicabel) karena auditee adalah
merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan
pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan
pembayaran iuran IUPHHK.
KPH Madiun telah membuat laporan hasil
identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan yang dibuat oleh bagian Hugra. Kegiatan
diluar sektor kehutanan adalah berupa Jalan hantar,
Pembangunan Waduk Bendo, Rumah Sakit Paru dan
saluran utama tegangan tinggi
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen 2 (Dua) RPKH
untuk Kelas Perusahaan (KP), yaitu :
1) RPKH KP Jati KPH Madiun seluas 27.483,60
Ha Jangka Perusahaan 01 Januari 2010 s/d
31 Desember 2020
2) RPKH KP Kayu Putih KPH Madiun seluas
3.736,10 Ha Jangka Perusahaan 01 Januari
2016 d/d 31 Desember 2025.
2. Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun
2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun
oleh petugas yang berwenang.
3. Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
lampiran peta.
4. Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH
yaitu peta kelas hutan, dan pada lampiran
dokumen RTT 2015 serta RTT 2016 yaitu peta RTT
dan peta micro planning bidang tebangan
5. Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran
SPK tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang.
Posisi blok/petak tebangan posisinya benar dan
terbukti di lapangan. Penandaan patok batas
petak mengacu pada SOP yang dikembangkan
oleh Auditee
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen 2 (Dua) RPKH untuk
Kelas Perusahaan (KP), yaitu :
1. RPKH KP Jati KPH Madiun seluas 27.483,60 Ha
Jangka Perusahaan 01 Januari 2010 s/d 31
Desember 2020
2. RPKH KP Kayu Putih KPH Madiun seluas
3.736,10 Ha Jangka Perusahaan 01 Januari 2016
d/d 31 Desember 2025.
Verifier tersebut telah dilakukan verifikasi tetapi tidak
dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee
tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk
pembangunan hutan tanaman
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen LP-KHP dan buku
ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK
316.
2. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang
berwenang dari Instansi kehutanan.
3. Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LP-
KHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di
lapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan (TPn)
untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen
DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang.
Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industri kayu
disertai dengan dokumen SKSHHK.
Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB
dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian.
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
MEMENUHI Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee adalah
pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang
IUPHHK-HA. Auditee telah menerapkan penandaan
pada bontos ujung dan tunggak kayu mengacu
kepada SK Direksi Perum Perhutani No.
366/KPTS/DIR/ 2016 tanggal 30 Maret 2016.
Namun demikian auditee tetap menerapkan kegiatan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
sistem penandaan pada bontos dan tunggak kayu,
sehingga dengan sistem tersebut kayu dapat dilacak
balak sampai ke petak tebangan.
Seperti Verifier 3.1.3.a, dilakukan verifikasi tetapi
tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan
bukan Pemegang IUPHHK-HA.
Tanda-tanda PUHH yang diterapkan oleh Auditee
telah dilaksanakan secara konsisten dan telah diatur
dalam SK Direksi Perum Perhutani Nomor :
366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
membuktikan adanya catatan
angkutan kayu ke luar TPK
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB).
Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan
BAP penerbitan SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB
tidak tersedia karena auditee tidak melakukan
pemakaian dokumen SKSKB.
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal berlaku
secara otomatis akan muncul apabila Auditee telah
meng approve LHP.
Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada
tariff yang berlaku.
Selama periode April 2016 sampai Maret 2017
Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak
10.517,297 M3 dan PSDH yang harus dibayar sesuai
dengan bukti pembuatan tagihan yang diterima
adalah Rp 1.324.015.679.00 (Satu Milyar Tiga Ratus
Dua Puluh Empat Juta Lima Belas Ribu Enam Ratus
Tujuh Puluh Sembilan Rupiah).
Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH
dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah
divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti
pembayaran PSDH secara lunas.
Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara
lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar
sesuai dengan tarif
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim
kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
NOT
APPLICABLE
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee tidak menjual
kayu antar pulau.
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
NOT
APPLICABLE Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena pengangkutan kayu bulat
tidak menggunakan kapal dan hanya melakukan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
pengangkutan lewat jalur darat dengan menggunakan
alat angkut Truck.
3.4.1 Tanda V-legal yang
dibubuhkan sesuai ketentuan
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal
sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal
dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan
lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.
Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada
dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak
(318)
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan persetujuan melalui Surat Kepala
Badan Penanaman Modal selaku Administrator
Pelayanan Perizinan Terpadu a.n. Keputusan Gubernur
Jawa Timur Nomor P2T/7/17.01/VII/2010 ditetapkan
di Surabaya pada tanggal 22 Juli 2010
Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen DPPL telah disetujui
berdasarkan Surat Kepala Badan Penanaman Modal
selaku Administrator Pelayanan Perizinan Terpadu a.n.
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor
P2T/7/17.01/VII/2010 ditetapkan di Surabaya pada
tanggal 22 Juli 2010 Tentang Persetujuan DPPL
kegiatan pengelolaan hutan Perum Perhutani KPH
Madiun di Kabupaten Madiun, kabupaten Ponorogo
dan Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur.
Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen RKL
dan RPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada BLH
kabupaten dan Dinas kehutanan setempat.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau
pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja
(PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3
serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam
implemntasi K3 di KPH Madiun.
Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret
2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan
bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan
dapat berfungsi dengan baik.
Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang
dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari
P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya untuk
menekan angka kecelakaan kerja.
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI 1) Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat
Pekerja (SP2P) Jawa Timur No.
01/DPD/SP2P/JATIM/ 2017 Tentang Penetapan
Dewan Pengurus Cabang SP2P KPH Madiun
Periode 2017 - 2020. Ditetapkan di Surabaya
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pada tanggal 25 Februari 2017. Ditandatangani
oleh Ketua DPD SP2P Jawa Timur (Bambang Cahyo
Purnomo).
2) Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat
Karyawan Perum Perhutani Nomor :
01/KPTS/MUSDA-Mdn/Jatim/2016 tentang
Susunan Dewan Pengurus Daerah Serikat
Karyawan Perum Perhutani KPH Madiun Periode
2016 – 2019 ditetapkan di Semarang tanggal 16
Nopember 2016.
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan
Perhutani dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani
Periode 2015 – 2017.
Dokumen PKB tersebut telah didaftarkan kepada
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
sesuai surat No. 4 3 7/011.7/SDM/Dir tanggal 09
Juli 2015.
Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor : KEP.138/PHIJSK- PKKAD/PKB/IX/2015
tanggal 04 September 2015. Masa berlaku sejak 3
Juni 2015 s/d 2 Juni 2017.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat
oleh Bagian Sumber Daya Manusia KPH Madiun
periode April 2016 sampai dengan Maret 2017 dan
hasil wawancara denagan tenaga kerja di lokasi
tebangan, tidak terdapat pekerja yang usianya di
bawah umur.(di bawah 18 tahun) di lingkup KPH
Madiun.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Madiun pada saat Penilikan pertama Tahun
2017 sebesar 96,97%, masuk dalam kelas nilai 80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.
2. KPH PROBOLINGGO
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK Ketersediaan dokumen legal perusahaan dan
administrasi tatabatas lengkap sesuai dengan
tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah
dilakukan.
Dokumen legal perusahaan berupa : Peraturan
Pemerintah Tahun 1961 tanggal 29 Maret 1961
tentang Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan
Negara Jawa Timur,Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 1972 tanggal 22 Maret 1972 tentang
Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan Negara,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2001 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero), Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003 tentang
Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM
PERHUTANI)
Admisistrasi tata batas berupa Terjemahan Berita
Acara Tata Batas KPH Probolinggo diterjemahkan
oleh R. Soeroso, SH dan Ny. Theresia Slamet dari
Kantor Penerjemah Pengacara dan Konsultan Hukum
” R. Soeroso, SH & Associates”.
Realisasi tata batas di KPH Probolinggo sudah temu
gelang (100%) dengan panjang bats luar (Pal B)
2,204,236.94 Meter dan panjang batas dalam (Pal E)
537.262.92 meter
Di areal kerja KPH Probolinggo terdapat
permasalahan tenurial. Namun demikian terdapat
dokumen rencana, monitoring konflik
batas/Tenurial (Strata B, C dan D) dan ada upaya
penyelesaian serta ada penurunan tingkat konflik
dari waktu ke waktu
Berdasarkan overlay peta Kawasan Hutan KPH
Probolinggo dengan Peta Kawasan Hutan dan
Konservasi Perairan Propinsi Jawa Timur Nomor :
SK.395/Menhut II/2011 Skala 1 : 100.000,
Kawasan hutan KPH Probolinggo tidak ada
perubahan fungsi Kawasan, maka Verifier ini
menjadi Not Aplicable (NA)
Terdapat bukti KPH Probolinggo telah mendata dan
melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar
sektor kehutanan di areal kerjanya kepada instansi
yang berwenang
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK Tersedia dokumen visi
dan misi yang ditetapkan berdasarkan Keputusan
Direksi Perum Perhutani No. 3180/Kpts/Dir/2014
tanggal 27 November 2014 dan isinya telah sesuai
dengan kerangka PHL
Terdapat bukti kegiatan
sosialisasi visi dan misi perusahaan kepada level
pemegang izin dan masyarakat setempat berupa
berita acara sosialisasi visi dan misi, daftar hadir
dan foto kegiatan
Implementasi
pengelolaan hutan lestari (PHL) oleh KPH
probolinggo sebagian telah sesuai dengan visi dan
misi Perum Perhutani
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK Keberadaan tenaga teknis PHPL di KPH
Probolinggo di lapangan tersedia pada setiap
bidang kegiatan pengelolaan hutan tetapi jumlah
per bidangnya belum sesuai dengan ketentuan
Peraturan Direktur Jenderal PHPL No: P.16/PHPL-
IPHH/2015 tanggal 24 November 2015.
Realisasi peningkatan kompentensi SDM di KPH
Probolinggo telah teralisasi 105 % dari rencana
sesuai kebutuhan.
Dokumen ketenagakerjaan di Perum Perhutani
KPH Probolinggo tersedia lengkap
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 18 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan
periodik, evaluasi, dan
penyajian umpan balik
mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan)
Pemegang Hak Pengelolaan.
BAIK Tersedia struktur organisasi dan Job description
yang sesuai dengan kerangka PHL dan telah
disahkan oleh Direksi.
KPH Probolinggo telah memiliki perangkat SIM dan
telah memiliki tenaga pelaksananya
Organisasi SPI/Internal auditor ada dan berjalan
dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan
kegiatan
Terdapat keterlaksanaan seluruh tindak koreksi
dan pencegahan manajemen berbasis hasil
monitoring dan evaluasi
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK Kegiatan pekerjaan dalam RTT (tebangan,
persiapan tanaman dan pelaksanaan tanaman,
pemeliharaan) pada tahun 2016 di KPH
Probolinggo telah disosialisasikan kepada
masyarakat setempat dan telah mendapatkan
persetujuan atas dasar informasi awal yang
memadai.
Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari
para pihak
Terdapat persetujuan dalam proses dan
pelaksanaan PHBM di Perum Perhutani KPH
Probolinggo
Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani
KPH Probolinggo telah mendapat persetujuan
seluruh LMDH yang berbatasan dengan kawasan
lindung
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK Auditee telah memiliki dokumen RPKH untuk 5
kelas perusahaan yaitu KP Jati, Mahoni, Damar,
Pinus dan Kesambi yang disusun berdasarkan
hasil risalah hutan sebagaimana diuraikan berikut:
1. RPKH untuk KP Jati jangka perusahaan 2016 s/d
2025 seluas 29.457,7 Ha yang disahkan melalui
SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor: SK.5804/Menlhk-PHPL/UHP/2015 tanggal
31 Desember 2015.
2. RPKH untuk KP Damar jangka perusahaan 2008
s/d 2017 seluas 25.696,2 Ha yang disahkan
melalui SK Menteri Kehutanan Nomor:
6957/Menhut-VI/BUHT/2013 tanggal 27 Desember
2013.
3. RPKH KP Pinus jangka perusahaan 2007 – 2016
seluas 20.121,3 Ha disusun oleh KSPH IV Malang
tanggal 4 desember 2006, diketahui/disetujui oleh
kepala Biro perencanaan SDH tanggal 11 desember
2006 serta disahkan oleh kepala unit II jawa timur
tanggal 17 desember 2006 dan RPKH untuk KP
Pinus jangka perusahaan 2017 s/d 2026 disahkan
sesuai SK Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor: 6783/Menlhk-
PHPL/UHP/HPL.1/ 12/2016 tanggal 29 Desember
2016.
4. RPKH untuk KP Mahoni jangka perusahaan 2008
s/d 2017 (revisi) seluas 5.545,1 Ha disahkan
melalui SK Menteri Kehutanan Nomor:
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 19 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
6958/Menhut-VI/BUHT/2013 tanggal 27 Desember
2013.
5. RPKH untuk KP Kesambi jangka perusahaan 2014
s/d 2023 seluas 3.443,3 Ha disahkan melalui SK
Menteri Kehutanan Nomor: 6954/Menhut-
IV/BUHT/2013 tanggal 27 Desember 2013.
Lokasi kegiatan penataan areal kerja yang
direncanakan pada dokumen RPKH dengan
dokumen RTT telah menunjukkan kesesuaian
namun terdapat perbedaan luasan pada kegiatan
penanaman tanaman rutin tahun 2017
Berdasarkan pemeriksaan di lapangan
menunjukkan bahwa seluruh tanda batas petak
masih dapat dikenali di lapangan, sebagian besar
masih dalam kondisi bagus dan sebagian lainnya
telah mengalami kerusakan
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK Auditee telah memiliki data potensi tegakan per
kelas hutan untuk 4 (empat) Kelas perusahaan
yang antara lain adalah KP Jati, Damar, Pinus dan
Mahoni yang tergambar dalam dokumen RPKH
PDE-3 sesuai dengan kondisi di lapangan.
Auditee telah memiliki dokumen informasi riap
tegakan yang dicerminkan dari laporan
pengukuran dan pengamatan PUP. Sedangkan
untuk perhitungan etat luas dan volume pada
dokumen RPKH yang disusun berdasarkan hasil
inventarisasi hutan/risalah hutan untuk seluruh
potensi hutan dengan keterwakilan 1% dari luas
petak. Hasil potensi hutan dimasukkan dalam
system informasi sumber daya hutan pengelohan
data elektronik (SISDH-PDE) oleh bagian statistik
di SPH IV Malang untuk menentukan etat luas dan
volume tebangan.
Auditee telah memiliki rencana pengaturan
tebangan sebagai dasar penyusunan dokumen
RTT Tahun 2016 dan 2017 yang mengacu
berdasarkan hasil perhitungan etat pada dokumen
RPKH KP Jati, Mahoni, Damar dan Pinus di KPH
Probolinggo
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK KPH Probolinggo telah memiliki seluruh dokumen
pedoman pengelolaan sumber daya hutan
(Prosedur Kerja/SOP) sesuai ketentuan tahapan
sistem silvikultur yang diterapkan
Auditee telah melakukan kegiatan seluruh tahapan
system silvikultur sesuai dengan prosedur kerja
yang dikembangkan oleh auditee
Auditee telah memiliki potensi tegakan tebangan
A2 sesuai RPKH yang sudah masak tebang
sebesar 229 M3/Ha (> 80 M3/Ha) untuk KP Jati,
damar, dan pinus. Potensi masak tebang untuk
tebangan A2 diperoleh dari hasil risalah hutan
sesuai pada dokumen RPKH
Hasil penilaian tanaman tahun ke-3 atau tanaman
tahun 2014 pada kegiatan tanaman pokok
diperoleh prosentase sebesar 79,4% (lebih dari
75%) sehingga mampu menjamin kelestarian hasil
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 20 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
hutan
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK Auditee telah memiliki dokumen Prosedur Kerja
yang berkaitan dengan RIL yaitu PK-SMPHT.05-
007-Tebang-Habis-Jati, tanggal diberlakukan
tanggal 13 April 2015, PK-SMPHT 05-008 tentang
tebang habis jenis rimba, dan PK-SMPHT 05-010
tentang pembuatan jalan angkutan kayu dan IK
pemanenan kayu (tebangan ramah lingkungan)
Nomor: 11/IK/PBO/Prod tanggal 17 Maret 2017
yang isinya menggambarkan kondisi setempat.
Auditee telah menerapkan teknologi ramah
lingkungan pada 3 tahapan system silvikultur yang
antara lain adalah pra tebangan, proses tebangan
dan pasca tebangan. Kegiatan penerapan teknologi
ramah lingkungan telah mengacu pada PK yang
dikembangkan oleh auditee
Hasil perhitungan nilai factor eksploitasi dari hasil
cutting test dan uji petik tebangan di petak 24d
RPH Ranupakis BKPH Klakah diperoleh Fe sebesar
0,73 (> 0.7) yang artinya limbah yang dihasilkan
dari kegiatan tebangan relative kecil. Limbah hasil
kegiatan tebangan umumnya adalah berupa rencek
atau ranting kecil yang memiliki diameter <10cm
atau cabang kayu yang tidak masuk kualifikasi
sebagai kayu perkakas
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
BAIK Auditee telah memiliki dokumen RTT yang disusun
mengacu pada dokumen RPKH dan disahkan oleh
petugas yang berwenang dan mengacu pada
peraturan yang berlaku. Dokumen RTT Tahun 2016
dan 2017 terdiri dari kegiatan tebangan habis (A),
tebangan pembangunan (B), dan tebangan
penjarangan (E) yang seluruhnya sesuai dengan
rencana pada dokumen RPKH
Berdasarkan telaah dokumen RTT 2016 dan 2017
dengan RPKH dapat diketahui bahwa lokasi
kegiatan tebangan dan tanaman telah sesuai
namun ada perbedaan luas yang direncanakan
pada RTT dan RPKH khususnya pada kegiatan
tanaman rutin. Kesesuaian luas rencana tebangan
dan tanaman RTT 2016 mencapai 100% namun
rencana tebangan dan tanaman RTT 2017 hanya
mencapai 85% yang sesuai dengan dokumen RPKH
Auditee telah melakukan penandaan batas areal
tebangan dengan areal lainnya dengan
memberikan tanda markir cat warna merah
melingkar pada pohon berdiri yang mengacu pada
peta kerja skala 1:10.000. sedangkan batas antar
blok tebangan dalam 1 areal tebangan dibatasi
dengan cat warna hitam melingkar pada pohon
berdiri atau patok kayu.
Berdasarkan telaah dokumen dan observasi
lapangan dapat diketahui bahwa tidak terdapat
perbedaan lokasi dan jenis tebangan. Sedangkan
realisasi volume tebangan untuk jenis tebangan A
hanya mencapai 30%, tebangan B hanya mencapai
sebesar 62% dan tebangan E 0%. Sedangkan
realisasi tebangan untuk seluruh jenis tebangan (A.
B dan E) mencapai sebesar 39% dari target
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 21 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tebangan
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan
pengembangan, serta
peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
SEDANG Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 Divisi
Regional Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa
kondisi keuangan adalah sebagai berikut:
Likuditas 302% (>100%) artinya kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
yang segera harus dipenuhi sangat baik.
Solvabilitas 13% (<100%) artinya kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
saat perusahaan dilikuidasi cukup baik atau
dengan arti lain jumlah asset yang dimiliki oleh
auditee mampu menjamin jumlah hutang yang
dimiliki oleh auditee.
Rentabilitas negatif artinya kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tahun 2016 kurang baik.
Opini akuntan public menyatakan bahwa laporan
kondolidasian telah diterbitkan dan disajikan secara
wajar dalam semua hal yang material
Berdasarkan telaah dokumen ERP-MK KPH
Probolinggo Tahun 2015 dan 2016 dan surat revisi
anggaran RKAP dapat diketahui bahwa realiasi
alokasi dana untuk seluruh kegiatan pengelolaan
hutan tahun 2015 dan 2016 adalah sebesar 112%
dan 69,1%. Alokasi dana terendah adalah pada
jenis kegiatan pemeliharaan dan pembinaan hutan
yang hanya tercapai 5,44% pada tahun 2016
sedangkan untuk tahun 2015 alokasi dana
terendah juga pada kegiatan pemeliharaan dan
pembinaan hutan yang hanya tercapai 24,1%.
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan yang
diberikan tidak proporsional karena perbedaan
pada setiap bidang kegiatan mencapai 59,67%
(perbedaan >50%).
Realisasi pendanaan untuk setiap kegiatan
berjalan lancar namun beberapa kegiatan yang
belum sesuai dengan tata waktunya karena adanya
kebijakan penundaan tebangan tanaman dan
efisiensi anggaran
Berdasarkan laporan ERP MK Tahun 2015 & 2016
dan surat revisi anggaran dapat diketahui bahwa
realisasi modal yang ditanamkan lagi ke hutan
pada tahun 2015 adalah sebesar 82% dan tahun
2016 adalah sebesar 83,5%
Berdasarkan telaah dokumen realisasi tanam pada
tahun 2016 hanya tercapai 72,62% dari rencana
tanaman. Kegiatan tanaman adalah meliputi
tanaman rutin dan tanaman pembangunan.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK Luaskawasanlindungsesuaidengandokumenperenc
anaan yang adayaitu DPPL
danseluruhnyaseauaiengankondisibiofisiknya
Kawasanlindung yang telahditatabatas di lapangan
(berupa marker dan Pal) mencapai 91,6 %
Kondisikawasanlindung yang berhutanmencapai86
%
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 22 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Keberadaankawasanlindungsudahdisosialisasikank
epadaseluruh86 (100%) LMDH yang berada di
sekitarhutan
Terdapatlaporanpengelolaanseluruhkawasanlindun
g yang sesuaidenganketentuan
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK Tersediaprosedur yang
mencakupseluruhjenisgangguan yang ada
Jenisdanjumlahsaranaprasaranatidaksesuaidengan
ketentuantetapifungsinyasesuai
Tersedia SDM perlindunganhutandeng an
jumlahdankualifikasimemadaisesuaidenganketentu
an
Kegiatanperlindungandiimplementasikanmelaluitin
dakanpreemptif/
preventif/represifdengansesuaijenisgangguanyang
ada
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK Tersediaprosedurpengelolaanyang
mencakupseluruhdampakterhadaptanahdanairakib
atpemanfaatanhutan
Tersediasaranaprasaranpengelolaandanpemantaua
n yang
berfungsidenganbaiksertatelahsesuaidengandoku
menperencanaansptDPPL dan PK
TersediaSDM/personildengankualifikasi yang
memadaitetapijumlahnyakurangmemadai
Tersediadokumenperencanaanpengelolaandampak
terhadaptanahdan
airdandiimplementasikansesuaidenganketentuan
Tersediadokumenperencanaanpemantauandampa
kterhadaptanahdan
airdandiimplementasikansesuaidenganketentuan
Ada
indikasiterjadinyadampakyangbesardanpentingterh
adaptanahdanairtetapiadaupayapengelolaandamp
ak
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK Auditee telah memiliki prosedur identifikasi flora
danfauna yang mencakup seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal hak
pengelolaan
Auditee telah melakukan identifikasiuntuk seluruh
jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau
langka (endangered), jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan endemik
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 23 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
b. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis
flora yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk
seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang hak pengelolaan. Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terhadap
kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan endemik
yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan
Indikator 3.6 Pengelolaan
Fauna Untuk:
- Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
- Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis
fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk
seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang hak pengelolaan. Tida ada indikasi terjadinya gangguan tetapi ada
upaya penanggulangan gangguan oleh pemegang
pengelolaan
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/unit manajemen
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo
memilikidokumen/ laporanyanglengkap
mengenaipola penguasaandan pemanfaatan SDA/,
identifikasihak-hak dasarmasyarakat hukumadat
dan/ataumasyarakat setempat,dan rencana
pemanfaatanSDH olehpemeganghak pengelolaan.
Perum Perhutani KPH Probolinggo
memilikimekanisme
penataanbatas/rekonstruksibatas kawasansecara
partisipatifdan konflikbatas kawasanyang diketahui
para pihak.
Perum Perhutani KPH Probolinggo
memilikimekanisme mengenaipengakuan hak-
hakdasar masyarakathukum adatdanmasyarakat
setempatdalam perencanaan pemanfataanSDH,
yanglegal,lengkap danjelas
Perum Perhutani KPH Probolinggomemiliki bukti-
bukti tentangluasdan bataskawasan pemeganghak
pengelolaandengan bataskawasanyang dimilikioleh
masyarakathukum adat/setempat
Perum Perhutani KPH Probolinggo memiliki
dokumen persetujuanpara pihakdan konflik
dapatdikelola denganbaik
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki
dokumen yang lengkap menyangkut tanggung
jawab sosial pemegang izin sesuai dengan
peraturan perundangan yang relevan
Perum Perhutani KPH Probolinggo
memilikimekanisme yanglengkap&legal
tentangpemenuhan kewajibansosial pemeganghak
pengelolaanterhadap masyarakat
Perum Perhutani KPH Probolinggo memiliki bukti
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 24 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
lengkap pelaksanaan kegiatan sosialisasikepada
seluruh masyarakatmengenaihakdan kewajiban
pemeganghak pengelolaanterhadap
masyarakatdalam mengelolaSDH
Perum Perhutani KPH Probolinggo memiliki
sebagianbukti realisasipemenuhan tanggungjawab
sosial terhadap masyarakat
Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki
laporan/dokumen yang lengkap terkait
pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin
termasuk ganti rugi
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki
informasiyang lengkap&jelas tentang masyarakat
hukumadatdan/ ataumasyarakat setempatyang
terlibat, tergantung, terpengaruholeh aktivitas
pengelolaanSDH
Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki
mekanismeyang legal,lengkapdan jelasmengenai
peningkatanperan sertadanaktivitas ekonomi
masyarakat
Perum Perhutani KPH Probolinggo telah
memilikidokumen rencanapemegang hak
pengelolaanmengenai kegiatan peningkatanperan
sertadanaktivitas ekonomi masyarakat,yang
lengkapdanjelas
Perum Perhutani KPH Probolinggo telah
memilikibukti implementasi sebagianbesar(≥
50%)kegiatan peransertadan aktivitasekonomi
masyarakat hukumadat dan/atau masyarakat
setempatoleh pemeganghak pengelolaan
Perum Perhutani KPH Probolinggo telah
memilikibukti dokumen/Laporanmengenai
pelaksanaan distribusimanfaat kepadaparapihak
yanglengkapdan terdokumentasi denganbaik
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki
mekanisme resolusikonflik yanglengkapdan jelas
Perum Perhutani KPH Probolinggodi dalamnya
terdapatkonflik dantersediapeta konflikyang
lengkapdanjelas
Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki
organisasi, sumberdaya manusia,dan
pendanaanyang cukupuntuk mengelolakonflik
Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki
dokumen/laporan penanganan konflik yang lengkap
dan jelas
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan kesejahteraan
tenaga kerja
BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo telah telah
merealisasikan seluruhhubungan industrialdengan
seluruhkaryawan
Perum Perhutani KPH Probolinggo telah
merealisasikan seluruhrencana pengembangan
kompetensi
Perum Perhutani KPH
Probolinggomemilikidokumen standarjenjang
karirdantelah diimplementasikanseluruhnya
Perum Perhutani KPH
Probolinggomemilikidokumen tunjangan
kesejahteraan karyawandantelah
diimplementasikan seluruhnya.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 25 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK)
MEMENUHI Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal
22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum
(Perum) Kehutanan Negara.Dokumen ini telah di
tetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh
Presiden Republik Indonesia dan telah di
undangkan pada tanggal 22 Oktober 2010 yang
ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
Kesesuaian kawasan yang dikelola oleh auditee
mengacu pada Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : 395/Menhut-II/2011 tanggal
21 Juli 2011 tentang penunjukan kawasan hutan di
wilayah Provinsi Jawa Timur seluas ± 1.361.146
Ha beserta lampiran peta kawasan hutan dan
perairan Provinsi Jawa Timur skala 1 : 250.000
yang ditandatangani oleh Menteri Kehutanan
(Zulkifli Hasan ) dan Surat Keputusan Direksi
Perum Perhutani Nomor : 893/Kpts/Dir/2013
tanggal 30 Agustus 2013 tentang Pembagian
Kawasan Hutan pada KPH Probolinggo.
1. Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : 395/ Menhut-
II/2011 tanggal 21 Juli 2011 dengan Peta
Lampiran Surat Keputusan Direksi Perum
Perhutani Nomor : 893/Kpts/Dir/2013 tanggal
30 Agustus 2013, tidak terdapat perubahan
fungsi kawasan pada areal KPH Probolinggo
2. Verifier tersebut masuk dalam kategori tidak
dapat diterapkan (Not Applicabel) karena auditee
adalah merupakan pemegang hak pengelolaan
dan bukan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) sehingga tidak
dibebani dengan pembayaran iuran IUPHHK.
3. KPH Probolingo telah membuat laporan hasil
identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan yang dibuat oleh bagian Hugra.
Kegiatan diluar sektor kehutanan adalah berupa
Pinjam Pakai Kawasn untuk pemasangan tiang
dan jaringan listrik pedesaan, Pengaspalan Jalan
Desa Tulupari dan Pembangunan Jalan Lintas
Selatan (JLS)
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen RPKH beserta
revisinya untuk kelas perusahaan jati periode 2009
s/d 2018 yang disusun dan disahkan oleh pejabat
yang berwenang dan disusun mengacu peraturan
yang berlaku.
Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun 2016
dan 2017 beserta suplisinya yang disusun oleh
petugas yang berwenang.
Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan lampiran
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 26 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
peta.
Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH yaitu
peta kelas hutan, dan pada lampiran dokumen RTT
2016 serta RTT 2017 yaitu peta RTT dan peta micro
planning bidang tebangan
Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran SPK
tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang. Posisi
blok/petak tebangan posisinya benar dan terbukti di
lapangan. Penandaan patok batas petak mengacu
pada SOP yang dikembangkan oleh Auditee
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen 5 (Lima( RPKH untuk
Kelas Perusahaan (KP), yaitu :
a. Dokumen RPKH KP Jati seluas 29.457,70 Ha
Jangka Perusahaan 01 Januari 2016 s/d 31
Desember 2025.
b. Dokumen RPKH KP Pinus seluas 20.121,30 Ha.
Jangka Perusahaan 01 Januari 2017 s/d 31
Desember 2026.
c. Dokumen Revisi RPKH KP Damar seluas
25.696,20 Ha. Jangka Perusahaan 01 Januari
2008 s/d 31 Desember 2017 Periode 1 Januari
2014 s/d Desember 2017.
d. Dokumen Revisi RPKH KP Mahoni seluas
5.545,10 Ha Jangka Perusahaan 01 Januari 2008
s/d 31 Desember 2017 Periode 1 Januari 2008
s/d Desember 2017. RPKH KP Kesambi seluas
5.545,10 Ha.
Dokumen RPKH KP kesambii KPH Probolinggo Jangka
Perusahaan 01 Januari 2014 s/d 31 Desember 2023.
Verifier tersebut telah dilakukan verifikasi tetapi tidak
dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee
tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk
pembangunan hutan tanaman
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku
ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK
316.
2. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang
berwenang.
3. Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara
LHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di
lapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan (TPn)
untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen
DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang.
Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industri kayu
disertai dengan dokumen SKSHHK.
Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB
dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 27 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
MEMENUHI Verifier ini tidak diterapkan atau Not Applicable,
karena Auditee adalah pemegang hak pengelolaan
dan bukan Pemegang IUPHHK-HA. Auditee telah
menerapkan penandaan pada bontos ujung dan
tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum
Perhutani No. 366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30
Maret 2016.
Namun demikian auditee tetap menerapkan
kegiatan sistem penandaan pada bontos dan
tunggak kayu, sehingga dengan sistem tersebut
kayu dapat dilacak balak sampai ke petak
tebangan.
Seperti Verifier 3.1.3.a, dilakukan verifikasi tetapi
tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan
bukan Pemegang IUPHHK-HA.
Tanda-tanda PUHH yang diterapkan oleh Auditee
telah dilaksanakan secara konsisten dan telah
diatur dalam SK Direksi Perum Perhutani Nomor :
366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
membuktikan adanya catatan
angkutan kayu ke luar TPK
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB).
Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan
BAP penerbitan SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB
tidak tersedia karena auditee tidak melakukan
pemakaian dokumen SKSKB.
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan Sistem informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal berlaku
secara otomatis akan muncul apabila Auditee telah
meng approve LHP.
Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada
tarif yang berlaku.
Selama periode April 2016 sampai Maret 2017
Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak
14.324,276 M3 dan PSDH yang harus dibayar sesuai
dengan bukti pembuatan tagihan yang diterima
adalah Rp 529.322.803.00 (Lima Ratus Dua Puluh
Sembilan Juta Tiga Ratus Dua Puluh Dua Ribu
Delapan Ratus Tiga Rupiah).
Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH
dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah
divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti
pembayaran PSDH secara lunas.
Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara
lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar
sesuai dengan tarif
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 28 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim
kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
Not
Applicable
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee tidak menjual
kayu antar pulau.
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
Not
Applicable
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena pengangkutan kayu bulat
tidak menggunakan kapal dan hanya melakukan
pengangkutan lewat jalur darat dengan menggunakan
alat angkut Truck.
3.4.1 Implementasi Tanda V-
Legal
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal
sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal
dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan
lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.
Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada
dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak
(318)
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan persetujuan melalui Surat Kepala
Badan Penanaman Modal selaku Administrator
Pelayanan Perizinan Terpadu a.n. Keputusan Gubernur
Jawa Timur Nomor P2T/12/ 17.01/V/2011 ditetapkan
di Surabaya pada tanggal 05 Mei 2011
Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen DPPL telah disetujui
berdasarkan Surat Surat Kepala Badan Penanaman
Modal selaku Administrator Pelayanan Perizinan
Terpadu a.n. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor
P2T/12/17.01/V/2011 ditetapkan di Surabaya pada
tanggal 05 Mei 2011 Tentang Persetujuan DPPL
kegiatan pengelolaan hutan Perum Perhutani KPH
Probolinggo di Kabupaten Probolinggo, kabupaten
Lumajang dan Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa
Timur.
Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen RKL
dan RPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada BLH
kabupaten dan Dinas kehutanan setempat
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
implementasi K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau
pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja
(PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3
serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam
implemntasi K3 di KPH Probolinggo
Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret
2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan
bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 29 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dapat berfungsi dengan baik
Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang
dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari
P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya untuk
menekan angka kecelakaan kerja
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI 1) Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat
Pekerja (SP2P) Jawa Timur No.
02/DPD/SP2P/JATIM/ 2015 Tentang Penetapan
Dewan Pengurus Cabang SP2P KPH Probolinggo
Periode 2015 – 2018, Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 27 Maret 2015. Ditandatangani oleh
Ketua DPD SP2P Jawa Timur (Bambang Cahyo
Purnomo).
2) Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat
Karyawan Perum Perhutani Nomor : 05/KPTS/
MUSDA-SP/Pbo/2016 tentang Susunan Dewan
Pengurus Daerah Serikat Karyawan Perum
Perhutani KPH Probolinggo Periode 2016 – 2019
ditetapkan di Semarang tanggal 16 Nopember
2016. Ditandatangani oleh Ketua DPW Wilayah
Jawa Timur (Errik Alberto).
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan
Perhutani dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani
Periode 2015 – 2017.
Dokumen PKB tersebut telah didaftarkan kepada
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
sesuai surat No. 4 3 7/011.7/SDM/Dir tanggal 09
Juli 2015.
Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor : KEP.138/PHIJSK- PKKAD/PKB/IX/2015
tanggal 04 September 2015. Masa berlaku sejak 3
Juni 2015 s/d 2 Juni 2017.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat
oleh Bagian Sumber Daya Manusia KPH Probolinggo
periode April 2016 sampai dengan Maret 2017 dan
hasil wawancara denagan tenaga kerja di lokasi
tebangan, tidak terdapat pekerja yang usianya di
bawah umur.(di bawah 18 tahun) di lingkup KPH
Probolinggo.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL untuk KPH Probolinggo pada saat Penilikan
Pertama Tahun 2017 sebesar 98,48%, masuk dalam kelas nilai >80 - 100% dengan predikat kinerja
“BAIK”.
3. KPH BANYUWANGI UTARA
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 30 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK Ketersediaan dokumen legal perusahaan dan
administrasi tatabatas lengkap sesuai dengan
tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang
telah dilakukan.
Dokumen legal perusahaan berupa : Peraturan
Pemerintah Tahun 1961 tanggal 29 Maret 1961
tentang Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan
Negara Jawa Timur,Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 1972 tanggal 22 Maret 1972 tentang
Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan Negara,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2001 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani)
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003 tentang
Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM
PERHUTANI)
Admisistrasi tata batas berupa Terjemahan Berita
Acara Tata Batas KPH Banyuwangi Utara
diterjemahkan oleh R. Soeroso, SH dan Ny. Theresia
Slamet dari Kantor Penerjemah Pengacara dan
Konsultan Hukum ” R. Soeroso, SH & Associates”.
Realisasi tata batas di KPH Banyuwangi Utara
sudah temu gelang (100%) dengan panjang batas
luar (Pal B) 331.672,05 meter dan panjang batas
dalam (Pal E) 21.559.02 meter
Di areal kerja KPH Banyuwangi Utara terdapat
permasalahan tenurial. Namun demikian terdapat
dokumen rencana, monitoring konflik
batas/tenurial dan ada upaya Perum Perhutani
KPH Banyuwangi Utara untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Berdasarkan overlay peta Kawasan Hutan KPH
Banyuwangi Utara dengan Peta Kawasan Hutan
dan Konservasi Perairan Propinsi Jawa Timur
Nomor : SK.395/Menhut II/2011 Skala 1 :
100.000, Kawasan hutan KPH Banyuwangi Utara
tidak ada perubahan fungsi Kawasan, maka
Verifier ini menjadi Not Aplicable (NA)
Terdapat bukti KPH Banyuwangi Utara telah
mendata dan melaporkan seluruh penggunaan
kawasan di luar sektor kehutanan di areal kerjanya
kepada instansi yang berwenang
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK Tersedia dokumen visi dan misi yang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Direksi Perum Perhutani
No. 3180/Kpts/Dir/2014 tanggal 27 November
2014 dan isinya telah sesuai dengan kerangka PHL
Terdapat bukti kegiatan sosialisasi visi dan misi
perusahaan kepada level pemegang izin dan
masyarakat setempat berupa surat undangan
sosialisasi visi dan misi, Berita acara
sosialisasi,notulen sosialisasi, daftar hadir dan foto
kegiatan
Implementasi pengelolaan hutan lestari (PHL) oleh
KPH Banyuwangi Utara sebagian telah sesuai
dengan visi dan misi Perum Perhutani
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 31 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK Keberadaan tenaga teknis PHPL di KPH
Banyuwangi Utara di lapangan tersedia pada setiap
bidang kegiatan pengelolaan hutan tetapi jumlah
per bidangnya belum sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal PHPL No: P.16/PHPL-IPHH/2015
tanggal 24 November 2015
Realisasi peningkatan kompentensi SDM di KPH
Banyuwangi Utara telah teralisasi 100% dari
rencana sesuai kebutuhan
Dokumen ketenagakerjaan di Perum Perhutani KPH
Banyuwangi Utara tersedia lengkap
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan
periodik, evaluasi, dan
penyajian umpan balik
mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan)
Pemegang Hak Pengelolaan.
BAIK Tersedia struktur organisasi dan Job description
yang sesuai dengan kerangka PHL dan telah
disahkan oleh Direksi
KPH Banyuwangi Utara telah memiliki perangkat
SIM dan telah memiliki tenaga pelaksananya
Organisasi SPI/Internal auditor ada dan berjalan
dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan
kegiatan
Terdapat keterlaksanaan seluruh tindak koreksi
dan pencegahan manajemen berbasis hasil
monitoring dan evaluasi
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK Kegiatan pekerjaan dalam RTT termasuk tebangan
pada tahun 2016 di KPH Banyuwangi Utara telah
disosialisasikan kepada masyarakat setempat dan
telah mendapat persetujuan atas dasar informasi
awal yang memadai
Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari
para pihak
Terdapat persetujuan dalam proses dan
pelaksanaan PHBM di Perum Perhutani KPH
Banyuwangi Utara
Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani
KPH Banyuwangi Utara telah mendapat
persetujuan seluruh LMDH yang berbatasan
dengan kawasan lindung
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK Auditee telah memiliki dokumen RPKH kelas
perusahaan jati sebagai berikut:
1. RPKH Kelas Perusahaan Jati untuk BH Alasbuluh
Gombeng dan Betakol yang disahkan melalui SK
Menteri Kehutanan Nomor: SK 7257/Menhut-
VI/BUHT/2012 tanggal 28 Desember 2012.
2. RPKH BH Kendeng timur Laut jangka perusahaan
2012 sd 2021 seluas 22.372,42 Ha yang disusun
oleh SPH V Jember, dinilai oleh Biro perencanaan
dan pengembangan usaha malang, diketahui oleh
Kepala Unit II Jawa Timur dan disahkan oleh
Direksi Perum Perhutani. Selanjutnya dokumen
direvisi sesuai dengan Revisi RPKH kelas
perusahaan jati untuk BH Kendeng Timur Laut
seluas 22.372,42 Ha jangka perusahaan 2012
s/d 2012 yang telah disahkan sesuai dengan SK
Menteri Kehutanan Nomor: SK.6962/menhut-
VI/BUHT/2013 tanggal 27 desember 2013.
3. Penataan areal kerja yang dilakukan oleh auditee
telah sesuai antara dokumen RPKH dengan RTT.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 32 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Namun terdapat perbedaan luasan antara rencana
pada RPKH dengan RTT yang disebabkan karena
adanya perubahan kawasan yang berubah fungsi
dari areal produksi menjadi kawasan perlindungan
stetmpat dan adapula areal yang dipertahankan
sebagai areal produksi benih serta adanya
penilaian kembali (Re-scouring) dari SPH V Jember
sebelum jangka RPKH baru.
4. Berdasarkan hasil uji petik dapat diketahui bahwa
tanda batas di lapangan masih terlihat jelas,
sebagian besar pal dalam kondisi baik dan
sebagian kecil lainnya dalam kondisi rusak.
Informasi tulisan cat pada pall juga sudah
mengalami pemudaran karena pemasangan dan
peletteran pal dilaksanakan 10 tahun sekali.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK Auditee telah memiliki data potensi tegakan per
kelas hutan yang tercantum dalam dokumen RPKH
PDE -3. Potensi tegakan yang dimiliki oleh auditee
adalah sebesar 107,07 M3/ha dan telah
mencerminkan kondisi di lapangan.
Auditee telah memiliki dokumen perhitungan etat
luas dan volume berdasarkan hasil inventarisasi
hutan/risalah hutan yang diekstrak dalam sebuah
system SISDH-PDE oleh SPH V Jember
Auditee telah memiliki rencana pengaturan
tebangan sebagai dasar penyusunan dokumen RTT
Tahun 2016 dan 2017 yang mengacu berdasarkan
hasil perhitungan etat pada dokumen RPKH KP Jati
di KPH Banyuwangi Utara.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK Auditee telah memiliki seluruh dokumen prosedur
kerja (PK) sesuai dengan ketentuan untuk setiap
tahapan system silvikultur yang diterapkan.
Auditee telah melakukan kegiatan seluruh tahapan
system silvikultur sesuai dengan prosedur kerja
yang dikembangkan oleh auditee. Hasil
pemeriksaan di lapangan implementasi kegiatan
telah mengacu pada PK yang berlaku
Auditee telah memiliki potensi tegakan untuk
tebangan A2 yang sudah masak tebang pada
tahun 2016 adalah sebesar 172,96 M3/Ha dan
pada tahun 2017 adalah sebesar 176,58 M3/Ha.
Potensi masak tebang seperti yang tergambar
dalam PDE 9 KPH banyuwangi Utara lebih dari 80
M3/Ha.
Keberhasilan penilaian tanaman untuk tanaman
tahun ke-3 (tanaman tahun 2014) diperoleh
persentase sebesar 96% untuk tanaman pokok
(jati dan pinus), 75,6% untuk tanaman pengisi
(kesambi dan mimbo) dan 78% untuk tanaman
tepi (mahoni)
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK KPH Banyuwangi Utara telah memiliki Prosedur
Kerja yang berkaitan dengan RIL yaitu PK-
SMPHT.05-007-Tebang-Habis-Jati, tanggal
diberlakukan tanggal 13 April 2015, PK-SMPHT 05-
008 tentang tebang habis jenis rimba, PK-SMPHT
05-010 tentang pembuatan jalan angkutan kayu.
dan IK Pemanenan Kayu (Tebangan Ramah
Lingkungan) Nomor: 01/BWU/IK/Prod tanggal 11
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 33 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
april 2017
Auditee telah menerapkan teknologi ramah
lingkungan pada 3 tahapan system silvikultur yang
antara lain adalah pra tebangan, proses tebangan
dan pasca tebangan. Kegiatan penerapan teknologi
ramah lingkungan telah mengacu pada PK yang
dikembangkan oleh auditee
Hasil perhitungan nilai factor eksploitasi dari uji
petik tebangan di RPH Selogiri diperoleh Fe sebesar
1,5 (> 0.7) yang artinya limbah yang dihasilkan dari
kegiatan tebangan cukup kecil. Limbah kayu
adalah berupa rencek atau ranting kayu yang
memiliki diameter <10 cm dan juga cabang kayu
yang tidak masuk kualifikasi kayu perkakas (kondisi
kayu cacat)
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
BAIK Auditee telah memiliki dokumen RTT yang disusun
mengacu pada dokumen RPKH dan disahkan oleh
petugas yang berwenang dan mengacu pada
peraturan yang berlaku. Dokumen RTT Tahun 2016
dan 2017 terdiri dari kegiatan tebangan habis (A),
tebangan pembangunan (B), tebangan penjarangan
(E) yang sebagian besar luas yang direncanakan
telah sesuai dengan dokumen RPKH yaitu
mencapai persentase 99% (2016) dan 98% (2017).
Berdasarkan telaah dokumen RTT 2016 dan 2017
dengan RPKH dapat diketahui bahwa lokasi
kegiatan tebangan dan tanaman telah sesuai
namun ada perbedaan luas yang direncanakan
pada RTT dan RPKH. Kesesuaian luas rencana
tebangan dan tanaman RTT 2016 mencapai 95%
sedangkan kesesuaian rencana tebangan dan
tanaman RTT 2017 hanya mencapai 98% yang
sesuai dengan dokumen RPKH
Auditee telah melakukan penandaan batas areal
tebangan dengan areal lainnya dengan
memberikan tanda markir cat warna merah
melingkar pada pohon berdiri yang mengacu pada
peta kerja skala 1:10.000. sedangkan batas antar
blok tebangan dalam 1 areal tebangan dibatasi
dengan cat warna hitam melingkar pada pohon
berdiri atau patok kayu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak terdapat
perbedaan lokasi dan jenis tebangan di lapangan
dengan yang direncanakan. Realisasi volume
tebangan total yang meliputi tebangan A, B dan E
mencapai 124,2 % (tanpa nakap) sedangkan
realisasi volume sesuai RTT Sah mencapai 88,9%.
Sedangkan realisasi volume tebangan per jenis
tebangan adalah untuk tebangan A realisasinya
mencapai 69%, tebangan B realisasinya mencapai
189% dan tebangan E sebesar 0% (ditiadakan
kegiatan penjarangan).
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan
BAIK Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 Divisi
Regional Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa
kondisi keuangan adalah sebagai berikut:
Likuditas 302% (>100%) artinya kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 34 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pengembangan, serta
peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
yang segera harus dipenuhi sangat baik.
Solvabilitas 13% (<100%) artinya kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
saat perusahaan dilikuidasi cukup baik atau
dengan arti lain jumlah asset yang dimiliki oleh
auditee mampu menjamin jumlah hutang yang
dimiliki oleh auditee.
Rentabilitas negatif artinya kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tahun 2016 kurang baik.
Opini akuntan public menyatakan bahwa laporan
kondolidasian telah diterbitkan dan disajikan secara
wajar dalam semua hal yang material
Berdasarkan laporan ERP MK KPH Banyuwangi
Utara tahun 2015 & 2016 dan surat revisi
anggaran RKAP dapat diketahui bahwa realiasi
alokasi dana untuk seluruh kegiatan pengelolaan
hutan tahun 2015 dalah 89% dan 2016 adalah
sebesar 96%. Alokasi dana terkecil terletak pada
kegiatan pemeliharaan dan pembinaan hutan yaitu
sebesar 39%
Realisasi alokasi dana di KPH Banyuwangi Utara
kurang proporsional karena perbedaan/selisih
alokasi dana sebesar 40,5% (perbedaan alokasi
dana antara 20-50%).
Realisasi pendanaan untuk setiap kegiatan
berjalan lancar namun beberapa kegiatan yang
belum sesuai dengan tata waktunya karena adanya
kebijakan penundaan tebangan tanaman dan
efisiensi anggaran
Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 KPH
banyuwangi Utara realisasi alokasi dana untuk
kegiatan tanaman pokok dan tanaman pengisi
mencapai presentase sebesar 97%
Berdasarkan laporan realisasi penanaman Tahun
2016 diketahui bahwa realisasi luas tanaman
mencapai 88,71% dari luas tanaman yang telah
direncanakan pada dokumen RTT.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen
perencanaan yang ada yaitu DPPL dan seluruh nya
seauai Dengan kondisi biofisiknya
Kawasanlindung yang telahditatabatas di lapangan
(berupa marker dan Pal) mencapai 97,3 %
Kondisikawasanlindung yang berhutanmencapai
88,3 %
Keberadaankawasanlindungsudahdisosialisasikank
epadaseluruh (100%) LMDH yang berada di
sekitarhutan
Terdapatlaporanpengelolaanseluruhkawasanlindun
g yang sesuaidenganketentuan
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK Tersediaprosedur yang
mencakupseluruhjenisgangguan yang ada
Jenisdanjumlahsaranaprasaranatidaksesuaidengan
ketentuantetapifungsinyasesuai
Tersedia SDM perlindunganhutandengan
jumlahdankualifikasimemadaisesuaidenganketentu
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 35 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
an
Kegiatanperlindungandiimplementasikanmelaluitin
dakanpreemptif/
preventif/represifdengansesuaijenisgangguanyang
ada
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK Tersediaprosedurpengelolaanyang
mencakupseluruhdampakterhadaptanahdanairakib
atpemanfaatanhutan
Tersediasaranaprasaranpengelolaandanpemantaua
n yang
berfungsidenganbaiksertatelahsesuaidengandoku
menperencanaansptDPPL dan PK
TersediaSDM/personiltetapijumlahdan/ataukualifik
asinyakurangmemadai
Tersediadokumenperencanaanpengelolaandampak
terhadaptanahdan
airdandiimplementasikansesuaidenganketentuan
Tersediadokumenperencanaanpemantauandampa
kterhadaptanahdan
airdandiimplementasikansesuaidenganketentuan
Tidakterdapatindikasiterjadinyadampakyangbesard
anpentingterhadaptanahdanair
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK Auditee telah memiliki prosedur identifikasi flora
danfauna yang mencakup seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal hak
pengelolaan
Auditee telah melakukan identifikasiuntuk seluruh
jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau
langka (endangered), jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan endemic
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
c. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
d. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis
flora yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk
seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang hak pengelolaan Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terhadap
kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan endemik
yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan
Indikator 3.6 Pengelolaan
Fauna Untuk:
- Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
- Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis
fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk
seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang hak pengelolaan Terdapat indikasi terjadinya gangguan tetapi ada
upaya penanggulangan gangguan oleh pemegang
pengelolaan
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 36 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kawasan operasional
perusahaan/unit manajemen
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
memilikidokumen/ laporanyanglengkap
mengenaipola penguasaandan pemanfaatan
SDA/SDH setempat, identifikasihak-hak
dasarmasyarakat hukumadat
dan/ataumasyarakat setempat,dan rencana
pemanfaatanSDH olehpemeganghak pengelolaan.
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara
memilikimekanisme
penataanbatas/rekonstruksibatas kawasansecara
partisipatifdan konflikbatas kawasanyang
diketahui para pihak
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara
memilikimekanisme mengenaipengakuan hak-
hakdasar masyarakathukum adatdanmasyarakat
setempatdalam perencanaan pemanfataanSDH,
yanglegal,lengkap danjelas
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utaramemiliki
bukti-bukti tentangluasdan bataskawasan
pemeganghak pengelolaandengan
bataskawasanyang dimilikioleh masyarakathukum
adat/setempat
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara memiliki
dokumen persetujuanpara pihakdan konflik
dapatdikelola denganbaik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memiliki dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai
dengan peraturan perundangan yang relevan.
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara
memilikimekanisme yanglengkap&legal
tentangpemenuhan kewajibansosial
pemeganghak pengelolaanterhadap masyarakat
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara
memiliki buktipelaksanaan kegiatan
sosialisasimengenaihakdan kewajiban
pemeganghak pengelolaanterhadap
masyarakatdalam mengelolaSDH, namun hanya
sebagian
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara
memiliki bukti sebagian bukti realisasipemenuhan
tanggungjawab sosial terhadap masyarakat
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memiliki laporan/dokumen yang lengkap terkait
pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin
termasuk ganti rugi
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memiliki informasiyang lengkap&jelas tentang
masyarakat hukumadatdan/ ataumasyarakat
setempatyang terlibat, tergantung,
terpengaruholeh aktivitas pengelolaanSDH
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memiliki mekanismeyang legal,lengkapdan
jelasmengenai peningkatanperan
sertadanaktivitas ekonomi masyarakat .
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memilikidokumen rencanapemegang hak
pengelolaanmengenai kegiatan peningkatanperan
sertadanaktivitas ekonomi masyarakat,yang
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 37 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
lengkapdanjelas
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memilikibukti implementasi sebagianbesar(≥
50%)kegiatan peransertadan aktivitasekonomi
masyarakat hukumadat dan/atau masyarakat
setempatoleh pemeganghak pengelolaan
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memilikibukti dokumen/Laporanmengenai
pelaksanaan distribusimanfaat kepadaparapihak
yanglengkapdan terdokumentasi denganbaik
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memiliki mekanisme resolusikonflik
yanglengkapdan jelas.
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utaradi
dalamnya terdapatkonflik dantersediapeta
konflikyang lengkapdanjelas
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memiliki organisasi, sumberdaya manusia,dan
pendanaanyang cukupuntuk mengelolakonflik
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
memiliki dokumen/laporan penanganan konflik
yang lengkap dan jelas
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan kesejahteraan
tenaga kerja
BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
telah merealisasikan seluruhhubungan
industrialdengan seluruhkaryawan
Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah
merealisasikan seluruhrencana pengembangan
kompetensi
Perum Perhutani KPH Banyuwangi
Utaramemilikidokumen standarjenjang
karirdantelah diimplementasikanseluruhnya
Perum Perhutani KPH Banyuwangi
Utaramemilikidokumen tunjangan kesejahteraan
karyawandantelah diimplementasikan seluruhnya
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK)
MEMENUHI 1. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010
Tanggal 22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan
Umum (Perum) Kehutanan Negara.Dokumen ini
telah di tetapkan di Jakarta yang ditandatangani
oleh Presiden Republik Indonesia dan telah di
undangkan pada tanggal 22 Oktober 2010 yang
ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia.
2. Kawasan yang dikelola oleh auditee mengacu
pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
: 395/Menhut-II/2011 tanggal 21 Juli 2011
tentang penunjukan kawasan hutan di wilayah
Provinsi Jawa Timur seluas ± 1.361.146 Ha
beserta lampiran peta kawasan hutan dan
perairan Provinsi Jawa Timur skala 1 : 250.000
yang ditandatangani oleh Menteri Kehutanan
(Zulkifli Hasan ) dan Surat Keputusan Direksi
Perum Perhutani Nomor : 899/Kpts/Dir/2013
tanggal 30 Agustus 2013 tentang Pembagian
Kawasan Hutan pada KPH Banyuwangi Utara.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 38 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3. Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : 395/ Menhut-
II/2011 tanggal 21 Juli 2011 dengan Peta
Lampiran Surat Keputusan Direksi Perum
Perhutani Nomor : 899/Kpts/Dir/2013 tanggal
30 Agustus 2013, tidak terdapat perubahan
fungsi kawasan pada areal KPH Banyuwangi
Utara.
Verifier tersebut masuk dalam kategori tidak dapat
diterapkan (Not Applicabel) karena Auditee adalah
merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan
pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan
pembayaran iuran IUPHHK.
KPH Banyuwangi Utara telah membuat laporan hasil
identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan yang dibuat oleh bagian Hugra. Kegiatan
diluar sektor kehutanan adalah berupa Pinjam Pakai
Kawasan untuk Pembangunan Waduk Bajulmati dan
Pembangunan Sutet.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI 1. Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur KPH
Banyuwangi Utara telah mempunyai 2 (Dua)
Dokumen RPKH untuk Kelas Perusahaan/KP,
yaitu :
a. RPKH KP Jati BH Alasbuluh Gombeng dan BH
Bitakol seluas 33.746,56 Ha Jangka
Perusahaan 01 Januari 2013 s/d 31 Desember
2022 dan telah mendapatkan persetujuan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK.7257/Menhut-
VI/BUHT/2012 Tentang Persetujuan Rencana
Pengaturan Kelestarian Hutan Untuk Jangka
Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Jangka 2013 - 2022
Atas Nama KPH Banyuwangi Utara Kelas
Perusahaan Jati (KP Jati) Perum Perhutani Unit
II Jawa Timur, Ditetapkan di Jakarta pada
Tanggal 28 Desember 2012
b. RPKH KP Jati BH Kendeng Timur Laut seluas
22.372,42 Ha Jangka Perusahaan 01 Januari
2012 s/d 31 Desember 2021 Periode 1
Januari 201 s/d 31 desember 2021 dan telah
mendapatkan persetujuan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK.6962/Menhut-VI/BUHT/2012 Tentang
Persetujuan Rencana Pengaturan Kelestarian
Hutan Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Tahun
Jangka 2012 - 2021 Atas Nama KPH
Banyuwangi Utara Kelas Perusahaan Jati (KP
Jati) Perum Perhutani Unit II Jawa Timur,
Ditetapkan di Jakarta pada Tanggal 27
Desember 2013.
2. Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun
2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 39 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
oleh petugas yang berwenang.
3. Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan
lampiran peta.
4. Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH
yaitu peta kelas hutan, dan pada lampiran
dokumen RTT 2016 serta RTT 2017 yaitu peta RTT
dan peta micro planning bidang tebangan
5. Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran
SPK tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang.
Posisi blok/petak tebangan posisinya benar dan
terbukti di lapangan. Penandaan patok batas
petak mengacu pada SOP yang dikembangkan
oleh Auditee
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen 2 RPKH (Dua) untuk
Kelas Perusahaan (KP), yaitu :
a. RPKH KP Jati BH Alasbuluh Gombeng dan BH
Bitakol seluas 33.746,56 Ha. Dokumen RPKH KP
Jati BH Alasbuluh Gombeng dan BH Bitakol KPH
Banyuwangi Utara Jangka Perusahaan 01 Januari
2013 s/d 31 Desember 2022
b. RPKH KP Jati BH Kendeng Timur Laut seluas
22.372,42 Ha. Dokumen RPKH KP Jati BH
Kendeng Timur Laut KPH Banyuwangi Utara
Jangka Perusahaan 01 Januari 2012 s/d 31
Desember 2021 Periode 1 Januari 2014 s/d 31
desember 2021.
Verifier tersebut telah dilakukan verifikasi tetapi tidak
dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee
tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk
pembangunan hutan tanaman
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku
ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK
316.
2. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang
berwenang.
3. Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara
LHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di
lapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan (TPn)
untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen
DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang.
Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industri kayu
disertai dengan dokumen SKSHHK.
Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB
dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
MEMENUHI Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee adalah
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 40 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang
IUPHHK-HA. Auditee telah menerapkan penandaan
pada bontos ujung dan tunggak kayu mengacu
kepada SK Direksi Perum Perhutani No.
366/KPTS/DIR/ 2016 tanggal 30 Maret 2016.
Namun demikian auditee tetap menerapkan kegiatan
sistem penandaan pada bontos dan tunggak kayu,
sehingga dengan sistem tersebut kayu dapat dilacak
balak sampai ke petak tebangan.
Seperti Verifier 3.1.3.a, dilakukan verifikasi tetapi
tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan
bukan Pemegang IUPHHK-HA.
Tanda-tanda PUHH yang diterapkan oleh Auditee
telah dilaksanakan secara konsisten dan telah diatur
dalam SK Direksi Perum Perhutani Nomor : 366/
KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
membuktikan adanya catatan
angkutan kayu ke luar TPK
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB).
Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan
BAP penerbitan SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB
tidak tersedia karena auditee tidak melakukan
pemakaian dokumen SKSKB
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal berlaku
secara otomatis akan muncul apabila Auditee telah
meng approve LHP.
Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada
tarif yang berlaku.
Selama periode April 2016 sampai Maret 2017
Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak
25.582,266 M3 dan PSDH yang harus dibayar sesuai
dengan bukti pembuatan tagihan yang diterima
adalah Rp 2.290.611.391.00 (Dua Milyar Dua Ratus
Sembilan Puluh Juta Enam Ratus Sebelas Ribu Tiga
Ratus Sembilan Puluh Satu Rupiah).
Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH
dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah
divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti
pembayaran PSDH secara lunas.
Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara
lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar
sesuai dengan tarif
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim
kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
Not
Applicable
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee tidak menjual
kayu antar pulau.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 41 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
(PKAPT).
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
Not
Applicable
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena pengangkutan kayu bulat
tidak menggunakan kapal dan hanya melakukan
pengangkutan lewat jalur darat dengan menggunakan
alat angkut Truck.
3.4.1 Implementasi Tanda V-
Legal
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal
sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal
dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan lampirannya
pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan. Auditee juga
menggunakan tanda V-Legal pada dokumen Kwitansi,
Bon Penjualan (BP) dan kontrak (318).
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan persetujuan melalui surat Kepala
Badan Penanaman Modal selaku Administrator
Pelayanan Perizinan Terpadu a.n. Keputusan
Gubernur Jawa Timur Nomor P2T/19/ 17.01/V/2011
ditetapkan di Surabaya pada tanggal 9 Mei 2011.
Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen DPPL telah disetujui
berdasarkan Surat Kepala Badan Penanaman Modal
selaku Administrator Pelayanan Perizinan Terpadu a.n.
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor
P2T/9/17.01/VIII/2010 ditetapkan di Surabaya pada
tanggal 05 Agustus 2010 Tentang Persetujuan DPPL
kegiatan pengelolaan hutan Perum Perhutani KPH
Banyuwangi Utara di Kabupaten Banyuwangi dan
Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur.
Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen RKL
dan RPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada BLH
kabupaten dan Dinas kehutanan setempat.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
implementasi K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau
pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja
(PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3
serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam
implemntasi K3 di KPH Banyuwangi Utara.
Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret
2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan
bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan
dapat berfungsi dengan baik
Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang
dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari
P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya untuk
menekan angka kecelakaan kerja
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 42 dari 48
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI 1) Surat Keputusan Musyawarah Daerah Luar Biasa
Serikat Karyawan perum Perhutani Dewan
Pengurus Daerah Banyuwangi Utara Nomor :
05/KPTS/MUSDA/ BWU/2017 tentang
Pembentukan Pengurus Serikat Karyawan Perum
Perhutani Dewan Pengurus Daerah KPH
Banyuwangi Utara Periode 2017 – 2019
ditetapkan di Banyuwangi tanggal 02 Maret 2017.
Ditandatangani oleh Pimpinan Sidang Musda (Agus
Setyo Budi; Edy Mulyono dan Witono).
2) Surat Serikat Karyawan dan Pekerja Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Dewan
Penguru Daerah Banyuwangi Utara Nomor : 04/L-
SP/DPD-BWU/II/2017 Tanggal 21 April 2017
Perihal Pencatatan Kepngurusan Serikat Karyawan
Perhutani KPH Banyuwangi Utara yang
disampaikan kepada Kepala Dinas Sosial
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten
Banyuwangi
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan
Perhutani dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani
Periode 2015 – 2017.
Dokumen PKB tersebut telah didaftarkan kepada
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
sesuai surat No. 4 3 7/011.7/SDM/Dir tanggal 09
Juli 2015.
Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor : KEP.138/PHIJSK- PKKAD/PKB/IX/2015
tanggal 04 September 2015. Masa berlaku sejak 3
Juni 2015 s/d 2 Juni 2017.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat
oleh Bagian Sumber Daya Manusia KPH Banyuwangi
Utara periode April 2016 sampai dengan Maret 2017
dan hasil wawancara denagan tenaga kerja di lokasi
tebangan, tidak terdapat pekerja yang usianya di
bawah umur.(di bawah 18 tahun) di lingkup KPH
Banyuwangi Utara.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL untuk KPH Banyuwangi Utara pada saat Penilikan
pertama tahun 2017 sebesar 100%, masuk dalam kelas nilai >80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 43 dari 48
5. Perhitungan Nilai Kematangan/Bobot Indikator KPH Contoh Perum Perhutani Divisi
Regional Jawa Timur.
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematang
an/ Bobot
Indikator
Pra
sya
rat
1.1 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
1.2 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
1.3 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
1.4 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
1.5 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
Pro
du
ksi
2.1 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
2.2 KPH MADIUN 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 44 dari 48
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematang
an/ Bobot
Indikator
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
2.3 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
2.4 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
2.5 KPH MADIUN 2 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
8 9 88.89% BAIK 3
2.6 KPH MADIUN 2 3
KPH PROBOLINGGO 2 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
7 9 77.78% SEDANG 2
Ek
olo
gi
3.1 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
3.2 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 45 dari 48
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematang
an/ Bobot
Indikator
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
3.3 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
3.4 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
3.5 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
3.6 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
So
sia
l
4.1 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
4.2 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
4.3 KPH MADIUN 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 46 dari 48
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematang
an/ Bobot
Indikator
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
4.4 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
4.5 KPH MADIUN 3 3
KPH PROBOLINGGO 3 3
KPH BANYUWANGI
UTARA 3 3
Jumlah
9 9 100.00% BAIK 3
Proses penentuan nilai akhir kinerja PHPL Divisi Regional dilakukan setelah dilakukan
penghitungan nilai akhir setiap KPH Contoh. Nilai Kematangan Indikator Divisi Regional
merupakan penjumlahan Nilai Kinerja Indikator KPH Contoh dibagi dengan penjumlahan
kemungkinan Nilai Maksimal Indikator KPH Contoh yang secara rinci telah disajikan
pada tabel diatas. Berdasarkan data pada tabel diatas selanjutnya dilakukan
perhitungan Nilai Kinerja Indikator PHPL Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur
yang disajikan pada tabel dibawah ini.
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Maksimal
Indikator
1.1 Kepastian Kawasan Pemegang Hak Pengelolaan BAIK 3 3
1.2 Komitmen Pemegang Hak Pengelolaan BAIK 3 3
1.3 Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional
Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan
Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi
Penelitian, Pendidikan dan Latihan
BAIK 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 47 dari 48
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Maksimal
Indikator
1.4 Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan
Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan
Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan
Pencapaian (Kegiatan) Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK 3 3
1.5 Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa
paksaan(PADIATAPA) BAIK 3 3
2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam
pengelolaanhutan lestari BAIK 3 3
2.2 Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem*)
BAIK 3 3
2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem
silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan
BAIK 3 3
2.4 Ketersediaan dan penerapan pemanenan ramah
lingkungan untuk pemanfaatan hutan
BAIK 3 3
2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana
kerja penebangan/pemanenan/pemanfaatan
pada areal kerjanya *)
BAIK 3 3
2.6 Kesehatan finansial perusahaan dan tingkat
investasi dan reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan pengembangan
serta peningkatan kemampuan sumber daya
manusia.
SEDANG 2 3
3.1 Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan
dilindungi pada setiap tipe hutan BAIK 3 3
3.2 Perlindungan dan pengamanan hutan BAIK 3 3
3.3 Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap
tanah dan air akibat pemanfaatan hutan
BAIK 3 3
3.4 Identifikasi spesies flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang
(rare), terancam punah (threatened) dan
endemik.
BAIK 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 48 dari 48
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Maksimal
Indikator
3.5 Pengelolaan flora untuk : 1. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian
yang tidak rusak. 2. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi dan/atau jarang, langka
dan terancam punah dan endemik
BAIK 3 3
3.6 Pengelolaan fauna untuk : 1. Luasan tertentu
dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan
bagian yang tidak rusak. 2. Perlindungan
terhadap species fauna dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan
endemik
BAIK 3 3
4.1 Kejelasan deliniasi kawasan operasional
perusahaan/pemegang izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat
BAIK 3 3
4.2 Implementasi tanggungjawab sosial perusahaan
sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
BAIK 3 3
4.3 Ketersediaan mekanisme dan implementasi
distribusi manfaat yang adil antar para pihak BAIK 3 3
4.4 Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang
handal BAIK 3 3
4.5 Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan
Kesejahteraan Tenaga Kerja BAIK 3 3
Jumlah 65 66
Prosentase 98,48%
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa Nilai Kinerja PHPL Divisi
Regional Jawa Timur mencapai angka 98,48% masuk dalam kelas nilai 80% - 100%
dengan predikat kinerja “BAIK”. Hal ini menunjukan bahwa dalam pengelolaan hutannya
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur telah menerapkan prinsip-prinsip
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.
----o0o----