LAMPIRAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2013/240210130056_l_6022.pdf · Lakukan...
Transcript of LAMPIRAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2013/240210130056_l_6022.pdf · Lakukan...
67
LAMPIRAN
68
Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan
1. Mempelajari Proses Mikroenkapsulasi Lactobacillus acidophilus
Tujuan : Mempelajari pembuatan suspensi dan freeze dried L.acidophilus
Prosedur :
Proses Mikroenkapsulasi L. acidophilus (metode Sari, 2015), sebagai berikut:
1) Inokulasi kultur bakteri L. acidophilus pada media MRS agar miring.
2) Inkubasi pada suhu 37°C selama 10 jam.
3) Meluruhkan kultur bakteri L. acidophilus dengan akuades steril.
4) Mengecek kekeruhan sesuai dengan Mc Farland 3 pada λ 600 nm dan
absorbansi ± 0,616 yang setara dengan jumlah koloni bakteri 9,0 x 108 cfu/ml
dengan spektrofotometer.
5) Melarutkan susu skim bubuk ke dalam akuades kemudian dipasteurisasi pada
suhu 62,8oC selama 15 menit sehingga diperoleh susu skim cair steril 10%
(b/v).
6) Inokulasi dengan kultur cair L.acidophilus sebanyak 10%
7) Menambahkan bahan penyalut 20% maltodekstrin (b/v) ke dalam suspensi
bakteri L. acidophilus.
8) Menghomogenkan suspensi menggunakan spatula.
9) Membekukan suspensi di dalam freezer dengan suhu -50°C selama 24 jam.
10) Enkapsulasi suspensi menggunakan freeze dryer Alpha 1-4 LDplus pada suhu
-50°C dan tekanan 0,040 mbar selama 24 jam.
69
Hasil Pengamatan :
Gambar Mikroenkapsulasi Bakteri Lactobacillus acidophilus
Kesimpulan :
Mikroenkapsulasi bakteri L. acidophilus menghasilkan serbuk berwarna putih.
Selanjutnya, pembuatan mikroenkapsulasi bakteri L.acidophilus akan mengikuti
prosedur ini.
2. Menentukan Imbangan Terbaik Tepung Ubi Jalar Kuning dan Tepung
Kedelai Hitam dalam Pembuatan Snack Bar (Sumanti dkk, 2016)
Tujuan : Menentukan imbangan tepung yang mendekati tekstur snack bar
komersial
Prosedur :
1) Masukan bahan kering ke dalam wadah berupa tepung ubi jalar kuning, tepung
kedelai hitam, garam, dan kismis.
2) Pengadukan dilakukan hingga bahan tercampur rata.
3) Masukan bahan basah (binder) berupa madu, telur 15%, air, dan minyak
goreng.
4) Pengadukan dilakukan lagi hingga adonan tercampur rata.
5) Pencetakan pada loyang dan dilanjutkan dengan proses pemanggangan dalam
oven vakum dengan suhu 40°C selama 140 menit.
70
Hasil Pengamatan:
Sampel Karakteristik Gambar
UK : KH
(5 : 25)
Warna coklat tua, aroma khas snack bar,
rasa manis agak asam, tekstur semi padat
UK : KH
(10 : 20)
Warna coklat pucat, aroma khas snack bar,
rasa manis agak asam, tekstur keras
Keterangan:
UK : Tepung Ubi Jalar Kuning
KH : Tepung Kedelai Hitam Kupas Kulit
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan organoleptik imbangan tepung kedelai hitam
dengan ubi jalar sebanyak 5:25 memiliki tekstur semi padat yang mirip dengan
snack bar komersial, maka dipilih imbangan tepung ubi jalar kuning dengan
tepung kedelai hitam kupas kulit sebanyak 5:25 sebagai formulasi pembuatan
snack bar sinbiotik.
3. Menentukan Jumlah Telur untuk Penelitian Utama Snack Bar Sinbiotik
(Sumanti dkk, 2016)
Tujuan : Menentukan jumlah penambahan telur yang digunakan untuk
penelitian utama yang memiliki nilai kekerasan seperti snack bar
komersial.
Prosedur :
71
a. Pembuatan Snack Bar
1) Masukan bahan kering yaitu tepung ubi jalar kuning, tepung kedelai hitam,
garam, dan kismis ke dalam wadah dan diaduk hingga bahan tercampur rata.
2) Masukan bahan basah yaitu madu, telur (5%, 10%, 15%, 20%), air, dan minyak
goreng di wadah lain dan diaduk hingga bahan tercampur rata.
3) Bahan basah dan bahan kering diaduk hingga adonan tercampur rata.
4) Pencetakan pada loyang dan dilanjutkan dengan proses pemanggangan dalam
oven vakum dengan suhu 40°C selama 140 menit.
b. Pengujian Nilai Kekerasan
1) Sebelum mulai menggunakan TA-XT2 Texture Analyzer, persiapkan tipe
probe terlebih dahulu yang cocok diperuntukan sampel dan project yang akan
kita analisis. Probe yang digunakan adalah tipe P/6 (berbentuk silinder dengan
diametr 6mm)
2) Pertama-tama buka program Exponent Lite Express. Setting kondisi
pengukuran yang sesuai.
Pengaturan T.A. untuk TPA
Pre-Test Speed : 1 mm/sec
Test Speed : 5 mm/sec
Post-test Speed : 5 mm/sec
Distance : 10 mm
Trigger Force : 5 g
3) Pilih project yang akan digunakan, yaitu : Measure Force in Compression.
Kemudian pilih menu “Load Project” agar metode yang akan digunakan
72
terpilih. Setelah itu pilih menu dalam sampel project. Setelah keluar menu
project title dan notes, lakukan sesuai yang diperintahkan dalam notes tersebut
yaitu untuk mengkalibrasi terlebih dahulu. Kemudian melakukan setting sesuai
dengan pengaturan dan pengukuran yang akan dilakukan. Cek kembali probe
selection yang akan digunakan sudah sesuai atau belum. Lakukan kalibrasi
dengan memilih menu T.A., kemudian memilih calibrate.
4) Setelah kalibrasi selesai maka sampel snack bar disiapkan di atas test-bed,
kemudian memilih menu T.A. dan pilih run a test. Probe akan menekan
sampel untuk diketahui nilai TPA-nya. Setelah itu simpan file berupa hasil
pengukuran Texture Analyzer tersebut.
Hasil Pengamatan:
Penambahan
Telur Nilai Kekerasan Gambar
5% 6510,22 gF
10% 6142,23 gF
15% 5255,57 gF
20% 2449,41 gF
Kesimpulan :
Berdasarkan nilai kekerasan yang didapat, snack bar dengan penambahan telur
sebanyak 10% (6142,23 gF) dan 15% (5255,57 gF) menghasilkan nilai kekerasan
73
yang mendekati snack bar komersial (5466,53 gF), maka dari itu dipilih jumlah
telur 10%, 12%, 14%, 16% dan 18% untuk penelitian utama snack bar sinbiotik
agar didapatkan tekstur dan karakteristik lainnya yang mendekati snack bar
komersial dan disukai panelis.
74
Lampiran 2. Prosedur Analisis
1. Analisis Profil Tekstur Snack Bar dengan TA-XT2 Texture Analyzer
(Stable Micro System, 2000)
1) Sebelum mulai menggunakan TA-XT2 Texture Analyzer, persiapkan tipe
probe terlebih dahulu yang cocok diperuntukan sampel dan project yang akan
kita analisis. Probe yang digunakan adalah tipe P/6 (berbentuk silinder dengan
diametr 6mm)
2) Pertama-tama buka program Exponent Lite Express. Setting kondisi
pengukuran yang sesuai.
Pengaturan T.A. untuk TPA
Pre-Test Speed : 1 mm/sec
Test Speed : 5 mm/sec
Post-test Speed : 5 mm/sec
Distance : 10 mm
Trigger Force : 5 g
3) Pilih project yang akan digunakan, yaitu : Measure Force in Compression.
Kemudian pilih menu “Load Project” agar metode yang akan digunakan
terpilih. Setelah itu pilih menu dalam sampel project. Setelah keluar menu
project title dan notes, lakukan sesuai yang diperintahkan dalam notes tersebut
yaitu untuk mengkalibrasi terlebih dahulu. Kemudian melakukan setting sesuai
dengan pengaturan dan pengukuran yang akan dilakukan. Cek kembali probe
selection yang akan digunakan sudah sesuai atau belum. Lakukan kalibrasi
dengan memilih menu T.A., kemudian memilih calibrate.
75
4) Setelah kalibrasi selesai maka sampel snack bar disiapkan di atas test-bed,
kemudian memilih menu T.A. dan pilih run a test. Probe akan menekan
sampel untuk diketahui nilai TPA-nya. Setelah itu simpan file berupa hasil
pengukuran Texture Analyzer tersebut.
2. Prosedur Pengamatan Organoleptik (Soekarto, 1990).
Format penilaian pengamatan organoleptik melalui uji hedonik adalah
sebagai berikut :
FORMULIR UJI HEDONIK
Nama Panelis :
Tanggal :
Sampel : Snack Bar Sinbiotik Berbasis Tepung Komposist Ubi Jalar
Kuning dan Tepung Kedelai Hitam
Berikanlah penilaian pada setiap kode contoh dengan salah satu angka yang sesuai
dengan pernyataan di bawah ini :
1. Tidak Suka
2. Kurang Suka
3. Netral
4. Suka
5. Sangat Suka
Kode Kriteria Pengamatan
Warna Rasa Aroma Tekstur
3. Total Bakteri Probiotik (SNI 2981:2009, 2009)
1) Melakukan persiapan dan homogenisasi.
76
2) Membuat tingkat pengenceran sesuai kebutuha dengan menggunakan
larutan pengencer Butterfield’s Phosphate-Buffered Dilution Water (BPB).
3) Memipet masing-masing 1 ml dari tingkat pengenceran 10-7
sampai 10-9
ke
dalam cawan petri steril secara duplo.
4) Menuangkan 12 ml sampai dengan 15 ml media MRS yang masih cair
dengan suhu (45 ± 1) °C ke dalam masing-masing cawan petri.
5) Menggoyangkan cawan petri dengan hati-hati (putar dan goyang ke depan,
ke belakang, ke kanan dan ke kiri) sehingga contoh dan pembenihan
tercampur merata dan memadat.
6) Mengerjakan pemeriksaan blangko dengan mencampur air pengencer
untuk setiap contoh yang diperiksa.
7) Campuran dalam cawan petri dibiarkan hingga memadat.
8) Memasukkan semua cawan petri dengan posisi terbalik ke dalam lemari
pengeram (inkubator) pada suhu 35 °C selama 3 hari atau suhu 30°C
selama 5 hari. Jika memungkinkan inkubasi dilakukan dalam udara yang
diperkaya dengan CO2 dalam suatu jar anaerob.
9) Mencatat pertumbuhan koloni pada setiap cawan petri yang mengandung
25 koloni sampai dengan 250 koloni setelah 3 hari atau 5 hari.
4. Kadar Air (AOAC, 2000)
Cawan kosong dikeringkan pada suhu 105 oC selama 1 jam. Cawan
kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang.
Pengeringan dilakukan terus menerus sampai berat cawan konstan. Bahan yang
akan dianalisis kemudian ditimbang sebanyak ± 2 g. Selanjutnya bahan
77
dimasukkan dalam cawan yang beratnya telah konstan, kemudian dikeringkan
pada suhu 105 oC selama 3 jam. Bahan selanjutnya dipindahkan ke dalam
desikator lalu didinginkan dan ditimbang. Pengeringan dilakukan terus menerus
sampai berat sampel konstan. Selanjutnya kadar air dapat dihitung dengan rumus:
Kadar air (% b.b) = %100)(
c
bac
Keterangan:
a : berat cawan dan sampel akhir (g)
b : berat cawan (g)
c : berat sampel awal (g)
5. Kadar Protein (AOAC, 2000)
a. Tahap Desktruksi
Sampel ditimbang sebanyak 0,1 g lalu dimasukkan ke dalam labu
Kjeldahl. Sebanyak 0,04 g HgO, 0,9 g K2SO4 dan 2 ml H2SO4 36 N kemudian
dimasukkan ke dalam labu. Sampe didestruksi di dalam ruang asam sampai
diperoleh larutan jernih, lalu didinginkan.
b. Tahap Destilasi
Cairan hasil destruksi dilarutkan dengan sedikit akuades lalu dimasukkan
ke dalam alat destilasi protein. Tambahkan 10 ml NaOH 60%. Kemudian
masukkan 15 ml H3BO3 dan 3 tetes indikator metil merah dan metil biru ke dalam
Erlenmeyer sebagai penampung destilat. Destilasi dihentikan apabila pH
mendekati netral (uji lakmus). Alat penyuling dibilas dengan akuades dan air
bilasannya dicampurkan dengan destilat.
78
c. Tahap Titrasi
Destilat yang tertampung dititrasi dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi
ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan destilat menjadi violet muda.
Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kadar N (%) = ( )
Kadar Protein (%bb) = % N x Faktor Koreksi (5,7)
6. Kadar Lemak (SNI 01-2891-1992)
Kertas saring dikeringkan dalam oven pada suhu 105oCselama 30 menit.
Selanjutnya kertas saring didinginkan dalam desikator selama 15 menit.
Selongsong kertas saring ditimbang dan beratnya sebagai A. Sampel sebanyak 2-5
gram ditimbang langsung dalam selongsong kertas saring dan beratnya sebagai B.
Kemudian ditutup dengan kapas wool bebas lemak dan hekter lalu beratnya
ditimbang sebagai C. Selonsong berisi sampel tersebut dimasukkan ke dalam
soxhlet. Pelarut lemak sebanyak 100-200 ml dimasukkan ke dalam labu
didih.Ekstraksi dilakukan selama 6 jam.Setelah selesai, selonsong penyaring
dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC.Kemudian didinginkan dalam desikator
dan diditimbang (D). Kadar lemak diketahui dengan perhitungan berikut :
Kadar lemak (% bb) = ( )
( )
Kadar lemak (% bk) = ( )
( ) x 100%
Keterangan :
A = Berat selonsong penyaring awal (gram)
79
B = Berat selongsong + sampel (gram)
B-A = Berat sampel (gram)
C = Berat selongsong + sampel + kapas + hekter (gram)
D = Berat selongsong + sampel akhir + kapas + hekter (gram)
7. Nilai Kalori dengan Bomb Calorimeter C-2000 (IKA-WERKE, 2006)
1) Menyalakan peralatan (Bomb Calorimeter, air pendingin, dan printer).
Kemudian memastikan gas oksigen bertekanan 30 atm. Tunggu hingga mesin
siap dipakai.
2) Persiapan sampel. Sampel makanan dihancurkan dan ditimbang 0,5 g atau
tidak melebihi volume wadah, kemudian ditempatkan dalam wadah kuarsa
kecil. Wadah ditempatkan ke dalam vessel dalam yang diikatkan benang wol
khusus pada bagian kabel metalnya dan dibenamkan ke dalam wadah. Setelah
selesai, tutup rapat vessel.
3) Atur massa sampel, besar energi tambahan (dari benang wol), nama pemilik,
dan nama sampel. Kemudian vessel dimasukkan ke dalam vessel luar yang
berisi air aquades. Jika sudah tepat cara penempatannya, tekan tombol 'Start'.
4) Tunggu sekitar 20 menit untuk mesin bekerja. Hasil akan langsung dicetak
segera setelah selasai proses pembakaran sampel. Energi yang dilepas dalam
pembakaran ini akan diubah menajdi panas, sehingga terjadi kenaikan suhu air
yang mengelilingi ruangan pembakaran tersebut.
5) Perhitungan nilai kalori ditentukan dengan rumus berikut :
(
)
( )
80
Lampiran 3. Pelaksanaan Percobaan Utama
1. Pembuatan Snack Bar Sinbiotik
a) Bahan-bahan untuk membuat snack bar sinbiotik ditimbang baik bahan basah
maupun bahan kering sesuai formulasi yang sudah ditentukan.
b) Bahan kering meliputi tepung ubi jalar kuning, tepung kedelai hitam, garam,
dan kismis dimasukkan ke dalam wadah dan diaduk hingga bahan tercampur
rata.
c) Bahan basah meliputi madu, telur (10%, 12%, 14%, 16%, 18%), air, dan
minyak goreng dimasukkan ke wadah lain dan diaduk hingga bahan tercampur
rata.
d) Bahan basah dan bahan kering dicampur dengan memasukkan bahan basah ke
dalam campuran bahan kering dan diaduk hingga tercampur rata.
e) Adonan yang sudah tercampur dicetak menggunakan pencetak snack bar di
atas loyang yang dilapisi alumunium foil.
f) Snack bar yang sudah dicetak dipanggang menggunakan oven vakum dengan
suhu 40°C±2°C selama 2,5 jam dengan tekanan 25 inHg.
81
Lampiran 4. Hasil Analisis Profil Tekstur
A. Data Hasil Pengamatan Nilai Kekerasan
Ulangan Perlakuan
A B C D E
1 6505,50 5625,00 5262,50 5459,50 5140,50
2 5901,00 5664,50 5899,00 5567,00 5012,50
3 6115,25 5998,45 5680,23 5427,75 5091,05
Total 18521,75 17287,95 16841,73 16454,25 15244,05
Rata-rata 6173,92 5762,65 5613,91 5484,75 5081,35
Penambahan Telur Rata-rata Nilai Kekerasan
A (8%) 6173,92
B (10%) 5762,65
C (12%) 5613,91
D (14%) 5484,75
E (16%) 5081,35
B. Data Hasil Pengamatan Elastisitas
Ulangan Perlakuan
A B C D E
1 0,59 0,63 0,78 0,87 0,87
2 0,69 0,76 0,82 0,84 0,84
3 0,62 0,64 0,68 0,85 0,82
Total 1,90 2,02 2,28 2,56 2,52
Rata-rata 0,63 0,67 0,76 0,85 0,84
Penambahan Telur Rata-rata Elastisitas
A (8%) 0,63
B (10%) 0,67
C (12%) 0,76
D (14%) 0,85
E (16%) 0,84
C. Data Hasil Pengamatan Daya Kohesif
Ulangan Perlakuan
A B C D E
1 0,45 0,41 0,28 0,22 0,22
2 0,37 0,36 0,37 0,34 0,29
3 0,39 0,37 0,31 0,30 0,25
Total 1,21 1,13 0,95 0,85 0,75
Rata-rata 0,40 0,38 0,32 0,28 0,25
82
Penambahan Telur Rata-rata Daya Kohesif
A (8%) 0,40
B (10%) 0,38
C (12%) 0,32
D (14%) 0,28
E (16%) 0,25
83
Lampiran 5. Hasil Analisis Sifat Organoleptik
A. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Warna
Data Hasil Pengamatan
Ulangan Perlakuan
Total A B C D E
1 2,70 3,30 3,20 3,00 3,50 15,70
2 2,40 3,20 3,70 3,20 3,10 15,60
3 2,50 3,20 4,10 3,80 3,40 17,00
Total 7,60 9,70 11,00 10,00 10,00 48,30
Rata-rata 2,53 3,23 3,67 3,33 3,33 16,10
Transformasi √x+0,5
Ulangan Perlakuan
Total A B C D E
1 1,79 1,95 1,92 1,87 2,00 9,53
2 1,70 1,92 2,05 1,92 1,90 9,50
3 1,73 1,92 2,14 2,07 1,97 9,85
Total 5,22 5,80 6,12 5,87 5,87 28,88
Rata-rata 1,74 1,93 2,04 1,96 1,96 9,63
Faktor Koreksi (FK) = (∑ )
=
= 55,58
Jumlah Kuadrat Ulangan (JKU) = ( ) ( )
= 0,02
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = ( ) ( )
0,15
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = (( ) ( ) ) = 0,20
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKU – JKP = 0,04
Tabel Sidik Ragam
Sumber Varian DB JK KT Fhitung Ftabel
Ulangan 2 0,02 0,01 1,43 4,46
Perlakuan 4 0,15 0,04 7 3,84
Galat 8 0,04 0,01
Total 14 0,20
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap warna
84
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,04
LSR = Sx x SSR
2 3 4 5
SSR 3,26 3,39 3,47 3,52
LSR 0,14 0,14 0,15 0,15
Perlakuan B D E A C
Rata-rata 1,93 1,96 1,96 1,74 2,04
a
Tabel Hasil Uji
Penambahan Telur Rata-rata Nilai Kesukaan Warna
A (10%) 2,53a
B (12%) 3,23a
C (14%) 3,67a
D (16%) 3,33a
E (18%) 3,33a
Keterangan : Nilai rata-rata perlakuan yang ditandai huruf yang sama menunjukan
tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf uji 5% menurut uji Duncan
B. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Rasa
Data Hasil Pengamatan
Ulangan Perlakuan
Total A B C D E
1 2,90 2,70 2,50 2,70 2,50 13,30
2 2,50 3,10 2,70 3,00 3,00 14,30
3 2,70 2,70 3,40 3,20 3,00 15,00
Total 8,10 8,50 8,60 8,90 8,50 42,60
Rata-rata 2,70 2,83 2,87 2,97 2,83 14,20
Transformasi √x+0,5
Ulangan Perlakuan
Total A B C D E
1 1,84 1,79 1,73 1,79 1,73 8,89
2 1,73 1,90 1,79 1,87 1,87 9,16
3 1,79 1,79 1,97 1,92 1,87 9,35
Total 5,36 5,48 5,50 5,58 5,47 27,39
Rata-rata 1,79 1,83 1,83 1,86 1,82 9,13
85
Faktor Koreksi (FK) = (∑ )
=
= 50,02
Jumlah Kuadrat Ulangan (JKU) = ( ) ( )
= 0,02
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = ( ) ( )
0,01
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = (( ) ( ) ) = 0,08
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKU – JKP = 0,05
Tabel Sidik Ragam
Sumber Varian DB JK KT Fhitung Ftabel
Ulangan 2 0,02 0,01 1,84 4,46
Perlakuan 4 0,01 0,002 0,30 3,84
Galat 8 0,05 0,01
Total 14 0,08
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap rasa
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,04
LSR = Sx x SSR
2 3 4 5
SSR 3,26 3,39 3,47 3,52
LSR 0,14 0,15 0,15 0,16
Perlakuan A B E C D
Rata-rata 1,79 1,83 1,83 1,86 1,86
a
Tabel Hasil Uji
Penambahan Telur Rata-rata Nilai Kesukaan Rasa
A (10%) 2,70a
B (12%) 2,83a
C (14%) 2,87a
D (16%) 2,97a
E (18%) 2,83a
Keterangan : Nilai rata-rata perlakuan yang ditandai huruf yang sama menunjukan
tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf uji 5% menurut uji Duncan
86
C. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Aroma
Data Hasil Pengamatan
Ulangan Perlakuan
Total A B C D E
1 2,80 3,10 2,80 3,00 2,90 14,60
2 2,80 3,50 3,60 3,30 3,10 16,30
3 2,90 3,00 2,90 3,30 2,90 15,00
Total 8,50 9,60 9,30 9,60 8,90 45,90
Rata-rata 2,83 3,20 3,10 3,20 2,97 15,30
Transformasi √x+0,5
Ulangan Perlakuan
Total A B C D E
1 1,82 1,90 1,82 1,87 1,84 9,25
2 1,82 2,00 2,02 1,95 1,90 9,69
3 1,84 1,87 1,84 1,95 1,84 9,35
Total 5,48 5,77 5,69 5,77 5,59 28,29
Rata-rata 1,83 1,92 1,90 1,92 1,86 9,43
Faktor Koreksi (FK) = (∑ )
=
= 52,71
Jumlah Kuadrat Ulangan (JKU) = ( ) ( )
= 0,02
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = ( ) ( )
0,02
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = (( ) ( ) ) = 0,06
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKU – JKP = 0,02
Tabel Sidik Ragam
Sumber Varian DB JK KT Fhitung Ftabel
Ulangan 2 0,02 0,01 4,26 4,46
Perlakuan 4 0,02 0,01 2,10 3,84
Galat 8 0,02 0,003
Total 14 0,06
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap aroma
87
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,03
LSR = Sx x SSR
2 3 4 5
SSR 3,26 3,39 3,47 3,52
LSR 0,09 0,10 0,10 0,10
Perlakuan A E C B D
Rata-rata 1,83 1,86 1,90 1,92 1,92
a
Tabel Hasil Uji
Penambahan Telur Rata-rata Nilai Kesukaan Aroma
A (10%) 2,83a
B (12%) 3,20a
C (14%) 3,10a
D (16%) 3,20a
E (18%) 2,97a
Keterangan : Nilai rata-rata perlakuan yang ditandai huruf yang sama menunjukan
tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf uji 5% menurut uji Duncan
D. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Tekstur
Data Hasil Pengamatan
Ulangan Perlakuan
Total A B C D E
1 3,00 2,90 2,90 3,10 2,80 14,70
2 2,70 2,60 3,30 3,30 3,60 15,50
3 2,60 2,80 3,20 3,50 3,10 15,20
Total 8,30 8,30 9,40 9,90 9,50 45,40
Rata-rata 2,77 2,77 3,13 3,30 3,17 15,13
Transformasi √x+0,5
Ulangan Perlakuan
Total A B C D E
1 1,87 1,84 1,84 1,90 1,82 9,27
2 1,79 1,76 1,95 1,95 2,02 9,47
3 1,76 1,82 1,92 2,00 1,90 9,40
Total 5,42 5,42 5,72 5,85 5,74 28,14
Rata-rata 1,81 1,81 1,91 1,95 1,91 9,38
88
Faktor Koreksi (FK) = (∑ )
=
= 52,81
Jumlah Kuadrat Ulangan (JKU) = ( ) ( )
= 0,004
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = ( ) ( )
0,05
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = (( ) ( ) ) = 0,10
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKU – JKP = 0,04
Tabel Sidik Ragam
Sumber Varian DB JK KT Fhitung Ftabel
Ulangan 2 0,004 0,002 0,42 4,46
Perlakuan 4 0,05 0,01 2,6 3,84
Galat 8 0,04 0,01
Total 14 0,10
Keterangan: Fh < F0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan)
Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana Fh < F0,5, maka setiap perlakuan
memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap tekstur
Uji Duncan 5%
Sx= √
=√
= 0,04
LSR = Sx x SSR
2 3 4 5
SSR 3,26 3,39 3,47 3,52
LSR 0,13 0,14 0,14 0,14
Perlakuan A B C E D
Rata-rata 1,81 1,81 1,91 1,91 1,95
a
Tabel Hasil Uji
Penambahan Telur Rata-rata Nilai Kesukaan Tekstur
A (10%) 2,77a
B (12%) 2,77a
C (14%) 3,13a
D (16%) 3,30a
E (18%) 3,17a
Keterangan : Nilai rata-rata perlakuan yang ditandai huruf yang sama menunjukan
tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf uji 5% menurut uji Duncan
89
Lampiran 6. Pengamatan Penunjang Pada Perlakuan Terbaik
a. Total Bakteri
Pengenceran Jumlah Koloni Gambar
10-7
140
160
10-8
107
95
10-9
52
45
90
Diambil pengenceran terendah
Jika hasil dari dua pengenceran jumlahnya berturut-turut terletak antara 25
koloni sampai dengan 250 koloni, hitung jumlah koloni dari masing-
masing pengenceran koloni per g dengan rumus:
∑
( ) ( )
dengan :
C = jumlah koloni dari tiap-tiap petri
n1 = jumlah petri dari pengenceran pertama yang dihitung
n2 = jumlah petri dari pengenceran kedua
d = pengenceran pertama yang dihitung
( ) ( )
b, Kadar Protein
Kadar N (%) = ( )
Kadar Protein (%bb) = % N x Faktor Koreksi (5,7)
% N (A) = ( )
Kadar Protein (A) = 0,0338% x 5,7 = 19,27%
% N (B) = ( )
Kadar Protein (B) = 0,0373% x 5,7 = 21,26%
91
c. Kadar Air
Kadar air (% b,b) = ( )
Kadar Air (A) = ( )
Kadar Air (B) = ( )
d. Kadar Lemak
Kadar lemak (% bb) = ( )
( )
Kadar lemak (A) = ( )
( ) = 12,80 %
Kadar lemak (B) = ( )
( ) = 12,50 %
e. Nilai Kalori
(
)
( )
Nilai Kalori (A) =
Nilai Kalori (B) =
b, Analisis Proksimat
Pengamatan Kode A Kode B Rata-Rata
Protein (%) 21,26 19,27 20,27
Air (%) 8,20 9,60 8,90
Lemak (%) 12,80 12,50 12,65
Nilai Kalori (kkal/g) 152,79 150,98 151,89
92
Lampiran 7. Alur Proses Pembuatan Snack Bar Sinbiotik
Pencampuran Semua Bahan
Pencetakan
Pemanggangan T=40oC, t=2,5 Jam
Tepung kedelai hitam, tepung
ubi jalar kuning, garam
Telur, madu, air, minyak
Snack Bar Sinbiotik
Pencampuran Kering Pencampuran Basah
93
Lampiran 8. Foto Snack Bar Sinbiotik
Penambahan telur
10% (b/b)
Penambahan telur
12% (b/b)
Penambahan telur
14% (b/b)
Penambahan telur
16% (b/b)
Penambahan telur
18% (b/b)