LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan...

23
249 LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pemerintah Bappeda Distamben Dinas Perhubungan Dinas Perindag Disbudpar Dinas Koperasi UMKM Distamben Kab. Bangka Disbudpar Kab. Bangka Sekretaris dan Kabid Pengendalian Kepala Dinas Sekretaris, Kepala Dinas Kabid Industri Kecil & Menengah, dan Sekretaris Sekretaris, Kabid Kebudayaan, Kabid Promosi, Kasi Program & Anggaran, Kasi Analisa Pasar Kepala Dinas Kepala Dinas Kepala Dinas 9. 10. 11. 12. 13 14 Swasta PHRI ASITA HPI Pengusaha Hotel Pengusaha Souvenir Pihak Airlines Ketua Harian Ketua Umum Ketua Pemilik Pemilik Districk Manager 15. 16. 17. 18. 18. Masyarakat/LSM Desa Namang Desa Linggang Lembaga Adat LSM KP Lingkungan Belitung Wisatawan Kepala Desa Kepala Desa Ketua Ketua Wisnus dan wisman Sumber: Hasil Penelitian 2012

Transcript of LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan...

Page 1: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

249

LAMPIRAN I

Informan Penelitian

No Sektor Status/ Jabatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pemerintah

Bappeda

Distamben

Dinas Perhubungan

Dinas Perindag

Disbudpar

Dinas Koperasi UMKM

Distamben Kab. Bangka

Disbudpar Kab. Bangka

Sekretaris dan Kabid Pengendalian

Kepala Dinas

Sekretaris, Kepala Dinas

Kabid Industri Kecil & Menengah,

dan Sekretaris

Sekretaris, Kabid Kebudayaan, Kabid

Promosi, Kasi Program & Anggaran,

Kasi Analisa Pasar

Kepala Dinas

Kepala Dinas

Kepala Dinas

9.

10.

11.

12.

13

14

Swasta

PHRI

ASITA

HPI

Pengusaha Hotel

Pengusaha Souvenir

Pihak Airlines

Ketua Harian

Ketua Umum

Ketua

Pemilik

Pemilik

Districk Manager

15.

16.

17.

18.

18.

Masyarakat/LSM

Desa Namang

Desa Linggang

Lembaga Adat

LSM KP Lingkungan Belitung

Wisatawan

Kepala Desa

Kepala Desa

Ketua

Ketua

Wisnus dan wisman

Sumber: Hasil Penelitian 2012

Page 2: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

250

LAMPIRAN II

PEDOMAN WAWANCARA

BAGI INFORMAN KUNCI KEPALA DINAS/ BADAN PROVINSI

INFORMAN: Kepala Bappeda Provinsi (Kode:01)

1. Peran Bappeda dalam koordinasi pembangunan pariwisata baik di

tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten /kota

2. Koordinasi dengan SKPD/ instansi /organisasi yang berhubungan

dengan pembangunan pariwisata di tingkat pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota

3. Koordinasi perencanaan dengan SKPD/ instansi /organisasi yang

berhubungan dengan pembangunan pariwisata di tingkat pusat,

provinsi maupun kabupaten/kota

4. Koordinasi pelaksanaan dengan SKPD/ instansi /organisasi yang

berhubungan dengan pembangunan pariwisata di tingkat pusat,

provinsi maupun kabupaten/kota

5. Koordinasi pemantauan dengan SKPD/ instansi /organisasi yang

berhubungan dengan pembangunan pariwisata di tingkat pusat,

provinsi maupun kabupaten/kota.

6. Kendala yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata.

Page 3: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

251

INFORMAN: Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kode:02).

1. Peran dan tanggungjawab Disbudpar dalam pembangunan

pariwisata di daerah.

2. Upaya-upaya yang dilakukan dalam melaksanakan pembangunan

pariwisata.

3. Besaran anggaran yang digunakan dalam pembangunan pariwisata

4. Peranan organisasi lainnya dalam pembangunan pariwisata

5. Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta

evaluasi dengan SKPD/ instansi /organisasi yang berhubungan

dengan pembangunan pariwisata di tingkat pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota

7. Kendala yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata

INFORMAN: Kepala dinas Perhubungan (Kode:03)

1. Program dan kegiatan Dinas Perhubungan yang mendukung

pembangunan pariwisata

2. Alokasi anggaran terkait dukungan pembangunan pariwisata

3. Kondisi perhubungan dari dan ke luar Bangka Belitung, serta

kondisi perhubungan ke destinasi pariwisata

4. Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan dengan

SKPD/ instansi /organisasi yang berhubungan dengan

Page 4: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

252

pembangunan pariwisata di tingkat pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota

5. Kendala yang dihadapi dalam mendukung pembangunan pariwisata

6. Permasalahan kemahalan harga tiket pesawat dan upaya

penyelesaiannya

INFORMAN: Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Kode: 04).

1. Program dan kegiatan Dinas Pertambangan yang mendukung

pembangunan pariwisata

2. Mekanisme pemberian izin pertambangan di lokasi yang

berdekatan dengan objek pariwisata

3. Alokasi anggaran terkait dukungan pembangunan pariwisata

4. Kondisi lingkungan di lokasi yang berdekatan dengan objek

pariwisata dan penanganannya

5. Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan dengan

SKPD/ instansi /organisasi yang berhubungan dengan

pembangunan pariwisata di tingkat pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota

6. Kendala yang dihadapi dalam mendukung pembangunan pariwisata

INFORMAN: Kepala Dinas Perindag dan Kepala Dinas UMKM (Kode: 06).

1. Program dan kegiatan yang mendukung pembangunan

pariwisata

2. Alokasi anggaran terkait dukungan pembangunan pariwisata

Page 5: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

253

3. Industri khas yang dikembangkan dalam mendukung pariwisata

4. Kondisi perindustrian perdagangan dan UMKM di Bangka

Belitung

5. Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan dengan

SKPD/ instansi /organisasi yang berhubungan dengan

pembangunan pariwisata di tingkat pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota

6. Kendala yang dihadapi dalam mendukung pembangunan

pariwisata

Page 6: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

254

LAMPIRAN III

PEDOMAN WAWANCARA BAGI INFORMAN KUNCI KETUA ORANISASI

PROFESI TERKAIT PEMBANGUNAN PARIWISATA

INFORMAN: Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Babel

INFORMAN: Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata (ASITA) Babel

INFORMAN: Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Babel

INFORMAN: Ketua Perusahaan Airlines Babel

1. Keterlibatan organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan

pemantauan serta evaluasi.

2. Koordinasi yang berlangsung dengan SKPD di pemprov Babel

3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi

4. Kendala yang dihadapi organisasi dalam pembangunan pariwisata

daerah

LAMPIRAN IV

PEDOMAN WAWANCARA BAGI INFORMAN KUNCI TOKOH

MASYARAKAT DAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

1. Keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi

2. Manfaat yang didapatkan dari pariwisata

3. Perkembangan kondisi kepariwisataan

4. Kendala yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata

Page 7: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

255

LAMPIRAN V

POKOK – POKOK HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN

JH (Pejabat Esselon 3 di Bappeda Prov kep Babel) 1 Oktober 2012 di kantor

Bappeda Prov Kep Bangka Belitung, Komp Perkantoran Air Itam,

Pangkalpinang

Bagaimana peran Bappeda dalam pembangunan pariwisata di Bangka Belitung,

dan permasalahan apa yang dihadapi ?

Kunci pembangunan pariwisata sebenarnya di destinasi yang akan

dikembangkan misalnya industri kerajinan dan transportasi. Selama ini memang

belum berjalan dengan baik.

Kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pembangunan di bidang

kepariwisataan seperti SKPD berjalan sendiri-sendiri dan tidak menginformasikan

secara detil apa yang harus dilakukan oleh SKPD lainnya, akibatnya program dan

kegiatan yang berjalan seperti terlepas. Tim Anggaran pemerintah daerah (TAPD)

dan Bappeda fungsinya sebagai koordinator saja.

Koordinasi adalah kelemahan utama kita selama ini. Dukungan terhadap

sektor-sektor yang diunggulkan tidak terlalu kelihatan, sehingga upaya yang harus

dilakukan dimulai dari melihat mana sektor yang menjadi unggulan atau

diunggulkan, misalnya melalui diadakan dulu FGD, sebelum membahas

Musrenbang.

Musrenbang itu dilakukan setelah ada forum khusus yang melibatkan

SKPD terkait di tingkat provinsi dan kabupaten kota. misalnya SKPD pariwisata

jangan hanya SKPD pariwisata di tingkat kabupaten/kota saja tetapi juga SKPD

terkait di tingkat provinsi, agar ada dukungan juga dari SKPD di tingkat provinsi.

Pelaksanaan Musrenbang prov itu sudah terlalu umum sehingga sudah

sulit sekali memasukan usulan yang bersifat sinkronisasi yang khusus. Kalau

dalam pembahasan di musrenbang sepertinya tidak cukup waktu lagi membahas

usulan sampai detil disana.

Forum SKPD itulah sebenarnya yang mengkaji secara mendalam apa saja

kegiatan-kegiatan yang harus disinkronkan dengan SKPD lainnya nanti baru

dimasukan ke dalam RKPD dan dibawa ke musrenbang provinsi.

Musrenbang itu pertama bersifat hanya ekspose program pemerintah,

pembahasan yang lebih detil dan rinci semestinya sudah di forum SKPD atau pra

musrenbang. Kedua, musren sifatnya konfirmasi terhadap kab/kota.

Bagaimana dengan pelaksanaan kegiatannya?

Kalau di level perencanaan saja masih terdapat kelemahan seperti itu

koordinasinya apalagi di level pelaksanaannya. Akibat kurangnya koordinasi ini

sangat terasa waktu kita melaksanakan evaluasi kinerja baik tahunan apalagi lima

Page 8: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

256

tahunan. Tingkat capaian banyak yang tidak sesuai dan ternyata banyak pula

indikator yang kurang relevan dan akurat.

Persoalan yang terjadi di bidang pariwisata, bidang-bidang (di Bappeda)

tidak mengawal kegiatan-kegiatan, yang melakukan hanya bidang monitoring,

akibatnya monitoring itu seolah-olah terputus. Ke depan bidang-bidang akan

mengawasi dan melakukan monev secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan

yang ada di bawah koordinasinya. Jadi ada masalah struktur di bappeda ini yang

mambuat tidak efektifnya monev. Ada juga persoalan kapasitas sdm, dari tenaga

guru duduki eselon 3, berat juga kayaknya penyesuaian yang harus mereka

lakukan. Tapi dak apa-apa ini harus bisa dijalankan secara terus menerus, kalau

kita ingin sistimnya nanti berjalan baik.

Dinas pariwisata itu harusnya dijadikan sebagai Badan karena sifatnya

yang lebih banyak mengkoordinasi sektor, dan tidak hanya di level perencanaan

saja. Selama ini kesannya seperti tidak ada muncul SKPD lain untuk mendukung

sektor pariwisata. Gubernur lah yang akhirnya harus bertindak sebagai

koordinator. Harus tegas seperti Gubernur Gorontalo. Tiap SKPD harus andil di

tiap program unggulan. Jadi perlu koordinator yang kedudukannya lebih tinggi

yaitu Sekda, wagub atau gubernur. Bappeda tidak sampai kewenangannya ke sana.

Mn (Pejabat Esselon 3 di Bappeda Prov kep Babel) 20 November 2012 di

kantor Bappeda Prov Kep Bangka Belitung, Komp Perkantoran Air Itam,

Pangkalpinang

Bagaimana pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi di Bappeda?

Memang monev itu menjadi tugas rutin yang kami lakukan sehari-hari

mulai dari triwulan satu sampai empat. Kami biasanya mengumpulkan laporan

yang masuk. Di sana dapat dilihat bagaimana perkembangan kegiatan, apakah

sudah sesuai atau belum. Nah, untuk yang belum, misalnya terlambat laporan atau

pencairannya akan disurati.

Kadang-kadang hasil itu juga diumumkan kepada SKPD supaya mereka

jangan terlambat lapor dan terlambat kerjakan proyek. Biasanya itu yang

sampaikan pak Gubernur, atau sekda. Paling rendah kepala Bappeda yang

umumkan. Kalau kami yang umumkan tidak akan didengarlah.

Tiap akhir triwulan kami minta laporan SKPD, dari situ terlihat jika ada

yang kurang beres, misalnya kok belum ada pencairan kegiatan padahal sudah

triwulan 3, kan aneh. Kami juga ke lapangan melihat, pernah ada yang bibit

laporannya ada tapi di lapangan tidak ada, misalnya. ya kami tegurlah SKPDnya.

Tapi kadang surat kami tidak ditanggapi, susah juga, tindakan tidak ada pada

kami.

Dulu kita buat supaya ada persaingan sehat di SKPD. Memang pernah ada

kami memberikan hadiah berupa TV kepada SKPD yang menyampaikan laporan

tepat waktu dan baik, sekitar dua tahun yang lalu. Tapi untuk yang bersifat sanksi

walaupun kami sudah surati SKPD yang bermasalah melalui surat gubernur, tetap

Page 9: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

257

saja tidak ada tindaklanjutnya. Kami sendiri tidak punya kekuatan untuk langsung

memberikan sanksi, itu wewenang atasan.

Bagaimana pemantauan dan monev untuk kegiatan pariwisata selama ini?

Nah untuk kegiatan pariwisata ini agak kurang, karena biasanya yang jadi

sorotan utama itu yang sifatnya pekerjaan atau kegiatan fisik. Kalau di pariwisata

itu banyak kegiatannya pameran, ikut expo, pertunjungan, festival-festival, jadi

banyak yang kurang terpantau dari sini. Selain itu jumlah yang melakukan

pemantauan di sini juga terbatas, sulit kalau mau terpantau semuanya. Kecuali ada

laporan masuk, dari koran atau ada yang mengadu misalnya, itu pasti kita

langsung cek ke lapangan, tim akan turun.

Al (Informan Dinas Pertambangan Prov Kep. Babel: Kamis, 25 Oktober

2012 di kantor Distamben)

Apakah peranan Distamben dalam membangun pariwisata?

Peranan dinas pertambangan kepada pariwisata misalnya dalam bentuk

menyampaikan hasil-hasil penelitian potensi yang ada seperti sumber air panas

yang dapat digunakan juga sebagai objek wisata. Beberapa calon investor

pertambangan baik dari luar negeri dan dari dalam negeri kami ajak ke lokasi air

panas, ada yang dari Cina dan Perancis. Ada 9 titik air panas di Bangka. Air panas

di sini cukup unik karena tidak mengandung belerang, jadi tidak bau samasekali.

Pendatang itu penting dalam kaitan memajukan daerah karena pendatang

itu biasanya lebih pintar, membawa duit dan ilmu. Orang yang datang itu juga

membawa teknologi Karena itu orang pertambangan menganggap pariwisata itu

penting.

Upaya yang lain mendorong pariwisata, kami melalui beberapa bidang di

kementrian, Bappenas, Batan, dan Lipi, mereka kami undang datang kesini.

Biasanya mereka buat kegiatan disini sampai hari kamis dan jumat sementara hari

sabtu minggu mereka jalan kemana-mana. Mereka mau datang kesini, karena ini

daerah baru. Sering sekali mereka kesini saya juga beberapa kali diminta menjadi

nara sumber kegiatan seperti itu. Biasanya kegiatannya diklat, sosialisasi, seminar,

pertemuanlah pokoknya.

Adanya konfik pertambangan dangan pariwisata itu justru bisa jadi salah

satu hal yang menyebabkan orang datang ke Babel, kita juga dekat dengan

Jakarta, dekat dengan Palembang, sehingga lebih mudah orang datang, banyak

mereka yang penasaran sehingga mereka ingin datang. Terutama orang

pertambangan dan pencinta lingkungan.

Bagaimana tanggapan anda tentang adanya perbedaan kepentingan antara

pertambangan dan pariwisata?

Page 10: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

258

Yah seperti yang saya sampaikan tadi inilah susahnya menjadikan daerah

yang sudah ditambang selama ratusan tahun menjadi daerah wisata. Memang ada

masalah-masalah juga yang dihadapi. Adanya duplikasi lokasi penambangan

dengan pariwisata karena secara historis karena timah ini sudah seja lama

ditambang di Babel KP Timah sudah sejak jaman Belanda, Babel ini masuk jalur

timah Tin belt. Dan dilakukan dimana-mana tidak Cuma di darat dilaut juga. Jadi

lokasi-lokasi penambangan itu sudah lebih dahulu ada. Di kementrian juga

berusaha menyelesaikan itu. Tapi ini juga perlu dikoordinasikan agar jangan main

tabrak saja. Ada batasan-batasan yang perlu disepakati.

Tetapi tambang kan sudah lama jadiu keberadaannya sudah harus juga

dipertimbangkan lagi. Pariwisata ini adalah masa depan, dan strategis, dan

menjanjikan secara ekonomis. Pertambangan sendiri sebenarnya secara ekonomi

sudah turun dari 22% menjadi 16 %, sedangkan jasa-jasa meningkat, pariwisata

ada di jasa-jasa itu. Coba lihat di PDRB.

Andaikata pariwisata gagal berkembang, orang tidak akan balik lagi ke

tambang karena sekarang orang sudah senang lihat yang indah-indah.

Adanya penambangan baru di lokasi di dekat lokasi objek wisata akhir-

akhir ini juga sudah tidak lagi. Hanya saja kita tidak tahu apakah ini bersifat

sementara atau akan permanen. Karena memang dari segi potensi masih ada tetapi

menurut saya jumlahnya tidak banyak lagi karena itu dulu sudah pernah

dikerjakan oleh kapal keruk PT Timah yang dekat-dekat pantai itu. Dulu mencari

yang potensinya paling banyak. Lokasi potensi timah itu memang banyak di

dekat-dekat pantai yang bagus-itu, karena sebenarnya adanya granit itulah yang

membuat timahnya banyak. Garanit itu bahan baku timah, dan biasanya pantai

yang indah itu banyak batu granitnya ...harus ada kebijakan untung ruginya, boleh

saja tetapi jangan dekat-dekat, terumbu karang jangan sampai ditambang, jauh-

jauhlah.

Granit itu merupakan bahan banyak bahan tambang yang ada disini, yang

terjadi karena pelapukan dan macam-macam......

Kita inginnya daerah-daerah sekitar itu dilepaslah tapi tidak semuanya,

kita juga sudah meminta Timah untuk melakukan rehabilitasi laut bekas

penambangan. Mereka juga membuat AMDAL, Cuma saya juga tidak tahu

mengapa waktu mambuat AMDAL orang pariwisata tidak diajak. Mungkin karena

dianggap bukan dinas teknisnya barangkali, sehingga cukup diwakili Bappeda

saja, padahal semuanya mestinya terlibat. .....dulu orang mendirikan kota karena

ada timah ini...kalau lihat peta yang merah itu yang banyak timah...kota jalan dan

fasilitas ...semua ada karena timah.

Bagaimana koordinasi dengan dinas yang menangani pariwisata?

Komunikasi tentang pariwisata selama ini memang masih kurang dan

perlu ditingkatkan lagi, tapi sekarang sudah mulai ada, terutama setelah kita

menyusun tata ruang (RTRW-red) secara bersama. dulu mungkin kita tidak terlalu

memikirkan itu, walau pariwisata itu ada. Kekurangan kita di komunikasi dan

koordinasi, saya merasa jarang sekali diajak ngomong tentang pariwisata kalupun

Page 11: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

259

ada jarang-jarang, hampir-hampir tidaka ada. Artinya saya hanya berfikir sendiri,

tapi setelah susun tata ruang ooh ya.. ini juga perlu dipikirkan. Karena kita

memang masih memikirkan dari sisi ekonomi, dan tambang itu sangat instan cepat

menghasilkan uang.

Informasi tentang pariwisata yang didapat harus ditindaklanjuti dengan

adanya kebijakan pimpinan yang lebih dulu tapi harus ada kajiannya.

Pertambangan itu bukan unggulan lagi tetapi sektor andalan. Perlu dikaji mana

yang perlu untuk ditambang dan mana yang tidak, kalau memang pantainya indah

mungkin tambangnya tidak lagi. Tapi kalau untuk Belitung saya setuju untuk tidak

lagi dan dikembangkan pariwisatanya karena sangat potensi. Belitung perlu harus

segera di proteck. Belitung adalah pariwisata. Saya juga sudah sampaikan ke pak

gubernur untuk menjadikan Belitung sebagai kawasan wisata saja.

15 % pendududk kita terkait langsung dengan pertambangan sementara

yang tidak langsung juga banyak, seperti pengolahan. Organisasi yang terkait

dengan tambang ASTIRA/ASTRADA, ATI/ATTI.

Apakah saran anda terhadap kondisi yang ada?

Usulan agar dilakukan peningkatan sosialisasi tentang pariwisata ke SKPD

mereka juga punya potensi untuk dikembangkan pariwisatanya, supaya program

juga berfikir tentang pariwisata. Sehingga dinas pariwisata tidak perlu

menganggarkan banyak-banyak lagi. Kita bisa saja buat kota bekas tambang

seperti di Malaysia.

Datangi juga lokasi-lokasi tambang dan pariwisata, lihat juga potensi yang

ada Sosialisasi dinas pariwisata harus pro aktif sehingga program dan kegiatan

berkembang mendukukng pariwissata, miaslanya buat sovenir untuk pariwisata.

Coba lihat ini saya beli di Jawa Barat, hanya batu seperti ini bisa menjadi sovenir,

mengapa hal seperti ini tidak bisa kita lakukan disini?

Pejabat esselon 3 dan 4 Disbudpar

Rd pejabat esselon 3 Disbudpar, wawancara 22/10/2012.

Apa tugas dan fungsi Dispar Babel?

Dinas kebudayaan dan pariwisata itu bertanggung jawab sesuai tupoksinya

yaitu mengurusi bagaimana supaya kebudayaan dan pariwisata di Babel semakin

baik. Orang yang datang semakin banyak, adat dan budaya terjaga. Rakyat

semakin sejahtera, itu harapannya. Kalau dibilang Disbudpar punya

tanggungjawab terhadap pembangunan pariwisata itu betul, tapi yang lain juga

harus kerjasama. Tupoksi Dispar memang menetapkan kebijakan di bidang

pariwisata.

Tapi sekarang di pusat juga ada lagi perubahan menjadi Parekraf. Soal

ekonimi kreatif ini kami yang belum jelas mau dimasukan kemana, karena nama

dinas sampai sekarang belum ada perubahan sama sekali, ndak tau kalau nanti.

Untuk urusan pariwisata tadi, selama ini kerjasama dengan dinas-dinas

lain memang belum terlalu bagus, masih berjalan sendiri-sendiri. Mungkin harus

Page 12: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

260

sering ketemu , rapat atau kumpul-kumpul membahas pariwisata supaya bisa lebih

kompak dinas-dinas.

Kalau masalah RIPPDA itu panjang ceritanya. Dulu katanya. waktu akan

diusulkan menjadi Perda dengan adanya perubahan undang-undang

kepariwisataan, RIPPDA nya jadi ketingalan jaman. Banyak hal yang tidak

sesuai lagi dengan situasi.. Jadi perlu diganti. Karena itu diusul ada review

terhadap RIPPDA itu. Nah itu baru dapat dianggarkan di tahun 2012. Tapi tidak

jalan juga. Review ini macetnya di lelang proyek.. Ternyata pihak ketiga yang

akan melakukan pekerjaan tidak sesuai syarat. Tapi dia menang lelang oleh Unit

Layanan Pelelangan (ULP).

Kami tidak mau menerima pemenang lelangnya. Masak tenaga ahli yang

kita persyaratkan minimal memiliki pengalaman kerja di bidang pariwisata selama

empat tahun, tapi yang dimenangkan hanya punya pengalaman 18 bulan. Kan ga

benar itu, jadi kami kembalikan lagi ke mereka. Sayangnya, waktu untuk

melaksanakannya sudah tidak cukup lagi.

Apa kendala di Disparda?

Pegawai dinas pariwisata cukup banyak sekitar 60 orang, tapi kalau

mencari pimpro sulit banyak yang tidak mau, jadi susah juga kadang sudah seperti

mengemis kita minta tolong ke staf supaya mau jadi pimpro. Lain dengan dulu

semua rebutan mau jadi pimpro. Pegawai dinas banyak yang belum ikut diklat

teknis pariwisata jadi kadang tidak mengerti bagaimana melakukan pekerjaan,

bagaimana mengawasi hotel, restoran kalau tidak tahu teknisnya.

Dalam hal anggaran sering anggaran kami dipotong TAPD, padahal

katanya pariwisata unggulan, jadi susah juga kadang-kadang. Sudah hampir 4

tahun kami ini kantor saja masih numpang, kalau lampu mati disini panas sekali.

Tim anggaran Cuma memberi pagu anggaran saja, alasan kita tidak didengar.

Mereka sering memangkas anggaran tanpa mengkonfirmasikan dulu

dengan kami sehingga jadi masalah di kemudian hari. Pernah anggaran yang

sudah disahkan tapi kemudian keluar surat yang menyatakan bahwa kegiatan-

kegiatan tertentu ditunda pelaksanaannya. Dan ketika keluar surat lagi bahwa

kegiatan sudah bisa dilaksanakan, kegiatannya sudah tidak memungkinkan lagi

dilakukan, karena waktu yang terbatas. Alasannya karena ada proyek multi years,”

(wawancara 23/10/2012).

Masalah lain Renstra yang dipakai selama ini tidak nyambung dengan

kerja. Pembahasannya dulu tidak sempurna banyak yang tidak dilibatkan,

akibatnya banyak kelemahan. Indikatornya saja banyak yang tidak pas, jadi kita

tidak terlalu yakin tingkat kebenarannya sebagai dokumen rencana yang layak

dijadikan acuan. Jadi perencanaan disini kuarang mantap, RIPPDA tidak

diperdakan, dan renstratnya juga kurang pas, akibatnya untuk buat kegiatan agak

kesulitan juga.

(08/10/2012).

Struktur organisasi yang sekarang ada belum sesuai dengan yang ada di

pusat. Tidak ada yang menangani destinasi. Sedangkan di kementrian ada

Page 13: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

261

dirjennya, kalau mereka datang atau ada rapat urusan destinasi agak bingung.

Kami susah mengurusinya, terkadang dia di perencanaan, kadang di bidang

pengembangan SDM, kadang pula dia di tangani bidang promosi. Karena kalau

ada surat dari Dirjen Destinasi kami harus mendiskusikannya dulu akan

dikemanakan tindaklanjut surat ini.

YL Pejabat eselon 4 Disbudpar (wawancara tgl 23/10/2012)

Bagaimana mekanisme pengendalian selama ini?

Biasanya kami menyampaikan permintaan data laporan realisasi melalui

surat kepada setiap bidang yang membawahi masing-masing kegiatan. Tapi sulit

sekali menunggu meraka menyampaikannya, dari keseluruhan kegiatan paling-

paling hanya satu dua saja yang memberikan laporan tertulis, sehingga biasanya

kami langsung menghubungi bagian keuangan untuk menanyakan tentang

realisasi masing-masing kegiatan yang ada. Waktu mau membuat LAKIP dan

LKPJ juga begitu laporannya lambat, bahkan ada yang tidak membuatnya sama

sekali. Kalau mau menunggu Seksi Monitoring dan Evaluasi, bisa tidak jalan, jadi

kami lakukan atas inisiatif sendiri saja.

Masalah apa yang menjadi kendala dalam pengendalian?

Ya itu tadi, sulit menerima laporan dari PPTK, walaupun sudah dibuatkan

surat dari kepala dinas. Kemudian indikator untuk mengukur apa yang dikerjakan

itu berhasil atau tidak juga belum nyambung. Misalnya di RPJMD ada indikator

tentang destinasi, tetapi yang menanganinya tidak ada di kantor ini. Kegiatannya

pun tidak ada, jadi bagaimana mengukur tingkat capaiannya dalam RPJMD. Ada

lagi indikator mengenai jumlah kamar tidur, itu juga tidak pernah menjadi

kegiatan yang ditangani di dinas. Kesannya sepertinya tidak nyambung antara

indikator dengan apa yang direncanakan dan dikerjakan. Makanya yang sekarang

membuat renstranya jadi sangat hati-hati ini sudah berapa bulan juga belum

selesai juga.

Siapa yang menangani pengendalian di Disbudpar?

Di Bidang Pengendalian ini ada dua seksi yang menanganinya, Seksi

monitoring dan evaluasi dan Seksi Pengendalian. Kalau di Seksi Pengendalian, itu

baru dilakukan kegiatannya di akhir tahun ketika proyek-proyek sudah berjalan,

untuk menyiapkan laporan-laporan. Dari PPTK dimintai laporannya dengan surat

resmi. Kalau sulit saya potong kompas langsung ke keuangan saja, disana juga

ada datanya.

Page 14: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

262

BS, Pengurus LSM KPLB (Kelompok Pencinta Lingkungan Belitung)

pengelola objek wisata ecotourism pulau Kepayang dan Batu Mentas di

Kabupaten Belitung, wawancara di pameran SITF di Medan 28 oktober

2012.

Bagaimana kondisi kepariwisataan yang ada?

Kalau kita ingin jujur maka perkembangan pariwisata di Belitung ini

sudah banyak berubah dibanding bebebrapa tahun lalu. Coba saja liahat hotel-

hotel sekarang sudah banyak, travel-travel yang jual paket wisata juga sudah

banyak. Restoran dan warung makan juga banyak. Apa lagi kalau akhir minggu

lumayan rame di Tanjungpandan ini. Kalau belum berkembang seperti sekarang

mungkin juga kami tidak kepikiran untuk membuka tempat wisata seperti yang

ada di Pulau Babi dan Batu Mentas. Kami mencoba menawarkan pilihan wisata

yang berbeda, dan pasar itu menurut saya ada, karena lingkungan sekarang udah

jadi isu baru dan juga menjadi gaya hidup baru.

Seharusnya pembangunan pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung bisa

lebih cepat jika terjadi sinergi. Karena ada posisi-posisi yang harus kita perkuat

secara promosi. Kita sudah mencoba mengeksplore hal-hal yang menurut orang

"kecil" tapi ternyata bisa dijual kepada wisatawan. Penguatan akan sangat

diperlukan di tingkat provinsi supaya jangan destinasi yang ada terkotak-kotak

hanya setingkat kabupaten saja. Misalnya untuk memasarkan pulau-pulau kecil

yang ada di Belitung dan Bangka harusnya bisa dijual oleh provinsi supaya tidak

hanya berhenti atau terbatas pada pulau-pulau tertentu saja yang menjadi wilayah

administaratif sebuah kabupaten.

Ada ide-ide kita yang tidak dituntaskan ketika seminar tentang wisata

bahari di pangkaplinang, padhala bagaimana mengintegrasikan pulau-pulau kecil

kami pikir sangat membantu jika dilakukan pula oleh pemerintah provinsi.

Kegiatan-kegiatan terlihat masih parsial, padahal diperlukan level provinsi untuk

merajut ini supayaakan jadi saling melengkapi.

Orang-orang pemerintahan itu sering membuat rencana yang tidak

nyambung dengan permasalahan mendasarnya dan kondisi nyata dilapangan.

Misalnya waktu kami akan membuat kawasan penangkaran tarsius di Batu

Mentas, orang dinas pariwisata sudah mau membuat shelter. Padahal shelter itu

tidak akan banyak gunanya jika pengunjungnya tidak banyak atau malahtidak ada.

Bukankah akan lebih bermanfaat jika yang dibangun adalah kandang binatang

kancil atau rusa supaya orang mau datang dulu.

Kendala apa yang dihadapi?

Yang paling dasar menurut saya malah mindset pejabat yang ada di daerah,

terutama berhubungan dengan lingkungan. Bagaimana Belitung yang akan dijual

pariwisatanya ini bisa dijual kalau lautnya diizinkan ditambang lagi. PT Timah

sudah lama tidak lagi menambang di laut, sejak restrukturisasi dulu, lho kok

sekarang pemdanya malah yang ngotot mau mengizinkan tambang lagi di laut.

Page 15: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

263

Alasannya memang bisa diizinkan di lokasi-lokasi yang tidak mengganggu

pariwisata, tapi siapa nanti yang akan mengawasinya? Apa yang terjadi di Pulau

Bangka sudah menjadi bukti bahwa sulit sekali tambang dan pariwisata dilakukan

di satu kawasan yang berdekatan. Air laut itu kan bergerak, nah kalau ditambang

dan airnya keruh, terumbu rusak, ikan lari....pariwisata mana lagi yang akan

dijual di Belitung? Kalau saya lebih baik lingkungan yang ada ini makin dijaga,

dan itulah yang nanti akan menyelamatkan Belitung, ya hutannya, ya lautnya...

YE, Unsur Pimpinan ASITA Kep babel, di Kantor, Jalan Sudirman

Sungailiat tanggal 31 okteober 2012-10-31

Bagaimana hubungan dengan dinas yang menangani kepariwisataan?

Kami berhubungan dengan Dispar itu karena merasa mendapat

kemudahan. Misalnya ada fasilitasi berhubungan dengan pihak dari luar daerah.

Dinas provinsi juga punya hubungan yang lebih dekat dengan kementrian

sehingga ada pelatihan dan informasi-informasi tentang kegiatan pariwisata

nasioanl dan internasional. Kalau di Kabupaten skalanya kan lebih kecil hanya di

lingkup kabupaten/ kota saja. Dinas juga sering mengajak pameran kemana-mana

sampai ke luar negeri juga.

Kami sudah mulai sering dilibatkan oleh provinsi dalam kegiatan. Kalau

ada rencana promosi biasanya kami dihubungi dan diajak beri masukan. Kadang

diundang resmi pakai surat, tapi kadang lebih sering Cuma dengan teepon atau

sms diundang, kami biasanya datang, kalu tidak ada yang mewakili lah. Enak juga

kok ga pakai formal-formal begitu, tapi ada juga yang resmi.

Pemerintah melalui dinas pariwisata sudah mencoba untuk melibatkan

pelaku pariwisata dalam kegiatan-kegiatan promisi seperti mengadakan pameran

dan acara direct selling dengan menyelenggarakan kegiatan gathering di beberapa

kota tidak Cuma di dalam ttp uga diluar daerah.

Cuma sayangnya dinas pariwisata masih lamban dalam memfasilitasi para

pelaku pariwisata. Misalnya pembentukan Badan promosi saja bolak-balik.

Disparda juga agak kurang komunikasi dengan pihak kabupaten /kota. Kalau lebih

sering akan lebih bagus lagi.

Sekarang ada kegiatan rutin dispar dengan mengajak kami pelaku wisata

ke luar daerah promosi bareng-bareng. Itu rame acaranya, karena biasanya diskusi

di luar itu juga seru. Ide macam-macam yang keluar untuk memajukan pariwisata.

Biasanya dalam pertemuan itu hadir juga para kepala dinas pariwisata

provinsi maupun kabupaten kota se Babel, guna meyakinkan mitra kami di tempat

yang dikunjungi bahwa. Kesannya kami di Babel lebih kompaklah. dan itu artinya

kami sudah bekerjasama dengan cukup solid antara swasta dan pihak pemerintah

yang bergerak di bidang pariwisata"

Apa kendala yang dihadapi oleh ASITA?

Page 16: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

264

Kendala ASITA untuk berkembang lebih cepat adalah kurangnya anggota

yang benar-benar memenuhi persyaratan. Akibatnya banyak juga yang beroperasi

tanpa izi padahal bisnis ini benar-benar berdasarkan kepercayaan, jadi mestinya

jelas perijinannya. Tapi memang jadi anggota ASITA itu harus serius, mereka

harus punya modal atau uang sebesar Rp.400 juta, itu mungkin yang

memberatkan mereka untuk jadi anggota Asita. Sekarang ini mudah sekali orang

menjual paket wisata dan menjual tiket. Padahal dulu sulitnya minta ampun kalau

harus memenuhi semua persyaratan termasuk uang DP ke airlines dan persyaratan

lainnya. Coba bayangkan kalau ada yang menipu dalam penjualan tiket maka

yang akan menanggung akibatnya ya travel-travel seperti kami juga. Begitu pula

kalau menjual paket wisata secara on line, iya kalau bener kalau tidak kan susah

juga melacaknya. Sebaiknya pemerintah mulai menertibkan penjualan paket

wisata dan tiket yang tidak jelas juntrungannya itu. Disini ada istilah dengan

modal sebuah meja dan kursi orang bisa jualan tiket. Disamping itu juga ada

istilah ACAI, Asosiasi Calo Tiket Indonesia....ha..ha..ha.... Mereka bisa jualan

tiket dengan leluasa di bandara, dan tidak ada yang menertibkannya. Padahal

katanya dilarang jadi calo tiket bahkan ada pengemumannya segala itu di bandara.

SS dari Himpunan Pramuwisata Indonesia Prov Kep. Bangka Belitung

(wawancara 07/11/2012)

Bagaimana hubungan dengan pemerintah dalam urusan kepariwisataan?

Selama ini hubungannya cukup baik terutama di tingkat provinsi, tapi

yang menjadi keluhan adalah kita sudah bolakbalik rapat dengan kabupaten dan

kota tapi ga ada juga rencana yang mantap, misalnya mau membangun destinasi

yang mana. Sampai sekarang kelihatanya belum nyambung antara provinsi dan

kabupaten untuk urusan destinasi ini. Kalau untuk promosi sih sudah lumayan.

Beberapa kali kita sama-sama sudah pameran dan melakukan kegiatan yang

bersifat promosi ke provinsi lain.

Apakah ada yang dikerjasakmakan selain promosi?

Oh kalau itu ada, dalam setahun terakhir yang dilakukan ialah mau

membentuk semacam lembaga sertifikasi agar di Babel nanti pekerja-pekerja atau

karyawan di bidang pariwisata dapat punya sertifikat. Ternyata susah juga

membuat lembaga itu, tidak seperti yang kami bayangkan semula. Buktinya

sampai sekarang belum juga bisa terbentuk lembaga sertifikasinya.

Kita kumpul bahkan selama beberapa hari dengan orang dinas dan kawan-

kawan lain di hotel untuk menyiapkan berbagai persyaratan untuk LSP segera

berdiri di Babel. Diharapkan tahun depan (2013-pen) sudah bisa terbentuk LSP

nya, jadi nanti orang Babel yang akan ambil sertifikat tidak perlu ke luar daerah

lagi, cukup disini saja, sehingga bisa lebih cepat dan lebih murah. Target kita

paling tidak tahun 2013 ini sudah dapat berdiri LSP nya.

Page 17: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

265

Apa yang menjadi keluhan yang selama ini dirasakan?

Keluhannya kalau bagi kami itu adalah banyaknya travel agen dan

pemandu atau guide yang datang dari luar dan mereka seenaknya saja bisa

menjual paket ke Bangka Belitung tanpa kerjasama dengan kita-kita yang buka

usaha pariwisata disini dari awal. Ada pula yang menjadi guide dari luar langsung

datang bawa tamu ke sini. Itu kan ga sehat, takutnya kalau nanti mereka

ngelayaninya jelek yang jadi kena getahnya kami-kami juga dan akan punya

dampak negatif dengan daerah Babel sendiri. Selain itu masalah cindera mata, itu

selain belum bervariasi dan masih mahal harganya, mereka ini masih sering saling

menjelek-jelekan satau sama lain. misalnya dengan menceritakan kejelekan

produk atau jualannya orang lain, dengan harapan orang atau tamu yang datang

percaya bahwa hanya barang atau prudok dialah yang paling baik dan bagus

kualitasnya. Hal ini kalau dibiarkan juga akan menjadi masalah di kemudian hari,

karena akhirnya tamu akan menilai negatif baik kepada produk yang kita tawarkan

maupun kepada para penjualnya. Mereka harus diberi pengertian supaya jangan

begiutau lagi dan harus lebih kompak lagi dalam menjual dan melayani.

Masalah lainnya ya... itu masih kurang destinasi yang berbeda. Coba lihat

saja rata-rata yang ditawarkan hanyalah keindahan pantai saja selama ini. Hampir

semua objek wisata di Babel kebanyakannya hanya mengandalkan pantai saja.

Coba kalau ada yang laian variasi misalnya tentang ekologi, desa wisata, atau

wisata tambang supaya barang yang kita jual tidak monoton itu-itu saja.

Transportasi juga mahal harga tiketnya, tapi kalau yang di darat selama ini kami

lancar-lancar saja. Mungkin karena yang kami tangani banyak tamu grup yang

memang tidak menggunakan angkutan umum seperti angkot dan lain-lain, mereka

baiasanya langsung carter bus atau avanza atau kijang saja.

BPJ, Pengurus PHRI, wawancara 28-10-2012, di Sungailiat

Apa yang menjadi kendala pembangunan pariwisata di Babel?

Masalahnya adalah harga tiket yang mahal dan soal listrik. Pariwisata itu

kan bagaimana membuat orang nyaman melakukan traveling, nah kalau tiketnya

mahal bagaimana mau jadi nyaman. Ke Bangka itu hanya bisa dilakukan lewat

udara, kalau lewat laut bisa tapi mungkin tidak nyaman. Kalau mahal tiket

pesawatnya maka yang datang cuma yang menengah atas saja. Mereka mending

ketempat lain Bali atau Yogya misalnya, yang harga tiketnya lebih murah. Saya

sudah komplain beberapa kali soal harga tiket ini tapi belum ada perbaikannya

juga sampai sekarang.

Kalau listrik, nah ini yang bikin pusing kepala. Coba bayangkan kalau

kondisi listrik seperti sekarang yang kurang pasokan dan byar pet, mau tidak mau

kami di hotel terpaksa pakai genset sendiri. Itu artinya harus beli solar sendiri

dengan harga industri. Dalam seminggu kalau sering menggunakan solar bisa

terpakai sampai 5000 liter dengan harga Rp 9100 per liter, maka sekitar Rp 45,5

juta per minggu, kalau dikalikan empat minggu dalam sebulan, yah kira-kira Rp

Page 18: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

266

182 juta. Kalau dikalikan setahun maka jumlahnya akan menjadi lebih dari Rp 2

milyar. Kondisi sekarang, genset dipakai untuk malam hari karena PLN

kekurangan daya, siang baru pakai PLN, bayangkan hotel kami itu luasnya

sekitar 11 hektar, jadi biaya untuk listrik ini benar-benar menjadi beban pengusaha

hotel di Babel.

Nah, kalau tiket turun harganya, pengunjung akan lebih banyak yang

datang, tetapi kalau tidak berapa lagi untungnya bisnis hotel seperti kami. Jika

tiket murah, listrik bagus pasti kami juga bisa membuat harga hotel yang lebih

kompetitif, seerta biaya mantenance dan SDM yang lebih baik.

Masalah lainnya kondisi jalan, coba lihat jalan masuk dari kota Sunagiliat

ke hotel ini sudah seperti orang naik kuda saja

Upaya yang menurut anda bisa membantu?

Kita perlu promosikan pariwisata di Babel ini, tapi kendalanya kita tidak punay

organisasi yang solid untuk melakukan itu, kalau dinas kan terbatas kerjanya,

urusan lainnya juga banyak. Tapi sekarang sudah mulai lumayan promosinya,

mungkin tahun depan harus lebih agresif lagi kita promosikan Babel ke tempat

lain. Dan juga harus kompak kalau ke luar, jangan lagi berpromosi seperti dulu,

kita tidak dilibatkan, yang promoso hanya itu-itu saja orangnya.

Dulu badan promosi di Babel itu hanya dimiliki oleh satu kelompok bisnis saja,

mulai dari Ketua, sekretaris sampai bendahara. Padahal mereka itu pakai uang

APBD tapi hanya promosi usaha pariwisata mereka sendiri. Kita tidak mau ada

yang seperti itu lagi, karena ini kepentingan kita sama-sama. Makanya nanti kalau

badanpromosinya sudah terbentuk kita benahi sama-sama supaya lebih kompak

dan bagus.

RZ, Kepala desa di Belitong (wawancara 03/11/2012, di Belitung)

Bagaimana keterlibatan anda dalam perencanaan pariwisata?

Selama ini memang rutin sudah ada yang namanya musrenbangdes, tapi

masih banyak usul dari desa yang belum terlaksana, alasannya biasanya karena

alasan dana tidak cukup. Untuk pariwisata, desa biasanya diajak juga membahas,

misalnya waktu akan menjadikan kawasan wisata Laskar Pelangi, Cuma sayang

rencana itu belum berjalan, karena ada selisih faham dengan pemda kabupaten

dan AH. Pemda dulu mau ajak pihak swasta, sedangkan AH tidak mau kalau ada

swasta, dia ingin masyarakat yang dilibatkan. Tapi sekarang sudah mulai lagi,

jalan sudah ada di lokasi Laskar pelangi. Untuk pendanaan kami sekarang sudah

dibantu PNPM pariwisata. Kami juga ingin menjadi desa pariwisata suapaya

banyak orang datang ke sini.

Page 19: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

267

Bagaimana kalau hubungan dengan Dinas Pariwisata?

Kami usul banyak kegiatan ke pemda, tapi itu tadi kendalanya dana

terbatas. Kami juga ga bisa paksa, misalnya ada usul masyarakat dan pihak desa

untuk membuat warung-warung di sekitar lokasi SD Laskar Pelangi, tapi sampai

sekarang belum ada realisasinya. Untunglah usul untuk bantuan dana PNPM

berhasil, jadi sekarang dananya bisa dibuat untuk berbagai usul yang dananya dari

kabupaten kurang. Sekarang di sini juga dikembangkan ternak ikan lele dan

menanam sayuran. Dan hasilnya sudah kelihatan bahkan sudah membuat abon

dari ikan lele ibu-ibunya. Ada juga sayuran yang dibuat keripik, harapannya sih

itu bisa laku dijual kalau orang datang kesini semakin banyak. Sementara ini hasil

masih ada yang dititip ke tempat jualan sovenir di Manggar dan Tanjungpandan.

Apa yang dikerjakan dispar provinsi disini?

Kalau lihat apa yang dikerjakan dinas sejak kami melakukan acara di 2010

cukup bagus. Ada kunjungan, ada bantuan, adalah perhatian yang diberikan.

Malah yang dari kabupaten agak kurang yang kami rasakan.

Mereka juga kadang membawa rombongan wartawan kesini. Desa ini

juga mendapat bantuan PNPM untuk mengembangkan pariwisata. jadi apa yang

dilakukan oleh Disbudpar Babel cukup baik. Desa ini adalah tempat biasanya

kegiatan festival budaya dan pariwisata dilaksanakan dengan menampilkan

tradisi, kesenian, dan memuat unsur-unsur edukatif.

Kalau disini, seperti yang dilakukan dinas inilah yang kami tunggu,

karena kami sendiri selalau kekurangan dana kalau ingin melaksanakan festival.

Apa yang selama ini kami alami dengan orang-orang dinas, kadang-kadang tiidak

pakai surat-surat yang terlalu rumit. Administrasi biasanya dilakukan setelah ada

koordinasi lisan atau bahkan komunikasi dengan sms saja. Ini sesuai dengan

harapan kami dan masyarakat. Ini bukti bahwa kami merasa diperhatikan dan

dinas punya kesamaan visi dengan kami di desa. Memang dibandingkan dengan

tahun lalu koordinasi kami dengan EO (Event Organizer) agak kurang, tapi

mungkin karena waktu dan situasinya yang kurang, kami maklumlah.

Apa manfaat yang dirasakan dari pariwisata?

Yang pasti desa ini makin dikenal, dan orang-orang semakin banyak yang

datang ke kampung kami. Mereka mau lihat SD Laskar Pelangi dan Museum Kata

Andrea Hirata. Apalagi kalau hari libur wah lumayan rame. Memang mereka

belum belanja atau langsung beli di kampung ini, karena biasanya mereka datang

dengan travel, pake bus dan menginap di Tanjungpandan. Tapi kalau ada acara

festival Laskar Pelangi nah, itu banyak yang belanja karena acaranya beberapa

hari disini. Makanya kami usul agar ada warung di dekat SD Laskar Pelangi,

supaya masyarakat sini juga bisa usaha dari pariwisata. Ini juga sedang dibuatkan

Home stay dengan dana PNPM supaya orang juga bisa nginap didesa kalau mau

melihat Laskar pelangi dan merasakan suasana kampung kami...

Page 20: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

268

PH, wisatawan asal Taiwan yang mengunjungi Pulau Bangka, wawancara 22

Nov 2013 di Pantai Pasir Padi Pangkalpinang (pekerjaannya sebagai guide

di Taiwan yang sering membawa tamu dari Indonesia, lancar berbahasa

Indonesia, karena sempat sekolah di Jakarta)

Sudah berapa kali datang ke Bangka Belitung?

Saya baru pertama kali datang ke sini walaupun sudah lama ingin datang, karena

ada juga keluarga di sini sebenarnya. Biasanya saya hanya datang sampai ke

Jakarta saja, sekarang ini juga karena diajak oleh teman.

Bagaimana kesan anda tentang Bangka?

Bagus disini tidak seperti Jakarta yang macet sekali. Pantainya juga bagus sekali,

saya senang disini, kalau mungkin saya akan datang ajak keluarga datang lagi ke

Bangka. Makanannya juga enak itu sea foodnya yang kemarin kami makan di

pinggir pantai enak itu. Saya suka ikan yang dibakar, karena kalau kepiting dan

cumi-cumi saya sudah tidak bisa banyak-banyak lagi makannya.

Apa yang masih perlu dibenahi supaya banyak orang mengunjungi Bangka?

Wah, apa ya? saya kira sudah lumayanlah, kan maklum juga Bangka ini bukan

Jakarta yang segalanya sudah ada. Tempatnya juga tidak terlalu jauh kalau terbang

dari Jakarta Mungkin masalah komunikasi kali, karena beberapa tempat saya agak

sulit kalau mau telpon kemana-mana. Oh ya...jalan yang masuk ke tempat wisata

juga masih belum diaspal. Kalau tidak salah waktu mau masuk desa wisata yang

ada hutan untuk madu itu, masih pakai tanah semua itu sampai ke pinggir jalan

aspal yang besar. Saya usul, bagus juga kalau bisa ada sovenir yang khas Bangka

Belitung, karena yang saya lihat kebanyakan makanan dan kerang-kerang,

harganya juga cukup mahal

Selama di Bangka menginap dimana?

Di hotel di dekat kota Sungailiat, nah itu satu lagi, menurut teman saya yang satu

hotel harga kamar hotel disini cukup tinggi. Katanya, di hotel kami menginap itu

harganya Rp 350 ribu, tapi bukan hotel bintang. Kalau di tempat lain dia bisa

nginap di hotel bintang katanya dengan harga itu. Kalau di hotel kami menginap

ada lengkap AC, TV, ada shower, tapi yah memang bukan hotel bintang, biasa

sajalah.

RD, Wisatawan asal Belanda yang mengunjungi Belitung, wawancara 18

Oktober 2012 di sebuah warung makan Pantai Tanjung Tinggi.

Sudah berapa kali berkunjung ke Belitung?

Page 21: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

269

Baru pertama kali ini datang berdua dengan istri

Dari mana mendapat informasi tentang Belitung?

Dulu kakek saya pernah tinggal di sini bekerja di perusahaan timah, dia pernah

cerita tentang Belitung. Saya cari info di internet ada banyak tentang Belitung.

Jadi kami bisa datang ada travel yang atur, saya beli diinternet itu.

Bagaimana kesan anda tentang Belitung?

Pulau ini bagus sekali. Fantastic, saya dan istri saya senang berjalan naik perahu

sampai ke pulau yang ada mercusuar itu, bagus sekali. Masih natural sekali karena

itu jadi lebih senang berjalan kemana-mana kalau sore naik sepeda keliling seperti

ke marin dari hotel ke pantai.

Apa yang masih perlu dilakukan supaya lebih banyak orang datang?

Kalau saya ingin tidak banyak-banyak orang yang datang ke sini, karena nanti jadi

ramai, bisa tidak bagus itu...ha...ha...ha....Tapi saya tidak suka di sini masih

banyak sampah. Dimana-mana orang buang sampah, di pantai buang sampah, di

sungai buang sampah. Harus dibuat bersih jadi orang mau lama-lama datang ke

sini. Itu lihat plastik banyak sekali di sana, siapa yang bersihkan itu, nanti bisa

masuk ke laut sampahnya. Itu juga bekas rokok dimana-mana (sambil menunjuk

sebuah meja makan di dalam warung).

Page 22: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

270

LAMPIRAN VI

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : YAN MEGAWANDI

Tempat/tg. Lahir : Pangkalpinang, 30 Januari 1964

Agama : Islam

Alamat : Jl. A. Yani , Jalur 2, Belakang KPUD Bangka, Sungailiat

Instansi : Pemerintah Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung

Jabatan : Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Nama Orang Tua :

Ibu : Hj. Nurhasanah (Almh)

Ayah : H. Adani Aman, SH

Nama Mertua :

Ibu Mertua : Hj. Amoy

Ayah Mertua : H. Yusuf Deraie (Alm)

Status : Menikah

Nama Istri : Kartini Yusuf

Anak-Anak : Melati Nur Fajri

: Fajar Wildan Firdaus

: Muhammad Faiz Akbar

RIWAYAT PENDIDIKAN

1.SD Negeri 59 Palembang, 1975

2.SMP Negeri 6 Palembang,1979

3.SMA Xaverius I Palembang, 1982

4.Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang, 1988

5.Magister Administrasi Publik Universitas Gadjahmada Yogyakarta, 1999

6.Kandidat Doktor Administrasi Publik Universitas Padjadjaran, Bandung

Page 23: LAMPIRAN I Informan Penelitian No Sektor Status/ Jabatan ...media.unpad.ac.id/thesis/170130/2009/170130090563_l_2723.pdf · tidak mengawal kegiatan-kegiatan, ... yang kurang beres,

271

RIWAYAT JABATAN

1.Kepala Bagian Humas Setwilda Kabupaten Bangka, 1995

2.Kepala Bagian Lingkungan Hidup Setwilda Kabupaten Bangka, 1999

3.Kepada Bidang Pendapatan Lain-lain Dispenda Kabupaten Bangka, 2001

4.Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bangka, 2003

5.Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata Kabupaten Bangka, 2005

6.Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2007

7.Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov Kep. Bangka Belitung, 2008

RIWAYAT DIKLAT STRUKTURAL

1. SEPADA, Sumatera Selatan Angkatan X, Palembang, 1991

2. SEPALA, Sumatera Selatan Angkatan V, Palembang, 1993

3. DIKLAT PIM III, Depdagri Angkatan XIX, Jakarta, 2000

4. DIKLAT PIM II, Angkatan XII Kelas A, LAN, Jakarta, 2004

RIWAYAT DIKLAT TEKNIS

1.Kursus Manajemen Proyek, 1992

2.Kursus Kehumasan, 1992

3.Kursus Teknik Perancangan Peraturan Perundang-undangan, 1997

4.Pelatihan Penyusunan Program Pengendalian Dampak Lingkungan, 1999

5.Kursus Dasar AMDAL tipe A, 2000

6.Diklat Teknis Perpajakan, 2001

7.Bintek Renstra, 2001

8.TOT Substansi Diklat Pim III, 2003

9.TOT Substansi Diklat Pim III dan IV, 2005

10.TOT Outbond, 2006