LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna...

14
68 LAMPIRAN 2 PENJELASAN ATAS PRESEDEN NOTA KESEPAHAMAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (Versi Lengkap)

Transcript of LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna...

Page 1: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

68

LAMPIRAN 2

PENJELASAN ATAS

PRESEDEN NOTA KESEPAHAMAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN

MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR

(Versi Lengkap)

Page 2: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

69

Pendahuluan

Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan versi lengkap preseden Nota

Kesepahaman (MOU) Perencanaan Pengembangan Masyarakat.

MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan

perancangan yang efektif bagi kegiatan Pengembangan Masyarakat Indonesia yang didukung CSR.

MOU ini dimaksudkan terutama untuk digunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan perjanjian

yang mengikat antara:

• suatu perusahaan, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan

• suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nirlaba yang terdaftar dan memiliki keahlian

dalam Pengembangan Masyarakat,

yang menawarkan kerja sama dalam perencanaan Pengembangan Masyarakat yang didukung CSR.

TNP2K berharap bahwa tersedianya dokumen preseden dapat mendorong perusahaan dan BUMN

untuk bekerja sama dengan LSM dalam merancang dan merencanakan upaya Pengembangan

Masyarakat yang cermat, tepat sasaran, dan berpotensi mengurangi kemiskinan masyarakat

Indonesia secara berkelanjutan.

Preseden MOU juga dapat berguna bagi:

• organisasi filantropis yang memberikan kontribusi dana untuk Pengembangan Masyarakat

dari sumber lain selain CSR; dan

• organisasi yang terlibat dalam pemberian bantuan terhadap korban bencana di Indonesia

yang perlu segera mendokumentasikan ketentuan yang akan disepakati mengenai

bagaimana mereka akan secara bersama-sama berkontribusi dalam perencanaan bantuan

sosial pada masyarakat yang terkena dampak bencana.

Catatan penting dalam mencari nasihat hukum

Merupakan hal yang penting bagi para pihak untuk mendapatkan nasihat hukumnya sendiri sebelum

menandatangani perjanjian apapun yang mengikat secara hukum berdasarkan preseden MOU ini

guna memastikan bahwa seluruh hak dan kepentingan hukumnya benar-benar terlindungi.

Selanjutnya, para pihak juga harus memastikan bahwa penandatanganan perjanjian yang berdasarkan

MOU dalam hal apapun tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Sebagai contoh, dana yang digunakan untuk perancangan dan perencanaan (dan

pelaksanaan) Pengembangan Masyarakat tidak boleh bersumber dari aktivitas melawan hukum atau

pencucian uang atau yang bertentangan dengan peraturan lainnya yang secara khusus berlaku

terhadap para pihak dikarenakan status dan/atau aktivitas bisnis mereka.

Pernyataan Pengecualian Hukum

Harap diperhatikan bahwa pernyataan pengecualian hukum (legal disclaimer) penting yang tertera di

balik sampul laporan yang memuat dokumen ini sebagai lampiran turut berlaku bagi versi lengkap

maupun ringkas dokumen preseden MOU dan dokumen penjelasan ini.

Page 3: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

70

Isi dokumen preseden MOU

MOU yang dimuat berisi cara-cara yang disarankan dalam mengatur hak dan kewajiban para pihak

serta proses berikutnya yang akan ditempuh para pihak dalam mewujudkan kerja sama dalam

merancang dan merencanakan kegiatan Pengembangan Masyarakat.

Meskipun MOU tersebut berusaha menciptakan keseimbangan antara kepentingan para pihak yang

mungkin berbeda, para pihak tetaplah harus cermat dalam mempertimbangkan apakah ketentuan

yang terdapat dalam MOU tersebut telah adil dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. MOU

tersebut tidak boleh digunakan sebagai preseden yang kaku. MOU tersebut sebaiknya digunakan

sebagai panduan dan harus selalu diubah seperlunya untuk merefleksikan keadaan yang sebenarnya.

Harap diperhatikan bahwa MOU dalam keseluruhan isinya mengacu pada Pihak A dan Pihak B, namun

Anda bebas menggantinya dengan nama para pihak atau menggunakan istilah ‘Perusahaan’ dan ‘LSM’

apabila dikehendaki.

Paragraf-paragraf berikut ini dirancang untuk membantu Anda memahami tujuan dari masing-masing

ketentuan dalam dokumen preseden dan mendorong Anda mempertimbangkan apakah ketentuan

tersebut telah sesuai dengan kebutuhan Anda ataukah masih perlu diubah atau dihapus.

Harap diingat bahwa Anda mungkin perlu menyusun dan menyisipkan ketentuan baru untuk

memasukkan isu-isu yang belum tercakup dalam dokumen preseden MOU yang tetap harus

dimasukkan guna memenuhi kebutuhan dan keadaan tertentu para pihak.

Nomor-nomor berikut mengacu pada nomor pada Pasal dan Bagian dalam MOU.

1. PARA PIHAK, LATAR BELAKANG, DAN DEFINISI

Apakah para pihak merupakan badan hukum?

Para Pihak wajib merupakan badan hukum apabila mereka ingin menggunakan MOU untuk membuat

perjanjian yang mengikat secara hukum.

Apabila sebuah organisasi kemasyarakatan bukan merupakan badan hukum yang terdaftar, organisasi

tersebut tetap dapat menggunakan MOU dimaksud sebagai sumber pemikiran dan bahasa bagi

sebuah dokumen yang lebih tidak formal dan tidak mengikat secara hukum, yang menguraikan

maksud dari organisasi tersebut dan suatu perusahaan untuk bekerja sama dalam kegiatan

perencanaan Pengembangan Masyarakat yang didukung dana CSR.

Apa rencana Anda?

Apabila Anda hanya ingin merencanakan satu atau beberapa kegiatan Pengembangan Masyarakat dan

bukan berupa rencana tindakan masyarakat yang lengkap, hapuslah referensi terhadap rencana

tindakan masyarakat (dan definisinya).

Apakah ada hukum CSR yang berlaku?

Bagian latar belakang harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

yang mewajibkan perusahaan melakukan kegiatan dan mengeluarkan dana CSR sehingga terdapat

kejelasan akan kewajiban hukum apa saja yang harus dipenuhi oleh perusahaan tersebut. Apabila

tidak ada aturan hukum yang berlaku mengenai CSR, hapuslah referensi mengenai peraturan

perundang-undangan.

Page 4: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

71

Definisi dan Interpretasi

Periksalah apakah definisi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan Anda. Saat Anda mengubah

dokumen agar dapat sesuai dengan kebutuhan Anda, tambahkan definisi baru untuk setiap istilah

yang akan banyak digunakan dalam dokumen tersebut agar lebih mudah dibaca.

Bagian tentang interpretasi menjelaskan bahwa judul yang tertera (meskipun membantu pembaca)

tidak memiliki signifikansi hukum dalam menginterpretasikan dokumen dimaksud, dan bahwa kata-

kata tertentu akan secara hukum diinterpretasikan dengan turut mencakup kata-kata lainnya.

2. PERJANJIAN UNTUK BEKERJA SAMA

Mengapa Anda melangsungkan MOU ini?

Bagian 2.1 hendaknya menjelaskan secara akurat apa yang ingin dilakukan para pihak dalam kerja

sama mereka.

Jangka waktu MOU

Masukkan tanggal yang dimaksudkan menjadi tanggal dimulainya dan diakhirinya MOU, serta tanggal

pelaksanaan tinjauan (reviu) kinerja. Akan lebih baik apabila rincian tinjauan kinerja, aspek kinerja

yang akan dinilai, serta ekspektasi Perusahaan terhadap standar kerja yang harus dipenuhi oleh staf

LSM telah disepakati dari awal dan dibuat secara tertulis sebagai panduan bagi LSM. Panduan ini dapat

dimasukkan sebagai lampiran pada MOU.

Tinjauan Kinerja

Bagian 2.3 berisi tinjauan rutin atas kinerja.

Apakah Anda bermaksud mengikatkan diri secara hukum melalui MOU?

Apabila Anda menggunakan MOU sebagai dasar bagi perjanjian yang tidak terlalu formal dan tidak

mengikat secara hukum, hapuslah Bagian 2.4.

3. PROSES PERENCANAAN

Standar kerja yang diterapkan

Pasal 3 mewajibkan para pihak untuk menggunakan prinsip dan praktik Pengembangan Masyarakat

yang profesional dalam melakukan perencanaan, termasuk membuat kajian kebutuhan yang

dilakukan secara partisipatif guna mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas masyarakat.

Proses komunikasi dan sosialisasi

Bagian 3.2 mengharuskan dibentuknya proses komunikasi dan sosialisasi yang kuat, serta

membebankan kepada LSM tanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan komunikasi publik,

sepanjang mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Perusahaan. Suatu protokol komunikasi harus

disusun di awal kerja sama, yang mana protokol tersebut menguraikan pengaturan yang disepakati

dalam mengomunikasi informasi dari dan kepada para pihak atau pemangku kepentingan lainnya

apabila diperlukan. Protokol tersebut juga dapat mencakup etika, kerahasiaan dan persetujuan yang

perlu diperoleh untuk melakukan komunikasi internal maupun eksternal, pengumuman di media, dan

publikasi.

Page 5: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

72

Perangkat Pengembangan Masyarakat yang dapat digunakan

Sejumlah perangkat Pengembangan Masyarakat yang dapat digunakan tercantum di Bagian 3.3 untuk

mendorong Anda mempertimbangkan apakah penggunaan berbagai perangkat tersebut, baik

sebagian ataupun seluruhnya, akan tepat guna.

LSM mungkin berada di posisi terbaik untuk memberi masukan apakah ada perangkat tertentu yang

sebaiknya digunakan dan, bila demikian, apakah kata-kata pada Bagian 3.3 sebaiknya diubah guna

menjelaskan kapan dan dengan cara apa perangkat tersebut akan digunakan.

Tujuan yang ingin dicapai ialah pembangunan berkelanjutan

Para pihak dalam Bagian 3.4 berkomitmen untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan di tingkat

masyarakat tempat mereka bekerja.

Para pihak juga sepakat bahwa apa yang mereka lakukan harus sejalan dengan kode etik Perusahaan

yang berlaku serta prinsip keberlanjutan (bila ada) serta kegiatan-kegiatan lainnya yang juga

melibatkan masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya.

Pentingnya bekerja dengan pemerintah

Bagian 3.5 membahas tentang isu memahami rencana dan prioritas pembangunan pemerintah yang

relevan bagi masyarakat, sehingga Anda dapat memastikan bahwa apa yang Anda lakukan melengkapi

dan mendukung, namun tidak menggantikan, upaya-upaya Pengembangan Masyarakat yang didanai

Pemerintah.

Pertimbangkan seluruh sarana/sumber daya yang mungkin dapat ditawarkan oleh Kementerian

maupun instansi Pemerintah lainnya yang dapat membantu kegiatan perencanaan Anda. Secara

khusus, manfaatkan informasi dan panduan yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

(TKPKD) yang sesuai guna memastikan bahwa upaya Anda akan tepat sasaran demi mencapai

penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan pada masyarakat yang terkait.

Pertimbangkan apakah Anda perlu membuat perjanjian kerja sama teknis dengan instansi pemerintah

yang sepakat untuk bekerja sama dengan Anda. Ada banyak aturan hukum terkait proses

penganggaran dan pendanaan pemerintah yang mungkin akan berlaku apabila Anda memilih untuk

melakukan kerja sama dengan pihak instansi pemerintah, dan Anda perlu mendapatkan nasihat

hukum untuk hal-hal tersebut sebelum menandatangani perjanjian apapun dengan instansi

pemerintah.

Apabila terdapat Forum CSR yang aktif di wilayah kerja Anda, kerja sama dengan forum tersebut bisa

jadi memberikan manfaat bagi Anda, khususnya dalam mengidentifikasi ketimpangan dalam

kebutuhan pembangunan dan potensi melakukan sinergi dengan kegiatan-kegiatan lain yang juga

didanai oleh CSR perusahaan lainnya maupun dengan program-program pembangunan pemerintah.

Bekerja sama dengan Forum CSR juga dapat membantu Anda mengidentifikasi berbagai pelajaran

yang diperoleh dari kegiatan Pengembangan Masyarakat sebelumnya di wilayah tersebut, sekaligus

mencegah Anda mengulangi kesalahan yang sama.

Bentuk kegiatan perencanaan Anda

Uraian pada Bagian 3.6 dan 3.7 terkait CAP (rencana tindakan masyarakat) dan aneka perangkat

perencanaan yang akan digunakan hendaknya diubah, bila perlu, agar mencerminkan niat Anda yang

sesungguhnya dan untuk menambah rincian lanjutan yang akan membantu.

Page 6: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

73

Kedua belah pihak wajib menyepakati rencana tertentu sebelum dapat menerapkannya

Bagian 3.8 menyatakan bahwa para pihak tidak dapat melanjutkan ke tahap pelaksanaan atas

perencanaan mereka kecuali apabila dan sebelum para pihak telah sepakat mengenai bentuknya.

Konsekuensi bagi para pihak apabila mereka tidak mencapai kata sepakat diatur dalam Pasal 12.

Monitoring dan Evaluasi

Mengingat pentingnya mengukur efektivitas kerja sama Anda, Bagian 3.9 mengatur mengenai

memasukkan bagian tentang monitoring dan evaluasi ke dalam rencana Anda. Bagian ini dapat

diperluas guna memberikan rincian tambahan apabila diperlukan.

4. PERAN PERUSAHAAN

Menyediakan dana CSR dan dukungan lainnya dalam bentuk barang/jasa

Perusahaan sepakat untuk membayarkan dana CSR sesuai dengan anggaran dan jadwal pembayaran

yang disepakati ke rekening bank yang khusus dibuat oleh LSM untuk menampung dana tersebut. Para

Pihak wajib menyiapkan anggaran dan jadwal pembayaran dan memasukkannya ke dalam MOU

sebagai lampiran. Lampiran ini juga harus meliputi rincian dari dukungan yang akan diberikan oleh

Perusahaan dalam bentuk barang dan dukungan non-pendanaan lainnya bagi kegiatan perancangan

yang diatur berdasarkan MOU. Lampiran tersebut dapat diubah dari waktu ke waktu guna

merefleksikan perubahan situasi, namun hanya apabila kedua belah pihak menyepakati perubahan

tersebut.

Mempertimbangkan permintaan untuk mendanai kegiatan pengembangan kapasitas LSM

Penting bagi LSM untuk menghadirkan kemampuan profesional yang kompeten sekaligus

pengetahuan terkini di bidang Pengembangan Masyarakat dalam kemitraan CSR. Selain itu, LSM perlu

memiliki kemampuan manajerial dan administratif yang baik. Memperkuat LSM yang bekerja di

masyarakat dalam aspek-aspek tersebut sudah dengan sendirinya merupakan bentuk Pengembangan

Masyarakat yang berkelanjutan, karena manfaat akan mengalir ke masyarakat hingga ke kegiatan-

kegiatan pembangunan di masa mendatang yang dilakukan LSM.

Menyadari kesulitan yang dihadapi LSM dalam memperoleh dana untuk membantu staf mereka

mengikuti pelatihan, konferensi, dan kegiatan pengembangan kapasitas lainnya, MOU memandang

bahwa Perusahaan dapat menyediakan pendanaan tambahan sebagaimana diperlukan agar LSM

dapat mengembangkan kapasitasnya dalam hal/cara yang akan bermanfaat bagi kerja sama mereka.

Perusahaan juga dapat memutuskan untuk menawarkan mentoring, pelatihan usaha, dan

memberikan dokumen template dan pelatihan dalam hal pelaporan dan pembukuan catatan

keuangan, bila dianggap sesuai – yang kesemuanya akan meningkatkan standar kerja LSM dan

efektivitas penanaman dana yang dilakukan Perusahaan berdasarkan MOU.

Menyediakan sarana/sumber daya lainnya

Meskipun MOU memandang bahwa LSM akan mengambil peran sebagai manajer proyek untuk

kegiatan para pihak (lihat Pasal 5 di bawah), Perusahaan sepakat, sebagaimana dimaksud Bagian 4.4,

untuk berkontribusi pada kegiatan perencanaan dengan memberikan manfaat penuh dari

pengetahuan, ilmu, dan pengalaman mereka dari segi teknis dan bisnis. Akan lebih membantu apabila

ditambahkan rincian lanjutan dalam Bagian ini untuk menggambarkan bentuk bantuan teknis

sesungguhnya yang akan diberikan oleh Perusahaan.

Page 7: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

74

Memberikan arahan bagi anggaran dana CSR ke depan

Agar Para Pihak dapat menyusun anggaran yang realistis dalam perencanaan mereka, Perusahaan

akan memberikan arahan kepada LSM mengenai jumlah dana CSR di masa mendatang yang mungkin

tersedia untuk menerapkan kegiatan Pengembangan Masyarakat yang diusulkan.

Rencana keamanan

Di lokasi yang masyarakatnya terkena dampak konflik, Perusahaan akan bertanggung jawab untuk

bekerja sama dengan LSM dalam melakukan pengaturan keamanan yang sesuai demi memastikan

keamanan pegawai dan kontraktor selama berlangsungnya kegiatan.

Upaya mencegah atau menyelesaikan sengketa di masyarakat

Perusahaan akan mengemban tanggung jawab utama dalam mencegah dan menyelesaikan sengketa,

baik yang sedang terjadi maupun yang mungkin timbul, di masyarakat. LSM sepakat untuk

memberikan bantuan apabila diperlukan.

5. PERAN LSM

Mengelola proyek

LSM, dengan menerapkan standar profesional dalam pekerjaannya, akan bertindak sebagai manajer

proyek.

Mengelola anggaran yang telah disepakati dll.

LSM utamanya bertanggung jawab utama mempersiapkan dan mengelola anggaran, jadwal

pembayaran, dan jadwal kegiatan.

LSM perlu bekerja secara erat dengan Perusahaan dalam mempersiapkan dokumen-dokumen

tersebut untuk memastikan Perusahaan menyetujuinya. Seiring dengan berjalannya kegiatan,

dokumen-dokumen tersebut dapat diubah bila perlu, namun hanya atas kesepakatan kedua belah

pihak.

Jadwal pembayaran perlu diatur agar tersedia dana yang memadai di awal pemberlakuan MOU untuk

memungkinkan LSM memobilisasi staf dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan

perannya.

LSM perlu menyiapkan rekening bank khusus untuk menerima dana CSR yang dibayarkan Perusahaan.

Tujuan rekening ini adalah untuk memastikan bahwa dana CSR dari Perusahaan tidak tercampur

dengan dana umum LSM atau dana dari pihak lain. Hal ini membantu menciptakan transparansi dan

akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan LSM.

Total anggaran yang diperlukan untuk kegiatan berdasarkan MOU hendaknya dimasukkan dalam

Bagian 5.2(d).

Para Pihak wajib memasukkan dalam anggaran dana untuk mencakup biaya tidak langsung dan

pengeluaran operasional dari sisi administrasi LSM. Komponen anggaran ini dapat, namun tidak harus,

dinyatakan sebagai biaya manajemen, dan persentase komponen anggaran ini terhadap total

anggaran wajib dimasukkan dalam Bagian 5.2(f). Jumlah yang dialokasikan untuk keperluan ini akan

tergantung dari negosiasi dan hendaknya mencerminkan nilai yang realistis dari besarnya biaya tidak

langsung yang dapat ditimbulkan LSM untuk menjalankan kegiatan operasionalnya menurut standar

profesional sembari melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU.

Page 8: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

75

Mengatur pembayaran

LSM bertanggung jawab untuk membayarkan tagihan yang sah dari kontraktor dan pemasok yang

merupakan pihak ketiga. Tagihan wajib dialamatkan pada LSM, termasuk nama Masyarakat dan

proyek perencanaan dan dengan menyebutkan tujuan pembayaran tersebut.

Pembayaran akan dilakukan dari dana yang telah disetorkan oleh Perusahaan ke rekening bank

khusus. Akan tetapi, untuk memungkinkan fleksibilitas, Bagian 5.3 memandang bahwa Perusahaan

dapat memutuskan untuk langsung membayar sendiri kontraktor dan pemasok pihak ketiga tersebut.

Perusahaan berhak melakukan audit atas tagihan yang dibayarkan.

Memberikan laporan dan pertanggungjawaban pada Perusahaan

Bagian 5.4 mewajibkan LSM menjaga dan menyimpan catatan dan laporan yang layak atas

pekerjaannya yang berdasarkan MOU.

Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di

Indonesia.

Laporan berkala kegiatan harus disiapkan oleh LSM dengan cara yang memungkinkan Perusahaan

memahami kemajuan yang dicapai yang dibandingkan dengan tujuan dan indikator kinerja utama,

untuk mengidentifikasi hasil akhir yang diperjanjikan dan yang aktual, dan untuk mengidentifikasi

serta memahami alasan untuk (dan akibat dari) setiap keterlambatan atau kekurangan dalam kinerja,

dan harus turut memuat saran perbaikan. Adalah hal yang wajar untuk menyepakati format laporan

berkala ini sejak awal dan melampirkan format tersebut pada MOU.

Para Pihak juga perlu menyepakati seberapa sering dilakukanya pelaporan masalah keuangan dan

operasional. Setelah disepakati, referensi atas periode pelaporan yang telah disepakati dapat

dimasukkan dalam Bagian 5.4.

Memperbolehkan catatan dan laporan diaudit oleh Perusahaan dan penasihatnya

Perusahaan berhak melakukan audit atas catatan dan laporan LSM dari waktu ke waktu. Perusahaan

wajib memberikan LSM pemberitahuan akan dilakukannya audit secara wajar dan melakukannya pada

jam kantor yang wajar pula. Apabila Perusahaan mengharuskan LSM memberikan laporan yang telah

diaudit, Perusahaan akan memasukkan dana untuk biaya audit dalam anggaran.

Memastikan setiap biaya yang secara sah dibebankan oleh pemerintah dibayar dan dicatat

Anggaran hendaknya turut memperhitungkan jumlah yang berdasarkan peraturan perundang-

undangan wajib dibayarkan kepada lembaga pemerintah yaitu berupa pajak, retribusi, atau biaya

lainnya. LSM bertanggung jawab melakukan pembayaran tersebut dan memastikan memperoleh

tanda terima tertulis atas pembayaran tersebut.

6. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses pengambilan keputusan

Akan sangat membantu apabila suatu proses pengambilan keputusan dapat dirancang agar mampu

mendorong tumbuhnya kepercayaan seiring dengan jalannya kegiatan. Proses ini harus

memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif dan tepat pada waktunya secara transparan dan

akuntabel.

Page 9: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

76

Bagian 6.1 menguraikan proses yang disarankan, yaitu perwakilan para pihak dari berbagai tingkatan

dapat bertemu pada interval waktu yang berbeda dan meninjau kembali pengambilan keputusan.

Proses yang disarankan turut mencakup:

Orang-orang yang terlibat dalam perencanaan sehari-hari bertemu setidaknya dua kali

seminggu.

Orang-orang tersebut bertemu dengan atasan langsung masing-masing setidaknya sekali

seminggu.

Semua orang dari pertemuan mingguan tersebut bertemu dengan manajer tingkat yang lebih

tinggi yang bersangkutan serta dengan pemangku kepentingan lainnya yang terkait setidaknya

sekali setiap bulan.

Bagian 6.1 menunjukkan bahwa kebiasaan di Indonesia ialah untuk suatu keputusan dibuat

berdasarkan mufakat, alih-alih berdasarkan pengambilan suara yang dihitung sebagai persentase

tertentu.

Merupakan hal yang penting bagi terlaksananya tata kelola yang baik apabila seluruh keputusan

didokumentasikan dan bahwa notulensi keputusan tersebut diedarkan untuk dikomentari, ditinjau,

diubah bila perlu, dan ditandatangani apabila telah sesuai.

Bagian 6.1 memberikan keleluasaan dalam hal mengadakan rapat. Bilamana perlu, hal ini patut diubah

untuk mencerminkan preferensi para pihak.

Komitmen untuk berperilaku etis

Bagian 6.2 berisi komitmen untuk berperilaku etis dan menekankan pentingnya pelatihan dan

memonitor staf dalam kaitannya dengan perilaku etis.

Konflik Kepentingan

Apabila salah satu pihak terpengaruh oleh konflik kepentingan, pihak tersebut wajib menghilangkan

atau menyelesaikan konflik tersebut sesegera mungkin sehingga tidak mengakibatkan kerusakan

reputasi dari pihak manapun, dan bahwa kerja sama mereka tidak terkena dampak buruk dengan

adanya konflik tersebut.

Kepatuhan terhadap hukum

Para pihak wajib mematuhi ketentuan hukum yang berlaku. Apabila Perusahaan ataupun LSM

memiliki hubungan internasional, maka yang dimaksud sebagai hukum yang berlaku juga dapat

mencakup hukum negara asing yang terkait dengan hal-hal seperti korupsi, privasi, atau perlindungan

anak. Isu ini perlu dijajaki selama negosiasi sehingga jelas bagi kedua belah pihak mengenai hukum

apa yang berlaku bagi kegiatan mereka.

7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK

Pada Pasal 7, LSM diberi tanggung jawab mengadakan kontraktor dan pemasok serta membuat

kontrak secara langsung dengan mereka. LSM berkomitmen melakukan praktek pengadaan yang baik

yang juga sesuai dengan persyaratan tender yang didasarkan pada kebijakan pengadaan Perusahaan,

atau sebagaimana dipersyaratkan oleh hukum. Sebagai contoh, Badan Usaha Milik Negara harus

tunduk pada peraturan yang mengatur mengenai persyaratan tender.

Page 10: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

77

Sepanjang dimungkinkan, LSM sepakat mendahulukan kontraktor dan pemasok lokal.

Terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa Perusahaan perlu memberikan persetujuan atas

keputusan pengadaan yang dibuat LSM apabila nilai kontrak tersebut melebihi batas tertentu. Para

Pihak perlu menyepakati dan memasukkan ambang batas nilai kontrak ini di Bagian 7(f).

8. ASURANSI

LSM akan bertanggung jawab untuk memperoleh polis asuransi yang disepakati. Apabila Perusahaan

tidak mengharuskan LSM melakukan hal ini, Pasal 8 dapat dihapus.

9. PERISTIWA DI LUAR KENDALI PARA PIHAK

Salah satu pihak tidak akan dianggap melanggar MOU apabila pihak tersebut tidak dapat

melaksanakan kewajibannya dikarenakan peristiwa yang ada di luar kendalinya. Pengecualian

terhadap hal ini tidak berlaku untuk kegagalan Perusahaan membayar dana CSR yang telah disepakati.

Pasal 9 membolehkan salah satu pihak mengakhiri MOU apabila pihak lainnya tidak mampu

melaksanakan kewajibannya selama lebih dari 3 bulan (atau jangka waktu lain sebagaimana

disepakati) dikarenakan peristiwa yang terjadi di luar kendali pihak yang terkena dampak.

Akan tetapi pihak yang tidak terkena dampak tidak berkewajiban mengakhiri MOU. Pihak tersebut

dapat menunggu lebih lama dari jangka waktu yang disepakati agar pihak lainnya dapat melanjutkan

kewajibannya.

Para Pihak hendaknya mempertimbangkan apakah jangka waktu tiga bulan telah sesuai atau apakah

jangka waktu lain akan lebih sesuai untuk keadaan mereka.

10. PERNYATAAN

Masing-masing pihak wajib melakukan pengecekan guna memeriksa reputasi dan kemampuan pihak

lainnya sebaik mungkin sebelum mereka memasuki tahap negosiasi MOU. Pasal 10 menyediakan

pernyataan resmi dari para pihak mengenai status hukum, kapasitas hukum untuk melangsungkan

kontrak, dan kemampuan untuk melaksanakan kewajiban mereka berdasarkan MOU tanpa

menimbulkan konflik kepentingan atau pelanggaran terhadap peraturan atau prinsip-prinsip etika.

11. KONSEKUENSI DARI KESEPAKATAN TERHADAP SUATU RENCANA

Apabila para Pihak telah menyelesaikan kegiatan perencanaan mereka berdasarkan MOU secara

memuaskan dan LSM berkeinginan untuk bekerja dengan pihak Perusahaan untuk melaksanakan

kegiatan Pengembangan Masyarakat yang telah disepakati, maka Para Pihak perlu menyepakati

ketentuan yang akan dilaksanakan oleh mereka.

Para pihak dapat menggunakan preseden Perjanjian Kerja Sama sebagai dasar dalam negosiasi mereka

karena preseden tersebut telah sengaja disusun untuk memuat berbagai ketentuan yang serupa

dengan ketentuan yang ada dalam MOU ini dan oleh karena itu seharusnya mudah digunakan.

Pasal 11 membolehkan Perusahaan menetapkan jangka waktu yang wajar untuk menyelesaikan

negosiasi tersebut. Apabila pada akhir jangka waktu tersebut para Pihak belum dapat mencapai

kesepakatan, Perusahaan bebas untuk bekerja dengan LSM lain atau melaksanakan sendiri rencana

yang telah diajukan.

Page 11: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

78

12. KETIDAKMAMPUAN BERSEPAKAT ATAU BERKOMITMEN

Apabila para pihak memutuskan untuk menghentikan kerja sama berdasarkan MOU atau apabila

Perusahaan memberitahu LSM bahwa dikarenakan hal yang tidak terduga atau kejadian di luar

kendalinya Perusahaan tidak mampu menyediakan pendanaan CSR untuk melaksanakan rencana para

pihak, maka MOU akan berakhir.

Dalam situasi demikian, Pasal 12 menyatakan bahwa Perusahaan akan mendanai biaya yang wajar

yang dikeluarkan LSM untuk menghentikan kerja sama CSR tersebut.

13. PENYELESAIAN SENGKETA

Prosedur penyelesaian sengketa

Apabila timbul suatu sengketa di antara para pihak yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak

manajemen senior, Pasal 13 menyatakan bahwa sengketa tersebut dapat dirujuk untuk diselesaikan

melalui mediasi oleh seseorang yang independen dan dihormati. Apabila mediasi gagal, para Pihak

sepakat untuk merujuk sengketa tersebut untuk diselesaikan di pengadilan pada wilayah hukum yang

sesuai.

Tidak terpengaruhnya hak untuk meminta putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan

Prosedur yang dinyatakan di atas tidak menghentikan para pihak untuk sewaktu-waktu memintakan

putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan.

14. PENGAKHIRAN

Pengakhiran karena pelanggaran

Pasal 14 menguraikan beberapa alasan MOU dapat dibatalkan. Secara ringkas, alasan-alasan tersebut

yaitu:

Pelanggaran kewajiban kontraktual;

Tindakan yang berpotensi merugikan pekerjaan para pihak;

Keadaan insolvensi;

Perbuatan korup; atau

Perusahaan mempunyai alasan yang masuk akal untuk beranggapan, berdasarkan hasil dari

tinjauan kinerja, bahwa LSM tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan

kewajibannya.

Hak atas upaya hukum lainnya tidak terpengaruh

Pihak yang mengakhiri MOU dikarenakan pelanggaran berdasarkan Pasal 14 tidak kehilangan hak atas

upaya hukum lainnya yang mungkin dimilikinya berdasarkan hukum Indonesia.

Akibat pengakhiran

Bagian 14.4 menguraikan akibat dari pengakhiran, termasuk kebutuhan para pihak untuk

menyelesaikan urusan yang terutang antara mereka dan dengan kontraktor dan pemasok pihak ketiga

serta mengakhiri pekerjaan mereka.

Page 12: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

79

LSM wajib memberikan Perusahaan laporan akhir dan laporan pertanggungjawaban atas

pengeluarkan, serta menyelesaikan dengan baik laporan dan catatan sebagaimana disepakati dengan

Perusahaan.

Bagian ini membolehkan LSM menyimpan salinan dokumen yang diperlukan untuk tujuan tata kelola

internal dan dokumen yang memungkinkan LSM untuk tetap menikmati manfaat dari pembelajaran

profesional.

Dana CSR yang tidak digunakan wajib dikembalikan kepada Perusahaan kecuali apabila Perusahaan

sepakat bahwa LSM dapat menggunakannya untuk tujuan lain.

Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia

Para pihak sepakat untuk mengesampingkan hak mereka untuk memohon Pengadilan untuk

menyetujui pengakhiran MOU.

15. KERAHASIAAN

Informasi Rahasia

Bagian 15.1 merupakan pengakuan dari kedua belah pihak bahwa mereka dapat saling bertukar

informasi rahasia. Sebagai contoh, LSM dapat mengetahui informasi rahasia tentang urusan bisnis dan

keuangan Perusahaan. Bagian ini juga menyatakan bahwa MOU, begitu ditandatangani, merupakan

dokumen rahasia dan bahwa para pihak wajib menjaga kerahasiaan syarat dan ketentuannya.

Informasi rahasia wajib dijaga kerahasiaannya

Masing-masing pihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan setiap informasi rahasia yang diberikan

kepadanya dan tidak menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi atau untuk

merugikan pihak lain. Akan tetapi ada pengecualian yang diberikan, termasuk hak LSM untuk

mengungkapkan informasi rahasia tersebut sebagai sebuah informasi rahasia (tertutup) bagi jaringan

masyarakat sipil yang mana LSM tersebut merupakan anggota, dan pengungkapan tersebut

diperlukan untuk memungkinkannya melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU.

Informasi rahasia tidak dipengaruhi oleh pengakhiran

Adalah penting untuk dimengerti bahwa Bagian 15.3 memiliki pengertian bahwa kewajiban

kerahasiaan tidak akan dipengaruhi oleh pengakhiran MOU untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

16. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tidak ada pengalihan atas Hak Kekayaan Intelektual yang telah ada

Hak Kekayaan Intelektual adalah istilah yang sudah memiliki definisinya sendiri.

Bagian 16.1 menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual dari masing-masing pihak yang telah ada

tidak akan dialihkan kepada pihak lainnya saat para pihak menandatangani MOU. Hak yang telah ada

tersebut akan tetap pada pihak yang memiliki.

Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan berdasarkan MOU

Namun demikian, Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan oleh masing-masing pihak dalam

pelaksanaan tugasnya berdasarkan MOU akan menjadi milik bersama kedua belah pihak. Dengan

demikian, pihak yang mana hak tersebut berasal wajib segera mengemukakan informasi tentang hal

tersebut kepada pihak lainnya.

Page 13: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

80

Apabila pengaturan atas kepemilikan hak kekayaan intelektual ini tidak sesuai bagi para pihak, silakan

ubah ketentuan tersebut guna mencerminkan pengaturan yang dapat disepakati para pihak.

Kewajiban yang tidak terpengaruh pengakhiran

Kewajiban untuk mengemukakan Hak Kekayaan Intelektual yang dimiliki bersama tidak akan

terpengaruh oleh pengakhiran MOU untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

17. ASET LAINNYA

Pasal 17 menyatakan bahwa, apabila dan pada saat MOU diakhiri, aset selain daripada kekayaan

intelektual akan dialihkan kepada masyarakat dengan siapa para pihak bekerja, kecuali apabila

Perusahaan dan LSM sepakat bahwa LSM dapat memanfaatkan aset tersebut dengan lebih baik.

18. KETENTUAN UMUM

Pemberitahuan

Bagian 18.1 menguraikan bagaimana masing-masing pihak hendaknya berkomunikasi dengan pihak

lainnya serta memuat rincian alamat.

Hubungan antara para pihak

Pasal 18.2 menyatakan dengan jelas bahwa para pihak tidak membentuk kerja sama secara hukum

atau hubungan ketenagakerjaan atau keagenan melalui kerja sama yang berdasarkan ketentuan MOU.

Adalah penting bahwa karyawan masing-masing pihak tidak memberikan pernyataan kepada

siapapun bahwa mereka adalah perwakilan yang berwenang dari para pihak atau untuk mengikat

pihak lain secara kontraktual.

Pengalihan

Tidak ada salah satupun pihak yang diperbolehkan mengalihkan haknya berdasarkan MOU kecuali

pihak lainnya memberikan persetujuan terlebih dahulu atas pengalihan tersebut.

Perubahan

Tidak ada perubahan yang boleh dilakukan atas MOU kecuali para pihak secara tertulis sepakat untuk

melakukan perubahan tersebut.

Pengesampingan

Pengesampingan apapun atas hak dari salah satu pihak berdasarkan MOU tidak akan berlaku kecuali

dapat dibuktikan secara tertulis.

Keseluruhan perjanjian

Bagian 18.6 menyatakan bahwa MOU merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak

sehubungan dengan hal-hal yang diatur. Apabila para pihak, secara nyata, ingin mempertahankan

pemberlakuan ketentuan dari dokumen terkait yang telah ditandatangani sebelumnya, para pihak

wajib menyatakannya secara spesifik dalam Bagian 18.6.

Keterpisahan

Apabila terdapat ketentuan dari MOU ini yang batal, melanggar hukum, atau tidak dapat ditegakkan

pemberlakuannya, ketentuan tersebut dapat dihapus dan ketentuan lainnya dari MOU akan tetap

berlaku.

Page 14: LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id · MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan ... terhadap korban bencana di ... sejalan dengan kode

81

Bahasa

Apabila MOU dipersiapkan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, maka versi bahasa Inggris

dapat ditandatangani terlebih dahulu dan mulai berlaku sebelum versi Bahasa Indonesia

ditandatangani. Akan tetapi, apabila terdapat inkonsistensi antara kedua versi tersebut, pengertian

dari Bagian MOU yang ditulis dalam Bahasa Indonesia lah yang akan berlaku.

Salinan

Untuk mempermudah penandatanganan, para pihak dapat menandatangani salinan dari MOU yang

sama. Apabila hal tersebut dilakukan, salinan-salinan tersebut secara bersama-sama merupakan satu

dokumen yang sah.

Hukum yang mengatur

MOU ini akan diatur oleh hukum Indonesia.

PENANDATANGANAN MOU

Masing-masing pihak harus secara resmi memberikan kewenangan secara tertulis, sesuai dengan

prosedur tata kelola internalnya, kepada orang yang berhak untuk menandatangani MOU mewakili

pihak tersebut.