Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian -...

77
89 Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

Transcript of Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian -...

89

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

90

Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian

91

Lampiran 3 : Jadwal Penelitian

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SMP N 2 Tuntang

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1. Senin, 26 Oktober 2015 Ijin Penelitian

2. Selasa, 27 Oktober 2015 perkenalan dengan siswa kelas VIII F (kelas

kontrol)

memberikan penjelasan mengenai metode

diskusi kelompok yang akan diterapkan

membentuk kelompok

mendiskusikan dan membuat hasil diskusi

kelompok

presentasi

3. Jumat, 30 Oktober 2015 perkenalan dengan siswa kelas VIII B (kelas

eksperimen)

memberikan penjelasan mengenai metode TPS

yang akan diterapkan

mendiskusikan permasalahan dengan

mengunakan metode TPS

4. Selasa, 3 November 2015 melanjutkan presentasi

membentuk kelompok

mendiskusikan pertanyaan mengenai materi

yang selanjutnya dan membuat hasil diskusi

kelompok

presentasi

5. Jumat, 6 November 2015 mendiskusikan masing-masing pertanyaan

dengan mengunakan metode TPS

6. Selasa, 10 November 2015 membentuk kelompok

membagi tugas dalam setiap kelompok

92

mendiskusikan dan membuat hasil diskusi

kelompok

presentasi

7. Selasa, 17 November 2015 membentuk kelompok

membagi tugas dalam setiap kelompok

mendiskusikan dan membuat hasil diskusi

kelompok

presentasi

8. Jumat, 20 November 2015 mendiskusikan masing-masing pertanyaan

dengan mengunakan metode TPS

9. Selasa, 24 November 2015 Memberikan soal di kelas validitas (kelas VIII G)

10. Kamis,26 November 2015 Memberikan postest di kelas kontrol

11. Jumat, 27 November 2015 Memberikan postest di kelas eksperimen

12. Rabu, 30 November 2015 Mengambil surat keterangan penelitian

93

Lampiran 4 : Lembar Instrumen dan Kunci Jawaban

LEMBAR SOAL

Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas : VIII

Alokasi Waktu : 60 Menit

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang paling

benar !

1. Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini tercantum dalam UUD

1945 pasal ....

a. 1 ayat (2)

b. 1 ayat (3)

c. 27 ayat (1)

d. 28 ayat (1)

2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya. Hal ini tercantum dalam UUD 1945 Pasal ....

a. 26 ayat (1)

b. 27 ayat (1)

c. 27 ayat (2)

d. 28 ayat (1)

3. Undang-undang merupakan peraturan perundangan yang ditetapkan

bersama antara ....

a. DPR dan DPD

b. DPRD dan Gubernur

c. Presiden dan MPR

d. Presiden dan DPR

94

4. Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 merupakan negara hukum

dalam arti luas karena ....

a. menjamin kewajiban asasi dan harkat manusia

b. menjamin hak-hak asasi dan martabat manusia

c. menjamin hak dan kewajiban asasi manusia

d. menghargai harkat dan martabat manusia

5. Peraturan perundang-undangan harus memerhatikan cita-cita moral dan

cita-cita hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila. Hal ini sesuai

dengan landasan ....

a. cultural

b. filosofis

c. sosiologis

d. yuridis

6. Peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk di Negara Republik

Indonesia harus berlandaskan pada landasan-landasan sebagai berikut,

kecuali ....

a. landasan filosofis

b. landasan yuridis

c. landasan hukum

d. landasan sosiologis

7. Adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan. Hal ini

merupakan landasan ....

a. yuridis

b. hukum

c. filosofis

d. sosiologis

8. Hukum ada yang tertulis dan tidak tertulis, contoh hukum tertulis adalah

....

a. peraturan perundang-undangan nasional

b. hukum adat

c. norma kesopanan

95

d. norma kesusilaan

9. Pernyataan :

1. Meningkatkan kesejahteraan

2. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara

3. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara

4. Menjamin kepastian hukum warga negara

Dari pernyataan di atas yang termasuk arti penting peraturan perundang-

undangan ditunjukkan nomor ....

a. 1, 2 dan 3

b. 1, 2 dan 4

c. 1, 3 dan 4

d. 2, 3 dan 4

10. Sebagai pedoman/panduan para penyelenggara di dalam menjalankan

tugas dan fungsinya, tanpa adanya peraturan perundang-undangan para

penyelenggara negara cenderung untuk menyimpang dari amanat yang

telah diberikan oleh rakyat. Hal ini merupakan arti penting peraturan

perundang-undangan dalam hal ....

a. pedoman para penyelenggara

b. melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara

c. memberikan rasa keadilan bagi warga negara

d. menjamin kepastian hukum warga negara

11. Peraturan negara yang tertinggi dalam tata urutan peraturan perundang-

undangan Republik Indonesia adalah ....

a. TAP MPR

b. Pancasila

c. Undang-Undang Dasar 1945

d. Kepres

12. Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh DPRD dengan

persetujuan bersama kepala daerah (Gubernur) disebut ....

a. peraturan Presiden

b. peraturan pemerintah

96

c. keputusan presiden

d. peraturan daerah provinsi

13. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional meliputi tiga

tahap, yaitu ....

a. inisiasi, sosio dan yuridis

b. inisiasi, politis dan yuridis

c. inisiasi, politis-sosio, yuridis

d. inisiasi, sosio-politis, yuridis

14. Tahap munculnya gagasan-gagasan atau ide dari masyarakat dengan

keinginan agar suatu masalah diatur oleh hukum dalam peraturan

perundang-undangan. Hal ini merupakan tahapan proses pembuatan

peraturan perundang-undangan tahap ....

a. tahap inisiasi

b. tahap sosio-politis

c. tahap hukum

d. tahap yuridis

15. Sikap taat terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan keluarga

dapat ditunjukkan dengan cara ....

a. menghormati pendapat anggota keluarga

b. menaati tata tertib keluarga

c. membantah perintah orang tua

d. menyelesaikan masalah dengan kekerasan

16. Perilaku menaati perundang-undangan di lingkungan sekolah dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut, kecuali ....

a. mematuhi tata tertib sekolah

b. membuat suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran

c. mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku

d. menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan sekolah

17. Contoh perilaku siswa yang menaati perundang-undangan di lingkungan

sekolah adalah ....

a. mengenakan pakaian seragam sekolah

97

b. datang pagi-pagi setiap hari

c. membantu guru di dalam mengajar

d. pulang sekolah tidak berhenti di jalan

18. Perilaku menaati perundang-undangan di lingkungan masyarakat dapat

dilakukan dengan cara ....

a. membiarkan orang lain tetap bebas sesuai dengan norma yang berlaku

b. memberi hukuman yang sama pada semua jenis pelanggaran hukum

c. menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar

peraturan yang berlaku

d. membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban

19. Perilaku menaati perundang-undangan di lingkungan berbangsa dan

bernegara dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ....

a. mendukung gerakan disiplin nasional

b. merusak fasilitas umum

c. disiplin membayar pajak

d. melanggar peraturan lalu lintas

20. Sebagai warga negara yang baik, kita harus menaati peraturan atau hukum

yang berlaku sebab ....

a. ingin dihargai sebagai warga negara yang baik

b. ingin mendapat penghargaan dari pemerintah

c. sadar sebagai warga negara Indonesia

d. sudah menjadi kewajiban warga negara

21. Agar rancangan undang-undang dapat menampung pendapat masyarakat,

perlu dilakukan penjaringan aspirasi dari ....

a. tokoh-tokoh agama

b. sastrawan dan ilmuwan

c. masyarakat luas

d. kepala daerah dan kepala desa

22. Partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut ....

a. menolak peraturan pemerintah

98

b. memberikan masukan kepada pemerintah

c. menyampaikan saran dengan demonstrasi besar-besaran

d. memberikan evaluasi pada peraturan

23. Partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum dapat dilakukan

dengan cara-cara sebagai berikut, kecuali ....

a. memberikan masukan kepada pemerintah

b. melakukan aksi turun ke jalan menentang pemberlakuan peraturan

c. menaati peraturan atau hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah

d. sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada

24. Agar peraturan yang berlaku ditaati oleh setiap warga negara maka

diperlukan adanya ....

a. pemimpin yang memerintah dengan tangan besi atau otoriter

b. kekuasaan yang mutlak

c. petugas yang ditakuti oleh setiap orang

d. sanksi bagi yang melanggar petugas

25. Seseorang yang mengerti dan taat pada hukum yang berlaku merupakan

pencerminan perilaku ....

a. sadar hukum

b. kebal hukum

c. hafal hukum

d. mengerti hokum

99

Kunci Jawaban Soal

1. B

2. B

3. D

4. C

5. B

6. C

7. A

8. A

9. D

10. A

11. C

12. D

13. D

14. A

15. B

16. B

17. A

18. C

19. C

20. D

21. C

22. B

23. B

24. D

25. A

100

Lampiran 5 : Reliabilitas dan Validitas Soal

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,919 40

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal 1 25,41 56,572 ,582 ,916

Soal 2 25,41 56,572 ,582 ,916

Soal 3 25,41 55,862 ,727 ,914

Soal 4 25,97 54,870 ,650 ,914

Soal 5 25,97 54,870 ,650 ,914

Soal 6 26,00 56,903 ,365 ,918

Soal 7 25,41 55,862 ,727 ,914

Soal 8 25,53 59,547 -,017 ,922

Soal 9 25,53 59,547 -,017 ,922

Soal 10 25,72 60,596 -,156 ,925

Soal 11 25,41 55,862 ,727 ,914

Soal 12 25,72 60,596 -,156 ,925

Soal 13 25,34 59,523 ,012 ,920

Soal 14 25,38 56,371 ,713 ,915

Soal 15 25,38 56,371 ,713 ,915

Soal 16 25,97 54,870 ,650 ,914

Soal 17 25,97 54,870 ,650 ,914

Soal 18 25,41 55,862 ,727 ,914

Soal 19 25,97 54,870 ,650 ,914

Soal 20 25,38 56,371 ,713 ,915

Soal 21 25,38 56,371 ,713 ,915

Soal 22 25,97 54,870 ,650 ,914

Soal 23 25,41 55,862 ,727 ,914

Soal 24 25,41 55,862 ,727 ,914

Soal 25 25,97 54,870 ,650 ,914

Soal 26 25,53 59,547 -,017 ,922

Soal 27 25,38 56,371 ,713 ,915

101

Soal 28 25,38 56,371 ,713 ,915

Soal 29 25,41 55,862 ,727 ,914

Soal 30 25,34 59,846 -,073 ,921

Soal 31 26,00 56,903 ,365 ,918

Soal 32 25,97 54,870 ,650 ,914

Soal 33 26,00 56,903 ,365 ,918

Soal 34 25,38 56,371 ,713 ,915

Soal 35 25,38 56,371 ,713 ,915

Soal 36 26,00 56,903 ,365 ,918

Soal 37 25,34 59,846 -,073 ,921

Soal 38 26,00 56,903 ,365 ,918

Soal 39 25,97 54,870 ,650 ,914

Soal 40 25,53 59,547 -,017 ,922

102

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Tuntang

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Kelas / Semester : VIII / 1

Pokok Bahasan : Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan Nasional

Standar Kompetensi : Menampilkan Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan

Nasional

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-

undangan nasional

Mendeskripsikan proses pembuatan perundang-undangan

nasional

Menaati peraturan perundang-undangan nasional

Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)

A. Indikator

1. Menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan;

2. Menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;

3. Menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan

nasional;

4. Menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan;

5. Menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;

6. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan

nasional;

7. Menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan

perundang-undangan;

103

8. Menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum dan peraturan

perundang-undangan;

9. Menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, diharapkan :

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan;

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;

3. Siswa dapat menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-

undangan nasional;

4. Siswa dapat menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan;

5. Siswa dapat menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;

6. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-

undangan nasional;

7. Siswa dapat menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan

peraturan perundang-undangan;

8. Siswa dapat menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum

dan peraturan perundang-undangan;

9. Siswa dapat menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan.

C. Karakter Siswa yang Diharapkan : Dapat dipercaya, kewarganegaraan

D. Materi Pembelajaran :

1. Peraturan perundang-undangan

2. Indonesia sebagai negara hukum

3. Jenis dan dan tata urutan peraturan perundang-undangan nasional

4. Landasan berlakunya perundang-undangan

5. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional

6. Arti penting peraturan perundang-undangan

104

7. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-

undangan

8. Kewajiban negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan

9. Bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

E. Metode Pembelajaran

Metode : metode pembelajaran diskusi kelompok

F. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan

1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam proses

pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas,

presensi, dll).

c. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari

materi yang akan dibahas yaitu

menampilkan ketaatan terhadap perundang-

undangan nasional.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran

kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu

diskusi kelompok.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan

semangat agar siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

10 menit

105

Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang

akan di diskusikan.

b. Guru menggunakan buku paket dan LKS

sebagai bahan acuan diskusi.

c. Bersama peserta didik guru membagikan

topik yang akan dibahas masing-masing

kelompok.

2. Elaborasi

a. Dalam kegiatan elaborasi guru membagi

kelompok menjadi 8 kelompok, masing-

masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru

memberikan persoalan yang berbeda pada

setiap kelompok.

Kelompok 1 :

Kelompok 2 :

Kelompok 3 :

Kelompok 4 :

Kelompok 5 :

Kelompok 6 :

Kelompok 7 :

Kelompok 8 :

b. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya

masing-masing, sedangkan guru berkeliling

dari kelompok satu ke kelompok yang lain

untuk memberi dorongan agar setiap

anggota kelompok berpartisipasi aktif.

c. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut,

dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari

65 menit

106

Penutup

tiap-tiap kelompok.

3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil

diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan

ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain)

dan guru guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

5 menit

2. Pertemuan Kedua ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan

1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran

(kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).

c. Guru mengulas kembali pelajaran yang

sebelumnya.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran

kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu

diskusi kelompok.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan

semangat agar siswa dapat mengikuti proses

10 menit

107

Kegiatan Inti

pembelajaran dengan baik.

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang

akan didiskusikan.

b. Mengajukan pertanyaan dasar kepada siswa

tentang pengertian arti penting peraturan

perundang-undangan.

c. Guru menggunakan buku paket dan LKS

sebagai bahan acuan diskusi.

d. Bersama peserta didik guru membagikan

topik yang akan dibahas masing-masing

kelompok.

2. Elaborasi

a. Dalam kegiatan elaborasi guru membagi

kelompok menjadi 8 kelompok, masing-

masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru

memberikan persoalan yang berbeda pada

setiap kelompok.

Kelompok 1 :

Kelompok 2 :

Kelompok 3 :

Kelompok 4 :

Kelompok 5 :

Kelompok 6 :

Kelompok 7 :

Kelompok 8 :

b. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya

masing-masing, sedangkan guru berkeliling

dari kelompok satu ke kelompok yang lain

65 menit

108

Penutup

untuk memberi dorongan agar setiap

anggota kelompok berpartisipasi aktif.

c. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut,

dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari

tiap-tiap kelompok.

3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil

diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan

ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain)

dan guru guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

membaca materi berikutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

5 menit

3. Pertemuan Ketiga ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan

1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran

(kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).

c. Guru mengulas kembali pelajaran yang

sebelumnya.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran

10 menit

109

Kegiatan Inti

kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu

diskusi kelompok.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan

semangat agar siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang

akan di diskusikan.

b. Mengajukan pertanyaan dasar kepada siswa

tentang partisipasi masyarakat dalam

pembuatan peraturan perundang-undangan

c. Guru menggunakan buku paket dan LKS

sebagai bahan acuan diskusi.

d. Bersama peserta didik guru membagikan

topik yang akan dibahas masing-masing

kelompok.

2. Elaborasi

a. Dalam kegiatan elaborasi guru membagi

kelompok menjadi 8 kelompok, masing-

masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru

memberikan persoalan yang berbeda pada

setiap kelompok.

Kelompok 1 :

Kelompok 2 :

Kelompok 3 :

Kelompok 4 :

Kelompok 5 :

Kelompok 6 :

65 menit

110

Penutup

Kelompok 7 :

Kelompok 8 :

b. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya

masing-masing, sedangkan guru berkeliling

dari kelompok satu ke kelompok yang lain

untuk memberi dorongan agar setiap

anggota kelompok berpartisipasi aktif.

c. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut,

dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari

tiap-tiap kelompok.

3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil

diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan

ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain)

dan guru guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

5 menit

111

112

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Tuntang

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Kelas / Semester : VIII / 1

Pokok Bahasan : Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan Nasional

Standar Kompetensi : Menampilkan Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan

Nasional

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-

undangan nasional

Mendeskripsikan proses pembuatan perundang-undangan

nasional

Menaati peraturan perundang-undangan nasional

Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)

G. Indikator

1. Menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan;

2. Menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;

3. Menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan

nasional;

4. Menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan;

5. Menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;

6. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan

nasional;

7. Menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan

perundang-undangan;

8. Menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum dan peraturan

perundang-undangan;

9. Menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

113

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, diharapkan :

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan;

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;

3. Siswa dapat menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-

undangan nasional;

4. Siswa dapat menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan;

5. Siswa dapat menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;

6. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-

undangan nasional;

7. Siswa dapat menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan

peraturan perundang-undangan;

8. Siswa dapat menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum

dan peraturan perundang-undangan;

9. Siswa dapat menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan.

C. Karakter Siswa yang Diharapkan : Dapat dipercaya, kewarganegaraan

D. Materi Pembelajaran :

1. Peraturan perundang-undangan

2. Indonesia sebagai negara hukum

3. Jenis dan dan tata urutan peraturan perundang-undangan nasional

4. Landasan berlakunya perundang-undangan

5. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional

6. Arti penting peraturan perundang-undangan

7. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-

undangan

8. Kewajiban negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan

9. Bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

114

E. Metode Pembelajaran

Metode : metode pembelajaran Think Pair Share ( TPS )

F. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan

Kegiatan Inti

1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam proses

pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas,

presensi, dll).

c. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari

materi yang akan dibahas yaitu

menampilkan ketaatan terhadap perundang-

undangan nasional.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran

kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu

TPS.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan

semangat agar siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang

akan di diskusikan dengan menggunakan

metode TPS. Think yaitu berpikir secara

individu, Pair yaitu berpasangan atau

10 menit

65 menit

115

bertukar pendapat, Share yaitu membagi

ilmu.

b. Guru menggunakan buku paket dan LKS

sebagai bahan acuan diskusi.

c. Guru membagikan materi.

2. Elaborasi

a. Guru membagi kelompok menjadi 8

kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 4 siswa.Guru memberikan persoalan

yang berbeda pada setiap kelompok.

Kelompok 1 :

Kelompok 2 :

Kelompok 3 :

Kelompok 4 :

Kelompok 5 :

Kelompok 6 :

Kelompok 7 :

Kelompok 8 :

b. Langkah-langkah menggunakan metode

pembelajaran TPS sebagai berikut :

1. Masing-masing anggota memikirkan

dan mengerjakan tugas tersebut

sendiri-sendiri terlebih dahulu.

2. Kelompok membentuk anggota-

anggotanya secara berpasangan.

Setiap pasangan mendiskusikan hasil

pengerjaan individunya.

3. Kedua pasangan lalu bertemu

kembali dalam kelompoknya

masing-masing untuk menshare hasil

diskusinya.

116

Penutup

3. Konfirmasi

Tiap kelompok menshare/mempresentasikan

hasil diskusinya. Hasil-hasil yang

dipresentasikan ditanggapi oleh semua siswa

(kelompok lain) dan guru guna memberikan

konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

5 menit

2. Pertemuan Kedua ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan

Kegiatan Inti

1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran

(kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).

c. Guru mengulas kembali pelajaran yang

sebelumnya.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran

kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu

TPS.

2. Motivasi

Memotivasi siswa dengan cara memberikan

semangat agar siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

1. Eksplorasi

10 menit

65 menit

117

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang

akan di diskusikan dengan menggunakan

metode TPS. Think yaitu berpikir secara

individu, Pair yaitu berpasangan atau

bertukar pendapat, Share yaitu membagi

ilmu.

b. Guru menggunakan buku paket dan LKS

sebagai bahan acuan diskusi.

2. Elaborasi

a. Guru membagi kelompok menjadi 8

kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 4 siswa. Guru memberikan persoalan

yang berbeda pada setiap kelompok.

Kelompok 1 :

Kelompok 2 :

Kelompok 3 :

Kelompok 4 :

Kelompok 5 :

Kelompok 6 :

Kelompok 7 :

Kelompok 8 :

b. Langkah-langkah menggunakan metode

pembelajaran TPS sebagai berikut :

1. Masing-masing anggota memikirkan

dan mengerjakan tugas tersebut

sendiri-sendiri terlebih dahulu.

2. Kelompok membentuk anggota-

anggotanya secara berpasangan.

Setiap pasangan mendiskusikan hasil

pengerjaan individunya.

118

Penutup

3. Kedua pasangan lalu bertemu

kembali dalam kelompoknya

masing-masing untuk menshare hasil

diskusinya.

3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi

menshare/mempresentasikan hasil diskusinya.

Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi

oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru

guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

membaca materi berikutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

5 menit

3. Pertemuan Ketiga ( 2 x 40 menit)

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan

1. Apersepsi

a. Memberi salam.

b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran

(kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).

c. Guru mengulas kembali pelajaran yang

sebelumnya.

d. Guru menerangkan tentang pembelajaran

kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu

metode TPS .

2. Motivasi

10 menit

119

Kegiatan Inti

Memotivasi siswa dengan cara memberikan

semangat agar siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang

akan di diskusikan dengan menggunakan

metode TPS. Think yaitu berpikir secara

individu, Pair yaitu berpasangan atau

bertukar pendapat, Share yaitu membagi

ilmu.

b. Guru menggunakan buku paket dan LKS

sebagai bahan acuan diskusi.

2. Elaborasi

a. Guru membagi kelompok menjadi 8

kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 4 siswa. Guru memberikan persoalan

yang berbeda pada setiap kelompok.

Kelompok 1 :

Kelompok 2 :

Kelompok 3 :

Kelompok 4 :

Kelompok 5 :

Kelompok 6 :

Kelompok 7 :

Kelompok 8 :

b. Langkah-langkah menggunakan metode

pembelajaran TPS sebagai berikut :

1. Masing-masing anggota memikirkan

dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-

65 menit

120

Penutup

sendiri terlebih dahulu.

2. Kelompok membentuk anggota-

anggotanya secara berpasangan. Setiap

pasangan mendiskusikan hasil

pengerjaan individunya.

3. Kedua pasangan lalu bertemu kembali

dalam kelompoknya masing-masing

untuk menshare hasil diskusinya.

3. Konfirmasi

Tiap kelompok diskusi

menshare/mempresentasikan hasil diskusinya.

Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi

oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru

guna memberikan konfirmasi.

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya.

c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

5 menit

121

122

Lampiran 7 : Soal Metode TPS dan Diskusi Kelompok

Soal Untuk Metode TPS dan Diskusi Kelompok

Pertemuan 1

1. Negara Indonesia adalah negara hukum. Jelaskan maksudnya ? (Kelompok 1)

2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri negara hukum ! (Kelompok 2)

3. Sebutkan unsur-unsur negara hukum ! (Kelompok 3)

4. Sebutkan fungsi hukum menurut J.P Glastra van Loan ! (Kelompok 4)

5. Sebutkan ciri-ciri peraturan yang tertulis ! (Kelompok 5)

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan landasan filosofis dan sosiologis ?

(Kelompok 6)

7. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang landasan yuridis ? (Kelompok 7)

8. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang bersumber pada pandangan filosofis

Pancasila ? (Kelompok 8)

Jawab :

1. Negara Indonesia adalah negara hukum maksudnya Negara berdasar

UUD 1945, berdasar pada kedaulatan hukum. Negara dipandang sebagai

subjek hukum maka jika seseorang melanggar hukum, ia akan dituntut di

pengadilan.

2. Hak asasi manusia mendapat pengakuan dan jaminan di dalam UUD dan

pengadilan, adanya suatu peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan

lain dan tidak memihak, adanya legalitas dalam arti hukum dalam segala

bentuknya. Bahwa segala tindakan penyelenggara negara maupun warga

negara dibenarkan oleh kaidah hukum yang berlaku serta dapat

dipertanggungjawabkan.

3. Terdapat sistem demokrasi dalam pemerintahan, terdapat kedaulatan

rakyat dan adanya sistem perwakilan dalam pemerintahan, terdapat

pemerintahan yang diawasi badan negara, terdapat penghormatan

terhadap hak asasi manusia, kekuasaan pemerintahan terbatas, adanya

123

kepastian hukum dan tertib hukum dalam masyarakat, bangsa, dan

negara.

4. Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup, menyelesaikan

pertikaian, memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan,

mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian dengan

kebutuhan masyarakat.

5. Keputusan yang dikeluarkan oleh yang berwenang, isinya mengikat

secara umum, tidak hanya mengikat orang tertentu, bersifat abstrak

(mengatur yang belum terjadi).

6. Landasan filosofis adalah setiap penyusunan peraturan perundang-

undangan harus memperhatikan cita-cita moral dan hukum sebagaimana

diamanatkan oleh Pancasila. Landasan sosiologis adalah pembentukan

peraturan perundang-undangan harus sesuai kenyataan dan kebutuhan

masyarakat.

7. Landasan yuridis dalam pembuatan peraturan perundang-undangan

memuat adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-

undangan, adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan

perundang-undangan, mengikuti prosedur tertentu, tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

8. Nilai-nilai religius bangsa Indonesia terangkum dalam sila Ketuhanan

Yang Maha Esa, nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan

terhadap harkat martabat kemanusiaan dalam sila Kemanusiaan yang adil

dan beradab, nilai-nilai kepentingan bangsa, kesatuan hukum nasional

dalam sila Persatuan Indonesia, nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan

rakyat dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan, nilai-nilai keadilan, baik individu

maupun sosial tercantum dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

124

Pertemuan 2

1. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip peraturan perundang-undangan ?

(Kelompok 1)

2. Sebutkan dan jelaskan tahapan proses pembuatan peraturan perundang-

undangan nasional ? (Kelompok 2)

3. Jelaskan proses penyusunan undang-undang yang terdapat dalam UUD 1945

Amandemen Pasal 5 dan Pasal 20 ? (Kelompok 3)

4. Jelaskan arti penting peraturan perundang-undangan sebagai pedoman para

penyelenggara dan menjamin kepastian hukum warga Negara ? (Kelompok 4)

5. Jelaskan arti penting peraturan perundang-undangan dalam hal melindungi

dan mengayomi hak-hak warga negara dan memberikan rasa keadilan bagi

warga negara ? (Kelompok 5)

6. Sebutkan dan jelaskan proses penyusunan Undang-Undang ? (Kelompok 6)

7. Sebutkan dan jelaskan tata urutan perundang-undangan nasional menurut

TAP. MPR No. III/MPR/2000 ? (Kelompok 7)

8. Sebutkan dan jelaskan tata urutan perundang-undangan nasional menurut UU

No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ?

(Kelompok 8).

Jawab :

1. a. Dasar yuridis (hukum) sebelumnya, penyusunan peraturan perundang-

undangan harus mempunyai landasan yuridis yang jelas yang

dijadikan landasan yuridis adalah peraturan perundang-undangan.

b. Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat

dijadikan landasan yuridis, peraturan yang sederajat atau lebih tinggi

dan terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang akan

dibuat.

c. Peraturan perundang-undangan hanya dapat dihapus, dicabut, atau

diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih

tinggi.

d. Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan

perundang-undangan lama, maka apabila telah ada peraturan

125

perundang-undangan sejenis dan sederajat yang telah diberlakukan

secara otomatis akan dinyatakan tidak berlaku.

e. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan

peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.

f. Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus

mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat

umum.

g. Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda. Setiap

UU yang dikeluarkan pemerintah hanya mengatur satu obyek tertentu

saja.

2. 1) Tahap Inisiasi, munculnya gagasan-gagasan atau ide dari masyarakat.

2) Tahap Sosio-Politis, tahap pengolahan gagasan tentang perlunya

pengaturan hukum dari masalah tertentu. Dimulailah penampungan

gagasan dari berbagai sumber. Kemudian disiapkan bahan-bahan atau isi

hukum. Bahan-bahan yang terkumpul dibicarakan, dikritisi, dan

dipertahankan melalui pertukaran pendapat. Bahan-bahan itu kemudian

dipertajam dan dimatangkan lembaga pemerintah. 3) Tahap Yuridis,

perumusan dalam bahasa hukum perundang-undangan. Tahapan ini

dilakukan oleh lembaga yang berwenang tergantung dari tingkat

perundang-undangan tersebut.

3. Pasal 5 Ayat (1) : Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang

kepada DPR. Pasal 5 Ayat (2) : Presiden menetapkan peraturan

pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.

Pasal 20 Ayat (1) : DPR memegang kekuasaan membentuk undang-

undang. Pasal 20 Ayat (2) : Setiap rancangan undang-undang dibahas

oleh DPR dan presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Pasal 20

Ayat (3) : Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan

bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam

persidangan DPR masa itu. Pasal 20 Ayat (4) : Presiden mengesahkan

rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi

undang-undang. Pasal 20 Ayat (5) : Dalam hal rancangan undang-undang

126

yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh presiden dalam

waktu tiga puluh) hari semenjak rancangan undang-undang tersebut

disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang

dan wajib diundangkan.

4. Pedoman para penyelenggara, sebagai pedoman para penyelenggara di

dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar para penyelenggara negara

tidak menyimpang dari amanat. Melindungi dan mengayomi hak-hak

warga negara, perundang-undangan berfungsi juga melindungi dan

mengayomi hak-hak warga negara.

5. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara, perundang-undangan

dibuat untuk menciptakan keadilan karena dengan peraturan terdapat

bukti-bukti tertulis untuk mengatur kehidupan manusia. Menjamin

kepastian hukum, dengan adanya peraturan perundang-undangan ada

kepastian hukum bagi warga negara untuk melakukan perbuatan karena

mengetahui mana yang benar, mana yang salah dan ada pedoman yang

jelas sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan perbuatan.

6. Tahap Penyiapan Rancangan Undang-Undang (RUU) : RUU dapat dibuat

oleh Presiden (pemerintah) dan DPR. RUU yang diajukan oleh

pemerintah dibuat oleh menteri/pimpinan lembaga pemerintah non

departemen, setelah itu diajukan kepada Presiden untuk disetujui/tidak.

Jika disetujui, RUU diajukan Presiden kepada pimpinan DPR. Langka

selanjutnya mengadakan sidang untuk membahas RUU tersebut,

selanjutnya disampaikan kepada Presiden melalui pimpinan DPR.

Presiden menyampaikan RUU kepada menteri sekretaris negara. Tahap

Pembahasan dan Pengesahan : RUU beserta penjelasannya yang berasal

dari DPR disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPR kepada

Presiden. RUU yang sudah disetujui bersama antara DPR dengan

Presiden, paling lambat tujuh hari kerja disampaikan oleh Pimpinan DPR

kepada Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang.

127

7. Tata urutan perundang-undangan nasional menurut TAP. MPR No.

III/MPR/2000 :

1) UUD 1945 : hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat

dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.

2) Ketetapan MPR : putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai

pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang

Majelis Permusyawaratan Rakyat.

3) Undang-Undang : dibuat oleh DPR bersama Presiden untuk

melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

4) Peraturan Pemerintah Pengganti UU : dibuat oleh Presiden dalam hal

ihwal kegentingan yang memaksa

5) Peraturan Pemerintah : dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan

perintah Undang-Undang.

6) Keputusan Presiden : bersifat mengatur dibuat oleh Presiden untuk

menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan

administrasi negara dan administrasi pemerintahan.

7) Peraturan Daerah : peraturan untuk melaksanakan aturan hukum di

atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang

bersangkutan.

8. Tata Urutan Perundang-Undangan Nasional UU No. 10 Tahun 2004 :

1) UUD 1945 : Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR

dengan persetujuan bersama Presiden.

2) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah pengganti UU : Peraturan

perundang undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal

kegentingan yang memaksa.

3) Peraturan Pemerintah : Peraturan perundang-undangan yang

ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang

sebagaimana mestinya.

4) Peraturan Presiden : Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh

Presiden

128

5) Peraturan Daerah : terdiri atas peraturan daerah provinsi,

kabupaten/kota, desa

Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan

persetujuan bersama Kepala Daerah.

Pertemuan 3

1. Sebutkan partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum !

(Kelompok 1)

2. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam

lingkungan keluarga ! (Kelompok 2)

3. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam

lingkungan sekolah ! (Kelompok 3)

4. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam

lingkungan masyarakat ! (Kelompok 4)

5. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam

lingkungan bangsa dan Negara ! (Kelompok 5)

6. Sebutkan hal-hal yang menjadikan seseorang patuh pada hukum ? (Kelompok

6)

7. Bagaimana pendapat kalian tentang pelaksanaan peraturan perundang-

undangan lalu lintas yang berlaku di Negara kita ? (Kelompok 7)

8. Bagaimana pendapat kalian dengan sanksi yang diberlakukan terhadap

berbagai pelanggaran terhadap aturan lalu lintas yang berlaku di Negara kita ?

(Kelompok 8)

Jawab :

1. Memberi masukan kepada pemerintah dalam proses pembuatan hukum,

menaati peraturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau

negara, sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada,

mengutamakan kepentingan umum.

2. Menaati tata tertib keluarga, tidak melakukan tindak kekerasan sesama

anggota keluarga, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan keluarga,

menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan.

129

3. Mematuhi tata tertib, menghormati guru dan karyawan, tidak membuat

suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran, mengenakan pakaian

seragam sesuai ketentuan yang berlaku, menjaga kebersihan, keamanan,

dan ketertiban lingkungan sekolah.

4. Tidak main hakim sendiri, menghormati hak milik orang lain, menjaga

keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat, menyelesaikan

permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar peraturan yang

berlaku.

5. Disiplin membayar pajak, mematuhi peraturan lalu lintas, mendukung

gerakan disiplin nasional, menjaga benda-benda milik negara dan fasilitas

umum, membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban

lingkungan.

6. Sejak kecil dididik untuk selalu mematuhi dan melaksanakan berbagai

aturan yang berlaku, merasakan bahwa peraturan yang ada dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan diri dan lingkungannya. Pada

awalnya bisa saja seseorang patuh terhadap hukum karena adanya tekanan

atau paksaan, Pelaksanaan aturan yang semula karena faktor paksaan

lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, sehingga tanpa sadar dia

melakukan perbuatan itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

7. Belum terlaksana dengan baik karena masih banyak orang yang

melanggar peraturan perundang-undangan lalu lintas.

8. Sanksi yang diberikan bagi pelanggar lalu lintas belum tegas. Masih

banyak anggota polisi yang bisa disuap.

130

Lampiran 8 : Materi Penelitian PKn

MENAMPILKAN KETAATAN TERHADAP PERUNDANG-

UNDANGAN NASIONAL

Negara Indonesia adalah suatu negara hukum. Pengertian negara hukum

di Indonesia berdasar UUD 1945, yaitu berdasar pada kedaulatan hukum.

Negara dipandang sebagai subjek hukum maka jika seseorang melanggar

hukum, ia akan dituntut di pengadilan. Landasan hukum negara Indonesia

menurut Batang Tubuh UUD 1945 : Pasal 1 ayat 3, Pasal 9 tentang Sumpah

Presiden atau Wakil Presiden, Pasal 27 ayat 1.

Ciri-ciri negara hukum :

1) Hak asasi manusia mendapat pengakuan dan jaminan. Terjaminnya hak

asasi manusia di dalam undang-undang atau juga keputusan pengadilan.

2) Adanya suatu peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan

tidak memihak. Membatasi kekuasaan serta wewenang organ-organ

negara terhadap perseorangan.

3) Adanya legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya. Bahwa

segala tindakan penyelenggara negara maupun warga negara dibenarkan

oleh kaidah hukum yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan.

Unsur-unsur negara hukum :

1) Terdapat sistem demokrasi dalam pemerintahan;

2) Terdapat kedaulatan rakyat dan adanya sistem perwakilan dalam

pemerintahan, artinya sistem negara berdasarkan kedaulatan rakyat.

3) Terdapat pemerintahan yang diawasi oleh suatu badan negara, artinya

adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle)

yang bebas dan mandiri.

4) Terdapat penghormatan terhadap hak asasi manusia, artinya ada jaminan

terhadap hak-hak asasi manusia.

5) Kekuasaan pemerintahan terbatas;

131

6) Berlakunya rule of law demi tegaknya hukum;

7) Adanya kepastian hukum dan tertib hukum dalam masyarakat, bangsa,

dan negara.

Menurut J.P Glastra van Loan dalam menjalankan peranannya, hukum

mempunyai fungsi :

1) Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup;

2) Menyelesaikan pertikaian;

3) Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan, jika perlu dengan

kekerasan;

4) Mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian dengan

kebutuhan masyarakat;

5) Memenuhi tuntutan keadilan dan kepastian hukum dengan cara

merealisasikan fungsi hukum sebagaimana disebutkan di atas.

Peraturan ada yang tertulis dan tidak tertulis. Contoh peraturan tertulis

undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan daerah,

dan sebagainya. Contoh peraturan tidak tertulis adalah hukum adat, adat

istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan dalam praktik

penyelenggaraan negara atau konvensi. Peraturan yang tertulis memiliki ciri-

ciri sebagai berikut :

a. Keputusan yang dikeluarkan oleh yang berwenang,

b. Isinya mengikat secara umum, tidak hanya mengikat orang tertentu,

c. Bersifat abstrak (mengatur yang belum terjadi)

Ferry Edwar dan Fockema Andreae menyatakan bahwa perundang-

undangan (legislation, wetgeving atau gezetgebung) mempunyai dua

pengertian, pertama perundang-undangan merupakan proses pembentukan

atau proses membentuk peraturan perundang-undangan negara, baik di

tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Kedua perundang-undangan adalah

segala peraturan negara yang merupakan hasil pembentukan peraturan-

peraturan, baik tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

132

Landasan Berlakunya Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Perundang-undangan yang akan di bentuk di negara Republik

Indonesia harus berlandaskan kepada :

a. Landasan Filosofis

Setiap setiap penyusunan peraturan perundang-undangan harus

memperhatikan cita-cita moral dan cita-cita hukum sebagaimana

diamanatkan oleh Pancasila, yakni :

1) Nilai-nilai religius bangsa Indonesia yang terangkum dalam sila

Ketuhanan Yang Maha Esa,

2) Nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan terhadap harkat

dan martabat kemanusiaan sebagaimana terdapat dalam sila

Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Nilai-nilai kepentingan bangsa secara utuh, dan kesatuan hukum

nasional seperti yang terdapat di dalam sila Persatuan Indonesia,

4) Nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan rakyat, sebagaimana terdapat di

dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan, dan

5) Nilai-nilai keadilan, baik individu maupun sosial seperti yang

tercantum dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Landasan Sosiologis

Pembentukan peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan

kenyataan dan kebutuhan masyarakat.

c. Landasan Yuridis

Menurut Lembaga Administrasi Negara landasan yuridis dalam

pembuatan peraturan perundang-undangan memuat keharusan :

1) Adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan,

2) Adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan

perundang-undangan,

3) Mengikuti cara-cara atau prosedur tertentu,

4) Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi tingkatannya.

133

Prinsip-prinsip Peraturan Perundang-Undangan

Lembaga administrasi Negara menyatakan, bahwa prinsip-prinsip yang

mendasari pembentukan peraturan perundang-undangan, adalah :

a) Dasar yuridis (hukum) sebelumnya.

Penyusunan peraturan perundang-undangan harus mempunyai

landasan yuridis yang jelas. Adapun yang dijadikan landasan yuridis

adalah peraturan perundang-undangan, sedangkan hukum lain hanya

dapat dijadikan bahan dalam penyusunan peraturan perundang-

undangan tersebut.

b) Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat

dijadikan landasan yuridis.

Tidak semua peraturan perundang-undangan dapat dijadikan landasan

yuridis. Peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar

yuridis adalah peraturan yang sederajat atau yang lebih tinggi dan

terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang akan

dibuat.

c) Peraturan perundang-undangan hanya dapat dihapus, dicabut, atau

diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang

lebih tinggi.

d) Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan

perundang-undangan lama.

Dengan dikeluarkannya suatu peraturan perundang-undangan baru,

maka apabila telah ada peraturan perundang-undangan sejenis dan

sederajat yang telah diberlakukan secara otomatis akan dinyatakan

tidak berlaku.

e) Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan

peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.

Peraturan perundang-undangan yang secara hirarki lebih rendah

kedudukannya dan bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi, maka secara otomatis dinyatakan batal

demi hukum.

134

f) Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus

mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat

umum.

Apabila terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan

yang bersifat khusus dan peraturan perundang-undangan yang bersifat

umum yang sederajat tingkatannya, maka yang dimenangkan adalah

peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus.

g) Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda.

Setiap UU yang dikeluarkan pemerintah hanya mengatur satu obyek

tertentu saja. Contoh Undang-Undang Republik Indonesia nomor 4

tahun 2004 mengatur masalah kehakimana, nomor 4 tahun 2004

mengatur Mahkamah Agung.

Arti Penting Peraturan Perundang-Undangan :

a. Pedoman para penyelenggara

Sebagai pedoman/panduan para penyelenggara di dalam menjalankan

tugas dan fungsinya, tanpa adanya peraturan perundang-undangan

para penyelenggara negara cenderung untuk menyimpang dari amanat

yang telah diberikan oleh rakyat. Dengan adanya peraturan perundang-

undangan, para penyelenggara tinggal melaksanakan tugas sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara

Perundang-Undangan berfungsi juga melindungi dan mengayomi hak-

hak warga negara. Hak-hak warga negara sebenarnya sudah ada

sebelum ada peraturan, tetapi tanpa ada peraturan hak itu akan

dirampas oleh oranng lain.

c. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara

Perundang-Undangan dibuat untuk menciptakan keadilan karena

dengan peraturan terdapat bukti-bukti tertulis untuk mengatur

kehidupan manusia.

135

d. Menjamin kepastian hukum

Dengan adanya peraturan perundang-undangan ada kepastian hukum

bagi warga negara untuk melakukan perbuatan karena mengetahui

mana yang benar, mana yang salahdan ada pedoman yang jelas

sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan perbuatan.

Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional

meliputi tiga tahap, yaitu tahap inisiasi, tahap sosio-politis, dan tahap

yuridis.

1. Tahap Inisiasi

Tahap inisiasi adalah munculnya gagasan-gagasan atau ide dari

masyarakat. Hukum tersebut berhubungan dengan keinginan agar

suatu masalah diatur oleh hukum dalam peraturan perundang-

undangan. Misalnya, masyarakat menginginkan adanya pengaturan

tentang pembrantasan KKN, tindak pidana terorisme, dsb.

2. Tahap Sosio-Politis

Tahap sosio-politis adalah tahap pengolahan gagasan tentang

perlunya pengaturan hukum dari masalah tertentu. Dimulailah

penampungan gagasan dari berbagai sumber. Kemudian disiapkan

bahan-bahan atau isi hukum yang dibutuhkan. Bahan-bahan yang

terkumpul itu kemudian dibicarakan, dikritisi, dan dipertahankan

melalui pertukaran pendapat antar berbagai golongan dan kekuatan

dalam masyarakat. Bahan-bahan itu kemudian dipertajam dan

dimatangkan lembaga pemerintah, baik departemen maupun

nondepartemen.

3. Tahap Yuridis

Tahapan yuridis merupakan tahapan kegiatan yang murni yuridis,

yatu perumusan dalam bahasa hukum perundang-undangan.

Tahapan ini dilakukan oleh lembaga yang berwenang tergantung

dari tingkat perundang-undangan tersebut. Pasal 21 bahwa

rancangan undang-undang dapat berasal dari Presiden atau DPR.

136

Landasan proses penyusunan Undang-Undang adalah UUD 1945

Pasal 5 dan Pasal 20 :

a. Pasal 5 Ayat (1) : Presiden berhak mengajukan rancangan

undang-undang kepada DPR.

Pasal 5 Ayat (2) : Presiden menetapkan peraturan pemerintah

untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.

b. Pasal 20 Ayat (1) : DPR memegang kekuasaan membentuk

undang-undang.

Pasal 20 Ayat (2) : Setiap rancangan undang-undang dibahas

oleh DPR dan presiden untuk mendapat persetujuan bersama.

Pasal 20 Ayat (3) : Jika rancangan undang-undang itu tidak

mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu

tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu.

Pasal 20 Ayat (4) : Presiden mengesahkan rancangan undang-

undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-

undang.

Pasal 20 Ayat (5) : Dalam hal rancangan undang-undang yang

telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh presiden

dalam waktu 30 (tiga puluh) hari semenjak rancangan undang-

undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut

sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.

Adapun proses penyusunan Undang-Undang adalah sebagai

berikut :

a. Tahap Penyiapan Rancangan Undang-Undang (RUU)

RUU dapat dibuat oleh Presiden (pemerintah) dan DPR.

RUU yang diajukan oleh pemerintah dibuat oleh

menteri/pimpinan lembaga pemerintah non departemen,

setelah itu diajukan kepada Presiden untuk disetujui/tidak.

Jika disetujui, RUU diajukan Presiden kepada pimpinan

DPR. Langka selanjutnya mengadakan sidang untuk

membahas RUU tersebut. RUU dari DPR, anggota DPR

137

membuat RUU, selanjutnya disampaikan kepada Presiden

melalui pimpinan DPR. Presiden menyampaikan RUU

kepada menteri sekretaris negara.

b. Tahap Pembahasan dan Pengesahan

RUU beserta penjelasannya yang berasal dari DPR

disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPR kepada

Presiden. Presiden memberitahu dan membagikannya

kepada seluruh anggota kabinet. RUU yang sudah disetujui

bersama antara DPR dengan Presiden, paling lambat 7 (tujuh

hari) kerja disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada

Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang. Apabila

setelah 15 (lima belas) hari kerja, RUU yang sudah

disampaikan kepada Presiden belum disahkan menjadi

undang-undang, Pimpinan DPR mengirim surat kepada

Presiden untuk meminta penjelasan. Apabila RUU yang

sudah disetujui bersama tidak disahkan oleh Presiden dalam

waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak RUU tersebut

disetujui bersama, RUU tersebut sah menjadi undang-

undang dan wajib diundangkan.

Tata urutan perundang-undangan nasional menurut TAP. MPR No.

III/MPR/2000

1) UUD 1945

merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat

dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.

2) Ketetapan MPR

merupakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai

pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang

Majelis Permusyawaratan Rakyat.

138

3) Undang-Undang

Undang-Undang dibuat oleh DPR bersama Presiden untuk

melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

4) Peraturan Pemerintah Pengganti UU

Peraturan Pemerintah pengganti UU dibuat oleh Presiden dalam hal

ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Peraturan Pemerintah pengganti UU harus diajukan ke DPR dalam

persidangan yang berikut.

b. DPR dapat menerima atau menolak Peraturan Pemerintah

Pengganti UU dengan tidak mengadakan perubahan.

c. Jika ditolak DPR, Peraturan Pemerintah Pengganti UU harus

dicabut.

5) Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan

perintah Undang-Undang.

6) Keputusan Presiden

Keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat oleh Presiden

untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan

pelaksanaan administrasi negara dan administrasi pemerintahan.

7) Peraturan Daerah

Peraturan Daerah merupakan peraturan untuk melaksanakan aturan

hukum di atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang

bersangkutan.

a. Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh DPRD Propinsi bersama

dengan gubernur.

b. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD

Kabupaten/Kota bersama bupati/walikota.

c. Peraturan Desa atau yang setingkat dibuat oleh badan perwakilan

desa atau yang setingkat, sedangkan tata cara pembuatan peraturan

139

desa atau yang setingkat diatur oleh peraturan daerah

kabupaten/kota yang bersangkutan.

Tata Urutan Perundang-Undangan Nasional UU No. 10 Tahun 2004

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan :

1) UUD 1945

Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR dengan

persetujuan bersama Presiden.

2) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah pengganti UU

Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam

hal ihwal kegentingan yang memaksa.

3) Peraturan Pemerintah

Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk

menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

4) Peraturan Presiden

Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden

5) Peraturan Daerah, terdiri atas peraturan daerah provinsi,

kabupaten/kota, desa

Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan

persetujuan bersama Kepala Daerah.

Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh DPRD Propinsi

bersama dengan gubernur.

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD

Kabupaten/Kota bersama bupati/walikota.

Peraturan Desa atau yang setingkat dibuat oleh badan

perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala

desa atau nama lainnya.

Partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum dapat

dilakukan dengan cara-cara :

a. Memberi masukan kepada pemerintah dalam proses pembuatan hukum.

b.Menaati peraturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau

negara.

140

c. Sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada.

d. Mengutamakan kepentingan umum.

Orang yang mempunyai kesadaran terhadap aturan hukum akan

mematuhi apa yang menjadi tuntutan peraturan tersebut. Dengan kata lain

dia menjadi patuh terhadap berbagai peraturan yang ada, orang menjadi

patuh, karena :

1. Sejak kecil dididik untuk selalu mematuhi dan melaksanakan berbagai

aturan yang berlaku, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat

maupun secara nasional.

2. Orang taat karena dia merasakan, bahwa peraturan yang ada dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan diri dan lingkungannya.

3. Kepatuhan atau ketaatan karena merupakan salah satu sarana untuk

mengadakan identifikasi dengan kelompok.

4. Pada awalnya bisa saja seseorang patuh terhadap hukum karena adanya

tekanan atau paksaan untuk melaksanakan berbagai aturan tersebut.

Pelaksanaan aturan yang semula karena faktor paksaan lama kelamaan

menjadi suatu kebiasaan, sehingga tanpa sadar dia melakukan perbuatan

itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan

keluarga dapat dilakukan dengan cara :

a. Menaati tata tertib keluarga.

b. Tidak melakukan tindak kekerasan sesama anggota keluarga.

c. Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan keluarga.

d. Menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan.

Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan

sekolah dapat dilakukan dengan cara :

a. Mematuhi tata tertib.

b. Menghormati guru dan karyawan.

c. Tidak membuat suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran.

d. Mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan sekolah.

141

Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan

masyarakat dapat dilakukan dengan cara :

a. Tidak main hakim sendiri.

b. Menghormati hak milik orang lain.

c. Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat.

d. Menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar

peraturan yang berlaku.

Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan bangsa

dan negara dapat dilakukan dengan cara :

a. Disiplin membayar pajak.

b. Mematuhi peraturan lalu lintas.

c. Mendukung gerakan disiplin nasional.

d. Menjaga benda-benda milik negara dan fasilitas umum.

e. Membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban

lingkungan.

142

Lampiran 9 : Kisi-Kisi Soal

No Sub Materi Ingatan Pemaham

an

Penerapa

n

Jumla

h Soal

1. Menjelaskan pengertian

peraturan perundang-undangan

dan menyebutkan jenis dan tata

urutan peraturan perundang-

undangan nasional

5 soal (soal

nomor 1, 2, 3,

11, 12)

2 soal (soal

nomor 4, 8)

- 7

2. Menjelaskan landasan

berlakunya perundang-

undangan dan menguraikan arti

penting peraturan perundang-

undangan

3 soal (soal

nomor 5, 6, 7)

2 soal

(soal

nomor 9,

10)

- 5

3. Menjelaskan proses pembuatan

peraturan perundang-undangan

dan menyebutkan partisipasi

warga negara dalam proses

penyusunan hukum

2 soal (soal

nomor 13, 14)

3 soal

(soal

nomor 21,

22, 23)

- 5

4. Menjelaskan kewajiban warga

negara dan bentuk ketaatan

terhadap hukum dan peraturan

perundang-undangan;

- 3 soal

(soal

nomor 20,

24, 25)

5 soal

(soal

nomor 15,

16, 17, 18,

19 )

8

Jumlah Soal 25

143

Lampiran 10 : Lembar Observasi Metode Diskusi Kelompok

144

145

146

147

148

149

Lampiran 11: Lembar Observasi Metode TPS

150

151

152

153

154

155

Lampiran 12 : Daftar Nilai Postest

DAFTAR NILAI KELAS VIII F (KELAS KONTROL)

NO NAMA NILAI POSTEST

1 AL 72

2 AAN 60

3 AAA 68

4 AMB 74

5 ADL 60

6 BP 72

7 BDP 64

8 DH 72

9 DAS 64

10 EWK 80

11 FS 68

12 FIB 76

13 HMQ 60

14 HS 74

15 LNA 76

16 MIM 58

17 MFS 60

18 MM 84

19 MF 64

20 MHA 80

21 MN 68

22 ND 72

23 NMS 78

24 RM 64

25 RGS 68

26 RF 84

156

27 RM 76

28 SS 58

29 SAC 78

30 SO 90

31 SN 58

32 WFNF 60

DAFTAR NILAI KELAS VIII B (KELAS EKSPERIMEN)

NO NAMA NILAI POSTEST

1 AWS 84

2 ATMM 72

3 AMI 64

4 AP 72

5 CM 80

6 DAN 72

7 EYTS 68

8 EN 80

9 HRS 76

10 HFN 88

11 IW 84

12 IO 88

13 MFF 68

14 MKN 96

15 MAA 80

16 MFI 68

17 MA 68

18 NW 84

19 NAM 76

157

20 NAO 76

21 NH 72

22 PC 80

23 PNA 92

24 RA 92

25 RS 64

26 SRP 68

27 SW 80

28 SR 68

29 SS 72

30 TR 76

31 TP 92

32 WSP 64

158

Lampiran 13 : Dokumentasi

Profil Sekolah

Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen (kegiatan pembelajaran

dengan metode TPS). Guru Sedang Menjelaskan Proses

Pembelajaran dengan Menggunakan Metode TPS.

159

Siswa Sedang Memikirkan dan Mengerjakan Tugas Secara Sendiri-

Sendiri Dulu Kemudian Siswa Disuruh Berpikir Secara Berpasangan

Setelah Itu Baru Secara Kelompok Untuk Mengambil Suatu

Kesimpulan/Jawaban yang Diamggap Paling Benar Untuk Menjawab

Permasalahan yang Diberikan Oleh Guru.

Guru Sedang Mengawasi Jalannya Diskusi

160

Siswa Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusinya

Siswa Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusinya

161

Proses Pembelajaran Kelas Kontrol (kegiatan pembelajaran dengan

metode diskusi kelompok). Peneliti Sedang Menjelaskan Proses

Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok.

Sedang Membagi Kelompok

162

Siswa Sedang Berdiskusi

163

Sedang Mendorong Siswa Agar Mau Mengemukakan

Pendapatnya (ikut berpartisipasi)

Siswa Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusinya

164

Foto Bersama Kelas VIII F (Kelas Kontrol)

165