BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

24
67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat di Jalan Mertokusumo, Desa Candirejo. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tuntang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada mata pelajaran PKn dengan materi Ketaatan Terhadap Perundang-undangan Nasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 224 siswa, yang masing- masing terdiri dari kelas VIII A sebanyak 32 siswa, kelas VIII B sebanyak 32 siswa, kelas VIII C sebanyak 32 siswa, kelas VIII D sebanyak 32 siswa, kelas VIII E sebanyak 32 siswa, kelas VIII F sebanyak 32 siswa dan kelas VIII G sebanyak 32 siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII B sebagai kelas eksperimen sebanyak 32 siswa dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol sebanyak 32 siswa. Sedangkan yang digunakan sebagai kelas uji validitas instrumen adalah kelas VIII G sebanyak 32 siswa. Dalam penelitian ini kelas eksperimen menggunakan metode TPS, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi kelompok.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang,

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat di Jalan

Mertokusumo, Desa Candirejo. Penelitian ini dilaksanakan pada

Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Tuntang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

yang dilakukan pada mata pelajaran PKn dengan materi Ketaatan

Terhadap Perundang-undangan Nasional. Populasi dalam penelitian

ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 224 siswa, yang masing-

masing terdiri dari kelas VIII A sebanyak 32 siswa, kelas VIII B

sebanyak 32 siswa, kelas VIII C sebanyak 32 siswa, kelas VIII D

sebanyak 32 siswa, kelas VIII E sebanyak 32 siswa, kelas VIII F

sebanyak 32 siswa dan kelas VIII G sebanyak 32 siswa.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII B

sebagai kelas eksperimen sebanyak 32 siswa dan kelas VIII F sebagai

kelas kontrol sebanyak 32 siswa. Sedangkan yang digunakan sebagai

kelas uji validitas instrumen adalah kelas VIII G sebanyak 32 siswa.

Dalam penelitian ini kelas eksperimen menggunakan metode TPS,

sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi kelompok.

68

Data jumlah siswa laki-laki dan perempuan dari masing-masing kelas

eksperimen, kontrol dan uji validitas tersebut dapat dilihat dalam tabel

berikut :

Tabel 4.1

Data Subyek Penelitian SMP N 2 Tuntang Tahun Pelajaran 2015/2016

Subyek Penelitian Kelas

Jenis Kelamin Jumlah

Siswa L P

Kelas Eksperimen VIII B 16 16 32

Kelas Kontrol VIII F 18 14 32

Kelas Validitas VIII G 15 17 32

Jumlah Siswa Keseluruhan 96

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 oktober 2015 sampai

dengan tanggal 27 november 2015. Proses pembelajaran di kelas

eksperimen menggunakan metode TPS sedangkan di kelas kontrol

menggunakan metode diskusi kelonpok. Materi yang disampaikan dalam

pembelajaran tersebut yaitu “Ketaatan Terhadap Perundang-undangan

Nasional”. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam tiga kali

pertemuan dengan setiap kali pertemuan 2 X 40 menit.

69

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1 Data Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil belajar PKn di kelas eksperimen diperoleh setelah

diadakan postest. Sebelum diadakan postest siswa mendapat

perlakuan dengan menggunakan metode TPS dalam proses

pembelajaran PKn. Data hasil belajar siswa di kelas eksperimen

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2

Frekuensi Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen

Frekuensi Kelas Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 64 3 9.4 9.4 9.4

68 6 18.8 18.8 28.1

72 5 15.6 15.6 43.8

76 4 12.5 12.5 56.3

80 5 15.6 15.6 71.9

84 3 9.4 9.4 81.3

88 2 6.3 6.3 87.5

92 3 9.4 9.4 96.9

96 1 3.1 3.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas jumlah frekuensi data kelas eksperimen

sebanyak 32 dengan nilai 96 diperoleh 1 siswa, nilai 92 diperoleh 3

siswa, nilai 88 diperoleh 2 siswa, nilai 84 diperoleh 3 siswa, nilai 80

diperoleh 5 siswa, nilai 76 diperoleh 4 siswa, nilai 72 diperoleh 5

siswa, nilai 68 diperoleh 6 siswa, dan nilai 64 diperoleh 3 siswa.

70

Tabel 4.3

Tabel Statistik Kelas Eksperimen

N Valid 32

Missing 0

Mean 77.00

Median 76.00

Mode 68

Std. Deviation 9.144

Variance 83.613

Range 32

Minimum

Maximum

Sum

64

96

2464

Sementara berdasarkan tabel statistik kelas eksperimen di atas

menunjukkan kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan

menggunakan metode TPS nilai rata-rata atau mean sebesar 77,00.

Untuk nilai tengah atau mediannya adalah 76,00, sedangkan nilai

yang paling sering keluar adalah 68. Adapun simpangan baku atau

standar deviation adalah 9.144 dan memiliki rentang skor yang

merupakan selisih nilai siswa tertinggi dan terendah diperoleh

rentang skor 32. Sedangkan nilai terendah adalah 64 dan nilai

tertinggi 96. Untuk jumlah hasil belajar PKn kelas eksperimen

adalah 2464.

71

4.3.2 Data Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Kontrol

Data hasil belajar PKn di kelas kontrol diperoleh setelah diadakan

postest. Sebelum diadakan postest siswa mendapat perlakuan dengan

menggunakan metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran

PKn. Data hasil belajar siswa di kelas kontrol dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4

Frekuensi Hasil Belajar PKn Kelas Kontrol

Frekuensi Kelas Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 58 3 9.4 9.4 9.4

60 5 15.6 15.6 25.0

64 4 12.5 12.5 37.5

68 4 12.5 12.5 50.0

72 4 12.5 12.5 62.5

74 2 6.3 6.3 68.8

76 3 9.4 9.4 78.1

78 2 6.3 6.3 84.4

80 2 6.3 6.3 90.6

84 2 6.3 6.3 96.9

90 1 3.1 3.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas jumlah frekuensi data kelas kontrol

sebanyak 32 dengan nilai 90 diperoleh 1 siswa, nilai 84, 80, 78

masing-masing diperoleh 2 siswa, nilai 76 diperoleh 3 siswa, nilai 74

diperoleh 2 siswa, nilai 72, 68, 64 masing-masing diperoleh 4 siswa,

nilai 60 diperoleh 5 siswa, dan nilai 58 diperoleh 3 siswa.

72

Tabel 4.5

Tabel Statistik Kelas Kontrol

N Valid 32

Missing 0

Mean 70.00

Median 70.00

Mode 60

Std. Deviation 8.740

Variance 76.387

Range 32

Minimum

Maximum

Sum

58

90

2240

Sementara berdasarkan tabel statistik kelas kontrol di atas

menunjukkan kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan

menggunakan metode diskusi kelompok nilai rata-rata atau mean

sebesar 70,00. Untuk nilai tengah atau mediannya adalah 70,00,

sedangkan nilai yang paling sering keluar adalah 60. Adapun

simpangan baku atau standar deviation adalah 8.740 dan memiliki

rentang skor yang merupakan selisih nilai siswa tertinggi dan

terendah diperoleh rentang skor 32. Sedangkan nilai terendah adalah

58 dan nilai tertinggi 90. Untuk jumlah hasil belajar PKn kelas

kontrol adalah 2240.

73

4.3.3 Perbandingan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Perbedaan hasil antara metode pembelajaran TPS dan metode

diskusi kelompok dapat dilihat dari perbedaan rata-rata kedua kelas

tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif untuk

memberikan gambaran data minimum, maksimum, mean dan standar

deviasi yang digambarkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.6

Hasil Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Eksperimen 32 64 96 77.00 9.144

Kontrol 32 58 90 70.00 8.740

Valid N (listwise) 32

Berdasarkan tabel diatas diketahui data kelas kontrol dengaan jumlah

siswa (N) sebanyak 32, mempunyai nilai rata-rata hasil belajar

sebesar 70,00 dengan hasil belajar minimum sebesar 58 dan

maksimum 90, serta standar deviasinya sebesar 8,740. Sedangkan

untuk kelas eksperimen dapat dilihat bahwa jumlah siswa (N)

sebanyak 32, mempunyai nilai rata-rata hasil belajar sebesar 77,00

dengan hasil belajar minimum sebesar 64 dan maksimum 96,

sedangkan standar deviasinya sebesar 9,144. Jadi berdasarkan nilai

rata-rata, nilai kelas eksperimen yang menggunakan metode TPS

lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan

74

metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran (77,00>70,00)

dengan selisih rata-rata 7.

4.4 Uji Prasyarat Analisis Data

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang diperoleh

dari sampel merupakan data sampel yang berdistribusi normal atau

tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat

berdasarkan tabel berikut :

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol SMP N 2 Tuntang

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

nilai Eksperimen .145 32 .084 .940 32 .075

Kontrol .129 32 .192 .947 32 .120

a. Lilliefors Significance Correction

Data dikatakan terdistribusi normal bila nilai signifikansinya lebih

dari 0,05 (signifikansi > 0,05). Berdasarkan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov di atas, pada taraf signifikansi diketahui nilai

signifikansi kelas eksperimen sebesar 0.084 atau lebih besar dari

0,05 (0,084 > 0,05), maka signifikansinya normal dan untuk nilai

signifikansi kelas kontrol sebesar 0.192 atau lebih besar dari 0,05

(0,192 > 0,05). Dengan demikian data yang diperoleh dari sampel

kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan data yang

75

berdistribusi normal. Berikut ini adalah diagram uji normalitas kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Grafik 4.1

Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Grafik 4.2

Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol

76

4.4.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah dua kelompok

sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang mempunyai

variansi sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai

signifikansinya > 0,05 maka data berasal dari populasi yang

variansinya sama atau homogen. Tetapi, jika nilai signifikansinya <

0,05 maka data berasal dari populasi yang variansinya tidak sama

atau berbeda atau heterogen.

Tabel 4.8

Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Nilai Based on Mean .241 1 62 .625

Based on Median .284 1 62 .596

Based on Median and

with adjusted df .284 1 61.986 .596

Based on trimmed mean .254 1 62 .616

Berdasarkan tabel pada baris Based on Mean kolom signifikansi

diketahui bahwa nilai signifikansi dari data penelitian sebesar 0,625.

Karena hasil perolehan pengujian ini lebih besar dari yang telah

ditetapkan yaitu 0,05 (0,625 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa

kedua kelompok kelas eksperimen dan kontrol mempunyai variansi

yang sama atau homogen.

77

4.4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

4.4.3.1 Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik statistik yang digunakan adalah

Statistik “Parametrik”. Statistik Parametrik digunakan untuk

menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji

ukuran populasi melalui data sampel (Sugiyono, 2012 : 36).

Maka analisis data menggunakan “Teknik Analisis Ttes(uji) atau

uji T”. Teknik analisis ini digunakan dalam penelitian

komparasional yang melakukan perbandingan antar dua

variabel, yaitu apakah memang secara signifikan dua variabel

yang sedang diperbandingkan atau dicari perbedaannya itu

memang berbeda atau tidak.

4.4.3.2 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas maka langkah

selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan uji

Independent Sample T-test dengan bantuan SPSS 16.00. Uji

Independent Sample T-test ini digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kedua

kelompok kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh yang

signifikan antara metode pembelajaran TPS dengan metode

diskusi kelompok terhadap hasil belajar PKn, yang disajikan

dalam tabel sebagai berikut :

78

Tabel 4.9

Hasil Analisis Uji Independent Sample T-Test

Hasil Belajar PKn Kelas VIII SMP N 2 Tuntang Tahun 2015/2016

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

Post test kelas

eksperimen

kontrol

F Sig. T Df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differen

ce

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal

variances

assumed

.046 .832 3.130 62 .003 7.000 2.236 2.530 11.470

Equal

variances not

assumed

3.130

61.87

4

.003 7.000 2.236 2.530 11.470

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai signifikansi Sig. (2-tailed) adalah

0,003. Dengan probabilitas signifikansi 0,003 < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang menggunakan

metode TPS (kelas VIII B) dan metode diskusi kelompok (kelas VIII F).

4.5 Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa kelas eksperimen

(metode TPS) dan kelompok siswa kelas kontrol (metode diskusi

kelompok) terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VIII.

79

Dalam penelitian ini pada awal proses pembelajaran guru

menyampaikan tujuan dan kegiatan yang harus dilakukan siswa serta

memberikan motivasi kepada siswa. Pembelajaran di kelas eksperimen

(kelas VIII B) menggunakan metode TPS dengan langkah-langkah

sebagai berikut yaitu guru membagi kelompok dan setiap kelompok

terdiri dari empat siswa, lalu guru memberikan tugas untuk masing-

masing kelompok, masing-masing anggota kelompok ditugaskan untuk

memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih

dahulu, setelah itu kelompok membentuk anggota-anggotanya secara

berpasangan, setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan

individunya. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya

masing-masing untuk menshare hasil diskusinya. Setelah itu masing-

masing kelompok menshare/mempresentasikan hasil diskusinya.

Kemudian, guru melakukan evaluasi dan penutup. Pembelajaran

menggunakan metode TPS ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan

setelah itu dilakukan post test.

Sedangkan pada kelas kontrol (kelas VIII F) proses pembelajaran

menggunakan metode diskusi kelompok. Proses pembelajaran dimulai

dengan guru menyampaikan tujuan dan kegiatan yang harus dilakukan

siswa serta memberikan motivasi kepada siswa. Selanjutnya guru

menyampaikan materi yang akan didiskusikan, kemudian guru membagi

kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa, masing-

masing siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing, setiap anggota

80

diharapkan berpartisipasi aktif, kemudian tiap kelompok diskusi

melaporkan hasil diskusinya dan guru melakukan evaluasi dan penutup.

Pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok ini juga dilakukan

sebanyak tiga kali pertemuan setelah itu dilakukan post test.

Analisis data dilakukan dengan uji hipotesis pada kedua kelompok

tersebut untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Berdasarkan analisis uji hipotesis terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar siswa yang menggunakan metode TPS dengan metode diskusi

kelompok. Hal tersebut ditujukan pada uji t dengan bantuan SPSS 16.00,

dengan nilai signifikansi Sig. (2-tailed) adalah 0,003.Dengan probabilitas

signifikansi 0,003 < 0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa : ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode TPS dan diskusi

kelompok terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang.

Hasil belajar PKn di kelas eksperimen yang diberi perlakuan

menggunakan metode TPS menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil

belajar sebesar 77 dari 32 siswa dengan nilai maksimal yang diperoleh

siswa sebesar 96 dan nilai minimal sebesar 64 dengan standar deviasi

sebesar 9,144. Sedangkan hasil belajar kelas kontrol yang diberi

perlakuan menggunakan metode diskusi kelompok mempunyai nilai rata-

rata hasil belajar sebesar 70 dengan nilai maksimal yang diperoleh siswa

sebesar 90 dan nilai minimal sebesar 58 dengan standar deviasi sebesar

8,740. Dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar PKn kelas

eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai kelas kontrol. Hal ini

81

menunjukkan bahwa siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode

TPS hasil belajar PKn lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi

perlakuan menggunakan metode diskusi kelompok. Selisih rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah sebesar 7.

Secara teoritis metode TPS merupakan jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan

dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan (Trianto, 2011 :

81). Kelebihan metode ini antara lain melibatkan seluruh peserta didik

dalam kegiatan belajar karena siswa dituntut untuk bekerja sendiri dan

bekerja sama dengan orang lain. Sedangkan secara teoritis metode

diskusi kelompok merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran di

mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok

siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan

pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif

pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan dalam Tukiran, 2011 : 23).

Kelebihan metode ini antara lain sama-sama melibatkan semua siswa

secara langsung dalam proses pembelajaran, melatih siswa menghadapi

masalah secara berkelompok dan berpikir bersama memecahkan masalah

yang mereka hadapi serta mengambil keputusan. Hal yang dikemukakan

tersebut terjadi di tempat penelitian pada kedua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas ini diberikan materi yang

sama, alokasi waktu yang sama dan soal-soal pos test yang sama. Namun

pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan metode TPS lebih

82

baik hasil belajarnya dibanding dengan kelas kontrol yang menggunakan

diskusi kelompok. Keunggulan pada kelas eksperimen yang

menggunakan metode TPS yaitu seluruh siswa dalam kegiatan belajar

aktif, keaktifan siswa dalam hal ini yaitu masing-masing siswa

dipaksakan untuk mengemukakan ide, gagasan dan pendapatnya dalam

menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan oleh guru.

Selanjutnya, gagasan dan pendapatnya disampaikan kepada teman

pasangannya setelah itu baru disharekan dalam kelompok itu untuk

diambil satu kesimpulan jawaban yang dianggap paling benar dari

permasalahan tersebut, dengan begitu siswa dapat bekerja sendiri dan

bekerja sama dengan siswa lain. Dengan dipaksakan siswa untuk berpikir

secara individu di dalam kelompok dan adanya kerjasama pada tahap

pair (berpasangan) yang maksimal maka hasil yang diperoleh siswa

dapat lebih optimal.

Sedangkan pada kelas kontrol melalui metode diskusi kelompok

hasilnya kurang baik karena jalannya diskusi hanya didominasi oleh

beberapa siswa yang menonjol saja, tidak semua siswa berani

mengemukakan pendapat. Hal ini sudah diantisipasi dengan cara

mengusahakan agar semua siswa berani mengemukakan pendapat dengan

cara guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk

memberi dorongan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan

mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara,

sementara siswa lain belajar mendengarkan pendapat temannya tetapi

83

hasilnya masih kurang baik karena tidak semua siswa dapat fokus pada

kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah

Ayu Nur “Komparasi Metode Team Group Tournament (TGT) dan

Metode Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas

IX SMP Negeri Kebakkramat”. Hasil penelitian menunjukkan : Terdapat

perbedaan penggunaan metode TGT dan TPS terhadap hasil belajar IPS

siswa kelas IX IPS SMP Negeri Kebakkramat. Hal ini dapat dilihat dari

hasil analisis data yang menunjukkan rata-rata kelas metode TGT sebesar

77,41 dan rata-rata kelas metode TPS sebesar 82,41 di mana selisihnya

sebesar -4,90 dengan signifikansi 0,000 (sangat signifikan). Penelitian ini

juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dita Wahyu Tri

Utamaningsih yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar PKn

Melalui Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Bagi Siswa Kelas

VII C SMP N 3 Prambanan Tahun Ajaran 2009/2010”. Dalam penelitian

skripsinya diungkapkan bahwa metode pembelajaran Think-Pair-Share

(TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar Siswa Kelas VII C SMP N 3

Prambanan Tahun Ajaran 2009/2010. Dari hasil penelitian tersebut

bahwa selama proses pembelajaran peserta didik dapat berpikir secara

individu dan dapat berdiskusi secara berpasangan sehingga peserta didik

dapat bekerja sama secara maksimal sehingga materi pokok yang

diajarkan dapat dikuasai dengan baik.

84

85

86

87

88

89

90