Lampiran 1 - repository.uksw.edu€¦ · Pada tahap finalisasi yaitu membuat laporan PTK yang utuh...

91
110 Lampiran 1

Transcript of Lampiran 1 - repository.uksw.edu€¦ · Pada tahap finalisasi yaitu membuat laporan PTK yang utuh...

  • 110

    Lampiran 1

  • 111

    Lampiran 2

  • 112

    Lampiran 3

  • 113

    Lampiran 4

    HASIL WAWANCARA TENTANG PELATIHAN PTK

    YANG SELAMA INI DILAKUKAN

    Pertanyaan Jawaban Pengawas (WS)

    Apakah selama ini telah dilakukan pelatihan PTK?

    Ya, dilakukan tiap tahun dan sudah menjadi program tetap Dinas Pendidikan Kabupaten SBD. Pelatihan PTK setiap tahun diadakan dengan sasaran guru SD dan SMP, jadi setiap sekolah bergantian setiap tahun menjadi peserta pelatihan. Sekolah yang bergirilan untuk berpartisipasi mengikuti pelatihan mengirim 1 perwakilan untuk mengikuti pelatihan selama 1 minggu.

    Berapa jumlah peserta dan pelatih dalam pelatihan yang selama ini dilakukan?

    Jumlah peserta pelatihan setiap tahunnya sekitar 60 orang peserta dan untuk pelatihnya ada 2 orang dari Dinas Pendidikan Kabupaten SBD dan 2 orang dari Dinas Pendidikan Provinsi, jadi total 4 orang pelatih.

    Bagaimana proses pelatihan PTK yang selama ini dilakukan?

    Pelatihan dilakukan selama 1 minggu, biasanya dilakukan dihotel dan peserta pelatihan menginap dihotel yang sama sampai pelatihan selesai. Setiap tahun hotel tempat pelaksanaan pelatihan beda-beda. Untuk proses pelatihan PTK sendiri biasanya kami mulai dengan pemberian materi tentang teknik membuat PTK selama 2 hari. Materi tentang teknik ini meliputi penjelasan lengkap tentang apa itu PTK, apa itu proposal PTK,

  • 114

    metode pelaksanaan PTK, bagaimana melaksanakan pengumpulan data PTK, bagaimana melakukan analisis data hasil PTK, apa itu laporan PTK dan bagaimana membuat laporan PTK. Hari ketiga dan keempat dilanjutkan dengan latihan membuat proposal PTK. Jadi setiap peserta pelatihan dibimbing bagaimana cara membuat proposal PTK dengan didampingi oleh 4orang pelatih. Setelah menghasilkan proposal, beberapa peserta pelatihan biasanya diberi kesepatan untuk mempresentasikan proposal yang telah dibuat. Hari kelima biasanya peserta pelatihan diberi kesempatan untuk melakukan simulasi pengumpulan data pelatihan dengan kembali kesekolahnya masing-masing dengan menerapkan pembelajaran sesuai dengan proposal yang telah dibuat. Selanjutnya pada hari terakhir dilakukan analisis data hasil yang telah dikumpulkan dan finalisasi. Analisis hasil ini dilakukan dengan dibantu oleh 4 orang pelatih. Pada tahap finalisasi yaitu membuat laporan PTK yang utuh yaitu bab 1,2,3 dalam proposal tadi disatukan dengan hasil pengumpulan data dan hasil analisis kemudian disimpulkan menjadi 1 laporan PTK. Seperti itulah proses pelatihan PTK yang selama ini kami lakukan.

    Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terkait pelatihan PTK yang selama ini dilakukan?

    Menurut saya, pelatihan yang selama ini kami lakukan sudah cukup berhasil, efektif karena beberapa guru peserta pelatihan sudah berhasil membuat laporan PTK, dan pada tahun 2016 ada beberapa guru yang menghasilkan laporan PTK secara mandiri untuk kenaikan pangkat 4B.

  • 115

    Bagaimana tindak lanjut dari pelatihan PTK yang selama ini dilakukan?

    Sejujurnya tidak ada tindak lanjut dari pelatihan PTK yang kami adakan. Karena materi pelatihannya sendiri sudah kami lakukan lengkap dimulai dari pemahaman tentang PTK, latihan membuat proposal dan laporan PTK, sehingga setelah pelatihan dilakukan kami berasumsi bahwa guru sudah dapat melakukan PTK secara mandiri mengingat materi pelatihan sudah lengkap, sehingga untuk tindak lanjutnya diserahkan kepada peserta pelatihan untuk menggunakan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pelatihan untuk menghasilkan PTK dan memenuhi syarat kenaikan pangkat, karena tujuan lain dari pelaksanaan prlatihan ini yaitu membantu guru dalam memenuhi syarat laporan PTK pada saat mengurus kenaikan pangkat.

    Apa yang menjadi kelemahan dari pelatihan yang telah Bapak/Ibu ikuti?

    Kendala utamanya adalah IT guru peserta pelatihan masih rendah sehingga target finalisasi kegiatan pelatihan terkendala. Pelatihan biasanya diikuti oleh guru senior yang sudah lanjut usia, sehingga ketika berhadapan dengan komputer tidak bisa mengoperasikan, akhirnya tidak bisa menghasilkan proposal dan laporan PTK.

  • 116

    Lampiran 5

    HASIL WAWANCARA TENTANG PELATIHAN PTK

    YANG PERNAH DIIKUTI

    Pertanyaan Jawaban

    Kepala Sekolah (EMA) Guru (ABS)

    Apakah selama ini pernah mengikuti pelatihan PTK?

    Ya, pernah mengikuti pelatihan PTK yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan SBD pada tahun 2012.

    Ya, pernah sekali itu pada tahun 2012 mewakili SMP 4 trus setelah itu tidak pernah lagi.

    Berapa jumlah peserta pelatihan dan jumlah pelatih dalam pelatihan yang pernah dilakukan?

    Kira-kira sekitar 60an orang, itu gabung guru SD dan SMP.

    Sekitar 60an orang Ibu. Ada dari SD dan SMP terus dari setiap sekolah perwakilan 1 orang untuk ikut pelatihan selama 1 minggu di kabupaten dan menginap dihotel, kami digabung menjadi satu kelas. Pelatihannya juga dilaksanakan dihotel tempat menginap.

    Bagaimana proses pelatihan PTK yang telah dilakukan?

    Pelatihannya dimulai dengan pemberian materi oleh pemateri. Pemberian materi selama 2 hari. Hari ketiga dan keempat kami latihan membuat proposal dengan bimbingan pelatih. Tapi sejujurnya

    Pelatihan yang pernah saya ikuti waktu itu kalau tidak salah ingat hari pertama keduanya kami materi tentang PTK. Setelah itu hari berikutnya selama 2 hari lagi kami disuru buat proposal pelatihan. Kami semua diharuskan untuk buat proposal PTK dan

  • 117

    pada saat latihan pembuatan proposal ini saya tidak bisa menghasilkan proposal karena tidak dapat bimbingan dari pelatih. Pelatih hanya membimbing peserta yang duduk didepan dan beberapa yang duduk dibelakang. Bimbingan yang diberikan pelatih tidak lengkap mungkin karena terlalu banyak peserta pelatihan jadi pelatih ini cepat-cepat dia kasih bimbingan setelah itu kalau ada yang panggil dia langsung pindah. Pada hari keempat ini kami disuruh untuk presentasi proposal yang telah dibut, tapi mungkin karena bimbingannya pelatih yang pindah-pindah dan cepat sehingga awalnya mengharuskan semua peserta untuk presentasi proposal akhirnya kalau tidak salah ingat itu hanya 10 orang

    presentasi didepan. Tapi waktu itu tidak banyak yang maju presentasi dan tidak semua dari kami berhasil buat proposal. Saya dan kepala sekolah dan beberapa teman yang saya tahu persis banyak tidak buat proposal. Setelah 2 hari buat proposal, hari berikut kami disuruh pulang sekolah masing-masing untuk melakukan pengumpulan data sesuai dengan proposal, tapi karena saya tidak buat proposal PTK jadi pas disuruh pulang sekolah, saya masuk sekolah ngejar biasa saja. Tidak ada data yang saya dapat. Setelah pulang dari sekolah hari terakhir pelatihan adalah analisis data yang kami dapat pas pulang sekolah masing-masing. Pada saat analisis data ini saya tidak ikut terlibat karena tidak ada data, saya hanya ikut memperhatikan teman lain yang dapat data penelitian. Teman-teman yang dapat data ini setelah analisis selanjutnya membuat laporan PTK.

  • 118

    yang maju presentasi, tapi untuk jumlah peserta yg berhasil buat proposal sendiri saya tidak tahu pasti, kayaknya lebih banyak yang tidak berhasil buat. Karena tidak dapat bimbingan juga banyak diantara peserta akhirnya asik ngobrol sendiri dengan teman lain dan tidak serius sudah ikut pelatihan. Hari selanjutnya kami disuruh pulang kesekolah masing-masing untuk coba melakukan pengumpulan data penelitian dengan menerapkan perbaikan pada pembelajaran sesuai dengan proposal yang dibuat, tapi karena saya tidak menghasilkan proposal juga Ibu ABS yang menjadi perwakilan SMP 4 tidak buat proposal, maka saat disuruh untuk pulang kesekolah tidak melakukan apa-apa. Tidak ada data yang kami

    Sebenarnya pada hari pertama pelatihan kami diberitahu kalau harapan akhir dari pelatihan itu kami semua hasilkan laporan PTK. Tapi saya sendiri tidak menghasilkan laporan PTK, sepertinya banyak dari kami yang tidak menghasilkan laporan PTK.

  • 119

    hasilkan. Hari terakhir pelatihan kami dibimbing untuk melakukan analisis data yang kami peroleh kemarin dari sekolah masing-masing. Setelah analisis data selesai, peserta yang dapat data dibimbing untuk buat laporan PTK. Untuk saya sendiri tidak menghasilkan laporan PTK.

    Apakah peserta pelatihan diberikan atau disediakan materi pelatihan?

    Tidak, kami hanya diberikan buku note kecil dan pena untuk menulis catatan selama mengikuti pelatihan. Materi pelatihannya ditampilkan lewat LCD. Pelatih menjelaskan materi sesuai yang ditampilkan LCD dan menulis hal-hal yang perlu dalam penjelasan di papan tulis yang telah disediakan. Kami peserta mendenganrkan penjelasan dan membuat catatan yang dianggap penting selama mengikuti pelatihan dalam buku note yang disediakan.

    Tidak, materi pelatihan hanya ditampilkan lewat LCD didepan. Kami hanya disediakan note dengan pena. Untuk materinya sendiri saya hanya tulis beberapa hal saja di note yang saya dapat, jujur saja itu tidak banyak catatan yang saya buat.

  • 120

    Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terkait pelatihan PTK yang pernah diikuti?

    Menurut saya pelatihan yang pernah saya ikuti itu belum efektif, karena jujur saja walaupun saya sudah pernah mengikuti pelatihan, saya hanya paham sedikit saja tentang PTK dan untuk membuat PTK secara mandiri sendiri itu belum bisa. Menurut saya peserta pelatihannya terlalu banyak, tidak semua peserta terjangkau bimbingan. Terutama pada saat latihan pembuatan proposal PTK, 4 pelatih saja tidak cukup untuk bimbing 60an orang, akhirnya banyak peserta tidak serius, karena pada saat kita anggkat tangan untuk bertanya tidak dijawab dengan rinci terus belum selesai kita tanya dan belum sepenuhnya kita mengerti pelatihnya sudah pindah ke peserta lain yang panggil dia. Menurut saya 60an orang digabung jadi satu kelas

    Menurut saya pelatihan yang pernah saya ikut itu masih kurang bagus, mungkin karena terlalu banyak peserta pelatihan ini 60an orang digabung dalam 1 kelas terlalu banyak. Hari pertama dan kedua masih bagus tapi mulai hari buat proposal pelatihan kelihatan gaduh dan tidak bagus, banyak peserta yang tidak serius. Untuk saya sendiri saat buat proposal ini hanya dapat bimbingan pelatih satu kali pas saya bertanya tentang cara menentukan masalah PTK untuk latar belakang kebetulan saya mau mengangkat tentang peningkatan hasil belajarnya siswa. Saya diberi jawaban coba Ibu ingat-ingat kenapa hasil belajar siswa menurun, apakah Ibu punya cara mengajar yang tidak menarik, apakah Ibu punya metode mengajar yang itu-itu saja sehingga siswa malas belajar. Saya sudah mencoba mengkaji cara saya mengajar saya selama ini dan saya temukan bahwa cara mengajar

  • 121

    sangat-sangat tidak efektif mungkin pada saat pemberian latihan tidak apa-apa tapi pada hari berikutnya smpai hari terakhir kelihatan sekali banyak peserta pelatihan yang tidak mendapat bimbing akhirnya membentuk kelompok masing-masing dan bercerita.

    saya yang kurang menarik untuk itu saya hendak mengganti metode mengajar saya tetapi saya bingung untuk menentukan metode mengajar yang tepat dan untuk membuat menjadi satu latar belakang yang utuh, sya mencoba angkat tangan untuk bertanya tapi pelatih tidak pernah datang, sudah coba sya dekati tetapi pelatih terlalu sibuk dengan peserta yang lain akhirnya saya menyerah dan tidak melanjutkan. Sehingga menurut saya pelatihan ini belum efektif karena pesertanya banyak tapi pelatihnya terlalu sedikit hanya 4 orang akibatnya semua peserta tidak terjangkau. Selain itu juga peserta pelatihan hanya serius di hari pertama dan kedua saat pemberian materi saja, hari selanjutnya lebih banyak yang tidak serius dan cerita sendiri.

  • 122

    Bagaimana tindak lanjut dari pelatihan PTK yang pernah diikuti?

    Tidak ada tindak lanjut lagi Ibu, setelah pelatihan selesai sudah. Peserta yang sudah pernah ikut pelatihan tidak ikut lagi. Kalaupun sekolah dapat giliran lagi kami mengirim guru yang berbeda. Tapi sampai dengan saat ini SMP 4 baru dapa giliran satu kali pada tahun 2012.

    Tidak ada Ibu. Setelah pelatihan selesai sudah.

    Apa yang menjadi kelemahan dari pelatihan yang telah Bapak/Ibu ikuti?

    Menurut saya peserta pelatihan yang terlalu banyak dalam satu kelas. Mungkin hari pertama dan kedua untuk pemberian materi kami dikumpul dalam satu kelas itu masih efektif, tapi pada saat latihan buat proposal dan selanjutnya menurut saya lebih bagus kalau kami dibagi dalam beberapa kelas kecil dengan 1 pembimbing sehingga kalau mau bertanya lebih mudah, mungkin sesuai mata pelajaran atau tingkat sekolah.

    Menurut saya yang menjadi kelemahan pelatihan yang pernah saya ikuti adalah terlalu banyak peserta pelatihan terus pelatihnya hanya 4 orang. Sangat terlihat tidak seimbang itu mulai hari latihan buat proposal dan seterusnya, 4 pelatih kewalahan bimbing satu per satu peserta pelatihan. Menurut saya lebih bagus kalau kami dibagi dalam kelas kecil sesuai mata pelajaran atau sesuai tingkat sekolah sehingga kami dapat diskusi antara peserta juga selain bertanya kepada pelatih. Terus selain itu juga menurut saya kalau dikasih

  • 123

    buku atau materi tentang PTK sebagai pegangan atau juga contoh proposal atau contoh laporan sebagai panduan kami sehingga tidak hanya sepenuhnya bergantung kepada pelatih. Kalau beberapa hal ini juga disediakan menurut saya mungkin pelatihan lebih berhasil. Selain itu juga bahan-bahan ini dapat kami bawa pulang sehingga ketika pelatihan tidak hanya selesai ketika sudah pulang tetapi kami dapat belajar mandiri. Karena jujur saja Ibu kami kekurangan pegangan yang menjai pendukung sehingga malas sudah untuk melakukan PTK padahal kami guru sangat dituntut untuk bisa buat PTK tapi nyatanya tidak bisa buat.

    Apa yang menjadi kendala Bapak/Ibu dalam membuat PTK?

    Yang menjadi kendala utama itu tidak ada pegangan yang menjadi contoh bagi guru untuk membuat PTK Ibu. Sekarang memang sudah jaman internet dimana semua sudah tersedia,

    Kendalanya itu tidak ada buku Ibu, selain itu juga contoh proposal dengan contoh laporan PTK tidak ada. Untuk SMP 4 sendiri belum ada guru yang menghasilkan PTK Ibu, untuk kenaikan pangkat kami biasanya

  • 124

    tapi Ibu sudah tahu sendiri to kami guru kaweda begini tidak bisa belajar mandiri lewat internet. Jadi kalau ada buku dengan contoh-contoh proposal dan laporan PTK itu sangat membantu. Kendala buku dan contoh-contoh proposal dan laporan itu diperparah dengan kesibukan lain guru yaitu siapkan administrasi kelas dan kegiatan lain-lain disekolah sehingga tidak tahu dan tidak ada sumber untuk kita dapat belajar mandiri akibatnya tidak ada yang buat proposal dan akhirnya menghasilkan laporan PTK. Untuk kebutuhan kenaikan pangkat sendiri kami tidak mau ambil pusing lagi Ibu, tidak tahu cara buat kami biasanya bayar orang sudah untuk buat.

    pake orang lain sudah Ibu, maksudnya kami bayar orang lain untuk buat laporan dan itu lolos, dan sudah jadi kebiasaan sudah karena kami hemat waktu dan tidak repot lagi dengan tugas admistrasi mengajar yang banyak. Mungkin kalau ada buku dengan contoh proposal atau laporan PTK mungkin sangat membantu guru SMP 4 Ibu. Karena kami sudah kaweda begini kalau disuruh cari materi tentang PTK sendiri susah Ibu, tapi kalau disediakan sepertinya akan sangat membantu kami untuk menghasilkan PTK secara mandiri.

  • 125

    Lampiran 6

    HASIL PENILAIAN MODUL PELATIHAN PTK BERBASIS ANDRAGOGI

    OLEH AHLI MODUL PELATIHAN

  • 126

  • 127

  • 128

    Lampiran 7

    HASIL PENILAIAN MATERI MODUL PELATIHAN PTK BERBASIS ANDRAGOGI OLEH AHLI PTK

  • 129

  • 130

  • 131

    Lampiran 8

    HASIL PENILAIAN MATERI MODUL PELATIHAN

    PTK BERBASIS ANDRAGOGI OLEH CALON

    PENGGUNA

  • 132

  • 133

  • 134

    Lampiran 9

    HASIL OBSERVASI PELAKSANAAN PELATIHAN PTK

  • 135

  • 136

  • 137

  • 138

    Lampiran 10

    HASIL PENILAIAN MODUL PELATIHAN PTK BERBASIS ANDRAGOGI

    OLEH PESERTA PELATIHAN

    No Aspek yang ditanggapi Tanggapan Peserta Pelatihan Rata-

    Rata Persentase

    rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    A. Tampilan

    1 Ukuran fisik Modul Pelatihan PTK tidak terlalu besar atau terlalu kecil

    4 5 4 5 5 3 3 5 5 4 5 4,4

    4,4

    2 Desain sampul menggambarkan isi Modul Pelatihan PTK

    4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4,4

    3

    Desain isi modul rapi terlihat pada penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar tidak mengganggu pembaca serta menarik dan mudah dipahami.

    4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4,4

  • 139

    4

    Ukuran huruf yang digunakan tidak terlalu besar atau terlalu kecil dan mengunakan jenis teks yang mudah dibaca

    4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4,1

    5 Sistematika dan keruntutan penyajian

    4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4,5

    B. Materi Pelatihan

    6

    Uraian materi menarik, sehingga menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar

    5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4,4

    4,6

    7 Uraian materi sesuai dengan tujuan pembelajaran

    4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4,5

    8 Materi pada setiap unit kegiatan pembelajaran diuraikan secara jelas.

    4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4,4

    9 Materi pelatihan dikaitkan dengan masalah nyata disekolah

    4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4,5

  • 140

    10

    Latihan pada setiap unit kegiatan pembelajaran mengarah pada pencapaian tujuan modul pelatihan PTK berbasis andragogi

    4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4,5

    11 Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran jelas

    5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4,9

    12

    Contoh-contoh yang disediakan dalam setiap unit kegiatan pembelajaran beragam

    5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4,8

    C. Penggunaan Bahasa

    13 Menggunakan kaidah bahasa yang tepat

    5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4,3

    4,5 14

    Menggunakan bahasa yang dapat mendorong untuk berfikir kritis

    5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4,8

    15 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan enak dibaca

    5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4,5

  • 141

    16 Menggunakan bahasa yang menarik dan merangsang rasa ingin tahu

    5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4,5

    Rata-rata Keseluruhan 4,5

    Persentase Rata-rata Keseluruhan 90%

  • 142

    Lampiran 11

    Contoh Tanggapan Peserta Pelatihan

    Terhadap Modul Pelatihan Berbasis Andragogi

  • 143

  • 144

    Lampiran 12 PRE-TEST

    PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

    1. Perbedaan mendasar antara Penelitian Tindakan Kelas

    dan Penelitian bukan PTK jika dilihat dari tujuan

    penelitian, yakni….

    a. Penelitian bukan PTK bertujuan untuk

    menyelesaikan masalah pembelajaran, sedangkan

    Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk

    meningkatkan prestasi.

    b. Penelitian bukan PTK bertujuan untuk

    meningkatkan prestasi, sedangkan Penelitian

    Tindakan Kelas bertujuan untuk menyelesaikan

    masalah pembelajaran.

    c. Penelitian bukan PTK bertujuan untuk

    menyelesaikan masalah pembelajaran, sedangkan

    Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk menguji

    tindakan

    d. Penelitian bukan PTK bertujuan untuk menguji

    tindakan, sedangkan Penelitian Tindakan Kelas

    bertujuan untuk menyelesaikan masalah

    pembelajaran.

  • 145

    2. Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) ditemukan

    bahwa perhatian siswa terhadap pembelajaran sangat

    kurang. Hal yang harus segera diteliti guru melalui

    PTK ialah ....

    a. Bagaimana meningkatkan perhatian siswa

    b. Bagaimana meningkatkan motivasi siswa

    c. Bagaimana konstribusi perhatian siswa terhadap

    prestasi belajarnya

    d. Kaitan antara perhatian dengan hasil belajar siwa

    3. Dua kegiatan utama dalam perencanaan PTK adalah ...

    a. Membuat proposal dan merencanakan kegiatan

    PTK

    b. Merumuskan kerangka pikir dan membuat

    instrumen observasi

    c. Membuat proposal dan membuat kajian teori

    d. Membuat kajian teori dan merumuskan kerangka

    berfikir

    4. Langkah awal PTK yang dilakukan oleh guru adalah ....

    a. Identifikasi masalah

    b. Pembatasan masalah

    c. Perumusan masalah

    d. Menganalisis masalah

    5. Berikut merupakan beberapa langkah yang dapat

    ditempuh saat melakukan analisis masalah, kecuali ....

  • 146

    a. Berdiskusi dengan teman sejawat

    b. Melakukan studi banding ke sekolah lain

    c. Mengkaji dokumen-dokumen kelas tentang siswa

    d. Melakukan refleksi

    6. Berikut yang bukan merupakan langkah-langkah

    dalam pelaksanaan PTK adalah ...

    a. Melakukan observasi

    b. Melakukan tindakan perbaikan

    c. Menyusun proposal

    d. Melakukan analisis hasil perbaikan

    7. Yang dimaksudkan dengan tindakan dalam PTK

    adalah….

    a. Model pembelajaran yang dilaksanakan dalam

    rangka memperbaiki pembelajaran di kelas

    b. Melaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana

    yang telah tertuang dalam proposal PTK

    c. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana

    yang telahtertuang dalam proposal PTK

    d. Perlakuan baru dalam pembelajaran yang

    diterapkan pada penelitian untuk meningkatkan

    kualitas pembelajaran

    8. Refleksi pada dasarnya merupakan kegiatan ..., kecuali

    a. Mempertanyakan kepada diri sendiri mengapa

    masalah tersebut sampai terjadi dikelasnya

  • 147

    b. Merenungkan dampak dari tindakan-tindakan yang

    sudah dilakukan selama ini

    c. Mempertanyakan masalah pembelajaran yang

    terjadi dikelas lain

    d. Merenungkan dampak dari tindakan-tindakan yang

    sudah dilakukan selama ini

    9. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian bersiklus.

    Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan,

    observasi, dan refleksi. Salah satu kegiatan yang

    dilakukan pada saat refleksi adalah….

    a. Membandingkan apa yang sudah dicapai dengan

    indikator kinerja

    b. Mendiskusikan siswa yang paling baik nilainya

    dalam pelaksanaan tindakan

    c. Memberi kesempatan kepada pengamat untuk

    menilai kinerja guru

    d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

    untuk siklus berikutnya

    10. Kesimpulan hasil PTK sebaiknya merupakan penjelasan

    yang disusun sesuai dengan ...

    a. Pertanyaan penelitian

    b. Temuan penelitian

    c. Hasil analisis data

    d. Urutan identifikasi masalah

  • 148

    Lampiran 13

    POST-TEST

    PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

    1. Berikut merupakan karanteristik PTK, kecuali ...

    a. PTK merupakan penelitian yang dapat dilakukan

    dimana saja

    b. PTK merupakan penelitian melalui refleksi diri

    karena masalah penelitian dihadapi oleh guru

    dikelasnya

    c. PTK bertujuan untuk memperbaki pembelajaran

    yang dilakukan oleh guru secara terus menerus

    d. Masalah PTK dialami oleh guru dikelasya sendiri

    2. Perbedaan PTK dengan non PTK jika dilihat dari hasil

    akhir yang ingin dicapai terletak pada ...

    a. Perbaikan hasil belajar siswa

    b. Hasil penelitian yang dapat ditiru

    c. Teori belajar yang diuji

    d. Peningkatan kemampuan guru dalam melakukan

    penelitian

    3. Masalah PTK yang ditemukan pada saat melakukan

    identifikasi dan analisis masalah merupakan kegiatan

    pada tahap panelitian ...

    a. Kegiatan refleksi

  • 149

    b. Kegiatan pelaksanaan

    c. Kegiatan perencanaan

    d. Kegiatan observasi

    4. Tujuan kegiatan analisis masalah tahap perencanaan

    adalah ...

    a. Menemukan hal-hal yang menjadi penyebab dari

    permasalahan

    b. Menemukan tindakan yang tepat untuk

    menyelesaikan masalah

    c. Menemukan instrumen yang tepat untuk mengukur

    keberhasilan PTK

    d. Menemukan cara mengajar yang tepat untuk

    menyelesaikan permasalahan

    5. Berikut ini merupakan bagian tidak termasuk dalam

    unsur pokok latar belakang adalah ...

    a. Penjelasan tentang kesenjangan antara keadaan

    kelas yang sebenarnya dan apa yang seharusnya

    terjadi (idealnya)

    b. Penjelasan tentang keadaan saat ini disertai dengan

    data-data pendukung, misalnya nilai siswa

    c. Penjelasan tentang tujuan pelaksanaan PTK

    d. Penjelasan tentang penyebab-penyebab terjadinya

    masalah

  • 150

    6. Langkah yang dilakukan guru dalam tahap

    pelaksanaan PTK adalah ...

    a. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan

    menerapkan tindakan perbaikan yang dipilih

    b. Melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasa

    c. Melakukan kegiatan pengamatan (observasi)

    d. Melakukan kegiatan refeksi

    7. Berikut merupakan pernyataan yang benar tentang

    pelaksanaan PTK, kecuali ...

    a. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu pembelajaran

    b. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas sebagai

    seorang guru

    c. Pelaksanaan PTK selalu bertujuan untuk

    meningkatkan mutu pembelajaran

    d. Pelaksanaan PTK bertujuan untuk memperoleh

    dana atau hibah penelitian

    8. Kegiatan refleksi setelah pelaksanaan tindakan PTK

    bertujuan untuk, kecuali ...

    a. Menganalisis keberhasilan dan kegagalan tindakan

    perbaikan yang telah dilakukan

    b. Memperbaiki perencanaan yang telah dilaksanakan

    c. Menyempurnakan tindakan perbaikan pada siklus

    berikutnya

    d. Menyempurnakan penyusunan proposal PTK

  • 151

    9. Bab II kajian pustaka laporan PTK berisi hal berikut,

    kecuali ...

    a. Metode pengumpulan data

    b. Kajian teori berkaitan dengan variabel PTK

    c. Kerangka berpikir

    d. Penelitian yang relevan

    10. Tujuan penulisan daftar pustaka adalah untuk ...

    a. Memberikan informasi bahwa pernyataan dalam

    tulisan bukan merupakan hasil pemikiran penulis

    b. Melengkapi laporan PTK

    c. Panduan bagi peneliti lain

    d. Tambahan laporan PTK

  • 152

    Lampiran 14

    DATA MENTAH UJI VALIDASI INSTRUMEN PRE-TEST

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

    E 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

    Y 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0

    D 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0

    M 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0

    A 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0

    B 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0

    U 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1

    J 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1

    R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

    O 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1

    K 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0

  • 153

    Lampiran 15

    HASIL UJI VALIDASI INSTRUMEN PRE-TEST

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    ,883 10

    Item-Total Statistics

    Scale Mean

    if Item

    Deleted

    Scale

    Variance if

    Item Deleted

    Corrected

    Item-Total

    Correlation

    Cronbach's

    Alpha if Item

    Deleted

    VAR00004 5,64 9,055 ,839 ,854

    VAR00008 5,36 10,255 ,597 ,874

    VAR00013 5,45 10,473 ,421 ,885

    VAR00014 5,64 9,055 ,839 ,854

    VAR00015 5,64 9,055 ,839 ,854

    VAR00018 5,64 9,255 ,767 ,860

    VAR00020 5,45 10,073 ,564 ,875

    VAR00025 5,45 10,473 ,421 ,885

    VAR00026 5,73 10,418 ,378 ,889

    VAR00030 5,64 10,055 ,494 ,881

  • 154

    Lampiran 16

    DATA MENTAH UJI VALIDASI INSTRUMEN POST-TEST

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

    E 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

    Y 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 D 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1

    M 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 A 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

    B 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 U 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 J 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1

    R 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 O 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

    K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

  • 155

    Lampiran 17

    HASIL UJI VALIDASI INSTRUMEN POST-TEST

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    ,857 10

    Item-Total Statistics

    Scale Mean

    if Item

    Deleted

    Scale

    Variance if

    Item Deleted

    Corrected

    Item-Total

    Correlation

    Cronbach's

    Alpha if Item

    Deleted

    VAR00003 7,2727 5,418 ,606 ,842

    VAR00004 6,9091 6,091 ,660 ,840

    VAR00005 6,9091 6,091 ,660 ,840

    VAR00010 7,0909 5,691 ,563 ,845

    VAR00011 7,1818 5,364 ,661 ,835

    VAR00013 7,0000 6,200 ,397 ,858

    VAR00014 6,9091 6,491 ,379 ,857

    VAR00021 7,2727 5,418 ,606 ,842

    VAR00026 6,9091 6,091 ,660 ,840

    VAR00029 6,9091 6,091 ,660 ,840

  • 156

    Lampiran 18

    HASIL PRE-TEST DAN POST-TEST

    PESERTA PELATIHAN PTK BERBASIS ANDRAGOGI

    No Nama

    Guru

    Nilai

    pre-test Ket post-test Ket

    1. EMA 7 T 9 T

    2. YBR 7 T 9 T

    3. DDG 5 TT 6 TT

    4. MELM 4 TT 6 TT

    5. A 5 TT 7 T

    6. ABS 5 TT 7 T

    7. AUP 4 TT 8 T

    8. JOL 8 T 9 T

    9. MR 10 T 10 T

    10. ORT 7 T 9 T

    11. MKWS 9 T 10 T

    Rata-rata 6,5 8,2

    Persentase 54,5% 81,8%

    Keterangan: T = Tuntas; TT = Tidak Tuntas

  • 157

    Lampiran 19

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

    SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 4 WEWEWA TIMUR

    MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

    NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

    SEMESTER II TAHUN AJARAN 2018/2019

    PROPOSAL PTK

    OLEH

    MANIS RAHAYU

    SMP NEGERI 4 WEWEWA TIMUR

    KECAMATAN WEWEWA TIMUR

    KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA

    2017

  • 158

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Matematika merupakan ilmu universal yang

    mendasari perkembangan teknologi dan mempunyai peran

    yang sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

    memajukan daya pikir manusia. Pola pikir matematika

    juga akan membentuk pola pikir manusia misalnya disiplin

    diri, berpikir secara logis, kritis, cermat, efesien, sistematis

    dan konsisten. Karena salah satu alat yang dapat melatih

    ketelitian, kecermatan, dan ketepatan kerja adalah

    matematika.

    Matematika menjadi mata pelajaran yang diberikan

    kepada semua jenjang pendidikan dimulai dari sekolah

    dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir

    secara logis, kritis, cermat, analitis, efesien, kreatif,

    sistematis dan konsisten, serta kemampuan bekerjasama.

    Hal ini karena matematika sebagai sumber ilmu lain, yang

    berarti bahwa banyak ilmu yang penemuan dan

    pengembangannya melibatkan matematika, sehingga mata

    pelajaran matematika sangat bermanfaat bagi peserta didik

    sebagai ilmu dasar untuk penerapan di bidang lain.

    Mengingat peranan matematika yang sangat besar

    maka seorang pendidik terutama guru matematika harus

  • 159

    mampu memilih strategi yang tepat dalam mengajar,

    sehingga siswa mampu menguasai materi sesuai dengan

    tujuan yang diharapkan. Seorang guru harus bisa

    mengidentifikasi atau memilih model pembelajaran yang

    tepat bagi siswanya. Hal tersebut berpengaruh pada proses

    pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran yang

    menyenangkan dan mengajak minat siswa untuk aktif

    dapat memberikan hasil belajar yang maksimal.

    Pentingnya peran matematika ini tidak didukung

    dengan fakta yang terjadi. Matematika menjadi mata

    pelajaran yang diajarkan sedini mungkin bahkan sudah

    diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar. Diajarkan

    sedini mungkin tidak menjamin hasil belajar mateamtika

    yang baik, hal ini didukung dengan fakta bahwa secara

    nasional hasil ujian matematika (UN) mulai tingkat SD

    sampai SMA masih jauh dari standar yang diharapkan.

    Selain itu, mata pelajaran matematika sudah menjadi

    ketakutan tersendiri bagi siswa. Tingkat kesusahan dari

    pembelajaran matekatika menjadi pemicu tidak tertatik

    dan takutnya siswa akan mata pelajaran matematika,

    sehingga sangat-sangat penting bagi guru untuk

    menciptakan suasana belajar matematika yang

    menyenangkan dan menarik bagi siswa.

  • 160

    Fakta rendahnya hasil belajar matematika siswa juga

    terjadi pada siswa kelas VII B, dimana dari 38 siswa

    terdapat 18 orang siswa yang memperoleh nilai rendah dan

    berada dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

    Hasil refleksi peneliti diperoleh informasi bahwa

    pembelajaran matematika yang dilakukan tidak

    menggunakan model atau metode pembelajaran yang

    menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Afandi

    dkk (2013) menjelaskan bahwa model pembelajaran

    merupakan prosedur atau pola sistematis yang digunakan

    sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran

    didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media

    dan alat penilaian pembelajaran. Sedangkan metode

    pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan

    dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk

    mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

    sesuai dengan materi dan mekanisme metode

    pembelajaran.

    Melihat kenyataan yang terjadi pada kelas VII B

    SMP Negeri 4 Wewewa Timur dimana dari 38 siswa hanya

    20 orang siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 76 dan

    hanya 2 orang siswa yang memperoleh nilai diatas 80. Hal

    ini disebabkan adanya kecenderungan siswa untuk malas

    bertanya meskipun masih belum memahami materi yang

  • 161

    diajarkan akibatnya guru juga mengalami kesulitan untuk

    menentukan model pembelajaran yang tepat sehingga guru

    lebih sering menggunakan model pembelajaran lansung

    dimana semua pembelajaran dikelas didominasi oleh guru

    yang berakibat pada rendahnya hasil belajar atau nilai

    akhir siswa.

    Hasil refleksi mendalam yang dialkukan oleh

    peneliti, ditemukan penyebab rendahnya hasil belajar

    matematika siswa kelas VII B yaitu tingginya tingkat

    kejenuhan dan rendahnya minat siswa terhadap

    pembelajaran matematika yang disebabkan oleh

    penggunaan model pembelajaran yang monoton dan tidak

    menarik bagi siswa sehingga menyebabkan rendahnya

    hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti berusaha

    mennguba pembelajaran yang selama ini dilakukan

    dengan menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan

    meminimalisisr tingkat kejenuhan siswa selama

    pembelajaran matematikan dengan mencoba

    menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa

    secara aktif dengan menggunakan model pembelajaran

    kooperatif (cooperative learning) tipe Numbered Head Together

    (NHT) yang melibatkan kerjasama antara siswa.

    Cooperative learning merupakan model pembelajaran

    yang mendorong para siswa untuk melakukan kerjasama

  • 162

    dengan teman sebaya dan didampingi guru. Proses belajar-

    mengajar dalam model pembelajaran ini tidak lagi

    didominasi oleh guru, tetapi siswa dituntut untuk berbagi

    informasi dan saling belajar mengajar dengan siswa yang

    lainnya.

    Numbered Head Together (NHT) atau penomoran

    berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran

    kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

    interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

    kelas tradisional (Afandi dkk, 2013: 65). Numbered Head

    Together (NHT) memberi kesempatan kepada siswa untuk

    saling berbagi ide serta mempertimbangkan jawaban yang

    paling tepat. NHT juga mendorong siswa untuk

    meningkatkan semangat kerjasama mereka (Lie, 2002: 59).

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa NHT merupakan suatu

    model pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi

    pola interaksi antara siswa untuk memperoleh pemahaman

    yang tepat dengan melibatkan kerjasama antara siswa.

    Berdasarkan kesimpulan tersebut, NHT dianggap sangat

    cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

    matematika siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Wewewa

    Timur.

    Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti

    melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil

  • 163

    Belajar Matematika Siswa Kelas VII B SMP Negeri 4

    Wewewa Timur Menggunakan Model Pembelajaran

    Numbered Head Together (NHT) Semester II Tahun Ajaran

    2018/2019”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan

    masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

    1. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa

    kelas VII B SMP Negeri 4 Wewewa Timur

    menggunakan model pembelajaran Numbered Head

    Together (NHT)?

    2. Bagaimana respon siswa kelas VII B SMP Negeri 4

    Wewewa Timur terhadap pembelajaran menggunakan

    model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka

    tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

    matematika siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Wewewa

    Timur menggunakan model pembelajaran Numbered

    Head Together (NHT).

  • 164

    2. Untuk mengetahui respon siswa kelas VII B SMP

    Negeri 4 Wewewa Timur terhadap pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran Numbered Head

    Together (NHT).

    1.4 Manfaat Penelitian

    Hasil peneltian ini diharapkan dapat bermanfaat

    begi beberapa pihak sebagai berikut:

    1. Bagi Peneliti

    a. Menambah wawasan peneliti tentang model

    pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yang

    dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika.

    b. Menambah pengalaman yang dapat dikembangkan

    dalam pembelajaran untuk materi lain bila

    memungkinkan.

    2. Bagi Siswa

    a. Dapat mengembangkan potensinya dengan terlibat

    aktif dalam proses pembelajaran.

    b. Dapat meningkatkan kemampuan dan respon

    belajar siswa dalam mencapai hasil belajar yang

    optimal

  • 165

    3. Bagi Guru

    Menjadi pedoman guru dalam melakukan

    pembelajaran menggunakan model pembelajaran

    Numbered Head Together (NHT).

    4. Bagi Sekolah

    Sebagai bahan masukan dalam melakukan

    pembelajaran menggunakan model pembelajaran

    Numbered Head Together (NHT) sebagai upaya dalam

    meningkatkan kemampuan dan respon belajar siswa

    untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

  • 166

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta

    didik akibat belajar. Perubahan perilaku terjadi karena dia

    mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan

    dalam proses belajar mangajar (Purwanto, 2011: 46). Sejalan

    dengan pendapat tersebut, Nana sudjana (2009: 3)

    mendefinisikan hasil belajar siswa hakikatnya merupakan

    perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

    pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,

    afektif dan psikomotorik. Pendapat lain dikemukakan oleh

    Afandi dkk, (2013: 6) menyatakan bahwa hasil belajar

    adalah proses perubahan kemampuan intelektual

    (kognitif), kemampuan minat atau emosi (afektif) dan

    kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada

    peserta didik. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut

    dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

    perubahan perilaku siswa berupa peningkatan

    kemampuan kognitif, peningkatan emosi atau aspek afektif

    serta psikomotorik sebagai hasil dari belajar yang

    dilakukan.

  • 167

    2.2 Model Pembelajaran Tipe Number Head Together

    (NHT)

    2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Tipe Number

    Head Together

    Numbered Head Together (NHT) merupakan model

    pembelajaran tipe kooperatif, dikembangkan oleh Spenser

    Kagen (1993) yang melibatkan lebih banyak siswa dalam

    menelaah materi dalam satu pokok bahasan dan mengecek

    pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut

    (Trianto, 2009: 82). Pendapat lain dikemukakan oleh Lie

    (2002: 59) menyatakan bahwa NHT merupakan model

    pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk saling membagikan ide-ide dan akhirnya

    mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. NHT juga

    mendorong siswa untuk meningkatkan semangat

    kerjasama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NHT

    merupaka model pembelajaran yang dirancang khusus

    untuk mempengaruhi dan meningkatkan pola interaksi

    antara siswa untuk memperoleh pemahaman yang tepat

    dengan melibatkan kerjasama antara siswa.

  • 168

    Trianto (2009: 82) menyatakan bahwa NHT

    merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif

    dengan 4 langkah sebagai berikut:

    1. Langkah 1 : Penomoran; Guru membagi siswa ke

    dalam kelompok beranggotakan 3 sampai 5 orang

    secara heterogen dan kepada setiap anggota kelompok

    diberi nomor 1 sampai 5.

    2. Langkah 2 : Pengajuan pertanyaan; Guru mengajukan

    pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi

    dan spesifik dalam bentuk kalimat tanya

    3. Langkah 3 : Berpikir Bersama Siswa menyatakan

    pendapat terhadap jawaban pertanyaan itu dan

    meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui

    jawaban tersebut.

    4. Langkah 4 : Pemberian Jawaban; Guru menyebut

    nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

    dipanggil mengacungkan tangannya dan mencoba

    menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

    Dalam pelaksanaannya, langkah-langkah tersebut

    dapat dikembangkan sebagai berikut:

    Pendahuluan

    1) Menginformasikan materi yang akan dibahas dan

    mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi

    sebelumnya.

  • 169

    2) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

    dicapaidan menjelaskan skenario pembelajaran yang

    akan dilakukan.

    3) Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

    pembelajaran yang akan dilakukan.

    Kegiatan Pembelajaran

    1) Penomoran

    Kegiatan diawali dengan pembagian siswa

    dalam kelompok dengan anggota 5 orang dan setiap

    kelompok diberi nomor 1 sampai 5.

    2) Mengajukan Pertanyaan

    Pada tahap ini guru menjelaskan materi secara

    sederhana. Setelah itu guru mengajukan pertanyaan.

    3) Berpikir Bersama

    Pada tahap ini siswa memikirkan pertanyaan

    yang diajukan guru. Setelah itu siswa bersama-sama

    menyatuka pendapat dengan mengerjakan pertanyaan

    yang diajukan dengan bimbngan guru dan memastikan

    setiap anggota kelompok memahami jawaban dari

    pertanyaan yang diajukan guru.

    4) Pemberian Jawaban

    Tahap ini diawali dengan guru memanggil salah satu

    nomor dari salah satu kelompok secara acak. Siswa

    yang disebut nomornya dalam kelompok yang

  • 170

    bersangkutan mengacungkan tangannya dan Mencoba

    menjawab untuk seluruh kelas dan ditanggapi oleh

    kelompok lain. Jika jawaban dari hasil diskusi kelas

    sudah dianggap betul, siswa diberi kesempatan untuk

    mencatat dan apabila jawaban masih salah, guru akan

    mengarahkan. Tahap ini diakhiri dengan pemberian

    pujian oleh guru kepada siswa/kelompok yang

    menjawab benar.

    2.2.2 Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran

    Tipe Number Head Together

    Afandi, dkk (2013: 70) menyatakan bahwa

    pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai kelebihan

    dan kelemahan yaitu:

    1. Kelebihan

    a. Setiap siswa dalam belajar menjadi siap semua.

    b. Setiap siswa dapat melakukan diskusi dengan

    sungguh-sungguh

    c. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang

    kurang pandai.

    2. Kekurangan

    a. Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil,

    dipanggil lagi oleh guru.

    b. Tidak semua anggota kelompok akan dipanggil

    oleh guru.

  • 171

    Dari kelebihan dan kelemahan di atas dapat

    disimpulkan bahwa NHT tidak cocok untuk kelas besar

    karena membutuhkan waktu yang lama, namun proses

    pembelajaran sangat cocok dengan keadaan kelas VII B

    SMP Negeri 4 Wewewa Timur karena siswa tidak hanya

    sekedar paham dengan konsep yang diberikan, tetapi juga

    memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan teman-

    temannya. Siswa juga belajar untuk mengemukakan

    pendapat dan menghargai teman dan terlibat aktif dalam

    kelompok untuk menemukan jawaban yang benar.

    2.2.3 Materi Himpunan

    Materi Himpunan yang akan dibahas dikhususkan

    pada Kompetensi Dasar 4.1 Memehami Pengertian dan

    Notasi Himpunan serta Penyajiannya, yaitu pokok bahasan

    pengertian himpunan dan anggota himpunan, dan

    menyatakan himpunan.

    Pengertian Himpunan Dan Anggota Himpunan

    A. Pengertian Himpunan

    Himpunan diartikan sebagai suatu koleksi objek-

    objek yang memberikan suatu sifat bersama. Misalnya

    dalam matematika, biasanya untuk memperhatikan,

    suatu himpunan garis, suatu himpunan segitiga, suatu

    himpunan bilangan real, dsb. Dengan demikian, jika

  • 172

    kita pergi ke lapangan tempat pertandingan sepakbola

    kita dapat membentuk, antara lain, himpunan pemain

    sepakbola, himpunan wasit sepakbola, himpunan

    penonton sepakbola. Jika kata himpunan kita hapuskan

    dan kata-kata berikutnya disaji-kan di antara dua

    kurung kurawal, menjadi { pemain sepakbola di

    lapangan itu }, pernyataan tersebut merupakan salah

    satu cara untuk menyatakan himpunan.

    Untuk memberi nama pada suatu himpunan,

    pada umumnya digu-nakan lambang huruf kapital

    (huruf besar), misal-nya: A, B, C, . . .

    Contoh:

    P = {pemain sepakbola PERSIB}

    G = Himpunan guru-guru yang mengajar di kelasku.

    R = {rumah ibadah di desaku}

    I = Himpunan ikan dalam suatu akuarium.

    B. Anggota Himpunan

    Perhatikan kembali himpunan pemain sepakbola.

    Masingmasing pemain yang tergabung di dalamnya

    disebut anggota atau elemen dari himpunan tersebut.

    Masing-masing pelatih bukan anggota atau bukan

    elemen himpunan pemain sepak bola tersebut.

  • 173

    Jika A = Himpunan murid kelas VII SMP yang

    sekelas denganmu, maka setiap murid kelas VII SMP

    yang seke-las denganmu merupakan anggota dari

    himpunan A tersebut.

    Untuk menyatakan anggota suatu himpunan

    digunakan lambang ∈ dan untuk menyatakan bukan

    anggota suatu himpunan digunakan lambang ∉.

    Karena Senin merupakan anggota himpunan H,

    maka dapat dituliskan:

    Senin ∈ H

    Sedangkan Rabu bukan merupakan anggota

    himpunan H, maka dapat dituliskan:

    Rabu ∉ H

    Perhatikan himpunan A = Himpunan bilangan

    asli kurang dari lima. Maka kita dapat menuliskan:

    1 ∈ A, 5 ∉ A,

    2 ∈ A, dan 7 ∉ A,

    3 ∈ A, 9 ∉ A,

    4 ∈ A, 11 ∉A.

    Latihan

    1. Kumpulan-kumpulan berikut ini, nyatakan “dapat”

    atau membentuk suatu himpunan.

    a. kumpulan bunga-bunga yang indah.

  • 174

    b. kumpulan siswa-kelas I SMP yang berulang tahun

    pada tanggal 1 Juli.

    c. kumpulan guru-guru SMP yang berusia kurang

    dari 40 tahun.

    d. kumpulan guru-guru SMP yang bijaksana.

    e. kumpulan bilangan genap antara 1 dan 10.

    f. kumpulan bilangan prima kurang dari 20.

    g. kumpulan buku paket matematika SMP.

    h. kumpulan orang-orang yang rajin belajar.

    2. Diketahui P = {bilangan pembagi dari 24} Periksalah

    apakah pernyataan berikut ini benar atau salah

    a. 1 ∈ P

    b. 2 ∈ P

    c. 3 ∉ P

    d. 4 ∈ P

    e. 5 ∉ P

    f. 6 ∈ P

    g. 8 ∈ P

    h. 9 ∈ P

    i. 10 ∉ P

    j. 12 ∈ P

    Menyatakan Himpunan

    A. Cara Menyatakan Himpunan

    Himpunan dapat dinyatakan dengan beberapa

    cara. Misal kita mempunyai himpunan: Himpunan

    bilangan prima kurang dari 10. Himpunan ini dapat

    ditulis sebagai: {bilangan prima kurang dari 10}. Cara

    menyatakan himpunan seperti di atas disebut cara

    menyatakan himpunan dengan kata-kata.

  • 175

    Jika kita mempunyai P = {bilangan prima kurang

    dari 10}, maka kita dapat menyebutkan masing-masing

    anggota dari P, yaitu 2, 3, 5, 7.

    Jika semua anggota himpunan P tersebut

    disajikan di antara dua kurung kurawal dan dua

    anggota yang berdekatan dipisahkan oleh tanda “,”

    maka diperoleh: {2, 3, 5, 7}. Cara tersebut disebut cara

    menyatakan himpunan dengan cara mendaftar.

    Jadi:

    P = Himpunan bilangan prima kurang dari 10 dapat

    ditulis menjadi:

    P = {2, 3, 5, 7}

    Beberapa contoh himpunan yang dinyatakan

    dengan cara mendaftar adalah:

    1. K = {1, 3, 5, 7, 9}

    2. L = {Januari, Juni, Juli}

    3. M= {1, 2, 3, 4, . . . , 100}

    4. N = {7, 14, 21, 28, . . .}

    Perhatikan contoh himpunan P = { 2, 3, 5, 7 }.

    Untuk menjadi anggota himpunan P sudah tentu ada

    persyaratannya, yaitu setiap anggota P merupakan

    bilangan prima kurang dari 10.

  • 176

    Oleh karena itu himpunan P dapat dinyatakan

    dengan syarat keanggotaan himpunan atau dengan

    notasi pembentuk himpunan sebagai berikut:

    P = {x : x adalah bilangan prima kurang dari 10} atau:

    P = {x : x < 10, x adalah bilangan prima}

    yang dibaca:

    Himpunan P adalah himpunan yang anggota-

    anggotanya x sedemikian hingga x kurang dari 10 dan

    x adalah bilangan prima.

    2.3 Penelitian yang Relevan

    Beberapa penelitian terdahulu yang relevan

    dengan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

    berikut.

    Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2017)

    tentang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

    Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Nomporejo Tahun

    Pelajaran 2016/2017 menunjukkan hasil bahwa: 1)

    penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam

    pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa pada materi pecahan siswa kelas IV SD N

    Nomporejo dibuktikan dengan Hasil belajar rata-rata pra

    siklus sebesar 54,67, siklus I sebesar 79,25 dan pada siklus II

  • 177

    sebesar 91,47. Tingkat ketuntasan pada pra siklus adalah

    20% pada siklus I menjadi 53,34% dan pada siklus II

    menjadi 100%; 2) Model pembelajaran kooperatif tipe NHT

    juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses

    pembelajaran yaitu pada siklus I sebesar 67,301%

    meningkat menjadi 87,932% pada siklus II.

    Penelitian lain yang dilakukan oleh Astrawan

    (2017) dengan judul Penerapan Model Kooperatif Tipe

    NHT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

    Pelajaran IPA Di Kelas V SDN 3 Tonggolobibi

    menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif Tipe

    NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V

    SDN 3 Tonggolobibi dengan persentase kentuntasan

    klasikal dan persentase daya serap klasikal siklus I sebesar

    53,57% dan 55,71% serta mengalami peningkatan pada

    siklus II dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar

    85,71%, dan persentase daya serap klasikal sebesar 76.07%.

    Penelitian tentang peningkatan hasil belajar

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

    telah banyak diakukan seperti yang telah dijelaskan diatas.

    Namun, perbedaan penelitian ini dengan penelitian-

    penelitian tersebut terletak pada subjek dan objek

    penelitian yaitu dilakukan untuk meningkatkan hasil

    belajar matematika siswa kelas VII B SMP Negeri 4

  • 178

    Wewewa Timur. Selain itu juga penelitian ini juga terfokus

    untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran

    matematika menggunakan model pembelajaran

    kooperatih tipe NHT.

    2.4 Kerangka Berpikir

    Hasil refleksi terhadap pembelajaran matematika

    kelas VII B SMP Negeri 4 Wewewa Timur menunjukkan

    bahwa hasil belajar matematika siswa kela VII B rendah,

    hal ini dipengaruhi oleh tingginya tingkat kejenuhan dan

    rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran matematika

    yang disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran

    yang monoton dan tidak menarik bagi siswa sehingga

    menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena

    itu, peneliti berusaha mengubah pembelajaran yang selama

    ini dilakukan dengan menciptakan pembelajaran yang

    lebih menarik dan meminimalisir tingkat kejenuhan siswa

    selama pembelajaran matematika dengan mencoba

    menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa

    secara aktif dengan menggunakan model pembelajaran

    kooperatif (cooperative learning) tipe Numbered Head Together

    (NHT) yang melibatkan kerjasama antara siswa. Secara

    bagan, kerangka berpikir peneliti dalam penelitian

    tindakan kelas ini seperti terlihat pada gambar 2.1.

  • 179

    Gambar 2.1 Kerangka berpikir penelitian tindakan kelas

    Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII B

    SMP NEGERI 4 Wewewa Timur Menggunakan Model

    Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

    Semester II Tahun Ajaran 2018/2019

    Masalah: Rendahnya hasil belajar matematika siswa kela VII B Disebabkan oleh: tingginya tingkat

    kejenuhan rendahnya minat

    siswa terhadap pembelajaran matematika

    Tindakan: Melakukan

    pembelajaran menggunakan

    model pembelajraran kooperatif tipe

    NHT

    Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

    VII B Meningkat

  • 180

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Setting Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Wewewa

    Timur, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba

    Barat Daya. Penelitian dilakukan selama 2 minggu mulai

    dari 16 – 30 Januari 2018. Penelitian dilakukan pada pokok

    bahasan Himpunan Kompetensi Dasar 4.1 Memehami

    Pengertian dan Notasi Himpunan serta Penyajiannya.

    3.2 Subjek dan Objek Penelitian

    Subjek penelitan ini adalah 38 orang siswa kelas VII B

    SMP Negeri 4 Wewewa Timur yang terdiri dari 12 siswa

    laki-laki dan 26 siswa perempuan. Objek penelitian ini

    adalah hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan

    Himpunan Kompetensi Dasar 4.1 Memehami Pengertian

    dan Notasi Himpunan serta Penyajiannya.

    3.3 Sumber Data

    Data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh

    dari beberapa sumber yaitu siswa, dokumen hasi belajar

    siswa berupa catatan kelas, nilai hasil tes siswa. Data yang

    dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil

    belajar matematika dan respon siswa menggunakan model

    pembelajaran NHT pada pokok bahasan Himpunan.

  • 181

    3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian

    tindakan kelas ini menggunakan wawancara, studi

    dokumen, tes, observasi, dan angket tanggapan. Sedangkan

    alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian

    tindakan kelas adalah instrumen wawancara, instrumen

    tes, instrumen observasi, dan instrumen tanggapan siswa.

    Ringkasan teknik dan alat pengumpulan data dalam

    penelitian tindakan kelas seperti terlihat pada tabel 3.1

    berikut:

    Tabel 3.1 Ringkasan Teknik Dan Alat Pengumpula Data

    No Teknik Alat Data Waktu

    1. Wawan-cara

    Panduan wawan-cara

    Komentar siswa terhadap pembelajaran menggunakan model NHT

    Akhir siklus

    2. Tes Instrumen Soal

    Hasil belajar siswa pokok bahasan himpunan

    Setiap akhir siklus

    3. Obser-vasi

    Instrumen observasi

    Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT

    Selama pelaksanaan siklus

    4. Angket Instrumen Tanggapan

    Tanggapan siswa terhadap

    Akhir siklus II

  • 182

    pembelajaran menggunakan NHT

    3.5 Teknik Analisis Data

    Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas

    ini dianaliss menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan

    persentase. Data hasil wawancara dan studi dokumentasi

    dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif menurut

    pendapat Miles dan Huberman yang dimulai dengan tahap

    reduksi data, selanjutnya penyajian data, dan diakhiri

    dengan penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiyono,

    2015). Data hasil tes, observasi, dan angket tanggapan

    siswa dianalisis menggunakan rumus presentase berikut:

    Rumus nilai, yaitu:

    100 xmalSkor Maksi

    SkorPerolehan Nilai

    Rumus persentase skor akhir hasil observasi, yaitu:

    %xmalSkor Maksi

    rJumlah SkoSkor Akhir 100

    Secara klasikal atau keseluruhan, penelitian

    tindakan kelas ini dianggap berhasil apabila 75% dari

    jumlah siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Wewewa Timur

    memperoleh nilai yang memenuhi KKM (Kriteria

    Ketuntasan Minimal) yaitu 76. Rumus untuk menentukan

    persentase ketuntasan belajar klasikal adalah:

  • 183

    %100 75

    xertaJumlah Pes

    NilaiDenganPesertaKlasikalBelajarKetuntasan

    Rumus persentase angket respon siswa

    %100

    x

    respondenJumlah

    OptionMenjawabyangrepondenBanyaknyaAngketPersentase

    Persentase hasil tes, hasil observasi, dan angket

    tanggapan siswa dikelompokan berdasarkan kategori

    sebagai berikut:

    Skor Perolehan Kategori

    85 % - 100 % Sangat Baik

    75 % - 84 % Baik

    65 % - 74 % Cukup Baik

    55 % - 64% Kurang Baik

    < 54 % Sangat Kurang Baik

    3.6 Indikator Keberhasilan

    Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil jika

    75% dari nilai hasil belajar siswa pada materi Himpunan

    mencapai nilai KKM, dan respon siswa terhadap

    pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT

    berkategori baik.

    3.7 Prosedur Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini rencananya

    dilaksanakan dalam 2 suklus. Seriap siklus terdiri dari 4

  • 184

    tahap yaitu: tahap petencanaan tahap pelaksanaan, tahap

    observasi, dan tahap refkelsi.

    Siklus I

    1. Tahap perencanaan

    Beberapa hal yang dilakukan pada tahap

    perencanaan ini yaitu: a) menyusun RPP pokok bahasan

    Himpunan pada Kompetensi Dasar 4.1 Memehami

    Pengertian dan Notasi Himpunan serta Penyajiannya

    secara rinci pada setiap pertemuan; b) membuat skenario

    pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran Numbered Head Togerher (NHT) siklus I; c)

    menyiapkan daftar hadir siswa; d) menyusun instrumen

    tes dan instrumen observasi siklus I; e) menyiapkan

    pengamat luar.

    2. Tahap pelaksanaan

    Hal yang dilakukan pada tahap ini yaitu

    melakukan kegiatan belajar mengajar berdasarkan RPP

    yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.

    Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan skenario

    pembelajaran dengan model NHT yang telah disusun.

    Pada akhir tahap ini dilakukan tes untuk mengetahu hasil

    belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

    menggunakan model pembelajaran NHT.

    3. Tahap observasi

  • 185

    Pada tahap ini, guru sebagai peneliti melakukan

    observasi dengan dibantu oleh observer luar. Observasi

    dilakukan pada saat pemebelajaran berdasarkan model

    pembelajaran NHT dilakukan. Bservasi dilakukan

    berdasarkan instrumen observ asi yang telah disusun.

    4. Tahap refkesi

    Tahap ini guru melakukan refleksi dengan

    menganalisis hasil tes siswa pada tahap pelaksanaan dan

    menganalisis hasil observasi pada tahap observasi. Hasil

    refleksi ini menjadi pedoman guru sebagai peneliti untuk

    menentukan tindakan pada siklus II.

    3.8 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    No Kegiatan Januari

    1 2 3 4 Persiapan

    1. Membuat Proposal 2. Menyiapkan Instrumen

    Pelaksanaan 3. Perenanaan siklus I 4. Pelaksanaan siklus I 5. Observasi siklus I 6. Refleksi siklus I 7. Perencanaan siklus II 8. Pelaksanaan siklus II 9. Observasi siklus II 10. Refleksi siklus II

  • 186

    DAFTAR PUSTAKA

    Afandi, M. dkk. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: UNISSULA PRESS.

    Astrawan, I Gede Budi. 2017. Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDN 3 Tonggolobibi. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4

    Lie, A. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

    Pratiwi, Destiani. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Nomporejo Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

    Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

    Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

  • 187

    Lampiran 20

    Daftar Produk Pengembangan Modul Pelatihan PTK

    Berbasis Andragogi Menggunakan Model ADDIE

    Produk Pengembangan Modul Pelatihan PTK Berbasis

    Andragogi Menggunakan Model ADDIE yang dihasilkan

    dalam penelitian ini sebagai lampiran dijilid secara

    terpisah dengan tesis. Beberapa produk tersebut adalah:

    a. Modul Pelatihan PTK Berbasis Andragogi

    b. Panduan Pelatihan PTK Berbasis Andragogi untuk

    Pelatih/Instruktur

    c. Panduan Pelatihan PTK Berbasis Andragogi untuk

    Peserta Pelatihan

  • 188

    Lampiran 21

    MODUL PELATIHAN PTK BERBASIS ANDRAGOGI

  • 189

  • 190

  • 191

  • 192

    Lampiran 22

    PANDUAN PELATIHAN PTK BERBASIS

    ANDRAGOGI UNTUK PELATIH/INSTRUKTUR

  • 193

  • 194

    Lampiran 23

    PANDUAN PELATIHAN PTK BERBASIS

    ANDRAGOGI UNTUK PESERTA PELATIHAN

  • 195

  • 196

    Lampiran 24

    HASIL CEK PLAGIARISM

  • 197

  • 198

  • 199

  • 200