30

LAMPIRAN 1

DATA PENELITIAN

L1.1. DATA HASIL UJI Ph TERHADAP MIKROKRISTALIN

SELULOSA BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI H2SO4

Tabel L1.1 Data Hasil Uji pH Terhadap Mikrokristalin Selulosa

Berdasarkan Variasi Konsentrasi H2SO4

Variasi Kosentrasi(H2SO4) pH

1 N 7

1,5 N 6

2 N 7

2,5 N 6

3 N 6

L1.2. DATA HASIL SUSUT PENGERINGAN TERHADAP

MIKROKRISTALIN SELULOSA BERDASARKAN VARIASI

KONSENTRASI H2SO4

Tabel L1.2 Data Hasil Susut Pengeringan Terhadap Mikrokristalin

Selulosa Berdasarkan Variasi Konsentrasi H2SO4

Variasi Kosentrasi(H2SO4) Susut Pengeringan(%)

1 N 0.01%

1.5 N 0.08%

2 N 0.02%

2.5 N 0.05%

3 N 0.09%

31

L1.3. DATA BILANGAN GELOMBANG SPECTRUM HASIL FTIR

Tabel L1.3 Data Bilangan Gelombang Spectrum Hasil Ftir

Ikatan Tipe Senyawa Daerah Frekuensi

(cm-1

)

Intensitas

C-H Alkana 2850-2970 Kuat

1340-1470 Kuat

C-H Alkena 3010-3095 Sedang

675-900 Kuat

C-H Alkuna 3300 kuat

C-H Cincin Aromatik 3010-3100 Sedang

690-900 Kuat

O-H Fenol,monomer,alkohol 3590-3650 Berubah-ubah

Alcohol ikatan

hydrogen, fenol

3200-3600 Berubah-ubah

Terkadang

Monomer asam

karboksilat

3500-3650 Sedang

Ikatan hydrogen asam

karboksilat

2500-2700 Melebar

N-H Amina, Amida 3300-3500 Sedang

C=C Alkena 1610-1680 Berubah-ubah

C=C Cincin Aromatik 1500-1600 Berubah-ubah

C=C Alkun 2100-2260 Berubah-ubah

C-N Amina, Amida 1180-1360 Kuat

C≡N Nitrit 2210-2280 Kuat

C-O Alkoho, ester, asam

karboksilat, ester

1050-1300 Kuat

C=O Aldehid, keton, asam

karboksilat, ester

1690-1760 kuat

NO2 Senyawa nitro 1500-1570 Kuat

1300-1370 kuat

Sumber : Principle of Instrumental Analysis, Skoong, Holler, Nieman,

1998

32

LAMPIRAN 2

CONTOH PERHITUNGAN

L2.1. PEMBUATAN H2SO4 1 N ; 1,5 N ; 2 N ; 2,5 N ; DAN 3 N DALAM

100 ML DARI H2SO4 96% ( ρ=1,84 g/ml)

N = (%×10×𝜌)×𝑒

𝑀𝑟

= 96%×10×1,84 ×2

98,08

= 36 N

Pembuatan H2SO4 1 N

V1 . N1 = V2 . N2

100 . 1 = V2 . 36 N

V2 = 2,77 mL

Pembuatan H2SO4 1,5 N

V1 . N1 = V2 . N2

100 . 1,5 = V2 . 36 N

V2 = 4,16 mL

Pembuatan H2SO4 2 N

V1 . N1 = V2 . N2

100 . 2 = V2 . 36 N

V2 = 5,55 mL

Pembuatan H2SO4 2,5 N

V1 . N1 = V2 . N2

100 . 2,5 = V2 . 36 N

V2 = 6,94 mL

Pembuatan H2SO4 3 N

V1 . N1 = V2 . N2

100 . 3 = V2 . 36 N

V2 = 8,33 mL

33

L2.2. PERHITUNGAN RENDEMEN MIKROKRISTAL SELULOSA

Jumlah α-Selulosa yang digunakan = 15 g

Jumlah perolehan Mikrokristalin selulosa = 12,231 g

Sehingga perhitungan rendemen Mikrokristal Selulosa yang dihasilkan

dari α-Selulosa adalah sebagai berikut.

Rendemen = berat selulosa mikrokristal

berat α−selulosa kering × 100%

= 12,231 𝑔

15 g × 100%

= 81,5 %

Sebagai contoh Untuk menghitung rendemen Mikrokristal Selulosa

disetiap variasi konsentrasi diambil sampel Mikrokristal Selulosa pada

konsentrasi H2SO4 2 N dengan data sebagai berikut.

Jumlah sampel α-Selulosa = 3 g

Perhitungan rendemen 2 N

Rendemen = be rat selulosa mikrokristal

berat α−selulosa kering × 100%

= 2,450 𝑔

3 g × 100%

= 81,7 %

34

L2.3. PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN MIKROKRISTAL

SELULOSA

Sebagai contoh perhitungan nilai susut pengeringan Mikrokristal

Selulosa, di ambil sampel Mikrokristal Selulosa pada konsentrasi H2SO4

2 N dengan data sebagai berikut.

Berat cawan Kosong (A) = 44,467g

Berat cawan Kosong + Sampel sebelum di oven (B) = 45,474g

Berat cawan Kosong + Sampel sesudah di oven (C) = 45,461g

Sehingga diperoleh perhitungan susut pengeringan :

Susut Perngeringan = B−A −(C−A)

(B−A) × 100%

= 1,007−0,994

1,007 × 100%

= 0,02 %

L2.4. PERHITUNGAN INDEKS KRISTALINITAS MIKROKRISTAL

SELULOSA

Indeks Kristalinitas pada Mikrokristal Selulosa dari α-Selulosa Pelepah

Kelapa Sawit dihitung menggunakan rumus (Contoh : kosentrasi 2 N) :

Cr = I oo 2−I am

I oo 2X 100% =>

340−80

340X 100% = 76,47%

Ket : Cr = Indeks Kristalinitas (%)

I oo2 = Intensitas Max pada 2θ (21°)

I am = Intensitas Min pada 2θ (12 – 18°)

35

LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI PENELITIAN

L3.1. PEMBUATAN MIKROKRISTAL SELULOSA

Gambar L3.1 Proses pembuatan Mikrokristalin Selulosa

36

LAMPIRAN 4

HASIL ANALISIS INSTRUMEN

L4.1. HASIL FTIR α-SELULOSA VARIASI WAKTU 100 MENIT

Gambar L4.1 Hasil FTIR α-Selulosa Variasi Waktu 100 Menit

L4.2. HASIL FTIR MIKROKRISTAL SELULOSA PADA

KONSENTRASI H2SO4 2N

Gambar L4.2 Hasil Ftir Mikrokristal Selulosa Pada Konsentrasi

H2SO4 2N

37

L4.3. HASIL XRD α-SELULOSA VARIASI WAKTU 100 MENIT

Gambar L4.3 Hasil XRD α-Selulosa Variasi Waktu 100 Menit

L4.4. HASIL XRD MIKROKRISTAL SELULOSA KONSENTRASI 1N

Gambar L4.4 Hasil XRD Mikrokristal Selulosa Konsentrasi 1N

38

L4.5. HASIL XRD MIKROKRISTAL SELULOSA KONSENTRASI 1,5N

Gambar L4.5 Hasil XRD Mikrokristal Selulosa Konsentrasi 1,5N

L4.6. HASIL XRD MIKROKRISTAL SELULOSA KONSENTRASI 2N

Gambar L4.6 Hasil XRD Mikrokristal Selulosa Konsentrasi 2N

39

L4.7. HASIL XRD MIKROKRISTAL SELULOSA KONSENTRASI 2,5N

Gambar L4.7 Hasil XRD Mikrokristal Selulosa Konsentrasi 2,5N

L4.8. HASIL XRD MIKROKRISTAL SELULOSA KONSENTRASI 3N

Gambar L4.8 Hasil XRD Mikrokristal Selulosa Konsentrasi 3N

40

L4.9. HASIL SEM α-SELULOSA VARIASI WAKTU 100 MENIT

Gambar L4.9 Hasil SEM α-SELULOSA Variasi Waktu 100 Menit

L4.10. HASIL SEM MIKROKRISTAL SELULOSA PADA

KONSENTRASI 2N

Gambar L4.10 Hasil SEM Mikrokristal Selulosa Pada Konsentrasi 2N