LAKIP Th 2012 Kemenakertrans RI.pdf
description
Transcript of LAKIP Th 2012 Kemenakertrans RI.pdf
-
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP) TAHUN 2012
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi i
PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rakhmat, ridho dan hidayah-Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012 ini dapat tersusun, sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dan sebagai bentuk pelaksanaan salah satu asas di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN, mengamanatkan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya sebagai tindak lanjutnya dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang menginstruksikan kepada setiap instansi untuk setiap tahun anggaran menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
LAKIP yang disusun ini merupakan gambaran capaian kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun 2012, sekaligus merupakan cerminan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi Kementerian dalam rangka mencapai visi Kementerian yaitu Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang Produktif, Kompetitif, dan Sejahtera.
Capaian kinerja sasaran dan akuntabilitas keuangan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun 2012 secara keseluruhan cukup baik, namun prestasi tersebut masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan pada tahun yang akan datang, sehingga tercapai kinerja yang lebih memuaskan.
Jakarta, Maret 2013
Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia,
Drs. H.A. Muhaimin Iskandar, M.Si.
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penyusunan LAKIP Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun
2012, disusun dengan memperhatikan perubahan arah kebijakan pembangungan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014 (Review Rencana
Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014).
Dalam LAKIP ini juga telah diupayakan untuk mengintegrasikan capaian kinerja
dari seluruh LAKIP Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Sehingga diharapkan isi LAKIP ini sudah dapat menggambarkan secara
utuh atas capaian-capaian target kinerja selama tahun 2012.
Selama tahun 2012 berdasarkan hasil pengukuran capaian target kinerja adalah
sebagai berikut :
Sasaran Strategis
Indikator KInerja
Target
Realisasi
Satuan
%
Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja
Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi
160.606 138.562 orang 86,27
Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi
12.374 11.312 orang 91,42
Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan
49.764 56.909 orang 114,36
Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja
75.000 33
95.407 33
orang provinsi
127,21 100,00
Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara
360 358 orang 99,44
Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara
105.000 105.037 orang 100,04
Jumlah wirausaha baru yang tercipta
10.000 17.174 orang 171,74
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi iii
Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial
Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama
85 85 LKS 100,00
Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan
400 427 LKS 106,75
Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/Kota
50 22 LKS
44,00
Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja
Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
53.000 53.000 prsh 100,00
Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak
Jumlah kawasan yang dibangun
63 60 lokasi 95,23
Jumlah transmigran yang ditempatkan
9.064 7.546 KK 83,25
Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing
Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya
34 34 kimtrans 100,00
Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya
49 54 kimtrans 110,20
Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi
87 134 lembaga 154,02
Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi
2.000 2.360 orang 118,00
Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri
18 23 kimtrans 127,78
Terselenggaranya dukungan
Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program
13 23
13 23
bahan laporan
100,00 100,00
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi iv
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans
dan anggaran Kemnakertrans
Jumlah pengelola keuangan yang tersedia
2.500 3.262 orang 130,48
Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara
20 200
20 200
Laporan kasus
100,00 100,00
Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja
87 87 dokumen 100,00
Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan
2 6 2
30
2 9 2
21
RUU RPP
RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN
100,00 150,00 100,00 70,00
Jumlah kasus hukum yang diselesaikan
20 44 kasus 220,00
Jumlah laporan BMN
359 311 satker 86,63
Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)
Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)
1.200 1.200 obrik 100,00
Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans
Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan
14 14 kajian 100,00
Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian
17 17 kajian 100,00
Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
22 21 jenis 95,45
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi v
PEJABAT ESELON I DAN II (TIDAK TERMASUK UPTP)
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PER 31 DESEMBER 2012
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Drs. H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si.
Dr. Ir. Muchtar Luthfie, M.M.A. : SEKRETARIS JENDERAL
1. Dr. Ir. Sugiarto Sumas, M.T. : Kepala Biro Perencanaan
2. Drs. Ending Khaerudin, M.M. : Kepala Biro Keuangan
3. Drs. Bibit Setiawan, M.M. : Kepala Biro Organisasi
dan Kepegawaian
4. Sunarno, S.H, M.H. : Kepala Biro Hukum
5. Drs. Sugito, M.Si. : Kepala Biro Umum
6. Ir. Guntur Witjaksono, M.Agric. : Kepala Pusat Administrasi
Kerjasama Luar Negeri
7. Drs. Suhartono, M.M. : Kepala Pusat Hubungan
Masyarakat
8. Dr. Ir. Suharyoto, M.S. : Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai
9. Drg. Dewi Rahayu Sudiman,
M.S.
: Kepala Pusat Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
10. Drs. Nurahman, M.Si. : Kepala Pusat Perencanaan
Tenaga Kerja
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi vi
Ir. Abd. Wahab Bangkona, M.Sc. : DIREKTUR JENDERAL
BINALATTAS
1. Drs. Bambang Satrio Lelono,
M.A.
: Sekretaris Direktorat
Jenderal Bina Lattas
2. Kunjung Masehat, S.H., M.M. : Direktur Standardisasi
Kompetensi dan Program
Pelatihan
3. Ir. Khairul Anwar, M.M. : Direktur Bina Lembaga dan
Sarana Pelatihan Kerja
4. Dra. Nora Ekaliana Hanafie.,
M.M.
: Direktur Bina Instruktur dan
Tenaga Pelatihan
5. Drs. Bagus Marijanto, MA : Direktur Bina Pemagangan
6. Ir. Darwanto. : Direktur Produktivitas dan
Kewirausahaan
Dr. Dra. Reyna Usman, M.M. : DIREKTUR JENDERAL
BINAPENTA
1. Ir. Maruli Apul Hasoloan, M.A.,
Phd.
: Sekretaris Direktorat Jenderal
Bina Penta
2. Budi Hartawan, S.E, M.A. : Direktur Pengembangan
Pasar Kerja
3. Wisnu Pramono, S.H, M.A. : Direktur Penempatan Tenaga
Kerja Dalam Negeri
4. Roostiawati, S.H., M.Sc. : Direktur Penempatan Tenaga
Kerja Luar Negeri
5. Ir. Erna Noviati : Direktur Perluasan Kesempatan
Kerja dan Pengembangan
Tenaga Kerja Sektor Informal
6. Drs. Herry Sudarmanto, M.H. : Direktur Pengendalian
Penggunaan Tenaga Kerja
Asing
Ruslan Irianto Simbolon, S.E., M.M : DIREKTUR JENDERAL PHI
DAN JAMSOS
1. Iskandar Maula, SH, MM : Sekretaris Direktorat Jenderal
PHI dan JAMSOSTEK
2. Sri Nurhaningsih, S.H. : Direktur Persyaratan
Kerja, Kesejahteraan dan
Analisis Diskriminasi
3. Dra. Haiyani Rumondang, M.A. : Direktur Kelembagaan
dan Pemasyarakatan
Hubungan Industrial
4. Drs. Wahyu Widodo, MM : Direktur Pengupahan dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. Sahat, S.H., M.H. : Direktur Pencegahan dan
Penyelesaian Perselisihan HI
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi vii
Drs. Antiochus Muji Handaya,
M.Si.
: DIREKTUR JENDERAL
BINWASNAKER
1. Ir. Tumbur Saut Parulian
Siahaan, M.Kes.
: Sekretaris Direktorat
Jenderal PPK
2. Nur Asiah, SH : Direktur Pengawasan
Norma Kerja dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
3. Drs. Adji Dharma. : Direktur Pengawasan
Norma Kerja Perempuan dan
Anak
4. Ir. Amri, A.K., M.M. : Direktur Pengawasan Norma
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
5. Bakhtiar, S.H. : Direktur Bina Penegakan Hukum
Ir. Jamaluddien Malik : DIREKTUR JENDERAL P2KT
1. Ir. Achmad Said Hudri, M.Ag. : Sekretaris Direktorat
Jenderal P2KT
2. Ir. M. Arsyad Nurdin : Direktur Perencanaan
Teknis
Pembangunan Kawasan
Transmigrasi
3. Sodiq, SH, M.Kn : Direktur Penyediaan
Tanah
Transmigrasi
4. Ir. Aloysius Eko Hascaryanto,
M.Si.
: Direktur Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur
Kawasan Transmigrasi
5. Ir. Arif Pribadi, M.Si. : Direktur Fasilitasi
Penempatan Transmigrasi
6. Ir. R. Conrad Hendrarto, M.Sc. : Direktur Partisipasi Masyarakat
Ir. Roosari Tyas Wardani, M.M.A. : DIREKTUR JENDERAL
P2MKT
1. Drs. Bambang Setiobudi, MM. : Sekretaris Direktorat
Jenderal P2MKT
2. Ir. Mohamad Mulyadi Moehsin,
McRp
: Direktur Perencanaan Teknis
Pengembangan Masyarakat dan
Kawasan
3. Ir. Rosyidah Rachmawaty, M.M. : Direktur Peningkatan
Kapasitas SDM dan Masyarakat
4. Ir. Titi Wahyuni, M.Si. : Direktur Pengembangan Usaha
5. Dr. Ir. Chamidun Daim, M.B.A. : Direktur Pengembangan
Sarana dan Prasarana Kawasan
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi viii
6. Ir. Kartiko Hari Respati, M.Sc. : Direktur Penyerasian
Lingkungan
Komaruddin Makki, S.H. : INSPEKTUR JENDERAL
1. Dra. Ernawati, M.M. : Sekretaris Inspektorat Jenderal
2. Drs. Darja Yohana, M.M. : Inspektur I
3. Firman Tambunan, S.E., M.Si. : Inspektur II
4. Riyanti Endang Tri Widyastuti,
S.H.
: Inspektur III
5. Dra. Rosita Noernaith : Inspektur IV
Ir. Djuharsa M. Djajadihardja, M.M. KEPALA BADAN LITFO
1. Firdaus Badrun, S.H., M.Si. : Sekretaris Badan LITFO
2. Wahyu Indrawati, S.E., M.M. : Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Ketenagakerjaan
3. Totok Hariyanto, S.H. : Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Ketransmigrasian
4. Edi Purnama, S.H., M.M. : Kepala Pusat Data dan
Informasi Ketenagakerjaan
5. Drs. Suparman, M.M. : Kepala Pusat Data dan
Informasi Ketransmigrasian
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ix
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.. i
RINGKASAN EKSEKUTIF. ii
DAFTAR PEJABAT ESELON I DAN II KEMNAKERTRANS .................. v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL. x
DAFTAR GRAFIK.. xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN. 1
A. Latar Belakang. 1
B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi..................... 4
C. Struktur Organisasi.......... 4
D. Dasar Hukum........... 8
E. Sistematika Penyajian......... 9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 11
A. RPJMN 2010 - 2014.
B. Rencana Strategis Kemnakertrans 2010 2014....................
11
15
1. Visi 16
2. Misi.. 16
3. Tujuan. 17
4. Sasaran.. 17
5. Kebijakan 21
6. Program.. 21
C. Penetapan Kinerja Tahun 2012 29
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.. 31
A. Pengukuran Kinerja Tahun 2012 ......... 31
B. Analisis Capaian Kinerja....... 34
C. Akuntabilitas Keuangan. 59
D. Evaluasi Kinerja.. 64
BAB IV PENUTUP.. 67
LAMPIRAN
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Jumlah PNS Kemnakertrans dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I
dan Golongan........................................................
7
Tabel 2 : Jumlah PNS Kemnakertrans dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I
dan jenis kelamin..........................................................
7
Tabel 3 :
Jumlah PNS Kemnakertrans dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I
dan jenis kelamin ..............................................................................
8
Tabel 4 : Rekapitulasi DIPA dan Realisasinya per unit Eselon I Kemnakertrans
Tahun Anggaran 2012 berdasarkan PAGU DIPA.................................
63
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik : Akuntabilitas Keuangan Tahun 2012 berdasarkan
PAGU DIPA Kemnakertrans................................
64
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2. Pengukuran Kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia yang maju dan mandiri menuntut kemampuan ekonomi yang tumbuh
cukup tinggi, berkelanjutan, mampu meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan
masyarakat secara luas, serta berdaya saing tinggi didukung oleh penguasaan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam mengembangkan sumber-sumber
daya pembangunan.
Kebijakan pasar kerja diarahkan untuk mendorong terciptanya sebanyak mungkin
lapangan kerja formal serta meningkatkan kesejahteraan pekerja di sektor-sektor pekerja
informal. Pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial yang harmonis dengan
perlindungan yang layak, keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnya proses
penyelesaian masalah industrial yang memuaskan semua pihak merupakan ciri pasar
kerja yang diinginkan. Selain itu, pekerja diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi
sehingga dapat bersaing serta menghasilkan nilai tambah yang tinggi pula. Hal tersebut
dilakukan dengan pengelolaan pelatihan dan pemberian dukungan bagi program-program
pelatihan yang strategis untuk efektivitas dan efesiensi peningkatan kualitas tenaga kerja
sebagai bagian integral dari investasi sumber daya manusia. Sebagian besar pekerja
akan dibekali dengan pengakuan kompetensi profesi sesuai dinamika kebutuhan industri
dan dinamika persaingan global.
Pembangunan sumber daya manusia diarahkan pada pencapaian sasaran secara
umum, berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang ditandai
dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan tercapainya penduduk
tumbuh seimbang yang diperlihatkan oleh samanya angka reproduksi neto (NRR) dengan
1 atau ekuivalen dengan angka fertilitas total (TFR) 2,1 per satu orang perempuan usia
reproduktif. Intinya, peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan adalah
berupa peningkatan daya saing.
Dalam Undang-Undang 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJP-N) tertuang bahwa pada kurun waktu 2005 2025
pembangunan Bidang Ketenagakerjaan melalui kebijakan pasar kerja diarahkan untuk
mendorong terciptanya lapangan kerja formal yang luas serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja informal. Selain itu, diharapkan pula terciptanya pasar kerja
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 2
fleksibel yang ditandai dengan; produktivitas pekerja yang tinggi, pengelolaan pelatihan
tenaga kerja bagi program pelatihan strategis, kompetensi pekerja yang sesuai dengan
dinamika kebutuhan industri dan persaingan global, hubungan industrial yang harmonis
dengan perlindungan yang layak, keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnya
proses penyelesaian perselisihan industrial yang memuaskan semua pihak. Sedangkan
pembangunan Bidang Ketransmigrasian diarahkan untuk mendukung penanggulangan
kemiskinan, pembangunan perdesaaan di wilayah tertinggal, wilayah perbatasan, wilayah
strategis dan cepat tumbuh serta pengembangan ekonomi lokal dan daerah.
Sebagai bangsa yang sedang membangun, saat ini kita sering menghadapi
tantangan yang luar biasa, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Era global dapat
menjadi peluang, tantangan, sekaligus juga menjadi ancaman. Sumber Daya Manusia
sebagai tenaga kerja yang kita miliki saat ini kondisinya masih memerlukan perhatian
yang serius di dalam pembangunan menyeluruh. Sebagai informasi fakta bahwa
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2012, penduduk usia
15 tahun ke atas yang bekerja sebanyak 173,90 juta, dengan distribusinya menurut
pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah : SD ke bawah 53,88 juta (48,63%); SMP
20,22 juta (18,25%); SMA 17,25 juta (15,57%); SMK 9,50 juta (8,57%); Diploma 2,97 juta
(2,68%); dan Universitas 6,98 juta (6,30%).
Berdasarkan data tersebut, penduduk usia kerja yang bekerja, persentase terbesar
didominasi tingkat pendidikan SD dan SMP yaitu sebesar 74% sedangkan yang
berpendidikan tinggi (Diploma dan Sarjana) hanya sebesar 9,95%, sehingga dalam
menghadapi era global ini tantangan terbesar dari dalam negeri yaitu bagaimana
meningkatkan kualitas tenaga kerja kita agar memiliki daya saing di rumah sendiri
menghadapi ancaman masuknya tenaga kerja asing serta berkemampuan untuk
memasuki pasar kerja global. Disamping itu, kurangnya keterampilan kewirausahaan
(enterpreneur) dari angkatan kerja, sehingga kurang mampu membuka lapangan kerja
baru. Tidak mudah menggeser struktur tingkat pendidikan tenaga kerja secara nasional,
butuh waktu cukup lama dan komitmen kita semua untuk mewujudkannya.
Di bidang pelatihan, bagaimana mengoptimalkan Balai Latihan Kerja pemerintah dan
swasta yang ada untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai dan langsung dapat
diserap oleh pasar kerja. Di bidang penempatan tenaga kerja, dituntut kreatifitas sehingga
mampu diciptakan kesempatan kerja baru, efektifnya penempatan tenaga kerja ke luar
negeri dan mudahnya pengisian pasar kerja yang tersedia. Di bidang hubungan industrial,
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 3
yang menjadi tantangan adalah memantapkan aturan main, mengelola akses dari
kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), dan masalah alih daya (outsourcing).
Sedangkan di bidang pengawasan, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
Di bidang ketransmigrasian, tantangan juga terus semakin berat. Masalah
pertanahan dengan segala aspeknya baik untuk perencanaan dan penempatan
transmigrasi baru maupun yang masih dalam pembinaan. Begitu pula dengan
ketersediaan sarana dan prasarana di permukiman dan kawasan transmigrasi, kualitas
calon transmigran serta belum optimalnya upaya pembinaan dan pengembangan
masyarakat dan kawasan transmigrasi.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai bagian dari kabinet Indonesia
Bersatu II, merupakan unsur pelaksana pemerintah yang melaksanakan dan bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi di pimpin oleh seorang Menteri yang bertanggung jawab kepada Presiden.
Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014.
Guna pelaksanakan tugas yang sangat strategis tersebut, Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010 2014, menetapkan visi Terwujudnya Tenaga
Kerja dan Masyarakat Transmigrasi Yang Produktif, Berdaya Saing, Mandiri, dan
Sejahtera.
Pelaksanaan rencana kerja Kementerian/Lembaga harus dipertanggungjawabkan
setiap tahun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),
sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi,
LAKIP disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama Tahun 2012, yang
pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 4
B. KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,
dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut :
1. Kedudukan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
2. Tugas
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memiliki tugas untuk menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam pemerintahan untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintah negara.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian;
b. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan;
e. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut:
1. Sekretariat Jenderal;
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 5
dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2. Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas;
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan pelatihan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian,
dan produktivitas.
3. Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja;
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan penempatan tenaga kerja.
4. Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja.
5. Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan;
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan pengawasan ketenagakerjaan.
6. Ditjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi;
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan pembangunan kawasan transmigrasi.
7. Ditjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan pengembangan masyarakat dan kawasan
transmigrasi.
8. Inspektorat Jenderal;
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
9. Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi;
mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, dan informasi di
bidang tenagakerja dan transmigrasi.
10. Staf Ahli;
Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NomorNomor
PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, Staf Ahli Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri
dari:
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 6
a. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia, dengan tugas
memberikan telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
mengenai masalah ekonomi dan sumber daya manusia.
b. Staf Ahli Bidang Kependudukan dan Otonomi Daerah, dengan tugas
memberikan telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
mengenai masalah kependudukan dan otonomi daerah.
c. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah, dengan tugas memberikan
telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai masalah
pengembangan wilayah.
d. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, dengan tugas memberikan
telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai masalah
hubungan antar lembaga.
e. Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional, dengan tugas memberikan
telaahan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai masalah
hubungan internasional.
Secara rinci struktur organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
sebagaimana lampiran 1.
Jumlah pegawai di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 4.620
orang. Bila di tinjau dari sudut jenis kelamin terdiri dari 2.888 orang laki-laki dan 1.732
perempuan. Dari jumlah tersebut terbanyak termasuk dalam Golongan III yaitu sebanyak
3.269 orang. Jumlah pegawai negeri sipil di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
yang dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan dirinci berdasarkan golongan dan dilihat
pada tabel 1 sedangkan jumlah pegawai yang dirinci berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel 2.
Berdasarkan jenjang pendidikan terbanyak berpendidikan Sarjana Strata (S1) yaitu
sebanyak 2.158 orang, menduduki urutan kedua yaitu berpendidikan SLTA sebanyak
1.162 orang, sebagaimana dilihat pada table 3.
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 7
Tabel 1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan Golongan
NO UNIT KERJA ESELON I GOLONGAN Jumlah
I II III IV (Orang)
1 Sekretariat Jenderal
24
246
698
129 1.097
2 Ditjen Binalattas
16
248
1.015
202 1.481
3 Ditjen Binapenta
-
27
299
61 387
4 Ditjen PHI dan Jamsos
-
18
144
40 202
5 Ditjen Binwasnaker
-
10
176
27 213
6 Ditjen P2KT
1
23
327
51 402
7 Ditjen P2MKT
-
27
305
57 389
8 Inspektorat Jenderal
-
19
113
46 178
9 Balitfo
1
22
192
56 271
JUMLAH 42 640 3.269 669 4.620
Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian 2012
Tabel 2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan Jenis Kelamin
NO UNIT KERJA ESELON I JENIS KELAMIN JUMLAH (orang) LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Sekretariat Jenderal
669
428
1.097
2 Ditjen Binalattas
1.026
455
1.481
3 Ditjen Binapenta
222
165 387
4 Ditjen PHI dan Jamsos
114
88 202
5 Ditjen Binwasnaker
132
81 213
6 Ditjen P2KT
225
177 402
7 Ditjen P2MKT
238
151 389
8 Inspektorat Jenderal
112
66 178
9 Balitfo
150
121 271
JUMLAH
2.888
1.732
4.620
Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian 2012
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 8
Tabel 3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dirinci berdasarkan Unit Kerja Eselon I dan Jenis Kelamin
NO UNIT KERJA ESELON I
PENDIDIKAN Jumlah
(orang) SD SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3
1 Sekretariat Jenderal
53
52
391
-
-
88
-
391
118
4 1.097
2 Ditjen Binalattas
25
22
249
1
9
215
1
775
183
1 1.481
3 Ditjen Binapenta
7
4
58
-
2
15
-
223
76
2 387
4 Ditjen PHI dan Jamsos
2
2
28
-
-
13
-
118
39
- 202
5 Ditjen Binwasnaker
-
1
32
-
-
9
-
135
36
- 213
6 Ditjen P2KT
3
8
178
-
-
21
-
132
59
1 402
7 Ditjen P2MKT
13
8
126
-
-
17
-
161
61
3 389
8 Inspektorat Jenderal
3
2
26
-
-
17
-
103
25
2 178
9 Balitfo
5
5
74
-
-
7
2
120
58
- 271
Jumlah 111 104 1.162 1 11 402 3 2.158 655 13 4.620
Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian 2012
D. DASAR HUKUM
1. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian;
2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
4. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 589/IX/6/Y/99 tentang
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
sebagaimana telah diperbaiki dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 239/IX/6/8/2003;
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NomorKEP.10/MEN-
SJ/III/2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaporan Akuntabilitas Kinerja di
Lingkungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja
Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 9
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 19/MEN/XI/2008
tentangPetunjuk Pelaksanaan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah di Lingkungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 20/MEN/XI/2008
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi;
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 03/MEN/I/2010
tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun
2010-2014;
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi;
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.07/MEN/IV/2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
di Lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor PER. 03/MEN/I/2010 Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Tahun 2010-2014;
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian LAKIP Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun
2012 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai berikut :
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 10
Ikhtisar Eksekutif;
Merupakan ikhtisar yang menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran
yang akan dicapai beserta hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam
mencapai tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil, serta langkah
antisipatifnya.
Bab I. Pendahuluan;
Menguraikan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi, mandat, dan peran
strategis instansi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta sistematika
laporan.
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja;
Menguraikan tentang strategis dan penetapan kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi tahun 2012.
Bab III. Akuntabilitas Kinerja;
Menguraikan tentang pengukuran, sasaran dan akuntabilitas pencapaian sasaran
strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012.
Bab IV.Penutup;
Menguraikan gambaran secara menyeluruh tentang keberhasilan dan kegagalan
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, dan kondisi yang diharapkan tahun
mendatang.
Perayaan Hari Buruh Internasional ( May Day ) di PT. Keramik Kemenangan Jaya dan
PT.Tirta Invesment bersama Presiden RI
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 11
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Sebagai amanat pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010,
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014;
B. Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2010 - 2014;
C. Penetapan Kinerja Tahun 2012
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014
1. Arah Kebijakan
Kebijakan Nasional
Tujuan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam
RPJMN 2010-2014 mengacu pada 4 (empat) prioritas pembangunan nasional,
yaitu : (1) Penanggulangan Kemiskinan, (2) Iklim investasi dan usaha, (3)
Pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik, (4)
Pembangunan di bidang perekonomian.
Pada tahun 2012 prioritas penanggulangan kemiskinan difokuskan pada dua
program yaitu penempatan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja,
perlindungan tenaga kerja dan pengembangan sistem pengawasan
ketenagakerjaan. Prioritas iklim investasi dan usaha difokuskan pada program
pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja. Prioritas
daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik difokuskan pada program
pembangunan kawasan transmigrasi dan program pengembangan masyarakat
dan kawasan transmigrasi. Untuk prioritas lainnya bidang perekonomian
difokuskan pada pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
selama proses penyiapan, pemberangkatan dan kepulangan serta peningkatan
upaya pelayanan dan perlindungan TKI di Luar Negeri.
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 12
Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
Arah kebijakan untuk melaksanakan visi dan misi dalam upaya pencapaian
sasaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah :
a) Peningkatan kompetensi dan kualitas produktivitas tenaga kerja untuk
mencetak tenaga kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing;
b) Perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja, baik
di dalam maupun di luar negeri;
c) Pengelolaan iklim kerja yang kondusif melalui hubungan industrial yang
harmonis;
d) Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan ketenagakerjaan,
keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta penegakan hukum;
e) Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber daya alam perdesaan
terintegrasi dengan pengembangan perkotaan dalam satu kesatuan sistem
pengembangan ekonomi wilayah dalam bentuk wilayah pengembangan
transmigrasi (WTP) atau lokasi pemukiman transmigrasi (LPT), serta fasilitasi
perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan sumber
daya manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi;
f) Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan
kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dalam mendukung
pengembangan perdesaan dan ekonomi lokal dan daerah untuk mewujudkan
kemandirian masyarakat dan daya saing kawasan transmigrasi;
g) Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif,
pengawasan fungsional, sumberdaya serta peningkatan fungsi penelitian,
pengembangan dan pengelolaan data dan informasi.
2. Strategi Umum
Dalam rangka mencapai sasaran, maka strategi umum yang akan dilaksanakan
adalah :
a) Penetapan Kebijakan dan Peraturan
Kemenakertrans akan menetapkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan
di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undang dan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan ditetapkan menjadi panduan
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 13
pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan
Minimal bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
b) Koordinasi dan Sinkronisasi
Dalam penyelenggaraan tugas bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian,
Kementerian akan menjalin kerja sama dengan semua instansi terkait baik di
pusat maupun di daerah, juga melibatkan pihak swasta dan masyarakat
(stakeholders). Koordinasi dengan memadukan (mengintegrasikan),
menyerasikan dan menyelaraskan berbagai stakeholders yang saling berkaitan
beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan
dan sasaran menjadi prioritas utama.
c) Fasilitasi Program dan Pendampingan
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memfasilitasi
program dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
program, monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi akan memberikan kegiatan pendampingan melalui pelaksanaan
kegiatan dekonsentrasi maupun tugas pembantuan. Program-program
pendampingan diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat, pengembangan
ekonomi lokal, pengembangan kewirausahaan dan mendorong peran serta aktif
masyarakat (Participatory Process).
d) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Sumberdaya Manusia
Kelembagaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan disesuaikan
dengan kebutuhan. Peningkatan kapasitas kelembagaan dilakukan melalui
peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM) sehingga kapasitas kelembagaan dapat
berfungsi secara optimasl sesuai denga tujuan organisasi.
e) Meningkatkan kualitas penerapan Good Governance
Penyelenggaraan tugas di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian akan
dilaksanakan sejalan dengan prinsip Good Governance. Penyelenggaraan ini
akan menghasilkan kinerja yang akuntabel, transparan, efektif, efisien dan
responsif untuk memperoleh opini pelaporan yang Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP).
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 14
f) Peningkatan Kerjasama Luar Negeri
Selama ini berbagai kerja sama luar negeri telah dibangun dan dibina, baik secara
bilateral maupun multilateral dan akan terus ditingkatkan dalam mendukung
pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan maupun
ketransmigrasian. Mengingat masih adanya berbagai permasalahan yang terkait
dengan isue ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di luar negeri, maka kerja
sama yang telah dirintis selama ini antara lain dengan International Labour
Organization (ILO) dan International Organization For Migration (IOM) serta
lembaga internasional lainnya akan terus ditingkatkan.
g) Pengarusutamaan Gender
Dalam dinamika hak asasi manusia, pengarusutamaan gender (PUG) adalah
merupakan wawasan salah satu strategi dalam rangka mencapai tujuan dan
sasaran bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Strategi ini dilaksanakan
melalui pengintegrasian gender kedalam tahap perencanaan dan pelaksanaan
serta penganggaran baik di tingkat pusat dan daerah sehingga pengalokasian
sumber daya pembangunan menjadi lebih efektif, akuntabel dan adil dalam
memberikan manfaat kepada perempuan dan laki-laki.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi akan melanjutkan upaya penerapan pengarusutamaan gender
secara rasional dan sistematis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan
keadilan gender dalam bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
h) Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan
Sebagai upaya untuk menjamin agar visi, misi dan tujuan pelaksanaan program
dan kegiatan dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berjalan sesuai
dengan sasaran yang diterapkan serta sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku maka Kementerian melaksanakan
pengendalian dan pengawasan melalui sistem pengendalian intern pemerintah
(SPIP)
i) Monitoring dan Evaluasi
Untuk medukung tercapainya visi dan misi Kemenakertrans, serta tercapainya
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui kebijakan dan strategi yang
dilaksanakan dalam bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian maka
diperlukan kegiatan monitoring evaluasi dan pelaporan secara berkala terhadap
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 15
pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan umpan
balik dalam upaya penyempurnaan dan penajaman pelaksanaan program dan
kegiatan.
B. Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2010 - 2014
Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.
03/MEN/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tahun 2010-2014.
Pada tahun 2011 merupakan pelaksanaan tahun kedua Rencana Strategis
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014. Dalam kurun waktu dua
tahun ini terjadi perubahan lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Hal-hal
yang mempengaruhi antara lain di lingkup internal terjadi perubahan struktur organisasi
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.12/MEN/VIII/2010, yang berimplikasi
pada perubahan tugas dan fungsi serta nomenklatur unit kerja di lingkungan Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Di samping itu juga terjadi perubahan kebijakan pembangunan di Bidang
Ketransmigrasian dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, yang
secara prinsip mengatur perubahan pendekatan pembangunan ketransmigrasian.
Adanya perubahan lingkungan strategis yang berkembang sehingga target dan
sasaran capaian kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi perlu dilakukan
penyempurnaan. Di samping itu dengan adanya perubahan regulasi melalui sistem
penyusunan program dan kegiatan dimana mulai diberlakukannya satu program pada
satu unit kerja eselon I dan satu kegiatan pada setiap unit eselon II, maka perlu dilakukan
penyesuaian dengan melakukan Review atas Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Tahun 2010 2014.
Review Renstra yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang Rencana
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 16
Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010 2014,
merupakan kerangka kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam
pelaksanaan pembangunan sektor ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sebagai bagian
integral dari pelaksanaan pembangunan nasional seperti yang diamanatkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004.
1. V i s i
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010
2014 adalah:
Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi Yang Produktif, Berdaya Saing, Mandiri, dan Sejahtera.
2. M i s i
Adapun Misi yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan
adalah:
a. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat
transmigrasi;
b. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan dan
perlindungan tenaga kerja di dalam dandi luar negeri;
c. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja;
d. Meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan;
e. Membangun kawasan serta memfasilitasi perpindahan dan penempatan
transmigrasi;
f. Mengembangkan kapasitas masyarakat transmigrasi dankawasan
transmigrasi;
g. Menerapkan organisasi yang efisien, tatalaksana yang efektif dan terpadu
dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance),
meningkatkan efektivitas pengawasan kinerja,dan melaksanakan penelitian,
pengembangan serta pengelolaan data dan informasi yang efektif.
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 17
3. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pelaksanaan tugas
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada periode 2010 2014 adalah:
a. Menyediakantenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing yang
sesuai dengan perkembangan pasar kerja serta menciptakan wirausaha baru;
b. Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif, dan perluasan
penciptaan lapangan kerja;
c. Menciptakanhubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran
kelembagaan hubungan industrial;
d. Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri (independent), tidak
memihak (fair treatment), profesional dan seragam di seluruh Indonesia;
e. Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang
layak;
f. Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan kawasan
transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;
g. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di
lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, efektivitas
pengawasan intern, memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan, serta
menyediakan data dan informasi untuk kebijakan/manajemen dan informasi
publik.
4. Sasaran
Rumusan sasaran diselaraskan dengan tujuan, program dan kegiatan
Kementerian, disesuaikan dengan uraian sasaran dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.03/MEN/I/2010
tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun
2010 2014, sehingga selengkapnya sbb :
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 18
SASARAN INDIKATOR KINERJA
Tujuan 1: Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja serta menciptakan wirausaha baru;
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja
a. Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi
b. Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi
c. Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan
Tujuan 2: Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif, dan perluasan penciptaan lapangan kerja;
Sasaran Strategis 2: Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
a. Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja
b. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara
c. Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara
d. Jumlah wirausaha baru yang tercipta
Tujuan 3 : Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial;
Sasaran Strategis 3: Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial
a. Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama
b. Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan
c. Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 19
Tujuan 4 : Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri (independent), tidak memihak (fair treatment), profesional dan seragam di seluruh Indonesia;
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja
Jumlah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3)
Tujuan 5 : Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan usaha yang layak;
Sasaran Strategis 5: Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak
a. Jumlah kawasan yang dibangun b. Jumlah transmigran yang ditempatkan
Tujuan 6 : Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;
Sasaran Strategis 6:
Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing
a. Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya
b. Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya
c. Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi
d. Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi
e. Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 20
Tujuan 7 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, meningkatkan efektivitas pengawasan intern, memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan, serta menyediakan data dan informasi untuk kebijakan/manajemen dan informasi publik;
Sasaran Strategis 7: Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans
Sasaran Strategis 8: Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) Sasaran Strategis 9: Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans
a. Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans
b. Jumlah pengelola keuangan yang tersedia
c. Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara
d. Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja
e. Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan
f. Jumlah kasus hukum yang diselesaikan
g. Jumlah laporan BMN
Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan) a. Jumlah rumusan kebijakan, norma,
standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan
b. Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian
c. Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 21
5. Kebijakan
Arah kebijakan untuk melaksanakan visi dan misi dalam upaya pencapaian
sasaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah :
a. Peningkatan kompetensi dan kualitas produktivitas tenaga kerja untuk mencetak
tenaga kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing;
b. Perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja, baik di
dalam maupun di luar negeri;
c. Pengelolaan iklim kerja yang kondusif melalui hubungan industrial yang
harmonis;
d. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan ketenagakerjaan, keselamatan
kerja dan kesehatan kerja serta penegakan hukum;
e. Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumberdaya alam perdesaan
terintegrasi dengan pengembangan perkotaan dalam satu kesatuan sistem
pengembangan ekonomi wilayah dalam bentukWilayah Pengembangan
Transmigrasi (WPT) atau Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT), serta
fasilitasi perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan
sumberdaya manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi;
f. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan
kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dalam mendukung
pengembangan perdesaan dan ekonomi lokal dan daerah untuk mewujudkan
kemandirian masyarakat dan daya saing kawasan transmigrasi;
g. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif,
pengawasan fungsional, sumberdaya, serta peningkatan fungsi penelitian,
pengembangan dan pengelolaan data dan informasi
6. Program
a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnnya
dilaksanakan dengan total anggaran sejumlah Rp. 369.262.926.000,- melalui
kegiatan :
1. Peningkatan perencanaan program dan anggaran;
2. Peningkatan pengelolaan dan pelaporan keuangan;
3. Peningkatan pengelolaan organisasi, ketatalaksanaan dan kepegawaian;
4. Pembentukan, pembaharuan dan penyelesaian masalah hukum;
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 22
5. Peningkatan, pengelolaan urusan tata usaha dan pelayanan umum;
6. Peningkatan dan pengelolaan hubungan masyarakat;
7. Peningkatan dan pengelolaan kerja sama luar negeri;
8. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur;
9. Peningkatan Kualitas dan pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3);
10. Penyusunan perencanaan tenaga kerja;
Indikator kinerja dari program ini adalah tertib dan lancarnya pelayanan dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya Kemnakertrans yang diukur melalui:
a) Jumlah dokumen perencanaan program dan anggaran Kemnakertrans;
b) Jumlah dokumen anggaran;
c) Jumlah dokumen rencana formasi dan kebutuhan pegawai;
d) Jumlah kasus hukum yang diselesaikan;
e) Jumlah pelayanan kerumahtanggaan di lingkungan Kemnakertrans;
f) Jumlah pelayanan administrasi kerjasama luar negeri di bidang ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian;
g) Jumlah pemberitaan yang positif bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian;
h) Jumlah diklat;
i) Jumlah pengujian dan pemeriksaan K3;
j) Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Nasional;
k) Meningkatnya Pelayanan perencanaan, penyusunan program dan anggaran serta
evaluasi dan pelaporan bidang di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
b. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas, dengan
alokasi anggaran sejumlah Rp. 886.429.146.000,- melalui anggaran :
1. Pengembangan standarisasi kompetensi kerja dan program pelatihan (Prioritas
Bidang);
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan, sarana dan pemberdayaan lembaga
pelatihan dan produktivitas (Produktivitas Bidang);
3. Peningkatan penyelenggaraan pemagangan dalam dan luar negeri (Prioritas
Bidang);
4. Peningkatan kompetensi instruktur PSM dan tenaga kepelatihan (Prioritas
Bidang);
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 23
5. Pengembangan dan peningkatan produktivitas (Prioritas Bidang) dan
kewirausahaan (Prioritas Nasional);
6. Pengembangan sistem dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi (Prioritas K/L);
7. Dukungan Manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas (Prioritas (K/L)
Indikator kinerja dari program ini adalah angka peserta pelatihan yang kompeten,
yang diukur melalui :
1. Jumlah SKKNI yang diterapkan;
2. Jumlah lembaga pelatihan kerja yang menerapkan pedoman tata pengelolaan dan
pengembangan manajemen lembaga pelatihan;
3. Jumlah peserta yang mengikuti pemagangan di perusahaan;
4. Jumlah instruktur dan PSM yang ditingkatkan kompetensinya;
5. Jumlah calon wirausaha baru yang dilatih;
6. Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi;
7. Peningkatan pelayanan teknis administrasi, perencanaan program dan evaluasi,
keuangan, kepegawaian dan ketatausahaan serta hukum dan kerja sama luar
negeri.
c. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, dengan alokasi
anggaran sejumlah Rp. 687.640.788.000,- melalui kegiatan :
1. Peningkatan pengembangan pasar kerja (Prioritas Bidang);
2. Penempatan tenaga kerja dalam negeri (Prioritas K/L);
3. Pembinaan penempatan dan perlindungan TKI luar negeri (Prioritas Nasional);
4. Pengembangan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja (Prioritas
Nasional);
5. Peningkatan pengendalian penggunaan tenaga kerja asing (Prioritas K/L);
6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja (Prioritas Nasional);
7. Pengembangan model dan inkubasi bisnis perluasan kesempatan kerja.
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 24
Indikator kinerja dari program ini adalah jumlah fasilitasi pelayanan penempatan
kerja dan perluasan kesempatan kerja yang diukur melalui :
1. Jumlah bursa kerja yang memenuhi standar pelayana umum;
2. Jumlah penempatan tenaga kerja melalui antar kerja antar Daerah (AKAD)/ Antar
Kerja Lokal (AKL) dan kelembagaan tenaga kerja;
3. Jumlah penempatan tenaga kerja khusus;
4. Jumlah fasilitasi penyediaan TKI;
5. Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara;
6. Jumlah wirausaha baru yang tercipta;
7. Jumlah terapan teknologi tepat guna di daerah yang bersinergi untuk perluasan
kesempatan kerja;
8. Jumlah pemberdayaan pendampingan perluasan kesempatan kerja ;
9. Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan program pengurangan
pengangguran sementara;
10. Analisis dan perizinan penggunaan TKA;
11. Jumlah wirausaha baru dan pendampingan masyarakat yang mampu
memanfaatkan potensi daerah.
d. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja dengan alokasi dan sejumlah Rp. 184.063.004.000,- melalui
kegiatan :
1. Pengelolaan persyaratan kerja, kesejahteraan dan analisis diskriminasi (Prioritas
K/L);
2. Pengelolaan kelembagaan dan pemasyarakatan hubungan industrial (Prioritas
Bidang);
3. Konsolidasi pelaksanaan peningkatan intensitas pencegahan PHK dan
penyelesaian hubungan industrial (Prioritas K/L);
4. Pengelolaan penerapan pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja (Prioritas
K/L);
5. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan Hubungan
Industrial dan Jaminan Sosial tenaga Kerja (Prioritas K/L).
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 25
Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya syarat-syarat kerja dan
menguatnya kelembagaan hubungan industrial, yang diukur dari :
1. Jumlah peraturan perusahaan yang disahkan;
2. Jumlah perjanjian kerja bersama yang didaftarkan;
3. Jumlah pembentukan lembaga kerja sama Bipartit di perusahaan;
4. Rasio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan hubungan
industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama;
5. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di dalam dan di luar hubungan kerja yang
menjadi peserta jamsostek;
6. Jumlah pembentukan lembaga kerjasama tripartit dikabupaten/kota;
7. Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya;
8. Tersusunnya peraturan bidang hubungan industrial yang meliputi pengaturan
tentang kompensasi dan penerapan PHK, hubungan kerja (PKWT dan
Oursourching), pengupahan (UM,KHI, upah selama skorsing), perlindungan
pekerja, mogok kerja;
9. Jumlah peraturan ketenagakerjaan bidang hubungan industrial dan jamsostek TK
yang disempurnakan.
e. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem
Pengawasan Ketenagakerjaan dengan alokasi dana sejumlah Rp.
349.739.293.000,- melalui kegiatan :
1. Peningkatan perlindungan pekerja perempuan dan penghapusan pekerja anak
(Prioritas Nasional)
2. Peningkatan penerapan norma ketenagakerjaan dan jaminan sosial tenaga kerja
(Prioritas K/K);
3. Peningkatan penerapan norma kerja dan jaminan sosial tenaga kerja (Prioritas
K/L);
4. Peningkatan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (Prioritas
Nasional);
5. Peningkatan kualitas teknis pemeriksaan dan penyidikan norma ketenagakerjaan
(Prioritas K/L);
6. Dukungan menajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan (Prioritas K/L);
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 26
Indikator kinerja utama dari program ini adalah jumlah perusahaan yang
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), yang
diukur dari :
1. Advokasi penerapan norma kerja perempuan dan anak;
2. Pekerja yang memperoleh hak jaminan sosial tenaga kerja (JK dan JKK);
3. Jumlah perusahaan yang menerapkan SMK3;
4. Kualitas pengawan ketenagakerjaan dan PPNS Ketenagakerjaan;
5. Kajian peraturan perundang-undangan.
f. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi dengan dukungan anggaran
sejumlah Rp 796.344.991.000,- yang meliputi :
1. Fasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi (Prioritas Nasional/ Prioritas
Bidang);
2. Pembangunan pemukiman dan infrastruktur di kawasan transmigrasi (Prioritas
Nasional/ Prioritas Bidang);
3. Penyedia tanah transmigrasi (Prioritas Nasional/ Prioritas Bidang);
4. Penyusunan rencana pembangunan kawasan transmigrasi (Prioritas Bidang);
5. Partisipasi masyarakat (Prioritas Nasional/ Prioritas Bidang);
6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen P2KT (Prioritas K/L).
Indikator kinerja dari program ini adalah jumlah permukiman transmigrasi yang
dibangun dan transmigran yang ditempatkan dikawasan transmigrasi, yang diukur
dari :
1. Penduduk yang tertata terintegrasi dalam kawasan transmigrasi;
2. Infrastruktur kawasan yang dibangun;
3. Lahan yang tersedia;
4. Rencana pembangunan kawasan transmigrasi;
5. Lembaga pemerintah dan non pemerintah yang berpartisipasi dalam
pembangunan kawasan transmigrasi;
6. Pelayanan teknis dan administratif;
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 27
g. Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi dengan
alokasi anggaran sejumlah Rp. 725.455.419.000,- melalui kegiatan :
1. Pengembangan sarana dan prasarana kawasan transmigrasi (prioritas nasional/
prioritas bidang);
2. Pengembangan usaha di kawasan transmigrasi (prioritas nasional/ prioritas
bidang);
3. Peningkatan kapasitas SDM dan masyarakat di kawasan transmigrasi (prioritas
nasional/ prioritas bidang);
4. Penyerasian lingkungan di kawasan transmigrasi (prioritas nasional/ prioritas
bidang);
5. Perencanaan teknis pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi
(prioritas bidang);
6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen P2KT (Prioritas
Bidang).
Indikator kinerja utama dari program ini adalah jumlah permukiman transmigrasi
(kimtrans) yang mandiri dan kawasan transmigrasi yang berkembang , yang diukur
dari :
1. Jumlah kimtrans dan kawasan yang dikembangkan sarana dan prasarana;
2. Jumlah luasan lahan yang produktif dan produktivitas lahan di kimtrans dan
kawasan;
3. Jumlah kepala keluarga yang dapat layanan sosial budaya dan kelembagaan di
kimtrans yang berfungsi;
4. Jumlah kimtrans yang mandiri dan kawasan yang berwawasan lingkungan;
5. Jumlah dokumen rencana pengembangan masyarakat dan pengawasan yang
dapat diimplementasikan;
6. Jumlah pelayanan teknis dan adminsitratif.
h. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi :
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut telah dialokasikan dana sejumlah
Rp. 42.926.043.000,- pada 5 satuan kerja pusat.
Indikator kinerja program ini adalah jumlah rencana pengawasan bagi Inspektorat
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 28
I, II, III dan IV menurunnya kualitas dan kuantitas penyimpangan temuan hasil
pemeriksaan, yang diukur dari :
1. Jumlah objek pemeriksaan;
2. Jumlah objek pemeriksaan;
3. Jumlah objek pemeriksaan;
4. Jumlah objek pemeriksaan;
5. Jumlah pelayanan administrasi kerjasama luar negeri di bidang ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian.
i. Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, telah dialokasikan dana sejumlah
Rp. 61.935.463.000,- yang antara lain dialokasikan pada lima satuan kerja pusat dan
satu unit pelaksana teknis pusat (UPTP).
Indikator kinerja utama dari program ini adalah peningkatan jumlah hasil
penelitian dan pengembangan serta data informasi ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian yang dijadikan bahan kebijakan, yang diukur dari :
1. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan untuk bidang pelatihan dan
produktivitas, penempatan, hubungan industrial dan jamsos serta pengawasan
ketenagakerjaan yang dijadikan rekomendasi/ kebijakan;
2. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan bidang pembangunan kawasan
transmigrasi serta bidang pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi
yang dijadikan rekomendasi/ kebijakan;
3. Jumlah data dan informasi ketenagakerjaan pangkalan data dan informasi bidang
ketenagakerjaan;
4. Jumlah data dan informasi bidang ketransmigrasian;
5. Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya.
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 29
C. Penetapan Kinerja Tahun 2012
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, dimana dokumen Penetapan Kinerja
merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja
antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan
pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi.
Dokumen Penetapan Kinerja tersebut memuat pernyataan dan lampiran formulir
yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta
target kinerja dan anggaran. Adapun Penetapan Kinerja Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Tahun 2012, sebagai berikut :
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Satuan
Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja
Jumlah orang yang mengikuti
pelatihan berbasis kompetensi
160.606 orang
Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi
12.374 orang
Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan
49.764 orang
Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja
75.000 33
orang provinsi
Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara
360 kabupaten/ kota
Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara
105.000 orang
Jumlah wirausaha baru yang tercipta 10.000 orang
Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial
Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan
85
%
Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan
400 LKS
Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota
50 LKS
Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja
Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
53.000 prsh
Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak
Jumlah kawasan yang dibangun 65 lokasi
Jumlah transmigran yang ditempatkan
9.500 KK
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 30
Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing
Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya
34 kimtrans
Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya
49 kimtrans
Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi
87 lembaga
Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/kawasan transmigrasi
2.000 orang
Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri
18 kimtrans
Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans
Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans
13 23
bahan laporan
Jumlah pengelola keuangan yang tersedia
2.500 orang
Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara
20 200
laporan kasus
Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja
87 dokumen
Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan
2 6 2
30
RUU RPP
RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN
Jumlah kasus hukum yang diselesaikan
50 kasus
Jumlah laporan BMN 311 satker
Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)
Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)
1.200 obrik
Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans
Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ketenagakerjaan
14
kajian
Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar dan pengembangan model penyelenggaraan ketransmigrasian
17 kajian
Jumlah pengumpul, pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
22 jenis
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 31
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012
A. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap akhir periode instansi melakukan
pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja, dimana
pengukuran pencapaian target kinerja tersebut dilakukan dengan membandingkan
antara target kinerja dengan realisasi kinerja.
Hasil capaian kinerja, baik kekurangan maupun kelebihannya merupakan hasil
kerja manajemen dalam mensinergikan berbagai sumber daya dan seluruh komponen
yang ada di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tidak terkecuali
pengaruh kondisi dan situasi yang melingkupinya. Upaya pengukuran kinerja diakui
tidak selalu mudah, karena hasil capaian suatu indikator tidak semata-mata
merupakan output dari satu input (program, kegiatan, sumber dana), akan tetapi
merupakan akumulasi, korelasi dan sinergi antara berbagai input dan pihak-pihak yang
terkait dalam pelaksanaan kegiatan itu. Dengan demikian keberhasilan realisasi suatu
sasaran/kegiatan, tidak dapat diklaim sebagai hasil dari satu sumber dana atau oleh
satu pihak saja.
Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil suatu penilaian yang didasarkan
pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tahun 2012, sebagai berikut :
Sasaran Strategis
Indikator KInerja
Target
Realisasi
Satuan
%
Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Tenaga Kerja
Jumlah orang yang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi
160.606 138.562 orang 86,27
Jumlah orang yang disertifikasi kompetensi
12.374 11.312 orang 91,42
Jumlah alumni pelatihan yang mendapatkan pekerjaan
49.764 56.909 orang 114,36
Meningkatnya pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja
Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Antar Kerja Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Lokal (AKL), dan kelembagaan tenaga kerja
75.000 33
95.407 33
orang provinsi
127,21 100,00
Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program
360 358 orang 99,44
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 32
pengurangan pengangguran sementara
Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara
105.000 105.037 orang 100,04
Jumlah wirausaha baru yang tercipta
10.000 17.174 orang 171,74
Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya peran kelembagaan industrial
Ratio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar Pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama
85 85 LKS 100,00
Jumlah LKS Bipartit yang dibentuk di perusahaan
400 427 LKS 106,75
Jumlah LKS Tripartit Kabupaten/ Kota
50 22 LKS
44,00
Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja
Jumlah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3)
53.000 53.000 prsh 100,00
Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak
Jumlah kawasan yang dibangun
63 60 lokasi 95,23
Jumlah transmigran yang ditempatkan
9.064 7.546 KK 83,25
Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing
Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan sarananya
34 34 kimtrans 100,00
Jumlah permukiman transmigrasi/ kawasan transmigrasi yang dikembangkan prasarananya
49 54 kimtrans 110,20
Jumlah kelembagaan ekonomi yang fungsional di permukiman/kawasan transmigrasi
87 134 lembaga 154,02
Jumlah kewirausahaan yang berkembang di permukiman transmigrasi/kawasan transmigrasi
2.000 2.360 orang 118,00
Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri
18 23 kimtrans 127,78
Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Kemnakertrans
Jumlah bahan/materi pimpinan dan laporan evaluasi program dan anggaran Kemnakertrans
13 23
13 23
Bahan laporan
100,00 100,00
Jumlah pengelola keuangan yang tersedia
2.500 3.262 orang 130,48
Jumlah laporan penyelesaian kerugian negara
20 200
20 200
Laporan kasus
100,00 100,00
-
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 33
Jumlah dokumen akuntabilitas unit kerja
87 87 dokumen 100,00
Jumlah peraturan perundang-undangan yang dihasilkan
2 6 2
30
2 9 2
21
RUU RPP
RPERPRES RPERMEN/ KEPMEN
100,00 150,00 100,00 70,00
Jumlah kasus hukum yang diselesaikan
20 44 kasus 220,00
Jumlah laporan BMN 359 311 satker 86,63
Tercapainya ketaatan dan kepatuhan aparat serta mitra kerja dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan, akuntabel dan bebas dari unsur kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)
Jumlah Pengawasan Inspektorat (objek pemeriksaan)
1.200 1.200 obrik 100,00
Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi untuk mendukung kebijakan Kemnakertrans
Jumlah rumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ket