Lakip-01

56
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bogor Tahun 2012 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Keberhasilan yang diperoleh tidak terlepas dari terjalinnya hubungan koordinasi yang baik secara internal dan eksternal maupun lintas sektor serta sinergitas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 disusun berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP dimaksudkan untuk memenuhi dua kebutuhan. Pertama, sebagai media pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu Presiden/Wakil Presiden, Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, BPKP, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DPRD Kabupaten Bogor serta masyarakat. Kedua, sebagai sarana untuk mengevaluasi capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor secara berkelanjutan dalam rangka memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat memberikan umpan balik yang diperlukan guna perbaikan perencanaan dan upaya peningkatan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor pada masa yang akan datang. Cibinong, Maret 2013 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

description

Lakip-01

Transcript of Lakip-01

Page 1: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,

karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bogor Tahun 2012 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Keberhasilan yang diperoleh tidak terlepas dari terjalinnya hubungan koordinasi yang baik

secara internal dan eksternal maupun lintas sektor serta sinergitas di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Bogor.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

disusun berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP dimaksudkan untuk memenuhi

dua kebutuhan. Pertama, sebagai media pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten

Bogor kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu Presiden/Wakil

Presiden, Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, BPKP,

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DPRD Kabupaten Bogor serta masyarakat. Kedua, sebagai

sarana untuk mengevaluasi capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor secara

berkelanjutan dalam rangka memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.

Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip

transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya laporan ini dapat

digunakan sebagaimana mestinya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat

memberikan umpan balik yang diperlukan guna perbaikan perencanaan dan upaya

peningkatan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor pada masa yang akan datang.

Cibinong, Maret 2013

Bupati Bogor,

RACHMAT YASIN

Page 2: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Visi Kabupaten

Bogor adalah “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Bertaqwa,

Berdaya dan Berbudaya menuju Sejahtera”. Untuk mencapai visi yang telah

ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan 7 (tujuh) misi, yaitu

Misi Kesatu: Meningkatkan Kesalehan Sosial Masyarakat dalam Kehidupan

Kemasyarakatan. Misi Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya

Saing dengan Titik Berat pada Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan yang

Berbasis Pedesaan. Misi Ketiga: Meningkatkan Infrastruktur dan Aksesibilitas

Daerah yang Berkualitas dan Terintegrasi secara Berkelanjutan. Misi Keempat:

Meningkatkan Pemerataan dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan. Misi Kelima:

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas. Misi Keenam: Meningkatkan Tata

Kelola Pemerintahan yang Baik dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Misi Ketujuh: Meningkatkan Kerjasama Pembangunan Daerah.

Untuk melaksanakan misi-misi yang ditetapkan tersebut telah dirumuskan

Tujuan dan Sasaran. Dalam tahun 2012, telah dirumuskan berbagai Tujuan dan

Sasaran strategis berikut indikator kinerjanya. Pencapaian Tujuan tercermin pada

capaian indikator makro Kabupaten Bogor yang merupakan capaian kumulatif dari

indikator manfaat (benefits) dan dampak (impacts) dari seluruh program/ kegiatan

yang dilaksanakan Pemerintah maupun partisipasi dari masyarakat Kabupaten

Bogor. Indikator makro Kabupaten Bogor sebagian telah dilakukan pengukuran

melalui prosedur tertentu oleh Bappeda dan BPS Kabupaten Bogor.

A. Pencapaian Indikator Makro Pembangunan

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manuasia (IPM) Kabupaten Bogor yang berhasil

dicapai tahun 2012 adalah 72.87. IPM Kabupaten Bogor terus mengalami

kenaikan jika dibandingkan IPM tahun 2011 yaitu 72.58

Sesuai dengan kriteria capaian IPM menunjukkan bahwa tingkat

kemakmuran masyarakat Kabupaten Bogor dapat dikelompokkan pada

skala ordinal 66 ≤ IPM < 80 atau kategori menengah atas.

a) Angka Harapan Hidup (AHH)

Salah satu indikator dalam bidang kesehatan yaitu Angka Harapan

Hidup atau Life Expectancy Rate merupakan salah satu nilai komposit

dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pencapaian

Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2012

mencapai 69.49 tahun lebih tinggi dari capaian Angka Harapan Hidup

(AHH) tahun 2011 yaitu 69.28 tahun.

Page 3: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

iii

b) Angka Melek Huruf (AMH)

Pencapaian Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kabupaten Bogor

tahun 2012 mencapai 95.26% atau lebih tinggi jika dibandingkan

dengan pencapaian tahun 2011 sebesar 95.09%.

c) Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS)

Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) menunjukkan rata-rata lamanya

penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bersekolah. Pencapaian

Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) penduduk Kabupaten Bogor tahun

2012 mencapai 8.12 tahun lebih tinggi capaian RRLS tahun 2011

sebesar 7.99 tahun.

2. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebanyak 5,077,210

jiwa lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun

2011, yaitu sebanyak 4,922,205 jiwa, atau terdapat pertambahan

penduduk sebanyak 155,005 jiwa pada tahun 2012.

3. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar

3.15%. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan

Gunung Putri, Bojonggede, Cileungsi, Cibinong, Klapanunggal, Parung,

Tajurhalang, dan Gunung Sindur.

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja dari penduduk Kabupaten Bogor tahun

2012 sebesar 63.28% lebih besar dari capaian tahun 2011, yaitu sebesar

62.54%.

5. Jumlah Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebanyak

424.31 ribu jiwa, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor tahun

2012 lebih rendah dari jumlah penduduk miskin pada tahun 2011, yaitu

sebanyak 470.50 ribu jiwa.

6. PDRB Harga Berlaku

Nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar

Rp95,905,597.38,- lebih besar jika dibandingkan dengan nilai PDRB atas

harga berlaku pada tahun 2011, yaitu sebesar Rp83,032,459.68,-

7. PDRB Per Kapita Harga Berlaku

Nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar

Rp18,889,428.92,- atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian

PDRB perkapita tahun 2011, yaitu sebesar Rp16,632,421.88,-

Page 4: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

iv

8. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator untuk mengukur

perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah. Indikator ini menunjukkan

naik tidaknya produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi pada

daerah tersebut. LPE Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebesar 5.99%

atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan LPE tahun 2011, yaitu sebesar

5.96%.

B. Pencapaian Sasaran Strategis

Untuk mendukung pencapaian indikator makro Kabupaten Bogor tersebut,

pengukuran kinerja juga mencakup pengukuran tingkat capaian sasaran

strategis Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 yang menggambarkan

kualitas capaian keluaran (output) atau hasil (outcome) dari program/ kegiatan

yang dilaksanakan tahun 2012. Capaian indikator kinerja sasaran strategis

Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada masing-masing Misi,

diikhtisarkan sebagai berikut:

Misi Kesatu: Meningkatkan Kesalehan Sosial Masyarakat dalam

Kehidupan Kemasyarakatan.

Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada

Misi Kesatu sebesar 140.81%. Misi kesatu dicapai dengan 29 indikator sasaran,

dimana 10 indikator sasaran atau 34.48% berkategori sangat baik, 18 indikator

sasaran atau 62.07% berkategori baik, dan 1 indikator sasaran atau 3.45%

berkategori kurang.

Misi Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing

dengan Titik Berat pada Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan yang

Berbasis Pedesaan.

Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada

Misi Kedua sebesar 108.53%. Misi kedua dicapai dengan 168 indikator

sasaran, dimana 70 indikator sasaran atau 41.67% berkategori sangat baik, 80

indikator sasaran atau 47.62% berkategori baik sekali, 7 indikator sasaran atau

4.17% berkategori baik, 4 indikator sasaran atau 2.38% berkategori cukup, dan

7 indikator sasaran atau 4.17% berkategori kurang.

Misi Ketiga: Meningkatkan Infrastruktur dan Aksesibilitas Daerah yang

Berkualitas dan Terintegrasi secara Berkelanjutan.

Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada

Misi Ketiga sebesar 96.40%. Misi Ketiga dicapai dengan 86 indikator sasaran,

dimana 35 indikator sasaran atau 40.70% berkategori sangat baik, 37 indikator

sasaran atau 43.02% berkategori baik sekali, 5 indikator sasaran atau 5.81%

Page 5: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

v

berkategori baik, 1 indikator sasaran atau 1.16% berkategori cukup, dan 8

indikator sasaran atau 9.30% berkategori kurang.

Misi Keempat: Meningkatkan Pemerataan dan Kualitas Penyelenggaraan

Pendidikan.

Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada

Misi keempat sebesar 99.62%. Misi keempat dicapai dengan 59 indikator

sasaran, dimana 20 indikator sasaran atau 33.90% berkategori sangat baik, 28

indikator sasaran atau 47.46% berkategori baik sekali, 7 indikator sasaran atau

11.86% berkategori baik, 2 indikator sasaran atau 3.39% berkategori cukup, 2

indikator sasaran atau 3.39% berkategori kurang.

Misi Kelima: Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas.

Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada

Misi Kelima sebesar 101.87%. Misi Kelima dicapai dengan 56 indikator

sasaran, dimana 26 indikator sasaran atau 46.43% berkategori sangat baik, 24

indikator sasaran atau 42.86% indikator sasaran berkategori baik sekali dan 6

indikator sasaran atau 10.71% berkategori baik.

Misi Keenam: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada

Misi Keenam sebesar 113.38%. Misi Keenam dicapai dengan 133 indikator

sasaran, dimana 44 indikator sasaran atau 10.76% berkategori sangat baik, 76

indikator sasaran atau 18.58% berkategori baik sekali, 3 indikator sasaran atau

0.73% berkategori baik, 1 indikator sasaran atau 0.24% berkategori cukup, 9

indikator sasaran atau 2.20% berkategori kurang.

Misi Ketujuh: Meningkatkan Kerjasama Pembangunan Daerah.

Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada

Misi Ketujuh sebesar 333.33%. Misi ketujuh dicapai dengan 1 indikator

sasaran, dimana indikator tersebut berkategori sangat baik.

Page 6: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ……………….………………………………………… i

Ringkasan Eksekutif …………….…………………………………...… ii

Daftar Isi ……………………………………………………………….. vi

Daftar Gambar …………………………………………………………. vii

Daftar Tabel …………………………………………………………….. viii

Bab I Pendahuluan ……………………………………………….…….. 1

1.1 Latar Belakang ………………..………..………………….…….. 1

1.2 Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor ………..……….......… 5

1.3 Kondisi Ekonomi …………….….…………………...…………. 12

1.4 Gambaran Umum Demografis …………………………………... 26

1.5 Sistematika Penyajian …………………………………………... 32

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja …………….……….…….. 36

2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 ….…………………...............………. 36

2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2012 …………………………….…… 43

Bab III Akuntabilitas Kinerja ……………………….……………..…… 45

3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja ...………………...……………... 45

3.2 Pencapaian Indikator Makro ………………………...…..……... 47

3.3 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja ………… 63

3.4 Akuntabilitas Keuangan …………………...………………...… 242

3.5 Prestasi Kabupaten Bogor ……………………………………... 270

Bab IV Penutup ……………......…..…………………………………… 276

Lampiran ………………………...……………………………………... 277

Page 7: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah

Kabupaten Bogor (Berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Bogor Nomor 9 tahun 2008)

Gambar 1.2 : Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2012

Berdasarkan Hasil Proyeksi

Gambar 1.3 : Alur Pikir Pengukuran kinerja

Gambar 1.4 : Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

Gambar 3.1 : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Komposit

Gambar 3.2 : Angka Harapan Hidup

Gambar 3.3 : Angka Melek Huruf (AMH)

Gambar 3.4 : Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS)

Gambar 3.5 : Jumlah Penduduk (Jiwa)

Gambar 3.6 : Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

Gambar 3.7 : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Gambar 3.8 : Jumlah Penduduk Miskin

Gambar 3.9 : Nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku

Gambar 3.10 : PDRB Perkapita Per Tahun

Gambar 3.11 : Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Gambar 3.12 : Proporsi Berbagai Jenis Pendapatan terhadap PAD

Kab.Bogor tahun 2012

Gambar 3.13 : Kontribusi DAK, DAU dan Dana Bagi Hasil terhadap Total

Dana Perimbangan Kabupaten Bogor Tahun 2012

Gambar 3.14 : Dana Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kab.Bogor

Tahun 2012

Gambar 3.15 : Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung

dalam APBD Kab.Bogor 2008-2012

Page 8: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Zona Potensi Unggulan Daerah

Tabel 1.2 : Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan

Kelompok Lapangan Usaha Pertanian Kabupaten Bogor

Tahun 2012

Tabel 1.3 : Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan

Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor

Tahun 2012

Tabel 1.4 : Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan

Kelompok Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan

Kab. Bogor Tahun 2012

Tabel 1.5 : Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan

Kelompok Lapangan Usaha Pariwisata Kabupaten Bogor

Tahun 2012

Tabel 1.6 : Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Bulan Mei

Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun 2011 dan

2012

Tabel 1.7 : Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis

Kelamin di Kabupaten Bogor Tahun 2012

Tabel 1.8 : Proporsi Penduduk Bekerja (15 tahun ke atas) Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2010 - 2011

Tabel 1.9 : Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja Menurut

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor

Tahun 2011

Tabel 3.1 : Pencapaian Indikator Makro Kabupaten Bogor 2008 s.d

2012

Tabel 3.2 : Nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor

2011-2012

Tabel 3.3 : Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten

Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 (Juta

Rupiah)

Tabel 3.4 : Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran

Tabel 3.5 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 1 Meningkatnya

pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam

melaksanakan ibadahnya

Tabel 3.6 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 1 Meningkatnya

kualitas SDM dan prasarana peribadatan serta lembaga

pendidikan keagamaan

Page 9: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

ix

Tabel 3.7 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 1 Meningkatnya

kualitas SDM dan prasarana peribadatan serta lembaga

pendidikan keagamaan

Tabel 3.8 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 1 Meningkatnya

pemahaman dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

Tabel 3.9 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 1 Meningkatnya

kemajuan seni budaya dan lingkung seni serta

terpeliharanya dan terlindunginya

situs maupun benda-benda kepurbakalaan

Tabel 3.10 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 1 Meningkatnya

partisipasi perempuan dalam pembangunan

Tabel 3.11 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 1 Meningkatnya

perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk

kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan

Tabel 3.12 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 1Meningkatnya

kesejahteraan fakir miskin, penyandang cacat dan

penyandang masalah sosial lainnya

Tabel 3.13 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 2 Meningkatnya

produksi, produktifitas, distribusi dan konsumsi pangan

daerah

Tabel 3.14 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 2 Berkembangnya

agribisnis pertanian dan aquabisnis perikanan

Tabel 3.15 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 2 Meningkatnya

Aksesibilitas Wilayah Pedesaan

Tabel 3.16 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 2 Meningkatnya

jumlah koperasi aktif dan kemandirian usaha mikro, kecil

dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal

Tabel 3.17 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 2 Meningkatnya

jumlah dan kemandirian industri kecil dan menengah dalam

mengembangkan ekonomi lokal

Tabel 3.18 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 2 Meningkatnya

nilai dan volume produk ekspor

Tabel 3.19 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 2 Berkembangnya

pariwisata andalan di Kabupaten Bogor disertai dengan

meningkatnya kunjungan wisatawan

Tabel 3.20 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 2 Meningkatnya

pertumbuhan investasi

Tabel 3.21 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 pada Misi 2 Meningkatnya

partisipasi angkatan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja

Tabel 3.22 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 pada Misi 2

Page 10: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

x

Tersalurkannya minat masyarakat untuk bertransmigrasi

Tabel 3.23 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 3 Meningkatnya

insfrastruktur wilayah yang berkualitas dan terintegrasi

untuk mendukung pergerakan orang, barang, dan jasa

Tabel 3.24 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 3 Meningkatnya

infrastruktur sumber daya air, waduk dan irigasi yang

optimal untuk mendukung upaya pemeliharaan hutan

konservasi, kawasan lindung, pengendalian daya rusak air

dan pendayagunaan sumber daya air

Tabel 3.25 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 3 Meningkatnya

Infrastruktur Jalan dan Jembatan

Tabel 3.26 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 3 Meningkatnya

pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan

berkurangnya kerusakan alam akibat penambangan

Tabel 3.27 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 3 Meningkatnya

sarana dan prasana pemukiman

Tabel 3.28 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 3 Meningkatnya

perencanaan kesesuaian dan pengendalian pemanfaatan

ruang

Tabel 3.29 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 3 Meningkatnya

Kepastian Hukum Pemilikan Tanah Masyarakat

Tabel 3.30 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 3 Meningkatnya

pengendalian pencemaran air, udara, dan kerusakan tanah

Tabel 3.31 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 pada Misi 3 Meningkatnya

peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

Tabel 3.32 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 4 Meningkatnya

akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan

Tabel 3.33 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 4 Meningkatnya

kuantitas dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan

Tabel 3.34 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 4 Meningkatnya

mutu pengelolaan pendidikan

Tabel 3.35 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 4 Meningkatnya

minat dan budaya baca masyarakat

Tabel 3.36 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 4 Meningkatnya

jumlah tahun bersekolah penduduk 15 tahun ke atas

Tabel 3.37 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 5 Meningkatnya

cakupan pelayanan kesehatan dan gizi bagi masyarakat

(pelayanan dasar dan rujukan)

Tabel 3.38 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 5 Meningkatnya

kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan

sehat

Page 11: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

xi

Tabel 3.39 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 5 Menurunnya

laju pertumbuhan penduduk alami dan Meningkatnya

Keluarga Sejahtera

Tabel 3.40 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 6 Meningkatnya

kualitas perencanaan daerah yang partisipatif, transparan,

berwawasan lingkungan dan aplikatif

Tabel 3.41 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 6 Meningkatnya

pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil

Tabel 3.42 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 6 Meningkatnya

Kualitas Kebijakan Bidang Pemerintahan

Tabel 3.43 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 6 Meningkatnya

Kualitas Kebijakan Bidang Perekonomian dan

Pembangunan

Tabel 3.44 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 6 Meningkatnya

Kualitas Kebijakan Bidang Kesejahteraan Rakyat

Tabel 3.45 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 6 Meningkatnya

kualitas kebijakan bidang administrasi umum

Tabel 3.46 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 6 Meningkatnya

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Tabel 3.47 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 6 Meningkatnya

kemandirian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan

Tabel 3.48 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 pada Misi 6 Meningkatnya

Prestasi Olahraga dan Pemasyarakatan Olahraga

Tabel 3.49 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 pada Misi 6 Meningkatnya

Wawasan Kebangsaan Masyarakat

Tabel 3.50 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 11 pada Misi 6 Terwujudnya

kehidupan politik yang demokratis

Tabel 3.51 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 12 pada Misi 6

Terlindunginya Masyarakat dari Gangguan Keamanan,

Kenyamanan, Ketentraman dan Ketertiban

Tabel 3.52 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 13 pada Misi 6 Meningkatnya

Kelancaran Fasilitasi Tugas-Tugas Kepala Daerah dan

DPRD

Tabel 3.53 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 14 pada Misi 6 Meningkatnya

Efektifitas Pengawasan dan Pengendalian

Tabel 3.54 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 15 pada Misi 6 Meningkatnya

Pendapatan Daerah

Tabel 3.55 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 16 pada Misi 6 Meningkatnya

Pendapatan Daerah

Tabel 3.56 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 17 pada Misi 6 Meningkatnya

Kualitas Pengelolaan Kepegawaian dan Kompetensi

Page 12: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

xii

Aparatur Dalam Melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya

Tabel 3.57 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 18 pada Misi 6 Meningkatnya

Pelayanan Perizinan yang Sesuai dengan Ketentuan, Cepat

dan Terjangkau Masyarakat

Tabel 3.58 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 19 pada Misi 6

Tersedia/Tersebarnya Informasi Tentang Penyelenggaraan

Pemerintahan

Tabel 3.59 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 20 pada Misi 6 Tertibnya

Pengelolaan Arsip dan Tercapainya Kemudahan Untuk

Pelayanan Kearsipan

Tabel 3.60 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 21 pada Misi 6 Meningkatnya

Cakupan Pelayanan, Pencegahan dan Upaya

Penanggulangan Bencana

Tabel 3.61 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 22 pada Misi 6 Meningkatnya

Kapasitas dan Kapabilitas Pegawai Negeri Sipil

Tabel 3.62 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 23 pada Misi 6 Menurunnya

Angka Kemiskinan Daerah

Tabel 3.63 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 7 Meningkatnya

kerjasama antar pemerintah dan pihak ketiga

Tabel 3.64 : Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kab. Bogor

Tahun 2008-2012

Tabel 3.65 : Pajak Daerah Kab. Bogor tahun 2012

Tabel 3.66 : Retribusi Daerah Kab. Bogor Tahun 2012

Tabel 3.67 : Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisahkan Kabupaten

Bogor Tahun 2012

Tabel 3.68 : Perkembangan Dana Perimbangan Kab. Bogor tahun 2008

s.d 2012

Tabel 3.69 : Perkembangan Dana Lain-lain Pendapatan yang Sah Kab.

Bogor Tahun 2008-2012

Tabel 3.70 : Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun

2008-2012

Tabel 3.71 : Perkembangan Pembiayaan Kabupaten Bogor Tahun 2008-

2012

Page 13: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dinamika kehidupan berbangsa dan bermasyarakat sekarang ini, menuntut setiap

aparatur pemerintahan, untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang

terjadi. Salah satu upaya itu, adalah dengan melakukan reformasi birokasi. Reformasi

birokasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik melalui

upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara terarah,

sistematis, dan terpadu.

Fungsi pemerintahan adalah mengayomi warganegaranya melalui pengaturan atau

regulasi, pembangunan nasional disegala bidang, pembinaan kemasyarakatan, menjaga

ketertiban dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan membangun

pertahanan keamanan yang kokoh.

Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat terselenggara dengan baik apabila

terwujudnya good governance. Good governance adalah cara yang baik mengelola urusan-

urusan publik. World Bank mendefinisikan governance sebagai:

“The way state power is used in managing economic and social resources for

development of society”

Suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab

yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi

dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif,

menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political frame work bagi

tumbuhnya aktifitas usaha.

Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas. Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi

Page 14: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

2

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi

organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui

alat pertanggungjawaban secara periodik.

Ini berarti bahwa akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi (penilaian)

mengenai standar pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan

situasi dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki

tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut.

Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam

pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja

yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara yang

digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting

dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas.

Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang

dengan mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas

yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian tujuan

melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan

salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat

dalam rencana stratejik organisasi, rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan

tetap berpegangan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah

Kabupaten Bogor adalah sebagai perwujudan dan pertanggungjawaban pencapaian kinerja

Pemerintah Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan setiap sasaran yang telah ditetapkan.

Dalam perspektif yang lain LAKIP merupakan alat kendali, penilai kinerja secara

kuantatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah dalam

rangka menuju perwujudan Good Governance, atau sebagai media pertanggungjawaban

Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap masyarakat Kabupaten Bogor.

Page 15: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

3

LAKIP Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 ini dibuat dengan bertitiktolak dari

RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, RKPD Kabupaten Bogor, Penetapan Kinerja

Kabupaten Bogor, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

LAKIP Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 ini berisikan tentang pencapaian

sasaran dalam RPJMD, realisasi indikator sasaran dalam RPJMD dan penjelasan tentang

pencapaian sasaran serta perbandingan pencapaian sasaran dengan tahun sebelumnya,

dengan demikian LAKIP ini telah disusun dan dikembangkan sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah

Kabupaten Bogor mengacu pada:

1. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 1950 Nomor 8);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah;

Page 16: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

4

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah;

10. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

14. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang

Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan

Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Dinas Daerah;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bogor;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Sekretariat Dewan

Pengurus KORPRI Kabupaten Bogor;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Sekretariat DPRD Kabupaten Bogor;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang Kabupaten Bogor;

Page 17: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

5

24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pembentukan,

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

Kabupaten Bogor;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 tahun 2011 tentang Perubahan Perda

Nomor 7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013;

26. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tanggal 20 Januari 2012 tentang Anggaran

dan Pendapatan dan Belanja (APBD) Kabupaten Bogor Tahun 2012;

27. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2012.

1.2 Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 14 ayat (1) bahwa urusan

wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan

urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi Perencanaan dan pengendalian

pembangunan; Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; Penyelenggaraan

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; Penyediaan sarana dan prasarana umum;

Penanganan bidang kesehatan; Penyelenggaraan pendidikan; Penanggulangan masalah

sosial; Pelayanan bidang ketenagakerjaan; Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil

dan menengah; Pengendalian lingkungan hidup; Pelayanan pertanahan; Pelayanan

kependudukan, dan catatan sipil; Pelayanan administrasi umum pemerintahan; Pelayanan

administrasi penanaman modal; Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan Urusan

wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan tersebut, telah ditetapkan

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bogor. Perangkat Daerah Kabupaten Bogor terdiri

atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah.

Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur staf Pemerintah Kabupaten Bogor

dalam pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional, sedangkan Lembaga Teknis

Page 18: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

6

Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur penunjang Pemerintah Kabupaten Bogor, baik

sebagai unit staf maupun unit lini yang terdiri dari Badan dan Kantor. Dinas Daerah

Kabupaten Bogor adalah unsur pelaksana pemerintah daerah Kabupaten Bogor yang

dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah. Selain itu, kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor

merupakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh

Kepala Kecamatan yang disebut Camat, sementara kelurahan merupakan perangkat

kecamatan yang dipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah. Struktur Organisasi

Pemerintah Kabupaten Bogor disajikan dalam gambar 1.1 berikut ini:

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten

Bogor (Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor

Nomor 9 tahun 2008)

BUPATI

WAKIL BUPATI

SEKRETARIATDAERAH

LEMTEKDA DINAS DAERAH SEKRETARIAT DPRD

KECAMATAN

KELURAHAN

Page 19: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

7

Kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah Kabupaten

Bogor adalah sebagai berikut:

1. Bupati/ Wakil Bupati

Bupati Bogor mempunyai kewajiban: (1) Mempertahankan dan memelihara

ketentraman Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai cita-cita Proklamasi

Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945; (2) Memegang teguh Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945; (3) Menghormati kedaulatan rakyat; (4) Menegakan seluruh

peraturan perundangan; (5) Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat; (6) Memelihara

ketentraman dan ketertiban masyarakat; dan (7) Mengajukan rancangan Peraturan

Daerah dan menetapkannya sebagai Peraturan Daerah bersama DPRD. Wakil Bupati

Bogor mempunyai tugas: (1) Membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan

kewajibannya; (2) Mengkoordinasikan kegiatan organisasi perangkat daerah/instansi

pemerintah di daerah; (3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati

Bogor.

2. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati

Bogor dalam mengkoordinasikan tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, dan pelayanan masyarakat serta memberikan pelayanan administratif

kepada seluruh perangkat daerah. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat

Daerah Kabupaten Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut: (1) Pengkoordinasian

perumusan kebijakan Pemerintah Daerah; (2) Pengkoordinasian perumusan kebijakan

Pemerintah Daerah; (3) Pengkoordinasian pengelolaan sumber daya aparatur,

keuangan, prasarana, dan sarana Pemerintah Daerah; (4) Pengkoordinasian staf

terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh perangkat daerah dalam rangka

penyelenggaraan administrasi pemerintahan; (5) Pengkoordinasian tugas-tugas

pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan

menganalisis data, merumuskan program dan petunjuk teknis serta monitoring dan

Page 20: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

8

evaluasi perkembangan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan; (6) Pengkoordinasian perumusan peraturan perundangan yang

menyangkut tugas pemerintahan daerah; (7) Pengkajian kebijakan pendayagunaan

aparatur, organisasi dan tata laksana serta pelayanan teknis administratif perangkat

daerah; (8) Pelaksanaan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga; (9)

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

3. Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administratif

kepada anggota DPRD. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat DPRD

mempunyai fungsi: (1) Penyelenggaraan fasilitasi rapat DPRD; (2) Pelaksanaan

urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota DPRD; (3) Penyelenggaraan tata

usaha DPRD; (4) Pengkajian produk peraturan perundangan; (5) Penyelenggaraan

hubungan antara lembaga dan kemasyarakatan.

4. Dinas Daerah

Dinas Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan

kewenangan Pemerintah Daerah di bidang tertentu dalam rangka pelaksanaan tugas

desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas Daerah mempunyai

fungsi: (1) Perumusan pelaksanaan kebijakan teknis operasional sesuai dengan bidang

tugasnya; (2) Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum; (3) Pembinaan

terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas.

Dinas Daerah tahun 2012 terdiri dari:

1) Dinas Kesehatan;

2) Dinas Pendidikan;

3) Dinas Bina Marga dan Pengairan;

4) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;

5) Dinas Kebersihan dan Pertamanan;

Page 21: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

9

6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

8) Dinas Komunikasi dan Informasi;

9) Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan

Perdagangan;

10) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

11) Dinas Pemuda dan Olahraga;

12) Dinas Pendapatan Daerah;

13) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah;

14) Dinas Pertanian dan Kehutanan;

15) Dinas Peternakan dan Perikanan;

16) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

17) Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman;

18) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan;

5. Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam

menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan daerah di bidangnya. Dalam

menyelenggarakan tugas pokok, Lemtekda mempunyai fungsi: (1) Perumusan

kebijakan teknis sesuai bidang tugasnya; (2) Pelaksanaan koordinasi dan pelayanan

penunjang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Lembaga Teknis Daerah tahun 2012 terdiri dari:

1) Inspektorat;

2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI;

3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

4) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;

5) Badan Lingkungan Hidup;

6) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan;

7) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

8) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

9) Badan Perizinan Terpadu;

Page 22: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

10

10) Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

11) RSUD Ciawi;

12) RSUD Cibinong;

13) RSUD Leuwiliang;

14) RSUD Cileungsi

15) Satuan Polisi Pamong Praja;

16) Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;

17) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik.

6. Kecamatan

Kecamatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam

menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Bupati Bogor. Dalam

menyelenggarakan tugas pokok, kecamatan mempunyai fungsi: (1) Penyelenggaraan

tugas-tugas pokok kecamatan dan pembinaan kelurahan/desa; (2) Penyelenggaraan

tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah; (3) Pengkoordinasian tugas-tugas

pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab kecamatan; (4)

Penyelenggaraan pelayanan umum; (5) Pengkoordinasian perangkat daerah dalam

wilayah kecamatan; (6) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan

prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan.

Kecamatan tahun 2012 terdiri dari: Kecamatan Babakan Madang, Cariu, Cibinong,

Cileungsi, Citeureup, Gunung Putri, Jonggol, Klapanunggal, Sukamakmur,

Tanjungsari, Bojonggede, Ciomas, Ciseeng, Dramaga, Gunung Sindur, Kemang,

Parung, Rancabungur, Sukaraja, Tajurhalang, Caringin, Ciampea, Ciawi, Cigombong,

Cijeruk, Cisarua, Megamendung, Pamijahan, Tamansari, Tenjolaya, Cibungbulang,

Cigudeg, Jasinga, Leuwiliang, Leuwisadeng, Nanggung, Parung Panjang, Rumpin,

Sukajaya, dan Kecamatan Tenjo.

Page 23: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

11

7. Kelurahan

Kelurahan mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam menyelenggarakan

sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan

pelimpahan dari Camat. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Kelurahan

mempunyai fungsi: (1) Penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan; (2) penyelenggaraan

tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah; (3) Pengkoordinasian tugas-tugas

pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab kelurahan; (4)

Penyelenggaraan pelayanan umum; (5) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan,

menumbuhkan prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan dan kemasyarakatan. Jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Bogor

sebanyak 17 kelurahan, terdiri dari:

Kecamatan Kelurahan

1 Cibinong 1 Pabuaran

2 Cibinong

3 Cirimekar

4 Ciriung

5 Nanggewer

6 Nanggewer Mekar

7 Sukahati

8 Tengah

9 Pakansari

10 Karadenan

11 Harapanjaya

12 Pondok Rajeg

2 Kemang 13 Atang Senjaya

3 Ciomas 14 Padasuka

4 Cisarua 15 Cisarua

5 Citeureup 16 Karang Asem Barat

17 Puspanegara

Page 24: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

12

1.3 Kondisi Ekonomi

Kondisi Ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2012 relatif stabil bahkan mengalami

peningkatan yang sangat signifikan seiring dengan tumbuhnya beberapa sektor penggerak

ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari

peningkatan pengembangan potensi unggulan daerah maupun pergerakan nilai Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Potensi Unggulan Daerah

Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan suatu barang atau jasa yang dimiliki dan

dikuasai oleh suatu daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta

menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi berdasarkan pertimbangan

kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta masyarakat dan kelembagaan

(penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, dukungan infrastruktur, dan

kondisi sosial budaya setempat) yang berkembang di lokasi tertentu. Kabupaten Bogor

memiliki banyak sekali sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan

menjadi produk unggulan daerah. Untuk itu potensi potensi sumber daya alam tersebut

harus selalu dikembangkan agar menjadi komoditi unggulan yang memiliki daya saing

yang kuat, baik di tingkat kabupaten, regional maupun tingkat nasional bahkan

internasional. Kebijakan pengembangan komoditas unggulan baik yang telah

berkembang maupun yang masih potensial di Kabupaten Bogor didasarkan pada

Peraturan Bupati Nomor 84 Tahun 2009 tentang Revitalisasi Pertanian dan

Pembangunan Perdesaan dan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010 tentang

Peningkatan Daya Saing Produk Kabupaten Bogor serta hasil-hasil kajian

pengembangan komoditas unggulan kecamatan oleh Bappeda Kabupaten Bogor, yang

diantaranya memuat zonasi dan arah pengembangan sebagaimana tercantum pada tabel

berikut:

Page 25: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

13

Tabel 1.1. Zona Potensi Unggulan Daerah

Zona Kecamatan Arah Pengembangan

1 Rumpin, Cigudeg, Parung Panjang,

Jasinga, Tenjo

Agrosilvopastoral, yaitu

pengembangan agroforestry yang

didukung oleh sektor pertanian

tanaman pangan dan peternakan

2 Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang,

Leuwisadeng, Cibungbulang,

Pamijahan

Agroekowisata yang didukung oleh

sektor pertanian tanaman pangan dan

perikanan. Pola pengembangan

komoditas strategis: agropolitan dan

minapolitan

3 Ciampea, Tenjojaya, Dramaga,

Ciomas

Industri non-farm yang didukung

dengan sektor pertanian, perikanan,

kehutanan, dan peternakan

4 Tajurhalang, Kemang, Rancabungur,

Parung, Ciseeng, Gunung Sindur Industri perdesaan dan

pengembangan UMKM, yang tetap

berbasiskan pada produk atau

komoditas pertanian secara luas

serta perikanan berbasis minapolitan

5 Tamansari, Cijeruk, Cigombong,

Caringin Diversifikasi pertanian dan

agroekowisata

6 Ciawi, Cisarua, Megamendung,

Sukaraja, Babakan Madang

Ekowisata yang dikerjasamakan

dengan berbagai pihak dalam rangka

membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat

7 Cileungsi, Klapanunggal, Gunung

Putri, Citeureup, Cibinong,

Bojonggede

Pertanian perkotaan dan industri.

Pengembangan urban agriculture

bertitik tolak pada produk atau

komoditas pertanian yang sudah

diusahakan oleh warga.

Pengembangan industri besar

dikaitkan dengan ada rencana

pengembangan Cibinong Raya

8 Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari,

Jonggol

Lumbung pangan melalui

peningkatan dan rehabilitasi sarana

dan prasarana pemukinman Sumber: Bappeda Kab. Bogor

Page 26: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

14

1) Pertanian

Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor yang telah

berkembang maupun potensial untuk dikembangkan pada lapangan usaha

pertanian terutama komoditi unggulan tanaman pangan dan hortikultura, antara

lain: Talas Bogor, Nanas, Pisang Rajabulu dan Manggis Raya. Keempat komoditi

tersebut varietasnya telah dilepas/dirilis oleh Pusat Kajian Buah Tropika Institut

Pertanian Bogor (PKBT-IPB) dan ditetapkan sebahgai komoditi unggulan khas

Kabupaten Bogor. Talas dan Nanas Bogor banyak dikembangkan di bagian

selatan, terutama di Kecamatan Cigombong, Caringin, Cijeruk dan Tamansari.

Pengembangan Talas dan Nanas sangat bergantung pada lokasi (spesifik lokasi)

sehingga produksi pada tahun 2012 mengalami penurunan. Produksi Talas

mencapai 10,987 ton, dengan lokasi pengembangan banyak terdapat di

Kecamatan Dramaga, Tamansari, Cijeruk, Ciomas, Ciawi. Lokasi sentra

pengembangan Nanas Bogor di Kecamatan Cijeruk. Produk utamanya adalah

buah segar, dengan pemasaran yang sudah terjamin, sebagian besar merupakan

bahan baku asinan bogor Gedong Dalam. Produksi Nanas tahun 2012 mencapai

6,130 ton atau meningkat sebesar 20.44% dari tahun sebelumnya. Tanaman

Pisang Rajabulu banyak dikembangkan di Kecamatan Cisarua, Caringin, Ciawi

dan Megamendung, dengan produksi mencapai 20,771 ton. Sedangkan manggis

pemasarannya sampai ke mancanegara seperti Hongkong dan Taiwan, juga ke

negara-negara di Timur Tengah. Pengembangan Manggis telah menggunakan

Standar Operasional Prosedur (SOP) Good Agricultural Practices dalam

budidayanya.

Lokasi pengembangan di Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng dan

Klapanunggal, dengan produksi mencapai 5,399 ton meningkat 106.5% dari

tahun 2011.

Berdasarkan kelimpahan sumber daya atau produksi yang dihasilkan,

komoditi unggulan tanaman pangan dan hortikultura lainnya adalah: anggrek

Page 27: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

15

potong dan tanaman hias berdaun indah. Komoditi yang potensial untuk

dikembangkan sebagai komoditi unggulan adalah: padi sawah dan padi gogo,

jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, pepaya, jambu biji, tanaman obat,

melati, sedap malam, krisan, gladiol serta mawar.

2) Peternakan

Komoditi unggulan peternakan antara lain : sapi perah dengan sentra di

Kecamatan Cisarua dan komoditi Kambing Peranakan Etawa (PE) di Kecamatan

Caringin, Sapi Potong di Kecamatan Jonggol dan Kelinci di Kecamatan

Tenjolaya. Sapi perah dan Kambing PE cukup pesat perkembangannya dan

mampu memberikan nilai tambah bagi usaha masyarakat. Populasi sapi perah

pada tahun 2012 sebanyak 9,487 ekor meningkat 5.73%, sedangkan populasi

kambing PE tahun 2012 sebanyak 6,139 ekor meningkat sebesar 20.44% dari

tahun sebelumnya. Pengembangan sapi perah saat ini sudah mampu melakukan

diversifikasi produk yaitu selain susu juga yoghurt dan bahan makanan lainnya.

Pengembangan sapi potong di Kecamatan Jonggol, populasinya sebanyak 25,802

ekor. Pengembangan kelinci selain menjadi pendukung pengembangan pariwisata

di Kecamatan Tenjolaya juga telah menumbuhkan usaha perdesaan, baik usaha

pengolahan daging kelinci menjadi pangan, sebagai pakan hewan di Taman Safari

juga sebagai kelinci hias. Populasi kelinci pada tahun 2012 mencapai 43,719

ekor. Komoditi peternakan lainnya yang dapat dikembangkan sebagai komoditi

unggulan adalah domba, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan ayam pembibit.

3) Perkebunan

Komoditi unggulan perkebunan yang dikelola masyarakat adalah: kopi,

karet, dan pala. Produksi kopi pada tahun 2012 sebanyak 9,694 ton meningkat

0.78% dari tahun 2011, produksi karet rakyat sebesar 3,884 ton meningkat

13.28% dan produksi pala sebesar 1,353 ton meningkat sebesar 8.67% dari tahun

2011. Sentra pengembangan kopi di Kecamatan Sukamakmur, selain itu

Kecamatan Pamijahan dan Tanjungsari juga menjadi penyumbang terbesar

Page 28: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

16

produksi kopi. Sentra pengembangan karet adalah Kecamatan Jasinga dengan

Cigudeg sebagai wilayah pengembangannya. Sentra pengembangan pala adalah

Kecamatan Cijeruk, daging pala banyak digunakan sebagai bahan manisan pala

baik kering maupun basah. Selain itu biji pala juga mempunyai potensi ekonomis

sebagai rempah-rempah untuk obat dan bumbu dapur. Potensi komoditi

perkebunan lainnya dapat dikembangkan sebagai komoditi unggulan adalah

cengkeh, kelapa, teh dan tanaman obat.

4) Kehutanan

Belum ada komoditi kehutanan baik hasil hutan kayu maupun non kayu yang

ditetapkan sebagai komoditi unggulan. Namun berdasarkan jumlah produksi di

masyarakat terdapat potensi kayu rakyat yang dapat dikembangkan menjadi

komoditi unggulan, yaitu kayu afrika dengan produksi 10,707.46 m³, kayu sengon

(albizia) 7,274.29 m³ dan kayu mahoni 4,295.59 m³.

5) Perikanan

Budidaya perikanan air tawar baik untuk produksi ikan konsumsi,

pembibitan maupun ikan hias mampu menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan

akan ikan konsumsi, bibit ikan dan ikan hias di Kabupaten Bogor. Pada tahun

2012 produksi ikan konsumsi sebesar 74,962.33 ton atau meningkat 32.50% dari

tahun sebelumnya, dengan komoditi unggulan ikan lele dan ikan gurame.

Produksi benih ikan lele 1,755,828.30 RE atau meningkat 221%, sedangkan

produksi benih gurame 27,833.97 RE atau meningkat. Peningkatan produksi ikan

lele baik benih maupun ikan konsumsi tidak terlepas dari ditetapkannya kawasan

minapolitan di Kabupaten Bogor yang meliputi empat kecamatan yaitu

Kecamatan Ciseeng, Kemang, Parung dan Gunung Sindur dengan komoditi

unggulannya ikan lele. Sedangkan pengembangan ikan gurame berada di

Kecamatan Dramaga.

Komoditi unggulan lainnya adalah ikan hias air tawar, lokasi sentra

pengembangan ikan hias air tawar adalah kecamatan Cibinong dengan produksi

Page 29: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

17

tahun 2012 sebesar 187,552.04 RE atau naik sebesar 19.75%. Di bawah ini

disajikan tabel potensi komoditi unggulan lapangan usaha pertanian:

Tabel 1.2. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok

Lapangan Usaha Pertanian Kabupaten Bogor Tahun 2012

No. Kegiatan/Usaha/ Sektor

Data

Komoditi Potensi

Unggulan

Komoditi

Unggulan

Produksi/Popula

si Keseluruhan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 A. Pertanian Tanaman

Pangan

Padi sawah

543,479 ton

Padi Gogo 5,673 ton

Jagung 56,297 ton

Kacang 1,810 ton

Ubi Jalar 56,297 ton

Ubi Kayu 159,568 ton

Talas 10,987 ton

B. Pertanian Tanaman

Hortikultura Pisang 20,771 ton

Manggis 5,399 ton

Nanas 6,130 ton

Jambu Biji 45,871 ton

Tanaman Obat 3,490 ton

Melati 14,173 kg

Sedap malam 99,990 tangkai

Krisan 441,865 tangkai

Gladiol 5,515 tangkai

Mawar 2,580 tangkai

Anggrek

potong 4,552,406 tangkai

Tanaman hias 966,162 pohon

berdaun indah

2 Usaha Peternakan

a Unggas Ayam ras petelur 4,580,155 ekor

Ayam ras

pedaging 17,684,762 ekor

Ayam pembibit 1,756,525 ekor

b Ternak Besar Sapi potong 25,802 ekor

Sapi perah 9,487 ekor

c Ternak Kecil Domba 214,408 ekor

Kambing PE 6,139 ekor

Kelinci 43,719 ekor

Page 30: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

18

No. Kegiatan/Usaha/ Sektor

Data

Komoditi Potensi

Unggulan

Komoditi

Unggulan

Produksi/Popula

si Keseluruhan

3 Perkebunan Rakyat Cengkeh 831 ton

Pala 1,353 ton

Karet rakyat 3,884 ton

Kelapa 16,208 ton

Kopi 9,694 ton

Teh 102 ton

4 Kehutanan Sengon (albizia) 7,274.29 m3

Mahoni 4,295.59 m3

Afrika 10,707.46 m3

5 Usaha Perikanan

a Budidaya Ikan Ikan konsumsi 74,962.33 ton

Konsumsi dan Ikan Lele 47,733.11 ton

Penangkapan di Ikan Gurame

Perairan Umum

b Budidaya ikan hias Ikan hias air

tawar

187,552.04 RE

c Pembenihan Benih ikan lele 1,755,828.30 RE

Benih Gurame 27,833.97 RE

Sumber : 1: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2012

2: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2012

6) Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah

Sektor industri terdiri Industri Menengah Besar dan Industri Kecil

Menengah. Sektor industri menengah besar didominasi oleh industri agro dan

industri logam dengan nilai investasi sebesar Rp839,036,061,134,- dan

Rp553,612,343,219,-. Selain unggul dalam nilai investasi, kedua industri ini juga

unggul dalam jumlah unit usaha yaitu sebesar 209 unit usaha untuk industri agro

dan 144 unit usaha untuk industri logam. Sementara industri menengah besar

yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri tekstil dan produk

tekstil dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 24,403 orang.

Page 31: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

19

Sementara potensi industri kecil menengah meliputi IKM agro dengan nilai

investasi sebesar Rp26,940,077,666,- dari 380 unit usaha serta IKM tekstil dan

produk tekstil dengan nilai investasi sebesar Rp16,375,221,750,- dari 377 unit

usaha. Sedangkan komoditi unggulan perdesaan industri kecil menengah (IKM)

baik formal maupun non formal meliputi produk alas kaki, tas dan logam. Ketiga

komoditi tersebut menjadi concern pemerintah daerah dalam pengembangannya

yang meliputi beberapa kecamatan, IKM alas kaki berjumlah 1,933 unit usaha

tersebar di 19 kecamatan dimana Kecamatan Ciomas dan Tamansari sebagai

pusat pengembangan IKM alas kaki. Penyerapan tenaga kerja di industri ini

sebanyak 17,764 orang dengan nilai investasi sebesar Rp236,305,440,003,-

dengan kapasitas produksi 1,906,002 kodi per tahun. Pengembangan IKM logam

berpusat di Kecamatan Citeureup dengan jumlah unit usaha sebanyak 119 unit,

dengan nilai investasi sebesar Rp773,000,000,- per bulan dan kapasitas produksi

sebanyak 20,700,436 piece per bulan, Pengembangan IKM tas berpusat di

Kecamatan Ciampea dengan jumlah unit usaha sebanyak 85 unit dengan nilai

investasi sebesar Rp1,070,400,000,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.3. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok

Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun 2012

No, Kegiatan/Usaha/ Sektor

Data

Komoditi Potensi Unggulan Komoditi

Unggulan

Produksi/Populasi

Keseluruhan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Industri Menengah Besar Industri Logam :

- Komponen Kendaraan 407,209,465 pcs

Bermotor

- Peralatan Kantor 463,325 buah

dari Logam

Page 32: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

20

No, Kegiatan/Usaha/ Sektor

Data

Komoditi Potensi Unggulan Komoditi

Unggulan

Produksi/Populasi

Keseluruhan

(1) (2) (3) (4) (5)

- Kemasan kaleng 35,500 pcs

Industri Mesin :

- Karoseri 165,899 buah

- Mesin Industri Kertas 320,601 buah

Industri Kimia dan

Barang Kimia :

- Bahan Kimia 32,460 ton

Industri Agro :

- Air Kemasan 144, 677,000 liter

- Furniture 1,440 ton

193,076 buah

40,000 set

2 Industri Kecil Menengah - Alas Kaki 1,906,002 kodi

- Tas

- Logam 20,700,436 piece

IKM Agro :

- Mebel Bambu 150 set

- Anyaman Bambu 33,368 pcs

- Bunga kering 30,735 tangkai

Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2012

7) Penggalian dan Pertambangan

Pada komoditi lapangan usaha penggalian dan pertambangan, pada

umumnya sudah banyak diusahakan dengan pangsa pasar tersendiri. Namun

demikian terdapat komoditi yang menjadi unggulan, antara lain : emas, perak

serta andesit, tanah liat dan batu kapur yang merupakan bahan galian konstruksi,

Page 33: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

21

Tabel 1.4 menyajikan komoditi potensi unggulan dan komoditi unggulan

lapangan usaha penggalian dan pertambangan.

Tabel 1.4 Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok

Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan Kab. Bogor Tahun 2012

No, Kegiatan/Usaha/ Sektor

Data

Komoditi Potensi

Unggulan

Komoditi

Unggulan

Produksi/Populasi

Keseluruhan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertambangan Bahan Galian Andesit 10,653,461.16

Mineral Non Logam dan batuan Pasir & kerikil 147,205.53

(ton) Tanah Urug 95,573.40

Tanah Liat 2,993,341.80

Batu Kapur 20,531,450.40

Trass 105,297.50

2 Bahan Galian Mineral Logam (kg) Emas 1,700.04

Perak 14,994.79

Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor 2012

8) Pariwisata

Daya tarik wisata Kabupaten Bogor merupakan perpaduan antara karakter

alamnya yang kuat, kebudayaan dan kepurbakalaan. Kawasan puncak merupakan

kawasan primadona yang sampai saat ini belum tergantikan. Pada zona Bogor

Barat terdapat kawasan Gunung Salak Endah yang merupakan kawasan wisata

andalan untuk alternatif pengganti puncak. Selain itu, atraksi seni dan budaya

digelar dalam event “Helaran” yang secara rutin digelar setiap setahun sekali dan

merupakan ajang atraksi seni budaya dari perwakilan masing-masing kecamatan.

Page 34: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

22

Potensi wisata yang diunggulkan di Kabupaten Bogor dibedakan berdasarkan

daya tarik wisata menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional meliputi:

a) Daya Tarik Wisata Alam

Kawasan Puncak terletak di Selatan Bogor yang merupakan daerah

perbukitan dengan ketinggian antara 800-1500 m dpl, sehingga memiliki

udara yang sejuk dan segar. Pada kawasan ini dapat dinikmati keindahan

aneka obyek dan daya tarik wisata diantaranya: wisata Agro Gunung Mas,

panorama alam Riung Gunung, Telaga Warna, Curug Cilember, dan Taman

Safari Indonesia. Selain itu banyak aktifitas wisata yang dapat dilakukan

dengan seting alam diantaranya : tea walk, menunggang kuda, paralayang,

outbond, fotografi dan lain-lain, Kawasan wisata dengan panorama alam

yang indah dan berhawa sejuk tersebut telah didukung fasilitas camping

ground, taman rekreasi, hutan wisata, hotel melati, pondok wisata, tempat

pertemuan dan seminar, sarana olah raga dan wartel.

b) Daya Tarik Wisata Buatan

Daya tarik wisata buatan dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat di suatu wilayah yang tidak memiliki potensi asli, salah satu

wisata buatan yang menjadi tujuan wisata terbesar di Kabupaten Bogor

adalah Taman Safari Indonesia (TSI) di Kecamatan Cisarua Bogor. TSI

merupakan taman satwa terbesar di Indonesia dengan jumlah spesies satwa

dan lokal tidak kurang dari 1,500 spesies. Jumlah kunjungan tahun 2012

tercatat 597,132 orang.

Selain Taman Safari Indonesia masih banyak daya tarik wisata buatan

lainnya yang tersebar di Kabupaten Bogor yaitu : Taman Wisata Matahari,

Sirkuit Sentul, Taman Rekreasi Lido, Junggle Land Sentul, Wisata Desa

Kampung Bambu, Kampung Wisata Cinangneng, serta Museum Mobil dan

Keramik Sentul.

Page 35: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

23

c) Wisata Budaya

Kabupaten Bogor memiliki berbagai atraksi seni dan budaya tradisional yang

digelar dalam event Helaran secara rutin setiap tahun, Acara ini merupakan

ajang atraksi seni dan budaya yang merupakan perwakilan dari masing-

masing kecamatan, Objek wisata yang menjadi unggulan pada wisata budaya

adalah Kampung Budaya Sindang Barang, dengan jumlah kunjungan sebesar

12,637 orang atau meningkat sebesar 3.5% dari tahun sebelumnya. Selain

Kampung Budaya Sindang Barang, terdapat potensi wisata budaya unggulan

lainnya seperti : Situs Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Adat Urug di

Kecamatan Sukajaya, Bellacampa, Kampung Cina, Pura Parahyangan Agung

Jagatkarta dan 19 Benda Cagar Budaya.

Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan

Kelompok Lapangan Usaha Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2012

No

Kegiatan/ Usaha/

Sektor

Data

Potensi Wisata Unggulan Wisata Unggulan

Kunjungan

Wisatawan /

tahun

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Wisata alam

a Pegunungan dan

hutan alam

Panorama Riung Gunung 10,700

Wana Wisata Citamiang 113

Wana Wisata Bodogol 8,732

Wana Wisata Curug Naga 2,274

Wana Wisata Curug Arca 1,832

Wana Wisata Cipamingkis 27,299

Wana Wisata Buper

Gunung Bunder

90,211

Buper Sukamantri 2,272

Penangkaran Rusa/WW 9,823

Page 36: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

24

No

Kegiatan/ Usaha/

Sektor

Data

Potensi Wisata Unggulan Wisata Unggulan

Kunjungan

Wisatawan /

tahun

(1) (2) (3) (4) (5)

Giri Jaya

b Pertanian Wisata Agro Gunung

Mas

232,968

Taman Bunga

Melrimba

71,854

Kebun Wisata Pasir

Mukti

28,638

c Perkebunan Taman Wisata

Mekarsari

77,154

Warso Farm

d Perairan sungai dan

danau

Telaga Warna 15,775

Alam Fantasi 30,192

e Bentang Alam

Khusus

Curug Cilember 181,371

Pemandian Air Panas GSE 17,600

Curug Kembar/Batulayang 1,528

Curug Cisuren 1,250

Curug Panjang 9,321

Curug Nangka 71,291

Curug Luhur Indah

Paradise

7,643

Curug Cigamea 17,200

Curug Ngumpet 5,200

Kawah Ratu 122

Curug Cihurang 8,841

Pemandian Air Panas

Gunung Pancar

9,261

Goa Gudawang 5,610

Pemandian Air Panas

Gunung Pancar

9,261

Page 37: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

25

No

Kegiatan/ Usaha/

Sektor

Data

Potensi Wisata Unggulan Wisata Unggulan

Kunjungan

Wisatawan /

tahun

(1) (2) (3) (4) (5)

Pemandian Air Panas

Tirta Sanita

90,062

2 Wisata buatan Taman Safari Indonesia 597,132

Junggle land Sentul - 0

Taman rekreasi lido 5,982

Taman Wisata Matahari 552,146

Wisata Desa Kampung

Bambu

11,805

Kampung Wisata

Cinangneng

1,752

Museum Mobil & Keramik

Sentul

11,692

Sirkuit Sentul 81,428

3 Wisata Budaya

Situs batu tulis Ciaruteun 8,329

Kampung Budaya

Sindang Barang

12,637

Bellacampa 3,837

Kampung Adat Urug

Kampung Cina

Pura Parahyangan Agung

Jagatkarta

-

19 Benda Cagar Budaya

Kabupaten Bogor

-

Sumber: Bappeda Kab. Bogor

Page 38: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

26

1.4 Gambaran Umum Demografis

Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2012 berdasarkan estimasi data

Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 5,077,210 jiwa (angka sementara) yang terdiri dari

penduduk laki-laki 2,604,873 jiwa dan penduduk perempuan 2,472,337 jiwa. Jumlah

penduduk tersebut telah mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan jumlah

penduduk pada tahun 2011 yang berjumlah 4,992,205 jiwa. Kondisi ini menyebabkan

tingginya rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor, laju pertumbuhan

penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebesar 3.15%.

Jika diperbandingkan antar wilayah kecamatan yang tercakup dalam wilayah

Kabupaten Bogor, hasil proyeksi penduduk tahun 2011 laju pertumbuhan penduduk

terbesar terdapat di Kecamatan Gunung Putri sebesar 6.27%, Kecamatan Bojonggede

sebesar 5.86%, Kecamatan Cileungsi sebesar 5.72%, Kecamatan Cibinong sebesar 4.62%,

Kecamatan Parung sebesar 4.22%, Kecamatan Gunung Sindur sebesar 4.31%, Kecamatan

Klapanunggal 4.26% dan Kecamatan Tajurhalang sebesar 4.16%. Pertambahan penduduk

di delapan kecamatan tersebut dapat dikatakan pesat karena merupakan pusat

pengembangan usaha industri dan permukiman yang cukup berkembang, dimana beragam

jenis usaha industri besar maupun sedang, yang menyebabkan tingginya migrasi masuk

penduduk dari luar kecamatan sebagai tenaga kerja untuk bermukim di kecamatan

setempat.

Data sex rasio penduduk Kabupaten Bogor adalah sebesar 106, artinya setiap 100

orang perempuan terdapat 106 orang laki-laki. Hampir di semua kecamatan di Kabupaten

Bogor memiliki sex rasio di atas 100, yang berarti berlaku umum bahwa jumlah penduduk

laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan di daerah tersebut. Namun

terdapat satu kecamatan yang nilai sex rasionya dibawah 100, yaitu Kecamatan Gunung

Putri sebesar 99, yang artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 99 orang laki-laki. Hal

ini disebabkan sebagai daerah pengembangan usaha industri besar dan sedang, tampaknya

menarik minat banyak pekerja wanita untuk bekerja dan bermukim di wilayah Kecamatan

Page 39: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

27

Gunung Putri. Kondisi demografis Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di atas secara

ringkas disajikan pada tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.6 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Bulan Mei Menurut Jenis Kelamin

per Kecamatan Tahun 2011 dan 2012

No Kecamatan

2011 2012

L P Jumlah L P Jumlah

1 Nanggung 44,086 40,924 85,010 44,562 41,434 85,996

2 Leuwiliang 59,744 55,512 115,256 60,772 56,468 117,240

3 Leuwisadeng 37,552 34,288 71,840 38,069 34,761 72,830

4 Pamijahan 69,982 65,870 135,852 70,972 66,859 137,831

5 Cibungbulang 65,719 61,462 127,181 66,759 62,428 129,187

6 Ciampea 77345 72,557 149,902 78,785 73,907 152,692

7 Tenjolaya 28,637 27,179 55,816 29,115 27,632 56,747

8 Dramaga 51,567 50,876 102,443 52,719 52,106 104,825

9 Ciomas 79,050 75,182 154,232 81,715 77,717 159,432

10 Tamansari 48,886 45,417 94,303 50,107 46,551 96,658

11 Cijeruk 42,204 38,198 80,402 43,143 39,049 82,192

12 Cigombong 46,618 44,284 90,902 47,976 45,574 93,550

13 Caringin 60,001 56,524 116,525 61,190 57,651 118,841

14 Ciawi 54,687 50,898 105,585 55,970 52,246 108,216

15 Cisarua 59,717 55,284 115,001 60,904 56,468 117,372

16 Megamendung 51,914 47,056 98,970 53,073 48,003 101,076

17 Sukaraja 91,541 87,056 178,597 94,181 89,893 184,074

18 Babakan Madang 55,016 51,508 106,524 56,821 53,272 110,093

19 Sukamakmur 39,101 36,644 75,745 39,579 37,336 76,915

20 Cariu 23,411 23,040 46,451 23,540 23,167 46,707

21 Tanjungsari 25,781 24,814 50,595 26,075 25,096 51,171

22 Jonggol 64,446 61,880 126,326 66,330 63,704 130,034

23 Cileungsi 132,177 127,987 260,164 139,547 135,124 274,671

24 Kelapa Nunggal 51,009 47,944 98,953 53,106 49,915 103,021

25 Gunung Putri 162,944 166,036 328,980 172,487 176,650 349,137

26 Citeureup 104,290 99,737 204,027 107,015 102,774 209,789

27 Cibinong 173,392 167,804 341,196 180,644 175,810 356,454

28 Bojong Gede 128,063 121,986 250,049 135,378 128,953 264,331

Page 40: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

28

No Kecamatan

2011 2012

L P Jumlah L P Jumlah

29 Tajur Halang 51,907 49,278 101,185 53,992 51,258 105,250

30 Kemang 49,084 46,400 95,484 50,710 47,938 98,648

31 Ranca Bungur 26,418 24,533 50,951 26,887 24,968 51,855

32 Parung 60,590 56,548 117,138 63,058 58,852 121,910

33 Ciseeng 52,388 48,585 100,973 53,792 49,980 103,772

34 Gunung Sindur 55,034 52,272 107,306 57,168 54,603 111,771

35 Rumpin 68,581 62,949 131,530 69,805 64,120 133,925

36 Cigudeg 62,527 56,707 119,234 63,554 57,640 121,194

37 Sukajaya 29,410 26,924 56,334 29,754 27,238 56,992

38 Jasinga 48,792 45,385 94,177 49,769 45,499 95,268

39 Tenjo 34,673 32,599 67,272 35,156 33,319 68,475

40 Parung Panjang 58,822 54,672 113,494 60,694 56,374 117,068

KABUPATEN BOGOR 2,527,406 2,394,799 4,922,205 2,604,873 2,472,337 5,077,210

Sumber: BPS Kab. Bogor

Selanjutnya, dari piramida penduduk yang disusun berdasarkan kelompok umur

5 tahunan menunjukan bahwa penduduk di Kabupaten Bogor termasuk penduduk muda.

Struktur penduduk muda biasanya diperlihatkan oleh panjang piramida kelompok umur 5-9

dan 10-14 tahun lebih panjang dari pada kelompok umur lainnya. Hal ini terlihat jelas dari

Gambar 1.2. dimana bentuk piramidanya cenderung mengerucut di bagian atas. Atau dapat

diartikan juga, ada kecenderungan komposisi penduduk Kabupaten Bogor di masa depan

akan semakin didominasi oleh penduduk usia produktif.

Page 41: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

29

Gambar 1.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2012

Berdasarkan Hasil Proyeksi

Sumber: Bappeda Kab. Bogor

Sementara itu, penggolongan usia produktif atau tidak produktif berdasarkan kriteria

sebagai berikut:

a. Penduduk Usia Tidak Produktif jika persentase penduduk 0-14 tahun minimal sebanyak

40% dan penduduk 65 tahun ke atas tidak melebihi 5% dari total penduduk secara

keseluruhan;

b. Penduduk Usia Produktif jika persentase penduduk yang berusia 0-14 tahun maksimal

30% dan penduduk yang berusia 15-64 tahun persentasenya lebih dari 60%.

Tabel 1.7. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin

di Kabupaten Bogor Tahun 2012

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P

0 - 4 272,125 258,220 530,345

5 - 9 282,054 266,602 548,656

10-14 275,456 260,092 535,548

15-19 251,833 240,358 492,191

272.125 282.054 275.456 251.833

235.531 244.299

224.282 211.663

175.154 135.680

103.256 71.733

45.145 31.821

21.361 21.858

1.622

258.220 266.602 260.092

240.358 234.666

240.940 222.591

197.009 157.069

118.975 89.527

58.213 44.254

31.881 24.300 26.520

1.120

Perempuan Laki-laki

Page 42: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

30

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P

20-24 235,531 234,666 470,197

25-29 244,299 240,940 485,239

30-34 224,282 222,591 446,873

35-39 211,663 197,009 408,672

40-44 175,154 157,069 332,223

45-49 135,680 118,975 254,655

50-54 103,256 89,527 192,783

55-59 71,733 58,213 129,946

60-64 45,145 44,254 89,399

65-69 31,821 31,881 63,702

70-74 21,361 24,300 45,661

75+

TT

21,858

1622

26,520

1,120

48,378

2,742

Jumlah 2,604,873 2,472,337 5,077,210

Sumber: BPS. Proyeksi Hasil SP 2010

Dari gambaran tabel di atas, dapat dipersentasekan berdasarkan kelompok usia

tersebut, sehingga diketahui bahwa penduduk usia 0-14 tahun sebanyak 31.80%, penduduk

usia 65 tahun ke atas sebanyak 3.16% dan penduduk usia 15-64 tahun sebanyak 65.04%,

Penghitungan penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya dengan

rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan

merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk

berusia 65 tahun ke atas terhadap jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Hasil

proyeksi menunjukan bahwa rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tahun 2012

sebesar 48.89%, dan rasio ketergantungan lanjut usia sebesar 4.86% atau secara

keseluruhan angka beban ketergantungan di Kabupaten Bogor sebesar 53.75%. Hal ini

dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 orang usia produktif harus menanggung sebanyak

53 orang yang tidak/belum produktif.

Page 43: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

31

Tabel 1.8. Proporsi Penduduk Bekerja (15 tahun ke atas) Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2010 - 2011

Lapangan Pekerjaan 2010 2011

Selisih naik/

turun

Jumlah % Jumlah % (%)

1, Pertanian 266,315 15,46 239,325 12,92 -2,54

2, Pertambangan & Penggalian 14,382 0,84 52,143 2,82 1,98

3, Industri Pengolahan 417,133 24,22 526,357 28,42 4,20

4, Listrik, Gas dan Air Minum 3,445 0,20 2,545 0,14 -0,06

5, Konstruksi 82,622 4,80 97,193 5,25 0,45

6, Perdagangan, Hotel & Restoran 429,965 24,96 493,234 26,63 1,67

7, Transportasi & Komunikasi 182,052 10,57 126,366 6,82 -3,75

8, Lembaga Keuangan 29,452 1,71 54,768 2,96 1,25

9, Jasa Sosial Kemasyarakatan 296,979 17,24 260,234 14,05 -3,19

Jumlah 1,722,345 100,00 1,852,165 100,00

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional 2010 dan 2011

Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu

indikator untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja, dan

sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian suatu wilayah. Pada

tahun 2011, jumlah penduduk bekerja (15 tahun ke atas) di Kabupaten Bogor mengalami

peningkatan dari tahun 2010 sebesar 1,722,345 orang menjadi 1,852,165 orang (meningkat

7.54%), Tabel 1.9. menggambarkan terjadi penurunan prosentase penyerapan tenaga kerja

dari tahun 2010 ke 2011 yang cukup signifikan pada sektor pertanian sebesar 2.54 poin,

sektor transportasi dan komunikasi (3.75 poin) dan sektor jasa sosial kemasyarakatan (3.19

poin). Sementara itu, sektor industri pengolahan mengalami kenaikan yang paling besar

(4.20 poin), sekaligus menjadi sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di

Kabupaten Bogor pada tahun 2011, yakni sebesar 28.42%. Komposisi di atas menunjukkan

bahwa telah terjadi pergeseran struktur perekonomian di Kabupaten Bogor, dengan

Page 44: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

32

semakin menurunnya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, dan meningkatnya

penyerapan tenaga kerja di sektor industri, perdagangan dan jasa sosial kemasyarakatan.

Tabel 1.9. Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun 2011

No, Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

(%)

1 ≤ SD 989,012 53,40

2 SLTP 361,470 19,52

3 SLTA 397,935 21,48

4 Perguruan Tinggi 103,748 5,60

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional 2011

Struktur pendidikan penduduk bekerja di Kabupaten Bogor secara umum dapat

dilihat pada Tabel 1.4. Masih tingginya persentase penduduk bekerja dengan tingkat

pendidikan rendah (SD ke bawah) yang mencapai 53.40%, memperlihatkan kualitas

penduduk bekerja di Kabupaten Bogor secara umum masih terbilang rendah. Hal ini perlu

menjadi perhatian, karena ketidaksesuaian keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja

dengan kebutuhan pasar kerja dapat menimbulkan permasalahan mendasar yang tidak

mungkin bisa dielakkan. Data sebelumnya menunjukkan terdapat pergeseran lapangan

usaha yang digeluti sehingga diperlukan peningkatan pendidikan tenaga kerja.

1.5 Sistematika Penyajian

LAKIP adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan kewajiban suatu Instansi

Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pencapaian sasaran

strategis organisasi yang berkaitan dengan Visi dan Misi organisasi melalui berbagai

program dan kegiatan tahunan. Alur pikir pengukuran kinerja pencapaian sasaran

Pemerintah Kabupaten Bogor mengikuti alur pikir sebagaimana disajikan dalam gambar

1.3 berikut ini:

Page 45: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

33

Gambar 1.3. Alur Pikir Pengukuran kinerja

Sistematika LAKIP Kabupaten Bogor tahun 2012 disusun dengan mengacu pada

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi

Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 dan keterkaitan dengan LAKIP

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) disajikan dalam gambar 1.4 berikut ini:

Program

Kegiatan

Pengukuran Pencapaian Sasaran

Sasaran OPD Tahun 2012

LAKIP Pem . Kab . Bogor Tahun 2012

Sasaran Pem . Kab . Bogor Tahun 2012

Indikator Sasaran OPD

IK : Input,Output / Outcome

Indikator Sasaran Pemda

Pengukuran Kinerja Kegiatan

Page 46: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

34

Gambar 1.4. Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Bogor Tahun 2012

Adapun sistematika dan ringkasan masing-masing Bab adalah sebagai berikut:

Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN

Berisi uraian tentang Latar Belakang, Organisasi Pemerintah Kabupaten

Bogor, Kondisi Ekonomi, Gambaran Umum Demografis, Sistematika

Penyajian.

BAB II RPJMD DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2012

Berisi gambaran singkat mengenai RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2008-

2013 dan Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012,

RKA 2012

LAP. KEU 2009 LAKIP 2009

RPJMD KAB. BOGOR 2008-2013

RAPBD 2012

RENSTRA SKPD 2008 - 2013

RENJA 2012 RKPD 2012

DPA 2012 APBD 2012

TAPKIN SKPD 2012 TAPKIN PEMDA 2012

LKPJ 2012

PEMDA KAB. BOGOR UNIT KERJA

LAKIP SKPD 2012

LKSKPD 2012

LAKIP PEMDA 2012

LKD KONSOLIDASI 2012

Page 47: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

35

RPJMD menguraikan secara singkat pernyataan visi dan misi Kabupaten

Bogor, Penetapan Kinerja menguraikan sasaran strategis Kabupaten Bogor

tahun 2012.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Berisi uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas

pencapaian sasaran tahun 2012, termasuk didalamnya menguraikan secara

sistematis keberhasilan/ kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan

yang dihadapi serta langkah-langkah antisipasi yang akan diambil, Selain itu

juga menyajikan akuntabilitas keuangan yang menyajikan alokasi dan

realisasi APBD Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012.

BAB IV PENUTUP

Berisi tinjauan tujuan secara umum tentang keberhasilan/ kegagalan,

permasalahan dan kendala yang terjadi serta strategi pemecahan

masalahnya.

Page 48: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

36

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

2.1 RPJMD Tahun 2008-2013

Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor

Nomor 16 tahun 2011 tentang Perubahan Perda Nomor 7 tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun

2008-2013. Berikut disajikan secara ringkas Pernyataan Visi, Pernyataan Misi,

Tujuan dan Sasaran, serta Program Pembangunan yang dimuat dalam RPJMD

Kabupaten Bogor tahun 2008-2013.

1. Pernyataan Visi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 tahun 2011

tentang Perubahan Perda Nomor 7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Visi

Pemerintah Kabupaten Bogor untuk periode tahun 2008-2013 adalah:

”Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Bertaqwa, Berdaya dan

Berbudaya menuju Sejahtera”.

Makna pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Bogor di atas adalah:

a. Masyarakat Kabupaten Bogor adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-

luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama dalam

batas administrasi Kabupaten Bogor.

b. Masyarakat yang Bertakwa adalah masyarakat yang menjadikan agama dan

segala etika moralitas yang ada didalamnya sebagai landasan hidup dan

kehidupan, menjadikan nilai-nilai agama menjadi ”ruh” dalam pembangunan

Kabupaten Bogor.

Page 49: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

37

c. Berdaya, menunjukkan masyarakat Kabupaten Bogor yang telah berkembang

secara normal bersama-sama dengan masyarakat Kabupaten/Kota lainnya

dengan memanfaatkan secara optimal keunggulan komparatif dan kompetitif

Kabupaten Bogor, sehingga dapat berdaya saing dalam kancah pembangunan,

baik di tingkat lokal, regional dan nasional.

d. Berbudaya, menunjukkan tingkatan martabat kemanusiaan dan harga diri

masyarakat Kabupaten Bogor yang ditunjukkan dengan berpegang teguh pada

karakter dan akhlakul karimah, serta nilai-nilai dan kearifan lokal, sehingga

tidak mudah tergerus oleh desakan arus globalisasi dan mampu eksis sesuai

dengan jati dirinya atau masyarakat yang beradab.

e. Sejahtera, berarti masyarakat telah berada dalam kondisi aman dan sentosa

(terlepas dari segala gangguan dan kesulitan), makmur (telah terpenuhinya atau

tercukupinya seluruh kebutuhan dasarnya) sesuai dengan standar hidup yang

layak bagi kemanusiaan. Tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor

diukur berdasarkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Visi Pemerintah Kabupaten Bogor untuk periode tahun 2008-2013 ini relevan

dengan visi dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat yaitu Tercapainya Masyarakat Jawa

Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera.

Visi Berdaya di Kabupaten Bogor terkait dengan visi Mandiri di Provinsi

Jawa Barat, yang bermakna sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang mampu

memenuhi kebutuhannya untuk lebih maju dengan mengandalkan kemampuan dan

kekuatan sendiri, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,

pelayanan publik berbasis e-government, energi, infrastruktur, lingkungan dan

sumber daya air.

Visi Berbudaya di Kabupaten Bogor terkait dengan visi Dinamis di Provinsi

Jawa Barat yang bermakna sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara

Page 50: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

38

aktif mampu merespon peluang dan tantangan zaman serta berkontribusi dalam

proses pembangunan.

Visi Bertakwa dan Sejahtera di Kabupaten Bogor terkait dengan visi Sejahtera

di Provinsi Jawa Barat yang bermakna sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat

yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani

kehidupan.

2. Pernyataan Misi

Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor

menetapkan 7 (tujuh) Misi, yaitu:

Misi Kesatu : Meningkatkan Kesolehan Sosial Masyarakat dalam

Kehidupan Kemasyarakatan

Misi Kedua : Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya

Saing dengan Titik Berat pada Revitalisasi Pertanian

dan Pembangunan yang Berbasis Perdesaan

Misi Ketiga

: Meningkatkan Infrastruktur dan Aksesibilitas Daerah

yang Berkualitas dan Terintegrasi Secara

Berkelanjutan

Misi Keempat : Meningkatkan Pemerataan dan Kualitas

Penyelenggaraan Pendidikan

Misi Kelima : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas

Misi Keenam : Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Misi Ketujuh : Meningkatkan Kerjasama Pembangunan Daerah

Page 51: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

39

3. Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan dan sasaran yang akan dicapai Pemerintah Kabupaten Bogor tahun

2008-2013, baik dalam jangka menengah maupun tahunan yang berkaitan dengan

masing-masing Misi tersebut di atas, adalah sebagai berikut:

Misi 1:

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

1. Meningkatkan kualitas kehidupan

beragama dan ketaatan

masyarakat terhadap ketentuan

dan perundang-undangan yang

berlaku serta menjaga nilai-nilai

budaya daerah;

2. Meningkatkan pemberdayaan

perempuan, perlindungan

perempuan dan anak serta

peningkatan kualitas pelayanan

sosial penyandang masalah

kesejahteraan sosial.

1. Meningkatnya pelayanan dan kemudahan bagi

umat beragama dalam melaksanakan

ibadahnya;

2. Meningkatnya kualitas SDM dan prasarana

peribadatan serta lembaga pendidikan

keagamaan;

3. Meningkatnya harmonisasi hubungan antar

dan intra umat beragama;

4. Meningkatnya pemahaman dan kepatuhan

masyarakat terhadap Perda dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

5. Meningkatnya kemajuan seni budaya dan

lingkung seni serta terpeliharanya dan

terlindunginya situs maupun benda-benda

kepurbakalaan;

6. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam

pembangunan;

7. Meningkatnya perlindungan terhadap

perempuan dan anak dari bentuk kekerasan,

eksploitasi dan diskriminasi dalam

pembangunan;

8. Meningkatnya kesejahteraan fakir miskin,

penyandang cacat dan penyandang masalah

sosial lainnya.

Misi 2:

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

1. Meningkatkan ketahanan pangan

dan pengembangan agribisnis

perdesaan;

1. Meningkatnya produksi, produktifitas,

distribusi dan konsumsi pangan daerah;

2. Berkembangnya agribisnis pertanian dan

Page 52: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

40

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

2. Meningkatkan aktifitas ekonomi

daerah berbasis potensi lokal

dalam rangka meningkatkan daya

beli masyarakat;

3. Meningkatkan minat investasi dan

kesempatan kerja di Kabupaten

Bogor.

aquabisnis perikanan;

3. Meningkatnya aksesibilitas wilayah pedesaan;

4. Meningkatnya jumlah koperasi aktif dan

kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah

dalam mengembangkan ekonomi lokal;

5. Meningkatnya jumlah dan kemandirian industri

kecil dan menengah dalam mengembangkan

ekonomi lokal;

6. Meningkatnya nilai dan volume produk ekspor;

7. Berkembangnya pariwisata andalan di

Kabupaten Bogor disertai dengan

meningkatnya kunjungan wisatawan;

8. Meningkatnya pertumbuhan investasi melalui

PMDN maupun PMA;

9. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan

kesejahteraan tenaga kerja;

10. Tersalurkannya minat masyarakat untuk

bertransmigrasi.

Misi 3:

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

1. Meningkatkan infrastruktur

wilayah yang mampu

mendukung aktivitas ekonomi,

sosial dan budaya;

2. Meningkatkan akses masyarakat

terhadap sarana prasarana dasar

permukiman;

3. Mewujudkan penataan ruang,

keseimbangan lingkungan yang

terintegrasi dan berkelanjutan.

1. Meningkatnya infrastruktur wilayah yang

berkualitas dan terintegrasi untuk mendukung

pergerakan orang, barang dan jasa;

2. Meningkatnya infrastruktur sumber daya air,

waduk dan irigasi yang optimal untuk

mendukung upaya pemeliharaan hutan

konservasi, kawasan lindung, pengendalian

daya rusak air dan pendayagunaan sumber

daya air;

3. Meningkatnya infrastruktur jalan dan

jembatan;

4. Meningkatnya pengendalian pemanfaatan

sumber daya alam dan berkurangnya

kerusakan alam akibat penambangan;

5. Meningkatnya sarana dan prasarana

permukiman;

Page 53: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

41

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

6. Meningkatnya perencanaan, kesesuaian dan

pengendalian pemanfaatan ruang;

7. Meningkatnya kepastian hukum pemilikan

tanah masyarakat;

8. Meningkatnya pengendalian pencemaran air,

udara dan kerusakan tanah;

9. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan hidup.

Misi 4:

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

1. Meningkatkan taraf pendidikan

masyarakat;

2. Meningkatkan kualitas

penyelenggaraan pendidikan.

1. Meningkatnya akses masyarakat untuk

memperoleh pendidikan;

2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidik

dan tenaga kependidikan;

3. Meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan;

4. Meningkatnya minat dan budaya baca

masyarakat;

5. Meningkatnya jumlah tahun bersekolah

penduduk 15 tahun ke atas.

Misi 5:

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

1. Meningkatkan status kesehatan

dan gizi masyarakat;

2. Meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam

penyelenggaraan kesehatan;

3. Meningkatkan Keluarga

Sejahtera.

1. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan

dan gizi bagi masyarakat (pelayanan dasar dan

rujukan);

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang

perilaku hidup bersih dan sehat;

3. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami

dan meningkatnya keluarga sejahtera.

Page 54: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

42

Misi 6:

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

1. Mewujudkan pemerintahan

daerah yang bersih dan

akuntabel;

2. Mewujudkan perangkat daerah

yang berorientasi terhadap

pelayanan publik

1. Meningkatnya kualitas perencanaan daerah

yang partisipatif, transparan, berwawasan

lingkungan dan aplikatif;

2. Meningkatnya pelayanan administrasi

kependudukan dan catatan sipil;

3. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang

pemerintahan;

4. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang

perekonomian dan pembangunan;

5. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang

kesejahteraan rakyat;

6. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang

administrasi umum;

7. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan

pemerintahan desa;

8. Meningkatnya kemandirian dan partisipasi

pemuda dalam pembangunan;

9. Meningkatnya prestasi olahraga dan

pemasyarakatan olahraga;

10. Meningkatnya wawasan kebangsaan

masyarakat;

11. Terwujudnya kehidupan politik yang

demokratis;

12. Terlindunginya masyarakat dari gangguan

keamanan, kenyamanan, ketentraman dan

ketertiban;

13. Meningkatnya kelancaran fasilitasi tugas-

tugas Kepala Daerah dan DPRD;

14. Meningkatnya efektifitas pengawasan dan

pengendalian internal;

15. Meningkatnya pendapatan daerah;

16. Tertatanya administrasi dan

pertanggungjawaban keuangan dan barang

daerah;

17. Meningkatnya kualitas pengelolaan

kepegawaian dan kompetensi aparatur dalam

Page 55: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

43

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya;

18. Meningkatnya pelayanan perizinan yang

sesuai dengan ketentuan, cepat dan terjangkau

masyarakat;

19. Tersedianya informasi tentang

penyelenggaraan pemerintahan yang mudah

diakses oleh masyarakat;

20. Tertibnya pengelolaan arsip dan tercapainya

kemudahan untuk diakses oleh publik;

21. Meningkatnya cakupan pelayanan,

pencegahan dan upaya penanggulangan

bencana;

22. Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas

Pegawai Negeri Sipil;

23. Menurunnya angka kemiskinan daerah.

Misi 7:

Tujuan Strategis Sasaran Strategis

1. Meningkatkan jejaring kerjasama

dengan stakeholder dalam

pembangunan;

2. Meningkatkan pelayanan

penanggulangan kemiskinan

daerah.

1. Meningkatnya kerjasama antar Pemerintah

dan Pihak ketiga;

2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2012

Menindaklanjuti Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi, Pemerintah Kabupaten Bogor telah membuat Penetapan

Kinerja Tahun 2012 secara berjenjang dengan perangkat daerah sesuai dengan

kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur

evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2012. Penetapan kinerja Pemerintah

Page 56: Lakip-01

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

44

Kabupaten Bogor tahun 2012 disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2012 dan APBD Pemerintah Kabupaten Bogor

Tahun 2012 perubahan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012

tanggal 24 Oktober 2012 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Tahun 2012 Ringkasan Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten

Bogor Tahun 2012 selengkapnya disajikan pada lampiran 1.