Lakip-01
-
Upload
agus-sudrajat -
Category
Documents
-
view
14 -
download
6
description
Transcript of Lakip-01
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bogor Tahun 2012 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Keberhasilan yang diperoleh tidak terlepas dari terjalinnya hubungan koordinasi yang baik
secara internal dan eksternal maupun lintas sektor serta sinergitas di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bogor.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
disusun berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP dimaksudkan untuk memenuhi
dua kebutuhan. Pertama, sebagai media pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten
Bogor kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu Presiden/Wakil
Presiden, Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, BPKP,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DPRD Kabupaten Bogor serta masyarakat. Kedua, sebagai
sarana untuk mengevaluasi capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor secara
berkelanjutan dalam rangka memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.
Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip
transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya laporan ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat
memberikan umpan balik yang diperlukan guna perbaikan perencanaan dan upaya
peningkatan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor pada masa yang akan datang.
Cibinong, Maret 2013
Bupati Bogor,
RACHMAT YASIN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Visi Kabupaten
Bogor adalah “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Bertaqwa,
Berdaya dan Berbudaya menuju Sejahtera”. Untuk mencapai visi yang telah
ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan 7 (tujuh) misi, yaitu
Misi Kesatu: Meningkatkan Kesalehan Sosial Masyarakat dalam Kehidupan
Kemasyarakatan. Misi Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya
Saing dengan Titik Berat pada Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan yang
Berbasis Pedesaan. Misi Ketiga: Meningkatkan Infrastruktur dan Aksesibilitas
Daerah yang Berkualitas dan Terintegrasi secara Berkelanjutan. Misi Keempat:
Meningkatkan Pemerataan dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan. Misi Kelima:
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas. Misi Keenam: Meningkatkan Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Misi Ketujuh: Meningkatkan Kerjasama Pembangunan Daerah.
Untuk melaksanakan misi-misi yang ditetapkan tersebut telah dirumuskan
Tujuan dan Sasaran. Dalam tahun 2012, telah dirumuskan berbagai Tujuan dan
Sasaran strategis berikut indikator kinerjanya. Pencapaian Tujuan tercermin pada
capaian indikator makro Kabupaten Bogor yang merupakan capaian kumulatif dari
indikator manfaat (benefits) dan dampak (impacts) dari seluruh program/ kegiatan
yang dilaksanakan Pemerintah maupun partisipasi dari masyarakat Kabupaten
Bogor. Indikator makro Kabupaten Bogor sebagian telah dilakukan pengukuran
melalui prosedur tertentu oleh Bappeda dan BPS Kabupaten Bogor.
A. Pencapaian Indikator Makro Pembangunan
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manuasia (IPM) Kabupaten Bogor yang berhasil
dicapai tahun 2012 adalah 72.87. IPM Kabupaten Bogor terus mengalami
kenaikan jika dibandingkan IPM tahun 2011 yaitu 72.58
Sesuai dengan kriteria capaian IPM menunjukkan bahwa tingkat
kemakmuran masyarakat Kabupaten Bogor dapat dikelompokkan pada
skala ordinal 66 ≤ IPM < 80 atau kategori menengah atas.
a) Angka Harapan Hidup (AHH)
Salah satu indikator dalam bidang kesehatan yaitu Angka Harapan
Hidup atau Life Expectancy Rate merupakan salah satu nilai komposit
dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pencapaian
Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2012
mencapai 69.49 tahun lebih tinggi dari capaian Angka Harapan Hidup
(AHH) tahun 2011 yaitu 69.28 tahun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
iii
b) Angka Melek Huruf (AMH)
Pencapaian Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kabupaten Bogor
tahun 2012 mencapai 95.26% atau lebih tinggi jika dibandingkan
dengan pencapaian tahun 2011 sebesar 95.09%.
c) Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS)
Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) menunjukkan rata-rata lamanya
penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bersekolah. Pencapaian
Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) penduduk Kabupaten Bogor tahun
2012 mencapai 8.12 tahun lebih tinggi capaian RRLS tahun 2011
sebesar 7.99 tahun.
2. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebanyak 5,077,210
jiwa lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun
2011, yaitu sebanyak 4,922,205 jiwa, atau terdapat pertambahan
penduduk sebanyak 155,005 jiwa pada tahun 2012.
3. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar
3.15%. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan
Gunung Putri, Bojonggede, Cileungsi, Cibinong, Klapanunggal, Parung,
Tajurhalang, dan Gunung Sindur.
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja dari penduduk Kabupaten Bogor tahun
2012 sebesar 63.28% lebih besar dari capaian tahun 2011, yaitu sebesar
62.54%.
5. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebanyak
424.31 ribu jiwa, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor tahun
2012 lebih rendah dari jumlah penduduk miskin pada tahun 2011, yaitu
sebanyak 470.50 ribu jiwa.
6. PDRB Harga Berlaku
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar
Rp95,905,597.38,- lebih besar jika dibandingkan dengan nilai PDRB atas
harga berlaku pada tahun 2011, yaitu sebesar Rp83,032,459.68,-
7. PDRB Per Kapita Harga Berlaku
Nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar
Rp18,889,428.92,- atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian
PDRB perkapita tahun 2011, yaitu sebesar Rp16,632,421.88,-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
iv
8. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator untuk mengukur
perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah. Indikator ini menunjukkan
naik tidaknya produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi pada
daerah tersebut. LPE Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebesar 5.99%
atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan LPE tahun 2011, yaitu sebesar
5.96%.
B. Pencapaian Sasaran Strategis
Untuk mendukung pencapaian indikator makro Kabupaten Bogor tersebut,
pengukuran kinerja juga mencakup pengukuran tingkat capaian sasaran
strategis Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 yang menggambarkan
kualitas capaian keluaran (output) atau hasil (outcome) dari program/ kegiatan
yang dilaksanakan tahun 2012. Capaian indikator kinerja sasaran strategis
Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada masing-masing Misi,
diikhtisarkan sebagai berikut:
Misi Kesatu: Meningkatkan Kesalehan Sosial Masyarakat dalam
Kehidupan Kemasyarakatan.
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada
Misi Kesatu sebesar 140.81%. Misi kesatu dicapai dengan 29 indikator sasaran,
dimana 10 indikator sasaran atau 34.48% berkategori sangat baik, 18 indikator
sasaran atau 62.07% berkategori baik, dan 1 indikator sasaran atau 3.45%
berkategori kurang.
Misi Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing
dengan Titik Berat pada Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan yang
Berbasis Pedesaan.
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada
Misi Kedua sebesar 108.53%. Misi kedua dicapai dengan 168 indikator
sasaran, dimana 70 indikator sasaran atau 41.67% berkategori sangat baik, 80
indikator sasaran atau 47.62% berkategori baik sekali, 7 indikator sasaran atau
4.17% berkategori baik, 4 indikator sasaran atau 2.38% berkategori cukup, dan
7 indikator sasaran atau 4.17% berkategori kurang.
Misi Ketiga: Meningkatkan Infrastruktur dan Aksesibilitas Daerah yang
Berkualitas dan Terintegrasi secara Berkelanjutan.
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada
Misi Ketiga sebesar 96.40%. Misi Ketiga dicapai dengan 86 indikator sasaran,
dimana 35 indikator sasaran atau 40.70% berkategori sangat baik, 37 indikator
sasaran atau 43.02% berkategori baik sekali, 5 indikator sasaran atau 5.81%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
v
berkategori baik, 1 indikator sasaran atau 1.16% berkategori cukup, dan 8
indikator sasaran atau 9.30% berkategori kurang.
Misi Keempat: Meningkatkan Pemerataan dan Kualitas Penyelenggaraan
Pendidikan.
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada
Misi keempat sebesar 99.62%. Misi keempat dicapai dengan 59 indikator
sasaran, dimana 20 indikator sasaran atau 33.90% berkategori sangat baik, 28
indikator sasaran atau 47.46% berkategori baik sekali, 7 indikator sasaran atau
11.86% berkategori baik, 2 indikator sasaran atau 3.39% berkategori cukup, 2
indikator sasaran atau 3.39% berkategori kurang.
Misi Kelima: Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas.
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada
Misi Kelima sebesar 101.87%. Misi Kelima dicapai dengan 56 indikator
sasaran, dimana 26 indikator sasaran atau 46.43% berkategori sangat baik, 24
indikator sasaran atau 42.86% indikator sasaran berkategori baik sekali dan 6
indikator sasaran atau 10.71% berkategori baik.
Misi Keenam: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada
Misi Keenam sebesar 113.38%. Misi Keenam dicapai dengan 133 indikator
sasaran, dimana 44 indikator sasaran atau 10.76% berkategori sangat baik, 76
indikator sasaran atau 18.58% berkategori baik sekali, 3 indikator sasaran atau
0.73% berkategori baik, 1 indikator sasaran atau 0.24% berkategori cukup, 9
indikator sasaran atau 2.20% berkategori kurang.
Misi Ketujuh: Meningkatkan Kerjasama Pembangunan Daerah.
Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada
Misi Ketujuh sebesar 333.33%. Misi ketujuh dicapai dengan 1 indikator
sasaran, dimana indikator tersebut berkategori sangat baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……………….………………………………………… i
Ringkasan Eksekutif …………….…………………………………...… ii
Daftar Isi ……………………………………………………………….. vi
Daftar Gambar …………………………………………………………. vii
Daftar Tabel …………………………………………………………….. viii
Bab I Pendahuluan ……………………………………………….…….. 1
1.1 Latar Belakang ………………..………..………………….…….. 1
1.2 Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor ………..……….......… 5
1.3 Kondisi Ekonomi …………….….…………………...…………. 12
1.4 Gambaran Umum Demografis …………………………………... 26
1.5 Sistematika Penyajian …………………………………………... 32
Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja …………….……….…….. 36
2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 ….…………………...............………. 36
2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2012 …………………………….…… 43
Bab III Akuntabilitas Kinerja ……………………….……………..…… 45
3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja ...………………...……………... 45
3.2 Pencapaian Indikator Makro ………………………...…..……... 47
3.3 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja ………… 63
3.4 Akuntabilitas Keuangan …………………...………………...… 242
3.5 Prestasi Kabupaten Bogor ……………………………………... 270
Bab IV Penutup ……………......…..…………………………………… 276
Lampiran ………………………...……………………………………... 277
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah
Kabupaten Bogor (Berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 9 tahun 2008)
Gambar 1.2 : Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2012
Berdasarkan Hasil Proyeksi
Gambar 1.3 : Alur Pikir Pengukuran kinerja
Gambar 1.4 : Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
Gambar 3.1 : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Komposit
Gambar 3.2 : Angka Harapan Hidup
Gambar 3.3 : Angka Melek Huruf (AMH)
Gambar 3.4 : Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS)
Gambar 3.5 : Jumlah Penduduk (Jiwa)
Gambar 3.6 : Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Gambar 3.7 : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Gambar 3.8 : Jumlah Penduduk Miskin
Gambar 3.9 : Nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku
Gambar 3.10 : PDRB Perkapita Per Tahun
Gambar 3.11 : Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Gambar 3.12 : Proporsi Berbagai Jenis Pendapatan terhadap PAD
Kab.Bogor tahun 2012
Gambar 3.13 : Kontribusi DAK, DAU dan Dana Bagi Hasil terhadap Total
Dana Perimbangan Kabupaten Bogor Tahun 2012
Gambar 3.14 : Dana Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kab.Bogor
Tahun 2012
Gambar 3.15 : Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung
dalam APBD Kab.Bogor 2008-2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Zona Potensi Unggulan Daerah
Tabel 1.2 : Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan
Kelompok Lapangan Usaha Pertanian Kabupaten Bogor
Tahun 2012
Tabel 1.3 : Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan
Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor
Tahun 2012
Tabel 1.4 : Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan
Kelompok Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan
Kab. Bogor Tahun 2012
Tabel 1.5 : Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan
Kelompok Lapangan Usaha Pariwisata Kabupaten Bogor
Tahun 2012
Tabel 1.6 : Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Bulan Mei
Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun 2011 dan
2012
Tabel 1.7 : Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis
Kelamin di Kabupaten Bogor Tahun 2012
Tabel 1.8 : Proporsi Penduduk Bekerja (15 tahun ke atas) Menurut
Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2010 - 2011
Tabel 1.9 : Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja Menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor
Tahun 2011
Tabel 3.1 : Pencapaian Indikator Makro Kabupaten Bogor 2008 s.d
2012
Tabel 3.2 : Nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor
2011-2012
Tabel 3.3 : Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten
Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 (Juta
Rupiah)
Tabel 3.4 : Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran
Tabel 3.5 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 1 Meningkatnya
pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam
melaksanakan ibadahnya
Tabel 3.6 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 1 Meningkatnya
kualitas SDM dan prasarana peribadatan serta lembaga
pendidikan keagamaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
ix
Tabel 3.7 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 1 Meningkatnya
kualitas SDM dan prasarana peribadatan serta lembaga
pendidikan keagamaan
Tabel 3.8 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 1 Meningkatnya
pemahaman dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Tabel 3.9 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 1 Meningkatnya
kemajuan seni budaya dan lingkung seni serta
terpeliharanya dan terlindunginya
situs maupun benda-benda kepurbakalaan
Tabel 3.10 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 1 Meningkatnya
partisipasi perempuan dalam pembangunan
Tabel 3.11 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 1 Meningkatnya
perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk
kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan
Tabel 3.12 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 1Meningkatnya
kesejahteraan fakir miskin, penyandang cacat dan
penyandang masalah sosial lainnya
Tabel 3.13 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 2 Meningkatnya
produksi, produktifitas, distribusi dan konsumsi pangan
daerah
Tabel 3.14 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 2 Berkembangnya
agribisnis pertanian dan aquabisnis perikanan
Tabel 3.15 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 2 Meningkatnya
Aksesibilitas Wilayah Pedesaan
Tabel 3.16 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 2 Meningkatnya
jumlah koperasi aktif dan kemandirian usaha mikro, kecil
dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal
Tabel 3.17 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 2 Meningkatnya
jumlah dan kemandirian industri kecil dan menengah dalam
mengembangkan ekonomi lokal
Tabel 3.18 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 2 Meningkatnya
nilai dan volume produk ekspor
Tabel 3.19 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 2 Berkembangnya
pariwisata andalan di Kabupaten Bogor disertai dengan
meningkatnya kunjungan wisatawan
Tabel 3.20 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 2 Meningkatnya
pertumbuhan investasi
Tabel 3.21 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 pada Misi 2 Meningkatnya
partisipasi angkatan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja
Tabel 3.22 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 pada Misi 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
x
Tersalurkannya minat masyarakat untuk bertransmigrasi
Tabel 3.23 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 3 Meningkatnya
insfrastruktur wilayah yang berkualitas dan terintegrasi
untuk mendukung pergerakan orang, barang, dan jasa
Tabel 3.24 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 3 Meningkatnya
infrastruktur sumber daya air, waduk dan irigasi yang
optimal untuk mendukung upaya pemeliharaan hutan
konservasi, kawasan lindung, pengendalian daya rusak air
dan pendayagunaan sumber daya air
Tabel 3.25 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 3 Meningkatnya
Infrastruktur Jalan dan Jembatan
Tabel 3.26 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 3 Meningkatnya
pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan
berkurangnya kerusakan alam akibat penambangan
Tabel 3.27 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 3 Meningkatnya
sarana dan prasana pemukiman
Tabel 3.28 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 3 Meningkatnya
perencanaan kesesuaian dan pengendalian pemanfaatan
ruang
Tabel 3.29 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 3 Meningkatnya
Kepastian Hukum Pemilikan Tanah Masyarakat
Tabel 3.30 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 3 Meningkatnya
pengendalian pencemaran air, udara, dan kerusakan tanah
Tabel 3.31 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 pada Misi 3 Meningkatnya
peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
Tabel 3.32 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 4 Meningkatnya
akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan
Tabel 3.33 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 4 Meningkatnya
kuantitas dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
Tabel 3.34 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 4 Meningkatnya
mutu pengelolaan pendidikan
Tabel 3.35 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 4 Meningkatnya
minat dan budaya baca masyarakat
Tabel 3.36 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 4 Meningkatnya
jumlah tahun bersekolah penduduk 15 tahun ke atas
Tabel 3.37 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 5 Meningkatnya
cakupan pelayanan kesehatan dan gizi bagi masyarakat
(pelayanan dasar dan rujukan)
Tabel 3.38 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 5 Meningkatnya
kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan
sehat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
xi
Tabel 3.39 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 5 Menurunnya
laju pertumbuhan penduduk alami dan Meningkatnya
Keluarga Sejahtera
Tabel 3.40 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 6 Meningkatnya
kualitas perencanaan daerah yang partisipatif, transparan,
berwawasan lingkungan dan aplikatif
Tabel 3.41 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 6 Meningkatnya
pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil
Tabel 3.42 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 6 Meningkatnya
Kualitas Kebijakan Bidang Pemerintahan
Tabel 3.43 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 6 Meningkatnya
Kualitas Kebijakan Bidang Perekonomian dan
Pembangunan
Tabel 3.44 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 6 Meningkatnya
Kualitas Kebijakan Bidang Kesejahteraan Rakyat
Tabel 3.45 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 6 Meningkatnya
kualitas kebijakan bidang administrasi umum
Tabel 3.46 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 6 Meningkatnya
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Tabel 3.47 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 6 Meningkatnya
kemandirian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan
Tabel 3.48 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 pada Misi 6 Meningkatnya
Prestasi Olahraga dan Pemasyarakatan Olahraga
Tabel 3.49 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 pada Misi 6 Meningkatnya
Wawasan Kebangsaan Masyarakat
Tabel 3.50 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 11 pada Misi 6 Terwujudnya
kehidupan politik yang demokratis
Tabel 3.51 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 12 pada Misi 6
Terlindunginya Masyarakat dari Gangguan Keamanan,
Kenyamanan, Ketentraman dan Ketertiban
Tabel 3.52 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 13 pada Misi 6 Meningkatnya
Kelancaran Fasilitasi Tugas-Tugas Kepala Daerah dan
DPRD
Tabel 3.53 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 14 pada Misi 6 Meningkatnya
Efektifitas Pengawasan dan Pengendalian
Tabel 3.54 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 15 pada Misi 6 Meningkatnya
Pendapatan Daerah
Tabel 3.55 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 16 pada Misi 6 Meningkatnya
Pendapatan Daerah
Tabel 3.56 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 17 pada Misi 6 Meningkatnya
Kualitas Pengelolaan Kepegawaian dan Kompetensi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
xii
Aparatur Dalam Melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya
Tabel 3.57 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 18 pada Misi 6 Meningkatnya
Pelayanan Perizinan yang Sesuai dengan Ketentuan, Cepat
dan Terjangkau Masyarakat
Tabel 3.58 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 19 pada Misi 6
Tersedia/Tersebarnya Informasi Tentang Penyelenggaraan
Pemerintahan
Tabel 3.59 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 20 pada Misi 6 Tertibnya
Pengelolaan Arsip dan Tercapainya Kemudahan Untuk
Pelayanan Kearsipan
Tabel 3.60 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 21 pada Misi 6 Meningkatnya
Cakupan Pelayanan, Pencegahan dan Upaya
Penanggulangan Bencana
Tabel 3.61 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 22 pada Misi 6 Meningkatnya
Kapasitas dan Kapabilitas Pegawai Negeri Sipil
Tabel 3.62 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 23 pada Misi 6 Menurunnya
Angka Kemiskinan Daerah
Tabel 3.63 : Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 7 Meningkatnya
kerjasama antar pemerintah dan pihak ketiga
Tabel 3.64 : Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kab. Bogor
Tahun 2008-2012
Tabel 3.65 : Pajak Daerah Kab. Bogor tahun 2012
Tabel 3.66 : Retribusi Daerah Kab. Bogor Tahun 2012
Tabel 3.67 : Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisahkan Kabupaten
Bogor Tahun 2012
Tabel 3.68 : Perkembangan Dana Perimbangan Kab. Bogor tahun 2008
s.d 2012
Tabel 3.69 : Perkembangan Dana Lain-lain Pendapatan yang Sah Kab.
Bogor Tahun 2008-2012
Tabel 3.70 : Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun
2008-2012
Tabel 3.71 : Perkembangan Pembiayaan Kabupaten Bogor Tahun 2008-
2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dinamika kehidupan berbangsa dan bermasyarakat sekarang ini, menuntut setiap
aparatur pemerintahan, untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang
terjadi. Salah satu upaya itu, adalah dengan melakukan reformasi birokasi. Reformasi
birokasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik melalui
upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara terarah,
sistematis, dan terpadu.
Fungsi pemerintahan adalah mengayomi warganegaranya melalui pengaturan atau
regulasi, pembangunan nasional disegala bidang, pembinaan kemasyarakatan, menjaga
ketertiban dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan membangun
pertahanan keamanan yang kokoh.
Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat terselenggara dengan baik apabila
terwujudnya good governance. Good governance adalah cara yang baik mengelola urusan-
urusan publik. World Bank mendefinisikan governance sebagai:
“The way state power is used in managing economic and social resources for
development of society”
Suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab
yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi
dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif,
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political frame work bagi
tumbuhnya aktifitas usaha.
Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas. Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
2
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
alat pertanggungjawaban secara periodik.
Ini berarti bahwa akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi (penilaian)
mengenai standar pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki
tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut.
Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam
pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja
yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara yang
digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting
dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas.
Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang
dengan mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas
yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian tujuan
melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan
salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat
dalam rencana stratejik organisasi, rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan
tetap berpegangan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah
Kabupaten Bogor adalah sebagai perwujudan dan pertanggungjawaban pencapaian kinerja
Pemerintah Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan setiap sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam perspektif yang lain LAKIP merupakan alat kendali, penilai kinerja secara
kuantatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah dalam
rangka menuju perwujudan Good Governance, atau sebagai media pertanggungjawaban
Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap masyarakat Kabupaten Bogor.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
3
LAKIP Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 ini dibuat dengan bertitiktolak dari
RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, RKPD Kabupaten Bogor, Penetapan Kinerja
Kabupaten Bogor, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 ini berisikan tentang pencapaian
sasaran dalam RPJMD, realisasi indikator sasaran dalam RPJMD dan penjelasan tentang
pencapaian sasaran serta perbandingan pencapaian sasaran dengan tahun sebelumnya,
dengan demikian LAKIP ini telah disusun dan dikembangkan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah
Kabupaten Bogor mengacu pada:
1. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 8);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
4
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah;
10. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
14. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan
Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Dinas Daerah;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bogor;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Sekretariat Dewan
Pengurus KORPRI Kabupaten Bogor;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Sekretariat DPRD Kabupaten Bogor;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang Kabupaten Bogor;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
5
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Bogor;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 tahun 2011 tentang Perubahan Perda
Nomor 7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013;
26. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tanggal 20 Januari 2012 tentang Anggaran
dan Pendapatan dan Belanja (APBD) Kabupaten Bogor Tahun 2012;
27. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2012.
1.2 Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 14 ayat (1) bahwa urusan
wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan
urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi Perencanaan dan pengendalian
pembangunan; Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; Penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; Penyediaan sarana dan prasarana umum;
Penanganan bidang kesehatan; Penyelenggaraan pendidikan; Penanggulangan masalah
sosial; Pelayanan bidang ketenagakerjaan; Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil
dan menengah; Pengendalian lingkungan hidup; Pelayanan pertanahan; Pelayanan
kependudukan, dan catatan sipil; Pelayanan administrasi umum pemerintahan; Pelayanan
administrasi penanaman modal; Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan Urusan
wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan tersebut, telah ditetapkan
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bogor. Perangkat Daerah Kabupaten Bogor terdiri
atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah.
Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur staf Pemerintah Kabupaten Bogor
dalam pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional, sedangkan Lembaga Teknis
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
6
Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur penunjang Pemerintah Kabupaten Bogor, baik
sebagai unit staf maupun unit lini yang terdiri dari Badan dan Kantor. Dinas Daerah
Kabupaten Bogor adalah unsur pelaksana pemerintah daerah Kabupaten Bogor yang
dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah. Selain itu, kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor
merupakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh
Kepala Kecamatan yang disebut Camat, sementara kelurahan merupakan perangkat
kecamatan yang dipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah. Struktur Organisasi
Pemerintah Kabupaten Bogor disajikan dalam gambar 1.1 berikut ini:
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten
Bogor (Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 9 tahun 2008)
BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIATDAERAH
LEMTEKDA DINAS DAERAH SEKRETARIAT DPRD
KECAMATAN
KELURAHAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
7
Kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah Kabupaten
Bogor adalah sebagai berikut:
1. Bupati/ Wakil Bupati
Bupati Bogor mempunyai kewajiban: (1) Mempertahankan dan memelihara
ketentraman Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945; (2) Memegang teguh Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945; (3) Menghormati kedaulatan rakyat; (4) Menegakan seluruh
peraturan perundangan; (5) Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat; (6) Memelihara
ketentraman dan ketertiban masyarakat; dan (7) Mengajukan rancangan Peraturan
Daerah dan menetapkannya sebagai Peraturan Daerah bersama DPRD. Wakil Bupati
Bogor mempunyai tugas: (1) Membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan
kewajibannya; (2) Mengkoordinasikan kegiatan organisasi perangkat daerah/instansi
pemerintah di daerah; (3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati
Bogor.
2. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati
Bogor dalam mengkoordinasikan tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, dan pelayanan masyarakat serta memberikan pelayanan administratif
kepada seluruh perangkat daerah. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat
Daerah Kabupaten Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut: (1) Pengkoordinasian
perumusan kebijakan Pemerintah Daerah; (2) Pengkoordinasian perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah; (3) Pengkoordinasian pengelolaan sumber daya aparatur,
keuangan, prasarana, dan sarana Pemerintah Daerah; (4) Pengkoordinasian staf
terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh perangkat daerah dalam rangka
penyelenggaraan administrasi pemerintahan; (5) Pengkoordinasian tugas-tugas
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan
menganalisis data, merumuskan program dan petunjuk teknis serta monitoring dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
8
evaluasi perkembangan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan; (6) Pengkoordinasian perumusan peraturan perundangan yang
menyangkut tugas pemerintahan daerah; (7) Pengkajian kebijakan pendayagunaan
aparatur, organisasi dan tata laksana serta pelayanan teknis administratif perangkat
daerah; (8) Pelaksanaan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga; (9)
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
3. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administratif
kepada anggota DPRD. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat DPRD
mempunyai fungsi: (1) Penyelenggaraan fasilitasi rapat DPRD; (2) Pelaksanaan
urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota DPRD; (3) Penyelenggaraan tata
usaha DPRD; (4) Pengkajian produk peraturan perundangan; (5) Penyelenggaraan
hubungan antara lembaga dan kemasyarakatan.
4. Dinas Daerah
Dinas Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan
kewenangan Pemerintah Daerah di bidang tertentu dalam rangka pelaksanaan tugas
desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas Daerah mempunyai
fungsi: (1) Perumusan pelaksanaan kebijakan teknis operasional sesuai dengan bidang
tugasnya; (2) Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum; (3) Pembinaan
terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas.
Dinas Daerah tahun 2012 terdiri dari:
1) Dinas Kesehatan;
2) Dinas Pendidikan;
3) Dinas Bina Marga dan Pengairan;
4) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;
5) Dinas Kebersihan dan Pertamanan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
9
6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
8) Dinas Komunikasi dan Informasi;
9) Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan
Perdagangan;
10) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
11) Dinas Pemuda dan Olahraga;
12) Dinas Pendapatan Daerah;
13) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah;
14) Dinas Pertanian dan Kehutanan;
15) Dinas Peternakan dan Perikanan;
16) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
17) Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman;
18) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan;
5. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam
menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan daerah di bidangnya. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok, Lemtekda mempunyai fungsi: (1) Perumusan
kebijakan teknis sesuai bidang tugasnya; (2) Pelaksanaan koordinasi dan pelayanan
penunjang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Lembaga Teknis Daerah tahun 2012 terdiri dari:
1) Inspektorat;
2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI;
3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
4) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
5) Badan Lingkungan Hidup;
6) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan;
7) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
8) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
9) Badan Perizinan Terpadu;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
10
10) Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
11) RSUD Ciawi;
12) RSUD Cibinong;
13) RSUD Leuwiliang;
14) RSUD Cileungsi
15) Satuan Polisi Pamong Praja;
16) Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;
17) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik.
6. Kecamatan
Kecamatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam
menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Bupati Bogor. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok, kecamatan mempunyai fungsi: (1) Penyelenggaraan
tugas-tugas pokok kecamatan dan pembinaan kelurahan/desa; (2) Penyelenggaraan
tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah; (3) Pengkoordinasian tugas-tugas
pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab kecamatan; (4)
Penyelenggaraan pelayanan umum; (5) Pengkoordinasian perangkat daerah dalam
wilayah kecamatan; (6) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan
prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan.
Kecamatan tahun 2012 terdiri dari: Kecamatan Babakan Madang, Cariu, Cibinong,
Cileungsi, Citeureup, Gunung Putri, Jonggol, Klapanunggal, Sukamakmur,
Tanjungsari, Bojonggede, Ciomas, Ciseeng, Dramaga, Gunung Sindur, Kemang,
Parung, Rancabungur, Sukaraja, Tajurhalang, Caringin, Ciampea, Ciawi, Cigombong,
Cijeruk, Cisarua, Megamendung, Pamijahan, Tamansari, Tenjolaya, Cibungbulang,
Cigudeg, Jasinga, Leuwiliang, Leuwisadeng, Nanggung, Parung Panjang, Rumpin,
Sukajaya, dan Kecamatan Tenjo.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
11
7. Kelurahan
Kelurahan mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam menyelenggarakan
sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan
pelimpahan dari Camat. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Kelurahan
mempunyai fungsi: (1) Penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan; (2) penyelenggaraan
tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah; (3) Pengkoordinasian tugas-tugas
pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab kelurahan; (4)
Penyelenggaraan pelayanan umum; (5) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan,
menumbuhkan prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan kemasyarakatan. Jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Bogor
sebanyak 17 kelurahan, terdiri dari:
Kecamatan Kelurahan
1 Cibinong 1 Pabuaran
2 Cibinong
3 Cirimekar
4 Ciriung
5 Nanggewer
6 Nanggewer Mekar
7 Sukahati
8 Tengah
9 Pakansari
10 Karadenan
11 Harapanjaya
12 Pondok Rajeg
2 Kemang 13 Atang Senjaya
3 Ciomas 14 Padasuka
4 Cisarua 15 Cisarua
5 Citeureup 16 Karang Asem Barat
17 Puspanegara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
12
1.3 Kondisi Ekonomi
Kondisi Ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2012 relatif stabil bahkan mengalami
peningkatan yang sangat signifikan seiring dengan tumbuhnya beberapa sektor penggerak
ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari
peningkatan pengembangan potensi unggulan daerah maupun pergerakan nilai Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Potensi Unggulan Daerah
Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan suatu barang atau jasa yang dimiliki dan
dikuasai oleh suatu daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta
menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi berdasarkan pertimbangan
kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta masyarakat dan kelembagaan
(penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, dukungan infrastruktur, dan
kondisi sosial budaya setempat) yang berkembang di lokasi tertentu. Kabupaten Bogor
memiliki banyak sekali sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan
menjadi produk unggulan daerah. Untuk itu potensi potensi sumber daya alam tersebut
harus selalu dikembangkan agar menjadi komoditi unggulan yang memiliki daya saing
yang kuat, baik di tingkat kabupaten, regional maupun tingkat nasional bahkan
internasional. Kebijakan pengembangan komoditas unggulan baik yang telah
berkembang maupun yang masih potensial di Kabupaten Bogor didasarkan pada
Peraturan Bupati Nomor 84 Tahun 2009 tentang Revitalisasi Pertanian dan
Pembangunan Perdesaan dan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010 tentang
Peningkatan Daya Saing Produk Kabupaten Bogor serta hasil-hasil kajian
pengembangan komoditas unggulan kecamatan oleh Bappeda Kabupaten Bogor, yang
diantaranya memuat zonasi dan arah pengembangan sebagaimana tercantum pada tabel
berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
13
Tabel 1.1. Zona Potensi Unggulan Daerah
Zona Kecamatan Arah Pengembangan
1 Rumpin, Cigudeg, Parung Panjang,
Jasinga, Tenjo
Agrosilvopastoral, yaitu
pengembangan agroforestry yang
didukung oleh sektor pertanian
tanaman pangan dan peternakan
2 Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang,
Leuwisadeng, Cibungbulang,
Pamijahan
Agroekowisata yang didukung oleh
sektor pertanian tanaman pangan dan
perikanan. Pola pengembangan
komoditas strategis: agropolitan dan
minapolitan
3 Ciampea, Tenjojaya, Dramaga,
Ciomas
Industri non-farm yang didukung
dengan sektor pertanian, perikanan,
kehutanan, dan peternakan
4 Tajurhalang, Kemang, Rancabungur,
Parung, Ciseeng, Gunung Sindur Industri perdesaan dan
pengembangan UMKM, yang tetap
berbasiskan pada produk atau
komoditas pertanian secara luas
serta perikanan berbasis minapolitan
5 Tamansari, Cijeruk, Cigombong,
Caringin Diversifikasi pertanian dan
agroekowisata
6 Ciawi, Cisarua, Megamendung,
Sukaraja, Babakan Madang
Ekowisata yang dikerjasamakan
dengan berbagai pihak dalam rangka
membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat
7 Cileungsi, Klapanunggal, Gunung
Putri, Citeureup, Cibinong,
Bojonggede
Pertanian perkotaan dan industri.
Pengembangan urban agriculture
bertitik tolak pada produk atau
komoditas pertanian yang sudah
diusahakan oleh warga.
Pengembangan industri besar
dikaitkan dengan ada rencana
pengembangan Cibinong Raya
8 Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari,
Jonggol
Lumbung pangan melalui
peningkatan dan rehabilitasi sarana
dan prasarana pemukinman Sumber: Bappeda Kab. Bogor
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
14
1) Pertanian
Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor yang telah
berkembang maupun potensial untuk dikembangkan pada lapangan usaha
pertanian terutama komoditi unggulan tanaman pangan dan hortikultura, antara
lain: Talas Bogor, Nanas, Pisang Rajabulu dan Manggis Raya. Keempat komoditi
tersebut varietasnya telah dilepas/dirilis oleh Pusat Kajian Buah Tropika Institut
Pertanian Bogor (PKBT-IPB) dan ditetapkan sebahgai komoditi unggulan khas
Kabupaten Bogor. Talas dan Nanas Bogor banyak dikembangkan di bagian
selatan, terutama di Kecamatan Cigombong, Caringin, Cijeruk dan Tamansari.
Pengembangan Talas dan Nanas sangat bergantung pada lokasi (spesifik lokasi)
sehingga produksi pada tahun 2012 mengalami penurunan. Produksi Talas
mencapai 10,987 ton, dengan lokasi pengembangan banyak terdapat di
Kecamatan Dramaga, Tamansari, Cijeruk, Ciomas, Ciawi. Lokasi sentra
pengembangan Nanas Bogor di Kecamatan Cijeruk. Produk utamanya adalah
buah segar, dengan pemasaran yang sudah terjamin, sebagian besar merupakan
bahan baku asinan bogor Gedong Dalam. Produksi Nanas tahun 2012 mencapai
6,130 ton atau meningkat sebesar 20.44% dari tahun sebelumnya. Tanaman
Pisang Rajabulu banyak dikembangkan di Kecamatan Cisarua, Caringin, Ciawi
dan Megamendung, dengan produksi mencapai 20,771 ton. Sedangkan manggis
pemasarannya sampai ke mancanegara seperti Hongkong dan Taiwan, juga ke
negara-negara di Timur Tengah. Pengembangan Manggis telah menggunakan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Good Agricultural Practices dalam
budidayanya.
Lokasi pengembangan di Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng dan
Klapanunggal, dengan produksi mencapai 5,399 ton meningkat 106.5% dari
tahun 2011.
Berdasarkan kelimpahan sumber daya atau produksi yang dihasilkan,
komoditi unggulan tanaman pangan dan hortikultura lainnya adalah: anggrek
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
15
potong dan tanaman hias berdaun indah. Komoditi yang potensial untuk
dikembangkan sebagai komoditi unggulan adalah: padi sawah dan padi gogo,
jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, pepaya, jambu biji, tanaman obat,
melati, sedap malam, krisan, gladiol serta mawar.
2) Peternakan
Komoditi unggulan peternakan antara lain : sapi perah dengan sentra di
Kecamatan Cisarua dan komoditi Kambing Peranakan Etawa (PE) di Kecamatan
Caringin, Sapi Potong di Kecamatan Jonggol dan Kelinci di Kecamatan
Tenjolaya. Sapi perah dan Kambing PE cukup pesat perkembangannya dan
mampu memberikan nilai tambah bagi usaha masyarakat. Populasi sapi perah
pada tahun 2012 sebanyak 9,487 ekor meningkat 5.73%, sedangkan populasi
kambing PE tahun 2012 sebanyak 6,139 ekor meningkat sebesar 20.44% dari
tahun sebelumnya. Pengembangan sapi perah saat ini sudah mampu melakukan
diversifikasi produk yaitu selain susu juga yoghurt dan bahan makanan lainnya.
Pengembangan sapi potong di Kecamatan Jonggol, populasinya sebanyak 25,802
ekor. Pengembangan kelinci selain menjadi pendukung pengembangan pariwisata
di Kecamatan Tenjolaya juga telah menumbuhkan usaha perdesaan, baik usaha
pengolahan daging kelinci menjadi pangan, sebagai pakan hewan di Taman Safari
juga sebagai kelinci hias. Populasi kelinci pada tahun 2012 mencapai 43,719
ekor. Komoditi peternakan lainnya yang dapat dikembangkan sebagai komoditi
unggulan adalah domba, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan ayam pembibit.
3) Perkebunan
Komoditi unggulan perkebunan yang dikelola masyarakat adalah: kopi,
karet, dan pala. Produksi kopi pada tahun 2012 sebanyak 9,694 ton meningkat
0.78% dari tahun 2011, produksi karet rakyat sebesar 3,884 ton meningkat
13.28% dan produksi pala sebesar 1,353 ton meningkat sebesar 8.67% dari tahun
2011. Sentra pengembangan kopi di Kecamatan Sukamakmur, selain itu
Kecamatan Pamijahan dan Tanjungsari juga menjadi penyumbang terbesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
16
produksi kopi. Sentra pengembangan karet adalah Kecamatan Jasinga dengan
Cigudeg sebagai wilayah pengembangannya. Sentra pengembangan pala adalah
Kecamatan Cijeruk, daging pala banyak digunakan sebagai bahan manisan pala
baik kering maupun basah. Selain itu biji pala juga mempunyai potensi ekonomis
sebagai rempah-rempah untuk obat dan bumbu dapur. Potensi komoditi
perkebunan lainnya dapat dikembangkan sebagai komoditi unggulan adalah
cengkeh, kelapa, teh dan tanaman obat.
4) Kehutanan
Belum ada komoditi kehutanan baik hasil hutan kayu maupun non kayu yang
ditetapkan sebagai komoditi unggulan. Namun berdasarkan jumlah produksi di
masyarakat terdapat potensi kayu rakyat yang dapat dikembangkan menjadi
komoditi unggulan, yaitu kayu afrika dengan produksi 10,707.46 m³, kayu sengon
(albizia) 7,274.29 m³ dan kayu mahoni 4,295.59 m³.
5) Perikanan
Budidaya perikanan air tawar baik untuk produksi ikan konsumsi,
pembibitan maupun ikan hias mampu menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan
akan ikan konsumsi, bibit ikan dan ikan hias di Kabupaten Bogor. Pada tahun
2012 produksi ikan konsumsi sebesar 74,962.33 ton atau meningkat 32.50% dari
tahun sebelumnya, dengan komoditi unggulan ikan lele dan ikan gurame.
Produksi benih ikan lele 1,755,828.30 RE atau meningkat 221%, sedangkan
produksi benih gurame 27,833.97 RE atau meningkat. Peningkatan produksi ikan
lele baik benih maupun ikan konsumsi tidak terlepas dari ditetapkannya kawasan
minapolitan di Kabupaten Bogor yang meliputi empat kecamatan yaitu
Kecamatan Ciseeng, Kemang, Parung dan Gunung Sindur dengan komoditi
unggulannya ikan lele. Sedangkan pengembangan ikan gurame berada di
Kecamatan Dramaga.
Komoditi unggulan lainnya adalah ikan hias air tawar, lokasi sentra
pengembangan ikan hias air tawar adalah kecamatan Cibinong dengan produksi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
17
tahun 2012 sebesar 187,552.04 RE atau naik sebesar 19.75%. Di bawah ini
disajikan tabel potensi komoditi unggulan lapangan usaha pertanian:
Tabel 1.2. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok
Lapangan Usaha Pertanian Kabupaten Bogor Tahun 2012
No. Kegiatan/Usaha/ Sektor
Data
Komoditi Potensi
Unggulan
Komoditi
Unggulan
Produksi/Popula
si Keseluruhan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A. Pertanian Tanaman
Pangan
Padi sawah
543,479 ton
Padi Gogo 5,673 ton
Jagung 56,297 ton
Kacang 1,810 ton
Ubi Jalar 56,297 ton
Ubi Kayu 159,568 ton
Talas 10,987 ton
B. Pertanian Tanaman
Hortikultura Pisang 20,771 ton
Manggis 5,399 ton
Nanas 6,130 ton
Jambu Biji 45,871 ton
Tanaman Obat 3,490 ton
Melati 14,173 kg
Sedap malam 99,990 tangkai
Krisan 441,865 tangkai
Gladiol 5,515 tangkai
Mawar 2,580 tangkai
Anggrek
potong 4,552,406 tangkai
Tanaman hias 966,162 pohon
berdaun indah
2 Usaha Peternakan
a Unggas Ayam ras petelur 4,580,155 ekor
Ayam ras
pedaging 17,684,762 ekor
Ayam pembibit 1,756,525 ekor
b Ternak Besar Sapi potong 25,802 ekor
Sapi perah 9,487 ekor
c Ternak Kecil Domba 214,408 ekor
Kambing PE 6,139 ekor
Kelinci 43,719 ekor
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
18
No. Kegiatan/Usaha/ Sektor
Data
Komoditi Potensi
Unggulan
Komoditi
Unggulan
Produksi/Popula
si Keseluruhan
3 Perkebunan Rakyat Cengkeh 831 ton
Pala 1,353 ton
Karet rakyat 3,884 ton
Kelapa 16,208 ton
Kopi 9,694 ton
Teh 102 ton
4 Kehutanan Sengon (albizia) 7,274.29 m3
Mahoni 4,295.59 m3
Afrika 10,707.46 m3
5 Usaha Perikanan
a Budidaya Ikan Ikan konsumsi 74,962.33 ton
Konsumsi dan Ikan Lele 47,733.11 ton
Penangkapan di Ikan Gurame
Perairan Umum
b Budidaya ikan hias Ikan hias air
tawar
187,552.04 RE
c Pembenihan Benih ikan lele 1,755,828.30 RE
Benih Gurame 27,833.97 RE
Sumber : 1: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2012
2: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2012
6) Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah
Sektor industri terdiri Industri Menengah Besar dan Industri Kecil
Menengah. Sektor industri menengah besar didominasi oleh industri agro dan
industri logam dengan nilai investasi sebesar Rp839,036,061,134,- dan
Rp553,612,343,219,-. Selain unggul dalam nilai investasi, kedua industri ini juga
unggul dalam jumlah unit usaha yaitu sebesar 209 unit usaha untuk industri agro
dan 144 unit usaha untuk industri logam. Sementara industri menengah besar
yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri tekstil dan produk
tekstil dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 24,403 orang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
19
Sementara potensi industri kecil menengah meliputi IKM agro dengan nilai
investasi sebesar Rp26,940,077,666,- dari 380 unit usaha serta IKM tekstil dan
produk tekstil dengan nilai investasi sebesar Rp16,375,221,750,- dari 377 unit
usaha. Sedangkan komoditi unggulan perdesaan industri kecil menengah (IKM)
baik formal maupun non formal meliputi produk alas kaki, tas dan logam. Ketiga
komoditi tersebut menjadi concern pemerintah daerah dalam pengembangannya
yang meliputi beberapa kecamatan, IKM alas kaki berjumlah 1,933 unit usaha
tersebar di 19 kecamatan dimana Kecamatan Ciomas dan Tamansari sebagai
pusat pengembangan IKM alas kaki. Penyerapan tenaga kerja di industri ini
sebanyak 17,764 orang dengan nilai investasi sebesar Rp236,305,440,003,-
dengan kapasitas produksi 1,906,002 kodi per tahun. Pengembangan IKM logam
berpusat di Kecamatan Citeureup dengan jumlah unit usaha sebanyak 119 unit,
dengan nilai investasi sebesar Rp773,000,000,- per bulan dan kapasitas produksi
sebanyak 20,700,436 piece per bulan, Pengembangan IKM tas berpusat di
Kecamatan Ciampea dengan jumlah unit usaha sebanyak 85 unit dengan nilai
investasi sebesar Rp1,070,400,000,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok
Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun 2012
No, Kegiatan/Usaha/ Sektor
Data
Komoditi Potensi Unggulan Komoditi
Unggulan
Produksi/Populasi
Keseluruhan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Industri Menengah Besar Industri Logam :
- Komponen Kendaraan 407,209,465 pcs
Bermotor
- Peralatan Kantor 463,325 buah
dari Logam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
20
No, Kegiatan/Usaha/ Sektor
Data
Komoditi Potensi Unggulan Komoditi
Unggulan
Produksi/Populasi
Keseluruhan
(1) (2) (3) (4) (5)
- Kemasan kaleng 35,500 pcs
Industri Mesin :
- Karoseri 165,899 buah
- Mesin Industri Kertas 320,601 buah
Industri Kimia dan
Barang Kimia :
- Bahan Kimia 32,460 ton
Industri Agro :
- Air Kemasan 144, 677,000 liter
- Furniture 1,440 ton
193,076 buah
40,000 set
2 Industri Kecil Menengah - Alas Kaki 1,906,002 kodi
- Tas
- Logam 20,700,436 piece
IKM Agro :
- Mebel Bambu 150 set
- Anyaman Bambu 33,368 pcs
- Bunga kering 30,735 tangkai
Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2012
7) Penggalian dan Pertambangan
Pada komoditi lapangan usaha penggalian dan pertambangan, pada
umumnya sudah banyak diusahakan dengan pangsa pasar tersendiri. Namun
demikian terdapat komoditi yang menjadi unggulan, antara lain : emas, perak
serta andesit, tanah liat dan batu kapur yang merupakan bahan galian konstruksi,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
21
Tabel 1.4 menyajikan komoditi potensi unggulan dan komoditi unggulan
lapangan usaha penggalian dan pertambangan.
Tabel 1.4 Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok
Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan Kab. Bogor Tahun 2012
No, Kegiatan/Usaha/ Sektor
Data
Komoditi Potensi
Unggulan
Komoditi
Unggulan
Produksi/Populasi
Keseluruhan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pertambangan Bahan Galian Andesit 10,653,461.16
Mineral Non Logam dan batuan Pasir & kerikil 147,205.53
(ton) Tanah Urug 95,573.40
Tanah Liat 2,993,341.80
Batu Kapur 20,531,450.40
Trass 105,297.50
2 Bahan Galian Mineral Logam (kg) Emas 1,700.04
Perak 14,994.79
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor 2012
8) Pariwisata
Daya tarik wisata Kabupaten Bogor merupakan perpaduan antara karakter
alamnya yang kuat, kebudayaan dan kepurbakalaan. Kawasan puncak merupakan
kawasan primadona yang sampai saat ini belum tergantikan. Pada zona Bogor
Barat terdapat kawasan Gunung Salak Endah yang merupakan kawasan wisata
andalan untuk alternatif pengganti puncak. Selain itu, atraksi seni dan budaya
digelar dalam event “Helaran” yang secara rutin digelar setiap setahun sekali dan
merupakan ajang atraksi seni budaya dari perwakilan masing-masing kecamatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
22
Potensi wisata yang diunggulkan di Kabupaten Bogor dibedakan berdasarkan
daya tarik wisata menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional meliputi:
a) Daya Tarik Wisata Alam
Kawasan Puncak terletak di Selatan Bogor yang merupakan daerah
perbukitan dengan ketinggian antara 800-1500 m dpl, sehingga memiliki
udara yang sejuk dan segar. Pada kawasan ini dapat dinikmati keindahan
aneka obyek dan daya tarik wisata diantaranya: wisata Agro Gunung Mas,
panorama alam Riung Gunung, Telaga Warna, Curug Cilember, dan Taman
Safari Indonesia. Selain itu banyak aktifitas wisata yang dapat dilakukan
dengan seting alam diantaranya : tea walk, menunggang kuda, paralayang,
outbond, fotografi dan lain-lain, Kawasan wisata dengan panorama alam
yang indah dan berhawa sejuk tersebut telah didukung fasilitas camping
ground, taman rekreasi, hutan wisata, hotel melati, pondok wisata, tempat
pertemuan dan seminar, sarana olah raga dan wartel.
b) Daya Tarik Wisata Buatan
Daya tarik wisata buatan dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat di suatu wilayah yang tidak memiliki potensi asli, salah satu
wisata buatan yang menjadi tujuan wisata terbesar di Kabupaten Bogor
adalah Taman Safari Indonesia (TSI) di Kecamatan Cisarua Bogor. TSI
merupakan taman satwa terbesar di Indonesia dengan jumlah spesies satwa
dan lokal tidak kurang dari 1,500 spesies. Jumlah kunjungan tahun 2012
tercatat 597,132 orang.
Selain Taman Safari Indonesia masih banyak daya tarik wisata buatan
lainnya yang tersebar di Kabupaten Bogor yaitu : Taman Wisata Matahari,
Sirkuit Sentul, Taman Rekreasi Lido, Junggle Land Sentul, Wisata Desa
Kampung Bambu, Kampung Wisata Cinangneng, serta Museum Mobil dan
Keramik Sentul.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
23
c) Wisata Budaya
Kabupaten Bogor memiliki berbagai atraksi seni dan budaya tradisional yang
digelar dalam event Helaran secara rutin setiap tahun, Acara ini merupakan
ajang atraksi seni dan budaya yang merupakan perwakilan dari masing-
masing kecamatan, Objek wisata yang menjadi unggulan pada wisata budaya
adalah Kampung Budaya Sindang Barang, dengan jumlah kunjungan sebesar
12,637 orang atau meningkat sebesar 3.5% dari tahun sebelumnya. Selain
Kampung Budaya Sindang Barang, terdapat potensi wisata budaya unggulan
lainnya seperti : Situs Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Adat Urug di
Kecamatan Sukajaya, Bellacampa, Kampung Cina, Pura Parahyangan Agung
Jagatkarta dan 19 Benda Cagar Budaya.
Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan
Kelompok Lapangan Usaha Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2012
No
Kegiatan/ Usaha/
Sektor
Data
Potensi Wisata Unggulan Wisata Unggulan
Kunjungan
Wisatawan /
tahun
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Wisata alam
a Pegunungan dan
hutan alam
Panorama Riung Gunung 10,700
Wana Wisata Citamiang 113
Wana Wisata Bodogol 8,732
Wana Wisata Curug Naga 2,274
Wana Wisata Curug Arca 1,832
Wana Wisata Cipamingkis 27,299
Wana Wisata Buper
Gunung Bunder
90,211
Buper Sukamantri 2,272
Penangkaran Rusa/WW 9,823
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
24
No
Kegiatan/ Usaha/
Sektor
Data
Potensi Wisata Unggulan Wisata Unggulan
Kunjungan
Wisatawan /
tahun
(1) (2) (3) (4) (5)
Giri Jaya
b Pertanian Wisata Agro Gunung
Mas
232,968
Taman Bunga
Melrimba
71,854
Kebun Wisata Pasir
Mukti
28,638
c Perkebunan Taman Wisata
Mekarsari
77,154
Warso Farm
d Perairan sungai dan
danau
Telaga Warna 15,775
Alam Fantasi 30,192
e Bentang Alam
Khusus
Curug Cilember 181,371
Pemandian Air Panas GSE 17,600
Curug Kembar/Batulayang 1,528
Curug Cisuren 1,250
Curug Panjang 9,321
Curug Nangka 71,291
Curug Luhur Indah
Paradise
7,643
Curug Cigamea 17,200
Curug Ngumpet 5,200
Kawah Ratu 122
Curug Cihurang 8,841
Pemandian Air Panas
Gunung Pancar
9,261
Goa Gudawang 5,610
Pemandian Air Panas
Gunung Pancar
9,261
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
25
No
Kegiatan/ Usaha/
Sektor
Data
Potensi Wisata Unggulan Wisata Unggulan
Kunjungan
Wisatawan /
tahun
(1) (2) (3) (4) (5)
Pemandian Air Panas
Tirta Sanita
90,062
2 Wisata buatan Taman Safari Indonesia 597,132
Junggle land Sentul - 0
Taman rekreasi lido 5,982
Taman Wisata Matahari 552,146
Wisata Desa Kampung
Bambu
11,805
Kampung Wisata
Cinangneng
1,752
Museum Mobil & Keramik
Sentul
11,692
Sirkuit Sentul 81,428
3 Wisata Budaya
Situs batu tulis Ciaruteun 8,329
Kampung Budaya
Sindang Barang
12,637
Bellacampa 3,837
Kampung Adat Urug
Kampung Cina
Pura Parahyangan Agung
Jagatkarta
-
19 Benda Cagar Budaya
Kabupaten Bogor
-
Sumber: Bappeda Kab. Bogor
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
26
1.4 Gambaran Umum Demografis
Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2012 berdasarkan estimasi data
Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 5,077,210 jiwa (angka sementara) yang terdiri dari
penduduk laki-laki 2,604,873 jiwa dan penduduk perempuan 2,472,337 jiwa. Jumlah
penduduk tersebut telah mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan jumlah
penduduk pada tahun 2011 yang berjumlah 4,992,205 jiwa. Kondisi ini menyebabkan
tingginya rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor, laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebesar 3.15%.
Jika diperbandingkan antar wilayah kecamatan yang tercakup dalam wilayah
Kabupaten Bogor, hasil proyeksi penduduk tahun 2011 laju pertumbuhan penduduk
terbesar terdapat di Kecamatan Gunung Putri sebesar 6.27%, Kecamatan Bojonggede
sebesar 5.86%, Kecamatan Cileungsi sebesar 5.72%, Kecamatan Cibinong sebesar 4.62%,
Kecamatan Parung sebesar 4.22%, Kecamatan Gunung Sindur sebesar 4.31%, Kecamatan
Klapanunggal 4.26% dan Kecamatan Tajurhalang sebesar 4.16%. Pertambahan penduduk
di delapan kecamatan tersebut dapat dikatakan pesat karena merupakan pusat
pengembangan usaha industri dan permukiman yang cukup berkembang, dimana beragam
jenis usaha industri besar maupun sedang, yang menyebabkan tingginya migrasi masuk
penduduk dari luar kecamatan sebagai tenaga kerja untuk bermukim di kecamatan
setempat.
Data sex rasio penduduk Kabupaten Bogor adalah sebesar 106, artinya setiap 100
orang perempuan terdapat 106 orang laki-laki. Hampir di semua kecamatan di Kabupaten
Bogor memiliki sex rasio di atas 100, yang berarti berlaku umum bahwa jumlah penduduk
laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan di daerah tersebut. Namun
terdapat satu kecamatan yang nilai sex rasionya dibawah 100, yaitu Kecamatan Gunung
Putri sebesar 99, yang artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 99 orang laki-laki. Hal
ini disebabkan sebagai daerah pengembangan usaha industri besar dan sedang, tampaknya
menarik minat banyak pekerja wanita untuk bekerja dan bermukim di wilayah Kecamatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
27
Gunung Putri. Kondisi demografis Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di atas secara
ringkas disajikan pada tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.6 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Bulan Mei Menurut Jenis Kelamin
per Kecamatan Tahun 2011 dan 2012
No Kecamatan
2011 2012
L P Jumlah L P Jumlah
1 Nanggung 44,086 40,924 85,010 44,562 41,434 85,996
2 Leuwiliang 59,744 55,512 115,256 60,772 56,468 117,240
3 Leuwisadeng 37,552 34,288 71,840 38,069 34,761 72,830
4 Pamijahan 69,982 65,870 135,852 70,972 66,859 137,831
5 Cibungbulang 65,719 61,462 127,181 66,759 62,428 129,187
6 Ciampea 77345 72,557 149,902 78,785 73,907 152,692
7 Tenjolaya 28,637 27,179 55,816 29,115 27,632 56,747
8 Dramaga 51,567 50,876 102,443 52,719 52,106 104,825
9 Ciomas 79,050 75,182 154,232 81,715 77,717 159,432
10 Tamansari 48,886 45,417 94,303 50,107 46,551 96,658
11 Cijeruk 42,204 38,198 80,402 43,143 39,049 82,192
12 Cigombong 46,618 44,284 90,902 47,976 45,574 93,550
13 Caringin 60,001 56,524 116,525 61,190 57,651 118,841
14 Ciawi 54,687 50,898 105,585 55,970 52,246 108,216
15 Cisarua 59,717 55,284 115,001 60,904 56,468 117,372
16 Megamendung 51,914 47,056 98,970 53,073 48,003 101,076
17 Sukaraja 91,541 87,056 178,597 94,181 89,893 184,074
18 Babakan Madang 55,016 51,508 106,524 56,821 53,272 110,093
19 Sukamakmur 39,101 36,644 75,745 39,579 37,336 76,915
20 Cariu 23,411 23,040 46,451 23,540 23,167 46,707
21 Tanjungsari 25,781 24,814 50,595 26,075 25,096 51,171
22 Jonggol 64,446 61,880 126,326 66,330 63,704 130,034
23 Cileungsi 132,177 127,987 260,164 139,547 135,124 274,671
24 Kelapa Nunggal 51,009 47,944 98,953 53,106 49,915 103,021
25 Gunung Putri 162,944 166,036 328,980 172,487 176,650 349,137
26 Citeureup 104,290 99,737 204,027 107,015 102,774 209,789
27 Cibinong 173,392 167,804 341,196 180,644 175,810 356,454
28 Bojong Gede 128,063 121,986 250,049 135,378 128,953 264,331
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
28
No Kecamatan
2011 2012
L P Jumlah L P Jumlah
29 Tajur Halang 51,907 49,278 101,185 53,992 51,258 105,250
30 Kemang 49,084 46,400 95,484 50,710 47,938 98,648
31 Ranca Bungur 26,418 24,533 50,951 26,887 24,968 51,855
32 Parung 60,590 56,548 117,138 63,058 58,852 121,910
33 Ciseeng 52,388 48,585 100,973 53,792 49,980 103,772
34 Gunung Sindur 55,034 52,272 107,306 57,168 54,603 111,771
35 Rumpin 68,581 62,949 131,530 69,805 64,120 133,925
36 Cigudeg 62,527 56,707 119,234 63,554 57,640 121,194
37 Sukajaya 29,410 26,924 56,334 29,754 27,238 56,992
38 Jasinga 48,792 45,385 94,177 49,769 45,499 95,268
39 Tenjo 34,673 32,599 67,272 35,156 33,319 68,475
40 Parung Panjang 58,822 54,672 113,494 60,694 56,374 117,068
KABUPATEN BOGOR 2,527,406 2,394,799 4,922,205 2,604,873 2,472,337 5,077,210
Sumber: BPS Kab. Bogor
Selanjutnya, dari piramida penduduk yang disusun berdasarkan kelompok umur
5 tahunan menunjukan bahwa penduduk di Kabupaten Bogor termasuk penduduk muda.
Struktur penduduk muda biasanya diperlihatkan oleh panjang piramida kelompok umur 5-9
dan 10-14 tahun lebih panjang dari pada kelompok umur lainnya. Hal ini terlihat jelas dari
Gambar 1.2. dimana bentuk piramidanya cenderung mengerucut di bagian atas. Atau dapat
diartikan juga, ada kecenderungan komposisi penduduk Kabupaten Bogor di masa depan
akan semakin didominasi oleh penduduk usia produktif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
29
Gambar 1.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2012
Berdasarkan Hasil Proyeksi
Sumber: Bappeda Kab. Bogor
Sementara itu, penggolongan usia produktif atau tidak produktif berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
a. Penduduk Usia Tidak Produktif jika persentase penduduk 0-14 tahun minimal sebanyak
40% dan penduduk 65 tahun ke atas tidak melebihi 5% dari total penduduk secara
keseluruhan;
b. Penduduk Usia Produktif jika persentase penduduk yang berusia 0-14 tahun maksimal
30% dan penduduk yang berusia 15-64 tahun persentasenya lebih dari 60%.
Tabel 1.7. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Bogor Tahun 2012
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P
0 - 4 272,125 258,220 530,345
5 - 9 282,054 266,602 548,656
10-14 275,456 260,092 535,548
15-19 251,833 240,358 492,191
272.125 282.054 275.456 251.833
235.531 244.299
224.282 211.663
175.154 135.680
103.256 71.733
45.145 31.821
21.361 21.858
1.622
258.220 266.602 260.092
240.358 234.666
240.940 222.591
197.009 157.069
118.975 89.527
58.213 44.254
31.881 24.300 26.520
1.120
Perempuan Laki-laki
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
30
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P
20-24 235,531 234,666 470,197
25-29 244,299 240,940 485,239
30-34 224,282 222,591 446,873
35-39 211,663 197,009 408,672
40-44 175,154 157,069 332,223
45-49 135,680 118,975 254,655
50-54 103,256 89,527 192,783
55-59 71,733 58,213 129,946
60-64 45,145 44,254 89,399
65-69 31,821 31,881 63,702
70-74 21,361 24,300 45,661
75+
TT
21,858
1622
26,520
1,120
48,378
2,742
Jumlah 2,604,873 2,472,337 5,077,210
Sumber: BPS. Proyeksi Hasil SP 2010
Dari gambaran tabel di atas, dapat dipersentasekan berdasarkan kelompok usia
tersebut, sehingga diketahui bahwa penduduk usia 0-14 tahun sebanyak 31.80%, penduduk
usia 65 tahun ke atas sebanyak 3.16% dan penduduk usia 15-64 tahun sebanyak 65.04%,
Penghitungan penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya dengan
rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan
merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk
berusia 65 tahun ke atas terhadap jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Hasil
proyeksi menunjukan bahwa rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tahun 2012
sebesar 48.89%, dan rasio ketergantungan lanjut usia sebesar 4.86% atau secara
keseluruhan angka beban ketergantungan di Kabupaten Bogor sebesar 53.75%. Hal ini
dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 orang usia produktif harus menanggung sebanyak
53 orang yang tidak/belum produktif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
31
Tabel 1.8. Proporsi Penduduk Bekerja (15 tahun ke atas) Menurut
Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2010 - 2011
Lapangan Pekerjaan 2010 2011
Selisih naik/
turun
Jumlah % Jumlah % (%)
1, Pertanian 266,315 15,46 239,325 12,92 -2,54
2, Pertambangan & Penggalian 14,382 0,84 52,143 2,82 1,98
3, Industri Pengolahan 417,133 24,22 526,357 28,42 4,20
4, Listrik, Gas dan Air Minum 3,445 0,20 2,545 0,14 -0,06
5, Konstruksi 82,622 4,80 97,193 5,25 0,45
6, Perdagangan, Hotel & Restoran 429,965 24,96 493,234 26,63 1,67
7, Transportasi & Komunikasi 182,052 10,57 126,366 6,82 -3,75
8, Lembaga Keuangan 29,452 1,71 54,768 2,96 1,25
9, Jasa Sosial Kemasyarakatan 296,979 17,24 260,234 14,05 -3,19
Jumlah 1,722,345 100,00 1,852,165 100,00
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional 2010 dan 2011
Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu
indikator untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja, dan
sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian suatu wilayah. Pada
tahun 2011, jumlah penduduk bekerja (15 tahun ke atas) di Kabupaten Bogor mengalami
peningkatan dari tahun 2010 sebesar 1,722,345 orang menjadi 1,852,165 orang (meningkat
7.54%), Tabel 1.9. menggambarkan terjadi penurunan prosentase penyerapan tenaga kerja
dari tahun 2010 ke 2011 yang cukup signifikan pada sektor pertanian sebesar 2.54 poin,
sektor transportasi dan komunikasi (3.75 poin) dan sektor jasa sosial kemasyarakatan (3.19
poin). Sementara itu, sektor industri pengolahan mengalami kenaikan yang paling besar
(4.20 poin), sekaligus menjadi sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di
Kabupaten Bogor pada tahun 2011, yakni sebesar 28.42%. Komposisi di atas menunjukkan
bahwa telah terjadi pergeseran struktur perekonomian di Kabupaten Bogor, dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
32
semakin menurunnya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, dan meningkatnya
penyerapan tenaga kerja di sektor industri, perdagangan dan jasa sosial kemasyarakatan.
Tabel 1.9. Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun 2011
No, Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
(%)
1 ≤ SD 989,012 53,40
2 SLTP 361,470 19,52
3 SLTA 397,935 21,48
4 Perguruan Tinggi 103,748 5,60
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional 2011
Struktur pendidikan penduduk bekerja di Kabupaten Bogor secara umum dapat
dilihat pada Tabel 1.4. Masih tingginya persentase penduduk bekerja dengan tingkat
pendidikan rendah (SD ke bawah) yang mencapai 53.40%, memperlihatkan kualitas
penduduk bekerja di Kabupaten Bogor secara umum masih terbilang rendah. Hal ini perlu
menjadi perhatian, karena ketidaksesuaian keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja
dengan kebutuhan pasar kerja dapat menimbulkan permasalahan mendasar yang tidak
mungkin bisa dielakkan. Data sebelumnya menunjukkan terdapat pergeseran lapangan
usaha yang digeluti sehingga diperlukan peningkatan pendidikan tenaga kerja.
1.5 Sistematika Penyajian
LAKIP adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan kewajiban suatu Instansi
Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pencapaian sasaran
strategis organisasi yang berkaitan dengan Visi dan Misi organisasi melalui berbagai
program dan kegiatan tahunan. Alur pikir pengukuran kinerja pencapaian sasaran
Pemerintah Kabupaten Bogor mengikuti alur pikir sebagaimana disajikan dalam gambar
1.3 berikut ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
33
Gambar 1.3. Alur Pikir Pengukuran kinerja
Sistematika LAKIP Kabupaten Bogor tahun 2012 disusun dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 dan keterkaitan dengan LAKIP
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) disajikan dalam gambar 1.4 berikut ini:
Program
Kegiatan
Pengukuran Pencapaian Sasaran
Sasaran OPD Tahun 2012
LAKIP Pem . Kab . Bogor Tahun 2012
Sasaran Pem . Kab . Bogor Tahun 2012
Indikator Sasaran OPD
IK : Input,Output / Outcome
Indikator Sasaran Pemda
Pengukuran Kinerja Kegiatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
34
Gambar 1.4. Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Bogor Tahun 2012
Adapun sistematika dan ringkasan masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
Ringkasan Eksekutif
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang Latar Belakang, Organisasi Pemerintah Kabupaten
Bogor, Kondisi Ekonomi, Gambaran Umum Demografis, Sistematika
Penyajian.
BAB II RPJMD DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2012
Berisi gambaran singkat mengenai RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2008-
2013 dan Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012,
RKA 2012
LAP. KEU 2009 LAKIP 2009
RPJMD KAB. BOGOR 2008-2013
RAPBD 2012
RENSTRA SKPD 2008 - 2013
RENJA 2012 RKPD 2012
DPA 2012 APBD 2012
TAPKIN SKPD 2012 TAPKIN PEMDA 2012
LKPJ 2012
PEMDA KAB. BOGOR UNIT KERJA
LAKIP SKPD 2012
LKSKPD 2012
LAKIP PEMDA 2012
LKD KONSOLIDASI 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
35
RPJMD menguraikan secara singkat pernyataan visi dan misi Kabupaten
Bogor, Penetapan Kinerja menguraikan sasaran strategis Kabupaten Bogor
tahun 2012.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Berisi uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas
pencapaian sasaran tahun 2012, termasuk didalamnya menguraikan secara
sistematis keberhasilan/ kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan
yang dihadapi serta langkah-langkah antisipasi yang akan diambil, Selain itu
juga menyajikan akuntabilitas keuangan yang menyajikan alokasi dan
realisasi APBD Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012.
BAB IV PENUTUP
Berisi tinjauan tujuan secara umum tentang keberhasilan/ kegagalan,
permasalahan dan kendala yang terjadi serta strategi pemecahan
masalahnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
36
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
2.1 RPJMD Tahun 2008-2013
Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 16 tahun 2011 tentang Perubahan Perda Nomor 7 tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun
2008-2013. Berikut disajikan secara ringkas Pernyataan Visi, Pernyataan Misi,
Tujuan dan Sasaran, serta Program Pembangunan yang dimuat dalam RPJMD
Kabupaten Bogor tahun 2008-2013.
1. Pernyataan Visi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 tahun 2011
tentang Perubahan Perda Nomor 7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Visi
Pemerintah Kabupaten Bogor untuk periode tahun 2008-2013 adalah:
”Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Bertaqwa, Berdaya dan
Berbudaya menuju Sejahtera”.
Makna pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Bogor di atas adalah:
a. Masyarakat Kabupaten Bogor adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-
luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama dalam
batas administrasi Kabupaten Bogor.
b. Masyarakat yang Bertakwa adalah masyarakat yang menjadikan agama dan
segala etika moralitas yang ada didalamnya sebagai landasan hidup dan
kehidupan, menjadikan nilai-nilai agama menjadi ”ruh” dalam pembangunan
Kabupaten Bogor.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
37
c. Berdaya, menunjukkan masyarakat Kabupaten Bogor yang telah berkembang
secara normal bersama-sama dengan masyarakat Kabupaten/Kota lainnya
dengan memanfaatkan secara optimal keunggulan komparatif dan kompetitif
Kabupaten Bogor, sehingga dapat berdaya saing dalam kancah pembangunan,
baik di tingkat lokal, regional dan nasional.
d. Berbudaya, menunjukkan tingkatan martabat kemanusiaan dan harga diri
masyarakat Kabupaten Bogor yang ditunjukkan dengan berpegang teguh pada
karakter dan akhlakul karimah, serta nilai-nilai dan kearifan lokal, sehingga
tidak mudah tergerus oleh desakan arus globalisasi dan mampu eksis sesuai
dengan jati dirinya atau masyarakat yang beradab.
e. Sejahtera, berarti masyarakat telah berada dalam kondisi aman dan sentosa
(terlepas dari segala gangguan dan kesulitan), makmur (telah terpenuhinya atau
tercukupinya seluruh kebutuhan dasarnya) sesuai dengan standar hidup yang
layak bagi kemanusiaan. Tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor
diukur berdasarkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Visi Pemerintah Kabupaten Bogor untuk periode tahun 2008-2013 ini relevan
dengan visi dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat yaitu Tercapainya Masyarakat Jawa
Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera.
Visi Berdaya di Kabupaten Bogor terkait dengan visi Mandiri di Provinsi
Jawa Barat, yang bermakna sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang mampu
memenuhi kebutuhannya untuk lebih maju dengan mengandalkan kemampuan dan
kekuatan sendiri, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
pelayanan publik berbasis e-government, energi, infrastruktur, lingkungan dan
sumber daya air.
Visi Berbudaya di Kabupaten Bogor terkait dengan visi Dinamis di Provinsi
Jawa Barat yang bermakna sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
38
aktif mampu merespon peluang dan tantangan zaman serta berkontribusi dalam
proses pembangunan.
Visi Bertakwa dan Sejahtera di Kabupaten Bogor terkait dengan visi Sejahtera
di Provinsi Jawa Barat yang bermakna sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat
yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani
kehidupan.
2. Pernyataan Misi
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor
menetapkan 7 (tujuh) Misi, yaitu:
Misi Kesatu : Meningkatkan Kesolehan Sosial Masyarakat dalam
Kehidupan Kemasyarakatan
Misi Kedua : Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya
Saing dengan Titik Berat pada Revitalisasi Pertanian
dan Pembangunan yang Berbasis Perdesaan
Misi Ketiga
: Meningkatkan Infrastruktur dan Aksesibilitas Daerah
yang Berkualitas dan Terintegrasi Secara
Berkelanjutan
Misi Keempat : Meningkatkan Pemerataan dan Kualitas
Penyelenggaraan Pendidikan
Misi Kelima : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas
Misi Keenam : Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Misi Ketujuh : Meningkatkan Kerjasama Pembangunan Daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
39
3. Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai Pemerintah Kabupaten Bogor tahun
2008-2013, baik dalam jangka menengah maupun tahunan yang berkaitan dengan
masing-masing Misi tersebut di atas, adalah sebagai berikut:
Misi 1:
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
1. Meningkatkan kualitas kehidupan
beragama dan ketaatan
masyarakat terhadap ketentuan
dan perundang-undangan yang
berlaku serta menjaga nilai-nilai
budaya daerah;
2. Meningkatkan pemberdayaan
perempuan, perlindungan
perempuan dan anak serta
peningkatan kualitas pelayanan
sosial penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
1. Meningkatnya pelayanan dan kemudahan bagi
umat beragama dalam melaksanakan
ibadahnya;
2. Meningkatnya kualitas SDM dan prasarana
peribadatan serta lembaga pendidikan
keagamaan;
3. Meningkatnya harmonisasi hubungan antar
dan intra umat beragama;
4. Meningkatnya pemahaman dan kepatuhan
masyarakat terhadap Perda dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
5. Meningkatnya kemajuan seni budaya dan
lingkung seni serta terpeliharanya dan
terlindunginya situs maupun benda-benda
kepurbakalaan;
6. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam
pembangunan;
7. Meningkatnya perlindungan terhadap
perempuan dan anak dari bentuk kekerasan,
eksploitasi dan diskriminasi dalam
pembangunan;
8. Meningkatnya kesejahteraan fakir miskin,
penyandang cacat dan penyandang masalah
sosial lainnya.
Misi 2:
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
1. Meningkatkan ketahanan pangan
dan pengembangan agribisnis
perdesaan;
1. Meningkatnya produksi, produktifitas,
distribusi dan konsumsi pangan daerah;
2. Berkembangnya agribisnis pertanian dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
40
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
2. Meningkatkan aktifitas ekonomi
daerah berbasis potensi lokal
dalam rangka meningkatkan daya
beli masyarakat;
3. Meningkatkan minat investasi dan
kesempatan kerja di Kabupaten
Bogor.
aquabisnis perikanan;
3. Meningkatnya aksesibilitas wilayah pedesaan;
4. Meningkatnya jumlah koperasi aktif dan
kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah
dalam mengembangkan ekonomi lokal;
5. Meningkatnya jumlah dan kemandirian industri
kecil dan menengah dalam mengembangkan
ekonomi lokal;
6. Meningkatnya nilai dan volume produk ekspor;
7. Berkembangnya pariwisata andalan di
Kabupaten Bogor disertai dengan
meningkatnya kunjungan wisatawan;
8. Meningkatnya pertumbuhan investasi melalui
PMDN maupun PMA;
9. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan
kesejahteraan tenaga kerja;
10. Tersalurkannya minat masyarakat untuk
bertransmigrasi.
Misi 3:
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
1. Meningkatkan infrastruktur
wilayah yang mampu
mendukung aktivitas ekonomi,
sosial dan budaya;
2. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap sarana prasarana dasar
permukiman;
3. Mewujudkan penataan ruang,
keseimbangan lingkungan yang
terintegrasi dan berkelanjutan.
1. Meningkatnya infrastruktur wilayah yang
berkualitas dan terintegrasi untuk mendukung
pergerakan orang, barang dan jasa;
2. Meningkatnya infrastruktur sumber daya air,
waduk dan irigasi yang optimal untuk
mendukung upaya pemeliharaan hutan
konservasi, kawasan lindung, pengendalian
daya rusak air dan pendayagunaan sumber
daya air;
3. Meningkatnya infrastruktur jalan dan
jembatan;
4. Meningkatnya pengendalian pemanfaatan
sumber daya alam dan berkurangnya
kerusakan alam akibat penambangan;
5. Meningkatnya sarana dan prasarana
permukiman;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
41
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
6. Meningkatnya perencanaan, kesesuaian dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
7. Meningkatnya kepastian hukum pemilikan
tanah masyarakat;
8. Meningkatnya pengendalian pencemaran air,
udara dan kerusakan tanah;
9. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
Misi 4:
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
1. Meningkatkan taraf pendidikan
masyarakat;
2. Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan.
1. Meningkatnya akses masyarakat untuk
memperoleh pendidikan;
2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidik
dan tenaga kependidikan;
3. Meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan;
4. Meningkatnya minat dan budaya baca
masyarakat;
5. Meningkatnya jumlah tahun bersekolah
penduduk 15 tahun ke atas.
Misi 5:
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
1. Meningkatkan status kesehatan
dan gizi masyarakat;
2. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan;
3. Meningkatkan Keluarga
Sejahtera.
1. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
dan gizi bagi masyarakat (pelayanan dasar dan
rujukan);
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
perilaku hidup bersih dan sehat;
3. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami
dan meningkatnya keluarga sejahtera.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
42
Misi 6:
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
1. Mewujudkan pemerintahan
daerah yang bersih dan
akuntabel;
2. Mewujudkan perangkat daerah
yang berorientasi terhadap
pelayanan publik
1. Meningkatnya kualitas perencanaan daerah
yang partisipatif, transparan, berwawasan
lingkungan dan aplikatif;
2. Meningkatnya pelayanan administrasi
kependudukan dan catatan sipil;
3. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang
pemerintahan;
4. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang
perekonomian dan pembangunan;
5. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang
kesejahteraan rakyat;
6. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang
administrasi umum;
7. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan
pemerintahan desa;
8. Meningkatnya kemandirian dan partisipasi
pemuda dalam pembangunan;
9. Meningkatnya prestasi olahraga dan
pemasyarakatan olahraga;
10. Meningkatnya wawasan kebangsaan
masyarakat;
11. Terwujudnya kehidupan politik yang
demokratis;
12. Terlindunginya masyarakat dari gangguan
keamanan, kenyamanan, ketentraman dan
ketertiban;
13. Meningkatnya kelancaran fasilitasi tugas-
tugas Kepala Daerah dan DPRD;
14. Meningkatnya efektifitas pengawasan dan
pengendalian internal;
15. Meningkatnya pendapatan daerah;
16. Tertatanya administrasi dan
pertanggungjawaban keuangan dan barang
daerah;
17. Meningkatnya kualitas pengelolaan
kepegawaian dan kompetensi aparatur dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
43
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya;
18. Meningkatnya pelayanan perizinan yang
sesuai dengan ketentuan, cepat dan terjangkau
masyarakat;
19. Tersedianya informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan yang mudah
diakses oleh masyarakat;
20. Tertibnya pengelolaan arsip dan tercapainya
kemudahan untuk diakses oleh publik;
21. Meningkatnya cakupan pelayanan,
pencegahan dan upaya penanggulangan
bencana;
22. Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas
Pegawai Negeri Sipil;
23. Menurunnya angka kemiskinan daerah.
Misi 7:
Tujuan Strategis Sasaran Strategis
1. Meningkatkan jejaring kerjasama
dengan stakeholder dalam
pembangunan;
2. Meningkatkan pelayanan
penanggulangan kemiskinan
daerah.
1. Meningkatnya kerjasama antar Pemerintah
dan Pihak ketiga;
2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2012
Menindaklanjuti Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi, Pemerintah Kabupaten Bogor telah membuat Penetapan
Kinerja Tahun 2012 secara berjenjang dengan perangkat daerah sesuai dengan
kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur
evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2012. Penetapan kinerja Pemerintah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012
44
Kabupaten Bogor tahun 2012 disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2012 dan APBD Pemerintah Kabupaten Bogor
Tahun 2012 perubahan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012
tanggal 24 Oktober 2012 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Tahun 2012 Ringkasan Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten
Bogor Tahun 2012 selengkapnya disajikan pada lampiran 1.