[Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

26
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia KELOMPOK 2 Fathima Asyahidatu Z : 1106018101 Moh Irpan Sejati : 1106022093 Ratih Dwi A : 1106068674 Asisten : Dwi Rahayu Tanggal Praktikum : Rabu, 27 februari 2013 Tanggal disetujui : Nilai Laporan : LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

description

laporan labling

Transcript of [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

Page 1: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

Pengambilan Dan Pengukuran Contoh

Timbulan Dan Komposisi Sampah

Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

KELOMPOK 2

Fathima Asyahidatu Z : 1106018101

Moh Irpan Sejati : 1106022093

Ratih Dwi A : 1106068674

Asisten : Dwi Rahayu

Tanggal Praktikum : Rabu, 27 februari 2013

Tanggal disetujui :

Nilai Laporan :

LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2013

Page 2: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

MODUL I

Pengambilan Dan Pengukuran Contoh

Timbulan Dan Komposisi Sampah

Pada Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

I. TUJUAN

Praktikum pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi

sampah perkotaan ini bertujuan untuk mengetahui besaran timbulan dan

komposisi sampah di Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

II. LANDASAN TEORI

II.1 Definisi Sampah

Aktifitas manusia menghasilkan material limbah yang sering terbuang

karena termasuk barang yang tidak dapat digunakan kembali. Limbah ini secara

normal berbentuk padat dan kata ‘limbah’ merujuk pada material yang tidak dapat

dipakai dan tidak diinginkan (Tchobanoglous.2002). Limbah padat termasuk

seluruh padatan atau material semi-padat yang pemiliknya tidak lagi

memperhitungkan untuk memakainya kembali (Tchobanoglous.1993).

Limbah padat sering disebut dengan sampah. Menurut Undang Undang

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, definisi

sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81

tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis

Sampah Rumah Tangga, pengertian sampah rumah tangga adalah sampah yang

berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja

dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah

tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,

fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Pada Peraturan Daerah

Kota Depok Nomor 41 tahun 2000, sampah adalah limbah yang berbentuk padat

atau setengah padat yang berasal dari kegiatan orang pribadi atau badan yang

terdiri dari bahanorganik dan anorganik tetapi tidak termasuk buangan biologis /

kotoran manusia dan bahan beracun dan berbahaya.

Page 3: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

II.2 Penggolongan Sampah

- Menurut Sumber

Ada banyak metode pengklasifikasian sampah. Salah satunya adalah

penggolongan sampah berdasarkan sumbernya. Berdasarkan sumbernya, sampah

dapat dikelompokkan menjadi 8 kategori (Tchobanoglous.1993):

(1) residensial, sampah yang berasal dari pemukiman (rumah, apartemen)

menghasilkan tipe sampah berupa sampah organik sisa makanan,

sampah kebun (dedaunan,ranting), kertas, plastik, tekstil, kardus,

kaleng, kaca, logam, dan lain sebagainya

(2) komersial, tipe sampah yang dihasilkan dari daerah komersial (hotel,

toko, restoran) adalah sampah berupa sisa makanan, kertas, kardus,

plastik, dan lain sebagainya

(3) institusional, sampah yang biasa dihasilkan dari institusi (sekolah,

rumahsakit, pusat pemerintahan) hampir sama dengan yang dihasilkan

dari daerah komersial yakni berupa sampah kertas, kardus, sisa

makanan, dan lain lain

(4) konstruksi dan pembongkaran, tipe sampah yang dihasilkan dari

konstruksi dan pembongkaran bangunan antara lain kayu, baja, beton,

dan lain-lain.

(5) sarana perkotaan(fasilitas umum), sampah yang dihasilkan dari sarana

dan fasilitas umum umumnya adalah sampah taman seperti dedaunan,

ranting, kayu.

(6) instalasi pengolahan, pada daerah instalasi pengolahan, tipe sampah

yang dihasilkan diantaranya lumpur sisa hasil pengolahan, debu, dan

lain sebagainya.

(7) industrial, kawasan industri menghasilkan sampah sisa proses produksi

(tekstil, dan lain sebagainya), buangan industri, dan lain sebagainya

(8) agrikultural, pada agrikultur atau pertanian, sampah yang dihasilkan

berupa sisa kemasan pupuk, sisa pertanian, dedaunan, dan lain-lain

Page 4: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

Tchobanoglous.2002.Handbook Of Solid Waste Management.Mc Graw Hill

- Menurut Penanganan

Sampah dapat pula diklasifikasikan berdasarkan cara penanganan dan

pengolahannya (Damanhuri.2000) yaitu:

(1) komponen yang mudah membusuk (putrescible) yaitu berupa sampah

rumah tangga, sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai.

(2) Komponen bervolume besar dan mudah terbakar (bulky combustible)

yaitu kayu, kertas, kain, plastik, karet, kulit.

(3) Komponen bervolume besar dan sulit terbakar (bulky noncombustible)

yaitu logam, mineral.

(4) Komponen bervolume kecil dan mudah terbakar (small combustible).

(5) Komponen bervolume kecil dan sulit terbakar (small noncombustible).

(6) Wadah bekas : botol, drum.

Page 5: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

(7) Tabung bertekanan/gas.

(8) serbuk dan abu : organik (misal pestisida), logam metalik, non metalik,

bahan amunisi.

(9) lumpur.

(10) Puing bangunan.

(11) Kendaraan tidak terpakai.

(12) Sampah radioaktif.

- Menurut Komposisinya

Berdasarkan komposisinya, sampah juga dapat dibedakan menjadi dua

(Tchobanoglous.1993), yaitu:

1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa

makanan, daun kering, ranting dan sebagainya. Sampah ini dapat

diolah lebih lanjut menjadi kompos atau pupuk cair

2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,

seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik, botol dan

gelas minuman, kaleng, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijual

untuk dijadikan produk lainnya atau didaur ulang.  Beberapa sampah

anorganik yang dapat dijual adalah plastik kemasan makanan, botol

dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas

Sampah dapat pula diklasifikasikan berdasarkan komposisinya secara fisik

dan secara kimiawi. Karakteristik fisika adalah seperti densitas, kadar air, kadar

volatil, distribusi ukuran. Karakteristik kimia menggambarkan susunan kimia dari

limbah tersebut diantaranya unsur N, O, C P, H dan sebagainya.

- Sistem Klasifikasi Lainnya

Pengklasifikasian sampah juga bisa didasarkan pada karakteristik berikut

(Damanhuri.2000) :

(1) sampah organik mudah busuk (garbage),

(2) sampah organik tidak membusuk (rubbish, baik combustible dan non-

combustible),

(3) sampah sisa abu pembakaran perapian rumah (ashes),

(4) sampah bangkai binatang (dead animal),

(5) sampah sapuan jalan (street sweeping).

(6) sampah buangan sisa konstruksi (demolition waste)

Page 6: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

II.3 Komposisi Sampah

Komposisi adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan

komponen-komponen individual yang membentuk limbah padat beserta distribusi

relatifnya, umumnya didasarkan pada persentase berat. Informasi mengenai

komposisi sampah penting diketahui untuk mengevaluasi peralatan yang

dibutuhkan, sistem, dan managemen serta perencanaan program.

- Komposisi

Perumahan dan komersial memiliki porsi sekitar 50-75% dari total

keseluruhan limbah padat perkotaan (municipal solid waste)

(Tchobanoglous.1993). Nilai persentase distribusi sebenarnya tergantung pada

(1) tingkat aktivitas konstruksi dan pembongkaran bangunan,

(2) tingkat pelayanan umum yang disediakan,

(3) tipe pengolahan air bersih dan airlimbah yang digunakan.

- Distribusi

Informasi dan data mengenai komposisi fisik dari limbah padat penting

dalam pemilihan dan pengoperasian peralatan dan fasilitas, dalam menaksir

kemungkinan terjadinya pengembalian sumber dan energi, dan dalam analisis dan

desain dari fasilitas pembuangan sistem landfill

II.4 Sifat Limbah Padat

- Sifat Fisika

Sifat-sifat fisika pada limbah padat diantaranya adalah berat jenis, tingkat

kelembaban, ukuran dan distribusi partikel, permeabilitas dari sampah

yang padat

- Sifat Kimia

Informasi komposisi kimia penting untuk mengevaluasi pilihan-pilihan

alternatif lain untuk proses dan recovery. Sifat kimia yang penting untuk diketahui

adalah proximate analysis yaitu termasuk tes kelembaban, tes materi volatil yang

mudah terbakar, tes fixed carbon, dan tes abu. Sifat kimia lainnya adalah titik fusi

abu, ultimate analysis (memperkirakan persentase karbon, nitrogen, oksigen,

nitrogen, sulfur, abu) , dan energy content

- Sifat Biologi

Selain plastik, karet, dan kulit, limbah dapat diklasifikasikan berdasar sifat

biologinya, diantaranya:

Page 7: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

Unsur pokok yang dapat larut dalam air (gula, asam amino, asam organik

lainnya)

Hemiselulosa (produk kondensasi dari 5 dan 6 gula karbon

Selulosa (produk kondensasi dari 6-karbon glukosa

Lemak, minyak, lilin (esther alkohol)

Lignin , lignoselulosa, protein

II.5 Transformasi Limbah Padat

Informasi mengenai ransformasi yang terjadi pada limbah padat penting

untuk diketahui untuk digunakan dalan manajemen limbah padat. Transformasi ini

dapat terjadi akibat intervensi manusia ataupun terjadi sebagai fenomena alam.

Limbah padat dapat bertransformasi secara fisika, kimia, biologi

- Transformasi Fisika

(1) Pemisahan komponen

Pemisahan komponen adalah proses pemisahan secara manual dan/atau

secara mekanis. Pemisahan komponen digunakan untuk

mentransformasikan sampah yang heterogen menjadi komponen yang

lebih homogen

(2) Pengurangan volume secara mekanis

Dikenal juga sebagai densification, adalah proses pengurangan volume

awal sampah dengan memberikan gaya atau tekanan

(3) Pengurangan ukuran secara mekanis

Yaitu mengurangi ukuran sampah agar lebih kecil dan seragam

dibandingkan dengan ukuran asalnya

- Transformasi Kimia

(1) Combustion (oksidasi kimia)

Didefinisikan sebagai reaksi kimia oksigen dengan material organik.

(2) Pirolisis

Pirolisis adalah proses pemisahan melalui kombinasi keretakan suhu dan

reaksi kondensasi pada sebuah atmosfer bebas oksigen, menjadi gas,

liquid, dan padatan

(3) Gasifikasi

Proses gasifikasi termasuk pembakaran parsial dari bahan bakar karbon

untuk mendapatkan gas bahan bakar yang mudah terbakar dan kaya

karbon monoksida, hidrogen, metan

Page 8: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

- Transformasi Biologi

(1) Komposting secara aerobik

(2) Pencernaan anaerob (anaerobic digestion)

(3) High-solid anaerobic digestion processes

II.6 Pentingnya Data Tansformasi Limbah Pada Manajemen Limbah

Padat

Informasi mengenai transformasi limbah padat secara fisika, kimia, dan

biologi dapat digunakan untuk mengimprovisasi efisiensi dari sistem dan

manajemen operasi pengolahan limbah padat, untuk mengetahui material yang

dapat digunakan kembali dan dapat didaur ulang, serta untuk mengetahui konversi

produk dan energi

II.7 Pengelolaan Sampah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah mengatur mengenai dua metode dalam pengelolaan sampah

rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, yaitu dengan

pengurangan sampah dan penanganan sampah

- Pengurangan Sampah

Pengurangan sampah dilakukan pada daerah sumber sampah dengan

tujuan untuk mengurangi jumlah volume sampah yang dibuang. Ada tiga kegiatan

yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, diantaranya:

(1) Pembatasan timbulan sampah

(2) Pendauran ulang sampah

(3) Pemanfaatan kembali sampah

- Penanganan Sampah

Penanganan sampah dilakukan dengan beberapa kegiatan, yakni:

(1) Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai

dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah

Page 9: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

(2) Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari

sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat

pengolahan sampah terpadu

(3) Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau

dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat

pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir

(4) Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan

jumlah sampah

(5) Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau

residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman

III. APLIKASI DATA TIMBULAN SAMPAH (pada teknik lingkungan)

Data timbulan sampah yang dihasilkan umumnya digunakan untuk

perhitungan prakiraan timbulan sampah saat ini ataupun untuk masa yang akan

datang untuk dijadikan dasar perencanaan, perancangan, dan pengkajian sistem

pengelolaan sampah

IV. ALAT DAN BAHAN

1 buah Alat ukur (timbangan) 5 Kg

1 buah Alat ukur (timbangan) 20 Kg

1 buah Kotak plastik volume 65 liter

6 buah trashbag hitam ukuran 40 liter

3 buah masker

3 pasang sarung tangan karet

10 buah kantong plastik

Page 10: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

V. Cara Kerja

Mengambil trashbag yang telah berisi

sampah

Mengangkut ke tempat pemilahan dan memberi

label

Menimbang masing masing trashbag dengan menggunakan

timbangan 40kg

Menyiapkan kotak dengan volume 65L dan lapisi dengan trashbag

Menuang sampah ke dalam kotak

Melakukan pemilahan sampah berdasarkan

jenis

Menimbang sampah hasil pilahan dengan

timbangan 40kg (sampah cukup berat) atau timbangan 5kg

(sampah ringan)

Mengetuk kotak sebanyak tiga kali

Page 11: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

VI. Data Pengamatan

Lokasi : Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Luas Gedung : 2128 m2(denah terlampir)

Jumlah Pengguna : ± 1000 orang

Waktu Dihasilkannya Sampah : Sejak Selasa 26 Februari (pukul 08.00-18.00)

hingga Rabu 27 Februari (pukul 08.00-10.00) (12 jam)

Form Isian Hasil Pengukuran Komposisi Sampah

Kelompok Kelompok 2

Hari/tanggal Rabu 27 Maret 2013

Jenis Sampel Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi UI

Lokasi Fakultas Ekonomi

No KomposisiBerat sampah

(gram)

I Plastik

Gelas plastik 250

Botol plastik 20

Plastik emberan 1200

Kantong kresek 250

kemasan sachet/makanan 500

Jenis plastik lainnya 850

II Logam

Besi 90

Alumunium 105

Kaleng 0

Lainnya 25

III Karet 25

IV Kaca 180

V Kertas

Kemasan Tetra Pak 0

Duplex 60

Kardus 2200

Kertas majalah + buku + koran 300

Page 12: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

Kertas fotokopi 1600

Kertas lainnya 2500

VI Elektronik 90

VII Kayu 120

VIII Tekstil 0

IX Sampah makanan 6500

X Keramik 260

XI Batu 0

XII Pampers dan diapers 0

XIII Lainnya 990

TOTAL 18115

Pengukura

n

Volume

(liter)

Berat

(kg)

1 65 3,6

2 65 1,7

3 65 3

4 65 1,2

5 65 6

6 55 2,8

TOTAL 380 18,3

VII. Pengolahan Data

- Perhitungan berat jenis sampah

PengukuranVolume

(liter)

Berat

(kg)Berat jenis (kg/L)

1 65 3,6 (18,3kg :6) : (380L :6) =

0,048162 65 1,73 65 34 65 1,2

Page 13: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

5 65 66 55 2,8

TOTAL 380 18,3

- Perhitungan Persentase Komposisi Sampah

No KomposisiMassa

(gram)

% massa per

komponen

1 PlastikGelas plastik 250 1,380%Botol plastik 20 0,110%Plastik emberan 1200 6,624%Kantong kresek 250 1,380%kemasan sachet/makanan 500 2,760%Jenis plastik lainnya 850 4,692%

2 LogamBesi 90 0,497%Alumunium 105 0,580%Kaleng 0 0,000%Lainnya 25 0,138%

3 KertasKemasan Tetra Pak 0 0,000%Duplex 60 0,331%Kardus 2200 12,145%Kertas majalah + buku +

koran300 1,656%

Kertas fotokopi 1600 8,832%Kertas lainnya 2500 13,801%

4 Karet 25 0,138%5 Kaca 180 0,994%6 Elektronik 90 0,497%7 Sampah Makanan 6500 35,880%8 Kayu 120 0,660%9 Keramik 260 1,435%10 Lainnya 990 5,465%

TOTAL 18115 100,00%

Page 14: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

Plastik17%

Logam1%

Karet0%

Kaca1%

Kertas37%

Elektronik0%

Sampah Makanan36%

Kayu1%Keramik

1%

Lainnya5%

Komposisi SampahGedung Dekanat FEUI

- Perhitungan Timbulan sampah/orang/hari

Volume sampah = 380 liter

Berat sampah = 18,3 kg

Jumlah unit penghasil = 1000 orang

Waktu dihasilkannya sampah = 12 jam = 0,5 hari

Volume timbulan sampah per hariVu

= 380 L1000 orang

x 2=0,76 L/orang /hari

Berat timbulan sampah per hariBu= 18,3 Kg

1000 orangx2=0,0366 Kg /orang /hari

VIII. Analisa

VIII.1 Analisa Percobaan

Langkah pertama untuk melakukan percobaan ini adalah mempersiapkan

kantong sampah berukuran besar sebagai tempat menampung keseluruhan sampah

yang dihasilkan oleh Gedung Dekanat FEUI. Hal yang paling penting dalam

prosedur ini adalah memastikan bahwa sampah dari keseluruhan gedung benar-

benar terkumpul semua didalam kantong sampah tersebut untuk menghindari

penarikan kesimpulan yang salah akibat sampel yang tidak ideal.

Page 15: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

Setelah itu kantong-kantong sampah yang telah berisi sampah dibawa

ketempat pemilahan. Tempat yang kita gunakan adalah lantai 4 Gedung

Laboratorium Lingkungan, Departemen Teknik Sipil. Dalam perjalanan

pengangkutan sampah, kami menghindari pengangkutan ketika turun hujan karena

akan memengaruhi volume sampah akibat air hujan yang masuk ke dalam kantong

sampah. Penting pula untuk memastikan bahwa kantong sampah yang digunakan

tidak rusak/robek karena akan menjadikan peluang hilangnya beberapa komponen

sampah ketika pengangkutan

Setelah itu dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangan 40kg.

Dari penimbangan ini akan diperoleh nilai berat sampah keseluruhan. Hal yang

harus diperhatikan dalam proses ini adalah timbangan harus terkalibrasi, dimulai

dari titik nol, kantong sampah pada saat penimbangan benar benar seimbang

berada diatas timbangan(tidak ditopang dengan tangan atau benda lain) untuk

mendapatkan hasil yang akurat

Setelah itu mempersiapkan kotak plastik dengan volume 65L, dan menuang

sampah ke dalam kotak tersebut. Kotak tersebut lalu diketuk sebanyak tiga kali

agar sampahnya dengan sendirinya mengisi daerah yang kosong pada kotak. Hal

yang perlu diperhatikan adalah jangan memadatkan sampah yang berada di dalam

kotak, hal ini dikarenakan data yang kita peroleh (volume dan berat) akan

digunakan untuk menghitung berat jenis, apabila dipadatkan maka akan

mengubah volumenya sehingga memengaruhi perhitungan berat jenisnya akibat

faktor kompaksi yang terjadi

Pemilahan sampah menurut jenisnya dilakukan untuk mempermudah

langkah selanjutnya yaitu menimbang berat tiap komposisi sampah. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui keberagaman komposisi sampah yang dihasilkan dari

gedung tersebut sehingga dapat diketahui metode terbaik apakah yang bisa

diterapkan untuk mengolah sampah di gedung tersebut

VIII.2 Analisa Diagram

Diagram dari keseluruhan persentase komposisi sampah menunjukkan

bahwa jenis sampah terbanyak yang dihasilkan dari Gedung Dekanat FEUI adalah

sampah kertas (37%), sampah organik sisa makanan (36%), dan sampah plastik

(17%). Ketiga komposisi sampah ini mencapai 90% dari total keseluruhan jumlah

sampah yang dihasilkan. 10% sisanya adalah sampah logam, kaca, kayu,

Page 16: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

elektronik, dan sampah lainnya. Dari komposisi yang demikian, kita dapat

melakukan pengurangan jumlah sampah dengan cara komposting dan daur ulang.

Sampah organik sisa makanan yang mencapai jumlah 36% dari total

keseluruhan sampah yang dihasilkan gedung tersebut merupakan sampah yang

sangat mudah membusuk. Jumlahnya cukup besar sehingga akan sangat baik

apabila diolah dan dikurangi jumlahnya. Pengolahan sampah organik sisa

makanan yang tepat pada gedung ini adalah dengan mengolahnya menjadi

kompos dan pupuk cair. Perlu diperhatikan aspek bau yang dikhawatirkan akan

ditimbulkan oleh proses pengolahan limbah sisa makanan, namun kini dapat

digunakan berbagai cara untuk menangani bau yang mungkin ditimbulkan,

diantaranya dengan menambahkan potongan kulit jeruk atau esens

(wewangian),atau menambahkan Effective Microbacter (EM) yang dapat

membantu dan mengefektifkan proses pembusukan. Pada dasarnya apabila

pengolahan dilakukan dengan baik maka bau yang akan timbul bisa diminimalisir.

Sampah anorganik yang dihasilkan jumlahnya lebih banyak dibandingkan

dengan sampah organik. Hal ini dikarenakan fungsi utama Gedung Dekanat FEUI

sebagai kantor sehingga sampah yang umum dihasilkan adalah sampah kertas dan

plastik. Untuk mengurangi jumlah sampah jenis ini, metode terbaik adalah dengan

menerapkan prinsip 3R (reduce,reuse,recycle). Reduce, contohnya adalah dengan

berhemat kantong plastik, menggunakan botol minum pribadi, dan upaya upaya

lainnya dalam rangka mencegah dan mengurangi sampah yang dihasilkan oleh

masing-masing orang. Reuse, adalah penggunaan kembali barang-barang yang

masih dapat digunakan. Karena jenis sampah terbanyak adalah sampah kertas,

maka sebaiknya selalu menggunakan kertas pada kedua sisinya,menggunakan

kertas bekas ketika mencetak draft dokumen, dan lain sebagainya. Recycle, adalah

mendaurulang sampah yang dihasilkan. Sampah kaleng, botol plastik, dapat

didaur ulang menjadi tempat alat tulis. Sampah kertas yang menumpuk dapat

dicacah untuk dijadikan kertas daurulang atau bubur kertas sebagai bahan untuk

membuat hiasan patung dan lain sebagainya.

VIII.3 Analisa Hasil

Dari perhitungan dan pengolahan data yang telah diperoleh, didapat nilai

volume timbulan sampah perharinya dari Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia yaitu sebesar 0,76 L/orang /hari

Dengan nilai berat timbulan sampah yaitu 0,0366 Kg /orang /hari

Page 17: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

Menurut SNI 19-3964-1995 , apabila pengamatan lapangan belum

tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka

timbulan sampah:

1) Satuan timbulan sampah kota besar = 2-2,5L/orang/hari atau = 0,4-

0,5kg/orang/hari

2) Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil = 1,5-2L/orang/hari atau =

0,3-0,4kg/orang/hari

Sehingga apabila dibandingkan dengan nilai yang telah diperoleh melalui

percobaan, jumlah timbulan sampah yang dihasilkan Gedung Dekanat FEUI dapat

dikategorikan sebagai timbulan sampah yang mewakili timbulan sampah kota

sedang/kecil

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, sampling limbah padat juga

dilakukan pada Gedung A FEUI dan menghasilkan jumlah timbulan sebesar

0,185kg/orang/hari. Pada gedung ini, nilai timbulan sampah yang dihasilkan

perorang perharinya sangatlah besar dibandingkan dengan nilai timbulan sampah

di Gedung Dekanat FEUI. Hal ini dikarenakan sedang berlangsung acara di

gedung A dimana terdapat banyak stand makanan sehingga jumlah sampah yang

dihasilkan cukup banyak

VIII.4 Analisa Kesalahan

- Kesalahan praktikan

Terjadi perbedaan berat total sampah awal dengan berat total sampah setelah

dilakukan pemilahan yaitu terdapat selisih 185 gram sehingga pada kenyataannya

komposisi sampah hanya mencapai 98% dari keseluruhan sampah yang

dihasilkan. Hal ini dapat terjadi akibat ketidak telitian praktikan dalam membaca

alat ukur. Penting untuk diketahui bahwa dalam penimbangan berat total sampah

awal, hanya digunakan satu buah timbangan 40kg dan tidak dilakukan

penimbangan ulang akibat sulitnya menyeimbangkan kantong sampah yang

notabene berukuran sangat besar sehingga kesalahan pengukuran sangat mungkin

terjadi akibat proses ini mengingat pada saat penimbangan sampah berdasarkan

komposisinya, digunakan timbangan 40kg untuk sampah ukuran besar dan

timbangan 5kg untuk sampah yang ringan sehingga terdapat perbedaan ketelitian.

Pengurangan jumlah berat sampah juga dapat terjadi akibat proses pemilahan

yang kurang cermat sehingga terdapat beberapa komponen yang tidak tertimbang

dengan baik, misalnya adalah terbuangnya sebagian kecil air pada lantai atau

kantong sampah sehingga tidak ikut tertimbang. Kesalahan lain yang terjadi dapat

Page 18: [Labling] Limbah Padat - Kelompok 2 - Dekanat Fe - Fahtima Ratih Irpan

pula disebabkan akibat penggunaan kantong plastik baru ketika menimbang

sampah setelah dikelompokkan sesuai jenisnya

- Kesalahan lainnya yang terjadi adalah ketidakcermatan praktikan dalam

membaca alat ukur (pralaks) yang dapat disebabkan karena pengerjaan percobaan

yang terburu-buru, keletihan, dan lain sebagainya

IX. Kesimpulan- Volume timbulan sampah perharinya dari Gedung Dekanat Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia yaitu sebesar 0,76 L/orang /hari

- Berat timbulan sampah yaitu 0,0366 Kg /orang /hari

- Mayoritas timbulan sampah yang dihasilkan Gedung Dekanat Fakultas

Ekonomi adalah sampah kertas dan sampah organik sisa makanan. Hal ini

dikarenakan fungsi gedung sebagai kantor yang juga merangkap gedung

pertemuan dan penyelenggaraan acara

X. Referensi

Damanhuri.2000.Diktat sampah.FSTL ITB.Bandung

Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 41 tahun 2000

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2012 tentang

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah

Tangga

SNI-19-3694-1994 Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan

Kompos

Tchobanoglous.1993.Integrated Solid Waste Management.Mc Graw Hill

Tchobanoglous.2002.Handbook of Solid Waste Management.Mc Graw Hill

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah

XI. Lampiran