kwuu

10
I. PENDAHULUAN Franchise merupakan sarana pengembangan bisnis yang tidak memerlukan modal besar,tentunya jika kita membuat jaringan atau gerai sendiri tentu memerlukan modal yang tidak sedikit, keunggulan franchise juga sebagai cara yang efektif sebagai mekanisme penetrasi pasar sehingga semakin banyak jumlah franchiseenya akan semakin kuat jaringan bisnis yang dimiliki oleh si franchisor- nya. Suatu perkembangan bisnis juga harus diikuti dengan perkembangan hukum yang mengaturnya, namun di Indonesia bisnis franchise ternyata tidak diikuti dengan perkembangan perhatian dari pihak pemerintah, sehingga hal ini menimbulkan banyak masalah dalam kontrak franchise. Perlindungan hukum terhadap pihak-pihak yang terikat kontrak

Transcript of kwuu

I.PENDAHULUANFranchise merupakan sarana pengembangan bisnis yang tidak memerlukan modal besar,tentunya jika kita membuat jaringan atau gerai sendiri tentu memerlukan modal yang tidak sedikit, keunggulan franchise juga sebagai cara yang efektif sebagai mekanisme penetrasi pasar sehingga semakin banyak jumlah franchiseenya akan semakin kuat jaringan bisnis yang dimiliki oleh si franchisor-nya.Suatu perkembangan bisnis juga harus diikuti dengan perkembangan hukum yang mengaturnya, namun di Indonesia bisnis franchise ternyata tidak diikuti dengan perkembangan perhatian dari pihak pemerintah, sehingga hal ini menimbulkan banyak masalah dalam kontrak franchise. Perlindungan hukum terhadap pihak-pihak yang terikat kontrak

II.PEMBAHASAN2.1.Franchise2.1.1.Sistem FranchiseFranchise adalah sistem untuk menjual produk atau jasa tertentu. Franchise yang juga dikenal sebagai bisnis waralaba adalah suatu sistem bisnis yang melibatkan franchisor dan franchisee dalam distribusi suatu produk atau jasa. Sistem bisnis seperti ini memang sudah dikenal lama dan belakangan ini menjadi marak dikarenakan minat masyarakat yang semakin tinggi untuk menekuni dunia wirausaha. Franchise sendiri lebih ditekankan pada kontrak antara franchisor dan franchisee tersebut. Kontrak tersebut menuntut hubungan saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Tentunya, win win solution dalam suatu bisnis bisa mempercepat kesuksesan.Kata lain yang ada di dalam bisnis waralaba dan franchise adalah franchising, sama artinya pewaralabaan, franchisor adalah pewaralaba (yang mempunyai usaha waralaba), sedangkan franchisee adalah orang yang menjalankan usaha waralaba dari franchisor. Lalu mengapa memilih waralaba sebagai opsi dalam berbisnis? Waralaba diminati para pengusaha atau investor karena resiko gagal lebih kecil dibanding membangun usaha sendiri. Sistem waralaba mempunyai prosedur dan sistem kerja maupun marketing yang siap pakai, ini menghemat waktu, tenaga dan pikiran bagi para franchisee.Bisnis franchise sangat disarankan bagi pebisnis pemula (franchisee) yang masih agak ragu untuk mengambil risiko besar. Risiko rugi seringkali menjadi momok bagi orang yang baru pertama kali belajar berbisnis. Mereka seringkali takut produk atau jasa mereka tidak diminati oleh konsumen. Namun, sistem yang sudah teruji (mampu memberikan keuntungan yang cukup besar) punya risiko yang lebih kecil. Namun, tidak berarti sistem ini tidak mempunyai risiko sama sekali. Tertarik untuk menjalani bisnis franchise ini? Bisnis memang lebih membutuhkan tindakan daripada perencanaan yang berbelit-belit, tetapi segala hal tetap perlu direncanakan dengan baik.

2.1.2.Definisi Franchise (Waralaba)Pengertian Franchise berasal dari bahasa Perancis affranchir yang berarti to free yang artinya membebaskan. Dengan istilah franchise di dalamnya terkandung makna, bahwa seseorang memberikan kebebasan dari ikatan yang menghalangi kepada orang untuk menggunakan atau membuat atau menjual sesuatu.21 Dalam bidang bisnis franchise berarti kebebasan yang diperoleh seorang wirausaha untuk menjalankan sendiri suatu usaha tertentu di wilayah tertentu.Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah: Suatu system pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik mereka (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, system, prosedur, dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.Menurut UU No 42 Tahun 2007, yang dimaksud Waralaba atau Franchising adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Jadi bisnis waralaba yang berkembang di Indonesia harus terbukti berhasil dahulu sebelum mempunyai lisensi.

2.1.3.Jenis FranchiseMenurut Mohammad Suud ( 1994:4445) bahwa dalam praktek franchise terdiri dari empat bentuk:1. Product FranchiseSuatu bentuk franchise dimana penerima franchise hanya bertindak mendistribusikan produk dari petnernya dengan pembatasan areal.2. Processing or Manufacturing FrinchiseJenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.3. Bussiness Format atau System FranchiseFranchisor memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket, seperti yang dilakukan oleh Mc Donalds dengan membuat variasi produknya dalam bentuk paket.4. Group Trading FranchiseBentuk franchise yang menunjuk pada pemberian hak mengelola toko-toko grosir maupun pengecer yang dilakukan toko serba ada.

Menurut International Franchise Association (IFA) berkedudukan di Washington DC, merupakan organisasi Franchise International yang beranggotakan negara-negara di dunia, ada empat jenis franchise yang mendasar yang biasa digunakan di Amerika Serikat, yaitu:1. Product FranchiseProdusen menggunakan produk franchise untuk mengatur bagaimana cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh produsen. Produsen memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusikan barang-barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbal balik dari hak-hak ini. Contohnya, toko ban yang menjual produk dari franchisor, menggunakan nama dagang, serta metode pemasaran yang ditetapkan oleh franchisor.2. Manufacturing FranchisesJenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.3. Business Oportunity VenturesBentuk ini secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan tertentu. Perusahaan harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik bisnis, dan sebagai timbal baliknya pemilik bisnis harus membayarkan suatu biaya atau prestasi sebagai kompensasinya. Contohnya, pengusahaan mesin-mesin penjualan otomatis atau distributorship.4. Business Format FranchisingIni merupakan bentuk franchising yang paling populer di dalam praktek. Melalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan suatu metode yang telah terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang dari perusahaan. Umumnya perusahaan menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis membayar sejumlah biaya atau royalti. Kadang-kadang, perusahaan juga mengaharuskan pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan.

2.1.4.Keunggulan dan Kelemahan Sistem FranchiseFranchising juga merupakan strategi perluasan dari suatu usaha yang telah berhasil dan ingin bermitra dengan pihak ketiga yang serasi, yang ingin berusaha, dan memiliki usaha sendiri. Sistem franchise ini mempunyai keunggulan-keunggulan dan juga kerugian-kerugian. Keuntungan bisnis franchising antara lain:1. Sistem manajemen telah terbentukBiasanya bisnis waralaba sudah memiliki sistem yang sudah baku dan sudah memiliki reputasi yang bagus. Semua sistem manajemen yang terdapat pada franchisor sudah di uji kelayakannya dan dapat diimplementasikan dengan baik.

2. Sudah dikenal masyarakatBiasanya kita akan lebih mudah untuk memasarkan bisnis waralaba dibanding bisnis yang dibangun dari awal. Ini karena bisnis tersebut sudah dikenal masyarakat lebih dahulu. Dengan begitu biaya dan tenaga untuk membangun reputasi dan promosi sudah tidak sulit, tinggal meneruskan atau memodifikasi yang sudah ada, sesuai dengan ketentuan dari franchisor.3. Manajemen finansial yang lebih mudahBisnis yang sudah kokoh secara finansial biasanya akan lebih mudah untuk mengembangkan bisnisnya karena calon investor akan lebih percaya pada mereka. Dalam bisnis waralaba (franchisee) sudah disediakan sistem manajemen finansial oleh pemilik waralaba, sehingga pembeli waralaba tidak pusing untuk mengatur sistem finansial seperti yang terjadi pada bisnis yang dibangun dari awal.4. Kerjasama bisnis telah terbangunSistem kerjasama dengan pemilik bisnis lain sudah terbangun dengan baik sehingga pembeli waralaba tidak perlu repot-repot untuk mengupayakannya. Misalnya pemasok bahan baku, dan juga penyedia jasa periklanan dan pemasaran, semua sudah dibangun sebelumnya oleh pihak pemilik waralaba.5. Dukungan dan keamanan yang lebih kuatBiasaya pemilik waralaba memberikan training atau pelatihan pada pembeli waralaba. Misalnya manajemen finansial, periklanan, pemasaran, dan banyak lainnya. Biaya untuk ini biasanya sudah termasuk dalam pembelian waralaba.Kerugian bisnis franchising antara lain:1. Kurang kendaliIni adalah salah satu kekurangan bisnis waralaba yang selalu terjadi. Pembeli waralaba biasanya tidak memiliki kendali penuh atas bisnis waralaba yang baru dibelinya karena sistemnya sudah diatur oleh pihak pewaralaba.2. Sangat terikat dengan supplierBiasanya pemiliki usaha ingin mengurangi biaya operasional untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Salah satunya adalah dari bahan baku. Pembeli waralaba tidak dapat seenaknya mengganti suplier penyedia bahan baku yang lebih murah karena sudah ditentukan oleh pemilik waralaba sejak awal3. Ketergantungan pada reputasi waralaba lainSebuah waralaba bisa mendapatkan pengaruh dari reputasi waralaba yang sama di tempat lain. Jika sebuah waralaba yang sama di tempat lain melakukan kesalahan sehingga reputasinya rusak maka ini juga akan berpengaruh pada waralaba yang Anda jalankan.4. Biaya waralabaBiasanya biaya waralaba ini berfariasi tergantung dari berbagai faktor. Semakin terkenal sebuah brand maka biaya untuk membeli waralaba tersebut akan semakin besar.

5. Pemotongan keuntunganBisnis waralaba juga mengharuskan pembeli waralaba untuk membayar royalti keuntungan pada pemilik waralaba. Walaupun pembeli waralaba hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit, biaya royalti harus tetap dibayarkan.

2.2.Sistem Bagi HasilSistem bagi hasil sejatinya adalah suatu kerja sama antara dua pihak dalam menjalankan usaha. Pihak pertama yaitu pengusaha yang memberikan andil dalam keahlian, keterampilan, sarana dan waktu untuk mengelola usaha tersebut. Sedangkan pihak kedua yaitu pemodal (investor) yang memiliki andil dalam mendanai usaha itu agar dapat berjalan. Baik itu modal kerja saja atau modal secara keseluruhan.Atas masing-masing andil itulah, kedua belah pihak berhak atas hasil usaha yang mereka kerjakan. Karena tidak ada yang dapat memastikan, berapa keuntungannya. Maka pembagian hasil usaha itu ditetapkan dalam bentuk prosenstase bagi hasil dari keuntungan yang didapat, bukan atas besarnya dana yang diinvestasikan.Keuntungan itu dibagikan tergantung dari perjanjian dan jenis usaha yang dijalankan. Pembagian keuntungan itu dilakukan setidaknya dalam satu siklus usaha. Jika usaha itu berupa pertanian, maka yang disebut sebagai satu siklus usaha adalah sejak menanam sampai panen. Jika usahanya terus-menerus dan sulit ditentukan akhirnya, biasanya disepakati setiap satu bulan atau satu tahun.Pemodal memiliki resiko kehilangan sebagian atau seluruh modalnya jika usahanya merugi. Sedangkan pengusaha menanggung rugi berupa kerja dan waktunya yang sama sekali tidak dibayar. Ingat, pengusaha tidak boleh mengambil gaji dari usaha itu. Ia hanya berhak atas pembagian untung. Jika pengusaha itu sudah mengambil sebagian modal untuk kebutuhan pribadinya (termasuk gaji), maka ia harus mengembalikannya ke pemodal. Begitu juga pengusaha tidak boleh menggunakan modal kerja yang diterimanya untuk dialihkan menjadi pembangunan sarana produksi.

2.2.1.Kelebihan dan Kekurangan dari Kerja sama Bagi HasilKelebihanmelakukan kerjasama bagi hasil dari sudut pandang investor atau bagi pemilik modal adalah, pengelolaan usaha dilakukan seutuhnya oleh pengelola usaha, dan pemilik modal hanya sebagai pengawas dan melakukan pembinaan tanpa terjun langsung. Hal inisudah pasti menjadi kelebihan bagi pemilik modal, karena pemilik modal tanpa harus bekerja akan mendapatkanpassive income.Kekuranganmerupakan karakter dari perjanjian kerjasama bagi hasil.Yaitumaju mundurnya usaha tersebut sangat bergantung pada iktikad baik dankeahliandari Pengelola Usaha. Hal ini karena seluruh kendali dan supervisi pekerjaan berada di bawah pengelola usaha. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemilik modal untuk dapat mengetahui karakter, latar belakang pengelola usaha,dan juga bisnis yang akan dijalankan.