Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

download Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

of 144

Transcript of Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    1/144

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    2/144

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    3/144

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Pertama dan terutama Puji Syukur kepada Tuhan; sumber kekuatan dan kemampuanku.

    Beribu ucapan terima kasih saya tujukan kepada banyak pihak yang ikut andil secara

    langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan Kurikulum Sepak bola Indonesia ini.

    Bp. Djohar Arifin selaku Ketua PSSI, Bp. Bob Hippy selaku Exco Pembinaan Usia Muda PSSI

    dan Bp. Arifin Panigoro atas dukungannya.

    Tom Byer dan Claudio Reyna yang sudah menjembatani perijinan penggunaan sebagian dari

    US Soccer Curriculum.

    Bert Pentury, Emral Abus, Indra Syafri dan Wim Rijsbergen untuk masukan-masukannya.

    DR. Perez, DR. Paul Gunadi, Matias Ibo dan Heru Sugiri untuk sumbangan materinya.

    Gheeto TW dan Kasmawati Wicaksono yang peran dan bantuannya sangat saya hargai.

    Isteri saya tercinta Devi dan orang tua serta kakak saya Sven, Rainer, Ralph dan Silke atas

    dukungan morilnya selama ini.

    Asisten pelatih saya yang setia Heri serta sahabat James, Rino, Nehemia Wagiyono, dan Paul

    Richardson.

    Mentor saya Martin Hagele serta Markus Weidner, Bernd Stroeber, Horst Hrubesch, Inggo

    Weniger, Stefen Freund dan Ralf Peter dari DFB.

    Semua pelatih yang pernah melatih dan semua pemain yang turut andil dalam

    perkembangan saya sebagai pemain dan pelatih sepak bola.

    Terima kasih.

    In Loving Memory : Puji Purnawan (Mantan Punggawa Pra-Olimpiade 1992).

    Untuk Bangsaku demi berkumandangnya Indonesia Raya

    di pentas Piala Dunia.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    4/144

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    5/144

    Sambutan Exco Usia Muda

    Pembinaan sepakbola usia muda Indonesia tengah menjadi perhatian yang serius dan terus menerus

    ditekuni PSSI untuk mempersiapkan sebuah desain timnas masa depan Indonesia .Fondasi untuk membentuk timnas senior yang tangguh sudah jelas harus dimulai dengan

    mempersiapkan pemain sejak usia muda. Maka pola pembinaan pemain usia muda yang seharusnya

    menjadi tanggung jawab klub telah beralih menjadi peluang dengan hadirnya Akademi Sepakbola

    Nusantara di Indonesia .

    Kehadiran Akademi Nusantara yang dibangun oleh PSSI dengan kepemimpinan pembaharuan telah

    mendapatkan porsi yang layak . Ini dibuktikan dengan adanya kompetisi usia muda dan lahirnya

    kurikulum untuk pelatihan bagi pemain usia muda .

    Visi dari kurikulum pembinaan usia muda ini juga sekaligus menjadi fondasi dasar untuk pembinaan

    pelatih dalam melatih pemain usia muda .

    Target kurikulum sepakbola ini adalah, untuk memberikan panduan bagi para pelatih. Maka

    diharapkan, akan hadir pemain berbakat dan tangguh di Indonesia di masa depan.

    Terima kasih .

    Jakarta , 1 April 2012

    Bob Hippy

    Ketua Komite Pengembangan Sepak Bola Usia Muda

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    6/144

    Pendahuluan

    Xavi, gelandang FC Barcelona, saat ditanya soal kehebatan FC Barcelona menjawab demikian,

    Di La Masia (akademi FC Barcelona) kami tidak ditempa untuk menang namun untuk berkembang.Salah satu kelemahan yang paling mendasar dalam pembinaan grass root (U5-U12) dan usia muda

    (U13-U20) di Indonesia adalah fokus SSB yang salah; fokus SSB lebih ke arah menggapai kemenangan

    daripada membina pemain hingga bisa mencapai potensi maksimalnya.

    SSB sibuk menggapai prestasi sebagai klub hingga lupa bahwa prestasi sebenarnya adalah

    pembentukan pemain secara menyeluruh; teknik(bagaimana melakukan sesuatu), taktik(pengertian

    permainan atau pengertian akan mengapa melakukan sesuatu), fisikdan mental(menempa karakter

    yang positif dan kuat yang begitu penting artinya baik untuk kehidupan sang pemain secara

    keseluruhan maupun untuk perkembangannya sebagai pemain bola).

    Sudah saatnya kita bersama menyatukan tekad memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Bukanuntuk kita pribadi atau SSB kita masing-masing namun untuk Indonesia. Mari kita berlomba

    menelurkan pemain-pemain yang berbakat dan berkarakter demi kemajuan sepak bola Indonesia.

    Kurikulum ini adalah bagian dari langkah-langkah konkret yang dilakukan oleh Badan Usia Muda

    PSSI. Dengan adanya kurikulum ini harapan kami program latihan di semua SSB di seluruh Indonesia

    menjadi; (1) lebih berkualitas , (2) lebih age specific atau tepat usia, (3) lebih terarah secara baku

    atau dengan kata lain memiliki standar yang sama.

    Segala kekurangan yang ada mohon dimaaafkan. Semoga pada edisi kedua berikutnya dapat lebih

    mendekati sempurna.

    Untuk memahami dan melaksanakan pedoman ini diperlukan kesungguhan dan usaha yang

    maksimal dari anda. Dibutuhkan kemauan untuk belajar serta totalitas dalam melaksanakan profesi

    anda sebagai seorang pelatih. Entah dibayar atau bekerja secara suka rela, seorang pelatih harus

    mengerti bahwa perannya begitu penting di dalam menempa generasi penerus bangsa. Berangkat

    dari pemahaman ini diharapkan anda sebagai seorang pelatih menganggap serius peran anda dan

    karenanya berusaha untuk terus belajar, mempersiapkan latihan secara maksimal dan berinteraksi

    dengan pemain dengan penuh rasa tanggung jawab.

    Tetap semangat, jangan putus asa! Bersama kita bisa meraih keajaiban yang kita idam-idamkan

    bersama; mendengar Indonesia Raya berkumandang di pentas Piala Dunia!

    Semoga Tuhan memberkati usaha kita bersama.

    Salam,

    Timo Scheunemann

    Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    7/144

    Daftar Isi

    Ucapan Terima kasih ......................................................................................... ii

    Sambutan Ketua Umum PSSI ............................................................................................... iiiSambutan Ketua Komite Pengembangan Sepak Bola Usia Muda.. iv

    Pendahuluan Direktur Pembinan Usia Muda .. v

    Daftar Isi .................................................................................................................. ........... vi

    Keterangan Tanda Gambar: ................................................................................................ ix

    Bab I Prinsip Bermain ................................................................................................. 1

    A. Gaya Permainan : Garis Besar ....................................................................... 1

    B. Gaya Permainan: Spesifikasi ......................................................................... 2

    C. Prinsip Bermain bagi Pelatih, Pemain, dan Tim .............................................. 4

    Bab II Konsep Melatih .................................................................................................. 6

    A. Fondasi Program Pembinaan yang Berkualitas .............................................. 6

    1. Fasilitas/Faktor Pendukung .................................................................... 7

    2. Faktor Pembina (Pelatih) ........................................................................ 8

    3. Program Pembinaan Rutin ..................................................................... 9

    B. Falsafah Program Pembinaan ....................................................................... 10

    1. Hubungan Latihan dengan Pertandingan . 10

    2. Empat Komponen yang saling melengkapi . 10

    C. Intisari Materi Kepelatihan ............................................................................ 11

    D. Materi Kepelatihan : Istilah Umum ................................................................ 13

    E. Materi Kepelatihan : Fisik .............................................................................. 14

    1. Hal-hal yang meningkatkan Kemampuan Tubuh ..................................... 142. Pemahaman Istilah-istilah Fisik ............................................................... 15

    F. Materi Kepelatihan Teknik ............................................................................ 19

    1. Pemahaman Istilah-istilah Teknik Menyerang ........................................ 20

    2. Pemahaman Istilah-istilah Teknik Bertahan ............................................ 21

    G. Materi Kepelatihan Taktik ............................................................................. 22

    1. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Menyerang ......................................... 23

    2. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Bertahan ............................................. 33

    H. Materi kepelatihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental ...................... 38

    I. Materi Kepelatihan Situasi Standar (Set Piece) dan Formasi .......................... 39

    1. Penjabaran Situasi Standar ..................................................................... 40

    J. Materi Kepelatihan Penjaga Gawang ............................................................ 461. Kualifikasi Penjaga Gawang .................................................................... 47

    K. Gaya kepelatihan .......................................................................................... 53

    1. Garis Besar Mengenai Kepelatihan & Persiapan Latihan ......................... 53

    2. Menciptakan suasana dan sarana berlatih yang kondusif bagi

    perkembangan Pemain ........................................................................... 55

    3. Meracik Menu Latihan & Organisasi Latihan ........................................... 56

    Bab III Kurikulum Sesuai Kelompok Umur ...................................................................... 59

    A. Mengatur Perkembangan Pemain Berdasarkan Umur dan Tingkatan ........... 59

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    8/144

    B. Frekuensi Materi Latihan Sesuai Kelompok Umur .......................................... ... 63

    1. Frekuensi Latihan Fisik Sesuai Kelompok Umur .. .......................................... 63

    2. Frekuensi Latihan Teknik Sesuai Kelompok Umur ......................................... 64

    3. Frekuensi Latihan Taktik Sesuai Kelompok Umur........................................... 65

    4. Frekuensi Latihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental Sesuai

    Kelompok Umur.............................................................................................. 66

    C. Kurikulum setahun untuk masing-masing kelompok umur................................. 67

    D. Struktur Program Latihan Untuk Masing-masing Tingkatan Kelompok Umur..... 811. Tingkat Pemula/Fun Phase (U5-U8 Tahun).................................................... 81

    1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 81

    2) Contoh Program Latihan ...................................................................... 82

    2. Tingkat Dasar/Foundation Phase (U9-U12 Tahun) ....................................... 84

    1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 84

    2) Contoh Program Latihan ....................................................................... 85

    3. Tingkat Menengah/Formative Phase (U13-U14 Tahun) ............................... 88

    1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 88

    2) Contoh Program Latihan ..................................................................... 89

    4. Tingkat Mahir/Final Youth (U15-U20 Tahun) ............................................... 91

    1) Struktur Program Latihan ..................................................................... 91

    2) Contoh Program Latihan ..................................................................... 92

    E. Format Latihan Fisik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ... 94

    F. Format latihan Teknik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ................................. 96

    1. Contoh Latihan Teknik Untuk Dewasa 1 (15 Tahun keatas) ........................ 97

    2. Contoh Latihan Teknik Untuk Dewasa 2 (15 Tahun keatas) ........................ 98

    G. Format latihan Taktik Untuk Dewasa (15 Tahun keatas) ................................. 101

    1. Contoh Latihan Taktik Bertahan ................................................................. 101

    2. Contoh Latihan Taktik Menyerang .............................................................. 103

    Bab IV Kesalahan-kesalahan yang umum terjadi di Indonesia dalam hal organisasi

    latihan, pembuatan program latihan serta eksekusi latihan ................................ 106

    Bab V Teori Sepak Bola Modern .......................................................... ........................... 109

    A. Prinsip-prinsip Sepak Bola Modern 109

    B. Prinsip-prinsip Dasar Bermain 4-4-2 Dengan Benar . 111

    C. Langkah-Langkah Menuju 4-4-2 (sekaligus 4-3-3) ... 118

    D. Pengertian Taktik 4-3-3 ... 135

    1. Pengertian Taktik Lapangan Kecil Sebagai Tahapan Menuju 4-3-3 .. 137

    1) Formasi 2-2 . 138

    2) Formasi 3-1 .. 140

    3) Formasi 3-2 ... 143

    4) Formasi 3-1-2-1 ... 144

    Bab VI Teori Melatih Secara Modern .............................................................................. 146

    A. Teori Melatih Fisik 146

    1. Komponen Latihan Fisik ... 146

    2. Kiat Praktis Meningkatkan Fisik Pemain . 148

    3. Pemahaman Dasar Gizi 150

    4. Berbagai Cara Mengevaluasi Fisik Secara Obyektif & Praktis .. 152

    5. Panduan Khusus Penggunaan Gym (Fitness Studio) . 157

    B. Teori Melatih Teknik . . 159

    C. Teori Melatih Taktik . 161

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    9/144

    D. Teori Melatih Mental 163

    1. Pemahaman Dasar .. 163

    2. Pembinaan Mental Pemain 164

    3. Kiat Praktis Meningkatkan Mental Pemain 170

    Bab VII Berbagai Variasi Latihan Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil 173

    A. Variasi Latihan Fisik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil ..... 173B. Variasi Latihan Teknik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil 179

    C. Variasi Latihan Taktik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil 198

    Bab VIII Mencegah dan Merawat Cedera ........................................................................... 199

    A. Petunjuk Umum .. 199

    B. Penangganan Pada Cedera ... 201

    C. Sepuluh Hal Praktis Menangkal Flu .. 220

    Bab IX Pemahaman Dasar Peraturan Pertandingan (Laws of the Game)........................... 222

    Bab X Lampiran . 262

    A. Scouting Pemain .. 262

    B. Formulir Data Diri Pemain & Panduan Scouting 266

    C. Scouting Tim Lawan .. 270

    Daftar Pustaka .............................................................................................................. ......... 278

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    10/144

    KETERANGAN GAMBAR

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    11/144

    1

    BAB I

    PRINSIP BERMAIN

    A. GAYA PERMAINAN - GARIS BESARElemen kunci untuk pelatih dan pemain

    yang membentuk gaya permainan

    1. Pertandingan

    Gaya penyeranganSemua tim disarankan untuk menunjukkan gaya bermain yang menyerang yang ditunjukkan

    saat menguasai bola dan dengan melakukan pergerakan tanpa bola dengan cepat.

    Transisi cepat dan penyelesaian akhirMendorong semua kelompok umur untuk mengusahakan kecepatan bermain, menghindari

    menggiring bola berlebihan (over dribbling), mengusahakan pergerakan yang terorganisasi

    dan pergerakan cepat tanpa bola serta cepat mencari penyelesaian akhir.

    Posisi spesifikSebuah tim harus memiliki pertahanan yang terorganisasi, menjaga posisi spesifik masing-

    masing dalam formasi. Dilain pihak, pemain akan mencari ruang dan melakukan pergerakan

    untuk mendukung penyerangan walau harus bergerak jauh dari posisi mereka semula.

    2. Formasi

    Formasi 4-3-3 dan 4-2-2Tim di kelompok umur 12 tahun ke atas akan menggunakan formasi 4-3-3, (dengan variasi

    4-2-3-1 atau 4-1-2-3 ). Tim di usia lanjutan (U15 ke atas) dapat juga menggunakan formasi

    4-4-2. Untuk usia dini/grassroot (U5 - U12) disarankan bermain 4 v 4 dan 7 v 7 sebagai

    tahapan menuju pemahaman 4-3-3 yang benar.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    12/144

    2

    4 BekSemua formasi yang digunakan oleh tim pada pertandingan 11 v 11 harus terus membuat

    4 baris bek. 4 bek menyediakan konsistensi dalam pertahanan dan memberikan ruang bagi

    bek luar untuk bergerak maju saat menyerang.

    B. GAYA PERMAINAN : SPESIFIKASIElemen kunci bagi pelatih dan pemain yangmenegaskan gaya permaian

    1. Fisik

    Speed and Agility (Kecepatan dan ketangkasan)

    Kualitas-kualitas ini akan terkandung dalam pertandingan (game) dan permainan yangmenggunakan bola sejak kelompok usia dini/grassroot (U5 - U12).

    Endurance (Daya Tahan)Pemain secara individu dan seluruh tim dilatih untuk mampu melakukan pergerakan dengan

    intensitas tinggi. Usia dini/grassroot (U5 - U12) mendapatkan daya tahan hanya melalui

    game/permainan dan latihan teknik. Latihan khusus endurancediharamkan.

    Ketahanan dan KekuatanPemain yang kuat mengembangkan kecepatan mereka dengan lebih cepat, mampu

    menangkal cedera dan lebih kompetitif dalam pertandingan. Usia dini/grassroot (U5 - U12)

    tidak perlu berlatih ketahanan dan kekuatan karena belum adanya hormon testosterone.

    2. Teknik

    Passing dan receiving (mengumpan dan menerima bola)Passingbola bawah yang dilakukan dengan keras/tegas selagi berhadap-hadapan pada jarak

    yang bervariasi serta menerima bola yang bergerak dilakukan di semua kelompok umur.

    Shooting (melesatkan tembakan)Pemain harus menumbuhkan kemampuan untuk shootingdari jarak yang bervariasi. Semua

    pemain harus didorong untuk banyak melakukan shooting dari jarak-jarak yang berbeda

    selama permainan.

    Ball Control and turning (kontrol bola dan berbalik dengan bola)Pemain harus didorong untuk tetap mengontrol bola dan menggunakan teknik gerakan

    memutar yang berbeda guna bergerak menjauh dari pemain bertahan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    13/144

    3

    3. Taktik

    Bermain dari belakangSemua tim harus merasa nyaman bermain bola semenjak dari belakang melewati lapangan

    tengah dan dari sana menuju bagian akhir lapangan. Umpan-umpan pendek dari kaki ke

    kaki yang sudah menjadi ciri khas sepak bola Indonesia hendaknya dipertahankan dan

    diperbaiki kualitasnya.

    Possession and Transition (penguasaan bola dan transisi)Semua tim harus terus menjaga penguasaan bola dengan hanya menggunakan satu/dua

    sentuhan saja. Pemain harus didorong untuk mendukung dan bergerak sambil berkreasi

    dalam menentukan arahpassing. Setelah permainan penguasaan bola berjalan dengan baik

    tim harus belajar bagaimana mengumpan bola dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya dengan

    mulus dan efektif.

    Transisi Penyerangan/Pertahanan dan Serangan Balik yang cepatKetika penguasaan bola hilang, pemain harus bereaksi cepat dan melakukan tekanan untuk

    mendapatkan bola kembali. Ketika bola kembali dikuasai, pemain harus segera mungkin

    melakukan serangan balik.

    4. Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental

    Respect and Discipline (respek dan disiplin)Pemain harus beradaptasi pada aturan di dalam tim dan menghargai rekan satu tim, pelatih,

    wasit dan lawan.

    Cooperation (Kerjasama)Setiap pemain menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari tim dalam satu unit, dan harus

    bekerjasama dengan rekan satu tim untuk meraih sasaran bersama dalam tiap sesi dan

    permainan, sebagaimana untuk seluruh musim kompetisi.

    Competitiveness (Menumbuhkan Jiwa Kompetisi)Pemain yang memiliki jiwa kompetisi (spirit pantang menyerah) harus dihargai karena usaha

    dan fokus mereka.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    14/144

    4

    C. PRINSIP BERMAIN (PRINSIPLES OF PLAY)Untuk pelatih, pemain dan tim

    1. Pelatih

    Permainan penguasaan bola (possession) dan permainan lapangan lebih kecil (small sided

    games) dengan lebih sedikit pemain sangat baik untuk menumbuhkan pengertian taktis

    sekaligus mengasah kemampuan teknis pemain.

    Berlatih dengan lawan dan kompetisi dengan sistim reward and punishment (pemberian

    penghargaan dan hukuman) dalam sesi latihan harus dilakukan untuk menumbuhkan jiwa

    kompetisi dalam diri pemain.

    Permainan yang memiliki intensitas tinggi didasari oleh kecepatan dan ketangkasan. Singkat

    tetapi intensif dalam setiap bagian latihan. Beri waktu untuk istirahat lalu pacu kinerja

    mereka saat latihan sehingga memaksimalkan hasil latihan.

    2. Pemain

    Maksimal satu, dua atau tiga sentuhan : Meminimalkan jumlah sentuhan menambah

    kecepatan permainan. Bermainlah dengan sederhana : jangan paksakan situasi, terlalu

    banyak menggiring bola, sembarangan dengan bola, atau memilih opsi yang sulit.

    Tetap menjaga bola di tanah : Bola yang dimainkan mendatar di atas tanah akan lebih

    mudah dikontrol dan dapat didistribusikan dengan lebih efektif dan cepat oleh tim.

    Akurasi dan kualitas passing : Passingharus keras dan akurat, dengan bobot yang tepat.

    Sentuhan pertama : Pastikan sentuhan pertama dilakukan secara terkontrol tanpamenghentikan bola. Sentuhlah bola menjauh dari tekanan dan arahkan ke daerah yang

    bebas.

    Pemahaman dan kewaspadaan : Semua pemain, dengan atau tanpa bola harus terus

    menerus mengamati lapangan, kawan dan lawan.

    Situasi 1 v 1 : Bentuk determinasi pemain untuk secepatnya menguasai bola kembali saat

    bertahan dan bermain sederhana saat menyerang dangan cara menyentuh bola ke samping

    dengan cepat guna melewati lawan.

    Transisi individu : Pemain harus bereaksi dengan cepat ketika penguasaan bola berganti dari

    penyerangan ke pertahanan dan sebaliknya.

    Shooting : Selalu perhatikan gawang lawan. Semua pemain didorong untuk melesatkan

    tembakan.

    Mengambil resiko : Sepak bola adalah olah raga yang memungkinkan terjadinya banyak

    kesalahan. Kesalahan-kesalahan adalah bagian dari permainan dan proses belajar. Pemain

    didorong untuk mengambil resiko dalam sesi latihan guna mengembangkan kecepatan

    bermain.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    15/144

    5

    3. Tim

    Semua pemain bertahan dan semua pemain menyerang : Semua pemain harus terlibat

    dalam permainan sebagai satu unit.

    Ciptakan situasi menang jumlah: Sepak bola adalah permainan yang mengandalkan jumlah

    pemain. Saat menyerang diupayakan untuk menang jumlah sedangkan bertahan untuk

    minimal tidak kalah jumlah.

    Aliran bola : Bola harus mengalir dari dalam ke luar, dari luar ke dalam sisi permainan. Bola

    lebih mudah dikuasai di sisi luar lapangan karena sisi dalam lapangan tekanan lawan lebih

    besar (tentu saja hal ini bisa berubah tergantung situasi).

    Prinsip segitiga dan pilihan arah passing: Pemain yang menguasai bola harus terus menerus

    menerima dukungan dan setidaknya memiliki 2 pilihan untuk melakukan passing. Saat usia

    dini/grassroot (U5-U12) ajarkan pemain membentuk ketupat saat menyerang guna

    menciptakan 3 opsi mengumpan; ke kiri, ke kanan dan kedepan/belakang.

    Kecepatan permainan : Pergerakan cepat bola (saat menyerang), sedangkan saat bertahan

    (tanpa bola) menciptakan situasi 2 v 1 (menang jumlah).

    Pergerakan tanpa bola : Cari ruang terbaik yang tersedia untuk memberikan pilihan arah

    untuk mengumpan bagi pemain yang sedang menguasai bola.

    Melakukan tekanan sebagai satu unit : Melakukan gerakan menekan yang terorganisasi

    dengan rapi (menekan secara bersama-sama) sehingga memaksa lawan melakukan

    kesalahan.

    Perpindahan (Transisi) : Upayakan perpindahan dengan mengurangi jumlah operan yang

    dibutuhkan untuk mendekati area target atau gawang lawan.

    Arah permainan : Permainan mengalir dalam 2 arah (bertahan dan menyerang). Selalu

    tekankan prinsip sederhana namun penting ini dalam semua latihan yang dilakukan.

    Miliki inisiatif selama permainan : Situasi sulit bisa terjadi kapan saja. Tim harus mampu

    beradaptasi saat terjadi situasi yang berbeda/tidak terencana. Beberapa pemain harus

    dipersiapkan sebagai pemimpin rekan-rekannya dilapangan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    16/144

    6

    BAB IIKONSEP MELATIH

    A. FONDASI PROGRAM PEMBINAAN YANG BERKUALITAS

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    17/144

    7

    1. Fasilitas & Faktor Pendukung

    Lapangan Yang MemadaiLapangan paling tidak harus rata (berdebu tidak masalah asal rata). Jika di desa Anda hanya

    ada lapangan kecil, bentuklah tim U12, U10 atau U8, dan bermainlah 5 v 5 atau 7 v 7.

    Pemain berusia 12 tahun keatas harus bermain di lapangan besar sesuai standar FIFA.

    Pengetahuan GiziOrang tua dan pemain memiliki pengetahuan akan gizi dan disiplin dalam mengkonsumsi

    makanan dan minuman yang membantu perkembangan fisik pemain.

    Dukungan Penuh Orang TuaKegiatan anak harus diketahui dan direstui oleh orang tua masing-masing. Dukungan penuh

    tidak berarti tekanan. Biarkan pemain berkembang dengan nyaman; didukung tapi tidak

    ditekan.

    Liga Dan Turnamen Yang Tertata Rapi

    Liga dan turnamen SSB dalam lingkup PENGCAB (Pengurus Cabang) perlu dilaksanakansesering mungkin. Agar tidak tergantung pada PENCAB, bentuklah sebuah asosiasi SSB di

    daerah anda atau bergabunglah secara gratis dengan asosiasi SSB Pusat (ASSBI). Lihat di

    www.ssbindonesia.com.Prinsip kunci adalah bertindaklah secara pro aktif.

    Jumlah Pemain Atau Grup Yang DibatasiPeserta latihan yang terlalu banyak tidak efektif dan sulit untuk diawasi secara individu.

    Banyak Bola!Penting tersedia satu bola untuk setiap pemain.

    ConesSediakan cones beragam warna guna efisiensi latihan.

    Kostum dan RompiKostum dan rompi latihan beragam warna harus tersedia guna efisiensi latihan.

    Peralatan Bantu LainnyaTersedia pula tangga koordinasi, 2-4 gawang kecil, beberapa barbel (2-5 kg), gawang-gawang

    pendek untuk rintangan serta tiang-tiang plastik.

    http://www.ssbindonesia.com/http://www.ssbindonesia.com/http://www.ssbindonesia.com/
  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    18/144

    8

    2. Faktor Pembina (Pelatih)

    Kualitas Standar sertifikasi D dan C.

    Sering/banyak ikut pelatihan atau seminar lebih baik, mau belajar (melalui buku,

    internet, dll).

    Memiliki semangat, jeli dalam melakukan pembenaran pada pemain.

    KuantitasPembina yang berkualitas harus banyak, PSSI Pusat dan pengurus propinsi, mutlak perlu

    mengadakan kursus-kursus dan seminar kepelatihan. Coach Bert Pentury saat ini tengah

    melakukan tour ke semua provinsi guna melatih pelatih khusus usia dini/grassroot

    (U5 - U12).

    TeladanSeorang pelatih mutlak harus menjadi teladan baik dalam perkataan dan tingkah laku :

    tidak suka omong kotor, tepat waktu, bisa menjaga emosi, tidak melakukan pencurian umur,dll.

    MotivatorBukan pencela atau pemaki. Sering dan terus menerus memberikan semangat dengan

    perkataan dan bahasa tubuh yang positif.

    Mengutamakan Pendidikan FormalPerlu memahami konsep Student athlete; seorang pemain adalah seorang murid sekolah,

    baru kemudian menjadi atlit. Dengan kata lain, sekolah harus diutamakan oleh pemain,

    pelatih dan orang tua. CI PELATIH YANG BERKUALITAS

    Dapat Mengelompokkan Kualitas Masing-Masing PemainPelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa melihat potensi pemain

    misalnya dengan latihan atau pergantian posisi. Yang diperhatikan adalah : Teknik, Speed

    dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi, Karakter atau Mental. Karakter

    perlu diperhatikan karena karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu sendiri

    sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim.

    Berjiwa Pemimpin

    Kualitas pelatih sebagai pemimpin sangat berpengaruh pada respek pemain pada pelatih.Sebagai sorang pemimpin pelatih harus :

    Menjadi Contoh Hidup : Teladan dalam perkataan dan tingkah laku.

    Mampu menjadi Pengatur / Penengah Hubungan antar manusia : Terutama dibutuhkan

    saat terjadi perselisihan atau ketegangan antar pemain. Baik di dalam tim sendiri

    maupun dengan tim lawan .

    Peduli pada pemain : Tunjukkan kepedulian kepada para pemain, seperti masalah

    pendidikan atau kesehatan pemain. Jangan sekadar menuntut pemain berprestasi.

    Kenali dan selalu tunjukkan kepedulian anda pada pemain.

    Kompeten : Memiliki kemampuan yang memadai untuk duduk di dalam posisi pelatih.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    19/144

    9

    Maka perlu untuk terus menerus belajar menambah pengetahuan, baik secara umum

    maupun dalam bidang kepelatihan.

    Fair (sifat adil) : Pelatih tidak pilih kasih kepada anak-anak didiknya, melihat potensi

    terbaik berdasarkan kemampuan, bukan pilih-pilih.

    Konsisten : Tegakkan peraturan dan hukum. Pujilah pemain tanpa pandang bulu. Setali

    tiga uang dengan prinsip ini adalah kemampuan pelatih untuk selalu menegakkan

    peraturan tanpa berubah sejalan dengan waktu.

    Pelatih harus mampu/ahli dalam menyusun program latihanBuatlah program latihan yang :

    Realistis : Sesuai kebutuhan saat pertandingan.

    Variatif : Memiliki kreativitas latihan yang beragam dan tidak membosankan.

    Metodis : Memiliki metode latihan yang tertata rapi dan berjenjang; , bukan

    sembarangan membuat program latihan.

    Mencakup semua aspek : Fisik, Teknik, Taktik, Mental dan Karakter.

    Tematis : Memiliki tema atau tujuan yang dipersiapkan. Dari awal hingga akhir latihan,

    tema latihan terlihat jelas lewat variasi-variasi latihan yang dipilih. Membuat program

    yang tematis dikhususkan bagi usia 15 tahun ke atas dan dewasa. Sesuai prinsip Benang Merah : Masing-masing sesi latihan saling berkaitan, saling

    berhubungan antara latihan yang satu dan yang lainnya sehingga menghasilkan

    keutuhan latihan yang baik.

    Terencana (Tertulis) : Untuk dokumentasi dan supaya dapat dikoreksi dari waktu ke

    waktu. Merencanakan latihan anda bisa mengetahui perlengkapan apa saja yang

    dibutuhkan sehingga latihan bisa berjalan dengan efektif.

    Pengetahuan TaktikSelain masalah teknik, sepak bola juga sangat ditentukan oleh taktik. Pemahaman mendasar

    mengenai taktik yang wajib dimiliki oleh seorang pelatih adalah : Taktik bertahan; Pengertian permainan saat bertahan sebagai individu/grup/tim.

    Taktik menyerang; Pengertian permainan saat menyerang sebagai individu / grup/tim.

    Situasi standar; Lemparan ke dalam,free kick, tendangan penjuru dan goal kick.

    Taktik hari pertandingan; Penentuan tipe pemain dan formasi yang dipilih, pergantian

    pemain dan arahan spesifik sesuai kelebihan/kelemahan lawan pada saat bertanding.

    3. Program Pembinaan Sehari-Hari/Rutin

    Program pembinaan yang rutin dilakukan harus mencakup dan sesuai dengan falsafah

    program pembinaan sepak bola modern yang di jabarkan dalam halaman berikut.

    Practice doesnt makes perfect, perfect practice makes perfect

    (latihan saja tidak menghasilkan kematangan,

    tetapi latihan yang matang membuat kematangan)

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    20/144

    10

    B. FALSAFAH PROGRAM PEMBINAANPengertian inti metode melatih

    1. Hubungan Latihan Dengan PertandinganTujuan dari sesi latihan adalah untuk mempersiapkan pemain untuk kompetisi.

    Pertandingan memperlihatkan perkembangan taktik, teknik, fisik dan jiwa kebersamaan

    (Psychososial)/Mental dalam diri pemain.

    2. Empat Komponen Yang Saling Melengkapi

    FisikPemain yang kuat dan ulet akan memberikan keuntungan yang besar untuk tim. Sebaliknya

    seorang pemain yang kelelahan harus berjuang sangat berat untuk menjaga konsentrasinya

    dan cenderung melakukan banyak kesalahan.

    TeknikSemua pemain di dalam tim diharuskan memiliki kemampuan individu yang sesuai dengan

    posisi masing-masing. Sebagai contoh, seorang pemain tengah tentu memiliki teknik dan

    keahlian yang berbeda dengan seorang pemain di posisi bek luar.

    TaktikBagian ini menolong pemain agar menyatu dengan tim. Tujuannya adalah untuk

    menghasilkan pemain yang cerdas, mampu beradaptasi dalam situasi yang berganti-ganti

    dalam pertandingan-pertandingan yang dihadapi.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    21/144

    11

    Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/MentalManusia sering dipengaruhi oleh emosinya. Pelatih harus bisa melatih pemain untuk

    menggunakan emosi-emosi ini untuk keuntungan mereka dan mengarahkan emosi mereka

    menjadi sebuah kekuatan dan bukan kelemahan bagi mereka.

    Titik lemah terbesar pemain kita selain kualitas umpan dan

    kecepatan dalam bermain adalahmentaldan pengertian taktik.

    Titik lemah pemain = Titik lemah pelatih!

    C. Intisari Materi KepelatihanArea Pengembangan saat berlatih sepak bola

    Materi Kepelatihan

    1. Fisik

    2. Teknik

    3. Taktik

    4. Jiwa kebersamaan (Psychososial)/Mental

    5. Set piece(gerakan dan alur bola yang direncanakan - Situasi

    Standar)

    6. Formasi

    7. Penjaga Gawang

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    22/144

    12

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    23/144

    13

    D. MATERI KEPELATIHAN : ISTILAH UMUMDefinisi untuk Istilah-istilah khusus dalam Sepak Bola

    1. TaktikAksi individu atau bersama-sama yang ditunjukkan oleh pemain atau sekelompok pemain

    untuk mengambil kesempatan dari seorang pemain lawan atau sekelompok pemain lawanatau tim lawan secara keseluruhan.

    Penjelasan: Sebuah taktik adalah alat untuk membangun strategi.

    Contoh: Perpindahan bola dengan cepat dari satu sisi lapangan ke sisi lain.

    2. StrategiSebuah pemahaman atau ide yang disepakati bersama oleh seluruh anggota tim sejak awal

    pertandingan dengan tujuan mengalahkan lawan.

    Penjelasan : Strategi berhubungan dengan formasi tim dan juga sistim yang digunakan oleh

    tim.Contoh : Strategi pertahanan - tiga striker maju guna melakukan tekanan dan pemain

    gelandang tengah mendekati lawan di area tengah untuk menghalangi mereka berbalik.

    Diharapkan dengan cara demikian bola bisa direbut kembali di area pertahanan lawan.

    3. FormasiPengaturan posisi pemain dan pembagian tugas pada masing-masing pemain di lapangan

    yang diatur sejak awal pertandingan.

    Penjelasan : Ini biasanya ditulis dalam tiga angka yang mengidentifikasi pemain di posisi

    pertahanan, tengah dan penyerangan.Contoh : 4-3-3, berarti ada 4 pemain bertahan (defenders), 3 pemain tengah (midfielders)

    dan 3 penyerang (strikers).

    4. SistemSebuah formasi yang secara khusus menyorot pada bentuk dan atau peran untuk satu atau

    beberapa pemain.

    Penjelasan: Sebuah Sistim adalah kombinasi formasi dan strategi.

    Contoh: 4-4-2 dengan bentuk seperti berlian di tengah sehingga memungkinkan pemain bek

    sayap bergerak naik ke area yang lebih luas didepannya.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    24/144

    14

    E. MATERI KEPELATIHAN : FISIK

    1. Hal-hal yang Meningkatkan Kemampuan Tubuh

    1) Kekuatan Daya Tahan Kekuatan/Power

    Daya Eksplosifitas

    Kekuatan Maksimal

    2) Daya Tahan Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)

    Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power) Tenaga yang Dihasilkan Otot dengan laktat (Anaerobic Lactic)

    Tenaga yang dihasilkan Otot tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)

    3) Kecepatan Reaksi

    Kemampuan Akselerasi (Acceleration)

    Kecepatan Maksimal

    Daya tahan tubuh mempertahankan kecepatan

    Kemampuan merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)

    4) Kelenturan & Mobilitas Otot

    5) Koordinasi & Kelincahan

    6) Kemampuan Motorik Dasar

    7) Daya Tanggap & Kewaspadaan (Awareness)

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    25/144

    15

    2. Pemaham Istilah-Istilah FisikHal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan tubuh

    1) KekuatanKemampuan otot melakukan gerakan tiba-tiba dengan intensitas yang tinggi dan dengan

    beban yang bervariasi.

    Daya Tahan Kekuatan/Power

    Kemampuan untuk memelihara gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi

    dalam kurun waktu yang lama.

    Dengan Cepat Menghasilkan Kekuatan Tubuh Yang Besar ( Daya Eksplosifitas )

    Kemampuan untuk mengendalikan gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban

    tinggi dalam kurun waktu sependek mungkin (secepat mungkin).

    Kekuatan Maksimal

    Kemampuan otot melakukan gerak yang maksimal dengan beban dalam kurun waktu

    pendek.

    2) Daya Tahan ( Endurance )Kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas fisik dengan intensitas tertentu dan dalam

    kurun waktu tertentu.

    Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)

    Kemampuan untuk melakukan aktivitas gerak tubuh secara aerobic. Pengertian aerobic

    itu sendiri adalah: Tenaga yang dihasilkan otot dengan bantuan oksigen. Semakin lama

    jangka waktu latihan, semakin dominan fungsi oksigen.

    Penjelasan : Ini adalah sebuah aktivitas latihan dengan oksigen yang cukup sehingga

    tidak menyebabkan gangguan tertentu pada tubuh. Artinya karena adanya

    keseimbangan antara produksi energi tubuh dan energi yang digunakan oleh tubuh

    pemain bisa melakukan latihan tanpa halangan.

    Contoh : Tergantung pada usia dan tingkat kemampuan pemain, latihan yang bersifat

    aerobic terjadi secara terus menerus dan dinamis dalam kurun waktu 4 hingga 6 menit

    dan menggunakan sekitar 85% fungsi kerja maksimal jantung.

    Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)

    Kemampuan untuk menggabungkan antara kemampuan aerobic dan sistim energianaerobic di dalam jangka waktu lama dengan tujuan untuk memperoleh performa

    terbaik dalam aktivitas fisik yang dinamis.

    Penjelasan : Ini adalah sebuah latihan dengan persediaan oksigen yang cukup namun

    juga membutuhkan sumber energi lain. Jika sumber energi lain tidak tersedia, akan

    mengakibatkan gangguan dan pengurangan kekuatan pada tubuh.

    Contoh : Tergantung dari usia dan tingkat kemampuan pemain, kondisi ini terjadi pada

    kurun waktu 2 sampai 3 menit dan menggunakan lebih dari 85 % fungsi kerja maksimal

    jantung.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    26/144

    16

    Tenaga Yang Dihasilkan Otot Dengan Laktat (Anaerobic Lactic)

    Merupakan aktivitas fisik yang terus menerus menghasilkan asam laktat konsentrasi

    tinggi di dalam kurun waktu yang pendek. Berbeda dengan aktifitas aerobic yang

    menggunakan oksigen, anaerobicadalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa oksigen dan

    laktat terbentuk. Kondisi ini dapat terjadi misalnya saat berlari cepat dalam kurun waktu

    lama.

    Penjelasan : Ketika intensitas latihan terlalu tinggi dan dalam waktu yang lama, sistem

    energi tubuh yang menggunakan oksigen (aerobic) tidak mampu menyediakan semua

    energi yang dibutuhkan dengan cepat. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh membutuhkan

    sistem energi yang lainnya dan hal ini justru menjadi penyebab berkurangnya kekuatan

    tubuh. Oleh sebab itu sistem energi (anaerobic lactic) kemudian menghasilkan sebuah zat

    kimia yang disebut sebagai asam laktat (lactic acid). Jika dalam jumlah banyak akan

    memengaruhi kemampuan tubuh selama aktivitas fisik. Oleh karena itu, tingkat aktivitas

    fisik sewaktu-waktu perlu dikurangi dengan tujuan untuk mendaur ulang asam laktat dan

    mendorong terjadinya performa tingkat tinggi. Untuk alasan inilah, ketahanan pemain

    dalam mentolerir asam laktat yang terbentuk di dalam tubuh menjadi sangat penting.

    Contoh : Tergantung dari kemampuan dan tingkat usia pemain, kondisi seperti ini tercipta

    saat melakukan aktivitas yang dinamis dan berkelanjutan dengan kekuatan maksimal

    selama kurun waktu 45 detik. Sebagai contoh, melakukan sprintselama 45 detik adalahcontoh aktifitas pengerakan otot tanpa oksigen yang menyebabkan terbentuknya asam

    laktat.

    Tenaga Yang Dihasilkan Otot Tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)

    Aktivitas fisik yang dinamis, intensitas tingkat tinggi namun singkat dengan menggunakan

    sumber energi yang tersimpan di dalam otot. Ini adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa

    oksigen dan tanpa terbentuknya laktat. Misalnya seperti yang terjadi pada lari cepat jarak

    pendek. Sebagai contoh, berlari sprintsejauh 20 meter dengan di selingi istirahat adalah

    contoh aktifitas pergerakan otot tanpa oksigen namun tidak sampai menyebabkan

    terbentuknya asam laktat.

    Keterangan TambahanSistem yang dilakukan tubuh kita saat berolah raga ada 3 tahapan, yaitu:

    a. Anaerobic alacticselama 15 detik pertama

    b. Anaerobic lacticpada 2 menit berikutnya, lalu

    c. Aerobicuntuk latihan dengan jangka waktu 4 menit ke atas.

    Jalan kaki, bersepeda atau renang santai termasuk olah raga ringan. Di sini kebutuhan

    otot akan oksigen terpenuhi dengan baik ketika bernafas. Proses pembuatan energinya

    didapat dari karbohidrat dan tidak menghasilkan asam laktat, sehingga energinya bisa

    bertahan lama. Ini berguna untuk diet.

    Sedangkan lari cepat, angkat berat, push up atau olah raga yang lain yang membutuhkan

    tenaga besar dan membutuhkan waktu lama seperti sepak bola, termasuk dalam olah

    raga berat. Ketika tiba-tiba diperlukan energi yang besar di saat oksigen tidak ada maka

    glikolen (zat yang menyimpan cadangan energi pada sel yang dibentuk oleh glukosa)

    dipisahkan untuk membuat energi kembali. Tapi dalam prosesnya akan terjadi

    penumpukan asam laktat sehingga otot pada tubuh menjadi kelelahan dan jika

    berlangsung lama akan terasa capek sekali.

    Ketika berolah raga, oksigen yang masuk melalui pernafasan akan diurai dan menyatu

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    27/144

    17

    dengan lemak tubuh supaya otot tetap normal. Lemak bisa diurai dengan energi yang

    digunakan pada saat melakukan olah raga ringan selama 20 menit terus menerus.

    Mengapa kita dapat kelelahan? Kelelahan pada otot di saat tubuh membuat energi,

    disebabkan oleh asam laktat yang dihasilkan oleh glikogen di saat proses

    penguraiannya. Jika melakukan olah raga dengan menumpukkan asam laktat, akan

    mengakibatkan kelelahan pada otot.

    Dalam istilah kesehatan ada istilah yang disebut mitochondria mass, kemampuan sel

    otot untuk menyerap laktat yang terbentuk saat sel otot kekurangan oksigen. Dasar

    endurance yang baik ditambah berlatih keras dalam waktu singkat (interval)

    meningkatkan masa mitochondria. Sedangkan mitochondriaitu sendiri adalah semacam

    pabrik energi dalam sel otot kita.

    3) KecepatanKemampuan pemain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun

    waktu sesingkat mungkin.

    Reaksi

    Proses yang tercepat yang dapat dilakukan seseorang baik secara fisik maupun

    menggunakan otaknya dalam menanggapi peristiwa yang terjadi dilapangan dengan

    tujuan melakukan gerakan yang diperlukan sesuai situasi.

    Kemampuan Akselerasi (Acceleration)

    Peningkatan kecepatan secara tiba-tiba dari posisi berdiri atau langkah lambat ke

    berlari.

    Kecepatan Maksimal

    Gerakan tercepat yang mungkin dilakukan oleh tubuh atau salah satu bagian tubuh.

    Daya Tahan tubuh Mempertahankan Kecepatan (Speed Endurance)

    Menjaga kecepatan semaksimal mungkin sesuai kemampuan selama mungkin.

    Kemampuan Merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)

    Berbeda dengan seorang pelari 100 meter, seorang pemain bola harus mampu berlari

    sekaligus merubah arah lari dengan cepat.

    4) Kelenturan Dan Mobilitas OtotKemampuan tubuh atau salah satu bagian dari tubuh untuk menggabungkan kelenturan

    otot dan pergerakan sendi guna mencapai jarak terjauh yang dapat dilakukan.

    5) Koordinasi Dan KelincahanKoordinasi adalah kemampuan pemain mengatur bagian-bagian tubuhnya guna

    menghasilkan gerakan tepat guna dengan mulus.

    Kelincahan (Agility) adalah kemampuan pemain merubah arah dan kecepatan baik saat

    mengolah bola maupun saat melakukan pergerakan tanpa bola.

    Kemampuan koordinasi dan kelincahan berhubungan erat dengan kemampuan-

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    28/144

    18

    kemampuan di bawah ini :

    Balance/Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor-faktor di dalam dan

    luar diri pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan

    tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.

    Persepsi jarak (Depth Perseption): Kemampuan mengira-ngira jarak dan

    kecepatan bola/lawan.

    Pergerakan Kompleks (Complex Movement ) : Kemampuan melakukan beberapa

    gerakan tubuh secara bersamaan atau berturut-turut.

    Contoh : Melakukan gerakan berputar dengan bola lalu melakukan trik individu

    untuk kemudian melesatkan tembakan atau umpan adalah gerakan kompleks.

    Kemampuan bereaksi dengan cepat (badan) dan mengantisipasi situasi (otak).

    Kemampuan Orientasi : kemampuan untuk cepat kembali mengetahui arah

    setelah terjatuh, tabrakan atau berputar dengan cepat.

    Kemampuan berganti arah lari (badan) dan berganti fokus (mental) dari

    menyerang ke bertahan dan sebaliknya.

    Ritme (Rhythm) : Kemampuan merubah ritme lari dari pelan ke cepat, cepat ke

    pelan, langkah kecil ke langkah panjang, langkah panjang ke langkah kecil, serta

    berlari sambil melompat.

    Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor di dalam dan di luar diripemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan tubuh atau

    posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.

    6) Kemampuan Motorik DasarPergerakan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan di luar tubuh (misalnya

    saat berjalan, berlari, melompat, menjatuhkan diri atau mengubah arah tubuh).

    Kemampuan motorik dasar lainnya mencakup menendang, melempar, menangkap dan

    lain-lain.

    7) Daya Tanggap Dan Kewaspadaan (Awareness)Ketangkasan di dalam melihat dan menilai situasi tertentu serta mampu menggabungkan

    penilaian dengan aksi yang cepat.

    Umur emas melatih aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara 10 12 tahun! Utamakan

    juga latihan koordinasi dan kelincahan untuk pemain umur 13 15 tahun karena pemain di

    kelompok umur ini umumnya mengalami penurunan kemampuan koordinasi dan kelincahan.

    INGAT: Gabungkan latihan kecepatan, daya tahan, bahkan koordinasi sebanyak mungkin dengan

    bola. Artinya, latihan daya tahan (endurance) didapatkan melalui latihan yang direncanakan

    dengan rapi, dengan intensitas tinggi dan menggunakan bola, dalam bentuk permainan ( game)

    atau latihan teknik yang sekaligus melatih daya tahan (endurance). Setali tiga uang kecepatan

    hendaknya selalu dilakukan tanpa bola dan dengan bola, jangan hanya tanpa bola saja.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    29/144

    19

    F. MATERI KEPELATIHAN : TEKNIK MENYERANG

    & BERTAHAN

    TEKNIK MENYERANG

    1. Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving)

    2. Berlari dengan bola (Speed Driblling)

    3. Mengolah bola (Dribbling)

    4. Berbalik dengan bola (Turning)

    5. Melesatkan tembakan (Shooting)

    6. Kontrol Bola (Ball Controll)

    7. Menyundul (Heading)

    8. Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1Attacking)

    9. Melindungi Bola (Shielding the Ball)

    10. Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn)

    11. Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing)

    TEKNIK BERTAHAN

    1. Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending)

    2. Penempatan Posisi dan sikap tubuh (Body shape)

    3. Melakukan antisipasi

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    30/144

    20

    4. Reaksi

    5. Mencegat (Intercept)

    6. Mencegah lawan berbalik

    7. Melakukan tackling

    1. Pemahaman Istilah-Istilah Teknis Menyerang (Ofense)

    Teknik : Kemampan pemain untuk melakukan tugasnya dan mengeksekusi gerakan-gerakan

    sepak bola dengan mulus dan efisien.

    1) Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving) :memindahkan bola mendatar atau di udara dari satu pemain ke pemain lainnya

    dengan jarak yang bervariasi.

    2) Berlari dengan bola (Speed Driblling): Gerakan kontrol pada bola dengankecepatan tinggi tanpa mengubah lintasan bola.

    3) Mengolah bola (Dribbling): Gerakan kontrol bola dengan rapat, menggunakankedua kaki serta terus meneruskan mengubah lintasan/arah bola.

    4) Berbalik dengan bola (Turning): Menggunakan satu atau lebih dari satu

    sentuhan pada bola dengan tujuan berputar bersama dengan bola.

    5) Melesatkan Tembakan (Shooting): Menendang bola ke arah gawang dengantujuan untuk menciptakan gol.

    6) Kontrol Bola (Ball Controll) : Menerima dan mengarahkan bola secara tepat diudara atau di lapangan.

    7) Menyudul (Heading): Mengarahkan bola dengan kepala dengan tujuan untuk

    menjaukan bola dari gawang,passing, atau mencetak gol.

    8) Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking): Gerakan penyerangan dengan boladi kaki untuk mengalahkan pemain bertahan lawan. Disini yang ditempa adalah Skill

    (kemampuan teknis dengan lawan).

    9) Melindungi Bola (Shielding the Ball): Menjaga bola dari seorang pemainbertahan dengan cara melindungi bola dengan badan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    31/144

    21

    10) Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn): Perubahan arah boladengan kaki saat menerima umpan dari rekan tim dengan tujuan untuk

    membuat gerakan berikutnya seperti dribbling, passing, atau shooting.

    11) Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing):Umpan bola dari sisi lebar lapangan ke sisi tengah ke arah gawang dengan

    tujuan untuk memberi kesempatan pada rekan satu tim untuk menciptakan gol.

    2. Pemahaman Istilah-Istilah Teknik Bertahan (Defense)

    1) Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending) : Berbagai upaya dengan tujuan untukmemperoleh kembali penguasaan bola yang dikuasai lawan.

    2) Penempatan posisi dan sikap tubuh ( Body Shape ): Sikap ataupenempatan posisi tubuh sehingga pemain dapat melakukan gerakan pertahanan

    berikutnya dengan tepat.

    3) Melakukan AntisipasiAntisipasi pemain untuk mempersulit lawan melakukan serangan. Pemain

    bertahan membaca/menebak alur bola atau pergerakan lawan sebelumterjadi.

    4) ReaksiReaksi pemain terhadap gerakan - gerakan lawan sesaat setelahdilakukan.

    5) Mencegat (Intercept)Gerakan mencegat alur bola untuk memeroleh kembali penguasaan bola ketika

    bola tersebut sedang dioper oleh pemain-pemain lawan.

    6) Mencegah Lawan BerbalikTekanan pada lawan yang membelakangi gawang dengan tujuan menggagalkan

    niat lawan untuk berbalik menghadap gawang.

    7) Melakukan TacklingKontak yang dibuat dengan kaki ketika bola sedang ada di kaki lawan dengan

    tujuan untuk mencegah gerakan penyerangan berikutnya atau memeroleh

    penguasaan bola kembali.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    32/144

    22

    G. MATERI KEPELATIHAN : TAKTIK

    MENYERANG & BERTAHANBerbagai aspek untuk mengembangkan pemahaman pada sebuah pertandingan/game

    Untuk keterangan masing-masing istilah di atas baca halaman-halaman berikut serta bagian

    pengertian sistim 4-4-2 dan 4-3-4 halaman 109 - 145.

    1. Prinsip Penyerangan

    Mengkreasi ruang (membuka ruang) Mendukung rekan tim (support)

    Melebar : menggunakan lebar lapangan

    Memanjang: menggunakan panjang

    lapangan

    Berlari diagonal

    Bermain ke arah depan

    Kecepatan permainan (bola bawah, 1-3

    sentuhan umpan tegas, banyak

    melakukan pergerakan tanpa bola)

    Pergantian posisi: saling mengisi posisi

    sesuai situasi Kreativitas (gerakan pemain untuk

    memasuki daerah pertahanan lawan

    dengan cara bervariasi seperti

    overlap, umpan 1-2 yang dikenal

    dengan one-two, pantulan,

    terobosan, umpan silang, trik individu,

    kecepatan membawa bola atau speed

    dribbling)

    2. Penguasaan Bola

    3. Transisi4. Kombinasi Permainan

    5. Pergantian sisi Permainan

    Pergantian langsung dari sisi ke sisi

    Pergantian sisi dengan memakai

    pemain jangkar sebagai jembatan

    6. Serangan balik (Counter Attacking)

    7. Membangun serangan dari belakang

    8. Melakukan penyelesaian di daerah

    pertahanan lawan

    1. Prinsip Pertahanan

    Menjaga pemain lawan (marking) Menekan lawan (Press)

    Melindungi, (cover)

    Keseimbangan melalui pergeseran

    Mengamati pergerakan lawan dan

    bola (reaksi) serta mampu

    memprediksi (membaca) arah

    pergerakan/alur bola (antisipasi)

    Berganti tempat (saling mengisi)

    2. Zona Defense

    Membentuk segitiga dan pisang Bergeser bersama secara diagonal

    Bergantian menjaga lawan (Tidak

    terus menjaga lawan yang sama)

    3. Memberi Tekanan (Pressing)

    Dilakukan secara kolektif sehingga

    tercipta 2 V 1 (double) atau 3 V 1

    (triple)

    4. Gerakan Mundur dan Kembali ke

    Posisi Awal Lari ke dalam/masuk

    Mengisi posisi paling belakang lebih

    dulu.

    1-3 pemain melakukan tekanan,

    memberi waktu pemain lain untuk

    turun kembali ke posisi bertahan

    5. Kepadatan Pertahanan (Compact)

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    33/144

    23

    1. Pemahaman Istilah-Istilah Taktik Menyerang ( Ofense)

    1) Prinsip penyerangan : Pergerakan dasar individu atau bersama-sama untuk satu ataubeberapa pemain yang bertujuan untuk mengkreasi peluang bagi penyerang.

    1a. Mengkreasikan ruang (membuka ruang) : Pergerakan pemain ke ruang kosong untuk

    menghasilkan kesempatan melakukan operan yang efektif.

    Sebagai contoh: 4 v 1

    permainan penguasaan

    bola di mana para pemain

    bergerak ke area lebar

    untuk membuat pilihan

    arahpassing.

    Penting: Jangan biasakan

    pemain menempati pojok

    kotak permainan gunamemudahkan penguasaan

    bola (tidak terkepung di

    pojok).

    1b. Mendukung rekan tim (Support) : Menawarkan bantuan oleh rekan setim yang berada di

    sekitar bola dengan tujuan untuk menerima umpan.

    Satu pemain bergerak

    pada sisi yang dekat

    dengan rekan setim yang

    menguasai bola gunamenciptakan opsi yang

    jelas.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    34/144

    24

    1c. Aksi Lanjutan (Anschlussaktion)

    Setelah memberikan umpan sang pengumpan melakukan aksi lanjutan bergerak ke

    daerah kosong guna mendukung rekan tim (support). Apabila umpan tidak berhasil aksi

    lanjutan sang pengumpan berupa gerakan bertahan.

    Sebagai contoh : Setelah

    memberikan umpan

    pada pemain depan (1),

    wingerbergerak ke sisi kiri

    guna memberi support

    pada pemain depan (2).

    1d. Melebar : menggunakan lebar lapangan. Pergerakan dan distribusi penyerang ke arah

    lebar lapangan untuk menciptakan ruang dan membangun serangan dalam sebuah

    pertandingan/game.

    Seorang pemain bergerak

    ke area lebar untuk

    membuka ruang.

    Tujuannya adalah untuk

    menyulitkan pertahanan

    lawan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    35/144

    25

    1e. Memanjang : Menggunakan panjang lapangan. Pergerakan seorang pemain atau

    sekelompok pemain ke posisi depan untuk menciptakan opsi saat menyerang dalam

    pertandingan/game.

    Seorang pemain bergerak

    maju dengan tujuan untuk

    memeroleh bola sehingga

    makin dekat dengan

    gawang.

    1f. Overlap run : Pergerakan rekan setim dari belakang pemain yang sedang menguasai bola

    ke arah depan untuk menciptakan kesempatan passingatau keuntungan lainnya untuk

    tim.

    Gelandang tengah

    atau bek sayap berlari

    ke depan dari

    belakang pemain

    sayap untuk

    menciptakan

    kesempatanpassing.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    36/144

    26

    1g. Overlap Pass : Umpan kepada rekan se tim yang melakukan overlap run. Umpan

    diberikan secara langsung atau melewati orang ketiga (tidak langsung).

    Sebagai contoh:Pemain gelandang

    tengah memberikan

    umpan langsung ke

    pemain sayap yang

    muncul dari belakang

    (1) atau memberikan

    umpan pada striker

    (2a) yang kemudian

    meneruskan pada

    pemain sayap yang

    telah bergerak maju

    (2b).

    1h. Pantulan (Pin ball) dan umpan terobosan (through pass) : Usaha menembus pertahanan

    lawan dengan memantulkan bola serta melakukan umpan terobosan ke daerah di

    belakang garis pertahanan lawan.

    Gelandang

    mengumpankan bola ke

    striker (1) yang

    memantulkan bola

    dengan satu sentuhan

    bisa kembali pada

    gelandang yang sama

    atau ke gelandang

    lainnya (2). Selanjutnya

    gelandang melesatkan

    umpan terobosan

    (diantara pemain

    belakang lawan) ke arah

    sayap kanan yang

    bergerak maju (3).

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    37/144

    27

    1i. Umpan One - Two : Melesatkan umpan (biasanya jarak pendek). Untuk kemudian

    melakukan pergerakan (biasanya ke depan) guna langsung menerima umpan kembali.

    Guna membebaskan diri dari

    tekanan lawan seorangpemain memberikan umpan

    jarak dekat kepada rekan se

    tim nya (1), melakukan

    pergerakan maju dan langsung

    menerima umpan kembali (2)

    1j. Lari Diagonal : Sebuah gerakan serang diagonal ke arah depan, membuat ruang yang

    biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatanpassing.

    Pemain sisi luar

    membuat pergerakan

    diagonal ke arah depan

    dengan tujuan untuk

    membuat kesemapatan

    melakukanpassing.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    38/144

    28

    1k. Bermain ke arah depan (Forward play) : Alur bola yang efektif dan tepat ke daerah

    pertahanan lawan atau gawang lawan.

    Gelandang tengah

    mengoper kepadapemain lapangan tengah

    atau mengarahkan pada

    strikeryang tak dijaga

    lawan guna

    memindahkan bola ke

    daerah pertahanan

    lawan.

    1l. Kecepatan Permainan : Alur bola yang cepat menciptakan kesempatan pada tim

    penyerang untuk menembus pertahanan lawan.

    Pemain dari tim yang

    sama mengoper bola

    dengan cepat dengan

    satu, dua atau tiga

    sentuhan, menghindari

    lawan merebut bola.

    Agar permainan bisa

    berjalan dengan cepat

    sesuai asas sepak bola

    modern bola harus

    dimainkan menyusur

    tanah dengan tegas dan

    tepat. Hindari umpan

    yang memantul (tidak

    mulus) karena akan

    memperlambat

    permainan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    39/144

    29

    1m. Pergantian Posisi (saling mengisi posisi sesuai situasi) : Sebuah pergantian posisi oleh

    dua orang pemain dalam satu tim, biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan

    pada pemain bertahan dan menghasilkan pilihan untuk passing.

    Penyerang kiri dan kanan

    saling berganti posisi untuk

    membingungkan perhatian

    pemain bertahan lawan

    dan menciptakan

    kesempatan utnukpassing.

    2) Penguasaan Bola (Possession) : Umpan bola berulang-ulang di antara pemaindalam tim yang sama.

    Contoh : 5 v 3. Lima

    pemain di dalam satu tim

    mempertahankan

    penguasaan bola dari

    tekanan tiga pemain

    lawan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    40/144

    30

    3) Transisi : Upaya untuk mengumpan bola secara kolektif, bersama-sama sebagai sebuahtim dimulai dari daerah pertahanan hingga daerah penyerangan tanpa melakukan long

    ball langsung ke depan.

    Usaha bersama untuk

    mengumpan bola mulai

    dari daerah pertahanan

    hingga daerah

    penyerangan.

    4) Kombinasi Permainan : Pengaturan alur bola dengan cepat dan efektif dengan bolaoleh dua pemain atau lebih dari tim yang sama.

    Aksi yang melibatkan

    tiga pemain dengan

    pergerakan cepat, baik

    kecepatan bola

    maupun kecepatanpemain.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    41/144

    31

    5) Pergantian sisi Permainan : Mengirimkan bola dari satu sisi lapangan ke sisi yangberseberangan. Misalnya dari sisi kanan luar ke sisi kiri luar, dengan tujuan untuk

    mengacaukan organisasi pertahanan lawan dan mengambil keuntungan dari kelengahan

    lawan.

    Umpan jauh (long

    pass) dari sisi luar

    kanan ke sisi luar kiri,

    dengan tujuan

    mengacaukan

    pertahanan lawan dan

    memudahkan

    pergerakan maju dari

    bola.

    6) Serangan Balik (Counter attack) : Gerakan vertikal yang cepat dan efektif untukmengirim bola ke depan secepatnya setelah tim berhasil merebut bola kembali dengan

    tujuan untuk mengejutkan lawan dan memeroleh keuntungan dari pertahanan lawan

    yang masih belum sempat terorganisir dengan baik.

    Umpan jauh dari

    penjaga gawang

    kepada pemain di

    sisi luar kiri ketika

    bola kembali

    dikuasai, memberi

    peluang kepada

    pertahanan lawan

    yang belumterorganisir dengan

    baik.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    42/144

    32

    7) Membangun serangan dari belakang : adalah sebuah usaha bersama untukmengirimkan bola dari daerah pertahanan menuju ke daerah penyerangan melalui

    serangkaian umpan pendek dan sedang (tidak langsung mengumpan jauh ke depan).

    Sebagai contoh :Penjaga gawang

    membangun

    serangan melalui bek

    kiri. Bek kiri

    kemudian

    mengumpan pada

    gelandang bertahan

    yang selanjutnya

    mengumpankan bola

    pada sayap kiri.

    8) Penyelesaian di daerah pertahanan lawan : Usaha bersama di sisi ke-3 lapangan,(attacking third atau daerah pertahanan lawan) dengan tujuan untuk menciptakan

    kesempatan mencetak gol.

    Sebagai contoh :

    Pemain sayap kiri

    menggiring bola

    memasuki sisi kiri

    pertahanan lawan

    dan memberikan

    umpan silang,

    mencari rekan yang

    dapat melakukan

    penyelesaian akhir.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    43/144

    33

    2. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Bertahan (Defense)

    1) Prinsip Pertahanan : Gerakan yang dilakukan baik secara individual atau bersama-sama oleh satu atau lebih pemain yang tujuannya mengatasi serangan lawan.

    1a. Menjaga pemain lawan (marking) : Seorang atau sekelompok pemain bertahan

    memerhatikan pemain-pemain penyerang, dengan tujuan mengurangi kesempatan

    mereka berpartisipasi di dalam penyerangan.

    Pertahanan menjaga jalur

    lari lawan, yang berupaya

    mendukung rekan se timnya

    yang sedang menguasai

    bola.

    1b. Menekan lawan (Press) : Aksi individu pemain bertahan yang menjaga dengan tujuan

    untuk melakukan penguasaan bola.

    Seorang pemain bertahan

    mencegah pemain lawan

    agar tidak menguasai bola

    terlalu lama atau berhasil

    memberikan bola kepada

    timnya sekaligus mencoba

    untuk mengambil kembali

    penguasaan bola.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    44/144

    34

    1c. Melindungi (Cover) : Seorang pemain menciptakan garis pertahanan kedua yang

    tujuannya untuk menambah kekuatan pertahanan.

    Seorang pemain

    pertahanan tengah yang

    berada di belakang

    seorang gelandang

    tengah siap membantu

    jika mungkin saja

    penyerang lawan

    mengecoh gelandang

    tengah.

    1d. Keseimbangan melalui Pergeseran : Pergeseran posisi yang terkordinasi dari para pemain

    bertahan, dari satu sisi ke sisi lainnya sesuai dengan pergerakan bola di lapangan

    dengan tujuan untuk mengatur kembali posisi pertahanan (Lihat bagian pengertian

    sistem 4-4-2 dan 4-3-3 serta pengertian taktik lapangan kecil).

    Pergerakan yang

    dilakukan secara kolektif

    (bersama-sama) dengan

    tujuan untuk mengatur

    kembali daerah

    pertahanan di depan

    bola seiring dengan

    pergerakan bola dari

    gelandang tengah ke

    sayap kanan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    45/144

    35

    1e. Mengikuti (Tracking) : Seorang pemain bertahan mengejar penyerang lawan yang

    membuat gerakan maju untuk menciptakan kesempatanpassing.

    Seorang bek kiri

    mengikuti atau menempel

    sayap kanan tim lawan

    guna mencegah adanya

    kesempatan

    mengumpan.

    1f. Berganti tempat (saling mengisi) : Pergantian posisi dari 2 pemain bertahan dengan

    tujuan menggalang pertahanan dengan lebih efisien.

    Seorang bek tengah

    bergerak dari area tengah

    untuk menjaga

    penyerang kanan lawan,

    di saat yang sama bek kiri

    belari ke area tengah

    untuk menempati posisibek tengah.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    46/144

    36

    2) Daerah Pertahanan (Zona Defense): Pengaturan pemain bertahan di areapertahanan berdasarkan ruang (bukan lawan) untuk menciptakan pertahanan yang

    efektif. (lihat bagian pengertian sistem 4-4-2).

    Penyebaran posisi yang

    seimbang dengan jarak

    yang sama dalam area

    pertahanan untuk

    mencegah penyerang

    lawan mencetak gol.

    3) Menekan secara kolektif (Pressing): gerakan pertahanan yang mantap, terusmenerus dan terorganisasi dari para pemain bertahan untuk menutup pergerakan para

    penyerang.

    Sebagai contoh :

    Dalam permainan

    6 V 6 ini terjadi tekanandari para pemain

    gelandang tengah dan

    bek kanan untuk

    memeroleh kembali

    penguasaan bola.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    47/144

    37

    4) Gerakan Mundur dan Kembali ke Posisi Awal: Pergerakan seorang atausekelompok pemain belakang, ke arah posisi pertahanan dengan tujuan untuk mengatur

    kembali pola pertahanan tim.

    Pemain bertahan di

    kiri, tengah dan kanan

    berlari ke belakang

    untuk memperkuat

    garis pertahanan dekat

    dengan gawang.

    5) Kepadatan Pertahanan (Compact): Sebuah aksi penumpukan pemain bertahan diarea tengah, menjaga gawang mereka dan mencegah tim lawang membangun serangan.

    Para pemain bertahan

    dekat dengan gawang

    mereka sendiri,

    menempatkan diri

    mereka sendiri saling

    berdekatan dalam

    jarak yang sama

    dengan tujuan untuk

    menjaga gawang dan

    mempersulitpenyerang lawan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    48/144

    38

    H. MATERI KEPELATIHAN :

    Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental

    1. DASAR

    Motivasi

    Kepercayaan Diri

    Kerjasama

    Membuat Keputusan/Kebulatan Tekad

    2. TINGKAT LANJUT

    Jiwa Kompetisi Konsentrasi

    Komitmen

    Pengendalian Diri

    3. SOSIAL

    Komunikasi

    Rasa Hormat (Respek) dan Disiplin

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    49/144

    39

    I. MATERI KEPELATIHAN :

    Situasi Standar (Set Piece) & Formasi

    SITUASI STANDAR/BOLA MATI (SET PIECE)

    1. Awal Pertandingan (Kick Off)

    2. Tendangan Gawang (Goal Kick)

    3. Lemparan ke Dalam (Throw-in)

    4. Tendangan Sudut (Corner Kick)

    5. Tendangan Bebas Langsung (Direct Free Kick)

    6. Tendangan Bebas Tidak Langsung (Indirect Free Kick)

    7. Penalti

    [Baca halaman-halaman berikut tentang penjabaran situasi standar/Bola mati]

    FORMASI* 5 v 5 = 3 - 1 - 0 Saat bertahan, 1-2-1 (ketupat) saat menyerang

    6 v 6 = 3 - 2 - 0 Saat bertahan, 1-3-1 saat menyerang

    7 v 7 = 3 - 2 - 1 Saat bertahan, 2-3-1 saat menyerang 8 v 8 = 3 - 1- 2 - 1 Saat bertahan, double diamond/ketupat saat

    menyerang (1 - 2 - 1 - 2 - 1)

    9 v 9 = 4 - 3 - 1 atau 3 - 3 - 2

    11 v 11 = 4 - 3 - 3 atau 4 - 4 - 2

    * Termasuk penjaga gawang

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    50/144

    40

    1. Penjabaran Situasi Standar (Bola Mati)

    Saya sempat terheran-heran dengan perhatian yang diberikan klub-klub Eropa

    terhadap situasi-situasi standar atau bola mati. Porsi latihan yang tergolong besar diberikan

    untuk melatih tendangan penalti, tendangan bebas, tendangan penjuru, bahkan lemparan

    ke dalam. Hampir setiap latihan diakhiri dengan latihan bola-bola mati. Hal ini dilakukan

    karena rata-rata setiap dua atau tiga gol terjadi lewat situasi bola mati. Tidak percaya? Coba

    Anda perhatikan saat menonton bola di TV. Menurut statistik di majalah Sport Bild edisipertengahan Desember 2006, bisa disimpulkan bahwa pada prinsipnya semakin tinggi kelas

    permainan atau dengan kata lain, semakin tinggi liganya, semakin penting pula situasi

    standar.

    Begitu seringnya kita melihat seorang Ronaldihno, Beckham, Lampard, Ballack,

    Gerrard, dan masih banyak lagi pemain lain yang memecah kebuntuan lewat situsai bola

    mati. Karena statistik membuktikan bahwa situasi standar begitu penting peranannya dalam

    sepak bola masa kini, seorang pelatih yang bijaksana dengan sendirinya akan

    mempersiapkan pasukannya baik dalam menghalau maupun melesatkan bola mati.

    Situasi standar menjadi semakin penting peranannya di era sepak bola modern yang

    begitu kompetetif seperti sekarang ini karena kualitas antar tim secara keseluruhan hampir

    sama. Oleh karena itu, setiap kesempatan bola mati betul-betul dipergunakan dengan sebaik

    mungkin guna memenangkan pertandingan yang sebenarnya berlangsung cukup seimbang.

    1) TENDANGAN BEBAS

    a) Di bawah ini beberapa contoh variasi tendangan bebas:

    Variasi 1

    Keterangan:Pemain B berlari ke bola

    seolah- olah akan menendang bola

    untuk kemudian melompati bola

    lalu terus berlari sesuai arah panah.

    Sesaat setelah pemain B mulai

    berlari, pemain A berlari ke arah

    bola, berpura-pura melakukan

    tembakan untuk kemudian

    mengumpankan bola secara

    mendatar ke depan pemain B.Pemain B mengumpankan bola

    dengan keras ke mulut gawang guna

    disambar oleh pemain G, F atau E.

    Pemain E, F dan G hendaknya

    mempertajam efek tipuan dengan cara berpura-pura menginginkan bola diumpankan

    kepada mereka secara langsung.

    Penting: Tidak boleh ada pemain di sisi kanan lapangan dengan harapan lawan tidak

    menjaga daerah tersebut. Selain itu umpan dari pemain A ke B harus dilakukan di

    saat yang tepat untuk menghindari off side.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    51/144

    41

    Variasi 2

    Keterangan:

    Pemain A mengumpan

    bola pada pemain B yang berlari

    di depan pagar betis lawan dari

    sebelah kanan ke sebelah kiri

    untuk kemudian menerima bola

    dan melepaskan tembakan ke

    arah gawang lawan. Pemain C

    berlari di belakang pagar betis

    lawan dari kiri ke kanan guna

    mengalihkan perhatian lawan.

    Penting: Pemain C memang off

    side tapi hanya secara pasif

    karena bola tidak mengarah ke

    C melainkan ke B.

    b) Prinsip dasar bertahan saat lawan melakukan tendangan bebas:

    Semakin dekat letak tendangan bebas ke gawang semakin panjang pagar betis itu

    sendiri. Sebaliknya, semakin jauh letak tendangan bebas semakin sedikit pula

    pemain yang dibutuhkan di dalam barisan pagar betis.

    Pengaturan pagar betis dilakukan oleh kiper atau seorang pemain depan yang

    berdiri di belakang posisi bola.

    Pengaturan pagar betis dilakukan sesuai tinggi badan. Pemain tertinggi berdiri di

    sebelah paling luar pagar betis. Semakin ke dalam semakin pendek pula tinggi

    badan pemain. Logikanya di bagian gawang yang terjaga oleh kiper, pagar boleh

    rendah. Bagian gawang yang jauh dari jangkuan kiper idealnya terjaga oleh

    pemain-pemain yang yang setinggi mungkin.

    Selain pagar betis, penjagaan lawan biasanya dilakukan secara man to man

    marking. Posisi badan pemain bertahan semestinya berada di antara lawan dan

    titik tengah gawang (di atas invisible line).

    [Usahakan semua pemain bertahan naik hingga selevel dengan pagar betis. Saat tendangan

    bebas dilakukan satu-dua orang pemain mundur kearah gawang, selebihnya mengikuti

    pergerakan lawan. Sama seperti situasi standar yang lain, pembagian tugas harus jelas.Masing-masing pemain mutlak harus mengetahui secara persis tugasnya saat tendangan

    bebas diberikan. Pelatih harus memberi instruksi sebelum pertandingan. Jangan sampai

    situasi standar terjadi baru pemain saling memberi instruksi satu sama yang lain. Secara

    otomatis masing-masing pemain harus mengetahui ke mana dia harus menempatkan

    dirinya]

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    52/144

    42

    Catatan :

    Invisible Line adalah garis imjinasi yang tentunya tidak bisa dilihat dengan mata. Secara mentaltarik garis lurus antara bola dan titik tengah gawang. Di atas garis inilah - di antara bola dan titik

    tengah gawangseorang pemain seharusnya menempatkan dirinya sehingga penjagaan lawan

    secara optimal bisa terlaksana. Bagi seorang penjaga gawang prinsip invisible line juga sangat

    membatu dalam menempatkan posisi. Prinsipnya sama; penjaga gawang menempatkan dirinya di

    atas garis imajinasi yang membentang lurus antara bola yang hendak ditendang ke arah gawang dan

    titik tengah gawang. Semakin jauh posisi bola semakin dekat posisi penjaga gawang dengan garis

    gawang. Sebaliknya, semakin dekat bola ke gawang posisi kiper semakin mendekati bola yang

    hendak ditendang guna menyempitkan sudut tendang. Jangan lupa; tempatkan posisi di atas

    invisible line, jangan disamping kiri atau kanannya (lihat bagian penjaga gawang halaman 46).

    2) TENDANGAN PENJURU

    Variasi tendangan penjuru yang paling populer di Eropa saat ini, khususnya di Jerman adalah

    sebagai berikut:

    Keterangan:

    Pemain A melakukan

    tendangan penjuru.

    Pemain I dan J mengawal

    pertahanan untuk mengatisipasi

    kemungkinan serangan balik.

    Pemain G dan H menjaga second

    line. Dengan kata lain, kedua

    pemain ini bertugas mencari bolamuntah untuk kemudian secepat

    mungkin melesatkan tembakan ke

    arah gawang lawan. Perlu

    ditekankan bahwa pemain G dan H

    haram mengontrol bola dengan

    lama apalagi mendribel bola.

    Mengumpan pun sebaiknya jangan

    dilakukan karena risiko kehilangan

    bola teralu besar. Apabila pemain second line kehilangan bola ujung-ujungnya adalah

    serangan balik yang bisa fatal akibatnya. Disiplin tinggi untuk bermain aman mutlakdimiliki kedua pemain ini.

    Pemain B berlari ke depan tiang jauh. Tugas pemain B adalah; (1) memberi aba-aba

    kepada pemain A untuk melakukan tendangan penjuru saat semua pemain telah siap, (2)

    mengganggu konsentrasi kiper lawan, serta (3) menyambar bola liar yang sekiranya

    terjadi di daerah tiang jauh.

    Pemain C, D, E, F berlari sesuai arah lari yang digambarkan di atas. Jarak lari pemain C

    paling pendek, sementara jarak lari pemain F paling jauh. Kecepatan berlari termasuk

    tinggi, mendekati sprint, sehingga bola yang disambar akan melaju dengan deras ke arah

    gawang lawan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    53/144

    43

    Posisi awal C, D, E dan F adalah berkelompok sedekat mungkin di atas garis boks penalti

    sejajar dengan tiang jauh gawang lawan.

    Keempat pemain di atas mulai berlari saat pemain A berancang-ancang melakukan

    tendangan penjuru. Tujuannya salah satu dari keempat pemain tadi bisa melakukan

    heading langsung setelah melakukan sprint pendek tanpa harus berhenti. Dalam posisi

    berdiri secara statis sangat sulit melakukan heading dengan power yang maksimal.

    Dengan kata lain, arah crossing bola harus diarahkan ke depan pemain tujuan.

    Organisasi, Timingyang tepat dan teknik crossingyang sempurna tentu saja hanya bisa

    terealisasi melalui latihan yang tekun.

    Variasi tendangan penjuru dengan bantuan umpan kombinasi yang sering ditemui di Eropa

    dewasa ini adalah sebagai berikut:

    Keterangan:

    Pemain G melakukan tendangan

    penjuru.

    Pemain I melakukan gerakan

    tipuan; berlari ke arah gawang

    lawan untuk kemudian secaraeksplosif berlari ke arah G. Umpan

    yang diberikan oleh G dikembalikan

    kepada G atau I hanya melakukan

    umpan tipuan kepada G untuk

    kemudian menggiring bola ke garis

    gawang diakhiri dengan umpan

    datar yang keras atau umpan

    lambung ke mulut gawang lawan.

    Apabila bola diumpankan kembali

    ke pemain G, ia bisa memilih antara

    melepaskan umpan lambung, menggiring bola untuk kemudian melesatkan tembakan

    atau menyodorkan bola pada pemain lain dengan tujuan melesatkan tembakan.

    Perhatikan posisi pemain-pemain lainnya. Semua pemain mempunyai tugas yang jelas.

    Selain itu perhatikan bahwa hanya satu pemain saja (B) yang bisa dikatakan tidak

    mempunyai fungsi ofensifeatau menyerang. Hal ini disebabkan karena situasi tendangan

    penjuru sudah seharusnya dipergunakan semaksimal mungkin. Ingat: semakin sering gol

    lahir di era sepak bola modern ini melalui situasi standar, termasuk lewat tendangan

    penjuru! Oleh karena itu, berikan arahan sebelum bertanding mengenai tugas masing-

    masing pemain secarajelas baik saat lawan melakukan tendangan penjuru maupun saat

    tim Anda melakukan tendangan penjuru!

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    54/144

    44

    3) LEMPARAN KEDALAMATAUTHROWIN

    Lemparan ke dalam sering sekali terabaikan dalam latihan. Sama seperti situasi

    standar lainnya yang lebih terkenal pemain seharusnya mengerti di mana mereka harus

    menempatkan posisi. Pembagian tugas harus ada kalau tidak ingin kehilangan kesempatan

    membangun serangan lewat situasi throw in. Teramat sayang apabila bola harus hilang

    hanya karena pemain berlari tanpa arah, tanpa menyesuaikan pergerakannya dengan kawan

    sehingga situasi yang tercipta adalah situasi untung-untungan. Kepemilikan bola yangtadinya 100% menjadi hanya 50% karena bola bisa hilang bisa juga tidak. Untuk menghindari

    hal ini lemparan ke dalam harus dilatih dan prinsip dasar pelaksanaannya diketahui oleh

    semua pemain.

    a) Variasi Throw In Terpopuler Di Eropa

    Keterangan: Pemain A melakukan lemparan ke

    dalam. Apabila terjadi throw in di sisi

    kanan bagian tengah lapangan maka

    pemain A adalah sayap kanan tentunya.

    Pemain B, apabila mengikuti

    skenario seperti di atas, seharusnya

    adalah pemain bek kanan (wing back)

    kalau sistem yang dipakai adalah 4-4-2.

    Tugas pemain B tidak lain adalah

    menjadi seorang pemain jangkar yang

    siap meneruskan bola ke sisi kiri

    lapangan entah secara langsung dengan

    long pass atau melewati pemain bek

    tengah F atau G yang berfungsi sebagaijembatan. Pemain lain yang bisa

    berfungsi sebagai jembatan adalah kiper. Seorang kiper yang modern harus senantiasa

    ikut bermain. Artinya, di saat situasi throw in seperti di atas kiper hendaknya bergeser

    sedikit ke sisi kanan lapangan sekaligus maju dan berfungsi sebagai libero.

    Pemain C adalah pemain defensive mid (Gelandang Bertahan). Biasanya pemain ini

    bergerak ke sebelah kanan pemain A untuk kemudian bergerak ke sebelah kirinya. Itu

    semua tergantung situasi tentunya.

    Pemain D adalah offensive mid. Awalnya pemain D bergerak ke arah pemain A untuk

    kemudian berlari dengan kecepatan tinggi menyusur garis tepi lapangan. Umumnya

    pemain D adalah target utama saat terjadi throw in. D dan E tentu saja bisa menukarposisi sesuai situasi.

    Pemain H adalah penyerang kiri, pemain I adalah pemain sayap kiri, sedang pemain J

    adalah wing back kiri. Pemain H, I, J dan E siap mendukung serangan apabila variasi

    throw inini berhasil sesuai rencana.

    Perhatikan bahwa semua pemain kecuali kiper berada dalam daerah sepanjang kira-kira

    30-40 meter dan lebar sekitar 35 meter. Begitu throw inberhasil dengan baik formasi tim

    langsung mengembang. Pemain diinstruksikan untuk membuka lapangan dan

    mengoptimalkan lebar lapangan.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    55/144

    45

    Variasi lemparan ke dalam lainnya yang juga cukup populer di Eropa adalah sebagai berikut:

    Keterangan:

    Pemain A melakukan throw

    inkepada pemain C.

    Pemain C melakukan

    heading yang diarahkan

    kepada pemain D atau E.

    Sebaiknya umpan heading

    diarahkan ke daerah bebas di

    depan E atau di daerah bebas

    di depan pemain D.

    Di dalam sepak bola hampir selalu ada hukum dasar dalam melakukan sebuah teknik,kombinasi atau taktik tertentu. Begitu juga dalam melakukan throw in.

    b) Prinsip dasar pelaksanaan lemparan ke dalam:

    Semakin cepat throw indilakukan semakin baik. Apabila throw in tidak dilakukan dengan

    cepat, lawan akan punya waktu lebih untuk mengorganisasi pertahanan. Semakin banyak

    waktu yang diberikan kepada lawan semakin rapi pula organisasi pertahanan lawan

    sehingga semakin sulit pula menemukan celah.

    Agar eksekusi throw in bisa dilangsungkan dengan cepat, semua pemain harus bereaksi

    dengan cepat dan mengisi posisi masing-masing. Sekali lagi, posisi dan tugas masing-

    masing pemain harus jelas agar pemain bisa cepat bereaksi terhadap situasi throw indan

    tidak ada waktu yang terbuang dikarenakan kebingungan pemain.

    Timing (kesempatan) lemparan ke dalam harus tepat dan sinkron dengan pemain lainnya.

    Tidak ada gunanya pemain yang melakukan lemparan ke dalam siap apabila rekan-

    rekannya masih belum siap. Pelempar bola juga harus memperhatikan pergerakan

    mengecoh yang dilakukan rekan-rekannya untuk kemudian melemparkan bola tepat saat

    gerakan tipuan selesai. Terlalu cepat tidak baik karena pemain yang dituju akan kaget

    karena belum siap. Sebaliknya, terlalu lambat juga percuma karena lawan yang tadinya

    terkecoh sudah bisa melakukan penanggulangan masalah sehingga kembali mampu

    menjaga lawan dengan baik dan ketat. Variasi throw in apa pun yang dilakukan, prinsip mengecoh lawan dengan pergerakan

    silang semestinya tetap terkandung di dalamnya. Pergerakan-pergerakan yang rajin, cepat

    serta menipu harus ada supaya pemain yang melemparkan bola memiliki sebanyak

    mungkin opsi atau kemungkinan tujuan dan pemain yang dituju memiliki ruang gerak

    sekaligus sedikit waktu saat menerima bola.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    56/144

    46

    J. MATERI KEPELATIHAN : PENJAGA GAWANGHal-hal khusus Mengenai Fisik, Teknik, Taktik, dan Jiwa Kebersamaan(Psychososial)/

    Mental Penjaga Gawang

    FISIK

    Kelincahan dan Reaksi

    Koordinasi dan Keseimbangan

    Kelenturan

    Daya Tanggap dan Kewaspadaan

    Kebugaran dan Kekuatan

    TEKNIK

    Penguasaan Bola

    Penguasaan Bola Menyilang (Crossing)

    Menjatuhkan diri dan Mengamankan Gawang

    Kelincahan Kaki

    Penempatan posisi

    Menangkap dan Menepis Bola

    TAKTIK

    Melempar dan membagi bola

    Mendukung Permainan

    Mengatur Tempo Permainan

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    57/144

    47

    JIWA KEBERSAMAAN (Psychososial)/Mental

    Kemampuan untuk fokus / Memperhatikan

    Membuat Keputusan / Kemantapan Hati

    Keberanian

    Komunikasi

    A. KUALIFIKASI PENJAGA GAWANG

    1) PENEMPATAN POSISI

    Kemampuan menempatkan posisi adalah modal utama seorang penjaga gawang/

    kiper yang andal. Apabila seorang penjaga gawang mampu menempatkan posisi dengan

    baik, yang paling sering terjadi adalah penjaga gawang seakan-akan menjadi magnet

    sehingga bola seakan terus melaju ke arah penjaga gawang. Dengan penempatan posisi yangbenar seorang penjaga gawang tidak perlu melompat jauh ke kiri dan ke kanan. Hal ini

    dikarenakan segitiga yang terbentuk oleh bola dan ke dua tiang gawang menjadi lebih kecil.

    Istilah umumnya adalah memperkecil sudut. Sebenarnya istilah ini dari sudut pandang

    matematika salah. Sudut tidak mungkin menjadi lebih kecil. Untuk lebih jelasnya perhatikan

    diagram-diagram di bawah ini:

    Diagram # 1

    Pada diagram # 1 terlihat

    bagaimana rentang

    gawang yang harus

    dijangkau kiper adalah 3,16

    m ke kiri dan 3,16 m ke

    sebelah kanan kiper. Angka

    3,16 m didapat dari

    perhitungan sebagai

    berikut:

    (rentang gawang : 2)(rentang badan kiper :2) =

    (7,32 m : 2)(1 m : 2) =

    (3,660,5) = 3,16 m.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    58/144

    48

    Pada diagram ini juga terlihat bahwa segitiga yang tercipta antara letak bola dan

    kedua tiang gawang cukup luas. Selanjutnya, pada diagram # 2 terlihat kiper bergerak naik

    mendekati lawan. Akibatnya, rentang jarak ke sebelah kiri maupun kanan kiper yang harus

    dijangkau oleh kiper guna menggagalkan tendangan lawan adalah jauh di bawah angka

    3,16 m Semakin naik posisi kiper, semakin kecil luas segitiga.

    Diagram # 2

    Saya pribadi pada umumnyamenganjurkan kiper untuk naik

    sejauh-jauhnya (paling sedikit 2/3

    jarak antara bola dan garis gawang)

    apabila lawan berada di dekat

    gawang. Apabila posisi bola jauh

    saat shooting dilakukan, kiper cukup

    maju selangkah-dua langkah saja.

    Maksudnya sama: memperkecil

    segitiga (bukan sudut!) yang

    akibatnya adalah rentang jarak yangharus dijangkau kiper ke kiri

    maupun ke kanan semakin dekat.

    Efeknya jelas, bola yang dilesatkan

    lawan akan sulit melewati kiper.

    Selain penempatan posisi yang benar secara vertikal (naik-turun), posisi kiper juga

    harus benar secara horisontal (kiri-kanan). Nah, untuk penempatan posisi yang benar secara

    horisontal kiper harus memiliki pengetahuan akan The Invisible Line atau garis lurus yang tak

    tampak. Seorang kiper yang baik akan selalu membuat garis imaginatif antara titik tengahgawang dan letak bola. Untuk kemudian memosisikan dirinya di atas garis imajinatif

    tersebut. Perhatikan diagram di bawah ini:

    Diagram # 3

    Saat bola berpindah posisi

    kiper pun diharuskan bergerak agar

    ia bisa terus berada di atas garis

    invisible line. Untuk bisa melakukan

    itu seorang kiper dituntut untuk (1)sesekali menoleh ke belakang guna

    mencari titik tengah gawang, dan

    (2) memiliki kecepatan kaki agar

    bisa dengan cepat memosisikan

    dirinya dengan tepat. Oleh karena

    itu, saat melatih posisi kiper seorang

    pelatih yang bijaksana akan

    sekaligus melatih kecepatan kaki.

  • 8/13/2019 Kurikulum Sepak Bola Indonesia Part 1

    59/144

    49

    Perhatikan dua contoh latihan di bawah ini, masing-masing satu contoh latihan untuk

    penempatan posisi yang benar dan satu latihan untuk mengasah kecepatan kaki kiper

    (footwork).

    Contoh latihan posisi:

    Diagram # 4

    Keterangan:

    1) Letakkan sebuah cone di titik

    tengah gawang sebagai alat bantu

    orientasi.

    2) Letakkan beberapa bola di

    berbagai posisi (dekat dan jauh, kiri

    m