kurikulum pondok pesantren salapi.pdf

11
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kurikulum adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, dalam pemelajaran kurikkulum menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, kurikulum akan mengarahkan kemana dan bagaimana pembelajaran itu akan dibawa. Kurikulum akan mengarahkan pembelajaran dalam mencapai hasil belajar yang efektif dan efisien jika komponen-komponen kurikulum salaing berkaitan (relevan) antara satu dengan yang lainnya. Pondok pesantren salaf dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar bahasa arab mengacu pada kurikulum yang didisain sesuai dengan kebutuhan pondok pesantren. Kurikulum tersebut mengantarkan pondok slaf dalam mencetak peserta didik yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan yang dalam, namun juga mencetak insan yang berakhlakul karimah dan tetap memegang teguh iman kepada Allah SWT. Pesantren salaf, yaitu pesantren yang didalamnya terdapat sistem pendidikaan salaf (wetonan, sorongan), dan sistem klasikal.Pesantren Salafi yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik dalam mengajarkan pendidikan bahasa arab sebagai inti pendidikan di pesantren tradisional. Tidak bisa dipungkiri sistem pendidikan dapat mencetak output yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang menganut system pendidikan yang lain. Dengan ini kami menulis makalah ini untuk melihat disain system pendidikan di pesantren khusunya pesantren salaf dengan judul: Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Salaf B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Salaf ? 1

Transcript of kurikulum pondok pesantren salapi.pdf

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Kurikulum adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan dalam kurun

    waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, dalam pemelajaran kurikkulum

    menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, kurikulum

    akan mengarahkan kemana dan bagaimana pembelajaran itu akan dibawa.

    Kurikulum akan mengarahkan pembelajaran dalam mencapai hasil belajar

    yang efektif dan efisien jika komponen-komponen kurikulum salaing

    berkaitan (relevan) antara satu dengan yang lainnya.

    Pondok pesantren salaf dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

    bahasa arab mengacu pada kurikulum yang didisain sesuai dengan kebutuhan

    pondok pesantren. Kurikulum tersebut mengantarkan pondok slaf dalam

    mencetak peserta didik yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan yang

    dalam, namun juga mencetak insan yang berakhlakul karimah dan tetap

    memegang teguh iman kepada Allah SWT.

    Pesantren salaf, yaitu pesantren yang didalamnya terdapat sistem

    pendidikaan salaf (wetonan, sorongan), dan sistem klasikal.Pesantren Salafi

    yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik dalam

    mengajarkan pendidikan bahasa arab sebagai inti pendidikan di pesantren

    tradisional. Tidak bisa dipungkiri sistem pendidikan dapat mencetak output

    yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang menganut system

    pendidikan yang lain. Dengan ini kami menulis makalah ini untuk melihat

    disain system pendidikan di pesantren khusunya pesantren salaf dengan judul:

    Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Salaf

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab di

    Pondok Pesantren Salaf ?

    1

  • 2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Kurikulum Bahasa Arab di Pondok Pesantren Salaf

    Kurikulum pondok pesantren menurut KH. Ahmad Siddiq, yaitu

    kurikulum itu menyangkut keseluruhan usaha an kegiatan, bahkan penciptaan

    suasana yang Favourible menuju tercapainya tujuan pendidikan oleh karena

    itu, kurikulum pesantren adalah yang terlengkap, karena bisa berlangsung

    selama 24 jam, dan tidak seperti kurikulum sekolah yang terbatas paa

    beberapa jam sekolah saja, setelah itu kurikulum tidak berfungsi lagi.

    Jumlah pondok pessantren di indonesia kini telah mencapai 14.656 dengan

    jumlah santri 3.369.103 (data 2005) jumlah tersebut secara garis besar bisa

    dikata gorikan kedalam tiga kelompok besar

    1. Pondok modern

    Pesantren modern yang bercirikan memilki manajemen dan

    administrasi dengan standar modern, tidak teringat pada kiyai sebagai

    figur sentral, pola dan sisitem pendidikan modern dengan kurikulum tidak

    hanya ilmu agama tetapi juga pengetahuian umum, sarana dan bentuk

    bangunan pesantren lebih mapan dan teratur. Pesantren dengan corak ini

    mencapai 1172.

    2. Pesantren tradisional

    Pesantren tradisional bercirikan tidak meiliki manajemen dan

    administrasi modern, sistem pengelolaan berpusat pada aturan yang dibuat

    kiyai dan diterjemahkan oleh pengurus pondok, terikat pada figur kiyai,

    pola dan sisitem bersifat konvensional berpijak pada tradisi lama,

    pengajaran bersifat satu arah dan bangunan asrama tidak tertata rafi, masih

    menggunakan bangunan kuno dan kayu pesantren ini mencapai 9105

    pesantren.

    3. Pessantren semi modern Pessantren semi modern paduan antara tradisional dan modern.

    Bercirikan nilai-nilai tradisional yang masih dipegang kiyai masih

    2

  • 3

    menepati figur sentral, norma dan kode etik pesantren klasik tetap menjadi

    standar pola relasi dan norma keseharian tetapi mengadaptasi sistem

    pendidikan modern dan sarana fisik pesantren corak ini mencapai 4379

    pesantren

    Adapun kurikulum pembelajaran bahasa Arab di pondok pesantren salaf

    sebagai berikut:

    1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Salaf

    Pesantren merupakan lembaga pendiikn yang bertujuan untuk tafaqquh

    fiddin (memahai agama) dan membentuk moralitas umat melalui

    pendiikan. Sampai sekarang, pesantren pada umumnya bertujuan untuk

    belajar agama dan mencetak pribadi muslim yang kaffah yang

    melaksanakan ajaran Islam secara konsisten dalam kehidupan sehari.

    Tujuan ini adalah tujuan pokok dalam alam setiap pesantren yang

    merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang teguh menjaga

    tradisi ulama salaf as-shahih yang diyakini bersumber dari Rasulullah

    SAW.

    Tujuan pendidikan pesantren dapat diasumsikan sebagai berikut :

    1. Tujuan Umum, yaitu untuk membimbing anak didik (santri) untuk

    menjadi manusia yang berkepribadian islami yang sanggup dengan

    ilmu agamanya menjadi mubalig Islam dalam masyarakat sekitar

    melalui ilmu dan amalnya.

    2. Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang

    yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kiai yang

    bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.

    3. Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, pesantren

    menyelenggarakan proses pembelajaran kitab yang dikenal dengan

    kitab kuning (kitab-kitab agama Islam klasik).

    Dalam penggunaan kitab kuning di pesantren tidak ada ketentuan

    yang harus mewajibkan kitab-kitab tertentu, biasanya hal ini disesuaikan

    dengan sistem pendidikan yang digunakan, ada yang hanya menggunakan

  • 4

    sistem pengajian, tanpa sistem madrasah, ada yang sudah menggunakan

    sistem madrasah klasikal. Ada pula pesantren yang menggabungkan sistem

    pengajian dan sistem madrasah secara non klasikal

    Istilah kitab kuning memang akrab dengan dunia pesantren,

    terutama pesantren yang salaf, karena memangdisana dibahas dan dikaji

    kitab kuning. Meskipun definisi tentang kitab kunning itu belum baku, dan

    umumnya dikonotasikan dengan kitab-kitab klasik yang disusun oleh para

    ulama timur tengah pada abad pertengahan, namun demikian secara umum

    kitab kuning itu sendiri merupakan kitab-kitab yang ditulis sebelum abad

    ketujuh belas dan ditulis dengan gaya tertentu. Sedangkan kenapa

    dikatakan sebagai kitab kuning itu lebih disebabkan oleh kondisi riil kitab-

    kitab tersebut yang untuk pertama kalinya dicetak secara sederhana dan

    dengan memakai kertas yang berwarna kuning.

    Kata-kata klasik itu sendiri juga perlu dijelaskan, sebab masing-

    masing orang juga sangat munkin mempunyai pengertian yang berbeda.

    Secara umum klasik tersebut dimaksudkan sebagai pikiran kuno yang

    belum tersentuh oleh analisis yang didaarkan kepada sikap rasional dan

    mempertimbangkan aspek-aspek kesetaran gender, keadilan dan toleransi

    serta lainnya yang saat ini justru menjadi pertimbangan utama.

    Pengertian ini munkin juga tidak dapat mewakili sebagian

    kepentingan yang berkaitan dengan keklasikan tersebut, namun kalau

    pengertian ini diikuti setidaknya akan ada gambaran bahwa justru yang

    dianggap klasik itu ternyata pemikiran yang datar.

    2. Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Salaf

    Metode pembelajaran bahasa Arab di pondok pesantren salaf sangat

    erat kaitannya dengan tipologi pondok pesantren sebagaimana yang

    dituangkan dalam cirri-ciri pondok pesantren itu sendiri. Adapun metode

    metode tradisional adalah kebalikan dari metode modern, metode

    tradisional adalah dari pola pembelajaran yang sangat sederhana dan sejak

    semula timbulnya. Yakni sorongan, bandongan dan wetonan. Didalam

  • 5

    mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis oleh para ulama zaman abad

    pertengahan dan kitab-kitab itu dikenal dengan istilah kitab kuning

    1. Sorogan

    Metode pembelajaran dengan sorogan dilaksanakan dengan

    cara santri membaca didepan kiyai, dan kalau ada salahnya kesalahan

    itu langsung dihadapi oleh kyai, metode sorogan ini dilakukan oleh

    santri yang memiliki kemampuan lebih, di sinilah seorang santri bisa

    dilihat kemahirannya dalam membaca kitab kuning dan

    menafsirkannya atau sebaliknya.

    2. Wetonan

    Metode pembelajarandengan wetonan dilaksanakan dengan kyai

    membaca suatu kitab dan santri membawa kitab yang sama serta

    mendengarkan dan menyimakbacaan kyai.

    3. Bandongan

    Metode pembelajaran yang seerangkaian dengan metode serogan

    dan wetonan adalah bendongan yang saling kait mengkait dengan

    metode sebelumnya, metode pembelajaran ini berlangsung semata-

    mata tergantung pada kyai, sebab segala sesuatu yang berhubungan

    waktu tempat dan materi pembelajaran (kurikulum)-nya terltak pada

    kyai atau ustadzahnya.

    4. Muhawarah

    Muhawarah adalah suatu kegiatan berlatih bercakap-cakap

    dengan bahasa arab yang dilakukan oleh santri selama mereka tinggal

    di pondok. latihan muhawarah atau muhadathah satu kali atau dua kali

    dalam seminggu yang digabungkan dengan muhadarah kitabah, yang

    tujuannya adalah melatih santri berpidaro.

    5. Mudzakarah

    Mudzakarah atau munazarah, atau bath al-masail adalah suatu

    pertemuan ilmiah yang didalamnya dibahas tentang masalah-masalah

    aktual keagamaan. Pada saat mudzakarah inilah santrimenguji

  • 6

    keterampilannya dengan mengutip sumber-sumber argumentasi dalam

    kitab klasik .

    6. Majlis talim

    Majlis talim adalah suatu media penyampaian ajaran agama

    islam yang yang bersifat umum dan terbuka. para jamaah terdiri dari

    berbagai macam lapisan yang memiliki latar belakang pengetahuan

    yang bermacam-macam, dan tidak dibatasi oleh tingkat usia maupun

    perbedaan kelamin.

    Metode pembelajaran di atas jika disandarkan pada pebelajaran bahasa

    Arab, yang tepat untuk diimplementasikan pada pembelajaran bahasa Arab

    yaitu metode dari nomor satu sampai nomor lima sedangkan nomor enam

    lebih mengarah di dalam menyampaikan ilmu-ilmu agama dan

    diperuntukkan untuk umum tanmpa adanya batasan.

    Metode pembelajaran khusunya pembelajaran bahasa arab hanya

    berputar pada metode-metode di atas dan lebih ditekankan mata mata

    pelajaran (gramatika) hal ini sesuai dengan tujuan yang tertanam dalam

    pondok pesantren tersebut yaitu agar siswa mampu memahmi kitab kuning

    serta mainset yang sudah mengakar bahwa bahasa arab itu merupakan

    sebuah alat untuk memahami kutubut tuaras (kitab kuning) bukan tujuan

    utama.

  • 7

    3. Isi/Materi Kurikulum Bahasa Arab di Pondok Pesantren Salaf

    Komponen isi yang berupa materi pembelajaran bahasa Arab yang

    diprogramkan adalah untuk mencapai program pembelajaran yang telah

    ditetapkan.isi atau materi biasanya berupa materi bidang-bidang studi.

    Dalam kurikulum pembelajaran bahasa Arab salafi isi/materi biasanya

    lebih banyak diajarkan kitab-kitab klasik (kitab kuning) seperti:

    1. Tingkat Mubtadi

    Table 01Materi Pembelajaran di Pondok Pesantren Salaf Tingkat Mubtadi

    NO Mapel Kitab

    1 Tauhid Jawahirul Kalamiyah

    2 Fiqh Mabadi Fiqih

    3 Nahwu Jurumiyah

    4 Shoraf Matan Bina I

    4 Akhlak Akhlak al-Banin I, II/Talim al-mutaallim

    5 Hadist Riyadatus Sholihin

    6 Tajwid Hidayatul Mustafid

    7 Imla Qawaid al-Imla

    2. Tingkat Wustho

    Table 02Materi Pembelajaran di Pondok Pesantren Salaf Tingkat Wustho

    NO Mapel Kitab

    1 Tauhid Tijanud Darari

    2 Fiqh Fahul Qarib

    3 Nahwu Sarah Dahlan

    4 Shorof Amsilat Tasrif

    5 Akhlak Akhlak al-Banin III/Talim al-mutaallim

    6 Sejarah Khulasah

    7 Hadits Targib Wat Tarhib

    8 Imla Tabir

  • 8

    3. Tingkat Ulya

    Table 03Materi Pembelajaran di Pondok Pesantren Salaf Tingkat Ulya

    NO Mapel Kitab

    1 Tauhid Tijanud Darari

    2 Fiqh Umdatus Salik

    3 Nahwu Alfiyah

    4 Shorof Kaelani

    5 Akhlak Akhlak al-Banin VI/Talim al-mutaallim

    6 Sejarah Khulasah

    7 Hadis Riyadatus Sholihin

    Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa materi pembelajaran

    bahasa Arab di pondok pesantren salaf lebih banyak berkaitan tentang

    kaidah-kaidah bahasa Arab (qawaid dan Sharaf). Hal ini di karenakan

    bahwa tujuan pembelajaran di pondok pesantren salaf lebih ditekankan

    untuk memahami teks-teks klasik (kitab kuning) dan pembelajaran bahasa

    arab dianggap hanya sebagai jalan untuk memahami teks teks tersebut

    Kutabut Turats (kitab klasik/kitab kuning).

    4. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Peantren Salaf

    Evalasi pembelajaran bahasa Arab adalah kegiatan menilai

    kemempuan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

    Evaluasi pembelajaran bahasa arab pada pesantren salafi, dilakukan

    dengan cukup sederhana .

    Evaluasi hasil belajar yang mengedepankan pada target pemahaman

    kitab kuning dipondok pesantren salaf paling tidak santri menguasai empat

    sisi yaitu:

    1. Fathul masmu yaitu para santri harus menguasai apa yang didengar

    2. Fathul maqru yaitu para santri harus memahami teks kitab kuning

    yang dibaca.

  • 9

    3. Tabir Syapahi, yaitu para santri harus mampu meyampaikan pikiran

    dalam bahasa arab secara lisan dimana orang arab mampu memahami

    apa yang diucapkan.

    4. Tabir tahriri, yaitu para santri harus mempu menyampaikan pikiran

    dengan bahasa arab dalam bentuk tulisan.

    Berangkat dari bentuk-bentuk penguasaan santri terhadap empat sisi

    tersebut, maka bentuk evaluasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat

    penguasaan santri adalah melalui model tahriri (tes membaca) dan

    menerjemahkan kitab kuning dihadapan kyai secara individual dan model

    syafahi (tes lisan) yang dilakukan oleh kyai. Dalam tes lisan ini biasanya

    dengan pertanyaan. dan diakhir semester diadakan imtihan (ter tertulis).

    B. Kelebihan dan kekurangan

    1. Kelebihan

    Kurikulum bahasa Arab tradisonal mempunyai kelebihan

    memahami teks dan penguasaan penerjemahan. Hal ini dipengaruhi oleh

    kedisiplinan untuk memegang gramatika (nahwu dan sharf) yang

    diimplementasi ke dalam penerjemahan kitab-kitab klasik.

    2. Kekurangan

    Bahasa Arab dalam metode tradisional mempunyai kelemahan

    pada sisi praktek kebahasaan (komunikasi), atau dengan kata lain model

    ini membentuk pola kebahasaan pasif.

    Dalam konteks ini pesantren memilki kelemahan mendasar yaitu

    lemahnya visi dan tujuan yang dibawa pendidikan pesantren. Tidak

    banyak pesantren yang merumuskan tujuan pendidikannya dan

    menuangkannya dalam tahapan-tahapan rencana kerja. Tidak adanya

    rumusan tujuan ini disebabkan adanya kecenderungan visi dan tujuan

    pesantren diarahkan pada proses improvisasi yang dipilih sendiri oleh

    seorang kiyai atau bersama-sama para pembantunya secara intuitif.

  • 10

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Bentuk-bentuk pendidikan di pesantren sangat bervariasi yang dapat

    diklasifikasikan sedikitnya menjadi 3 tipe, yakni: (1). Pesantren yang

    menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkan kurikulum nasional.

    (2). Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk

    madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkan kurikulum

    nasional. (3). Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk

    madrasah diniyah.

    Pengembangan kurikulum bahasa Arab di pondok pesantren salaf al-Bariyah

    bertujuan secara umum untuk mentransfer ilmu pengetahuan agama (memahami

    kutubut turats/kitab kuning), ini terlihat dari tujuan dan isi/materi pembelajaran

    yang diajarkan berkisar pada kitab-kitab klasik. sedangkan materi pembelajaran

    bahasa Arab hanya berkaitan dengan qawaid, adapun metode yang digunakan

    seperti Sorogan, Wetonan, Bandongan, Muhawarah, Mudzakarah. hal ini akan

    mengantarkan siswa mampu membaca dan memahami isi kutubut turats. Akan

    tetapi pasif dalam berbicara berbahasa arab karena bertumpu pada pemahaman

    teks-teks (kitab kuning). Sedangkan evaluasi pembelajaran yang digunakan secara

    umum ada dua yaitu tes lisan dan tes tulis.

    10

  • 11

    DAFTAR PUSTAKA

    Khudrin Ali, dkk. Standarisasi Penguasaan Kitab Kuning Dipondok Pesantren Salaf Cet.I,Semarang: Robar Bersama 2011.

    Lestari, S. Dkk, Pendidikan Islam Contektual, Jogjakarta: Pustaka Pelajar. 2010Mudis Taruna, Mulyani. Standarisasi Penguasaan Kitab Kuning di Pondok

    Pesantren Salaf, Cet. I, Semarang: Robar Bersama, 2011.Nurhayati, Anin. kurikkulum inovasi, Telaah Terhadappengembangan Kurikulum

    Pendidikan Pesantren, Cet. I, Yogyakarta: Teras, 2010Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Pesantren, Pendidikan

    Kewargaan, An Demokrasi, Jakarta: Labsosio,2009.