Skripsi Tipologi Pondok Pesantren
-
Upload
miftahuddin-el-yashfie -
Category
Documents
-
view
2.870 -
download
17
Embed Size (px)
Transcript of Skripsi Tipologi Pondok Pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 1/215
TIPOL
DALAM KONST
(Studi pada Pesa
Disusun u
gun
F
INSTITUT AG
GI PONDOK PESANTREN
LASI PEMBAHARUAN PENDI
ISLAM
ntren-pesantren di Kabupaten
SKRIPSI
tuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
a Memperoleh Gelar Sarjana dalamIlmu Pendidikan Islam
Oleh:
MIFTAHUDDIN
NIM. 073111105
KULTAS TARBIYAH
MA ISLAM NEGERI WALISO
SEMARANG
2011
DIKAN
udus)
GO

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 2/215
TIPOL
DALAM KONST
(Studi pada Pesa
Disusun u
gun
F
INSTITUT AG
i
GI PONDOK PESANTREN
LASI PEMBAHARUAN PENDI
ISLAM
ntren-pesantren di Kabupaten
SKRIPSI
tuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
a Memperoleh Gelar Sarjana dalamIlmu Pendidikan Islam
Oleh:
MIFTAHUDDIN
NIM. 073111105
KULTAS TARBIYAH
MA ISLAM NEGERI WALISO
SEMARANG
2011
DIKAN
udus)
GO

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 3/215

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 4/215

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 5/215

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 6/215

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 7/215
v
ABSTRAK
Judul : Tipologi Pondok Pesantren dalam Konstelasi Pembaharuan Pendidikan Islam (Studi pada Pesantren– pesantren di Kabupaten Kudus)
Penulis : Miftahuddin NIM : 073111105
Dunia pesantren kini menampilkan wajah barunya. Pesantren sekarang
lebih bersifat dinamis, terbuka, dan mampu menjadi penggerak perubahan yang
diinginkan. Setidaknya inilah kesimpulan Gus Dur (alm) melihat realitas akhir
dekade ini. Bukan tanpa bukti, meskipun pola perubahan bersifat sporadis yang
semestinya berbeda antara satu pesantren dengan lainnya, namun mereka nampak
telah mengambil kesepakatan untuk tetap mempertahankan tradisi pesantren yang
telah terbangun sejak dulu. Bentuk perubahannya pun bervariasi, ada yang
menekankan aspek sistem pendidikan, kurikulum, pola pembelajaran dan lain
sebagainya. Bahkan sebagian pesantren sudah ada yang mampu
menyelenggarakan pendidikan formal dengan mengikuti kurikulum nasional. Jika
pola semacam ini dipertahankan, bukan tidak mungkin institusi pesantren akan
mengikuti jejak pondok pesantren Asy’ariyyah Wonosobo yang mampu
mendirikan Universitas. Jadi, salah alamat jika masih ada pihak yang menyatakan
bahwa pesantren sebagai sarang kejumudan dan konservatisme.
Skripsi ini sebagai bentuk pembuktian mengenai perkembangan pesantren
yang sepertinya sudah nyaman menempat dihati masyarakat luas. Ini merupakan
sebuah peluang yang dapat diupayakan pesantren menjadi pendidikan alternatif
masa depan. Namun, tidaklah mudah mencari format pesantren yang diharapkan
tersebut mengingat kuatitasnya yang tidak sedikit. Bahkan menurut prediksi
Zamachsjari Dhofier berpotensi mencapai 35.000 pesantren untuk 10 tahun
kedepan. Masing-masing pesantren mempunyai tipe yang menjadi ciri khas sesuaidengan perubahan yang diinginkannya sebagaimana apa yang menjadi tujuan
pendidikan Islam. Meskipun demikian, dari banyaknya pesantren tersebut penulis
memberanikan diri melacak tipe-tipe pembaharuan yang dilakukannya dalam
bingkai kajian tipologi pondok pesantren. Sehingga isi skripsi membahas tipologi
pondok pesantren dalam konstelasi pembaharuan pendidikan Islam. Kajian yang
menjadi latar belakangnya salah satunya adalah proses pembaharuan yang masih
setengah hati sehingga nilai-nilai yang diharapkan dalam pembaharuan tersebut
kurang efektif karena kurang optimal.
Supaya kajian ini lebih mendalam, atas berbagai pertimbangan dengan
pihak terkait, maka kajian tipologi ini fokus pada pesantren–pesantren yang ada di
Kabupaten Kudus. Di mana data terbaru menunjukkan sekarang ini di Kudus
terdapat 86 pesantren yang masih survive memenuhi kebutuhan masyarakat. Studi pada pesantren Kudus ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1)
Bagaimana kondisi objektif pesantren–pesantren di Kabupaten Kudus? (2)
Bagaimana eksistensi Pembaharuan pendidikan Islam di Kabupaten Kudus? (3)
Bagaimana tipologi pondok pesantren dalam konstelasi pembaharuan pendidikan
Islam di Kabupaten Kudus? Permasalahan tersebut akan dijawab melalui studi

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 8/215
lapangan yang dilaksanakan di 3 (tiga) pesantren sebagai sample, yakni Pondok
Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) pusat Kajeksan Kota Kudus, Pondok
Pesantren Yanbu’ul Qur’an Ma’had Al-Ulumisysyar’iyyah (MUSYQ) Lil Banin
Kwanaran Kota Kudus, dan Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin Bendan
Kerjasan Kota Kudus. Ketiga pesantren tersebut menjadi sumber data untuk
mendapatkan potret tipologi pondok pesantren dalam konstelasi pembaharuan pendidikan Islam. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi,
interview dan dokumentasi dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.
Sementara teknik analisis datanya menggunakan analisis kualitatif yang berjenis
analisis deskriptif-hermeneutis (analisis kritis hermeneutika sosial). Di mana cara
kerja analisis ini bukan hanya sekedar mesdiskripsikan fenomena, melainkan juga
menafsirkan proses dialektik yang menjadi realitas untuk menyingkap tabir
makna-makna teks sosial.
Kajian ini menunjukkan bahwa : (1) 86 pesantren yang ada dapat
dikategorikan menjadi 3 (tiga) tipologi, yakni tipe A, B dan C. Tipe A, sistem
pendidikan masih tradisional, kurikulum belum jelas dan baku, pola
pembelajarannya klasik dan sudah menyelenggarakan madrasah diniyyah. Tipe B,
sistem pendidikan integrasi antara sistem pesantren dan madrasah formal,kurikulum sudah terprogram jelas, pola pembelajarannya terpadu dan sudah
menyelenggarakan pendidikan formal dengan mengikuti kurikulum nasional. Tipe
C, sistem pendidikan tradisonal dan santri doperbolehkan mengikuti jenjang
pendidikan formal di luar pesantren, kurikulum tidak tertulis (hidden curriculum),
pola pembelajarannya klasik dan sudah menyelenggarakan pendidikan dalam
bentuk madrasah lokal pesantren. (2) Munculnya pembaharuan pendidikan Islam
di Kabupaten Kudus dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern umat Islam.
Faktor intern menuntut perbaikan pada tubuh pesantren, sementara faktor ekstern
menunjukkan kelemahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga
dengan adanya pembaharuan ini, sistem pendidikan yang awalnya sentralistik
menjadi desentralistik, kurikulum yang awalnya fokus keagamaan dipadukan
dengan kurikulum nasional, pola pembelajaran yang masih tradisional
disempurnakan dengan metode-metode transformatif dan pesantren mampu
menyelenggarakan pendidikan formal, sekolah umum, madrasah maupun
pendidikan kejuruan. (3) Dalam konstelasi pembaharuan pendidikan Islam,
tipologi pondok pesantren dapat dipetakan pada rangkaian format berikut ini. Dari
aspek sistem pendidikan berorientasi pada pendidikan sepanjang waktu ( full daylearning ), aspek kurikulum berorientasi untuk berkomitmen tafaqquh fi al-din,
aspek pola pembelajaran menekankan pada metode-metode pembelajaran yang
tranformatif dan sistem penyelenggaraan pendidikannya berorientasi pada
pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Pada rangkaian
format ditemukan tipe pesantren yang mampu menyeimbangkan pendidikan
agama dan umum, serta dilengkapi dengan pendidikan ketrampilan yangdiharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat modern sekarang ini. Bahkan
bisa dijadikan sebagai pendidikan alternatif pilihan masyarakat untuk masa depan.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 9/215
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tipologi Pondok Pesantren dalam
Konstelasi Pembaharuan Pendidikan Islam”, dengan melakukan studi pada
pesantren-pesantren di Kabupaten Kudus. Awalnya, judul yang diajukan adalah
“Tipologi Pembaharuan Pesantren”, namun sempat terjadi dialog argumentatif
dengan pihak birokrasi jurusan, lalu akhirnya diambillah judul sebagaimana
diatas. Tentu penelitian ini menguras banyak tenaga dan pikiran. Hambatan dan
rintangan pun tak bisa dihindari mengingat tema kajiannya yang cukup luas.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari
bimbingan, bantuan, dan sumbang saran dari segala pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhibbin, MA, Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Suja’i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah.
3. Nasirudin, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag dan Syamsul Ma’arif, M.Ag selaku dosen
pembimbing yang tak henti-hentinya membimbing, mengarahkan dan
memberi motivasi penulis sampai proses akhir penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Darmu’in, M.Ag, dosen wali studi yang sampai saat ini rela meluangkan
waktu disela-sela kesibukannya memberi pengarahan penulis.
6. KH. Mc. Ulin Nuha Arwani Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul
Qur’an (PTYQ) Kajeksan Kota Kudus atas izinnya kepada penulis untuk
penelitian skripsi ini.
7. KH. M. Arifin Fanani Pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Ma’had
Al-Ulumisysyar’iyyah (MUSYQ) Lil Banin juga atas izinnya kepada penulisuntuk penelitian skripsi ini.
8. KH. Moch. Khafidz Asnawi Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatuth Tholibin
Bendan Kerjasan Kota Kudus juga atas izinnya kepada penulis untuk
penelitian pada pesantren yang Anda asuh.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 10/215
9. Segenap para nara sumber, pengurus pondok dan para santri-santri Kudus atas
data dan dukungan yang kalian berikan semua.
10. Abah KH. Dimyathi Ro’is dan KH. Saksono Al-Habsyi yang telah
membimbing lahir dan batin penulis selama penelitian berlangsung untuk
dapat memberikan sedikit kontibrusi pemikiran pada dunia pesantren.
11. LPM Edukasi Fakultas Tarbiyah dan kawan-kawan, baik di intra maupun
ekstra yang telah memberi penulis pengetahuan dan pengalaman khususnya
mengenai tata cara menulis yang efektif dan mampu menjadi teman diskusi
yang menyenangkan.
12. Dan kepada segenap pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi yang
tidak tersebut, terima kasih yang sebenar-benarnya semoga ini merupakan
langkah awal yang belum selesai karena harapan besar kalianlah yang akanmeneruskan langkah-langkah selajutnya.
Penelitian ini tidaklah pantas dikatakan sempurna dan tidak akan selesai
tanpa nama-nama dan pihak-pihak yang telah tersebut di atas. Sebagai bahan
perenungan kita bersama, ternyata masih banyak persoalan yang menyelimuti
sekaligus mengancam eksistensi dunia pesantren, bahkan sampai sekarang ini
belum ada solusi konkritnya. Terlalu sayang jika lembaga pendidikan Islam
pertama kali ini hilang ditelan masa dan akhirnya menjadi puing-puing sejarah.
Harapan besar semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi dunia pesantren.
Semoga ia mampu bertahan serta mempertahankan nilai dan tradisinya, meskipun
pada satu sisi ia menampilkan wajah kekiniannya dengan ikut andil di era
pembaharuan ini.
Akhirnya kepada Allah SWT, penulis berharap semoga tetap di beri
hidayah, rahmah, ‘afiyah dan istiqomah pada penelitian-penelitian berikutnya.
Amin.
Semarang, 09 Juni 2011
Penulis

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 11/215
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ............................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 8
D. Penegasan Istilah.................................................................... 9
E. Kajian Pustaka......................................................................... 12
F. Metode Penelitian.................................................................... 17
BAB II : PONDOK PESANTREN DAN PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN ISLAM ............................................................... 28
A. Pondok Pesantren...................................................................... 28
1. Pengertian dan Elemen – elemen Pokok Pesantren ............. 28
2. Pesantren dalam Lintasan Sejarah......................................... 34
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Pesantren....................... .. 38
4. Nilai dan Tradisi Pesatren..................................................... 42
B. Tipologi Pondok Pesantren....................................................... 44
C. Pembaharuan Pesantren............................................................. 49
1. Hakikat Pembaharuan............................................................ 49
2. Prinsip dan Aspek Pembaharuan Pesantren........................... 50
a. Sistem Pendidikan Pesantren............................................ 53
b. Kurikulum Pesantren........................................................ 55

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 12/215
viii
c. Pola Pembelajaran di Pesantren........................................ 56
d. Sistem Penyelenggaraan Pendidikan................................ 61
BAB III : PESANTREN DI KABUPATEN KUDUS.................................. 64
A. Gambaran Umum Kabupaten Kudus....................................... 64
B. Sekilas Tentang Pesantren Kudus............................................ 70
C. Tipologi Pesantren Kudus........................................................ 72
1. Sejarah dan Perkembangan Pesantren............................... 72
a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat...... 72
b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin............ 75
c) Pesantren Raudlatut Tholibin........................................ 76
2. Sistem Pendidikan Pesantren............................................. 79
a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat...... 79
b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin............ 86
c) Pesantren Raudlatut Tholibin........................................ 93
3. Kurikulum........................................................................ 97
a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat.... 97
b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin.......... 99
c) Pesantren Raudlatut Tholibin....................................... 102
4. Pola Pembelajaran............................................................. 104
a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat..... 104
b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin.......... 105
c) Pesantren Raudlatut Tholibin....................................... 106
5. Sistem Penyelenggaraan pendidikan................................. 106
a) Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat..... 106
b) Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin........... 107
c) Pesantren Raudlatut Tholibin....................................... 108
D. Fenomena Kudus Sebagai Sebagai Pesantren Terbuka........... 109
BAB IV : POTRET TIPOLOGI PONDOK PESANTREN DALAM
KONSTELASI PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM.... 112
A. Dinamika Pembaharuan Pesantren di Kudus.......................... 112

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 13/215
1. Sistem Pendidikan Sepanjang Waktu ( Full Day
Learning )......................................................................... 115
2. Komitmen Tafaqquh fi al-Din......................................... 119
3. Metodologi Transformatif............................................... 124
4. Pendidikan Berbasis Masyarakat (Community Based
Education)....................................................................... 126
B. Kontribusi dan Arah Pengembangan Pesantren Kudus.......... 129
C. Tipologi Pesantren Kudus dalam Upaya Melacak Format
Pesantren Ideal di Era Pembaharuan....................................... 133
1. Format Pesantren Ideal..................................................... 136
2. Tipologi Pesantren Masa Depan....................................... 139
BAB V : PENUTUP.................................................................................... 143
A. Kesimpulan.............................................................................. 143
B. Saran........................................................................................ 145
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 14/215
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Isu utama pesantren1
saat ini, sebagaimana pernyataan Abdul Djamil pada
dasawarsa terakhir nampak sedang memasuki babak baru di tengah-tengah
dinamika sosio-kultural masyarakat Indonesia. Fenomena menguatnya kembali
peran pesantren dalam membentuk kebudayaan bangsa Indonesia menurutnya
semakin signifikan.2
Babak baru tersebut setidaknya dapat dilacak melalui visi
pesantren yang di samping sebagai lembaga pengemban intelektual, juga
sebagai pembinaan moral masyarakat. Tidak heran pesantren memiliki posisinilai tawar tinggi karena berbagai macam pemikiran mencoba berdialektika
tarik ulur antara idealitas dan realitas dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Di zaman yang multikompleks ini tentunya pendidikan ideal menjadi
sebuah keniscayaan. Namun, tantangan globalisasi kini semakin tak
terkendalikan. Ketegangan antara aspek teoritis dan praktis atau subjektifitas
dan objektifitas pesantren pun muncul. Akibatnya pendidikan Islam dengan
paksa termarginalkan secara tragis ditengah kemelut krisis globalisme. Oleh
karenanya pembaharuan pesantren sebagai jendela pembaharuan pendidikan
Islam diharapkan mampu menjadi pendidkan alternatif bagi masyarakat.
Sejak awalnya, pesantren merupakan institusi keagamaan yang tidak bisa
lepas dari masyarakat. Secara normatif, lembaga ini berusaha meletakkan visi
dan kiprahnya dalam rangka transformasi sosial dalam bentuk pengabdian untuk
membentuk moral keagamaan dan dikembangkan pada rintisan-rintisan
1 Selain istilah “pesantren” (Jawa, Sunda, dan Madura), ditemukan juga istilah lain dengan
makna yang sama, yakni “dayah” atau “rangkang” (Aceh), dan “surau” (Minangkabau). Lihat Haidar
Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009), cet. I,
hlm. 14-15.
2 Abdul Djamil, “ Pesantren : Jati Diri dan Perannya dalam Kebudayaan”, dalam Prolog Profil
Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen Informasi, 2005), hlm. v.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 15/215
2
pengembangan yang lebih sistematis dan terpadu.3
Rintisan ini secara
substansial berikhtiar memenuhi kebutuhan riil masyarakat dalam
menyesuaikan era globalisasi, seperti pengembangan ekonomi, pelestarian
lingkungan, dan penggunaan teknologi alternatif. Upaya yang dilakukan
merupakan bentuk manifestasi pengabdian pada masyarakat oleh pesantren
yang meyakini bahwa seluruh kehidupan ini adalah sebagai ibadah.4
Lembaga ini konon disebut sebagai lembaga pendidikan Islam tertua,
bahkan sempat dikatakan sudah mapan di zaman para wali. Meskipun demikian,
produk pesantren uniknya mampu berkompetitif dalam merespons tantangan
zaman. Sebenarnya faktor apa yang mempengaruhi pesantren tetap berkembang
dinamis meskipun nilai-nilai pesantren secara bersamaan dipertaruhkan? Bisa jadi pesantren mulai menyadari bahwa penggiatan diri yang hanya berorientasi
pada wilayah keagamaan tidak lagi memadai. Maka sewajarnya pihak pesantren
lebih proaktif dengan memberikan ruang untuk pembenahan. Sehingga
pembaharuan pendidikan pesantren dengan senantiasa harus selalu apresiatif
sekaligus selektif dalam menyikapi dan merespons perkembangan yang ada.
Berdasar pembaharuan di atas, Sahal Mahfudz, sebagaimana dikutip oleh
M. Nadjib Hassan, sangat tegas menyatakan eksistensi5
pesantren dengan
berbagai perkembangan saat ini masih tetap tetap dipertahankan, meski
perubahan atau modernisasi pendidikan Islam diberbagai kawasan dunia
muslim terus dilancarkan. Bahkan pesantren sempat mengalami kejayaan dan
kokoh sejak era 1980-an dengan banyak menarik minat masyarakat dan
mendapatkan perhatian yang signifikan, khususnya di Jawa.6
Padahal tidak
3Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, (Yogjakarta : Pustaka Pesantren, 2006), cet. I. hlm.2-3
4Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 5.
5Menurut MA. Sahal Mahfudz, yang dimaksud eksistensi adalah meliputi kelembagaan,
kurikulum, dan tradisi-tradisi khas keilmuwannya. Oleh karena itu, meskipun disebut sebagai lembaga
pendidikan tradisional Islam, pesantren terdeteksi selalu memiliki pemikiran future Oriented.
6M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen
Informasi, 2005), hlm. 2.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 16/215
3
banyak lembaga pendidikan tradisional Islam seperti pesantren yang mampu
bertahan. Bahkan kebanyakan punah setelah tergusur oleh ekspansi sistem
pendidikan umum.
Namun, bukan berarti pembaharuan ini tanpa masalah. Fenomena
menunjukkan modernitas pesantren ternyata membawa berbagai persoalan yang
cukup ruwet baik ditinjau secara nilai7
maupun secara institutif. Institusi
pesantren modern contohnya memberikan peluang sepenuhnya kepada negara
untuk campur tangan sehingga dominasi negara dalam hal ini terasa cukup kuat.
Dampaknya orientasi pesantren bukan tertuju pada nilai melainkan pada capaian
yang bersifat formalistik. Akhirnya sebagian pendidikan pesantren
menunjukkan mulai mengarah pada orientasi ijazah semata.
8
Pesantren dan pembaharuan, jika dihadapkan dengan dinamika
perkembangan pendidikan Islam merupakan dua term yang saat ini sangat
menarik untuk dipelajari. Di samping pembaharuan merupakan kajian yang
sangat relevan bila dikaitkan dengan konteks keindonesiaan yang sedang
dihujani arus modernisasi, pendidikan pesantren saat ini tengah disinyalir
merupakan propotipe model pendidikan yang ideal bagi bangsa indonesia.9
Perlunya mengadakan pembaharuan karena pada akhir-akhir ini pesantren
dinilai tidak responsif terhadap perkembangan zaman, artinya sulit atau bahkan
tidak mau menerima perubahan. Pesantren tetap merasa kokoh dengan
mempertahankan pola pendidikannya yang tradisional (salafiyah).
Oleh karena itu, klaim di atas menjadikan pesantren sebagai institusi yang
cenderung ekslusif dan isolatif dari kehidupan sosial umumnya. Bahkan lebih
7Sumber tertinggi pesantren yang dari dulu hingga sekarang yang dikembangkan adalah nilai-
nilai luhur, seperti nilai keikhlasan, kesederhaaan, dan kemandirian. Ketiga nilai tersebut dirasa
semakin tereduksi dengan munculnya modernisme pesantren baru-baru ini.8
Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 5
9 Ainurrofiq, “ Pesantren dan Pembaruan : Arah dan Implikasi”, dalam Abuddin Nata (ed),
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta :
Penerbit PT Grasindo dan IAIN Syatif Hidayatullah Jakarta, 2001), hlm.150-151.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 17/215
4
sinis lagi ada yang beranggapan pendidikan pesantren tergantung selera kyai.
Masih banyak orang yang memandang sebelah mata terhadap pesantren.
Namun, menurut Ismail SM, justru dengan tradisionalitas pesantren tersebut,
tidak bisa dipungkiri, semakin survive di tengah masyarakat yang mampu
bertahan berabad-abad. Bahkan menurutnya pesantren dianggap sebagai
alternatif dalam glamouritas dan hegemoni modernisme yang pada saat
bersamaan mencatat tradisi sebagai masalah.10
Setelah melalui beberapa kurun waktu, pesantren tumbuh dan
berkembang secara subur dengan tetap menyandang ciri-ciri tradisionalnya.
Sebagai lembaga pendidikan indigenous, pesantren memiliki akar sosio-historis
yang cukup kuat sehingga membuatnya mampu menduduki posisi yang relatif sentral dalam dunia keilmuan masyarakatnya dan sekaligus bertahan di tengah
berbagai gelombang perubahan.
Jika diadakan pengamatan lebih lanjut, pembaharuan yang dilaksanakan di
pesantren memiliki karakteristik bila dibandingkan dengan pembaharuan
lainnya. Bahkan tidak salah jika dikatakan punya keunikan tersendiri, yakni
unik pada kealotan dan kuatnya proses tarik ulur antara sifat dasar pesantren
yang tradisional dengan potensi dasar modernisasi yang progesif dan berubah-
ubah. Sehingga ditinjau dari segi komponen pembentuknya, pesantren
mempunyai ragam jenis, mulai dari jenis pesantren besar yang mempunyai
program baik formal maupun non-formal, bahkan memiliki universitas, sampai
jenis pesantren pengajian kitab yang banyak memiliki pondok dan masjid
Pertumbuhan pesantren yang semula rural based institution, meminjam
istilahnya Azyumardi, menjadi juga lembaga pendidikan urban yang
bermunculan juga di Kabupaten-kabupaten besar. Bahkan tidak sedikit
10Ismail SM, “Signifikansi Peran Pesantren dalam Pengembangan Masyarakat Madani”,
dalam MA. Sahal Mahfudhz, et all , Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani,
(Yojakarta : Pustaka Pelajar, 2000), cet. I, hlm. 171.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 18/215
5
pesantren melakukan sumbangsih pembaharuan untuk masyarakat luas
sehingga lulusan pesantren tetap marketable.11
Di antara Kabupaten besar yang terdapat banyak pesantren adalah di
Kabupaten Kudus yang sampai sekarang dianggap sebagai “kota santri”.
Culture religius yang sudah terbentuk sedemikian apik tidak lepas dari jasa para
pendahulunya, yaitu Sunan Kudus dan Sunan Muria. Kedua sunan tersebut
mampu membentuk subkultur, Abdurrohman Wahid mengistilahkannya,
sehingga sampai sekarang ini lahir puluhan pesantren di Kabupaten tersebut.
Pada akhir tahun 2005 tercatat di Kudus terdapat 86 pesantren dari 9
kecamatan. Kesemuaan pesantren tersebut bisa dikatakan produktif dalam
melakukan perubahan-perubahan pada tubuh pesantrennya.Dari banyaknya pesantren yang tercatat di atas, tentu memiliki
karakteristik tersendiri jika dilihat dari visi, misi, dan orientasi keilmuwan
pesantren menjadi varian menarik untuk diteliti lebih mendalam. Fenomena
semakin digandrunginya pesantren di tengah kemelut bangsa ini tentu tidak
lepas dari spesifikasi pesantren. Oleh karena itu, spesifikasi pesantren menjadi
daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Terlebih jika penelitian ini dikaitkan dengan agenda pembaharuan
pendidikan Islam yang sedang di gadang-gadang oleh para pembaharunya. Oleh
karena itu, penelitian ini nantinya akan berikhtiar mengumpulkan semua
pesantren yang ada di Kabupaten Kudus kemudian dikategorisasikan menurut
karakternya masing-masing. Selanjutnya, ditipologikan menurut teori tipologi
pembaharuan pesantren yang digunakan dalam penelitian ini.
Meskipun demikian, dari banyaknya pondok pesantren tersebut dalam
bebagai aspek setidaknya dapat ditemukan kesamaan-kesamaan umum. Jika
ditelusuri lebih lanjut, maka akan ditemukan variabel-variabel struktural seperti
11Ahmad Muthohar, Ideologi Pendidikan Pesantren ; Pesantren di Tengah Arus Ideologi-
Ideologi Pendidikan , (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2007), cet. I, hlm . 5.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 19/215
6
bentuk kepemimpinan, orientasi pesantren, organisasi pengurus, susunan
rencana pelajaran (kurikulum), karakteristik keilmuwan, dan variabel-variabel
lain yang apabila dibandingkan dengan antara satu pesantren dengan pesantren
lainnya, dari satu daerah ke daerah lainnya, maka akan ditemukan tipologi
pondok pesantren. Di mana dalam penelitian ini diharapkan akan menemukan
kontribusi format pendidikan pesantren ideal sehingga dengan ini dapat
merumuskan bagaimana tipologi pesantren masa depan yang berpotensi
menjadi pilihan bagi masyarakat.
Fenomena pondok pesantren di Kudus menunjukkan muncul sejumlah
pesantren yang mempunyai keunikan tersendiri. Banyak juga pesantren yang
mempunyai pondokan (asrama), masjid yang besar dan disediakan berbagaiketrampilan di dalamnya, bahkan banyak juga yang mengembangkan sistem
modern. Merekapun juga tetap eksis menyelenggarakan pengajian kitab kuning.
Namun uniknya di Kudus juga muncul pesantren yang tidak mempunyai
pondokan, akan tetapi memiliki ratusan santri yang berjubel-jubel.
Hal di atas menunjukkan bahwa realitas tersebut menjadi fenomena
tersendiri bagi khasanah pesantren Kudus. Ini artinya, respon pesantren Kudus
tunjukkkan dengan berada ditengah-tengah antara menolak dan mengikuti pola-
pola terbaru. Demikian, jenis pesantren yang menerapkan pola semacam ini
dinamakan jenis pesantren berjargon al-muhafadzah ‘ala al-qadim al-shalih
wal-akhdzu bi al-jadid al-ashlah. Pesantren tersebut pada pola pembaharuannya
sangat selektif mengadaptasi pola-pola modern yang bisa mendukung
kelanggengan pendidikan pesantren yang sudah terbina sejak dulu.
Kudus mempunyai banyak khasanah intelektual keislaman. Banyak
peneliti menyebut Kabupaten ini kental akan dimensi sosial dan kaya akan
kebudayaan. Maka tidak heran, puluhan pondok pesantren yang berkembang
dan survive sampai saat ini. Baik dari pesantren tradisional, pesantren yang
sudah mampu menyelenggarakan pendidikan formal, maupun pesantren yang
hanya membuka asrama bagi santri yang bersekolah umum. Pembaharuan

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 20/215
7
pesantren di Kudus nampak menunjukkan perkembangan yang sporadis.
Namun, begitu juga tak mungkin dihindari perhelatan dan pertautan
pembaharuan pesantren satu ke pesantren lainnya. Apalagi masing-masing
pesantren pasti mempunyai lokalitas sendiri-sendiri.
Oleh karena itu, sangat penting jika pola dan corak pembaharuannya,
serta arah pendidikan tersebut dicermati lebih seksama dalam sebuah penelitian
yang tujuannya membingkai pola pembaharuan pesantren tersebut. Fenomena
kyai banyak santri tanpa pondok pesantren merupakan realitas variabel menarik
yang layak untuk diteliti. Terlebih diklasifikasikan tipologi masing-masing
dengan harapan agar dapat mempermudah cara pemahaman dalam
mengkajinya.Dengan mempertimbangkan uraian di atas beserta berbagai permasalahan
yang melatar belakanginya, maka penelitian yang studi pada pesantren-
pesantren di Kabupaten Kudus ini secara tegas dengan judul, “TIPOLOGI
PONDOK PESANTREN DALAM KONSTELASI PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN ISLAM (STUDI PADA PESANTREN-PESANTREN DI
KABUPATEN KUDUS)”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, secara eksplisit penelitian ini
bertujuan untuk menjawab,” bagaimana tipologi pondok pesantren dan
pembaharuan pendidikan Islam di Kabupaten Kudus?” dan secara implisit
rumusan tersebut mengandung pertanyaan-pertanyaan :
1. Bagaimana kondisi objektif pesantren-pesantren di Kabupaten Kudus?
2. Bagaimana eksistensi pembaharuan pendidikan Islam di Kabupaten
Kudus?
3. Bagaimana tipologi pondok pesantren dalam konstelasi pembaharuan
pendidikan Islam di Kabupaten Kudus?

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 21/215
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari
penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan tipologi dan karakter pondok pesantren di Kabupaten
Kudus sebagai pemberdayaan potensi pesantren dengan
menjadikannya sebagai model pendidikan Islam alternatif.
2. Menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan pondok pesantren
di Kudus serta dinamikanya di tengah arus pembaharuan pendidikan
Islam.
3. Menggambarkan bahwa tidak semua lembaga pendidikan tradisional
seperti pesantren tertinggal, bahkan dianggap tidak responsip terhadap perkembangan zaman di tengah-tengah deru modernisasi. Tetapi justru
menunjukkan eksistensinya yang dinamis, baik kelembagaan maupun
sistem pendidikannya.
4. Melihat secara kritis kondisi objektif pondok pesantren di Kudus
dalam menghadapi tantangan modernisasi sebagai kebutuhan dalam
proses pencarian tipe pendidikan ideal yang mampu menciptakan
generasi yang cerdas akal (otak), emosi, sosial dan spiritualnya
sehingga menjadi generasi yang unggul, berintregitas tinggi dan penuh
kemandirian.
5. Mencari format tipologi pendidikan ideal di kalangan pesantren yang
memang sistem pendidikan dan tradisi keilmuwannya benar-benar
dibutuhkan oleh masyarakat sebagai sarana untuk membangun jiwa-
jiwa kemandirian yang mempunyai mentalitas ikhlas limardlotillah.
6. Mengkategorisasikan pesantren-pesantren di Kabupaten Kudus dengan
berbagai variannya sesuai dengan tipologi, maupun dengan visi yang
dibawa dalam menegakkan tujuan pendidikan Islam sehingga dapat
mempermudah masyarakat untuk menilai keunggulan dan
kekurangannya.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 22/215
9
Dengan memperhatikan hasil penelitian ini secara menyeluruh, maka
diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan kontribusi pada khasanah keilmuan Islam dalam studi
pendidikan Islam, khususnya tentang sejarah dan perkembangan
lembaga pendidikan Islam tradisional, yaitu pesantren.
2. Memberikan kontribusi pemikiran kepada praktisi dan atau institusi-
institusi yang berkompeten terhadap dunia pendidikan, khususnya
pendidikan Islam.
3. Mempermudah masyarakat dalam usaha untuk memperoleh informasi
tentang tipe-tipe pesantren yang ada di Kabupaten Kudus sehingga
lahir amal kebaikan bagi peneliti sendiri terutama secara khusus, dansecara umumnya semua pihak yang telah membantu, baik dari
kalangan pesantren sendiri maupun sumber-sumber dari luar
pesantren.
D. Penegasan Istilah
1. Tipologi
Tipologi dapat diartikan sebagai ilmu watak golongan-golongan
menurut tipe, corak watak masing-masing. Jasa ilmu ini bisa dimanfaatkanuntuk melacak potensi-potensi pondok pesantren yang tengah bergelut
dengan perkembangan zaman. Terlebih jika pondok pesantren tersebut
dihadapkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
memaksa dengan sadar pihak pesantren untuk merubah dirinya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Terlebih dari geliat pesantren ini juga
merupakan fenomena tersendiri untuk dilakukan penelitian.
2. Pondok Pesantren
Menurut Sudjoko, sebagaimana di kutip oleh Ridlwan Nasir
menyatakan bahwa pondok pesantren berasal dari gabungan kata pondok
dan pesantren. Istilah pondok berasal dari kata funduk yang berarti rumah

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 23/215
10
penginapan atau asrama. Sedangkan pesantren secara etimologis asalnya pe-
santri-an yang mempunyai tempat santri. Santri atau murid yang belajar
agama pada seorang kyai atau syeikh di pondok.12
Namun dalam konteks
ke-Indonesia-an, pesantren di Indonesia khususnya di Jawa lebih mirip
dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu rumah sederhana
yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupaka asrama atau
pondok bagi santri.
Sementara menurut Mastuhu, sebagaimana di kutip oleh Fatah Syukur,
mengatakan secara definitif pesantren merupakan lembaga pendidikan
tradisional Islam untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-
ajaran agama Islam (tafaqquh fi al-din) dengan mementingkan moral agamaIslam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.
13Pada dasarnya,
pesantren merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional tempat
para santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah pengajaran kyai.
Asrama bagi santri inilah yang disebut pondok. Sehingga Zamachsjari
Dhofier mengatakan bisa dikatakan pesantren jika telah memenuhi elemen-
elemen dasar, diantaranya pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab
Islam klasik, dan kyai.14
3. Konstelasi
Konstelasi dapat diartikan sebagai gambaran, tatanan, atau keadaan
yang dibayangkan.15
Keadaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keadaan pembaharuan dalam pendidikan Islam. Artinya, dalam menghadapi
12Ridlwan Nasir, Mencari Format Tipologi Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di Tengah
Arus Perubahan, (Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2005), cet. I, hlm. 80.
13Fatah Syukur NC, Dinamika Madrasah dalam Masyarakat Industri”, (Semarang : Pusat
Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu KeIslaman dan Pesantren and Madrasah Development Centre,2004), cet. I, hlm. 26.
14Zamachsjari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta :
Penerbit LP3ES, 1982), hlm. 44.
15http://www.artikata.com/arti-336079-konstelasi di akses pada tanggal 18 Juni 2011

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 24/215
11
tantangan zaman, pesantren mau tidak mau harus menerima secara inklusif
berbagai perubahan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, kata
konstelasi bisa diartikan sebagai seluk beluk beluk suatu persoalan atau
kumpulan. 16 Meskipun demikian, penelitian ini condong pada arti kata
sebelumnya dengan alasan yang sudah dijelaskan.
4. Pembaharuan
Menurut Harun Nasution, sebagaimana dikutip oleh Yusran Asmuni,
pembaharuan identik dengan kata modernisasi yang lahir dari dunia Barat.
Di mana modern sendiri artinya terbaru, mutakhir, atau sikap dan cara
berpikir serta bertindak dengan tuntutan zaman. Sehingga modernisasi
merupakan sebuah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai wargamasyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan hidup masa kini. Harun
menambahkan, modern bukan hanya membaharui paham-paham, sikap atau
adat istiadat, melainkan lebih luas lagi mencakup pembaharuan institusi-
institusi yang dipandang lama untuk disesuaikan dengan pendapat-pendapat
dan keadaan-keadaan yang baru.17
Sedangkan menurut Dawam Raharjo, pembaharuan lebih identik
dengan kata reformation yang merupakan derivasi dari kata “reform” yang
mempunyai arti (seseorang, lembaga, prosedur, sistem atau tradisi).
Reformasi yang dikehendaki bisa terlaksana dengan adanya pembaharuan.18
Pengertian semacam ini senada dengan tawaran pembaharuan pesantren
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menegaskan bahwa pesantren bersifat
dinamis, terbuka dengan perubahan, dan mampu menjadi penggerak yang
diinginkan. Tawaran pembaharuan Gus Dur tersebut meliputi penyusunan
16Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya : Apollo, tth), hlm. 306
17 M. Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dunia Islam,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), cet. III, hlm. 1.
18Ainurrofiq, Pesantren dan Pembaruan, hlm. 152.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 25/215
12
kurikulum, peningkatan sarana, pembenahan manajemen kepemimpinan,
pengembangan watak mandiri, dan lain sebagainya.19
5. Pendidikan Islam
Menurut Ahmadi, pendidikan Islam adalah segala usaha untuk
memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya yang
ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai
dengan norma Islam.20
Pendidikan dewasa ini terlihat goyah terutama
karena orientasi yang semakin tidak jelas. Konsep dan praktek pendidikan
Islam dirasakan terlalu sempit, artinya terlalu menekankan pada kepentingan
akhirat, sedangkan ajaran Islam menekankan pada keseimbangan antara
kepentingan dunia dan akhirat.Perlu pemikiran kembali konsep pendidikan Islam yang betul-betul
didasarkan pada asumsi dasar tentang manusia yang akan diproses menuju
masyarakat madani. Apalagi lembaga-lembaga pendidikan Islam yang
dimiliki sekarang ini, belum atau kurang mampu memenuhi kebutuhan umat
Islam dalam menghadapi tantangan dunia modern dan tantangan masyarakat
dan bangsa Indonesia disegala bidang. Hal ini sesuai dengan pengertian
pendidikan Islam menurut hasil konferensi pertama tahun 1977 di Mekkah,
yang menyatakan bahwa istilah pendidikan Islam tidak lagi hanya berarti
pengajaran teologik atau pengajaran al-Qur’an, hadits dan fiqih, tetapi
memberi arti pendidikan di semua cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan
dari sudut pandang Islam.21
19
Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, (Yogjakarta : LKiS,2010), cet.III, hlm.vi.
20Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogjakarta :
Pustaka Pelajar, 2005), cet.I, hlm. 28-29.
21Achmadi, Ideologi Pendidikan, hlm. 29.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 26/215
13
E. Kajian Pustaka
Di antara alasan kenapa pesantren selalu menarik untuk diteliti yaitu :
Pertama, pesantren dinilai tetap eksis sejak ratusan tahun di Indonesia
meskipun tergerus oleh arus modernisme. Kedua, pesantren mempunyai
keunikan tersendiri dimana antara satu pesantren dengan pesantren yang lain
mempunyai kekhasan masing-masing serta sama-sama dapat mempertahankan
karakter khasnya. Ketiga, definisi tentang tradisional dan modern yang
ditujukan pada pesantren kurang komprehensf sehigga menarik untuk terus
diteliti. Keempat , perkembangan pesantren semakin kompleks dan
multidimensi.22
Alasan di atas menunjukkan bahwa penelitian yang dimaksud merupakan
tantangan tersendiri karena bahan kajiannya selalu berkembang dinamis
mengikuti deras laju kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, studi yang peneliti
lakukan ini tak lepas dari jasa-jasa peneliti terdahulu yang telah memberikan
berbagai informasi yang dibutuhkan. Berkaitan dengan fokus kajian penelitian
ini, maka berikut ini peneliti paparkan hasil studi tentang pesantren secara
umum dan pesantren Kudus secara khususnya sebagai acuan dalam penelitian
ini, antara lain : Zamachsjari Dhofier dalam disertasinya yang berjudul The Pesantren
Tradition : A Study the Role of the Kyai in Maintenance of the Traditional
Idiologi of Islam in Java (1980) yang telah di terbitkan oleh LP3ES pada tahun
1982 dengan judul Tradisi Pesantren : Sudi tentang Pandamgan Hidup Kyai.
Dalam bukunya tersebut, Dhofier sengaja melakukan penelitian tentang dua
pesantren, yakni pesantren Tegalsari di Kabupaten Semarang Jawa Tengah dan
pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur. Di mana kedua pesantren
tersebut memang berbeda sistem dan kelembagaannya. Sehingga dalam proses
22Ahmad Muthohar, Ideologi Pendidikan, hlm. 5.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 27/215
14
penelitiannya itu sedikit banyak ditemukan berbagai fenomena khususnya
strategi kyai dalam memelihara tradisi keilmuwan pesantrennya. Indikasi
adanya sebuah network , menurut Dhofier menyatakan penjagaan tradisi bisa
melalui transmisi pengetahuan yang bisa membentuk genealogi intelektual
maupun perkawinan yang endogamous.
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (1994) yang diterbitkan
oleh INIS di Jakarta. Dalam salah satu pemikirannya, Mastuhu berusaha ingin
menjelaskan fenomena dari banyaknya pesantren yang ada di Indonesia di lihat
dari tujuan pendidikannya. Antara satu pesantren dengan pesantren lainnya
terdapat perbedaan dalam tujuan, meskipun semangatnya sama, yakni untuk
meraih kebahagiaan dunia dan akhirat serta meningkatkan ibadah kepada AllahSWT. Dengan perbedaan ini, ia menilai terdapat keunikan masing-masing
pesantren dan sekaligus menjadi karakteristik kemandirian dan
independensinya. Dengan meneliti 6 pesantren, ia menggunakan pendekatan
sosiologis-antropologis dan fenomenologis dengan harapan dapat menembus
tabir rahasia nilai-nilai kehidupan pesantren sehingga dapat
mengembangkannya dalam sistem pendidikan nasional.
Fatah Syukur NC & Nishino Setsuo, dalam Bulletin of Academic Frontier
Project 2005 yang berjudul Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di
Kudus Jawa Tengah (2006). Penelitian bersama yang dilakukan untuk Asia
Reserch Center, Toyo University ini secara cerdas mampu memotret kondisi
pesantren-pesantren di Kudus yang dilengkapi dengan balutan realitas yang
sudah menjadi tradisi masyarakat pada waktu itu. Disebutkan pada penelitian
tersebut, tiga pesantren terbesar di Kudus, yakni Pondok Tahfidz Yanbu’ul-
Qur’an, Pondok Pesantren Darul Falah, dan Pondok Pesantren al-Muayyad
Kudus. Sebagai kesimpulanya, Fatah Syukur menguatkan fenomena bahwa
pesantren di Kudus beserta tradisinya merupakan bukti keunikan budaya dan
pendidikan di Kabupaten tersebut.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 28/215
15
Fatah Syukur NC, dalam tesisnya yang dibukukan dan berjudul Dinamika
Madrasah dalam Masyarakat Industri (2004). Meskipun orientasi buku ini
tidak menyinggung banyak tentang pesantren, namun secara eksplisit dapat
memberikan gambaran tentang kondisi masyarakat Kudus karena peneliti
menyadari bukan dari bagian masyarakat tersebut. Penelitian yang dilakukan
mengambil studi kasus di Madrasah Mu’allimin NU Kudus dan Madrasah TBS
Kudus. Kedua madrasah tersebut tidak jauh dari objek penelitian ini, oleh
karena itu bisa diperkirakan kondisi sosial kemasyarakatannya adalah tidak jauh
berbeda.
Tim peneliti CeRMIN (Central Riset dan Manajemen Informasi) dalam
hasil penelitiannya yang berjudul Profil Pesantren Kudus yang diterbitkan padatahun 2005. Dalam hasil penelitiannya tersebut menemukan banyak informasi
yang menyangkut tentang berbagai macam profil dari pesantren yang ada di
Kabupaten Kudus, baik mengenai karakteristik dan tradisi keilmuwannya.
Diantara karakteriknya adalah fenomena pesantren Kudus sebagai pesantren
terbuka. Namun, dalam penjelasan buku tersebut peneliti belum menemukan
bagaimana geliat pesantren-pesantren tersebut dalam menghadapi modernisasi
atau pembaharuan dalam pendidikan Islam. Pendekatan yang digunakan pun
mash menggunakan deskriptif. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan
diupayakan untuk mengkaji upaya pembaharuan yang dilakukan pesantren
Kudus dengan menggunakan pendekatan hermeneutika sosial.
Abdurrahman Mas’ud, et.all, dalam buku berjudul Dinamika Pesantren
dan Madrasah (2002). Buku yang berisi kumpulan artikel dan makalah oleh
para peneliti dan Dosen IAIN Walisongo ini bagi peneliti bisa dijadikan
konstruksi dasar pemikiran pondok pesantren yang berkembang di kalangan
IAIN. Meskipun pada buku tersebut metodologi penulisannya berbeda-beda
antara satu penulis dengan penulis lain, namun setidaknya teori-teori yang
digunakan dapat peneliti manfaatkan untuk memperkuat argumen penelitian
yang akan dilakukan ini.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 29/215
16
Ahmad Muthohar, A.R. dalam skripsinya yang berjudul “ Ideologi
Pendidikan Pesantren ; Studi Analisis Pemikiran Mastuhu Tentang Sistem
Pendidikan Pesantren” (2002). Penemuan Muthohar ini berakhir pada
kesimpulan bahwa pesantren tidak memiliki sifat general dalam bingkai
ideologi karena setiap unsur yang ada kecenderungan yang heterogen. Muthohar
mengatakan secara tegas tidak semuanya pesantren itu berideologi tradisional-
konservatif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muthohar cukup membuat
geli para akademisi IAIN terutama tim peneliti puslit IAIN bahkan sampai
penelitian tersebut mendapatkan award. Hingga akhirnya diterbitkan menjadi
buku dengan ada sedikit perubahan teks menjadi “ Ideologi Pendidikan
Pesantren ; Pesantren di Tengah Arus Ideologi-ideologi Pendidikan.”Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, yang diterbitkan oleh pustaka
pesantren tahun 2006 seolah-olah memberikan jalan terang bagaimana
seharusnya penelitian ini secara metodologis dilakukan. Meskipun Abd A’la
hanya melakukan reflektif dalam penyajian datanya, namun hasil yang
diperoleh cukup menakjubkan. Dengan metode pendekatan hermeneutika, Abd
A’la berusaha menafsirkan teks-teks kehidupan pesantren dan
perkembangannya sampai sekarang ini. Kajian hermeneutik pesantren Abd A’la
ini berhasil menemukan titik temu bahwa sebuah pesantren bukanlah museum
purba, temat benda-benda unik dan kuno disimpan dan dilestarikan. Ia juga
bukan penjara, di mana setiap tindakan dan pikiran dikontrol serta dikendalikan
habis-habisan. Pesantren adalah sebentuk ruang “laboratorium”, di mana setiap
pemikiran dikaji dan diuji ulang.
Ahmad Zamharir (3100161), skripsi jurusan PAI (2005) Fakultas
Tarbiyah dengan judul “ Peranan Pesantren dalam Pemberdayaan Masyarakat
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten
Magelang Jawa Tengah)”. Penelitian ini menemukan efektivitas pesantren
dalam proses pemberdayaan masyarakat. Tranformasi nilai yang dilakukan
pesantren menurut penelitian tersebut terbilang cukup efektif dalam upaya

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 30/215
17
mendukung terwujudnya masyarakat madani. Peran nilai efektivitas yang
dimaksud adalah peranan instrumental dan fasilitator, peran mobilisasi, peran
sumber daya manusia, peran sebagai agent of development , dan peran sebagai
center of exelence.
Amin Mu’allim (3102214), skripsi jurusan PAI (2006) dengan judul
“Transformasi Sistem Pendidikan Pesantren (Tinjauan Historis Terhadap
Pondok Pesantren Al-Hikmah Brebes)”. Dari penelitian yang dilakukan oleh
Amin Mu’allim ini hanya menyoroti transformasi dari sudut pandang historis.
Penemuannya pun masih sekitar upaya pesantren tersebut dalam
mengembangkan sistem pendidikan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dari hasil eksplorasi peneliti terhadap berbagai sumber dan bahan pustakatidak atau belum menjumpai pembahasan yang spesifik sama sekali dengan
permasalahan yang akan di sajikan dalam penelitian ini, yaitu dengan analisis
hermeneutika sosial peneliti akan berusaha mengkaji tipologi pondok pesantren
yang tidak kecil peranannya dalam ikut serta mencerdaskan masyarakat serta
menjadikannya sebagai sebuah alternatif sistem pendidikan Islam yang dapat
terwujudnya generasi unggul.
F. Metode Pembahasan
Dari banyaknya pondok pesantren yang ada di Kabupaten Kudus dengan
sendirinya menuntut penelitian ini dilakukan secara intens (meskipun dalam
analisis peneliti mengambil representasinya saja). Dalam konteks khusus,
penelitian ini secara metodologis berupaya untuk membangun pandangan
subyek yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik
dan rumit. Oleh karena itu, jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitaif
yang dalam tatanan kerjanya bertugas untuk menyajikan dunia sosial dan
perspektifnya, konsep, perilaku, dan persepsi subyek yang diteliti.23
Sehingga
23Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi), (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2007), cet. XXIV. hlm. 6.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 31/215
18
penelitian ini butuh kecermatan dan keakuratan untuk memahami fenomena
dibalik teks-teks sosial yang dialami dan dilakukan oleh subyek penelitian.
Menurut Lofland dan Lofland, sebagaimana di kutip oleh Moeloeng,
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.24
Oleh
karenanya, peneliti akan tertuntut untuk untuk mendiskripsikan fenomena atas
subyek yang diteliti. Di antara deskripsi tersebut seperti dinamika pesantren,
tantangan pembaharuan dengan respon yang ditunjukkan, orientasi pesantren,
dan karakteristik pesantren.
Selanjutnya, peneliti akan mengkategorisasi data tersebut dengan
bersandar pada tipe-tipe pesantren yang dipolakan oleh Depag (sekarangKemenag). Mengingat waktu yang disediakan dalam penelitian ini tidak lama,
maka hanya diambil tiga pondok pesantren yang menjadi representasi dari
masing-masing tipologi. Ketiga pondok pesantren tersebut adalah pesantren
Yanbu’ul Qur’an Pusat di Kajeksan kecamatan Kota, pesantren Yanbu’ul
Qur’an Ma’had Al-Ulumisysyar’iyyah (MUSYQ) di Kwanaran kecamatan
Kota, dan pesantren Roudlatut Tholibin di Kerjasan kecamatan Kota.
Paradigma manusia sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif,
nampaknya menuntut penelitian ini membutuhkan pendekatan fenomenologi
untuk fokus melacak pengalaman-pengalaman subjektif. Fenomenologi
berusaha menyelidiki pengalaman kesadaran, yang berkaitan dengan pertanyaan
seperti : bagaimana pembagian antara subjek (ego) dengan objek (dunia)
muncul dan bagaimana sesuatu hal di dunia ini diklasifikasikan.25
Di samping
itu, pendekatan ini juga menekankan bahwa objek ilmu bukan hanya terletak
pada pengalaman empiris, melainkan mencakup fenomena dibalik persepsi,
pemikiran, kemauan maupun keyakinan subjek tentang suatu yang transenden.
24
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 157.
25Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitia, hlm. 15.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 32/215
19
Salah satu yang digunakan dalam mendekati pengalaman kesadaran
adalah dengan kesadaran sejarah. Batas-batas kesejarahan ini, menurut Amin
Abdullah teori-teori, paradigma, ekspresi intelektual dan refleksi filosofis
subjek secara konsisten berkaitan dengan kepentingan, asumsi, dan konteks.26
Oleh karena itu, harus ada kesadaran sejarah dalam menjelaskan makna teks
sosial dan membuatnya rasional. Selanjutnya bukan hanya kesadaran sejarah,
kesadaran praktis pun juga dibutuhkan dalam menafsirkan makna teks.
Kesadaran praktis digunakan secara teoritis sebagai dasar pijakan untuk
melakukan tindakan praktis.27
Tindakan praktis yang dimaksud dalam penelitian
adalah untuk mengungkap pentingnya pembaharuan pendidikan Islam.
Sedangkan untuk mencari kontribusi pesantren, maka dibutuhkan nilai-nilai tradisi yang menyejarah dan berkembang sampai sekarang ini. Kajian
fenomenologi bisa membantu dalam menyikap nilai tradisi pesantren tersebut.
Nilai-nilai tradisi tidak terletak pada subjek melainkan pada elaborasi terus
menerus untuk menafsirkan realita dan mentransformasikan fakta-fakta menjadi
nilai-nilai.
Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji pesantren-pesantren di Kabupaten
Kudus (86 pesantren) kemudian memilih tiga pesantren sebagai representasi
dari masing-masing tipologi, maka analisisnya mau tidak mau digunakan
constant comparative method (metode perbandingan tetap).28
metode ini sesuai
dengan cara kerjanya secara tetap membandingkan satu pesantren dengan
pesantren lainnya dan membandingkan satu tipologi satu dengan tipologi
lainnya.
26
Amin Abdullah, Islamice Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-Interkonektif ,(Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2006), cet. I, hlm. 60.
27Husain Heriyanto, “Tinjauan Hermeneutika : Cara Pandang Ilmuwan Barat dan Muslim”,
Jurnal Universitas Paramadina, (vol. 2 No. 2, Januari / 2003), hlm. 2.
28Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 288.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 33/215
20
Jadi, dengan berdasar pada teori-teori yang ada, maka untuk mendukung
validitas data yang peneliti kumpulkan, maka di bawah ini akan dijelaskan
metode penelitiannya.
1. Metode Pengumpulan Data
Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tipologi pesantren yang
ada di Kabupaten Kudus, peneliti dalam proses pengumpulan datanya
merasa perlu merangkul semua pihak yang berkaitan dengan objek
penelitian ini, pondok pesantren dengan berbagai variannya, kyai yang
dalam hal ini sebagai pengasuh beserta perangkatnya, dan dokumen-
dokumen penting yang berhubungan dengan pondok pesantren. Oleh karena
itu, metode pengumpulan data yang peneliti terapkan antara lain :a. Metode observasi
Maksud dari metode observasi ini adalah untuk mengetahui
bentuk pembaharuan yang dilakukan pesantren melalui observasi
secara langsung. Bentuk observasi yang dilakukan dengan cara
partisipasi pasif karena peneliti menyadari bukan termasuk
komunitas dari masyarakat Kudus. Oleh karena itu, peneliti
termasuk jenis peneliti pemeranserta sebagai pengamat. Artinya,
perananan peneliti tidak sepenuhnya sebagai pengamat tetapi
melakukan fungsi pengamatan. Peneliti menjadi anggota pura-pura,
jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya.29
Meskipun demikian,
tidak mengurangi semangat peneliti untuk mengkaji lebih dalam
mengenai tujuan dari penelitian ini.
Secara umum, observasi yang dilakukan peneliti adalah
observasi deskripsi yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
umum tentang varian pondok pesantren di Kudus yang meliputi
sejarah berdiri, visi dan misi pesantren, dan aspek pengembangan
29Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 177.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 34/215
21
pendidikan pesantren. Bukan hanya itu, peneliti juga akan
melakukan observasi mengenai pelaksanaan kurikulum, metode
pembelajaran, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk mengetahui
karakteristik masing-masing pesantren.
Sehubungan dengan peristiwa yang diobservasi, peneliti
menggunakan strategi mengarahkan perhatian dengan fokus pada
kepekaan perasaan. Menurut Patton (1980), konsep demikian
dinamakan dengan sentizising consepts (konsep yang dirasakan).
sentizising consepts berjasa menjadi kerangka dasar untuk menarik
yang penting dari suatu peristiwa, kegiatan, atau perilaku tertentu.30
b. Metode interviewInterview (wawancara) adalah percakapan dengan maksud
tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu interviuwer
(pewawancara) sebagai pengaju pertanyaan dan interviewee
(terwawancara) sebagai pemberi jawaban. Tujuan dari metode
interview ini adalah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,
organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain
sebagainya.31
Dalam penelitian ini interview dilakukan agar mendapatkan
data dari sumbernya secara langsung untuk kepentingan validitas
data. Interview peneliti lakukan kepada para pengasuh pondok
pesantren, terhadap para pengurus pondok pesantren yang peneliti
rasa kapabel dan kompeten, maupun terhadap masyarakat sekitar
sebagai penunjang data yang peneliti ketahui sebelumnya.
Interview yang dilakukan dengan menggunakan teknik secara
terstruktur maupun tak terstruktur. Secara terstruktur dimaksudkan
30Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian., hlm. 178-179.
31Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian., hlm. 186.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 35/215
22
untuk mengetahui persamaan antar masing-masing pondok
pesantren. Dengan begitu, peneliti dapat menemukan keunggulan
satu pesantren dibanding pesantren yang lain, dan kelemahan satu
pesantren dibanding pesantren yang lain. Sehingga jika data sudah
terkumpul semua, peneliti dapat melakukan kategorisasi menurut
tipologi masing-masing pesantren. Terstruktur artinya peneliti
menegaskan berbagai pertanyaan dan berusaha memunculkan
masalah sendiri yang akan diajukan. Bukan hanya demikian,
interview tak terstruktur pun juga peneliti lakukan untuk
mengetahui data-data tunggal yang sebelumnya peneliti belum
mendapatkannya.c. Metode dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
dokumen-dokumen penting tentang pondok pesantren yang
bersangkutan, baik mengenai jumlah santri, profil pesantren, bentuk
kegiatan, struktur kepengurusan pondok pesantren, staf pengajar,
tradisi keilmuwan yang dipelajari, dan lain sebagainya.
Pengumpulan dokumen penting ini tidak semata-mata
mengumpulkan semua data yang peneliti peroleh, namun dalam
tahap ini dilakukan seleksi data agar akurasi data bisa
dipertanggung jawabkan secara legal-formal.
Maka, dokumen yang dimaksud mencakup dokumen pribadi
dan dokumen resmi. Dokumen pribadi digunakan untuk melacak
catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan,
pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuannya itu untuk memperoleh
kejadian nyata tentang situasi soaial dan arti berbagai faktor di
sekitar subjek penelitian. Sedangkan dokumen resmi digunakan
untuk melacak berbagai macam bentuk instruksi, aturan lembaga
yang terkait, pengumuman, keputusan pemimpin (kyai, kepala

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 36/215
23
madrasah), majalah, buletin, dan berbagai macam dokumen lainnya.
Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk tentang gaya
kepemimpinan dan menelaah konteks sosial.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif ini merupakan rangkaian
proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja. Secara umum, proses analisis ini dijalankan sesuai dengan
prosedur sebagai berikut :
1) Mencatat hasil yang diperoleh dari lapangan kemudian diberi kode
supaya sumber data tetap bisa ditelusuri,2) Mengkategorisasikan : Mengumpulkan, memilah-milah, dan
klasifikasi data,
3) Mensintesiskan : Membuat ikhtisar (ringkasan), dan membuat
indeksnya,
4) Melakukan pemikiran dengan jalan membuat kategori data itu
mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-
hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.32
Sehingga berbagai data yang diperoleh dari lapangan, baik dari
observasi, interview, dan dokumentasi selanjutnya teknik analisis datanya
dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif yang berjenis analisis
deskriptif-hermeneutis. Inti dari analisis jenis ini adalah terletak pada tiga
proses yang berkaitan, yaitu :
1) Mendeskripsikan fenomena,
2) Mengklasifikasikannya,
3) Melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan
yang lainnya berkaitan.33
32
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 248.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 37/215
24
Namun, penelitian ini bukan hanya mendeskripsikan data, melainkan
dilengkapi dengan analisis kritis hermeneutis sosial. Analisis hermeneutis
ini diterapkan sebagai alat untuk menafsirkan proses dialektika pemahaman
dan reinterpretasi34 terus menerus untuk menyingkap tabir makna-makna
teks sosial.35
Setelah mendapatkan deskripsi utuh sesuai dengan cara kerja analisis
di atas, maka analisis selanjutnya adalah analisis tipologi pesantren. Dalam
analisis tipologi ini disertai dengan melakukan representasi karena
mengingat waktu penelitian relatif singkat. Analisis ini bertugas melacak
sistem pendidikan yang diterapkan oleh pesantren, bagaimana kurikulum
yang digunakan, bagaimana juga pola pembelajarannya dan penyelenggaraan pendidikannya. Tujuan dari analisis tipologi yang
dimaksud adalah memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis,
menjelaskan pola atau tipologi, dan mencari hubungan di antara dimensi-
dimensi uraian.
Oleh karena itu, langkah-langkah yang akan ditempuh secara sistematis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Mendeskripsikan hasil data
Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah menelaah
secara deskriptif seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, baik dari interview, observasi, maupun dokumentasi.
Tahap 2 : Mereduksi data
Reduksi data merupakan salah satu bentuk upata untuk
mengidentifikasi data meskipun data yang terkecil namun
33
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian, hlm. 289.34
Upaya menafsirkan ulang dengan merancang kerangka berpikir baru dengan tujuan untuk
memperjelas pengertian tersembunyi di balik teks-teks sosial menjadi sebuah makna yang jelas.
35Sindung Tjahyadi, “Teori Kritik Jurgen Habermas : Asumsi-asumsi Dasar Menuju
Metodologi Kritik Sosial”, Jurnal Fisafat,( vol.XXXIV, No. 34 No.2, Agustus/ 2003), hlm. 2.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 38/215
25
jika dikaitkan dengan fokus penelitian akan menjadi data
yang berguna. Reduksi data di sini akan dilakukan dengan
cara melakukan abstraksi, yakni usaha membuat rangkuman
yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu
dipertahankan.
Tahap 3 : Mengklasifikasikan
Klasifikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
peneliti melakukan pengelompokan data menurut pola
pesantren masng-masing setelah melalui proses pereduksian
data. Pengelompokan data ini mengenai berdasarkan visi dan
orientasi keilmuwan pesantren. pengklasifikasian pesantrenini akan dilakukan tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Kudus.
Tahap 4 : Mengkategorisasikan
Kategorisasi merupakan upaya memilah-milah data
setiap kelompok ke dalam bagian-bagian yang memiliki
kesamaan. Setiap kategori pada nantinya akan diberi nama
(label).
Tahap 5 : Mensintesiskan
Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu
kategori dengan kategori lainnya. Upaya ini berdasar pada
teori-teori yang sudah ditetapkan pada penelitian ini
kemudian disintesiskan dengan realitas yang ada di
masyarakat. Hasil dari sintesa ini menjadi prasyarat untuk
bisa menetapkan tipologi pesantren yang hendak diteliti lebih
rinci.
Tahap 6 : Memberikan tipologi
Tipologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pemberian pola pesantren beserta arah pengembangan yang
dilakukan menurut sistem pendidikan pesantren tersebut.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 39/215
26
Akan dijelaskan dalam dalam tipologi ini sistem pendidikan,
kurikulum, pola pembelajaran, dan sistem penyelenggaraan
pendidikannya.
Tahap 7 : Merepresentasikan
Peneliti akan melakukan representasi tipologi pesantren
mengingat banyaknya pesantren yang akan diteliti. Karena
jumlah tipologi yang sudah ditetapkan berjumlah tiga
tipologi berdasar kategorisasinya masing-masing, maka
representasinya pun tiga pondok pesantren. Peneliti
mengharapkan dipilihnya satu pesantren sebagai representasi
satuannya dapat mewakili tipologi yang lainnya.Tahap 8 : Interpretasi data
Peneliti dalam menganalisis tidak serta memakai cara
pandang peneliti sendiri, melainkan meggunakan bantuan
hermeneutik agar hasil dari penelitian ini sesuai dengan
realitas masyarakat yang ada. Peneliti melakukan penafsiran
sekaligus melakukan kritik yang terjadi.
Namun secara sederhana langkah-langkah di atas dapat dirinci sesuai
dengan analisisnya masing-masing sesuai dengan teknik kerjanya. Rincian
tersebut sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif
Secara umum pada analisis ini yang termasuk adalah tahap
deskripsi data.
2. Analisis proses
Pada analisis ini, garapan peneliti mencakup tahap mereduksi
data, mengklasifikasikan, dan mengkategorisasikan.
3. Analisis hermeneutik
Pada analisis ini, peneliti membagi membagi empat tahapan,
yakni tahap mensintesiskan data, memberikan tipologi,

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 40/215
27
merepresentasikan, dan menafsirkan data melalui prosedur gerak
lingkar hermeneutis.
Dengan langkah-langkah dan analisis di atas peneliti berharap dapat
menggambarkan konstelasi pembaharuan pendidikan Islam menurut
kategorisasi yang sudah ditetapkan. Kategorisasi yang pada akhirnya dengan
hermeneutika sosial ini peneliti dapat merumuskan kontribusi tipologi
pesantren di Kudus terhadap masyarakat. Di samping itu juga dalam analisis
akan diurai bagaimana format pesantren ideal dan tipologi pesantren yang
mampu dijadikan sebagai pendidikan alternatif pesantren.
___________________

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 41/215
28
BAB II
PONDOK PESANTREN DAN
PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM
Kajian pesantren dan pembaharuan menarik untuk diteliti. Seiring dengan
pesatnya perkembangan zaman, kini pesantren memunculkan wajah baru. Fungsi
pesantren bukan lagi hanya lembaga keagamaan, melainkan juga sebagai lembaga
pemberdayaan masyarakat. Kajian semacam ini jika dilanjutkan akan ditemukan tipe-
tipe pesantren sesuai dengan pengembangan sebagai ciri khasnya. Oleh karena itu,
pada pembahasan ini dimaksudkan untuk mendasari penelitian dengan memaparkan
teori tipologi pesantren dan aspek-aspek pembaharuan pesantren, diantaranyameliputi sistem pendidikan, kurikulum, pola pembelajaran dan sistem
penyelenggaraan pendidikan.
A. Pondok Pesantren
1. Pengertian dan Elemen-elemen Pokok Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Zamachsjari Dhofier mendefinisikan pondok berasal dari bahasa Arab
“ funduq” yang berarti hotel atau asrama.1
Dengan maksud yang sama, Haidar Putra Daulay mengartikan sebagai hotel, tempat bermalam.
2Baik Dhofier
maupun Haidar menyengaja menggunakan kata hotel karena pondok bagi
santri merupakan tempat tinggal sewaktu tholabul ‘ilmi. Sebuah pesantren
idealnya memiliki tempat tinggal sebagai ajang komunikasi antara santri dan
kyai.
1 Zamachsjari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta :
Penerbit LP3ES, 1982), hlm.18
2 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,
(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007), cet. II, 62.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 42/215
29
Sedangkan pesantren, Dhofier mengatakan berasal dari kata santri yang
diawali dengan awalan pe dan akhiran an yang berarti sebagai tempat tinggal
para santri.3
Sementara Manfred Ziemek, sebagaimana di kutip oleh Haidar
Putra Daulay menguatkan dengan menyatakan secara etimologi pesantren
adalah pesantrian yang berarti tempat santri.4
Begitu juga Abdurrahman
Wahid, yang di kutip oleh Isma’il SM secara teknis pesantren dinyatakan
sebagai, “a place where santri (student) live”.5
Hampir ada kesepakatan mengenai terminologi pesantren ini jika istilah
pesantren digunakan setelah datangnya Islam. Namun, jika memandang kata
tersebut sebelum datangnya Islam, maka Prof. Johns berpendapat santri
berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji.
6
Begitu juga C.C Bergmenyatakan kata santri berasal dari istilah shastri yang merupakan bahasa
India yang berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang
sarjana ahli kitab suci agama Hindu.7
Sehingga pondok pesantren berdasar pada pendapat-pendapat di atas bisa
diartikan sebagai tempat tinggal sementara para santri yang jauh dari asalnya.
Ahmad Syafi’i Noer menguatkan tempat tinggal tersebut merupakan tempat di
mana kyai dan santri dapat melakukan pengajian sesuai jadwal yang sudah
ditetapkan oleh kyai.8 pondok santri biasanya tidak jauh dengan ndalem
kyainya. Hal ini bertujuan untuk lebih mempermudah mengontrol kehidupan
3 Zamachsjari Dhofier ,Studi Pandangan, hlm. 18.
4 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 61.
5 Isma’il SM, “ Pengembangan Pesantren Tradisional (Sebuah Hipotesis Mengantisipasi
Perubahan Sosial )”, dalam Abdurrahman Mas’ud, Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Semarang :
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2002), cet.I, hlm. 50.
6
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 61.7 Zamachsjari Dhofier ,Studi Pandangan, hlm. 19.
8 Ahmad Syafi’i Noer, “ Pesantren : Asal-usul dan Pertumbuhan Kelembagaan”, dalam
Abuddin Nata (ed), Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta : Penerbit PT Grasindo dan IAIN Syatif Hidayatullah Jakarta, 2001), hlm. 90.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 43/215
30
sehari-hari para santri terutama mengenai pendidikan moral. Sehingga titik
sentral kyai ini jika dianalisis lebih lanjut masih sepaham dengan pendapat
Dawam Raharjo yang mengartikan secara institusi pesantren bukanlah sekolah
atau madrasah, meskipun dalam lingkungan pesantren sekarang ini banyak
didirikan unit-unit pendidikan klasikal dan kursus-kursus.9
Ketradisionalan pesantren yang bukan sekolah ataupun madrasah ini
menjadikannya sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik
tersendiri. Untuk mengenai pendapat mengenai asal usul dan latar belakang
berdirinya, ada beberapa pendapat yang mengatakan : Pertama, transformasi
sistem pesantren yang diadakan oleh orang-orang Hindu di Nusantara. Hal ini
didasarkan pada fakta bahwa jauh sebelum datangnya Islam di Indonesia,lembaga pesantren sudah ada di negeri ini.
Kedua, pendapat yang menyebutkan bahwa pondok pesantren berakar
pada tradisi Islam sendiri yaitu tradisi tarekat. Pesantren mempunyai kaitan
yang erat dengan tempat pendidikan yang khas bagi kaum sufi. Pendapat ini
berdasarkan fakta bahwa penyiaran Islam di Indonesia pada awalnya lebih
banyak dikenal dalam bentuk kegiatan tarekat. Hal ini ditandai oleh
terbentuknya kelompok-kelompok organisasi tarekat yang melaksanakan
amalan-amalan dzikir dan wirid-wirid tertentu yang dipimpin oleh seorang
kyai.
Oleh sebab itu, tujuan umum terbentuknya pondok pesantren adalah
membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam
yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi mubaligh Islam dalam
masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya mencetak ulama-ulama yang
menguasai ilmu-ilmu agama. Sedangkan tujuan khususnya adalah
mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu agama yang
9 M. Dawam Raharjo, “ Dunia Pesantren dalam Peta Pembaharuan”, dalam M. Dawam
Raharjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta : LP3ES, 1988), cet. IV, hlm. 25.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 44/215
31
diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam
masyarakat, dan mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat agama.10
b. Elemen-elemen Pokok Pesantren
Menurut Zamachsjari Dhofier, elemen atau unsur-unsur sebuah
pondok pesantren ada 5 (lima), yaitu :
1) Pondok
Menurut bahasa pengertian pondok sudah dijelaskan di atas. Pada
pembahasan ini akan dijelaskan alasan pentingnya didirikan sebuah
pondok bagi sebuah pesantren. Di antara alasan tersebut adalah :
Pertama, banyaknya santri-santri yang berdatangan dari daerah
yang jauh untuk tholabul ‘ilmi pada seorang kyai yang sudahtermashur keahliannya. Mereka membutuhkan tempat untuk menginap
supaya memudahkan untuk menerimana pelajaran dari kyai kapan saja.
Kedua, kebanyakan pesantren itu terletak di desa-desa sehingga
para santri yang ingin nyantri di pondok pesantren tersebut belum ada
tempat perumahan bagi mereka. Meskipun pada sebagian pesantren
ada santri yang dititipkan pada rumah-rumah warga yang berdekatan
dengan pesantren.
Ketiga, diharapkan munculnya feedback antara kyai dan santri, di
mana santri dianggap oleh kyai sebagai anak sendiri. Begitu juga
sebaliknya para santri menganggap kyai sebagai orang tuanya sendiri.
2) Masjid
Masjid menurut lughah dapat diartikan sebagai tempat bersujud.
Di dalam masjid ini di samping berfungsi sebagai tempat untuk
beribadah, masjid juga bisa dialihfungsikan sebagai tempat
pelaksanaan pendidikan dan lain sebagainya. Di zaman Rasulullah pun
10 A. Rafiq Zainul Mun’in, “ Peran Pesantren dalam Education For All di Era Globalisasi”,
Jurnal Pendidikan Islam, (vol. I, No.01, Juni/ 2009), hlm. 10.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 45/215
32
masjid dijadikan sebagai tempat untuk mendiskusikan masalah-
masalah kemasyarakatan.
Penempatan masjid sebagai pusat pendidikan ini mencerminkan
tradisi pesantren yang selama ini dipegang teguh oleh para kyai-kyai
pemimpin pesantren. Bahkan sekarang banyak juga masjid-masjid
yang ada di masyarakat yang dijadikan sebagai tempat pembelajaran
al-Qur’an atau lebih di kenal dengan Taman Pendidikan al-Qur’an
(TPQ) dan lain sebagainya.
3) Santri
Menurut Haidar Daulay, santri dapat dikategorikan menjadi 2
(dua) kelompok, yaitu :a) Santri mukim, yakni para santri yang berdatangan dari luar
daerah yang jauh sehingga tidak memungkinkan untuk pulang
ke rumahnya, maka akhirnya dia mondok
(menetap/menempat/mukim) di pesantren. Oleh karena menjadi
santri mukim, maka ia harus mengikuti tata tertib yang berlaku
di pesantren.
b) Santri kalong, yakni para santri yang berasal dari daerah sekitar
yang sangat memungkinkan mereka pulang ke daerah masing-
masing. Santri kalong ini datang ke pondok hanya untuk
mengikuti pelajarannya saja, habis itu ia pulang ke rumahnya
sendiri dan tidak mengikuti aktifitas yang lainnya.11
4) Pengajaran Kitab-kitab Islam klasik
Kitab klasik dalam pesantren yang dimaksud adalah kitab kuning.
Bukan berarti warna kitab ini kuning, melainkan yang dimaksud
adalah kitab yang ditulis oleh para ulala salaf abad pertengahan yang
berisikan huruf arab” gundul” atau tanpa harokat yang harus diabsahi
11 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 64

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 46/215
33
menggunakan huruf arab “pegon”. Hanya santri-santri yang sudah
mahir saja yang mampu melakukan ini ini dengan benar sesuai
tuntunan. Oleh karena itu kemahiran santri tersebut harus mempelajari
secara mendalam ilmu-ilmu alatnya, yakni ilmu nahwu, shorof,
balaghoh, ma’ani, bayan, dan lain sebagainya.
Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memperdalam
kitab-kitab yang dimaksud, sehingga kriteria tolol ukur lulus atau
tidaknya santri adalah kemahiran dalam membaca dan menjelaskan isi
kandungan kitab kuning tersebut. Bahkan sampai sekarang pun
meskipun sebagian pesantren sudah memasukkan pelajaran umum,
pengajian kitab kuning tetap dilaksanakan karena pengajian ini jugasalah satu tradisi di pesantren yang harus dijaga.
Jenis-jenis kitab kuning, menurut Dhofier dapa dikategorikan
menjadi 8 (delapan) kelompok, yakni : kitab nahwu/shorof, kitab fiqih,
kitab ushul fiqih, kitab hadits, kitab tafsir, kitab tauhid, kitab tasawwuf
dan etika, serta cabang-cabang ilmu lainnya seperti kitab tarikh dan
balaghoh.12
5) Kyai
Kata kyai dalam bahasa Jawa di pakai untuk tiga gelar yang
berbeda yang tersebut di bawah ini :
a) Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap
keramat seperti “kyai garuda kencana” yang dipakai untuk
sebutan kereta emas yang ada di keraton Yogjakarta.
b) Sebagai gelar kehormatan kepada orang-orag tua pada
umumnya.
c) Sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada
seseorang yang ahli dalam agama Islam yang memiliki
12 Zamachsjari Dhofier ,Studi Padangan, hlm. 50.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 47/215
34
pesantren dan mengajarkan kitab-kitab Islam klasik kepada
santrinya.13
Kyai yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah gelar kyai yang
ketiga. Kyai merupakan tokoh sentral dalam sebuah pesantren.
Wibawa dan kharisma kyai menentukan maju atau mundurnya sebuah
pesantren.
2. Pesantren dalam Lintasan Sejarah
Perspektif historis pesantren sebenarnya tidak hanya identik dengan
makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia
(indigenous)14
karena beberapa penelitian menyebutkan lembaga serupa
pesantren ini sudah ada di Nusantara sejak zaman kekuasaan Hindu-Budha.
15
Meskipun belum diketahui secara jelas kapan pesantren pertama kali
didirikan, namun ketika masa walisongo (abad 16 – 17 M) sudah terlacak
sebuah pesantren yang didirikan Syeikh Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
13 Zamachsjari Dhofier ,Studi Pandangan, hlm. 55.
14 Menurut sebagian pakar pendidikan Islam menyatakan bahwa pesantren merupakan lembaga
pendidikan keagamaan lanjutan dari lembaga pendidikan keagamaan pra-Islam, yang disebut dengan
mandala. Konon mandala ini telah ada sejak zaman sebelum majapahit dan berfungsi sebagai pusat
pendidikan (semacam sekolah) dan keagamaan. Mandala dianggap oleh orang Hindu-Budha sebagai
tempat suci karena disitu tinggal para pendeta atau pertapa yang memberikan kehidupan yang patut
dicontoh masyarakat sekitar karena kesalehannya. Mandala juga disebut sebagai wanasrama yang
dipimpin oleh siddapandita yang bergelar muniwara, munindra, muniswara, maharsi, mahaguru atau
dewaguru. Lihat Ismawati, “Melacak Cikal Bakal Pesantren Jawa”, dalam Anasom (ed), Merumuskan
Kembali Interrelasi Islam-Jawa, (Yogjakarta : Penerbit Gama Media dan Pusat Kajian Islam dan
Budaya Jawa IAIN Walisongo Semarang, 2004), hlm. 95 - 96.
15 Pendapat lain yang mengatakan pesantren adalah kelanjutan dari mandala adalah IP
Simanjuntak (1973) yang mengatakan pesantren telah mengambil model dan tidak mengubah struktur
organisasi dari lembaga pendidikan mandala masa Hindu. Pesantren hanya mengubah isi agama yangdipelajari, bahasa sebagai sarana pembelajaran, dan latar belakang santri. Namun, Abdurrahman
Mas’ud (2000) lebih condong mengatakan pesantren memiliki kesinambungan dengan lembaga
pendidikan Gurucula yang telah ada di masa pra-Islam di Jawa. Lihat Abdurrohman Mas’ud,
“ Pesantren dan Walisongo : Sebuah Interaksi dalam Dunia Pendidikan,” dalam Islam dan
Kebudayaan Jawa (Yogjakarta : Penerbit Gama Media, 2000), hlm. 223.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 48/215
35
Konon pesantren yang didirikan tersebut merupakan pesantren pertama dalam
sejarah pendidikan Islam di Indonesia.16
Bermula dari pesantren pertama ini, telah berkembang ribuan pesantren,
besar dan kecil, tumbuh, berkembang dan akhirnya mati. Begitupun dengan
pesantren lainnya, tumbuh, berkembang dan akhirnya mati juga. Kini, ribuan
pesantren dipertanyakan eksistensinya. Boleh jadi pesantren-pesantren
tersebut akan menyusul pendahulunya. Hal ini dikarenakan, daya tarik yang
sangat mempengaruhi besar kecilnya pesantren, maju atau tidaknya pesantren
tersebut bergantung kepada kapasitas kyai pendirinya, serta kesadaran
tanggung jawab keturunannya.17
Tantangan pesantren saat ini bisa jadi akan
masih tetap mempertahan ketradisionalannya, atau mampu bergerak menyesuaikan kondisi dan kebutuhan zaman.
Sejarah mencatat, bahwa Minangkabau,18
merupakan salah satu daerah di
Sumatra Barat yang oleh kebanyakan peneliti dianggap sebagai embrio
masuknya ide-ide modernis ke Nusantara. Pesantren inilah yang memberikan
inspirasi pesantren lainnya dalam menyikapi perubahan yang ada. Salah satu
yang menjadi alasannya adalah hubungan masyarakat Minangkabau terjalin
16 Fatah Syukur NC, Dinamika Madrasah dalam Masyarakat Industri, (Semarang : Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman dan Pesantren and Madrasah Development Centre,
2004 ), cet. I, hlm. 26.
17 Mokh. Akhyadi, “ Pesantren, Kiai, dan Tarekat : Studi Tentang Peranan Kiai di Pesantrendan Tarekat ,” dalam Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga
Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : PT Grasindo, 2001), hlm. 135.
18 Dalam catatan sejarah, pembaharuan pendidikan Islam di Minangkabau terjadi dalam 2 (dua)
fase. Pertama, gerakan padri (1803) yang dimobilisasi oleh Haji Sumanik, Haji Miskin, dan Haji
Piobang setelah kepulangan mereka dari tanah suci Mekkah. Menurut Armai Arief (2001) di sebut
sebagai gerakan fundamentalis Islam yang coraknya tidak jauh beda dengan Wahabiyah yang ada di
Mekkah. Armai sendiri beranggapan apa yang mereka lihat tentang Wahabi nampak begitu berkesan
dan terpengaruh dengan ideologinya hingga mereka ingin pula melaksanakan pemurnian yang sama di
kampung halamannya. Kedua, gerakan pemikiran Syeikh Ahmad Khatib yang sudah menyebarkan pemikiran-pemikirannya dari tahun 1880-1915 M, baik melalui tulisan-tulisannya sendiri yang
dipublikasikan oleh murid-muridnya di indonesai maupun secara kontak langsung ketika naik haji ke
mekkah. Lihat, Deliar Noer, “The Modernist Muslim Movement In Indonesia 1900-1942” yang
diterjemahkan menjadi, Gerakan Moderen Islam Di Indonesia 1900-1942, (Jakarta : PT Pustaka
LP3ES, 1994), cet.VII, hlm. 38.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 49/215
36
mesra dengan para pembaharu Arab melalui media haji sehingga berbagai ide-
ide pembaharuan banyak dimanfaatkan. Di samping itu pula, masyarakat
tersebut mulai menyadari bahwa mereka tidak akan mampu unggul dalam
berkompetisi jika mereka terus melanjutkan pembaharuan dengan cara-cara
tradisional dalam menegakkan Islam.19
Kesadaran akan kelemahan dan mau mengadakan pebaharuan inilah yang
disebut oleh Abdul Djamil sebagai dinamika perkembangan pesantren.
Bagaimana tidak, berkat pembaharuan nilai-nilai etika pesantren masih
menjadi pilihan alternatif yang cukup menjanjikan. Pesantren tampil dalam
format yang variatif mulai dari pesantren yang masih bertahan dengan tradisi
kitab kuning saja, sampai dengan yang mau berinteraksi dengan aspek-aspek kemodernan.
20
Menarik untuk sekedar dijadikan discourse, bahwa pesantren yang
akulturatif antara kebudayaan dan tradisi Jawa inilah yang menjadikan
pesantren diidentifikasi sebagai lembaga keagamaan kelanjutan dari mandala
di zaman kekuasaan Hindu. Di mana Abdul Djamil mencontohkan pesantren
Tegalsari Ponorogo sebagai model pesantren semacam ini. Namun, yang
menjadi pertanyaannya apakah semua pesantren merupakan kelanjutan dari
mandala tersebut?
Menanggapi permasalahan di atas, Hanun Asrohah dalam Disertasinya
menepis anggapan tersebut dengan menyatakan jika sebuah pesantren
didirikan di atas sebuah tanah perdikan,21
maka boleh jadi pesantren tersebut
19 Deliar Noer, “The Modernist Muslim,” hlm. 39.
20 Abdul Djamil, “ Pesantren : Jati Diri dan Perannya dalam Kebudayaan”, dalam Prolog
Profil Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen Informasi, 2005), hlm. vii
21 Tanah perdikan atau tanah sima adalah tanah yang diberikan oleh raja karena dengan dasar ingin membalas jasa kepada seseorang yang berbuat jasa, atau karena desa ataupun daerah tersebut
dikhawatirkan melakukan pemberontakan atau melepaskan diri dari kekuasaan raja. Tanah ini juga
dianugerahkan oleh raja kepada bangsawan atau kaum kerabat raja sebagai tanah lungguh (kedudukan)
yang bisa dimanfaatkan hasilnya sebagai biaya penyelenggaraa pendidikan keagamaan asrama atau
mandala. Lebih lanjut lihat Ismawati, “Melacak Cikal, hlm. 105-106.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 50/215
37
mempunyai tradisi dan struktur yang sama dengan mandala. Contoh pesantren
pada abad ke-18 yaitu pesantren Tegalsari di Ponorogo, Banjarsari dan
Sewulan di Madiun atau pada abad ke-19 seperti pesantren Maja Pajang dekat
Surakarta dan Mlangi dekat Yogjakarta.22
Namun, jika model pesantren yang dimaksud tidak didasarkan pada
akulturasi kebudayaan dan tradisi, maka pesantren tersebut bukan kelanjutan
dari mandala, melainkan model para ‘ulama Jawa yang belajar di Makkah dan
Madinah. Sebagaimana pendapat George Maksidi, menyampaikan bahwa
lembaga pendidikan pesantren di Indonesia menyerupai madrasah di Baghdad
pada awal abad ke-11 dan ke-12 M.23
Pendapat ini menguatkan pernyataan
bahwa lahirnya pesantren di Jawa akibat dari tekanan kesultanan yangmemarginalkan penyelenggarakan pendidikan Islam sehingga para ‘ulama
banyak yang menimba ilmu di Mekkah dan Madinah. Kemudian pulang ke
tanah kelahiran di Jawa dengan mengadakan pembaharuan pendidikan Islam
terutama pesantren.
Pembaharuan yang dimaksud bukan berarti harus mengadaptasikan diri
sepenuhnya, namun pembaharuan yang mampu mengubah perubahan pada
masyarakat dan tidak meninggalkan karakter khas24
pesantren selama ini.
Contoh historis, perubahan/modernisasi yang dibawa oleh kaum paderi dalam
aspek pendidikan Islam adalah keberhasilan paderi membuat perubahan peran
22 Hanun Asrohah, “ Pelembagaan Pesantren, Asal- usul dan Perkembangan di Jawa”, dalam
Anasom (ed), Merumuskan Kembali Interrelasi Islam-Jawa, (Yogjakarta : Penerbit Gama Media dan
Pusat Kajian Islam dan Budaya Jawa IAIN Walisongo Semarang, 2004), hlm.112-113.
23 Madrasah yang dimaksud adalah madrasah Klasik Timur Tengah yang memiliki karakteristik
sebagai berikut. Pertama, lembaga administratif bidang pendidikan yang dibangun dengan tanah
wakaf. Kedua, adanya pemondokan tempat bagi santri. Ketiga, terdapat makam disekitar pemondokan.
Keempat , terdapat perpustakaan.
24 Kekhasan karakter pesantren bisa ditandai dengan pesantren sebagai transmisi ilmu-ilmu
tradisional yang termuat dalam kitab kuning, sebagai penjaga dan pemelihara keberlangsungan Islam
tradisonal yang mengikuti paham ahlussunnah wal jama’ah, dan karakter sebagai sumber reproduksi
‘ulama. Lihat Zubaedi, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren, ( Yogjakarta : Pustaka Pelajar,
2007), cet.I, hlm. 227.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 51/215
38
surau.25
Meskipun tidak dipungkiri perubahan tersebut mendapat perlawanan
yang signifikan oleh kaum adat yang anti terhadap modernitas. Bahkan Deliar
Noer mensinyalir sebenarnya pihak paderi sudah mengadakan negosiasi
dengan kaum adat, akan tetapi kaum adat merasa kekuasaannya akan
teralihkan hingga para akhirnya kaum adat mencari bantuan pada pihak
Belanda. Kerjasama antara kaum adat inilah yang menjadikan Minangkabau
setelah itu dijajah oleh Belanda.
Meskipun berbagai kebijakan Belanda telah ditentang oleh berbagai
gerakan Islam di Indonesia, namun tetap membawa nuansa baru di bidang
pendidikan. Ide-ide pembaharuan yang diterappkan kolonial Belanda sangat
berbeda dengan sistem pendidikan Islam tradisional, dimana metode yangditerapkan lebih maju dari sistem pendidikan tradisional.
26Dengan hadirnya
lembaga kolonial tersebut menjadikan posisi pesantren yang awalnya sudah
mapan menjadi terancam. Kemapanan pesantren terlihat jelas dangan sistem
pendidikannya yang nonklasikal, metode pembelajaran dengan sorogan,
wetonan, dan hafalan, dan materi pebelajaran terpusat pada kitab-kitab
klasik.27
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Pesantren
Perkembangan awal pesantren ini bisa dilihat dari menguatnya identitas
pesantren yang khas sebagai lembaga pendidikan agama, meminjam istilahnya
Abdul Djamil, dikatakan amat kosmopolit. Pada tahap ini, eksistensi
pesantren telah selaras dan sesuai dengan sebagaimana apa yang diperlihatkan
oleh para wali dan santrinya yang mengambil peran-peran strategis di bidang
25 Surau merupakan lembaga pendidikan keagamaan di Minang Kabau dimana oleh generasi
kaum muda padri dilanjutkan untuk mencorong transformasi peran suarau menjadi madrasah kemudian berkembang menjadi dan pelopor lahirnya pendidikan Islam modern yang sistemnya dipadukan antara
tradisi surau dengan sistem modern ala Barat.
26 Hanun Asrohah, “ Pelembagaan Pesantren ,” hlm. 153.
27 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 50.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 52/215
39
sosial, ekonomi dan politik.28
Kemudian pada tahap selanjutnya lebih
diakulturasikan dengan kebudayaan dan tradisi jawa yang berkembang. Maka,
dari peran Syeikh Maulana Malik Ibrahim inilah kemudian lahir ribuan
muballigh yang menyebar ke seluruh Tanah Jawa dan daerah-daerah
sekitarnya.
Faktor yang mempengaruhi mengapa pertumbuhan pesantren
diantaranya kebiasaan santri yang setelah selesai atau tamat dari belajar pada
seorang kyai, ia di beri izin untuk atau ijazah oleh kyai untuk membuka dan
mendirikan pesantren baru di daerah asalnya. Dengan begini, perkembangan
pesantren semakin merata di berbagai daerah, terutama di perdesaan.
Menurut Zamachsjari, jumlah lembaga pendidikan pesantren di seluruhIndonesia pada kurun waktu 2 dekade terakhir berkembang sangat cepat.
Terhitung pada bulan desember 2008 telah mencapai kuantitas sebanyak
21.521 pesantren dengan jumlah santri sebanyak 3.557.713 santri.
Sebelumnya Zamachsjari telah menguraikan jumlah tersebut semenjak tahun
1977 berjumlah 4.176 pesantren, tahun 1987 berjumlah 6.579 pesantren.
Namun untuk dekade berikutnya belum menunjukkan perkembangan yang
berarti. Baru tahun 1997 mulai bertambah menjadi 8.342 pesantren, tahun
2000 sebanyak 12.012 pesantren, tahun 2003 sebanyak 14.666 pesantren.29
Dan 5 tahun kemudian bertambah 6.855 pesantren sehingga total seluruh
pesantren se-Indonesia tahun 2008 berjumlah 21.521 pesantren.
Perkembangan di atas, menurut Zamachsjari dikarenakan pesantren kini
ditunjang oleh UU Sisdiknas No. 2 Tahun 1989 yang memberikan legalitas
yang sama dengan sekolah-sekolah negeri tingkat dasar dan menengah
terhadap madrasah-madrasah tingkat dasar dan menengah yang dikembangkan
di pesantren. Oleh karenanya, diperkirakan tahun 2020 mendatang jumlah
28 Abdul Djamil, “ Pesantren : Jati Diri.” hlm.vi
29 Zamachsjari Dhofier, Tradisi Pesantren : Memadu Modernitas untuk Kemajuan Bangsa,
(Yogjakarta : Pesantren Nawesea Press, 2009), hlm. 660-661.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 53/215
40
lembaga pendidikan pesantren kemungkinan akan mencapai sekitar 35.000
pesantren.30
Keadaan demikian merupakan peluang bagi pihak pesantren untuk lebih
membuka menerima perubahan. Berbagai pola pengembangan telah dilakukan
oleh beberapa pesantren akhir-akhir ini. Demikian menurut Abdurrahman
Wahid, pola pengembangan yang ada di tubuh pesantren dapat terbagi
menjadi 3 (tiga) pola, yaitu :
a. Pola pengembangan sporadis (berdasar pada aspirasi masing-masing
pesantren)
Pola ini ditempuh oleh beberapa pesantren utama secara sendiri-
sendiri, tanpa tema tunggal yang mengikat kesemua upaya mereka itu.Meskipun demikian, mereka terbukti memiliki intensitas kerja cukup
tinggi dan mempunyai pengaruh yang mendalam.
Adapun bentuk kegiatan pokok dari jenis pengembangan sporadis ini
antara lain :
1) Mengambil bentuk berdirinya beberapa sekolah non-agama (SMP
dan SMA) selain sekolah-sekolah agama tradisional yang telah ada
di pesantren, seperti yang terjadi di pesantren Tebu Ireng dan
Rejoso (Jombang).
2) Menyempurnakan kurikulum campuran (agama dan umum) yang
telah diramu oleh beberapa lembaga pendidikan tingkat tinggi.
Seperti pematangan kurikulum yang dilakukan oleh pondok
modern Gontor (Ponorogo) sehingga melahirkan Institut
Pendidikan Darussalam (IPD).
3) Mengembangkan pola pesantren yang lain dari pada sebelumnya,
seperti berdirinya beberapa belas PKP (pondok karya
30 Zamachsjari Dhofier, Memadu Modernitas, hlm. 167.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 54/215
41
pembangunan) dengan mengambil pembinaan dari pemerintah
daerah dan organisasi kemasyarakatan yang ada.
b. Pola pengembangan pendidikan ketrampilan (dikelola oleh Kementrian
Agama)
Pola semacam ini telah diikuti oleh lebih dari seratus buah pesantren
di Indonesia. Pendidikan ketrampilan ini, menjadi bagian dari kurikulum
yang diwajibkan oleh pemerintah bagi sekolah-sekolah agama yang
ingin memperoleh persamaan dengan sekolah-sekolah non-agama.
Adapun pengembangan pendidikan ketrampilan ini di pecah menjadi
komponen-komponen yang berbeda-beda, diantaranya yaitu :
1) Pendidikan kepramukaan2) Pendidikan kesehatan
3) Pendidikan kejuruan (pertanian, pertukangan, dan kejuruan dasar
elektronika).
c. Pola pengembangan latihan pengembangan masyarakat (dirintis oleh
LP3ES)
LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi
dan Sosial) dalam rangkanya ikut serta mengembangkan pesantren
dengan mengadakan kerjasama dengan berbagai lembaga, baik dari
pemerintah maupun swasta, dari dalam negeri maupun luar negeri.
Ide dasar dari pola ini tidalk lain mendidik sebagian santri untuk
menjadi tenaga pengembangan masyarakat (change agents) yang
mampu mengetahui kebutuhan pokok masyarakat, menggali sumber
daya alam dan manusiawi yang dapat dipakai untuk memenuhinya, dan
menggerakkan pertisipasi masyarakat untuk berpikir membangun
pedesaan dalam pola pengembangan yang terpadu. Bentuk kegiatan
yang dilakukan LP3ES adalah berorientasi pada program Latihan

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 55/215
42
Pengembangan Masyarakat dari Pondok Pesantren yang berlangsung di
pesantren pabelan (Magelang).31
4. Nilai dan Tradisi Pesantren
Pengaruh pesantren terhadap setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat
semakin kuat. Dinamika pemikiran dari luar pesantren tidak akan memiliki
akses signifikan terhadap way of life dan sikap masyarakat. Apapun
bentuknya, pengembangan masyarakat akan sulit terjadi tanpa melibatkan
pesantren.32
Nilai dan tradisi pesantren dalam hal ini perlu di jaga dan
dikembangkan mengingat pesantren dari fungsinya bukan hanya sebagai
lembaga pendidikan melainkan juga berfungsi sebagai lembaga transformasi
sosial keagamaan. Oleh karena itulah nilai-nilai dan tradisi ini harus dijadikansebagai landasan dalam setiap pengembangan pendidikan, dimana dalam
tahap berikutnya dikembangkan sebagai nilai dan tradisi yang perlu menjadi
anutan bagi masyarakat.
Bagi Abdurrahman Wahid, hal yang paling berpengaruh dalam
pembentukan tata nilai di lingkungan pesantren adalah : Pertama, hukum
fiqih. Artinya, nilai-nilai yang bertentangan dengan hukum fiqih,
bagaimanapun tidak berartinya (seperti pembungaan uang), tentu tidak
mendapatkan tempat di pesantren. Oleh karena itu, tidaklah tepat untuk
mengukur cara penilaian di pesantren dengan apa yang terdapat di luarnya.
Seperti tentang kebersihan. Menurut fiqih, kebersihan adalah bebasnya
seseorang dari tempat atau pakaian yang mengandung najis (kotoran) yang
menghalangi keabsahan ibadahnya. Tentu saja konotasi ini tidaklah sejalan-
bahkan dalam beberapa hal bertentangan-dengan pengertian sehari-hari di
masyarakat akan kebersihan, yang lebih ditekankan pada kerapian dan
hilangnya noda lahiriah. 31 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, (Yogjakarta : LKiS,
2010), cet.III, hlm. 169-174.
32 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, (Yogjakarta : Pustaka Pesantren, 2006), cet. I, hlm. 2.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 56/215
43
Kedua, berpegang teguh pada adat kebiasaan kaum sufi. Nilai yang kedua
ini dilaksanakan jika aspek sudah terpenuhi, maka penyempurnaannya
haruslah disesuaikan dengan amalan yang dianggap mulia oleh kaum sufi. Hal
ini dikarenakan untuk mencapai tingkatan amalan “ fadha’il al-amal ” (amalan
utama).33
Kedua alat diatas dengan sendirinya akan membentuk tata nilai yang
berkembang di pesantren sehingga akan menjaga tradisi-tradisi pesantren dari
generasi ke generasi selanjutnya. Kemudian dalam pelaksanaannya, kedua alat
tersebut dibalut oleh nilai pokok yang selama ini dikembangkan oleh dunia
pesantren : seluruh kehidupan ini diyakini sebagai ibadah.34
Karena memang
dalam prinsipnya, dunia pesantren mengesampingkan aspek duniawiyah danmengutamakan nilai-nilai ukhrowiyah.
Kendatipun demikian, persoalan menjadi runyam ketika modernisasi
lembaga pendidikan masuk ke dunia pesantren. Lambat laun nilai-nilai
pesantren mulai memudar, orientasi pendidikan berubah mengejar capaian
formalistik (ijazah semata). Cita-cita santri maupun pesantren yang
seharusnya mengabdi kepada masyarakat, berangsur hilang. Kepercayaan dari
masyarakat yang menjadikan masyarakat pesantren sebagai anutan kini
disangsikan. Ada baiknya, untuk mengatasi hal ini perlu dibumikan kembali
nilai dan tradisi pesantren yang selama ini sudah dikesampingkan.
Modernisme merupakan sebuah tantangan yang tak mungkin dihindari, tapi
bisa untuk disiasati.
Abd A’la menyebutkan, nilai dan tradisi pesantren merupakan sebuah
kemuliaan yang menjadi karakteristik bagi pesantren. Secara potensial,
karakteristik tersebut memiliki peluang cukup besar untuk membendung arus
33 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi, hlm. 27-28.
34 Abd A’la, Pembaharuan Pesantreen, hlm. 4.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 57/215
44
modernisasi yang direncanakan maupun yang sudah dilaksanakan.35
Secara
umum, nilai yang dimaksudkan adalah nilai kemandirian, keikhlasan, dan
kesederhanaan. Ketiga nilai ini melandasi seluruh aktifitas yang berlangsung
di sebuah pesantren. Oleh karena itu, dengan ketiga nilai tersebut sangat perlu
untuk mengembalikan pendidikan pesantren pada makna hakiki.
B. Tipologi Pondok Pesantren
Berbagai pola pesantren telah diklasifikasikan, baik dari sudut pandang
kurikulum, sistem pendidikan, maupun dari pola pembelajaran yang dilaksanakan
oleh pesantren. Tujuannya tidak lain untuk mempermudah memahami dinamika
perkembangan pesantren secara umum. Dengan pertimbangan efektivitas kondisi
pesantren yang ada di obyek penelitian (Kudus), maka peneliti menggunakan
tipologi dari Kemenag RI. Maka, untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan
dipaparkan pola-pola tersebut.
1. Tipologi Pesantren Menurut Kemenag RI
Secara umum jenis pesantren dapat dideskripsikan menjadi 3 (tiga) tipe,
yaitu sebagai berikut :
a. Pesantren Tipe A
1. Para santri belajar dan menetap di pesantren2. Kurikulum tidak tertulis secara eksplisit melainkan memakai hidden
curriculum (benak kyai)
3. Pola pembelajaran menggunakan metode pembelajaran asli milik
pesantren ( sorogan, bandongan, dan lain sebagainya)
4. Tidak menyelenggarakan pendidikan dengan sistem madrasah
b. Pesantren Tipe B
1. Para santri tinggal dalam pondok/asrama
2. Pembelajaran menggunakan perpaduan pola pembelajaran asli
pesantren dengan sistem madrasah 35 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 9.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 58/215
45
3. Terdapatnya kurikulum yang jelas
4. Memiliki tempat khusus yang berfungsi sebagai sekolah (madrasah)
c. Pesantren Tipe C
1. Pesantren hanya semata-mata tempat tinggal (asrama) bagi para santri
2. Para santri belajar di madrasah/sekolah yang letaknya tidak jauh
dengan pesantren
3. Waktu belajar di pesantren biasanya malam/siang hari jika para santri
tidak belajar di sekolah/madrasah (ketika mereka di pesantren)
4. Pada umumnya tidak terprogram dalam kurikulum yang jelas dan
baku.36
2. Tipologi Pesantren Menurut Zamachsjari Dhofier Menurut Zamachsjari Dhofier, tipologi pesantren dipandang dari segi
fisik terbagi menjadi lima pola, yaitu :
a. Pesantren yang terdiri hanya masjid dan rumah kyai. Pesantren ini masih
sangat sederhana dimana kyai menggunakan masjid atau rumahnya
sendiri untuk tempat mengajar. Santri berasal dari daerah sekitar
pesantren tersebut.
b. Pesantren yang terdiri dari masjid, rumah kyai, pondok atau asrama.
Pola ini telah dilengkapi dengan pondok yang disediakan bagi para
santri yang datang dari daerah lain.
c. Pesantren yang terdiri dari masjid, rumah kyai, pondok atau asrama, dan
madrasah. Berbeda dengan yang pertama dan kedua, pola ini telah
memakai sistem klasikal, santri mendapat pengajaran di madrasah. Di
samping itu, belajar mengaji, mengikuti pengajaran yang diberikan oleh
kyai pondok.
36 Tim Depag RI, Pola Pembelajaran di Pesantren, (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan
Agama Islam, 2003), hlm. 18.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 59/215
46
d. Pesantren yang telah berubah kelembagaannya yang terdiri dari masjid,
rumah kyai, pondok atau asrama, madrasah, dan tempat ketrampilan.
Pola ini dilengkapi dengan tempat-tempat ketrampilan agar santri
trampil dengan pekerjaan yang sesuai dengan sosial kemasyarakatannya,
seperti pertanian, peternakan, jahit menjahit, dan lain sebagainya.
e. Pesantren modern yang tidak hanya terdiri dari masjid, rumah kyai,
pondok atau asrama, madrasah, dan tempat keterampilan, melainkan
ditambah adanya universitas, gedung pertemuan, tempat olahraga, dan
sekolah umum. Pesantren semacam inilah yang dinamakan oleh
Zamachsjari Dhofier sebagai pesantren khalafi yang telah memasukkan
pelajaran-pelajaran umum, atau membuka tipe sekolah umum dilingkungan pesantren.
37
3. Tipologi Pesantren Menurut A. Qodri A. Azizy
Sementara A. Qodri A. Azizy mengklasifikasikan tipologi pesantren
yang variatif ini dengan tipologi sebagai berikut :
Tipe I: Pesantren yang hanya menyelenggarakan pendidikan formal
dengan menerakan kurikulum nasional, baik yang hanya
memiliki sekolah keagamaan (MI, MTs, MA, dan PT Agama
Islam), maupun yang juga memiliki sekolah umum (SD, SMP,
SMA, dan PT Umum), seperti pesantren Tebu Ireng Jombang,
pesantren Futuhiyyah Mranggen, dan pesantren Syafi’iyyah
Jakarta.
Tipe II : Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam
bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak
menerapkan kurikulum nasional, seperti pesantren Gontor
Ponorogo, pesantren Maslakul Huda Kajen Pati (Matholi’ul
Falah) dan Darul Rohman Jakarta.
37 Zamachsjari Dhofier, Studi Pandangan, hlm. 41.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 60/215
47
Tipe III : Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam
bentuk madrasah diniyah (madin), pesantren salafiyyah Langitan
Tuban, pesantren lirboyo Kediri dan pesantren Tegal Rejo
Magelang.
Tipe IV :Pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat pengajian (majlis
ta’lim)
Tipe V : Pesantren yang berkembang menjadi tempat asrama anak-anak
pelajar sekolah umum dan mahasiswa.38
4. Tipologi Pesantren Menurut Haidar Putra Daulay
Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang
dalam masyarakat, yang meliputi:a. Pondok Pesantren Tradisional (PPT)
Pola I : Materi pelajaran yang dikembangkan adalah mata pelajaran
agama yang bersumber dari kitab-kitab klasik, non-klasikal,
pengajaran memakai sistem “halaqoh”, santri diukur tinggi
rendah ilmunya berdasar dari kitab yang dipelajarinya. Tidak
mengharapkan ijazah sebagai alat untuk mencari pekerjaan.
Pondok Pesantren ini masih tetap mempertahankan bentuk
aslinya dengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis
oleh ‘ulama salaf dengan menggunakan bahasa Arab.
Kurikulum tergantung sepenuhnya kepada kyai pengasuh
pesantren. Santrinya ada yang menetap di dalam pondok (santri
mukim), dan santri yang tidak menetap di dalam pondok.
Pola II : Pola yang kedua ini hampir sama dengan pola yang di atas,
hanya saja pada pola ini sistem belajar mengajarnya diadakan
38 Ahmad Qodri Abdillah Azizy, “Memberdayakan Pesantren dan Madrasah” dalam
Abdurrohman Mas’ud, et.all, Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Semarang : Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2002), cet.I, hlm. viii.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 61/215
48
secara klasikal, non-klasikal dan sedikit memberikan
pengetahuan umum kepada para santri.
b. Pondok Pesantren Modern (PPM)
Pola I : Sistem Negara sudah diterapkan oleh pesantren jenis ini yang
disertai dengan pembelajaran pelajaran umum. Sistem ujian
pun juga sudah menggunakan ujian Negara. Pada pelajaran
tertentu sudah kurikulum Kementrian Agama yang
dimodifikasi oleh pesantren sendiri sebagai ciri khas kurikulum
pesantren. Sistem belajarnya klasikal dan meninggalkan sistem
tradisional. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum sekolah
atau madrasah yang berlaku secara nasional. Sementara santrisebagian besar menetap di asrama yang sudah disediakan dan
sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Sedangkan peran
kyai sebagai koordinator pelaksana proses belajar mengajar
dan pengajar langsung di kelas. Perbedaannya dengan sekolah
dan madrasah terletak pada porsi pendidikan agama dan bahasa
Arab lebih menonjol sebagai kurikulum lokal
Pola II :Sementara pola ini menitik beratkan pada materi pelajaran
ketrampilan, disamping pelajaran agama. Pelajaran ketrampilan
ditujukan untuk menjadi bekal kehidupan bagi seorang santri
setelah dia tamat dari pesantren tersebut.
c. Pondok Pesantren Komprehensif (PPK)
Pondok Pesantren Ini disebut komprehensif atau pesantren serba
guna karena merupakan sistem pendidikan dan pengajaran gabungan
yang tradisional dan yang modern. Artinya di dalamnya diterapkan
pendidikan dan pengajaran kitab salaf dengan metode sorogan dan
bandongan, namun secara reguler sistem persekolahan terus di
kembangkan. Bahkan pendidikan ketrampilan pun secara konsep
dilakukan perencanaan dan secara teknis akan diaplikasikan. Pada

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 62/215
49
umumnya, pesantren pola ini mengasuh berbagai jenis jenjang
pendidikan seperti pengajian kitab-kitab klasik, madrasah, sekolah, dan
perguruan tinggi.39
C. Pembaharuan Pesantren
1. Hakikat Pembaharuan
Pembaharuan menurut Harun Nasution berafiliasi dengan kata
modernisasi dengan arti terbaru, mutakhir, atau sikap dan cara berpikir serta
bertindak dengan tuntutan zaman. Pembaharuan yang dimaksud lebih tepat
dikatakan sebagai sebuah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai
warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan hidup masa kini.
Modern bukan hanya membaharui paham-paham, sikap atau adat istiadat,
melainkan lebih luas lagi mencakup pembaharuan institusi-institusi yang
dipandang lama untuk disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadaan-
keadaan yang baru.40
Pembaharuan disini lebih tepatnya mengarah pada pembaharuan
pesantren. Sehingga pemaknaan hakikat pembaharuan pesantren bagaimana
seharusnya pesantren dalam mengahadapi perubahan. Tujuannya adalah untuk
mencapai perubahan dan penyempurnaan sistem sosial dan lain sebagainyadengan proses yang dilakukan secara mendasar dan sistematis.
Pada prinsipnya, hakikat pembaharuan antara lain :
a. Adanya perubahan. Segala sesuatu yang dapat diamati oleh panca indera
mengalami perubahan. Perubahan adalah proses yang tidak mungkin
dihindari atau dicegah sama sekali (Herakleitos).
b. Pelaksanaan proses perubahan dilakukan secara mendasar, meskipun ada
yang tidak mendasar. Jadi ada perubahan mendasar dan tidak mendasar.
39 Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2009), cet. I, hlm. 20.
40 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta :
Penerbit Bulan Bintang, 1975), hlm. 9.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 63/215
50
Namun, perubahan mendasar itu inti dari yang tidak mendasar. Sebab,
jika ada perubahan yang sudah sampai pada waktunya, maka perubahan
itu tidak luar biasa karena memang telah datang waktunya untuk berubah.
c. Mengarah pada perbaikan. Perubahan yang tidak menuju pada perbaikan
hanya akan menimbulkan kerusakan dan anarkisme, sedangkan kerusakan
anarkisme itu sendiri secara inheren bertentangan dengan ajaran dasar
Islam.
d. Objeknya jelas. Proses perubahan, di samping dilakukan dengan arah
perbaikan yang jelas juga menuntut pada kejelasan aspek-aspek yang
ingin dilakukan perubahan. Sebab, tanpa kejelasan objek sasaran, maka
pembaharuan yang dilakukan hanya akan menjadi kekecewaan yang sulituntuk diobati.
e. Terjadinya pada wilayah tertentu. Poin ini menjadi spesifikasi
pembaharuan. Wilayah atau tempat berlakunya pembaharuan bisa berada
di mana-mana. Pembaharuan pun bisa terjadi pada tempat yang dianggap
sangat mustahil. Dalam hal ini bisa diambil contoh dunia pesantren.41
Hakikat pembaharuan di atas pada dasarnya mengajak untuk mengambil
perubahan untuk menuju perbaikan yang sesuai dengan kapasitas dunia
pesantren dan kondisi masyarakat sekitar. Jika ditelusuri lebih lanjut,
sebenarnya pembaharuan pesantren itu tidaklah mendasar karena memang
seharusnya sudah waktunya untuk mengadakan perubahan.
2. Prinsip dan Aspek Pembaharuan Pesantren
Berawal dari statement Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menegaskan
bahwa pesantren pada hakikatnya adalah bersifat dinamis, inklusif (terbuka)
pada perubahan, dan mampu menjadi penggerak perubahan yang diinginkan,
peneliti mencoba mengembangkan statement tersebut pada 4 (empat) pilar
41 Ainurrofiq, “ Pesantren dan Pembaruan : Arah dan Implikasi”, dalam Abuddin Nata (ed),
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta :
Penerbit PT Grasindo dan IAIN Syatif Hidayatullah Jakarta, 2001), hlm. 152-153.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 64/215
51
pesantren, yakni pada sistem pendidikan pesantren, kurikulum pesantren, pola
pembelajaran pesantren, dan sistem penyelenggaraan pendidikannya.
Bagaimanapun kondisi pesantren saat ini merupakan realitas yang tak dapat
dihindari atau pun dipungkiri.
Di sadari atau tidak, ekspansi modernisasi berserta dengan semua agenda
besarnya telah mengakibatkan berbagai dampak yang tak terkendali, membuat
pesantren agak gelimpangan dalam menghadapi masalah yang dihadapinya.
Abd ‘Ala menyatakan, pengadopsian sistem madrasi yang klasikal belum
sepenuhnya dijalani oleh pesantren sesuai dengan tatanan nilai-nilai yang
dianutnya. Akibatnya, di satu sisi pesantren tergiring pada budaya pragmatis.
Sedangkan, disisi lain pesantren belum mampu mengintegrasikan antardisiplinilmu secara untuh dan interdependensi.
42
Proses integrasi yang agaknya tumpang tindih ini bersamaan dengan
perkembangan sekolah-sekolah Barat yang mulai menjangkau sebagian
bangsa Indonesia, pesantren pun mulai mengalami perkembangan yang
bersifat kualitatif. Ide-ide pembaharuan pesantren mulai masuk ke Indonesia,
serta dunia pendidikan Islam pada umumnya. Ide-ide pembaharuan dalam
dunia Islam itu timbul sebagai akibat kemunduran umat Islam dan
merajalelanya hegemoni Barat.
Pada garis besarnya ide pembaharuan dalam bidang pendidikan yang
berkembang di dunia Islam, bisa digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
- Pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi kepada sistem
pendidikan yang berlaku di Barat, yaitu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan.
- Pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada ajaran Islam
yang murni. Mereka berpandangan bahwa sesungguhnya ajaran Islam
sendiri merupakan sumber bagi perkembangan peradaban serta ilmu
42 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 20-21

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 65/215
52
pengetahuan. Upaya ini diwujudkan dengan kembali kepada sumber
ajaran Islam yang murni al-Qur’an dan al-Sunnah, yang tidak pernah
membedakan antara agama dan ilmu pengetahuan.
- Gerakan pembaharuan pendidikan yang berorientasi pada kekuatan-
kekuatan dan latar belakang sejarah masing-masing. Dengan
memperbaiki dan mengembangkan apa yang ada, dengan
menghilangkan kelemahan-kelemahannya, serta memasukkan unsur-
unsur baru (ilmu pengetahuan dan teknologi) diharapkan akan
membawa kemajuan.
Ketiga pandangan tersebut, nampaknya mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan dan pembaharuan pesantren dan sistem pendidikan Islam diIndonesia menjelang abad ke-20. Sistem penyelenggaraan sekolah-sekolah
modern klasikal mulai masuk ke dunia pesantren.
Sementara itu, di beberapa pesantren mulai memperkenalkan sistem
madrasah, sebagaimana sistem yang berlaku di sekolah-sekolah umum, tetapi
pelajarannya dititik beratkan pada pelajaran agama. Kemudian pada
pcrkembangan berikutnya, madrasah-madrasah yang semata-mata bersifat
diniyah berubah menjadi madrasah-madrasah yang mengajarkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan umum.
Kurikulum yang dianutnya pun menunjukkan wajah serupa. Meski
persoalan ini tidak ditunjukkan oleh pesantren, namun orientasi dan visi
pesantren tidak harus dibiarkan begitu saja yang berjalan apa adanya. Apalagi
kondisi seperti ini lebih diperburuk lagi oleh pola pembelajaran yang
cenderung memakai pendekatan searah dan monolog. Akibatya, ajaran Islam
yang begitu holistik dan universal, diterima oleh para santri secara parsial dan
terpotong-potong.
Akibatnya, aspek kognitif, afektif, dan konatif pada masyarakat santri sulit
akan tercapai. Ketiga aspek tersebut belum menjadi bagian integral dalam
keseluruhan sistem, proses dan hasil pendidikan pesantren. Apresiasi kritis

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 66/215
53
dan kreatis merespons berbagai bentuk perubahan dirasa kurang dalam hal ini
sehingga peran yang ditawarkan kurang bermakna terhadap kehidupan
konkret masyarakat sekitarnya.43
Sehingga untuk menjadikan pesantren
sebagai pendidikan alternatif dan sebagai corong perubahan makin jauh dari
realisasi.
Oleh karena itu, di bawah ini akan dipaparkan pilar-pilar penentu yang
mampu menciptakan kondisi pesantren tanggap atas perubahan, diantaranya
sebagai berikut :
a. Sistem Pendidikan Pesantren
Pendidikan pesantren merupakan suatu sistem sosial yang kompleks..
Oleh karena itu, maksud dari pembahasan ini adalah mengenai subsistem pendidikan pesantren yang mencakup hubungan kyai dan santri,
kemandirian, kedisiplinan dan lain sebagainya. Mengingat pembaharuan
pesantren kini sedang dan masih dalam proses digalakkkan, maka dapat
diidentifikasi ciri-ciri pendidikan pesantren adalah sebagai berikut :
1) Terjalinnya hubungan akrab antara santri dan kiainya. Kebanyakan
kiai memperhatikan santrinya. Hal ini dimungkinkan karena sama-
sama tinggal dalam satu kompleks dan sering bertemu baik di saat
belajar maupun dalam pergaulan sehari-hari. Bahkan sebagian santri
dengan rela menjadi asisten kyai (khadam) tanpa diminta.
2) Kepatuhan santri kepada kiai. Santri beranggapan bahwa menentang
kiai, selain tidak sopan juga dilarang agama. Bahkan tidak
mmperoleh berkah (barokah) karena durhaka kepadanya sebagai
guru.
3) Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam
lingkungan pesantren. Hidup mewah hampir tidak didapatkan di
43 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren, hlm. 22.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 67/215
54
sana. Bahkan tidak sedikit santri yang hidupnya terlalu sederhana
sehingga kurang memperhatikan pemenuhan gizi.
4) Kemandirian yang tinggi di pesantren. Para santri mencuci
pakaiannya sendiri, membersihkan kamar tidurnya sendiri, dan
memasak sendiri.
5) Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan (ukhuwwah
islamiyah) sangat mewarnai pergaulan di pesantren. Ini disebabkan
karena selain kehidupan yang merata dikalangan santri, juga karena
mereka harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sama, seperti
shalat berjama’ah, membersihkan masjid dan ruang belajar, belajar
bersama.6) Disiplin sangat dianjurkan di pesantren. Untuk menjaga kedisiplinan
ini pesantren biasanya memberikan sanksi-sanksi edukatif.
7) Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia. Hal ini sebagai akibat
dari kebiasaan puasa sunnah, zikir, dan i’tikaf, shalat tahajud, dan
bentuk-bentuk riyadloh lainnya serta menauladani kyainya yang
menonjolkan sikap zuhd .
8) Pemberian ijazah atau sering dikenal dengan istilah pemberian sanad,
yaitu pencantuman nama dalam satu daftar rantai pengalihan
pengetahuan yang diberikan kepada santri-santri yang berprestasi. Ini
menandakan perkenan atau restu kiai kepada murid atau santrinya
untuk mengajarkan sebuah teks kitab setelah dikuasai.44
Beberapa ciri-ciri pendidikan pesantren di atas masih terbilang cukup
tradisional, sebagian pondok pesantren salafiyah saja yang benar-benar
melaksanakan sistem pendidikan semacam itu. Sementara itu, sebagian
yang lain terutama era sekarang ini perubahan demi perubahan seiring
44 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektif Global ,
(Yogjakarta : LaksBang PRESSindo, 2006), cet I, hlm. 12-13.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 68/215
55
kemajuan zaman dan teknologi, pesantren pun terus menerus melakukan
perbaikan demi mencapai sebuah pembaharuan pendidikan. Terlebih
sistem pendidikan pesantren yang sudah berafiliasi dengan sistem
pendidikan modern.
Meskipun demikian tengah terjadi perpaduan sistem antara tradisonal
dengan modern, setidaknya menurut Nur Cholis Madjid menjelaskan ada
dua belas prinsip yang melekat pada pendidikan pesantren ini. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1) Teosentrik
2) Ikhlas dalam pengabdian
3) Kearifan4) Kesederhanaan (bukan berarti miskin)
5) Kolektivitas (barokatul jama’ah)
6) Mengatur kegiatan bersama
7) Kebebasan terpimpin
8) Tempat menuntut ilmu dan mengabdi (tholabul ‘ilmi lil ibadah)
9) Mengamalkan ajaran agama
10) Belajar di pesantren bukan untuk mencari sertifikat/ijazah saja
11) Kepatuhan terhadap kiai.45
Kedua belas prinsip di atas sebagai panduan bagi dunia pesantren,
meskipun masih dalam tahap pembaharuan, namun sebaiknya nilai-nilai
lama dan sudah melekat pada tubuh pesantren tidaklah harus ditinggalkan
dan menggantinya dengan nilai-nilai yang baru.
b. Kurikulum Pesantren
Kompleksitas masalah pesantren jika disandingkan dengan
modernisme pendidikan, maka sebaiknya reorganisasi kurikulum
dilaksanakan dengan menggunakan strategi-strategi yang hendaknya tidak
45 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok, hlm. 14.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 69/215
56
merusak ciri khas pesantren dari dulu sebagai lembaga pendidikan Islam
pertama kali di Indonesia. Oleh karena itu strateginya harus meuju kearah
kebermaknaan kurikulum bagi sebuah institusi pesantren sendiri. Di antara
prinsip yang harus dijalankan dalam menggapai kebermaknaan kurikulum
tersebut adalah :
1) Aspek filosofis, mencakup falsafah bangsa, masyarakat, sekolah, dan
guru-guru atau ustadz.
2) Aspek sosiologis, mencakup harapan dan kebutuhan masyarakat,
termasuk orang tua, kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama,
ekonomi, dan sebagainya.
3) Aspek psikologis, mecakup hakikat anak (murid/santri) yangmempelajari tentang taraf perkembangan fisik, mental, psikologis,
emosional, sosial serta cara anak belajar.
4) Aspek bahan pelajaran, mencakup tentang hakikat pengetahuan atau
disiplin ilmu.46
Namun kenyataannya, kurikulum pesantren masih beragam variasi.
Banyak juga pesantren yang mempunyai kurikulum yang tidak jelas.
Artinya, proses pembelajaran yang berjalan di pondok pesantren itu semua
dalam kehendak kyai. Meskipun demikian, banyak juga pesantren yang
sudah menerapkan kurikulum nasional sebagai bagian dari kurikulum
yang diterapkan di pesantren.
c. Pola Pembelajaran di Pesantren
Menurut M. Sulthon, pondok pesantren telah terbukti memiliki pola
pembelajaran yang khas dan unik, serta cukup efektif.47
Di katakan khas
karena pola pesantren secara tradisional sampai sekarang pun belum ada
yang menyamai sehingga mempunyai keunikan tersendiri. Bagaimana
46 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok, hlm.146-147.
47 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok ,hlm. 161

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 70/215
57
tidak, keunikan pola pembelajaran ini secara sengaja diarahkan untuk
mengorientasikan santri pada pembelajaran individual afektif
berlandaskan moral keagamaan. Metode dari pola semacam ini biasanya
melakukan penekanan pada penangkapan harfiyah (letterlijk ) atas suatu
kitab (teks) tertentu.48
Untuk lebih memudahkan memahami pemetaan pola pembelajaran
pesantren, klasifikasi pola pembelajaran tersebut dibutuhkan. Di antara
klasifikasi pola yang dimaksud adalah :
1) Pembelajaran tradisional
Menurut mastuhu, pembelajaran tradisional pesantren terbagi
menjadi 4 (empat) metode, yaitu :a) Sorogan
Affandi Mochtar mendefinisikan metode sorogan adalah santri
membacakan kitab kuning dihadapan kyai yang langsung
menyaksikan keabsahan bacaannya, baik konteks makna maupun
bahasa (nahwu dan shorof ).49
Sedangkan Haidar Putra Daulay
menyebut metode tersebut sebagai metode pengajian dengan cara
santri menghadap guru (kyai) seorang demi seorang dengan
membawa kitab yang akan dipelajari.50
Pada kesempatan yang
lain, ada juga yang menyebut metode semacam ini sebagai metode
layanan individual (individual learning process) karena lebih
mengedepankan kemampuan santri sedangkan kyai sendiri hanya
menyimak sambil mengoreksi dan mengevaluasi bacaannya.51
48 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi, hlm. 71.
49
Affandi Mochtar, “Tradisi Kitab Kuning Sebuah Observasi Umum”, dalam Sa’id AqielSiradj, Pesantren Masa Depan : Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, (Bandung:
Pustaka Hidayah, 1999), cet.I, hlm. 223.
50 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 69.
51 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok, hlm. 6

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 71/215
58
b) Bandongan (weton)
Bandongan atau biasa dikenal dengan wetonan adalah metode
pengajian di mana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di
sekeliling kyai. Kyai membacakan kitab yang saat itu dikaji dan
santri menyimak kitab masing-masing sambil membuat catatan
(ngabsahi/ ngesahi).52
Di kalangan pesantren, terutama yang
klasik,memilki cara membaca tersendiri, yang dikenal dengan cara
utawi iki iku, sebuah cara membaca dengan pendekatan grammar
(nahwu dan shorof ) yang ketat.53
Sedangkan menurut M. Sulthon, mengartikan metode
bandongan ini sebagai metode layanan kolektif (collective learning process). Kegiatan pembelajaran yang dimaksud berlangsung
tanpa perjenjangan kelas dan kurikulum yang ketat, dan biasanya
hanya dengan memisahkan jenis kelamin para santri.54
c) Hafalan (Tahfidz)
Maksud metode hafalan di pesantren adalah santri diharuskan
membaca dan menghafal teks-teks berbahasa Arab secara
individual, guru atau kyai menjelaskan arti kata demi kata. Teks
bahasa Arab yang dimaksud adalah teks-teks Arab yang berupa
nadhom (sajak), seperti Alfiyah ibnu Malik , Awamil al-Jurjani,
Imrithi (nahwu), Hidayat al-Shibyan (tajwid), dan lain sebagainya.
d) Halaqoh (kupengan)
Halaqoh merupakan sebuah metode pembelajaran di mana
kelompok santri duduk mengitari kyai dalam pengajian tersebut.
Menurut Nur Cholis Madjid, sebagaimana dikutip oleh Djunaidatul
52 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan, hlm. 70.
53 Affandi Mochtar, Tradisi Kitab, hlm. 223.
54 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok, hlm. 6.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 72/215
59
Munawaroh menjelaskan secara teknisnya, kyai membacakan
sebuah kitab dalam waktu tertentu, sementara santri membawa
kitab yang sama sambil mendengarkan dan menyimak bacaan
kyai, mencatat terjemahan dan keterangan kyai pada kitab itu yang
disebut maknani, ngesahi, atau njenggoti. Pengajian seperti ini
dilakukan secara bebas, tikat terikat pada absensi, lama belajar
hingga tamatnya kitab yang dibaca.55
2) Pembaharuan pola pembelajaran
a) Mudzakaroh/ Musyawaroh/ Hiwar
Musyawaroh atau Mudzakaroh merupakan sebuah pertemuan
ilmiah khusus membahas persoalan agama pada umumnya. Secaraumum, metode jenis ini digunakan dalam dua tingkatan. Pertama,
diselenggarakan oleh sesama santri untuk membahas suatu
masalah agar terlatih untuk memecahkan masalah dengan
menggunakan rujukan kitab-kitab yang tersedia. Kedua, dipimpin
langsung oleh kyai, dimana hasil musyawarohnya diajukan untuk
dibahas dan dinilai seperti dalam seminar. Sebagian pesantren
untuk jenis yang kedua ini menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa pengantarnya.56
Ciri khas dari musyawaroh atau hiwar ini, adalah bahwa santri
dan guru biasanya terlibat dalam sebuah forum perdebatan untuk
memecahkan masalah yang ada dalam kitab-kitab (berbahasa
Arab) yang sedang di pelajari. Dalam Hiwar terjadi proses kritik
55 Djunaidatul Munawaroh, “ Pembelajaran Kitab Kuning di Pesantren”, dalam Abuddin Nata,
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta :
PT Grasindo, 2001), hlm. 177
56 Djunaidatul Munawaroh, “ Pembelajaran Kitab,hlm. 178.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 73/215
60
dan agumentasi (mujadalah) untuk memperkuat kesimpulan-
kesimpulan yang diperoleh.57
b) Majelis Ta’lim
Majelis ta’lim dapat diartikan sebagai suatu media
penyampaian ajaran Islam secara umum dan terbuka.58
Diadakan
secara berkala dan diikuti oleh lapisan masyarakat beserta para
santri. Fungsi dari majelis ini diantaranya adalah sebagai bentuk
komunikasi fungsional pesantren dalam mempengaruhi sistem
nilai masyarakat.
Dalam perkembangan terakhir, tidak semua pesantren
menyelenggarakan majelis ta’lim ini. Oleh karenanya, metode inilebih tepatnya dikategorikan sebagai pembaharuan metode dalam
fungsinya pesantren sebagai social control dan social engineering
terhadap masyarakat.
c) Bahtsul Masa’il
Metode bahtsul masa’il lebih ditekankan pada pemecahan
masa’il (masalah-masalah) dalam persoalan fiqh (hukum Islam
atau furu`iyah). Metode ini bisa digambarkan sebagai bentuk
kegiatan belajar mengajar dalam sebuah forum (biasanya di kelas
atau masjid) yang dipandu oleh seorang pembimbing/guru dan
diikuti oleh santri-santri yang dianggap sudah menguasai kitab-
kitab tertentu untuk memecahkan permasalahan kontemporer di
sekitar hukum-hukum fiqh (termasuk di dalamnya fiqh ibadah).
Metode ini biasanya diterapkan untuk pengajaran santri-santri
yang sudah senior, dimana para santri tersebut sudah dianggap
57 M Tata Taufiq, et all , Rekonstruksi Pesantren Masa Depan (dari Tradisional, Modern,hingga Post Modern), (Kuningan : IAIN Lathifah Mubarokiyan Suryalaya, tth), hlm. 78
58 M Tata Taufiq, et all , Rekonstruksi Pesantren, hlm. 79.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 74/215
61
mampu atau mengua.si kitab-kitab yang menjadi rujukan masalah
yang akan di bahas.59
d) Fathul Kutub
Metode fathul kutub di kebanyakan pesantren dilaksanakan
untuk santri-santri senior yang sudah akan menyelesaikan
pendidikan tingkat tertentu. Pada dasarnya metode ini adalah
metode penugasan mencari rujukan (reference) terhadap beberapa
topik dalam bidang ilmu tertentu (fiqh, aqidah, tafsir, hadits, dll.).
e) Muqoronah
Metode muqoronah adalah sebuah metode yang terfokus pada
kegiatan perbandingan, baik perbandingan materi, faham(madzhab), metode, maupun perbandingan kitab. Metode
muqoronah akhirnya berkembang pada perbandingan ajaran-ajaran
agama. Untuk model metode muqoronah ajaran agama biasanya
berkembang di bangku Perguruan Tinggi Pondok Pesantren
(Ma`had `Ali).60
Bagi pesantren yang sudah menyelenggarakan pendidikan umum
atau para santri yang bersekolah umum, namun menempat di pondok,
sistem pembelajarannya di luar waktu sekolah, biasanya pada malam
hari. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan jadwal sekolah dengan
kegiatan harian di pesantren.
d. Sistem Penyelenggaraan Pendidikan
Faktor yang berperan dalam penyelenggaraan Pondok Pesantren antara
lain yaitu manajemen sebagai faktor upaya, organisasi sebagai faktor
sarana, dan administrasi sebagai faktor karsa.61
Ketiga faktor ini memberi
59 M Tata Taufiq, et all , Rekonstruksi Pesantren, hlm.15
60 M Tata Taufiq, et all , Rekonstruksi Pesantren, hlm 16
61 Tim Depag RI, Pola Pembelajaran, hlm. 56.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 75/215
62
arah dan perpaduan dalam merumuskan, mengendalikan penyelenggaraan,
mengawasi serta menilai pelaksanaan tata tertib dalam usaha
menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan tujuan
Pondok Pesantren.
Dalam mengelola pondok sebagai suatu lembaga pendidikan, peran
Kyai sangat besar dalam menentukan tujuan dan kegiatan yang harus
dilakukan, namun hal itu dilakukan dengan pembagian tugas meskipun
tidak tertulis yang biasanya diberikan pada keluarga kyai sendiri.
Sementara itu dalam membantu mengkoordinasikan kegiatan pendidikan
para santri, biasanya ada diantara santri senior yang diberi tanggungjawab
untuk mengerjakannya.Penyelenggaraan pendidikan pesantren pada umumnya didukung oleh
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pondok yang terdiri dari kyai,
guru/ ustadz dalam berbagai funun (bidang-bidang ilmu) baik itu pelajaran
maupun pengkajian kitab, pengurus pondok, pimpinan unit-unit kegiatan
daan tenaga kesekretariatan. Dalam kesemuaan bidang, peran kyai sangat
strategis dalam menjaga integritas pesantren. Dengan penyelenggaraan
semacam ini, pesantren pun berkembang sampai sekarang ini.
Namun, sejarah mencatat pada paruh abad ke-20, dunia pesantren
dikejutkan oleh dorongan pemerintah Belanda yang mencoba
memasukkan pendidikan ala barat dengan sistem sekolah. Respon positif
mencoba ditunjukkan oleh para pemimpin Islam, namun bukan
menganjurkan untuk mengikuti model ala Barat tersebut, melainkan
memperkenalkan sistem pendidikan berkelas (klasikal) dengan nama
“madrasah” (berbeda dengan sekolah dalam beberapa hal).62
Namun, tak
dapat dipungkiri ada sebagian pondok pesantren kala itu justru
memasukkan pendidikan umum ke dalam kurikulum pesantren. Di
62 M. Sulthon & Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok , hlm. 6.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 76/215
63
antaranya pondok pesantren Tebu Ireng Jombang, Pondok modern
Darussalam Gontor, dan lain sebagainya. Meskipun demikian, secara
umum pesantren-pesantren tetap bertahan dengan karakteristiknya yang
khas.
Keadaan terus berkembang, situasi masyarakat pun menuntut
perubahan. Memasuki era 1970-an, dunia pesantren mengalami perubahan
dan perkembangan signifikan. Perubahan pertama mengenai jumlah
kuantitas luar biasa, baik di rural (perdesaan) maupun urban (kota). Dan
yang kedua adalah mengenai penyelenggaraan pendidikan. Sejak era
tersebut sampai sekarang, bentuk-bentuk pendidikan yang diselenggarakan
oleh pesantren sudah sangat bervariasi.Meskipun mempunyai tipe yang berbeda-beda, namun perbedaan
tersebut sama sekali tidak mencerabut pesantren dari akar kulturalnya dan
tetap mempertahankan karakteristik pesantren sebagai lembaga yang
tafaqquh fi al-din, islamice value, sosial control, sosial engineering.
________________

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 77/215
64
BAB III
PESANTREN DI KABUPATEN KUDUS
A. Gambaran Umum Kabupaten Kudus
1. Wilayah Geografis
Kabupaten Kudus adalah salah satu Kabupaten di provinsi Jawa
Tengah, terletak di antara 4 (empat) Kabupaten yaitu di sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati, sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Pati, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Grobogan dan Pati serta sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Demak dan Jepara.Secara geografis Kabupaten Kudus terletak diantara 110˚ 36’ dan 110˚
50’ bujur timur dan antara 6˚ 51’ dan 7˚ 16’ lintang selatan. Jarak terjauh
dari barat ke timur adalah 16 km dan dari utara ke selatan 22 km.
Kemudian jarak dengan ibu kota Provinsi Jawa Tengah (kota Semarang) ±
51 km di sebelah timur. Hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit dari
Semarang jika ditempuh dengan perjalanan darat (kendaraan pribadi
maupun umum).1
Untuk mengenai ketinggian tanah, Kabupaten Kudus berkisar tinggi
rata-rata ± 55 m di atas permukaan air laut. Iklim di Kabupaten tersebut
sama seperti di Semarang yaitu beriklim tropis dan bertemperatur sedang
yang berkisar antara 18,3˚ (C) - 29, 6˚ (C). Oleh karena itu, Kabupaten
Kudus bercurah hujan relatif rendah, rata-rata di bawah 2000 mm/tahun
dan berhari hujan rata-rata 97 hari/tahun.
Secara administratif, menurut data statistik Kabupaten Kudus terbagi
menjadi 9 Kecamatan, 123 Desa dan 9 Kelurahan, serta 707 Rukun Warga
1 Badan Pusat Statistik Kab. Kudus, Kudus dalam Angka 2010, (Kudus :BPS Kudus dan
BAPPEDA Kudus, 2010), hlm. 3.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 78/215
65
(RW), 3.698 Rukun Tetangga (RT), dan 434 Dukuh. Kudus secara umum
mempunyai luas wilayah sebesar 42. 516 hektar atau sekitar 1,31 persen
dari luas Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan terluas adalah Kecamatan
Dawe yaitu 8.584 Ha (20,19 persen), sedangkan yang terkecil adalah
Kecamatan Kota seluas 1.047 Ha (2,46) dari luas Kabupaten Kudus.2
2. Kependudukan dan Pendidikan
Data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
Kabupaten Kudus tercatat sebesar 759.249 jiwa (2009), yang terdiri dari
376.058 jiwa laki-laki (49,53 persen) dan 383.191 jiwa perempuan (50,47
persen). Data penduduk ini merupakan data yang penting bagi sebuah
daerah karena sebagai acuan untuk melakukan pembangunan kedepan.Jumlah penduduk terpadat dari 9 Kecamatan adalah Kecamatan Jekulo
yakni sebesar 12, 79 persen dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten
Kudus. Sementara di Kecamatan Dawe menempati jumlah penduduk
terkecil yakni 8,10 persen.3
Dari sekian banyaknya jumlah penduduk di Kabupatem Kudus,
penduduk yang bersekolah secara umum mengalami fluktuasi selama
periode tahun ajaran 2004/2005 – 2008/2009. Hal ini dapat dilihat dengan
banyaknya siswa di beberapa jenjang pendidikan yang mengalami
kenaikan. Pada tingkat pendidikan dasar jumlah siswa mengalami
peningkatan 0,12 persen dibanding tahun ajaran sebelumnya. Begitu juga
pada pendidikan menengah yang sama mengalami peningkatan yang
mencapai 1,82 persen.
Sementara data penyediaan sarana fisik dan tenaga guru pada tahun
2008/2009 SD sebanyak 476 unit dan MI sebanyak 345 unit, SMP dan
MTs masing-masing 51 dan 61 unit, SMA dan MA masing-masing
2 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen
Informasi, 2005), hlm. 14.
3 BPS Kab. Kudus, Kudus dalam, hlm. 59.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 79/215
66
sebanyak 43 dan 29 unit. Untuk Universitas atau Perguruan Tinggi pada
tahun akademik 2008/2009 tercatat ada 8 buah, yaitu Universitas Muria
Kudus (UMK), Skolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus,
Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES), Akademi Kesehatan
Muhammadiyah, Akbid Mardi Rahayu, Akbid Pemda, Akper Krida Husada
dan Akademi Farmasi Kudus (Akfarku).4
Kemudian banyaknya mahasiswa pada 5 tahun terakhir terhitung dari
tahun 2010 cenderung meningkat. Pada tahun akademik 2008/2009, secara
keseluruhan jumlah mahasiswa tercatat 11.672 orang, dan di dukung oleh
389 dosen. Pada tahun tersebut tercatat telah meluluskan mahasiswa
sebanyak 2.030 orang.
5
3. Kondisi Masyarakat dan Jumlah Pesantren
Di samping dinamai sebagai kota industri kretek, jenang dan lain
sebagainya, Kudus yang terdapat dua makan anggota walisongo, yakni
makam Sunan Kudus dan makam Sunan Muria, ternyata juga disebut-sebut
sebagai kota santri. Menurut Fatah Syukur, Kudus terdapat banyak
pesantren-pesantren kecil, meskipun tidak sebesar pesantren yang ada di
Jawa Timur. Dengan adanya pesantren tersebut bisa terhadap kondisi
masyarakat sekitarnya. Jiwa santri dalam hal ini telah menjadi kultur
tersendiri bagi masyarakat Kudus.6
Masyarakat Kudus semasa awal sudah sedemikian rupa terbentuk
kesehariaannya dengan tradisi pesantren yang dibentuk oleh Ja’far Shodiq
4
BPS Kab. Kudus, Kudus dalam, hlm. 60.5 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 15.
6 Fatah Syukur NC, Dinamika Madrasah dalam Masyarakat Industri, (Semarang : Pusat Kajiandan Pengembangan Ilmu-ilmu KeIslaman dan Pesantren and Madrasah Development Centre, 2004),
cet. I, hlm. 55-56.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 80/215
67
(nama lain Sunan Kudus) dan Kyai Telingsing7. Oleh sebab itu, dengan
latar belakang pesantren inilah akhirnya penamaan Kudus diambil dari
bahasa Arab, meskipun masyarakat Kudus tidak ke-Arab-araban.
Peresmian nama Kudus dilakukan sendiri oleh Sunan Kudus sepulangnya
dari ibadah haji. Bukti sejarah dari peresmian tersebut adalah batu prasasti
yang bertuliskan kaligrafi Arab yang terletak di atas mihrab masjid menara
Kudus dengan bertuliskan tahun berdirinya masjid tersebut yakni 956
hijriyah.8
Kudus kulon menjadi fokus dalam penelitian ini, terutama di kelurahan
Kajeksan, Kwanaran dan Kerjasan. Untuk mengetahui kondisi umum
masyarakat tersebut, secara umum sudah diinformasikan oleh Abdul Munir Mulkhan yang dikutip oleh Fatah Syukur. Di mana Mulkhan menulis
kondisi masyarakat Damaran. Karena letak antara Damaran dengan
Kajeksan, Kwanaran dan Kerjasan tidaklah begitu jauh apalagi masih
berada dalam satu Kecamatan, yakni Kecamatan Kota, maka cukuplah apa
yang diinformasikan oleh Mulkhan mewakili kondisi masyarakat Kudus.
Dalam tulisannya tersebut, Mulkhan menyatakan bahwa hampir setiap
harinya masyarakat Damaran bekerja 8 jam pada siang hari di rumah
mereka sendiri. Semboyan berupa rumahku adalah tempat kerjaku menjadi
pedoman paten masyarakat saat itu. Dan ketika malam tiba, suasana
menjadi berubah total. Hari-hari yang biasanya digunakan untuk sibuk
bekerja, ketika malam semua warga damaran mengaji dalam sela-sela
waktu antara maghrib dan ‘isya. Warga yang tidak mengaji pun tidak
berbuat gaduh. Mereka mematikan radio, tape, dan televisi pada jam-jam
tersebut. Mereka yang keluar rumah, apalagi duduk-duduk santai, maka
7 Seorang cina muslim yang pertama merintis berdirinya kota Kudus kemudian mempercayakan
kelestariannya pada Sunan Kudus. Nama kyai Telingsing kemudian diabadikan menjadi nama jalan di
sebelah selatan menara Kudus.
8 Fatah Syukur NC, Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di Kudus Jawa Tengah, (Tokyo :
Bulletin of Academic Frontier Project 2005, 2006), hlm. 595.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 81/215
68
akan segera diperingatkan oleh orang tua mereka. Para orang tua
menganggap keluar rumah tanpa tujuan yang jelas adalah tabu atau saru.9
Gambaran umum yang dilakukan oleh Mulkhan secara tidak langsung
memberikan pengertian kuatnya religiusitas masyarakat Kudus waktu itu.
Pengaruh sufisme begitu kental sehingga membentuk kultur tersendiri
terutama masyarakat di sekitar menara. Secara institutif, kultur demikian
dibangun oleh ‘ulama terkemuka pada waktu itu, yakni KHM Arwani
Amin (alm), KHR. Asnawi (alm), KHM. Ma’mun (alm), KH. Turaechan
Adjhuri (alm), KH. Ma’ruf Irsyad (alm), dan lain sebagainya. Dan
kesemuannya adalah para pengasuh pondok pesantren. Jadi pesantren
membawa pengaruh yang signifikan terhadap kondisi masyarakat Kudus.Tradisi pesantren yang dibawa oleh para pengasuh ini yang
membentuk kultur kehidupan masyarakat Kudus nampak begitu kuat
sampai sekarang. Hal ini dikarenakan pesantren amat dekat dengan
thariqat. Thariqat dalam sebuah pengertian dapat dikatakan sebagai ajaran
dan amalan-amalan kesempurnaan moral dengan landasan ajaran al-Qur’an
dan Hadits serta menjalankan praktek-praktek kehidupan dengan
mendekatkan diri kepada tuhan dan menjauhkan cara-cara hidup yang
sifatnya mencintai dunia.10
Demikian atas paham thariqat ini, tidak heran
masyarakat Damaran begitu kental nilai religiusitasnya karena masa itu
sedang berkembang thariqat yang diajarkan oleh KHM. Arwani Amin
(alm).
9 Fatah Syukur NC, Dinamika Madrasah, hlm. 56. Untuk lebih jelasnya lihat Radjasa
Mu’tashim dan Abdul Munir Mulkhan, Bisnis Kaum Sufi, Studi Tarekat dalam Masyarakat Industri,
(Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 57.
10 Rosehan Anwar, Laporan Penelitian dan Penulisan Biografi K.H.M. Arwani Amin di Propinsi Jawa Tengah, (Proyek Penelitian Keagamaan Departemen Agama Bagian Proyek Penelitian
dan Pengembangan Lektur Agama, 1986/1987), hlm.122.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 82/215
69
Organisasi thariqat yang dulunya bernama Jam’iyah Ahli Thariqat
Mu’tabaroh11
diubah nama menjadi Jam’iyah Thariqat Mu’tabaroh
Nahdliyin pernah dipimpin oleh KHM. Arwani Amin semasa hidupnya. Di
antara ulama’ yang pernah menduduki jabatan pimpinan antara lain Kyai
Baidlawi, Kyai Ma’shum, Kyai Hafidh, Kyai Muslih, dan Kyai Adlan Ali.
Baru setelah periode Kyai Adlan Ali, Kyai Arwani menjadi pimpinan.
Sedangkan KHM. Arwani sendiri mengembangkan Thariqat
Naqsabandiyah Khalidiyah.
Masa kepemimpinan KHM. Arwani, Jam’iyah Thariqat Mu’tabaroh
Nahdliyin terpusat di Kudus. Sebagai tempat untuk berkhalwat, KHM.
Arwani dulu memilih masjid Kwanaran sebagai pusat kegiatan thariqatnya.Di samping dulu sekeliling masjid itu cukup sepi dan sejuk dengan pohon-
pohon nyiur, bambu serta tumbuh-tumbuhan yang rindang. Rumah-rumah
penduduk pun tidak begitu dari pondok sehingga lebih fokus untuk untuk
mengadakan khalwatan. Namun, sekarang tempat-tempat yang sunyi
tersebut tidak lagi ditemui karena rumah-rumah penduduk semakin padat.
Dulu tempat yang terlihat tenang, jauh dari keramaian, dan air sungai gelis
yang masih jernih, sekarang berubah menjadi ramai apalagi semenjak
Kudus menarik para wisatawan dan peziarah di makan Sunan Kudus.
Kondisi masyarakat yang terbentuk mendekati kultur masyarakat
sufistik oleh Thariqat KHM. Arwani ini mendorong terciptanya pondok
pesantren di sekitarnya (kec. Kota. red). Meskipun Kecamatan Kota
menjadi Kecamatan paling kecil yang hanya 1.047 Ha (2,46 persen),
namun kecamatan ini mempunyai pondok pesantren terbanyak dari 8
Kecamatan yang lainnya, yakni 31 pesantren (36 persen) dari 86 pondok
pesantren se-Kudus.12
11 Jam’iyah Ahli Thariqat Mu’tabaroh didirikan pada tanggal 10 Oktober 1957 oleh para kyai
nahdliyin sebagai tindak lanjut dari keputusan mu’tamar NU tahun 1957 di Magelang.
12 BPS Kab. Kudus, Kudus dalam, hlm. 59.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 83/215
70
Pondok yang terbesar adalah pesantren Yanbu’ul Qur’an yang diasuh
oleh KH. Mc. Ulinnuha Arwani dan KH. Mc. Ulil Albab Arwani, di mana
dalam perkembangannya pondok ini mempunyai 6 (enam) cabang
berdasarkan jenjang pendidikan santrinya dengan lokasi dan pengasuh yang
berbeda. Kemudian ada pondok pesantren Darul Furqon yang diasuh oleh
KH. Sayid Abdul Basith, pesantren Mazroa’atul Ulum yang diasuh oleh
KH. Noor Muttaqin (alm), dan lain sebagainya.
B. Sekilas Tentang Pesantren Kudus
Kabupaten Kudus yang mempunyai luas wilayah 42.516 Ha yang
terbagi menjadi 9 Kecamatan dan 9 Kelurahan terdapat 86 pondok
pesantren. 13 Secara umum pesantren-pesatren tersebut masih eksis sampai
sekarang, meskipun ada beberapa pesantren yang terpaksa vacum karena
proses kaderisasinya yang tidak berjalan. Di antaranya adalah pondok
pesantren Darussalam yang beralamat di Kwaraan Getassrabi Gebog.
K.H. Abdul Hadi sebagai pengasuh pondok pesantren ini pada tahun
2008 meninggal karena sakit, sementara diantaranya putra dan putrinya belum
ada yang cakap menggantikan posisi sebagai pengasuh karena masih kecil.
Proses kaderisasi kepemimpinannya pun terhenti sampai sekarang dan belumada yang menggantikannya. Namun, pesantren yang terletak tidak kurang dari
15 KM dari pusat pemerintahan kabupaten Kudus ke arah barat ini masih
menaungi madrasah diniyah yang terletak di depan pesantren. Madrasah
tersebut masih eksis sampai sekarang.14
Sedangkan pesantren-pesantren yang lain, menurut K.H. Mc. Ulin
Nuha Arwani terbilang cukup meningkat jika ditinjau dari jumlah santrinya.
13 Jumlah pondok pesantren tersebut di terbitkan pada tahun 2005. Terdapat kemungkinan 6
tahun terakhir telah muncul pesantren-pesantren baru. Namun, meskipun ada tidak di kelompokkan
dalam penelitian ini. Lihat, M. Nadjib Hassan, et.all, Profil Pesantren, hlm. 72-73..
14 Hasil wawancara dengan pengurus pondok pesantren Al-Hidayah Bp. Nur Azis warga
Getassrabi Gebog pada tanggal 19 Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 84/215
71
Ini dibuktikan dengan tidak sedikitnya pesantren yang baru-baru ini
menambah gedung pondoknya. Seperti pondok pesantren Yanbu’ul Qur’an
yang sampai membuka 6 (enam) cabang karena memenuhi permintaan dari
masyarakat. Pesantren yang menjadi cabang pada dekade ini saja dua
pesantren, yakni pesantren Tahfidh Yatama Ustman bin Affan (2002) dan
Pesantren Tahfidh Anak-Anak Yanabi’ul Qur’an (PTAYQ) puteri (2004).15
Antusias masyarakat yang tinggi menjadikan perkembangan pesantren
sangat pesat. Namun, ini bukan berarti pesantren mendapat dukungan penuh
dari masyarakat karena bisa jadi hal ini disebabkan oleh figur kyainya yang
kharismatik. Oleh karena itu, keseimbangan antara kepemimpinan kyai
dengan sistem pendidikan pesantren perlu dilakukan.Tabel 3.1.
Pesantren Kudus dalam Angka
No Kecamatan Jumlah
Pesantren
Luas Wilayah Prosentase
(%)
1 Bae 1 2.332 Ha 5,48
2 Mejobo 3 3,677 Ha 8,65
3 Kaliwungu 4 3,271 Ha 7,69
4 Jati 5 2,630 Ha 6,19
5 Dawe 6 8.584 Ha 20,19
6 Gebog 10 5,506 Ha 12,95
7 Undaan 10 7,177 Ha 16,88
8 Jekulo 16 8,292 Ha 19,50
9 Kota 31 1.047 Ha 2,46
Jumlah : 86 42.516 Ha 100,00
Sumber : Lembaga Penelitian Central Riset dan Manajemen Informasi (CeRMIN) Kudus , Profil
Pesantren Kudus, 2005, hlm. 72-73.
15 Hasil wawancara dengan pengasuh PP. Yanbu’ul Qur’an K.H. Mc. Ulin Nuha Arwani pada
tanggal 19 Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 85/215
72
C. Tipologi Pesantren Kudus
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, pada bagian ini akan
dideskripsikan kondisi objektif ketiga pesantren yang akan dianalisis lebih
lanjut, yakni Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Pusat (tipe A), MUSYQ
(tipe B), dan Roudlotuth Tholibin (tipe C). Penjelasannya tertentu yakni pada
aspek sistem pendidikan pesantren, kurikulum, pola pembelajaran, dan sistem
penyelenggaraan pendidikannya. Namun sebelumnya juga dilengkapi dengan
penjelasan sejarah dan perkembangan pesantren pada bagian awalnya.
1. Sejarah dan Perkembangan Pesantren
a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat
PTYQ putera atau dewasa ini menjadi pusat bagi pesantren- pesantren yang dinaungi oleh lembaga pendidikan non formal Yayasan
Arwaniyyah Kudus. Lembaga pendidikan yang berupa pesantren salaf
ini menitiktekankan pada pengajaran al Qur'an, yaitu meliputi tahsin
(pembenaran bacaan), tahfidh (hafalan) dan qiro'ah sab'ah.16
PTYQ
pusat ini terletak kurang lebih 1,5 km dari pusat kota Kudus dan tidak
jauh dari kompleks makam Sunan Kudus. Tepatnya berlokasi di Jl.
KH. M. Arwani Kajeksan Kudus.
Cikal bakal pesantren ini berawal dari pengajian yang diampu
oleh KH. M. Arwani Amin yang telah dimulai sejak tahun 1942 di
masjid Kenepan. Tepatnya pada tahun 1942 merupakan tahun pertama
setelah KH. M. Arwani menunaikan ibadah haji. Di masjid Kenepan
ini beliau menerima para santri yang ingin belajar al Qur'an baik bin
nadhor maupun bil ghoib.17
Sebagian santri ada yang di rumah dan
sebagian ada yang dititipkan di rumah-rumah tetangga. Sedangkan
sebagai tempat belajat santri, di masa itu masjid Sunan Kudus dan
16 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 173.
17 Dokumen Profil PP. Yanbu’ul Qur’an Kudus, di peroleh peneliti pada tanggal 18 Januari
2011, hlm. 1.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 86/215
73
masjid Busyo Latif menjadi tempat yang nyaman untuk
menghafalkan.18
Dalam sejarahnya, pengajian yang diasuh oleh KH. M. Arwani ini
sempat terhenti pada rentang waktu antara tahun 1947 - 1957
disebabkan kesibukan beliau menuntut ilmu thariqoh di pesantren
Popongan, Solo. Baru setelah tahun 1957 pengajian itu pun kembali
berlanjut.
Tahun demi tahun pun berganti, akhirnya pada tahun 1962, KH.
M. Arwani menempati sebuah rumah baru di Kajeksan, maka tempat
pengajian pun turut dipindahkan tak jauh dari rumah beliau yang baru
yaitu di masjid Busyro latif.
19
Masjid Busyo Latif ini menjadi pusat pengajian pada waktu itu. Di samping masjid tersebut tidak jauh dari
rumah, letaknya pun cukup setrategis sehingga membuat masyarakat
untuk mudah mendatanginya.
Seiring berjalannya waktu, santri yang belajar pada beliau
semakin bertambah. Beliau pun berniat untuk mendirikan sebuah
pesantren untuk menampung para santri agar mereka bisa lebih mudah
dalam belajar. Berjalan bertahun-tahun sampai tahun 1970 kamar
pondok baru sejumlah 6 kamar putra yang dihuni sekitar 45 santri.20
Dua puluh delapan tahun bersabar, KH.M. Arwani tak henti-hentinya
membekali para santri untuk terus bersabar dan bersyukur. Oleh
karena itu, beliau selalu berpesan, “syukuri dulu apa yang sudah kalian
terima saat ini untuk seterusnya urusan Allah”.
18
Hasil wawancara dengan Ahmad Chasan Sekretaris Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an(PTYQ) pusat pada tanggal 19 Januari 2011.
19 Di sadur dari berbagai sumber, diantaranya dokumen Selayang Pandang Pondok Huffadz
Yanbu’ul Qur’an Kudus yang di tulis oleh Ah. Taman Hasyim pada bulan April 1995, hlm. 3.
20 Dokumen Profil PTYQ Kudus, di peroleh peneliti pada tanggal 18 Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 87/215
74
Penantian panjang itu ternyata berbuah kesuksesan. Pada tahun
1973 akhirnya secara resmi didirikanlah pesantren al Qur'an yang
diberi nama "Yanbu'ul Qur'an". Nama Yanbu'ul Qur'an yang berarti
mata air (sumber) al Qur'an dipilih oleh KH. M. Arwani sendiri yang
dipetik dari al Qur'an Surat al Isra' ayat 90. Dengan nama tersebut
diharapkan PTYQ bisa benar-benar menjadi sumber ilmu al Qur'an.
Pada tahun ini juga diresmikan pondok putri dengan santri awal sekitar
33 santriwati. Dengan demikian, pembukaan awal ini terhitung santri
keseluruhannya berjumlah 78 orang, yakni 45 santri laki-laki dan 33
santri perempuan.
Paling tidak ada empat tujuan pokok didirikannya PTYQ saat itu, Pertama, menyediakan pemukiman bagi para santri yang ingin belajar
dan menghafal al Qur'an. Kedua, memudahkan kontrol kepada para
santri dan memperlancar keberlangsungan proses belajar mengajar.
Ketiga, menjaga kemurnian al Qur'an. Dan keempat, turut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pada tanggal 1 Oktober 1994 KH. M. Arwani berpulang ke
rahmatullah. Sepeninggal beliau pengelolaan pesantren dilanjutkan
oleh putra-putra beliau, KH. M. Ulin Nuha Arwani dan KH. M. Ulil
Albab Arwani, serta seorang murid kesayangan beliau yaitu KH.
Muhammad Mansur Maskan (alm). Mereka saat itu di kenal dengan
sebutan tiga serangkai karena memang perkembangan pondok
pesantren tersebut tidak lepas dari jasa mereka.21
Pada perkembangannya, saat ini terdapat kurang lebih 204 orang
santri putra dan 220 santri putri yang belajar di pesantren ini. Mereka
datang dari berbagai kota dan dengan latar pendidikan yang berbeda-
21 Dokumen Selayang Pandang Pondok Huffadz Yanbu’ul Qur’an Kudus yang di tulis oleh Ah.
Taman Hasyim pada bulan April 1995, hlm. 3.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 88/215
75
beda. Untuk menjadi santri di PTYQ dewasa, pendidikan minimal
calon santri adalah lulusan SLTP/MTs atau yang sederajat. Mereka
juga harus mengikuti tes masuk terlebih dahulu berupa tes lisan,
tulisan dan praktek membaca al Qur'an. Pendaftaran setiap tahunnya
dibuka pada bulan Syawal (tanggal 11-25) dan kegiatan belajar
mengajar bagi santri baru dimulai pada awal bulan Dzulqo'dah.
b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin
Pondok pesantren MUSYQ dalam lintasan sejarahnya diawali
dengan pembangunan pondok pesantren Kwanaran yang dibangun
pada tahun 1986. Mulanya pesantren Kwanaran ini disiapkan untuk
menampung anaka usia 6-7 tahun dengan kapasitas santri sejumlah 6anak.
Perkembangan tak bisa dihindari mengingat banyaknya anak-anak
usia tersebut di kelurahan Kwanaran sendiri yang berminat nyantri di
pon-pes Kwanaran ini. Santri pun semakin lama semakin bertambah
sampai asrama yang disiapkan tidak bisa menampung. Melihat
keadaan seperti ini, pihak keluarga Romo K.H. M. Arwani Amin
bersama pengurus Yayasan Arwaniyyah mencari lokasi yang strategis
untuk mendirikan Pondok Tahfidh Kanak-Kanak Yanbu’ul Qur’an.22
Awal pondok ini memang disiapkan hanya anak-anak berusia 6-7
tahun yang ingin menghafal al-Qur’an dengan kapasitas santri 6 anak,
namun ternyata minat dari masyarakat begitu antusias sehingga
mencapai santri 60 anak. Akhirnya pihak keluarga romo KH. M.
Arwani Amin dibantu oleh pengurus Yayasan Arwaniyyah hunting
lokasi. Singkat cerita, akhirnya beliau mendapat sebilah tanah di desa
22 Profil PP. Ma’hadul Ulumisy Syar’iyyah Yanbu’ul Qur’an (MUS-YQ) lil Banin, Power Point
Tanggal 3 Januari 2009.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 89/215
76
Krandon. Kemudian semua santri yang ada di Kwanaran diboyong ke
desa Krandon.
Pondok Kwanaran pun mengalami empty education. Berangkat
dari kevakuman itulah, pihak dari keluarga KH. M. Arwani ngersakno
romo KH. M. Arifin Fanani untuk bermukim di Kwanaran. Pada hari
Rabu Pon, 9 Jumadil Akhiroh 1411 H/25 Desember 1990 M, Romo
KH. M. Arifin Fanani resmi bermukin di Kwanaran. Saat itulah babak
baru pondok ini dimulai (pada waktu itu belum ada namanya). Genap
5 hari, kemudian ada 5 santri yang mengaji di pondok ini hingga
akhirnya santri yang mondok bertambah menjadi sekitar 25 santri.
Kemudian KH. M. Arifin Fanani beserta KH. Mc. Ulin Nuha Arwani,dan KH. Mc. Ulil Albab Arwani, dan KH. M. Mansur (Alm)
bermusyawarah dalam memberi nama pesantren tersebut.
Nama pondoknya telah diambil kesepakatan, MUS-YQ. Nama ini
lahir setelah bermusyawaroh berjam-jam dan membutuhkan pemikiran
yang filosofis. Di nukil dari kata “MUS”, yakni nama pesantren di
Sarang, tempat KH. M. Arifin Fanani menimba ilmu dulu dan dari
kata “YQ” (Yanbu’ul Qur’an). Sebagai qorinah, MUS-YQ juga
termasuk furu’ atau cabang dari pesantren Yanbu’ul Qur’an.23
Hingga
akhirnya pesantren ini populer dengan nama PP. MUS-YQ. Namun
tetap saja istilah “pondok Kwanaran” masih tetap abadi hingga kini.
Masyarakat pun ada yang menyebutnya pondok MUS-YQ dan
sebagiannya menyebut pondok Kwanaran.24
c. Pesantren Raudlatuth Tholibin
Sejarah berdirinya pondok pesantren Roudlatut Tholibin atau yang
lebih akrab disebut dengan pesantren Bendan ini tidak lepas dari peran
23Bulletin Dakwah dan Informasi al-Fannan edisi XI Sya’ban 1431 H, majalah yang diterbitkan
PP. MUSYQ Kwanaran 139 Kajeksan Kota Kudus, hlm. 20.
24 Bulletin al-Fannan edisi XI , hlm. 21.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 90/215
77
dari pendirinya, Kyai Haji Raden Asnawi. Sekitar tahun 1861 M (1281
H) pada hari Jum’at Pon lahirlah seorang bayi yang diberi nama Raden
Ahmad Syamsyi di Damaran. R. Ahmad Syamsyi dilahirkan dari
pasangan H. Abdullah Husnin dan Raden Sarbinah. Pasangan
pedagang konveksi yang tergolong besar kala itu. Menurut nasabnya,
R. Ahmad Syamsi ini merupakan keturunan ke-14 dari Sunan Kudus
(Raden Ja’far Shodiq) dan keturunan ke-5 KH Mutamakkin Kajen,
Margoyoso, Pati.25
R. Ahmad Syamsyi merupakan nama KHR Asnawi waktu kecil,
kemudian setelah pulang dari haji yang pertama diganti dengan nama
Raden Haji Ilyas. Waktu itu sekitar tahun 1886 dan beliau sudah berusia 25 tahun. Lima tahun kemudian, genap diusianya yang ke-30
tahun, Raden Haji Ilyas menunaikan ibadah haji untuk yang kedua
kalinya dengan berniat untuk mukim di sana bersama ayahanda.
Namun, ketika pelaksanaan H. Husnin pulang ke rahmatullah. Namun,
hal ini tidak mengurungkan niatnya untuk bermukim di Mekkah. Kira-
kira selama 20 tahun Raden Haji Ilyas ini bermukim menimba ilmu di
tanah suci tersebut dan setelah itu pulang ke Kudus untuk menjenguk
ibu.
Di Kudus tinggal bersama ibu dan adiknya H. Dimyati, dan tidak
beliau menunaikan ibadah haji untuk ketiga kalinya. Nama Ilyas ini
kemudian diganti lagi dengan Raden Haji Asnawi, setelah pulang dari
menunaikan ibadah haji untuk ketiga ini. Selanjutnya nama Asnawi ini
yang menjadi terkenal dalam pengembanagan Ahlussunnah
Waljama’ah di daerah Kudus dan sekitarnya. Dari sinilah kharismanya
muncul dan masyarakat memanggilnya dengan sebutan Kyai.
25 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 162.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 91/215
78
Sehingga nama harum yang dikenal masyarakat luas menyebut dengan
Kyai Haji Raden Asnawi (KHR. Asnawi).26
Aktivitas dakwah KHR. Asnawi di Kudus ini cukup melanglang
buana, mulai dari mengisi pengajian kitab Hadits Bukhori di masjid al-
Aqso setiap jama’ah fajar dan ba’da jama’ah subuh sampai pada
pengajian yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar.
Pada kisaran tahun 1927 M. KHR. Asnawi membangun pondok
pesantren di Bendan, di atas tanah wakaf dari KH. Abdullah Faqih
(Langgar Dalem) dan dukungan dari para dermawan dan umat Islam.
Pada tahun ini pula, Charles Olke Van Der Plas (1891-1977), seorang
pegawai sipil di Hindia Belanda, pernah datang ke rumah KHR.Asnawi untuk meminta kesediaannya memangku jabatan penghulu di
Kudus. Secara tegas KHR. Asnawi menolak penawaran tersebut.
Jasa dari KHR Asnawi tidak hilang dimakan sejarah, beliau
bersama-sama dengan para Ulama yang hadir di Surabaya pada
tanggal 16 Rajab 1344 H./31 Januari 1926 M. KHR. Asnawi turut
membidani lahirnya jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) sebagai antipati
untuk membentengi aqidah ahlussunnah wal jama’ah waktu. Bukan
hanya itu, KHR. Asnawi telah berjasa besar bagi Islam dan bangsa
Indonesia melalui keterlibatannya dalam organisasi pergerakan
kemerdekaan. Semaun, H Agus Salim dan HOS. Cokroaminoto
merupakan teman seperjuangan kala itu dalam memperjuangkan
bangsa Indonesia. Menurut informasi dari pengasuh pesantren, KHR.
Asnawi merupakan tokoh ulama’ internasional yang tidak hanya
26 Di sadurkan dari berbagai sumber, salah satunya profil PP. Roudlatuth Tholibin Bendan
Kerjasan Kota Kudus yang diperoleh peneliti pada tanggal 20 Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 92/215
79
disegani oleh bangsa, melainkan juga para ulama’-ulama’ Timur
Tengah termasuk Sayid Husein Bek.27
2. Sistem Pendidikan Pesantren
a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat
Pesantren yang ditinggali 204 santriwan dan 220 santriwati ini
secara keseluruhan belajar dan menetap di pesantren. Oleh karena itu,
dikatakan santri mukim. Pesantren ini beralamatkan di Jl. K.H.
Muhammad Arwani No.24, Dukuh Kelurahan, Desa Kajeksan,
Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Sampai saat ini pondok tersebut
diasuh dan dipimpin bersama oleh K.H. Mc. Ulin Nuha Arwani (suami
Ibu Hj. Noor Ismah), K.H. M. Ulil Albab Arwani (suami Ibu Hj.Zuhairoh). Keduanya aktif tercatat membantu Romo (Kyai Arwani)
sejak Maret 1976 menjadi ketua I dan ketua II sampai. Di mana waktu
itu pengasuh pondok masih di pegang oleh K.H. Arwani sendiri.
PTYQ secara geografis berdiri di atas tanah seluas 1,2 hektar yang
terdiri dari dari gedung pesantren putera dan puteri. Fasilitas gedung
putera terdiri atas 9 ruang kamar santri, 1 kamar ustadz, 1 aula, 1
ruang kantor, 1 gudang, dan 7 sarana mandi, cuci dan kakus.
Sementara gedung puteri terdapat 9 fasilitas 9 kamar santri, 1 kamar
ustadzah, 1 aula, 1 dapur, 1 kantor, 1 gudang, dan 7 sarana mandi, cuci
dan kakus. Pesantren ini juga dilengkapi dengan perpustakaan seluas
24 m², dengan koleksi kitab 150 eksemplar dan buku umum 125
eksemplar.28
1) Sistem Organisasi Pesantren
Dalam visinya yang ingin menjadi pusat lahirnya para khafidz
dan khafidzoh, pelaksanaan kegiatan pondok dibingkai
27 Hasil wawancara dengan KH. Moch. Khafidz Asnawi Pengasuh PP. Roudlatuth Tholibin
Bendan Kerjasan Kota Kudus pada tanggal 20 Januari 2011.
28 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm 174.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 93/215
80
sedemikian rupa untuk senantiasa membimbing para santri supaya
fokus dalam sistem pendidikan yang diterapkan. PTYQ masih
mempertahankan sistem tradisional dalam mempertahankan tradisi
pesantren. Oleh karenanya, berbagai program dan pembentukan
departemen-departemen oleh para pengurus pesantren digalakkan
untuk membingkai sistem tersebut.
Meskipun pun sistem pendidikan yang masih dikatakan
tradisional, para pengurus PTYQ pusat tidak mau ketinggalan soal
manajemen organisasi. Di bawah pengasuh KH. Mc. Ulin Nuha
sendiri, dan para kyai lain, di antaranya KH. Ulil Albab, Agus H.
Ainun Na’im, dan Agus H. Ahmad Faiz sebagai dewan pimpinan.Sementara KH. Ma’shum AK sebagai pembinanya, para pengurus
harian PTYQ mampu berjalan sesuai dengan harapan pesantren.
Sebagai ketua, ustadz Umar Faruq bersama para pengurus harian
yang lain menampilkan wajah pesantren yang dalam tata
kelolanya termasuk bisa dikatakan modern. Terbukti dalam
kepemimpinannya mampu merespon kebutuhan masyarakat secara
umum dan secara khusus kebutuhan santri. Di antara departemen
pengurus PTYQ adalah departemen pendidikan, jam’iyah,
koperasi, pembangunan, jam’iyah, keamanan, dan lain
sebagainya.29
Masing-masing departemen mempunyai tugas masing-masing
sesuai dengan kapasitas kinerjanya. Semua berorientasi pada
sistem pendidikan supaya bisa berjalan dengan lancar. Di samping
fungsinya untuk mempertahankan tradisi pesantren yang sudah
terbangun, para pengurus ini juga mencoba untuk melakukan
29 Di sarikan dari Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus PP. Yanbu’ul Qur’an pusat
pada kepengurusan 1431-1432 H.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 94/215
81
pengembangan pada bidang koperasi. Di koperasi ini terletak di
halaman pesantren sekitar 10 m dari ndalem romo kyai. Berbagai
pelatihan pun dilakukan untuk mendukung standar SDM para
pengelolanya. Di samping mengelola dan mengembangkan
koperasi, pengelola koperasi ini juga bertugas menjaga wartel
karena di pesantren ini tidak diperkenankan membawa telpon
seluler. Mengurusi seragam santri juga termasuk tugas dari
departemen ini.
Kegiatan bahtsul masa’il dalam hal ini pun sudah ada yang
mengurusnya sendiri, departemen jam’iyah. Departemen ini juga
mengurusi pemilihan tenaga pengajar, baik dari lingkup pesantrensendiri maupun dari masyarakat sekitar. Namun, biasanya dari
tokoh-tokoh masyarakat yang sudah kapabel di bidangnya.
Mengurusi tes masuk pendaftaran baru, tes calon khotimin dan
tabarrukan khotimin, shalat jama’ah, dan kegiatan keseharian
lainnya.
Departemen keamanan dalam hal ini bertugas menegakkan
undang-undang pondok, memberikan sanksi bagi santri yang tidak
mengindahkan tata tertib yang sudah ditetapkan. Pengontrolan jam
wajib belajar pun dilakukannya selama 24 jam. Artinya, pesantren
ini tidak dibolehkan keluar dari pesantren kecuali ketika ada
kepentingan mendesak dan sakit. Itupun juga harus mendapat
persetujuan dari pengurus pesantren. Departemen keamanan ini
juga bertugas sebagai pengawas bagi para santri yang mencoba
keluar dari pesantren tanpa ijin. Bagi santri yang keluar tanpa ijin,
maka konsekuensinya mendapat sanksi yang sudah ditetapkan.
Jika berulang kali melanggar, di pesantren ini diberikan sanksi
potong rambut ”gundul”.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 95/215
82
Di bidang pembangunan, para pengurus departemennya
bertanggung jawab atas pembangunan pondok pesantren. Ia juga
mengurusi masalah pengairan, penerangan, dan komunikasi
pesantren. Oleh karenanya, di pesnatren ini setiap masa
kepemimpinan diadakan pembekalan elektronika yang diikuti oleh
semua santri sehingga sedikit banyaknya santri sudah mengetahui
soal tersebut. Begitu juga soal peralatan, pesantren ini sudah
menyediakan segala macam peralatan, seperti sound system dan
lain sebagainya yang diurusi oleh departemen pembangunan.30
2) Kegiatan Pesantren
Kegiatan pesantren PTYQ tahun ajaran 1431 – 1432 H berlangsung dari tanggal 11 Sya’ban 1431 – 10 Sya’ban 1432 H.
di awali dengan sidang intern pengurus sebagai awal pelaksanaan
kegiatan selama setahun dan diakhiri dengan haflatul hidzaq dan
muwaddaah pesantren. Pada bulan sya’ban fokus kegiatan pada
penerimaan santri baru puasanan dan persiapan untuk menyambut
bulan Romadlon. Penerimaan santri baru di PTYQ termasuk
murah karena biaya yang dibutuhkan relatif sedikit dan itupun
juga untuk keperluan santri selama menempat di pesantren. Untuk
santri baru, uang pendaftaran Rp. 75.000,- dan uang pangkalnya
Rp. 150.000,-. Sementara santri puasanan, yang pendaftarannya
Rp. 50.000,- dan uang pangkalnya Rp. 100.000,-. Khusus untuk
bulan Romadlon, maka santri diwajibkan datang ke pondok kalau
masih ada yang di rumah.31
30 Sumber dari dokumen pesantren mengenai tata kerja kepengurusan pengurus PTYQ yang
dijadikan lampiran pada LPJ pengurus masa bhakti tahun 1431-1432 H.
31 Brosur pendaftaran masuk PTYQ Kajeksan Kota Kudus yang diperoleh peneliti pada tanggal
20 Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 96/215
83
Pada bulan Romadlon, kegiatan santri antara lain ta’aruf
santri lama dengan para santri yang khusus puasanan di pesantren
tersebut. awal-awal bulan ini juga sudah dimulai pengaktifan
kegiatan madrasah sesuai dengan jenjang kelasnya masing-
masing, pengajian kitab dan mudarosah Romadlon. Biasanya
santri puasanan itu sampai pada tanggal 17 Romadlon dengan
diakhiri ziarah bersama ke makam KH. M. Arwani dan
disempurnakan dengan muwadda’ah bersama pada malam
harinya. Setelah tanggal 17 Sya’ban, kegiatan pesantren diliburkan
dan para santri ada yang pulang ke rumah masing-masing, dan
bagi santri yang rumahnya jauh juga ada yang masih menetap di pesantren.
Pada bulan Syawwal, setelah masa liburan kurang lebih
selama 1 bulan, maka tanggal 11 Syawwal di mulai pembukaan
santri baru (santri mukim) dan semua santri yang masih dirumah
diwajibkan untuk datang ke pesantren karena kegiatan pesantren
sudah akan diaktifkan lagi. Biasanya pada tanggal 20 Syawwal –
27 Syawwal ini adalah masa-masa tes masuk dan besuk paginya,
yakni tanggal 28 Syawwal adalah pengumuman hasil tes yang
dilaksanakan sebelumnya.
Sedangkan bulan Dzulqo’dah ini pengaktifan madrasah dan
mudarosah khotimin yang juga disertai dengan pengaktifan jam
wajib kamar. Artinya pada bulan ini setiap kamar sudah diaktifkan
segala bentuk macam kegiatan kamarnya, di antara tahlilan dan
lain sebagainya. Pengaktifan mudarosah kelas, tahlil rutin kamis
sore, mudarosah sughro, pengajian kitab, jaga malam, ro’an
bersama dan lain sebagainya sudah diaktifkan sebelum tanggal 10
Dzulqo’dah karena hari setelah tanggal tersebut merupakan
agenda pembuatan seragam bagi santri-santri baru yang belum

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 97/215
84
mempunyai seragam. Setelah itu pada tanggal 14 Dzulqo’dah
dilaksanakan sidang triwulan I yang diiringi mudarosah selapanan
I, dan ta’aruf pada santri baru.
Pada bulan Dzulhijjah, para santri mendapat pembekalan dari
pengasuh perihal persiapan mudarosah yang setiap hari dilakukan
di pesantren. Pembekalan ini biasanya dilaksanakan pada
pertengahan bulan. Khusus untuk bulan Dzulhijjah memang
agenda di pesantren relatif sedikit dibanding dari bulan-bulan yang
sebelum ataupun sesudahnya karena para pengurus pesantren juga
ikut membantu pelaksanaan kegiatan pada Yayasan Arwaniyyah
yang juga menaungi bimbingan ibadah haji.Sementara pada bulan Muharram sudah diadakan mudarosah
selapanan II, sidang intern III, sidang pleno II, dan diakhiri dengan
pembekalan Muqri’ Yanbu’a serta pembekalan anak. Kemudian
pada bulan Shaffar dilanjutkan sidang triwulan II dan mudarosah
selapanan III. Khusus tanggal 14 Shaffar merupakan kegiatan
rutin untuk mengadakan khaul KH. M. Manshur Maskan VII yang
diikuti dengan khataman mudarosah sughro I, tabarrukan khotimin
dan mau’idlotul khasanah. Pada bulan Shaffar ini terbilang cukup
padat karena pada bulan ini juga diadakan agenda rutin para
asatidz berkaitan dengan pengaktifan sima’an kelas maqom dan
sima’an massal kelas mudarosah 1. Setelah itu kegiatan seperti
biasa selayaknya rutinitas sehari-hari di pesantren.
Selanjutnya pada bulan Rabi’ul Awwal sudah dimulai
mudarosah kubro I dan persiapan memperingati Maulid Nabi
SAW. Khusus pada akhir bulan ini, santri dibolehkan untuk
pulang dan sebelum tanggal 30 Rabi’ul Awwal semua santri harus
sudah kembali ke pesantren.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 98/215
85
Bulan Rabi’ul Akhir ini ibarat bulan baru setelah linnburan,
maka semua kegiatan termasuk jam wajib kamar, mudarosah
kelas, sughro dan khotimin sudah mulai diaktifkan kembali.
Setelah itu baru mengadakan mudarosah selapanan IV dan diikuti
dengan peringatan khaul KH. M. Arwani Amin pada tanggal 25
Rabi’ul Akhir. Di penghujung bulan, di pesantren ini diadakan
bahtsul masa’il Qur’aniyyah yang melibatkan semua santri
pesantren.
Seperti biasa pada bulan baru, yakni pada bulan Jumadil Ula,
sidang triwulan III, sidang intern IV, sidang pleno dan mudarosah
selapanan dilaksanakan untuk mempersiapkan para santri-santriyang hendak mengkhatamkan hafalan al-Qur’an. Sedangkan pada
awal bulan berikutnya, yakni bulan Jumadil Akhir merupakan hari
pendaftaran para calon khotimin sampai tanggal 18 Jumadil Akhir
waktu pelaksanaan tes khotimin tersebut.
Pada bulan Rojab, pesantren mengadakan mudarosah
selapanan dan khataman mudarosah kamar, mudarosah sughro II
serta dilaksanakan sidang intern V untuk melaksanakan rapat
anggaran pendapatan belanja. Setelah itu pelaksanaan sidang
intern VI, sidang tri wulan IV dan sidang asatidz pada akhir-akhir
bulan Rojab ini. Kemudian pada tanggal 27 Rojab biasanya
diadakan simakan massal bagi kelas mudarosah.
Dan sampai pada penghujung tahun pelajaran, yakni bulan
Sya’ban awal. Pada awal bulan ini dilaksanakan sidang dewan
mufattisy II, sidang RAPB khusus ndalem dan diakhiri
mudarosah kubro II. Selanjutnya pada tanggal 8 Sya’ban
dilaksanakan laporan pertanggung jawaban pengurus selama masa

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 99/215
86
bhakti selama kepengurusan, kemudian pelantikan pengurus baru
dan diakhiri dengan muwada’ah pada tanggal 10 Sya’ban.32
b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin
1) Sistem Organisasi Pesantren
Visi yang ingin dicapai pesantren MUSYQ dalam masa yang
akan datang adalah terwujudnya santri yang fashih dalam tilawah
dan faqih dalam amaliyah.33
Oleh karenanya pesantren ini
memadukan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum
melalui madrasah formal. Kegiatannya pun dipadukan antara al-
Qur’an, kitab-kitab salaf dan pendidikan umum. Tak heran jika
kedisiplinan pada pesanren ini sangat tinggi karena di waktu pagi para santri sekolah dan setelah itu mengikuti kegiatan pesantren
yang sudah ditetapkan sampai pada malam harinya.
Untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang menyesuaikan
dengan madrasah formal ini, dibentuklah susunan kepengurusan
pesantren untuk mendukung dan menjalankan kegiatan santri
secara keseluruhan. Maskipun para santri ini yang pada usianya saja
masih duduk di bangku MTs dan MA, namun mengenai perilaku
organisasi tidak kalah mahirnya di banding dengan para pengurus
pesantren Yanbu’ul Qur’an pusat yang tergolong sudah dewasa.
Meskipun begitu, untuk melatih jiwa kepemimpinan mereka para
pengurus pesantren ini melibatkan tokoh masyarakat secara
struktural maupun non-struktural.
Pesantren MUSYQ dalam upayanya mewujudkan kepribadian
santri yang mempunyai kompetensi di bidang tilawah yang
32 Sumber dari program kerja pengurus PTYQ pusat Kajeksan Kota Kudus yang diperoleh
peneliti pada tanggal 20 Januari 2011.
33 Power Point profil PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus tanggal 3 Januari 2009.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 100/215
87
dikombinasikan dengan amaliyah mempunyai beberapa misi yang
ingin diwujudkan dalam aspek-aspek di bawah ini, antara lain :
- Membimbing santri dalam meningkatkan kwalitas bacaan
al-Qur’an yang fashih.
- Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan santri
mendalami kitab-kitab salaf.
- Mengembangkan potensi santri dalam menganalisa
problematika masyarakat.
- Membentuk karakter santri yang mampu mengaktualisasikan
dirinya dalam masyarakat.34
Melihat visi dan misi yang ingin dicapai pesantren ini,kepegurusan organisasi pesantren pun dibentuk dan disesuaikan
dengan harapan kedepan pesantren. Meskipun pesantren ini adalah
cabang dari pesantren Yanbu’ul Qur’an yang ada di Kajeksan,
namun secara institutif pesantren ini berbeda. Peran masyarakat
terhadap kegiatan pembelajaran di pesantren MUSYQ sagat tinggi
karena secara historis pesantren ini lahir juga karena keinginan dari
masyarakat sendiri. Sehingga maju dan mundurnya pesantren ini
peran mereka juga tidak kalah pentingnya.
Secara struktural, sebagai dewan penasehat dan yang
menempati pucuk tertinggi kepemimpinan adalah KH. Ulin Nuha
dan KH. Ulil Albab. Sedangkan dewan pengasuhnya diserahkan
pada KH. Muhammad Arifin Fanani yang dibantu oleh KH. Hasan
Fauzi. Sementara dewan pembimbingnya yang kesehariannya
bersinggungan dengan aktifitas santri terdapat 10 ustadz yang
menetap di sekitar pesantren.35 Kesepuluh ustadz ini sudah dibagi
34 Power Point profil PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus tanggal 3 Januari 2009.
35 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 176.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 101/215
88
menurut bidang keilmuwan masing-masing sehingga memudahkan
para santri untuk berkomunikasi kepada mereka.
Untuk pengurus hariannya terdapat 6 santri dengan jabatan
ketua 1 dan 2, sekretaris 1 dan 2, serta bendahara 1 dan 2. Mereka
aktif mengurusi keseharian kegiatan pesantren. Muhammad
Taqiyuddin, ketua pondok pesantren MUSYQ membawahi delapan
seksi di bawahnya. Meskipun ia masih duduk di kelas 9 MA, namun
itu tidak menjadi kendala untuk mengkordinir 203 santri yang ada
di pesantren tersebut.
Di antara seksi-seksi dalam kepengurusan pesantren adalah
seksi pendidikan, keamanan dan ketertiban, pembangunan dan penerangan, kebersihan dan kesehatan, pengairan, konsumsi, humas
dan pembantu umum. Semua seksi tersebut dijalankan oleh 38
santri yang menjadi kordinator dan anggotanya pada masing-masing
bagian.
Dalam upaya meningkatkan kwalitas bacaan al-Qur’an dan
pendalaman kitab salaf, maka seksi pendidikan dalam hal ini
mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan. Seksi pendidikan
bertugas melaksanakan kegiatan pesantren, baik program harian,
mingguan, bulanan maupun tahunan. Di antara program harian,
seperti musyafahah al-Qur’an, madrasah diniyyah, pengajian kitab,
lalaran Alfiyah dan musyawaroh kitab pada malam harinya.
Sedangkan pada program mingguan, di pesantren ini dilaksanakan
seni baca al-Qur’an, majlis malam jum’at, ziarah, sorogan kitab
kuning, lajnah bahtsul masa’il dan latihan dasar jurnalistik. Dan
program bulanan dilaksanakan pengajian dialogis dan penulisan
papan ilmu. Sementara program tahunan ada kegiatan kema’arifan,
bahtsul masa’il intern, dan pengajian puasanan.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 102/215
89
Seksi keamanan dalam hal ini bertugas menjalankan undang-
undang kepada semua santri, mengadakan operasi pada waktu-
waktu tertentu (keluar tanpa ijin, razia handphone), mengadakan
sidang dan forum ta’ziran, dan membangunkan santri di waktu pagi
untuk pembacaan nailul muna dan jama’ah sholat subuh. Seksi
keamanan dalam konteks demikian turut membantu terwujudnya
nilai dan tradisi pesantren, sepert keikhlasan dalam menjalankan
semua hal sehingga para santri sudah terbiasa hidup dalam
kedisiplinan dan tidak kaget ketika terjun di masyarakat.
Seksi pembangunan dan penerangan ini bertugas terhadap
inventaris yang dimiliki pesantren, menyiapkan peralatan soundsystem pada acara-acara tertentu, memperbaiki kotak-kotak santri,
dan bertanggung jawab terhadap penerangan yang ada di pesantren.
Sementara seksi kebersihan dan kesehatan bertugas terhadap tugas
piket harian pondok, menyediakan alat-alat kebersihan dan
mengontrolnya sewaktu-waktu, menyediakan persediakan obat-
obatan P3K. secara umum, seksi ini bertanggung jawab atas
kebersihan pesantren.
Sedangkan seksi humas berugas menangani perweselan,
pembuatan kartu tanda anggota pondok, menangani tabungan santri,
dan mengurusi kebutuhan tamu pondok. Pada seksi ini secara
umum bertanggung jawab atas komunikasi internal pesantren
dengan masyarakat.
Selanjutnya seksi pengairan bertugas menangani permasalahan
yang berhubungan dnegan pengairan, memperbaiki saluran-saluran
air yang rusak dan sebagai kordinator pengisian bak kamar mandi
secara keseluruhan pada tiap harinya. Upaya ini dimaksudkan untuk
membentuk kepribadian santri yang mandiri.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 103/215
90
Seksi konsumsi bertugas sebagai kordinator makan santri,
mengurusi dana belanja, mengurusi snack ketika acara-acara
tertentu dan mengontrol invetaris pesantren. Dan seksi pembantu
umum dalam hal ini menjadi sukarelawan pada masing-masing
seksi yang dirasa membutuhkan bantuan. Oleh karenanya,
kordinator pada seksi ini diambilkan dari warga masyarakat yang
sudah berpengalaman dengan tujuan untuk membimbing para santri
dalam menjalankan sesuai dengan tugasnya masing-masing.36
2) Kegiatan Pesantren
Sesuai dengan misi yang sudah ditancapkan pada tubuh
pesantren, yakni melakukan pengembangan terhadap potensi santridalam menganalisa problematika masyarakat dan pengaktualan
santri terhadap situasi dan kondisi masyarakat, maka program-
program yang dilakukan pun menuju kearah tersebut. berbeda
dengan PTYQ pusat, jika pesantren tersebut awal tahun pelajaran di
mulai bulan Sya’ban, sedangkan pesantren MUSYQ ini awal tahun
pelajarannya di mulai pada bulan Shaffar. Hal ini dikarenakan
pesantren MUSYQ menyesuaikan dengan jadwal yang ada di
madrasah formal.
Secara umum, kegiatan pesantren MUSYQ diawali pada
tanggal 24 Shaffar 1431 – 13 Shaffar 1432 H. Kurang lebih dalam
masa kepengurusan setahun ini berbagai program dilaksanakan
demi terwujudya insan pesantren yang cakap tilawah dan amaliyah.
Sebagai pembukaan tahun, di bulan Shaffar kegiatan yang
berlangsung diantaranya pelantikan pengurus baru dan diikuti
dengan rapat kerja pengurus baru tersebut dalam menyusun agenda
36 Sumber dari dokumen PP. MUSYQ berkaitan dengan tata kerja pengurus pesantren yan
dijadikan sebagai lampiran pada LPJ pengurus MUSYQ tahun 1431-1432 H.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 104/215
91
selama setahun kedepan. Di samping itu, pada bulan ini juga dipilih
ketua musyawaroh (ro’is amm) yang bertanggung jawab atas
berlangsungnya agenda musyawaroh pada malam hari.37
Pada bulan Rabi’ul Awwal, dalam rangka menyambut
peringatan maulid Nabi SAW, seksi pendidikan berkordinasi
dengan seksi keamanan menyiapkan agenda besar tersebut dengan
dibantu oleh dewan pembimbing dan masyarakat sekitar. Peringatan
Maulid Nabi SAW di pesantren ini dilaksanakan setiap tanggal 23
Rabi’ul Awwal.
Memasuki awal bulan Rabi’ul Akhir, para pengurus melakukan
rapat dwi wulan I. salah satu hal yang dirapatkan di sampingmengenai pelaksanaan kegiatan selama di pesantren, juga
menyiapkan agenda khaul KH. M. Arwani Amin pada tanggal 18
Rabi’ul Akhir. Khusus untuk mengenai khaul ini dilaksanakan
secara serentak bersama-sama di pesantren Yanbu’ pusat beserta
dengan cabang-cabang pesantren yang lain.
Bulan Jumadil Ula, program pesantren hanya mengadakan
bahtsul masa’il yang dimaksudkan untuk mengembangkan potensi
santri-santri dalam hal menganalisa segala macam problematika
yang ada di masyarakat. Bahtsul masa’il ini dilakukan secara
internal pesantren sendiri dengan tujuan ruang lingkup pembahasan
tidak terlalu melebar dan kapasitas santri yang belum melampaui.
Demikian, pada bulan Jumadil Akhir pun selain aktifitas rutin
keseharian, program yang dilaksanakan pengurus hanya melakukan
rapat dwi wulan II.
37 Disarikan dari program kerja pengurus PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus masa
bhakti 1431-1432 H.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 105/215
92
Pada bulan Sya’ban di pesantren ini mengadakan persiapan
peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW yang akan
dilaksanakan pada tanggal 14 Sya’ban. Setelah itu, di samping
kegiatan sekolah yang tidak terlalu padat, maka pada akhir bulan ini
para pengurus beserta santri lainnya mengadakan agenda ziarah dan
wisata bersama-sama. Ini dimaksudkan sebagai hiburan ditengah
kegiatan pesantren yang begitu padat.
Sementara pada bulan Romadlon, disamping mengadakan
persiapan mengenai jadwal puasanan di pesantren tersebut juga
diselenggarakan rapat pleno I. setelah itu mengadakan peringatan
Nuzulul Qur’an pada tanggal 23 Romadlon. Dan pada bulanDzulqo’dah mengadakan rapat pleno II untuk mempersiapkan
agenda bahtsul masa’il pada bulan tersebut. bahtsaul masa’il ini
untuk kedua kalinya dilaksanakan secara intern yang sebelumnya
diadakan pada bulan Jumadil Ula.38
Sebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri terhadap
masyarakat, maka pada bulan Muharram mengadakan pengajian
dialogis yang dilaksanakan oleh para santri dengan diikuti oleh
masyarakat sekitar. Hal ini dimaksudkan untuk membuat
komunikasi santri dan masyarakat tidak terputus.
Dan pada bulan Shaffar yang merupakan masa akhir-akhir
tahun pelajaran ini diadakan sidang pleno untuk yang kedua
kalinya, rapat pra LPJ dan sampai pada waktunya pelaporan LPJ
pada tanggal 13 Shaffar. Karena kepengurusan sudah berakhir,
38 Disarikan dari program kerja pengurus PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus masa
bhakti 1431-1432 H.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 106/215
93
maka dibentuklah kepengurusan baru setelah itu, yakni pemilihan
ketua pondok dan beserta para pengurusnya.39
c. Pesantren Raudlatuth Tholibin
1) Sistem Organisasi Pesantren
Pesantren yang didirikan oleh KHR. Asnawi ini sampai
sekarang kurang lebih sudah berjalan selama 84 tahun. Secara
historis, pesantren ini yang dikenal oleh masyarakat Kudus sebagai
pesantren Bendan dulu pernah menemukan puncak kejayaannya
semasa diasuh langsung oleh KHR. Asnawi sendiri. Figur kyai
dalam konteks pesantren demikian sangat menentukan maju dan
mundurnya sebuah pesantren. Para santri dulu berbondong-bondongmondok di pesantren salah satu pendiri jam’iyah NU ini karena
melihat sepak terjang kyainya dalam melawan penjajah. Kyai yang
semasa hidupnya sempat mangharamkan pemakaian dasi, sepatu
dan lain sebagainya yang digunakan oleh penjajah Belanda ini
fokus perhatiannya adalah pada ilmu tauhid dan fiqih. Di samping
itu beliau juga aktif membaca kitab hadits di masjid Al-Aqso
Kudus.
Setelah KHR. Asnawi wafat pada tahun 1959, menurut
penuturan dari sebagian santri pesantren Bendan mengalami
kemerosotan kepemimpinan. Figur yang diidolakan telah tiada dan
akhirnya reorganisasi pesantren semakin mengkhawatirkan.
Peninggalan berharga KHR. Asnawi antara lain berdirinya
madrasah Qudsiyyah yang sampai sekarang telah melahirkan
banyak tokoh masyarakat, baik Kyai, Ustadz, Doktor maupun
Profesor. Sementara yang peninggalan khusus bagi pesantren
39 Disarikan dari program kerja pengurus PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus masa
bhakti 1431-1432 H.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 107/215
94
adalah sholawat Asnawiyah yang sampai sekarang dilanggengkan
pembacaannya oleh para santri. Meskipun demikian, ternyata
sholawat ini telah merambah ke sebagian besar masyarakat
Kudus.40
Kini, pucuk kepemimpinan pesantren KH. Moch Hafidz
Asnawi yang masih tedapat keturunan dari KHR. Asnawi sendiri.
Secara struktural, sistem organisasi yang ada di pesantren Bendan
di bimbing oleh empat Ustadz, yakni Ustadz Abdi Wahab, Ustadz
Abdi Ru’yat, Ustadz Abdi Wahib, dan Ustadz Mas’ud. Sementara
pengurus hariannya terdapat lima santri yang dikomandoi oleh
Moch. Ni’am Khumaedi. Di samping itu juga telah dibentu seksi-seksi yang bertugas sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Diantaranya adalah seksi keamanan dan ketertiban, seksi
pendidikan dan seksi kebersihan.
Tidak seperti PTYQ maupun MUSYQ, pesantren Bendan
dalam hal kinerja organisasi masih terbilang secara manajemen di
bawah mereka. Di samping faktor kuantitas santri yang tidak begitu
banyak, SDM mereka juga belum mencukupi. Berbeda halnya
dengan pesantren MUSYQ, meskipun semua santri sekolah di
madrasah formal, namun kegiatan pesantren pun tetap jalan dengan
baik. Sementara di pesantren Bendan, menurut pengakuan Hadie
Putro, salah satu santri pesantren Bendan yang selalu menggugah
minat para pengurus sendiri untuk membenahi sistem organisasi
yang telah terbentuk. Ia menyesalkan ketika sebuah kepengurusan
selalu saja seperti dulu-dulunya tidak ada hasilnya sama sekali.41
40 Hasil wawancara dengan KH. Moch. Khafidz Asnawi pengasuh PP. Roudlatuth Tholibin
Bendan Kerjasan Kota Kudus pada tanggal 20 Januari 2011.
41 Hasil wawancara dengan Hadie Putro santri PP. Roudlotuth Tholibin pada tanggal 22 Maret
2011

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 108/215
95
Sebenarnya secara prosedur sebuah kepengurusan secara teknis
kinerja masing-masing sudah dijelaskan terlebih dahulu. Seperti
seksi pendidikan yang bertugas mengkordinir semua kegiatan
pesantren, mengkordinir pembacaan al-Barjanji, menggantikan
ustadz bila berhalangan hadir. Begitu juga seksi keamanan yang
secara tegas bertugas sebagai pengontrol kegiatan jam wajib
pondok dan santri selama di pesantren yang tentunya selain jam
sekolah. Selain itu juga seksi keamanan menegakkan undang-
undang yang berlaku di pesantren dan sebagai kordinator santri
dalam berjama’ah, pembacaan wirid, dan rotib.42
Realitas yang nampak pada pesantren Bendan jika dipandangdari sistem organisasinya belum ditemukannya sistem yang sesuai
dengan karakter dan watak santri-santri pesantren tersebut. hal ini
berdasar pada pengakuan Hanif Asmar Nasution yang peneliti
temui di aula pesantren yang menuturkan bahwa peraturan sudah
sering dibuat, ditambah, dikurangi dan ditekan, namun hasilnya pun
tak mampu merubah karakter santri-santri Bendan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengawasan secara intens dalam mengawasi sikap
dan perilaku para santri.43
2) Kegiatan Pesantren
Di bandingkan dengan pesantren yang lain, pesantren Bendan
tergolong sedikit dalam manajemen kegiatan santri setiap harinya.
Dimulai dari pagi jama’ah shalat shubuh kemudian dilanjutkan
dengan pembacaan wirdullathif bersama-sama di aula pesantren dan
disambung dengan wiridan surat al-Kahfi sampai sekitar pukul
42 Sumber dari tata kerja pengurus PP. Roudlotuth Tholibin Bendan Kerjasan Kota Kudus masa
bhakti 1431-1432 H.
43 Hasil wawancara dengan Mushoniful Hanif santri PP. Roudlotut Tholibin pada tanggal 22
Maret 2011

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 109/215
96
06.00 pagi. Setelah itu para santri menghabiskan waktunya di
sekolah masing-masing sampai maksimal pukul 14.00. Itu pun jika
tidak santri yang main ke tempat lain yang tidak langsung pulang ke
pesantren.
Sehabis pulang dari sekolah rutinitas yang dilakukan adalah
jama’ah ashar dan setelah itu piket. Bagi yang tidak piket
mengerjakan tugas yang lain yang bisa dikerjakan. Begini tiap
harinya karena rutinitas pesantren, seperti pembacaan kitab dan lain
sebagainya itu dimulai sehabis shalat maghrib sampai selesai.
Untuk kegiatan habis maghribnya adalah pengajian kitab, yasin
dan tahlil. Untuk kitab yang dibaca disini antara lain kitab FathulQorib, Ta’lim Muta’allim, Irsyadul Ibad, dan lain sebagainya.
Untuk Fathul Qorib dan Ta’lim biasanya di baca oleh KH. Khafidz
sendiri, sedangkan yang Irsyadul Ibad dibaca oleh Ustadz Abdi
Wahab. Pengajian berlangsung singkat hanya sampai waktu isya’
tiba kemudian dilanjutkan dengan shalat jama’ah bersama-sama dan
setelah itu istirahat sampai pukul 20.00 WIB.
Pada pesantren Bendan ini untuk mengklasifikasikan jenis
santri sesuai dengan kemampuan dan tingkatannya sudah di bagi
menjadi kelas takhassus I, II, dan III. Pengajian kelas ini
dilangsungkan dari pukul 20.00 – 20.45 WIB. Di mana setiap
kelasnya sudah ditentukan kitab-kitabnya masing-masing.
Bagi jenjang takhasus I kitab yang dipelajari memuat kitab
Akhlak Lil Banin juz I bidang akhlak, Safinah an-Najah bidang
fiqih, Targhib wa Tarhib bidang hadits, Aqidatul Awam bidang
tauhid, Syifa’ul Jinan bidang tajwid, Khulasoh Nurul Yaqin bidang
tarikh, Qowa’id al-I’lal pada bidang I’lal, Jurumiyah bidang nahwu,
dan Amtsilah al-Tashrifiyyah pada bidang shorof.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 110/215
97
Sedangkan jenjang takhasus II tidak berbeda jauh, hanya
berbeda pada bidang fiqih, tauhid dan tajwidnya. Pada takhasus II
ini bidang fiqihnya mempelajari Sulam Taufiq, bidang tauhidnya
Durusul Falaqiyyah juz 1-2, dan bidang tajwidnya mempelajari
Hidayatul Mustafid. Begitu juga pada jenjang Takhasus III jenis
kitabnya sama dengan apa yang dipelajari pada Takhasus II.44
Meskipun demikian, sebenarnya dari tahun ke tahun pesantren
Bendan sudah menunjukkan peningkatan dari sebelumnya. Hal ini
sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Buya (panggilan KH.
Khafidz) pada saat peneliti temui di ndalem yang mengatakan
bahwa ciri khas dari pesantren Bendan kini giat dalammeningkatkan pembacaan rotib-rotib dan sholawat Asnawiyah.
45
3. Kurikulum
a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat
Peraturan yang sangat ketat dan kegiatan yang padat menjadi ciri
khas dari pesantren. Kegiatan belajar mengajar secara formalitas
dimulai sejak subuh hingga menjelang malam. Ketika rutinitas dimulai
dengan setoran hafalan pada KH. Mc. Ulin Nuha Arwani yang dimulai
dari ba'da Subuh bagi para khotimin yaitu santri yang telah mengikuti
ujian akhir/masalan. Sementara bagi santri yang sudah menyetorkan
hafalan minimal 20 juz kepada KH. Ulil Albab Arwani
Selanjutnya jam wajib madrasah pagi. Kegiatan ini dimulai dari
pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB. Di ampu oleh ustadz yang telah
ditunjuk dan dilaksanakan di kelas sesuai dengan tingkatannya
44 Dokumen kegiatan PP. Roudlatuth Tholibin Bendan Kerjasan Kota Kudus yang peneliti
peroleh pada tanggal 21 Januari 2011.
45 Hasil wawancara dengan KH. Moch. Khafidz Asnawi pengasuh PP. Roudlatuth Tholibin
Bendan KerjasanKudus pada tanggal 20 Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 111/215
98
masing-masing. Penentuan jenjang kelas didasarkan pada jumlah juz
yang telah disetorkan kepada KH. Ulil Albab Arwani.46
Adapun materi pelajaran yang diajarkan adalah sebagaimana tabel
di bawah ini:
Tabel 3.2.
Daftar Mata Pelajaran PTYQ Kajeksan Kudus
a. Al-Qur’an 30 Juz
1. Hafalan
2. Tajwid
3. Makhroj
4. Ilmu Tafsir b. Al-Qur’an dengan Qiro’ah Sab’ah
1. Hafalan
2. Tajwid
3. Makhroj
c. Ilmu Syari’ah
1. Haqq al-Tilawah (ilmu tajwid)
2. Al-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an (ilmu al-Qur’an)
3. Faidl al-Barakat fi Sabil al-Qira’at (ilmu tajwid)
4. Al-Itqon fi Ulum al-Qur’an (ilmu al-Qur’an)
5. Tafsir al-Jalalain (ilmu tafsir)
6. Kasyifah al-Saja (ilmu fiqih)
7. Bidayah al-Hidayah (ilmu akhlak)
8. Nasha’ih al-Ibad.(ilmu akhlak).47
Dari sejumlah komponen pelajaran di atas, implementasinya
tergantung dari tingkat keahlian dari santri. Bagi santri yang masih
46 Hasil Wawancara dengan Ahmad Chasan sekretaris PP. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an pusat
Kajeksan Kota Kudus pada tanggal 19 Januari 2011.
47 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 173.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 112/215
99
pemula, maka diajurkan duduk di kelas persiapan A yang mempelajari
makhroj, tahsin dan bin nadhor. Selanjutnya jika agak lebih mahir,
maka bisa beranjak pada jenjang berikutnya, yaitu kelas persiapan B
yang ditargetkan mampu menghafal al-Qur’an dari juz 1 – 8.
Sementara santri yang sudah lebih menghafal dari 8 juz ke atas,
maka naik tingkat ke kelas 1 yang harus menghafal al-Qur’an juz 9 –
14. Kemudian bagi santri yang sudah mengantongi juz 15 – 23 naik
jenjang pada tingkatan kelas 2. Selanjutnya bagi santri yang sudah
hafal juz 23 – 30, maka ia berhak lulus dari kelas 3. Dan tingkatan
terakhir yakni kelas mudarosah yang diperuntukkan bagi santri yang
sudah khatam dan sudah lulus tes kelas yang mampu membaca al-Qur’an 30 juz bil ghaib.
48
Dengan adanya ketentuan ini yang disesuaikan dengan kelas dan
kemampuan masing-masing santri, kurikulum pesantren PTYQ dapat
dijalankan dengan baik. Meskipun jika diamati perilaku masing-
masing santri sebagian ada yang masih merasa keberatan, bahkan
sebagian juga mengalami kendala kesulitan untuk naik tingkat pada
jenjang selanjutnya. Hal ini disebabkan karena metode menghafalnya
yang masih terkesan manual. Oleh karena itu, perlu diadakan
terobosan baru tentang metode menghafal yang secara teknis dapat
mempermudah hafalan para santri.
b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin
Semua santri yang tercatat di pesantren MUSYQ Lil banin hampir
semua merangkap sekolah di Madrasah TBS pada pagi harinya. Oleh
sebab itu, rangkaian kurikulum di pesantren ini pun menyesuaikan
dengan kegiatan yang ada di madrasah tersebut.
48 Profil pondok PTYQ pusat Kajeksan Kota Kudus yang peneliti peroleh pada tanggal 20
Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 113/215
100
Pemaparan di bawah ini tidak bermaksud untuk menjelaskan
kurikulum yang ada di madrasah TBS, melainkan tertentu pada
kurikulum pesantren meskipun masih dalam satu manajemen yakni
manajemen Yayasan Arwaniyah. Oleh karenanya, kegiatan pesantren
dilaksanakan pada sore harinya dan malam hari.
Adapun materi pelajaran yang diajarkan adalah sebagaimana tabel
di bawah ini:
Tabel 3.3.
Daftar Materi Pelajaran Pesantren MUSYQ Kwanaran Kudus
a. Al-Qur’an
1. Seni baca Al-Qur’an2. Musyafahah Al-Qur’an
3. Khataman Al-Qur’an
4. Ilmu Tafsir
a. Ilmu Syari’ah
1. Ta’lim al-Muta’allim (ilmu akhlak)
2. Sullam al-Taufiq (ilmu fiqih)
3. Fath al-Qorib al-Mujib (ilmu fiqih)
4. Fath al-Mu’in (ilmu fiqih)
5. Tahrir (ilmu fiqih)
6. Minhaj al-Qowim (ilmu fiqih)
7. Mudzakiroh (ilmu tajwid)
8. Al-Jurumiyyah (ilmu alat)
9. Syarh ‘Ibn ‘Aqil ‘Ala Alfiyah Ibn Malik (ilmu alat)
10.Jauhar al-Maknun (ilmu balaghoh)
b. Pengajian Ekstra
1. Simthut Duror
2. Adz-Dziba’
3. Al-Barjanji

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 114/215
101
4. Taqror Alfiyah
5. Sorogan kitab kuning
6. Musyawaroh kitab
7. Mukhafadzoh Alfiyah
8. Pengajian dialogis fiqh ubudiyyah
9. Pengajian yasin dan tahlil
10.Bimbingan belajar (6 MTs dan 9 MA)49
Dari pelajaran yang dipaparkan di atas, pesantren MUSYQ
memang dengan sengaja memadatkan jam pelajaran, khususnya pada
pengajian kitab-kitab salaf karena di waktu pagi para santri sudah
mendapat materi umu di madrasa. Sehingga di pesantren hanyasebagai suplemen pengetahuan atau sebagai penyeimbang bagi
pengetahuan santri.
Kebijakan diatas tidak mengurangi prioritas pihak pesantren untuk
tetap fokus pada pengajaran agama dengan menekankan pada aspek
faqih dalam amaliyah. Maka tidak heran komposisi kitab fiqih
diperbanyak. Di samping itu juga diadakan pengajian dialogis
mengenai masalah fiqih ubudiyyah menyangkut tentang pemahaman
santri terhadap teks-teks fiqih yang telah mereka pelajari di pesantren.
Dalam upaya menuju pada visi pesantren yang telah ditetapkan,
yakni fashih dalam tilawah dan faqih dalam amaliyah, maka dengan
sengaja kurikulum pesantren ini mengkombinasikan antara ilmu al-
Qur’an dan ilmu-ilmu syari’at. Upaya ini juga diimbangi dengan
materi pelajaran Alfiyah untuk memberi bekal terhadap para santri
untuk memahami teks-teks kitab kuning yang tiap-tiap harinya
dipelajari oleh santri.
49 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 176.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 115/215
102
c. Pesantren Raudlatuth Tholibin
Secara umum, pesantren ini termasuk lembaga pendidikan Islam
yang memberikan pengajaran ilmu syari’ah yang pada
implementasinya dilakukan dengan pelaksanaan pengajian kitab yang
dilaksanakan setiap ba’da maghrib hingga Isya’ dan mengaji al-Qur’an
setiap ba’da shubuh.50
Adapun materi pelajaran yang diajarkan adalah sebagaimana tabel
di bawah ini:
Table 3.4.
Daftar Mata Pelajaran Pesantren Roudlatuth Tholibin
Kerjasan Kudusa. Al-Qur’an
1. Tajwid
2. Mudarosah
b. Ilmu Syari’ah
1. Al-Jurumiyyah (ilmu alat)
2. Al-Amtsilah al-Tashrifiyyah (ilmu alat)
3. Fath al-Qorib al-Mujib (ilmu fiqih)
4. Majmu’ al-Ahkam al-Syar’iyyah (ilmu fiqih)
5. Sullam al-Taufiq (ilmu fiqih)
6. Syu’ab al-Iman (ilmu tauhid)
7. Tijan al-Durari (ilmu tauhid)
8. Ta’lim al-Muta’allim (ilmu akhlak)
9. Al-Ushfuriyyah (ilmu akhlak)
10.Bidayah al-Hidayah (ilmu akhlak)
c. Pengajian Ekstra
1. Pembacaan surat al-Kahfi setiap malam jum’at
50 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 163.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 116/215
103
2. Al-Barjanji
3. Pengajian yasin dan tahlil
4. Khitobah setiap malam jum’at
5. Mukhafadzoh surat-surat pendek
d. Ilmu Hikmah
1. Sholawat Asnawiyah
2. Syi’ir nasihat KHR. Asnawi
3. Rotib lil-Imam Umar Abdurrohman al-Atthos
4. Rotib Al-Syahir lil-Imam al-Habib Abdillah bin Alwi Al-
Haddad
5. Wirid al-Lathif lil-Imam Abdillah bin Alwi al-Haddad6. Wirid al-Imam Ali bin Abi Bakar Al-Syaqofi.
51
Kurikulum pesantren Roudlatuth Tholibin ini pada mulanya
menekankan pada pengajaran ilmu-ilmu syari’at, terutama ilmu tauhid.
Hal ini merupakan peninggalan dari KHR. Asnawi yang memang dari
segi keahlian kapabel mengenai ketauhidan. Namun, kurikulum
pesantren ini semenjak diasuh oleh KH. Moch. Khafidz Asnawi terjadi
penambahan pelajaran, yakni mengenai ilmu hikmah yang bertujuan
untuk membina akhlak para santri.
Terbilang cukup banyak ilmu-ilmu hikmah yang diajarkan pada
pesantren ini. Bahkan sholawat, rotib dan wirid di atas menjadi
kegiatan harian yang dilakukan oleh para santri. Meskipun begitu,
sebenarnya yang menjadi penekanan pihak pesantren adalah terutama
pembacaan syi’iran nasihat KHR. Asnawi. Syi’iran nasihat ini bagi
pesantren Bendan secara khusus dan bagi masyarakat Kudus secara
umum mempunyai nilai historis yang mendalam. Degradasi moral
yang terjadi saata itu ditentang oleh KHR. Asnawi melalui syi’iran ini.
51 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 163.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 117/215
104
nasihat-nasihat lunak mengenai kemuliaan manusia, sifat-sifat kotor
manusia yang menjadi penghalang dirinya dengan Tuhan-Nya, dan
lain sebagainya. Bahkan KHR. Asnawi dalam syi’iran ini tidak ridlo
jika ada keluarga dan santri ada yang merokok bagi laki-laki, dan
susuran bagi santri perempuan. Hal ini dimaksudkan karena takut jika
mulutnya “ penceng ” dan perot ” dan “ susure ngelewer metu mecotot ”.
Untuk lebih jelasnya, pada lampiran akan dipaparkan teks asli dan
arti dari syi’iran nasihat KHR. Asnawi tersebut. Di jadikannya
syi’iran nasihat ini sebagai salah satu materi yang ditekan oleh
pesantren Bendan menjadikan keunikan dan ciri khas tersendiri dari
pada pesantren-pesantren lainnya di Kudus. Dalam pada itu,kandungan dalam syi’iran secara tersirat mencerminkan kepribadian
harapan KHR. Asnawi kepada santri-santrinya sampai ke generasi
sekarang dan selanjutnya.
4. Pola Pembelajaran
a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat
1) Musyafahah ( face to face)
Dalam prakteknya metode ini dijalankan melalui tiga macam
cara, yakni :
- Ustadz membaca, santri mendengarkan dan sebaliknya,
- Ustadz membaca, santri cuma mendengarkan,
- Santri membaca, ustadz mendengarkan.
2) Resitasi
Metode resitasi dilakukan dengan memberikan tugas kepada
santri untuk menghafal beberapa ayat atau halaman mushaf sampai
benar-benar hafal untuk kemudian dibacakan dihadapan guru pada
pertemuan selanjutnya.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 118/215
105
3) Taqrir
Merupakan metode yang cara kerjanya menghafal dengan cara
mengulang-ngulang, sebelum kemudian dibacakan di hadapan
guru.
4) Mudarasah
Adalah sebuah metode di mana semua santri menghafal secara
bergantian dan berurutan (estafet ), satu santri menghafal
didengarkan santri lainnya, dan begitu seterusnya. Dalam
prakteknya, metode ini dilaksanakan melalui beberapa cara, yakni
mudarasah ayatan (per ayat), per halaman (mushaf yang digunakan
adalah mushaf pojok, setiap pojok halaman adalah akhir ayat), dan perempatan (per seperempat juz).
52
b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin
1) Mbalah
Mbalah merupakan sebuah istilah di kalangan pesantren yang
bermaksud untuk menamakan sebuah pengajian umum yang
diikuti oleh semua santri tanpa membedakan tingkatan kelas
pendidikan formal mereka. Metode ini dilaksanakan hanya bagi
pondok di mana para santrinya juga merangkap sebagai siswa/I
madrasah atau sekolah formal.
2) Musyafahah
Metode musyafahah bagi pondok MUSYQ ini diperuntukkan
bagi santri yang mempelajari al-Qur’an. Tidak semua santri di
pondok ini tertuntut untuk mempelajari al-Qur’an mengingat
jadwal harian mereka sudah terpenuhi oleh kegiatan di madrsah
atau sekolah formal.
52 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 173.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 119/215
106
3) Sorogan hafalan Alfiyah
Berbeda dengan pondok lain yang memberlakukan al-Qur’an,
pondok MUSYQ ini melaksanakan sorogan bagi santri yang
menghafal nadhom Alfiyah Ibnu Malik (kitab nahwu dalam bentuk
1002 bait sya’ir).
4) Musyawaroh
Metode ini digunakan dalam kegiatan kajian secara mendalam
terhadap permasalahan agama (masa’il diniyyah) dengan tema
yang sudah ditentukan sebelumnya.53
c. Pesantren Raudlatut Tholibin
1) SoroganMetode sorogan diterapkan pesantren Raudlatut Tholibin
dengan fokus pada kajian kitab-kitab tauhid dan fiqh sesuai dengan
tingkatannya masing-masing yang dilakukan sehabis maghrib.
2) Wetonan
Selain sorogan, metode wetonan pun juga diterapkan pada
hari-hari tertentu. Melihat kitab yang dibaca oleh pengasuh,
pesantren ini melalui wetonan menekankan pada kajian fiqh
dengan dibacakannya kitab Fath al-Qorib.
5. Sistem Penyelenggaraan Pendidikan
a. Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) Pusat
Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, PTYQ belum
menyelenggarakan sistem madrasah secara formal, namun sudah
menerapkan sistem kelas sebagai sarana untuk untuk mencapai tujuan
yang dicapai. Sistem kelas yang dilaksanakan oleh PYTQ tergantung
oleh kompetensi para santri di bidang al-Qur’an. Untuk pemula
disiapkan kelas persiapan A dan B, selanjutnya masuk pada kelas 1, 2,
53 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 174.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 120/215
107
dan 3 serta sebagai penyempurnaannya dibuka kelas mudarosah bagi
para khotimin.54
Sistem kelas yang diterapkan oleh PTYQ semata-mata untuk
mempermudah para santri untuk memahami dan menghafal al-Qur’an
sehingga materi pelajaran diniyyah sebagaimana termuat di kitab-kitab
klasik belum diajarkan pada kelas-kelas tersebut. Bahkan menjadi
ekstra kurikuler dalam sistem pendidikannya. Pendidikan umum pun
sebagaimana yang sudah diterapkan oleh pendidikan formal belum
diterapkan.
Penyelenggaran pendidikan PTYQ meskipun sudah dilengkapi
dengan sistem klasikal, namun tidak memperbolehkan para santriuntuk mengikuti pendidikan formal yang ada di luar pesantren. Jam
keluar masuknya santri pun dibatasi dan oleh kalangan santri-santri
tertentu saja. Bagi santri yang tidak berkepentingan tidak boleh untuk
keluar dari dari pesantren tanpa ijin dari pengasuh.55
b. Pesantren Yanbu’ul Qur’an MUSYQ Lil Banin
Pesantren MUSYQ dalam penyelenggaraan pendidikannya
cenderung ingin menyeimbangkan antara pendidikan agama dengan
pendidikan umum. Oleh karena itu, semua santri tidak terkecuali kalau
pagi mengikuti madrasah formal sendiri, yakni TBS. Sedangkan sore
harinya mengikuti kegiatan pesantren. Kegiatan pesantren pun
menyesuaikan dengan kagiatan yang ada di madrasah.56
Dalam melaksanakan perannya, K.H. Arifin Fanani sebagai
pengasuh di bantu K.H. Hasan Fauzi dan 9 ustadz pesantren, di
54 Profil pondok PTYQ pusat Kajeksan Kota Kudus yang peneliti peroleh pada tanggal 20
Januari 2011.55 Disarikan dari undang-undang tata tertib PTYQ pusat yang peneliti peroleh pada tanggal 20
Januari 2011.
56 Hasil observasi peneliti di PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus pada tanggal 19
Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 121/215
108
antaranya Ustadz Subhan, Ustadz H. Amin Yasin, dan lain sebagainya.
Dengan jumlah santri pada tahun ini telah mencapai 204 santri dalam
sistem penyelenggaraan pendidikannya dilakukan secara klasikal
dengan cara membagi atau mengelompokkan santri berdasar tingkatan
kelas di madrasah TBS, yang biasanya mencapai 5 kelompok, dan
masing-masing kelompok di bimbing oleh seorang guru yang bisa
mengampu 3 mata pelajaran. Materi yang diberikan pun disesuaikan
dengan materi yang para santri peroleh dari madrasah.57
c. Pesantren Raudlatuth Tholibin
Sementara di pesantren Raudlatut Tholibin dalam sistem
penyelenggaraan pendidikan memperbolehkan semua santri untuk mengikuti pendidikan formal di luar pesantren. Sebagaian besar para
santri yang ada di pesantren tersebut menjadi siswa di madrasah
Qudsiyyah dan sebagiannya yang lain ada di TBS, SMA 1 Kudus,
SMK Ma’arif, dan SMK al-Ma’ruf.58
Sebagai pengasuh, K.H. Moch
Hafidz Asnawi bersikap terbuka kepada semua santri mau mengikuti
pendidikan formal di mana saja, asalkan setiap sore dan malamnya
tetap mengikuti kegiatan yang di laksanakan pesantren.59
Penyelenggaraan pendidikan di pondok ini, secara keilmuwan
cenderung menekankan pada aspek tauhid, fiqh, nahwu, shorf, dan
akhlak. Kitab-kitab salaf pun diajarkan di sana. Di antara berbagai fan
disiplin ilmu tersebut, sebagaimana apa yang diwariskan oleh
57
M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 176.58 Hasil wawancara dengan Mas’ud, pengurus PP. Raudlatuth Tholibin pada tanggal 20 Januari
2011.
59 Hasil wawancara dengan K.H. Moch. Khafidz Asnawi, pengasuh PP. Raudlatuth Tholibin
pada tanggal 20 Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 122/215
109
pendahulunya, yakni KHR. Asnawi, lebih sangat menekankan pada
aspek akhlak dalam membina kepribadian santri.60
Penyelenggaraan pendidikan seperti di atas pada umumnya di
wujudkan dengan penekanan pada shalat berjama’ah. Wajib
hukumnya di pesantren ini untuk aktif melaksanakan jama’ah lima
waktu sehari semalam. Setelah jama’ah, wajib pula bagi santri untuk
mengikuti membaca wirid dan rotib bersama pengasuh. Di antara jenis
wirid yang sangat di tekankan dan dilanggengkan adalah wirid al
Imam Ali bin Abi Bakar al-Shaqofy dan Wirid al-Lathif lil Imam
Abdullah bin Alawy al-Haddad. Sementara rotibnya memakai rotib
Al-Syahir lil imam al-Habib Abdillah bin Alawy al-Haddad dan rotibal-Imam Umar bin Abdurrohman al-Attos. Keempat jenis wirid dan
rotib tersebut secara bergiliran selalu di senandungkan oleh para santri
bersama pengasuh selama habis shalat fardlu.61
D. Fenomena Kudus Sebagai Pesantren Terbuka
Bisa dikatakan sebagai sebuah pondok pesantren, menurut
Zamachsjari jika sudah memenuhi 5 unsur, yakni pondok, masjid, santri,
pengajaran kitab-kitab Islam klasik, dan kyai. Berbagai tipologi pun disusununtuk melihat berbagai perkembangan yang muncul di dunia pesantren.
Tujuannya tidak lain untuk mengkategorisasikan jenis-jenis model pesantren
menurut tipenya sehingga mudah untuk diklasifikasikan. Masing-masing
kategori yang sudah terklasifikasi dimaksudkan untuk melihat realitas secara
objektif unsur-unsur apa dalam pesantren yang belum terpenuhi.
Dari 86 pesantren di Kudus, jika merujuk pada 5 unsur yang diuraikan
oleh Zamachsjari, maka tidak semuanya pesantren di Kudus dapat disebut
60 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 162-163.
61 Di sarikan dari kumpulan dokumen-dokumen penting PP. Raudlatuth Tholibin yang peneliti
peroleh pada tanggal 21 Januari 2011.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 123/215
110
pesantren. Meskipun begitu, banyak juga pesantren yang sudah memenuhi
unsur-unsur yang telah disebutkan. Kategori pesantren menurut jumlah santri
biasanya terlaku dalam hal ini. Zamachsjari sendiri membagi jika jumlah
santri kurang dari 1.000 orang, maka tergolong pesantren kecil. Santri sekitar
1.000 – 2.000 orang termasuk jenis pesantren menengah. Dan santri lebih dari
2.000 orang tergolong pesantren besar.62
Demikian, jika ditinjau dari jumlah
santrinya. Namun, bukan berarti banyaknya santri yang ada dalam sebuah
pesantren, banyak juga memberikan pengaruh terhadap masyarakat sekitar.
Begitu juga sebaliknya, sedikitnya santri tidak berarti pengaruhnya sedikit
terhadap kondisi masyarakat.
Berbagai usaha serius dilakukan untuk mengkategorisasikan pesantrensecara maksimal, supaya semua jenis pesantren yang ada, baik dari yang kecil
sampai besar tergolong di dalamnya. Bukan hanya tipologi ari Kemenag RI,
Zamachsjari Dhofier, A. Qodri A.Azizy maupun dari Haidar Putra Daulay.
Masih banyak tipologi-tipologi yang lain yang tidak sempat dijelaskan dalam
skripsi ini. Usaha memberikan tipologi ini oleh para cendekiawan patut
dihargai dan harapannya dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan
pesantren ke depan.
Dalam konteks pesantren Kudus, berdasar pada tipologi yang ada,
meskipun banyak pesantren-pesantren besar dan diasuh oleh kyai besar pula,
namun fenomena secara bersamaan mampu menunjukkan kebesaran kyai
namun tidak mempunyai pondokan. Tentu saja realitas ini tidak memenuhi
kriteria pesantren sebagaimana yang dikembangkan oleh Zamachsjari yang
terdiri dari 5 unsur tersebut. Kebesaran sosok kyai (bahkan dikatakan
kharismatik) ini banyak bermunculan di Kudus. Menurut data dari Central
Riset dan Manajemen Informasi Kudus, setidaknya nama-nama seperti K.H.
Sanusi (Alm), K.H. Abdul Djalil Hamid (Alm), K.H. Turaichan Adjhuri Es-
62 Zamachsjari Dhofier, Studi Pandangan, hlm. 45.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 124/215
111
Syarofi (Alm), K.H. Ma’ruf Asnawi, K.H. Sya’roni Ahmadi adalah yang
sering disebut-sebut sebagai para ulama’ kharismatik yang memunculkan
fenomena pesantren terbuka.63
Para ulama di atas memilki basis santri yang tidak sedikit, baik dari
daerah sendiri maupun dari luar daerah. Pengajian yang diberikan pun lebih
berkesan sehingga semakin menambahkan kecintaannya pada Islam. Unsur
masjid, sebagai tempat ibadah yang juga sekaligus berfungsi sebagai basis
kegiatan dakwah menjadi nyata dan selalu lekat dengan kyai. Sebagaimana
K.H. Sya’roni Ahmadi, dan para pendahulunya memberfungsikan masjid Al-
Aqso Kudus sebagai tempat pengajian dan jenis dakwah yang lainnya.
Sementara pondokan, meski dalam konteks keumuman itu pentingadanya, apalagi jika melihat keadaan santri yang datang dari tempat yang
jauh, namun jika melihat pada realitas pesantren terbuka ini, maka unsur
pondokan ini yang dapat pula dipandang sebagai hanya tempat tinggal santri
saja yang tidak mesti ada.
____________
63 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren, hlm. 29.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 125/215
112
BAB IV
POTRET TIPOLOGI PONDOK PESANTREN
DALAM KONSTELASI PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM
Dalam rangka menjadikan pendidikan pesantren sebagai pendidikan alternatif,
tentu saja pesantren tidak boleh terbutakan oleh beragam persoalan yang saat ini
sedang menantang, bahkan mengancamnya. Sistem pendidikan yang masih belum
tertata rapi, penyempitan orientasi kurikulum, pola pembelajaran yang masih
konservatif, dan tantangan yang datang dari pendidikan formal masih saja terus
membayangi gerak lajunya pembaharuan pesantren. Sebagai lembaga pendidikan
pendidikan Islam tertua, agaknya pesantren gelimpangan menghadapi berbagai persoalan tersebut. Demikian, menjadikan respons pesantren masih cenderung
setengah hati dalam menyikapinya. Penerapan sistem madrasah dan perpaduan ilmu
agama dan umum menjadi contoh dalam hal ini yang pada realitanya ternyata
semakin mengaburkan nilai-nilai asasi yang selama ini dianutnya. Benarkah
demikian pada pesantren di Kudus? Berdasarkan hasil penelitian pada pembahasan
sebelumnya, maka di bawah ini secara objektif akan dianalisis kondisi pesantren yang
dimaksud.
A. Dinamika Pembaharuan Pesantren di Kudus
Sikap dunia pesantren dalam menghadapi perubahan bisa dikatakan
bervariasi. Kenyataan ini ditunjukkan dari beberapa pesantren yang ada di Kudus
yang mengadakan pembaharuan, baik pada aspek sistem pendidikan, kurikulum,
pola pembelajaran dan bahkan sebagian ada yang mampu meresponnya dengan
menyelenggarakan pendidikan formal di bawah naungan pesantren.
Masing-masing punya ukuran dan langkah tersendiri dalam menggapai
tujuan pendidikan sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan oleh pesantren.
Sebagaimana yang telah dituturkan oleh Mahfud Junaedi, bahwa tidak ada konsep

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 126/215
113
yang mutlak rasional yang dapat diterapkan di pesantren.1
Di samping faktor
sejarah pertumbuhan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena terdapat
keunikan tersendiri pada tubuh pesantren ini yang tidak didapati di lembaga
pendidikan yang lain.
Misalnya, sejarah pertumbuhan Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ)
pada awalnya diasuh oleh KH. M. Arwani Amin pada tahun 1942 hanya
bermaksud mengadakan pengajian rutin di sebuah masjid, lalu akhirnya
berkembang menjadi pesantren besar. Beda halnya dengan pesantren MUSYQ
yang pada awal berdirinya hanya diperuntukkan pada anak-anak usia 6-7 tahun,
namun antusias masyarakat yang kuat akhirnya dialih orientasikan bagi anak-anak
yang masih menduduki jenjang pendidikan formal MTs – MA. Begitu juga pada pesantren Roudlotut Tholibin yang pada sejarahnya menolak atas apa yang
ditawarkan oleh Barat (westernisasi), namun pada perkembangannya pesantren ini
sedikit mau berbenah diri dengan memberikan kebebasan pada santri untuk
melanjutkan pendidikan formalnya pada sekolah-sekolah di luar pesantren dengan
syarat masih menetap di pondok.
Memang pada awalnya peran kyai pesantren menjadi sentral bagi poros
pembaharuan yang berlangsung, karena disamping kharisma yang begitu kuat,
dalam hal ini pesantren juga mengajarkan ilmu thariqat dalam membimbing
masyarakat menuju kebahagiaan akhirat. Di bukanya pendidikan formal pun turut
mendukung pendidikan santri yang bukan hanya ahli dalam bidang agama saja,
melainkan juga pengetahun umum pun para santri diharapkan mampu
menguasainya.
Kebesaran pondok Yanbu’ul Qur’an yang mampu membuka cabang-cabang
itu juga peran dari kepemimpinan kyai. Dalam sejarahnya, KHM. Arwani
merupakan ketua Thariqat Mu’tabaroh Nahdliyin yang Thariqat Khalidiyyah. Oleh
1 Mahfud Junaedi, Ilmu Pendidikan Islam : Filsafat dan Pengembangan, (Semarang : RaSAIL
Media Group, 2010), cet. I, hlm. 169.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 127/215
114
karena itu, perkembangan pesantren selama ini juga mendapat dukungan penuh
dari jama’ah thariqat tersebut. begitu juga dari pesantren Roudlatuth Tholibin
Bendan yang mendapat dukungan dari pesantren Sarang karena sebagian besar
pengurus dan pengasuhnya sendiri berasal dari pondok Sarang tersebut.
Keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu umum ini sejatinya bukan
menunjukkan ada dikotomi keilmuwan santri pesantren, melainkan membuktikan
pesantren tidak lagi lembaga tradisional, kolot, dan resisten terhadap perkembanga
dan perubahan. Ia bukan lagi lembaga pendidikan yang terisolasi dari lembaga
pendidikan nasional, melainkan turut mendukung apa yang menjadi tujuan
pendidikan tersebut. Hal ini menujukkan sistem pendidikan yang asalnya
sentralistik menjadi desentralistik melihat kebutuhan masyarakat yang sedang berkembang. Sehingga pengembangan dan pembaharuan pengajaran dan
pendidikan pesantren tidak lagi bergantung pada kerelaan sang kyai, akan tetapi
melihat kebutuhan dan realitas yang ada di masyarakat.
Demikian, perbedaan pada tubuh pesantren ini secara bersamaan ternyata
menunjukkan sistem yang digunakan pada sebuah pesantren juga diterapkan di
pesantren lain. Maka, untuk menggolongkan sikap kebanyakan pesantren tersebut
sangatlah sulit. Dinamika pembaharuan pesantren pun tak dapat dihindari karena
tidak adanya parameter yang jelas dan baik dalam menjawab pola pembaharuan
masing-masing pesantren. Hal ini semakin menguatkan statement mengenai
keunikan pesantren sebagai subkultur tanpa kehilangan watak adaptif dan
dinamisnya dengan dunia luar.
Di antara keunikan yang muncul pada pesantren di Kudus antara lain :
- Kapasitas pesantren tradisional salafiyah, namun mampu menyelenggarakan
pendidikan formal dimana-mana sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal
ini terbukti oleh apa yang dilakukan PTYQ pusat.
- Semangat egaliterian yang bernafaskan pendidikan Qur’anic, seperti PTYQ
pusat yang sistem pendidikannya kurang lebih selama 38 tahun yang
melandaskan pada al-Qur’an Surat Al-Isra’ : 90.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 128/215
115
- Sistem komunikasi antar pesantren masih kuat, terbukti dengan penamaan
pesantren MUSYQ dari nama pesantren MUS di Sarang.
- Sebagian besar pesantren masih menghidupkan nilai-nilai lama pesantren,
seperti kemandirian, kesederhanaan, dan keikhlasan.
- Hubungan kyai-santri yang terbilang cukup akrab sehingga kebanyakan kyai
sudah menganggap santrinya adalah anak sendiri, begitu juga sebaliknya.
Pesantren yang pada awalnya hanya memberikan pendidikan trio-ilmu
agama (arab, tauhid dan fiqih) saja dan masih berupa halaqoh-halaqoh, kini
tumbuh dan berkembang beriringan dengan kebutuhan masyarakat. Uniknya,
perubahan yang terjadi tidak mengubah tujuan awal pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam tradisional yang tetap mengajarkan ilmu-ilmu salaf. Pada garis besarnya, beberapa pesantren di Kudus sudah menunjukkan pola pembaharuan dan
menemukan hakikatnya sesuai yang dikehendaki.
Dinamika pada tubuh pesantren Kudus jika diadakan penelusuran lebih
lanjut, maka akan ditemukan orientasi pendidikan perspektif pembaharuan. Di
antara orientasi tersebut menurut peneliti adalah :
1. Sistem Pendidikan Sepanjang Waktu ( Full Day Learning )
Paradigma pendidikan pesantren yang telah terbangun sejak abad
pertengahan, dengan mengkaji dan mempelajari teks-teks keagamaan dengan
metode hafalan, bersifat mekanis, mengutamakan pengkayaan materi, sudah
harus ditinggalkan untuk menuju paradigma baru pendidikan. Perlu dimengerti
bahwa pendidikan pesantren bukan hanya kegiatan untuk mewariskan harta
kebudayaan dari generasi terdahulu kepada generasi penggantinya yang hanya
memungkinkan bersifat reseptif, pasif, menerima begitu saja. Akan tetapi
pendidikan pesantren harus berusaha mengembangkan dan melatih para santri

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 129/215
116
untuk lebih bersifat direktif, mendorong agar selalu berupaya maju, kreatif dan
berjiwa membangun.2
Pendidikan pesantren di Kudus sudah berorientasi kepada pembangunan
dan pembaruan, pengembangan kreativitas, intelektualitas, keterampilan,
kecakapan penalaran yang dilandasai dengan “keluhuran moral” dan
“kepribadian”, sehingga pendidikan tersebut akan mampu mempertahankan
relevansinya di tengah-tengah laju pembangunan dan pembaharuan paradigma
sekarang ini. Harapan yang akan diwujudkan, pesantren akan melahirkan
manusia yang belajar terus (long life education), mandiri, disiplin, terbuka,
inovatif, mampu memecahkan dan menyelesaikan berbagai problem kehidupan
serta berdayaguna bagi kehidupan dirinya dan masyarakat karena pada prinsipnya belajar di pesantren adalah cerminan dari pola pendidikan sepanjang
waktu.
Sebagaimana peran PTYQ pusat yang dilengkapi geduang aula sebagai
tempat belajar dengan koleksi kitab 150 eksemplar mencoba mengarahkan,
membimbing, dan mendidik para santri untuk terus belajar kapan pun dan di
manapun. Tak ubahnya untuk menuju pada tujuan tersebut dibentuklah sebuah
organisasi yang bertugas menjaga kestabilan pendidikan pesantren. Organisasi
PYYQ pusat ini di asuh langsung oleh KH. Mc. Ulin Nuha Arwani, beserta
para kyai lainnya yang bertindak sebagai dewan pimpinan. Pengurus harian pun
disusun untuk melengkapi kinerja pesantren. Selanjutnya departemen-
departemen pun dibentuk sesuai dengan bidang dan ketegori kerjanya masing-
masing.
Di antara departemen yang dimaksud pada PTYQ pusat adalah bidang
pendidikan, jam’iyah, keamanan, koperasi, pembangunan, kebersihan dan
konsumsi. Masing-masing departemen bertugas sesuai dengan tata kerja yang
2 Dwi Priyanto, Inovasi Kurikulum Pesantren : Memproyeksikan Model Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jurnal Studi Islam dan Budaya STAIN Purwokerto (vol. IV, No. 1, Januari/ 2006), hlm.
1

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 130/215
117
sudah disepakati. Departemen pendidikan misalnya, bertugas sebagai
kordinator seluruh kegiatan pesantren yang seharusnya menjadi tanggung jawab
kyai, seperti pengajian bandongan, sorogan, mudarosah, sima’an masal, dan
lain sebagainya.3 Begitu juga pada pesantren MUSYQ dan Roudlatuth Tholibin,
susunan organisasi sudah dirancang semaksimal mungkin dalam upaya meng-
cover semua kegiatan pondok agar berjalan optimal.
Mencermati hal di atas, sebagaimana asumsi banyak pihak yang
menuduhkan jika bentuk pendidikan pesantren yang hanya mendasarkan pada
kurikulum “salafi” dan mempunyai ketergantungan yang berlebihan pada kyai
tampaknya akan mengarah pada pemahaman Islam yang parsial karena Islam
hanya dipahami dengan pendekatan normatif semata. Belum lagi output (santri)yang tidak dipersiapkan untuk menghadapi problematika modern, mereka
cenderung bersikap pragmatis dari perkembangan yang ada. Namun, tidak
begitu adanya ketika melihat orientasi pendidikan pesantren yang ada di Kudus.
Sistem pendidikan yang ditanamkan, meski sebagian pesantren sudah
menerapkan kurikulum nasional sebagai inti dari pembelajarannya, namun ia
tidak meninggalkan nilai-nilai yang ada pada tubuh pesantren.
Meskipun sudah menerapkan pelajaran umum, namun sistem pendidikan
pesantren di Kudus nampaknya tetap menjaga prinsip-prinsip pendidikan
pesantren yang selama ini dipegang teguh. Hubungan antara kyai-santri masih
terbilang akrab sehingga memudahkan untuk menerapkan proses pembelajaran,
kepatuhan santri pun tidak perlu diragukan lagi, kehidupan sederhana dan
kebersamaan yang berorientasi pada kemandirian masih diterapkan,
kedisiplinan yang tinggi dan keprihatinan para santri yang direalisasikan
dengan tirakat di pesantren pun masih diakui sebagai upaya untuk memperoleh
ilmu yang manfaat dan barokah.
3 Di sadur dari brosur struktur kepengurusan PP. Yanbu’ul Qur’an pusat. masa bhakti tahun
1430 – 1431 H

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 131/215
118
Jika kenyataannya demikian, pesantren pada tipe pertama (PTYQ pusat),
hidup dan matinya sebuah pesantren bukan lagi hanya tergantung pada
kebesaran kiainya yang sudah diakui oleh masyarakat, melainkan pada sistem
pendidikan yang sudah diterapkan pada pesantren tersebut. Oleh karena itu,
inovasi dalam penataan sistem pendidikannya perlu direalisasikan, yaitu
merancang kurikulum yang mengacu pada tuntutan masyarakat sekarang
dengan tidak meninggalkan karakteristik pesantren yang ada sebab kalau tidak,
besar kemungkinan pesantren tersebut akan semakin ditinggalkan oleh para
santrinya meskipun pengasuhnya tergolong sebagai kyai besar.
Kemudian dalam bentuk pesantren yang tergolong tipe kedua (MUSYQ)
dengan dilengkapi sistem pendidikan madrasah yang dipadukan antara pesantren dan sekolah perlu dikembangkan hubungan yang ideal antara
keduanya. Kesadaran dalam mengembangkan bentuk kedua ini, tampaknya
mulai tumbuh di kalangan umat Islam. Namun dalam kondisi riil, keberadaan
pesantren yang telah mengadopsi kurikulum sekolah (madrasah), ternyata
belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Perlu penekanan
pada aspek rancang bangun keilmuwan santri yang masih banyak mengalami
kendala sehingga hasilnya pun belum bisa dikatakan memuaskan.
Hal yang perlu dikhawatirkan adalah para santri terjebak pada aspek
formalistik, yakni hanya berorientasi pada ijazah semata. Bagaimana tidak
bangga mendapatkan dua ijazah sekaligus, baik di pesantren maupun di
madrasah formal. Sebaiknya, upaya reorientasi sistem pendidikan dalam tipe
kedua ini lebih menekankan pada upaya membentuk karakter santri yang benar-
benar mempunyai kemampuan profesional serta berakhlak mulia.
Sementara pada tipe ketiga (Roudlatuth Tholibin), para santri belajar di
sekolah di luar pesantren yang tidak jauh dari pesantren, sehingga fungsi
pesantren dalam hal ini hanya sebagai asrama bagi para santri. Kenyataan yang
demikian, sangat mungkin sekali faktor kebesaran kyai sangat mempengaruhi
maju dan mundurnya sebuah pesantren. Berbeda dengan tipe pertama, kultur

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 132/215
119
pesantren yang demikian menghendaki kyai sebagai pengasuh, pemilik dan
pemimpin. Kedudukan sentral kyai pada pesantren jenis ini masih sangat
penting karena sedikit banyaknya santri yang menetap itu masih dipengaruhi
oleh figur bukan dari sistem pendidikan yang sudah diterapkan dari pesantren
tersebut.
Dalam pada itu, secara umum sistem yang telah diterapkan masih
berorientasi pada pendidikan yang mementingkan aspek ilmu syar’i dan umum.
Sebagian pesantren masih ada yang mempertahankan pola lama, sebagian sudah
mampu mengintregasikan keduanya, dan sebagian lagi berpartisipasi pada
pendidikan umum dengan mengikutsertakan para santrinya untuk menerima
pendidikan dari luar pesantren. Hal ini menunjukkan perkembangan pesantrentumbuh secara dinamis, berangsur-angsur dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
2. Komitmen Tafaqquh fi al-Din
Sebuah perencanaan sistematis yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan lembaga pendidikan merupakan inti
pengertian dari kurikulum. Sehingga kurikulum yang ada di pesantren pada
dasarnya merupakan seperangkat perencanaan dan media untuk mengantarkan
sebuah pesantren tersebut untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang
diidamkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tentunya sesuai dengan
harapan para santri.
Semangat mendidik santri dengan tauhid dan ilmu pengetahuan dengan
dilengkapi dengan tilawah al-Qur’an, baik bil ghaib maupun bin nadlor masih
menjadi tujuan kurikulum pesantren. Sehingga tak segan-segan, meskipun pada
sebagian pesantren masih menerapkan kurikulum lokal, mereka
memaksimalkan waktu sebaik mungkin dengan melakukan pengajaran dan
pengajian, baik pengajian al-Qur’an maupun kitab-kitab salaf. Di samping itu,
bagi pesantren yang mampu menyelenggarakan pendidikan formal, pada pagi
harinya para santri bersekolah.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 133/215
120
Pesantren besar, pesantren Yanbu’ul Qur’an, misalnya, di dalamnya telah
berhasil menyelenggarakan madrasah formal, yakni pada jenjang MI, MTs dan
MA. Terhitung ada 6 cabang yang menginduk pada pesantren tersebut.
Di bawah ini ke enam cabang dari pesantren Yanbu’ul Qur’an, yakni
sebagai berikut :
Tabel 4.1.
Data Pesantren Cabang Yanbu’ul Qur’an Kajeksan Kudus
NO Nama Pesantren Jenjang
Pendidikan
Umur Lokasi
1 Pesantren Tahfidz Anak-
anak Yanbu’ul Qur’an(PTAYQ) Putera
MI 6 – 12 th Krandon,
Kota
2 Ma’had Al-Ulumisy
syar’iyyah Yanbu’ul
Qur’an (MUSYQ) Putera
MTs – MA 12 – 18 th Kwanaran,
Kajeksan,
Kota
3 Ma’had Al-Ulumisy
syar’iyyah Yanbu’ul
Qur’an (MUSYQ) Puteri
MTs – MA 12 – 18 th Kerjasan,
Kota
4 Pesantren Tahfidz Remaja
Yanbu’ul Qur’an
(PTRYQ)
MTs – MA 12 – 18 th Bejen,
Kajeksan,
Kota
5 Pesantren Tahfidz Yatama
Utsman bin Affan
MI 6 – 12 th Singopadon,
Singocandi,
Kota
6 Pesantren Tahfidz Anak-
anak Yanbu’ul Qur’an
(PTAYQ) Puteri
MI 6 – 12 th Sambeng
Karangmalan
g, Gebog
Sumber : Lembaga Penelitian Central Riset dan Manajemen Informasi (CeRMIN) Kudus , Profil
Pesantren Kudus, 2005, hlm. 172.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 134/215
121
Deskripsi di atas sedikitnya menjelaskan bagaimana respon pesantren
dalam menghadapi berbagai perubahan di sekelilingnya. Dalam menghadapi
berbagai perubahan itu, para eksponen pesantren terlihat tidak tergesa-gesa
mentransformasikan kelembagaan pesantren menjadi lembaga pendidikan
modern Islam sepenuhnya, tetapi sebaliknya cenderung mempertahankan
kebijaksanaan sehari-hari, mereka menerima pembaharuan (modernisasi)
pendidikan Islam hanya dalam skala yang sangat terbatas, sebatas mampu
menjamin pesantren bisa tetap survive.
Pada kenyataannya dari cabang-cabang pesantrenYanbu’ul Qur’an tetap
mempertahankan sistem tradisionalnya. Materi lokal pesantren tetap diajarkan
meskipun di waktu sore dan malam. Demikian, waktu secara keseluruhanterbilang cukup padat. Dari mulai pagi, jama’ah shalat shalat shubuh sampai
mudarosah di waktu malam. Khusus untuk Yanbu’ul Qur’an pusat, materi yang
diajarkan mencakup penghafalan al-Qur’an 30 juz, qiro’ah sab’ah, dan
pengajaran kitab salafi.4
Di samping itu, banyak lagi rutinitas-rutinitas yang
berkaitan dengan pembacaan nadzom dan lain sebagainya. Seperti pembacaan
nailil muna, al-Barjanji, Bahtsul Masa’il Qur’aniyyah, dan lain-lain.
Sedangkan di pesantren MUSYQ, secara kurikulum tidak jauh berbeda
dengan Yanbu’ul Qur’an pusat karena memang dalam satu manajemen. Hanya
saja yang di pesantren MUSYQ setiap paginya seluruh santri mengikuti
pelajaran di madrasah formal TBS. Jika dilihat dari agenda mingguan, bulanan
dan tahunan, pesantren MUSYQ agaknya lebih aktif dalam manajemen
pemberdayaan santri. Sampai sekarang, terhitung santri di MUSYQ mencapai
204 orang yang kesemuaannya santri sekolah.
Berbeda halnya dengan pesantren Raudlatuth Tholibin, caranya dalam
menyikapi perubahan adalah dengan membuka diri dengan menerima santri
4 M. Nadjib Hassan, et. all, Profil Pesantren Kudus, (Kudus : Central Riset dan Manajemen
Informasi, 2005). 173.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 135/215
122
yang sekaligus berkeinginan bersekolah di pendidikan formal luar pesantren.
Sebagian ada yang di Qudsiyyah, SMA 1 dan lain sebagainya. Semua santri
tersebar di beberapa sekolah formal di Kudus. Meskipun santri yang tidak
terlalu banyak, pesantren ini sampai sekarang tetap gigih mengajarkan ilmu-
ilmu salaf syar’iyyah, meliputi ilmu tauhid, fiqh, akhlak, nahwu dan shorof.
Namun, optimalisasi dalam pesantren ini memang belum maksimal. Banyak
kegiatan yang jarang diikuti oleh santri mukimnya sendiri. Hal ini dikarenakan
manajemen kurikulumnya belum membingkai kebutuhan santri pada umumnya.
Dengan demikian, berdasar pada kondisi objektif populasi pesantren di
atas, cara yang dilakukan tiap pesantren dalam merespons pembaharuan ini
bervariasi. Berkaitan dengan kurikulum, sikap mereka antara lain :1. Kurikulum yang dirancang masih tetap bertujuan pada tafaqquh fi al-din,
2. Merevisi kurikulum dengan memasukkan sebagian mata pelajaran umum
dan keterampilan umum sebagaimana yang diajarkan di madrasah formal,
3. Pesantren membuka kelembagaan dan fasilitas-fasilitas pendidikan bagi
kepentingan pendidikan umum.
4. Memberikan kebebasan pada santri untuk berkembang sesuai dengan
minat dan bakatnya asal tetap menempat di pesantren.
Berbagai inovasi dilakukan oleh pesantren dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, baik pembenahan kurikulum maupun tambahan ketrampilan
lainnya. Sebaiknya perlu diadakan pencermatan lebih lanjut akan munculnya
pembaharuan pesantren ini karena bukan berarti tanpa dampak. Oleh karena itu,
sebaiknya pesantren melakukan pembaharuan dengan mempertimbangkan
konsekuensi logisnya. Artinya harus benar-benar selektif dalam menerima dan
mengadopsi pola-pola dari luar, karena bisa jadi, pesantren yang tidak selektif
dalam mengikuti perkembangan pembaharuan ini akan kehilangan ruh dan
identitasnya sebagai lembaga pendidikan pesantren tradisional.
Dalam hal ini, peneliti sependapat dengan apa yang diutarakan oleh
Zamachsjari Dhofier bahwa untuk memainkan peranan yang besar dalam ruang

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 136/215
123
lingkup nasional, pesantren-pesantren tidak perlu kehilangan kepribadiannya
sendiri sebagai tempat pendidikan keagamaan. Terbukti aspek modernitas cepat
terpadu dalam tradisi pesantren mencapai kuantitas 70% lembaga pesantren
telah mengembangkan sekolah-sekolah dan sebagian mendirikan perguruan
tinggi modern. Meskipun dalam konteks perguruan tinggi, belum ada pesantren
Kudus yang merealisasikannya. Lebih lanjut Dhofier menyatakan masih banyak
pesantren yang mengkhususkan pendidikan agama dan pengkajian kitab-kitab
karangan ulama zaman klasik, yakni 30 % dari 21.521 pesantren.5
Meskipun demikian, pesantren Kudus tidak menutup diri, ia terbuka
dalam mengikuti tuntutan perkembangan jaman. Fenomena pesantren sekarang
yang mengadopsi pengetahuan umum untuk para santrinya, tetapi masih tetapmempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik merupakan upaya untuk
meneruskan tujuan utama lembaga pendidikan tersebut, yaitu pendidikan calon
ulama yang mengedepankan tafaqquh fi al-din. Kebanyakan pesantren yang
ada, ia masih mempertahankan materi pendidikan pesantren yang sudah ada
sejak dulu. Hanya saja ia mencoba memperbaharui metode yang
dikembangkan, serta manajemen yang diterapkan dengan mengacu pada
relevansi kemasyarakatan dan perubahan. Keberadaan pesantren yang demikian
itu pantas dihargai karena pengkajian kitab-kitab klasik itu tetap penting agar
terjadi perpaduan antara tradisi dan modernitas dengan paduan yang seimbang
dalam membangun peradaban bangsa.
Pesantren yang sudah menyelenggarakan pendidikan formal pun, dalam
proses pencapaian tujuan institusional jangan terjebak hanya pada pencapaian
ijazah semata. Oleh karena itu, tidak ada salahnya melakukan pentahapan sesuai
dengan kompleksitas ilmu yang diajarkan pada jenjang kelas untuk
5 Zamachsjari Dhofier, Tradisi Pesantren : Memadu Modernitas untuk Kemajuan Bangsa,
(Yogjakarta : Pesantren Nawesea Press, 2009), hlm. 125.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 137/215
124
mempermudah capaian formalistiknya. Jadi, ada tingkat awal, menengah dan
tingkat lanjutan.
Oleh karenanya, kurikulum pesantren dalam hal ini sebagai representasi
dari pesantren Kudus dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tipe, yakni
a. Tipe I
Pesantren yang dalam menjalankan realisasi programnya secara
implisit menggunakan model kurikulum tidak tertulis, melainkan
secara eksplisit memakai hidden currulum. Tipe demikian dapat
ditemui pada pesantren Roudlatuth Tholibin dan pesantren lainnya
yang termasuk pada tipologi C.
b. Tipe IIPesantren yang sudah menerapkan kurikulum yang jelas dan sebagian
besar sudah terencana secara sistematis. Tipe ini dapat ditemui pada
pesantren MUSYQ dan pesantren lainnya yang termasuk pada tipologi
B.
c. Tipe III
Pesantren yang pada umumnya tidak terprogram dalam kurikulum
yang jelas dan baku. Biasanya tipe ini sudah ada acuan yang dianggap
sebagai kurikulum yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan di pesantren. Tipe ketiga ini modelnya seperti PTYQ pusat
dan pesantren lainnya yang termasuk pada tipologi A.
3. Metodologi Transformatif
Pada umumnya pembelajaran di pesantren mengikuti pola tradisional,
yaitu model sorogan dan bandongan. Kedua model ini kyai aktif dan santri
pasif. Secara teknis model sorogan bersifat individual, yaitu santri menghadap
guru seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajari,
sedangkan model bandongan (weton) lebih bersifat pengajaran klasikal, yaitu
santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling Kyai menerangkan
pelajaran secara kuliah dengan terjadwal.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 138/215
125
Secara teknis, baik dengan model sorogan maupun bandongan dilakukan
dengan pembacaan kitab yang dimulai dengan pembacaan tarjamah, syarah
dengan analisis gramatikal, peninjauan morfologi dan uraian semantik. Kyai
sebagai pembaca dan penerjemah, bukanlah sekadar membaca teks, melainkan
juga memberikan pandangan-pandangan (interpretasi) pribadi, baik mengenai
isi maupun bahasanya. Kedua model pengajaran ini oleh sementara pakar
pendidikan dianggap statis dan tradisional.
Meskipun sorogan dan bandongan ini dianggap statis, tetapi bukan berarti
tidak menerima inovasi. Metode ini sebenarnya konsekuensi daripada layanan
yang ingin diberikan kepada santri. Berbagai usaha dewasa ini dalam berinovasi
dilakukan justru mengarah kepada layanan secara indivual kepada santri.Metode sorogan justru mengutamakan kematangan dan perhatian serta
kecakapan seseorang. Oleh karenanya, pola pembelajaran demikian merupakan
usaha transformasi pengetahuan kyai atau pun ustadz pada santri yang
bersangkutan.
Dalam pada itu, Mastuhu memandang bahwa sorogan adalah metode
mengajar secara individual langsung dan intensif.6
Dari segi ilmu pendidikan
sebenarnya metode ini adalah metode yang modern karena antara Kyai dan
santri saling mengenal secara erat, dan guru menguasai benar materi yang
seharusnya diajarkan. Santri juga belajar dan membuat persiapan sebelumnya.
Demikian guru telah mengetahui materi apa yang cocok buat murid dan metode
apa yang harus digunakan khusus untuk menghadapi santrinya. Di samping itu,
metode sorogan juga dilakukan secara bebas (tidak ada paksaan), dan bebas dari
hambatan formalitas.
Dengan demikian, yang dipertimbangkan bukan upaya untuk mengganti
metode sorogan menjadi model perkuliahan sebagaimana sistem pendidikan
modern, melainkan merenovasi sorogan menjadi sorogan yang mutakhir (gaya
6 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), hlm. 49.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 139/215
126
baru). Sejalan dengan itu, tampaknya perlu dikembangkan di pesantren model
sorogan gaya mutakhir ini sebagai upaya pengembangan model pengajaran
yang transformatif. Sudah barang tentu akan lebih lengkap apabila beberapa
usulan metode sebagai alternatif perlu dipertimbangkan, seperti metode
ceramah, kelompok kerja, tanya-jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen,
widya wisata, dan simulasi.
Sehingga secara umum, pola pembelajaran yang ada di pesantren Kudus
dapat dibagi menjadi 3 (tipe), yakni :
a. Tipe I :
Pesantren yang menggunakan metode pembelajaran asli milik
pesantren, yaitu metode sorogan, wetonan (bandongan), halaqoh, danHafalan pada kajian kitab salaf. Sementara pada kajian al-Qur’an
seperti metode musyafahah, taqrir, dan mudarosah. Tipe ini dapat
diamati pada PTYQ pusat dan pesantren lainnya yang tergolong tipe
A.
b. Tipe II :
Pesantren yang sudah menerapkan pola pembelajaran dengan
memperpadukan pola pembelajaran asli pesantren dengan sistem
madrasah. Tipe ini dapat diamati pada pesantren MUSYQ dan
pesantren lainnya yang tergolong tipe B.
c. Tipe III :
Pesantren yang menerapkan pola pembelajaran dengan menyesuaikan
jadwal sekolah karena sebagian besar pesantren jenis ini para santrinya
adalah siswa sekolah. Pesantren tipe ini juga pada kenyatannya
menerapkan sistem sorogan dan wetonan. Tipe ini dapat diamati pada
pesantren Roudlatuth Tholibin Bendan dan pesantren lainnya yang
tergolong tipe C.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 140/215
127
4. Pendidikan Berbasis Masyarakat (Community Based Education)
Sejak awal muncul dan adanya pesantren dibangun dan dikelola untuk
dan oleh masyarakat, bahkan ia merupakan agen perubahan bagi
masyarakatnya, kiprah kemasyarakatan pesantren misalkan dari pembinaan
akhlak, segi ekonomi, segi kepemimpinan dan segi pelayanan umum. Oleh
karena itu, tak heran pesantren pernah menjadi satu-satunya lembaga
pendidikan milik masyarakat pribumi yang memberikan kontribusi yang sangat
besar dalam membentuk masyarakat melek huruf (literacy) dan melek budaya
(cultural literacy).7
Oleh karena itu, konsep pendidikan berbasis masyarakat
menempati peran penting dalam membentuk kepribadian mereka.
Pesantren muncul sebagai pendidikan yang berbasis masyarakat seiringdengan reformasi pendidikan yang menghendaki adanya pergeseran paradigma
pendidikan dari sentralistik ke desentralistik, bergeser dari praktik pendidikan
yang otoriter ke praktik pendidikan demokratis yang membebaskan, serta dari
konsep pendidikan yang berorientasi pemerintah ( state oriented ) ke konsep
pendidikan yang berorientasi masyarakat (community oriented ).8
Desentralisasi pendidikan yang dimaksudkan diatas, pada fenomenanya
telah dimunculkan oleh sebagian pesantren di Kudus. Sebagaimana yang
diterapkan di pondok PTYQ pusat dan MUSYQ yang sudah tidak lagi
memusatkan penyelenggaraan pendidikan pada sosok kyai. Dengan demikian,
hubungan antara kyai dengan santrinya masih terjaga dengan baik. Tradisi
pesantren tidak mengajarkan pada santri untuk membantah kepada kyainya.
Pola yang diajarkan adalah keteguhan untuk mengabdi dengan tujuan
untuk memperoleh barokah. Terbukti sampai sekarang di pesantren tersebut
masih banyak santri yang rela ketika di pesantren menjadi khodim (pelayan
7 Mujamil Qomar, Pesantren : dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,(Yogjakarta : Penerbit Erlangga, 2005), hlm. 11
8 Toto Suharto, Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat , Jurnal Cakrawala IAIN Raden
Patah Palembang, (vol. XXIV, No. 3, November / 2005), hlm. 326.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 141/215
128
kyai). Khodim pun mengabdi pada bidangnya masing-masing. Ada yang
mengabdi sebagai juru masak, pekerja di ladang kyai, juru tamu, dan lain
sebagainya.
Sementara dalam kehidupan sehari-hari di pesantren, sikap hidup hemat
dan sederhana pun masih di pertahankan demi memperoleh tujuannya yang
mulia dalam mencari ilmu. Mengenai kedisiplinan pun tak kalah giatnya
dilaksanakan di pesantren ini. Sanksi-sanksi edukatif diberlakukan untuk
menjaga agar perilaku santri tetap pada jalur yang sesuai dengan norma-norma
Islam. Nuansa demokrasi di pesantren begitu kental sehingga sangat
mendukung proses pembelajara yang dilangsungkan.
Suasana pendidikan yang demokratis senantiasa memperhatikan aspek egalitarian (kesetaraan atau sederajat dalam kebersamaan) antara pendidik
dengan peserta didik. Pengajaran tidak harus top down, namun diimbangi
dengan bottom up. Tidak ada lagi pemaksaan kehendak dari kyai maupun para
pengurunya, tetapi akan terjadi tawar-menawar di antara kedua belah pihak
dalam menentukan tujuan, materi, media, dan evaluasi hasil belajarnya.
Tidak kalah pentingnya, komunikasi struktural dan kultural antara kyai
dan santri, maka akan terjadi interaksi yang sehat, wajar, dan bertanggung
jawab. Santri boleh saja berpendapat, berperasaan, dan bertindak sesuai dengan
langkahnya sendiri, asalkan ada argumentasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Santri bukan saja memahami demokrasi
tetapi juga menjalani latihan seperti berdebat yang diterapkan dalam
musyawaroh maupun bahtsul masa’il. Demikian, para satri mencoba dibimbing
untuk menghargai pandangan dan harga diri santri lain, serta mematuhi aturan
hukum yang diaplikasikan dalam setting musyawaroh.
Meskipun demikian, dinamika seperti ini menunjukkan bahwa pesantren
mampu menjalin komunikasi interaktif terhadap nilai-nilai yang berkembang di
sekitarnya. Pesantren selalu tumbuh dan berkembang menyesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat. Terbukti dengan adanya hubungan timbal balik ini

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 142/215
129
mingiringi perubahan pada tubuh pesantren, namun tanpa mengurangi peran
masyarakat bahwa lembaga ini bukan hanya milik kyai, melainkan masyarakat.
Sehingga pesantren tetap eksis dapat hidup dan dapat menghidupi masyarakat
sampai di era pembaharuan ini. sebagaimana pendapat Zubaedi yang
mengutarakan bahwa bisa dikatakan sebuah lembaga pendidikan itu berbasis
masyarakat jika tanggung jawab perencanaan hingga pelaksanaan berada
ditangan masyarakat.9
Sehingga dalam hal ini, jika dipandang dari sistem penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan tipologi pesantren Kudus dapat diklasifikasikan
menjadi 3 (tiga) tipe, yakni :
a. Tipe I :Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan
menerapkan kurikulum nasional, baik yang hanya memiliki sekolah
keagamaan (MI, MTs, MA, dan PT Agama Islam) maupun yang juga
memiliki sekolah umum (SD, SMP, maupun SMA), Seperti pesantren
MUSYQ Kwanaran dan pesantren lain yang termasuk tipologi B.
b. Tipe II :
Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk
madrasah lokal pesantren dan tidak menerapkan kurikulum nasional,
seperti pesantren Roudhatuth Tholibin Kerjasan dan pesantren lain yang
termasuk tipologi C.
c. Tipe III :
Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk
madrasah, seperti PTYQ pusat Kajeksan dan pesantren lain yang
termasuk tipologi A.
9 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat : Upaya Menawarkan Solusi Terhadap Berbagai
Problem Sosial , (Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2007), cet. IV, hlm. 134.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 143/215
130
B. Kontribusi dan Arah Pengembangan Pesantren di Kudus
Kini pesantren telah memasuki gerbangnya yang baru. Pesantren telah
mampu dan mau menanggapi dengan tanggapan positif terhadap era pembaharuan
pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Dengan didirikannya sekolah-
sekolah umum maupun madrasah-madrasah di lingkungan pesantren membuat
pesantren kaya diversifikasi lembaga pendidikan dan peningkatan institusional
pesantren. Bahkan, pesantren juga telah memberikan pilihan yang lebih banyak
lagi bagi masa depan santri.
Pengembangan baru mencoba diterapkan, yakni santri tidak hanya
dikhususkan untuk menjadi ahli agama, tetapi didorong untuk memasuki profesi-
profesi lain dengan memberikan pendidikan keterampilan, seperti komputer,fotografi, pertanian, pertukangan, perbengkelan, elektronika, administrasi, dan
bahasa Inggris. Dengan luasnya spektrum ilmu di pesantren akan membuka
peluang bagi santri memasuki bidang-bidang lainnya sehingga santri tidak hanya
menjadi ahli agama, tetapi juga ahli dalam bidang kehidupan lainnya.
Hal di atas menunjukkan fungsi pesantren yang bukan hanya sebagai
lembaga pendidikan saja, melainkan juga sebagai pembinaan moral masyarakat.
Tentu ini merupakan perkembangan bagus bagi pesantren dalam menata posisi
pesantren di tengah realitas sosial modern dan kompleks.
Demikian perkembangan pesantren yang melalui tahapan secara berkala.
Setahap demi setahap pesantren telah menyelaraskan diri dengan cita-cita dan
sistem pendidikan nasional Indonesia. Sebelumnya pesantren telah mengalami
disorientasi dalam kerangka pendidikan nasional. Artinya, pesantren telah
kehilangan kemampuan untuk mendefinisikan dan memposisikan diri dalam
realitas sosial yang sedang mengalami perubahan sosial yang cepat. Karenanya,
kebijakan pemerintah adalah mendorong pesantren untuk mengadakan reorientasi
baik di bidang pendidikan, keagamaan, maupun sosial.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 144/215
131
Di antara kontribusi pesantren Kudus yang peneliti simpulkan antara lain :
1. Pesantren memposisikan diri sebagai subkultur tersendiri bagi masyarakat
Kudus.
2. Pesantren dengan peran kyai dan santri didikannya sebagai control social
yang secara potensial turut menggerakkan masyarakat Kudus.
3. Pesantren menjadi pilar utama penyangga keberhasilan pembangunan sosial
karena bisa dipastikan jika sebagian masyarakatnya berpendidikan, maka
tingkat kesuksesannya pun cukup tingi.
4. Para kyai pesantren Kudus turut andil dalam agenda transformasi sosial
khususnya di bidang keagamaan melalui pengajian-pengajian yang
diberikannya.5. Pesantren yang tergolong sudah maju, seperti pesantren Yanbu’ul Qur’an
menjadi inspirasi bagi pesantren lainnya untuk tanggap menghadapi
tantangan zaman.
6. Pesantren Kudus mampu memberikan pengajaran yang seimbang pada para
santrinya berkaitan dengan pendidikan agama dan ilmu pengetahuan umum.
Secara garis besar, pesantren Kudus mulai membuka diri menerima
perubahan. Bahkan sebagian pesantren sudah ada yang meloncat jauh ke depan
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kondisi riil yang ada di
lapangan menunjukkan, memang dari sudut pandang penyelenggaraan pendidikan
banyak yang belum sesuai dengan harapan. Misalnya mengenai perangkat yang
masih menggunakan perangkat manual belum tersedia. Apalagi untuk menjangkau
standar penataan sistem pendidikan pesantren dalam lingkup nasional.
Konsekuensi logis dari kenyataan ini antara lain adalah ketidakmampuan
pendidikan pesantren untuk memenuhi logika persaingan dengan pendidikan lain.
Oleh karena itu, di antara faktor-faktor penghambatnya antara lain :
1. Belum adanya kurikulum dan metodologi yang baku sebagai garis batas
terhadap sistem pendidikan lainnya.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 145/215
132
2. Belum adanya alat ukur yang dapat diandalkan dalam menilai dan
mengevaluasi hasil pendidikan.
3. Bagi pesantren yang sudah dan mau menyelenggarakan pendidikan formal
masih terlalu tergantung pada pola pendidikan yang digariskan pemerintah,
yakni pendidikan untuk menopang pembangunan.
4. Sebagian besar masih kekurangan dana dan fasilitas, sehingga pendidikan
pesantren diorientasikan kepada selera konsumen, dan menyantuni kaum
marginal.
5. Perkembangan kebudayaan dan perubahan masyarakat yang cepat, sehingga
pendidikan pesantren semakin tidak berdaya berkompetisi dengan laju
perubahan masyarakat.6. Apresiasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan pesantren yang belum
menggembirakan.
7. Adanya pelampisan sosial yang didasarkan pada ukuran serba materialistik
dan menyebabkan masyarakat berlomba-lomba menyerbu lembaga
pendidikan favorit, dengan tanpa mengindahkan aspek ideologis yang
tersembunyi dibaliknya.
8. Adanya kecenderungan mismanajemen, misalnya persaingan yang tidak
sehat antar pimpinan dan kepemimpinan yang tertutup.
Berbagai hambatan di atas perlu diperhatikan oleh pihak pesantren karena
untuk mewujudkan pengembangan pesantren yang dikehendaki. Dalam pada itu,
melihat realitas sosial yang ada, sebagian besar pengembangan pesantren Kudus
lebih menuju kearah pengembangan pesantren secara sporadis, yakni berdasar
pada aspirasi masing-masing pesantren. Pengembangan jenis ini berupa
penyelenggaraan pendidikan formal dan mengintregasikan kurikulum agama dan
umum. Jika demikian adanya, maka proses pengembangannya pada tubuh
pesantren harus memperhatikan prinsip-prinsip di bawah ini, antara lain :
1. Pengembangan kurikulum pesantren sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan selaras dengan visi misi pesantren.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 146/215
133
2. Peningkatan profesionalisme asatidz dan asatidzah melalui pendidikan
akademik maupun berbagai pelatihan-pelatihan keguruan.
3. Pemenuhan sarana dan prasarana secara memadahi pada pendidikan
pesantren itu sendiri maupun pada pendidikan yang diselenggarakannya.
4. Peningkatan mutu pelayanan yang disediakan pada para siswa (santri).
5. Pemaduan pola pembelajaran dengan metode yang sudah biasa diterapkan di
pendidikan umum sehingga terkesan monoton.
6. Penunjukkan jati diri pesantren yang kompetitif yang siap bersaing pada
lembaga pendidikan lainnya.
7. Peningkatan kepercayaan dari luar pesantren sehingga mendapatkan
dukungan dalam melakukan proses pembaharuan.Di bidang pendidikan, kebijakan pemerintah memberikan pembinaan dan
motivasi agar pesantren menyadari kondisi pesantren yang tidak relevan lagi
dengan tuntutan zaman. Pesantren kemudian menanggapi kebijakan pemerintah
dengan mengadakan perubahan terhadap pola pendidikannya agar selaras dengan
pendidikan nasional. Dalam hal ini, pemerintah tidak memaksakan pesantren
mengadakan modernisasi secara radikal, tetapi dengan membangkitkan inisiatif
pesantren sendiri untuk bersikap responsif terhadap perkembangan masyarakat di
sekelilingnya.
C. Tipologi Pesantren Kudus dalam Upaya Melacak Format Pesantren Ideal di
Era Pembaharuan
Pada pembahasan ini, berdasarkan pada prinsip dan aspek pembaharuan
pesantren yang sudah dijelaskan sebelumnya, akan dilacak bagaimana format
pembaharuan pesantren ideal dan tipologi pesantren masa depan. Oleh karena itu,
merujuk pada tipologi yang diuraikan oleh Kementrian Agama RI, bahwa tipologi
pesantren terbagi menjadi 3 tipe, yakni tipe A, B, C, maka tipologi pesantren
Kudus akan dipaparkan pada table berikut ini.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 147/215
134
Tabel 4.2.
Tipologi Pondok Pesantren Kudus
No TipologiKategorisasi
Nama PesantrenKecam-
atanAspek Penjelasan
1 A
Sistem
Pendidika
n
Pesantren
Seluruh santri
belajar dan
menetap di asrama
(pondok). Tidak
diperbolehkan
untuk mengikuti
penddikan formal.
Kebijakan kyai
dalam hal ini
menjadi penting.
Yanbu’ul
Qur’an Putera,
Yanbu’ul Qur’an
Puteri, Yanbu’ul
Qur’an Remaja,
Yanbu’ul Qur’an
Yatama Utsman
bin Affan,
Sadzaliyyah Kyai
Noor Hadi,
Manba’ul Uluum,
Mazro’atul Ulum,
Al-Mubarokah,
Nahdlotut
Tholibin, Dar al-
Furqon, dan Al-
Fadlilah.
Kota
Kurikulum
Pada umumnya
jenis pesantren ini
kurikulunya tidak
tersusun secara
jelas dan baku.
Meskipun begitu,
sudah ada acuan
sebagai bentuk
pedoman
kegiatanuntuk mencapai tujuan.
Al-Halim,
Hanafiyyah, Al-
Husna,
Pendidikan
Pedoman Islam
(PPI), Al-
Qoumaniyyah
Jekulo

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 148/215
135
(Huffadz), dan
Al-Yasir.
Pola
Pembelaja
ran
Menerapkan pola
pembelajaran
klasik pesantren,
yaitu sorogan,
bandongan,
halaqoh dan
hafalan. Sementara
pada kajian al-Qur’an
menerapkan
musyafahah, taqrir,
dan mudarosah.
Ishlahusy
Syubban, Al-
Khoirot,
Manalaul Huda
Asy-Syafa’,
Mu’awanatuth
Thullab, Nurus
Siroj, Raudhatul
Huffadz, Rabtotul
Huffadz,
Subulussalam,
dan Tibbil Qulub.
Undaan
Sistem
Penyeleng
garaan
Pendidika
n
Hanya
menyelenggarkan
ilmu-ilmu agama
dan bentuk madras
dan biasanya
mempunyai nama
sendiri-sendiri
sesuai tingkatan
yang dikehendaki
pesantren.
Darun Najah,
Darus Salam, dan
Manarul Huda.
Gebog
Miftahul Huda Dawe
Darul Izzah dan
Ittihath TholibinJati
Al-Furqon dan
Sabilul Rosyad
Kaliwu
ngu
Nurul Furqon dan
Raudlatuth
Tholibin
Mejobo
2 BSistem
Seluruh santri
menetap di
Yanbu’ul
Qur’an MUSYQKota

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 149/215
136
Pendidika
n
Pesantren
pesantren, dan pada
umumnya sambil
mengikuti
pendidikan formal
kalau yang
diselenggarakan
oleh pesantren.
Biasanya disebut
pesantren sekolah.
Lil Banin,
Yanbu’ul Qur’an
MUSYQ Lil
Banat, Yanbu’ul
Qur’an Anak-
anak, MAK TBS,
Manba’ul Qur’an
(Huffadz),
Muhammadiyah,
TBS, dan
Yanabi’ul UlumWarrohmah.
Kurikulum
Menerapkan sistem
kurikulum yang
sudah sudah
tertulis, jelas dan
baku. Kurikulum
jenis pesantren ini
sudah tersusun
secara sistematis.
Bustanul
Muhtadin, Darul
Falah, Darul
Mubarok, Darul
Muqomah, Al-
Qoumaniyyah
Bareng, Rohmatul
Ummah Essalafy,
Salafiyyah
Asysyafi’iyah,
dan Sirajul
Hannan.
Jekulo
Pola
Pembelaja
ran
Menerapkan sistem
pola pembelajaran
yang diintegrasikan
antara pola
Irsyaduth
Tholibin.Undaan
Al-Furqon, Al-
Hidayah, NurusGebog

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 150/215
137
pembelajaran asli
pesantren dengan
sistem madrasah
formal.
Salam, Al-
Qudsiyyah, dan
Yanabi’ul Qur’an
Anak-anak Putri.
MAK Miftahul
Falah, Manba’ul
Falah, dan Nurul
Ulum
Dawe
SistemPenyeleng
garaan
Pendidika
n
Menyelenggarakan
pendidikan formal
denganmenerapkan
kurikulum
nasional, baik yang
memiliki sekolah
agama, maupun
sekolah umum.
As-Salam Jati
Hidayatullah dan
Ma’ahid
Kaliwu
ngu
Darul Ulum Bae
3 C
Sistem
Pendidika
n
Pesantren
Santri menetap di
pesantren namun
pada pagi harinya
mengikuti
pendidikan formal
pada sekolah-
sekolah yang
berada di luar
pesantren.
Raudlatut
Tholibin, Al-
Jalil, Ittihadul
Falah, Jam’iyyah
Hidayah Ibu
Fatihah,
Jam’iyyah
Roudlotul
Mubarok,
Kota

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 151/215
138
Kurikulum
Menggunakan
model kurikulum
tidak tertulis
(hidden kurikulum).
Pesantren jenis ini
sangat tergantung
pada peran kyai.
Mafatihul Ulum
al-Mathar,
Najahuth
Tholabah, Al-
Qudsy, Raudlatul
Jannah, Ar-
Raudlatul
Mardliyah,
Raudlatul
Muta’allimin, dan
RaudlatulMuta’allimat.
Pola
Pembelajaran
Menerapkan sistem
sorogan dan
bandongan,
meskipun di pagiharinya para santri
mengikuti sekolah
formal.
Dzikrul Hikmah
dan An-Nur.Jekulo
Sistem
Penyeleng
garaan
Pendidika
n
Menyelenggarakan
pendidikan
keagamaan dalam
bentuk madrasah
lokal pesantren dan
tidak menerapkan
kurikul nasional.
Rahmatillah. Gebog
Al-Huda Al-
Fatoniyyah dan
Raudlatut
Tholibin.
Dawe
Darusy Syifa’ Al-
IslamiJati
Sumber : Pengolahan data tipologi pesantren berdasarkan hasil observasi peneliti dan laporan
penelitian Profil Pesantren Kudus oleh Central Riset dan Manajemen Informasi Kudus.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 152/215
139
Maka, di bawah ini akan dianalisis bagaimanakah format pesantren ideal dan
mampu menjadi pendidikan alternatif bagi masa depan yang diharapkan oleh
masyarakat dan tentunya sesuai dengan kebutuhan di era pembaharuan ini.
1. Format Pesantren Ideal
a. Dimensi Sistem Pendidikan
Dalam perspektif sistem pendidikan, pesantren sempat dihakimi oleh
masyarakat sebagai dimensi yang nanti akan perubahan, yang berafiliasi
pada kejumudan dan stagnasi. Namun, penghakiman itu tidak benar kalau
diarahkan pada pesantren kekinian yang pada realitas sosialnya
mempunyai dinamika perkembangan yang dinamis dan turut menuju
perubahan yang dikehendaki masyarakat.Di antara kriteria yang perlu ada pada dimensi ini adalah :
1) Santri tetap tinggal dan menetap di pondok (asrama) pesantren.
2) Terjalinnya hubungan kyai, pengurus, dan santri yang akrab dan
demokratis tanpa mengurangi nilai kepatuhan dan keikhlasan dalam
menunutut ilmu.
3) Mempertahankan nilai-nilai dan tradisi pesantren, seperti nilai
kemandirian, keikhlasan, kedisiplinan, persaudaraan, dan
kesederhanaan.
4) Berorientasi mengembangkan potensi santri dan melatih (riyadloh)
serta mendorong skill untuk lebih maju dan mampu berkompetitif.
5) Berorientasi pada pengembangan kreatifitas, ketrampilan, dan
kecakapan hidup.
6) Menanamkan nilai-nilai pendidikan pesantren sepanjang waktu.
7) Mencetak santri yang profesional dan berakhlak mulia.
8) Menghasilkan output yang mandiri, disiplin, inovatif, dan mampu
memecahkan problem diri, masyarakat dan bangsa.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 153/215
140
b. Dimensi Kurikulum
Di antara kriteria yang perlu ada pada dimensi ini adalah
1) Upaya mengintregasikan ilmu agama dan umum yang dilengkapi
dengan pendidikan ketrampilan dalam pengembangan potensi santri
sesuai dengan prinsip-prinsip pencapaian pendidikan yang tafaqquh
fi al-din.
2) Perbaikan manajemen kurikulum yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
3) Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan untuk mewujudkan
tujuan kurikulum yang telah ditetapkan.
4) Memenuhi kebutuhan agama, masyarakat dan bangsa.5) Meningkatkan taraf perkembangan fisik, mental, dan psikologis
santri.
6) Menyajikan kurikulum yang memenuhi hakikat pengetahuan sesuai
dengan disiplin ilmu yang telah ditetapkan.
7) Pemadatan rutinitas santri melalui pengajian ekstra di pesantren
dengan menambahkan pelajaran-pelajaran tambahan di luar jam
wajib.
8) Menyiapkan kurikulum yang mampu membingkai bidang Al-Qur’an,
ilmu syari’ah, dan ilmu hikmah sebagai benteng akhlak santri.
9) Pengembangan kurikulum dengan bekerjasama dengan instansi-
instansi luar pesantren untuk pengembangan lifeskill dan lain
sebagainya.
c. Dimensi Pola Pembelajaran
Di antara kriteria yang perlu ada pada dimensi ini adalah
1) Memperpadukan pola pembelajaran lokal pesantren dengan sistem
madrasah maupun sekolah umum.
2) Memperbaharui pola pembelajaran dengan metode-metode
transformatif tanpa merubah karakter dasar pesantren.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 154/215
141
3) Pola pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran individu dan
bersifat afektif yang berlandaskan pada pendidikan moral.
4) Pola pembelajaran yang berusaha memicu keaktifan santri.
5) Pola pembelajaran yang mampu mengarahkan santri supaya bisa
mengenal diri, berpikir rasional, dan cakap sosial.
6) Mempertahankan pola pembelajaran tradisional namun
mengembangkan dengan berbagai inovasi-inovasi supaya lebih
mengena pada kebutuhan santri.
d. Dimensi Penyelenggaraan Pendidikan
Di antara kriteria yang perlu ada pada dimensi ini adalah
1) Penyeimbangan pendidikan agama dan umum dalam sistem penyelenggarannya.
2) Pengawasan terhadap perencanaan pendidikan, proses pelaksanaan
dan evaluasi pembelajarannya.
3) Penyelenggaraan pendidikan formal, baik itu sekolah umum,
madrasah, maupun pendidikan kejuruan.
4) Penyelenggaraan pendidikan pesantren yang berbasis pada
masyarakat.
5) Perbaikan sistem manajemen penyelenggaraan pendidikan untuk
mencapai tujuan pesantren.
6) Pengupayaan SDM pengurus pesantren yang mumpuni dan
profesional dibidangnya.
7) Pembaharuan yang tidak menghilangkan karakteristik pesantren.
Meskipun sudah terancang format demikian, pastilah ditemukan sisi
kelebihan dan sebaliknya, kekurangan. Oleh karena itu, pemilihan format
pesantren yang dipandang ideal perlu dilakukan agar tumbuh adanya
perbaikan dari sistem yang sudah diterapkan menuju sistem-sistem yang
menuntut untuk diuji cobakan. Hal ini sesuai dengan kaidah pesantren
yang sudah masyhur, al-Muhafadzatu ‘ala Qodimissalih wal-‘Akhdu bil-

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 155/215
142
Jadidil Ashlah. Merupakan otoritas masing-masing pesantren dalam
membingkai sistem pendidikan pesantrennya sesuai dengan yang
diharapkan, asalkan menuju ke ashlah (lebih baik).
Konsep ashlah pada era pembaharuan pesantren merupakan pokok
yang harus dikedepankan sebagai simbol akan pembaharuan yang
dilaksanakan. Format sistem pendidikan yang modern belum tentu
merubah seluruh sistem pendidikan yang sudah diterapkan selama ini
karena sistem tersebut belum tentu bisa mengantarkan pada pembaharuan
yang dikehendaki masyarakat. Oleh karena itu, peran kyai sebagai
pengasuh dan pemilik pesantren seharusnya mampu menjalin komunikasi
yang aktif terhadap masyarakat supaya kepercayaan mereka tidak luntur.Begitu juga format ini tidak harus merubah orientasi atau mereduksi
orientasi dan idealisme pesantren sebagai lembaga tafaqquh fi al-din,
lembaga pendidikan sepanjang waktu ( full day learning ) dan lembaga
pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Lebih
parahnya lagi kalau sampai mengorbankan nilai-nilai, seperti
kemandirian, kesederhanaan, dan keikhlasan.
2. Tipologi Pesantren Masa Depan
Pertanyaan yang patut diajukan adalah bagaimanakah tipologi
pesantren yang patut dijadikan sebagai pendidikan alternatif bagi pendidikan
masa depan? Apakah tipe A sebagai representasinya Pesantren Tahfidz
Yanbu’ul Qur’an, atau tipe B sebagai representasinya pesantren Ma’had Al-
Ulumisysyar’iyah Lil Banin, atau tipe C sebagai representasinya pesantren
Roudlotut Tholibin?
Mencermati arah dinamika pembaharuan pesantren yang ada di Kudus
yang cenderung melakukan pengembangan yang sporadis, realitas sosial
yang nampak mengemuka di masyarakat adalah krisis kepercayaan terhadap
peran dan fungsi pendidikan pesantren. Parameter yang jelas dalam hal ini
belum ditemukan, sebenarnya pendidikan yang bagaimana yang mampu

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 156/215
143
menjadi pendidikan alternatif masa depan. Dalam pada itu, kebutuhan akan
pendidikan agama yang dipadukan dengan pendidikan umum serta
pendidikan ketrampilan merupakan keniscayaan mengingat perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Artinya, pada era
pembaharuan ini dibutuhkan sebuah rancangan kurikulum yang mampu
merespons tantangan zaman namun tidak meninggalkan karakteristik dan
nilai-nilai yang berkembang pada tubuh pesantren.
Berdasar pada analisis di atas, peneliti dalam hal ini mengedepankan
pembaharuan pesantren yang mampu menerapkan nilai-nilai pendidikan
sepanjang waktu jika ditinjau dari sistem pendidikan pesantrennya, mampu
berkomitmen tafaqquh fi al-din dari segi kurikulum yang diterapkan, mampumenggunakan metode-metode yang transformatif dalam proses
pembelajarannya, dan mengedepankan peran masyarakat dalam mengambil
kebijakan pesantren sehingga menjadi pioner pendidikan berbasis
masyarakat.
Pesantren yang peneliti kehendaki bukan hanya pesantren yang
dipandang bagus dari segi kurikulumnya saja, atau segi kemampuan
menyelenggarakan pendidikan formal, atau segi sistem pendidikan yang
diterapkan pada pesantren tersebut, melainkan keterpaduan antara semua
komponen yang terkandung di dalamnya. Sehingga pesantren tersebut
mampu berkompetitif karena manajemen yang diterapkan berlandaskan atas
needs assessment (kajian kebutuhan). Di samping pesantren tipe ini akan
mencetak output -output yang mandiri, inovatif, disiplin dan mampu
mengatasi problematika yang nampak di masyarakat, juga mampu menjalin
komunikasi yang baik terhadap masyarakat sekitar.
Jika dilakukan pengamatan yang lebih mendalam, diantara ketiga
tipologi pondok pesantren yang peneliti paparkan sebelumnya, maka tipologi
pesantren Yanbu’ul Qur’an Ma’had al-Ulumisysyar’iyyah atau dikenal
dengan pondok MUSYQ lebih mendekati pada kriteria yang ditentukan.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 157/215
144
Artinya tipe B, menurut peneliti lebih unggul dari pada tipe-tipe pesantren
lainnya, yakni tipe A dan C. Sebanyak 29 pesantren termasuk pesantren
MUSYQ ini masuk dalam tipologi B. sementara pesantren yang lainnya
tersebar pada tipe A dan C. Meskipun demikian, pada tipologi yang lain
bukan berarti tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Justru fenomena
semacam ini menunjukkan bahwa pembaharuan yang ada di pesantren
merupakan lokalitas yang unik.
Dalam pada itu, pesantren yang mampu memperpadukan ilmu agama
dan umum diharapkan bisa menatap masa depan lebih cerah. Memang
pembaharuan pesantren membutuhkan waktu yang sangat lama. Namun,
bukan berarti para kyai ceroboh dalam mengambil kebijakannya. Realitasyang nampak di Kudus, para kyai memilih tetap bersabar dan berlapang dada
mengingat pembaharuan tak perlu meninggalkan nilai dan tradisi positif
yang seirama dengan perubahan di masyarakat. Terbukti para sebagian kyai
mengirim putra putrinya ke perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri
yang diharapkan sepulangnya nanti mampu meneruskan perjuangan
memajukan pesantrennya dengan sistem yang lebih maju.
Pada pengembangannya, pesantren yang berpolakan integratif ini
berpotensi besar untuk lebih mengembangkan kajian keilmuwannya dengan
menyelenggarakan universitas. Pesantren Asy’ariyyah Wonosobo yang
mampu mendirikan Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) menjadi model
dalam konteks ini. jika dilihat dari sosok kyainya, K.H. Muntaha Al-Hafidz
(alm) atau yang lebih akrab denga sapaan Mbah Mun, sama sekali tidak
memperoleh pendidikan modern semasa pendidikannya. Namun, bukan
berarti ini menjadi kendala dalam memodernisasi pesantrennya.
Oleh karena itu, upaya untuk menjadikan pesantren sebagai pendidikan
alternatif masa depan harus diupayakan terus menerus, sebagaimana
interaksi pembelajaran di pesantren yang tidak kenal putus selama 24 jam.
Kemunduran pendidikan Islam bukanlah disebabkan oleh lemahnya teori-

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 158/215
145
teorinya tentang pembaharuan, melainkan karena kerancuan berpikirnya
umat Islam sendiri yang enggan mempelajari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Jika demikian adanya, benarlah apa yang dikatakan oleh
Syeikh Sakib Arselan10 , sebagaimana di kutip oleh Zamachsjari Dhofier
yang mengatakan, “Umat Islam tertinggal karena mereka melupakan ajaran
Islam, sedangkan bangsa-bangsa Eropa maju karena mengamalkan ajaran
Islam”.
______________
10 Seorang Alim yang mengajar di Makkah. Untuk lebih jelasnya, lihat Zamachsjari Dhofier
Memadu Modernitas, hlm. 213.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 159/215
146
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari 86 pesantren yang ada di Kabupaten Kudus dapat dikategorikan
menjadi 3 (tiga) tipologi, yakni tipe A, B dan C. Tipe A, yakni sistem
pendidikan yang diterapkan masih bersifat tradisional, kurikulumnya
tidak terprogram secara jelas dan baku, pola pembelajarannya dengan
menggunakan metode klasik, dan sudah menyelenggarakan model
madrasah diniyyah. Misalnya, Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an pusat (Kota), pesantren Al-Halim (Jekulo), Nurus Siroj (Undaan),
Darun Najah (Gebog), Miftahul Huda (Dawe), Al-Furqon (Kaliwungu),
dan lain sebagainya.
Tipe B, yakni sistem pendidikannya perpaduan antara sistem
pesantren da madrasah formal, kurikulumnya sudah terprogram dengan
jelas, pola pembelajarannya pun perpaduan pola asli pesantren dengan
metode modern, dan sudah menyelenggarakan pendidikan formal
dengan menerapkan kurikulum nasional. Misalnya, Pesantren MUSYQ
(Kota), Pesantren Darul Falah (Jekulo), Irsyaduth Tholibin (Undaan),
Al-Hidayah (Gebog), MAK Miftahul Falah (Dawe), As-Salam (Jati),
Ma’ahid (Kaliwungu), Darul Ulum (Bae), dan lain sebagainya.
Tipe C, yakni sistem pendidikan tradisional dan santri bersekolah
di luar pesantren, kurikulumnya tidak tertulis, pola pembelajarannya
klasik asli pesantren dengan penyesuaian terhadap pola yang ada di
sekolah, dan fokus terhadap penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk
madrasah lokal pesantren. Misalnya, Pesantren Roudlotuth Tholibin
(Kota), Dzikrul Hikmah (Jekulo), Rahmatillah (Gebog), Al-Huda Al-
Fathoniyyah (Dawe), Darusy Syifa’ Al-Islami (Jati), dan lain
sebagainya. Di samping ketiga tipe ini, fenomena pesantren Kudus

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 160/215
147
menunjukkan realitas pesantren terbuka yang dipelopori oleh K.H.
Sya’roni Ahmadi, K.H. Ma’ruf Asnawi, dan ulama’-ulama’ pendahulu
lainnya.
2. Banyak faktor yang mempengaruhi munculnya pembaharuan
pendidikan Islam di Kudus, baik itu faktor intern umat Islam maupun
ekstern. Dari uraian yang dikemukakan pada Bab-bab sebelumnya
bahwa pembaharuan pendidikan Islam, dalam hal ini khususnya
pembaharuan yang ada di pesantren itu terkonsentrasi pada 4 (aspek),
yakni sistem pendidikan, kurikulum, pola pembelajaran, dan sistem
penyelenggaraan. Sistem pendidikan ada pada mulanya yakni sebelum
masuk ide-ide pembaharuan adalah sentralistik yang terpusat pada
otoritas kyai, berubah menjadi desentralistik melalui pembentukankepengurusan pesantren yang berfungsi sebagai pelaksana tugas
kepesantrenan.
Kurikulum pesantren yang awalnya terfokus pada kurikulum asli
pesantren, sekarang dipadukan dengan kurikulum nasional dengan
memasukkan materi pelajaran umum pada pendidikan pesantren.
Sementara pola pembelajaran yang pada awalnya melulu pada metode
tradisional, seperti sorogan dan bandongan saja, kini disempurnakan
melalui metode-metode yang transformatif kekinian tanpa
menghilangkan karakter pembelajaran khas pesantren.
Dan pada sistem penyelenggaraan pendidikan pesantren yang
sebelum masuknya ide-ide pembaharuan berkutat pada
penyelenggaraan pendidikan agama saja. Namun, dengan berpedoman
pada kondisi realitas umat Islam yang semakin jauh tertinggal dan
terinspirasi oleh ide-ide pembaharuan telah mampu menyelenggarakan
model pendidikan formal, seperti madrasah, sekolah, pendidikan
kejuruan lainnya.
3. Berdasarkan pada kesimpulan pertama, secara teoritis dan sesuai
dengan teori tipologi yang dijadikan landasan pada penelitian ini, yakni
teori tipologi dari Kemenag RI (tiga tipe), maka tipologi pesantren

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 161/215
148
Kudus terbagi menjadi 3 (tiga) tipe, yakni tipe A, B dan C. Di mana
pada penelitian ini, tipe A mempunyai kelebihan dalam bidang al-
Qur’annya yang dikolaborasikan dengan pendidikan kitab kuning.
Sedangkan Tipe B, kelebihanya pada perpaduan kurikulum agama
dengan kurikulum nasional. Sedangkan tipe C, pada penekanan aspek
mental dan ‘ubudiyahnya dengan menyelenggarakan pembacaan
sholawat, wirid, maupun rotib. Masing-masing kelebihan tersebut
berpotensi menjadi pendidikan alternatif masa depan tergantung dari
perspektif yang dijadikan patokannya.
Rangkaian format pesantren seperti di atas menurut peneliti
diantaranya memenuhi kriteria sebagai berikut, yakni berorientasi pada
pendidikan sepanjang waktu ( full day learning ), berkomitmen tafaqquh fi al-din, menerapkan metode-metode transformatif, dan pendidikan
yang berbasis pada masyarakat (community based education).
Demikian, format ini ditemukan pada pesantren yang menyeimbangkan
antara pendidikan agama dan pendidikan umum serta dilengkapi
dengan berbagai pendidikan ketrampilan didalamnya. Format pesantren
demikian yang menggunakan pendekatan integratif akan mampu
memenuhi tuntutan dan permintaan masyarakat berkembang sekarang
ini karena hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Islam yang
menekankan keseimbangan dan keselarasan antara aspek dunia dan
akhirat.
B. Saran
1. Secara objektif, pembaharuan pesantren di Kabupaten Kudus
merupakan pembaharuan yang sporadis. Hal ini menunjukkan
bahwa peran pemerintah kurang melakukan pendekatan terhadap
pesantren secara keseluruhan. Realitas yang nampak hanya
pesantren-pesantren yang besar saja yang diperhatikan, sedangkan
pesantren-pesantren kecil lainnya tidak. Sebaiknya pihak
pemerintah mengambil inisiatif untuk tidak membeda-bedakan
semua pesantren karena masing-masing pesantren mempunyai

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 162/215
149
lokalitas sendiri-sendiri. Oleh karena itu, perlu dibentuk sebuah
forum khusus untuk mengurusi masalah ini.
2. Melihat berbagai faktor yang memotivasi lahirnya ide-ide
pembaharuan sekarang ini, hendaknya pihak pesantren mampu
menyerap secara positif dan mampu mengambil keputusan secara
bijak hal-hal apa saja yang harus diperbaharui dan mesti di
pertahankan. Semangat al-mukhafadzoh ‘ala al-qodimi al-sholih
wal akhdzu bil jadid al-ashlah harus terus digelorakan supaya
nilai-nilai dan tradisi pesantren yang sudah ada tidak tergerus oleh
arus perubahan.
3. Manajemen kepemimpinan pesantren dalam hal ini juga tidak
kalah pentingnya untuk terus diperhatikan mengingat maju ataumundurnya sebuah pesantren pada satu sisi dipengaruhi oleh
kepemimpinan kyai. Oleh karena itu, perlu diselaraskan antara pola
pendidikan yang digariskan pemerintah dengan pola lokal
pesantren. Meskipun demikian, ketergantungan terhadap pola
pendidikan yang digariskan oleh pemerintah juga perlu dihindari.
4. Realitas menunjukkan, buku atau kitab-kitab yang dijadikan
pegangan bagi para asatidz sebagian sudah kumuh dan sudah tidak
layak lagi. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu proses
pembelajaran yang akan berlangsung. Oleh karena itu, langkah
yang harus ditempuh adalah mengadakan pelatihan-pelatihan yang
berkaitan dengan kependidikan dan pengawasan terhadap proses
pembelajaran yang diberikan asatidz sewaktu mengajar.
5. Melihat parameter tujuan setiap santri berbeda-beda, meskipun
mereka semua awal niatnya adalah tholabul ‘ilmi, maka
sebenarnya faktor ini juga membawa pengaruh terhadap maju atau
mundurnya sebuah pesantren. Para santri yang keukeuh dalam
niatnya, berdisiplin tinggi, ikhlas, mandiri, dan aktif dalam
kegiatan pesantren akan mudah untuk diajak kearah pembaharuan,
namun sebaliknya jika para santri yang tidak jelas niat mondok -

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 163/215
150
nya, tidak disiplin, pamrih, tidak mandiri dan malas mengikuti
kegiatan pesantren akan menjadi penghambat pesantren menuju
pembaharuan. Oleh sebab itu langkah taktisnya adalah lebih
menekankan pada aspek kedisiplinan, misalnya tata tertib yang
efektif dan lain sebagainya.
6. Mengingat cara pandang masyarakat sekarang ini yang belum
sepenuhnya percaya pada pendidikan pesantren, maka perlu
diupayakan sebuah pola komunikasi interaktif yang mengatur
hubungan pesantren dan masyarakat pada umumnya. Demikian,
akan terjalin hubungan yang harmonis diantara keduanya yang
diharapkan pendidikan pesantren akan mendapatkan dukungan
penuh dari mereka.C. Penutup
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan peneliti untuk menyelesaikan naskah penelitian skripsi ini.
Peneliti menyadari, tema yang diangkat merupakan tema yang luas dan
butuh waktu berbulan-bulan untuk merampungkannya. Meskipun dengan
hasil penelitian yang peneliti rasa jauh dari kata ideal, namun tidak
mengurangi semangat untuk terus memupuk keyakinan dalam hati bahwa
pasti penelitian ini ada gunanya. Sehingga semangat pun tetap berkobar
untuk terus berpikir supaya dapat memberikan sumbangsih berupa
pemikiran tentang pesantren. Andai kata seluruh pohon yang ada di dunia
ini dijadikan pena dan lautan sebagai tintanya, maka tak cukup untuk
menulis luasnya ilmu pengetahuan Allah SWT. Oleh karena itu, karena
penelitian ini banyak kekurangannya, maka peneliti mengharapkan saran
dan kritik yang konstruktif supaya hasil-hasil penelitian selanjutnya dapat
bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara, khususnya para
akademisi pesantren. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 164/215
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin, Islamice Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif- Interkonektif , Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2006.
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, Yogjakarta :
Pustaka Pelajar, 2005.
Akhyadi, Mokh, “ Pesantren, Kiai, dan Tarekat : Studi Tentang Peranan Kiai di Pesantren dan Tarekat ,” dalam Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta :
PT Grasindo, 2001.
A’la, Abd, Pembaharuan Pesantren, Yogjakarta : Pustaka Pesantren, 2006.
Ainurrofiq, “ Pesantren dan Pembaruan : Arah dan Implikasi”, dalam Abuddin Nata
(ed), Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT Grasindo dan IAIN SyahidJakarta, 2001.
Asrohah, Hanun, “ Pelembagaan Pesantren, Asal- usul dan Perkembangan di Jawa”,dalam Anasom (ed), Merumuskan Kembali Interrelasi Islam-Jawa,
Yogjakarta : Penerbit Gama Media dan Pusat Kajian Islam dan Budaya Jawa
IAIN Walisongo Semarang, 2004.
Asmuni, M. Yusran, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dunia
Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001
Azizy, A. Qodri “Memberdayakan Pesantren dan Madrasah” dalam AbdurrohmanMas’ud, et.all, Dinamika Pesantren dan Madrasah, Semarang : Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2002.
Daulay, Haidar Putra, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2009.
______ Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta
: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Dhofier, Zamachsjari, Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,
Jakarta : Penerbit LP3ES, 1982.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 165/215
______ Tradisi Pesantren : Memadu Modernitas untuk Kemajuan Bangsa, Yogjakarta: Pesantren Nawesea Press, 2009.
Djamil, Abdul, “ Pesantren : Jati Diri dan Perannya dalam Kebudayaan”, dalam
Prolog Profil Pesantren Kudus, Kudus : CeRMIN, 2005.
Hassan, M. Nadjib, et. all, Profil Pesantren Kudus, Kudus : CeRMIN, 2005.
Ismail SM, “Signifikansi Peran Pesantren dalam Pengembangan Masyarakat
Madani”, dalam MA. Sahal Mahfudhz, et all , Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani, Yojakarta : Pustaka Pelajar, 2000.
______“ Pengembangan Pesantren Tradisional (Sebuah Hipotesis Mengantisipasi Perubahan Sosial )”, dalam Abdurrahman Mas’ud, Dinamika Pesantren dan
Madrasah, Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan
Pustaka Pelajar, 2002.
Ismawati, “Melacak Cikal Bakal Pesantren Jawa”, dalam Anasom (ed), Merumuskan Kembali Interrelasi Islam-Jawa, Yogjakarta : Gama Media dan Pusat Kajian
Islam dan Budaya Jawa IAIN Walisongo Semarang, 2004.
Junaedi, Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam : Filsafat dan Pengembangan, Semarang :RaSAIL Media Group, 2010.
Mas’ud, Abdurrohman, “ Pesantren dan Walisongo : Sebuah Interaksi dalam Dunia
Pendidikan,” dalam Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogjakarta : Penerbit
Gama Media, 2000.
Moeloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Mochtar, Affandi, “Tradisi Kitab Kuning Sebuah Observasi Umum”, dalam Sa’id
Aqiel Siradj, Pesantren Masa Depan : Wacana Pemberdayaan dan
Transformasi Pesantren, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999.
Muthohar, Ahmad, Ideologi Pendidikan Pesantren ; Pesantren di Tengah Arus Ideologi-ideologi Pendidikan, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2007.
Munawaroh, Djunaidatul, “ Pembelajaran Kitab Kuning di Pesantren”, dalam
Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT Grasindo, 2001.
Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan,
Jakarta : Penerbit Bulan Bintang, 1975.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 166/215
Nasir, Ridlwan, Mencari Format Tipologi Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di
Tengah Arus Perubahan, Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2005.
Noer, Ahmad Syafi’i, “ Pesantren : Asal-usul dan Pertumbuhan Kelembagaan”,
dalam Abuddin Nata (ed), Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : Penerbit PT
Grasindo dan IAIN Syatif Hidayatullah Jakarta, 2001.
Noer, Deliar, “The Modernist Muslim Movement In Indonesia 1900-1942” yangditerjemahkan menjadi, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942,
Jakarta : LP3ES, 1994.
Qomar, Mujamil, Pesantren : dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, Yogjakarta : Penerbit Erlangga, 2005.
Raharjo, M. Dawam, “ Dunia Pesantren dalam Peta Pembaharuan”, dalam M.
Dawam Raharjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta : LP3ES, 1988.
Sulthon, M & Khusnuridlo, Moh, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektif
Global , Yogjakarta : LaksBang PRESSindo, 2006.
Syukur NC, Fatah, Dinamika Madrasah dalam Masyarakat Industri, (Semarang : Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman dan Pesantren and
Madrasah Development Centre, 2004.
______ Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di Kudus Jawa Tengah, Tokyo :
Bulletin of Academic Frontier Project 2005, 2006.
Taufiq, M Tata, et all , Rekonstruksi Pesantren Masa Depan (dari Tradisional,Modern, hingga Post Modern), Kuningan : IAIN Lathifah MubarokiyanSuryalaya, tth.
Tim Depag RI, Pola Pembelajaran di Pesantren, Jakarta : Direktorat JenderalKelembagaan Agama Islam, 2003.
Wahid, Abdurrahman, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, Yogjakarta :LKiS, 2010.
Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat : Upaya Menawarkan Solusi Terhadap
Berbagai Problem Sosial , Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2007.
Badan Pusat Statistik Kab. Kudus, Kudus dalam Angka 2010, Kudus : BPS Kudus
dan BAPPEDA Kudus, 2010.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 167/215
Jurnal/ Bulletin
Bulletin Dakwah dan Informasi al-Fannan, PP. MUSYQ Kwanaran 139 KajeksanKota Kudus, edisi XI Sya’ban 1431 H.
Heriyanto, Husain, “Tinjauan Hermeneutika : Cara Pandang Ilmuwan Barat dan
Muslim”, Jurnal Universitas Paramadina, vol. 2 No. 2, Januari / 2003.
Priyanto, Dwi, Inovasi Kurikulum Pesantren : Memproyeksikan Model Pendidikan
Alternatif Masa Depan, Jurnal Studi Islam dan Budaya STAIN Purwokerto
vol. IV, No. 1, Januari/ 2006.
Suharto, Toto, Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat , Jurnal Cakrawala
IAIN Raden Patah Palembang, vol. XXIV, No. 3, November/ 2005.
Tjahyadi, Sindung, “Teori Kritik Jurgen Habermas : Asumsi-asumsi Dasar Menuju
Metodologi Kritik Sosial”, Jurnal Fisafat, vol.XXXIV, No. 34 No.2, Agustus/2003.
Zainul Mun’in, Ahmad Rafiq, “ Peran Pesantren dalam Education For All di Era
Globalisasi”, Jurnal Pendidikan Islam, vol. I, No.01, Juni/ 2009.
Dokumen/ Ensiklopedi
Anwar, Rosehan, Laporan Penelitian dan Penulisan Biografi K.H.M. Arwani Amin di Propinsi Jawa Tengah, Proyek Penelitian Keagamaan Departemen Agama
Bagian Proyek Penelitian dan Pengembangan Lektur Agama, 1986/1987.
Dokumen Profil Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kajeksan Kota Kudus.
Hasyim, Ah. Taman, Selayang Pandang Pondok Huffadz Yanbu’ul Qur’an Kudus,April, 1995.
Hamid, Farida, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya : Apollo, tth)
Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus PP. Yanbu’ul Qur’an pusat padakepengurusan 1431-1432 H.
Power Point profil PP. MUSYQ Kwanaran Kajeksan Kota Kudus tanggal 3 Januari2009.
http://www.artikata.com/arti-336079-konstelasi

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 168/215
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pesantren Kudus dalam Angka, 67
Tabel 3.2 Daftar Mata Pelajaran PTYQ Kajeksan Kudus, 94
Tabel 3.3 Daftar Mata Pelajaran Pesantren MUSYQ Kwanaran Kudus, 96
Tabel 3.4 Daftar Mata Pelajaran Pesantren Roudlatuth Tholibin Kerjasan Kudus, 98
Tabel 4.1 Data Pesantren Cabang Yanbu’ul Qur’an Kajeksan Kudus, 116
Tabel 4.2 Tipologi Pondok Pesantren Kudus, 130

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 169/215
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pondok Pesantren Se-Kudus
Lampiran 2 Teks Asli Wasiat KH. Arwani Amin Kudus
Lampiran 3a Teks “Pegon” Syi’iran KHR. Asnawi Kudus Bagian 1
Lampiran 3b Teks “Pegon” Syi’iran KHR. Asnawi Kudus Bagian 2
Lampiran 3c Teks “Pegon” Syi’iran KHR. Asnawi Kudus Bagian 3
Lampiran 3d Teks “Pegon” Syi’iran KHR. Asnawi Kudus Bagian 4
Lampiran 4 Teks Jawa Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus
Lampiran 5 Draft Wawancara Terstruktur
Lampiran 6 Hasil Wawancara Terstruktur dan Tidak Terstruktur
Lampiran 7 Dokumentasi Pesantren Penelitian Berdasarkan Tipe

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 170/215
112
Lampiran 1a
Daftar Pondok Pesantren Se-Kudus
Kecamatan No Nama Pesantren Alamat Th.Berdiri
Pengasuh Kitab Yang Diajarkan Tipe
Bae 1 1 Darul Ulum Ngambalrejo Rt 5/IV 1960-an K.H. Drs. Sa’ad
Basyar
Alfiiyah Ibn Malik, Fath Al-Mu’in,
Tafsir Jalalain, Kifayah al-Ahyar,
Mizan al-Kubro, Riyadh al-Shalihin,
Qami’ al-Tughyan, Majalis al-Saniyyah, Is’ad al-Rafiq, Irsyad al-
Ibad dan Tanbih al-Ghafilin
B
Mejobo 2 1 Nurul Furqon Mejobo Rt 7/II 2001 K. M. Baha’uddin Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an,
Tafsir al-Jalalain, dan Bidayah al-
Hidayah
A
3 2 Raudlatuth Tholibin Golantepus Rt 2/III 1949 Ust. KholisWarnaningsh, S.Ag
Al-Qur’an dan Fiqh Ubudiyyah A
4 3 Assa’idiyyah (dan
Pdepokan TelogoKautsar)
JL. Jogo Rekso No. 2
b, Kirig Rt 1/III
- K.H. Noor Asid
Sa’id (dan K.H.M.Luqman al-
Banjary)
Al-Qur’an, Yanbu’a, Durus al-
Fiqhiyyah, dan Tanbih al-Ghafilin
C
Kaliwungu 5 1 Al-Furqon Jerakah, Sidorekso 1992 K.H. Chusniddin Al-Qur’an, Sulam al-Taufiq, Fath al-
Mu’in, dan Tafsir al-Jalalain
A
6 2 Hidayatullah,
Yayasan Al-Aqsa
Grogol Loji, Bakalan,
Krapyak Rt 4/V
2000 Ust. Imam dan
Ust. Hanifullah
Al-Qur’an dan Tajwid B
7 3 Ma’ahid Jl. K.H.M. Arwani
Amin, Bakalan,
Krapyak
1937 K.H. Kusnin Basri,
BA
Al-Mutammimah, Alfiyah Ibn
Malik, al-Amtsilah al-Tashrifiyyah
Fiqh al-Sunah, Bulugh al-Marom,
Minhaj al-Muslim, al-Tauhid li
Muhammad Ibn Abd Wahhab,
B

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 171/215
113
Tafsir al-Jalalain, Ibn Katsir, al-
Arba’in An-Nawawiyyah, dan
Riyadh al-Sholihin
8 4 Sabilul Rosyad Pring Sewu, Bakalan,Krapyak
2000 K.H. Makin (Alm) Al-Qur’an, Tajwid, Nahwu, Sorof,Fath al-Qorib al-Mujib, dan Bulugh
al-Maram
A
Jati 9 1 Darul Izzah Jl. Masjid At-Taqwa,
Loram Kulon
1995 K.H. Hamzah
Asnawi (Alm)
Al-qur’an, Alfiyyah Ibn Malik,
Amtsilah al-Tashrifiyyah, Unwan al-
Dharf, Ta’lim al-Muta’allim,
Safinah al-Najah, Fath al-Qorib al-Mujib, Fath al-Mu’in, Tafsir al-
Jalalain, Aqidah al-Awwam, dan
Jawahir al-Bukhori
A
10 2 Darusy-Syifa’ Al-
Islami
Ploso, No. 165 Rt 1/II 2000 K.H. Abdullah
Shonhaji
Al-Qur’an, Akhlak lil Banin,
Jawahir al-Bukhori al-Kalamiyyah,Tafsir Surah Yasin, Safwah al-
Tafasir, Hadits Arba’in an-
Nawawiyyah, dan Nashaih al-Ibad
C
11 3 Al-Ghurobaa’ Tumpangkrasak Rt1/VII
1995 K.H.M. Mustamir Al-Qur’an, Durus al-Falaqiyyah,Tafsir al-Jalalain, dan Irsyad al-Ibad
C
12 4 Ittihath Tholibin Jl. Masjid At-Taqwa
No. 795, Loram
Kulon
1955-an K.H. Hamzah
Asnawi (Alm)
Al-Qur’an, Al-Amtsilah al-
Tashrifiyyah, Unwan an-Dharf,
Aqidah al-Awwan, Safinah an-
Najah, Fath al-Qorib al-Mujib,
Tafsir al-Jalalain, dan Jawahir al-
Bukhori
A
13 5 As-Salam Tanjung Karang 2002 K.H. Ma’ruf
Shiddiq, Lc
‘Arrabiyah Li al-Nasyi’in, Syarh al-
Jazariiyyah, Ta’lim al-Muta’allim,
Matn al-Rahabiyyah, Muntakhab at-Bad’ al-Amali, Tafsir Surah Yasin,
B

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 172/215
114
dan Hadits Arbain an-Nawawiyyah
Dawe 14 1 Al-Huda Al-
Fathoniyyah
Gringging, Samirejo
No. 20 Rt 2/I
1967 K.H. Fathoni Muhtashar Jiddan ‘ala al-
Jurumiyyah, Alfiyah Ibn Malik, Fath
al-Qorib al-Mujib, Kifayah al-Akhyar, Tafsir al-Jalalain, Tafsir al-
Munir, Ayyuha al-Aulad, Durrah an- Nashihin, Minhaj al-Abidin, Al-
Adzkar al-Nawawiyyah, dan Al-
Thib An-Nawawiyyah
C
15 2 MAK Miftahul Falah Cendono 1996 K.H. Hamdani, MA Kitab Nahwu-Sorof, Kifayah al-
Akhyar, Bidayah al-Hidayah, Tafsir
al-Maroghi, dan Subul as-Salam
B
16 3 Manba’ul Falah Jl. Sunan Muria Piji
Rt 1/VI
1991 K.H. Ahmad
Shiddiq
Tafsir al-Jalalain, Tafsir al-Munir,
Tanwir al-Qulub, Iqadh Himam dan
Syarah Manaqib (karya K>H.
Ahmad Shiddiq sendiri)
B
17 4 Miftahul Huda Gringging, Samirejo
Rt 2/I
1997 K. Mahmud Junaidi Fath al-Qorib al-Mujib, Fath al-
Mu’in, Tafsir al-Munir, Ihya’
‘Ulumuddin, Kifayah al-Atqiya’,Durrah al-Nashihin, Manba’ Ushul
al-Hikmah, Syams al-Ma’arif al-Kubro
A
18 5 Nurul Ulum (Anak-
anak)
Piji Rt 4/III 1999 K. Sofyan Qiro’ati, Al-Qur’an, Gharib Al-
Qur’an, Tajwid, Fashalatan, dan al-
Barjanji
B
19 6 Raudlatut Tholibin Lau Rt.5/III 1954 K.H. Abdul Mu’thi Kasyifah al-Saja, al-Tibyan fi Adab
Hamalah al-Qur’an, Tafsir al-Jalalain, dan Tafsir al-Showi
C
Gebog 20 1 Darun Najah Talun, Kedungsari, 1986 K. Rosyiban Alfiyah Ibn Malik, Ta’lim al- A

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 173/215
115
Rt 2/VIII Muta’allim, Fath al-Qorib al-Mujib,
Tafsir al-Jalalain, Bulugh al-Marom,
Sullam al-Taufiq, Irsyad al-Ibad, dan
Nashaih al-Ibad21 2 Darus Salam Kuwaraan Getasrabi 2001 K.H. Ahmad Hadi
(Alm)
Al-Jurumiyyah, Alfiyah Ibn Malik,
Fasholatan, Jauhar al-Tauhid, Qomi’
al-Thughyan, Ta’lim al-Muta’allim,
Fath al-Qorib al-Mujib, Tafsir al-
Jalalain, Sullam al-Taufiq, Irsyad al-Ibad, Hizb al-Imam al-Ghazali,
Manaqib Jauhar al-Ma’ani, Asma’
Anti Peluru, Rajah Badan Onto
Kusumo, dan Asma’ Sunan Kalijaga
A
22 3 Al-Furqon Tulis, Gondosari No.
31 Rt 4/I
1992 K.H. Abdul Basyir,
MA
Al-Qur’an, Al-‘Iqd al-Nafs, Qawa’id
al-Tajwid, Tibyan fi Adab Hamalah
al-Qur’an, Al-Luma’ fi Ulum al-
Qur’an, Nafa’is fi Ada’ al-Qur’an,
Shirath al-Musthafa, Fiqh al-Sirah
dan al-Ikhtilaf al- Fiqhiyyah
B
23 4 Al-Hidayah Srabi Kidul,
Getasrabi
2000 K.H. Ibrohim
Kholili
Alfiyah Ibn Malik, Jauhar Al-
Makmun, Tashil al-Thuruqat, Fath
al-Qorib al-Mujib, Bidayah al-
Hidayah, Irsyad al-Ibad, dan
Nashaih al-Ibad
B
24 5 Manarul Huda Kauman, Besito Rt
3/IV
1983 K.H. Khafidz Al-Qur’an, Alfiyah Ibn Malik,
Amtsilah al-Tashrifiyyah, Al-Iqna’,
dan Rahmah al-Ummah fi Ikhtilaf
al-A’immah
A
25 6 Nurus Salam Jurang Rt 3/VI 1975 K.H. Hanafi Al-Qur’an, Safinah al-Najah,
Kasyifah al-Saja, Qomi’ al-
B

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 174/215
116
Thughyan, Tafsir Surah Yasin, dan
Tanbih al-Ghafilin
26 7 PARIS (Pendidikan
Anak-Anak RakyatIslam)
Padurenan Rt 4/I 1930-an K.H. Ahmad Baqir Al-Jurumiyyah, Riyadh al-Badi’ah,
Fath al-Majid, dan Kifayah al-Atqiya’
A
27 8 Al-Qudsiyyah Srabi Lor, Getasrabi
Rt 3/V
1992 K.H. Ahmad
Muzayyin
Alfiyah Ibn Malik, Ihya’
‘Ulumuddin, dan Durrah al-Nashihin
B
28 9 Rahmatillah Besito Rt 5/VII 1984 K.H. Abdul Manan Fath al-Qorib al-Mujib, Syu’ab al-
Iman, Fath al-Majid, Tafsir al-Jalalain, Bulugh al-Marom, Riyadhal-Shalihin, Durrah al-Nashihin,
Nashaih al-Ibad, dan Minhaj al-
Abidin
C
29 10 Yanabi’ul Qur’anAnak-anak Putri
2004 K.H. Ma’shum, AK Al-Qur’an, Fasholatan, Fiqh Jawan,Tauhid Jawan dan Pendidikan Dasar
(WAJARDIKNAS)
B
Undaan 30 1 Irsyaduth Tholibin Medini, gang II, Rt
6/III
1977 K.H. Afifuddin
Rifai
Al-Qur’an B
31 2 Ishlahusy Syubban Undaan Kidul Gg.XI. Rt 7/III
1946 K. Chumaidi Haris Al-Jurumiyyah, Alfiyah Ibn Malik,Ta’lim al-Muta’allim, Sullam at-Taufiq, Fath al-Qorib al-Mujib,
Tuhfah al-Thullab, dan Tafsir al-
Jalalain
A
32 3 Al-Khoirot Undaan Kidul Gg.
VII. Rt 5/II
1967-an K. Hajar Abdul
Rodli
Al-Qur’an, Nadham al-Umrithi,
Jawahir al-Kalamiyyah, Fath al-
Mu’in, dan Minhaj al-Abidin
A
33 4 Manalaul Huda As-
Syafa’
Kalirejo, Rt 2/I 1965 K.H. Musyafa’ Al-Qur’an A
34 5 Mu’awanatuth Madini Gg. IV Rt 8/I 1962 K.H. Achmad Al-Qur’an, Sullam al-Munajah, Fath A

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 175/215
117
Thullab Husein al-Qorib al-Mujib, dan Fath al-
Mu’in
35 6 Nurus Siroj Undaan Kidul Gg.
XII. Rt 02/IV
1890 K.M. Sholih &
K.H. Zaenal Arifin
Alfiyah Ibn Malik, Fath al-Qorib al-
Mujib, Fath al-Mu’in, Tanwir al-Qulub, Bidayah al-Hidayah, dan
Ihya’ Ulumuddin
A
36 7 Raudhatul Huffadh Kalirejo 1987 K. Masyasyih Al-Qur’an, Tafsir al-Jalalain, dan
Fath al-Qorib al-Mujib
A
37 8 Rabtotul Huffadh Undaan Kidul - K.H. Ali Ajwad Al-Qur’an, Jazariyyah, Tafsir al-Jalalain, Ta’lim al-Muta’allim, danBidayah al-Hidayah
A
38 9 Subulussalam Sambung Gg. XII, Rt
03/I
1940-an K.H. Hasan Mas
Umar
Fath Al-Qorib Al-Mujib, Fath Al-
Mu’in, Matn Al-Sanusiyyah, dan
Fath Al-Majid
A
39 10 Tibbil Qulub Jl. Prawoto, Kalirejo,
Rt 05/IV
1999 K.H. Misbahul
Munir
Al-Qur’an A
Jekulo 40 1 Bustanul Muhtadin Bulung KulonRt.03/V
1950-an K. Syafi’i Al-Qur’an, Riyadh al-Badi’ah, dan Nasha’ih al-Ibad
B
41 2 Darul Falah Jl. Sewonegoro, No.29 Rt.1/X, Kauman,
Jekulo
1970 K.H. Ahmad Basyir Al-Qur’an, Al-Jurumiyyah, Al-‘Umrithi, Alfiyah Ibn Malik, Al-
Amtsilah al-Tashrifiyyah, Nadzam
al-Maqsud, Qowa’id al-I’lal,
Jauharul Maknun, Fath al-Qorib al-
Mujib, Fath al-Mu’in, Fath al-
Wahhab, Tafsir al-Jalalain, Nur
adz-Dzolam, Bidayah al-Hidayah, Nashaih al-Ibad, dan Ihya’
Ulumuddin
B
42 3 Darul Mubarok Jl. Sewonegoro, No.
125 Rt.03/IX,
1983 K.H.A. Romli Safinah an-Najah, fath al-Mu’in,
Fath al-Majid, dan Nasha’ih al-Ibad
B

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 176/215
118
Kauman, Jekulo
43 4 Darul Muqomah Bulung Kulon, Rt
04/III
1992 K. Muhammad
Sholeh
Al-Jurumiyyah, al-Mutammimah, al-
Amtsilah al-Tashrifiyyah, Hidayah
al-Mustafid, Syifa’ al-Jannah, Fathal-Qorib al-Mujib, dan Hadits al-
Arba’in an-Nawawiyyah
B
44 5 Dzikrul Hikmah Tlogo, Gondo Harum 1975 K.H. Khasnan Al-Jurumiyyah, Ta’lim al-
Muta’allim, Fath al-Qorib al-Mujib,
Thuhfah al-Thullab, Nail al-Amani,
Tafsir al-Jalalain, dan Jawahir al-Bukhori
C
45 6 Al-Halim Rt.01/II 1999 K.H. Ahmad
Syaerozi
Al-Qur’an, Al-Aqidah al-Awwam,
Fath al-Qorib al-Mujib, Bidayah al-
Mujathid, dan Nashaih al-Diniyyah
A
46 7 Hanafiyyah Kerang Panas,
Bulung Cangkring,
Rt. 03/I
1977 K.H. Hanafi Ta’lim al-Muta’allim, Alfiyah Ibn
Malik, Fath al-Qorib al-Mujib, Fath
al-Mu’in, Fath al-Wahhab, Minhaj
al-Qowwim, Riyadh al-Sholihin,
Nashaih al-Ibad, dan Ihya’‘Ulumuddin
A
47 8 Al-Husna Jl. Sewonegoro,
Kauman, Jekulo
1984 K.H. Rahman
Ahmad
Al-Qur’an, Nahwiyyah lil Athfal, al-
Jazariyyah, Fath al-Karim al-
Mannan, Ta’lim al-Muta’allim,
Tuhfah al-Thullab, Bidayah al-
Hidayah, dan Hadits al-Arba’in an-
Nawawiyyah
A
48 9 An-Nur Jl. Sewonegoro No.1,
Kauman, Jekulo
1993 K.H. Syafiq Nashan Al-Umrithi, Sullam al-Taufiq, Fath
al-Qorib al-Mujib, Bidayah al-
Hidayah, Tafsir al-Jalalain, danShohih al-Muslim
C

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 177/215
119
49 10 Pendidikan Pedoman
Islam (PPI)
Bulung Kulon 1965 K.H. Damansari Kutub al-Sittah, Fath al-Qorib al-
Mujib, Fath al-Mu’in, Fath al-
Wahhab, dan Ihya’ al-Ulumuddin
A
50 11 Al-QoumaniyyahBareng
Jl. Sewonegoro,Kauman, Jekulo, No.
03 Rt. 01/X
1923 K.M. Mujib Al-Qur’an, al-Jurumiyyah, al-Umrithi, Alfiyah Ibn Malik, Qawaid
al-I’rob, al-Amtsilah al-Tasrifiyyah,
Nadzom al-Maqsud, al-Ma’qud, al-
Mathlub, Fath al-Qorib al-Mujib,
Kifayah al-Akhyar, Fath al-Mu’in,Sullam al-Taufiq, Kifayah al-
Awwam, Tijan al-Darori, Fath al-
Majid, dan Jauhar al-Tauhid
B
51 12 Al-Qoumani-
yah (Huffadh)
Jl. Sewonegoro,
Kauman, Jekulo, No.
15 Rt. 01/X
1988 K.H. Hambali Al-Qur’an A
52 13 Rohmatul Ummah
Essalafy
Jl. Pandean No. 230 1989 K.H. Mahmudi
Amam
Al-Qur’an, Fiqih Jawan, Nahw al-
Wadih, Ta’lim al-Muta’allim, al-
Jurumiyyah, al-Umrithi, Alfiyah Ibn
Malik, Syarh Ibn ‘Aq il ‘ala AlfiyahIbn Malik, al-Amtsilah al-
Tasrifiyyah,Jauhar al-Maknun,
Tauhid Jawan, ‘Aqidah al-Awwam,
Fath Robb al-Bariyah, Safinah an-
Najah, Fath al-Qorib al-Mujib,Minhaj al-Qowwim, Fath al-Mu’in,
Fath al-Wahhab, Hasyiyah al-Bajuri,
Syarh al-Mahalli, Fara’idl, Shahih
al-Bukhori, ‘Ilm Musthalah al-
Hadits, Ilm al-Mantiq, Ushul al-
Fiqih, al-Fara’idl dan Ihya’
B

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 178/215
120
‘Ulumuddin
53 14 Salafiyyah
Asysyafi’iyah
Jl. Gondoharum, No.
08, Rt. 03/I
1979 K.H. Moch. Halimi Al-Umrithi, al-Amtsilah al-
Tashrifiyyah, Fath al-Qorib al-
Mujib, Risalah al-Tauhid, Tafsir al-Jalalain, dan Durrah an-Nashihin
B
54 15 Sirajul Hannan Jl. Sewonegoro II,
No. 27, Kauman,
Jekulo
1997 K.H. Ma’shum
Rosyidie
Al-Qur’an, ‘Ilm al-fara’idl dan ‘Ilm
Falak
B
55 16 Al-Yasir Jl. Sewonegoro,Kauman, Jekulo, Rt.
03/IX
1987 K.H. Ahmad Saiq Al-Qur’an, al-Jurumiyyah, al-Umrithi, Safinah an-Najah, Riyadh
Al-Badi’ah, Fath al-Qorib al-Mujib,
Fath al-Wahhab, dan Fara’idl al-
Bahiyyah
A
Kota 56 1 Dar al-Furqon Kalugawen,
Janggalan, No.267.
Rt. 01/II
1984
1984
K.H. Abdul Qodir Ta’lim al-Muta’allim, Ayyuha al-
Walad, Matn al-Jazariyah, Tafsir al-
Jalalain, Fath Al-Qorib al-Mujib,
dan kitab al-Mawa’idh (Hadits
Qudsi).
A
57 2 Al-Fadlilah Jl. Lambau. No. 05Singocandi
2000 K. Nashihul Umam Al-Qur’an, Ta’lim al-Muta’allim,Fath al-Qorib al-Mujib, Kifayah al-
Akhyar, Tafsir al-Jalalain, Qami’ al-
Thughyan dan Durrah al-Nashihin.
A
58 3 Al-Jalil Kauman Menara
Rt.02/I
1957 K. Yasin Djalil Al-Qur’an, Nahwu dan Shorf C
59 4 Ittihadul Falah Bejen, Kajeksan No.60
2000 K. HabibullahHambali
Ta’lim al-Muta’allim dan Fath al-Qorib al-Mujib.
C
60 5 Jam’iyyatul HidayahIbu Fathihah
Damaran No.92 1963 Ust. Mutahifah &K. Jamaluddin
Al-Qur’an, al-Mutammimah, Fathal-Qorib al-Mujib.
C
61 6 Jam’iyyah Roudlotul Bejen, Kajeksan 1990 Ust. Nor Ulfah Al-Qur’an, Fiqih dan Bahasa Arab C

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 179/215
121
Mubarok No.60. Rt.03/III
62 7 Mafatihul Ulum al-Mathar
Sunggingan No.442-446
1992 K.H. AbdullahZaeni Nadhirun
Amtsilati, Sullam al-Taufiq, Irsyadal-Ibad, dan Nashaih al-Ibad
C
63 8 MAK TBS Jl. K.H. Turaichan
Adjhuri No.23,
Rt.02/II
1994 K.H. Ahmad Abd.
Fatah, MA
Al-Jurumiyyah, Alfiyah Ibn Malik,
Fath al-Qorib al-Mujib, Fath al-
Mu’in, Tuhfah al-Thullab, Mukhtar
al-Hadits, Durrah al-Nashihin, dan
Nashaih al-Ibad
B
64 9 Manba’ul Qur’an
(Huffadz)
Rendeng Utara No.14
a
1999 K.H. Shofwan Duri Al-Qur’an, Tajwid al-Jawan, al-
Jurumiyyah, Fath al-Qorib al-Mujib,dan Fath al-Majid
B
65 10 Manba’ul Uluum Kelurahan, Kajeksan22
1940-an K. Zahir Ma’mun Syarh Ibn ‘Aqil ‘ala Alfiyah IbnMalik, al-Tibyan, Fath al-Mu’in, dan
al-Ushfuriyyah
A
66 11 Mazro’atul Ulum Damaran No.78 1940-an K.H. Noor
Muttaqin (Alm)
Al-Qur’an, Ta’lim al-Muta’allim,
Riyadh al-Badi’ah, dan Fath al-
Mannah
A
67 12 Al-Mubarokah Lemah Gunung,Krandon
1989 K.H. Sa’dullahArrouyani
Al-Qur’an, Fath al-Qorib al-Mujib,dan Tafsir al-Jalalain
A
68 13 Muhammadiyah Tepasan, Demangan No.180
1990 Ust. EndangKaryati, S.Ag, Ust.
Ladun Hakim dan
Ust. Hasan Fauzi
Al-Qiro’ah al-Rasyidah, al-Jurumiyyah, al-Iman, al-Ibanah al-
Ahkam, dan Riyadh al-Shalihin
B
69 14 Nahdlotut Tholibin Bejen, Kajeksan 60Rt.02/III
- K.H. AhmadChamdun
Al-Mutammimah, Alfiyah IbnMalik, Fath al-Qorib al-Mujib, dan
Tafsir al-Jalalain
A
70 15 Najahuth Tholabah Bejen, Kajeksan 60
Rt.02/III
1936 Ust. Hanifah Al-Qur’an, Tafsir al-Jalalain, Fath
al-Qorib al-Mujib, Fath al-Majid,
dan Bulugh al-Marom
C

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 180/215
122
71 16 Al-Qudsy Jl. Pangeran Puger
No.54 Demaan
2000 Ust. Siki Hariroh Gharib Al-Qur’an, Tafsir al-Ibriz,
Jauhar al-Tauhid, dan Ta’lim al-
Muta’allim
C
72 17 Raudlatul Jannah Bejen, KajeksanRt.03/III
- K.H. Abdul AzisMulyono & Nyai
Hj. Aminah
Al-Qur’an, Amtsilati, ta’lim al-Muta’allim, Fath al-Qorib al-Mujib,
Tafsir al-Jalalain, dan al-Ushfuriyah
C
73 18 Ar-Raudlotul
Mardliyah
Janggalan No.57 1981 K.H. M. Munir
Hisyam
Al-Qur’an C
74 19 RaudlatulMuta’allimin
Jagalan,Langgardalem No.62
1880 K.H. Ma’ruf Irsyad(Alm)
Al-Jurumiyyah, al-Umrithi, al-Mutammimah, Alfiyah Ibn Malik,Syarh Ibn ‘Aqil ‘ala Alfiyah Ibn
Malik, al-Amtsilah al-Tashrifiyyah,
Nadhom al-Maqsud, ‘Unwan al-
Dharf, Qawa’id al-Sharfiyyah, Hill
al-Ma’qud, Hidayah al-Mustafid, al-Jazariyah, Safinah an-Najah, Fath al-
Qorib al-Mujib, Fath al-Mu’in, al-
Iqna’, Tafsir al-Jalalain, al-Jami’ al-
Shaghir, Al-Adzkar al-Nawawiyyah,al-Akhlak lil Banin, al-Ushfuriyyah,
Irsyad al-Ibad, dan Nashaih al-Ibad
C
75 0 Raudlatut Tholibin Jl.K.H.R. Asnawi
No.44 Bendan,Kerjasan
1927 K.H. Moch. Hafidz
Asnawi
Al-Jurumiyyah, al-Amtsilah al-
Tashrifiyyah, Fath al-Qorib al-Mujib, Majmu’ al-Ahkam al-
Syar’iyyah, Sullam al-Taufiq,
Syu’ab al-Iman, Tijan al-Durari,
Ta’lim al-Muta’allim, al-
Ushfuriyyah, Bidayah al-Hidayah
C
76 1 Raudlatut
Muta’allimat
Kaligunting,
Kajeksan No.115
1969 K.H. Ahmad Yahdi Al-Jurumiyyah, Ta’lim al-
Muta’allim, Fath al-Mu’in, dan
C

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 181/215
123
Irsyad al-Ibad
77 2 Sadzaliyyah Kyai
Noor Hadi
Sunggingan Rt. 02/III 1996 K.H. Abdullah
Zaini Nadhirun
Tafsir al-Ibriz, dan Irsyad al-Ibad A
78 3 TBS (TasywiquthThullab Salafiyyah)
Jl. K.H. TuraichanAdjhuri No.237,Balaitengahan,
Langgardalem
1920-an K.H. Taufiqur Rohman
Syarh Muhtasar Jiddan ‘ala al-Jurumiyyah, Khamsatu Mutun, Fiqhal-Wadih, Safinah al-Najah, Sullam
al-Taufiq, al-Husnun al-Hamidiyah,
Hujjah Ahl al-Sunnah wa al-
Jama’ah, Tafsir al-Jalalain
B
79 4 Yanabi’ul UlumWarrohmah
Jl.K.H.M. ArwaniKajan, Krandon
1993 K.H. Maksum AK Syarh Ibn ‘Aqil ‘ala Alfiyah IbnMalik, Ta’lim al-Muta’allim,
Kifayah al-Akhyar, Fath al-Mu’in,
Syarh Sullam al-Taufiq, al-Khusun
al-Hamidiyyah, Hujjah ahl al-
Sunnah wa al-Jama’ah, Tafsir al-Jalalain, dan Idhah al-Nasyi’in
B
80 5 Yanbu’ul Qur’an –
Putera (Pesantren
Tahfidz)
Jl. K.H.M. Arwani
No.24 Kajeksan
Rt.01/III
1970 K.H. Mc. Ulinnuha
Arwani
Al-Qur’an, Haqq al-Tilawah, al-
Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an,
Faidl al-Barakat fi Sab il al-Qira’at,al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, Tafsir al-
Jalalain, Khasifah al-Saja, Bidayah
al-Hidayah, dan Nashaih al-Ibad
A
81 6 Yanbu’ul Qur’an –
Puteri (Pesantren
Tahfidz)
Jl. K.H.M. Arwani
No.24 Kajeksan
Rt.01/III
1973 K.H. Mc. Ulinnuha
Arwani
Al-Qur’an, Haqq al-Tilawah, al-
Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an,
Faidl al-Barakat fi Sab il al-Qira’at,
al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, Tafsir al-
Jalalain, Khasifah al-Saja, Bidayah
al-Hidayah, dan Nashaih al-Ibad
A
82 7 Yanbu’ul Qur’an – Anak-Anak
Kebon Agung,Krandon, No.12
1986 K.H. Mc. UlinnuhaArwani
Al-Qur’an dan MI B

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 182/215
124
(Pesantren Tahfidz)
83 8 Yanbu’ul Qur’an-
Ma’had Al-
Ulumisysyar’iyyah(MUSYQ) Lil Banin
Kwanaran Kajeksan
No. 139 a
1990 K.H. Arifin Fanani Al-Qur’an, Mudzakirah (Tajwid), al-
Jurumiyyah, Syarh Ibn ‘Aqil ‘ala
Alfiyah Ibn Malik, Jauhar al-Maknun, Ta’lim al-Muta’allim,
Sullam al-Taufiq, Fath al-Qorib al-
Mujib, Fath al-Mu’in, Tahrir danMinhaj al-Qowim
B
84 9 Yanbu’ul Qur’an-
Ma’had Al-Ulumisysyar’iyyah
(MUSYQ) Lil Banat
Kerjasan No. 82 1993 K.H. Munfa’at
A.Jalil, Lc
Al-Qur’an, Ta’lim al-Muta’allim,
Risalah al-Mu’awanah, dan Irsyadal-Ibad
B
85 0 Yanbu’ul Qur’an-
Remaja (Pesantren
Tahfidz)
Bejen, Kajeksan 3/III 1997 K.H. Mc. Ulinnuha
Arwani
Al-Qur’an, al-Akhlaq li al-Banin,
Minah al-Saniyyah, al-
Mutammimah, dan Amtsilah al-
Tashrifiyyah
A
86 1 Yanbu’ul Qur’an-
Yatama Utsman bin
Affan
Singopadan,
Singocandi Rt.01/III
2002 K.H. Mc. Ulinnuha
Arwani
Al-Qur’an dan MI A
Sumber : Di olah dari hasil penelitian Central Riset dan Manajemen Informasi (CeRMIN) Kudus dan Kementrian Agama Kabupaten Kudus

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 183/215
125
Lampiran 1b
Perbandingan Tipologi Pondok Pesantren Se-Kudus
No Aspek
Tipologi
Kelebihan Kekurangan KeteranganA B C
1 Sistem
Pendidikan
Pesantren
Menekankan
pada sistem
pendidikan
yang
tradisional
Kyai sebagai
pengasuh dan
pemilik
pesantren
Santri
menetap di
pesantren
Menekankan pada
sistem pendidikan
yang integratif
Kyai hanya
sebagai pengasuh
pesantren
Santri tinggal dan
menetap di
pesantren
Menuju pada pola
sistem pendidikan
integratif
Segala kebijakan
terpusat pada kyai
Pesantren hanya
sebagai tempat
menginap
Tipe B dan C
terlihat lebih
menyeimbangkan
pendidikan agama
umum. Namun,
meskipun pada tipe
A masih
menerapkan
pendidikan yang
tradisional, aspek
ketrampilan pada
sebagian besar
pesantren sudah
diterapkan pada
pesantren tersebut.
Sebagian
pesantren yang
sudah
menerapkan
sistem
pendidikan
modern
terkadang belum
bisa
menyesuaikan
dengan nilai-nilai
yang ada.
Untuk tipe C,
maju dan
_

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 184/215
126
Sudah
memiliki
organisasi
pengurus
pesantren
Kegiatan
pesantren
terpusat pada
kebijakan
pengurus
pondok
Sangat
menekankan
kedisiplinan
pada
kehidupan
sehari-hari
Sudah memiliki
organisasi
pengurus pesantren
Kegiatan pesantren
sebagai pelengkap
Menekankan
kedisiplinan dalam
melaksanakan
kegiatan pesantren
Sebagian besar
sudah memiliki
pengurus, namun
hanya beberapa
pesantren yang
mash berjalan
Kegiatan pesantren
menyesuaikan
dengan kegiatan
sekolah
Kedisiplinan
kurang ditekankan
Pada tipe A,
hubungan antara
kyai dan santri lebih
akrab karena
rutinitas ketemu
lebih banyak dari
pada tipe B dan C.
mundurnya
sebuah pesantren
sangat
dipengaruhi oleh
charisma kyai
dalam
menjalankan
pesantren.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 185/215
127
2 Kurikulum Tidak
terprogram
secara jelas
dan baku
Membuka
kelembagaan
dan faslitas-
fasilitas
pendidikan
bagi
kepentingan
pendidikan
umum
Kegiatan
pesantren
yang
Sudah jelas dan
terencana secara
sistematis
Merevisi
kurikulum dengan
memasukkan
materi pelajaran
dan ketrampilan
umum
sebagaimana yang
diajarkan di
madrasah formal
Pagi sekolah di
sekolah atau
madrasah formal,
Kurikulum tidak
tertulis
Memberikan
kebebasan pada
santri untuk
mengembangkan
bakat dan
minatnya sesuai
dengan potensi
asalkan masih
menempat di
pesantren
Pagi sekolah,
kegiatan pesantren
dimulai habis
Penataan kurikulum
tipe B lebih
sistematis dari pada
tipe A dan C.
namun, kurikulum
pesantren itu pada
dasarnya mengikuti
pola-pola yang ada
di kitab sehingga
masih banyak
pesantren, terutama
dari tipe A dan C
yang belum
menggunakan
kurikulum yang
jelas
Tipe A mempunyai
kelebihan dalam
bidang tahfidz al-
Kurikulum yang
belum tersusun
secara sistematis,
mengakibatkan
orientasi
pesantren kadang
tumpang tindih.
Hal ini
mengakibatkan
maju dan
mundurnya suatu
pesantren dalam
satu sisi sangat di
pengaruhi oleh
kharisma kyai.
Tipe A belum
sepenuhnya
melakukan
Dimensi
kurikulum
masing-masing
Nampak sudah
melakukan
pembaharuan
sesuai dengan
kekuatan yang
dimiliki
pesantren.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 186/215
128
dijalankan dari
mulai sejak
subuh hingga
malam hari
Al-Qur’an
yang
mencakup
hafalan,
tajwid,
makhroj, dan
ilmu tafsir.
Serta juga
mempelajari
al-Qur’an
qiro’ah
sab’ah.
Ilmu syari’ah
mencakup
kegiatan pesantren
mulai habis ashar
sampai malam
Al-Qur’an
mencakup seni
baca al-Qur’an,
musyafahah al-
Qur’an, khataman
al-Qur’an dan ilmu
tafsir
Imu syari’ah
mencakup Ta’lim
magrib. Sementara
waktu sore hari
digunakan untuk
piket
Al-Qur’an
meliputi tajwid
dan mudarosah
Ilmu syari’ah
mencakup al-
Qur’an, Tipe B pada
kombinasi antara
pelajaran umum dan
kitab salaf,
sedangkan tipe C
mempunyai
keunggulan dalam
materi ilmu
syar’iyyah..
Di samping
memepelajari kitab
pembaharuan
secara mendasar.
Tipe B, sudah
mendasar namun
belum
sepenuhnya
meletakkan nilai-
nilai madras
dalam sistem
madrasah yang
dikehendaki.
Tipe C, belum
menyajikan
kurikulum yang
tertulis dan baku
yang dijadikan
para santri dalam
menuju pada
tujuan
pendidikan yang

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 187/215
129
Haqq al-
Tilawah, al-
Itqon fi Ulum
al-Qur’an,
Tafsir Jalalain,
Kasifah al-
Saja, Bidayah
al-Hidayah
dan Nasha’ih
al-Ibad
_
al-Muta’allim,
Sullam al-Taufiq,
Fath al-Qorib al-
Mujib, Fath al-
Mu’in, Minhaj al-
Qowim, al-
Jurumiyyah, dan
Jauhar al-Maknun
Pengajian ekstra
meliputi Simthut
Duror, adz-Dziba’,
al-Barjanji, taqror
Alfiyah, sorogan
kitab kuning,
musyawaroh kitab,
mukhafadzoh
Alfiyah, pengajian
Jurumiyyah, Fath
al-Qorib al-Mujib,
Sullam al-Taufiq,
Tijan al-Darori, al-
Ushfuriyah,
Bidayah al-
Hidayah dan
Majmu’ al-Ahkam
al-Syar’iyyah
Pengajian ekstra
meliputi
pembacaan surat
al-Kahfi setiap
malam jum’at, al-
Barjanji, pengajian
yasin tahlil,
khitobah malam
jum’at dan
kuning, pesantren
tipe B dan C
mempunyai
rutinitas di luar jam
pembelajaran.
Khususnya tipe C,
pada umumnya
mempunyai amlan-
amalan tersendiri
untuk meningkatkan
perilaku santri di
pesantren.
diinginkan.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 188/215
130
_
fiqih dialogis fiqh
ubudiyyah,
pengajian yasin
tahlil, dan
bimbingan belajar
untuk jekas 6 MTs
dan 9 MA.
_
mukhafadzoh
surat-surat pendek.
Ilmu hikmah
meliputi
pembacaan
sholawat
Asnawiyah, syi’ir
nasihat KHR.
Asnawi, Rotib al-
Imam
Abdurrohman al-
Atthos, Rotib al-
Syahir lil Imam al-
Habib Abdillah bin
Tipe C, mempunyai
kelebihan
mempelajari bidang
ilmu hikmah
disbanding dengan
tipe lainnya.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 189/215
131
Alwi al-Haddad
dan wirid al-Imam
Ali bin Abi Bakar
al-Syaqofi.
3 Pola
Pembelajaran
Pola
pembelajaran
tradisional,
seperti
sorogan dan
bandongan
Metode
pembelajaran
yang
diterapkan
menggunakan
musyafahah,
resitasi, taqrir,
dan
mudarosah
Menerapkan
metode mutakhir
dalam
pembelajaran
Metode yang
diterapkan metode
mbalah,
musyafahah,
sorogan hafalan
Alfiyah dan
musyawaroh.
Tetap menerapkan
metode sorogan
dan bandongan
Metode sorogan
dan bandongan.
Tipe A unggul
dalam hal hafalan,
meskipun juga
menerapkan sistem
tradisional. Tipe B
unggul dalam
perpaduan agama
dan umum.
Sementara tipe C,
unggul dalam pola
pembelajaran
kitabnya.
Tipe A tetap
kokoh
mempertahankan
pola
tradisionalnya,
namun masih
kurang dalam
menyerap
metode-metode
yang
transformatif.
Pola
pembelajaran
yang dimaksud
meskipun
bernafas
pembaharuan,
namun tidak
berarti
menghilangkan
pola lama yang
sudah
mentradisi.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 190/215
132
4 Sistem
Penyelenggaraan
Pendidikan
Mengajarkan
ilmu-ilmu
agama dalam
bentuk
madrasah
Kelas yang
dipersiapkan
terdiri dari
kelas
persiapan A
dan B,
kemudian
masuk ke
kelas 1, 2 dan
3. Serta di
tingkatan
akhir dibuka
kelas
mudarosah
Menyelenggarakan
pendidikan formal
dengan
menerapkan
kurikulum nasional
Kelas yang
dipersipkan
menyessuaikan
pada kelas
dimadrasah formal.
Menyelenggarakan
pendidikan
keagamaan dengan
model madrasah
lokal pesantren
Kelas yang
dipersipakan juga
menyesuaikan
pada jenjang
pendidikan formal,
yakni kelas
takhasus 1 dan
takhasus 2.
Pada umumnya,
semua pesantren
sudah mempunyai
jenjang kelas dalam
sistem
pendidikannya. Ada
yang bentuk
madrasah lokal,
kelas takhasus dan
kelas berdasarkan
kemampuan. Tipe
A, lebih spesifik
dalam
memperhatikan para
santrinya. Tipe
penyelenggaraannya
sudah terbiasakan
dengan pola umum,
sehingga untuk di
pesantren tinggal
Tipe B yang
sudah
mengintegrasikan
pendidikan
pesantren dengan
pendidikan
formal
kebanyakan
belum mempu
memadukan
secara kolektif.
Akibatnya tidak
ada
keseimbangan
pada penekanan
pendidikan yang
dilaksanakan.
Dimensi
penyelenggaraan
pendidikan
dalam hal ini
menunjukkan
pola yang
sporadis.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 191/215
133
bagi para
khotimin.
Menekankan
pada aspek
pelajaran al-
Qur’an dengan
kitab salaf.
Menekankan pada
kombinasi antara
al-Qur’an, umum
dan kitab salaf.
Menekankan pada
aspek fiqih,
nahwu, shorof dan
akhlak.
menyesuaikan.
Sementara tipe C,
lebih menekankan
pada pemenuhan
minat santri dalam
memilih pendidikan
formal yang
diinginkannya.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 192/215
Lampiran 2
Teks Asli Wasiat KH. Arwani Amin Kudus

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 193/215
Lampiran 3a
Teks “Pegon” Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus Bagian 1

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 194/215
Lampiran 3b
Teks “Pegon”Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus Bagian 2

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 195/215
Lampiran 3c
Teks “Pegon” Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus Bagian 3

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 196/215
Lampiran 3d
Teks “Pegon”Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus Bagian 4

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 197/215
Lampiran 4
Teks Jawa Syi’iran Nasihat KHR. Asnawi Kudus
Bismillahirrahmanirrohim
Purwane tembang aran syi’iran Asmane Allah Gusti PangeranPengalembana mungguh hakekat Keduwe Allah kang paring ni’mat
Rahmat lan salam katur utusan Gusti Muhammad Nabi pungkasan
Mengkono ugo kawula wergo Para Sahabat ahli suwargo
Iki tembangan kang teka mburi Maring anakku kanggo nuturi
Aja mengucap sun anak ratu Lan pada mulya anak lan putu
Sebab mulyane menungsa iku Benturing tapa bagusing laku
Akeh ilmune amal ta’ate Langgeng sampurna tan ana pote
Wong tuwa akeh kang pada mulya Anake ina cilaka siya
Sebab bodone tanpa sinahu Banjur mengucap mengkono mahu
Mikira maring sebab mulyane Wong tuwa kaya apa lakune
Mandenga maring nabi lan rasul Lan para wali para pinunjul
Lan para alim kang melaku bagus Nganggo ilmune tindake alus
Contone kaya uwite mawar Arum kembange ba’dane mekar
Sekehe irung kepengen ngambung Amondo – mondo akeh wong
gandrungMaring asale pada nyingkiri Kuwater maring kecekrek eri
Anak kang bagus bapake ala Rinengga mulya akeh wong melala
Alane bapak tan bisa nglungsur Ing derajate anak kang luhur
Kosok baline luhuring bapak Tan bisa ngangkat asoring anak
Mulane pada mbudi pekerti Ilmu lan amal sangune mati
Iki wasiat maring anakku Lan maring para muslim dulurku
Ngelinggi nasab lan salasilah Terkadang bener terkadang salah
Lamun supaya niru lakune Leluhur bagus budi kertineMengkono ikuk laku kang bener Dadine cocok nasabe nomer
Yen nejo maring diri gunggungan Luhuring tedak gawe omongan

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 198/215
Iku keliru ojo mbok tiru Ngedukno nasab lakukne saru
Kena ketembung ngedukno balung Ingkang wus ajur ora demunung
Wong mengkono bodo lan kumprung Bingung dak weruh maring
delangkung
Seperti kaya tisma’an bathok Tan weruh maring burine jithok
Elingo siro dongenge kintel Anake kanda dak gelem ngandelPak kebo iku gedhe nemeni
Banjur ageden wetenge melembung Dak gelem kalah gumede sombong Njur takon gede endi lan aku Jawabe anak during sak kuku
Banjur le ngeden ditemenani Supaya ora ana kang madaniBangete ngeden wetenge bedah Le ngeden ora di arah – arah
Amerga aja sampiya kalah Karo gedene kebo delalahWong kang gumede dadine asor Dunyo akhirat tumibo ngisor
Elingo iki dongeng jo lali Rino lan wengi den tuli – tuli
Dongenge iblis bangkang perintah Sangking pangeran tur wani bantah
Diperintah sujud marang nabine Adam tan nurut nampa benduneDigawe isi ana neraka Sak turun - turun kabeh cilaka
Sifat gumedhe iku ngelabeti Tumeka anak putu mlaratiWongkang gumede iku persasat Agawe ina ing anak mlarat
Nabi Muhammad ngasor tindake Ora rumongso luhur awake
Sekehe makhluk sak pengisore Gemblang lan terang mungguhluhur
Ewo semono dak ngaku luhur Liyane nabi pada kemluhur Pada ngiloha kaca brenggala Terang rupamu bagus tah ala
Yen kuwe weroh wong salah Nacat tan ngerasa kuwe menyalah
Lamuna kuwe dewe nglakoni Dicacat kuwe terus bendoni
Isina kuwe yen ngaku jempol Ngajimu pelo pating perenjol
Ing medan njaluk ana ing duwur Ngedengkreng karo ngubengnosusur

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 199/215
Anakku lanang ojo do ngrokok Aja susuran anakku wedok Mundak cangkeme penceng lan perot Susure nglewer metu mecotot
Sisih pipine mendokol mrongkol Sing lanang nyawang pegel
mendokolCangkem pipine owah rupane Tan sisih merongkol maring
atine
Kewes lan denes anyenengake Bareng susuran anggethengake
Amerga kaya pipine kethek Sak sisih merongkol naliko
nyekek
Piker kang bening lan ngati – ati Ing guru laki wajibeng bekti
Pitutur kabeh kang wus kasebut Anak putukku supaya nurut
Sapa kang nurut dadi wong mulya Dunya akhirat ora disiyaIng kene rampung tutur wasiat Akhire mekas aja maksiyat

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 200/215
Lampiran 5
Draft Wawancara Terstruktur
1. Dunia pesantren pada dasawarsa terakhir ini nampaknya semakin
menempatkan dirinya di tengah masyarakat. Sebenarnya apa menurut Anda
fungsi pesantren dalam hal ini?
2. Berdasar pada fungsi pesantren diatas, bagaimana realita sistem pendidikan
yang diterapkan oleh pesantren? Bagaimana seharusnya?
3. Bagaimana Anda menanggapi gagasan-gagasan dari mengenai pembaharuan/
modernisasi pesantren?
4. Bagaimana seharusnya sikap pesantren dalam menyikapi perkembanganzaman?
5. Semakin merebaknya jumlah sekolah-sekolah umum saat ini yang menyerap
peserta didik tidak sedikit, upaya apa yang dilakukan pesantren berkaitan
dengan kurikulum?
6. Berkaitan dengan pola pembelajaran yang tradisional, bagaimana Anda
menyikapi pola semacam sorogan, bandongan, dan lain sebagainya masih
relevankah?
7. Strategi apa yang bisa digunakan untuk menempuh perbaikan yang relevan
bagi kebutuhan pesantren? Semntara sekarang ini penyelenggaraan
pendidikan formal oleh pesantren sedang merebak.
8. Apa harapan harapan Anda bagi dunia pesantren kedepan?

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 201/215
Lampiran 6
Hasil Wawancara Terstruktur dan Tidak Terstruktur
Terstruktur
Tema : Menata Kembali Sistem Pendidikan Pesantren
Nara Sumber : K.H. Moch. Khafidz Asnawi Pengasuh PP. Roudlotuth Tholibin
Interviewer : Menurut Anda apa fungsi pesantren sekarang ini?
Interviewee : Pesantren menurut saya di samping sebagai lembaga keagamaan, juga
menjadi basis control social kemasyarakatan. Selain pengajaran kitab-
kitab salaf yang diajarkan pada pesantren ini, pada bidang sosial kami juga menekankan pembacaan syi’iran nasihat KHR. Asnawi dan
sholawat Asnawiyah, serta rotib-rotib lainnya. Khusus yang syi’iran
dan sholawat itu sudah diamalkan oleh sebagian masyarakat Kudus
pada sebuah acara pengajian-pengajian.
Interviewer : Seberapa besar pengaruh syi’iran dan sholawat tersebut berkaitan
dengan sistem pendidikan yang telah diterapkan?
Interviewee : Pengaruhnya nampak pada nilai-nilai pengajaran, yakni pada aspek
membentuk akhlak santri. Meskipun pada pesantren ini dibolehkan
untuk bersekolah formal tiap pagi, dan malamnya mengikuti kegiatan
pesantren. Tingkatan kelas menggunakan sistem takhassus. Di
maksudkan sebagai penyeimbang keilmuwan santri dan sebagai
benteng akhlak mereka.
Interviewer : Bagaimana sikap pesantren dalam menghadapi perubahan?
Interviewee : Pembacaan syi’iran nasihat dan sholawat Asnawiyah merupakan suatu
wujud respons bagi pesantren ini dalam menyikapi perubahan. Untuk
mengenai isinya dapat dipelajari menurut teks-teks pada syi’iran dan
sholawat tersebut. artinya, pesantren tidak melarang bagi santri yang
ingin bersekolah umum, namun dianjurkan untuk tetap di pesantren.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 202/215
Interviewer : Apa nilai lebih dengan sistem pendidikan yang diterapkan pada
pesantren ini?
Interviewee : Di antaranya adalah penyesuaian materi pelajaran yang telah didapatkan
oleh santri di sekolah. Para santri diajarkan apa yang tidak ia peroleh
di sekolah.
Nara Sumber : K.H. Mc. Ulin Nuha Arwani Pengasuh PP. Yanbu’ul Qur’an
Interviewer : Bagimana pihak pesantren dalam meyikapi pembaharuan?
Interviewee : Pesantren Kudus pada umumnya masing-masing mempunyai ciri khas
tersendiri dalam memaknai arti pembaharuan tersebut. Ada yang
menyikap dengan memperbaharui sistem, pola pembelajaran dan lainsebagainya. Pesantren Yanbu’ul Qur’an dalam hal ini sikap yang
ditunjukkan adalah lebih merangkul masyarakat untuk memajukan
pesantren. Terbukti berkat mereka cabang-cabang dari pesantren ini
dapat diselenggarakan, dari model pesantren khusus anak-anak, remaja
dan bahkan ada pesantren khusus anak-anak yatim. Ini merupakan
bentuk dukungan dari masyarakat karena pesantren milik masyarakat,
dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Interviewer : Sistem pendidikan yang bagaimana supaya dapat mempertahankan
tradisi pesantren?
Interviewee : Meskipun dikatakan sebagai sistem pendidikan tradisional, namun saya
kira masih relevan dengan perubahan yang ada dimasyarakat. Boleh
mengambil nilai-nilai yang ada pada masa ini, namun nilai yang sudah
ada di pesantren tetap harus dipertahankan.
Tema : Menyoal Pola Pembelajaran di Pesantren
Nara Sumber : Ahmad Mahalli Ketua Pondok Demisioner Pesantren MUSYQ

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 203/215
Interviewer : Masih relevankah pola pembelajaran sorogan, bandongan dan lain
sebagainya di pesantren?
Interviewee : Sistem pembelajaran yang mengutamakan kecakapan individu dan atas
dasar kebersamaan selama cukup meningkatkan kemampuan kami
mengapa tidak relevan. Yang menjadi masalah itu bukan pola yang
diterapkan, namun metode penyampaiannya yang perlu di benahi dan
ditingkatkan.
Interviewer : Pola pembelajaran apa saja yang ada di pesantren ini?
Interviewee : Untuk mengenai sistem bandongan tidak diterapkan pada pesantren ini.
namun sorogan masih digunakan. Di samping itu juga ada
musyafahah, musyawaroh dan mbalah.
Tidak Terstruktur
Tema : Menyoal Realitas Kurikulum Pesantren
Nara Sumber : Ust. Mushoniful Hanif PP. Roudlotuth Tholibin
Interviewer : Menurut Anda, pondok pesantren ini menggunakan jenis kurikulum
yang bagaimana?
Interviewee : Sebagian besar kurikulum pesantren yang diberikan oleh pemerintah
tidak dijalankan oleh banyak pesantren, termasuk pesantren ini yang
masih menggunakan kurikulim lokal pesantren yang masih bersifat
klasik dan sentralis.
Interviuwer : Meskipun klasik, mungkin saja tetap menarik. Bisa saja ini yang
menjadi ciri khas pesantren. Apa jenis kurikulum semacam ini
dinamakan hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) atau hanya
tersirat di benak kyai. Bagaimana menurut Anda?
Interviuwee : Entah lah kang..kalo saya ini selalu mngaitkan dunia pesantren dengan
peran pemerintah. Realitanya mengapa santri-santri yang lulusan

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 204/215
pesantren itu kurang dianggap ijazahnya dibanding pendidikan formal?
Hal ini karena dunia pesantren sulit menerima perubahan.
Interviuwer : Jika seperti itu, kira-kira aspek apa saja yang harus dibenahi?
Interviuwee : Menurut saya sesuai realitas pondok saya sendiri terutama dari sisi
manajemen SDM guru dan pengajarannya. Pengajaran di pondok
pesantren yang monoton dengan pengajian kitab-kitab yang mereka
bahkan tidak bisa membaca arab “ pegon” pun masih cukup
memprihatinkan. Saya sering sedih melihat krisis moral anak-anak
pondok, terutama pondok kota seperti pondok Mbah Asnawi ini.
Nara Sumber: Ust. Ahmad Chasan Sekretaris PP. Yanbu’ul Qur’an Pusat
Interviewer : Menurut Anda bagaimana jenis kurikulum yang diterapkan di pesantrenini?
Interviewee : Kurikulum yang ada di pesantren ini sebenarnya menggunakan
perpaduan antara kurikulum pelajaran Al-Qur’an dengan pengajian
kitab-kitab salaf. Mengingat sejarahnya dulu pesantren ini awalnya
titik tekannya pada aspek Al-Qur’annya.
Interviewer : Bagimana kondisi dulu waktu awal-awalnya pesantren ini menurut yang
Anda ketahui?
Interviewee : Pada periode awal dulu belum punya pondokan sebagai tempat belajar.
Oleh karena itu, sebagian di samping tinggal di ndalem dan
sebagiannya lagi ada yang dititipkan di rumah warga-warga sekitar.
Oleh karena belum ada pondokan, para santri lebih senang
menghafalkan dan belajar di Masjid Busyro Lhatif karena dekat
dengan perairan.
Interviewer : Bagimana menyiasati tingkat keilmuwan para santri mengingat tingkat
hafalan mereka khususnya hafalan Al-Qur’an berbeda-beda?
Interviewee : Model yang seperti yang diajarkan KH. Arwani adalah pembentukan
kelas sesuai dengan tingkat hafalan masing-masing santri. Untuk
mengenai berapa jumlah juz yang dikantongi santri ini biasanya

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 205/215
mereka menyetorkan hafalan kepada KH. Ulil Albab dan selanjutnya
menjadi kebijakan pengurus untuk memasukkan satri tersebut pada
jenjang sesuai dengan kemampuan.

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 206/215
Lampiran 7
Dokumentasi Pesantren Penelitian Berdasarkan Tipe
Tipe A

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 207/215
Tipe B

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 208/215
Tipe C

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 209/215
Dokumentasi Pelengkap
Wirid Lathif Imam Abdillah bin Alwi Al-Haddad

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 210/215

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 211/215

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 212/215
Rotib Imam AL-Habib Abdillah bin Alwi Al-Haddad

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 213/215

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 214/215
Rotib Imam Umar Abdurrohman Al-Atthos

5/7/2018 Skripsi Tipologi Pondok Pesantren - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-tipologi-pondok-pesantren 215/215
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Miftahuddin
2. Tempat & Tgl. Lahir : Semarang, 23 Desember 1986
3. NIM : 073111105
4. Alamat Rumah : Jl. Abu Bakar RT 04 RW VII Ngrembel
Gunung Pati Semarang
HP : 085 740 925 789
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. MI Al-Islam Gunung Pati Semarang
b. MTs Al-Islam Gunung Pati Semarang
c. MA Al-Fadllu Kaliwungu Kendal
2. Pendidikan Non-Formal :
a. Pondok Pesantren Al-Fadllu wal Fadllilah Kaliwungu Kendal
b. –
C. Prestasi Akademik
1. –
2. –
D. Karya Ilmiah
1. “Kebijakan Janggal Pengganti BHP”, dalam Laporan Utama Majalah LPM
EDUKASI Edisi XLI/Th.XIX/Juli/2010
2. “PP PK BLU ; Konsep Baru Penindasan Mahasiswa”, Laporan Utama
Majalah LPM EDUKASI Edisi XLI/Th.XIX/Juli/2010
Semarang, 08 Juni 2011
Miftahuddin
NIM: 073111105