Kurikulum AAI_FGE
-
Upload
justin-rodriguez -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of Kurikulum AAI_FGE
![Page 1: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB III
MA'RIFATU AL-ISLAM (MENGENAL ISLAM)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Menjelaskan tentang definisi ma’rifatu al-islam
2. Menjelaskan dan memahamkan karekteristik al-islam
3. Memahamkan bahwa cakupan islam mengurusi semua aspek kehidupan.
TARGET PEMBELAJARAN
1. Peserta mengerti dan memahami definisi islam dan manfaat dari islam
2. Peserta mengerti karakter islam.
3. Peserta bertambah kepercayaan dirinya untuk beraktivitas dengan menggunaka landasan dari
islam (alqur’an – as-sunnah).
4. Peserta memahami syumuliyatul islam dan tidak menyekat suatu fenomena yang itu
berhubungan dengan islam.
POKOK BAHASAN
Definisi Ma'rifatul Islam
Menurut bahasa kata Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung
arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang
berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat
kepada Allah swt. disebut sebagai orang Muslim.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan
mengandung arti ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi
dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan
Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia
dan akhirat.’
Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura,
melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah
menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah. Adapun pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli
![Page 2: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/2.jpg)
yang mendefinisikannya; di antaranya Prof. Dr. Harun Nasution.
Ia mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai
Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi
menganal berbagai segi dari kehidupan manusia. Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan
bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan
atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan
namanya.
Islam bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut dalam Al
Qur’an, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-
undang Allah. Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilah
Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini timbul karena pada umumnya agama di luar
Islam namanya disandarkan pada nama pendirinya.
Keterlibatan nabi ini pun berada dalam bimbingan wahyu Allah swt. Dengan demikian, secara
istilah, Islam adalah nama agama yang berasal dari Allah swt. Nama Islam tersebut memiliki perbedaan
yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang
tertentu, golongan tertentu, atau negeri tertentu.
Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Allah swt. Hal itu dapat dipahami dari petunjuk
ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan Allah swt. Selanjutnya, dilihat dari segi misi ajarannya, Islam
adalah agama sepanjang sejarah manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh
Allah swt. pada berbagai kelompok manusia dan berbagai bangsa yang ada di dunia ini.
Kesimpulannya, Islam secara bahasa berarti tunduk, patuh, dan damai. Sedangkan menurut
istilah, Islam adalah nama agama yang diturunkan Allah untuk membimbing manusia ke jalan yang
benar dan sesuai fitrah kemanusiaan. Islam diturunkan bukan kepada Nabi Muhammad saja, tapi
diturunkan pula kepada seluruh nabi dan rasul. Sesungguhnya seluruh nabi dan rasul mengajarkan
Islam kepada umatnya.
Sifat atau karakteristik islam
Sebagai muslim kita tentu ingin menjadi muslim yg sejati. Untuk itu seorang muslim harus
menjalankan ajaran Islam secara kaffah bukan hanya mementingkan satu aspek dari ajaran Islam lalu
mengabaikan aspek yg lainnya. Oleh krn itu pemahaman kita terhadap ajaran Islam secara syamil dan
![Page 3: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/3.jpg)
kamil menjadi satu keharusan. Disinilah letak pentingnya kita memahami karakteristik atau ciri-ciri
khas ajaran Islam dgn baik.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Khasaais Al-Ammah Lil Islam menyebutkan bahwa
karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yg tidak terdapat dalam agama lain dan ini
pula yg menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu banyak orang yg tertarik kepada
Islam sehingga mereka menyatakan diri masuk ke dalam Islam. Ini pula yg menjadi sebab mengapa
hanya Islam satu-satunya agama yg tidak “takut” dgn kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karena itu ketujuh karakteristik ajaran Islam sangat penting utk kita pahami. Adapun tujuh (7)
karateristik islam antara lain:
1. Robbaniyah
Allah Swt merupakan Robbul alamin disebut juga dgn Rabbun nas dan banyak lagi sebutan lainnya.
Kalau karakteristik Islam itu adl Robbaniyyah itu artinya bahwa Islam merupakan agama yg bersumber
dari Allah Swt bukan dari manusia sedangkan Nabi Muhammad Saw tidak membuat agama ini tapi
beliau hanya menyampaikannya. Karenanya dalam kapasitasnya sebagai Nabi beliau berbicara
berdasarkan wahyu yg diturunkan kepadanya Allah berfirman dalam Surah An-Najm 3-4 yg artinya
“Dan tiadalah yg diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya ucapan itu tiada lain hanyalah
wahyu yg diwahyukan .”
Karena itu ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah menjamin kemurnian
Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr 9 yg artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkan
Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Disamping itu seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt sebagai Rabb dgn segala
konsekuensinya yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi seorang yg rabbani dari arti
memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yg datang dari Allah Swt Allah berfirman dalam Surah Al-
Imran 79 yg artinya “Tidak wajar bagi manusia yg Allah berikan kepadanya Al kitab hikmah dan
kenabian lalu dia berkata kepada manusia ‘hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan
penyembah Allah’ tapi dia berkata ‘hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani krn kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan kamu tetap mempelajarinya.”
2. insaniyyah
Islam merupakan agama yg diturunkan utk manusia krn itu Islam merupakan satu-satunya agama yg
cocok dgn fitrah manusia. Pada dasarnya tidak ada satupun ajaran Islam yg bertentangan dgn jiwa
![Page 4: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/4.jpg)
manusia. Seks misalnya merupakan satu kecenderungan jiwa manusia untuk dilampiaskan karenanya
Islam tidak melarang manusia utk melampiaskan keinginan seksualnya selama tidak bertentangan dgn
ajaran Islam itu sendiri.
Prinsipnya manusia itu kan punya kecenderungan utk cinta pada harta tahta wanita dan segala hal yg
bersifat duniawi semua itu tidak dilarang di dalam Islam namun harus diatur keseimbangannya dgn
keni’matan ukhrawi Allah berfirman dalam Surah Al-Qashash 77 yg artinya “Dan carilah pada apa yg
telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di
dunia dan berbuat baikklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg berbuat
kerusakan .”
3. syumuliyah
Islam merupakan agama yg lengkap tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek
lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan
mulai dari urusan pribadi keluarga masyarakat sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan
bernegara.
Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yg rasional dan mudah diamalkan tapi juga
keharusan menegakkan ajaran Islam dgn metodologi yg islami. Karena itu di dalam Islam kita dapati
konsep tentang dakwah jihad dan sebagainya. Dengan demikian segala persoalan ada petunjuknya di
dalam Islam Allah berfirman dalam Surah An-Nahl 89 yg artinya “Dan Kami turunkan kepadamu al
kitab utk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yg berserah diri.”
Imam Syahid Hasan Al-Banna mengemukakan:
“Islam adalah sistem yang syamil ‘menyeluruh’ mencakup semua aspek kehidupan. Ia adalah negara
dan tanah air, pemerintah dan umat, moral dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan
undang-undang, ilmu pengetahuan dan hukum, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan,
jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran. Sebagaimana juga ia adalah aqidah yang murni dan ibadah
yang benar, tidak kurang tidak lebih.”
![Page 5: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/5.jpg)
4. Al-waqi'iyyah
Karakteristik lain dari ajaran Islam adl al waqi’iyyah ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama
yg dapat diamalkan oleh manusia atau dgn kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam
dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang kaya miskin pria wanita
dewasa remaja anak-anak berpendidikan tinggi berpendidikan rendah bangsawan rakyat biasa berbeda
suku adat istiadat dan sebagainya.
Disamping itu Islam sendiri tidak bertentangan dgn realitas perkembangan zaman bahkan Islam
menjadi satu-satunya agama yg mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari kemajuan
zaman. Ini berarti Islam agama yg tidak takut dgn kemajuan zaman.
5. Al Wasathiyah
Di dunia ini ada agama yg hanya menekankan pada persoalan-persoalan tertentu ada yg lbh
mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya. Ada pula yg lbh menekankan aspek
logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya. Allah Swt menyebutkan bahwa umat Islam adl
ummatan wasathan umat yg seimbang dalam beramal baik yg menyangkut pemenuhan terhadap
kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani.
Manusia memang membutuhkan konsep agama yg seimbang hal ini krn tawazun merupakan
sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang dan malam gelap dan terang hujan dan panas dan
begitulah seterusnya sehingga terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya
banyak agama yg menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat
simbol-simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yg menganggap tuhan sebagai sesuatu yg abstrak
sehingga masalah ketuhanan merupakan kihayalan belaka bahkan cenderung ada yg tidak percaya akan
adanya tuhan sebagaimana komunisme. Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakan sesuatu yg
ada namun adanya tidak bisa dilihat dgn mata kepala kita keberadaannya bisa dibuktikan dgn adanya
alam semesta ini yg konkrit maka ini merupakan konsep ketuhanan yg seimbang. Begitu pula dalam
masalah lainnya seperti peribadatan akhlak hukum dan sebagainya.
6. Al Wudhuh
Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adl konsepnya yg jelas . Kejelasan konsep Islam
membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam bahkan pertanyaan
![Page 6: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/6.jpg)
umat manusia tentang Islam dapat dijawab dgn jelas apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada
maksud merusak ajaran Isla itu sendiri.
Dalam masalah aqidah konsep Islam begitu jelas sehingga dgn aqidah yg mantap seorang muslim
menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep syari’ah atau hukumnya juga
jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan dgn baik dan mampu membedakan antara
yg haq dgn yg bathil begitulah seterusnya dalam ajaran Islam yg serba jelas apalagi pelaksanaannya
dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
7. Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah
Di dalam Islam tergabung juga ajaran yg permanen dgn yg fleksibel . Yang dimaksud dgn yg permanen
adl hal-hal yg tidak bisa diganggu gugat dia mesti begitu misalnya shalat lima waktu yg mesti
dikerjakan tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan yg bisa fleksibel misalnya bila seorang muslim
sakit dia bisa shalat dgn duduk atau berbaring kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama’ dan diqashar
dan bila tidak ada air atau dgn sebab-sebab tertentu berwudhu bisa diganti dgn tayamum.
Ini berarti secara prinsip Islam tidak akan pernah mengalami perubahan namun dalam pelaksanaannya
bisa saja disesuaikan dgn situasi dan konsidinya ini bukan berarti kebenaran Islam tidak mutlak tapi yg
fleksibel adl teknis pelaksanaannya.
Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yg sempurna
dan kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yg setia.
Kesempurnaan Islam (syumuliyatul Islam)
Islam adalah sistem menyuluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan
tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan
undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad
dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar,
tidak kurang dan tidak lebih.
Islam secara umum berarti berserah diri kepada Allah. Yakni berserah diri kepada Allah secara
totalitas, tunduk dan patuh sepenuhnya kepada perintah-perintah-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala
![Page 7: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/7.jpg)
berfirman,
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada
Allah, sedang ia pun mengerjakan kebaikan” (QS. An-Nisa’ : 125).
Ketaatan dan kepatuhan itu disyaratkan harus tulus, bukan karena ketundukan terpaksa kepada
Allah, Tuhan semesta alam yakni kepada hukum alam-Nya yang merupakan hal umum yang berlaku
pada seluruh makhluk, tidak ada kaitannya dengan pahala maupun siksa. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman,
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
menyerahkan diri segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa, dan
hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan” (QS. Ali ‘Imran : 83).
Setiap makhluk tunduk kepada Allah dan hukum-hukumnya dalam hal keberadaannya, hidup,
maupun matinya. Manusia sama seperti makhluk-makhluk yang lain dalam ketundukan yang bersifat
terpaksa ini. Adapun kepatuhan tulus kepada Allah, Tuhan semesta alam, inilah esensi Islam yang
manusia dituntut untuk melaksanakannya. Kepatuhan inilah yang berkaitan dengan pahala dan siksa.
Indikasinya adalah kepatuhan penuh kepada syariat Allah dengan penuh keridhaan dan keikhlasan,
tanpa catatan, tanpa syarat, dan tanpa cadangan.
Islam dengan makna yang demikianlah, agama yang diridhai di sisi-Nya, diwahyukan kepada
semua rasul-rasul-Nya yang mulia lalu mereka menyampaikannya kepada umat manusia.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran : 85)
“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangkan ia mau berbuat baik maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang kukuh. Dan hanya kepada Allah-lah segalanya
akan kembali.” (QS. Luqman : 22)
pada kaum-kaum tertentu sebagaimana firman-Nya,
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan bahasa kaumnya.” (QS. Ibrahim : 4).
Atau kepada umat-umat tertentu sebagaimana firman-Nya,
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah
Allah dan jauhilah taghut.’” (QS. An-Nahl : 36)
![Page 8: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/8.jpg)
Risalah-risalah yang terdahulu merupakan persiapan dan latihan, hingga umat manusia benar-
benar siap menerima agama universal yang mendominasi dan mengontrol risalah-risalah sebelumnya
dengan kesempurnaan dasar-dasar dan cabang-cabangnya, jadilah Islam sebagai identitas bagi agama
yang dibawa oleh Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjadi agama yang berlaku
universal bagi seluruh umat manusia. Agama inilah yang Allah namakan dengan nama tersebut dalam
firman-Nya,
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, telah Ku-cukupkan untukmu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agamamu.” (QS. Al-Maidah : 3)
Dia telah memberi julukan Muslim kepada orang-orang yang komitmen dengan Islam dalam
firman-Nya,
“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu dan (begitu pula) dalam
Al-Quran ini.” (QS. Al-Hajj : 78)
Lawan dari Islam adalah jahiliah. Setiap aspek ajaran Islam selalu ada perlawanan dari perilaku-
perilaku jahiliah, contohnya ketika ada perilaku Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu yang tidak sesuai dengan
Islam, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menegurnya,
“Sesungguhnya dalam dirimu ini masih ada sifat jahiliah.” (HR. Bukhari).
Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu” (QS.
Al-Ahzab : 33).
Serta dalam perkataan Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa, ‘Sesungguhnya buhul-buhul
Islam akan lepas satu demi satu jika ada di antara kita yang tidak mengenal jahiliah.’
pengertian danpenjelasan tentang islam di atas memang perlu di sadari dan diimplementasikan
pada kehidupan sehari – hari. Sedangkan pengertian syumul, secara bahasa berarti meliputi segala
sesuatu. Islam adalah sebuah ajaran yang penjelasan dan rinciannya meliputi segala sesuatu.
“Dan kami turunkan kepadamu Alkitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu…” (QS. An-
Nahl : 89)
“Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Quran.” (QS. Al-An’am : 38)
Siapa pun yang merenungkan nash-nash tersebut di atas pasti dapat menyimpulkan bahwa tak
satu pun urusan orang mukalaf kecuali ada hukumnya dari Allah subhanahu wa ta’ala, baik akidah,
![Page 9: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/9.jpg)
ibadah, sistem kehidupan berbangsa dan bernegara, organisasi, peradilan, ekonomi, politik, perundang-
undangan, dan lain-lain. Penjelasan dan rincian Al-Quran terhadap segala sesuatu terkadang dilakukan
secara langsung oleh Al-Quran, Sunah, atau sumber-sumber hukum yang melengkapi Al-Quran dan
Sunah, baik berupa qiyas, jimak, maslahah mursalah, ‘urf, kaidah-kaidah paten yang dihasilkan dari
sumber-sumber hukum tersebut, maupun hukum-hukum yang digali dari sumber-sumber tersebut yang
terbuka menerima perkembangan dan perubahan.
Syumul (universalitas) merupakan salah satu karakter Islam yang sangat istimewa jika
dibandingkan dengan syariat dan tatanan buatan manusia, baik komunisme, kapitalisme, demokrasi,
maupun lainnya. Universalitas Islam meliputi waktu, tempat, dan seluruh bidang kehidupan. Hasan Al-
Banna rahimahullah berkata, “Risalah Islam mempunyai jangkauan yang sangat panjang sehingga
berlaku sepanjang zaman. Ia juga mempunyai jangkauan yang sangat lebar sehingga berlaku bagi
seluruh umat, dan jangkauan yang sangat dalam sehingga mencakup seluruh urusan dunia dan akhirat.”
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 19)
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Ma’idah : 3)
Kesemuanya menunjukkan dengan sangat jelas bahwa Islam adalah agama universal. Seluruh
umat manusia dapat menghirupnya dari sumbernya yang segar dan mata airnya yang jernih, untuk
menghilangkan dahaganya di sepanjang zaman.
Islam sebagai Pedoman hidup
Sejak duhulu, umat Islam dalam memahami ajaran Islam tak pernah surut. Segala potensi dan
metodologis digunakan untuk memberi jalan kemudahan mengenal Islam dari berbagai sudut dimensi.
Singkatnya, banyak jalan bagaimana memahami Islam secara utuh dan komprehensif.
Islam adalah denyut nadi yang mensejarah sepanjang peradaban manusia. Sampai kapan pun,
Islam tak akan pernah kering dari perhatian orang. Studi-studi agama menempatkan Islam sebagai
kajian menarik yang dilakukan setiap orang. Lebih dari itu, kini Islam di Barat menjadi perhatian
orang-orang yang tengah kehilangan pegangan hidup yang pasti. Tidak sedikit, orang Barat tertarik
mempelajari Islam, bahkan memeluknya sebagai pegangan hidup.
![Page 10: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/10.jpg)
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”(Al
Baqarah ayat 208)
Islam adalah ajaran yang bersifat kompherensiaf tidak parsial, maksudnya tidak hanya
mencakup masalah keagaamaan atau religi. Tapi semua aspek mulai dari WC sampai masalah2 besar,
mulai dari dalam kandungan sampai kita di alam akhirat. Betapa Islam adalah agama yang sempurna
dan dirahmati. Bersyukurlah kepada Allah yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita
yang telah diberikan hidayahNya.
Islam memang datang dengan keterasingan (ghuroba), dan akan berakhir dengan keterasingan
pula, maka berbahagialah orang-orang asing itu.
Seandainya kita mau merenungi, adalah sebuah kebahagiaan bagi orang-orang yang ghuroba,
dan memang kita harus siap menjadi ghuroba. Ketika seseorang mendalami Islam atau berkata-kata
kebaikan, tak ayal orang menyebut kita sebagai orang yang sok fanatik, atau apalah. Ya memang
begitulah perjuangannya dalam dakwah. Karena itu dibutuhkan pendekatan dari hati ke hati, bermain
cantik, dan mampu mengambil simpati. Orang-orang ghuroba ibarat sebuah batu intan, permata,
diantara jutaan batu kerikil.
Sebagai pedoman hidup, islam memberi konsepsi yang lengkap dan sempurna tentang seluruh
aspek kehidupan. Tidak ada satu sisi kehidupan pun yang terlewat dari pembahasannya. Karena
mencakup segala aspek kehidupan, Islam menjadi satu-satunya agama sekaligus sistem yang layak
dijadikan pedoman hidup. Kelengkapan cakupan aspek kehidupan Islam desebutkan secara rinci dalam
Al Qur’an, yaitu: keyakinan, moral, tingkah laku, perasaan, pendidikan, sosial, politik, ekonomi,
militer, dan perundang-undangan.
1. keyakinan
Sebagai agama, Islam mengandung konsep keyakinan bahwa Allah Swt. adalah satu-satunya Tuhan.
Dia Mahahidup, Maha Berdiri Sendiri, tiada mengantuk, dan tidak pula tidur. Sebagai panduan bagi
seorang muslim atas keyakinan ini, Allah menyatakan diri-Nya untuk diyakini seperti dinyatakan dalam
Al Quran (QS Al Baqarah, 2: 255).
2. moral/akhlak
Sebagai agama, Islam mengajarkan penganutnya untuk berkahlak. Yang dimaksud akhlak sendiri dalam
Islam adalah Al Qur’an. Hal ini seperti dicontohkan Rasulullah saw. Artinya, Al Qur’an adalah akhlak
![Page 11: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/11.jpg)
Rasulullah saw. yang memuat panduan akhlak dan perlu diikuti oleh manusia agar mendapatkan rahmat
Allah dan kesejahteraan di dunia dan akhirat.
3. Tingkah laku
Tingkah laku atau perilaku mewujud melalui aspek gerakan. Hal ini sangat diwarnai dan ditentukan
oleh akidah dan akhlak seseorang. Oleh karena itu, akhlak dan perilaku seseorang saling berkaitan dan
memberikan gambaran satu sama lain. Hal ini seperti disabdakan oleh Rasulullah saw. bahwa sekiranya
hati seseorang khusuk, khusyuk pula anggota badannya.
4. Perasaan
Sebagai agama, Islam juga memperhatikan perasaan manusia. Dalam Islam, seluruh perasaan: suka dan
duka, cinta dan benci, sedih dan gembira, halus dan kasar, sensitif atau tidak berbanding lurus dengan
akidah pemeluknya. Oleh karena itu, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw., kesempurnaan
iman dan Islam seseorang dalam berperasaan adalah ketika ia berperasaan karena Allah: mencintai
karena Allah, membenci karena Allah, dan seterusnya.
5. Pendidikan
Islam juga mengajarkan bagaimana melakukan pendidikan dan pengajaran kepada manusia. Ada sekian
banyak ayat Al Qur’an dan hadits yang meminta umat Islam untuk belajar. Pendidikan yang dimaksud
dalam Islam tidak saja bersifat formal dan terbatas di sekolah, tetapi juga pada setiap waktu, tempat,
dan kesempatan.
6. Sosial
Kesempurnaan Islam juga dilengkapi ajarannya mengenai hubungan antarmasyarakat. Al Qur’an
demikian rinci menyampaikan hal-hal tersebut. Sebagai contoh, Al Qur’an menyebutkan bagaimana
aturan hubungan antara laki-laki dan perempuan, larangan memperolok-olok orang lain, larangan
mengejek orang lain, dan perintah untuk tidak sombong. Islam juga membahas mengenai karakteristik
masyarakat Islam yang di dalamnya diatur nilai-nilai Islam.
7. Ekonomi
Ekonomi adalah aspek sangat penting dalam Islam selain politik. Tujuannya ekonomi dalam Islam
adalah agar kesejahteraan di masyarakat dapat terwujud. Oleh karena itu, aturan-aturan perekonomian
dalam Islam banyak memuat mengenai riba (yang menghancurkan kesejahteraan), urusan utang-
piutang, bukti tertulis dalam perniagaan, dan lain-lain.
![Page 12: Kurikulum AAI_FGE](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082713/55cf97ea550346d03394665f/html5/thumbnails/12.jpg)
8. Politik
Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Oleh karena itu, kehidupannya tidak
akan bisa lepas dari politik. Islam kemudian mengatur urusan-urusan politik ini sebagai bagian dari
strategi dan dakwah. Tujuannya adalah untuk menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi.
9. Militer
Islam mewajibkan kepada setiap penyeru kebenaran untuk bersiap siaga, menyiapkan kekuatan, dan
berjuang membela kebenaran dan memerangi kebatilan. Hal ini diajarkan Islam untuk melawan pihak-
pihak yang menyeru dan melakukan kebatilan. Mereka adalah kaum yang didorong oleh nafsu untuk
menciptakan kehancuran.
10. Peradilan
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk berbuat adil, bahkan kepada diri dan keluarganya sendiri.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut, Islam mengatur urusan hukum dan peradilan. Urusan
yang berkaitan dengan hukum dan peradilan dalam Islam harus berlandaskan aturan Allah. Tanpa hal
tersebut, keadilan sulit terwujud karena hukum hanya menjadi permainan belaka.