KUNLAP zdf dhdhdz h
-
Upload
charles-taylor -
Category
Documents
-
view
224 -
download
3
description
Transcript of KUNLAP zdf dhdhdz h
BLOK XVI
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
OLEHPANDU PUTRA ANUGRAH (H1A 012 047)USWATUN HASANAH (H1A 212 062)YUYUN PUSPITARININ (H1A 012 064)ZULKIFLI SALIM (H1A 212 065)IDAMARYANI (H1A 011 033)L. FEBRIAN CIPTA AMALI (H1A 011 037)L. SYAIDIMAN HUZAIF (H1A 011 039)YUSUF ADITYA (H1A 011 045)
ANALISA DATA HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN SMF KEBIDANAN DAN
KANDUNGAN RSUP NTB
LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN KEBIDANAN
Nama pasien : ny. S
Umur : 29 tahun
Alamat : Mataram
Suku/bangsa : Sasak
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Cara bayar : Umum/akses/astek/jamkesmas
No. peserta : -
Nama suami/ayah : -
Agama : Islam
Pendidikan : -
Tanggal : 27 Maret 2015 jam : 09.00 wita
Anamnesis oleh : -
Keluhan utama : Datang untuk memeriksakan kehamilan
Bersuami : ya/
Siklus haid- hari
HPHT : Pasien tidak ingat
Taksiran tanggal persalinan: -
Metode kontrasepsi terakhir: -
Pernah menderita penyakit: -
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Hami
l ke
Usia
kehamilan(bulan
)
BBL
(gram
)
Jenis
kelami
n
Cara
persalina
n
Penolon
g
Hidup/
meningga
l
Tahu
n
Keteranga
n
1 - Laki-
laki
Operasi
sesar
Dokter Hidup 2006
2 29 minggu
menurut tinggi
Fundus uterus
- - - - - -
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
Tekanan darah : 95/70 mmHg, nadi 80x/menit
Pernafsan : -
Tingi badan : 147 cm
Lingkar lengan atas : 21 cm
Keadaan jantung :
Reflex patella : +/+
SKG : -
Ikterus : -
Nadi : 80x/menit
Suhu : -
Berat badan : 46 kg
Keadaan paru : Baik
Edema : -
Keadaan lain : -
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Inspeksi : Striae gravidarum +, berut berbentuk ovoi, ukuran normal, ada
bekar luka operasi seksio sesarea
Palpasi : Leopod 1bokong, leopod 2punggung kiri bawah, leopod
3kepala, leopod 4kepala belum masuk PAP. Perlimaan3/5
Auskultasi : DJJ
Letak janin : Longitudinal
HIS : -
Gerakan janin : +
PEMERIKSAAN DALAM VAGINA
DIGNOSA KERJA : -
PEMERIKSAAN PENUNJANG: -
RESIKO TINGGI : -
TERAPI : -
PEMERIKSAAN LANJUT: -
Tangg
al &
jam
Tensi Bera
t
bada
n
Tingg
i
fundu
s uteri
Letak
janin
DJJ Edem
a
Refle
x
Usia
kehamila
n
Terapi/
imunissi
27
maret
2013.
Jam
10.00
WITA
95/70
mmH
g
46
kg
28 cm longitudin
al
140
x/meni
t
- +/+ 29
minggu
-
ANTENATAL CARE
Pengertian Antenatal Care
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin
dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.
Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga
keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Pelayanan
antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program
lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan
guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.
Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal terintegrasi meliputi :
a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia
e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
g. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
i. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).
Tujuan Antenatal Care
Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan
tertentu. Dengan usaha itu ternata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun.
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti
dalam antenatal care harus diusahakan agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya atau lebih
sehat;
b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan metal.
Tujuan Asuhan Antenatal yaitu :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang
bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi,
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin,
e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.
Keuntungan Antenatal Care
Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat
diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit.
Fungsi Antenatal Care
a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan
b. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan
merujuk bila perlu
c. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang
terjadi.
Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI
yang terdiri dari :
Kunjungan Pertama
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
6) Pemeriksaan obstetric
7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta
obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
Pelayanan dan asuhan standar minimal “14 T”, yaitu:
1. Timbang berat badan
2. Tekanan darah
3. Tinggi fundus uteri
4. Tetanus toxoid lengkap
5. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tes penyakit menular seksual (PMS)
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8. Terapi kebugaran
9. Tes VDRL
10. Tes reduksi urine
11. Tes protein urine
12. Tes Hb (Haemoglobin)
13. Terapi iodium
14. Terapi malaria
Berikut ini merupakan cara Pemeriksaan Kehamilan saat knjungan ANC, yaitu:
Anamnesa
Biodata
• Nama, umur, pekerjaan, suami, umur, agama, alamat, dan lain-lain
• untuk mengetahui penderita dan menentukan status sosial ekonominya harus diketahui.
Misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan diberikan
• untuk menentukan diagnosa kehamilan, jika umur terlalu tua atau muda maka persalinan
lebih banyak resiko
Keluhan utama
• Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan atau keluhan-keluhan yang
dirasakan ibu
Contoh : - Ibu mengatakan pinggang pegal-pegal
- Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan
Tentang riwayat haid
• Menarche, haid teratur tidak, dan siklus, lamanya haid. Banyak darah. Sifat darah : cair
atau berbeku-beku, warnanya, baunya, haid nyeri atau tidak
• Haid terakhir, teratur tidaknya haid dan siklusnya dipergunakan untuk memperhitungkan
tafsiran persalinan. Yang dimaksud dengan terakhir adalah hari pertama dari haid yang
terakhir (HPHT)
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
• Kehamilan. Adakah gangguan seperti pendarahan, muntah yang sangat, toxacmia
gavidarum
• Persalinan. Spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong bidan, dokter
atau dukun
• Nifas. Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi
• Anak. Jenis kelamin, hidup atau tidak jika meninggal umur berapa dan penyebab
meninggalnya, berat badan waktu lahir.
Riwayat kehamilan sekarang
• Mulai merasakan gerakan janin
• Kehamilan masih muda adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan
lain-lain
Riwayat Kesehatan badan
• Pernahkah sakit keras atau operasi
• Bagaimana nafsu makan / minum
Riwayat penyakit keluarga
• Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM, hipertensi atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan TBC.
Riwayat sosial
• Tentang perkawinan : kawin atau tidak berapa kali kawin, berapa lama kawin
Dari anamnesa mendapat kesan tentang keadaan penderita dan kemudian akan dicocokan
dengan hasil dari pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Fisik
Hal yang diperiksa pada pemeriksaan fisik ibu hamul yaitu:
1. Bagaimana keadaan umum penderita, kesadaran
2. Bagaimana tanda vital penderita
• Tensi orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik atau 90 diastolik
3. Berat badan sekitar 6.5 sampai 15 kg, selama hamil kenaikan berat badan tidak boleh lebih
dari ½ kg / minggu
4. Muka
• Adakah oedem. Oedem adalah kehamilan dapat disebabkan oleh tekanan rahim yang
membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki,
Hipoprotenimia dan penyakit jantung
• Adakah anemia, apakah conjungtiva pucat / merah atau tidak.
5. Mulut dan gigi
• Apakah mulut bersih dan bau atau tidak, adakah caries pada gigi adakah stomatitis pada
lidah
6. Leher
• Apakah vena terbendung di leher atau misalnya pada penyakit jantung, apakah kelenjar
gondok membesar atau limfe membengkak
7. Dada
• Keadaan jantung dan paru-paru
• Payudara
• bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, dan keadaan
8. Ekstremitas . Adakah oedem tangan dan jari, adakah oedem kaki atau tibia,apakah betis
merah atau lembek atau keras, adakah varices pada tungkai, reflek patella, terutama reflek
lutut,apabila reflek lutut negatif berarti hypovitaminose B1 dan penyakit urat saraf.
9. Abdomen
10. Permukaan abdomen : Adakah bekas luka operasi, pembesaran perut ke depan atau ke
samping (pada acites misalnya membesar ke samping) keadaan pusat, pigmentasi pada
linea alba menjadi linea nigra dan adanya striae gravidarum, rasakan pula gerakan janin
gerakan janin.
11. Pemeriksaan kebidanan
• Sebelum bulan ke IV biasanya bagian-bagian anak belum jelas jadi kepala bisa
ditentukan begitu pula dengan punggung anak
• Untuk menentukan apakah ada janin, ballotement boleh dianggap sebagai tanda
kehamilan pasti pada trimester I
• Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)
• Mc. Donald→pengukuran TFU dengan menggunakan medline, yaitu diukur dari tepi
atas symfisis ke Fundus Uteri dengan satuan cm
• Leopold → pengukuran TFU dengan mengunakan satuan jari, dilakukan bersamaan
dengan pemeriksaan Leopold I
Pemeriksaan (Manuver) Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi
untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen, namun menjadi
sulit dilakukan bila bertemu dengan ibu hamil yang obes (gemuk) atau dengan ibu hamil yang
memiliki jumlah cairan amnion berlebih. Pemeriksaan Leopold terdiri dari 4 langkah. Masing-
masing langkah memiliki tujuan yang berbeda-beda
Auskultasi (Menghitung denyut jantung janin (DJJ). DJJ normal 120-160 x/menit), dengan cara:
o Di dengar dengan Laenec (monoscope) 18-20 mg
o Di catat dan didengar dengan Doppler 12 mg
o Di catat dengan feto–elektro kardiogram (12 mg)
Yang dapat kita dengarkan adalah :
Dari janin :
1. djj pada bulan ke 4 – 5
2. bising tali pusat
3. gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
1. bising rahim (uterine souffle)
2. bising aorta
3. peristaltik usus
12. Genetalia
• Apakah vulva bersih, keadaan perineum, adakah varices
• Apakah ada pengeluaran pervaginam
13. Pemeriksaan Panggul Luar
• Distansia spinarum. Jarak antara spina iliaka anterior kanan dan kiri dengan ukuran
panggul normal 23-26 cm.
• Distansia kristarum. Jarak terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri dengan ukuran
sekitar 26-29 cm. Bila selisih antara distansia kristarum dan distansia spinarum kurang
dari 26 cm, kemungkinan besar terjadi kesempitan panggul.
• Distansia Tuberum. Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara
tuber ischiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5 – 11 cm.
• Konjugata eksterna (Boudelogue). Jarak antara tepi atas simfisis dan prosesus spinosus
lumbal V dengan ukuran normal 18-20 cm. Bila diameter Boudelogue kurang dari 16
cm kemungkinan terdapat kesempitan panggul.
14. Pemeriksaan laboratorium
Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurang – kurangnya 2 kali
selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilan.
- Air kencing. Diperiksa adakah glukosa dan protein. Adanya glukosa dalam urine orang
hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit diabetes, adanya protein urine dianggap
sebagai adanya Pre Eklamsia. Dalam akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi
dapat menjadi positif karena ada laktosa dalam air kencing
- Darah (Hb). Pemeriksaan Hb dilakukan 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering
timbul anemia akibat defisiensi, pemeriksaan golongan darah. Golongan darah
ditentukan supaya kita cepat mencari darah yang cocok jika penderita memerlukannya.
- Kadar Hb ibu hamil
Hb 11 gr% = tidak anemia
9 – 10 gr% = anemia ringan
7 – 8 gr% = anemia sedang
< 7 gr% = anemia berat
15. Pemeriksaan Rontgen.
Pemeriksaan Rontgen dipakai sebagai penunjang diagnostic bila terdapat keraguan pada
pemeriksaan obstetric. Misalnya pada wanita yang terlalu gemuk (obesitas) penderita yang tidak
tenang (nervous) dan dinding perut tegang.
16. Ultrasonografi
USG tidak berbahaya untuk janin karena memakai prinsip sonar (bunyi), pada layar dapat
dilihat letak, gerakan dan gerakan jantung janin.
17. Nasihat bagi Ibu Hamil
a. Pola Diet
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan
janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus
prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain.
Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk 2 orang ibu dan janin, dapat
mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar, dan sebagainya. •
Zat-zat yang diperlukan : protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-
macam garam; terutama kalsium, fosfor, dan zat besi (Fe); vitamin, dan air.
PROTEIN. Ibu hamil memerlukan protein sebanyak 925 gram (g) untuk jaringan tubuh
ibu dan plasenta janin. Para ahli merekomendasikan masukan protein kedelai sedikitnya
60 gram per hari. Volume darah akan meningkat hingga 50% selama kehamilan dan
protein diperlukan untuk menghasilkan sel darah baru.
Zat Besi. Kebutuhan zat besi ibu naik dari 18 miligram (mg) menjadi 30-60 mg perhari.
Zat besi penting untuk membuat hemoglobin dan protein di dalam sel darah merah yang
membawa oksigen ke jaringan tubuh lain. Selain itu dapat membantu mencegah anemia
dan pendarahan saat melahirkan, serta mencegah cacat janin. Sumber makanan yang
banyak mengandung zat besi adalah daging, unggas, ikan, kerang, telur, sereal, bayam,
dll.
Vitamin C dianggap dapat membantu penyerapan zat besi di usus, terutama zat besi
yang berasal dari tumbuhan. Sebaliknya, teh, kopi, dan kalsium dianggap dapat
mengurangi penyerapan zat besi jika dikonsumsi dalam dua jam setelah makan
makanan kaya zat besi.
Kalsium. Kebutuhan kalsium meningkat dari 800 mg menjadi 1200/1500 mg per hari.
Kalsium mengandung mineral yang penting untuk pertumbuhan janin dan membantu
kekuatan kaki serta punggung. Membantu efek ketenangan diri saat bekerja.
Vitamin. Vitamin akan membantu tubuh memperoleh dan menyerap gizi yang
diperlukan sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Vitamin A untuk pertumbuhan
janin yang dibutuhkan dalam jumlah tertentu. Sangat dianjurkan untuk menkonsumsi
vitamin A yang bersumber dari sayur dan buah-buahn seperti mangga, tomat, wortel dan
aprikot. vitamin B1 dan B2 serta niasin untuk proses metabolisme tubuh. Vitamin B6
dan B12 untuk mengatur penggunaan protein. Vitamin C untuk membantu penyerapan
zat besi selama hamil atau mencegah anemia. Vitamin D pada susu dan olahannya serta
kacang-kacangan, menopang pembentukan tulang, gigi, serta persendian janin dan
Vitamin E untuk pembetukan sel-sel darah merah serta melindungi lemak dari
kerusakan.
Cuka Folic/ Asam Folat. Cuka folic merupakan kelompok vitamin B paling utama
selama masa kehamilan karena dapat mencegah cacat tabung syaraf (neural tube
defects) seperti Spina Bifida. Ibu hamil harus meningkatkan asupan folat hingga 0,4-0,5
mg per hari. Mengkonsumsi folat sebelum dan pada awal kehamilan dapat mencegah 7
dari 10 kasus cacat tabung syaraf.
Obat-obatan. Jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan
terutama dalam triwulan I. Perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya
dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus dipertimbangkan
pemakaian obat-obatan tersebut.
b. Kerja. Boleh kerja seperti biasa, yang terpenting cukup istirahat dan makan teratur serta
pemeriksaan kehamilan teratur
c. Bepergian. Jangan terlalu lama dan melelahkan. Duduk lama-statis vena (vena stagnasi)
menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak. Bepergian dengan pesawat udara boleh,
tidak ada bahaya hipoksia dan tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat udara.
d. Pakaian. Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah
perut. Pakailah kutang yang menyokong payudara. Memakai sepatu dengan tumit yang
tidak terlalu tiggi. Pakaian dalam yang selalu bersih
e. Istirahat Dan Rekreasi. Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang
menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak
dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan
f. Mandi. Mandi diperlukan untuk kebersihan terutama perawatan kulit, karena fungsi
ekresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut. Jangan
tergelincir di perigi dan jagalah kebersihannya. Mandi berendam tidak dianjurkan.
g. Koitus. Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah, seperti sering abortus/prematur,
perdarahan pervaginam, pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati, bila
ketuban sudah pecah, koitus dilarang. Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat
menyebabkan kontraksi uterus partus prematurus
h. Perawatan Buah Dada. Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi
makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang
(BH) yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah
menyokong buah dada dari bawah suspension, bukan menekan dari depan. Dua bulan
terakhir dilakukan message, kolustrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan.
Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka puting susu dan areola
payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun ,biocream,
alkohol atau baby oil. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan
menarik-narik keluar. Tidak dianjurkan memilin puting susu karena dapat menyebabkan
kontraksi.
i. Pengawasan Gigi. Saat hamil sering terjadi caries gigi berkaitan dengan emeis
gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan tumpukan kalsium disekitar gigi.
Memeriksakan gigi saat hamil dapat diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang
dapat menjadi sumber infeksi
Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh
karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36) dan sesudah minggu
ke 36.
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin
tidak bergerak lebih dari 12 jam..
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5) Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya
b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu
tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk
apakah ada kehamilan ganda
c. Trimester ketiga antara minggu 28-36
Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan
ganda.
d. Trimester ketiga setelah 36 minggu
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain
yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
Kebijakan Pelayanan Antenatal
a. Kebijakan Program
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB
pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yaitu
meliputi : Keluarga Berencana, ANC, Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri
Essensial. Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai
dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu
:
1) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2) Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.
3) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan penatalaksanaan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal
sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Minimal satu kali pada trimester pertama (K1).
2) Minimal satu kali pada trimester kedua (K2).
3) Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).
b. Kebijakan teknis
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan profesional
dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil
secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara
dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman
4) Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
komplikasi.
Beberapa kebijakan teknis pelayanan antenatal rutin yang selama ini dilaksanakan dalam
rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi :
1) Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA, dengan
melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu Hamil.
2) Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan dan
Dukun.
3) Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah. 4) Peningkatan akses
pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
1. Intervensi Dalam Pelayanan Antenatal Care
Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu
hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care
adalah :
a. Intervensi Dasar
1) Pemberian Tetanus Toxoid
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum,
pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2
kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan
TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup
diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara
penyimpanan serta dosis pemberian yang tepat. Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan
atas.
2) Pemberian Vitamin Zat Besi
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil
dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat. Di mulai dengan
memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet
mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-
masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karena
mengganggu penyerapan.
b. Intervensi Khusus
Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil
sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:
1) Faktor resiko, meliputi:
Umur
Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun
Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun
Paritas
(1) Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan)
(2) Paritas > 3
(3) Interval Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-kurangnya
2 tahun.
Tinggi badan kurang dari 145 cm
Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
2) Komplikasi Kehamilan
a Komplikasi obstetri langsung
(1) Perdarahan
(2) Pre eklamasi/eklamsia
(3) Kelainan letak lintang, sungsang primi gravida
(4) Anak besar, hidramnion, kelainan kembar
(5) Ketuban pecah dini dalam kehamilan.
b Komplikasi obstetri tidak langsung
(1) Penyakit jantung
(2) Hepatitis
(3) TBC (Tuberkolosis)
(4) Anemia
(5) Malaria
(6) Diabetes militus
(7) Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan
(kendaraan, keracunan, kebakaran)
2. Pelaksana dan Tempat Pelayanan Antenatal
Pelayanan kegiatan pelayanan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter umum
dan dokter spesialis dan tenaga paramedic yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat
pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu,
posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum.
(Depkes RI, 1995)
3. Pera Serta Ibu Dalam Pelayanan Antenatal.
Peran serta ibu dalam hal ini ibu-ibu hamil di dalam memanfaatkan pelayanan antenatal
dipengaruhi perilaku individu dalam penggunaan pelayanan kesehatan, adanya pengetahuan
tentang manfaat pelayanan antenatal selama kehamilan akan menyebabkan sikap yang
positif. Selanjutnya sikap positif akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam
pemeriksaan kehamilan. Kegiatan yang sudah dilakukan inilah disebut perilaku.
RESUME
Pasien Ny. S berumur 29 tahun dating ke RSUP NTB untuk memeriksakan kehamilannya
pada tanggal 27 Maret 2012. Pada anamnesis pasien tidak mengingat tentang hari pertama tidak
haid pasien. Dari riwayat kehamilan dan persalinan pasien ditemukan bahwa kehamilan ini
mmerupakan kehamilan kedua. Kelahiran pertama dilakukan secara seksio yang dilakukan oleh
dokter, anak pertama lahir dengan keadaan sehat pada tahun 2006. Dari hasil pemeriksaan fisik
keadaan ibu dalam keadaan baik tekanan darahnya 95/70 mmHg, nadi 80x/menit, tingi badan
147 cm, lingkar lengan atas 21 cm, reflex patella positif di kedua tungkai, berat badan 46 kg dan
tidak ditemukan edema.
Pada pemeriksaan obstetric ditemukan pada inspeksi striae gravidarum positif, perut
berbentuk oval, ukuran normal, ada bekas luka operasi seksio sesarea. Pada palpasi ditemukan
leopod 1 letak bokong, leopod 2 teraba punggung kiri bawah, leopod 3 letak kepala, leopold 4
kepala masih belum masuk PAP. Pada system perlimaan masih sekitar 3/5, teraba gerakan janin.
Denyut jantung janin 140x/menit dan tinggi fundus uteri 28 cm menandakan usia kehamilan
sekitar 29 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2010. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI.
Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. 2008. Ilmu Kebidanan,
edisi II. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.