Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme...

13
1 RANCANGAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI III DPR-RI KE LEMBAGA PEMASYARAKATAN NUSAKAMBANGAN PROVINSI JAWA TENGAH PADA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 A. LATAR BELAKANG Berbagai kejahatan kini telah menjadi semakin kompleks, terorganisir, dan terstruktur yang berdampak luas dan sistemik sehingga memerlukan penanganan yang tidak biasa. Tipe kejahatan yang terkategori sebagai tindak pidana luar biasa (extraordinary crime) juga membutuhkan strategi luar biasa dalam menghadapinya. Indonesia telah membentuk dan mengadopsi berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan dan upaya implementasi strategi pemberantasannya terutama terhadap tiga kejahatan utama, yakni Kejahatan Korupsi, Narkotika, dan Terorisme. Tiga tipe kejahatan ini dianggap paling merugikan bangsa dan negara Indonesia baik dari sisi ekonomi, sosial, dan berbagai bidang. Tiga kejahatan ini tidak diragukan lagi adalah kejahatan khusus, terbukti telah menjadi perhatian utama atau prioritas dalam strategi penegakan hukum nasional. Tindak pidana tersebut juga telah diklasifikasikan dalam kategori tindak pidana khusus, misalnya telah diatur dalam berbagai ketentuan peraturan perundang- undangan terkait dan telah secara tegas diklasifikasikan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas PP No 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, yakni tindak pidana korupsi, terorisme, narkotika, pencucian uang, pelanggaran HAM Berat, dan kejahatan terorganisasi lainnya. Penanganan dalam pembinaannya di Kementerian Hukum dan HAM pun, dengan berlakunya PP tersebut, telah dibuat berbeda dalam hal pengetatan terhadap proses pemberian remisi, asimilasi, dan pembebasan bersyarat. Dalam hal ini ditambahkan syarat-syarat khusus yakni: 1. Bersedia bekerjasama dengan penegak hukum untuk membongkar tindak pidana yang dilakukannya. (dilakukan secara tertulis dan ditetapkan oleh instansi penegak hukum). Dalam hal ini berarti pelaku harus mau menjadi Justice Collaborator.

Transcript of Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme...

Page 1: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

1

RANCANGAN

KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI III DPR-RI

KE LEMBAGA PEMASYARAKATAN NUSAKAMBANGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PADA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015

A. LATAR BELAKANG

Berbagai kejahatan kini telah menjadi semakin kompleks, terorganisir, dan

terstruktur yang berdampak luas dan sistemik sehingga memerlukan penanganan

yang tidak biasa. Tipe kejahatan yang terkategori sebagai tindak pidana luar biasa

(extraordinary crime) juga membutuhkan strategi luar biasa dalam menghadapinya.

Indonesia telah membentuk dan mengadopsi berbagai ketentuan peraturan

perundang-undangan dan upaya implementasi strategi pemberantasannya terutama

terhadap tiga kejahatan utama, yakni Kejahatan Korupsi, Narkotika, dan Terorisme.

Tiga tipe kejahatan ini dianggap paling merugikan bangsa dan negara Indonesia baik

dari sisi ekonomi, sosial, dan berbagai bidang.

Tiga kejahatan ini tidak diragukan lagi adalah kejahatan khusus, terbukti telah

menjadi perhatian utama atau prioritas dalam strategi penegakan hukum nasional.

Tindak pidana tersebut juga telah diklasifikasikan dalam kategori tindak pidana

khusus, misalnya telah diatur dalam berbagai ketentuan peraturan perundang-

undangan terkait dan telah secara tegas diklasifikasikan dalam Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas PP No 32 Tahun 1999 tentang

Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, yakni tindak

pidana korupsi, terorisme, narkotika, pencucian uang, pelanggaran HAM Berat, dan

kejahatan terorganisasi lainnya. Penanganan dalam pembinaannya di Kementerian

Hukum dan HAM pun, dengan berlakunya PP tersebut, telah dibuat berbeda dalam

hal pengetatan terhadap proses pemberian remisi, asimilasi, dan pembebasan

bersyarat. Dalam hal ini ditambahkan syarat-syarat khusus yakni:

1. Bersedia bekerjasama dengan penegak hukum untuk membongkar tindak

pidana yang dilakukannya. (dilakukan secara tertulis dan ditetapkan oleh

instansi penegak hukum). Dalam hal ini berarti pelaku harus mau menjadi

Justice Collaborator.

Page 2: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

2

2. Telah membayar lunas denda dan uang pengganti (korupsi)

3. Telah mengikuti program deradikalisasi.

Khusus mengenai tindak pidana atau kejahatan penyalahgunaan narkotika

dan obat-obatan terlarang tak dipungkiri lagi merupakan masalah khusus yang

menjadi perhatian bersama. Strategi khusus untuk menangani permasalahan

Narkoba dari sisi demand dan supply terus dikembangkan. Salah satu permasalahan

yang justru terjadi adalah dominasi angka narapidana atau tahanan Narkotika di

berbagai Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan di Indonesia, menyumbang

besar permasalahan overkapasitas. Permasalahan lain yang terjadi kemudian,

permasalahan ini juga ditengarai menyebabkan fenomena permasalahan baru, yakni

peredaran Narkotika di Lapas atau bahkan pengendalian narkoba di luar yang

dilakukan dari dalam Lapas. Hal ini semakin mendukung teori crime university in

prison yang berpendapat bahwa para Narapida yang ada di dalam penjara tersebut

dalam kenyataanya semakin rumit dan modusnya semakin canggih dan tertutup. Hal

ini menunjukkan betapa berbahayanya organisasi jaringan kejahatan Narkotika di

Indonesia yang semakin tertutup dan kompleks, terorganisir, dan meluas. Pada

beberapa waktu lalu misalnya, Pemerintah kemudian menetapkan untuk melakukan

eksekusi hukuman mati terhadap ratusan Narapidana yang didominasi oleh tindak

pidana Narkotika.

Seperti pada peristiwa yang terjadi pada seorang kurir narkoba asal Solo,

berhasil ditangkap Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah saat dalam

perjalanan menggunakan bus malam di depan SPBU Sukun Jalan Setiabudi,

Banyumanik, Semarang yang dilakukan setelah adanya informasi dari intelejen BNN

Jakarta tentang peredaran narkoba yang dikendalikan melalui lapas

Nusakambangan. BNN yang berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Hukum dan HAM

Jawa Tengah, kemudian melakukan penulusuran di Lapas Narkotika

Nusakambangan. Dari hasil penggeledahan, petugas menemukan Ponsel Nokia silver

dari napi bernama Sartoni dan Ponsel Smartfren dari napi bernama Sutrisno.

Disinyalir bahwa sabu yang dibawa adalah kualitas nomor satu dengan harga

mencapai Rp 2 juta per gram. Sartoni mendapatkan sabu itu dari berhubungan

dengan sindikat Nigeria. Di satu sisi peristiwa tersebut mencerminkan adanya kerja

Page 3: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

3

keras dari BNN dalam upaya pemberantasan narkotika, namun disisi lain peristiwa

tersebut mencerminkan lemahnya pengawasan terhadap para narapidana yang

bebas berkeliaran dalam mengendalikan peredaran narkoba di dalam Lapas

Nusakambangan.

Pemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda

utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

pencegahan. Sistem pencegahan yang dibangun oleh berbagai lembaga dan institusi

nampaknya perlu direevaluasi dan terus dikembangkan. Oleh sebab itu, prioritas ini

dapat dilihat dari berbagai sisi termasuk dari sisi pembinaan dan pengawasan serta

investigasi yang dilakukan terhadap Narapidana di LAPAS.

Selanjutnya mengenai permasalahan yang terjadi belakangan ini yakni terkait

dengan kejahatan terorisme. Adanya fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syria)

yang diduga telah menyebar ke Indonesia menjadi permasalahan baru bagi bangsa

Indonesia. Proses pencegahan, penegakan hukum, dan pembinaan (deradikalisasi)

menjadi strategi nasional dalam menghadapi kejahatan terorisme. Dalam hal ini

pembinaan khusus perlu dilakukan terhadap narapidana terorisme yang juga dapat

membuka jaringan struktural organisasi teroris yang berbahaya. Maka dari itu,

pembinaan di LP Nusakambangan perlu mendapat perhatian khusus. Pakar

terorisme dari Internasional Crisis Group misalnya mengatakan propaganda ideologi

Negara Islam Irak dan Suriah masih berpotensi masuk ke Indonesia melalui

narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan.1 Bahkan kemudian

Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga telah

menyatakan di media bahwa lebih dari separuh narapidana terorisme di LP

Nusakambangan telah menjadi pengikut kelompok ekstrimis ISIS (sejumlah 24 orang

dari 43 Narpidana Terorisme).2 Diduga dilakukan berbagai cara dari bimbingan sosial

moril hingga finansial.

1 Luqman Hakim, “Pakar: Ideologi ISIS Bisa Masuk Melalui Nusakambangan”, Antara News (24

Maret 2015) pada http://www.antaranews.com/berita/487133/pakar-ideologi-isis-bisa-masuk-melalui-

nusakambangan (diakses pada 25 Maret 2015).

2 Aisha Shadira, “Ikut Ba’asyir, 24 Napi Nusakambangan Gabung ISIS”, Tempo (4 Agustus 2014) pada

http://www.tempo.co/read/news/2014/08/04/078597132/Ikut-Baasyir-24-Napi-Nusakambangan-

Gabung-ISIS (Diakses pada 25 Maret 2015).

Page 4: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

4

Komisi III DPR RI melakukan tindak lanjut dari permasalahan yang

disampaikan diatas dengan mengadakan investigasi langsung ke Lapas

Nusakambangan guna mendapat hasil pengamatan langsung mengenai pengawasan

dan pembinaan yang dilakukan terhadap narapidana sekaligus strategi pencegahan

yang dapat dilakukan baik oleh Kepolisian Daerah, Kejaksaan Tinggi, Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM, Badan Narkotika Nasional di Jawa Tengah, dan Badan

Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menjamin terselenggaranya

pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat

dan komitmen bersama dalam pemberantasan Korupsi, Narkotika, dan Terorisme

sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan Komisi III DPR RI dalam agenda

Rapat Kerja Komisi III DPR RI.

B. TUJUAN KEGIATAN

Kunjungan Kerja Komisi III DPR RI dilakukan dengan tujuan untuk mencari

informasi, bahan, dan data baik berupa fakta hukum, saran, dan masukan mengenai

bagaimana bentuk penanganan, pengawasan dan pembinaan yang maksimal

terhadap narapidana, upaya pembinaan terhadap narapidana khususnya terhadap

terpidana narkotika, terorisme dan korupsi, dan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi

Kepolisian Daerah, Kejaksaan Tinggi, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM,

BNPT, beserta BNN di Provinsi Jawa Tengah.

Dalam kunjungan ke Lapas Nusakambangan Jawa Tengah diharapkan untuk

mendapatkan seluruh data dan informasi mengenai upaya maksimal pengawasan

dalam lapas dan penanganannya, pembinaan terhadap narapidana, peredaran dan

penyelundupan narkotika di dalam lapas, upaya deradikalisasi, dan langkah-langkah

dalam menjadikan Lapas Nusakambangan menjadi Lapas yang semakin baik, sistem

dan proses penanganan terhadap pengguna Narkoba, bentuk penanganan, sistem

keamanan, fasilitas kesehatan dan sanitasi, dan tinjauan terhadap seluruh sarana

dan prasarana serta fasilitas yang ada; serta kesiapan dalam penanganan pengguna

Narkoba yang semakin meningkat dan menjadi orientasi strategi penanganan

terhadap pengguna Narkoba.

Page 5: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

5

Hasil dari Kunjungan Spesifik ini juga mempertegas fungsi pengawasan yang

dimiliki oleh Komisi III DPR RI dalam mengawasi pelaksanaan undang-undang

terutama yang terkait dengan penegakan hukum. Selain itu, hasil ini juga akan

digunakan untuk mendapatkan aspirasi dan data-data terkaitnya dalam rangka

perbaikan atau pembentukan peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

C. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu : 26 – 28 Maret 2015

Tempat : Pulau NUSAKAMBANGAN, CILACAP JAWA TENGAH

D. ANGGARAN

Sumber anggaran: disesuaikan dengan DIPA Komisi III DPR RI Tahun 2015

E. PESERTA KUNJUNGAN LAPANGAN

Tim Kunjungan Lapangan Komisi III DPR RI

No N A M A No.

ANGG. KETERANGAN

1. DR. Aziz Syamsuddin, SH A-248 Ketua Komisi III DPR RI/ F-PG

Ketua Tim

2 Desmon Junaidi Mahesa A-376 Wakil Ketua/F-P Gerindra

3 DR. Benny K. Harman, SH A-478 Wakil Ketua/F-P Demokrat

4 Masinton Pasaribu, SH A-146 Anggota Tim/F-PDIP

5 John Kenedy Azis, SH A-240 Anggota Tim/F-PG

6 Drs. Wenny Warow A-387 Anggota Tim/F-P Gerindra

7 Didik Mukrianto, SH., MH A-437 Anggota Tim/F-P Demokrat

8 H. Muslim Ayub, SH., MM A-458 Anggota Tim/F-PAN

9 H. Yaqut Cholil Qoumas A-59 Anggota Tim/F-PKB

10 M. Nasir DJamil A-84 Anggota Tim/F-PKS

8 H. Arsul Sani, SH., M.Si A-528 Anggota Tim/F-PPP

9 Drg. Hj. Sri Rahayu Ningsih, MM., A-22 Anggota Tim/F-P Nasdem

Page 6: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

6

MH.

10 DR. H. Dossy Iskandar Prasetyo, SH., M.Hum

A-559 Anggota Tim/F-P Hanura

F. HASIL KUNJUNGAN

Pada kesempatan pertama dilakukan kunjungan ke beberapa tempat di

Nusakambangan. Diantaranya, Pos Polisi dan lokasi eksekusi bagi terpinana mati.

Selanjutnya, pertemuan dengan Kanwil Hukum dan HAM Jawa Tengah, Kapolda Jawa

Tengah, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kepala BNNP Jawa Tengah dan Badan

Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).

Pemaparan diawali oleh Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Jawa Tengah. Dimana

disebutkan atau ditegaskan bahwa Nusakambangan adalah kawasan khusus

Lembaga Pemasyarakatan.

Ada 9 Lapas yang dibangun pada masa penjajahan Belanda yaitu :

1. Permisan dibangun pada tahun 1908

2. Batu dibangun pada tahun 1924

3. Besi dibangun pada tahun 1927

4. Kembang Kuning dibangun pada tahun 1950

5. Nirbaya dibangun pada tahun 1912

6. Karanganyar dibangun pada tahun 1912

7. Karangtengah dibangun pada tahun 1928

8. Gliger dibangun pada tahun 1929

9. Limusbuntu dibangun pada tahun 1935

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor : M.01.PR.07.03

tahun 1985 tanggal 26 Februari 1985 yang menyatakan bahwa 5 lapas dihapus, yaitu

Nirbaya, Karanganyar, Karangtengah, Gliger dan Limusbuntu.

Lembaga Pemasyarakatan di Nusakambangan merupakan salah satu penyangga

bagi lapas-lapas di Indonesia, sebagai tempat pemindahan narapidana baik di Jawa

maupun diluar jawa.

Page 7: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

7

Terdapat beberapa fasilitas untuk menunjang kegiatan pembinaan narapidana

seperti bengkel kerja, masjid, gereja, aula, poliklinik, koperasi, lapangan olah raga

dan lain-lain. Bengkel kerja yang ada dijadikan untuk narapidana dalam

mengembangkan keterampilan seperti membuat Sablon, membuat meubelair dan

menjahit.

Narapidana di Nusakambangan kelas berat yaitu yang masa hukumannya rata-

rata di atas 1 (satu) tahun, narapidana seumur hidup dan hukuman mati, dengan

jenis kejahatan : pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, pencurian dengan

kekerasan, penyelundupan, narkotika, teroris, subversif, dan lain-lain.

DATA NARAPIDANA LAPAS NUSAKAMBANGAN (Pebruari 2015)

NO LAPAS KAPASITAS NAPI TERORIS NARK

OBA

PIDANA

MATI

SEUMR

HIDUP

1 LP KELAS I BATU 500 293 21 50 22 61

2 LP KELAS IIA BESI 215 175 5 106 1 1

3 LP KELAS IIA KEMBANG

KUNING 275 164 13 61 7 7

4 LP KELAS IIA NARKOTIKA 245 272 - 126 - -

5 LP KELAS IIA PERMISAN 221 154 12 62 3 6

6 LP KELAS IIA PASIRPUTIH 336 293 43 163 20 20

7 LP KELAS IIA TERBUKA 25 13 - - - -

JUMLAH 1817 1364 94 568 53 95

DATA PETUGAS PEMASYARAKATAN DAN JUMLAH NARAPIDANA (Peb 2015)

Page 8: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

8

NO LAPAS

JUMLAH

PEGAWAI TOTAL

PETUGAS

PENGAMAN

AN

NAPI

L P

1 LP KELAS I BATU 89 4 93 44 293

2 LP KELAS IIA BESI 48 3 51 25 175

3 LP KELAS IIA KEMBANG KUNING 60 1 61 35 164

4 LP KELAS IIA NARKOTIKA 45 3 48 21 272

5 LP KELAS IIA PERMISAN 69 2 71 40 154

6 LP KELAS IIA PASIRPUTIH 90 1 91 59 293

7 LP KELAS IIA TERBUKA 28 2 30 9 13

JUMLAH 429 16 445 233 1364

POTENSI KAWASAN NUSAKAMBANGAN

1. Batu Kapur

2. Flora

a) Hutan belukar terdiri tumbuhan heterogen yang termasuk jenis langka

b) Hutan mangrove yang terluas di pulau Jawa

c) Berbagai jenis tanaman Anggrek.

3. Fauna

Macan Tutul (Panthera pardus), Macan Kumbang (Panthera pardus), Lutung

(Prebystis cristatus), Babi Hutan (Sua sp), Kera (Macaca spp), Kalong

(Pycnonotus spp), ular, burung sesap madu, prenjak (Prinia moruata), kutilang

(Pycnonotus spp), trocokan (Pycnonotus spp), sikatan (Rhipidhura spp), ayam

hutan (Gallus sp)

Page 9: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

9

4. Tanaman Rotan

UPAYA MENINGKATKAN SISTEM PENGAMANAN DI NUSAKAMBANGAN

a)PENGAMANAN DI DALAM LAPAS

1. Menempatkan Petugas Pengamanan sesuai dengan Standart Pengamanan,

yaitu : Petugas P2U,Komandan Jaga, Staf KPLP, Perwira Piket, dan Anggota

Jaga.

2. Memperlengkapi Petugas Pengamanan dengan alat pendukung pengamanan,

yaitu : alat detektor, Tongkat , Borgol, Senjata Api, HT, Alat Kontrol keliling,

Alat Detektor

3. Meningkatkan kemampuan menembak dan bongkar senjata dengan bekerja

sama dengan Kopasus

4. Mengusulkan penambahan formasi pegawai khususnya petugas

pengamanan di Lapas.

b)PENGAMANAN DI LUAR LAPAS

Pembentukan Satgas Kamtib Nusakambangan dengan tugas :

a. Melaksanakan Fungsi Pengamanan Khusus berupa pengawasan dan

pemantauan lalu lintas orang dan barang masuk dan keluar Nusakambangan.

b. Melaksanakan pemeriksaan fisik terhadap orang , identitas dan keabsaahan

surat izin masuk.

c. Melaksanakan pemeriksaan fisik barang yang dibawa masuk dan keluar

Nusakambangan, jenis, jumlah dan kelengkapan dokumennya

d. Secara khusus memantau dan mengawasi keluar masuknya

orang/pengunjung/tamu yang berkaitan dengan WBP yang masih menjalani

pidana.

e. Membuat laporan tertulis untuk tertib administrasi keamanan sebagai

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas satgas.

PERMASALAHAN UMUM YANG DIHADAPI SAAT INI

1. Keberadaan warga binaan pemasyarakatan terorisme,

Page 10: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

10

2. Persiapan pelaksanaan eksekusi terpidana mati

3. Keberadaan masyarakat sekitar di pulau nusakambangan,

4. Keberadaan buruh tani dan perkebunan,

5. Kurangnya sarana dan prasarana untuk patroli darat dan laut.

6. Kurangnya jumlah petugas pemasyarakatan

7. Keterbatasan anggaran pengobatan bagi warga binaan pemasyarakatan se-

nusakambangan

MASALAH LINGKUNGAN DI NUSAKAMBANGAN

1. Kerusakan lingkungan dan ekosistem di Pulau Nusakambangan sudah cukup

memprihatinkan (Monev Kanwil Kemenkumham Jateng 29-31 Mar. 2010)yang

disebabkan oleh :

Pembalakan liar hutan lindung oleh penduduk disekitar pulau NK berada di 5

titik/lokasi disepanjang segara anakan

Pengrusakan dan penebangan hutan mangrove sepanjang 30 km di sisi

Segara Anakan

2. Semakin banyak para nelayan beralih mata pencaharian menjadi petani dengan

membuka lahan pertanian dan perkebunan di NK dan perambahan hutan payau.

3. Belum Optimalnya petugas keamanan yang bertugas mengawasi keberadaan

hutan lindung dan mangrove dari para pencuri karena kurangnya sarana dan

prasarana yang dimiliki.

4. Belum adanya pengelolaan Pulau Nusakambangan yang terencana, terkoordinasi,

terpadu dan menyeluruh untuk mewujudkan Pulau Nusakambangan Sebagai

Pulau Penjara/Pemasyarakatan yang ramah lingkungan dengan melaksanakan

konservasi lingkungan hidup

5. Pembangunan & Pengembangan Serta Aktivitas Lain Yang Sporadis Tidak Terarah

Terkontrol

Page 11: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

11

UPAYA PENYELESAIAN MASALAH YANG SUDAH DILAKUKAN

1. Dibentuknya Satuan Tugas Keamanan dan Ketertiban Pulau Nusakambangan

yang memiliki tugas pokok untuk melakukan pengendalikan, pengkoordinasikan,

dan pengawasan berkaitan dengan upaya ketertiban dan keamanan Pulau

Nusakambangan.

2. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan instansi terkait seperti

Kementerian kehutanan , Pihak Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto Dan

Yayasan Bina Sejahtera Cilacap Untuk Melaksanakan Konservasi Alam

Nusakambangan

3. Kerja sama dengan pihak Holcim dengan mengadakan Workshop dalam rangka

penyusunan Road Map Pulau Nusakambangan

UPAYA JANGKA PANJANG MENGATASI PERMASALAHAN KAWASAN PULAU

NUSAKAMBANGAN

1. Kerja sama dengan Markas Besar TNI untuk membangun pos TNI di

Nusakambangan

2. Mengusulkan melalui RKAKL masing-masing satker untuk melengkapi sarana IT

dalam rangka deteksi dini terhadap sinyal HP

3. Mengusulkan melalui RKAKL masing-masing satker untuk pemasangan Jammer

(pengacak sinyal) ke seluruh Lembaga Pemasyarakatan

4. Mengusulkan melalui RKAKL masing-masing satker untuk mengadakan alat

patroli air (kapal) dan patroli darat (motor traill)

5. Mengusulkan penambahan petugas pemasyarakatan

SARAN TERHADAP KONDISI PULAU NUSAKAMBANGAN DAN PERMASALAHAN

YANG DIHADAPI

1. Penambahan sumber daya manusia bagi petugas pemasyarakatan baik dari

sudut kwalitas dan kwantitas,

2. Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana lainnya yang menunjang program kerja

UPT Pemasyarakatan Se-Nusakambangan,

Page 12: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

12

3. Dibuat regulasi khusus tentang pola pembinaan Narapidana Teroris serta

memperkuat koordinasi dengan instansi terkait dan pembangunan LAPAS

Khusus Teroris, dan

4. Tunjangan Khusus Bagi Petugas Pemasyarakatan yang bertugas di UPT

Pemasyarakatan Se-Nusakambangan

TAMBAHAN PENJELASAN

Selanjutnya, dalam kunjungan lapangan dan pertemuan di Lapas

Nusakambangan tersebut, ada beberapa tambahan penjelasan dari Kapolda Jawa

Tengah, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kepala Badan Narkotika Nasional

Provinsi (BNNP) Jawa Tengah dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT)

adalah sebagai berikut:

- Pada prinsipnya, Polda Jawa Tengah mendukung dan siap membantu keamanan

Nusakambangan, termasuk dalam hal “maximum security” bagi lapas. Terkait hal

perizinan senjata bagi petugas lapas tidak ada masalah, dengan catatan mengikuti

tahapan test psikologi terlebih dahulu

- Koordinasi dengan institusi terkait selama ini berjalan dengan baik, termasuk

operasi yang dilaksanakan Polda Jawa Tengah selalu berkoordinasi dengan Kanwil

Hukum dan HAM, dan lebih khusus lagi koordinasi dengan Kalapas yang ada di

Nusakambangan

- Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, menggaris bawahi masalah remisi dan eksekusi

mati.

- Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), mempertegas mengenai status

kawasan Nusakambangan yang harus disterilisasi guna mengantisipasi bahaya

terorisme yang semakin mengancam. Mengingat titik rawan yang ada saat ini

saja, setidaknya ada 24 titik yang harus mendapatkan perhatian khusus. Hal-hal

lain adalah masalah kewenangan BNPT yang masih terbatas

- BNNP Jawa Tengah, secara umum memaparkan masalah penanganan narkoba.

Dan rencana BNNP untuk pencanangan gerakan pemberantasan narkoba, yakni

Pencanangan Program Rehabilitasi 100.000 penyalahguna narkoba.

Page 13: Rancangan Tor Kunlap Bima - dpr.go.id · PDF filePemberantasan korupsi, narkoba, dan terorisme harus menjadi agenda utama, yaitu dengan melakukan penindakan atau penghukuman sekaligus

13

G. PENUTUP

Demikian laporan hasil kunjungan Tim Komisi III DPR RI ke Lembaga Pemasyarakatan

Nusakambangan agar dapat menjadi bahan bagi Pimpinan dalam mengambil

keputusan.

Jakarta, Maret 2015

Komisi III DPR RI