Kumpulan Soal

18
1. INDIKASI DAN SYARAT UNTUK MELAKUKAN IVP Indikasi Congenital anomali : Duplication of ureter n renal pelvis Ectopia kidney Horseshoe kidney Malroration Hydroneprosis Pyelonepritis Renal hypertention Renal agenesis Polyuria BPH (benign prostatic hyperplasia) Syarat untuk melakukan IVP Syarat-syarat seseorang boleh melakukan IVP yakni : Tidak memiliki riwayat alergi Fungsi ginjalnya baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur kadar BUN atau kreatininnya. Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan dikeluarkan lewat ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi, akan sangat berbahaya bagi pasien. 2. Perubahan radiologi yang dijumpai pada foto IVP yang berhubungan dengan trac. Urinarius. Foto IVP menit ke 5 Pada menit ke-5, organ yang dinilai yaitu perginjalan, yang meliputi nefrogram dan sistem pyelocalices (SPC). Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal kanan dan kiri yang terisi kontras. Yang kita cermati pada menit ke-5 ini yaitu 1. Letak/posisi ren. Normalnya, ren kanan lebih rendah dibanding ren kiri. Letak keduanya yaitu setinggi V.T12 – V.L3 2.Ukuran ren 3.SPC. Normalnya berbentuk seperti mangkuk (cupping). Namun apabila terjadi hidronefrosis, SPC akan berubah bentuk tergantung pada derajat hidronefrosisnya. Ada 4 grade hidronefrosis,

Transcript of Kumpulan Soal

Page 1: Kumpulan Soal

1. INDIKASI DAN SYARAT UNTUK MELAKUKAN IVP Indikasi

Congenital anomali : Duplication of ureter n renal pelvis Ectopia kidney Horseshoe kidney Malroration Hydroneprosis Pyelonepritis Renal hypertention Renal agenesis Polyuria BPH (benign prostatic hyperplasia)

Syarat untuk melakukan IVP Syarat-syarat seseorang boleh melakukan IVP yakni :

Tidak memiliki riwayat alergi Fungsi ginjalnya baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur

kadar BUN atau kreatininnya. Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan dikeluarkan lewat ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi, akan sangat berbahaya bagi pasien.

2. Perubahan radiologi yang dijumpai pada foto IVP yang berhubungan dengan trac. Urinarius.

Foto IVP menit ke 5 Pada menit ke-5, organ yang dinilai yaitu perginjalan, yang meliputi nefrogram dan sistem pyelocalices (SPC). Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal kanan dan kiri yang terisi kontras.

Yang kita cermati pada menit ke-5 ini yaitu 1. Letak/posisi ren. Normalnya, ren kanan lebih rendah dibanding ren kiri. Letak keduanya yaitu setinggi V.T12 – V.L3 2.Ukuran ren 3.SPC. Normalnya berbentuk seperti mangkuk (cupping). Namun apabila terjadi hidronefrosis, SPC akan berubah bentuk tergantung pada derajat hidronefrosisnya.Ada 4 grade hidronefrosis,

Hidronefrosis derajat 1. Calices berbentuk blunting, alias tumpul. Hidronefrosis derajat 2. Calices berbentuk flattening, alias mendatar. Hidronefrosis derajat 3. Calices berbentuk clubbing, alias menonjol. Hidronefrosis derajat 4. Calices berbentuk ballooning, alias menggembung.

4. Gambaran batu, baik batu lusen atau opaq. Apabila ada batu, khasnya yaitu ada filling defek.5. Pada menit ke-5, contoh penyakit yang bisa diketahui yaitu penyakit-penyakit yang ada di ren, misalnya pyelonefritis, nefrolitiasis, hidronefrosis, massa/tumor renal, dll.

Page 2: Kumpulan Soal

Foto IVP menit ke 15 dan 30 Pada menit ke-15 sampai 30, yang nampak yaitu SPC, kedua ureter, dan vesika urinaria. Tapi kita fokuskan pada pencitraan ureter dan vesika urinaria. Pada ureter, yang diamati yaitu : 1. Jumlah Ureter 2. Posisi Ureter 3. Kaliber Ureter (diameternya, ukurannya normal atau tidak, atau mengalami pembesaran). 4. Dinding Ureter (licin atau tidak, reguler atau ireguler) 5. Ada tidaknya sumbatan atau Obstruksi 6. Ada tidaknya batu baik lusen maupun opaque

Contoh penyakit pada menit ke 15-30 diantaranya: hidroureter, ureterolithiasis, ureteritis, cystitis, pembesaran prostat, massa vesikolithiasis, dll.

Post Miksi / Post Void: Penilaian fungsi voiding

3. INDIKASI USG ABDOMEN DAN USG OBGIN Indikasi Abdomen

NyeriAbdomen Nyeri daerah pinggang Nyeri punggung bagian bawah Trauma tumpul abdomen Haematuria Aneurisma aorta abdomen Kolesistisis akut Kolik bilier Apendisitis akut Nephrolitiasis Retensi urin

Indikasi USG pada Obstetri dan Ginekologi National Institute of Health (NIH), USA (1983 – 1984) menentukan indikasi untuk dilakukannya pemeriksaan USG sebagai berikut :

Menentukan usia gestasi secara lebih Evaluasi pertumbuhan janin, Perdarahan per vaginam pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui. Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian terendahnya

sulit ditentukan Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang

berbeda frekuensinya atau tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi, dan atau ada riwayat pemakaian obat-obat pemicu ovulasi.

Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi koriales Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan

tanggal hari pertama haid terakhir. Teraba masa pada daerah pelvik. Kecurigaan adanya mola hidatidosa. Evaluasi tindakan pengikatan serviks uteri (cervical cerclage). Suspek kehamilan ektopik.

Page 3: Kumpulan Soal

Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta praevia. Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetoskopi, transfusi intra uterin,

tindakan “shunting”, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan “chorionic villi sampling” (CVS).

Kecurigaan adanya kematian mudigah / janin. Kecurigaan adanya abnormalitas uterus. Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Pemantauan perkembangan folikel. Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas 28 minggu. Observasi pada tindakan intra partum, misalnya versi atau ekstraksi pada janin

kedua gemelli, plasenta manual, dll. Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion. Kecurigaan terjadinya solusio plasentae. Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong. Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada kasus ketuban

pecah preterm dan atau persalinan preterm. Pengamatan lanjut pada kasus yang dicurigai menderita cacat bawaan. Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (di atas 35 tahun) yang hamil.

4. INDIKASI DAN SYARAT OMD INDIKASI OMD

Gastritis : radang gaster ( baik akut maupun kronik ) Hematemesis/melena ( dimana perdarahan sudah berhenti Neoplasma ( tumor atau kanker )  Hernia hiatal : hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus

yang pendek. Stenosis pylorus:penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus Ulcers : erosi dari mukosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet, rokok, bakteri ) Ulcer/ulkus/tukak : luka terbuka pada permukaan selaput lendir lambung Perforasi regurgitas

Syarat OMD Pasien puasa 6 jam sebelum dilakukan pemeriksaaPada pemeriksaan pasien minum

cairan kontras ( barium ) Mengubah pola makan. Pasien mengkonsumsi makanan yang mempunyai konsistensi lunak, rendah serat,

rendah lemak Minum air sebanyak mungkin agar tinja dapat tetap lunak Pemberian pencahar.

5. FOLLOW TROUGHPengertian Pemeriksaan secara radiologi  pada organ usus halus dengan menggunakan bahan kontras melalui oral ( barium sulfat  yang dilarutkan)

Prosedur Dengan kontras positif (Barium Sulfat) :

Konsentrasi kontras encer (500-1000cc). Dibuat foto tiap 30 menit sambil dilihat kontras mengisi sampai mana.

Page 4: Kumpulan Soal

pemeriksaan selesai setelah kontras mengisisampai ileum terminalis. Yang dinilai : mukosa usus , ada/tidak ulcus utkan dalam air )

6. Indikasi dan syarat untuk colon in loop Indikasi : Colitis, Diverticulum, Neoplasma, Polip, Hematokezia, Trauma, Volvulus, Invaginasi.

Syarat – syarat foto colon in loop Minum air yang banyak. Laksatif . Persiapan selama 1-2 hari :

1. sehari sebelum pemeriksaan pasien makan bubur kecap.2. jam 20.00 makan malam terakhir.3. jam 22.00 pasien makan garam inggris (MgSO4) dan mulai puasa 4. boleh minum air sampai jam 12 malam.5. mengurangi bicara dan merokok.6. Boleh diberikan lavement

7. Kelainan radiologi pada foto colon Kolitis

Gambaran Radiologi : kolitis ulseratif :

Gambaran haustra dan incisura menghilang Lumen kolon menyempit Kolon memendek Gambaran lead pipe

Kolitis pseudomembran Pseudopoliposis Tumbprinting

Kolitis crohn lumen kolon asenden menyempit tak teratur Ulkus aptosa Skip lesion Cobble stone appearance.

Ileus a. Ileus Obstruktif letak tinggi

- Dilatasi usus (sumbatan di iliocecal junction)- Kolaps usus - herring bone appearance- step ladder appearance

Page 5: Kumpulan Soal

b. Ileus obstruktif letak rendah - Dilatasi usus (sumbatan di Colon)- Kolaps usus - herring bone appearance- step ladder appearance- Air fluid level yang panjang di kolon

c. Ileus paralitik - Dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster sampai rektum - herring bone appearance- step ladder appearance- Air fluid level yang panjang-panjang di kolon

d. Ileus mekonium - gambaran mikrokolon .

Karsinoma kolon a. Fungating type b. Polypoid typec. Annular type

Gambaran colon in loop

- protruded lesion- polip : pedunculated /sessile- Deformitas dinding kolon dapat bersifat

. Simetris (napking ring)

. Asimetris ( apple core)- Lumen kolon sempit dan ireguler

Divertikel -tampak additional defect - bila dinding irreguler ® divertikulitis.

Polip - sessile polyp harus terlihat adanya kubah dan dasar.- pedunculated harus dapat terlihat kepala dan tangkainya .

Intususepsi (Invagination) - Refluks kontras ke dalam ileum.

Stenosis anorektal - tampak stenosis di daerah anorektal.

Megakolon (penyakit Hirschprung) - Penyempitan segmen kolon yang aganglionik, dan proksimal daerah patologis

terdapat pelebaran usus.- Daerah transisi antara kolon proksimal yang melebar dan kolon distal yang

sempit, berbentuk corong atau terowongan.

8. Prinsip dan indikasi radioterapiRadioterapi adalah jenis terapi yang menggunakan radiasi ionisasi tingkat tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker

Indikasi Radioterapi Radioterapi kuratif

Untuk memusnahkan lesi primer tumor dan metastasisnya.

Page 6: Kumpulan Soal

Radioterapi PaliatifTerhadap kasus stadium lanjut bertujuan menghambat pertumbuhan tumor,

mengurangi penderitaan, memperpanjang usia dan meningkatkan QOL. 9. Perubahan gambaran radiologis tulang yang abnormal ? Infeksi

- Pieriosteoreaction - Peradangan - Osteolitik - Destruksi - osteosklerotik

Trauma - Fraktur (Fisiologis ,patologis dan degeneratif ) - Dislokasi - Luksasio

Proses degeneratif - Osteoporosis - Osteogenesis imperfekta - Osteofit

Fraktur Tampak discontinuitas completa/ incompleta Cum contractionum/discontractionum Aposisi, alignment tampak kurang baik

Dislokasi Tampak dislokasi pada articulatio

Osteosarcoma Tampak lesi litik dan sklerotik pada tulang Gambaran periosteum reaction Codman triangle

Osteochondroma Gambaran penonjolan tulang spt bunga kol yg menjauhi sendi

10. Sebutkan bagian-bagian tulang secara radiologiTulang (os) adalah organ yang padat, keras, elastis, yang menyusun suatu rangka yang disebut systema sceleti, sedang rangkanya sendiri disebut sceleton humanum.

Menurut Tubuh ManusiaTubuh dibagi atas 4 bagian pokok, yaitu :1.   Cranium (tulang tengkorak)2.   Sceleton trunchi ( tulang badan)3.   Sceleton extrimitas superior4.   Sceleton extrimitas inferior

Menurut Bentuknya tulang dibagi atas :1. Os longum (tulang panjang)

misalnya : os humerus, os femur Tulang panjang merupakan tulang yang ukurannya panjang yang dibentuk

oleh bagian Epiphyses dan Diaphyses- Epiphyses terdiri dari tulang jala yang terbungkus oleh lapisan tulang

padat terdapat pada ujung tulang panjang

Page 7: Kumpulan Soal

- Diaphyses terdapat pada bagian tengah yang di dalamnya terdapat medular cavity sebagai tempat sumsum tulang

- Metafisis merupakan bagian yang melebar dari tulang panjang antara epifisis dan diafisis.

- Periosteum merupakan penutup tulang - Rongga medula (marrow) adalah pusat dari diafisis

2. Tulang pendek berupa jala yang dipenuhi dengan ruang-ruang strukturnya hampir sama dengan tulang panjang namun bedanya pada tulang pendek tidak memiliki medullar Cavity

3. os plannum/planna (tulang pipih) misalnya :

Os scapula (tulang belikat), Os cranium (tulang kepala) Tulang pipih terbentuk dari dua lapisan tulang padat yang diantara

keduanya terdapat tulang jala. Tulang ini berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot dan

melindungi organ-organ yang ada di dalamnya. 4. os irregularis (tulang tak beraturan) misalnya : os palatinum (tulang langit-langit atas)5. os pneumaticum (tulang berongga) misalnya : os maxilla

11. Indikasi pemeriksaan radiologis sinus paranasal dan orbitaIndikasi pemeriksaan radiologi SPN :

- Mendeteksi tumor, infeksi, penyumbatan, dan pendarahan (trauma). - kondisi seperti : sinusitis akut, sinusitis kronis, Meningitis,.

Indikasi pemeriksaan radiologi Orbita :- cedera atau trauma pada mata, selulitis orbital- mendeteksi perubahan struktur mata, yang dapat menunjukkan berbagai

penyakit - Benda asing pada mata yang tidak dapat dideteksi dengan ophthalmoscope.

12. Perubahan radiologi yang dapat dijumpai pada foto thoraks pada penyakit Tuberkulosis

- Tuberkulosis Primer- Daerah konsolidasi - Pembesaran kelenjar hilus - Kalsifikasi. Tuberkulosis Aktif:- Ada sarang awan segmen apikal atau bercak serta ada kavitas Tuberculosis Lama Tenang - Ditemukan garis fibrosis - Ditemukan kalsivikasi TB Milier- Bercak granuler berukuran 1-2 mm - Garis fibrosis (penyembuhan)

Page 8: Kumpulan Soal

- Pengecilan volume paru; fokus kalsifikasi; tuberkuloma: granuloma terlokalisasi yang sering mengalami kalsifikasi; kalsifikasi pleura.

13. Modalitas pemeriksaan radiologi untuk melihat adanya kelainan dalam rongga panggul dan Tract. Urinarius.

- BNO : BNO adalah suatu pemeriksaan di daerah abdomen/pelvis untuk mengetahui kelainan – kelainan pada daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria

- IVP : Pemeriksaan radiografi pada sistem urinaria (dari ginjal hingga vesika urinaria) dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah vena.

- Pyelografi antegrad/retrograd Pyelografi antegrad

pemeriksaan sinar-X sistem urinaria dengan media kontras melalui kateter yang telah dipasang urologist secara nefrostomi percutan. Pyelografi retrograd

pemeriksaan sistem urinaria dengan menggunakan sinar-X dan memasukkan media kontras secara

- Retrosistografi : Uretrosistografi adalah pemeriksaan secara radiologi dengan menggunakan kontras media untuk melihat kelainan pada daerah Vesica Urinaria dan Uretra.

- MSU (Miksio-Sisto-Uretrogram ) : atau VCUG (Vesico-Cysto-Urethrography) dilakukan dengan pemasangan kateter dan kandung kemih diisi dengan bahan kontras melalui kateter tersebut

- DMSA (dimercaptosuccinic acid) : Pemeriksaan DMSA dilakukan dengan cara menyuntikkan radioisotop secara intravena yang kemudian akan diikat oleh jaringan ginjal.

- USG : USG baik dalam menilai parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal, mendeteksi hidronefrosis, dilatasi ureter distal, menilai kondisi kandung kemih dan dindingnya, dan adanya ureterocele.

- HSG (Histerosalphyngografi) : Pemeriksaan dengan sinar X untuk menilai kondisi reproduksi wanita dan peritoneum dengan kontras.

- CT-scan : Dengan CT scan kontras, pielonefritis akut akan tampak sebagai daerah yang underperfusion.

- MRI : Untuk mendeteksi massa ginjal, kelainan pelvik serta terutama kelainan ginekologis.

Page 9: Kumpulan Soal

14. Tipe-tipe Fraktur Berdasarkan hubungan tulang dengan jaringan disekitar

Fraktur dapat dibagi menjadi : a. Fraktur tertutup (closed),bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan

dunia luar. b. Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang

dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat (menurut R. Gustillo), yaitu: 1. Derajat I :

Luka <1 cm Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kominutif ringan Kontaminasi minimal

2. Derajat II : Laserasi >1 cm Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/ avulsi Fraktur kominutif sedang Kontaminasi sedang

3. Derajat III : Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot,

dan neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur terbuka derajat III terbagi atas: Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat

laserasi luas/flap/avulsi atau fraktur segmental/sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.

Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi masif.

Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.

Page 10: Kumpulan Soal

Berdasarkan bentuk patahan tulang

a. Transversal Adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang

atau bentuknya melintang dari tulang. Fraktur semacam ini biasanya mudah dikontrol dengan pembidaian gips.

b. Spiral Adalah fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul akibat torsi

ekstremitas atau pada alat gerak. Fraktur jenis ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak.

c. Oblik Adalah fraktur yang memiliki patahan arahnya miring dimana garis patahnya

membentuk sudut terhadap tulang. d. Segmental

Adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang, ada segmen tulang yang retak dan ada yang terlepas menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darah.

e. Kominuta Adalah fraktur yang mencakup beberapa fragmen, atau terputusnya keutuhan

jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang. f. Greenstick

Adalah fraktur tidak sempurna atau garis patahnya tidak lengkap dimana korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga periosterum. Fraktur jenis ini sering terjadi pada anak – anak.

g. Fraktur Impaksi Adalah fraktur yang terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga yang

berada diantaranya, seperti pada satu vertebra dengan dua vertebra lainnya. h. Fraktur Fissura

Adalah fraktur yang tidak disertai perubahan letak tulang yang berarti, fragmen biasanya tetap di tempatnya setelah tindakan reduksi.

Page 11: Kumpulan Soal

Berdasarkan lokasi pada tulang fisis

Tulang fisis adalah bagian tulang yang merupakan lempeng pertumbuhan, bagian ini relatif lemah sehingga strain pada sendi dapat berakibat pemisahan fisis pada anak – anak. Fraktur fisis dapat terjadi akibat jatuh atau cedera traksi. Fraktur fisis juga kebanyakan terjadi karena kecelakaan lalu lintas atau pada saat aktivitas olahraga. Klasifikasi yang paling banyak digunakan untuk cedera atau fraktur fisis adalah klasifikasi fraktur menurut Salter – Harris : a. Tipe I : fraktur transversal melalui sisi metafisis dari lempeng pertumbuhan, prognosis

sangat baik setelah dilakukan reduksi tertutup. b. Tipe II : fraktur melalui sebagian lempeng pertumbuhan, timbul melalui tulang

metafisis , prognosis juga sangat baik denga reduksi tertutup. c. Tipe III : fraktur longitudinal melalui permukaan artikularis dan epifisis dan

kemudian secara transversal melalui sisi metafisis dari lempeng pertumbuhan. Prognosis cukup baik meskipun hanya dengan reduksi anatomi.

d. Tipe IV : fraktur longitudinal melalui epifisis, lempeng pertumbuhan dan terjadi melalui tulang metafisis. Reduksi terbuka biasanya penting dan mempunyai resiko gangguan pertumbuhan lanjut yang lebih besar.

e. Tipe V : cedera remuk dari lempeng pertumbuhan, insidens dari gangguan pertumbuhan lanjut adalah tinggi.

15. Syarat-syarat foto thoraks yang baik dan layak untuk dibaca

1. Identitas foto dan marker kiri/kanan ada2. Kualitas foto baik3. Simetris4. Semua bagian terlihat5. Tidak ada artefak6. Tidak goyang (inspirasi maksimal dan tahan napas)7. Waktu pemotretan singkat

16. Perubahan Radiologi pada ISPA, bronkhitis, bronkopneumonia, dan astma

1. Pneumonia

Page 12: Kumpulan Soal

Pneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada lapang paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.

Udara yang tetap mengisi bronkus yang terlibat tampak sebagai lusensi berbentuk garis (konsolidasi dengan air bronchogram)

2. Bronkhitis Corakan bronkovaskular bertambah Air bronkogram (+) Infiltrat peribronkial (+) Diafragma letak rendah dan cenderung mendatar SIC melebar

3. BronkopneumoniaPada foto thoraks tampak infiltrat peribronkial yang semiopak dan inhomogen di daerah hilus yang menyebabkan batas jantung menghilang (silhouette sign). Tampak juga air bronkogram, dapat terjadi nekrosis dan kavitasi pada parenkim paru. Pada keadaan yang lebih lanjut dimana semakin banyak alveolus yang terlibat maka gambaran opak menjadi terlihat homogen.

Page 13: Kumpulan Soal

4. AsmaGambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.

17. Permintaan foto pada kasus akut abdomenPada kasus abdomen akut, modalitas radiologi yang dapat digunakan adalah Foto

Polos abdomen 3 posisi, yaitu : Telentang Setengah duduk Lateral dekubitus

Pada penderita yang payah dapat dibuat foto dengan posisi : AP telentang Telentang dengan sinar horizontal Lateral dekubitus jika mungkin atau posisi semi erect dengan fluoroskopi

Lain-lain: Untuk melihat udara di rectum, gunakan posisi telungkup, dengan sinar horizontal Pada bayi dan anak gunakan posisi telentang posisi AP dan posisi lateral Bila perut sangat kembung, gunakan posisi telentang, sinar horizontal Bila perut tidak kembung, gunakan posisi telengkup, sinar horizontal