Kumpulan Dasar Teori

9
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi pada senyawa organik biasanya dalam bentuk molekul. Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-atom molekulnya.Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru. Pada proses pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan yang baru membutuhkan waktu yang sangat tergantung pada kondisi saat berlangsungnya suatu reaksi. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah, seperti pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin mendahului pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak. (Riswujanto, 2010; 83) Dengan mengetahui beberapa sifat-sifat jenis reaksi, kita dapat menerangkan reaksi- reaksi kimia lebih mudah, dan mungkin reaksi itu terjadi lebih mudah dipahami. Satu skema klasifikasi yang menerangkan semua reaksi kimia dalam buku ini menggunaka kriteria berikut : 1. Pembakaran Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana, misalnya CO 2 , H 2 O, dan SO 2 . Reaksi propana dengan oksigen ( 4,4 ) dan tri etilena glikol dengan oksigen ( 4,7 ) merupakan reaksi-reaksi pembakaran. C 3 H 8(g) + 5 O 2(g) 3CO 2(g) + 4 H 2 O (l) C 6 H 14(g) + 15O 2(g) 12 CO 2(g) + 14 H 2 O (l) 2. Penggabungan

description

kumpulan dasar teori

Transcript of Kumpulan Dasar Teori

Page 1: Kumpulan Dasar Teori

Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa lain.

Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi

pada senyawa organik biasanya dalam bentuk molekul.

Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-atom molekulnya.Oleh

karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan

pembentukan ikatan kovalen yang baru.

Pada proses pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan yang baru membutuhkan

waktu yang sangat tergantung pada kondisi saat berlangsungnya suatu reaksi. Proses ini mungkin

terjadi secara berpisah, seperti pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan

mungkin mendahului pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak.

(Riswujanto, 2010; 83)

Dengan mengetahui beberapa sifat-sifat jenis reaksi, kita dapat menerangkan reaksi- reaksi

kimia lebih mudah, dan mungkin reaksi itu terjadi lebih mudah dipahami. Satu skema klasifikasi yang

menerangkan semua reaksi kimia dalam buku ini menggunaka kriteria berikut :

1. Pembakaran

Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan

oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana, misalnya CO2, H2O, dan SO2.

Reaksi propana dengan oksigen ( 4,4 ) dan tri etilena glikol dengan oksigen ( 4,7 ) merupakan

reaksi-reaksi pembakaran.

C3H8(g) + 5 O2(g) 3CO2(g) + 4 H2O(l)

C6H14(g) + 15O2(g) 12 CO2(g) + 14 H2O(l)

2. Penggabungan

Penggabungan adalah suatu reaksi kimia dimana sebuah zat yang lebih kompleks terdapat

dari dua / lebih zat yang lebih sederhana ( baik unsur maupun senyawa ). Reaksi ( 4,8 ) merupakan

sintesis dari unsure-unsurnya, methanol dari CO dan H2.

2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)

CO(g) + 2H2 CH3OH(g)

3. Penguraian

Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yag lebih

sederhana. Reaksi ( 4.H) adalah penguraian perak oksida.

2Ag2O(p) 4 Ag(p) + O2(g)

4. Penggantian

Page 2: Kumpulan Dasar Teori

Penggantian adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur memindahkan unsurlain dalam suatu

senyawa. Dalam reaksi (4.13) Cu memindahkan Ag+ dari suatu larutan berair ( dibentuk misalnya

dengan melarutkan AgNO3 dalam air).

Cu(p) + 2Ag+(aq) Cu2+

(aq) + 2Ag(p)

5. Metatesis

Metatesis adalah adalah suatu reaksi kimia dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.

Dalam reaksi NO3- bergabung dengan Na+ dan Cl- bergabung dengan Ag+ membentuk AgCl yang

tidak larut ( Petrucci, 1987 ; 96).

AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(p) + NaNO3(aq)

Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan pada pemahaman

mendalam dan informasi yang diperoleh dalam perkembangan ilmu kimia deskriptif. Tiga macam

perubahan selalu menyertai reaksi kimia.Ketika reaksi kimia berlangsung, pereaksi berubah menjadi

hasil reaksi yang mempunyai sifat, susunan dan energi dalam yang berlainan. Dalam berapa hal

perubahan itu, begitu dinamis sehingga tak diragukan lagi bahwa terjadi suatu perubahan kimia itu.

( Dudjaatmalia,2001 ;88)

Reaksi kimia menuju kesetimbangan dinamis, dimana terdapat reaktan dan produk, tetapi

keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah. Kadang-kadang konsentrasi produk

jauh lebih besar dari pada konsentrasi reaktan yang belum bereaksi didalam campuran kesetimbangan,

sehingga untuk bagian praktisnya reaksi dikatakan “ sempurna ”. ( Atheins, 2005: 226)

Secara umum kita dapat menyetarakan persamaan kimia melalui beberapa tahap sebagai

berikut.a. Identifikasikan semua reaktan dan produk, kemudian tulis rumus molekul yang benar,

masing – masing dari sisi kiri dan kanan dari persamaan.

b. Setarakan persamaan tersebut dengan mencoba berbagai koefisien yang berbeda jumlah atom dari

tiap atom tiap unsure pada kedua sisi persamaan kita agar dapat mengubah koefisien tapi

subskripnya tidak boleh diubah. Perubahan subskripnya ( angka dalam rumus molekul ) akan

mengubah identitas dari senyawa misalnya 2NO2 berarti dua molekul nitrogen dioksida, tetapi nilai

kita dilipat duakan subskripnya kita memperoleh N2O4 yaitu dinitrogen tetra oksida, senyawa yang

jauh berbeda.

c. Pertama- tama carilah unsur yang muncul hanya satu kali pada tiap sisi. Rumus molekul yang

mengandung unsur-unsur pasti mempunyai koefisisen yang sama. Karena itu, tidak perlu

mengubah koefisien unsure-unsur tersebut pada saat ini. Kemudian carilah unsur-unsur yang

muncul pada ( lebih pada sisi persamaan yang sama ). ( Raymond,2004;71)

Page 3: Kumpulan Dasar Teori

Persamaan reaksi adalah persamaan yang mengatakan perubahan materi dalam suatu

reaksi kimia.Contohnya : C + O2 CO2. Zat-zat yang ada disebelah kiri tanda panah adalah

hasil reaksi (produk). Apabila persamaan reaksinya belum setara atau jumlah atom disebelah kiri dan

kanan tanda panah belum sama, maka persamaan reaksi harus disetarakan dengan menambahkan

angka koefsien di depan rumus kimia zat-zat.

1. Reaksi pembakaran senyawa organik

Senyawa organik mengandung atom C dan H( senyawa hidrokarbon ) atau mengandung

atom C,H,dan O. jika dibakar secara sempurna ( direalisasikan dengan gas O2) menghsailkan gas

CO2 dan H2O.

Persamaan reaksi pembakaran senyawa organik disetarakan dalam empat tahap, yaitu :

a. Tuliskan pesamaan reaksi

Senyawa organik + O2 CO2 + H2O

b. Samakan jumlah atom C denga menambahkan koefisien didepan CO2.

c. Samakan jumlah atom H dengan menambahkan koefisien di depan H2O.

d. Samakan jumlah atom O dengan menambahkan koefisien didepan O2.

2. Menyetarakan persamaan reaksi yang rumit

Untuk menyetarakan persamaa reaksi yang rumit, maka kita dapat menggunakan metode

abjad sebagai contoh kita dapat menyetarakan persamaan reaksi.

HNO3 + H2S NO + S + H2O

Persamaan reaksi diatas dapat diselesaikan dengan menggunakan huruf-huruf abjad sebagai

koefisien, sehingga persamaan rekasinya dapat dituliska.

aHNO3 + bH2S c NO + dS + eH2O

Karena jumlah atom ruas kiri harus sama dengan ruas kanan, maka masing-masing atom

jumlahnya sebagai berikut:

1) Atom H : a + b = 2e

2) Atom N : a = e

3) Atom O : 3a = c + e

4) Atom S : b = d

Kalau dimisalkan a = 1, maka di dapatkan :

a. Dari persamaan ( 2 ) nilai e = 1

b. Dari persamaan ( 3 ) nilai e = 2

c. Dari persamaan ( 1 ) nilai b = 1,5

Page 4: Kumpulan Dasar Teori

d. Dari persamaan ( 4 ) nilai d = 1,5. Untuk memperoleh bilangan bulat maka semua nilainya

dikalikan dengan dua sehingga didapatkan a = 2, b = 3, c = 2, d = 3, dan e = 4

Persamaan reaksi diatas dapat dituliskan secara lengkap sebagai berikut :

2HNO3 + 3H2S 2NO + 3S + 4H2O

(Jamal, 2003 : 24-26 )

Studi tentang reaksi kimia dan mekanisme reaksi dipelajari dalam kinetika kimia.Erjalan

Pengetahuan tentang kinetika kimia sangat penting untuk penerapan kimia dalam skala

industri.Rancangan industry kimia sering kali didasarkan pada kecepatan reaksi dan perubahan

kecepatan reaksi akibat perubahan suhu, tekanan dan konsentrasi.Reaksi kimi ada yang berjalan sangat

cepat, tetapi ada yang sangat lambat. Peluruhan radioaktif misalnya ada yang berjalan sangat cepat

( dalam orde detik ). Namun ada yang berjalan sangat lambat ( dalam orde tahun ).

( laboratorum kimia FMIPA UNM, 2010 ; 28 )

Atheins .Kimia-kimia Dasar.Yogyakarta : Andi. 2005

Chang, Raymond. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga : 2004

Dirjen POM. Farmakope Indonesia edisi ketiga.Jakarta : Depkes. 1979

Duudjaatmalia.Fisika dan Kimia. Bandung : Bumi Aksara. 2001

Jamal .Praktikum Kimia .Bogor : Cahaya. 2009

Laboratorium KIMIA FMIPA UNM. Kimia. Makassar: UNM. 2011

Petrucci, Riaph. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga, 1987

Riswujanto.Fisika Kimia. Bandung : Yudhistira. 2010

Tim pengajar kimia dasar.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar : UIN. 2011

Ektraksi pelarut adalah suatu metode pemisahan berdasarkan transfer suatu zat terlarut dari suatu

pelarut kedalam pelarut lain yang tidak saling bercampur. Menurut Nerst, zat terlarut akan terdistribusi

pada kedua solvent sehingga perbandingan konsentrasi pada kedua solvent tersebut tetap untuk tekanan

dan suhu yang tetap (Khopkar, 1990).

Page 5: Kumpulan Dasar Teori

Ekstraksi pelarut terutama digunakan bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin

dilakukan (misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak

ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu

pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu

sesempurna mungkin (Khopkar, 1990).

Ekstraksi cair-cair dengan pengkelat logam adalah salah satu aplikasi utama ekstraksi cair-cair yaitu

ekstraksi selektif ionlogam menggunakan agen pengkelat. Sayangnya beberapa agen pengkelat memiliki

keterbatasan kelarutan dalam air atau subyek untuk hidrolisis atau oksidasi udara dalam larutan aqueous.

Karena alasan ini agen pengkelat ditambahkan ke pelarut organic sebagai ganti fasa aqueous. Agen

pengkelat diekstrak ke fasa aqueous yang reaksinya membentuk kompleks logam-ligan yang stabil

dengan ion logam. Kompleks logam-ligan kemudian terekstrak ke fasa organik. Efisiensi ekstraksi ion

logam bergantung pada pH (Khopkar, 1990).

Pada umumnya ion-ion logam tidak larut dalam pelarut organik non polar. Ion logam harus diubah

menjadi bentuk molekul yang tidak bermuatan dengan pembentukan kompleks agar ion logam tersebut

dapat terekstrak ke dalam pelarut organik non polar. Senyawa kompleks adalah suatu senyawa dimana ion

logam bersenyawa dengan ion atau molekul netral yang mempunyai sepasang atau  lebih elektron bebas

yang berikatan secara kovalen koordinasi (Effendy, 2007).

Ion logam dalam senyawa kompleks disebut ion pusat, sedangkan ion atau molekul netral yang

mempunyai pasangan elektron bebas disebut ligan. Kompleks kelat atau sepit adalah kompleks yang

terbentuk apabila ion pusat bersenyawa dengan ligan yang mempunyai dua atau lebih gugus. Banyaknya

ikatan kovalen koordinasi yang terjadi antara ligan dengan ion pusat disebut bilangan koordinasi.

Pembentukan kompleks oleh ligan bergantung pada kecenderungan untuk mengisi orbital kosong dalam

usaha mencapai konfigurasi elektron yang  lebih stabil. Untuk memudahkan ekstraksi maka ion logam

yang bermuatan harus dinetralkan oleh ion atau molekul netral menjadi kompleks tidak bermuatan

(Khopkar, 1990).

Kompleks kelat merupakan asam lemah (HL) yang terionisasi dalam air dan terdistribusi dalam fase

organik dan fase air, serta dengan ion logam dapat membentuk ion kompleks yang netral dan mudah larut

dalam fase organik (Day dan Underwood, 1989). Salah satu keuntungan menggunakan agen pengkelat

adalah derajat selektifitas tinggi. Efisiensi ekstraksi untuk kation divalent meningkat dari 0-100%

disekitar 2 unit pH. lagipula konstanta pembentukan kompleks logam-ligan bervariasi diantara ion logam.

Akibatnya, perbedaan signifikan muncul dalam range pH dimana ion logam yang berbeda menaikkan

efisiensi ekstraksi dari 0-100% (Day dan Underwood, 1989).

Penentuan kadar nikel dilakukan dengan metode spektrofotometri, dimana diketahui kompleks

berwarna Ni(DMG)2 dalam khloroform mengikuti hukum Lambert-Beer dalam range konsentrasi yang

Page 6: Kumpulan Dasar Teori

lebar. Sebagaimana diketahui warna adalah salah satu kriteria untuk mengidentifikasi suatu objek. Pada

analisis spektrokimia spektrum radiasi elektromagnetik digunakan untuk menganalisis spesies kimia dan

menelaah interaksinya dengan radiasi elektromagnetik (Khopkar, 1990).

Spektrofotometri didefinisikan  suatu metoda analisis kimia berdasarkan pengukuran seberapa banyak 

energi radiasi diabsorpsi oleh suatu zat sebagai fungsi panjang gelombang. Agar lebih mudah memahami

proses absorpsi tersebut dapat ditunjukkan dari suatu larutan berwarna. Misalnya larutan tembaga sulfat

yang  nampak berwarna biru. Sebenarnya larutan ini mengabsorpsi radiasi warna kuning dari cahaya putih

dan meneruskan radiasi biru yang tampak oleh mata kita (Arsyad, 1997).

Proses absorpsi ini kemudian dapat dijelaskan bahwa suatu molekul/atom yang mengabsorpsi radiasi

akan memanfaatkan energi radiasi tersebut untuk mengadakan eksitasi elektron. Eksitasi ini hanya akan

terjadi bila energi radiasi yang diperlukan sesuai dengan perbedaan tingkat energi dari keadaan dasar ke

keadaan tereksitasi dan sifatnya karakteristik (Khopkar, 1990).

Arsyad, M. N. 1997. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta. Gramedia

Effendy. 2007. Kimia Koordinasi. Malang. Bayumedia

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. UI Press

Tim Penyusun. 2013. Modul Praktikum Kimia Analitik II. Bandung

Underwood, A. L dan Day, R. A. 1989.Analisis Kimia Kuantitatif edisi Kelima. Jakarta. Erlangga

Prinsip dasar percob`an ini yaitu distribusi zat terlarut I2 ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur yaitu ait dan kloroform, dimana menurut hukum distribusi Nerst, jika ke dalam sistem dua fasa cair yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu ketetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut adalah tetapan distribusi atau koefisien distribusi (KD).    Pada percobaan, larutan jenuh I2 dalam CHCl3 ditambahkan dengan aquades yang merupakan pelarut yang tidak saling campur dengan CHCl3 dan diperoleh dua lapisan. Adanya perbedaan kepolaran antara iar dan CHCl3 dimana air bersifat polar sedangkan CHCl3 bersifat nonpolar sehingga terbentuk dua lapisan, dimana lapisan atas merupakan air dan lapisan bawah adalah kloroform. Hal ini disebabkan karena massa jenis air yakni 1 g/mL lebih kecil dibandingkan massa jenis kloroform yakni 1,48 g/mL sehingga air berada pada lapisan atas dan lapisan bawahnya adalah kloroform. Kemudian dikocok agar I2

terdistribusi dengan maksimal ke kloroform dan air, lalu dipisahkan dan dititrasi dengan Na2S2O3 serta mencatat volume Na2S2O3 yang dipakai hingga tercapai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna. Pada lapisan air dari warna orange menjadi bening sedangkan pada lapisan kloroform dari warna ungu menjadi bening. Berdasarkan analisis data, diperoleh KD1 = 0,02676, KD2 = 0,02750 dan KD3 = 0,02646. Artinya iod yang terdistribusi ke fase air lebih banyak dibandingkan iod yang terdistribusi ke fasa organik (CHCl3). Adapun rekasinya yaitu :2S2O3

2- + I2 —–à S4O62_ + 2I- 2Na2S2O3 + 2I- —–.> Na2S2O6 + 2NaI