Kumpulan Checklist KKD Modul Repro

download Kumpulan Checklist KKD Modul Repro

of 27

Transcript of Kumpulan Checklist KKD Modul Repro

PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 2 KKD KURFAK 2005 TA 2011-2012 Kelompok : ..................... Tanggal : .......................... Nama Tutor : ............................... TUTOR REVIEW NoI 1

Butir PenilaianMendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua Ibu merasa ada dorongan kuat menekan Ibu merasa regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina Perineum tampak menonjol Vulva dan sfinger ani membuka MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set Pakai celemek plastik Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam. Masukan Oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik). Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.

MHS 1

MHS 2

MHS 3

MHS 4

MHS 5

MHS 6

MHS 7

II 2

3 4 5 6 III 7

1

8 9

10

Buang kapas atau kasa pembersih (terkonrasminasi) dalam wadah yang tersedia. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% langkah #9). Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya. Tunggu hingga rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontrakasi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman). Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran : Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang pada waktu yang lama). Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)

IV 11

12

13

2

14 V 15 16 17 18 VI 19

Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

20

21 22

23 24

Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI Lahirnya Kepala Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi Jika tali pusat melilit leher secar kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan Lahirnya Bahu Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. Lahirnya Badan dan Tungkai Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan

3

VII 25

26

27 28 29 30

31

32

33

telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya). PENANGANAN BAYI BARU LAHIR Lakukan penilaian (selintas): Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi ( langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia) Keringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan Ganti handuk basah dengan yang kering Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut ibu. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal). Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik). Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (2 menit setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama. Pemotongan dan pengikatan tali pusat Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem tsb. Ikat tali pusat dengan benang DTT /steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan simpul kunci Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari posisi puting payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi

4

PENUNTUN BELAJAR PERSALINAN NORMAL KALA 3 & 4 KKD KURFAK 2005 TA 2010-2011 Kelompok : ..................... Tanggal : .......................... Nama Mahasiswa : ............................... PEER REVIEW NoI 1 2 3 4

Butir PenilaianPENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi, tangan lain menegangkan tali pusat. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu. Mengeluarkan Plasenta Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat: 1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM 2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh 3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan 4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya 5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir

MHS 1

MHS 2

MHS 3

MHS 4

MHS 5

MHS 6

MHS 7

5

5

6

7

II 8 9 III 10 11

12

13

6. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jarijari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal Rangsangan Taktil (Masase) Uterus Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus terasa keras) Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase MENILAI PERDARAHAN Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan Bila ada robekan yang menimbulkan pardarahan aktif, segera lakukan penjahitan MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramuskuler di paha kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu-bayi Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam pemberian vitamin K1 ) di paha kanan anterolateral.

6

14

15 16 17

18

19 20 21 22 23 24 25

Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu. Evaluasi Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan Setiap 15 menit pada satu jam pertama pascapersalinan Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pascapersalinan Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali /menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5) KEBERSIHAN DAN KEAMANAN Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5% Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk yang kering dan bersih.

7

26

Dokumentasi Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI ASUHAN ANTENATAL KKD KURFAK 2005 TA 2010-2011 Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ............................... TUTOR REVIEWNo I 1 2 3 4 5 II 6 Butir Penilaian MHS 1 Beri tanda v MHS 2 Beri tanda v MHS 3 Beri tanda v MHS 4 Beri tanda v MHS 5 Beri tanda v MHS 6 Beri tanda v MHS 7 Beri tanda v

Jelaskan prosedur pemeriksaan Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan ganguan pada kandungan Pastikan bahwa ibu mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan A. IBU Kapas dan larutan antiseptik Kateter nelaton Spikulum cocor bebek dan wadahnya Meja instrumen Ranjang ginekologi Lampu sorot B. PEMERIKSAAN Sarung tangan DTT Apron Sabun dan air bersih Handuk bersih dan kering

III 7 8

Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam Persilakan ibu untuk berbaring di ranjang periksa ginekologi

8

9 10 IV 11 12

Atur ibu pada posisi litotomi Pemeriksa menghidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa Cuci tangan kemudain keringkan tersebut dengan handuk bersih Lepaskan lipatan sarung tangan, ambil sarung tangan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan pada bagian sebelah dalam kemudian pasang sesuai dengan jari-jari tangan kiri dan kencangkan dengan jalan menarik pangkal sarung sebelah dalam Ambil sarung tangan kanan dengan tangan kiri (yang telah menggunakan sarung tangan) dengan menyelipkan jari-jari tangan kiri dibawah lipatan sarung tangan, kemudian tahan pangkal sarung tangan tersebut dengan ibu jari tangan kiri Pasangkan sarung tersebut pada tangan kanan, sesuai dengan alur masing-masing jari tangan, kemudian kencangkan dengan cara menarik pangkal/lingkaran sarung tangan Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspektus genitalis Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah vulva dan perineum Lakukan periksa pandang pada daerah vulva dan perineum Buka celah antar kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan introitus (bila kandung kemih belum dikosongkan, lakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kemih). Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian kelenjar bartolini) dengan ibu jari dan ujung telunjuk(perhatikan dan catat kelainan-kelainan yang ditemukan) Ambil spikulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka),masukkan ujung spikulum dengan arah sejajar dengan introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah kedalam lumen vagina. Setelah cukup dalam,putar spikulum 900 hingga tangkainya kearah bawah Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bilah menyentuh dinding atas dan bawah vagina) Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan porsio tampak jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio,dinding dan sekret vagina atau forniks).

13

14 V 15 16 17 18 19 20

21 22 23

9

24 25 26 27 28 29 30 31 32 VI 33 34 35 36 37 VII 38 39 VII I

Setelah periksa pandang selesai,lepaskan penggungkit dan pengatur jarak bilah, putar tangkai 900 keatas (hingga bilah sejajar dengan arah introitus) kemudian keluarkan spikulum. Letakkan spikulum pada tempat yang telah disediakan. Pemeriksa berdiri ,buka labium mayus kiri dan kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, kemudian memasukkan jari telunjuk dan tengah kedalam vagina (vaginal toucher) Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis, tentukan tinggi fundus uteri (apabila besar kandungan memungkinkan untuk diraba dari luar) Bersama tangan dalam, tentukan besar uterus, konsistensi, dan arahnya. Periksa pula konsistensi serviks dan keadaan parametrium. Pindahkan jari-jari tangan luar dan kedalam ke bagaian isthmus. (tentukan apakah ada tanda Hegar, dengan mencoba untuk mempertemukan kedua ujung jari tangan luar dan dalam) Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis,keluarkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan Angkat tangan kiri dari dinding perut ibu, ambil kapas yang telah dibasahi larutan anti septik, usapkan pada bekas sekret/ cairan yang ada pada dinding perut dan sekitar vulva/perineum. Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk. Kumpulkan semua petralatan yang telah dipergunakan kemudian masukkan dalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5% selama 10 menit. Masukkan sampah bahan habis pakai pada tempat yang telah disediakan. Seka bagian-bagian yang dicemari sekret atau cairan tubuh dengan larutan klorin 0,5% Masukkan tangan kedalam larutan klorin 0,5%,bersihkan dari sekret/cairan tubuh, kemudian lepaskan sarung tangan ssecara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir Keringkan dengan handuk yang bersih. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan Jelaskan tentang hasil kesimpulan pemeriksaan dan rencana asuhan antenatal selanjutnya

10

40 41 42 43 44 45

Jelaskan bahwa rencana lanjutan ini berkaitan dengan kesimpulan hasil pemeriksaan Buat jadual kunjungan dan cantumkan semua hasil pemeriksan pada buku konrol pemeriksaan kehamilan Pesankan pada ibu untuk membawa kartu kontrol/pemeriksaan kehamilan pada kunjungan ulang Jelaskan apabila terjadi gangguan atau gejala-gejala yang dapat mengganggu kesehatan ibu atau kehamilan, segera lakukan kunjungan ulang walaupun diluar jadual yang telah ditetapkan Pastikan bahwa ibu telah mengerti tentang semua penjelasan yang telah diberikan Berikan kartu kontrol pada ibu da ucapkan salam

11

CHECK LIST PEMERIKSAAN PAYUDARA DIVISI BEDAH ONKOLOGI KKD 2011 KURFAK 2005 Kelompok: .....................

Tanggal: .......................... TUTOR REVIEWMHSW 1 MHS W2 Beri tanda v

Nama Tutor: ...............................MHSW 3 Beri tanda v MHSW 4 Beri tanda v MHSW 5 Beri tanda v MHSW 6 Beri tanda v MHSW 7

No

Butir Penilaian

Beri tanda v

Beri tanda v

PENILAIAN KLIEN 1. Menyapa ibu dengan sopan dan ramah. 2. Memastikan bahwa ibu sudah memahami mengapa dianjurkan menjalani pemeriksaan payudara dan memastikan bahwa ibu sudah mengerti prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan. 3. Memastikan bahwa ibu sudah memahami kemungkinan temuan seperti apa yang dihasilkan dan tindak lanjut atau pengobatan apa yang mungkin perlu dilakukan. PERSIAPAN 1. Memeriksa apakah peralatan dan bahan telah tersedia 2. Memastikan lampu tersedia dan siap digunakan 3. Meminta ibu untuk melepas pakaian atas dan bra PEMERIKSAAN PAYUDARA 1. Pada saat melakukan pemeriksaan, harus diingat untuk selalu mengajarkan cara melakukan SADARI. 2. Inspeksi : Pada posisi tegak/duduk, dengan tangan disamping dilihat simetri kedua payudara,kelainan kulit,papila,ulkus,peau 12

dorange. Kedua lengan diangkat keatas apakah ada perubahan kulit (lekukan/dimpling, pergerakan benjolan) Melihat payudara dan memperhatikan apakah ada perubahan : - bentuk - ukuran - perubahan warna kulit - kulit cekung Juga melihat area regional (aksila dan supra/infra klafikula) 3. Meminta ibu/klien untuk mengangkat kedua lengannya keatas kepala dan lihat kedua payudaranya. Memperhatikan apakah ada perbedaan. Meminta ibu untuk meletakkan kedua lengan di pinggang dan memperhatikan kembali payudaranya. Meminta ibu/klien membungkuk untuk melihat apakah kedua payudaranya menggantung secara seimbang. Memeriksa apakah terjadi pembengkakan, suhu tubuh yang meningkat atau rasa nyeri pada salah satu atau kedua payudara Melihat puting payudara dan perhatikan ukuran, bentuk dan arahnya. Memeriksa apakah ada ruam atau luka dan keluar cairan dari puting payudara. Meminta ibu/klien berbaring di tempat tidur periksa yang sudah disediakan Meletakkan bantal kecil diganjal dipunggung agar payudara tersebar merata di atas dada ibu/klien. Meletakkan lengan kiri/kanan di atas kepalanya. Melihat payudara sebelah kiri/kanan dan memeriksa apakah ada perbedaan kerutan atau lekukan pada kulit payudara. Palpasi : Dimulai dari sisi yang sehat dengan menggunakan telapak jari-jari kedua ruas (phalang medial & distal) telunjuk, tengah dan manis, palpasi seluruh 13

4. 5.

6. 7. 8.

9.

payudara, sistematis,menyeluruh dan overlap. Dimulai dari SIC 2 ke mid aksila searah jarum jam, menggunakan teknik spiral sirkuler kearah dalam. Penekanan secukupnya serta perhatikan apakah terdapat benjolan dan lokasi tumor 10. 11. Pembagian lokasi menurut kwadran : kwadran lateral atas bawah,kwadran medial atas bawah dan sentral/areola Deskripsikan hasil temuan benjolan yang meliputi : Lokasi tumor, jumlah tumor, ukuran, batas, konsistensi,permukaan, rasa nyeri, mobilitas terhadap kulit atau dasarnya (otot pektoralis/dinding dada) Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan puting payudara. Perhatikan apakah keluar cairan bening, keruh atau berdarah dari puting Ulangi langkah-langkah tersebut diatas untuk payudara sebelah nya. Jika perlu, ulangi tindakan ini dengan posisi ibu duduk dan kedua lengan berada disamping tubuh. Meminta ibu/klien untuk duduk dan mengangkat kedua lengan setinggi bahu. Mempalpasi pangkal payudara dengan menekan disepanjang sisi luar otot pectoral kiri sambil secara bertahap menggerakan jari-jari kearah axilla. Memeriksa apakah terjadi pembesaran kelenjar getah bening (lymph nodes) atau rasa nyeri. Ulangi langkah tesebut untuk payudara sebelah kanan. Setelah selesai persilahkan ibu mengenakan kembali pakaian bagian atasnya sambil pemeriksa mencuci tangan dengan air dan sabun dan megeringkannya. KELENJAR GETAH BENING REGIONAL AKSILA : Posisi klien /ibu dan pemeriksa berhadap-hadapan serta bahu harus sama tinggi, kemudian meminta ibu/klien untuk meletakkan lengan yg diperiksa ditopang oleh lengan pemeriksa Dengan menggunakan jari pemeriksa sisi lain melakukan 14

12 13 14.

15. 16.

1

2

3 4 1 2 3

perabaan meliputi seluruh fossa aksilaris Benjolan yang teraba dinilai mengenai : ukuran, jumlah, mobilitas, konsistensi, nyeri tekan serta permukaaannya. Begitu juga sisi kontralateralnya. SUPRA & INFRA KLAVIKULA Posisi klien /ibu dan pemeriksa berhadap-hadapan. Dengan ujung jari (phalang distal) jari II,III & IV memeriksa diatas klavikula maupun infra klavikula Benjolan yang teraba dinilai mengenai : ukuran, jumlah, mobilitas, konsistensi, nyeri tekan serta permukaaannya

15

KKD KURFAK 2005 CHECK LIST PEMERIKSAAN NEUROLOGI I DEPARTEMEN NEUROLOGI Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ............................... TUTOR REVIEWNo1

Butir Penilaian

Nama mahasiswa

Nama mahasiswa

Nama mahasiswa

Nama mahasiswa

Nama mahasiswa

Nama mahasiswa

Nama mahasiswa

Memperkenalkan diri, dan memberikan informasi tentang pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta ijin PEMERIKSAAN KESADARAN Glasgow Coma Scale (GCS) Kemampuan membuka kelopak mata (Eye/E) 2 Pemeriksa menilai kemampuan membuka mata pasien secara spontan (skor 4) 3 Bila pasien tidak dapat membuka mata secara spontan, tetapi membuka mata bila diperintah dengan diajak bicara skor 3 4 Apabila tidak respon dengan diajak bicara tetapi respon dengan rangsangan nyeri dengan menekan medial sulkus supra orbita, menekan daerah sternum, menekan pangkal kuku dengan pensil, menekan daerah temporo mandibular joint skor 2 5 Atau tidak bereaksi membuka mata dengan rangsang nyeri skor 1 Kemampuan motorik (M) 6 Pemeriksa menilai kemampuan motorik pada lengan yang sehat untuk mengikuti perintah. Bila dapat melakukan gerakan sederhana sesuai perintah skor 6 7 Bila tidak dapat mengikuti perintah, berikan rangsang nyeri. Jika ada gerakan berupa reaksi melokalisir daerah rangsang nyeri yang diberikan skor 5 8 Melihat apakah respon penderita terhadap rangsangan nyeri berupa gerakan menghindar (tidak dapat melokalisir rangsang nyeri) skor 4

16

Respon dari pasien terhadap rangsangan nyeri berupa fleksi abnormal / fleksi spastik disertai ekstensi pada lengan atau tungkai, atau bila terdapat 2 dari respon berikut : postur fleksi stereotipik, fleksi lengan yang ekstrem, abduksi lengan atas skor 3 10 Respon dari pasien terhadap rangsangan berupa ekstensi abnormal diberi skor 2 11 Tak ada gerakan yang terlihat dari pasien walaupun dengan rangsang nyeri yang cukup kuat diberi skor 1 Kemampuan berkomunikasi (Verbal/V) 12 Pemeriksa menilai kemampuan berbicara, orientasi terhadap waktu, tempat, dan diri sendiri dengan dapat menjawab pertanyaan dengan sesuai. Jika pasien mampu menjawab dengan benar skor 5 13 Apabila jawaban pasien tidak sesuai terhadap pertanyaan (disorientasi) diberikan skor 4 14 Apabila pasien tidak menanggapi pembicaraan pemeriksa (inapropriate words) , atau hanya mengucapkan dalam bentuk kata bila diberi rangsang nyeri skor 3 15 Apabila pasien hanya merintih/ mengerang jika diberi rangsang nyeri skor 2 16 Tak ada suara dari pasien terhadap respon rangsangan nyeri yang diberikan diberi skor 1 17 Pemeriksa menjumlahkan total skor yang didapat dari hasil respon penderita dengan nilai tertinggi 15 dan skor terendah 3 PEMERIKSAAN TANDA RANGSANG MENINGEAL 18 Meminta pasien untuk tidur terlentang tanpa bantal, dengan posisi tungkai lurus rileks 19 Meletakkan tangan kiri pemeriksa di belakang kepala pasien dan tangan kanan pemeriksa di manubrium sternum pasien 20 Melakukan ante fleksi pada leher (Kaku kuduk) 21 Menilai adanya tahanan pada saat melakukan ante fleksi leher 22 Sementara melakukan ante fleksi leher diamati adanya fleksi pada sendi lutut (Brudzinski I ) 23 Melakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan adanya kaku leher pasien dengan cara rotasi leher atau mengangkat bahu 24 Melakukan fleksi pada sendi panggul, dengan posisi tungkai lurus atau ekstensi (Lasegue) 25 Bila timbul nyeri atau tahanan pada saat melakukan fleksi < 700, Lasegue positif 26 Melakukan fleksi pada sendi panggul 90o, dengan posisi fleksi pada9

17

sendi lutut, setelah tungkai atas dalam posisi vertikal, melakukan ekstensi pada sendi lutut (Kernig), bila ekstensi tidak dapat dilakukan < 135o hasil pemeriksaan dinyatakan positif 27 Mengamati fleksi pada sendi lutut tungkai yang berlawanan, pada saat menlakukan fleksi pada sendi panggul (Brudzinski II) PEMERIKSAAN NERVUS III, IV, VI Gerakan Bola Mata 28 Meminta pasien menghadap ke pemeriksa. Pasien diminta melihat objek ( jari telunjuk pemeriksa) dalam jarak baca sejajar dengan kedua mata. kemudian kedua mata pasien diminta mengikuti objek yang digerakkan mengikuti arah menyerupai huruf H 29 Lihat gerakan bola mata pasien ke arah lateral ( nervus VI ) 30 Lihat gerakan bola mata ke arah medial bawah (Nervus IV ) 31 Lihat gerakan bola mata ke arah medial, medial atas, lateral bawah, lateral atas (N III) Celah kelopak mata 32 Meminta pasien memandang lurus ke depan 33 Nilai kedudukan kelopak mata terhadap pupil dan iris. Nilai bentuk fisura palpebral (normalnya simetris) 34 Lihat apakah ada ptosis, enoftalmus, blefarospasme, eksoftalmus, proptosis dll. Pupil 35 Meminta pasien memandang lurus jauh ke depan 36 Berikan cahaya dengan senter dari bawah ke arah hidung (terang cahaya cukup untuk menilai pupil). Ukur besar pupil pasien kiri dan kanan. Bentuk pupil, kesamaan kiri dan kanan, posisi pupil, dan reflek cahaya. 37 Berikan cahaya dengan senter pada pupil salah satu mata, lihat apakah ada refleks mengecil (miosis) pada mata yang disinari (refleks cahaya langsung) dan sekaligus menilai refleks pada mata sisi yang lain (refleks cahaya tak langsung). 38 Refleks akomodasi dan konvergensi : pasien diminta melihat jauh ke tangan pemeriksa yang diletakkan 30 cm di depan hidung pasien. Normal pada saat tangan pemeriksa digerakkan ke arah nasal diantara kedua bola mata, pupil mengecil. PEMERIKSAAN N. V Pemeriksaan fungsi sensorik 39 Pemeriksaan raba halus dilakukan dengan menggunakan kapas terpilin 40 Pasien diminta untuk menutup matanya 41 Pemeriksaan dilakukan dengan cara menyentuhkan ujung kapas terpilin

18

pada wajah pasien sesuai dengan area persarafan N.V Pemeriksa menanyakan adakah rasa raba serta lokalisasinya, serta perbandingan rasa raba dengan sisi kontralateralnya apakah terdapat persamaan. 43 Pemeriksaan rasa nyeri dilakukan dengan cara diatas menggunakan ujung jarum steril 44 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan Pemeriksaan refleks kornea 45 Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan bahan yang halus seperti ujung kapas terpilin tidak boleh menggunakan bahan yang kasar seperti benda tumpul maupun ujung jari . Apabila terdapat kemungkinan infeksi pada salah satu mata pasien maka kapas yang digunakan untuk kedua mata harus berbeda. 46 Pasien diminta untuk melihat kearah kontralateral sisi mata yang akan diperiksa 47 Pemeriksaan dilakukan dengan cara menyentuhkan ujung kapas pada kornea pasien dari arah lateral sisi mata yang diperiksa ( diluar lapang pandang pasien) 48 Pemeriksa melihat ada atau tidaknya refleks berkedip pasien pada kedua mata 49 Pemeriksaan pada mata kontralateral dilakukan dengan cara yang sama 50 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaannya Pemeriksaaan motorik ( m.masseter) 51 Pemeriksa meletakan kedua tangannya masing-masing dianterior sendi temporomadibular 52 Pasien diminta untuk mengatupkan mulut dan menggigit kuat-kuat 53 Pemeriksa meraba kontraksi kedua otot masseter dan membandingkannya dengan sisi kontralateral 54 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan Pemeriksaan Nervus VII 55 Melakukan inspeksi pada wajah pasien saat statis dan dinamis, dan menyebutkan kesan (a/simetris) 56 Meminta pasien untuk mengernyitkan dahi atau melihat ke atas (a/simetris). 57 Meminta pasien untuk menutup mata kuat-kuat dan menahan tahanan yang diberikan pemeriksa. 58 Meminta pasien untuk berekspresi seperti tertawa/menarik kedua sudut bibir (melihat a/simetris sudut bibir dan plica nasolabialis) 59 Meminta pasien untuk mengembangkan pipi dan menahan tekanan yang42

19

diberikan pemeriksa (ada/tidaknya kebocoran pada salah satu sisi) Menilai keadaan Nervus VII PEMERIKSAAN NERVUS. IX DAN X Arkus pharing 61 Meminta pasien untuk membuka mulut 62 Tekan lidah dengan spatula lidah, dan meminta pasien untuk bersuara aahh 63 Perhatikan simetrisitas arkus pharyng kiri dengan kanan. Normal arkus pharing simetris antara kiri dengan kanan Gag Refleks 64 Meminta pasien untuk membuka mulut dan bersuara aahh 65 Dengan perlahan sentuhkan spatula lidah ke dinding pharing kiri dan kanan bergantian. Normal tercetuskan sensasi rasa ingin muntah. PEMERIKSAAN NERVUS XI Muskulus Trapezius 66 Meminta pasien untuk mengangkat kedua bahunya. Normal simetris 67 Dengan kedua tangan pemeriksa di atas bahu pasien, kemudian minta pasien untuk mengangkat kedua bahunya, kemudian pemeriksa melakukan tahanan.Normal kekuatan otot simetris kiri dan kanan Muskulus Sternokleidomastoideus 68 Memposisikan satu tangan pemeriksa (kiri) di salah satu bagian pipi (kanan) pasien 69 Sambil menahan minta pasien untuk memalingkan kepala ke arah berlawanan tahanan tangan pemeriksa kemudian lakukan untuk otot yang berlawanan. Normal kekuatan otot simetris kiri dan kanan PEMERIKSAAN N.XII 70 Pasien diminta membuka mulutnya 71 Inspeksi lidah, pasien melihat adanya tanda-tanda atrofi, fasikulasi sesisi ataupun kedua sisi lidah 72 Pasien diminta mnejulurkan lidah ke depan secara perlahan kemudian menilai adakah deviasi ke salah satu sisi pada saat lidah dijulurkan60

20

KKD KURFAK 2005 CHECK LIST PEMERIKSAAN NEUROLOGI II DEPARTEMEN NEUROLOGI Kelompok: ..................... Tanggal: .......................... Nama Tutor: ............................... Tutor ReviewNo Butir PenilaianNama mahasiswa Beri tanda v Nama mahasiswa Beri tanda v Nama mahasiswa Beri tanda v Nama mahasiswa Beri tanda v Nama mahasiswa Beri tanda v Nama mahasiswa Beri tanda v Nama mahasiswa Beri tanda v

Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta ijin PEMERIKSAAN MOTORIK Inspeksi 2 Inspeksi dalam keadaan tidur/duduk, berdiri, berjalan dan gerakan tubuh (lihat posisi, simetris, atrofi) Kekuatan Ekstremitas Atas 3 Meminta pasien dalam keadaan duduk atau tidur 4 Melakukan pemeriksaan kekuatan (dengan memberi tahanan) pada pergerakan 4 sendi (jari, pergelangan tangan, siku dan bahu) dengan gerakan fleksi,ekstensi, abduksi dan aduksi 5 Menentukan skor kekuatan pada tiap gerakan sendi Kekuatan Ekstremitas Bawah 6 Meminta pasien dalam keadaan duduk atau tidur 7 Melakukan pemeriksaan kekuatan (dengan memberi tahanan) pada pergerakan 4 sendi (jari, pergelangan kaki, lutut dan panggul) dengan gerakan fleksi,ekstensi,abduksi dan aduksi 8 Menentukan skor kekuatan pada tiap gerakan sendi Tonus 9 Palpasi tonus otot pasien 10 Melakukan ekstensi dan fleksi secara cepat dan lambat pada pergelangan tangan dan sendi siku 11 Melakukan ekstensi dan fleksi secara cepat dan lambat pada pergelangan kaki dan sendi lutut. 12 Menentukan/menilai tonus otot (eutoni, hipotoni, spastis, rigid).1

Refleks Fisiologi Patella 13 Meminta pasien untuk tidur terlentang atau duduk.

21

Meminta pasien untuk rileks (bila perlu dengan Reinforcement : manuver Jendrasick ) 15 Melakukan fleksi pada sendi lutut 16 Mengayunkan palu refleks pada tendon patella 17 Melihat respon ekstensi tungkai bawah atau kontraksi pada musculus Quadriceps Femoris Refleks Fisiologis Biseps Tehnik I 18 Meminta pasien untuk tidur terlentang atau duduk. 19 Memposisikan lengan pasien semifleksi dan diletakkan di atas abdomen pasien. 20 Palpasi tendon otot bisep dan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di atas tendon tersebut. 21 Tangan kanan mengayunkan palu refleks dan mengetuk jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri. 22 Melihat respon refleks berupa kontraksi otot biseps dan fleksi siku. 23 Menilai respon refleks biseps (normal, meningkat atau menurun) Tehnik II 18 Meminta pasien untuk tidur terlentang atau duduk. 19 Menempatkan lengan pasien di lengan kiri pemeriksan dengan tangan pemeriksa memegang siku pasien. 20 Melakukan palpasi tendon otot bisep dan meletakkan ibu jari tangan kanan di atas tendon otot bisep pasien 21 Tangan kanan mengayunkan palu refleks dan mengetuk ibu jari tangan kiri pemeriksa di atas tendon otot bisep. 22 Melihat respon refleks berupa kontraksi otot biseps dan fleksi siku. 23 Menilai respon refleks biseps (normal, meningkat atau menurun) Refleks fisiologis Triseps 24 Meminta pasien untuk tidur terlentang atau duduk 25 Lengan pasien diletakkan di atas lengan bawah kiri pemeriksa sambil tangan kiri pemeriksa memegang siku pasien. Lengan atas sedikit di ekstensikan pada sendi bahu. 26 Tangan kiri pemeriksa mempalpasi tendon otot triseps di atas olekranon. 27 Tangan kanan mengayunkan palu refleks dan mengetuk tendon otot trisep pasien 28 Melihat respon refleks triseps berupa kontraksi otot triseps dan ekstensi siku. 29 Menilai respon refleks trisep (normal, meningkat atau menurun).14

22

Refleks Trisep sure (refleks tendon Achilles) Pasien diminta duduk dan berbaring Tungkai atas dalam posisi sedikit abduksi dan eksternal rotasi. Tungkai bawah difleksikan sedikit, tangan kiri pemeriksa memegang ujung kaki pasien dan memposisikannya sedikit dorsifleksi. 32 Tangan kanan mengayunkan palu refleks dan mengetuk tendon achilles 33 Melihat respon refleks achilles berupa gerak plantar fleksi kaki. 34 Menilai respon refleks achilles (normal, meningkat atau menurun) Refleks Patologis Babinsky 35 Meminta pasien untuk tidur terlentang dengan posisi tungkai lurus rileks 36 Melakukan fiksasi pada daerah pergelangan kaki yang akan diperiksa 37 Menggoreskan sisi lateral telapak kaki dari posterior ke anterior (sampai dekat dengan daerah perbatasan jari kaki ). 38 Menilai respon berupa dorsifleksi ibu jari kaki dan atau abduksi jari-jari kaki lain.30 31

23

KKD PENGINDERAAN KURFAK 2005 CHECK LIST PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN DEPARTEMEN NEUROLOGI KKD 2008-2009

TUTOR REVIEWNama MHS Nama MHS Nama MHS Nama MHS Nama MHS Nama MHS Nama MHS

Butir Penilaian 1 Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan serta meminta ijin TES ROMBERG YANG DIPERTAJAM 2 Pemeriksa berdiri di belakang pasien 3 Meminta pasien meletakkan salah satu kaki di depan kaki yang lain 4 Pasien diminta memandang ke depan dengan kedua tangan bersedekap di atas perut 5 Pasien diamati selama 30 detik 6 Kemudian pasien diminta menutup mata 7 Pasien diamati kembali selama 30 detik 8 Analisis hasil pemeriksaan. TES FUKUDA 9 Pemeriksa berdiri di belakang pasien 10 Meminta pasien dalam posisi berdiri kemudian menutup mata 11 Pasien diminta berjalan di tempat sebanyak 50 langkah 12 Analisis hasil pemeriksaan TANDEM GAIT TEST 13 Pasien diminta berjalan mengikuti garis lurus 14 Pemeriksa berada di belakang pasien selama pemeriksaan dilakukan 15 Analisis hasil pemeriksaan PAST POINTING TEST 16 Pemeriksa berada di depan pasien dan meletakkan jari telunjuk di depan pasien 17 Pasien diminta mengangkat tangan dengan telunjuk mengarah ke atas 18 Pasien diminta menyentuh jari pemeriksa beberapa kali 19 Setelah itu pasien diminta menutup mata dan melakukan hal yang sama beberapa kali

No

24

20 Analisis hasil pemeriksaan TES NISTAGMUS 21 Pasien diminta mengikuti gerakan jari telunjujk pemeriksa 30 ke arah kiri dan kemudian ke arah kanan 30 22 Analisis hasil pemeriksaan

25

CHECK LIST Praktikum Konseling DEPARTEMEN PSIKIATRI FKUI/RSCM KURFAK 2005 KKD TA 2010-2011

SELF ASSESMENTTanggal: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan konseling dan kerahasiaan Membangun rapport Menanyakan pertanyaan dengan tujuan/maksud yang jelas menuju pada penemuan satu permasalahan tertentu Memberikan respons yang tepat kepada pasien Menunjukkan kemampuan komunikasi verbal maupun non verbal Menjadi pendengar yg terampil/aktif Berbicara singkat dan tidak lebih banyak dari klien Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien Mampu menilai emosi pasien dengan baik Mempertahankan kontak mata Memberikan kesimpulan dari permasalahan pasien Membangun dan mengembangkan kerjasama (konselor tidak berperan sbg pengambil keputusan) Nama Mahasiswa : Proses Yang Diamati Kelompok : MAHASISWA TUTOR

26

27