Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Geotek.pdf

4

Click here to load reader

description

Abstrak Seminar Nasional Teknik Sipil VII 2011

Transcript of Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Geotek.pdf

Page 1: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Geotek.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Geoteknik-1  

PENGGUNAAN TIANG MINI BAMBU KOMPOSIT SEBAGAI ALTERNATIF PERKUATAN TANAH GUNA PENANGGULANGAN KELONGSORAN PADA LERENG

As’ad Munawir1,Sri Murni Dewi1, Agoes Soehardjono,MD1 dan Yulvi Zaika1 1Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang

Jl. MT Haryono 167 Malang 65145 Indonesia e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Fenomena kelongsoran masih menjadi isu yang berkelanjutan terjadi pada berbagai kasus kelongsoran khususnya kelongsoran pada lereng .Untuk mengatasi kegagalan kelongsoran lereng, digunakan sistim perkuatan lereng dengan melakukan pemasangan dan pemancangan tiang mini bambu komposit guna meningkatkan stabilitas lereng sehingga kegagalan kelongsoran lereng dapat dicegah dan dihindari.

Sistim perkuatan lereng dilakukan dengan memancang tiang di puncak atau berada di lerengnya, berfungsi sebagai elemen pengekang dan sekaligus penahan gaya lateral dengan cara mereduksi gaya lateral melalui transfer penahan gaya lateral ke tiang mini bertulangan bambu komposit yang dipancang/dipasang pada jarak tertentu di puncak atau di bagian lerengnya. Beberepa studi penelitian perkuatan lereng telah dilakukan menggunakan tiang sebagai elemen perkuatan lereng dan telah berhasil dengan sukses dalam memperbaiki sekaligus meningkatkan stabilitas lereng yang tidak stabil (unstable slope) antara lain: De Beer&Wallays,1970; Ito dan Matsui,1975; Ito et al,1981; Viggiani,1981; Ito et al’1982; Poulos, 1995; Lee et al, 1995; Hong&Han,1996; Chen et al, 1997; Hassiotis et al, 1997; Chien Yuan ,2001; Ausilio et al, 2001; Hull&Poulos, 1999; Chai&Ugai, 2000; Liang&Zeng; 2002; Won et al, 2005; Eng Chew Ang, 2005; Lee&Wang, 2006; Yamin, 2007; Wei&Cheng, 2009; Al Badoer, 2010.

Karena belum tersedianya metode analisis yang baku dalam memahami mekanisme transfer beban pada tiang perkuatan akibat pergerakan plastis tanah saat tanah mengalami pelelehan plastis, maka dilakukan penelitian menggunakan model test di laboratorium untuk memahami sekaligus mencari solusi analisis besarnya gaya lateral yang ditahan perkuatan tiang (passive pile) akibat pergerakan massa tanah/pergerakan plastic/deformasi plastis dan bagaimana menentukan SF untuk lereng yang diperkuat tiang mini bambu, bagaimana menentukan besarnya gaya geser dan momen maksimum yang bekerja pada perkuatan tiang yang dibutuhkan untuk menahan ketidakstabilan lereng(unstable slope).

Penggunaan tiang mini bertulangan bambu/bambu komposit dipilih karena dari tinjauan aspek rekayasa pelaksanaan jauh lebih mudah, teknologi tepat guna, dan sebagai inovasi baru pemanfaatan bambu sebagai penulangan perkuatan tiang, sebagai nilai tambah pemanfaatan bahan lokal tulangan bambu sebagai pengganti tulangan baja. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa perkuatan pada lereng yang tidak stabil akan meningkatkan daya dukung dan angka keamanan terhadap kegagalan geser. Kata-kata kunci: Perkuatan lereng,tiang mini bambu komposit, stabilitas lereng, passive pile, gaya lateral yang bekerja pada tiang .

SIMULASI KEGAGALAN GEOTEKNIK PERGERAKAN BARISAN TIANG PANCANG DI PROYEK DERMAGA BANGKA

Budijanto Widjaja1 dan Andy Tanero2

1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Laboratorium Geoteknik, Universitas Katolik Parahyangan, Telp. 022-2033691 ext 445, email: [email protected] or [email protected]

2Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, email:[email protected]

ABSTRAK Pembangunan dermaga di Bangka, khususnya dalam pemancangan mini pile 25 x 25 cm dengan

panjang pembenaman 15.0 -16.0 m, mengalami pergerakan tiang ke arah sungai. Barisan tiang tersebut difungsikan sebagai turap berdasarkan gambar kerja awal. Akibat kegagalan geoteknik ini, dilakukan investigasi berupa empat titik sondir mekanik, dua titik CPTu, dan dua titik pemboran dengan SPT.

Kondisi pelapisan tanah yakni pada ketebalan 15.0 m pertama berupa lapisan tanah lempung yang sangat lunak dan lunak dengan kekuatan tanah adalah rendah. Konsistensi tanah yang lunak ini dapat

Page 2: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Geotek.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur  

Kumpulan Abstrak Bidang Geoteknik-2  

menyebabkan pergerakan tiang ke arah sungai akibat penimbunan pada sisi darat sehingga mini pile mengalami pergeseran. Berdasarkan data pengukuran lapangan, tiang yang mengalami pergeseran berada di daerah Seksi 2. Pergerakan barisan tiang ini mencapai 1.0 m untuk kondisi terjauh. Jika diambil nilai maksimum ini dan mengasumsi bahwa vertikalitas tiang yang diijinkan adalah 1% dari panjang tiang maka dengan panjang tiang 15.0 m maka minimal pergerakan tiang yang berada dalam kondisi aksial sentris adalah 0.15 m.

Selain itu, dengan pertimbangan adanya negative skin friction yang disebabkan oleh penurunan tanah, daya dukung aksial tiang pancang akan tereduksi signifikan. Untuk itu, dilakukan simulasi numerik dengan bantuan program PLAXIS. Hasil yang diperoleh pada kondisi eksisting menunjukkan bahwa penetrasi tiang kurang dalam sehingga meyebabkan terjadinya pergerakan lateral. Selain itu, kapasitas momen tiang terlampaui. Solusi yang diberikan adalah mengganti sistem dermaga dengan pondasi tiang bor. Kata kunci : Mini Pile, Mohr-Coulomb, Turap

PENGARUH KEGEMPAAN TERHADAP KESTABILAN LERENG TANAH RESIDUAL MENGGUNAKAN METODE MIKROTREMOR

Dwa Desa Warnana1,3), Ria Asih Aryani Soemitro2), Irma Novalita C3), Widya Utama3)

1) Mahasiswa pascasarjana, Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya – Indonesia, 60111. Email: [email protected]

2) Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya – Indonesia. 3) Program Studi geofisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya – Indonesia.

ABSTRAK

Pengukuran Mikrotremor telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh gempa bumi terhadap kestabilan lereng tanah residual di daerah Kec. Bumiaji, Batu –Malang, Jawa Timur. Pengukuran dilakukan dengan grid 20 x 20 m di sekitar area lereng dengan jumlah 54 titik pengukuran. Seluruh data mikrotremor diolah menggunakan program Geopsy dengan analisa Horisontal to Vertical Spetra ratio (HVSR). Hasil analisa HVSR data mikrotremor pada daerah lokasi penelitian diperoleh sebaran nilai frekuensi natural tanah( fo) berkisar antara 1- 5,5 Hz dan faktor Amplifikasi (Am) berkisar antara 2,5 – 10. Perubahan nilai f0 mengikuti perubahan topografi dan dari data f0 juga dapat diestimasi pola permukaan bedrock dan terlihat bahwa semakin ke puncak maka lapisan badrock semakin dalam. Untuk nilai Am hampir seluruh area berkisar 4- 5 dan amplifikasi maksimum hanya pada daerah puncak. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh efek geologi setempat lebih dominan dibandingkan efek topografi. Tingkat kerusakan tanah akibat pengaruh gempa bumi di lokasi penelitian ditunjukkan dengan parameter indeks kerentanan tanah (Kg). Sebaran Indeks kerentanan (Kg) berkisar antara 1,5 – 28, nilai Kg > 17 berada pada daerah selatan lereng. Daerah inilah yang menunjukkan daerah zona lemah dan mengalami kelongsoran jika terjadi gempa, khususnya gempa dengan periode/frekuensi yang sama dengan frekuensi natural tanah lokasi penelitian.

Kata kunci : Kestabilan lereng, Frekuensi Natural tanah, Amplifikasi, Indeks kerentanan tanah, Microtremor.

Page 3: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Geotek.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

 

Kumpulan Abstrak Bidang Geoteknik-3  

PENGARUH SIKLUS PEMBASAHAN-PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK TANAH RESIDUAL TIDAK TERGANGGU

(STUDI KASUS: TANAH RESIDUAL DESA SUMBER KEC. PUJON)

Mohammad Muntaha1, Ria Soemitro, Noor Endah, Indarto2

1 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Sipil bidang Geoteknik ITS, Email: [email protected] 2 Dosen Pasca Sarjana Teknik Sipil bidang Geoteknik ITS Surabaya 60111, Email:

[email protected], [email protected] ABSTRAK

Letak geografis menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia tertutup tanah residual. Meningkatnya aktifitas pembangunan menyebabkan banyak perbukitan harus berubah menjadi perumahan, pertanian, dan perkebunan. Pembukaan lereng menyebabkan tanah yang semula berada pada kedalaman berubah menjadi tanah permukaan, seiring waktu akan mengalami siklus pembasahan-pengeringan akibat pergantian musim. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perubahan sifat fisik dan mekanik tanah residual akibat adanya siklus pembasahan-pengeringan.

Tanah permukaan (kedalaman 1 m) di ambil dari lereng tanah residual Pujon Kabupaten Malang. Kemudian di siklus pembasahan-pengeringan, jumlah siklus pengeringan-pembasahan yang diterapkan adalah 1, 2, 3, 4 dan 6 kali dengan proses pengeringan adalah 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% kondisi kering udara dan proses pembasahan 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% kondisi saturasi.

Hasil penelitian menunjukkan, tanah residual Malang pada kondisi awal mempunyai berat volume tanah 1,233 kg/cm3, angka pori 1,963 dan kadar air 61,04 %, serta kohesi 0,14 kg/cm2 dan sudut geser dalam 12,900. Penerapan siklus pertama mengakibatkan angka pori berkurang 3,17%, kadar air berkurang 2,23%, berat volume tanah meningkat 1,25%, kohesi tanah tetap dan sudut geser dalam meningkat 0,77%. Pada penerapan siklus kedua mengakibatkan angka pori berkurang 11,72%, kadar air berkurang 0,20%, berat volume tanah meningkat 0,34%, kohesi tanah tetap dan sudut geser dalam berkurang 10,92%. Di akhir siklus ke enam, angka pori berkurang 12,57%, kadar air berkurang 0,20%, berat volume tanah meningkat 1,09%, kohesi tanah tetap dan sudut geser dalam berkurang 4,27%.

Kata kunci : Tanah residual Malang, parameter fisik dan mekanik tanah, siklus pembasahan-

pengeringan.

ALTERNATIF STRUKTUR PENGAMAN TANGGUL KALI JAGIR, SURABAYA (STUDI KASUS RUAS MEDOKAN SEMAMPIR)

Suwarno 1

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Kepala Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 031-5928601,

email : [email protected]

ABSTRAK

Kali Jagir, Surabaya, sebagai sungai yang mengalir hampir di sepanjang kota Surabaya merupakan sungai yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat Surabaya. Tingkat keamanan sungai itu sendiri banyak dipengaruhi oleh tingkat keamanan tanggulnya. Tanggul Kali Jagir yang masih berupa tanggul tanah mempunyai potensi besar terjadi kelongsoran tanggul. Hal ini mungkin terjadi jika muka air sungai tinggi sehingga terdapat kemungkinan terjadinya rembesan air ke dalam tubuh tanggul dan menembus lereng tanggul bagian belakang. Rembesan air yang secara terus menerus akan membentuk pipa – pipa kecil dalam tubuh tanggul (piping) sehingga dapat menurunkan tingkat kestabilan tanggul sungai dan dapat menyebabkan kelongsoran tanggul.

Dari perhitungan dengan menggunakan program bantu Plaxis didapatkan angka keamanan tanggul sungai tanpa struktur pengaman sebesar 1,1. Angka tersebut merupakan nilai minimum dari nilai aman suatu bangunan. Oleh sebab itu, tugas akhir ini akan membahas mengenai alternatif desain struktur pengaman tanggul yang dapat dipakai untuk mengamankan tanggul kali Jagir, diantaranya dengan menggunakan sheet pile.

Page 4: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Geotek.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur  

Kumpulan Abstrak Bidang Geoteknik-4  

Makalah ini membahas 2 (dua) alternatif desain yang menggunakan double sheet pile sebagai alternatif pertama dan sheet pile dengan tiang pancang sebagai alternatif kedua, dimana keduanya memakai sheet pile tipe W-400-A-1000 produksi PT. Jaya Beton. Struktur sheet pile dipilih untuk pengaman tanggul kali Jagir karena sheet pile merupakan struktur yang tergolong ringan dibandingkan dengan struktur – struktur pengaman tanggul yang lainnya.

Dari kedua alternatif yang dibahas, alternatif pertama (double sheet pile) adalah alternatif terpilih karena tingkat ekonomisnya. Untuk pelaksanaan pembangunan alternatif pertama,biaya yang dibutuhkan sebesar Rp. 187.213.709,- untuk setiap 10 meter, sedangkan alternatif kedua membutuhkan Rp. 172.734.562,- untuk setiap 10 meter. Dengan adanya struktur pengaman tanggul tersebut, angka keamanan kali Jagir berubah menjadi 2,2 dan merupakan struktur yang aman. Kata Kunci : struktur pengaman tanggul, dinding penahan tanah, sheet pile beton

STABILISASI TANAH EKSPANSIF SURABAYA BARAT DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH MARMER

Utari Khatulistiani1 dan Fachry Fauzy2 1Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV no.54

Surabaya, Telp 031-5677577, email: [email protected] 2Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl.Dukuh Kupang XXV

no.54 Surabaya, Telp 031-5677577, email: [email protected]

ABSTRAK Tanah ekspansif memiliki sifat kembang susut yang sangat cepat sehingga menyebabkan kendala dalam rekayasa bidang teknik sipil. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk stabilisasi tanah ekspansif dengan cara mencampurkan limbah marmer menggunakan variasi dosis 0%, 5%,10%, 20% dan 25% terhadap berat tanah. Sampel tanah berasal dari wilayah Surabaya Barat dan pengujian dilakukan di laboratorium dengan pemeraman selama 1, 3, 7, 14, 21 dan 28 hari. Sedangkan limbah marmer berasal dari Tulungagung yang merupakan limbah hasil pemotongan marmer dan pembuatan kerajinan marmer. Limbah memiliki bentuk berupa butiran-butiran berdiameter kecil, berwarna putih kusam dan umumnya lebih dikenal dengan sebutan menir. Guna mengetahui sifat tanah yang dicampur dengan limbah marmer maka dilakukan uji karakteristik tanah sebelum dan sesudah diberi limbah, kemudian uji UCS, uji CBR, dan uji swelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilisasi dengan campuran limbah marmer 25% pada tanah ekspansif diperoleh hasil maksimum di antara campuran lainnya, yaitu terjadi penurunan nilai indeks plastisitas tanah sekitar 52,57% dari kondisi tanah sebelum diberi limbah. Sifat mengembang tanah menjadi potensi sedang atau terjadi penurunan nilai swelling sekitar 86,34% dari tanah asli. Sedangkan CBR tanah dengan limbah 25%, masa pemeraman 21 hari meningkat sekitar 41,36% dari tanah tanpa limbah. Kekuatan tanah optimal dicapai oleh tanah dengan campuran limbah 15% masa pemeraman 21 hari dengan peningkatan sekitar 55,72% dari tanah kondisi asli. Kata kunci : stabilisasi tanah ekspansif, limbah marmer