KULIT
-
Upload
rendialwibau -
Category
Documents
-
view
30 -
download
0
description
Transcript of KULIT
KULIT
Kulit manusia merupakan salah satu dari alat ekskresi yang ada pada manusia. Kita telah
mengetahui zat yang diekskresikan oleh kulit manusia adalah keringat. Untuk mengetahui lebih
jelas tentang kulit beserta struktur dan fungsinya, serta mekanisme pengeluaran keringat dari
tubuh. Mari kita lihat uraian berikut ini.
Kulit merupakan bagian terbesar dan terluar dari tubuh manusia. Karena letaknya tersebut
menyebabkan kulit sering berinteraksi langsung dengan lingkungan, yang menyebabkan kulit
rusak dan mati. Namun demikian, hampir setiap saat pula kulit tumbuh. proses peremajaan kulit ini
kira-kira berlangsung selama sekitar 4 minggu.
.SELAPUT LENDIR
Membran mukosa atau selaput lendir adalah lapisan epitel jaringan yang melapisi area tubuh
yang bersentuhan dengan udara. Membran mukosa lembab karena adanya kelenjar yang
mengeluarkan cairan kental yang dikenal sebagai lendir, dan mereka penting untuk sejumlah
fungsi tubuh. Selaput lendir melapisi saluran urogenitalis, saluran pencernaan, dan saluran
pernapasan, dengan salah satu dari selaput lendir yang lebih dikenal sebagai lapisan bagian
dalam hidung.Kelembaban yang ditemukan dalam selaput lendir bertindak untuk melindungi tubuh dengan menciptakan penghalang dan mencegah bagian dalam tubuh kering. Lendir juga sebagai perangkap patogen, kotoran, dan partikel sehingga mereka dapat diasingkan dan dieliminasi oleh tubuh. Hidung yang sangat terkenal ini, menggunakan lendir sebagai penghalang antara banyak zat berbahaya dan saluran pernapasan. Beberapa bagian selaput lendir juga memiliki rambut-rambut kecil yang dikenal sebagai silia yang bertindak sebagai perangkap, dan dapat bergerak untuk mendorong sesuatu di permukaan membran.
SILIASilium (jamak Silia) adalah organel sel yang berfungsi sebagai alat bantu pergerakan yang menonjol dari sebagian sel yang diameternya kira-kira 0,25 μm dan panjangnya sekitar 2 sampai 20 μm serta biasanya muncul dalam jumlah banyak pada permukaan sel. Silia berbeda dengan flagela (bentuk jamak dari flagelum) yang fungsinya dan diameternya sama dengan silia, hanya saja lebih panjang, yaitu sekitar 10 hingga 200 μm. Selain itu, jumlah flagela biasanya terbatas, hanya satu atau beberapa untuk setiap sel. Banyak organisme eukariot uniseluler bergerak di air dengan bantuan silia dan flagela. Jika silia atau flagela membentang dari sel yang merupakan bagian dari lapisan jaringan, silia dan flagela ini berfungsi untuk menggerakkan lendir yang berhasil menangkap kotoran-kotoran kecil agar keluar dari paru-paru.
BATUK
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran
pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk
yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan
benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.
BERSINBersin adalah keluarnya udara semi otonom yang terjadi dengan keras lewat hidung dan mulut. Udara ini dapat mencapai kecepatan 70 m/detik (250 km/jam). Bersin dapat menyebarkan penyakit lewat butir-butir air yang terinfeksi yang diameternya antara 0,5 hingga 5 µm. Sekitar 40.000 butir air seperti itu dapat dihasilkan dalam satu kali bersin.Bersin dimulai dari adanya gelitikan pada saraf akhir yang memberi tahu otak agar menyingkirkan sesuatu yang mengganggu lapisan dari hidung. Seseorang yang akan bersin, mengambil nafas yang dalam dan menahannya,terjadi pengencangan otot di dada, mata terpecam, lidah menekan bagian atas langit-langit mulut, dan kemudian “ ah cuuu”, hembusan nafas yang keluar dari mulut dan hidung dapat mencapai kecepatan 106 Km/Jam. Dan dapat menyebar hingga 1.5 meter.
LISOZIMLisozim adalah enzim yang memutuskan ikatan β-1,4-glikosida antara asam-N-asetil glukosamin dengan asam-N-asetil muramat padapeptidoglikan sehingga dapat merusak dinding sel bakteri.[1] Air kemudian dapat masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menggelembung dan akhirnya pecah, proses tersebut disebut dengan lisis. Lisozim dapat ditemukan pada sekresi hewan termasuk air mata, saliva, dan cairan tubuh yang lainnya sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri. Lisozim dapat membunuh bakteri apabila lingkungan tempat bakteri tersebut tidak berada dalam keadaan isotonis yaitu konsentrasi zat terlarut di dalam sel dan di luar sel (lingkungan) seimbang sehingga sekalipun dinding sel bakteri pecah, air tidak akan masuk ke dalam sel dan lisis tidak terjadi. Dalam hal ini, sel yang sudah kehilangan dinding sel tersebut dinamakan sebagai protoplas. Keadaan isotonis tersebut dapat dibuat dengan cara menambahkan zat terlarut seperti sukrosa pada lingkungan sel (biasanya berupa cairan seperti air). Sebaliknya, apabila sel berada dalam lingkungan yanghipotonis yaitu konsentrasi zat terlarut di dalam sel lebih tinggi daripada lingkungannya, air akan berdifusi masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel pecah (lisis).
LAKTOERINLaktoferin : protein yg bisa mengikat zat besi,gunanya utk meningkatkan penyerapan zat besi dan mencegah infeksi,,,Sistin : Asam amino yg ada dlm darah dan urine,,Laktulosa : gula sintesis yg tdk dpt di serap tubuh tp bisa membantu pertumbuhan Lactobacilus dlm usus besar gunanya utk pencegahan/penyembuhan konstipasi dan komplikasi hati
KOMPLEMEN
Sistem komplemen adalah protein dalam serum darah yang bereaksi berjenjang
sebagai enzim untuk membantu sistem kekebalan selular ] dan sistem kekebalan humoral [2] untuk
melindungi tubuh dari infeksi. Protein komplemen tidak secara khusus bereaksi
terhadap antigen tertentu, dan segera teraktivasi pada proses infeksi awal dari patogen. Oleh
karena itu sistem komplemen dianggap merupakan bagian dari sistem kekebalan turunan.
Walaupun demikian, beberapa antibodi dapat memicu beberapa protein komplemen, sehingga
aktivasi sistem komplemen juga merupakan bagian dari sistem kekebalan humoral.
Protein komplemen di dalam serum darah merupakan prekursor enzim yang disebut zimogen.
Zimogen pertama kali ditemukan pada saluran pencernaan, sebuah protease yang
disebut pepsinogen dan bersifat proteolitik. Pepsinogen dapat teriris sendiri menjadi pepsin saat
terstimulasi derajat keasaman pada lambung .
Protein hasil irisan zimogen[4] berguna bagi:[1]
peningkatan respon antibodi dan memori imunologis
proses lisis
pembersihan kompleks imun dan sel apoptotik
proses kemotaksis
mediator peradangan seperti mastosit untuk memicu proses degranulasi antibodi IgE.
melalui lintasan yang disebut:
INTERERONInterferon adalah hormon berbentuk sitokina berupa protein berjenis glikoprotein yang disekresi oleh sel vertebrata karena akibat rangsangan biologis, seperti virus, bakteri, protozoa, mycoplasma, mitogen, dan senyawa lainnya.[1] Sejarah penemuan interferon dimulai pada tahun 1954 ketika Nagano dan Kojima menemukannya pada virus di kelinci.[1] Tiga tahun kemudian Isaacs dan Lindenmann berhasil mengisolasi molekul yang serupa dari sel ayam dan molekul tersebut disebut interferon.
CRP
C-reactive protein (CRP) adalah suatu protein yang dihasilkan oleh hati, terutama saat terjadi infeksi atau inflamasi di dalam tubuh. Namun, berhubung protein ini tidak bersifat spesifik, maka lokasi atau letak organ yang mengalami infeksi atau inflamasi tidak dapat diketahui.[1] Pemeriksaan CRP juga telah dikembangkan menjadi high-sensitivity CRPsehingga dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya penyakit jantung di masa depan.[2][3] Pada pasien penderita penyakit autoimunitas, CRP juga dapat dihasilkan tubuh dalam jumlah besar, contohnya pada penderita rheumatoid arthritis, lupus, atau vasculitis.
FAGOSIT
Fagosit adalah sel darah putih yang melindungi tubuh dengan menelan partikel
asing berbahaya, bakteri, dan sel-sel mati atau sekarat. Proses memakan partikel ini
disebut “fagositosis,” sebuah proses yang merupakan salah satu fitur yang
membedakan dari sel eukariotik, yang ditemukan pada organisme primitif seperti
amuba, yang berburu, menelan dan membunuh mikroba untuk tujuan nutrisi. Fagosit
berasal dari kata Yunani “fago” atau “fagus” yang berarti memakan dan “-sit”,
akhiran dalam biologi yang bermakna “sel”.
Fagosit manusia dan hewan lain disebut “profesional” atau “non-profesional”
tergantung pada seberapa efektif mereka dalam melakukan fagositosis. Banyak sel
dalam tubuh kita yang mampu melakukan fagositosis, tetapi hanya dua yang
“profesional” yaitu polimorfonuklir leukosit netrofilik (PMN, neutrofil) dan makrofag,
yang berasal dari monosit.
Mononuclier
Monosit (bahasa Inggris: monocyte, mononuclear) adalah kelompok darah putih yang menjadi
bagian dari sistem kekebalan. Monosit dapat dikenali dari warna inti selnya.
Pada saat terjadi peradangan, monosit :
bermigrasi menuju lokasi infeksi
mengganti sel makrofaga dan DC yang rusak atau bermigrasi, dengan membelah diri atau
berubah menjadi salah satu sel tersebut.
Monosit diproduksi di dalam sumsum tulang dari sel punca haematopoetik yang
disebut monoblas. Setengah jumlah produksi tersimpan di dalam limpapada bagian pulpa.[1] Monosit tersirkulasi dalam peredaran darah dengan rasio plasma 3-5% selama satu hingga
tiga hari, kemudian bermigrasi ke seluruh jaringan tubuh. Sesampai di jaringan, monosit akan
menjadi matang dan terdiferensiasi menjadi beberapa jenis makrofaga, sel dendritik
danosteoklas.[2]
Sel nk
Sel NK (natural killer) adalah sejenis sel darah putih yang berisi butiran
dengan enzim yang dapat membunuh sel tumor atau sel mikroba. Juga
disebut limfosit granular besar (LGL).
Istilah yang mungkin terkait dengan Sel NK :
Limfosit
Neutrofil
Natural Killer Cell
Sel Darah Putih
Limfosit B
Sel mast
Sel Mast adalah jenis sel yang hadir dalam jumlah besar di membran hidung dan
paru-paru. Aktivasi sel-sel ini oleh antibodi alergi menyebabkan pelepasan beberapa
zat, termasuk histamin dan heparin yang menyebabkan gejala seperti pilek,
gatal, hidung tersumbat, dan produksi lendir.
Istilah yang mungkin terkait dengan Sel Mast :
Stabilisator Sel Mast
Hidung Tersumbat
Gangguan Sel Mast
Kongesti Nasal
BASOIL
Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yaitu sekitar 0,01 - 0,3% dari
sirkulasi sel darah putih
Basofil mengandung banyak granula sitoplasmik dengan dua lobus. Seperti granulosit lain,
basofil dapat tertarik keluar menuju jaringan tubuh dalam kondisi tertentu. Saat teraktivasi,
basofil mengeluarkan antara
lain histamin, heparin, kondroitin, elastase dan lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa
macam sitokina. Basofil memainkan peran dalam reaksi alergi (seperti asma).
SeL B
Sel B adalah limfosit yang memainkan peran penting pada respon imun humoral yang berbalik
pada imunitas selular yang diperintah olehsel T. Fungsi utama sel B adalah untuk
membuat antibodi melawan antigen. Sel B adalah komponen sistem kekebalan tiruan.
Pencerap antigen pada sel B, biasa disebut pencerap sel B, merupakan imunoglobulin. Pada
saat sel B teraktivasi oleh antigen, sel B terdiferensiasi menjadi sel plasma yang
memproduksi molekul antibodi dari antigen yang terikat pada pencerapnya. Antibodi yang
diproduksi berupa imunoglobulin dengan tipe:[1]
IgG yang mengikat mikroba dengan sangat efisien
IgM yang mengikat bakteri
IgA yang terdapat pada interstitium, saliva, lapisan mukosa dan saluran pencernaan untuk
mencegah infeksi oleh antigen.
IgE yang mengikat parasit dan merupakan penyebab utama terjadinya gejala alergi
IgD yang selalu terikat pada sel B dan memainkan peran untuk menginisiasi respon awal sel
B
Sel B terbagi menjadi dua jenis:[2]
Sel B-1 atau sel B CD5, merupakan sel B yang ditemukan pada
ruang peritoneal dan pleural dan memiliki kemampuan untukberkembangbiak.
Sel B-2 atau sel B konvensional, merupakan sel B hasil sintesis sumsum tulang yang
memenuhi plasma darah dan jaringan sistem limfatik dan tidak memiliki kemampuan
untukberkembangbiak.
Sel B berasal dari sel punca yang berada pada jaringan hemopoietik di dalam sumsum tulang.
Sel t
Sel T adalah sel di dalam salah satu grup sel darah putih yang diketahui sebagai limfosit dan
memainkan peran utama pada kekebalan selular. Sel T mampu membedakan
jenispatogen dengan kemampuan berevolusi sepanjang waktu demi peningkatan kekebalan
setiap kali tubuh terpapar patogen. Hal ini dimungkinkan karena sejumlah sel T teraktivasi
menjadi sel T memori dengan kemampuan untuk berkembangbiak dengan cepat untuk melawan
infeksi yang mungkin terulang kembali. Kemampuan sel T untuk mengingat infeksi tertentu dan
sistematika perlawanannya, dieksploitasi sepanjang proses vaksinasi, yang dipelajari
pada sistem kekebalan tiruan.[1]
Respon yang dilakukan oleh sel T adalah interaksi yang terjadi antara reseptor sel T (bahasa
Inggris: T cell receptor, TCR) dan peptida MHC pada permukaan sel sehingga
menimbulkan antarmuka antara sel T dan sel target yang diikat lebih lanjut oleh molekul co-
receptor dan co-binding. Ikatan polivalen yang terjadi memungkinkan pengiriman sinyal antar
kedua sel.[2] Sebuah fragmen peptida kecil yang melambangkan seluruh isi selular, dikirimkan
oleh sel target ke antarmuka sebagai MHC untuk dipindai oleh TCR yang mencari sinyal asing
dengan lintasan pengenalan antigen. Aktivasi sel T memberikan respon kekebalan yang
berlainan seperti produksi antibodi, aktivasi sel fagosit atau penghancuran sel target dalam
seketika. Dengan demikian respon kekebalan tiruan terhadap berbagai macam penyakit
diterapkan.[3]
Sel T memiliki prekursor berupa sel punca hematopoietik yang bermigrasi dari sumsum
tulang menuju kelenjar timus, tempat sel punca tersebut mengalami rekombinasi VDJ pada
rantai-beta pencerapnya, guna membentuk protein TCR yang disebut pre-TCR, pencerap spesial
pada permukaan sel yang disebut pencerap sel T (bahasa Inggris: T cell receptor, TCR). "T"
pada kata sel T adalah singkatan dari kata timus yang merupakan organ penting tempat sel T
tumbuh dan menjadi matang. Beberapa jenis sel T telah ditemukan dan diketahui mempunyai
fungsi yang berbeda-beda.
PolimoknonulierPolimorfonuklear adalah sel darah putih dengan multilobed inti dan sitoplasmik butiran. Ada tiga jenis polymorpho-nuklir leukosit: neutrofil dengan butiran yang noda dengan pewarna netral, eosinofil dengan butiran yang noda dengan eosin, dan basofil dengan butiran yang noda dengan pewarna dasar.