Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

16
1 Fakultas Kedokteran UMP Kuliah Blok XXI Semester VII TA 2012/2013 Dosen : H.Syahrul Muhammad, dr.MARS PRAKTEK KEDOKTERAN KELUARGA II 1. FILOSOFY PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (FIVE STAR DOCTOR) 2. PRINSIP PELAYANAN DOKTER KELUARGA 3. WEWENANG DOKTER PELAKSANA PELAYANAN TINGKAT PRIMER PENDAHULUAN Tercapainya kesehatan penduduk yang optimal melalui suatu sistem pelayanan kesehatan yang ideal adalah impian semua pihak. Namun kondisi dan situasi di Negara kita sampai saat ini masih banyak kendala yang ditemui antara lain : 1. Masih rendahnya anggaran kesehatan, 2. Inflasi keuangan, 3. Tidak adekuatnya antara pendistribusian dengan kebutuhan. 4. Tidak tersedianya alat dan pelayanan kesehatan Kesemua hal diatas masih menjadi penghambat utama dari terciptanya kesehatan penduduk yang ideal tersebut. Selain itu, rendahnya tingkat pembiayaan di bidang kesehatan, penyalahgunaan subsidi pemerintah, dan besarnya suatu proporsi tertentu tanpa adanya perlindungan asuransi adalah tantangan untuk dilakukannya suatu reformasi bertahap menuju perencanaan kesehatan yang lebih adil dan merata. Oleh sebab itulah perlu diciptakan suatu sistem baru yang diharapkan mampu menjadi penyeimbang antara kualitas, kesamaan dan isi pelayanan di salah satu sisinya dan mampu menyingkirkan pembiayaan yang sama sekali tidak diperlukan di sisi lainnya. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa setiap warganegara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perlu diikutsertakan dalam berbagai upaya kesehatan. Upaya kesehatan yang dimaksud adalah pelayanan yang pelayanan yang bersifat menyeluruh, berjenjang, berkelanjutan, berkeadilan, merata, bermutu, terjangkau dan saling terkait serta pelayanan kesehatan secara keseluruhan sesuai dengan Sistem Pelayanan Kedokteran Terpadu (SPKT).

description

kedokteran keluarga

Transcript of Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

Page 1: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

1

Fakultas Kedokteran UMPKuliah Blok XXI Semester VII TA 2012/2013

Dosen : H.Syahrul Muhammad, dr.MARS

PRAKTEK KEDOKTERAN KELUARGA II1. FILOSOFY PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (FIVE

STAR DOCTOR)2. PRINSIP PELAYANAN DOKTER KELUARGA3. WEWENANG DOKTER PELAKSANA PELAYANAN TINGKAT PRIMER

PENDAHULUANTercapainya kesehatan penduduk yang optimal melalui suatu sistem pelayanan kesehatan yang ideal adalah impian semua pihak. Namun kondisi dan situasi di Negara kita sampai saat ini masih banyak kendala yang ditemui antara lain :

1. Masih rendahnya anggaran kesehatan, 2. Inflasi keuangan, 3. Tidak adekuatnya antara pendistribusian dengan kebutuhan.4. Tidak tersedianya alat dan pelayanan kesehatan

Kesemua hal diatas masih menjadi penghambat utama dari terciptanya kesehatan penduduk yang ideal tersebut. Selain itu, rendahnya tingkat pembiayaan di bidang kesehatan, penyalahgunaan subsidi pemerintah, dan besarnya suatu proporsi tertentu tanpa adanya perlindungan asuransi adalah tantangan untuk dilakukannya suatu reformasi bertahap menuju perencanaan kesehatan yang lebih adil dan merata. Oleh sebab itulah perlu diciptakan suatu sistem baru yang diharapkan mampu menjadi penyeimbang antara kualitas, kesamaan dan isi pelayanan di salah satu sisinya dan mampu menyingkirkan pembiayaan yang sama sekali tidak diperlukan di sisi lainnya.

Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa setiap warganegara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perlu diikutsertakan dalam berbagai upaya kesehatan. Upaya kesehatan yang dimaksud adalah pelayanan yang pelayanan yang bersifat menyeluruh, berjenjang, berkelanjutan, berkeadilan, merata, bermutu, terjangkau dan saling terkait serta pelayanan kesehatan secara keseluruhan sesuai dengan Sistem Pelayanan Kedokteran Terpadu (SPKT).

Selama ini sangat dirasakan terdapatnya mata rantai yang hilang (missing link) antara perawatan di rumah sakit dengan pusat kesehatan masyarakat. Bagian yang hilang itu adalah petugas kesehatan yang berfungsi mengawasi kesehatan orang per orang sebagai seorang individu dan sebagai anggota dari keluarga dan masyarakat serta lingkungan tetap tinggalnya. Petugas kesehatan inilah yang kemudian kita sebut sebagai dokter keluarga yang akan menjembatani pelayanan kesehatan masyarakat dengan rumah sakit sebagai strata kedua.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa kelak di masa yang akan datang masyarakat dan swasta akan menyelenggarakan sendiri Unit Kesehatan Penduduk strata pertama melalui konsep dokter keluarga tersebut. Puskesmas dalam hal ini tidak lagi menyelenggarakan pelayanan tersebut kecuali di daerah yang sangat terpencil. Hal ini disebabkan karena ;

Page 2: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

2

pertama sudah terlalu banyaknya tugas dan program yang diemban oleh puskesmas dalam aspek kesehatan masyarakat dan kedua puskesmas memiliki tanggungjawab kewilayahan.

Pelayanan kedokteran keluarga diharapkan nantinya jika telah berjalan akan mempunyai posisi strategis karena perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan di daerah dengan cara mengubah orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, mengubah pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif yang juga bermakna pengendalian biaya pelayanan kesehatan.

Menurut Dr Alfred WT Loh (Chief Eksekutif dari World Organisation of Family Doctors), salah satu keuntungan lainnya dari dokter keluarga adalah penghematan keuangan negara melalui tiga cara.

1. Sebagai palang pintu, membantu mengurangi jumlah pasien yang membanjiri rumah sakit sehingga menurunkan penggelembungan pengeluaran perawatan rumah sakit.

2. Fokus kepada usaha pencegahan penyakit akan menurunkan jumlah penyakit yang timbul.

3. Mengurangi timbulnya komplikasi akibat penyakit yang timbul kronis sehingga apabila dijalankan dengan baik pada akhirnya dapat menghemat keuangan negara.

Saat ini, pendidikan bagi mahasiswa calon dokter telah diarahkan agar menjadi seorang dokter keluarga sehingga di masa yang akan datang dokter-dokter tersebut mempunyai cara pandang yang lebih luas lagi terhadap pasien, tidak hanya sebagai individu, tetapi sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat. Mereka juga dididik untuk lebih mengutamakan pencegahan dan peningkatan taraf kesehatan keluarga yang ditanggungnya.

Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)

Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu upaya penyelenggaraan kesehatan perorangan di tingkat primer untuk memenuhi ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Diharapkan akan mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang hingga sekarang belum terselesaikan karena belum jelasnya bentuk sub sistem pelayanan kesehatan dan terkait dengan sub sistem pembiayaan kesehatan.

Sistem dokter keluarga merupakan antisipasi perkiraan bergesernya status puskesmas menjadi sarana umum. Tugas puskesmas akan mengatur sanitasi dan lingkungan atau yang bersifat Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)atau public good, sedangkan dokter keluarga menjadi pelayanan yang bersifat upaya pelayanan kesehatan perorangan atau private good, dokter akan menjadi bagian dari keluarga.

Page 3: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

3

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau merupakan sesuatu yang esensial, dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan model dokter keluarga diharapkan dokter keluarga sebagai “ujung tombak” dalam pelayanan kedokteran tingkat pertama, yang dapat berkolaborasi dengan pelayanan kedokteran tingkat kedua dan yang bersinergi dengan sistem lain.2

Menurut pendapat Prof. Dr. Azrul Azwar. Perkembangan yang sangat cepat dari ilmu kedokteran dan teknologi memiliki dapak positif dan negatif terhadap pelayanan kesehatan. Dengan kondisi ini lahirlah begitu banyak jenis praktek spesialis dan sub spesialis, namun hasilnya seringkali terjadi kualitas pelayanan kesehatan yang kurang karena dengan pembagian spesialis dan subspesialis ini dokter hanya memeriksa penyakit yang berhubungan dengan keahliannya sedangkan bagian lainnya akan terlewatkan atau bila ditemukan akan dirujuk ke ahli lainnya, sehingga berakibat biaya yang dibutuhkan menjadi tinggi. Prof. Azrul Azwar, sebagai pendiri ikatan dokter keluarga Indonesia ini, untuk mengatasi masalah mutu dan biaya dibutuhkan dokter keluarga.

Dokter keluarga adalah suatu spesialis kesehatan yang memiliki konsentrasi pelayanan kesehatan yang komprehensif untuk setiap individu dan keluarganya, dan menggabungkan antara aspek biomedikal, kebiasaan hidup dan sosial. (WHO-sear,2003). Prinsip-prinsip dari dokter keluarga adalah mereka dokter ;

1. yang memiliki pengetahuan tentang tubuh secara keseluruhan, 2. mengetahui tentang konteks dari sakit, 3. rutin melakukan kontak dengan pasiennya untuk memberikan pendidikan pencegahan

dan pendidikan kesehatan, 4. dokter keluarga tinggal dalam satu lokasi dengan para pasiennya, 5. dan mengatahui pekerjaan, dan aktifitas dirumah dari pasiennya. 6. Praktek dokter keluarga menangani seluruh keluarga dalam satu rumah termasuk

mereka yang bekerja dirumah tersebut.

Praktek dokter keluarga di Indonesia berlangsung masih dalam tahap awal. Bila dibandingkan dengan negara lain, Indonesia ketinggalan. Beberapa faktor yang menghambat perkembangan dokter keluarga di Indonesia adalah karena:

1. Peraturan penerintah: yang masih menjalankan 'fee for service system' 2. Kesehatan konsumen: banyak pasien yang senang langsung mengunjungi dokter

spesialis. 3. Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh dokter keluarga di Indonesia masih terbatas. 4. Dokter keluarga di Indonesia adalah 'Primary Health Care Doctor' sehingga yang

melaksanakan adalah dokter umum bukan dokter spesialis.

Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)

Page 4: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

4

Karakteristik Dokter Keluarga Menurut ; Lynn P. Carmichael (1973)

1. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan2. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat3. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya4. Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit5. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan

penyakit

Menurut ; Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973) 1. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab2. Pelayanan primer dan lanjut3. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi4. Memandang pasien dan keluarga5. Melayani secara maksimal

Menurut IDI (1982) 1. Dokter yang memberikan pelayanan kesehtan berorientasi komunitas dengan titik

berat kepada keluarga2. Tidak memandang pasien sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit

keluarga dan masyarakat’3. Pelayanan menyeluruh dan maksimal dalam arti tidak hanya menanti secara pasif,

tetapi perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.4. Mengutamakan pencegahan dan meningkatkan taraf kesehatan5. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya6. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya

Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga 1. Skala kecil:

a. Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluargab. Mewujudkan keluarga sehat sejahtera

2. Skala besar: a. Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata

bagi seluruh rakyat Indonesia

Sejarah perkembangan Dokter Keluarga di Indonesia Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.

Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia.

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui

Page 5: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

5

berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya.

Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan. Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :

1. Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga, 2. Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga, 3. Paket C: ketrampilan klinik praktis 4. Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.

GLOSSARYIlmu kedokteran keluarga.Wawasan ilmu kedokteran telah dikemukakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Komisi Bidang Ilmu Kedokteran pada tahun 1995, yaitu: mencakup ilmu-ilmu pengetahuan yang mempelajari proses tumbuh kembang manusia mulai dari saat pembuahan sampai dengan akhir hayat, serta berbagai konsep yang melandasi hidup dan kehidupan mulai pada tingkat molekuler sampai dengan tingkat individu utuh. Jadi bidang garapan utama studi ilmu kedokteran adalah perubahan, penyimpangan atau keadaan tidak optimalnya fungsi organ tubuh secara terpadu padatingkat individu utuh sampai tingkat molekuler, dan adanya faktor genetik. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu kedokteran yang mempelajari:

1. Dinamika kehidupan keluarga dalam lingkungannya,2. Pengaruh penyakit dan keturunan terhadap fungsi keluarga3. Pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit

serta permasalahan kesehatan keluarga 4. Berbagai cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi

keluarga dalam keadaan normal.

Dokter KeluargaDokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.

Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P. adalah:1. Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan system pelayanan

kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang mungkin dimiliki pasien.

Page 6: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

6

2. Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun karakter personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam system pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin kepentingan pasien.

3. Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan, diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis.

Secara singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter Praktik Umum yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer dengan menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran keluarga. Berprofesi khusus, karena dididik secara khusus untuk mencapai standar kompetensi tertentu.

Dokter Praktik Umum, yaitu Dokter yang dalam praktiknya menampung semua masalah yang dimiliki pasien tanpa memandang jenis kelamin, status sosial, jenis penyakit, golongan usia, ataupun sistem organ.

Pelayanan kesehatan tingkat primer Ujung tombak pelayanan kesehatan tempat kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya menyelesaikan semua masalah sedini dan sedapat mungkin atau mengkoordinasikan tindak lanjut yang diperlukan pasien.

Prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga, adalah pelayanan yang komprehensif, kontinyu, koordinatif (kolaboratif), mengutamakan pencegahan, menimbang keluarga dan komunitasnya

Pelayanan kedokteran keluargaPelayanan kesehatan/asuhan medis yang didukung oleh pengetahuan kedokteran terkini secara menyeluruh (holistik), paripurna (komprehensif) terpadu, berkesinambungan untuk menyelesaikan semua keluhan dari pengguna jasa/pasien sebagai komponen keluarganya dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan sosialnya.

KELUARGABatasan tentang keluarga banyak macamnya namun yang penting menurut pendapat Azrul Azwar dalam “pengantar pelayanan dokter keluarga” ada dua pendapat yang lebih cocok di budaya kita adalah :

1. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya (UU No. 10 Tahun 1992).

2. Keluarga adalah persekutuan dua atau lebih induvidu yang terikat oleh darah, perkawinan atu adopsi yang membentuk satu rumah tangga, saling berhubungan dalam lingkup peraturan keluarga, serta menciptakan dan memelihara budaya yang sama (Tinkham and Voorlies).

PENGARUH KELUARGA TERHADAP KESEHATAN1. Keluarga adalah unit terkecil yang ada dalam masyarakat dan melibatkan mayoritas

penduduk. Dengan demikian apa bila masalah kesehatan setiap keluarga dapat di atasi, berarti masalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan dapat turut terselesaikan.

Page 7: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

7

2. Keluarga adalah kelompok yang mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan, mencegah, mengadaptasi dan atau memperbaiki masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga.

3. Masalah kesehatan anggota keluarga saling berkait dengan pelbagai masalah anggota keluarga lainnya.

4. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang penting dan karenanya untuk keberhasilan pelayanan kesehatan terhadap anggota keluarga pemahaman tentang keluarga tersebut tidak dapat diabaikan.

5. Keluarga adalah wadah atau saluran yang paling efektif untuk melaksanakan pelbagi upaya penyampaian pesan pesan kesehatan.

Marby (1964) dalam “Pengantar pelayanan dokter keluarga (Azrul Azwar 1996) mengatakan bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pelbagai tindakan kedokteran yang akan dilakukan, baik diagnosis, pencegahan penyait, pengobatan maupun perawatan. Pengaruh keluarga terhadp diagnosisi penyakit adalah sebagai tempat bertanya pertama (reference group). Tergantung dari pendapat yang disampaikan oleh keluarga, maka persepsi penderita tentang diagnosis penyakit akan berbeda. Semua hal tersebut menentukan perilaku pengobatan dan perawatan penyakit selanjutnya.

FIVE STAR DOCTORMasih ada lagi kriteria lain yang diharapkan ada pada diri seorang dokter keluarga, bahkan di buku A Primer On Family Medicine Practice tulisan Profesor Goh Lee Gan (2004), menyebutkan bahwa dokter keluarga itu adalah dokter yang bertugas sebagai care provider, decision maker, community leader, communicator dan manager bagi semua keluarga yang menjadi kliennya. Ke Lima peran tersebut menyebabkan dokter keluarga dikenal sebagai Five Star Doctor atau dokter lima bintang. Dengan peran lima bintang ini, maka dokter diminta untuk dapat lebih berperan dari sekedar tenaga penyembuh, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu menjaga kesehatan fisik, mental dan sosial dari bangsa. Adapun Lima bintang tersebut adalah dokter sebagai :

1. Care Provider (Penyelenggara pelayanan kesehatan). a. Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan

sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai.

b. Pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan

2. DECICION MAKER (Pembuat keputusan) a. Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi

kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya.

b. Membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik 3. COMMUNICATOR (Penghubung/penyampai pesan)

a. Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri.

Page 8: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

8

b. Memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya.

4. COMMUNITY LEADER (Pemimpin masyarakat)a. Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,

menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat.

b. Menjadi panutan masyarakat 5. MANAGER (Manajer SDM pelayanan kesehatan).

a. Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada.

b. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana.

Indonesia sehat itu terdiri dari tiga pilar utama; Perilaku sehat, lingkungan sehat, dan pelayanan kesehatan. Adanya dokter keluarga diharapkan dapat mengintervensi perilaku warga yang menjadi kliennya, selalu memantau keadaan lingkungan tempat tinggal kliennya melalui pelayanan kesehatan yang holistik dan komprehensif sehingga mewujudkan ketiga pilar utama menuju Indonesia sehat seperti yang kita dambakan bersama dan pada akhirnya diharapkan setiap penduduk Indonesia mendapatkan haknya untuk hidup sehat

KOMPETENSI DAN WEWENANG DOKTER KELUARGADefenisi tentang Kompetensi adalah sebagai berikut, yaitu berdasarkan SK Mendiknas 045/U/2002 tentang KOMPETENSI yakni ; Seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yg dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi profesi dokter memiliki elemen elemen sebagai berikut ;

1. Landasan kepribadian 2. Penguasaan Ilmu dan ketrampilan 3. Kemampuan berkarya 4. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan Ilmu dan

ketrampilan yg dikuasai. 5. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.

Dengan di kuasai Standar Kompetensi oleh Profesi dokter, maka ybs akan mampu ; 1. Menjalankan tugas/pekerjaan profesinya.2. Mengorganisasikan tugasnya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.3. Segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang

berbeda dengan rencana semula.4. Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang

profesinya.5. Melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda.

Standar Kompetensi dokter dilengkapi dengan :1. Daftar masalah Yang akan di hadapi dokter di UKM & UKP strata I2. Daftar penyakit dan Diagnosa banding setiap penyakit telah di tentukan sesuai dengan

tingkat kemampuan dokter layanan strata pertama.3. Daftar ketrampilan klinis Yg harus di kuasai oleh dokter UKM & UKP strata I, setiap

ketrampilan telah ditentukan tingkat kemampuan yg dikuasai.

Page 9: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

9

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) (SK Menkes RI 131/Menkes/SK/II/2004) menyatakan bahwa system kesehatan nasional terdiri dari 6 subsistem yakni ;

1. Subsistem Upaya kesehatan 2. Subsistem Pembiayaan kesehatan 3. Subsistem SDM kesehatan 4. Subsistem obat & perbekalan kesehatan 5. Subsistem pemberdayaan masyarakat 6. Subsistem manajemen kesehatan

Subsistem upaya kesehatan terdiri dari ;Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) …..lihat slide power point

Sesuai dgn kompetensi yg di perlukan yaitu UKM & UKP Strata pertama UKM & UKP Strata pertama sesuai dengan paradigma sehat, memiliki karakteristik, sebagai berikut :

1. Pelayanan yang komprehensif dengan pendekatan holistica. Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.b. Memandang manusia seutuhnya.

2. Pelayanan yg continue a. Mempunyai rekam medis yg di isi dgn cermat b. Menjalin kerjasama dgn profesi dan instansi lain untuk kepentingan Pasien

agar proses konsultasi dan rujukan berjalan lancar 3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.

a. Mendiagnosa dan mengobati pesien sedini mungkinb. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya.c. Mencegah kecacatan

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratifa. Kerjasama professional dengan semua pengandil agar dapat di capai

pelayanan bermutu dan kesembuhan optimal.b. Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk

penyembuhan.5. Penanganan personal pasien sebagai integral dari keluarga.

a. Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas masyarakat dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyakit.

b. Memanfaakan keluarga, komunitas dan lingkungan untuk membantu penyembuhan pasien.

6. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum7. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu8. Pelayanan yang dapat di audit dan dipertanggungjawabkan yang merupakan perwujud

dari adanya ; a. Rekam medis yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lainb. Standar pelayanan medis.c. Penggunaan evidence base medicine untuk pengambilan keputusan.d. Kesadaran akan keterbatasan dan kemampuan serta kewenangan.e. Kesadaran untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu melalui belajar

sepanjang hayat dan pengembangan profesi berkelanjutan.

KEWENANGAN DOKTER KELUARGATelah diatur oleh KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA sebagai kewenangan layanan dokter strata pertama yakni sebagai berikut ; Dokter yang telah memiliki STR berwenang melakukan praktek kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki ;

Page 10: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

10

1. Mewawancarai pasien2. Memeriksa fisik dan mental pasien.3. Menentukan pemeriksaan penunjang4. Menegakkan diagnosis5. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien.6. Melakukan tindakan kedokteran 7. Menulis resep obat dan alat kesehatan.8. Menulis surat keterangan dokter9. Menyimpan obat dan alat kesehatan dalam jumlah dan jenis yang diizinkan10. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktek di daerah terpencil

yang tidak ada apotik. PENGALAMAN SUMSEL MELAKSANAKAN DOKTER KELUARGA.Di bawah program ini, satu dokter yang memiliki kompetensi sederajat dokter umum akan bertanggungjawab atas kesehatan 2500-3000 warga. Dokter tersebut akan menangani berbagai penyakit, mempromosikan kesehatan, dan membantu pelaksanaan tindakan pencegahan di kelompok warga tersebut. Selain itu, dokter keluarga juga akan memegang data-data medis kelompok masyarakat yang ditanggungnya, termasuk data imunisasi dan penggunaan KB.

Pelaksanaan program ini direncanakan dimulai di daerah perkotaan. Karena perkotaan telah memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih baik dibandingkan derah perifer. Perkotaan diharapkan dapat menjadi model yang baik untuk pelaksanaan sistem rujukan yang dirancang untuk program dokter keluarga.

Sistem pembiayaan dokter keluarga dilakukan melalui asuransi. Premi yang harus dibayar per individu diperkirakan sejumlah Rp.10.000,- per bulan. Harga ini dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung kemampuan ekonomi pasien. Pasien dengan kemampuan ekonomi yang lebih tinggi akan memberi subsidi kepada pasien dengan kemampuan ekonomi yang lebih rendah. Karena mekanisme pembayaran ini pula, semakin sedikit pasien yang sakit berarti semakin sedikit uang yang terpakai sehingga pendapatan dokter semakin meningkat. Perubahan ini diharapkan akan memicu tumbuhnya kualitas pelayanan yang lebih baik.

Jika dibandingkan dengan Jaskesmas, Dokter Keluarga lebih efektif dalam menangani pasien. Pada Program Dokter Keluarga, setiap dokter memiliki tanggung jawab penuh dalam menangani pasien baik dalam keadaan berobat maupun tidak berobat sedangkan Jamkesmas, dokter hanya memiliki tanggung jawab pada saat pasien berobat. Selain itu, pendataan masyarakat miskin lebih mudah karena pendataan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang dilayani oleh seorang dokter. Akan tetapi, pada Jamkesmas pendataan masyarakat miskin lebih sulit karena dilakukan secara nasional.

Dari segi ekonomi, program Dokter Keluarga hanya membutuhkan dana untuk honor dokter sehingga dana yang dibutuhkan lebih murah dibandingkan dengan Jamkesmas. Hal ini dikarenakan program Jamkesmas tidak hanya membutuhkan dana yang berasal dari honor dokter melainkan dari biaya subsidi rumah sakit. Selain itu juga, pada program Dokter Keluarga, dokter memiliki tanggungjawab penuh atas risiko yang dilakukan kepada pasiennya sehingga memicu dokter untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasiennya. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan di atas, sangatlah wajar jika di saat sekarang pemerintah seharusnya perlu merubah sistem pelayanan kesehatan yang lebih efisien salah satunya dengan program Dokter Keluarga.

Page 11: Kuliah Dokter Keluarga Blok 21

11