Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

57
Audit Laporan Keuangan Audit Laporan Keuangan dan Tanggungjawab dan Tanggungjawab Audit Audit Mengapa Lap Keu perlu diaudit

Transcript of Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Page 1: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Audit Laporan Audit Laporan Keuangan dan Keuangan dan

Tanggungjawab AuditTanggungjawab Audit

Mengapa Lap Keu perlu diaudit

Page 2: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Lap KeuHasil akhir dari proses

akuntansi (Neraca, R/L, dal Aliran Kas

Menyajikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan oleh berbagai pihak

Dengan diaudit lap keu dapat berguna dan

meningkatkan keyakinan para pemakai lap keu

Lap keu yang berguna bagi pengambil keputusan

Lap keu yang berkualitas

Lap keu yang memenuhi kriteria :

1.Relevani (Keberpautan)

2.Realibilitas (Keterandalan)

Page 3: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Relevansi1. Bila lap keu punya nilai

prediktif (prediktive value)2. Bila lap keu mempunyai nilai

balikan (feetback value) dan3. Bila lap keu disajikan tepat

waktu

Reliability1. Keterujian (verifiability)2. Kenetralan (Neutrality)3. Ketepatan penyimpulan

(refresentation faithfullness)

Para pemakai laporan dengan melihat laporan auditor independen dapat memastikan bahwa lap keu yang diaudit telah memenuhi kedua kriteria tsb (relevansi dan reliability) sehingga pemakai lap keu lebih yakin terhadap kualitas lap keu yang telah di audit.

Page 4: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Ada empat alasan yang dapat menjawab pertanyaan mengapa audit atas laporan keuangan diperlukan

Perbedaan kepentingan

Keterbatasan akses

Konsekuensi

Kompleksitas

Page 5: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

1.Perbedaan kepentingan

Para pemakai laporan keuanganPemegang saham lebih senang kebijakan dividen yang liberal yang memberi dividen lebih besar

Manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuanganManajemen mempunyai kepentingan untuk mempertahankan jabatannya, manajemen akan berusaha agar laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya memperlihatkan kinerja yang baikMisalnya mengubah metode perlakuan akuntansi sehingga laba menjadi lebih besarAda perbedaan

kepentingan yang dapat menimbulkan konflik

Page 6: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

2. Konsekuensi

Investor, kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat mengandalkan laporan keuangan yang dipublikasikan.

Mereka menginginkan agar laporan keuangan berisi sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan.

Mereka menginginkan adanya pengungkapan (disclo­sure)­yang memadai.

Para pemakai laporan keuangan mengandalkan auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum dan berisi pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang berpengetahuan dan mengerti tentang laporan keuangan

Page 7: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

3. Kompleksitas

Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalahan akuntansi dan proses penyajian laporan keuangan semakin kompleks.

Peningkatan kompleksitas ini mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interpretasi dan penyajian laporan keuangan.

Hal ini menyulitkan para pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan.

Oleh karena itu, mereka mengandalkan laporan auditor independen atas laporan keuangan auditan untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang bersangkutan.

Page 8: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

4. Keterbatasan Akses (Remoteness)

Ada jarak antara pemakai dengan aktivitas perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan.

Jika para pemakai ingin mengakses data secara langsung, maka mereka akan menghadapi kendala waktu, biaya, ketelitian, dan tenaga.

Oleh karena itu, mereka mempercayakan pemeriksaan kepada pihak ketiga yaitu auditor independen

Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk adanya risiko informasi (information­ risk),­ yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi

Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk adanya risiko informasi (information­ risk),­ yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi

Page 9: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Menurut Sofyan Safri Harahap kebutuhan permintaan jasa audit lebih banyak karena terpaksa antara lain seperti:

1.Ketentuan bank dalam pemberian kredit2.Ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) bagi perusahaan yang go­public3.Ketentuan tender, penawaran, pendaftaran rekanan4.Keadaan terpaksa karena terjadinya kecurangan5.Ketentuan organisasi yang diatur dalam anggaran dasar.

Menurut Sofyan Safri Harahap kebutuhan permintaan jasa audit lebih banyak karena terpaksa antara lain seperti:

1.Ketentuan bank dalam pemberian kredit2.Ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) bagi perusahaan yang go­public3.Ketentuan tender, penawaran, pendaftaran rekanan4.Keadaan terpaksa karena terjadinya kecurangan5.Ketentuan organisasi yang diatur dalam anggaran dasar.

Manfaat ekonomi audit

Page 10: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

MANFAAT EKONOMIS AUDITMANFAAT EKONOMIS AUDIT

1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan

2. Meningkatkan efisiensi dan kejujuran

3. Meningkatkan efisiensi operasional

perusahaan

4. Mendorong efisiensi pasar modal

Page 11: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan

Kredibilitas perusahaan di mata pemakai laporan keuangan akan meningkat.Dengan demikian, para pemakai, terutama para investor dan kreditor, akan memandang bahwa risiko investasi atas perusahaan tersebut relatif rendah daripada perusahaan yang laporan keuangannya tidak diaudit

Sumbangan auditor adalah memberikan keterpercayaan terhadap laporan keuangan atau menjadikan laporan keuangan lebih handal sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

laporan keuangan perusahaan itu akan lebih dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan dari pada laporan keuangan yang tidak diaudit

Page 12: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

2. Meningkatkan efisiensi dan kejujuran

3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan

Audit laporan keuangan yang dilakukan secara berfrekuensi teratur akan membawa dampak positif bagi efisiensi dan kejujuran karyawan. Bila karyawan mengetahui bahwa audit independen akan dilakukan, maka ia akan berusaha menekan sekecil mungkin kesalahan dalam proses akuntansi dan mengurangi kesalahan penilaian aktiva. Di samping itu, auditor independen, berdasar pengujiannya, dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal dan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan klien

Page 13: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

4. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan

Audit vang dilakukan secara efektif akan menghasilkan laporan keuangan auditan yang berkualitas, relevan (berpaut) dan handal atau reliable.

Dengan demikian, pasar modal, yang menggunakan informasi yang dihasilkan laporan keuangan sebagai sumber informasi utamanya, akan dapat berjalan secara efisien.

Pasar modal yang efisien akan menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien pula sehingga perekonomian nasional akan berjalan secara efisien.

Manfaat audit dari sisi pengawasan

Page 14: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

MANFAAT AUDIT DARI SISI PENGAWASAN

1Preventive­Control

Tenaga akuntansi akan bekerja lebih berhati-hati dan akurat bila

mereka menyadari akan diaudit

2Detective­Control

Suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya akan dapat diketahui dan

dikoreksi melalui suatu proses audit.

3Reporting­Control

Setiap kesalahan perhitungan, penyajian atau pengungkapan

yang tidak dikoreksi dalam keuangan akan disebutkan

dalam laporan pemeriksaan. Dengan demikian pembaca

laporan keuangan terhindar dari informasi yang keliru atau

menyesatkan

Page 15: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

KETERBATASAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

1batasan ekonomi yang

wajar

2kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk penyusunan

laporan keuanganBiaya yang memadai (reasonable­cost).­Pembatasan biaya audit dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara selektif.Jumlah waktu yang memadai (reasonable­length­ of­ time).­ Biasanya laporan auditor banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sampai lima minggu setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia waktu yang demikian singkat untuk memisahkan ketidakpastian yang ada pada tanggal laporan keuangan

Prinsip akuntansi alternatif (alternative­accounting­ principles).­ PABU memang memperbolehkan penggunaan prinsip akuntansi alternatif. Pengguna laporan keuangan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan.Estimasi akuntansi (accounting­estimates).­ Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu estimasi itu. Suatu audit tidak dapatmenambahkan ketepatan dan kepastian pada laporan keuangan apabila faktor- faktor tersebut tidak ada, karena hanya berupa estimasi.

Page 16: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

PEMISAHAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN AUDITOR

1Auditor Independen

2Manajemen

Manajemen bertanggung jawab atas pembuatan dan isi laporan keuangan yang dimuat dalam asersi atau pernyataan manajemen

Auditor independen bertanggung jawab untuk memberikan pendapatmengenai kewajaran laporan keuangan yang dihasilkan manajemen

Manajemen Auditor Independen

1.Tanggungjawab

utama

Membuat laporan keuangan Mengaudit laporan keuangan

2.Hasil Akhir Laporan keuangan Laporan Auditor Independen

3.Kriteria dasar

tanggung jawab

Standar Akuntansi Keuangan Standar Auditing

Page 17: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

HUBUNGAN YANG HARUS DIPERTAHANKAN OLEH AUDITOR

Manajemen

Dewan komisaris (board­of­directors)

Auditor internal

Pemegang saham

Page 18: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Manajemen

Auditor perlu mengembangkan hubungan yang saling percaya dan saling menghargai dengan manajemen. Dengan demikian, auditor dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan

Auditor harus menjaga hubungan baik dengan direktur, staf kantor, controller,­ dan personel kunci lain. Meskipun demikian, auditor tetap harus menjaga independensi dan obyektivitasnya

Page 19: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Dewan komisaris

(board­of­directors)

Apabila dewan komisaris sebagian besar terdiri atas direktur, atau staf manajemen lain, maka hubungannya seperti antara auditor dengan manajemen.

Apabila dewan komisaris terdiri atas beberapa anggota di luar manajemen perusahaan, biasa membentuk dewan komite yang berperan penting pada rapat umum pemegang saham untuk menentukan kantor akuntan publik yang dipilih

Page 20: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Fungsi komite audit antara lain:1.Membantu dewan komisaris dalam memenuhi

kewajiban dan tanggung jawabnya.2.Mengawasi kebijakan dan praktik akuntansi, dan

pelaporan keuangan perusahaan.3.Memperkuat independensi akuntan publik.4.Menentukan kantor akuntan publik yang ditunjuk

untuk melaksanakan audit.5.Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor.6.Melakukan komunikasi dengan auditor mengenai

masalah-masalah tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan audit seperti pembatasan lingkup auditoleh manajemen.

7.Menelaah laporan keuangan dan laporan audit bersama auditor independen

Page 21: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Auditor internal

Page 22: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Teori dan Konsep DasarTeori dan Konsep Dasar

Page 23: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Teori auditing merupakan tuntunan untuk melaksanakan audit yang bersifat normatif. Dalam melakukan audit, seorang auditor menerapkan prosedur audit sesuai dengan standar yang diterima oleh umumUntuk menetapkan standar, diperlukan konsep yang mendasarinya sehingga standar tersebut dapat dijabarkan dalam prosedur yang dapat digunakan pada audit.

Hubungan antara Konsep, Standar, dan Prosedur

Konsep dasar sangat diperlukan karena merupakan dasar untuk pembuatan standar, yakni pengarah dan pengukur kualitas dari mana prosedur-prosedur audit diturunkan

Page 24: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Dengam demikian dapat ditafsirkan bahwa standar akan lebih banyak jumlahnya dari pada konsep dasar darimana standar tersebut diturunkan, prosedur tentunya akan lebih banyak

jumlahnya daripada standar

1. Konsep

2. Standar Auditing

3. Prosedur Audit

Konsep adalah abstraksi-abstraksi yang diturunkan dari pengalaman dan observasi, dan dirancang untuk memahami kesamaan-kesamaan di dalam suatu subyek, dan perbedaan-perbedaannya dengan subyek yang lainStandar auditing adalah pengukur kualitas dan tujuan, sehingga jarang berubah

prosedur audit adalah metode-metode atau teknik-teknik rinci untuk melaksanakan standar, sehingga prosedur akan berubah bila lingkungan auditnya berubah

Page 25: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Lima (5) konsep dasar yang menyusun teori Auditing menurut Mautz dan Sharaf

1Bukti

(Evidence)

2Kehati-hatian

dalam pemeriksaan

(Due­audit­care)3

Penyajian atau pengungkapan yang wajar

(Fair­presentation)

5Etika perilaku

(Ethical­conduct)

4Independensi

(Independence)

Page 26: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

1Bukti

(Evidence)

Tujuan memperoleh dan mengevaluasi bukti adalah untuk memperoleh pengertian sebagai dasar untuk memberikan kesimpulan atas pemeriksaan yang dituangkan dalam pendapat auditor

Cara peroleh

bukti

Authoritarianisme. Bukti diperoleh berdasar informasi dari pihak lain. Misalnya keterangan lisan manajemen dan karyawan, dan pihak luar lainnya, serta keterangan tertulis berupa dokumen.

Mistikisme. Bukti dihasilkan dari intuisi. Misalnya pemeriksaan buku besar, penelaahan terhadap keterangan dari pihak luar

Rasionalisasi. Rasionalisasi merupakan pemikiran asumsi yang diterima. Misalnya penghitungan kembali oleh auditor, dan pengamatan terhadap pengendalian intern, melakukan penelusuran pada prosedur pembukuan yang dilakukanEmpirikisme. Empirikisme merupakan pengalaman yang sering terjadi. Misalnya perhitungan dan pengujian secara fisik.Pragmatisme. Pragmatisme merupakan hasil praktik.Misalnya kejadian setelah tanggal selesainya pekerjaan lapangan (subsequent­event).

Page 27: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

2Kehati-hatian

dalam pemeriksaan

(Due­audit­care)

Due­ care­ artinya melakukan pekerjaan dengan sangat hati-hati dan selalu mengindahkan norma-norma profesi dan norma moral yang berlaku. Konsep kehati-hatian dalam pemeriksaan, didasarkan pada isu pokok tingkat kehati-hatian yang diharapkan pada auditor yang bertanggungjawabDalam auditing disebut sebagai prudent­ auditor.­ Tanggung jawab yang dimaksud adalah tanggung jawab profesional dalam melaksanakan tugasnya. Konsep ini lebih dikenal dengan konsep konservatif.

seorang auditor tidak akan lepas dari kemungkinan berbuat kesalahan

seorang auditor tidak akan lepas dari kemungkinan berbuat kesalahan

sebagai seorang profesional auditor dituntut melakukan pekerjaannya dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi

sebagai seorang profesional auditor dituntut melakukan pekerjaannya dengan tingkat kehati-hatian yang tinggisejauh mana batas tanggung jawab atas tingkat kehati-hatian tersebut ?sejauh mana batas tanggung jawab atas tingkat kehati-hatian tersebut ?

Page 28: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

garis besar pemikirannya mengenai tanggungjawab kehati hatian oleh seorang prudent­audit­practitioner

a. The­ prudent­ audit­ practitioner­ will­ take­ steps­ to­ obtain­any­knowledge­readily­available­which­will­enable­him­or­her­to­foresee­unreasonable­risk­or­harm­to­others

b. Any­ unusual­ circumstances­ or­ relationships­ should­ be­considered­by­the­auditor­in­planning­and­performing­the­audit

c. The­prudent­auditor­must­recognize­unfamilliar­situations­and­ take­ any­ precautionary­ measures­ warranted­ by­ the­circumstances

d. The­pruden­t­auditor­will­keep­abreas­t­ofdevelopmen­t­in­his­or­her­area­of­competence

e. The­ prudent­ auditor­ will­ recognize­ the­ necessity­ for­reviewing­ the­ work­ of­ assistants­ and­ will­ perform­ such­review­with­full­understanding­of­its­importance

Page 29: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

3Penyajian atau

pengungkapan yang wajar (Fair­presentation)

Konsep ini menuntut adanya informasi laporan keuangan yang bebas (tidak memihak), tidak bias, dan mencermin kan posisi keuangan, hasil operasi, dan aliran kas perusahaan.

1.­ Accounting­ propriety:­berhubungan dengan penerapan prinsip akuntansi tertentu dalam kondisi tertentu

2.­Adequate­disclosure:­berkaitan dengan jumlah dan luas pengungkapan atau penyajian informasi.

3.­ Audit­ obligation:­ berkaitan dengan kewajiban auditor untuk independen dalam memberikan pendapat

Dijabarkan 3 subkonsep

Page 30: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

4Independensi

(Independence)

Independensi merupakan suatu sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit. Masyarakat pengguna jasa audit memandang bahwa auditor akan independen terhadap laporan keuangan yang diperiksa dan pembuat dan pemakai laporan keuangan. Jika posisi auditor terhadap kedua hal tersebut tidak independen maka hasil kerja auditor menjadi tidak berarti sama sekali

independensi pada diri pribadi auditor secara individual (practitioner-independence),

independensi pada seluruh auditor secara bersama-sama dalam profesi (profession-independence)

Konsep independensi berkaitan dengan

Page 31: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Practitioner­independencemerupakan pikiran, sikap tidak memihak, dan percaya diri yang mempengaruhi pendekatan auditor dalam pemeriksaan. Untuk itu auditor harus independen dalam menggunakan teknik dan prosedur audit (programming­independence),­harus independen dalam memilih aktivitas, berhubungan secara personal, kebijakan manajemen yang akan diperiksanya (investigative­independence),­ dan harus independen dalam mengemukakan fakta hasil pemeriksaannya yang tercermin dalam pemberian pendapat dan rekomendasi yang diberikannya (reporting­independence)Profession­independencemerupakan persepsi yang timbul oleh anggota masyarakat keuangan/ bisnis dan masyarakat umum tentang profesi akuntan sebagai kelompok

Page 32: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

5Etika perilaku

(Ethical­conduct)

Etika dalam auditing berkaitan dengan perilaku yang ideal seorang auditor profesional yang independen dalam melaksanakan audit

Page 33: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR AUDITING

1. Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan standar audit ing yang terdiri atas sepuluh standar.

2. Standar auditing merupakan suatu kaidah agar mutu auditing dapat dicapai sebagaimana mestinya.

3. Standar auditing ini harus diterapkan dalam setiap audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor independen.

4. Standar ini dapat diterapkan tanpa memandang ukuran besar-kecilnya usaha klien, bentuk organisasi bisnis, jenis industri, maupun apakah itu organisasi bisnis yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba.

5. Setiap standar dalam standar auditing ini saling berkaitan erat dan saling tergantung antara yang satu dengan yang lainnya. Standar tersebut dengan segala bahasannya dituangkan ke dalam sebuah buku yaitu buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Page 34: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR AUDITING

Pertama, bagian yang mengatur tentang mutu profesional auditor independen atau persyaratan pribadi auditor (standar umum).Kedua, bagian yang mengatur mengenai pertimbangan-pertimbangan yang harus digunakan dalam pelaksanaan audit (standar pekerjaan lapangan)Ketiga, bagian yang mengatur tentang pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan audit (standar pelaporan).

Page 35: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Standar Umum

1.Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2.Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3.Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

Page 36: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Standar Pekerjaan Lapangan

1.Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2.Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujianyang akan dilakukan.

3.Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit

Page 37: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Standar Pelaporan

1.Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia

2.Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3.Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4.Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Page 38: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR UMUM

1.­Audit­harus­dilaksanakan­oleh­seorang­atau­lebih­yang­memiliki­ keahlian­ dan­ pelatihan­ teknis­ yang­ cukup­sebagai­auditor.

Kompetensi ini ditentukan oleh tiga faktor yaitu:a.Pendidikan formal dalam bidang akuntansi di suatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor.

b.Pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang auditing.

c. Pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni karir auditor profesional.

Standar pertama ini menuntut kompetensi teknis

Page 39: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR UMUM

2.­ Dalam­ semua­ hal­ yang­ berhubungan­ dengan­perikatan,­ independensi­ dalam­ sikap­ mental­ harus­dipertahankan­oleh­auditor.

a. Independence­infact­(independensi senyatanya).

b. Independence­in­appearance­(independensi dalam penampilan).

c. Independence­in­competence­(independensi dari keahlian atau kompetensinya).

Ada tiga aspek

independensi

Page 40: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Independence­infact­(independensi senyatanya)Auditor benar-benar tidak mempunyai kepentingan ekonomis dalam perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarnya, misalnya apakah ia sebagai direksi, komisaris, persero, atau mempunyai hubungan keluarga dengan pihak itu semua. Untuk menjadi independen, auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi. Jadi ada keterkaitan erat antara independensi infact­dengan obyektivitas

Independence­ in­ appearance­ (independensi dalam penampilan)Kebebasan yang dituntut bukan saja dari fakta yang ada, tetapi juga harus bebas dari kepentingan yang kelihatannya cenderung dimilikinya dalam perusahaan tersebut. Hal ini dapat berupa hubungan yang intim, pengaruh yang besar dan Iain-lain. Independensi dalam penampilan merupakan pandangan pihak-lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan obyektivitasnya. Meskipun auditor independen telah menjalankan audit dengan baik secara independen dan obyektif, pendapatnya yang dinyatakan dalam laporan audit tidak akan dipercaya oleh para pemakai jasa auditor independen bila ia tidak mampu mempertahankan independensi dalam penampilan. Oleh karena itu, independensi dalam penampilan sangat penting bagi perkembangan profesi auditor.

Page 41: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Independence­ in­ competence­ (independensi dari keahlian atau kompetensinya) Independensi dari sudut keahlian berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya. Auditor yang awam dalam electronic­ data­ processing­ system­ tidak memenuhi independensi keahlian bila ia mengaudit perusahaan yang pengolahan datanya menggunakan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi. Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor. Dalam melaksanakan tugas pemeriksaannya, ia wajib menggunakan segala kemahiran jabatannya sebagai pemeriksa yang ahli dengan seksama dan hati-hati. Baik dalam merencanakan, melaksanakan pemeriksaan maupun sewaktu menyusun laporan hasil pemeriksaan.

Page 42: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR UMUM

3.­Dalam­pelaksanaan­audit­dan­penyusunan­laporannya,­auditor­wajib­meiiggunakan­kemahiran­profesionalnya­dengan­cermat­dan­seksama.

menuntut auditor untuk cermat dan seksama dalam melaksanakan audit dan dalam mengeluarkan laporan atas temuan-temuannya. Oleh karena itu, auditor yang berpengalaman harus mengkaji secara kritis pekerjaan dan judge­ment­yang dibuat oleh para stafnya. Kualitas jasa yang diberikan auditor sangat tergantung pada kecermatan dan keseksamaan dalam melaksanakan audit dan dalam menyusun laporan audit.

Standar ketiga

Page 43: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

4.­Pekerjaan­harus­direncanakan­sebaik-baiknya­dan­jika­digunakan­ asisten­ harus­ disupervisi­ dengan­semestinya

Pekerjaan mengaudit harus direncanakan secara memadai agar audit dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit dan perancangan program audit untuk melaksanakan audit. Meskipun auditor boleh mempekerjakan para asisten, tetapi tanggung jawab atas pekerjaan tersebut tetap berada di tangan auditor. Oleh karena itu, auditor harus mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi para asistennya.

Standar keempat

Page 44: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

5.­Pemahaman­yang­memadai­atas­struktur­pengendalian­intern­harus­diperoleh­untuk­merencanakan­audit­dan­menentukan­ sifat,­ saat,­ dan­ lingkup­ pengujian­ yang­akan­dilakukan.

Pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien akan digunakan untuk:1.Mengidentifikasi salah saji yang potensial.2.Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yangmaterial.3.Merancang pengujian substantif

Standar kelima

Page 45: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

6.­ Bukti­ audit­ kompeten­ yang­ cukup­ harus­ diperoleh­melalui­ inspeksi,­ pengamatan,­ permintaan­pertanyaan,­ dan­ konfirmasi­ sebagai­ dasar­ yang­memadai­ untuk­ menyatakan­ petidapat­ atas­ laporan­keuangan­yang­diaudit.

Audit harus menghimpun evidential­matter­ (hal-hal yang bersifat membuktikan) dan tidak sekedar evident­ atau bukti konkrit sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.Yang dimaksud dengan evidential­matter­ misalnya pengetahuan yang ada di pikiran auditor mengenai uang yang sebenarnya dikeluarkan untuk membeli suatu aktiva

Standar kelima

Page 46: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Sebagai contoh A mengeluarkan uang Rp 100.000.000,00 untuk membeli mesin tetapi ia memperoleh kuitansi atas pembelian itu sebesar Rp 150.000.000,00. Auditor harus berusaha mencari dan menemukan evidential­ matter­ (Rp 100.000.000,00) dan tidak sekedar evident­yang berupa cek sebesar Rp 150.000.000,00 tersebut. Auditor harus menggunakan judgement­profesional dalam menentukan kecukupan jumlah, kualitas, dan kompetensi bukti yang diperlukan.

Page 47: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Perbandingan antara evidence­dan evidential­matter

No. Evidence Evidential Matter

1. Ada di luar benak atau

kesadaran auditor

Ada di dalam benak atau

kesadaran intelektual dan

mental auditor2. Bersifat konkrit, empiris Bersifat abstrak

3. Realitas objektif Realitas subjektif

4. Realitas Substantif Realitas Bentuk

Page 48: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR LAPORAN

7.­ Laporan­ audit­ harus­ menyatakan­ apakah­ laporan­keuangan­ telah­ disusun­ sesuai­ dengan­ prinsip­akuntansi­berterima­umum­di­Indonesia

Standar ini mengharuskan auditor

untuk mengidentifikasikan dan

menggunakan prinsip akuntansi

yang berterima umum di Indonesia

sebagai kriteria yang dipakai untuk

mengevaluasi asersi-asersi yang

dibuat oleh manajemen

Standar ketujuh

Page 49: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR LAPORAN

8.­Laporan­audit­harus­menunjukkan­atau­menyatakan,jika­ada,­ ketidak­ konsistenan­ penerapan­ prinsip­ akuntansi­dalam­ penyusunan­ laporan­ keuangan­ periode­ berjalan­dibandingkan­ dengan­ penerapan­ prinsip­ akuntansi­tersebut­dalam­periode­sebelumnya.

Konsistensi merupakan suatu konsep di dalam akuntansi yang menuntut diterapkannya standar secara terus-menerus, tidak diubah-ubah kecuali dengan alasan yang dapat dibenarkan misalnya agar laporan keuangan dapat menyajikan posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya dan untuk menghindari informasi yang menyesatkan. Konsistensi sangat diperlukan untuk mendukung komparabilitas laporan keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya.

Standar delapan

Page 50: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR LAPORAN

9.­Pengungkapan­informatif­dalam­laporan­keuangan­harus­dipandang­ memadai,­ kecuali­ dinyatakan­ lain­ dalam­laporan­audit

Standar ini berkaitan erat dengan informasi tambahan sebagai pendukung dan pelengkap laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk catatan atas laporan keuangan maupun bentuk pengungkapan lainnya. Laporan audit tidak perlu menyatakan hal ini apabila pengungkapan informatif sudah memadai.

Standar sembilan

Page 51: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

STANDAR LAPORAN

10.­ Laporan­ audit­ harus­ memuat­ suatu­ pernyataan­pendapat­ mengenai­ laporan­ keuangan­ secara­keseluruhan­ atau­ suatu­ asersi­ bahwa­ pernyataan­demikian­ tidak­ dapat­ diberikan.­ Jika­ pendapat­ secara­keseluruhan­ tidak­ dapat­ diberikan,­ maka­ alasannya­harus­ dinyatakan.­ Dalam­ hal­ nama­ auditor­ dikaitkan­dengan­ laporan­ keuangan,­ maka­ laporan­ auditor­ harus­memuat­ petunjuk­ yangjelas­ mengenai­ sifat­ pekerjaan­audit­yang­dilaksanakan,­jika­ada,­dan­tingkat­tanggung­jawab­yang­dipikul­oleh­auditorbertujuan untuk mencegah terjadinya salah tafsir

tentang tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan.Auditor harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya atas laporan keuangan yang tidak diaudit tetapi namanya dikaitkan dengan laporan keuangan tersebut. Auditor juga harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya meskipun seandainya melakukan beberapa prosedur audit apabila ia tidak independen terhadap klien

Standar sepuluh

Page 52: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Hubungan kesepuluh standar dengan konsep auditing

didasari konsep kehati-hatian, independensi, dan etikadidasari konsep kehati-hatian, independensi, dan etika

Standar UmumStandar Umum

Standarpekerjaan lapangan

Standarpekerjaan lapangan

didasari konsep buktididasari konsep bukti

StandarpelaporanStandarpelaporan

konsep penyajian atau pengungkapan yang wajarkonsep penyajian atau pengungkapan yang wajar

Page 53: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

5353

Standar auditing seperti yang dikemukakan

dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) adalah merupakan pedoman audit atas

laporan keuangan historis. Standar tersebut

dirinci ke dalam bentuk Pernyataan Standar

Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan

penjabaran lebih lanjut masing-masing standar

yang terdapat dalam standar auditing.

Page 54: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

5454

PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman-pedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA tersebut bersifat wajib (mandatory).Termasuk di dalam PSA adalah Interpretasi Pemyataan Standar Auditing (IPSA). IPSA merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAI. IPSA memberikan jawaban atas keragu-raguan, dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA, sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Pelaksanaan atas tafsiran tersebut juga bersifat wajib (mandatory).

Page 55: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

5555

Jadi PSA merupakan landasan operasional. Untuk

tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda terhadap

PSA maka disediakan wahananya berupa IPSA.

Dengan demikian secara hirarki antara Standar

Auditing, Pernyataan Standar Auditing, dan

Interpretasi Pernyataan Standar Auditing

Page 56: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

5656

Standar Auditing

Landasan Konseptual

Standar Umum Standar Pekerjaan Lapangan Standar Pelaporan

Pernyataan Standar Auditing(PSA)

Interpretasi Pernyataan Standar

Auditing (IPSA)

Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA)

Pernyataan Standar Auditing (PSA)

Landasan operasional

Hirarki antara Standar Auditing, Pernyataan Standar Auditing, dan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing

Page 57: Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

TERIMA KASIHTERIMA KASIH

5757