KULIAH-3

50
KULIAH-3

description

KULIAH-3. ANALISIS TRANSPORTASI. Land Use - Transportation. Land Use. Trips. Land Value. Transportation Needs. Accessibility. Transportation Facility. Kenapa “transportasi” harus direncanakan ?. Adanya peningkatan aktivitas interaksi manusia. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KULIAH-3

Page 1: KULIAH-3

KULIAH-3

Page 2: KULIAH-3
Page 3: KULIAH-3

ANALISIS TRANSPORTASI

Page 4: KULIAH-3

Land Use - Transportation

Land Use Trips

Transportation Needs

Land Value

Transportation FacilityAccessibility

Page 5: KULIAH-3
Page 6: KULIAH-3

Kenapa “transportasi” harus direncanakan ?

1. Adanya peningkatan aktivitas interaksi manusia.

2. Terbatasnya jaringan jalan dan moda transportasi.

3. Kebutuhan aksebilitas, efektivitas, efisiensi dan kenyamanan perjalanan, serta keselamatan perjalanan.

4. Aspek sumber daya energi dan lingkungan.

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 7: KULIAH-3

Peningkatan Aktivitas Manusia

Kondisi ini dimulai dari perubahan dan perkembangan tata guna lahan.Kebutuhan transportasi menjadi berhubungan langsung dengan penyebaran dan intensitas tata guna lahan

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 8: KULIAH-3

Terbatasnya Jaringan Jalan

Pertambahan jaringan jalan dalam aspek kuantitas maupun kualitas tidak akan dapat mengikuti pertumbuhan aktivitas manusia.

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 9: KULIAH-3

Kebutuhan perjalanan yang efektif, efisien, aman & nyaman

Perjalanan orang/barang harus memiliki standar kualitas dan kuantitas untuk mencapai kondisi yang ketersediaan, aman, lancar, nyaman dan ekonomis.

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 10: KULIAH-3

Aspek Sumber Daya Energi dan Lingkungan

Menipisnya persediaan sumber BBM, meningkatnya harga minyak dunia dan memburuknya kualitas lingkungan telah menjadi problem global.

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 11: KULIAH-3

Konsumsi BBM antar Moda

Page 12: KULIAH-3

Kebutuhan BBM Berbagai Industri

Page 13: KULIAH-3
Page 14: KULIAH-3

Premium72.68%

Minyak Solar

18.44%

CNG0.00%

Bioetanol0.00%

Biodiesel0.00%

Avtur8.87% 2005

Premium65.99%

Minyak Solar

18.08%

CNG0.37%

Bioetanol3.48%

Biodiesel0.96%

Avtur11.12%

2015

Premium57.34%

Minyak Solar

15.46%

CNG1.35%

Bioetanol10.26%

Biodiesel4.00% Avtur

11.59%

2025

Energy Share Outlook for

Transportation (Indonesia)

Premium29.91%

Minyak Tanah0.55%Minyak Solar

11.23%

Minyak Nabati Murni0.15%Minyak Diesel

0.02%Minyak Bakar0.58%

Listrik28.63%

LPG12.04%

Kayu Bakar0.03%

Gas Bumi1.81%

CNG0.71%

Briket Batubara0.05%

Bioetanol5.35% Biodiesel

2.89%Avtur6.05%

2025

Premium29.91%

Minyak Tanah0.55%Minyak Solar

11.23%

Minyak Nabati Murni0.15%Minyak Diesel

0.02%Minyak Bakar0.58%

Listrik28.63%

LPG12.04%

Kayu Bakar0.03%

Gas Bumi1.81%

CNG0.71%

Briket Batubara0.05%

Bioetanol5.35% Biodiesel

2.89%Avtur6.05%

2025

Page 15: KULIAH-3

Tujuan Perencanaan Transportasi

Mencegah masalah transportasi di masa depan (kemacetan, tundaan, kecelakaan)Problem Solving untuk masalah transportasiMelayani kebutuhan transportasiMempersiapkan kebijakan transportasi masa depanMenoptimalkan sumber daya untuk pencapaian tujuan transportasi.

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 16: KULIAH-3

Posisi Perencanaan Transportasi dalam Kebijakan Transportasi

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Penentuan Kebijakan

Pengembangan Transportasi

Ekonomi Transportasi Perencanaan Sistem Transportasi

Hukum Transportasi Bidang Transportasi Lainnya

Perancangan Sarana Perancangan Prasarana Perancangan Operasi dan Pengendalian

- Mekanikal - Elektrikal - Thermodinamika

- Mekanika Tanah - Mekanika Fluida - Analisis Struktur

- Penelitian Operasi - Statistik - Administrasi Bisnis

Page 17: KULIAH-3

Signifikasi Perencanaan Transportasi

• Adanya kesenjangan antara “harapan” dengan “kondisi sekarang” dalam kinerja suatu sistem transportasi yang menjadi masalah transportasi.

• Perlunya alternatif kebijakan solusi untuk pencapaian “harapan”.

• Peran model (model fisik, model matematis dan model grafis) sebagai alat bantu pendekat untuk menjawab kesenjangan dalam sistem transportasi.

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 18: KULIAH-3

Klasifikasi Perencanaan Transportasi

• PERENCANAAN JANGKA PENDEK : Perencanaan Operasional (denah persimpangan, penyeberangan jalan, lokasi parkir, dll.).

• PERENCANAAN JANGKA MENENGAH : Perencanaan Taktis (manajemen lalu lintas, organisasi angkutan umum, dll.)

• PERENCANAAN JANGKA PANJANG : Perencanaan Strategis (struktur dan kapasitas jaringan jalan, keterkaitan transportasi dan tata guna lahan, dll.)

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 19: KULIAH-3

Lingkup Perencanaan

• STUDI PERENCANAAN PRASARANA TRANSPORTASI : masterplan pengembangan jaringan dan terminal, disain trase jalan, dll.

• STUDI KEBIJAKAN TRANSPORTASI : sistem sirkulasi lalu lintas, strategi pelayanan angkutan umum, dll.

• STUDI PERENCANAAN TRANSPORTASI YANG KOMPREHENSIF : studi kebutuhan prasarana, studi pengembangan sistem transportasi regional dan nasional.

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 20: KULIAH-3

Tahapan Perencanaan Transportasi

• Formulasi Tujuan, Sasaran dan Lingkup Perencanaan.

• Prediksi Kondisi di Masa yang Akan Datang.• Analisis Prediksi Kondisi di Masa yang Akan

Datang.

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 21: KULIAH-3

Model Perencanaan Transportasi

Definisi Model Peranan Model dalam Perencanaan

Transportasi Konsep Pemodelan dalam Transportasi Model Tata Guna Lahan

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 22: KULIAH-3

Definisi Model

• Model adalah representasi ringkas dari kondisi riil dan berwujud suatu bentuk rancangan yang dapat menjelaskan atau mewakili kondisi riil tersebut untuk suatu tujuan tertentu (Black, 1981)

• Model adalah suatu kerangka utama atau formulasi informasi atau data tentang kondisi nyata yang dikumpulkan untuk mempelajari atau menganalisis sistem nyata teresebut (Gordon, 1978)

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 23: KULIAH-3

Peranan Model dalam Perencanaan Transportasi

Model sebagai alat bantu (media) untuk memahami cara kerja sistem (Tamin, 1997)

Untuk memudahkan dan memungkinkan dilakukannya perkiraan terhadap hasil-hasil atau akibat-akibat dari langkah-langkah/alternatif yang diambil dalam proses perencanaan dan pemecahan masalah pada masa yang akan datang.

Untuk memudahkan menggambarkan dan menganalisis realita

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 24: KULIAH-3

Konsep Pemodelan

• Model Fisik : model miniatur bersekala atau prototipe suatu kondisi tertentu.

• Model Foto : model berbentuk gambar.• Model Diagram : model deskripsi diagram.• Model Matematika : model hubungan

fungsional kuantitatif.

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 25: KULIAH-3

INTERAKSI SPASIAL TATA GUNA LAHAN – SISTEM TRANSPORTASI

• Pendekatan hubungan tata guna lahan dan sistem transportasi didekati secara kuantitatif dengan pemodelan sistem.

• Tujuan model adalah memperkirakan besarnya pergerakan menggunakan moda tertentu pada segmen jaringan transportasi.

• Model transportasi didasarkan konsep pelaku perjalanan dalam melakukan rangkaian keputusan dalam melakukan perjalanan, memilih tujuan, memilih jenis moda dan memilih rute.

• Model yang digunakan sebagai model kebutuhan transportasi bertahap (sequential transport demand model)

Perkuliahan 1 - Perencanaan Transportasi

Page 26: KULIAH-3

Land Use - Transportation

Land Use Trips

Transportation Needs

Land Value

Transportation FacilityAccessibility

Page 28: KULIAH-3
Page 29: KULIAH-3

PEMILIHAN MODA

Page 30: KULIAH-3
Page 31: KULIAH-3

1

Variasi Four-Step Model

G-MS

D

A

G

D-MS

A

G

MS

D

G

D

MS

G:Trip Generation

MS : Modal Split

D : Trip Distribution

A : Trip Assignment

ATrip End /

Pre Distribution Model

ATrip Interchange /

Post Distribution Model

Page 32: KULIAH-3

Model Pemilihan Moda:

Terkait dengan perilaku pelaku perjalanandalam memilih moda perjalanannya

Variabel Terikat (Dependent Variable) dalamModel Pemilihan Moda :

pelaku perjalanan yang diharapkan akanmenggunakan tiap-tiap moda yang tersedia

Page 33: KULIAH-3

Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihanmoda (sebagai variabel bebas dalamModel Pemilihan Moda):

Karakteristik sistem transportasi (misalnya durasiwaktu mengemudi, tingkat pelayanan , biaya )

Karakteristik perjalanan (misalnya jarakperjalanan, waktu perjalanan)

Karakteristik pelaku perjalanan (misalnyapendapatan keluarga, jumlah kepemilikankendaraan, kepadatan daerah pemukiman)

Page 34: KULIAH-3

Pelaku Perjalanan

Trip Maker

Transit-captive Modal Choice

Private Modes Public Modes(Choice Riders)

Page 35: KULIAH-3

Transit-captive subgroup :Orang-orang yang tidak memiliki akses terhadapkendaraan pribadi dan mobilitas mereka sangattergantung pada sistem angkutan umum(diidentifikasi pada basis zona sebagaipersentase dari Bangkitan perjalanan)

Choice Riders subgroup :Orang-orang yang akhirnya memilih untukmenggunakan sistem angkutan umum, dalamkompetisinya dengan kendaraan pribadi di dalamModel Pemilihan Moda

The total ridership of public transit =Transit captive + Choice Riders

Page 36: KULIAH-3

Moda Transportasi dan pemilihanSarana (moda)

Page 37: KULIAH-3
Page 38: KULIAH-3
Page 39: KULIAH-3
Page 40: KULIAH-3
Page 41: KULIAH-3

T

Persamaan regresi Bangkitan Perjalanan untukTrip End Model :

T (auto)= a + b1 (Pop) + b2 (Auto) ,

where :: Trips (by mode) produced per household

Pop : Number of populationAuto : Auto ownership

Page 42: KULIAH-3

Postdistribution(trip-interchange) model

Trip-interchange models digunakansetelah tahapan Distribusi Perjalanan

Model ini digunakan di wilayah yangmemiliki sistem angkutan umum yangbervariasi di setiap pasang O-D-nya.Sehingga pelaku perjalanan perlu tauterlebih dahulu tujuan perjalanannyabaru dapat menentukan pilihan modanya.

Page 43: KULIAH-3

Modal Split Models :

The Simple Diversion-Curve Model

Model yang telah dikalibrasi ini menggunakanKurva Logit Bentuk-S yang menggambarkanpersentase orang memilih angkutan umum.

Page 44: KULIAH-3

Example of Diversion Curve

Page 45: KULIAH-3

K

The Multinomial Logit Model

Multinomial Logit Model (untuk pemilihanmoda) menghitung proporsi perjalanan yangakan memilih moda K :

p (K) = e UΣ e Uxx

wherep (K) : Probabilitas menggunakan moda - KUK : Utilitas moda KUx : Utilitas moda x

Page 46: KULIAH-3

Fungsi Utilitas dan Disutilitas

Fungsi Utilitas merupakan ukuran derajatkepuasan orang yang diperoleh dalam memilihsuatu pilihan (dalam hal ini pilihan moda)

Fungsi Disutilitas menggambarkan biaya yangterkait dengan pilihan moda tertentu.

Page 47: KULIAH-3

Contoh fungsi utilitas :

U private auto = 6.2 + 2.4 X1-PA + 3.5 X2-PA

U local bus = 3.4 + 3.1 X1-LB + 2.9 X3-LB

U express bus = 4.3 + 2.9 X1-EB + 3.2 X3-EB

dimana :X1 : CostX2 : Convenience

X3 : Level of service, associated with a modePA : Private AutoLB : Local BusEB : Express Bus

Page 48: KULIAH-3

Example of Multinomial Logit Model

A calibrated study resulted in the following utilityfunction :

UK = aK – 0.25 X1 – 0.032 X2 - 0.015 X3

where :X1 : Access plus egress time (minutes)X2 : Waiting time (minutes)X3 : Line-haul time (minutes)X4 : Out-of-pocket cost (cents)aK : Mode-spesific constant

- 0.002 X4

Page 49: KULIAH-3

During the target year, 5000 person-trips/day interchangebetween i and j will have a choice between privateautomobile (A) and a local bus system (B).The target year service attributes of the two competingmodes have been estimated to be :

Attribute

Automobile

Local Bus

X1

5

10

X2

0

15

X3

20

40

X4

100

50

Assuming that the calibrated mode-spesific constant are -0.12 for the automobile mode and -0.56 for the bus mode,apply the Logit model to estimate the target year marketshare of the two modes.

Page 50: KULIAH-3

Solution :

UA = 0.12 - 0.25 (5) - 0.032 (0) - 0.015 (20)- 0.002 (100) = - 0.745

UB = - 0.56 - 0.25 (10) - 0.032 (15) - 0.015 (40) - 0.002 (50) = - 1.990

p (A) =

p (B) =

e -0.745

e -0.745 + e -1.990

e -1.990

= 0.78

= 0.22e -0.745 + e -1.990

The market share of each mode is :

Qij (A) = (0.78) (5000) = 3900 trips/dayQij (B) = (0.22) (5000) = 1100 trips/day