KUIS 1

8
NOMOR 1 PELELANGAN UMUM: Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang dan jasa untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang dan jasa yang memenuhi syarat. Pelelangan umum dilakukan secara terbuka dengan mengumumkan secara luas melalui paling kurang di website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi, papan pengumuman resmi untuk masyarakat, dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Pelelangan umum merupakan metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai lebih dari lima milyar rupiah. Dalam Pelelangan Umum tidak ada negosiasi teknis dan harga. Pelelangan umum dapat dilakukan melalui proses pascakualifikasi atau proses prakualifikasi untuk pelelangan umum dengan pekerjaan kompleks. PELELANGAN TERBATAS Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pelelangan terbatas akan memilih dan mengundang penyedia pekerjaan konstruksi yang dinyatakan telah lulus prakualifikasi. Pelelangan tetap diumumkan secara luas melalui media elektronik dan/atau media cetak dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia pekerjaan konstruksi yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia pekerjaan konstruksi lainnya yang memenuhi kualifikasi. PEMILIHAN LANGSUNG Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga)

description

Pengadaan Jasa Konstruksi

Transcript of KUIS 1

NOMOR 1

PELELANGAN UMUM:

Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang dan jasa untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang dan jasa yang memenuhi syarat. Pelelangan umum dilakukan secara terbuka dengan mengumumkan secara luas melalui paling kurang di website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi, papan pengumuman resmi untuk masyarakat, dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

Pelelangan umum merupakan metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai lebih dari lima milyar rupiah. Dalam Pelelangan Umum tidak ada negosiasi teknis dan harga. Pelelangan umum dapat dilakukan melalui proses pascakualifikasi atau proses prakualifikasi untuk pelelangan umum dengan pekerjaan kompleks.

PELELANGAN TERBATAS

Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pelelangan terbatas akan memilih dan mengundang penyedia pekerjaan konstruksi yang dinyatakan telah lulus prakualifikasi. Pelelangan tetap diumumkan secara luas melalui media elektronik dan/atau media cetak dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia pekerjaan konstruksi yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia pekerjaan konstruksi lainnya yang memenuhi kualifikasi.

PEMILIHAN LANGSUNG

Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar dari penyedia jasa. Pemilihan Langsung dilakukan melalui proses pascakualifikasi. Dalam Pemilihan Langsung tidak ada negosiasi teknis dan harga. Pemilihan Langsung hanya digunakan untuk pekerjaan konstruksi yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pemilihan Langsung diumumkan sekurang-kurangnya di website Kementerian / Lembaga / Pemerintah Daerah/Institusi, papan pengumuman resmi untuk masyarakat, dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

PENUNJUKAN LANGSUNG

Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. Penunjukan Langsung dilakukan dengan mengundang 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang dinilai mampu melaksanakan pekerjaan dan/atau memenuhi kualifikasi. Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat dilakukan dalam

hal: (a). keadaan tertentu; (b). pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/ Jasa Lainnya yang bersifat khusus.

Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosiasi baik teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Proses penilaian kualifikasi untuk Penunjukan Langsung dalam penanganan darurat dilakukan bersamaan dengan pemasukan Dokumen Penawaran. Apabila tidak dalam keadaan darurat, penunjukan langsung dilakukan melalui proses prakualifikasi.

Pengumuman atas penetapan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan melalui Penunjukan Langsung, diumumkan secara terbuka pada website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat.

PENGADAAN LANGSUNG

Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/ Seleksi/Penunjukan Langsung. Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan. Pengadaan Langsung hanya dilakukan untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan metode Pengadaan Langsung dilakukan dengan permintaan penawaran yang diikuti dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan biaya kepada calon Penyedia. Pengadaan langsung dilakukan melalui proses prakualifikasi.

Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan metode Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut:

a. pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan kuitansi;

b. permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada Penyedia untuk Pengadaan Langsung yang menggunakan SPK.

NOMOR 2

a. Pinjaman bank pemerintah sebesar Rp 10 miliar untuk pembangunan gedung kuliah baru.Metode yang dipakai dalam memilih penyedia jasa yang akan melaksanakan pekerjaan

tersebut adalah pelelangan umum, karena hanya metode pelelangan umum yang diperbolehkan untuk pekerjaan konstruksi biasa dengan nilai lebih dari Rp. 5 miliar. Untuk nilai pekerjaan Rp. 10 miliar sebenarnya dapat dilakukan pula dengan metode penunjukan langsung atau pelelangan terbatas. Namun, penunjukan langsung haya digunakan untuk situasi darurat atau pekerjaan yang bersifat khusus. Sedangkan pelelangan terbatas hanya dilakukan apabila jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pekerjaan pembangunan gedung kuliah baru merupakan pekerjaan

konstruksi biasa dan tidak dalam keadaan darurat, sehingga tidak perlu menggunakan metode penunjukan langsung atau pelelangan terbatas.

b. Departemen Pendidikan Nasional senilai Rp 500 juta pembelian buku-buku teks yang digunakan dalam perkuliahan.

Metode yang dipakai dalam memilih penyedia jasa yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut adalah pelelangan sederhana. Pelelangan sederhana dilakukan untuk pengadaan barang dengan nilai pekerjaan paling tinggi Rp. 5 miliar, sehingga dapat dilakukan untuk pengadaan barang senilai Rp 500 juta. Penunjukan langsung tidak mungkin dilakukan karena pengadaan barang yang akan dilakukan tidak bersifat darurat ataupun bersifat khusus. Kontes/Sayembara juga tidak bisa digunakan karena kontes/sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan Penyedia Barang yang merupakan hasil Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri sehingga harga atau biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Pelelangan umum dan penunjukan langsung juga tidak bisa karena nilai pekerjaan untuk pelelangan umum adalah paling kurang Rp. 5 miliar dan untuk pengadaan langsung tidak lebih dari Rp. 200 juta.

NOMOR 3

Perbedaan antara metode pelelangan umum dengan prakualifikasi dan pelelangan umum dengan pasca kualifikasi intinya terletak pada perbedaan urutan proses penilaian kualifikasi. Pada pelelangan umum dengan prakualifikasi proses penilaian kompetensi dari penyedia barang/jasa dilakukan sebelum memasukkan penawaran. Sedangkan pada pelelangan umum dengan pasca kualifikasi proses penilaian kompetensi dari penyedia barang/jasa dilakukan setelah memasukkan penawaran.

Perbedaan lain terdapat pada perbedaan kegiatan pelaksanaan. Pada pelelangan umum dengan pasca kualifikasi peserta hanya perlu memasukkan dokumen satu kali, yaitu hanya dokumen penawaran. Kemudian dilakukan evaluasi penawaran, dilanjutkan dengan evaluasi kualifikasi dan pembuktian kualifikasi. Proses selanjutnya adalah penetapan dan pengumuman lelang. Apabila terdapat peserta ynag tidak puas dengan hasli lelang, dapat mengajukan sanggahan.

Pada pelelangan umum dengan prakualifikasi, peserta harus memasukkan dokumen dua kali, yaitu dokumen kualifikasi dan dokumen penawaran. Pertama, peserta memasukkan dokumen kualifikasi terlebih dahulu kemudian dilakukan evaluasi kualifikasi dan pembuktian kualifikasi. Setelah itu dilakukan penetapan dan pengumuman hasil kualifikasi. Bila terdapat peserta yang tidak puas dengan hasli kualifikasi, dapat mengajukan sanggahan. Kemudian peserta yang lolos kualifikasi memasukkan dokumen yang kedua, yaitu dokumen penawaran. Selanjutnya dilakukan evaluasi penawaran, penetapan dan pengumuman pemenang, dan terakhir sanggahan dari peserta yang tidak puas dengan hasil lelang.

NOMOR 4

Jelaskan metode yang digunakan dalam penyampaian penawaran dan berikan contoh paket pekerjaan dari penggunaan metode tersebut pada pengadaan barang/jasa.

Metode penyampaian dokumen penawaran:

1. Non e-Proc (manual)Adalah lelang yang dilakukan secara manual, jadi penyampaian dokumen penawaran masih dilakukan secara manual, yaitu dengan mendatangi tempat pendaftaran pada waktu dan tempat yang telah ditentukan panitia, kemudian menyerahkan dokumen penawaran kepada panitia. Pelelangan secara non e-proc memiliki tiga metode penyampaian dokumen penawaran:a. Satu Sampul

Metode penyampaian dokumen penawaran satu sampul berarti penawaran administrasi, teknis, dan harga akan dijadikan satu dalam satu sampul, sehingga nantinya pembukaan penawaran dan evaluasi penawaran hanya dilakukan satu kali.

b. Dua SampulMetode penyampaian dokumen penawaran dua sampul berarti penawaran administrasi, teknis, dan harga akan dipisah dalam dua sampul yang berbeda. Sampul satu berisi penawaran administrasi dan teknis, sedangkan sampul dua berisi penawaran harga. Pembukaan penawaran dan evaluasi penawaran juga akan dilakukan dua kali berturut-turut. Yang pertama adalah pembukaan dan evaluasi penawaran sampul satu dan dilanjutkan pembukaan dan evaluasi penawaran sampul dua.

c. Dua TahapDalam metode penyampaian dokumen penawaran dua tahap, peserta harus menyampaikan dokumen penawaran dalam dua tahapan yang berbeda. Dokumen penawaran tahap I adalah dokumen penawaran administrasi dan teknis dan dokumen tahap II adalah dokumen penawaran harga. Pemasukan, pembukaan, dan evaluasi dokumen penawaran dilakukan dalam dua tahapan yang berbeda. Pada tahap I peserta memasukkan dokumen penawaran tahap I kemudian panitia akan melakukan pembukaan dan evaluasi dokumen penawaran tahap I. Kemudian peserta yang lulus tahap I akan memasukkan dokumen penawaran tahap II lalu panitia akan melakukan pembukaan dan evaluasi dokumen penawaran tahap II.

2. E-procE-Procurement atau lelang secara elektronik adalah proses pengadan barang/jasa yang menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi dalam setiap proses dan langkahnya. Dokumen penawaran diganti menjadi elektronik dalam format PDF atau JPEG. Penyampaian dokumen penawaran kepada panitia dilakukan secara online, jadi panitia dan peserta tidak perlu bertatap muka.

a. Satu fileMetode penyampaian dokumen penawaran satu file prinsipnya sama dengan metode satu sampul. Hanya saja, dokumen penawaran diganti menjadi elektronik dalam format PDF atau JPEG. Dokumen penawaran administrasi, teknis, dan harga dijadikan dalam satu file kemudian dikirim kepada panitia secara online.

b. Dua FileMetode penyampaian dokumen penawaran dua file juga hampir sama dengan metode dua sampul namun dokumen penawaran diganti menjadi elektronik. Dokumen penawaran administrasi dan teknis dan dokumen penawaran harga dipisah dalam dua file yang berbeda kemudian keduanya dikirim kepada panitia secara online.

Contoh paket pekerjaan dari penggunaan metode penyampaian dokumen pada pengadaan barang/jasa:

a. Contoh untuk metode satu sampul dan satu file: Pekerjaan Renovasi Gedung Logistik

b. Contoh untuk metode dua sampul dan dua file: Pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan/Desain Pembangunan Gedung Kantor

c. Contoh untuk metode dua tahap: Pekerjaan Pembangunan Pelabuhan

NOMOR 5

Tahapan yang harus dilakukan Kelompok Kerja ULP pada saat melaksanakan evaluasi penawaran dengan menggunakan sistem gugur sampai menghasilkan calon pemenang adalah:

1. Kelompok Kerja ULP melakukan Evaluasi Administrasi:a. dilakukan terhadap penawaran yang tidak terlambatb. dilakukan terhadap kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi yang

ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan (tidak dikurangi, ditambah dan/atau diubah)

c. menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi

2. Kemudian Kelompok Kerja ULP melakukan Evaluasi Teknis:a. dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan

administrasib. dilakukan terhadap pemenuhan syarat teknis yang ditetapkan dalam Dokumen

Pengadaan (tidak dikurangi, ditambah dan/atau diubah)c. bila menggunakan nilai ambang batas lulus, dilakukan dengan memberikan

penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan

d. menghasilkan dua kesimpulan yaitu memenuhi syarat teknis atau tidak memenuhi syarat teknis

3. Tahap terakhir, Kelompok Kerja ULP melakukan Evaluasi Harga:a. hanya dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi syarat

administrasi dan teknisb. berdasarkan hasil evaluasi harga, Kelompok Kerja ULP membuat daftar urutan

penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah dan mengusulkan penawar terendah yang responsif sebagai calon pemenang