Kuis 2 Online-Indra

22
Nama : Indra Sanjaya NIM : 10509221 Kelas : MI-5 KUIS 2 Mata Kuliah Perilaku dalam Berorganisasi Dosen Marliana B. Winanti S.Si, M.Si 1. Bagaimana pengawasan sebaiknya dilakukan oleh atasan? Dan kapan sebaiknya pengawasan dilakukan? Berikan alasannya! 2. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan dan efektifitas dari taktik kekuasaan! 3. Apakah politik organisasional merupakan suatu keharusan & apakah seorang manajer hidup dalam dunia politik? Berikan alasan. 4. Jelaskan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk menjadi pemimpin masa depan! 5. Bagaimana pengawasan sebaiknya dilakukan oleh atasan? Dan kapan sebaiknya pengawasan dilakukan? Berikan alasannya! 6. Proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur utama. Sebutkan & jelaskan ketujuh unsur utama tersebut! 7. Apakah politik organisasional merupakan suatu keharusan & apakah seorang manajer hidup dalam dunia politik? Berikan alasan.

Transcript of Kuis 2 Online-Indra

Page 1: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

KUIS 2

Mata Kuliah Perilaku dalam Berorganisasi

Dosen Marliana B. Winanti S.Si, M.Si

1. Bagaimana pengawasan sebaiknya dilakukan oleh atasan? Dan kapan sebaiknya pengawasan dilakukan? Berikan alasannya!

2. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan dan efektifitas dari taktik kekuasaan!

3. Apakah politik organisasional merupakan suatu keharusan & apakah seorang manajer hidup dalam dunia politik? Berikan alasan.

4. Jelaskan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk menjadi pemimpin masa depan!

5. Bagaimana pengawasan sebaiknya dilakukan oleh atasan? Dan kapan sebaiknya pengawasan dilakukan? Berikan alasannya!

6. Proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur utama. Sebutkan & jelaskan ketujuh unsur utama tersebut!

7. Apakah politik organisasional merupakan suatu keharusan & apakah seorang manajer hidup dalam dunia politik? Berikan alasan.

Jawaban no1.

Demi efisiensi waktu dan pekerjaan sebaiknya bawahan yang melapor dan menerima perintah dari atasan jumlahnya sedikit. Dari prinsip ini bisa dipahami bahwa dengan banyaknya bawahan yang mendatangi atasan maka pekerjaan atasan akan lebih tersita apalagi jika isi laporan dan perintah itu sama. Akan lebih baik jika ada pembagian kerja siapa saja yang herus melapor dan menerima perintah dan kemudian orang-orang itu menjelaskan pada yang lain. Peranan seorang kordinatorlah yang sangat di butuhkan di sini karena kordinator

Page 2: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

mempunyai dan di berikan wewenang yang lebih besar. Dan apabila perlu melakukan pengawasan sebaiknya dilakukan atasan hendaknya ada batasan. Hal ini dimungkinkan bahwa kemampuan seseorang sangatlah terbatas antara lain; terbatasnya waktu, kekuatan fisik, kesanggupan apakah seorang atasan akan dapat secara terus menerus dapat mengontrol pikiran atau cara kerja seorang bawahan. Tetapi prinsip ini tidak jelas karena tidak disebutkan secara pasti batasan-batasan itu. Walaupun prinsip ini sudah dihilangkan oleh para penentang Teori Klasik karena tidak ada dasar angka teoritis namun prinsip ini memiliki kelebihan untuk memberikan batasan kepada atasan dalam mengawasi bawahan agar tidak terjadi hal semena-mena yang dilakukan atasan. Akan tetapi pengawasan sebaiknya dilakukan secara rutin agar kinerja para karyawan berjalan stabil tanpa terjadi keanjlokan kinerja yang drastic dan agar karyawan tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya sendiri dan dilakukan saat karyawan melakukan pekerjaan. Dan jika ada kesalahan bisa dengan cepat diketahui sekaligus diperbaiki sedini mungkin dan atasan segera memberi peringatan kepada karyawan tersebut untuk memperbaikinya secepat mungkin agar dikemudian hari pekerjaan tersebut tidak mengganggu kapada pakerjaan yang lainnya.

Jawaban no 2.

1) Sejalan dengan taktik : Taktik dari yang kerja lunak ke kerja keras.

2) Keterampilan digunakan untuk taktik : Pengalaman lebih berhasil digunakan.

3) Menggunakan kekuasaan relative : Beberapa taktik lebih baik digunakan ke bawahan. Kekuasaan relatif seorang manajer Kekuasaan relatif manajer, berdampak pada pemilihan dua taktik :

a) Manajer mengendalikan sumber daya yang dianggap berharga oleh orang lain.

b) Manajer yang memiliki kekuasaan lebih besar akan cenderung menggunakan kekuasaannya daripada yang kekuasaannya relatif kecil.

Manajer yang kekuasaannya lebih besar menggunakan ketegasan sebagai strategi pendukung jika terjadi penolakan. Hal ini dilakukan agar permintaannya diterima.

Sedangkan manajer dengan kekuasaan yang lebih kecil akan cenderung berhenti mencoba mempengaruhi orang lain jika mengalami penolakan.

Page 3: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

Mereka memahami akibat jika mereka menggunakan ketegasan, permintaan mereka tidak akan diterima baik.

4) Type permintaan mengikat taktik : Apakah permintaan legal?

5) Bagaimana melihat permintaan : Apakah sesuai dengan etika?

6) Budaya Organisasi : Budaya cenderung digunakan untuk taktik. Dimana seorang manajer bekerja mempunyai pengaruh yang nyata pada pendefinisian taktik manakah yang dianggap sesuai, ada kultur organisasi yang mendorong penggunaan keramahan, ada yang mendorong nalar dan ada yang mengandalkan sanksi dan ketegasan.

7) Faktor Budaya spesifik setempat : Taktik dengan nilai lokal lebih disukai dibanding yang lain. Perbedaan lintas budaya, orang-orang di negara berbeda menyukai taktik kekuasaan yang berbeda.

Misal manajer di AS dan China, berdasar penelitian manajer di AS cenederung menggunakan nalar sebagai strategi yang paling ekfektif, sementara itu manajer China lebih menyukai koalisi dan wewenang yang lebih tinggi.

Temuan ini konsisten dengan kenyataan yang ada bahwa orang Amerika lebih suka pendekatan langsung serta menggunakan penalaran yang rasional untuk mempengaruhi orang lain dan menyelesaikan perbedaan. Sedangkan orang China lebih suka pendekatan tidak langsung ketika menghadapi permintaan-pertmintaan yang sulit dan kontroversial.

Jawaban no 3.

Dalam kenyataan hidup organisasi dan atau kelembagaan, tampaknya tidak lepas dari aspek politis. Di dunia politik terdapat etika politik, norma-norma politik, nilai-nilai politik yang dijunjung tinggi oleh politikus, sementara di dunia manajemen ada etika profesional di bidang manajemen, norma-norma dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam aplikasi manajemen. Dalam praktek, bisa jadi sinyalir kekotoran dan interesan individu dan kelompok menjadi benar, sama halnya manejer yang praktek manajerialnya menyimpang dari teori-teori manajemen. Biasanya politik merupakan aktivitas yang dipergunakan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempergunakan kekuasaan dan sumber daya

Page 4: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

lain untuk mencapai hasil yang diharapkan seseorang apabila dihadapkan pada ketidakpastian atau ketidak sepakatan pilihan. Berikut adalah sedikit dari paparan tentang tinjauan politik manajemen :

1) Politik perencanaan.

Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan. Perencanaan dalam manajemen menyangkut substansi (komponen apa yang direncanakan) dan proses (pendekatan, strategi, taktik, dan personel perencana). Dalam aspek proses inilah aspek politis perencanaan diterapkan. Penentuan siapa yang berfungsi sebagai perencana dan bagaimana proses perencanaan dijalankan, dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak lepas dari pertimbangan politis. Jika menggunakan pertimbangan profesional, personel yang kompeten di bidangnya diserahi tugas membuat perencanaan, misalnya komite perencanaan, departemen riset, eksekutif, atau dewan (Sears, 1950). Jika menggunakan pertimbangan birokratis, para pimpinan dan kepala bagian yang diserahi tugas. Sementara jika menggunakan pertimbangan politis, bergantung pendekatan yang digunakan: jika dengan dependency approach, orang yang berkuasa yang menyusun, jika dengan comparative politics approach, pelibatan pihak lain disarankan, jika menggunakan nonethnocentric approach, semua orang tanpa memperhatikan etnisnya dilibatkan, jika menggunakan democratic system approach, semua orang tanpa memperhatikan aspek apa pun dilibatkan, dan jika menggunakan alternative approach, akademisi dari berbagai disiplin dilibatkan (Wiarda, 1985). Dalam proses penyusunan rencana pun pendekatan-pendekatan politis tersebut dapat diterapkan. Dengan demikian secara teoritis kegiatan perencanaan terbebas dari kepentingan dan interes individu, kelompok, dan golongan tertentu. Perencanaan dilakukan secara adil, bijaksana, dan profesional untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2) Politik pengorganisasian.

Aktivitas pengorganisasian berkait dengan pembentukan bagian, penstrukturan, job descrption, analysis of duties, dan mekanisme kerja. Di dalamnya juga tercakup staffing (dari Gullick, Konzt & O’Donnel, penempatan personel dalam posisi), assembling (dari Newman, merakit unit-unit dalam satu kesatuan sistem), koordinasi (dari Fayol, Urwick, Sears, Assa, Gregg, Campbel dll., mengkerjasamakan antar bagian/unit), dan alocating (dari Assa, mengalokasikan sumber daya ke dalam bagian/unit). Beberapa

Page 5: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

fungsi manajemen tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi untuk kerangka wawasan Terry dalam hal fungsi manajemen dapat dimasukkan ke dalam fungsi pengorganisasian. Dalam tinjauan politis, ketika fungsi manajemen pengorganisasian dilaksanakan, teori-teori tradisional, behaviorisme politis, historisme politis, relativisme moral dalam politik, teori normatif, teori distribusi yang dikemukakan oleh Varma (1995) dapat menjadi dasar. Nakamura dan Smallwood (1980) mengutip pandangan Rein & Rabinovitz menyarankan penggunaan pendekatan legal imperative, rational-birocratic imperative, dan consensual imperative dalam melaksanakan pengorganisasian. Dalam praktek kehidupan berorganisasi, implementasi aspek politis dalam manajemen dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak sehat. Sebagai contoh, dalam hal melaksnaakan fungsi staffing, beberapa kelompok kepentingan melakukan proses saling jegal untuk merebut posisi dalam memperoleh kekuasaan. Padahal proses semacam itu dapat saja dilakukan dengan pendekatan politik rational-birokratic dan consensual imperative atas dasar tinajauan historis, relativisme moral, normatif, dan distributif. Jika hal ini terlaksana, maka proses pengorganisasian akan berjalan secara terbuka, saling memberi dan menerima, satu sama lain saling memahami. Bukan justru saling sembunyi dan saling jegal yang memunculkan iklim politis yang tidak sehat, pada gilirannya akan mengganggu proses komunikasi antar manusia dan antar unit sehingga produktivitas menurun. Bahkan konspirasi untuk saling menggulingkan juga akan mengganggu jalannya organisasi.

3) Politik pelaksanaan.

Jika dalam proses perencaan dan pengorganisasian sejak awal telah diwarnai implementasi kegiatan politis yang tidak sesuai dengan teori dan pendekatan politis yang semestinya, maka dalam pelaksanaan pun akan terbawa pewarnaan itu. Begitu seterusnya sehingga keefektifan organisasi akan terganggu hanya karena energi dicurahkan untuk memikirkan dan memecahkan masalah politis dalam organisasi. Fungsi pelaksanaan (diterjemahkan dari actuating-nya Terry) menyangkut pelaksanaan fungsi manajemen lainnya yaitu commanding (dari Fayol, memberi komando/perintah), directing (dari Urwick, Gullick, Newman, Sears, Konzt & O’Donnel, memberi pengarahan), stimulating (dari Assa, Campbell, Jenson, memberikan stimulasi), communicating (dari Gregg, berkomunikasi antar manusia dan antar unit). Dalam implementasi fungsi pelaksanaan ini juga terjadi rawan praktek politis yang tidak sesuai dengan teori-teori politik yang

Page 6: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

semestinya. Ketika orang berangkat dari pandangan politik adalah kekuasaan, usaha pencapaian kekuasaan itu dilakukan dengan menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Bisa jadi panggung praktek politik yang kita saksikan selama ini adalah praktek politik yang banyak meninggalkan nilai-nilai, norma-norma, dan etika politik yang seharusnya. Sama halnya praktek manajemen yang terjadi di jajaran pelaksana pendidikan yang mengabaikan nilai-nilai dan norma-norma manajerial yang semestinya dipedulikan. Hal ini berlaku jika para manajer memandang politik adalah decision making (pembuatan keputusan), policy (kebijakan), devision of labours and allocation (pembagian pekerjaan dan alokasi dana), conflict and cooperation (konflik dan kerjasama). Dalam praktek manajemen, pandangan politis ini dapat saja menyimpang dari teori, norma, etika, dan nilai-nilai manajerial dan nilai-nilai politis yang semestinya (hal ini tidak dapat diurai panjang lebar pada kesempatan ini karena keterbatasan waktu, apalagi jika disertai contoh-contoh dalam praktek politik manajemen). Namun, dapat ditekankan bahwa tampaknya kajian disiplin politik manajemen sangat menarik untuk dicermati.

4) Politik pengawasan.

Ada lagi penulis lain yang menyatakan bahwa pengawasan adalah: "to determine what is accomplished, evaluate it, and apply corrective measures, if needed, to insure result in keeping with the plan" (Terry, 1968). Sedangkan Henry Fayol menyatakan bahwa "controll consist in verifying whether everything occure in conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles established". Dari dua pengertian itu, pengawasan mengandung makna melihat atau mengecek apa yang terjadi, menilai dan dicocokkan dengan rencana semula, perintah-perintah yang telah diberikan dan dicocokkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan. M. Manullang (1990) mengartikan pengawasan sebagai proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu, dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Mondy dkk. (1986) mengartikan "controlling is the process of comparing actual performance with standards and taking any necessary corrective action". (pengawasan adalah proses membandingkan unjuk kerja aktual dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya dan melakukan melakukan perbaikan yang diperlukan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diambil beberapa butir makna pengertian pengawasan sebagai berikut:

a) Pengawasan merupakan proses aktivitas

Page 7: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

b) Pengawasan berusaha mengecek, menilai, mengoreksi

c) Kriteria pengecekan adalah rencana, perintah dan prinsip

d) Tujuan pengawasan adalah mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pengawasan adalah preventif dan represif. Preventif mengacu pada pencegahan timbulnya penyimpangan pelaksanaan kerja organisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Represif dalam arti usaha mencapai ketaat-azasan dan kedisiplinan men- jalankan setiap aktivitas agar memiliki kepastian hukum dan menetapkan perbaikan jika terdapat penyimpangan.

Dan masih banyak teori-teori politik yang sejalan dengan organisasi, maka dari itu kita harus dapat menggkajinya supaya teori politik dapat lebih berguna untuk memperoleh, mengembangkan dan mempergunakan kekuasaan dan sumber daya lain untuk mencapai hasil yang diharapkan seseorang apabila dihadapkan pada ketidakpastian atau ketidak sepakatan pilihan.

Menurut saya seorang manajer pasti tentunya berada pada dunia politik karena manajer harus mempunyai ke-4 macam yang diatas agar dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien.

Jawaban no 4

Menurut Stephen R. Covey (dalam Adi Sujatno, 2006) Principle Centered Leadership terdiri dari :

1) Belajar terus menerus, mereka membaca, berlatih, dan mendengarkan masukan

2) Berorientasi pada pelayanan, mereka melihat hidup sebagai suatu misi dan tidak hanya sebagai suatu karir;

3) Memancarkan energi positif, mereka optimistis, positif, dan modern;

4) Mempercayai orang lain, mereka tidak tidak berekasi berlebihan pada perilaku negatif, kritik dan kelemahan;

Page 8: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

5) Hidup seimbang, mereka memperhatian keseimbangan jasmani dan rohani, antara yang tradisionil dan yang modern;

6) Melihat hidup sebagai petualangan, mereka menghargai hidup di luar kenyamanan;

7) Sinergistik, mereka memilih untuk memfokuskan diri pada kepentingan orang lain dan mampu membina energi-energi yang dimiliki organisasi; dan

8) Melaksanakan pembaharuan diri, mereka memiliki karakter yang kuat dan sehat, serta berdisiplin tinggi.

Dan menurut Bernardine R. Wirjana (2002) prinsip-prinsip yang mutlak dalam suatu kepemimpinan strategis :

1) Mengerti diri sendiri dan selalu berbuat untuk perbaikan diri sendiri;

2) Menguasai keahlian teknis;

3) Mempunyai tanggung jawab dan bertanggung jawab;

4) Mengambil keputusan yang matang dan tepat waktu;

5) Menjadi peran/role model bagi karyawannya;

6) Mengenal karyawan dan memperhatiakn kesejahteraannya;

7) Membuat anggota selalu mendapat informasi yang mereka perlukan;

8) Menumbuhkan rasa tanggung jawab;

9) Menjamin bahwa tugas-tugas dapat dimengerti;

10) Melatih anggota-anggota sebagai tim;

11) Menggunakan sepenuhnya kapabilitas organisasi.

Page 9: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

Jawaban no 5

Demi efisiensi waktu dan pekerjaan sebaiknya bawahan yang melapor dan menerima perintah dari atasan jumlahnya sedikit. Dari prinsip ini bisa dipahami bahwa dengan banyaknya bawahan yang mendatangi atasan maka pekerjaan atasan akan lebih tersita apalagi jika isi laporan dan perintah itu sama. Akan lebih baik jika ada pembagian kerja siapa saja yang herus melapor dan menerima perintah dan kemudian orang-orang itu menjelaskan pada yang lain. Peranan seorang kordinatorlah yang sangat di butuhkan di sini karena kordinator mempunyai dan di berikan wewenang yang lebih besar. Dan apabila perlu melakukan pengawasan sebaiknya dilakukan atasan hendaknya ada batasan. Hal ini dimungkinkan bahwa kemampuan seseorang sangatlah terbatas antara lain; terbatasnya waktu, kekuatan fisik, kesanggupan apakah seorang atasan akan dapat secara terus menerus dapat mengontrol pikiran atau cara kerja seorang bawahan. Tetapi prinsip ini tidak jelas karena tidak disebutkan secara pasti batasan-batasan itu. Walaupun prinsip ini sudah dihilangkan oleh para penentang Teori Klasik karena tidak ada dasar angka teoritis namun prinsip ini memiliki kelebihan untuk memberikan batasan kepada atasan dalam mengawasi bawahan agar tidak terjadi hal semena-mena yang dilakukan atasan. Akan tetapi pengawasan sebaiknya dilakukan secara rutin agar kinerja para karyawan berjalan stabil tanpa terjadi keanjlokan kinerja yang drastic dan agar karyawan tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaannya sendiri dan dilakukan saat karyawan melakukan pekerjaan. Dan jika ada kesalahan bisa dengan cepat diketahui sekaligus diperbaiki sedini mungkin dan atasan segera memberi peringatan kepada karyawan tersebut untuk memperbaikinya secepat mungkin agar dikemudian hari pekerjaan tersebut tidak mengganggu kapada pakerjaan yang lainnya.

Jawaban no 6

1) Pengirim : orang-orang yang mengawali suatu komunikasi atau seseorang yang memberikan/menyampaikan suatu informasi kepada orang lain.

2) Encoding/Penyandian : proses peubahan gagasan atau informasi ke dalam rangkaian simbol atau isyarat. Dalam proses ini, gagasan atau informasi akan diterjemahkan ke dalam simbol-simbol (biasanya dalam bentuk kata-kata atau isyarat) yang memiliki kesamaan arti dengan simbol-simbol yang dimiliki penerima.

Page 10: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

3) Pesan : bentuk fisik dari informasi-informasi atau gagasan-gagasan yang telah diubah oleh pengirim. Pesan biasanya diberikan dalam bentuk-bentuk yang dapat dihayati dan ditangkap oleh salah satu indera atau lebih dari penerima. Perkataan dapat didengar, tulisan tangan dapat dibaca, dan isyarat-isyarat tangan dan gambar dapat dilihat, dan sentuhan tangan dapat dirasakan sebagai ancaman atau kehangatan. Pesan-pesan non-verbal merupakan bentuk yang sangat penting terutama di dalam menekankan arti atau memberikan reaksi-reaksi secara terbuka.

4) Saluran : cara/jalan pengiriman suatu pesan. Hal ini seringkali dapat dipisahkan dari pesan. Agar komunikasi dapat berjalan secara efisien dan efektif, Channel haruslah sesuai dengan pesan yang hendak dikirim.

5) Penerima : orang-orang yang melalui inderanya menerima pesan-pesan dari pengirim.

6) Penafsiran : proses penterjemahan terhadap pesan-pesan yang dikirim oleh Pengirim kepada penerima. Proses ini dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lampau, penggunaan interprestasi yang bersifat pribadi terhadap simbol-simbol atau isyarat-isyarat, harapan-harapan, dan saling pengertian dengan pengirim. Komunikasi lebih efektif dan efisien apabila pesan yang diterjemahkan oleh penerima seimbang atau sesuai dengan pesan-pesan yang dimaksudkan oleh pengirim.

7) Penerimaan : umpan balik, reaksi atau ekspresi penerima terhadap pesan-pesan yang telah diterimanya, dan dikomunikasikan kepada pengirim. Dengan adanya umpan balik, pengirim dapat mengetahui sejauh mana pesan-pesan yang telah dikirimnya bisa diterima oleh penerima.

Jawaban no 3.

Dalam kenyataan hidup organisasi dan atau kelembagaan, tampaknya tidak lepas dari aspek politis. Di dunia politik terdapat etika politik, norma-norma politik, nilai-nilai politik yang dijunjung tinggi oleh politikus, sementara di dunia manajemen ada etika profesional di bidang manajemen, norma-norma dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam aplikasi manajemen. Dalam praktek, bisa jadi sinyalir kekotoran dan interesan individu dan kelompok menjadi benar, sama halnya manejer yang praktek manajerialnya menyimpang dari teori-teori

Page 11: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

manajemen. Biasanya politik merupakan aktivitas yang dipergunakan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempergunakan kekuasaan dan sumber daya lain untuk mencapai hasil yang diharapkan seseorang apabila dihadapkan pada ketidakpastian atau ketidak sepakatan pilihan. Berikut adalah sedikit dari paparan tentang tinjauan politik manajemen :

1) Politik perencanaan.

Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan. Perencanaan dalam manajemen menyangkut substansi (komponen apa yang direncanakan) dan proses (pendekatan, strategi, taktik, dan personel perencana). Dalam aspek proses inilah aspek politis perencanaan diterapkan. Penentuan siapa yang berfungsi sebagai perencana dan bagaimana proses perencanaan dijalankan, dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak lepas dari pertimbangan politis. Jika menggunakan pertimbangan profesional, personel yang kompeten di bidangnya diserahi tugas membuat perencanaan, misalnya komite perencanaan, departemen riset, eksekutif, atau dewan (Sears, 1950). Jika menggunakan pertimbangan birokratis, para pimpinan dan kepala bagian yang diserahi tugas. Sementara jika menggunakan pertimbangan politis, bergantung pendekatan yang digunakan: jika dengan dependency approach, orang yang berkuasa yang menyusun, jika dengan comparative politics approach, pelibatan pihak lain disarankan, jika menggunakan nonethnocentric approach, semua orang tanpa memperhatikan etnisnya dilibatkan, jika menggunakan democratic system approach, semua orang tanpa memperhatikan aspek apa pun dilibatkan, dan jika menggunakan alternative approach, akademisi dari berbagai disiplin dilibatkan (Wiarda, 1985). Dalam proses penyusunan rencana pun pendekatan-pendekatan politis tersebut dapat diterapkan. Dengan demikian secara teoritis kegiatan perencanaan terbebas dari kepentingan dan interes individu, kelompok, dan golongan tertentu. Perencanaan dilakukan secara adil, bijaksana, dan profesional untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2) Politik pengorganisasian.

Aktivitas pengorganisasian berkait dengan pembentukan bagian, penstrukturan, job descrption, analysis of duties, dan mekanisme kerja. Di dalamnya juga tercakup staffing (dari Gullick, Konzt & O’Donnel, penempatan personel dalam posisi), assembling (dari Newman, merakit unit-unit dalam satu kesatuan sistem), koordinasi (dari Fayol, Urwick, Sears, Assa,

Page 12: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

Gregg, Campbel dll., mengkerjasamakan antar bagian/unit), dan alocating (dari Assa, mengalokasikan sumber daya ke dalam bagian/unit). Beberapa fungsi manajemen tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi untuk kerangka wawasan Terry dalam hal fungsi manajemen dapat dimasukkan ke dalam fungsi pengorganisasian. Dalam tinjauan politis, ketika fungsi manajemen pengorganisasian dilaksanakan, teori-teori tradisional, behaviorisme politis, historisme politis, relativisme moral dalam politik, teori normatif, teori distribusi yang dikemukakan oleh Varma (1995) dapat menjadi dasar. Nakamura dan Smallwood (1980) mengutip pandangan Rein & Rabinovitz menyarankan penggunaan pendekatan legal imperative, rational-birocratic imperative, dan consensual imperative dalam melaksanakan pengorganisasian. Dalam praktek kehidupan berorganisasi, implementasi aspek politis dalam manajemen dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak sehat. Sebagai contoh, dalam hal melaksnaakan fungsi staffing, beberapa kelompok kepentingan melakukan proses saling jegal untuk merebut posisi dalam memperoleh kekuasaan. Padahal proses semacam itu dapat saja dilakukan dengan pendekatan politik rational-birokratic dan consensual imperative atas dasar tinajauan historis, relativisme moral, normatif, dan distributif. Jika hal ini terlaksana, maka proses pengorganisasian akan berjalan secara terbuka, saling memberi dan menerima, satu sama lain saling memahami. Bukan justru saling sembunyi dan saling jegal yang memunculkan iklim politis yang tidak sehat, pada gilirannya akan mengganggu proses komunikasi antar manusia dan antar unit sehingga produktivitas menurun. Bahkan konspirasi untuk saling menggulingkan juga akan mengganggu jalannya organisasi.

3) Politik pelaksanaan.

Jika dalam proses perencaan dan pengorganisasian sejak awal telah diwarnai implementasi kegiatan politis yang tidak sesuai dengan teori dan pendekatan politis yang semestinya, maka dalam pelaksanaan pun akan terbawa pewarnaan itu. Begitu seterusnya sehingga keefektifan organisasi akan terganggu hanya karena energi dicurahkan untuk memikirkan dan memecahkan masalah politis dalam organisasi. Fungsi pelaksanaan (diterjemahkan dari actuating-nya Terry) menyangkut pelaksanaan fungsi manajemen lainnya yaitu commanding (dari Fayol, memberi komando/perintah), directing (dari Urwick, Gullick, Newman, Sears, Konzt & O’Donnel, memberi pengarahan), stimulating (dari Assa, Campbell, Jenson, memberikan stimulasi), communicating (dari Gregg, berkomunikasi antar

Page 13: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

manusia dan antar unit). Dalam implementasi fungsi pelaksanaan ini juga terjadi rawan praktek politis yang tidak sesuai dengan teori-teori politik yang semestinya. Ketika orang berangkat dari pandangan politik adalah kekuasaan, usaha pencapaian kekuasaan itu dilakukan dengan menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Bisa jadi panggung praktek politik yang kita saksikan selama ini adalah praktek politik yang banyak meninggalkan nilai-nilai, norma-norma, dan etika politik yang seharusnya. Sama halnya praktek manajemen yang terjadi di jajaran pelaksana pendidikan yang mengabaikan nilai-nilai dan norma-norma manajerial yang semestinya dipedulikan. Hal ini berlaku jika para manajer memandang politik adalah decision making (pembuatan keputusan), policy (kebijakan), devision of labours and allocation (pembagian pekerjaan dan alokasi dana), conflict and cooperation (konflik dan kerjasama). Dalam praktek manajemen, pandangan politis ini dapat saja menyimpang dari teori, norma, etika, dan nilai-nilai manajerial dan nilai-nilai politis yang semestinya (hal ini tidak dapat diurai panjang lebar pada kesempatan ini karena keterbatasan waktu, apalagi jika disertai contoh-contoh dalam praktek politik manajemen). Namun, dapat ditekankan bahwa tampaknya kajian disiplin politik manajemen sangat menarik untuk dicermati.

4) Politik pengawasan.

Ada lagi penulis lain yang menyatakan bahwa pengawasan adalah: "to determine what is accomplished, evaluate it, and apply corrective measures, if needed, to insure result in keeping with the plan" (Terry, 1968). Sedangkan Henry Fayol menyatakan bahwa "controll consist in verifying whether everything occure in conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles established". Dari dua pengertian itu, pengawasan mengandung makna melihat atau mengecek apa yang terjadi, menilai dan dicocokkan dengan rencana semula, perintah-perintah yang telah diberikan dan dicocokkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan. M. Manullang (1990) mengartikan pengawasan sebagai proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu, dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Mondy dkk. (1986) mengartikan "controlling is the process of comparing actual performance with standards and taking any necessary corrective action". (pengawasan adalah proses membandingkan unjuk kerja aktual dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya dan melakukan melakukan perbaikan yang diperlukan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diambil beberapa butir makna pengertian pengawasan sebagai berikut:

Page 14: Kuis 2 Online-Indra

Nama : Indra SanjayaNIM : 10509221Kelas : MI-5

e) Pengawasan merupakan proses aktivitas

f) Pengawasan berusaha mengecek, menilai, mengoreksi

g) Kriteria pengecekan adalah rencana, perintah dan prinsip

h) Tujuan pengawasan adalah mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pengawasan adalah preventif dan represif. Preventif mengacu pada pencegahan timbulnya penyimpangan pelaksanaan kerja organisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Represif dalam arti usaha mencapai ketaat-azasan dan kedisiplinan men- jalankan setiap aktivitas agar memiliki kepastian hukum dan menetapkan perbaikan jika terdapat penyimpangan.

Dan masih banyak teori-teori politik yang sejalan dengan organisasi, maka dari itu kita harus dapat menggkajinya supaya teori politik dapat lebih berguna untuk memperoleh, mengembangkan dan mempergunakan kekuasaan dan sumber daya lain untuk mencapai hasil yang diharapkan seseorang apabila dihadapkan pada ketidakpastian atau ketidak sepakatan pilihan.

Menurut saya seorang manajer pasti tentunya berada pada dunia politik karena manajer harus mempunyai ke-4 macam yang diatas agar dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien.