KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI SERBUK KAYU JABON ...
Transcript of KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI SERBUK KAYU JABON ...
KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI SERBUK KAYU JABON
(Anthocephalus cadamba) DAN PEREKAT ISOSIANAT PADA VARIASI
WAKTU KEMPA
SKRIPSI
OLEH:
ALEX NAPITUPULU
121201079/TEKNOLOGI HASIL HUTAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI SERBUK KAYU JABON
(Anthocephalus cadamba) DAN PEREKAT ISOSIANAT PADA VARIASI
WAKTU KEMPA
SKRIPSI
OLEH:
ALEX NAPITUPULU
121201079/TEKNOLOGI HASIL HUTAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Teknologi Hasil
Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
ALEX NAPITUPULU : Kualitas Papan Partikel dari Serbuk Kayu Jabon (Anthocephalus
cadamba) dan Perekat Isosianat pada Variasi Waktu Kempa. Dibimbing oleh RUDI
HARTONO dan ARIF NURYAWAN
Papan partikel pada penelitian ini dibuat dari serbuk kayu jabon dan perekat isosianat
dengan kadar perekat 6%. Pencampuran serbuk dan perekat dilakukan secara manual
menggunakan sprayer gun selama 5 menit. Metode penelitian ini menggunakan standar Japanese
industrial standard (JIS) A 5908 : 2003, dengan ukuran dimensi 40 cm x 14 cm x 1 cm dan
target kerapatan 0,75 g/cm3. Variasi waktu kempa yang ditentukan yaitu 5 menit, 7,5 menit, dan
10 menit dikempa pada suhu 150oC dengan tekanan 30 kgf/cm. Papan partikel dikondisikan
selama seminggu setelah itu dipotong untuk pengujian sifat fisis dan mekanis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas papan papan partikel yang dihasilkan sudah memenuhi standar JIS A 5908 ; 2003 pada pengujian kerapatan, kadar air, dan rekat internal. Untuk uji siklis, hasilnya
menunjukkan bahwa papan partikel dengan perekat isosianat cukup tahan untuk penggunaan
eksterior karena hingga 6 kali pengujian siklis baik konvensional maupun rebus papan partikel
tidak rusak. Hasil penilaian kualitas papan partikel didapatkan bahwa papan partikel dengan
lama waktu pengempaan 10 menit adalah yang terbaik.
Kata kunci : Papan partikel, Isosianat, serbuk kayu.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
ALEX NAPITUPULU : Quality of Particle Board made of Jabon Wood Sawdust
(Anthocephalus cadamba) and Isocyanate in Various of Hot Press Periodes. Guided by RUDI
HARTONO and ARIF NURYAWAN
The particle board in this experiment was made of Jabon wood sawdust and 6%
isocyanate adhesive. Mixing was done manually using a sprayer gun for 5 minute. This research
method used Japanese industrial standard (JIS) A 5908: 2003, with dimension 40 cm x 14 cm x 1
cm and target density 0,75 g / cm3. The variation of hot press periode were 5 minutes, 7.5
minutes, and 10 minutes, respectively of 150oC with pressure 30 kgf / cm
2. The particle board
was conditioned for a week prior to cut for testing of physical and mechanical properties. For
dimensional stability testing, the result showed that the particle board with isocyanate was resistant enough for exterior use. Up to 6 times the conventional cyclic and boiled cyclic particle
board were not damaged. The results showed that the quality of particle board produced was
fulfilled the JIS A 5908 ; 2003 standard comprised of density, moisture, and internal bond test.
Based on the results of particle board quality assessment, it was found that particle board with
10 minutes pressing time was the best.
Keywords: Particle Board, Isocyanate, Sawdust
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 27 April 1994. Penulis merupakan anak
pertama dari lima bersaudara dari pasangan Sahat Parulian Napitupulu dan Dra. Masdelina
Purba. Penulis memiliki dua saudara laki-laki dan dua saudari perempuan.
Penulis lulus pendidikan SD HKBP 1 Balige pada tahun 2006, melanjutkan pendidikan
ke SMP Negeri 3 Balige dan lulus pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan ke SMA
Negeri 1 Laguboti dan lulus pada tahun 2012. Penulis mengikuti seleksi masuk Universitas
Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan
lulus pada Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan pada tahun 2012.
Penulis pada masa perkuliahan aktif di organisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan
Mahasiswa Sylva (HIMAS). Penulis telah melaksanakan Praktikum Pengenalan Ekosistem
Hutan (P2EH) pada tahun 2014 di Pulau Sembilan Kabupaten Langkat.
Penulis telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kesatuan Pemangku Hutan
(KPH) Banyuwangi Selatan, Jawa Timur pada Juli - Agustus 2016 selama 1 bulan. Penulis pada
akhir studi telah melaksanakan penelitian dengan judul “Kualitas Papan Partikel dari Serbuk
Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba) dan Perekat Isosianat pada Variasi Waktu Kempa”
dibimbing oleh Dr. Rudi Hartono, S. Hut., M.Si dan Arif Nuryawan, S. Hut., M. Si., Ph. D.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hikmat,
karunia, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.
Adapun judul penelitian ini adalah “Kualitas Papan Partikel dari Serbuk Kayu Jabon
(Anthocephalus cadamba) dan Perekat Isosianat pada Variasi Waktu Kempa”. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh variasi waktu kempa terhadap
papan partikel dari serbuk kayu jabon (A. cadamba).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Rudi
Hartono,S.Hut., M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Arif Nuryawan, S.Hut., M.Si., Ph.D
selaku anggota yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis
dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang turut membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan skripsi ini.
1. Orang tua dan adik penulis yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun
material selama pengerjaan skripsi ini kepada penulis.
2. Sahabat-sahabat penulis (Chrismansyah Anda Perdana Sinaga, Richy Stone Silalahi,
Tomy Voodoo Togatorop, A.md, Dedi Etnik Damanik, S.H, Esra Purba Dasuha, S.Hut,
Rendy Makung Situmeang, S.Kom dan Heydi Power Slaves) yang turut mendukung
penulis selama pengerjaan skripsi.
3. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini yang
tidak dapat penulis ucapkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk hasil penelitian yang lebih baik
dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Oktober 2018
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................................. 1
Manfaat Penelitian ............................................................................................ 3
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
Hipotesis .......................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
Klasifikasi Jabon .............................................................................................. 4
Papan Partikel .................................................................................................. 5
Perekat Isosianat .............................................................................................. 7
METODE PENELITIAN ............................................................................... 9
Waktu dan Tempat ............................................................................................ 9
Bahan dan Alat ................................................................................................. 9
Metode Penelitian ............................................................................................ 9
Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel .......................................... 14
Analisis Data ..................................................................................................... 18
Penilaian (scoring) Kualitas Papan Partikel ..................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 20
Sifat Fisis ......................................................................................................... 20
Kerapatan ................................................................................................ 20
Kadar Air ................................................................................................ 21
Daya Serap Air ......................................................................................... 22
Pengembangan Tebal ............................................................................... 24
Pengujian Stabitilas Dimensi (Uji Siklis) ............................................... 26
Sifat Mekanis ................................................................................................... 38
Internal Bond (IB) ................................................................................... 38
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 41
Kesimpulan ............................................................................................. 41
Universitas Sumatera Utara
Saran ....................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42
LAMPIRAN..................................................................................................... 44
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Standar Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel ........................ 14
2. Tabel Pengujian Stabilitas Dimensi (Uji Siklis) ......................................... 17
3. Penilaian Kualitas Papan Partikel ................................................................ 40
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Prosedur Pembuatan Papan Partikel ............................................................ 12
2. Pola Contoh Uji Papan Partikel ................................................................... 13
3. Pengujian Keteguhan Rekat Internal ........................................................... 18
4. Nilai Kerapatan Papan Partikel .................................................................... 20
5. Nilai Kadar Air Papan Partikel .................................................................... 21
6. Nilai Daya Serap Papan Partikel .................................................................. 22
7. Nilai Pengembangan Tebal Papan Partikel .................................................. 24
8. Nilai Uji Siklis Papan Partikel dengan Waktu Kempa 5 menit ................... 27
a. Dimensi Panjang dan Lebar Papan Partikel terhadap Uji Siklis
Konvensional ........................................................................................... 27 b.
Dimensi Panjang dan Lebar Papan Partikel terhadap Uji Siklis Rebus .............. 27
c. Dimensi Tebal Papan Partikel terhadap Uji Siklis Konvensional ............ 29
d. Dimensi Tebal Papan Partikel terhadap Uji Siklis Rebus ........................ 29
9. Nilai Uji Siklis Papan Partikel dengan Waktu Kempa 7,5 menit ................ 31
a. Dimensi Panjang dan Lebar Papan Partikel terhadap Uji Siklis
Konvensional ........................................................................................... 31
b. Dimensi Panjang dan Lebar Papan Partikel terhadap Uji Siklis Rebus ... 31
c. Dimensi Tebal Papan Partikel terhadap Uji Siklis Konvensional ............ 33
d. Dimensi Tebal Papan Partikel terhadap Uji Siklis Rebus ........................ 33
10. Nilai Uji Siklis Papan Partikel dengan Waktu Kempa 10 menit ................. 35
a. Dimensi Panjang dan Lebar Papan Partikel terhadap Uji Siklis
Konvensional ........................................................................................... 35
b. Dimensi Panjang dan Lebar Papan Partikel terhadap Uji Siklis Rebus ... 35
c. Dimensi Tebal Papan Partikel terhadap Uji Siklis Biasa ......................... 37
d. Dimensi Tebal Papan Partikel terhadap Uji Siklis Rebus ........................ 37
11. Nilai IB Papan Partikel .............................................................................. 39
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Perhitungan Bahan Baku ............................................................................. 44
2. Data Hasil Koreksi Nilai Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Partikel . 46
3. Analisis Sidik Ragam ................................................................................... 49
4. Data Hasil Pengujian Stabilitas Dimensi (Uji Siklis) .................................. 52
5. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 54
Universitas Sumatera Utara
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini, hutan yang merupakan sumber utama bahan baku kayu solid
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan kayu pada industri perkayuan. Hal ini
dapat dilihat dengan menurunnya luas hutan kawasan produksi. Menurut BPS
(2016) luas kawasan produksi tahun 2014 menurun dari tahun 2010 yaitu dari
24,69 juta ha menjadi 20,80 juta ha sedangkan produksi kayu pada pada tahun
2016 tercatat 42.250.000 m³ (BPS, 2016).
Mengingat kondisi hutan di Indonesia yang menurun kemampuan
produksinya, diperkirakan kekurangan akan bertambah parah sejalan dengan
waktu. Kesulitan yang dialami industri dalam memenuhi kebutuhan bahan
bakunya, dikhawatirkan menjadi pemicu maraknya penebangan dan perdagangan
kayu secara illegal di Indonesia. Dampak negatif dari kondisi tersebut antara lain
rusaknya hutan beserta ekosistem di dalamnya dan makin besarnya tekanan dunia
internasional terhadap manajemen hutan dan produk hasil hutan dari Indonesia.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah membuat beberapa
upaya, diantaranya melakukan program hutan tanaman industri (HTI). HTI
dikenal juga sebagai perkebunan kayu dan tujuannya adalah menyediakan bahan
baku industri perkayuan secara berkelanjutan dalam jumlah dan mutu yang bisa
mensubstitusi bahan baku yang berasal dari hutan alam. Jenis tanaman hutan
tanaman industri yang baru-baru ini dikembangkan adalah adalah jabon
(Anthochephalus cadamba).
Jabon (A. cadamba) merupakan jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing),
teknik silvikulturnya telah diketahui dan pemanfaatan kayunya sudah dikenal luas
Universitas Sumatera Utara
2
masyarakat. Namun untuk pemanfaatan sebagai papan partikel belum banyak
diteliti. Papan partikel merupakan salah satu alternatif pilihan untuk industri
mebel. Papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa
yang dibentuk menjadi partikel dan perekat termosetting melalui proses
pengempaan (BSN, 2010). Papan partikel sangat erat kaitannya dengan perekat
sebagai pendukung dalam permbuatan papan. Perekat yang digunakan dalam
papan partikel ini adalah isosianat.
Perekat isosianat dipilih sebagai perekat papan partikel ini, dikarenakan
perekat isosianat memiliki banyak keuntungan, antara lain: lebih sedikit jumlah
yang dibutuhkan dalam memproduksi sifat-sifat papan yang sama, dapat
digunakan suhu pengempaan yang lebih rendah, siklus pengempaan lebih cepat,
energi pengeringan yang dibutuhkan lebih sedikit dan tidak adanya emisi
formaldehida (Marra, 1992).
Faktor yang mempengaruhi kualitas perekat salah satunya adalah suhu dan
lama waktu pengempaan. Menurut Yusuf (2000) jika suhu pengempaan di atas
suhu optimum dengan waktu yang lama akan menyebabkan papan partikel yang
dihasilkan terlalu matang (overmatured) sehingga bersifat getas dan menyebabkan
ikatan antar partikel menjadi tidak normal. Pengempaan pada suhu di bawah suhu
optimum dan waktu terlalu singkat maka akan menyebabkan perekat tidak
matang. Pengempaan pada suhu optimum diharapkan menghasilkan kualitas
rekatan yang baik, sehingga perlu dicari suhu dan waktu pengempaan optimum
untuk perekat isosianat. Tekanan saat pengempaan biasanya berkisar 5-25 kg/cm2
(Sutigno, 1988). Suhu pada saat proses kempa berkisar antara 130-150º C dan
besarnya tekanan antara 15 kg/cm2
– 35 kg/cm2 (FAO, 1997). Pada penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
3
faktor yang diperhatikan adalah pada variasi waktu kempa (5 menit, 7,5 menit,
dan 10 menit) dengan suhu kempa adalah 150º C.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul “Kualitas
Papan Partikel dari Serbuk Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba) dan Perekat
Isosianat pada Variasi Waktu Kempa”. Papan partikel yang dihasilkan kualitasnya
akan dibandingkan dengan JIS A 5908-2003.
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh variasi
waktu kempa terhadap papan partikel dari serbuk kayu jabon (A. cadamba) yang
direkat dengan isosianat
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah :
1. Memberikan peluang baru pada serbuk kayu jabon untuk menjadi bahan
substitusi pembuatan papan partikel.
2. Memberikan informasi pengetahuan tentang bahan baku serbuk kayu jabon
dalam pembuatan papan partikel dan sifat fisis dan mekanis dari papan
partikel tersebut.
Hipotesis
Variasi waktu kempa berpengaruh nyata terhadap kualitas sifat fisis dan mekanis
papan partikel dari serbuk kayu jabon.
Universitas Sumatera Utara
4
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Jabon
Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan jenis tanaman cepat tumbuh,
pemanfaatan kayunya sudah dikenal luas masyarakat sebagai bahan bangunan,
kayu bakar, dan teknik silvikulturnya telah diketahui. Jabon tergolong tumbuhan
pionir. Jenis ini tersebar di seluruh Indonesia terutama Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, dan Papua. Jenis ini juga ditemukan di Philipina, Papua New
Guinea, dan Kepulauan Salomon. Tumbuh di hutan hujan dataran rendah dan
hutan sekunder atau tepi jalan logging. Pada distribusi alaminya, tanaman ini
tumbuh baik pada ketinggian 0-1.000 m dpl dengan rata-rata curah hujan
sekurang-kurangnya 1.500 mm/tahun atau wilayah beriklim basah hingga agak
kering (tipe iklim A-C). Tumbuh di tanah alluvial atau tanah lembab di tepi
sungai, dan tanah bertekstur liat atau tanah berpasir (Soerinegara and Lemmens,
1994).
Berdasarkan klasifikasinya, jabon termasuk ke dalam famili Rubiaceae.
Secara lengkap, susunan klasifikasi jabon adalah sebagai berikut (Nurhasybi dan
Muharam, 2003).
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Anthocephalus
Spesies : Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.
Universitas Sumatera Utara
5
Papan Partikel
Papan partikel adalah lembaran bahan yang terbuat dari serpihan kayu atau
bahan-bahan yang mengandung lignoselulosa seperti keping, serpih dan unting
yang disatukan dengan menggunakan bahan pengikat organic dan dengan
memberikan perlakuan panas, tekanan, kadar air, katalis dan sebagainya
(FAO, 1997).
Menurut Maloney (1993), papan partikel merupakan salah satu jenis
komposit atau panel kayu yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan yang
berlignoselulosa yang diikat dengan perekat sintetis atau bahan pengikat lain
dengan kempa panas. Beberapa sifat dari papan partikel adalah kerapatan, kadar
air, daya serap air, serta pengembangan tebal, Modulus of Elasticity (MOE) dan
Modulus of Repture (MOR), serta Internal Bond (IB). Semakin tinggi kerapatan
menyeluruh dari bahan-bahan tertentu maka semakin tinggi kekuatannya. Faktor
lain yang mempengaruhi kerapatan yakni kandungan air. Kandungan air yang
lebih tinggi dari lapisan permukaan akan mengakibatkan pemampatan yang tinggi
pula.
Menurut Haygreen dan Bowyer (1996), papan partikel adalah produk
panel yang dihasilkan dengan memampatkan partikel-partikel kayu sekaligus
mengikatnya dengan suatu perekat. Tipe-tipe papan partikel yang banyak itu
sangat berbeda dalam hal ukuran dan bentuk partikel, jumlah resin (perekat) yang
digunakan dan kerapatan panel yang dihasilkan.
Bahan baku papan komposit dimasa mendatang sangat bervariasi. Bagi
negara-negara yang memiliki sumber daya kayu yang cukup banyak dapat
mengandalkan kayu sebagai bahan bakunya, tetapi bagi negara-negara yang tidak
Universitas Sumatera Utara
6
atau kurang memiliki potensi kayu, dapat menggunakan bahan baku kayu selain
kayu. Penggunaan berbagai macam bahan baku dalam satu bentuk produk
komposit sangat memungkinkan di masa mendatang seiring dengan timbulnya
berbagai desakan seperti issue lingkungan, kelangkaan sumber daya, tuntutan
konsumen akan kualitas produk yang semakin tinggi, imajinasi, pengetahuan dan
penguasaan ilmu yang semakin tinggi serta berbagai faktor lain yang merangsang
terciptanya produk komposit berkualitas tinggi dari bahan baku yang berkualitas
rendah (Rowell, 1997 dalam Massijaya et al. 2005).
Maloney (1993) menyatakan berdasarkan morfologinya, partikel yang
digunakan sebagai bahan baku dapat dibedakan menjadi :
(a) Flakes, dimensinya bervariasi dengan ketebalan antara 0,2-0,5 mm, panjang
antara 10-50 mm dan lebar antara 2-2,5 mm. Rasio antara panjang partikel
dengan ketebalannya adalah 60-120 :1 atau lebih tinggi. Flakes berukuran
besar dan persegi dengan ukuran panjang dan lebar berturut-turut 5 x 5 cm2 – 7
x 7 cm2 dan tebal antara 0,6-0,8 mm disebut wafers. Partikel yang mirip dengan
wafers tapi lebih tipis dan kadang-kadang sedikit lebih panjang disebut strands.
b) Silvers, berbentuk serpihan dengan tebal sampai 5 mm dan panjang sampai 1,5
cm.
c) Fines, berupa serbuk gergaji atau serbuk hasil pengamplasan.
Pada dasarnya sifat papan partikel dipengaruhi oleh bahan baku kayu
pembentuknya, jenis perekat, dan formulasi yang digunakan serta proses
pembuatan papan partikel tersebut mulai dari persiapan bahan baku, pembentukan
partikel, pengeringan partikel, pencampuran perekat dengan partikel, proses
kempa dan finishingnya.
Universitas Sumatera Utara
7
Haygreen dan Bowyer (1996), menyatakan bahwa sifat bahan baku kayu
sangat berpengaruh terhadap sifat papan partikelnya. Sifat kayu tersebut antara
lain jenis dan kerapatan kayu, bentuk dan ukuran bahan baku kayu, penggunaan
kulit kayu, tipe, ukuran dan geometri partikel kayu, kadar air kayu, dan
kandungan ekstraktifnya.
Menurut Maloney (1993), dibandingkan dengan kayu asalnya papan
partikel mempunyai beberapa kelebihan seperti:
a) Papan partikel bebas dari mata kayu, pecah dan retak.
b) Ukuran dan kerapatan papan partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
c) Tebal dan kerapatannya seragam serta mudah dikerjakan.
d) Mempunyai sifat isotropis.
e) Sifat dan kualitasnya dapat diatur.
Perekat Isosianat
Perekat (adhesive) adalah suatu subtansi yang dapat menyatukan dua buah
benda atau lebih melalui ikatan permukaan. Perekat thermosetting merupakan
perekat yang dapat mengeras apabila terkena panas atau reaksi kimia dengan
sebuah katalisator yang disebut hardener dan bersifat irreversible. Perekat jenis
ini jika sudah mengeras tidak dapat menjadi lunak. Contoh jenis perekat yang
termasuk golongan ini adalah urea formaldehyde (UF), melanin formaldehyde
(MF), phenol formaldehyde (PF), isocyanate, dan resorsinol formaldehide.
Perekat thermoplastic adalah perekat yang dapat melunak jika terkena panas dan
menjadi mengeras kembali apabila suhunya rendah. Contoh jenis perekat yang
Universitas Sumatera Utara
8
termasuk jenis ini polyvinyl adhesive, cellulose adhesive, dan acrylic resin
adhesive (Pizzi 1983).
Perekat isosianat merupakan bahan reaktif yang kuat rekatannya pada
logam, karet, plastik, gelas, kulit dan kayu. Yang paling penting dipoli-isosianat,
yang gugus-gugus fungsinya efektif berikatan dengan gugus-gugus berkandungan
hydrogen aktif (seperti amino, imino, karboksil, sulfonat, hidroksil).
Penggunaannya dapat sendiri atau dicampur larutan elastomer (perekat karet ke
logam atau kain), zat pengubah sifat perekat basis karet (serbaguna), sebagai
reaktan dengan poli eser atau poli eter menghasilkan poli uretan untuk maksud
khusus. Perekat isosianat juga mempunyai reaktivitas tinggi, kekuatan ikatan dan
daya tahan tinggi. Oleh karena itu dapat menghasilkan produk dengan sifat fisis
dan mekanis yang sangat baik. Menurut Marra (1992) dalam Sahroni (2008),
keuntungan menggunakan perekat isosianat dibandingkan dengan perekat
berbahan dasar resin adalah :
1. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk memproduksi papan dengan kekuatan
yang sama.
2. Memungkinkan penggunaan kempa yang lebih cepat.
3. Lebih toleran pada partikel berkadar air tinggi.
4. Energi untuk pengeringan lebih sedikit dibutuhkan.
5. Stabilitas dimensi papan yang dihasilkan lebih stabil.
Universitas Sumatera Utara
9
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 – Mei 2018. Penelitian
ini dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Laboratorium
Teknologi Hasil Hutan (THH) Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Sumatera Utara dan pengujian sifat fisis dan mekanis papan
dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Sumatera Utara.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk gergajian
(termasuk hasil chainsaw) kayu jabon, dan isosianat. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah blender drum, sprayer gun, ember plastik, kamera digital,
kertas label, alat tulis, dan UTM (Universal Testing Machine), mesin kempa,
timbangan elektrik, kalifer, plat besi berukuran 40 cm x 14 cm x 1 cm, aluminium
foil, dan kalkulator.
Metode Penelitian
1. Persiapan bahan baku
Serbuk kayu jabon diambil dari hasil penggergajian termasuk chainsaw di
perumahan Johor di Jalan Karya Wisata, Medan Johor, Sumatera Utara.
Selanjutnya serbuk kayu jabon yang telah dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam
plastik 50 kg. Selanjutnya serbuk kayu jabon dikeringkan secara alami dengan
bantuan cahaya matahari. Proses pengeringan ini berlangsung selama ± 1 minggu.
Universitas Sumatera Utara
10
Bahan baku yang sudah kering kemudian dioven sampai kadar airnya mencapai ±
5%.
2. Perhitungan bahan baku
Kebutuhan bahan baku papan partikel yang digunakan adalah 100%
serbuk kayu jabon dengan KA + 5% dan perekat isosianat dengan kadar perekat
6%, ukuran papan 40 x 14 x 1 cm3 dengan kerapatan target 0,75 g/cm
3 dan dibuat
sebanyak 3 ulangan tiap perlakuan. Untuk perhitungan bahan baku dapat dilihat
pada Lampiran 1.
3. Pengadonan (blending)
Sebelum dilakukan proses pengadonan atau blending terlebih dahulu
dibuat beberapa wadah berdasarkan variasi waktu kempa tersebut, lalu ditimbang
perekat isosianat yang dibutuhkan. Proses pencampuran antara partikel serbuk
kayu jabon dengan perekat isosianat dilakukan dengan cara memasukkan partikel
ke dalam ember kemudian perekat disemprotkan menggunakan sprayer gun ke
dalam partikel secara merata lalu diaduk.
4. Pembentukan lembaran (mat forming)
Partikel yang telah dicampur dengan perekat dimasukkan ke dalam
pencetakan lembaran. Pembentukan lembaran dilakukan dengan menggunakan
alat pencetak lembaran ukuran 40 cm x 14 cm x 1 cm. Tujuan dari pembentukan
lembaran untuk memberikan bentuk lembaran yang seragam mungkin sehingga
dapat dihasilkan lembaran yang seragam pada arah melintang luas papan.
5. Pengempaan panas (hot pressing)
Campuran bahan baku tersebut dimasukkan ke dalam cetakan yang
berukuran 40 cm x 14 cm x 1 cm dan dilakukan pengempaan panas dengan suhu
Universitas Sumatera Utara
11
150º C serta waktu yang digunakan adalah 5 menit, 7,5 menit, dan 10 menit
dengan tekanan 30 kg/cm2.
6. Pengkondisian (conditioning)
Papan yang baru dibentuk dikondisikan terlebih dahulu sebelum ditumpuk.
Penumpukan papan partikel pada kondisi panas akan menghambat proses
pendinginannya dan memberikan efek negatif terhadap papan itu sendiri, seperti
pewarnaan, terlepasnya partikel-partikel lapisan permukaan pada saat
pengamplasan dan menurunkan kekuatan. Pengkondisian selama 7 hari pada suhu
kamar dilakukan untuk menyeragamkan kadar air dan menghilangkan tegangan
sisa yang terbentuk selama proses pengempaan panas. Selain itu pengkondisian
dimaksudkan agar kadar air mencapai kesetimbangan.
7. Pemotongan contoh uji
Papan partikel yang telah mengalami conditioning kemudian dipotong
sesuai dengan tujuan tujuan pengujian yang dilakukan. Ukuran contoh uji
disesuaikan dengan standard pengujian JIS tentang papan partikel. Pola
pemotongan untuk sampel uji fisis dan mekanis papan disajikan dalam bagan
Gambar 2.
Universitas Sumatera Utara
12
Prosedur pembuatan papan partikel disajikan dalam bagan Gambar 1.
Gambar 1. Bagan prosedur pembuatan papan partikel
Partikel serbuk kayu jabon
Partikel serbuk kayu jabon dikeringkan dengan cara dijemur, yang
bertujuan untuk menghindari serangan jamur
Partikel serbuk kayu jabon di oven selama 24 jam, dengan suhu
(103 + 2)º C sampai KA ± 5%
Pencampuran perekat 6% dengan partikel serbuk kayu jabon
Pengempaan (hot pressing) dengan suhu 150º C dengan
tekanan 30 kg/cm2 selama 5 menit, 7,5 menit, dan 10 menit
Pengkondisian selama 7 hari
Pembentukan lembaran papan 0,75 g/cm3
Dimensi = 40 cm x 14 cm x 1 cm
Pemotongan contoh uji
Sifat fisis
Kerapatan
Kadar Air
Pengembangan Tebal
Daya Serap Air
Uji Siklis
Pengujian papan partikel JIS A 5908-2003
Sifat Mekanis
IB
Universitas Sumatera Utara
13
Gambar 2 . Pola contoh uji papan partikel
Keterangan gambar :
A : contoh uji stabilitas dimensi/uji siklis (5 x 5)cm2
B : contoh uji kerapatan dan kadar air (10 x 10)cm2
C : contoh uji pengembangan tebal dan daya serap air (5 x 5)cm2
D : contoh uji keteguhan rekat internal (5 x 5)cm2
A
C D B
A A A A
Universitas Sumatera Utara
14
Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel
Pembuatan contoh uji untuk pengujian sifat fisis dan mekanis papan
partikel serbuk kayu jabon berdasarkan variasi waktu kempa tersebut dilakukan
setelah papan partikel serbuk kayu jabon dikondisikan. Sifat papan partikel yang
diuji meliputi kadar air, kerapatan, daya serap air, pengembangan tebal, pengujian
stabilitas dimensi dan keteguhan rekat internal. Pengujian sifat fisis dan mekanis
papan partikel dari serbuk kayu jabon dilakukan berdasarkan standar JIS A 5908
(2003) disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Standar Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel
No. Sifat Fisis dan Mekanis JIS A 5908-2003
1 Kerapatan (g/cm3) 0,4 – 0,9
2 Kadar Air (%) 5-13
3 DayaSerap Air (%) -
4 PengembanganTebal (%) 5 Internal Bond (kg/cm
2) 1,5
Sumber : Standart JIS A 5908-2003.
Pengujian Sifat Fisis Papan Partikel
1. Kerapatan (ρ)
Kerapatan dihitung berdasarkan berat dan volume kering udara contoh uji.
Contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm ditimbang beratnya (B), lalu diukur rata-rata
panjang, lebar, dan tebalnya untuk menentukan volume (V) contoh ujinya. Nilai
kerapatan dapat dihitung dengan rumus:
……………………...…..(1)
2. Kadar Air (KA)
Keterangan:
ρ = Kerapatan (g/cm³)
B = Berat contoh uji (g)
V = Volume contoh uji (cm3)
ρ = B
V
Universitas Sumatera Utara
15
Contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm yang digunakan adalah bekas contoh uji
kerapatan. Kadar air papan dihitung berdasarkan berat awal (BA) dan berat kering
oven (BKO) selama 24 jam pada suhu (103 + 2)º C. Nilai kadar air papan dihitung
berdasarkan rumus :
...………..…..(2)
3. Daya Serap Air (DSA)
Daya serap air papan dihitung dengan mengukur selisih berat sebelum (B0)
dan setelah perendaman (B1) selama 2 jam dan 24 jam. Contoh uji berukuran 5 cm
x 5 cm x 1 cm sama dengan contoh uji pengembangan tebal. Daya serap air
tersebut dihitung dengan rumus:
………………(3)
4. Pengembangan Tebal (PT)
Contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm sama dengan contoh uji daya serap air.
Pengembangan tebal dihitung berdasarkan selisih tebal sebelum perendaman (T0)
dan tebal setelah perendaman (T1) selama 2 jam dan 24 jam. Nilai pengembangan
tebal papan dihitung berdasarkan rumus :
KA = BA-BKO x 100%
BKO
Keterangan:
KA = Kadar Air (%)
BA = Berat Awal (g)
BKO = Berat Kering Oven (g)
DSA (%) = B1 – B0 x 100%
B0
Keterangan:
DSA = daya serap air (%)
B0 = Berat contoh uji sebelum perendaman (g)
B1 = Berat contoh uji setelah perendaman (g)
Universitas Sumatera Utara
16
…...……………….. (4)
5. Pengujian Stabilitas Dimensi (Uji Siklis)
Uji siklis adalah sifat fisis papan yang menunjukkan tentang kembang dan
susut papan partikel dengan cara perendaman dan pengovenan (basah dan kering).
Untuk memperoleh nilai uji siklis, maka pengujian perendaman dan pengovenan
dilakukan sampai contoh uji tidak dapat diukur dimensinya (panjang, lebar, dan
tebal) karena rusak. Contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm. Uji siklis ada 2 yaitu uji
siklis konvensional dan uji siklis rebus.
Uji siklis konvensional adalah uji siklis dengan metode perendaman dan
pengovenan. Perendaman dilakukan selama 24 jam lalu diukur dimensinya setelah
itu pengovenan dilakukan selama 24 jam pada suhu (103 + 2)º C lalu contoh uji
diukur dimensinya (panjang, lebar, dan tebal) begitu seterusnya sampai contoh uji
tidak dapat diukur (papan partikel rusak). Contoh uji digunakan sebanyak 5
ulangan pada setiap perlakuan (5 menit, 7,5 menit, dan 10 menit).
Uji siklis rebus adalah uji siklis yang dilakukan dengan metode perebusan
dan pengovenan. Perebusan dilakukan selama 1 jam dengan air mendidih lalu
diukur dimensinya. Setelah itu dilakukan pengovenan selama 24 jam pada suhu
(103 + 2)º C lalu diukur dimensinya begitu seterusnya hingga contoh uji tidak
dapat diukur dimensinya/karena rusak. Setelah uji siklis tersebut dilakukan maka
data ditabulasikan sehingga diketahui nilai rata-rata dan juga standar deviasinya.
PT = T1-T0 X 100%
T0
Keterangan:
PT = Pengembangan Tebal (%)
T0 = Tebal contoh uji sebelum perendaman (cm)
T1 = Tebal contoh uji setelah perendaman (cm)
Universitas Sumatera Utara
17
Contoh uji yang digunakan berukuran sama dengan uji siklis konvensional yaitu 5
sampel pada setiap ulangan. Tabel uji siklis seperti yang ditunjukkan pada Tabel
2.
Tabel 2. Tabel Pengujian Stabilitas Dimensi (Uji Siklis)
SIKLIS DIMENSI
P1 P2 P3 P4 P(X) L1 L2 L3 L4 L(X) T1 T2 T3 T4 T(X)
1
2
3
4
5
6
Keterangan:
P1, P2, P3, P4 = Panjang papan partikel pada setiap sisi (cm)
L1, L2, L3, L4 = Lebar papan partikel pada setiap sisi (cm)
T1, T2, T3, T4 = Tebal papan partikel pada setiap sisi (cm)
P(X) = Panjang rata-rata (cm)
L(X) = Lebar rata-rata (cm)
T(X) = Tebal rata-rata (cm)
Pengujian Sifat Mekanis Papan Partikel
Internal bond (IB)
Contoh uji keteguhan rekat internal (internal bond) berukuran 5 cm x 5
cm. Contoh uji diukur dimensi panjang dan lebar untuk mendapatkan luas
permukaan. Kemudian contoh uji dilekatkan pada dua blok besi dengan perekat
epoksi dan dibiarkan mengering selama 24 jam. Keteguhan rekat tersebut dihitung
dengan rumus:
IB = P/A …….…………………………….(5)
Keterangan:
IB = Keteguhan rekat internal (kg/cm2)
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas permukaan contoh uji (cm2)
Universitas Sumatera Utara
18
Untuk lebih jelas pengujian dalam internal bond telah disajikan sketsa
pengujian internal bond pada Gambar 3.
Gambar 3. Sketsa pengujian internal bond
Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh varisi waktu kempa terhadap sifat fisis dan
mekanis papan partikel serbuk kayu jabon dilakukan sidik ragam dengan
rancangan percobaan acak lengkap (RAL) non faktorial. Model statistik linier dari
rancangan percobaan ini dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Yij = ………….....…………….(6)
Keterangan:
Yij : Respon pengamatan pada pengaruh variasi waktu kempa pada papan
partikel taraf ke-I dan ulangan ke-j
: Nilai rata-rata umum
: Pengaruh perlakuan variasi waktu kempa pada papan taraf ke-1
: Sisaan acak dari satuan percobaan ulangan ke-j yang dikenai perlakuan
variasi waktu kempa taraf ke-i
Adapun hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : Variasi waktu kempa tidak berpengaruh terhadap sifat fisis dan mekanis
papan partikel.
Universitas Sumatera Utara
19
Hi : Variasi waktu kempa berpengaruh terhadap sifat fisis dan mekanis papan
partikel.
Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu kempa terhadap sifat fisis dan
mekanis papan maka dilakukan analisis keragaman (analysis of variance) dengan
tingkat kepercayaan 95 %. Analisis keragaman tersebut menggunakan kriteria uji
sebagai berikut:
a. Jika Fhitung < Ftabel maka perlakuan yang diberrikan tidak berpengaruh nyata
terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel.
b. Jika Fhitung > Ftabel maka perlakuan yang diberrikan berpengaruh nyata
terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel.
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing perlakuan
maka dilanjutkan dengan pengujian menggunakan uji wilayah berganda Duncan
(DMRT) dengan menggunakan software SPSS 16.0.
Penilaian (Scoring) Kualitas Papan Partikel
Scoring adalah metode yang digunakan untuk menentukan kualitas papan
partikel yang terbaik setelah diuji. Penilaian kualitas papan partikel ditinjau dari
nilai rata-rata yang dihasilkan dan pencapaian standar JIS A 5908 ; 2003 dari sifat
fisis dan mekanis papan partikel pada setiap perlakuan. Setelah itu ditentukan
kualitas papan partikel yang buruk, sedang, dan baik dengan diberikan angka
(mis: 1 = buruk, 2 = sedang, dan 3 = baik) setelah itu ditotalkan nilai dari setiap
pengujian baik sifat fisis maupun mekanis, sehingga diperoleh hasil uji dengan
nilai tertinggi sebagai papan partikel yang terbaik.
Universitas Sumatera Utara
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Fisis
Kerapatan
Kerapatan merupakan perbandingan antara massa contoh uji papan dengan
volume contoh uji tersebut. Pengujian dilakukan pada kondisi kering udara dan
volume kering udara. Nilai kerapatan papan partikel hasil penelitian ditunjukkan
pada Gambar 4.
Gambar 4. Pengaruh lama pengempaan terhadap kerapatan papan partikel
Nilai rata rata kerapatan papan partikel yang dihasilkan berkisar antara
0,46 g/cm3 – 0,65 g/cm
3. Hasil pengujian kerapatan tersebut menunjukkan bahwa
papan partikel dengan lama pengempaan 7,5 menit memiliki nilai kerapatan
terendah dan papan partikel dengan lama pengempaan 10 menit memiliki nilai
kerapatan tertinggi. Nilai kerapatan yang diperoleh pada penelitian ini melebihi
Universitas Sumatera Utara
21
kerapatan target, dengan kerapatan target yang ditentukan yaitu 0,75 g/cm3.
Kerapatan papan partikel memiliki 3 klasifikasi yaitu kerapatan rendah dengan
nilai kurang dari 0,4 g/cm3, kerapatan sedang dengan nilai 0,4 g/cm
3 sampai 0,8
g/cm3 dan kerapatan tinggi dengan nilai lebih besar dari 0,8 g/cm
3 (Maloney,
1993). Jadi kerapatan papan partikel dari serbuk kayu jabon dengan variasi waktu
kempa termasuk dalam kategori kerapatan sedang. Hasil analisis sidik ragam,
menunjukkan bahwa lama pengempaan papan partikel tidak berpengaruh nyata
terhadap nilai kerapatan papan partikel.
Kadar air
Kadar air menunjukkan besarnya kandungan air yang terdapat pada papan
partikel ketika berada dalam kesetimbangan dengan lingkungannya. Nilai kadar
air yang dihasilkan dari contoh uji pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
5.
Gambar 5. Pengaruh lama pengempaan papan partikel terhadap kadar air
Universitas Sumatera Utara
22
Berdasarkan hasil pengujian, kadar air papan partikel yang dihasilkan
berkisar antara 6,78 % - 9,31 %. Secara keseluruhan nilai kadar air yang diperoleh
sudah memenuhi standar JIS A 5908 (2003) yang menyaratkan kadar air berkisar
antara 5-13%. Pada Gambar 5, nilai kadar air terendah pada perlakukan lama
pengempaan 5 menit sedangkan nilai kadar air tertinggi pada perlakuan lama
pengempaan 7,5 menit. Hasil penelitian nilai kadar air papan partikel serbuk kayu
jabon dipengaruhi oleh adanya sifat higroskopis.
Penyebaran partikel yang berukuran tidak seragam menyebabkan celah
atau rongga pada papan partikel, sehingga pada pengkondisian papan lebih
banyak menyerap uap air. Nuryawan et al (2009) menyatakan papan partikel pada
saat pengkondisian, masih memiliki sifat higroskopis, artinya dapat menyerap
atau melepaskan air dari lingkungannya. Hal ini membuktikan bahwa nilai kadar
air dipengaruhi oleh nilai kadar air bahan baku, proses pengempaan, penyebaran
perekat, besar suhu dan tekanan serta jenis perekat berbentuk cair. Hasil sidik
ragam menunjukkan bahwa lama pengempaan tidak memberikan berpengaruh
nyata terhadap Kadar air
Daya serap air
Daya serap air merupakan sifat fisis yang mencerminkan kemampuan
papan partikel untuk menyerap air setelah dilakukan perendaman selama 2 jam
dan 24 jam. Nilai daya serap air berbanding lurus dengan nilai pengembangan
tebal. Nilai daya serap air dapat dilihat pada Gambar 6.
Universitas Sumatera Utara
23
Gambar 6. Pengaruh lama pengempaan papan partikel terhadap daya serap air
Nilai daya serap air contoh uji selama 2 jam perendaman dihasilkan antara
14,5 – 51 %. Nilai tertinggi dihasilkan oleh papan partikel dengan perlakuan lama
pengempaan 5 menit. Nilai terendah dihasilkan papan partikel dengan perlakuan
lama pengempaan 10 menit. Jika dibandingkan dengan perendaman selama 24
jam maka dihasilkan daya serap air dengan kecenderungan yang sama dengan
daya serap air dengan perendaman 2 jam. Nilai daya serap air contoh uji selama
24 jam perendaman dihasilkan antara 45,91 – 119 %. Nilai tertinggi dihasilkan
oleh papan partikel dengan perlakuan lama pengempaan 5 menit. Nilai terendah
dihasilkan oleh papan partikel dengan perlakuan lama pengempaan 10 menit.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan bahwa dengan waktu pengempaan
yang semakin lama maka proses penyerapan air partikel semakin turun (Kamil,
1978).
Daya serap air untuk perendaman 24 jam menunjukkan bahwa semakin
lama perendaman pada serbuk kayu tersebut maka semakin kuat untuk menyerap
air. Hasil analisis sidik ragam daya serap air untuk perendaman 2 jam
a ab
b
Universitas Sumatera Utara
24
menunjukkan bahwa perlakuan lama pengempaan papan partakel tidak
berpengaruh nyata terhadap daya serap air. Sedangkan hasil analisis sidik ragam
untuk perendaman 24 jam bahwa perbandingan perlakuan lama pengempaan
papan partikel berpengaruh nyata terhadap daya serap air. Setelah dilanjutkan
dengan uji wilayah berganda DMRT, diketahui bahwa papan partikel dengan lama
pengempaan 5 menit berbeda nyata dengan papan partikel lama pengempaan 10
menit. Namun, lama pengempaan papan partikel 5 menit tidak berbeda nyata
dengan lama pengempaan papan partikel 7,5 menit.
Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal papan partikel menunjukkan kemampuan papan
untuk menjaga stabilitas dimensinya selama direndam dalam air pada selang
waktu 2 jam dan 24 jam. Ukuran contoh uji papan partikel yang digunakan baik
perendaman waktu 2 jam dan 24 jam yaitu 5 x 5 cm. Semakin tinggi nilai
pengembangan tebal maka semakin rendah kestabilan dimensinya, demikian pula
sebaiknya namun berbanding lurus dengan daya serap air. Pengembangan tebal
merupakan pertambahan tebal papan setelah mengalami perendaman. Masuknya
air ke dalam papan partikel melalui pori dan penyerapan air oleh partikel
penyusun papan partikel (Iswanto,et al. 2012). Nilai pengembangan tebal dapat
dilihat pada Gambar 7.
Universitas Sumatera Utara
25
Gambar 7. Pengaruh lama pengempaan papan partikel terhadap pengembangan tebal
Nilai pengembangan tebal contoh uji selama 2 jam perendaman dihasilkan
antara 8,4 - 13,01 %. Nilai tertinggi pengembangan tebal dihasilkan oleh papan
partikel pada perlakuan lama pengempaan 5 menit. Nilai pengembangan terendah
dihasilkan oleh papan partikel pada perlakuan lama pengempaan 10 menit. Jika
dibandingan dengan perendaman selama 24 jam maka dihasilkan pengembangan
tebal dengan pengembangan tebal contoh uji selama 24 jam perendaman
dihasilkan antara 12,02 - 21,3 %. Nilai tertinggi dihasilkan oleh contoh uji dengan
perlakuan lama pengempaan 7,5 menit. Nilai terendah dihasilkan oleh contoh uji
dengan perlakuan lama pengempaan 10 menit. Sama halnya dengan daya serap
air, pengembangan tebal pada perendaman 2 jam diduga belum konstan. Sehingga
nilai pengembangan tebal contoh uji dengan perlakuan lama pengempaan 5 menit
menghasilkan pengembangan tebal yang tinggi dibandingkan nilai pengembangan
tebal contoh uji perlakuan lama pengempaan selama 7,5 menit dan 10 menit. Pada
perendaman 24 jam, contoh uji menunjukkan nilai pengembangan tebal yang
Universitas Sumatera Utara
26
sudah konstan. Nilai pengembangan tebal yang dihasilkan contoh uji belum
memenuhi standar JIS A 5908 (2003) yang mensyaratkan nilai pengembangan
tebal ≤ 12%. Menurut Putra (2011) tingginya nilai pengembangan tebal papan
partikel yang dihasilkan diduga disebabkan tingkat absorpsi air oleh bahan baku
yang tinggi dan sifat perekat yang digunakan.
Besar kecilnya angka pengembangan tebal papan sesuai dengan besar
kecilnya daya penyerapan air yaitu apabila daya penyerapan air besar maka
pengembangan tebal umumnya besar. Pengembangan tebal juga dapat
dihubungkan dengan kerapatan papan partikel tersebut. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Brown et al. (1952) bahwa kayu dengan
kerapatan rendah pada umumnya mempunyai daya penyerapan yang tinggi dan
dengan kayu yang berkerapatan tinggi pada umumnya mempunyai daya
penyerapan rendah sehingga kerapatan tersebut berbanding terbalik dengan daya
serap air. Jika pengembangan tebalnya optimal maka kondisi papan partikel
tersebut memiliki kestabilan dimensi yang lebih baik.
Hasil analisis sidik ragam pengembangan tebal untuk perendaman 2 jam
menunjukkan bahwa perlakukan lama pengempaan tidak berpengaruh nyata
terhadap pengembangan tebal. Hasil analisis sidik ragam tersebut dibandingkan
dengan hasil analisis sidik ragam pengembangan tebal untuk perendaman 24 jam.
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan lama pengempaan tidak
berpengaruh nyata terhadap pengembangan tebal.
Pengujian Stabilitas Dimensi (Uji Siklis)
Universitas Sumatera Utara
27
Pengujian stabilitas dimensi (uji Siklis) ini menunjukkan ketahanan suatu
papan partikel baik dalam keadaan basah maupun kering (oven). Pengujian
stabilitas dimensi ada 2 (dua) jenis yakni uji siklis konvensional dan uji siklis
rebus. Pengujian stabilitas dimensi konvensional yaitu dengan metode
perendaman selama 24 jam dan kering (pengovenan) selama 24 jam sedangkan
pengujian stabilitas rebus yaitu dengan metode selama 1 jam dan kering (pe
govenan) selama 24 jam dilakukan sebanyak enam (6) siklis yang artinya
pengujian stabilitas dimensi dilakukan enam kali baik perendaman-pengovenan
maupun perebusan-pengovenan secara berulang-ulang. Penambahan tebal tersebut
terjadi baik pada keadaan basah (konvensional dan rebus) maupun kering
(pengovenan). Pada keadaan basah (konvensional dan rebus) ketebalan papan
lebih besar dari pada keadaan kering (pengovenan). Hal tersebut terjadi karena
bahan utama penyusun papan partikel masih berupa kayu yang memiliki sifat
higroskopis. Sehingga pada keadaan basah, air dari luar (dari perendaman)
disimpan oleh partikel kayu yang menyebabkan partikel kayu mengembang.
Penambahan tebal papan partikel setelah proses siklis terjadi karena adanya usaha
dari papan partikel tersebut untuk membebaskan tegangan yang tersisa
didalamnya yang diakibatkan oleh pemberian tekanan berupa pengempaan panas
pada saat pembuatan papan, peristiwa ini disebut sebagai spring-back (Hadi,
1988). Nilai pengujian stabilitas dimensi (uji siklis) baik konvensional maupun
rebus pada papan partikel dengan waktu kempa 5 menit dapat dilihat pada
Gambar 8a, 8b, 8c, dan 8d.
Universitas Sumatera Utara
28
Gambar 8a. Pengaruh dimensi panjang (P) dan lebar (L) papan partikel dengan lama
pengempaan 5 menit terhadap uji siklis konvensional
Gambar 8b. Pengaruh dimensi Panjang (P) dan lebar (L) papan partikel dengan lama
pengempaan
5 menit terhadap uji siklis rebus
Universitas Sumatera Utara
29
Pada Gambar 8a. nilai uji siklis konvensional terhadap dimensi panjang
dan lebar contoh uji selama 24 jam perendaman dan pengovenan selama 24 jam
dihasilkan antara 5,1 - 5,16 cm dan 5,03 – 5,08 cm . Pengujian siklis konvensional
terjadi peningkatan dimensi panjang papan partikel pada uji siklis ke- 2 hingga uji
siklis ke- 5 dikarenakan masuknya air kedalam pori-pori papan partikel pada saat
perendaman sehingga menyebabkan terjadinya penambahan dimensi panjang
papan partikel tersebut lalu pada uji siklis ke- 6 terjadi penurunan dimensi panjang
papan partikel sebab melemahnya ikatan antara partikel papan dan perekat yang
mengakibatkan panjang papan partikel mengalami kerusakan (dimensi berkurang)
dan pada dimensi lebar papan partikel terjadi penambahan dimensi lebar dari uji
siklis ke-3 hingga uji siklis ke-5 dikarenakan masuknya pori-pori kedalam papan
partikel pada saat proses perendaman lalu pada siklis ke-6 terjadi penurunan
dimensi sebab melemahnya ikatan antara partikel papan dan perekat yang
mengakibatkan panjang papan partikel mengalami kerusakan (dimensi
berkurang). Sedangkan pada Gambar 8b. nilai uji siklis rebus terhadap dimensi
panjang dan lebar contoh uji selama 1 jam perebusan dan pengovenan selama 24
jam dihasilkan antara 5,08 – 5,12 cm dan 5,1 – 5,13 cm. Pengujian siklis rebus
terjadi penambahan dimensi panjang yaitu pada uji siklis ke- 3 dan tidak berubah
pada siklis ke-4 sedangkan pada uji siklis ke-5 mengalami pengurangan dimensi
panjang sebab melemahnya ikatan antara partikel papan dan perekat yang
mengakibatkan panjang papan partikel mengalami kerusakan (dimensi berkurang)
namun pada uji siklis ke- 6 tidak terjadi baik penambahan maupun pengurangan
dimensi. Sedangkan dimensi lebarnya terjadi penambahan (peningkatan) dimensi
lebar pada uji siklis ke-3 namun mengalami penurunan pada uji siklis ke-5 sebab
Universitas Sumatera Utara
30
melemahnya ikatan perekat dan partikel sehingga partikel lepas dan mengalami
pengurangan dimensi lalu pada siklis ke-6 terjadi penambahan dimensi (papan
partikel menyerap uap air). Jadi, papan partikel dengan waktu kempa 5 menit
mengalami pengembangan dan penyusutan lebih cepat dan stabilitas dimensinya
rendah pada uji siklis rebus daripada uji siklis konvensional.
Gambar 8c. Pengaruh dimensi tebal (T) papan partikel dengan lama pengempaan 5 menit
terhadap uji siklis konvensional
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 8d. Pengaruh dimensi tebal (T) papan partikel dengan lama pengempaan 5 menit
terhadap uji siklis rebus
Pada Gambar 8c. nilai uji siklis konvensional terhadap dimensi tebal
contoh uji selama 24 jam perendaman dan pengovenan selama 24 jam dihasilkan
antara 1,71 – 1,89 cm. Pengujian siklis konvensional terjadi peningkatan dimensi
tebal papan partikel dari uji siklis ke- 2 hingga uji siklis ke-5 dikarenakan
masuknya air kedalam pori-pori papan partikel pada saat perendaman sehingga
menyebabkan terjadinya penambahan dimensi tebal papan partikel tersebut
sedangkan pada uji siklis ke- 6 penurunan dimensi tebal sebab melemahnya ikatan
antara partikel papan dan perekat sehinggah partikel lepas dan dimensi tebalnya
mengalami pengurangan (kerusakan). Sedangkan pada Gambar 8d. nilai uji siklis
rebus terhadap dimensi tebal contoh uji selama 1 jam perebusan dan pengovenan
selama 24 jam dihasilkan antara 1,81 – 1,97 cm. Pengujian siklis rebus terjadi
peningkatan dimensi tebal papan partikel dari uji siklis ke-2 hingga mengalami
penambahan dimensi yang signifikan pada uji siklis ke-4 dikarenakan masuknya
Universitas Sumatera Utara
32
pori-pori kedalam papan partikel pada saat proses perendaman sedangkan pada uji
siklis ke- 5 terjadi penurunan dimensi tebal sebab melemahnya ikatan antara
partikel papan dan perekat sehingga mengalami pengurangan dimensi tebal
(kerusakan) dan pada siklis ke-6 mengalami peningkatan dimensi dikarenakan
adanya ruang atau rongga sehingga baik air (perebusan) maupun uap air
(pengovenan) masuk ke dalam papan partikel sehingga terjadi pengembangan
yang menyebabkan dimensi papan partikel bertambah. Jadi, stabilitas dimensi
tebal papan partikel waktu kempa 5 menit lebih rendah pada uji siklis rebus
karena peningkatan dan penurunan dimensi tebal papan lebih cepat daripada uji
siklis konvensional.
Nilai pengujian stabilitasi dimensi (uji siklis) konvensional dan rebus pada
papan partikel dengan waktu kempa 7,5 menit dilihat pada Gambar 9a, 9b, 9c, dan
9d.
Gambar 9a. Pengaruh dimensi Panjang (P) dan lebar (L) papan partikel dengan lama
pengempaan
Universitas Sumatera Utara
33
7,5 menit terhadap uji siklis konvensional
Gambar 9b. Pengaruh dimensi Panjang (P) dan lebar (L) papan partikel dengan lama
pengempaan
7,5 menit terhadap uji siklis rebus
Pada Gambar 9a. nilai uji siklis konvensional terhadap dimensi panjang
dan lebar contoh uji selama 24 jam perendaman dan pengovenan selama 24 jam
dihasilkan antara 5,09 - 5,14 cm dan 5,04 – 5,86 cm . Pengujian siklis
konvensional terjadi peningkatan dimensi panjang papan partikel pada uji siklis
ke- 2, siklis ke-3, dan siklis ke-4 namun pada siklis-5 tidak terjadi perubahan baik
penambahan maupun pengurangan dimensi panjang papan partikel lalu pada uji
siklis ke- 6 terjadi penurunan dimensi panjang sedangkan dimensi lebar terjadi
peningkatan pada uji siklis ke- 2 dan siklis ke-3 tidak terjadi perubahan (tetap)
namun pada siklis ke-4 mengalami penambahan dimensi lalu penurunan dimensi
lebar papan partikel terjadi pada siklis ke- 5 dan ke-6 secara berturut-turut yang
Universitas Sumatera Utara
34
disebabkan oleh melemahnya ikatan antara partikel papan dan perekat
mengakibatkan panjang papan partikel mengalami kerusakan (dimensi
berkurang). Sedangkan pada Gambar 9b. nilai uji siklis rebus terhadap dimensi
panjang dan lebar contoh uji selama 1 jam perebutsan dan pengovenan selama 24
jam dihasilkan antara 5,11 – 5,14 cm dan 5,1 – 5,14 cm. Pengujian siklis rebus
terjadi peningkatan baik dimensi panjang maupun lebar papan partikel yaitu pada
uji siklis ke- 3 sedangkan pada uji siklis ke-4 dan ke-5 terjadi penurunan dimensi
panjang yang disebabkan oleh melemahnya ikatan antara partikel papan dan
perekat mengakibatkan panjang papan partikel mengalami pengurangan dimensi
(kerusakan) namun pada uji siklis ke-6 tidak mengalami perubahan baik
penambahan maupun pengurangan dimensi panjang dan lebar papan partikel
tersebut (nilainya sama). Jadi, papan partikel dengan waktu kempa 7,5 menit
mengalami pengembangan dan penyusutan lebih cepat dan stabilitas dimensinya
rendah pada uji siklis rebus daripada uji siklis konvensional.
Universitas Sumatera Utara
35
Gambar 9c. Pengaruh dimensi tebal (T) papan partikel dengan lama pengempaan 7,5
menit
terhadap uji siklis konvensional
Gambar 9d. Pengaruh dimensi tebal (T) papan partikel dengan lama pengempaan 7,5
menit
terhadap uji siklis rebus
Universitas Sumatera Utara
36
Pada Gambar 9c. nilai uji siklis konvensional terhadap dimensi tebal
contoh uji selama 24 jam perendaman dan pengovenan selama 24 jam dihasilkan
antara 1,69 – 1,88 cm. Pengujian siklis konvensional terjadi peningkatan dimensi
tebal papan partikel dari uji siklis ke- 2 hingga uji siklis ke- 5 dengan nilai
penambahan dimensi tebal bertambah secara berturut-turut sedangkan pada uji
siklis ke- 6 terjadi penurunan dimensi tebal yang disebabkan oleh melemahnya
ikatan antara partikel papan dan perekat sehingga partikel-partikel penyusun
papan tersebut lepas lalu mengalami pengurangan dimensi (kerusakan).
Sedangkan pada Gambar 9d. nilai uji siklis rebus terhadap dimensi tebal contoh
uji selama 1 jam perebusaan dan pengovenan selama 24 jam dihasilkan antara
1,91 – 2,02 cm. Pengujian siklis rebus terjadi peningkatan dimensi tebal papan
partikel pada uji siklis ke- 2, uji siklis ke- 3 hingga uji siklis ke- 4 dikarenakan
masuknya air atau up air kedalam pori-pori papan partikel pada saat baik
perendaman maupun perebusan sehingga menyebabkan terjadinya penambahan
dimensi tebal papan partikel tersebut namun pada uji siklis ke- 5 terjadi penurunan
dimensi tebal yang disebabkan melemahnya ikatan antara partikel papan dan
perekat sehingga partikel penyusun papan tersebut lepas dan mengalami
pengurangan dimensi (kerusakan) dan pada uji siklis ke- 6 mengalami
peningkatan dimensi lagi dikarenakan adanya ruang atau rongga sehingga baik air
(perebusan) maupun uap air (pengovenan) masuk ke dalam papan partikel
sehingga terjadi pengembangan yang menyebabkan dimensi papan partikel
bertambah. Jadi, stabilitas dimensi tebal papan partikel waktu kempa 7,5 menit
Universitas Sumatera Utara
37
lebih rendah pada uji siklis rebus karena peningkatan dan penurunan dimensi tebal
papan lebih cepat daripada uji siklis konvensional.
Nilai pengujian stabilitas dimensi (uji siklis) konvensional dan rebus pada
papan partikel dengan waktu kempa 10 menit dilihat pada Gambar 10a, 10b, 10c,
dan 10d.
Gambar 10a. Pengaruh dimensi Panjang (P) dan lebar (L) papan partikel dengan lama
pengempaan
10 menit terhadap uji siklis konvensional
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar 10b. Pengaruh dimensi Panjang (P) dan lebar (L) papan partikel dengan lama
pengempaan
10 menit terhadap uji siklis rebus
Pada Gambar 10a. nilai uji siklis konvensional terhadap dimensi panjang
dan lebar contoh uji selama 24 jam perendaman dan pengovenan selama 24 jam
dihasilkan antara 5,08 - 5,13 cm dan 5,03 – 5,07 cm . Pengujian siklis
konvensional terjadi peningkatan dimensi panjang papan partikel pada uji siklis
ke- 2 dan pada uji siklis ke- 3 tidak mengalami perubahan baik penambahan dan
pengurangan dimensi panjang namun pada uji siklis ke- 4 mengalami penambahan
dimensi panjang dikarenakan masuknya air kedalam pori-pori papan partikel pada
saat perendaman sehingga menyebabkan terjadinya penambahan dimensi panjang
papan partikel tersebut sedangkan pada uji siklis ke- 5 dan siklis ke- 6 tidak terjadi
perubahan baik penambahan maupun pengurangan dimensi panjang partikel (nilai
uji siklisnya tetap) sedangkan dimensi lebarnya mengalami peningkatan dimensi
pada siklis ke- 2, siklis ke- 3, dan siklis ke- 4 namun dari uji siklis ke- 4 hingga ke
uji siklis ke- 6 tidak mengalami perubahan baik penambahan maupun
pengurangan dimensi lebar (nilainya tetap). Sedangkan pada Gambar 10b. nilai uji
Universitas Sumatera Utara
39
siklis rebus terhadap dimensi panjang dan lebar contoh uji selama 1 jam
perebusan dan pengovenan selama 24 jam dihasilkan antara 5,08 – 5,11 cm dan
5,12 – 5,15 cm. Pengujian siklis rebus terjadi peningkatan baik dimensi panjang
maupun lebar papan partikel yaitu pada uji siklis ke- 3 dan pada uji siklis ke- 4
tidak mengalami perubahan (penambahan dan pengurangan dimensi) sedangkan
pada uji siklis ke- 5 terjadi penurunan dimensi panjang yang disebabkan
melemahnya ikatan antara partikel papan dan perekat mengakibatkan panjang
papan partikel mengalami kerusakan (dimensi berkurang) lalu pada uji siklis ke- 6
terjadi penambahan dimensi lagi (papan partikel menyerap uap air). di Jadi, papan
partikel dengan waktu kempa 10 menit mengalami pengembangan dan
penyusutan lebih cepat dan stabilitas dimensinya rendah pada uji siklis rebus
daripada uji siklis konvensional.
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 10c. Pengaruh dimensi tebal (T) papan partikel dengan lama pengempaan 10
menit
terhadap uji siklis konvensional
Gambar 10d. Pengaruh dimensi tebal (T) papan partikel dengan lama pengempaan 10
menit
terhadap uji siklis rebus
Universitas Sumatera Utara
41
Pada Gambar 10c. nilai uji siklis konvensional terhadap dimensi tebal
contoh uji selama 24 jam perendaman dan pengovenan selama 24 jam dihasilkan
antara 1,5 – 1,59 cm. Pengujian siklis konvensional terjadi peningkatan dimensi
tebal papan partikel pada uji siklis ke- 2, siklis ke- 3, siklis ke- 4 hingga siklis ke-
5 dan pada uji siklis ke- 6 tidak terjadi perubahan (penambahan dan pengurangan
dimensi). Sedangkan pada Gambar 10d. nilai uji siklis rebus terhadap dimensi
tebal contoh uji selama 1 jam perebusan dan pengovenan selama 24 jam
dihasilkan antara 1,6 – 1,71 cm. Pengujian siklis rebus terjadi peningkatan
dimensi tebal papan partikel dari siklis ke- 1 hingga uji siklis ke- 6 dan tidak
terjadi penurunan dimensi tebal dikarenakan ikatan partikel papan dengan perekat
masih kuat sehingga belum mengalami kerusakan. Jadi, stabilitas dimensi tebal
papan partikel waktu kempa 10 menit lebih rendah pada uji siklis konvensional
karena peningkatan dan penurunan dimensi tebal papan lebih cepat daripada uji
siklis rebus.
Pengujian stabilitas dimensi (ketahanan) papan partikel dalam kondisi
basah dan kering (oven) pada setiap perlakuan (waktu kempa 5 menit, 7,5 menit,
dan 10 menit) diperoleh hasil bahwa papan partikel dengan waktu kempa 10 menit
memiliki stabilitas dimensi yang baik daripada papan partikel dengan waktu
kempa 5 menit dan 7,5 menit baik pengujian siklis konvensional maupun siklis
rebus dan juga pengujian siklis rebus lebih cepat mempengaruhi dimensi papan
partikel pada setiap perlakuan dibandingkan siklis konvensional.
Sifat Mekanis
Universitas Sumatera Utara
42
Internal Bond (IB)
Keteguhan rekat internal (Internal Bond) merupakan nilai yang menunjukkan
ikatan antar partikel sehingga rekatan internal ini dapat digunakan sebagai acuan
yang baik dalam menentukan kualitas papan partikel yang dihasilkan (Bowyer, et
al. 2003). Faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan rekat internal adalah bahan
baku dan perekat yang digunakan dalam pembuatannya selain itu jumlah zat
ekstraktif yang terkandung didalam bahan baku juga dapat mempengaruhi proses
perekatan dan hasil rekatan (Shmulsky dan Jones, 2011). Internal Bond diperoleh
dengan cara merekatkan kedua permukaan papan contoh uji pada balok bayu
menggunakan lem epoxy kemudian balok kayu tersebut ditarik secara berlawanan.
Fajarwati (2009) papan partikel memiliki nilai IB yang rendah karena
pencampuran dan penaburan adonan antara perekat dan partikel tidak merata,
sehingga keterikatan partikel dengan perekat dalam papan tidak merata.
Nilai Internal Bond contoh uji papan partikel dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 11. Pengaruh lama pengempaan papan partikel terhadap Internal Bond (IB)
Berdasarkan hasil pengujian, nilai IB yang diperoleh yaitu berkisar 0,3 –
5,1 kgf/cm2. Nilai tertinggi terdapat pada papan partikel dengan lama pengempaan
Universitas Sumatera Utara
43
10 menit dan nilai terendah terdapat pada papan partikel dengan lama
pengempaan 7,5 menit. Semua contoh uji papan partikel sudah memenuhi standar
JIS A 5908 (2003). Hasil analisis sidik ragam yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa pengaruh lama pengempaan papan partikel tidak berpengaruh nyata
terhadap IB.
Penilaian Kualitas Papan Partikel
Hasil dari penilaian terhadap contoh uji papan partikel disajikan dalam
Tabel 3.
Tabel 3. Scoring papan partikel Sifat Fisis dan Mekanis lama
pengempaan papan partikel
5 menit 7,5 menit 10 menit
Kerapatan g/cm3 0,53 0,52 0,6
Nilai rata rata 2 1 3
JIS A 5908 (2003) 1 1 1
Kadar air(%) 8,37 9,24 9,11
Nilai rata rata 3 1 2
JIS A 5908 (2003) 1 1 1
DSA 2 jam (%) 35 23,51 19,07
Nilai rata rata 1 2 3
JIS A 5908 (2003) - - -
DSA 24 Jam (%) 91,73 76,78 60,21
Nilai rata rata 1 2 3
JIS A 5908 (2003) - - -
PT 2 Jam (%) 10,32 10,1 9,37
Nilai rata rata 1 2 3
JIS A 5908 (2003) 1 1 1
PT 24 Jam (%) 15,99 16,46 12,67
Nilai rata rata 2 1 3
JIS A 5908 (2003) 0 0 0
Internal Bond (kg/cm2) 1,87 1,58 3,76
Nilai rata rata 2 1 3
JIS A 5908 (2003) 1 1 1
Total Skor 12 10 20
Keterangan
Standar JIS A 5908 (2003); Memenuhi =1, Tidak memenuhi=0 Kriteria penilaian
Tidak disyaratkan= - 1=Buruk
2=Sedang
3=Baik
Universitas Sumatera Utara
44
Berdasarkan Tabel 3, hasil total scoring yang ditinjau dari nilai rata rata
yang dihasilkan dan pencapaian standar JIS A 5908 (2003) dari sifat fisis dan
mekanis papan partikel memperlihatkan bahwa papan partikel lama pengempaan
10 menit adalah papan partikel dengan kualitas terbaik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Parameter sifat fisis dan mekanis papan partikel dengan perlakuan lama
kempaan seperti kerapatan, kadar air, dan IB telah memenuhi standar JIS A 5908
(2003) dan untuk uji siklisnya menunjukkan bahwa papan partikel dengan perekat
isosianat cukup tahan untuk penggunaan exterior karena hingga 6 kali pengujian
siklis baik konvensional maupun rebus papan partikel tidak rusak. Sedangkan
untuk parameter pengembangan tebal belum memenuhi standar JIS 5908 (2003).
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki kualitas daya
serap air dan pengembangan tebal papan partikel.
Universitas Sumatera Utara
45
DAFTAR PUSTAKA
[BSN] Badan Standar Nasional. 2010. Panel kayu. Papan serat, papan partikel dan
OSB Istilah dan definisi. SNI ISO 17064
[BPS] Badan Pusat Statistik Kehutanan. 2016. Statistik Produksi Kehutanan
statistics of Forestry Production 2016. Jakarta. Indonesia
Brown, H.P., A.J. Panshin, and C.C. Forsaith, 1952, Text Book of Wood
Technology, Vol II, New York: MC Graw-Hill Book Co.
Bowyer JL, Shmulsky R, Haygreen JG. 2003. Forest Product and Wood Science:
An Introduction. Fourth Edition. Iowa State Press.
Haygreen, J. G dan Bowyer, J. L. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Fajarwati, R. 2009. Sifat Fisis dan Mekanis Papan Jerami dengan Jenis Perekat
UF dan Isosianat. Skripsi. IPB. Bogor.
[FAO] Food Agriculture Organization. 1997. Fiberboard and Particle Board.
FAO. Genewa.
Hadi, Y.S. 1988. Pengaruh Rendaman Panas Partikel Kayu terhadap Stabilitas
Dimensi Papan Partikel Meranti Merah. Buletin Jurusan Teknologi Hasil
Hutan. Teknolog: II(1).
Iswanto AH, Febrianto F, Hadi YS, Ruhendi S, Hermawan D. 2012. The Effect of
Pressing Temperature and Time on The Quality of Particle Board Made
From Jatropha Fruit Hulls Treated In Acidic Condition. Jurnal Makara
Seri Teknologi 17(3).
Japanese Standards Association. 2003. Particle Boards. Japanese Industrial
Standards (JIS) A 5908-2003. Japanese Standards Association. Japan.
Kamil, R. 1978, Rumah-rumah Prapabrik dan Kemungkinan Perkembangan di
Indonesia, Pengumuman LPHH, No. 97, Bogor.
Maloney TM. 1993. Modern Particleboard & Dry-Process Fiberboard
Manufacturing. Miller Freeman Inc. San Fransisco.
Nurhasybi dan Muharam, A. 2003. Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) dalam:
Atlas Benih Tanaman Indonesia. Publikasi Khusus Vol. 3 No.8, Desember
2003. Nurhasybi dkk. (eds.), Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan
Bogor. Bogor.
Universitas Sumatera Utara
46
Nuryawan, A., Risnasari, I., Sinaga, P.S. 2009. Sifat Fisis dan Mekaniuis Papan
Partikel dari Limbah Pemanenan Kayu. JITHH 2(2) : 57-63.
Pizzi A. 1983. Wood Adhesive, Chemistry and Technology.National Timber
Research Institute Council for Science and Industrial Research.Pretoria
South Africa.
Putra, E. 2011. Kualitas Papan Partikel Batang Bawah, Batang Akar dan Cabang
Kayu Jabon (Anthocephalus candamba Miq.). Skripsi. IPB. Bogor.
Rowell R.M, Raymound A.Y, dan Judith K.R. 1997. Paper And Composites
from Agrobased Resources. CRC Press, Inc: Lewis Publisher. New York.
Sahroni. 2008. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Variasi Panjang Strand
Terhadap Sifat Oriented Strand Board (OSB) dari Bambu Betung
(Dendrocalamus asper (Schult, F) Backer ex, Heyne). Skripsi. Bogor :
Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Shmulsky R dan Jones PD. 2011. Forest Products and Wood Science An
introduction. Sixth Edition. Publish by A JohnWiley & Sons, Inc.
Soerianegara, I and R.H.M.J. Lemmens. 1994. Timber Trees : Major Commercial
Timber. PROSEA. Bogor.
Sutigno, P. 1988. Perekat dan Perekatan. Puslitbanghut. Depertemen Kehutanan.
Bogor.
Yusuf, A. 2000. Determinasi Suhu Kempa Optimum Papan Komposit Dari Kayu
Dan Limbah Plastik. Skripsi. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Universitas Sumatera Utara
47
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Bahan Baku
Ukuran papan partikel : 40 x 14 x 1 cm3
Kadar air serbuk kayu jabon : + 5%
Kadar perekat isosianat : 6%
Target kerapatan papan partikel : 0,75 g/cm3
Solid content perekat isosianat : 98 %
Jumlah perlakuan : Tiga perlakuan
Jumlah ulangan : Tiga ulangan
Total papan : Tiga perlakuan x Tiga ulangan
= Sembilan (9) papan
1. Kebutuhan Bahan Baku Serbuk Kayu Jabon : Ukuran Papan x Kerapatan
Target x 100% / (100% + % kadar perekat)
: 40 x 14 x 1 cm3 x 0,75 g/cm
3 x 100% / (100% + 6%)
: 396,22 gram (dengan asumsi KA = 0%)
Jika kadar air bahan baku serbuk kayu jabon = 5% maka,
: 396,22 gram x (100% + 5%) / 100%
: 416,031 gram ( untuk satu papan)
Jadi kebutuhan bahan baku untuk 9 papan adalah 3.744,279 gram.
2. Kebutuhan Perekat Isosianat : Ukuran papan x Kerapatan Target x % kadar
perekat / ( 100% + % kadar perekat)
: 40 x 14 x 1 cm3 x 0,75 g/cm
3 x 6% / (100% + 6%)
: 23,773 gram
Jika solid content 98 % maka,
Universitas Sumatera Utara
48
: 23,773 x 100 % / 98 %
: 24,258 gram ( untuk satu papan)
Jadi kebutuhan perekat isosianat untuk 9 papan adalah 218,322 gram.
Universitas Sumatera Utara
49
Lampiran 2. Data Hasil Koreksi Nilai Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel
Tabel 1. Pengaruh lama pengempaan terhadap kerapatan papan partikel.
Lama
Pengempaan
Ulangan Kerapatan (g/cm3) Rataan (g/cm
3) Standar
deviasi
5 menit 1 0,5 0,53 0,03
2 0,54
3 0,56
7,5 menit 1 0,57 0,52 0,05
2 0,53
3 0,46
10 menit 1 0,65 0,6 0,08
2 0,64
3 0,5
Tabel 2. Pengaruh lama pengempaan terhadap kadar air papan partikel.
Lama
Pengempaan
Ulangan Kadar air (%) Rataan (%) Standar
deviasi
5 menit 1 6,78 8,37 0,09
2 9,3
3 9,02
7,5 menit 1 9,31 9,24 0,21
2 9,18
3 9,25
10 menit 1 9,12 9,11 0,14
2 8,97
3 9,24
Tabel 3. Pengaruh lama pengempaan terhadap daya serap air 2 jam papan partikel.
Lama
Pengempaan
Ulangan Daya serap air 2
jam (%)
Rataan (%) Standar
deviasi
5 menit 1 51 35 0,025
2 33
3 21
7,5 menit 1 16,78 23,51 0,089
2 24,83
3 28,93
10 menit 1 15,4 19,07 0,012
2 14,5
3 27,31
Universitas Sumatera Utara
50
Tabel 4. Pengaruh lama pengempaan terhadap daya serap air 24 jam papan partikel.
Lama
Pengempaan
Ulangan Daya serap air 2
jam (%)
Rataan (%) Standar
deviasi
5 menit 1 119 91,73 0,547
2 89,86
3 66,35
7,5 menit 1 53,38 76,78 1,500
2 76,13
3 100,85
10 menit 1 52,14 60,21 1,100
2 45,91
3 82,6
Tabel 5. Pengaruh lama pengempaan terhadap pengembangan tebal 2 jam papan partikel.
Lama
Pengempaan
Ulangan Pengembangan
tebal 2 jam (%)
Rataan (%) Standar
deviasi
5 menit 1 9,13 10,32 0,288
2 11,5
3 10,34
7,5 menit 1 8,9 10,1 0,138
2 8,4
3 13,01
10 menit 1 10,29 9,37 0,176
2 9,02
3 8,8
Tabel 6. Pengaruh lama pengempaan terhadap pengembangan tebal 24 jam papan
partikel.
Lama
Pengempaan
Ulangan Pengembangan
tebal 24 jam (%)
Rataan (%) Standar
deviasi
5 menit 1 13,44 15,99 0,373
2 17,98
3 16,55
7,5 menit 1 15,06 16,46 1,410
2 13,63
3 21,3
10 menit 1 13,23 12,67 2,333
2 12,78
3 12,02
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 7. Pengaruh lama pengempaan terhadap IB papan partikel.
Lama
Pengempaan
Ulangan IB (kgf/cm2) Rataan
(kgf/cm2)
Standar
deviasi
5 menit 1 0,62 1,87 0,009
2 2,08
3 2,92
7,5 menit 1 3,23 1,58 0,237
2 1,25
3 0,3
10 menit 1 5,1 3,76 0,048
2 4,06
3 2,09
Universitas Sumatera Utara
52
Lampiran 3. Analisis Sidik Ragam
3.1 Kerapatan
Tabel Anova
Sumber
keragaman
JK db KT F. hit F. tabel
Perlakuan .010 2 .005 1.364tn 4.26
Galat .022 6 .004
Total 2.755 9
tn = tidak berpengaruh nyata
3.2 Kadar air
Tabel anova
Sumber keragaman JK Db KT F. hit F. tabel
Perlakuan 1.328 2 .664 1.027tn 4.26
Galat 3.878 6 .646
Total 719.343 9
tn = tidak berpengaruh nyata
3.3 Daya serap air 2 jam
Tabel Anova
Sumber keragaman JK db KT F. hitung F. tabel
Perlakuan 405.452 2 202.726 1.917tn 4.26
Galat 634.663 6 105.777
Total 7059.288 9
tn = tidak berpengaruh nyata
Universitas Sumatera Utara
53
3.4 Daya serap air 24 jam
Tabel anova
Sumber
keragaman JK db KT F. hitung F. tabel
Perlakuan 3943.505 2 1971.753 4.148* 4.26
Galat 2852.409 6 475.401
Total 51026.210 9
*= berpengaruh nyata
Tabel DMRT
Duncana,,b
Lama
Pengempaan N
Subset
1 2
5 menit 3 41.7867a
7,5 menit 3 76.7867a 76.7867b
10 menit 3 91.7367b
Sig. .097 .433
. Alpha = ,05.
3.5 Pengembangan Tebal 2 jam
Tabel Anova
Sumber keragaman JK db KT F. hitung F tabel
Perlakuan 1128.831 2 564.416 .950tn 4.26
Galat 3563.729 6 593.955
Total 7651.557 9
tn = tidak berpengaruh nyata
3.6 Pengembangan tebal 24 jam
Tabel anova
Sumber keragaman JK db KT F. hitung F. tabel
Perlakuan 43.086 2 21.543 2.161tn 4.26
Galat 59.816 6 9.969
Total 2043.892 9
tn = tidak berpengaruh nyata
Universitas Sumatera Utara
54
3.7 Internal Bonding (IB)
Tabel Anova
Sumber keragaman JK db KT F.hitung F.tabel
Perlakuan 7783.897 2 3891.948 1.098tn 4.26
Error 21275.414 6 3545.902
Total 33626.367 9
tn = tidak berpengaruh nyata
Universitas Sumatera Utara
55
Lampiran 4. Data/Nilai Rataan Hasil Pengujian Stabilitas Dimensi ( Uji Siklis)
4.1 Data nilai rataan uji siklis konvensional papan partikel pada waktu kempa 5
menit
DIMENSI SIKLIS
1 2 3 4 5 6
P 5.1 5.12 5.13 5.15 5.16 5.14
STDEV P 0.05 0.06 0.06 0.07 0.071 0.06
L 5.03 5.03 5.05 5.07 5.079 5.07
STDEV L 0.11 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12
T 1.71 1.79 1.83 1.88 1.8925 1.88
STDEV T 0.1 0.1 0.08 0.09 0.085 0.09
4.2 Data nilai rataan uji siklis rebus papan partikel pada waktu kempa 5 menit
DIMENSI SIKLIS
1 2 3 4 5 6
P 5.09 5.1 5.12 5.12 5.11 5.11
STDEV P 0.05 0.1 0.06 0.07 0.07 0.06
L 5.1 5.11 5.13 5.12 5.11 5.12
STDEV L 0.04 0.05 0.05 0.04 0.05 0.04
T 1.8 1.85 1.92 1.97 1.91 1.92
STDEV T 0.33 0.34 0.35 0.46 0.35 0.35
4.3 Data nilai rataan uji siklis konvensional papan partikel pada waktu kempa 7,5
menit
DIMENSI SIKLIS
1 2 3 4 5 6
P 5.09 5.11 5.12 5.14 5.14 5.13
STDEV P 0.09 0.08 0.09 0.093 0.09 0.09
L 5.04 5.06 5.06 5.09 5.08 5.07
STDEV L 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
T 1.7 1.79 1.82 1.86 1.88 1.87
STDEV T 0.17 0.2 0.21 0.21 0.21 0.21
Universitas Sumatera Utara
56
4.4 Data nilai rataan uji siklis rebus papan partikel pada waktu kempa 7,5 menit
DIMENSI SIKLIS
1 2 3 4 5 6
P 5.11 5.11 5.14 5.13 5.12 5.12
STDEV P 0.02 0.03 0.02 0.02 0.03 0.03
L 5.1 5.11 5.14 5.13 5.12 5.12
STDEV L 0.08 0.08 0.09 0.1 0.09 0.09
T 1.91 2 2.01 2.02 2.01 2.02
STDEV T 0.07 0.08 0.08 0.09 0.07 0.08
4.5 Data nilai rataan uji siklis konvensional papan partikel pada waktu kempa 10
menit
DIMENSI SIKLIS
1 2 3 4 5 6
P 5.08 5.1 5.1 5.13 5.13 5.13
STDEV P 0.06 0.07 0.08 0.06 0.06 0.06
L 5.03 5.04 5.05 5.07 5.07 5.07
STDEV L 0.12 0.12 0.11 0.12 0.13 0.13
T 1.5 1.51 1.53 1.58 1.59 1.59
STDEV T 0.16 0.15 0.16 0.16 0.17 0.16
4.6 Data nilai rataan uji siklis rebus papan partikel pada waktu kempa 10 menit
DIMENSI SIKLIS
1 2 3 4 5 6
P 5.08 5.08 5.11 5.11 5.09 5.11
STDEV P 0.06 0.05 0.06 0.05 0.05 0.05
L 5.12 5.12 5.15 5.15 5.14 5.15
STDEV L 0.09 0.09 0.09 0.1 0.1 0.1
T 1.6 1.63 1.68 1.69 1.69 1.71
STDEV T 0.21 0.23 0.23 0.24 0.24 0.23
Universitas Sumatera Utara
57
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian
Gambar 5.1 Proses Pengadonan
Gambar 5.1 Proses Pencetakan sebelum dilakukan Pengempaan
Universitas Sumatera Utara
58
Gambar 5.3 Proses Pengempaan
Gambar 5.4 Papan Partikel
Universitas Sumatera Utara
59
Universitas Sumatera Utara
60
Universitas Sumatera Utara
61
Universitas Sumatera Utara
62
Universitas Sumatera Utara
63
Universitas Sumatera Utara
64
Universitas Sumatera Utara
65
Universitas Sumatera Utara
66
Universitas Sumatera Utara
67
Universitas Sumatera Utara
68
Universitas Sumatera Utara
69
Universitas Sumatera Utara
70
Universitas Sumatera Utara