Kti Kukerta Xxiv(Yandi)

download Kti Kukerta Xxiv(Yandi)

of 9

description

free

Transcript of Kti Kukerta Xxiv(Yandi)

PROPOSALKARYA TULIS ILMIAH

OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE

DI DESA PAGAR GUNUNGDISUSUN OLEH

YANUAR RYANDINPM 10100034JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU

JULI 2013

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Judul Penelitian:Operasional dan Pemeliharaan Sistem Drainase di Desa Pagar Gunung

Bidang Ilmu:Teknik Sipil

Peserta Kukerta:

a. Nama Lengkap

b. NPM

c. Program Studi

d. Nomor HP

e. Alamat Surel (e-mail)

f. Alamat Rumah

:

:

:

:

:

:

Yanuar Ryandi10100034Teknik [email protected]. Perum Kandang Mas Mulia No. 182 RT 19 RW 6 Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu

Bengkulu, Juli 2013

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan

Peserta Kukerta,

Ikhsan Hasibuan, SP, M.sc

Yanuar RyandiNIP. 197511052005011005

NPM. 10100034Menyetujui,

Ka. LPPMDr. Ir. Yulfiperius, M.Si

NPP. 0291020052

A. Judul

B. Bidang Ilmu:

:Operasional dan Pemeliharaan Sistem Drainase di Desa Pagar GunungTeknik Sipil

C. PendahuluanKabupaten Kepahiang adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bengkulu yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Rejang Lebong. Mayoritas penduduknya adalah suku Rejang Kepahiang. Ibukota Kabupaten Kepahiang adalah Kepahiang. Secara Administratif, daerah ini terbagi menjadi delapan kecamatan dan 91 desa. Pada tahun 2006, jumlah penduduk Kabupaten Kepahiang mencapai 114.889 jiwa yang terdiri dari pria (57.835 jiwa) dan wanita (57.054 jiwa), dengan tingkat kepadatan penduduk yang mencapai 163 per km.Desa Pagar Gunung merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Kepahiang dengan jumlah penduduk yang lebih kurang berjumlah 1235 jiwa dan 369 KK. Berdasarkan data survey diketahui bahwa sistem drainase di Desa Pagar Gunung sudah ada tetapi masih kurang optimal dan kurang diperhatikan. Itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya manusia merupakan faktor utama bagi kelancaran drainase tersebut. Baik tidaknya pemanfaatan drainase tersebut tergantung dari perawatan dan kegunaan dari drainase itu sendiri yang merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat setempat.Di Desa Pagar Gunung menggunakan saluran segi empat yang sudah menyebar ke seluruh penjuru desa. Saluran segi empat adalah saluran yang menerima aliran dari rumah-rumah sekitar saluran dan mengalirkan air alirannya ke saluran sekunder. Selain itu juga merupakan saluran kiri dan kanan jalan yang biasanya saluran tersebut dapat distandarisasikan dengan ukuran tertentu tergantung dari daerah pengaliran saluran/jalan.Drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tesebut. Dari sudut pandang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju daerah pedesaan yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Kita dapat menilai kapasitas dan kerusakan jaringan drainase, tingkat kapasitas dan kerusakan jaringan menunjukkan secara utuh tentang kondisi fisik jaringan drainase, mengenai kapasitas dan kondisi fisik jaringan yang dibagi menjadi beberapa komponen, yaitu tediri dari saluran penerima (interseptor drain), saluran pengumpul (colector drain), saluran induk (main drain) dan bangunan pelengkap lainnya seperti gorong-gorong, dan bangunan pertemuan (bak kontrol). Bobot setiap komponen disusun atas besarnya pengaruh terhadap terjaminnya layanan pengairan air genangan.Berdasarkan latar belakang diatas, melalui Kuliah Kerja Nyata Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH, ke XXIV, maka perlu dilakukan Operasi dan Pemeliharaan drainase untuk mengoptimalkan fungsi dari drainase yang telah di buat di desa Pagar Gunung agar memperlancar pembuangan dan pengaturan debit air hujan.D. Perumusan MasalahAdapun permasalahan yang akan diangkat pada program ini adalah :

1. Apakah sistem jaringan drainase desa Pagar Gunung sudah tertata rapi?

2. Bagaimana cara mengoperasionalkan/memperlancar laju aliran pada saluran drainase desa Pagar Gunung?E. Tinjauan Pustaka1. Pengertian drainaseDrainase didefinisikan sebagai pembuangan air permukaan, baik secara gravitasi maupun dengan pompa dengan tujuan untuk mencegah terjadinya genangan, menjaga dan menurunkan permukaan air sehingga genangan air dapat dihindarkan. Drainase berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak merugikan masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan, air limbah domestik maupun air limbah industri. Oleh karena itu drainase pada suatu daerah harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendali banjir dan lainnya.`Sebagaimana tergambar pada bagan fasilitas penahan air hujan di atas, menurut Dr. Ir. Suripin M.Eng dari Universitas Diponegoro, berdasarkan fungsinya, terdapat dua pola yang dipakai untuk menahan air hujan, yaitu:Pola detensi (menampung air sementara), yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara untuk kemudian mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat kolam penampungan sementara untuk menjaga keseimbangan tata air.Pola retensi (meresapkan), yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara sembari memberikan kesempatan air tersebut untuk dapat meresap ke dalam tanah secara alami antara lain dengan membuat bidang resapan (lahan resapan) untuk menunjang kegiatan konservasi air. Pengembangan permukiman yang demikian pesatnya justru makin mengurangi daerah resapan air hujan karena luas daerah yang ditutupi oleh perkerasan semakin meningkat dan waktu berkumpulnya air (time of concentration) pun menjadi jauh lebih pendek sehingga pada akhirnya akumulasi air hujan yang terkumpul melampaui kapasitas drainase yang ada.

Banyak kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air (retarding pond) dan bantaran sungai kini menjadi tempat hunian. Kondisi ini akhirnya akan meningkatkan volume air permukaan yang masuk ke saluran drainase dan sungai. Hal ini dapat dilihat dari air yang meluap dari saluran drainase, baik di perkotaan maupun di permukiman, yang menimbulkan genangan air atau bahkan banjir. Hal itu terjadi karena selama ini drainase difungsikan untuk mengalirkan air hujan yang berupa limpasan (run-off) secepat-cepatnya ke penerima air/badan air terdekat.

Untuk mengatasi permasalahan infrastruktur tersebut diperlukan sistem drainase yang berwawasan lingkungan dengan prinsip dasar mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga dapat dialirkan secara terkendali dan lebih banyak memiliki kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Hal ini dimaksudkan agar konservasi air tanah dapat berlangsung dengan baik dan dimensi struktur bangunan sarana drainase dapat lebih efisien.Banjir merupakan fenomena alam karena tingginya curah hujan dan tidak cukupnya kapasitas badan air (sungai ataupun saluran drainase) untuk menampung dan mengalirkan air (Soekarno, I, 2008). Banjir dapat diakibatkan oleh kejadian alam dan akibat aktivitas manusia. Peristiwa banjir ada dua macam : pertama peristiwa banjir/ genangan yang terjadi pada daerah yang biasanya tidak terjadi banjir dan kedua peristiwa banjir terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena debit banjir tidak mampu dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dari kapasitas alur sungai yang ada.

Banjir belum menjadi masalah jika tidak mengganggu aktivitas dan menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia, tetapi apabila sudah jatuh korban baik harta maupun jiwa, maka harus segera diatasi. Sehingga diperlukan adanya pengaturan daerah dataran banjir (flood plain management) untuk mengurangi kerugian (Kodoatie, R. J. dan Sugiyanto, 2002).

Menurut dr. Ing. Ir. Agus maryono dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pengelolaan drainase secara terpadu berwawasan lingkungan merupakan rangkaian usaha dari sumber (hulu) sampai muara (hilir) untuk membuang/mengalirkan hujan kelebihan melalui saluran drainase dan atau sungai ke badan air (pantai/laut, danau, situ, waduk, dan bozem) dengan waktu seoptimal mungkin sehingga tidak menyebabkan terjadinya masalah kesehatan dan banjir di dataran banjir yang dilalui oleh saluran dan atau sungai tersebut (akibat kenaikan debit puncak dan pemendekan waktu mencapai debit puncak). Berbeda dengan prinsip lama, yaitu mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima secepatnya, drainase berwawasan lingkungan bekerja dengan berupaya memperlambat aliran limpasan air hujan.Prinsipnya, air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan, baik buatan maupun alamiah seperti kolam tandon, sumur-sumur resapan, biopori, dan lain-lain. Hal ini dilakukan mengingat semakin minimnya persediaan air tanah dan tingginya tingkat pengambilan air.Pengembangan prasarana dan sarana drainase berwawasan lingkungan ditujukan untuk mengelola limpasan permukaan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan sesuai dengan kaidah konservasi dan keseimbangan lingkungan. Konsep inilah yang ingin mengubah paradigma lama dalam pembangunan drainase.2. Pemeliharaan Sistem Drainase Pelestarian prasarana dan sarana drainase mandiri berbasis masyarakat sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan memelihara prasarana dan sarana yang ada. Secara umum aspek yang perlu diperhatikan dalam pelestarian adalah pengelolaan prasarana dan sarana serta penyuluhan dan pedoman pemeliharaan yang mengedepankan partisipasi masyarakat. Masyakarat dapat berperan dan berpartisipasi dalam setiap tahapan perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan sistem jaringan drainase melalui beberapa tahap, antara lain:1. Tahap Survei dan Investigasi : masyarakat dapat memberikan informasi calon lokasi yang akan dibangun dan kondisi setempat seperti kelayakan dari segi teknis dan ekonomi.2. Tahap Perencanaan : masyarakat dapat ikut serta dalam persetujuan, kesepakatan dan penggunaan dari perencanaan yang telah dibuat.3. Tahap Pembebasan Lahan : masyarakat memberi kemudahan dan memperlancar proses pembebasan lahan apabila lahan masyarakat terkena dampak pembangunan.4. Tahap Pembangunan : masyarakat dapat ikut serta dalam pengawasan dan terlibat dalam pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan.5. Tahap Operasi dan Pemeliharaan : masyarakat ikut serta aktif dalam pemeliharan dan pengoperasian, melaporkan jika ada kerusakan.6. Tahap Monitoring dan Evaluasi : masyarakat dapat memberikan data yang benar dan nyata sesuai dengan kondisi eksisting di lapangan terkait segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek serta dampak yang ditimbulkannya.Cara paling efektif agar drainase berwawasan lingkungan ini dapat berkelanjutan adalah peran serta masyarakat untuk ikut aktif di dalam penerapan pelestarian air tanah karena jika persediaan air tanah habis, merekalah yang paling merasakan akibatnya. Masyarakat dapat berperan aktif untuk ikut menabung air melalui kolam tandon penampung air hujan, berupa reservoir bawah tanah maupun dengan tangki penampung yang berfungsi menampung dan mengalirkan air hujan yang jatuh dari permukaan tanah, bangunan, juga atap rumah.

F. Tujuan PengabdianTujuan dari pelaksanaan program ini adalah untuk memberi penjelasan kepada masyarakat Desa Pagar Gunung dalam hal pengoperasian dan perawatan sistem jaringan drainase yang telah dibuat di desa tersebut, serta melakukan perbaikan sistem drainase yang telah ada di desa pagar gunung.G. Kontribusi Kegiatan

Program kegiatan pengabdian ini dilaksanakan berdasarkan kondisi yang ada di desa dengan menerapkan ilmu Teknik Sipil yang diharapkan dapat membantu masyarakat desa Pagar Gunung. H. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan program kegiatan meliputi :1. Rancangan program kegiatan

Program kegiatan dimulai dari pendekatan dengan oemuka masyarakat, aparatur desa dan pemuka adat setempat.

2. Model yang digunakan

Berdasarkan data yang diperoleh maka dilakukan sosialisasi guna meningkatkan ilmu pada masyarakat desa tersebut.

3. Teknik pelaksanaan kegiatan

Teknis pelaksanaan dengan mengevaluasi system drainase yang ada, setelah itu mulai membuat program kerja. Masyarakat juga diberi penyuluhan dan sosialisasi mengenai cara memelihara system drainase yang baik.4. Masyarakat diikut sertakan (gotong royong) dalam pelaksanaan Pemeliharaan dan Pembuatan Sistem Drainase yang benar.I. Jadwal Pelaksanaan

NoKegiatanMinggu

12345678910111213

1.Survei dan observasi lokasi

2.Persiapan Proposal

3.Pengajuan Proposal

4.Pelaksanaan KUKERTA :Pertemuan dengan pihak pemerintahan, pemuka masyarakat dan pemuka adat

5.

Sosialisasi Program pada pihak kelurahan

6.Perencanaan dan penataan sistem administrasi kelurahan

7.Penyusunan draf laporan

8.Lokakarya

9.Pengumpulan Laporan

J. Daftar Pustaka

Suripin, M.Eng. Dr. Ir, 2004 : Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, ANDI OFFSET, Yogyakarta.Maryono Agus, dr. Ing. Ir. : Drainase Yang Berwawasan Lingkungan ,Yogyakarta.Kodoatie, R. J. dan Sugiyanto, 2002 : Pengaturan Daerah Dataran BanjirSoekarno, I, 2008 : Fenomena BanjirBIDANG ILMU : TEKNIK SIPIL