KTI jiwa

6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, jiwa, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Berdasarkan definisi tersebut, sangat jelas diuraikan bahwa kita harus memandang kesehatan manusia secara utuh, sehingga indikator “sehat” tidak saja didasarkan pada keadaan fisik yang sehat semata tetapi juga sehat secara mental/jiwa, spiritual dan sosial dengan porsi yang seimbang. Dengan demikian tersirat bahwa kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan (integral) dari kesehatan secara umum dan merupakan salah satu unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup setiap manusia. Kesehatan jiwa adalah Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi pada seseorang, umumnya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan perseptual. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres dan depresi. Penyebab depresi yang dialami masyarakat sangat kompleks, mulai dari persoalan sosial ekonomi hingga kebijakan pemerintah yang menekan rakyat. Tekanan yang ada dalam masyarkat itu di antaranya berupa sulitnya mencari penghasilan memadai, kehidupan kota yang kian sumpek akibat terbatasnya ruang publik, perubahan drastis nilai-nilai kehidupan di pedesaan, atau masuknya nilai-

description

word

Transcript of KTI jiwa

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, jiwa, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Berdasarkan definisi tersebut, sangat jelas diuraikan bahwa kita harus memandang kesehatan manusia secara utuh, sehingga indikator sehat tidak saja didasarkan pada keadaan fisik yang sehat semata tetapi juga sehat secara mental/jiwa, spiritual dan sosial dengan porsi yang seimbang. Dengan demikian tersirat bahwa kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan (integral) dari kesehatan secara umum dan merupakan salah satu unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup setiap manusia.Kesehatan jiwa adalah

Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi pada seseorang, umumnya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan perseptual. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres dan depresi. Penyebab depresi yang dialami masyarakat sangat kompleks, mulai dari persoalan sosial ekonomi hingga kebijakan pemerintah yang menekan rakyat. Tekanan yang ada dalam masyarkat itu di antaranya berupa sulitnya mencari penghasilan memadai, kehidupan kota yang kian sumpek akibat terbatasnya ruang publik, perubahan drastis nilai-nilai kehidupan di pedesaan, atau masuknya nilai-nilai baru yang mempengaruhi keluarga. Selain itu, kebijakan perburuhan pemerintah yang menggaji rendah buruh serta kebijakan pendidikan yang menekan siswa dan orangtua turut menekan anaknya.Berkaitan dengan kesehatan jiwa di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar 2007 menyebutkan, prevalensi gangguan mental emosional berupa depresi dan cemas pada masyarakat berumur di atas 15 tahun mencapai 11,6 persen. Jika jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut tahun 2010 ada 169 juta jiwa, jumlah penderita gangguan jiwa atau disebut Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mencapai 19,6 juta orang. ODGJ di Indonesia seringkali menjadi korban ketidakadilan dan perlakuan yang tidak menyenangkan dari masyarakat, diantaranya tindak kekerasan dan penelantaran. Selain itu, berdasarkan informasi dari Direktur Bina Pelayanan Kejiwaan Kemenkes, sampai saat ini diperkirakan masih ada sekitar 18.000 orang mengalami pemasungan di Indonesia. Angka ini bukan angka pasti tetapi merupakan angka perkiraan berdasarkan sampel-sampel yang ada. Pemasungan terjadi di seluruh daerah di Indonesia baik di kota maupun desa. Pemasungan bukan hanya dilakukan di rumah penderita ODGJ tetapi juga di pantipanti perawatan penderita ODGJ. Di sisi lain fasilitas dan tenaga kesehatan jiwa di Indonesia masih sangat terbatas. Saat ini hanya ada 32 rumah sakit jiwa milik pemerintah dan 16 rumah sakit jiwa swasta. Belum semua provinsi memiliki rumah sakit jiwa. Dari 1.678 rumah sakit umum yang terdata, sekitar 2 persen yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Hanya 15 rumah sakit dari 441 rumah sakit umum daerah milik pemerintah kabupaten/kota yang memiliki layanan psikiatri. Kondisi sama terjadi pada puskesmas, hanya 1.235 puskesmas yang memberikan layanan kesehatan jiwa dari sekitar 9.000 puskesmas. Jumlah tenaga kesehatan jiwa juga sangat terbatas. Jumlah psikiater atau dokter spesialis kesehatan jiwa hanya ada 616 orang. Sekitar 200 psikiater berada di Jakarta dan sekitarnya. Jumlah psikolog klinis di Indonesia sangat rendah yaitu sekitar 400 orang. Berdasarkan permasalah diatas, maka dibutuhkan seorang pembina kesehatan jiwa di masyarakat yang berperan menjadi seoranh kader jiwa.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan petugas kesehatan di Puskesmas dalam pengenalan dan penanggulangan masalah psikososial di wilayah kerjanya, serta mengajarkan pengetahuan dan ketrampilan bagi kader jiwa di desa desa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kondisi kesehatan jiwa masyarakat Indonesia.b. Mengetahui materi atau ruang lingkup pengaturan mengenai kesehatan jiwa dalam Undang-Undang tersendiri.c. Meningkatakan pelayanan dengan mengadakan kader jiwa di desa desa.C. LuaranBAB II

GAGASAN

A. Kondisi Kekinian

Secara garis besar penyebab gangguan jiwa dibagi menjadi tiga, yaitu faktor organobiologi, psikoedukatif dan sosiodemografi. Faktor sosiodemografi meliputi umur, jenis kelamin, kepadatan penduduk, pendididkan, status perkawinan, pekerjaan, ekonomi keluarga dan persepsi peringkat sosial (2). Dari hasil penelitian Rusdi Maslim (2012), prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar 6,55%. Angka tersebut tergolong sedang dibanding dengan negara lainnya. Data dari 33 rumah sakit jiwa (RSJ) di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang.Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental/jiwa, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Berdasarkan definisi tersebut, sangat jelas diuraikan bahwa kita harus memandang kesehatan manusia secara utuh, sehingga indikator sehat tidak saja didasarkan pada keadaan fisik yang sehat semata tetapi juga sehat secara mental/jiwa, spiritual dan sosial dengan porsi yang seimbang. Dengan demikian tersirat bahwa kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan (integral) dari kesehatan secara umum dan merupakan salah satu unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup setiap manusia. Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi pada seseorang, umumnya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan perseptual. Lebih dari sepertiga orang di kebanyakan negara pernah mengalami gangguan kesehatan jiwa dalam perjalanan hidup mereka. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial.Halgin & Whitbourne (2007: 7-9) membagi penyebab gangguan jiwa menjadi 3 faktor, yaitu

1. BiologisBanyak gangguan jiwa berasal dari keturunan. Penelitian menemukan bahwa kemungkinan seorang anak menjadi depresi lebih besar terjadi jika orang tuanya juga mengalami depresi ketimbang anak yang berasal dari orang tua non depresi. Selain dari gen, para ahli klinis juga mencurigai gangguan fisik sebagai penyebab gangguan jiwa. Gangguan tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, misalnya kondisi medis, kerusakan otak, atau keterpaparan dalam lingkungan tertentu.2. PsikologisGangguan biasanya muncul sebagai akibat dari kesulitan pengalaman hidup. Trauma dapat menjadikan beban dalam diri seseorang yang mengarah pada gangguan kejiwaan.3. SosiokulturalIstilah Sosiokultural mengacu pada berbagai lingkaran sosial yang mempengaruhi hidup seseorang. Lingkaran paling kecil menunjukkan interaksi lokal yang paling intens dilakukan. Lingkaran ini dapat berupa keluarga, teman dekat, lingkungan sekolah, pekerjaan dan lingkungan rumah. Abnormalitas dapat terjadi ketika konflik berlangsung antara seseorang dengan lingkungan lingkarannya.

Jumlah gangguan jiwa yg dirawat/ pengobatan dan tidak pengobatan

Penjelasan sedikit tentang kader( kader jiwa