kti bab 2

30
BAB II TINJAUAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu – individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 1998:1). Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Kata komunikasi sangat dikenal, tetapi banyak di antara kita yang kurang mengerti makna dari komunikasi walaupun kita selalu memperbincangannya dan melakukannya. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005 : 4). Universitas Sumatera Utara

description

TER

Transcript of kti bab 2

  • BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    II.1. Pengertian Komunikasi

    Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan

    vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat

    manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan

    suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan

    vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan

    individu individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk

    tetap hidup (Rakhmat, 1998:1).

    Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Kata

    komunikasi sangat dikenal, tetapi banyak di antara kita yang kurang mengerti

    makna dari komunikasi walaupun kita selalu memperbincangannya dan

    melakukannya.

    Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari

    bahasa Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau

    communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama

    (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang

    merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi

    menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara

    sama (Mulyana, 2005 : 4).

    Universitas Sumatera Utara

  • Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan

    oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap,

    pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui

    media (Effendy, 2006 : 5).

    Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami,

    tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat

    komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan

    satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini

    akan mengalami banyak hambatan (Wahyudi, 1986: 29).

    Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher

    adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui

    penggunaan simbol kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10). Sedangkan

    menurut Onong U. Effendy (1984 : 6), komunikasi adalah peristiwa penyampaian

    ide manusia.

    Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu

    proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi,

    keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat

    menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media

    tertentu.

    Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of

    Communication in Society dalam Effendy (2005: 10), mengatakan bahwa cara

    yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai

    berikut: Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect?

    Universitas Sumatera Utara

  • Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

    unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

    - Komunikator ( communicator, source, sender )

    - Pesan ( message )

    - Media ( channel, media )

    - Komunikan ( communicant, communicatee, receiver, recipient )

    - Efek (effect, impact, influence)

    Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses

    penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

    menimbulkan efek tertentu.

    II.1.1. Unsur-unsur Komunikasi

    Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa

    komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang

    menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu.

    Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau

    elemen yang mendukung terjadinya komunikasi. Ada yang menilai bahwa

    terciptanya proses komunikasi, cukup di dukung oleh tiga unsur, sementara ada

    juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang

    telah disebutkan.

    Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dbukunya rhetorica menyebutkan

    bahwa proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, yakni

    siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan dan siapa yang mendengarkan.

    Pandangan Aristoteles ini oleh sebagian besar pakar komunikasi dinilai lebih tepat

    Universitas Sumatera Utara

  • untuk mendukung suatu proses komunikasi public dalam bentuk pidato atau

    retorika. Hal ini bisa dimegerti, karena pada zaman Aristoteles retorika menjadi

    bentuk komunikasi yang sangat popular bagi masyarakat Yunani.

    Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949) (Cangara, 2005:21), dua

    orang insinyur listrik mengatakan bahwa terjadinya proses komunikasi

    memerlukan lima unsur pendukungnya, yakni pengirim, transmitter, signal,

    penerima dan tujuan. Kesimpulan ini didasarkan atas hasil studi yang mereka

    lakukan mengenai pengiriman pesan melalui radio dan telepon.

    Meski pandangan Shannon dan Weaver pada dasarnya berasal dari

    pemikian proses komunikasi elektronika, tetapi para sarjana yang muncul di

    belakangnya mencoba menerapkannya dalam proses komunikasi antarmanusia.

    Awal tahun 1960-an David k. Berlo membuat formula komunikasi yang

    leih sederhana. Formula itu dikenal dengan nama SMCR, yakni Source

    (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran media), dan Receiver

    (penerima).

    Tercatat juga Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin L. de Fleur

    menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik (feedback) sebagai pelengkap

    dalam membangun komunikasi yang sempurna. Kedua unsur ini nantinya lebih

    banyak dikembangkan pada proses komunikasi antarpribadi (persona) dan

    komunikasi massa.

    Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito,

    K. Sereno dan Erika Vora yang minilai faktor lingkungan merupakan unsur yang

    tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Lingkungan

    Kalau unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan di atas dilukiskan

    dalam gambar, maka kaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya dapat dilihat

    sebagai berikut:

    Tabel 2.1

    Unsur-unsur Komunikasi

    a. Sumber

    Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat

    atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri

    dari satu orang, tetapip bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai,

    organisasi atau lmbaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikastor atau

    dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encode.

    b. Pesan

    Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

    disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara

    tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan,

    hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya

    diterjemahkan dengan kata message, content atau information.

    SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

    UMPAN BALIK

    Universitas Sumatera Utara

  • c. Media

    Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk

    memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat

    mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-

    macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindera

    dianggap sebagai media komunikasi.Dalam komunikasi massa, media adalah alat

    yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka,

    dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam

    komunikasi massa dapat dibedakan kedalam dua kategori, yakni media cetak dan

    media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet,

    brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan

    media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer,

    electronic board, audio cassette dan sebagainya.

    d. Penerima

    Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

    sumber. Penerima bisa saja satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,

    partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah,

    seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut

    audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa

    keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima

    jika tidak ada sumber.

    Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah

    yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh

    Universitas Sumatera Utara

  • penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut

    perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran.

    e. Efek

    Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

    dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

    Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang,

    karena pengaruh juga bisa diartikan perubahan atau penguatankeyakinan pada

    pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

    f. Umpan balik

    Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu

    bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya

    umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski

    pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang

    memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk

    menyampaikan pesan ittu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal-al

    seperti ini menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

    g. Lingkungan

    Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat

    mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat

    macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis,

    dan dimensi waktu.

    Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa

    terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi

    Universitas Sumatera Utara

  • seringkali sulit dilakukan karenafaktor jarak yang terlalu jauh, dimana tidak

    tesedia fasilitas komunikasi sperti telepon, kanto pos atau jalan raya.

    Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik

    yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa,

    kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial.

    Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam

    berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan oang

    lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologis ini

    biasa disebut dimensi internal ( Vora, 1979 dalam Cangara, 2005: 27).

    Sedangkan dimensi waktu menunjukkan situasi yag tepat untuk melakukan

    kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan

    waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka

    informasi memiliki nilai.

    Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam

    membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu

    sama lainya. Artinya, tanpa kekut sertaan satu unsur akan member pengaruh pada

    jalannya komunikasi. (Cangara, 2005:21-27)

    II.1.2. Tipe Komunikasi

    Seperti halnya defenisi komunikasi, maka klasifikasi tipe atau bentuk

    komunikasi di kalangan para pakar juga berbeda satu sama lainnya. Klasifikasi itu

    didasarkan atas sudut pandang masing-masing pakar menurut pengalaman dan

    bidang studinya.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tidak begitu mudah menyalahkan suatu klasifikasi tidak benar, karena

    msaing-masing pihak memiliki sumber yang cukup beralasan. Kelompok sarjana

    komunikasi Amerika yang menulis buku Human Communication membagi

    komunikasi atas lima macam tipe, yakni Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal

    Communication), Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication),

    Komunikasi Organisasi (Organizational Communication), Komunikasi Massa

    (Mass Communication), dan Komunikasi Publik (Public Communication).

    Joseph A. de Vito seorang pakar komunikasi di City University of new

    York dalam bukunya Comminicology (1982) (dalam Cangara, 2005:29) membagi

    komunikasi atas empat macam, yakni Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi

    Kelompok Kecil, Komunikasi Publik dan Komunikasi Massa.

    Memperhatikan pandangan para pakar di atas, maka tipe komunikasi yang

    diperolehterdiri atas empat macam tipe yakni, komunikasi dengan diri sendiri,

    komunikasi antarpribadi, komunikasi public dan komunikasi massa.

    II.1.3. Fungsi Komunikasi

    Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-

    tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni, dan lapangan kerja sudah

    tentumemiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi

    kebutuhan hidupnya.

    Untuk memahami fungsi komunikasi kita perlu memahami lebih dulu tipe

    komunikasinya. Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan

    kreativitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan

    kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan. Melalui komunikasi dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • diri sendiri, orang akan dapat berpiir dan mengendalikan diri bahwa apa yang

    diinginkan mungkin saja tidak menyenangkan orang lain.jadi komunikasi dengan

    diri sendiri dapat meningkatkan kematangan berpikir sebelum menarik keputusan.

    Ini merupakan proses internal yang dapat membantu dalam menyelesaikan suatu

    masalah.

    Adapun fungsi komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan

    hubungan insane (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik

    pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan

    pengalaman dengan orang lain. Komunikasi antarpribadi dapat meningkatkan

    hubungan kemanusiaan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup

    bermasyarakat seseorang bisa memperoleh kemudahan-kemudahan dalam

    hidupnya karena memiliki banyak sahabat.

    Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan

    (solidaritas), mempengaruhi orang lain, member informasi, mendidik dan

    menghibur.

    Komunkasi massa, berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan

    pendidikan, merangsang pertumbuhan ekoomi, dan menciptakan kegembiraan

    dalam hidup seseorang. Tetapi dengan perkembangan teknologi komuniaksi yang

    begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar

    (audiovisual), menyebabkan fungsi media massa elah mengalami banyak

    perubahan.

    Universitas Sumatera Utara

  • II.2. Pengertian Komunikasi Massa

    Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan

    kepada khalayak tersebar, heterogen dan menimbulkan media alat-alat elektronik

    sehingga pesan yang sama dapat diartikan secara serempak dan sesaat. Maka

    komunikasi yang ditujukan kepada massa dengan menggunakan media elektronik

    khususnya televisi merupakan komunikasi massa (Rakhmat, 1991 : 189).

    Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

    Bittner (Ardianto, 2004 : 3), yakni : komunikasi massa adalah pesan yang

    dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass

    communication is messages communicated through a mass medium to a large

    number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi

    massa itu harus menggunakan media massa.

    Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli

    komunikasi lain, yaitu Gebner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi

    yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang

    berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masnyarakat industri

    (Ardianto, 2004 : 4).

    Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C (Nurudin, 2006 : 12)

    disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan

    yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima

    pesan yang luas, anonim, dan heterogen.

    Luas disini berarti lebih besar daripada sekadar kumpulan orang yang

    berdekatan secara fisik, sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan

    cenderung asing satu sama lain, dan heterogen berarti pesan dikirimkan kepada

    Universitas Sumatera Utara

  • orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan

    karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang

    homogen.

    Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah

    dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

    komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern

    (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditujukan

    kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan

    yang sama dapat diterima secara serentak.

    II.2.1. Ciri-ciri Komunikasi Massa

    Melalui definisi-definisi komunikasi massa tersebut, kita dapat mengetahui

    ciri-ciri komunikasi massa. Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar

    Komunikasi Massa (2004: 19), ciri-ciri dari komunikasi massa adalah :

    1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

    Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan

    orang. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja sama satu sama

    lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah

    sistem. Sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang

    melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan,

    simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu

    kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu

    menjadi sumber informasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya

    mempunyai ciri sebagai berikut : (1) kumpulan individu, (2) dalam berkomunikasi

    individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, (3)

    pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama

    pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) apa yang dikemukakan oleh komunikator

    biasannya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.

    2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen

    Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam.

    Artinya, komunikan terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status

    sosial ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki agama atau kepercayaan

    ynag berbeda pula.

    Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik

    audience/komunikan sebagai berikut:

    a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia

    mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari

    asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat.

    b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di

    samping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara

    langsung.

    c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal

    3. Pesannya Bersifat Umum.

    Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang

    atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan

    kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakan

    Universitas Sumatera Utara

  • pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak

    disengaja untuk golongan tertentu.

    Ketika melihat televisi misalnya, karena televisi ditujukan untuk dinikmati

    oleh orang banyak, pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pemilihan

    kata-katanya, sebisa mungkin memakai kata populer bukan kata-kata ilmiah.

    Sebab, kata ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu.

    4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah

    Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bias

    langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang

    bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda.

    5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

    Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan

    dalam proses penyebaran pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati

    media massa tersebut hampir bersamaan.

    6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis

    Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada

    khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang

    dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik).

    Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak terlepas

    dari pemancar. Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi massa

    dengan perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran

    pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan saat ini sudah

    sering televisi melakukan siaran langsung (live) dan bukannya siaran yang

    direkam (recorded).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper

    Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang

    pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran

    informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut

    menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi

    yang disebarkan lebih mudah dipahami.

    Gatekeeper ini juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan,

    menganalisis, menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya,

    gatekeeper merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan

    dari media massa. Semakin kompleks sistem media yang dimiliki, semakin

    banyak pula (pemalang pintu atau penapis informasi) yang dilakukan. Bahkan,

    bisa dikatakan, gatekeeper sangat menentukan berkualitas atau tidaknya informasi

    yang akan disebarkan.

    II.2.2. Fungsi Komunikasi Massa

    Pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting,

    terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi

    massa menurut Dominick (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan),

    interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values

    (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).

    a. Surveillance (Pengawasan)

    Fungsi pengawasan dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:

    1) Pengawasan Peringatan (Warning or Beware Surveillance)

    Universitas Sumatera Utara

  • Fungsi ini terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman

    dari angina topan, meletusnya gunung berapi, kondisi efek yang

    memprihatinkan, tayangan inflasi, atau adanya serangan militer.

    Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Kendati banyak

    informasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat

    yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui

    tentang ancaman itu.

    2) Pengawasan Instrumental (Instrumental Surveillance)

    Funsi ini merupakan penyampaian atau penyebaran informasi yang

    memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan

    sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang diputar di bioskop,

    bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru dan

    sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.

    b. Interpretation (Interpretasi)

    Funsi ini erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan. Media massa

    tidak hanya menyajikan data dan fakta, tetapi juga informasi beserta interpretasi

    mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata fungsi ini adalah

    tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran.

    c. Linkage (Hubungan)

    Media massa mampu menggabungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam

    masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perorangan.

    Misalnya, hubungan para pemuka partai politik dengan para pengikutnya ketika

    membaca berita surat kabar mengenai partainya yang dikagumi oleh para

    pengikutnya itu (Effendy, 1992 : 30).

    Universitas Sumatera Utara

  • d. Transmission of value (Penyebaran nilai-nilai)

    Funsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu pada

    cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa

    yang mewakili gambar masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media

    massa memperlihatkan pada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang

    diharapkan mereka. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran

    yang kita amati dan harapkan untuk menirunya.

    e. Entertainment (hiburan)

    Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media

    menjalankan fungsi hiburan. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi,

    film, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah,

    meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-

    rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita besambung, atau cerita

    bergambar.

    Dari paparan di atas, funsi-fungsi komunikasi massa yang begitu banyak

    itu dapat disederhanakan menjadi empat fungsi, yakni:

    - menyampaikan informasi (to inform)

    - mendidik (to educate)

    - menghibur (to entertain)

    - mempengaruhi (to influence)

    II.2.3. Efek Komunikasi Massa

    Setiap proses komunikasi mempunyai hasil akhir yang disebut dengan

    efek. Efek muncul dari seseorang yang menerima pesan komunikasi baik secara

    Universitas Sumatera Utara

  • sengaja maupun tidak disengaja. Dalam penelitian efek komunikasi massa, media

    massa dipandang sangat berpengaruh, tetapi ada saat lain ketika media dianggap

    sedikit bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini dapat terjadi karena

    perbedaan pandangan dalam memandang efek dari media massa tersebut.

    Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada umumnya kita

    lebih tertarik kepada apa yang dilakukan media kepada kita daripada apa yang kita

    lakukan pada media massa. Contohnya, kita ingin mengetahui untuk apa kita

    membaca surat kabar, mendengar radio, atau menonton televisi. Tetapi kita tidak

    mau tahu bagaimana surat kabar, radio, atau televisi dapat menambah

    pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakkan perilaku kita.

    Donald K. Robert mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa efek

    hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Oleh

    karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang

    disampaikan media massa (Ardianto, 2004 : 48)

    Menurut Onong Uchyana Effendy (2006) dalam bukunya Ilmu, Teori, dan

    Filsafat Komunikasi, yang termasuk dalam efek komunikasi massa adalah Efek

    Kognitif (Cognitive effect), Efek Afektif (Affective effect), serta Efek Konatif yang

    sering juga disebut Efek Behavioral (Behavioral effect).

    a. Efek Kognitif

    Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga

    khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang

    tadinya bigung menjadi lebih jelas.

    b. Efek Afektif

    Universitas Sumatera Utara

  • Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar

    atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film

    bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan

    media massa itu bisa bermacam-macam, senang hingga tertawa terbahak-

    bahak, sedih hingga mencucurkan air mata, dan lain-lain perasaan yang

    hanya bergejolak di dalam hati.

    c. Efek Konatif

    Efek ini bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung

    menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka

    sebagaimana disinggung di atas, efek konatif sering juga disebut dengan

    efek behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan

    media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan/atau efek afektif.

    II.3. Media Massa Televisi

    II.3.1. Pengertian dan Sejarah Televisi di Indonesia

    Televisi berasal dari dua kata yaitu tele (bahasa Yunani) yang berani jauh,

    dan visi atau videre (bahasa Latin) yang berarti penglrbatan. Dengan demikian.

    televisi dengan bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh.

    Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu

    tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat "lain" melalui sebuah perangkat

    penerima (televisi set) (Wahyudi, 1986 : 49).

    Siaran televisi dapat terwujud karena perpaduan tiga unsur utama yaitu

    studio televisi, transmisi pemancar, dan pesawat televisi atau pesawat penerima

    siaran. Ketiga unsur utama inilah yang disebut dengan trilogi televisi. Di samping

    Universitas Sumatera Utara

  • itu, yang tidak kalah pentingnya adalah organisasi pendukungnya yaitu organisasi

    penyiaran. Organisasi penyiaran ini terdiri atas administrasi manajemen. teknik

    dan siaran.

    Televisi yang muncul di masyarakat di awal dekade 1960-an, semakin

    lama semakin mendominasi komunikasi massa. Sebagai media massa. televisi

    memang memiliki kelebihan dalam penyampaian pesan dibandingkan dengan

    media massa lain. Pesan-pesan melalui televisi disampaikan melalui gambar dan

    suara secara bersamaan (sinkron) dan hidup, sangat cepat (aktual) terlebih lagi

    dalam siaran langsung (live broadcast) dan dapat menjangkau ruang yang sangat

    luas (Wahyudi, 1986:3).

    Alat-alat audiovisual (televisi) juga membuat suatu pengertian atau

    informasi menjadi lebih berarti. Sehingga wajar jika pesan yang disampaikan

    televisi diterima dan diartikan berbeda-beda oleh pemirsanya tergantung kondisi

    dan situasinya. Ada yang terhibur dan puas dan ada yang tidak. Seperti yang

    diungkapkan Wahyudi (1986 : 215), televisi tidak dapat memuaskan semua orang

    pada saat bersamaan yang memiliki latar belakang, usia, pendidikan, status sosial,

    kepercayaan, paham, golongan yang berbeda-beda. Televisi dapat membuat orang

    puas, tidak puas, senang, tidak senang, sedih, gembira, marah, yang semuanya

    merupakan hal wajar karena sifat manusia yang berbeda-beda.

    Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi dimulai pada tanggal 24 Agustus

    1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV

    atau Asean Games di Senayan. Sejak saat itu pula TVRI menyelenggarakan siaran

    secara tetap. Sampai awal tahun 1988, TVRI di Indonesia tampil sendirian tanpa

    ada siaran lain yang menjadi tandingannya. Baru pada pertengahan 1988, tepatnya

    Universitas Sumatera Utara

  • 18 Agustus 1989, berdiri sebuah stasiun televisi yang dikelola oleh swasta. yang

    bemama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kehadiran RCTI ini kemudian

    diikuti pula dengan hadirnya Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990.

    Pada awalnya, siaran yang dipancarkan oleh kedua stasiun itu hanya dapat

    dinikmati oleh masyarakat yang berada di Jakarta dan sekitarnya (untuk RCTI)

    dan Surabaya (SCTV). Sedangkan kota-kota lain di Indonesia baru dapat

    menangkap siaran itu apabila televisi dilengkapi dengan dekoder tertentu atau

    melalui antena parabola. Namun, awal tahun 1993 baik RCTI maupun SCTV

    telah mengudara secara nasional yaitu dengan membangun stasiun-stasiun

    transmisi di beberapa kota besar di Indonesia.

    Kemudian pada awal tahun 1991, hadir stasiun televisi swasta yang ketiga

    yaitu Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Stasiun televisi ini langsung

    mengudara secara nasional dan ditangkap di seluruh Indonesia. Hingga saat ini,

    ada sepuluh stasiun televisi swasta nasional yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV,

    Indosiar, Metro TV, Trans TV, Global TV, TV One, Trans 7 dan satu televisi

    milik pemerintah yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI). Pasca reformasi

    bangsa Indonesia juga mengenal televisi swasta lokal. Yang mana maksudnya

    adalah televisi swasta yang siarannya terbatas di wilayah tempat izin siarannya

    dikeluarkan. Perkembangan zaman juga memungkinkan rakyat Indonesia

    menikmati fasilitas TV kabel. Di mana para pemirsa yang ingin menikmati

    siarannya harus membayar iyuran kepada penyelenggara siaran. Sistem iyuran

    yang ditetapkan beragam. Ada yang iyurannya ditentukan berdasarkan jenis siaran

    yang inigin di tonton dan ada pula yang memakai sistem interval waktu tertentu.

    Universitas Sumatera Utara

  • II.3.2. Fungsi Televisi

    Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi

    informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih

    dominan pada media televisi. sebagaimana hasil penelitian-penelitaian yang

    dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan

    bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk

    memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Ardianto, 2004 :

    128).

    II.3.3. Karakteristik Televisi

    Televisi mempunyai karakteristik sebagai berikut (Ardianto, 2004 : 128-

    130):

    1. Audiovisual

    Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat

    (audiovisual). Khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Kata-kata

    dan gambar harus ada kesesuaian secara harmonis. Karena sifatnya yang

    audiovisual, siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar

    diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang

    menjadi topik berita

    2. Berpikir dalam gambar

    Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar.

    Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung

    gagasan yang menjadi gambar secara individual. Misalnya dajam naskah

    disebutkan: "seorang gadis yang dilanda duka sedang duduk termenung", maka

    Universitas Sumatera Utara

  • visualisasinya adalah gadis dengan wajah sedih duduk di kursi dan tangannya

    menopang dagu. Kedua, adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai

    gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya

    mengandung makna tertentu. Misalnya, penggambaran proses metamorphosa

    kupu-kupu mulai dari telur kupu-kupu sampai menjadi kupu-kupu. Dalam proses

    penggambaran ada gerakan-gerakan kamera tertentu yang dapat menghasilkan

    gambar yang sangat besar (big close-up), gambar diambil dari jarak dekat (close

    shot) dan sebagainya.

    3. Pengoperasian lebih kompleks

    Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan

    orang.Per alatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya

    lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

    II.4. Periklanan

    Periklanan (advertising) dapat didefinisikan sebagai bentuk presentasi

    non-personal serta promosi ide-ide, barang-barang serta jasa-jasa yang dilakukan

    oleh seorang sponsor yang dapat diidentifikasi dan yang memberikan imbalan

    untuk tujuan tersebut.

    Menurut Wright (1978) iklan merupakan suatu proses komunikasi yang

    mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu

    menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran

    tertentu dalam bentuk informasi persuasif.

    Universitas Sumatera Utara

  • Masyarakat periklsnsn Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala

    bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat media

    ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. (R. khasali, 1992:28).

    Menurut Klepper (Liliweri, 1997:17), iklan atau advertising berasal dari

    bahasa latin avere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak

    lain. Menurut Wright (Liliweri, 1997:20), iklan merupakan suatu proses

    komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat

    pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan

    atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.

    Jadi berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa iklan

    adalah salah satu sarana dari berbagai kegiatan pemasaran dimana kegiatan ini

    bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen baik berupa informan

    mengenai produk maupun jasa. Untuk itu bagian pemasaran harus mengetahui

    bagaimana cara memasarkan dan mengajukan penawaran yang lebih baik ke pasar

    dan calon konsumen baru serta mempunyai kemampuan mengantisipasi produk

    lain sebagai saingannya dalam pemasaran.

    Menurut Wright (Liliweri, 1997:20), terdapat beberapa unsur iklan sebagai

    proses komunikasi, antara lain:

    1. Informan dan persuasi

    Informasi, to inform artinya memberitahu sesuatu kepada orang lain agar

    mereka mengerti yang dimaksud oleh yang memberitahu. Kunci

    periklanan justru terletak pada kecanggihan merumuskan informasi itu.

    Persuasi dalam proses komunikasi juga penting karena aktivitas

    perpindahan informasi sebagaimana dilukiskan di atas harus mengandung

    Universitas Sumatera Utara

  • daya tarik dan suatu perasaan tertentu. Untuk itu, hanya dengan memakai

    teknik persuasi saja periklanan bisa menggoda dan meluluhkan hati

    konsumen.

    2. Informasi dikontrol

    Karena informasi mengenai suatu produk tertentu akan disebarluaskan

    melalui media masa dan bersifat terbuka, maka sebelum dimasukkan ke

    media massa harus dikontrol melalui tahap-tahap dan cara-cara tertentu.

    3. Teridentifikasinya Informasi

    Maksudnya disini, informasi bukan hanya dikontrol saja namun juga harus

    jelas siapa yang mempunyau informasi tersebut dan siapa sponsor yang

    membayar media (ruang dan waktu).

    4. Media Komunikasi Massa

    Iklan menggunakan komunikasi yang bersifat non-personal, jadi iklan

    memakai medis dengan menyewa ruang dan waktu.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan sesuatu yang memiliki

    daya tarik bagi masyarakat. Dengan adanya iklan, selain dapat memberikan

    informasi tentang pengenalan terhadap produk-produk tertentu, iklan juga dapat

    mempersuasi orang agar memiliki ketertarikan terhadap produk yang

    diperkenalkan tersebut. Melalui iklan, pihak-pihak tertentu juga dapat memberi

    informasi atau penerangan kepada masyarakat yang bertujuan untuk meminta

    partisipasi masyarakat.

    Universitas Sumatera Utara

  • II.4.1. Iklan Televisi

    Sebagai media periklanan, keunikan televisi adalah sangat personel dan

    demonstratif, tetapi juga mahal dan dianggap sebagai penyebab ketidakteraturan

    dalam persaingannya. Sifatnya yang audio visual menjadikan televisi sebagai

    media yang sangat efektif.

    Beberapa kelebihan televisi sebagai media iklan menurut Jeffkins adalah

    sebagai berikut ( Kasali, 1992:101):

    1. Kesan Realistik

    Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna-warna, suara

    dan gerakan, maka iklan-iklan televisi tampak begitu hidup dan nyata.

    Dengan fasilitas ini para pengiklan dapat dengan mudah menunjukkan

    kelebihan produknya secara detail.

    2. Masyarakat Lebih Tanggap

    Karena iklan televisi disiarkan dirumah-rumah dalam suasana yang serba

    santai dan rekreatif, masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian.

    3. Repetisi atau Pengulangan

    Iklan televisi biasanya ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari

    sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah

    masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup

    sehingga pengaruh iklan tersebut bangkit.

    4. Adanya Pemilihan Area Siaran dan Jaringan Kerja

    Pengiklan dapat menggunakan kombinasi banyak stasiun televisi sekaligus

    untuk memuat iklannya.

    Universitas Sumatera Utara

  • II.4.2. Iklan Layanan Masyarakat

    Iklan Layanan Masyarakat yang berasal dari bahasa Inggris, Public

    Service Ad atau disingkat PSA adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial

    yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah

    masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam

    keselarasan dan kehidupan umum. (Wikipedia)

    Iklan layanan masyarakat (ILM) dapat dikampanyekan oleh organisasi

    profit atau non profit dengan tujuan sosial ekonomis yaitu meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat. (Wikipedia)

    Menurut dewan periklanan di Amerika Serikat yang mensponsori ILM ada

    beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan sebuah iklan tertentu

    merupakan iklan layanan masyarakat atau bukan, yaitu:

    a. Tidak komersil (contoh: iklan pemakaian helm dalam berkendara)

    b. Tidak bersifat keagamaan.

    c. Tidak bersifat politis.

    d. Berwawasan nasional

    e. Diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat.

    f. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.

    g. Dapat diiklankan.

    h. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut memperoleh

    dukungan media lokal maupun nasional.

    Di Indonesia tidak ada organisasi khusus yang dibentuk untuk menangani

    ILM. Pada umumnya ILM dibuat secara sendiri-sendiri oleh biro iklan yang

    bekerja sama dengan media dan pengiklan. Hal ini mengakibatkan kurangnya

    Universitas Sumatera Utara

  • komitmen dan sinergi dalam merumuskan iklan, biaya, serta pesan yang ingin

    disampaikan sehingga ILM tidak dilakukan secara rutin. Selain itu ILM juga

    dikenakan pajak iklan, walalupun ruang dan waktunya disumbangkan oleh media.

    Iklan layanan masyarakat secara resmi diperkenalkan pertama kalinya di

    Amerika Serikat pada tahun 1942 ketika dibentuk The Advertising Council

    (Dewan Iklan). Pada saat itu Perang Dunia II telah mendorong terciptanya ahli-

    ahli komunikasi yang menggunakan bakat dan kemampuan mereka untuk

    memenangkan Perang Dunia II. Dewan iklan AS saat itu didirikan oleh American

    Association of Advertising Agency (4A), Associatin of national Advertiser (ANA),

    Magazine Publisers Associations (MPA), Newspaper Advertising Bureau (NAB),

    dan Outdoor Advertising Association (OAA).

    Setelah perang usai dan keadaan masyarakat telah berubah Dewan Iklan

    gencar melakukan iklan layanan masyarakat untuk memperbaiki sistem

    pendidikan dan promosi vaksin polio (1950), untuk mencegah bahaya polusi

    (1960), kampanye untuk bahaya penggunaan obat-obatan terlarang (1970-

    sekarang).

    Pada tahun 1989 Dewan Iklan Amerika Serikat menerima 300-400

    permintaan dari berbaga pihak, organisasi nirlaba, atau pemerintah untuk

    mengkampanyekan masalah sosial. Dewan Iklan AS juga menerima sumbangan

    dari beberapa perusahaan senilai 1,9 juta dollar untuk hal ini.

    Kalau sejarahnya iklan layanan masyarakat di Indonesia dimulai tahun

    1968, dimana biro iklan Intervista menjadi biro iklan pertama yang mempelopori

    pembuatan ILM yang mengangkat masalah tentang pemasangan petasan yang

    sedang marak saat itu.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kemudian pada tahun 1974 Matari Ad membuat iklan yang mengangkat

    makna hubungan orang tua dan anak. Beberapa kampanye ILM yang dikenal luas

    di Indonesia diantaranya adalah kampanye tentang Keluarga Berencana, Aku

    Anak Sekolah, Pemilu Visi Anak Bangsa.

    Pada Tahun 1970an Iklan Matari Ad membuat ILM yang dapat dikenang

    sampai saat ini yaitu iklan "Renungan Bagi Orang Tua" mengangkat puisi Khalil

    Gibran. (Wikipedia)

    II.5. Model AIDDA

    Seperti yang disampaikan Wilbur Schramm, the condition of success in

    communication, yakni kondisi yang harus dipenuhi jikakita menginginkan agar

    suatu pesan yang membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki dengan

    memperhatikan:

    a. Pesan harus dirancang dan disampaikan dengan menarik.

    b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman

    antara komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti.

    c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.

    d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan

    komunikan.

    Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana caranya

    kita harus bisa menarik perhatian komunikan. Dengan mendapatkan perhatian

    komunikan, maka kita juga akan membuat komunikan tertarik untuk mengetahui

    isi pesan yang disampaikan. Penyajian pesan agar menarik, jelas pada awalnya,

    tergantung pada packaging pesan sesuai dengan media yang akan digunakan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Saat menggunakan media cetak misalnya, pesan yang disampaikan

    haruslah disajikan dengan menarik. Baik dari segi content, maupun tampilan

    secara keseluruhan. Bisa diakali dengan pemilihan font (jenis huruf), warna

    ataupun desain grafis secara keseluruhan.

    Isi sesuai dengan konsep komunikasi yang dinamakan AIDDA,

    dikembangkan sekitar dasawarsa 1920-an. AIDDA merupakan singkatan dari

    Attention (Perhatian) Interest (Minat) Decision (Keputusan) dan Action

    (Kegiatan).

    Universitas Sumatera Utara