Kromatografi Gas

6
TUGAS METODE PEMISAHAN PENGGUNAAN METODE KROMATOGRAFI Oleh : I MADE GDE SUDYADNYANA SANDHIKA 0808105006 Semester 5

Transcript of Kromatografi Gas

Page 1: Kromatografi Gas

TUGAS METODE PEMISAHAN

PENGGUNAAN METODE KROMATOGRAFI

Oleh :

I MADE GDE SUDYADNYANA SANDHIKA

0808105006

Semester 5

Jurusan Kimia

Fakultas Maatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIVERSITAS UDAYANA

2010

Page 2: Kromatografi Gas

PENGGUNAAN METODE KROMATOGRAFI DALAM PENELITIAN

“PERBANDINGAN METODE KROMATOGRAFI GAS DAN BERAT JENIS PADA

PENETAPAN KADAR ETANOL DALAM MINUMAN ANGGUR”

1. Pendahuluan

Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sangat baik yang ditemukan

aplikasinya pada semua cabang ilmu. Kromatografi adalah suatu metode pemisahan yang

dapat digunakan untuk memisahkan suatu komponen dari komponen lainnya atau

memisahkan suatu komponen dari sekumpulan komponen lainnya. Metode kromatografi

merupakan teknik yang efektif dan dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang

sulit dipisahkan dengan metode lain.

Dalam penelitian “Perbandingan Metode Kromatografi Gas dan Berat Jenis pada

Penetapan Kadar Etanol dalam Minuman Anggur” ini, teknik kromatografi yang

digunakan adalah kromatografi gas. Kromatografi gas merupakan teknik kromatografi

yang digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam wujud gas atau cairan yang

mudah menguap, secara kualitatif ataupun kuantitatif senyawa organik atau anorganik.

Senyawa-senyawa yang dapat ditetapkan dengan kromatografi gas sangat banyak, namun

ada batasan-batasannya. Senyawa-senyawa tersebut harus mudah menguap dan stabil

pada temperatur pengujian, utamanya dari 50 – 300°C. Jika senyawa tidak mudah

menguap atau tidak stabil pada temperatur pengujian, maka senyawa tersebut bisa

diderivatisasi agar dapat dianalisis dengan kromatografi gas.

Secara teknik kromatografi gas dibedakan menjadi dua yaitu kromatografi gas

padat (KGP) dan kromatografi gas cair (KGC). Dalam KGP, fase diamnya adalah butiran-

butiran adsorben. Mekanisme pemisahan berdasarkan perbedaan sifat fisik serapan fase

diam. Kekurangandari KGP ini adalah serapan komponen terhadap fase diam semi

permanen terutama pada molekul polar, dan sering membiarkan kromatogram berekor.

Sedangkan pada KGC, fase diamnya adalah cairan yang disalutkan pada permukaan

butiran zat padat pendukung. Mekanisme serapan adalah partisi komponen sampel

diantara fase diam dan fase gerak.

Dalam penelitian ini etanol dalam minuman anggur dapat ditetapkan kadarnya

dengan menggunakan metode kromatografi gas dan berat jenis. Penelitian ini bertujuan

untuk membandingkan metode kromatografi gas dan berat jenis pada penetapan kadar

etanol dalam minuman anggur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni

dengan rancangan penelitian acak lengkap pola satu arah. Parameter yang digunakan

Page 3: Kromatografi Gas

untuk membandingkan validitas kedua metode adalah recovery, kesalahan sistematik, dan

kesalahan acak (CV) dengan menggunakan uji T sample independen. Pada penetapan

kadar minuman anggur dengan kedua metode perlu dilakukan destilasi sampel untuk

memisahkan etanol dari komponen-komponen lain dalam minuman anggur.

2. Metode Kerja

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Minuman anggur merek X,

Etanol p.a (E. Merck), n-Butanol p.a (E. Merck), Aquadest, Alat-alat yang digunakan

pada penelitian ini adalah piknometer, seperangkat alat kromatografi gas, neraca analitik,

labu alas bulat, heating mantle, labu takar 100 ml, mkropipet, seperangkat alat gelas.

Tahap pertama yang dilakukan adalah preparasi sampel, yaitu ambil 100 ml

sampel dengan menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat 250

ml kemudian ditambahkan 50 ml akuades. Lakukan distilasi dengan menggunakan

pemanas mantel. Hasil distilasi ditampung pada labu ukur 100 ml hingga volume 90 – 95

ml (Pearson, 1970). Replikasi dilakukan 6 kali. Tahap berikutnya adalah validasi metode

kromatografi gas. Pada tahap ini dilakukan beberapa langlah yaitu : Pembuatan seri

larutan baku etanol; Pembuatan kurva baku etanol; Penentuan recovery, kesalahan

sistematik dan kesalahan acak.

Langkah selanjutnya adalah pengukuran kadar etanol dengan metode

kromatografi gas. Larutan sampel minuman anggur yang telah didestilasi masing-masing

diambil 1,0 ml menggunakan mikropipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml,

kemudian ditambahkan 0,1 ml n-butanol dan diencerkan dengan akuades. Larutan ini

masing-masing diambil 1μl dan disuntikkan ke dalam kolom melalui tempat injeksi. Luas

puncak etanol dan n-butanol dari kromatogram dihitung, kemudian dicari rasio luas

puncak etanol/n-butanol. Kadar etanol dalam minuman anggur ditentukan menggunakan

persamaan kurva baku.

3. Hasil dan Pembahasan

Sampel minuman anggur mempunyai banyak kandungan selain etanol.

Kandungan lain dalam minuman anggur antara lain: gula pasir, karamel, spirit anggur, air,

dan ekstrak kolesom. Pemisahan kandungan-kandungan lain dalam minuman anggur

dilakukan dengan cara distilasi. Distilat yang didapat berupa azeotrop (95 % etanol – 5 %

air). Parameter kromatografi gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: suhu injektor 250°C, suhu detektor 250°C, suhu kolom 200°C, detektor FID,

Page 4: Kromatografi Gas

kolom DB-1 (30 m × 0,25 mm) fase diam dimetil polisiloksan, kecepatan gas pembawa

(N2) tidak terdeteksi, kecepatan gas H2 46,9 ml/menit, kecepatan gas O2 487 ml/menit,

range 4, dan attenuasi 0. Faktor yang menyebabkan adanya hasil perhitungan recovery,

kesalahan sistematik, dan kesalahan acak yang menyimpang adalah perhitungan luas

puncak kromatogram dilakukan secara manual dan pengukuran dilakukan dengan

penggaris biasa berhubung alat integrator belum bisa digunakan. Faktor yang

menyebabkan hasil yang menyimpang pada metode berat jenis terutama adalah suhu

ruangan yang lebih tinggi daripada suhu percobaan. Hal ini dapat menyebabkan

terjadinya perbesaran volume cairan, sehingga ada cairan yang terbuang secara tidak

sengaja saat percobaan. Volume cairan yang terbuang ini tidak dapat diprediksi

jumlahnya dan dapat mempengaruhi ketepatan dan keterulangan hasil pengukuran.

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov semua data recovery, kesalahan

sistematik, dan kesalahan acak terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov yang lebih besar dari nilai signifikansi untuk taraf

kepercayaan 95 %, yaitu 0,05. Validitas kedua metode diuji dengan membandingkan nilai

recovery, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak masing-masing metode menggunakan

uji T sampel independen. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi semua data

yang diperoleh dengan metode kromatografi gas dan berat jenis lebih besar daripada nilai

signifikansi untuk taraf kepercayaan 95 %, yaitu 0,05. Makna hasil uji ini adalah bahwa

validitas kedua metode berbeda tidak bermakna.

4. Simpulan

Metode kromatografi gas dan berat jenis mempunyai validitas yang berbeda tidak

bermakna. Kadar etanol dalam minuman anggur yang terukur dengan metode kromatografi

gas adalah 14,46 ± 0,62 % v/v sedangkan dengan metode berat jenis adalah 14,41 ± 0,70 %

v/v.