KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV...

114
KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV DALAM SERAT WULANGREH DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : SUPRATNO NIM : 3103248 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2007

Transcript of KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV...

Page 1: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV

DALAM SERAT WULANGREH DITINJAU DARI KOMPETENSI

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

SUPRATNO

NIM : 3103248

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2007

Page 2: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

Drs. H. Soediyono, M.Pd

Jln. Margoyoso III/18 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

An. Sdr. Supratno

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim

naskah skripsi saudara :

Nama : Supratno

Nomor Induk : 3103248

Judul : Kriteria Guru Yang Baik Menurut Paku Buwono IV Dalam

Serat Wulangreh Ditinjau Dari Kompetensi Guru Pendidikan

Agama Islam

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 12 Desember 2007

Pembimbing,

Drs. H. Soediyono, M.Pd

Nip. 150 170 728

Page 3: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini

tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi

ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam

referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 15 Desember 2007

Deklarator

Supratno NIM: 3103248

Page 4: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

ABSTRAKSI

Supratno (NIM : 3103248). Kriteria Guru Yang Baik Menurut Paku Buwono IV Dalam Serat Wulangreh Ditinjau Dari Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Skripsi. Semarang : Fakultas Tarbiyan IAIN Walisongo, 2007.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1). Deskripsi Serat Wulangreh secara

umum, 2). Kriteria Guru Yang Baik Menurut Paku Buwono IV Dalam Serat Wulangreh

ditinjau dari Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, 3). Kontribusi Pemikiran Paku

Buwono IV tentang kriteria guru yang baik dalam dunia pendidikan sekarang ini.

Penelitian ini menggunakan metode riset perpustakaan (library research) dengan teknik analisis deskriptif kualitatif (content analisis), data penelitian kemudian dianalisis menggunakan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Serat Wulangreh yang merupakan maha karya dari beliau Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV terdapat beberapa kriteria guru yang baik yang dapat dijadikan gambaran atau pedoman sikap seorang guru dalam mendidik, melatih dan mengajar secara professional, serta memiliki kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, personal, professional, dan sosial sehingga tujuan pendidikan atau pembelajarannya dapat tercapai. Guru adalah figur seorang pemimpin, dia juga sebagai sosok arsitek yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik, dengan cara membantu anak didik mengubah perilakunya menuju pendewasaan, mempunyai intelektualitas dan pribadi yang berakhlakul karimah sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang diharapkan mampu membangun dirinya, bangsa dan negara. Untuk itu, hal pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kebersihan dan keikhlasan hati. Harta, materi, kemasyhuran bukanlah tujuan utama tetapi hanyalah sebagai pendukung akan tercapainya tujuan mulia itu. Oleh karena itu, untuk menyegarkan kembali dan memaparkan ide-ide emas dari tokoh Paku Buwono IV dalam dunia pendidikan sekarang ini harus didasari oleh adanya reorientasi paradigma pendidikan dan guru. Dengan usaha pembekalan generasi penerus sejak berada di bangku pendidikan atau kuliah dan juga berbagai macam kegiatan yang efektif dan bermanfaat bagi kesadaran hati manusia seperti pelatihan, loka karya dan kegiatan lainnya.

Berdasarkan hasil penelitan ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan

masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar dan semua pihak yang membutuhkan di

lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Page 5: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Telp./Fax (024) 7601295 Semarang 50185

PENGESAHAN

Skripsi Saudara : SUPRATNO

N I M : 3103248

Judul : KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO

IV DALAM SERAT WULANGREH DITINJAU DARI

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri

Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada

tanggal : 08 Januari 2008.

Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata I tahun akademik

2007/2008.

Semarang, 25 Januari 2008

Ketua Sidang,

Drs. Wahyudi, M.Pd NIP. 150 274 611

Sekretaris Sidang,

Syamsul Ma’arif, M.Ag

NIP. 150 321 619 Penguji I,

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd

NIP. 150 170 474

Penguji II,

Dr. Muslih, M.A NIP. 150 276 926

Pembimbing,

Drs. Soediyono, M.Pd

NIP. 150 170 728

Page 6: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

MOTTO

وليخش الذين لو ترآوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله

)٩:النساء (وليقولوا قوال سديدا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.1 (QS. Al-Nisa : 9)

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : CV. Diponegoro, 2000). hlm. 62.

Page 7: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku:

Bapak dan Ibunda

usaha dan cita-cita atas iringan do’a dan restumu, Allah senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.

Semoga bermanfaat dan berkah.

Kakanda dan semua saudara-saudaraku

yang selalu mendo’akan dan memberi dorongan untuk meraih kesuksesan.

Semoga ini awal dari semua kebaikan.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Abidin Demak dan Pengasuh Pondok Pesantren

Daarun Najaah Semarang

Atas bimbingan, motivasi dan do’a serta ridlamu.

Untuk semua guruku

yang telah mengajariku dan membimbingku. Tanpa kehadiranmu hidup ini tidak akan berarti.

Semua santri Ponpes Daarun Najaah

S3 (Sukses Shaleh Selamat) adalah cita-cita kita.

Semua teman-teman

yang selalu memotivasiku untuk meraih kesuksesan.

Page 8: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat,

taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan

kepada nabi Muhammad SAW yang menjadi guru dan teladan semua muslim serta yang

dinanti-nantikan syafa’at dan pertolongannya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar

sarjana strata satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini disamping atas usaha, kemampuan dan kamauan penulis

juga atas prakarsa dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung yang begitu

besar pengorbanannya demi terselesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis sampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Bapak Drs. H. Soediyono, M.Pd, selaku pembimbing yang dengan tulus ikhlas

membimbing, mengarahkan, dan memberi petunjuk kepada penulis sehingga skripsi

ini terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Musthofa Rahman M.Ag, selaku Dosen Wali yang mengarahkan dan

mengantarkan studi hingga akhir.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta semua Karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang yang telah banyak memberikan masukan dan dorongan dalam belajar,

sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

6. Bapak KH. Siradj Chudlori selaku Pengasuh Ponpes Daarun Najaah berserta keluarga

yang selalu membimbing jiwaku meraih hidayah Ilahi.

7. Bapak Ky. Achmad Baihaqi, M.Ag selaku Pegasuh Ponpes Raudlatul Abidin, Bapak

Ky. Ali Munawar, Bapak Ky. Ahmad Badrussalam yang selalu membimbing dan

mendidik untuk meraih kesuksesan.

8. Bapak Ust. Ahmad Izzuddin M.Ag, selaku motivator kami dalam meraih sukses

shaleh selamat fiddunya wal akhirah.

9. Bapak dan Ibunda ( Bapak Suwoto dan Ibu Suti), yang selalu memberikan do’a untuk

meraih kesuksesan.

Page 9: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

10. Kakakku tercinta ( Sugeng Haryanto dan Sri Wantini serta Siti Umaroh dan Surifan)

serta saudara-saudaraku atas motivasinya.

11. All santri Daarun Najaah Semarang khusunya kang Ghozali S.Pd.I, kang Khoiril

Waro, S.Pd.I, kang Fuad S. Fil.I serta Imam Muttaqin Amd.

12. All My friend : Team PPL SMP 30 Semarang serta Team KKN desa Peron Sukorejo

Kendal.

13. Teman-teman Organisasi Remaja Islam Masjid (ORISMA) Sidomulyo Wonosalam

Demak.

14. Mas Sriyanto yang telah memberikan fasilitas demi terselesaikannya karya ilmiah ini.

Penulis hanya dapat berdo’a kepada Allah SWT, semoga amal baik dari semua pihak

tersebut diterima di sisi-Nya, serta diberi petunjuk ke jalan yang lurus sampai akhir hayatnya.

Amiiin.

Semarang, 15 Desember 2007

Penulis,

SUPRATNO

Page 10: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju

terbentuknya kepribadian yang utama.1 Pendidikan juga berarti sebagai semua

perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya ,

pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya (orang menamakan hal

ini juga “mengalihkan” kebudayaan) kepada generasi muda, sebagai usaha

menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah

maupun rohaniah. Dapat pula dikatakan bahwa pendidikan itu adalah usaha

secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si

anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab

moril dari segala perbuatannya.2 Harapan dari bimbingan yang diberikan guru

ini adalah perubahan pada diri anak didik. Pembentukan kepribadian

merupakan hasil dari perubahan dalam proses pendidikan tersebut.

Kepribadian menjadi tujuan utama pendidikan Islam yang selalu

mengutamakan nilai ajaran Islam.

Namun kenyataan sekarang ini kualitas pendidikan semakin turun,

sebab pendidikan belum mencapai tujuan yang sebenarnya. Bahkan

pendidikan sekarang ini dijadikan sebagai alat untuk mencapai kemasyhuran,

kedudukan dan materi semata. Karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang belum tentu ia semakin baik kepribadiannya.

Dengan demikian guru menjadi salah satu faktor pendidikan harus

profesional dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya, karena gurulah yang

memberikan pengaruh besar kepada muridnya, sehingga guru dituntut untuk

bisa memberikan arah yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu

1 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif, 1998),

Cet. VIII, hlm. 9. 2 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm.120.

Page 11: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

2

2

membentuk kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan

demikian keberhasilan proses belajar mengajar tercapai.

Keberhasilan dan kegagalan suatu proses belajar mengajar secara

umum dapat dinilai dari out-putnya, yakni orang yang sebagai produk

pendidikan. Bila pendidikan menghasilkan orang-orang yang dapat

bertanggung jawab atas tugas kemanusiaan dan ketuhanan, bertindak lebih

bermafaat baik diri sendiri maupun orang lain, pendidikan tersebut dikatakan

berhasil. Sebaliknya, bila out-putnya adalah orang-orang yang tidak mampu

melaksanakan tugas hidupnya, pendidikan tersebut mengalami kegagalan.3

Keberhasilan pendidikan dalam mengahasilkan out-putnya sebagian

besar dipegang oleh guru, karena guru adalah salah satu komponen dalam

proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber

daya manusia (SDM) yang potensial di bidang pembangunan.4

Guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik5 bukan

hanya dilakukan di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga dilaksanakan

di masjid, di rumah dan sebagainya, sebagaimana pandangan masyarakat

terhadap guru.6

Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaiful Bahri Djamarah bahwa: Guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik. Dia yang memberikan santapan jiwa dan ilmu, pendidikan akhlak dan membenarkannya. Maka menghormati guru berarti menghormati kita, penghargaan guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita. Dengan guru itulah mereka hidup dan berkembang.7

3 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1998), hlm. 123. 4 Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,

1990), hlm. 123. 5 Anak didik merupakan salah satu dari dua sisi uang logam yang memiliki tugas

menerima konsep pendidikan, agar dirinya terbentuk insan Muslim. Yang kenal dan tahu akan Tuhan dan agamanya. Memiliki akhlak al-Qur’an. Berifat, bersikap dan bertindak sesuai dengan kaidah al-Qur’an. Berpikir dan berbuat demi kepentingan umat. Serta selalu turut ambil bagian dalam kegiatan pembangunan manusia seutuhnya. (lihat Kamal Muhammad Isa, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Fikahati Aneska, 1994), hlm. 79).

6 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 31.

7 Ibid., hlm. 42.

Page 12: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

3

3

Melihat uraian diatas menunjukkan bahwa tugas dan tangung jawab

guru begitu besar, maka guru dituntut untuk mempunyai kemampuan. Dewasa

ini menjadi guru tidak semudah yang dibayangkan, guru haruslah bersifat

profesional, artinya guru haruslah memiliki kepribadian, kapabilitas, dan

kualitas sumber daya manusia yang memadai serta didukung oleh sumber

daya manusia yang memadai pula. Hal ini tidak lain hanyalah untuk mencapai

tujuan pendidikan yang diinginkan, dan juga pada dasarnya tugas guru tak

ubahnya tugas dokter yang tidak dapat diserahkan pada sembarang orang.8

Jika tugas tersebut diserahkan pada yang bukan ahlinya, maka tunggulah

kehancurannya.

Disamping itu menurut Dr. Muhaimin M.A, dalam bukunya Wacana

Pengembangan Pendidikan Islam bahwa:

Profesionalisme guru harus didukung oleh beberapa faktor antara lain: 1). Sikap dedikasi yang tinggi terhadap tugasnya, 2). Sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja serta 3). Sikap continous improvement, yakni selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui metode-metode kerjanya, sesuai dengan tuntutan zaman yang didasari oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup di zaman masa depan.9

Disadari atau tidak pada dasarnya tanggung jawab pendidikan seorang

anak adalah bertumpu pada kedua orang tuanya dengan alasan orang tua

berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anak, yakni sukses anak

adalah sukses orang tua dan karena kodrat Allah SWT , kemudian karena

berbagai kesibukan dan faktor lain yang tidak memungkinkan orang tua

mendidik anaknya, maka disinilah tugas seorang guru.10

Seorang guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan dan

berdiri di depan murid-murid, tetapi seorang guru adalah tenaga profesional

yang menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan, menganalisis dan

menyimpulkan serta mengatasi masalah yang dihadapi, dalam hal ini seorang

8 Thomas Gordon, Guru Yang Efektif, (Jakarta: Rajawali Pers, 1986), hlm. 1. 9 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: Pustaka Pelajar,

2003), hlm. 209. 10 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.

62.

Page 13: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

4

4

guru harus memiliki cita-cita yang tinggi, pendidikan yang luas, kepribadian

yang kuat, tegas, serta sifat perikemanusiaan yang mendalam sehingga guru

merupakan bagian dari masyarakat yang ikut aktif dan kreatif dalam

pendewasaan generasi penerus (anak).11

Secara historis jabatan guru dari masa ke masa senantiasa berkembang,

dulu ketika kehidupan sosial budaya belum dikuasai oleh hal-hal yang

materialistis, pandangan masyarakat cukup positif terhadap jabatan keguruan

yaitu komuniti guru sebagai prototipe manusia yang patut dicontoh dan

diteladani. Hal ini merupakan nilai-nilai luhur yang sangat lekat oleh

masyarakat Indonesia. Mereka adalah pengabdi ilmu tanpa pamrih, ikhlas dan

tidak menghiraukan tuntutan materi yang berlebihan, apalagi mengumbar

komersialisasi.12 Dengan kata lain guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Kondisi sekarang berbeda dengan kondisi diatas, semua dinilai dengan

materi. Faktor utamanya adalah adanya pengaruh pandangan Hidonisme yang

menempatkan kemewahan diatas segalanya. Orang bekerja, beramal dan

belajar bukan lagi berorientasi pada kehidupan akhirat tetapi demi kenikmatan

yang semu di dunia ini. Orang pintar, jenius dan berpendidikan luas lebih

memilih pekerjaan yang lebih menghasilkan uang, dibandingkan menjadi guru

yang harus ikhlas dengan tugas dan tanggung jawab yang berat.13 Mengapa

demikian? Karena pendidikan diisi oleh orang-orang yang tidak berkompeten

dan menghendaki keahlian di bidangnya.

Memang materi tidak bisa dinafikan dari kehidupan seorang guru,

karena guru juga punya tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhannya,

tetapi orientasinya tidak boleh semata-mata hanya untuk mengejar materi saja.

Melalui pemikiran Paku Buwono IV dalam Serat Wulangreh

diantaranya guru harus ikhlas, guru yang tidak ikhlas dalam mengajar

tentunya mengajarnya hanya asal-asalan atau hanya untuk menggugurkan

11Robert F. Mc. Nergney, Teacher Development, (New York: Macmillan Publishing,

1981), hlm. 1. 12 Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pres,

2002), hlm. 8. 13 Zakiah Darajat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. III,

hlm. 69.

Page 14: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

5

5

kewajiban.14 Kalau kondisi seperti itu bagaimana nasib anak didik dimasa

depannya?

Pada dasarnya anak didik sudah memiliki potensi untuk berkembang

dan juga dibekali fitrah oleh Allah SWT. Tugas guru adalah mendidik

membimbing, mengarahkan agar berkembang menjadi baik. Peneliti tertarik

untuk meneliti pemikiran Paku Buwono IV mengenai kriteria guru yang baik

dalam Serat Wulangreh.

Paku Buwono IV disamping menjadi seorang raja beliau juga

dinobatkan sebagai guru etika jawa. Banyak karya-karya beliau tetapi yang

terkenal adalah serat wulangreh.15

Serat wulangreh merupakan salah satu bentuk dari seni budaya Jawa

yang memiliki nilai-nilai kebudayaan yang disajikan dalam bentuk tembang

sehingga mudah untuk dipahami makna-makna yang terkandung di dalamnya.

Berangkat dari latar belakang tersebut peneliti ingin mengkaji dan menelaah

lebih jauh tentang kriteria guru yang baik dalam Serat Wulangreh.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengungkapkan pemikiran Paku

Buwono IV khususnya dalam bidang guru dengan kemasan judul: KRITERIA

GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV DALAM SERAT

WULANGREH DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas ada beberapa permasalahan penting yang hendak

diungkap dalam penelitian ini, antara lain :

1. Bagaimana deskripsi Serat Wulangreh karya Paku Buwono IV?

2. Bagaimana kriteria guru yang baik menurut Paku Buwono IV dalam Serat

Wulangreh ditinjau dari kompetensi guru Pendidikan Agama Islam?

3. Bagaimana kontribusi pemikiran Paku Buwono IV tentang kriteria guru

yang baik dalam dunia pendidikan sekarang ini?

14 Munarsih, Serat Centini Warisan Sastra Dunia, (Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2005), Cet. I, hlm. 11.

15 Ibid., hlm. 6.

Page 15: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

6

6

C. Tujuan Penelitian

Melalui rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Deskripsi Serat Wulangreh karya Paku buwono IV.

2. Mengetahui kriteria guru yang baik menurut Paku Buwono IV dalam Serat

Wulangreh ditinjau dari kompetensi guru Pendidikan Agama Islam.

3. Mengetahui kontribusi pemikiran Paku Buwono IV tentang kriteria guru

yang baik dalam dunia pendidikan sekarang ini.

D. Penegasan Istilah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan agar terhindar dari

timbulnya kesalah pahaman terhadap apa yang terkandung dalam penelitian ini,

maka kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya.

1. Kriteria Guru

Dalam kamus ilmiah populer kriteria berarti prasyarat, ukuran, standar.16

Sedangkan kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang

yang mengajar. Dalam bahasa Inggris dijumpai kata teacher yang berarti

pengajar. Secara istilah guru berarti pendidik profesional yang merelakan

dirinya menerima dan memikul tanggung jawab yang diberikan oleh orang

tua dalam rangka pendewasaan anak didik.17Jadi kriteria guru adalah

syarat atau ukuran standar menjadi pengajar atau pendidik profesional

yang bertanggung jawab atas pendewasaan peserta didik dalam rangka

meraih keberhasilan serta kesuksesan dalam hidupnya.

2. Paku Buwono IV

Paku Buwono IV adalah seorang putra mahkota dari sinuwun Paku

buwono III yang lahir dari permaisuri Kanjeng Ratu Kencana sebagai

putra laki-laki nomor 17. Beliau adalah penulis Serat Wulangreh, dan

16 Pius A Partanto dan M Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), hlm. 380. 17 Zakiah Darajat, dkk, op.cit.,hlm. 39.

Page 16: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

7

7

menjadi raja Surakarta pada tanggal 18 September 1788 terkenal dengan

nama Ingkang Sinuwun Bagus.18

3. Serat Wulangreh

Serat Wulangreh adalah buah karya beliau Paku Buwono IV dari keraton

Surakarta yang berbentuk macapat kidung jawa.

4. Kompetensi Guru PAI

Kompetensi berasal dari kata competence, yang berarti keahlian,

kemampuan atau kecakapan.19 Sedangkan kompetensi dalam penelitian ini

adalah kemampuan yang merupakan pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai

dan sikap yang terefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Guru

sacara istilah berarti pendidik profesional yang merelakan dirinya

menerima dan memikul tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua

dalam rangka pendewasaan anak didik.20 Pendidikan Agama Islam adalah

upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan

berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber

utamanya kitab suci al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman, dibarengi tuntunan

untuk menghormati agama lain dalam hubungannya antar umat beragama

dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.21

Pendidikan Agama Islam sebagai suatu mata pelajaran tentang agama

Islam yang diberikan disekolah umum tujuannya untuk membina peserta

didik menjadi orang yang memiliki kepribadian Muslim secara utuh yakni

yang selalu taat menjalankan perintah agamanya, bukan menjadikan

18 Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV, Terjemahan Serat Wulangreh, (Semarang:

Dahara Prize, 1994), Cet. III, hlm. 3. 19 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004),

hlm. 14. 20 Zakiah Darajat, loc.cit. 21 Departemen Pendidikan Nasional, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PAI untuk SMU,

( Jakarta: Badan Penelitian dan Pusat Pengembangan Kurikulum, 2001), hlm. 3.

Page 17: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

8

8

mereka sebagai ahli dalam bidang agama Islam saja.22 Dari pengertian-

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru PAI adalah

keahlian, kemampuan, kecakapan, serta kewenangan yang harus dimiliki

oleh guru PAI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

pengajar dan pendidik PAI sacara profesional.

E. Kajian Pustaka

Penelitian yang mengkaji pemikiran Paku buwono IV ini masih jarang

dilakukan oleh kalangan peneliti yang mengambil jurusan ilmu Tarbiyah.

Adapun karya beliau yang dapat peneliti sebutkan dan merupakan referensi

pokok yaitu Terjemahan Serat Wulangreh Kanjeng Susuhan Paku Buwono IV

Surakarta Hadiningrat. Kaitannya dengan pemkiran beliau peneliti akan

memaparkan buku-buku yang relevan dan mempunyai kaitan dengan studi ini,

diantaranya sebagai berikut:

Buku yang berjudul Serat Centini Warisan Sastra Dunia karya Dra.

Munarsih, M.Hum menyebutkan tentang tradisi-tradisi Paku buwono IV yang

berbeda dengan tradisi sang ayah (Paku Buwono III), pemikiran beliau tentang

guru, serta predikat beliau sebagai guru etika jawa dan pelopor kehidupan

sufi.23

Imam al-Zarnuji dalam kitabnya Ta’lim al-Muta’allim menyebutkan

bagaimana memilih guru yang baik dan bertanggung jawab atas generasi murid

(peserta didik) serta dapat membawa keberhasilan dan kesuksesan dunia

maupun di akhirat.24

Dr. Zakiah Darajat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam

mamaparkan tentang syarat menjadi guru yang baik dan bertanggung jawab

atas amanah yang dibebankan kepadanya diantaranya guru harus bertakwa

22 Syahidin, ”Pendidikan: Didikkan Agama di PTU”, http://www. pikiran-rakyat.

com/cetak/2006.hlm. 1. 23 Munarsih, op.cit., hlm. 6. 24 Al-Zarnuji, Ta’lim al-Muta’alim, (Semarang: Pustaka Alawiyah), hlm. 13.

Page 18: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

9

9

kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniahnya, baik ahlaknya, bertanggung jawab

dan berjiwa nasional.25

Bukunya Drs. Abidin Ibnu Rusn yang berjudul Pemikiran al-Ghazali

Tentang Pendidikan menjelaskan tentang profesi keguruan yang merupakan

profesi yang paling mulia dan paling agung dibanding dengan profesi yang

lain. Dengan profesinya itu seorang guru menjadi perantara antara manusia

dalam hal ini murid dengan penciptanya. Kalau kita renungkan tugas guru

adalah seperti tugas para utusan Allah.26

Dari berbagai karya diatas, terdapat beberpa tulisan yang berkaitan

dengan penelitian ini dan juga memberi kontribusi bagi penulisan skripsi ini.

Sedangkan penelitian ini menelusuri pemikiran Paku Buwono IV yang

difokuskan pada kriteria guru yang baik.

F. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini metode-metode yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Metode Pengumpulan Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kepustakaan (library research) yaitu dengan mengumpulkan data atau

bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pembahasan dan

permasalahannya yang diambil dari sumber-sumber kepustakaan27 yang

dalam hal ini ada dua sumber:

a. Sumber Primer

Sumber ini meliputi bahan yang langsung berhubungan dengan pokok-

pokok permasalahan yang menjadi obyek penelitian ini28 berupa Serat

Wulangreh karya Sinuwun Paku buwono IV yang diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia.

25 Zakiah Darajat, op.cit., hlm. 41. 26 Abidin Ibnu Rusn, op.cit.,hlm. 64. 27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Yogyakarta:

Rineka Cipta, 1998), hlm. 144 28 Sumardi Surya Brata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2003), Cet. IV, hlm. 39

Page 19: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

10

10

b. Sumber Sekunder

Sumber Sekunder ialah berbagai bahan yang tidak secara langsung

berkaitan dengan obyek dan tujuan dari penelitian29 ini bahan tersebut

diharapkan dapat melengkapi dan memperjelas sumber primer. Sumber

tersebut adalah buku-buku, tulisan-tulisan atau hasil penelitian tentang

Serat Wulangreh Paku Buwono IV.

2. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

mengadakan pembahasan dan menganalisanya. Metode analisa yang

digunakan ialah metode content analysis (analisis isi) yang merupakan

analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi yang ada. Dalam metode

content analysis ini menampilkan tiga syarat yaitu : objektifitas, pendekatan

sistematis, dan generalisasi. Artinya mempunyai sumbangan teoritik.30

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah kajian dalam penelitian ini, terlebih dahulu perlu

diketahui sistematika penulisan.

Adapun sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab dengan uraian

sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penulisan skripsi, penegasan istilah, kajian pustaka, metode

penelitian.

Bab II : KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Bab ini berisi tentang pengertian guru, tugas guru, kedudukan guru,

profesionalisme guru, dan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam.

29 Ibid. 30 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rakesarasin, 1996),

Cet. III, hlm. 49

Page 20: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

11

11

Bab III : KRITERIA GURU YANG BAIK DALAM SERAT WULANGREH

Bab ini akan dipaparkan: Pertama: deskripsi umum Serat Wulangreh

meliputi: -riwayat hidup Paku Buwono IV -karya-karya sastra Paku

Buwono IV dan -karakteristik serat wulangreh. Kedua: kriteria guru

yang baik dalam serat wulangreh pupuh Dhangdanggula.

Bab IV : ANALISIS KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU

BUWONO IV DALAM SERAT WULANGREH

Bab ini berisi analisis tentang kriteria guru yang baik dalam Serat

Wulangreh ditinjau dari kompetensi guru PAI, kontribusi pemikiran

Paku Buwono IV terhadap pendidikan sekarang ini.

Bab V : PENUTUP

Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari masalah yang dikaji, saran

dan penutup.

Page 21: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

11

BAB II

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Guru

1. Pengertian Guru

Secara etimologi (secara bahasa atau lughat) kata guru1 berasal dari

bahasa Indonesia yang diartikan orang yang mengajar (pengajar, pendidik,

ahli didik). Dalam bahasa jawa, sering kita mendengar kata ‘guru’

diistilahkan dengan “di gugu lan ditiru”. Kata “digugu” berarti diikuti

nasehat-nasehatnya. Sedangkan “ditiru” diartikan dengan diteladani

tindakannya.2 Guru dijadikan figur teladan bagi anak didik khususnya dan

bagi masyarakat pada umumnya. Guru juga bisa disebut Murabbi. Kata

Murabbi sering juga digunakan untuk menyebut seorang guru. Murobbi

sendiri ditafsiri dengan orang-orang yang memiliki sifat-sifat rabbani yaitu

bijaksana, bertanggungjawab dan kasih sayang terhadap peserta didik.3

Guru juga disebut dengan mursid, kata tersebut juga sering dipakai untuk

menyebut sang guru dalam thariqah-thariqah. Mudarris yaitu orang yang

memberi pelajaran, dan juga muaddib yakni orang mengajar khusus di

istana,4 (etika, moral, dan akhlak).5 Ada lagi sebutan untuk guru, yakni

professor (muallim) yang dimaknai dengan orang yang mengusai ilmu

teoritik, mempunyai kreatifitas dan amaliah.6

Secara terminologi (istilah), guru atau pendidik yaitu siapa yang

bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik, dengan kata lain

orang yang bertanggung jawab dalam mengupayakan perkembangan

1Dalam litetatur pendidikan Islam, seorang guru akrab disebut dengan ustadz, yang

diartikan ‘pengajar’ khusus bidang pengetahuan agama Islam. Lihat Abudin Nata, Persepektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-murid, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 42.

2 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 127.

3 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 11.

4 Muhammad al Atiyyah al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm. 150.

5 Muhaimin, Wacana pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 29.

6 Ibid, hlm. 213.

Page 22: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

12

potensi anak didik, baik kognitif, afektif ataupun psikomotor sampai

ketingkat setinggi mungkin sesuai dengan ajaran Islam.7 Dalam hal ini

pada dasarnya orang yang paling bertanggung jawab adalah orang tua.

Tanggung jawab itu disebabkan oleh adanya beberapa hal, antara lain :

a. Kodrat; yaitu orang tua yang ditakdirkan menjadi orang tua anaknya,

dan karena itu ia diwajibkan pula bertanggung jawab mendidik

anaknya.

b. Kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap

kemajuan perkembangan anaknya, maka kesuksesan yang diraih oleh

anak merupakan kesuksesan orang tuanya juga.

Dalam literatur lain dikatakan bahwa guru adalah pendidik yaitu

orang yang melaksanakan tugas mendidik atau orang yang memberikan

pendidikan dan pengajaran baik secara formal atau non formal.8

Pendidikan tidak dibatasi ruang dan waktu, kapan saja dan dimana saja.

Pendidik utama dan pertama di dunia ini adalah Allah SWT sebagaimana

firman-Nya dalam surat al-Alaq ayat 4-5:

)٤-٥: العلق(الذي علم بالقلم علم الإنسان ما لم يعلم

Yang mengajar manusia dengan perantaraan Qolam, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak dia ketahui. ( Q.S. Al- Alaq : 4-5 )9

Dari ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa Allah SWT adalah

pendidik sejati, atau pendidik al-Haq.10 Tidak hanya pendidik manusia,

namun pendidik seluruh alam (rabbul alamin). Hal ini terlihat ketika Allah

SWT menciptakan manusia pertama kali agar dapat berperan sebagai

khalifah di bumi dan menjalani kehidupan dengan baik. Allah mengajari

7 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 74.

8 Erwati Aziz, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003), hlm. 51.

9Soenarjo, al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Yayasan Penyelenggaraan Penterjemahan, 1994), hlm. 1079.

10 Erwati Aziz, op. cit., hlm. 52.

Page 23: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

13

dan memberikan pengetahuan tentang benda-benda di bumi sebagai

persiapan pengelolaannya.

Pada awalnya tugas mendidik tugas murni kedua orang tua,11 yaitu

yang menyebabkan anak lahir di dunia12 dan juga yang berhubungan

langsung dengannya. Anak dilahirkan sesuai fitrahnya, tidak tahu apa-apa

dan juga tidak membawa apapun13 kecuali sebuah perangkat yang

difasilitasi oleh Allah pada setiap manusia yang terlahir di dunia. Oleh

karena itulah peran pendidikan menjadi sangat penting. Kecuali itu juga

mereka membutuhkan kasih sayang demi perkembangan dan pertumbuhan

anak tersebut, seperti apa yang telah difirmankan:

) ٧٨: النحل ( والله أخرجكم من بطون أمهاتكم ال تعلمون شيئا

Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu tanpa mengetahui suatu apapun… (QS. Al-Nahl : 78).14

Berangkat dari ayat tersebut jelas bahwa orang tua sebagai wakil dari

Allah yang berkewajiban mendidik anaknya, sebagaimana pernyataan al-

Ghazali, “bibit apel tiada artinya sebelum ditanam”15 oleh karena itu,

disini posisi orang tua sebagai pendidik pertama bagi anak. Akan tetapi

karena perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap serta kebutuhan

hidup yang semakin dalam, luas dan rumit, maka orang tua merasa berat

dan perlu melaksanakan kewajiban pendidikan tersebut. Agar pelaksanaan

pendidikan tersebut dapat berjalan efektif dan efisien, maka diperlukan

pendidik, guru dan lembaga-lembaga pendidikan.16

Sebagai pendidik yang mengambil alih tugas orang tua sebagai tugas

yang mulia, oleh karena itu, diharapkan seorang guru senatiasa bersikap

11 Ahmad Tafsir, op. cit., hlm. 65. 12 Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Jilid I, ( Beirut: Dar Al-kitab Al-Islami, t.t. ), hlm. 69. 13 Erwati Aziz, op. cit., hlm. 51. 14 Soenarjo, op. cit., hlm. 413. 15 Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam, (Bandung:

Pustaka setia, 2003), hlm. 37. 16 Ahmad tafsir, op. cit., hlm. 75.

Page 24: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

14

jujur, tanpa pamrih dan hanya mengharapkan ridha Allah semata. Sikap

itu akan teraplikasi ke dalam proses belajar mengajar sehingga akan

menghasilkan generasi yang berkualitas.17

Zakiah Darajat menyatakan bahwa “guru merupakan pendidik

profesional.”18 Oleh karena itu, secara implisit mereka telah merelakan

dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan sejak

orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah, secara tidak langsung mereka

melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru

di sekolah tersebut. Mereka berharap anaknya mendapat ilmu sebagai

bekal demi kesuksesan di masa yang akan datang, dengan demikian

kebahagiaan hidup anaknya dapat lebih baik dalam hal ini secara tidak

langsung orang tua juga turut merasakanya.19

Lebih lanjut, tidak semua orang dapat menjabat sebagai guru artinya

bahwa guru bukan hanya bertugas sebagai pengajar (menyampaikan

materi di depan kelas), akan tetapi, mereka mampu menempatkan dirinya

sebagai pendidik yang bertanggung jawab atas perkembangan anak

didiknya, baik di sekolah atau luar sekolah).20

Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat berpengaruh

terhadap proses pendidikan. Dalam perspektif pendidikan islam,

keberadaan, peranan dan fungsi guru merupakan keharusan yang tidak

dapat diingkari. Tidak ada pendidikan tanpa kehadiran guru. Guru

merupakan penentu arah dan sistematika pembelajaran mulai dari

kurikulum, sarana, bentuk pola sampai kepada usaha bagaimana anak

didik seharusnya belajar dengan baik dan benar dalam rangka mengakses

diri akan pengetahuan dan nilai-nilai hidup

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah

semua orang yang bertanggung jawab atas perkembangan potensi peserta

17 Erwati Aziz, op. cit., 74. 18 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1996), hlm. 39. 19 Ahamd tafsir, op. cit., hlm. 74. 20 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2000), hlm. 32.

Page 25: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

15

didik, baik dari aspek knowledge, behaviour, psikomotor dan estetika

dengan cara membimbing membina dan mengarahkan baik individual

ataupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah.

2. Tugas Guru

Guru adalah figur seorang pemimpin, dia juga sebagai sosok arsitek

yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik,21 dengan cara

membantu anak didik mengubah perilakunya sesuai dengan tujuan yang

telah direncanakan.22 Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan

membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi

agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila

yang cakap yang diharapkan mampu membangun dirinya, bangsa dan

negara.

Dalam bukunya John Dewey “Democracy And Education” dapat

dikutip mengenai tugas guru adalah sebagai berikut:

“The educator’s part in the enterprise of education is to furnish the environment which stimulates responses and directs the learner’s course. All that the educator can do is modify stimuli so that response will as surely as is possible result in the formation of desirable intellectual and emotional dispositions.”23 Tugas guru dalam usaha pendidikan adalah untuk melayani

masyarakat yang mana memberi semangat dan menunjukkan jalan bagi

peserta didik. Guru dapat melakukan suatu perubahan sehingga sangat

mungkin sekali untuk meraih watak emosi dan intelektual yang dicita-

citakan.

Pada hakikatnya, tugas guru adalah mendidik24 yang sebagian besar

tercermin dalam kehidupan di dalam rumah tangga dengan cara memberi

keteladanan, memberi contoh yang baik, pujian dorongan dan lain

21 Ibid., hlm. 36. 22 Endang Poerwati, dkk., Perkembangan Peserta Didik, (Malang; UMM Press, 2002),

hlm. 7. 23 John Dewey, Demokrasi And Education, (New York : Macmillan, 2004), hlm.174. 24 Mendidik adalah kegiatan guru dalam memberi contoh tuntunan, petuntuk dan

keteladanan yang dapat diterapkan atau ditiru siswa dalam sikap dal perilaku yang baik ( akhlakul karimah ) dalam kehidupan sehari-hari ( Hadirja Paraba, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan Pembina Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 1999), hlm. 10.)

Page 26: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

16

sebagainya yang diharapkan dapat menghasilkan pengaruh positif bagi

pendewasaan anak. Oleh karena itu, mengajar merupakan sebagian dari

mendidik.25 Dalam arti yang lebih sempit tugas guru adalah mengajar

sebagai upaya transfer of knowlwdge yang dituntut untuk mengusai materi

apa yang akan disampaikan, penggunaan metode yang tepat dan

pemahaman tentang berbagai karakteristik yang dimiliki anak.

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk

mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk

mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala

sesuatu yang terjadi dalam sistem pendidikan untuk membantu proses

perkembangan siswa.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003, menyebutkan bahwa:

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.26 Pemahaman tentang berjalannya proses belajar mengajar sangat

diperlukan agar apa yang disampaikan oleh seorang guru sesuai apa yang

dimiliki anak. Disamping itu guru juga dituntut untuk membuat persiapan

mengajar, mengevaluasi tugas belajar anak dan melakukan tugas lainya

yang berkaitan dengan tujuan pengajaran. Menurut Syaiful Bahri

Djamarah dalam bukunya “Guru dan Anak Didik dalam Interaksi

Edukatif” menyatakan bahwa jabatan guru memiliki banyak tugas baik

terikat dalam dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian tugas-

tugas itu antara lain:27

25 Ahmad Tafsir, loc. cit. 26 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS) no. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya, (Bandung : CV. Nuansa Aulia, 2005), hlm. 38.

27 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 37.

Page 27: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

17

a. Tugas guru sebagai profesi yaitu suatu tugas yang menuntut

profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Tugas tersebut direalisasikan dalam sistem pembelajaran

yang dapat memberikan bimbingan anak didik menemukan nilai-nilai

kehidupan. Tugas guru sebagai pengajar juga dapat diartikan

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

kepada anak didik. Sementara tugas sebagai pelatih diartikan

mengembangkan keterampilan dan menerapkan dalam kehidupan demi

masa depan anak didik.

b. Tugas guru sebagai tugas kemanusiaan berarti guru terlibat dalam

interaksi sosial di masyarakat. Guru harus mampu menanamkan nilai-

nilai kemanusiaan kepada anak didik agar anak didik punya

kesetiakawanan sosial.

c. Tugas guru sebagai tugas kemasyarakatan berarti guru harus mendidik

dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang berakhlak

dan bermoral. Dalam hal ini dapat diumpamakan bahwa mendidik

anak sama halnya dengan mencerdaskan bangsa.

Oleh karena itu, untuk mengemban tugas dan tanggung jawab

sebagaimana diatas, maka menurut Zakiah darajat, bahwa agar dapat

menjadi guru yang dapat mempengaruhi anak didik ke arah kebahagian

dunia dan akherat, ia harus memenuhi syarat-syarat antara lain: bertaqwa

kepada Allah SWT, berilmu, sehat jasmani dan rohaninya, baik akhlaknya

dan bertanggung jawab serta berjiwa nasional.28

3. Kedudukan Guru

Guru termasuk manusia yang berjiwa besar di dunia ini, ia berusaha

menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, mentransferkan ilmu

pengetahuan dan juga memiliki posisi sebagai pewaris Nabi. Oleh karena

itu Islam memberikan penghargaan sangat tinggi terhadap guru. Ia adalah

salah satu pemilik ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan memiliki peran

28 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 1995), hlm. 137.

Page 28: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

18

penting, dengan ilmu, manusia akan sanggup menaklukkan dunia dan

dengan ilmu pula orang akan menemukan jalan kebahagiaan hidup baik di

alam dunia fana dan akhirat kelak, bahkan keberadaan ilmu merupakan

salah satu syarat akan datangnya hari kiamat, Islam sebagai agama

penyempurna, menghendaki kebaikan kehidupan manusia di dunia

sekaligus di akhirat. Dan juga memberikan kedudukan yang sangat tinggi

kepada guru setingkat dibawah para Nabi dan Rasul.29 Kedudukan itu akan

tampak jelas ketika seorang guru mengamalkan ilmunya dalam arti

mengajarkan kepada orang lain, dalam hal ini guru adalah bagaikan

matahari yang menerangi alam dan juga bagaikan minyak wangi yang

mengharumi orang lain karena ia memang wangi.30

Tingginya kedudukan guru dalam Islam masih dapat disaksikan

secara nyata pada masa sekarang ini, terutama di pesantren-pesantren

Indonesia, santri tidak berani menatap sinar mata Kyai, membungkukkan

badan sebagai tanda hormat kepada sang Kyai tatkala menghadap ataupun

berpapasan, tawadu’ dan sifat baik lainnya. Hal ini disebabkan karena

adanya kewibawaan atau kharisma yang dimiliki oleh kyai. Keyakinan

santri akan kebaikan atau keberkahan dari seorang kyai masih sangat

kental hingga merasuk kedalam sikap dan tingkah lakunya dalam

kehidupan sehari-hari.31

Akan tetapi, lain halnya dengan kedudukan guru (non pesantren)

yang bertugas disekolah-sekolah, kedudukanya jauh lebih rendah dari

pandangan Islam selama ini. Guru dipandang sebagai petugas semata yang

mendapat gaji dari negara / swasta serta mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang harus dilaksanakan. Akibatnya jarak antara guru dan murid

semakin jauh, kondisi ini dipengaruhi berbagai hal antara lain:32

Pertama, pengaruh pandangan rasionalisme, materialisme dan

pragmatisme. Guru didefinisikan sebagai petugas semata atau dengan kata

29 Ahmad Tafsir, op. cit., hlm. 76. 30 Al-Ghazali, op.cit., hlm. 62. 31 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 94. 32 Ahmad Tafsir, op. cit., hlm. 87.

Page 29: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

19

lain guru dipahami sebagai profesi untuk mencari uang serta mencukupi

kebutuhan ekonomi. Guru hanya dianggap sebagai orang yang lebih tinggi

ilmu pengetahuannya dibandingkan dengan muridnya dan hubungan guru

dan murid tidak lebih dari sekedar penjual dan pembeli ilmu pengetahuan.

Semua dinilai dengan uang, siapa yang memiliki uang yang lebih, maka

akan mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan nilai.

Kedua, pengaruh dari masyarakat itu sendiri yang telah rusak karena

paham-paham itu. Masyarakat telah menggunakan pertimbangan yang

semata-mata rasional, ekonomis, dan relatif. Akibat yang muncul adalah

merosotnya mutu pendidikan agama Islam. Bila diukur dengan firman

Allah dan hadits-hadits nabi, mungkin saja sains dan teknologi dapat

membawa pengaruh yang lebih baik bagi umat Islam atau mendekatkan

diri pada Tuhannya.

Guru mungkin telah dinilai masyarakat dari kecanggihan logikanya

dalam mengajarkan pengetahuan, mungkin juga dinilai dari segi

lahiriahnya saja, misalnya pakaian, rumah, atau kendaraannya. Maka

imbasnya guru akan dipandang rendah, mana kala terdapat keganjilan bagi

diri mereka. Padahal sesungguhnya seorang pengajar (guru) menduduki

status yang terhormat dan mulia.

Dengan kehormatan dan kemuliaan yang disandangnya itulah yang

membawa konsekuensi logis bahwa guru bukan hanya sekedar petugas

gajian yang dikaitkan dengan nilai material belaka,33tetapi guru adalah

sebagai figur teladan yang mesti ditiru oleh anak-anak didik dan

diharapkan mampu memperlakukan anak didik seperti domba yang perlu

digembala / didisiplinkan yaitu anak didik sebagai manusia yang mudah

dipengaruhi.

Seorang pengajar tak cukup hanya mengandalkan kepandaian atau

pemilikan otoritas disiplin ilmu tertentu, dia adalah orang yang berbudi

dan beriman sekaligus amal dan perbuatanya sendiri dapat memberikan

pengaruh pada jiwa anak didiknya. Jika hal itu dapat dimanifestasikan,

33 S. Nasution, op. cit., hlm. 97.

Page 30: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

20

maka rasa hormat dan tawadhu’ anak didik terhadap sang pengajar akan

datang dengan sendirinya dan akan mudah merasuk ke dalam otak anak

didiknya, oleh karena itu pada akhirnya anak didik akan menjadi manusia

terhormat sekaligus dihormati.

Disamping itu, untuk memanifestasikan kedudukan guru yang sangat

mulia dan terhormat ini dan juga membangun relasi antara guru dan murid

maka guru harus memberikan peran yang dibutuhkan oleh murid dan juga

oleh masyarakat, antara lain:

a. Sebagai korektor / evaluator; guru bisa membedakan mana nilai yang

buruk dan nilai yang baik.

b. Sebagai informator; guru harus dapat memberikan informasi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain bahan pelajaran

yang telah diprogramkan dalam mata pelajaran dalam kurikulum.

c. Sebagai inspirator; guru harus memberikan ilham (petunjuk) yang baik

atas kemajuan anak didik.

d. Sebagai organisator; guru harus mampu mengorganisasikan segala

sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar demi

tercapainya efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.

e. Sebagai motivator; guru harus mampu mendorong anak didiknya agar

bergairah dan aktif dalam belajar.

f. Sebagai inisiator; guru harus mampu menjadi pencetus ide-ide

kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.

g. Sebagai fasilitator; guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang

memudahkan belajar anak didik.

h. Pembimbing; guru hendaknya mengarahkan anak didiknya terhadap

potensinya sehingga mereka menjadi manusia dewasa yang sempurna,

baik ilmu dan akhlaknya.

i. Supervisor; guru hendaknya dapat membantu dan memperbaiki serta

menilai terhadap proses pengajaran secara kritis. Dan juga peranan lain

Page 31: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

21

yang dapat mendukung dan mewujudkan kedudukan guru sebagai

manusia terhormat dan mulia34.

Kedudukan guru akan tampak jelas ketika guru dapat memberikan

perannya sebagaimana di atas, minimal peranan sebagai pendidik dan

pembimbing yang pada dasarnya peranan guru itu tidak terlepas dengan

kepribadianya dalam arti tidak hanya menyampaikan bahan-bahan mata

pelajaran dan juga tidak hanya dalam interaksi formal tetapi juga informal,

tidak hanya diajarkan tetapi juga ditularkan.35 Serta tidak hanya diucapkan

tetapi harus diamalkan, dengan kata lain ilmiah yang amaliah.

4. Profesionalisme Guru

Profesionalisme berasal dari kata profesi (profession) yang dapat

diartikan sebagai jenis pekerjaan yang khas atau pekerjaan yang

membutuhkan pengetahuan, atau dapat juga berarti beberapa keahlian atau

ilmu pengetahuan yang digunakan dalam aplikasi untuk berhubungan

dengan orang lain. Instansi atau sebuah lembaga profesional adalah

seseorang yang memiliki perangkat pengetahuan atau keahlihan yang khas

dari profesinya.

Profesionalitas merupakan kepemilikan seperangkat keahlian atau

kepakaran dibidang tertentu yang dilegalkan dengan sebuah sertifikat oleh

sebuah lembaga. Seorang yang profesional berhak memperoleh reward

yang layak dan wajar yang menjadi pendukung utama dalam merintis

karirnya ke depan.36

Profesional adalah cara individu melihat keluar dari dunianya.

Sesuatu yang berhubungan dengan apa yang mereka lakukan dengan

terhadap organisasi dan profesi yang mereka emban. Bagi guru secara

sederhana dapat diwujudkan dalam sebuah karya ilmiah, seperti buku yang

mereka tulis atau pembelajaran yang mereka lakukan sesuai kebutuhan.

34 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 43-48. 35 Nana Syaodih Sukma Dinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2003), hlm. 251. 36 Muhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Mizaka Galiza,

2003), hlm. 79.

Page 32: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

22

Oleh karena itu dalam profesi digunakan tehnik dan prosedur intelektual

yang harus dipelajari secara sengaja sehingga dapat diterapkan untuk

kemaslahatan orang lain.

Guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah

merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab

pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua. Mereka ini, tatkala

menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian

tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru, hal ini berarti bahwa

orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru,

sebab tidak sembarang orang dapat menjabat sebagai guru.37

Dalam literatur lain dikatakan bahwa guru merupakan suatu

pekerjaan profesional,38 untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,

selain harus memenuhi syarat kedewasaan, sehat jasmani dan rohani. Guru

juga harus memiliki ilmu dan kecakapan serta keterampilan keguruan.

Ilmu dan kecakapan serta keterampilan tersebut diperoleh selama

menempuh pelajaran dilembaga pendidikan guru.

Suatu pekerjaan akan dikatakan sebagai profesi apabila memenuhi

kriteria sebagai berikut:39

a. Panggilan hidup yang sepenuh waktu; bahwa profesi ini adalah

pekerjaan yang menjadi panggilan hidup seseorang yang dilakukan

sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu lama bahkan

seumur hidup.

b. Pengetahuan dan kecakapan keahlihan; profesi adalah pekerjaan yang

dilakukan atas dasar pengetahuan dan kecakapan / keahlihan yang

khusus dipelajari.

c. Kebakuan Universal; profesi adalah pekerjaan yang dilakukan menurut

teori prinsip, prosedur dan anggapan dasar yang baku secara umum

universal.

37 Zakiah Darajat, op. cit., hlm. 39. 38 Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., hlm. 255. 39 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat

Press, 2003), hlm. 16.

Page 33: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

23

d. Pengabdian; profesi adalah pekerjaan terutama sebagai pengabdian

pada masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material/

finansial bagi diri sendiri.

e. Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif. Profesi adalah

pekerjaan yang mengandung unsur-unsur kecakapan diagnostik dan

kompetensi aplikatif terhadap orang dan lembaga yang melayani.

f. Otonomi. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan secara otonomi atas

dasar prinsip-prinsip dan norma-norma yang ketetapannya dapat diuji

atau dinilai oleh orang lain.

g. Kode Etik Profesi adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu

norma-norma tertentu sebagai pegangan atau pedoman yang diakui dan

dihargai oleh masyarakat.

h. Klien. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani

mereka yang membutuhkan pelayanan (klien) yang pasti dan jelas

subyeknya.

Dari kriteria tersebut di atas dapat dipahami bahwa memang guru

merupakan suatu pekerjaan profesional, karena kebanyakan guru

berkomitmen dengan panggilan nurani, tanggung jawab moral, sosial dan

keilmuan.40 Oleh karena itu ia berhak mendapatkan penghargaan dan

penghidupan yang layak sesuai dengan profesionalnya dalam mengemban

tugas sebagai pendidik.41

Jadi untuk menjadi seorang profesional harus dirintis oleh tempaan

ranah keilmuan, pendidikan atau pelatihan, hal itu sejalan dengan pendapat

Zakiyah Darajat “guru adalah pendidik profesional”42 oleh karena itu

setiap sesuatu yang dipelajarinya harus dapat diaplikasikan secara terampil

atau digunakan dalam komunitasnya.

Oleh karena itu guru profesional yang mampu mengaplikasikan apa

yang dipelajari dengan terampil, melakukan apa yang dikatakan dan

40 Muhtar, op. cit., hlm. 85. 41 Abudin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2001), hlm. 97. 42 Zakiah Darajat, op. cit., hlm. 39.

Page 34: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

24

mampu menjadi uswatun hasanah bagi anak didiknya. Guru yang

demikian ini patut dihormati, dibina dan dikembangkan.43 Begitu juga

kesejahteraan dan penghargaan yang layak baginya harus dipikirkan. Dan

disamping itu, dunia ini akan hancur bersama orang-orang yang berilmu.44

B. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Kompetensi

Dalam kamus bahasa Indonesia, kompetensi berarti kewenangan

atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian

dasar kempetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan.

Kompetensi berarti kewenangan atau kecakapan untuk menentukan atau

memutuskan suatu hal.45

Dari pengertian diatas diambil kesimpulan bahwa kompetensi guru

adalah kemampuan, kecakapan bahkan kewenangan yang harus dimiliki

oleh seorang guru dalam rangka mendidik, mengajar, serta melatih peserta

didik. Kompetensi juga berarti seperangkat pengetahuan, keterampilan,

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan.46

2. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Kompetensi guru agama adalah kewenangan untuk menentukan

pendidikan agama yang akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah

tempat guru itu mengajar.47 Guru adalah pihak yang bertanggungjawab

terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, guru memegang peranan

yang sangat srategis dalam inovasi palaksanaan pengajaran agama Islam.

Di kelas guru adalah key person (pribadi kunci) yang memimpin dan

mengarahkan kegiatan belajar mengajar para siswanya. Di mata siswa,

43 Abudin Nata, Persepektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-murid, op. cit., hlm. 97 44 Ahmad tafsir, op. cit., hlm. 113. 45 Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: CV

Ruhama, 1995), cet. II, hlm. 95. 46 Lihat Undang-Undang Guru dan Dosen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), Cet. I,

hlm. 5. 47 Zakiah Darajat, loc.cit.

Page 35: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

25

guru adalah orang yang mempunyai otoritas bukan saja dalam bidang

akademis, melainkan juga dalam bidang non akademis. Bahkan dalam

masyarakat guru dipandang sebagai orang yang harus digugu dan ditiru.

Pengaruh guru terhadap siswanya sangat besar. Faktor-faktor imitasi,

sugesti, identifikasi, dan simpati misalnya, memegang peranan penting

dalam interaksi sosial.48

Guru mempunyai tanggungjawab yang sangat berat yaitu mendidik,

mengajar bahkan melatih anak didiknya, karena keberhasilan guru dalam

mendidik berarti keberhasilan mempersiapkan masa depan yang lebih

baik, sehingga harapannya generasi di masa depan tidak menjadi generasi

yang lemah ( tidak mempunyai pengetahuan agama maupun umum).Hal

itu sesuai dengan firman Allah SWT :

وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قوال )٩:النساء (سديدا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.49 (QS. Al-Nisa : 9) Dalam Islam tugas seorang pendidik dipandang suatu hal yang

sangat mulia. Proses ini menyebabkan Islam menempatkan orang yang

beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibanding

dengan manusia lainnya.50

Oleh sebab itulah, untuk dapat membawa perubahan dalam sistem

pendidikan dan melahirkan SDM (Sumber Daya Menusia ) yang handal

48 Syamsul Ma’arif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007 ),

Cet.1, hlm. 38. 49 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : CV. Diponegoro,

2000). hlm. 62.

50 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 42.

Page 36: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

26

serta tercapainya tujuan yang diharapkan diperlukan adanya tipologi guru

pendidikan Islam yang memilki karakteristik tertentu, yang pada masa

sekarang disebut guru yang berkompetensi. Guru yang berkompetensi

menggambarkan bahwa guru harus memiliki atau menampilkan sosok

kualitas personal (kepribadian), profesional dan sosial dalam menjalankan

tugasnya.51

Untuk mengemban tugas tersebut guru harus memiliki seperangkat

kualifikasi kompetensi keilmuan serta keinginan untuk terus

mengembangkan kemampuan tersebut sebagai wujud dari tanggung

jawabnya. Secara umum kompetensi bagi guru tersebut adalah kompetensi

yang secara langsung berhubungan dengan mengajar sekaligus menjadi

kompetensi yang mendukung kemampuan keprofesioanalan guru PAI

sehingga dapat melakukan pengajaran dengan baik.

Al-Ghazali mengatakan bahwa tugas pengajaran tidak cukup hanya

mengandalkan kepandaian atau pemilikan otoritas ilmu tertentu saja, tetapi

dibarengi dengan berbudi dan beriman sekaligus amalnya, yang

perbuatannya sendiri memberikan pengaruh pada jiwa anak didiknya.

Karena guru (digugu dan ditiru) setiap tingkah lakunya akan ditiru oleh

anak didiknya. Ajakan dari seorang guru harus dibarengi dengan

perbuatannya, murid akan memandang remeh seorang guru bila antara

perkataan atau ajakannya tidak dibarengi dengan perbuatannya. Dan

Allahpun tidak menyukai seseorang yang pandai berkata tetapi dia tidak

bisa melakukannya. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:

)٣: الصف ( مقتا عند الله أن تقولوا ما ال تفعلونكرب

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. 52( QS. Ash-Shaf : 3)

51 Syamsul Ma’arif, op.cit., hlm. 39. 52 Departemen Agama RI, op.cit., hlm.440.

Page 37: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

27

Sesuai dengan hal di atas, Dr. Muhaimin dalam bukunya Paradigma

Islam menyatakan bahwa asumsi yang melandasi keberhasilan guru PAI

dapat diformulasikan sebagai berikut ; guru PAI akan berhasil

menjalankan tugas kependidikannya bilamana dia memiliki kompetensi

personal-religius dan kompetensi personal- religius. Personal religius

berkaitan dengan kepribadian guru, diantaranya guru harus memiliki

tujuan dan tingkah laku, serta pola pikir robbani, ikhlas, sabar, menjadikan

pribadinya sebagai teladan. Dan kompetensi profesional-religius,

berkaitan dengan kemampuan mengajar, serta penggunaan metode,

mampu mengelola peserta didik, peka terhadap kondisi dan perkembangan

baru, dan sebagainya.53

Berpijak pada hal diatas, untuk mengetahui serta memudahkan guru

PAI tentang kompetensi apa saja yang harus dimiliki telah dirumuskan

adanya empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial.54

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik.55 Kemampuan ini meliputi pemahaman

terhadap peserta didik perancangan dan pelaksanaan pembelajaran serta

evaluasi hasil belajar.

a. Pemahaman Terhadap Peserta Didik

Beberapa hal yang harus dipahami oleh guru dari perserta didik

antara lain ; kemampuan, sikap, potensi, minat, hobi, kebiasaan,

catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di

sekolah.56

Guru PAI diharapkan mampu mengetahui kondisi yang dialami

oleh peserta didik, karena hal tersebut menentukan keberhasilan

53 Muhaimin, op.cit., hlm. 97-98. 54 Undang-Undang Guru dan Dosen, op.cit., hlm. 11. 55 Ibid, hlm. 67. 56 Zakiah Darajat, op.cit., hlm. 97.

Page 38: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

28

dalam tujuan pembelajaran, sehingga apa yang menjadi tujuannya

bisa tercapai sesuai harapan.

b. Perancangan Pembelajaran

Pada hakikatnya bila suatu kegiatan dirancang atau

direncanakan lebih dahulu, maka tujuan dari kegiatan tersebut akan

lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah sebabnya seorang guru harus

memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran. Seorang

guru sebelum mengajar hendaknya merencanakan program

pembelajaran, membuat persiapan pembelajaran atau pengajaran yang

hendak diberikan.57 Sehubungan dengan hal itu, David Johnson

sebagaimana dikutip oleh Suryosubroto mengatakan :

”Teacher a expected to design and deliver insruction so that student learning is fasilitated. Instruction is asset of event design to initiated aclivate, and support learning in student, it is the proces of arranging the learning situation ( including the classroom, the student, and the curriculum meterials) so that learning is facilitated.”58

Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa guru diharapkan

merencanakan dan menyampaikan pengajaran, karena itu semua

memudahkan siswa belajar. Pengajaran merupakan rangkaian

peristiwa yang direncanakan untuk disampaikan, untuk menggiatkan

dan mendorong belajar siswa yang merupakan proses merangkai

situasi belajar (yang terdiri dari ruang kelas, siswa dan materi

kurikulum) agar belajar menjadi lebih mudah.59

Perencanaan itu dapat bermafaat bagi guru sebagai kontrol

terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya. Hal

ini sesuai dengan pendapat Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto

57 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

1997), Cet. 1, hlm. 27. 58 Ibid, hlm. 28. 59 Ibid,

Page 39: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

29

bahwa selain berguna sebagai alat kontrol, maka persiapan mengajar

juga berguna sebagai pegangan bagi guru sendiri.60

Tujuan berfungsi untuk menentukan arah kegiatan pengajaran

yaitu kemana peserta didik akan dibawa, bahan berfungsi untuk

memberi isi atau makna terhadap tujuan, metode danalat berfungsi

untuk menentukan bagaimana cara mencapai tujuan. Sedangkan

penilaian berfungsi untuk mengukur seberapa jauh tujuan itu telah

tercapai dan tindakan yang harus dilakukan apabila tujuan belum

tercapai.

Tujuan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku khusus yang

diharapkan dapat dicapai atau dimiliki siswa setelah menerima

palajaran (pengalaman belajar) yang diberikan guru, dan

penggunaannya harus menggunakan istilah yang operasional.61

c. Pelaksanaan Pembelajaran

Yang dimaksud pelaksanaan proses belajar mengajar adalah

proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti

dari kegiatan pendidikan di sekolah. Jadi pelaksanaan pembelajaran

adalah interksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan

bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran.

Sedangkan menurut Roy R. Lefrancois seperti dikutip oleh Dimayanti

Mahmud bahwa pelakanaan pembelajaran adalah pelaksanaan

strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai tujuan

pembelajaran.62

Jadi pelaksanaan proses belajar mengajar dapat disimpulkan

sebagai terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam rangka

menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

pengajaran atau pembelajaran.

60 Ibid, 61 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,

2002), hlm. 2. 62 B. Suryosubroto, op.cit., hlm. 36

Page 40: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

30

Dari perspektif pendidikan nilai, guru di dalam kelas tidak bisa

dan tidak cukup hanya menyajikan agama pada dataran normatif

kemudian ditagih melalui ujian atau hafalan. Guru agama dituntut

untuk menciptakan metode baru sekaligus melakukan :”creating a

moral community in the classroom” (menciptakan suatu masyarakat

/kelompok bermoral di dalam kelas), ”moral discipline”, creating a

democratic classroom environment” (menciptakan lingkungan ruang

kelas yang demokratis), sampai pada ” teaching children to solve

conflicts” (mengajar anak untuk menyelesaikan konflik, yang

otomatis harus diajarkan tentang toleransi lebih dulu.63

Tahap pelaksanaan ini merupakan peranan paling penting

dalam kompetensi pedagogik karena betapapun benyaknya

penggunaan materi dan sebagus apapun persiapan yang dilakukan

tidak akan ada gunanya jika guru tidak bisa mengaplikasikannya

secara nyata, dimana pengaplikasian ini sangat dipengaruhi oleh

kompetensi personal guru, karena setiap tindakan pelaksanaan

pastilah tercermin dalam perilaku guru.

d. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan

pencapaian suatu program64. Evaluasi biasanya dilakukan di akhir

pembelajaran untuk menentukan tercapai tidaknya suatu program

pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh seorang guru.

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan

dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan

untuk menilai hasil belajar (evaluasi). Penilaian hasil belajar

bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal

penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari tujuan yang

ditetapkan.65

63 A.Qodri A. Azizy, Pendidikan (Agama) Untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang :

Aneka Ilmu, 2003), cet. 3. hlm. 70. 64 Depdiknas, Sistem Penilaian Kurikulum 2004, (Jakarta : Depdiknas, 2004), hlm. 2. 65 Suryosubroto, op.cit.,hlm. 53.

Page 41: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

31

Dalam melakukan penilaian yang harus diperhatikan adalah :

1) Sasaran penilaian

Sasaran atau objek evaluasi belajar adalah perubahan tingkah

laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor

secara seimbang. Masing-masing terdiri dari sejumlah aspek dan

aspek tersebut hendaknya dapat diungkapkan melalui penilaian

tersebut.66 Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku mana

yang sudah dikuasainya dan mana yang belum sebagai bahan

perbaikan dan penyusunan program pengajaran selanjutnya.

2) Alat penilaian

Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif, yang

meliputi tes dan non tes, sehingga diperoleh gambaran hasil belajar

yang objektif. Demikian pula bentuk tes tidak hanya tes objektif

tetapi juga tes essay. Sedangkan jenis non tes digunakan untuk

menilai aspek tingkah laku, seperti aspek minat dan sikap. Alat

evaluasi non tes antara lain : observasi, wawancara studi kasus dan

rating scale (skala penilaian). Penilaian hasil belajar hendaknya

dilakukan secara berkesinambungan agar diperolah hasil yang

menggambarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.67Jadi

untuk melihat berhasil tidaknya suatu pembelajaran tergantung

pada penilaian atau evaluasi, karena dari panilaian itu untuk

menjajagi seberapa besar pembelajaran tersebut diserap oleh

peserta didik dan juga sebagai alat perbaikan seorang guru dalam

mengajar, suatu perkara ditentukan oleh akhirnya perkara tersebut.

2. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam.68

Dari pengertian tersebut, maka pengertian guru profesional

adalah orang yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang keguruan

66 Ibid, hlm. 54. 67 Ibid, hlm. 55. 68 Undang-Undang Guru dan Dosen, loc.cit.

Page 42: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

32

sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru

dengan kemampuan maksimal atau dengan kata lain, guru profesional

adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik memiliki

pengalaman yang kaya di bidangnya.

Seseorang dikatakan profesional, menurut Muhaimin, bilamana

pada dirinya melakat sifat dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap

komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous

improvement, yakni selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui

model-model atau cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zamannya, yang

dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah

tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada zamannya di

masa depan. Kompetensi profesional adalah yang berhubungan dengan

kemampuan dan tekad guru dalam menjalankan tugas keguruannya serta

bersedia memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai

tujuan pendidikan yang telah dirancang 69

Guru PAI memiliki landasan yang teramat kuat akan keharusan

kepemilikan kompetensi profesional, karena agama Islam adalah agama

yang sangat mementingkan keprofesionalan. Islam telah mengajarkan

bahwa suatu pekerjaan harus diselesaikan secara profesional dalam arti

mampu serta ahli dalam bidang masing-masing. Sesuai dengan firman

Allah SWT :

)٤٣ :النحل (فاسألوا أهل الذكر إن كنتم ال تعلمون

maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan,jika kamu tidak mengetahui. 70(QS. An-Nahl : 43)

Dari firman Allah diatas menjelaskan bahwa jika seseorang tidak

mengetahui tentang sesuatu, atau dalam arti orang tersebut sedang

belajar maka di suruh minta penjelasan atau belajar kepada orang yang

ahli ( berkompeten ) di bidangnya.

69 Syamsul Ma’rif, op.cit. 70 Departemen Agama RI, op.cit., hlm.217.

Page 43: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

33

Realita yang terjadi banyak guru-guru yang bukan bidangnya dan

tidak berkompeten pada bidang tersebut tetap dipertahankan menjadi

guru mata pelajaran yang bukan bidangnya, akibatnya dalam

menyampaikan pelajaran pemikiran dan disiplin ilmunya kurang

berkembang. Akibat lebih parah dari semua itu mengakibatkan situasi

belajar mengajar tidak berlangsung secara efektif, kurang merangsang

motivasi, kreasi dan minat belajar peserta didik.71

Hal tersebut senada dengan sabda Rasulullah SAW:

عليه وسلمعن ايب هريرة رضي اهللا عنه قال قال رسول اهللا صلي اهللا 72)رواه البخاري(اذا وسد االمر اىل غري اهله فانتظر الساعة

bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidak ahli, maka tunggulah kehancurannya. (HR. Bukhari )

Adapun secara terperinci kompetensi yang termasuk dalam

kompetensi profesional adalah sebagai berikut:

a. Menguasai bahan pengajaran

b. Menguasai program kerja

c. Menguasai pengelolaan kelas

d. Mampu menggunakan media

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan

f. Mampu mengelola interaksi belajar mengajar

g. Menilai prestasi peserta didik untuk kependidikan dan pengajaran di

sekolah

h. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

i. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan guna keperluan pengajaran.73

71 Syamsul Ma’rif, op.cit., hlm. 41. 72 Imam Abi Abdillah Ibnu Isma’il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz I ( Lebanon :

Daarul Kutub, tt), hlm. 11. 73 Ahmad Tafsir, op.cit., hlm.

Page 44: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

34

3. Kompetensi Personal

Personal berarti pribadi atau individu. Kompetensi personal

disebut juga kompetensi kepribadian. Kepribadian merupakan faktor

penting bagi guru PAI yang akan menentukan apakah ia dapat menjadi

pembimbing dan pembina yang baik bagi peserta didiknya ataukah

perusak bagi masa depan peserta didiknya. Kepribadian yang

sesungguhanya bersifat abstrak (ma’nawi) sukar dilihat atau diketahui

secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan dalam segi dan

aspek kehidupan. Misalnya tindakan, ucapan, cara gaul, berpakaian, dan

dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah baik ringan maupun

berat.74

Yang termasuk kompetensi personal (penjelasan dari UU Guru

dan Dosen pasal 10) antara lain :

1. mempunyai kepribadian yang mantap,

2. stabil,

3. dewasa,

4. arif dan bijaksana,

5. berwibawa,

6. berakhlak mulia,

7. menjadikan teladan bagi peserta didik dan masyarakat,

8. mengevaluasi kinerja sendiri, dan

9. mengembangkan diri secara berkelanjutan.75

Rasulullah76 SAW adalah guru pertama dalam Islam. Nabi telah

memberikan contoh teladan kepada umatnya dengan keberhasilan

74 Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. III, hlm. 15. 75 Mohamad Surya, Percikan Perjuangan Guru Menuju Guru Profesional, Sejahtera dan

Terlidungi, (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2006), Cet. I, hlm. 176 76 Rasulullah SAW adalah manusia tersempurna, insan al-kamil, sekaligus guru terbaik.

Beliau tidak hanya mengajar dan mendidik, tapi juga menunjukkan jalan. Kehidupannya demikian memikat dan memberikan inspirasi hingga manusia tidak hanya mendapatkan ilmu dan kesadaran darinya, tetapi lebih jauh lagi mentransfer nilai-nilai luhur yang ia kembangkan hingga menjadi manusia-manusia baru. Sejarah kehidupannya (sirah) yang ditulis oleh para sejarawan sejak abad 8 –seperti Ibnu Ishak -sangat mempesona, menggema dan aktual hinga kini. Karena itu, setiap muslim selama ini senantiasa mengakrabinya dan menjadikannya sebagai “a beloved role mode.l”(Moh. Slamet Untung,, Muhammad Sang Pendidik, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. v.

Page 45: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

35

menciptakan kader-kader yang segala tindak tanduk dalam perbuatan

mereka. Keikhlasan, kejujuran, kelapangan Nabi telah teruji sepanjang

zaman dan menggerakkan manusia untuk berkomitmen mengikuti

beliau. Dan sifat tawadlu’ yang selalu mengiringi langkah beliu semakin

mengokohkan kewibawaan beliau sebagai guru dan pemimpin. Dan

karena kemuliaan pulalah Allah mengajarkan kepada kita untuk

meneladani keseluruhan pribadi beliau. Hal ini sesuai dengan firman

Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21:

واليوم الآخر لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله )٢١: االحزاب( وذكر الله كثريا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab :21).77

Merujuk hal diatas, setiap tingkah laku guru menjadi teladan bagi

anak didiknya baik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah.

Dilingkungan sekolah disamping guru berperilaku baik, guru juga harus

mampu menyampaikan materi. Di luar sekolah guru juga harus bisa

menjaga kehidupan sosialnya dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Dengan kata lain seluruh tampilan guru baik dalam keluarganya sendiri,

sekolah maupun masyarakat adalah refleksi dari kepribadiannya.

Semua orang bisa menjadi guru, namun untuk sampai ke profesi

tersebut bukan pekerjaan yang mudah, sebab ada faktor penting yang

harus dipenuhi untuk menjalankan profesi tersebut, yakni kepribadian.

Kepribadian tersebut yang menentukan apakah ia menjadi pendidik atau

pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah akan menjadi perusak

atau penghancur bagi masa depan anak didik, terutama bagi anak didik

77 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : CV. Diponegoro,

2000). hlm. 336.

Page 46: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

36

yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang

mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah).

Kepribadian guru sangat ditentukan oleh akhlak yang dimilikinya,

karena seluruh tingkah laku atau akhlak guru akan diperhatikan oleh

anak didiknya, dan ini akan berpengaruh terhadap kewibawaan seorang

guru. Akhlak yang baik bagi seorang guru sebagai personal adalah

sebagai berikut :

1) Beristiqomah dalam muqarrabah kapada Allah SWT baik di tempat

sepi maupun ditempat yang ramai.

2) Senantiasa berlaku khauf kepada Allah dalam segala ucapan dan

tindakannya.

3) Bersikap tenang.

4) Selalu bersikap wara’ (wira’i).

5) Senantiasa khusuk kepada Allah.

6) Selalu berlaku tawadlu’

7) Tidak menjadikan ilmunya sebagai tangga mencapai keuntungan

duniawi, baik berupa pangkat, harta, maupun bentuk lainnya.

8) Barakhlak dengan zuhud kepada Allah.

9) Menjauhkan diri dari usaha-usaha rendah dan hina menurut watak

manusia juga dari hal-hal yang dibenci syari’at maupun adat

kebiasaan.

10) Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor ( menjaga diri dari hal-hal

yang tidak terpuji.

11) Bergaul dengan orang lain dengan akhlak yang baik, seperti

berwajah gembira, banyak salam, memberikan makanan, menekan

marah dan lain-lain.

12) Membersihkan hati dan tindakannya dari akhlak-akhlak jelek, dan

diteruskan pada realisasi perbuatan-perbuatan yang baik.

13) Senantiasa bersemangat mencapai perkembangan keilmuan dirinya

dan berusaha sungguh-sungguh dalam setiap aktifitas ibadahnya,

sehingga tidak ada waktu terbuang kecuali untuk ilmu dan amal.

Page 47: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

37

14) Mengambil pelajaran dan hikmah apapun dari setiap orang tanpa

membeda-bedakan status dan persoalan-persoalan lainnya.

15) Membiasakan diri memperdalam essensi keilmuannya guna

mendapatkan kemanfaatan darinya.78

Bropy dan Good (1981), dalam penelitiannya dalam sebuah

pengajaran membuktikan bahwa kelas yang diajar oleh guru yang

berkepribadian baik dan stabil cenderung lebih kondusif dari pda oleh

guru yang kurang bisa mengendalikan sikapnya di kelas. Dari

penelitiannya dapat disimpulkan :”the teacher’s concers about these

students had more to do with controling their classroom behavior than

with academic achievment.” 79(kemampuan guru dalam mengendalikan

kelas lebih tergantung pada sikap dan perilakunya dari pada

kemampuan akademiknya). Oleh karena itu pengetahuan yang telah

diserap oleh seorang guru harus benar-benar diamalkan dengan

bertingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam serta berusaha untuk

meniru seorang yang menjadi teladan utama yaitu beliau Rasulullah

SAW.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi

dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama

guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.80

Seorang guru bukan hanya bertugas di kelas saja, tetapi di rumah

dan masyarakat. Di rumah, guru sebagai orang tua (ayah ibu) adalah

pendidik bagi putra putrinya. Di masyarakat guru harus bisa bergaul

dengan mereka dengan cara saling membantu, tolong menolong,

sehingga ia tidak dijauhi oleh masyarakat sekitar.

78 Zainal Arifin, Konsep Guru Menurut Sunan Kalijaga dalam Serat Wulangreh, Skripsi

Sarjana IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), hlm. 31, t.d.

79 Robert F Mc. Nergney, Carol A Cariers, Teacher Development, (USA: Mac Millan Publishing, 1981), cet. VIII, hlm. 147.

80 Undang-Undang Guru dan Dosen, loc.cit.

Page 48: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

38

Sebagaimana firman Allah SWT:

وا اللهوتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا على الأثم والعدوان واتق )٢ : املائدة( إن الله شديد العقاب

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(QS.Al-Maidah : 2)

Untuk itu pendidik harus mempunyai kemampuan, kecakapan,

serta keterampilan dalam bidang kemasyarakatan. Selain itu guru harus

mampu mendidik dan mengajar masyarakat agar menjadi warga negara

yang baik dan bermoral dengan berperilaku sebagai berikut:

a. Cinta dan percaya pada masyarakat sekitarnya.

b. Peka terhadap perubahan masyarakat dan lingkungan hidupnya.

c. Mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan kehidupan tanpa

kehilangan kepribadiannya.

d. Senang, mudah dan aktif belajar untuk kepentingan umum dalam

berbagai tugas sosial.81

e. Berkomunikasi lisan dan tertulis

f. Menggunakan teknologi komunikasi informasi secara fungsional

g. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

h. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua /wali peserta didik.82

Oleh karena itu, guru profesional tidak melepaskan diri dari

masyarakat. Karena hal ini masuk dalam profesionalisme guru dan di

satu pihak guru adalah warga masyarakat dan di pihak lain dia juga

dituntut bertanggung jawab serta memajukan kehidupan masyarakat.83

81 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 37. 82 Mohamad Surya, loc.cit. 83 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, (Bandung: Mandar Maju,

1991), hlm. 45.

Page 49: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

39

Dari pengertian diatas dirumuskan pengertian guru yaitu manusia

yang mengemban nilai-nilai moral, akhlak, manusia yang menjadi

teladan, manusia yang berilmu sebagai petunjuk dan pengarah, pemberi

bekal kehidupan bagi bangsa. Dari beberapa kompetensi yang telah di

jelaskan menyatu dalam jiwa seorang guru sehingga guru dapat

memberi kontribusi sesuai harapan.

Page 50: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

40

BAB III

KRITERIA GURU YANG BAIK DALAM SERAT WULANGREH

A. Deskripsi Umum Serat Wulangreh

1. Riwayat Hidup Paku Buwono IV

Kondisi geografis dan sosiokulturis dari tokoh (penulis) berada,

merupakan suatu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari keterkaitan dalam

rangka membuahkan gagasan atau pemikiran tokoh atau penulis tersebut.

Lingkungan dan struktur sosial masyarakat akan berpengaruh besar

terhadap karakteristik pemikiran yang dimunculkan.

Begitu pula dengan Kanjeng Susuhan Paku Buwono IV, dalam

sejarah kerajaan Surakarta, 1 beliau adalah seorang putra mahkota dari

Sinuwun Paku Buwono III, yang lahir dari Permaisuri Kanjeng Ratu

Kencana. Bahkan pada masa usia mudapun beliau sudah dinobatkan

sebagai raja Surakarta, tepatnya pada hari Senin tanggal 18 September

1788, beliau terkenal dengan nama julukan Ingkang Sinuwun Bagus.2

Beliau telah menulis maha karya yaitu Serat Wulangreh yang

sangat terkenal di masyarakat Jawa. Ditinjau dari makna perkata,

sebagaimana tertuang di daftar kata sulit Serat Wulangreh, Serat berarti

“ buku” atau “ karangan”, Wulangreh berarti “ajaran”, sedangkan reh

berarti “pemerintah”. Jadi Serat Wulangreh berarti buku yang berisi

tentang ajaran kepemerintahan. Mengingat beliau adalah putra mahkota

dan juga raja yang hidup di lingkungan keraton waktu itu, hal itulah yang

mengilhami beliau untuk menulis Serat Wulangreh yang berisi tentang

ajaran kepemerintahan dalam bentuk tembang-tembang agar dijadikan

1 Surakarta juga disebut Solo atau Sala adalah nama sebuah kota di provinsi Jawa Tengah Indonesia. Di Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh terbesar (setelah Yogyakarta). Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong yaitu Bengawan Solo. Kota ini dulu juga tempat kedudukan dari residen, yang membawahi karesidenan Surakarta di masa awal kemerdekaan. Posisi ini sekarang dihapuskan dan menjadi "Daerah Pembantu Gubernur". Kota Surakarta memilki semboyan BERSERI yang merupakan akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi dan Indah."( Dalem Poerwadiningratan kota Surakarta dari Wikipedia Indonesia )

2 Munarsih, Serat Centhini Warisan Sastra Dunia, (Yogyakarta : Gelombang Pasang, 2005), Cet 1. hlm. 8.

Page 51: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

41

pedoman tingkah laku bagi para pejabat atau para abdi kerajaan di bawah

pemerintahan beliau.

Hipotesa tersebut terbukti di dalam tembang-tembang asmarandana

yang di dalamnya berisi tentang petunjuk tingkah laku bagi pegawai atau

abdi negara, sebagaimana beberapa contoh tembang di bawah ini:

Padha netepana ugi Kabeh prentahing sarak Terusna lair batine Salat limang wektu uga Tan kena tininggala Sapa tinggal dadi gabug Yan misih remen neng praja.3

terjemahan :

mari kita melaksanakan segala perintah sarak teruskan lahir batin sembahyang lima kali juga tidak boleh ditinggalkan siapa yang meningglakan akan mandul bila masih suka mengabdi negara.4 Tembang tersebut mengisyaratkan bahwa, diantara syarat menjadi

pejabat atau abdi kerajaan haruslah menjalankan syari’at agama dan tetap

menjalankan shalat lima waktu. Karena shalat lima waktu sudah menjadi

kewajiban bagi orang muslim. Barang siapa meninggalkannya berarti hal

yang dilakukan mereka akan sia-sia tidak membuahkan hasil sama sekali.

Disamping itu juga dalam syari’at Islam diterangkan bahwa barang

siapa meninggalkan shalat lima waktu maka dia dapat dikatakan orang

yang merobohkan agama, yang berarti dia menentang Allah SWT.

Bahkan ada juga tembang secara spesifik mengandung perintah

agar persamaan atau keadilan di bidang hukum ditegakkan :

3 Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV, Terjemahan Serat Wulangreh, (Semarang :

Dahara Prize, 1994), cet. 3, hlm. 116. 4 Ibid.

Page 52: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

42

Nadyan sanak-sanak ugi Yen leleda tinatrapan Murwaten lawan sisipe Darapon padha wedia Ing wuri ywa leleda Ing dana kramanireku Aja pegat den warata5 Terjemahan :

Meski kawan-kawan juga Bila berulah diadili Sesuai dengan kesalahannya Agar semua takut Kelak jangan begitu lagi Dalam segala kelakuanmu Jangan pisah ratakanlah6 Tembang di atas menjelaskan bahwa sebagai pegawai Negara

haruslah adil dalam menjalankan hukum, tidak boleh membeda-bedakan

meskipun kawan atau saudara jika terbukti bersalah haruslah diberi

hukuman yang sesuai dengan kesalahannya.

Pada masa kehidupan Paku Buwono IV, kasusasteraan Jawa

mengalami kemajuan dan kejayaaan. Disamping gemar akan kasusastraan

Jawa, beliau juga sangat meminati kesenian yang yang lain diantaranya

pernah menciptakan berbagai tarian, seperti tari Kusuma Asmara dan tari

Tunggal Sakti. Beliau juga menciptakan gamelan yang terkenal dengan

nama Kyai Guntur Madu, serta seperangkat wayang purwa yang bernama

Kyai Pramukanya.7

Jiwa dan bakat seni terutama seni sastra yang melekat pada diri

beliau menjadi latar belakang beliau untuk merumuskan pemikirannya

tentang ilmu kepemerintahan dalam bentuk tembang sebagaimana yang

termuat dalam Serat Wulangreh. Selanjutnya mengapa pemikiran beliau

banyak bersinggungan dengan ajaran-ajaran Islam?. Disamping beliau

sendiri sebagai muslim sejati, beliau juga mendapatkan ajaran keislaman

5 Ibid, hlm. 124. 6 Ibid. 7 Munarsih, loc.cit.

Page 53: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

43

dari seorang kyai atau penasehat spiritual kerajaan pada waktu beliau

masih muda maupun ketika beliau dinobatkan menjadi raja.

Pada tahun 1788, 8 Sinuwun Paku Buwono IV menempati

singgasana pemerintahan menggantikan ayahnya (Paku Buwono III).

Beliau memiliki tradisi yang berbeda dengan sunan-sunan sebelumnya.

Perubahan itu dilakukan dalam rangka menjawakan kehidupan masyarakat

yang sebelumnya masih mengikuti tradisi-tradisi Belanda. 9 Perubahan

yang dilakukan beliau antara lain :

a. Busana prajurit yang sebelumnya seperti busana prajurit Belanda

diganti dengan busana prajurit Jawa.

b. Setiap hari Jum’at Sunan bersembahyang di Masjid Agung.

c. Setiap hari Sabtu diadakan latihan warangan

d. Setiap abdi dalem yang menghadap raja diwajibkan berbusana santri.

Mereka yang tidak patuh dipecat.

e. Mengangkat adik-adiknya menjadi pangeran, seperti Raden Mas Tala

menjadi pangeran Mangku Bumi; Raden Mas Sayyidi menjadi

pangeran Arya Buminata tanpa izin Sultan, Mangkunegara atau

Kompeni. Tindakan Sunan itu didalangi oleh Bahman, Wiradigda,

Panengah, Nur Saleh, Raden Santri, Kandhuruwan. Oleh karena itu

kota Surakarta dikepung pasukan Sultan Mangkunegaran, dan

Kompeni. Kejadian ini dilukiskan oleh Yasadipura II dalam Serat

Babad Pakepung. 10

Dalam masa pakepung itu belanda menuntut agar keenam orang

yang mendalangi Sunan diserahkan sebagai tawanan, apabila tidak

dipenuhi, Surakarta akan diserbu oleh tentara gabungan yang terdiri atas

8 Dalam catatan sejarah muncul tuntutan pembaharuan kehidupan umat Islam di Nusantara yang menurut catatan Prof. Dr. Hamka dimulai dari tahun 1788 di zaman pemerintahan Paku Buwono IV (yang lebih terkenal dengan Sunan Bagus) ditanah Jawa ketika datangnya para guru agama negeri Arab yang menyebarkan ajaran Islam berdasarkan tauhid bersih dari syirik dan ibadah bersih dari bid'ah. Para guru agama dari arab ini menyebar di Solo, Yogyakarta, Cirebon, Banten, Madura, dan kota-kota lainnya. Ajaran mereka ini diterima oleh kalangan Islam secara luas termasuk raja Paku Buwono IV, karena ajaran ini sangat anti penjajahan. (Arsip Forum KG Cozy, Copyright 2000-2007)

9 Munarsih, op.cit.,hlm.6. 10 Ibid.

Page 54: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

44

tentara Yogyakarta, Mangkunegaran dan Kompeni. 11 Akibat tekanan

tersebut, akhirnya Sunan tunduk kepada Belanda. Demi pengamanan

daerah pada tanggal 22 September 1788, Sunan menandatangani perjanjian

yang isinya sebagai berikut:

a. Dalam setiap menghadapi segala soal, Sunan dan Kompeni harus

mengadapi bersama dalam ikatan persaudaraan

b. Pengangkatan patih atau pangeran adipati anom harus mendapat

persetujuan dari Kompeni melalui gubernur di Semarang atau Residen

di Surakarta.

c. Berdasarkan perjanjian pada tanggal 11 November 1743 dan 18 Mei

1746 antara Kompeni dan Paku Buwono II, Sunan tidak boleh

memohon kembali pulau Madura dan daerah Pesisir. Sunan juga tidak

boleh memohon kembali tanah desa berdasarkan perjanjian tanggal 24

April 1744.

d. Apabila Sunan melanggar perjanjian ini segala harta miliknya dicabut

dan diambil alih Kompeni.12

Di dalam buku yang berjudul Serat Centhini13 karya Dra. Munarsih,

M.Hum menjelasakan bahwa Bratadiningrat (1990) menulis riwayat

Sinuwun Paku Buwono IV dalam bahasa Jawa sebagai berikut :

11 Tahun 1808 ketika HW. Daendels ditugaskan menjadi gubernur jendral Hindia-

Belanda, atribut kedaulatan para raja Jawa dicabut dengan semena-mena, termasuk memecat Sultan Hamengkubuwono II serta mengurangi wilayah dan penghasilan keraton Surakarta maupun Yogyakarta. Daendels ditarik pulang seiring dengan jatuhnya Hindia-Belanda ketangan Inggris. Penguasa baru Sir Thomas Standford Raffles ( 1811-1816) tak banyak beda ia melakukan hal yang dilakukan oleh Daendels. (Arsip Forum KG Cozy, Copyright 2000-2007)

12 Munarsih, op.cit., hlm. 7. 13 Serat Centhini adalah kitab Jawa klasik terdiri dari 12 jilid, kurang lebih 4.200 halaman

tulisan tangan huruf Jawa. Kitab itu ditulis pada tahun 1814 M atas prakarsa putra mahkota Hamengkunegara II (Paku Buwono V). Kitab aslinya sudah tidak lengkap namun ada beberapa turunannya. Edisi latin yang lengkap 12 jilid diterbitkan oleh Yayasan Centhini, Yogyakarta (1986-1991). Karya sastra terbesar itu disebut sebagai Ensiklopedi Kebudayaan Jawa. Serat Centhini ditulis dalam bentuk cerita pengembaraan, menjelajah pulau Jawa dari Timur sampai ke Barat dan menyusuri bagian utara dan selatan dengan tuntas. Isinya tentang segala sesuatu meliputi perikehidupan orang Jawa lahir batin, filsafat, kebatinan, agama hingga ketuhanan yang rumit, mencakup tradisi, kekayaan alam, adat kebiasaan, kepercayaan, hingga persoalan seks. Para pujangga abad XIX dan para pengarang abad XX menciptakan karya sastra dengan memanfaatkan bacaan centhini. Serat centhini adalah karya sastra raksasa kebudayaan jawa yang kaya dengan unsur-unsur untuk menunjang terciptanya kebudayaan nasional. (H.Karkono Kamajaya Parto

Page 55: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

45

Sinuwun Kanjeng Susuhan Prabu Amangkurat jawa Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panata Gama Khalifatullah ingkang kaping IV ing negari Surakarta Hadiningrat, sinebut Sunan Bagus, Putra dalem Sinuwun Paku Buwono III, ingkang nomor 17 miyos saking Prameswari Ratu Kencana. Asma Timur B.R.M Gusti Subadya. Silsilahipun ingkang saking ibu, Kanjeng Ratu Kencana :14

Sinuwun Kanjeng Susuhan Prabu Amangkurat Jawa Senapati ing

Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panata Gama Khalifatullah yang ke IV di

Negara Surakarta Hadiningrat, disebut Sunan Bagus, putra mahkota

Sinuwun Paku Buwono III, yang nomer 17 lahir dari Prameswari Ratu

Kencana. Julukan lainnya adalah B.R.M Gusti Subadya.

Adapun silsilah Kanjeng Susuhan Paku Buwono IV dari garis

Ibunya adalah sebagai berikut :15

a. Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Demak I Syah Alam Akbar.

b. Pangeran Pamekas Sumare ing Gugur.

c. Panembahan Tejawulan ing Jogorogo

d. Kyai Ageng Ampuan, pangeran Teja Kusuma.

e. Kyai Ageng Karanglo.

f. Kyai Ageng Cucuk Talon.

g. Kyai Ageng Rogas.

h. Kyai Ageng Cucuk Singawangsa.

i. Demang Bauwasesa ing Bero.

j. Kyai Ageng Sutajaya Manjut.

k. Ki Sutajaya.

l. Ki Jagaswara, R.T. Wirareja.

m. Ratu Kencana, Prameswari Sinuwun Paku Buwono III.

n. Sinuwun Paku Buwono IV, B.R.M. Subadya.

kusumo (Javanolog Yogyakarta), “Serat Centhini Sebagai Sumber Inspirasi Pengembangan Sastra Jawa”. [email protected].)

14 Munarsih, op.cit., hlm. 14. 15 Ibid, hlm. 14-15.

Page 56: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

46

Sedangkan silsilah dari garis ayahnya (Paku Buwono III) apabila

dibuat bagan adalah sebagai berikut:

Senapati16

Panembahan Krapyak

(Susuhunan Anyakrawati)

RM. Wuryah (Martapura) Panembahan Agung Abdurrakhman (Sultan Anyakrakusuma) Sunan Mangku Rat I Sunan Mangku Rat II Sunan Mangku Rat III Sunan Paku Buwono I Sunan Mangku Rat IV Sunan Paku Buwono II Sunan Paku Buwono III Pg. Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono I) Sunan Paku Buwono IV Sultan-Sultan Yogyakarta Sunan-Sunan Surakarta17

Mengenai Riwayat Paku Buwono IV untuk lebih mudahnya secara

singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

16 Senapati adalah raja pertama atau pendiri kerajaan Mataram, beliau adalah keturunan

ke-52 dari Adam. Lihat Purwadi, Filasafat Jawa, (Yogyakarta : Panji Pustaka, 2006), cet. 1. hlm. 115.

17 Ibid.

Page 57: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

47

Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV dilahirkan pada hari Kamis

Wage jam sepuluh malam, tanggal 18 Rabi’ul Akhir, Wuku Watu Gunung,

Windu Sengara tahun Je 1694, atau tanggal 2 September 1768. Pada usia

muda bernama Raden Mas Gusti Subadiyo, setelah dewasa bernama

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunagara Sudibyarajaputra

Narendra Mataram. Beliau dinobatkan sebagai raja pada hari Senin Paing,

tanggal 28 Besar tahun Jimakir 1714, atau tanggal 18 September 1788,

terkenal dengan nama Ingkang Sinuwun Bagus.18

Paku Buwono IV adalah Putra Sinuwun Paku Buwono III lahir dari

Permaisuri Kanjeng Ratu Kencana sebagai putra laki-laki nomor 17.

Beliau meninggal dunia pada tanggal 23 Besar, Alip 1747 Wuku Marakeh,

Windu Kuntara, atau pada tanggal 1 Oktober 1820. Dimakamkan di

Imogiri. Mangkat pada usia ke-52, setelah memegang tampuk

pemerintahan selama 33 tahun. 19 Putranya, Raden Mas Gusti Sugandi

menggantikannya menjadi Paku Buwono V yang juga dikenal sebagai

Sinuhun Sugih. Paku Buwono V hanya berkuasa selama 3 tahun dan

selama masa pemerintahannya tidak terjadi peristiwa penting. Putranya

yang nomor sebelas yang dari Selir Raden Ayu Sosrokoesoemo yaitu

Bendara Raden Mas Sapardan, tampil mewarisi tahta dan bergelar Paku

Buwono VI atau populer dengan sebutan Sinuhun Bangun Tapa.20

Beliau juga membangun dalem Purwadiningratan yang terletak di

lingkungan dalam Keraton, Baluwarti dan merupakan bangunan dalem

yang terluas, terbesar dan pagar tertinggi di lingkungan itu (90m x 100m

atau sekiar satu halaman.21

Beliau menyelesaikan dalam penulisan Serat Wulangreh pada

tanggal 19 Besar, hari Ahad Kliwon tahun Dal, 1735, Mangsa kedelapan,

18 Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV, op,cit., hlm. 3. 19 Ibid, hlm. 4. 20 Arsip Forum KG Cozy, Copyright 2000-2007 21 Dalem Poerwadiningratan kota Surakarta dari Wikipedia Indonesia

Page 58: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

48

Windu Sancaya , Wuku Sungsang. Kurang lebih 12 tahun sebelum beliau

meninggal dunia.22

2. Karya-Karya Sastra Paku Buwono IV

Koleksi dari karya-karya sastra beliau Sinuwun Paku Buwono IV

diantaranya : Serat Wulangreh, Serat Wulang Sunu, Serat Wulang Putri,

Serat Wulang Tata Karma, Donga Kabulla Mataram, Ciptha Waskitha,

Panji Sekar, Panji Raras, Panji Dhadhap, Serat Sasana Prabu, dan Serat

Polah Muna Muni, kemudian karya yang lain yaitu: tari Bedhaya Pangkur

Paku Buwono IV dalam pandangan masyarakat Jawa namanya semerbak

wangi sekali.23

Dari beberapa karya sastra beliau yang paling terkenal di

masyarakat Jawa adalah Serat Wulangreh yang menjadi kajian utama

penulis yang dalam hal ini dikhususkan dalam pembahasan Serat

Wulangreh

Serat Wulangreh 24 adalah hasil karya Paku Buwono IV yang

terkenal hingga sekarang dimana serat tersebut banyak mengungkap

tentang ajaran-ajaran moral dan nilai-nilai luhur serta budi pekerti utama

yang dijadikan sebagai pedoman hidup untuk membina kepribadian yang

bukan hanya relevan bagi pedoman pendidikan para pejabat, pegawai

maupun abdi kerajaan pada waktu itu, namun jika digali dan dipelajari

secara mendalam nilai luhurnya tetap aktual sampai sekarang lebih-lebih

ditinjau dari pendidikan Islam.

22 Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV, loc.cit. 23 Munarsih, op.cit., hlm.8. 24 Jauh sebelum David J. Schwatriz menulis buku "Berpikir dan Berjiwa Besar" –best

seller dunia- seorang pujangga kita telah membuat Serat Wulangreh, jauh sebelum bangsa Eropa mampu membaca, bangsa kita telah mengenal tulisan Jawa, yang disekolah dipelajari, HoNoCoRoKo, pernahkan orang jawa berpikir mengapa muncul nama "Java Script" yang diciptakan sembari menikmati mewahnya kopi Jawa? Jauh sebelum bangsa Indonesia ini dengan bangganya mengimpor "Emotion Intelligent" dan "Spiritual Intelligent", Ki Hajar Dewantara telah menciptakan ladang energi pikiran bagi para anak bangsa dengan budi pekerti yang luhur. ( Wibowo, Agus “Sastra Adiluhung Tua dan Terlupakan, Tuntunan Budi Pekerti dan Penghalus Rohani”, http://www.kabarindonesia.com)

Page 59: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

49

Serat Wulangreh sampai saat ini sangat populer di lingkungan

kebudayaan Jawa. Orang Jawa sangat memperhatikan ajaran-ajaran dalam

Serat Wulangreh itu untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketajaman moral dan intelektual diperlukan agar manusia tepat dalam

meniti karier hidup.25 Paku Buwono IV memberi petunjuk orang yang

mencari ilmu dalam Serat Wulangreh sebagai berikut :

Sasmitaning ngaurip puniki, Yekti ewuh yen ora weruha, Tan jumeneng ing uripe, Sekeh kang ngaku-ngaku, Pangrasane pan wus utami, Tur durung weruh ing rasa, Rasa kang satuhu, Rasaning rasa punika, Apayanen darapon, sampurning dhiri, Ing kauripanira. Jroning Qur’an nggoning rasa jati, Nanging pilih wong kang uninga, Anjaba lawan tuduhe, Nora kena binawur, Ing satemah nora pinanggih, Mundak katalanjukan, temah sasar susur, Yen sira ayun waskitha, Kasampurnaning badanira puniki, Sira aggeguna, ( Pupuh Dhandhanggula)26 Terjemahan: Makna kehidupan itu Sungguh sayang bila tak tahu Tidak kokoh hidupnya Banyak orang mengaku Perasaannya sudah utama, Padahal belum tahu rasa, Rasa yang sesungguhnya, Hakikat rasa itu adalah, Usahakan agar diri sempurna, Dalam kehidupan,

25 Munarsih, op.cit., hlm.9. 26 Ibid, hlm. 9.

Page 60: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

50

Dalam Qur’an tempat rasa jati, Tapi jarang orang tahu, Keluar dari petunjuk, Tak dapat asal-asalan, Akhirnya tidak ketemu, Malahan terjerumus, Akhirnya kesasar, Kalau kamu ingin peka, Agar hidupmu sempurna, Maka bergurulah.27 Dari syair diatas memberikan penjelasan bahwa orang yang hidup

harus tahu makna kehidupan itu sendiri, agar hidupnya senantiasa bisa

sempurna maka seseorang harus berpegang pada petunjuk yang sejati yaitu

Kalamullah atau al-Qur’an, dengan harapan hidupnya tidak terjerumus ke

lembah kesesatan. Disamping itu agar hidup seseorang sempurna maka dia

harus berguru yang dalam hal ini adalah guru yang berkompeten atau

profesional dalam bidangnya. Jikalau mencari guru yang tidak

berkompeten di bidangnya maka dapat dipastikan hidupnya akan hancur.

Dalam ajaran Serat Wulangreh Paku Buwono IV, yang arti

harfiahnya pengajaran dan perintah secara tersirat ingin menunjukkan

kedalaman makna wahyu al-Qur’an. Pada dua baris pertama tembang

Dhandanggula itu, Sri Sunan yang terkenal sebagai seorang pujangga

menuturkan tentang pentingnya penghayatan al-Qur’an dan orang-orang

yang terpilih yang memahaminya.ungkapan itulah yang mengilhami

masyarakat Jawa dalam menghayati al-Qur’an, serta keyakinan adanya

misteri anugrah Allah SWT yang turun di malam lailatul kadar.28

Serat Wulangreh juga berbicara tentang keharusan-keharusan

menghayati dan mengamalkan etika-etika kekeratonan sebagaimana yang

ada dalam lembaga. Dalam serat ini pula diwejangkan tentang etika

kepada guru, etika pergaulan, etika kewaspadaan (keprayitan), kebaktian,

hubungan-hubungan keluarga, tentang keutamaan budi baik. Ini

27 Ibid. 28 http://www.pikiran rakyat.com

Page 61: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

51

merupakan pelajaran orang-orang dahulu (nenek moyang) bahwa

kehidupan merupakan sebuah proses yang cukup panjang untuk dijalani,

tetapi sangat cepat untuk dinanti. Dalam menghadapi memerlukan

kesiapan-kesiapan. Dalam menemukan kesiapan memerlukan latihan baik

fisik maupun mental spiritual. Seperti misalnya mengurangi makan, tidur,

meningkat menjadi berpuasa, belajar atau berlatih berprihatin, dalam

bersuka ria, atau bersuka dalam prihatin, bersakit dalam sehat atau

bersehat dalam sakit, sampai pada memati diri (mati raga), mati dalam

hidup/hidup dalam mati. Tetapi sebelumnya harus bersikap sopan santun

beradab susila baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam

masyarakat.29

Agung Webe mengarang sebuah buku yang merujuk kepada Serat

Wulangreh atau inti sarinya berasal dari Serat Wulangreh karya Paku

Buwono IV yang isinya mengajarkan tentang harmonisasi kehidupan yang

diwujudkan dalam kualitas kerja yang sungguh-sungguh, menerapkan

disipilin dengan konsisten, mengembangkan cinta kasih dan memberi

makna pada kehidupan.30

Serat Wulangreh adalah kekayaan yang dipunyai oleh orang Jawa

bahkan Negara Indonesia. Kekayaan nusantara yang ditulis oleh Sri Paku

Buwono IV yang berharap masyarakat Nusantara semua dapat mengenali

diri sendiri.31 Hal tersebut sesuai dengan ilmu tasawuf yaitu barang siapa

mengenal dirinya sendiri maka mereka sesungguhnya mengenal Tuhannya,

yang berarti sebelum seseorang mengenal Tuhannya maka mereka harus

mengenal dirinya sendiri terlebih dahulu. Seorang pemimpin sejati

menurut Serat Wulangreh adalah seseorang yang berhasil memimpin

dirinya sendiri menuju pada kemerdekaan diri dan kebijaksanaan. Dalam

konsep Islam setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya atas

29 Zainal Arifin, Konsep Guru Menurut Sunan Kalijaga dalam Serat Wulangreh, Skripsi

Sarjana IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), hlm. 31, t.d.

30 Agus Wibowo, loc cit. 31 Ibid.

Page 62: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

52

kepemimpinannya. Yang dikatakan pemimpin tidak hanya memimpin

sutau kelompok tetapi juga memimpin dirinya sendiri. Apabila dirinya

jelek maka akan dimintai pertanggungjawaban di hari kelak.

Menurut D. Zawawi bahwa Serat Wulangreh kaya akan ajaran

demokrasi dan kepemimpinan. Serat yang ditulis Paku Buwono IV ini

banyak memberikan wejangan soal moralitas pemimpin dan rakyat yang

dipimpin. Pada pupuh Dandanggula, disinggung pentingnya dengan ilmu

pengetahuan. Rakyat negeri ini harus melek, harus pintar, karena

demokrasi tidak bisa dilakukan oleh orang-orang yang bodoh. Pada bab

pupuh Gambuh, mengingatkan pemimipin agar menghindari perbuatan-

perbuatan buruk yang merugikan banyak orang. Sedangkan pada bab

pupuh Maskumambang disebut-sebut bahwa pujian hanyalah diberikan

kepada orang yang pantas dipuji.32

Serat Wulangreh adalah Sastra Adiluhung 33 yang di dalamnya

tersirat ajaran menjadi orang terhormat. Menurut Wulangreh, menjadi

orang terhormat tidak mudah karena mesti jauh dari sifat adigang,

adigung, dan adiguna,34 atau membanggakan kelebihan yang dimilikinya.

Wulangreh juga momot aturan tingkah laku yang utama. Dalam ajaran

Islam bahwa manusia tidak sombong terhadap sesama, karena yang berhak

atau yang pantas meyandang sombong adalah Allah SWT.

Walaupun bagian-bagian dari Serat Wulangreh bervariasi, namun

ada hal yang jelas adalah soal kebaktian kepada negara, dan lebih khusus

lagi kebaktian kepada raja. Demikian juga kepada para pangeran atau

siapapun untuk membaktikan dirinya kepada ayah dan ibu, kepada mertua,

32 Ibid. 33 Sastra Adiluhung adalah sastra yang tertata apik dalam bahasa yang indah (Basa

Rinengga). Takheran jika sastra Jawa klasik tak hanya mengutamakan isi, tetapi keindahan bahasa juga menjadi perhatian sang pujangga. Karya sastra Jawa yang terlahir melalui pengolahan rasa laku tapa, disebut sebagai sastra Adiluhung atau sastra yang mamiliki tingkat apresiasi tinggi. Sastra Adiluhung adalah dunia yang bersifat dinamis, relatif dan bukan eksklusif. Nilai sastranya pasti terkait dengan kepribadian manusia. Karena ketinggian tingkat apresiasinya, sastra Adiluhung sangat bermutu lantaran mampu menghaluskan rohaniah, mempertajam visi, misi dan ruang imajinasi, membuat manusia santun jiwanya, bartambah pengetahuannya, berkepribadian mulia, dan luas jiwanya. Ibid.

34 Zainal Arifin, op.cit., hlm. 50.

Page 63: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

53

kapada guru dan terakhir kepada raja. Kebaktian terhadap orang tua itu

sangat jelas dan alasannya juga masuk akal yaitu karena adanya orang tua

manusia ada, orang tua yang melahirkan dan membimbing dari kecil

sampai dewasa. Kebaktian kepada mertua relatif masuk akal juga, yakni

karena mereka mendapatkan kesenangan sekaligus penyambung keturunan.

Kebaktian kepada guru sejati, sebab ialah yang memberikan pelajaran

serta menunjukkan jalan menuju kesempurnaan hidup sampai mati. 35

Namun pada hakekatnya guru juga merupakan orang tua yang sangat

berjasa kepada manusia. Kalau dalam ilmu hakekatnya guru disebut

dengan istilah “abu ruh” yang artinya bapaknya ruh maksudnya orang

yang mengajarkan ilmu kepada peserta didik.

Mengenai kebaktian terhadap gusti (raja/narendra). Dalam serat

disebutkan bahwa gusti/raja/narendralah yang memberikan sandang

pangan dan papan. Gusti/raja/narendra, tidak mempunyai sanak keluarga

selain kebenaran dan keadilan hukum dan adat pedoman. Dalam konteks

pengabdian kepada gusti/raja/narendra inilah seseorang tidak perlu lagi

mempersoalkan kebaktian kepada Tuhan. Dengan demikian kebaktian

terhadap raja/narendra secara praktis adalah kebaktian terhadap Tuhan

jua.36

Ada beberapa ajaran tentang kehidupan yang terkandung dalam

Serat Wulangreh :

1) Proses memahami makna kehidupan.

Kehidupan itu sangatlah susah, penuh dengan rahasia-rahasia,

sehingga seseorsang harus mengetahui rahasia hidupnya dengan jalan

belajar untuk mengenal rasa. Rasa kemudian orang menemukan bentuk

kehidupan yang aman, nyaman, dan tentram penuh damai gemah ripah

loh jinawi. Bahkan bnyak yang mengaku akan keberadaan dirinya yang

sudah sempurna dan berilmu. Kemudian menjadi sombong. Inilah

sulitnya menghadapi sebuah perjalanan kehidupan. Untuk berguru saja,

35 Ibid, hlm. 48. 36 Ibid,

Page 64: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

54

manusia harus menemukan guru yang baik, yang tidak sombong, yang

tahu tentang hukum dengan berdasarkan empat hal (Qur’an, Hadits,

Ijma’ dan Qiyas).37 Sehingga sangat sulitnya, sekarang ini banyak guru

yang mencari murid bukan murid yang mencari guru.

2) Latihan mempertajam mata batin.

Untuk mencapai tingkat kecerdasan daya pikir (batin),

memerlukan latihan-latihan atau belajar. Kehidupan tidak hanya makan

dan tidur saja, tetapi harus ada proses latihan untuk sampai pada

kecerdasan daya pikir. Yaitu dengan mengurangi makan dan tidur dan

tidak perlu huru-hara dan pesta pora. Menghindari perilaku buruk dan

sombong, dekatilah orang orang yang alim, selalu belajar dari

pengalaman.

3) Menghindari sikap sombong

Sombong atau takabur merupakan salah satu perbuatan yang

sangat dilarang oleh agama karena sombong dapat menghancurkan

tatanan kehidupan, dan yang lebih parah lagi dapat menghalangi

seseorang mendapat kenikmatan surga walaupun sombong tersebut

diumpamakan hanya seberat biji bayam.

Dalam ungkapan jawa ada sebuah kalimat yang saling

menyambung dan sangat berarti bagi kehidupan manusia. Yaitu :

“adigang-adigung-adiguna”.”adigang” adalah perbuatan yang suka

memamerkan keberaniannya dengan menantang siapa saja, “adigung”

adalah perbuatan yang suka membanggakan diri sendiri atau

mengandalkan dan menyombongkan kekuatan yang ada dibaliknya.

Sedangkan “adiguna” adalah perbuatan yang suka membanggakan

kepintaran akalnya tanpa melihat orang lain dan berfikir bahwa hanya

dialah yang paling bisa.38

Tidak ada yang sempurna didunia ini, dan tidak ada yang paling

kuat dalam dunia ini serta tidak ada orang yang paling pintar dalam

37 Munarsih, op.cit., hlm. 14. 38 Agus Wibowo, loc.cit.

Page 65: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

55

dunia ini. Semua manusia mempunyai titik kelemahan, dan ini berlaku

bagi siapa saja, tidak manusia biasa atau manusia keraton, semua tidak

ada yang sempurna, maka hindarilah berbuatan sombong, karena yang

berhak menyandang pangkat sombong adalah Allah yang maha

sempurna. Dalam kitab Minah al-Saniyah diterangkan bahwa awal

timbulnya sifat sombong adalah dari nafsu manusia itu sendiri.

Diceritakan dalam dalam kitab tersebut bahwa nafsu tidak mengakui

Allah SWT sebagai Tuhannya dan dia sendiri tidak mengenal dirinya,

kemudian Allah SWT menghukumnya yaitu dimasukkan ke dalam

bahrul ju’ 39selama seribu tahun, dan kemudian mereka baru mengakui

bahwa Allah adalah Tuhannya dan dia sendiri adalah hambanya.40

4) Memahami kewajiban-kewajiban orang hidup

Kewajiban seseorang ketika hidup adalah berbuat baik dan

meninggalkan yang buruk. Perbuatan baik itu banyak macamnya, begitu

pula perbuatan yang buruk. Dalam agama sudah dijelaskan “al-haqqu

bayyinun wal-batilu bayyinun” ( perkara yang haq/benar sudah jelas dan

perkara yang batil/jelek juga sudah jelas), oleh karena itu seseorang

harus bisa membedakan mana perkara yang baik (yang harus

dikerjakan), dan mana perkara yang buruk (yang harus ditinggalkan).41

Sehingga setiap orang harus memahami makna baik dan buruk serta

mengamalkannya, seperti perilaku sopan santun, tidak sombong,

mengahargai orang lain, dan perilaku baik yang lain

5) Berbakti kepada orang tua

Yang dimaksud dengan orang tua dalam Serat Wulangreh

adalah mereka seseorang yang lebih tua. Ada tahapan bagi kita untuk

berbakti kepada orang tua, mereka mempunya kelas tersendiri tetapi

juga memiliki kepentingan-kepentingan yang perlu dipertimbangkan

39 Bahrul ju’ makna secara bahasanya adalah samudera kelaparan, maksudnya hukuman

agar yang dihukum (nafsu) sangat merasakan rasa lapar dan dahaga sehingga dia tidak mempunyai kekuatan. Lihat Abdul Wahab Al-Sya’roni, Minah Al-Saniyah, (Semarang: Toha Putra, t.t.), hlm. 10.

41 Zainal Arifin, op.cit., hlm. 50.

Page 66: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

56

untuk berbakti.yakni pertama, kepada ayah dan ibu, kedua, kepada

mertua suami atau istri, ketiga, kepada saudara tua, keempat, kepada

orang sejati.42

6) Mengabdi kepada pemimpin

Keberadaan Serat Wulangreh salah satunya ditujukan untuk

mendoktrin rakyat Jawa untuk mengabdi kepada rajanya, termasuk di

sini adalah kepada sang penulis Serat Wulangreh yang menjadi di

keraton Surakarta Hadiningrat. Anjuran untuk tidak ragu dan bimbang

terhadap pemimpin, merupakan ajaran nasionalisme yang ada dalam

Serat Wulangreh. Bahkan ada ungkapan yang mengatakan bahwa

mengabdi kepada raja atau narendra merupakan bentuk kebaktian

kepada Tuhan.43

3. Karakteristik Serat Wulangreh

Dalam sastra Jawa Serat Wulangreh termasuk tembang mucapat

( tembang tradisional yang ada di tanah Jawa). Tembang mucapat juga

sudah menyebar ke kebudayaan Bali, Madura, dan Sunda. Jika dilihat dari

tata bahasa, mucapat artinya maca papat-papat. Tembang macapat ini

kira-kira ada pada zaman majapahit akhir dan permulaan Walisongo

memegang kekuasaan, tetapi belum ada yang memastikan. Tembang

mucapat banyak dipakai dalam sastra Jawa tengahan dan sastra Jawa

baru.44

Serat Wulangreh terdiri dari 13 pupuh atau tembang yaitu :

Dhandanggula, Kinanthi, Gambuh, Pangkur, Maskumambang, Megatruh,

Durma, Wirangrong, Pucung, Mijil, Asmarandana, Sinom, dan Girisa.

Dari beberapa pupuh tersebut mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda.45

Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari guru gatra ( jumlah baris dalam bait),

guru wilangan (jumlah suku kata dalam setiap baris, dan guru lagu (bunyi

42 Ibid. 43 Ibid, hlm. 51. 44 http:// Incubator.Wikimedia.org/wiki/Wb/jv/Tembang/Macapat 45 Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV, op.cit., hlm. 6.

Page 67: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

57

akhir suara tiap baris). Adapun perinciannya dapat disebutkan sebagai

barikut :

a. Guru Gatra (jumlah baris dalam bait);

Dhandanggula ada 10 baris, Kinanthi ada 6 baris, Gambuh ada 5 baris,

Pangkur ada 7 baris, Maskumambang ada 4 baris, Megatruh ada 5 baris,

Durma ada 7 baris, Wirangrong ada 6 baris, Pucung ada 4 baris, Mijil

ada 6 baris, Asmarandana ada 7 baris, Sinom ada 9 baris, dan Girisa ada

8 baris.46

b. Guru Wilangan ( jumlah suku kata dalam baris)

Dhandanggula ; baris pertama dan kedua ada 10 suku kata. Baris ketiga

dan kedelapan ada 8 suku kata. Baris keempat, keenam dan kesepuluh

ada 7 suku kata. Baris kelima ada 9 suku kata. Baris ketujuh ada 6 suku

kata. Baris kesembilan ada 12 suku kata. Kinanthi ; setiap baris ada 8

suku kata. Gambuh ; baris pertama ada 7 suku kata. Baris kedua ada 10

suku kata. Baris ketiga ada 12 suku kata. Baris keempat dan kelima ada

8 suku kata. Pangkur ; baris pertama, ketiga, keenam dan ketujuh ada 8

suku kata. Baris kedua ada 11 suku kata. Baris keempat ada 7 suku kata.

Baris kelima ada 12 suku kata. Maskumambang; baris pertama ada 12

suku kata. Baris kedua ada 6 suku kata. Baris ketiga dan keempat ada 8

suku kata. Megatruh; baris pertama ada 12 suku kata. Baris kedua-

kelima ada 8 suku kata. Durma; baris pertama ada 12 suku kata. Baris

kedua, keempat dan ketujuh ada 7 suku kata. Baris ketiga ada 6 suku

kata. Baris kelima ada 8 suku kata. Baris keenam ada 5 suku kata.

Wirangrong; baris pertama, kedua dan keenam ada 8 suku kata. Baris

ketiga ada 10 suku kata. Baris keempat ada 6 suku kata. Baris kelima

ada 7 suku kata. Pucung; baris pertama dan keempat ada 12 suku kata.

Baris kedua 6 suku kata. Baris ketiga ada 8 suku kata. Mijil; baris

pertama, katiga dan keempat ada 10 suku kata. Baris kedua, kelima dan

keenam ada 6 suku kata. Asmarandana; setiap baris ada 8 suku kata,

kecuali baris kelima ada 7 suku kata. Sinom; baris pertama, kedua,

46 Lihat syair atau bait dari beberapa pupuh dalam Serat Wulangreh.

Page 68: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

58

ketiga, keempat, keenam, kedelapan ada 8 suku kata. Baris kelima dan

ketujuh ada 7 suku kata. Baris kesembilan ada 12 suku kata. Girisa;

setiap baris ada 8 suku kata.47

c. Guru Lagu (jatuhnya suara suku kata di akhir baris)

Dhandanggula, guru lagunya ; i-a-e-u-i-a-u-a-i-a. Kinanthi, guru

lagunya; u-i-a-i-a-i. Gambuh guru lagunya; u-u-i-u-o. Pangkur, guru

lagunya; a-i-u-a-u-a-i. Maskumambang, guru lagunya; i-a-i-a. Megatruh,

guru lagunya; u-i-u-i-o. Durma, guru lagunya; a-i-a-a-i-a-i. Wirangrong,

guru lagunya; i-o-u-i-a-a. Pucung, guru lagunya; u-a-i-a. Mijil, guru

lagunya; i-o-e-i-i-u. Asmarandana, guru lagunya; i-a-e-a-a-u-a. Sinom,

guru lagunya; a-i-a-i-i-u-a-i-a. Girisa, guru lagunya; a-a-a-a-a-a-a-a.48

B. Kriteria Guru yang Baik dalam Serat Wulangreh

Kriteria guru yang baik dalam Serat Wulangreh disampaikan oleh

Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV khususnya dalam pupuh Dhandanggula ;

nanging siro yen nggeguru kaki amiliha manungsa kang nyata ingkang becik martabate sarta kang wruh ing khukum kang ngibadah lan kang wirangi sokur oleh wong tapa ingkang wus amungkul tan mikir pawewehing liyan iku pantes sira guronana kaki sartane kawruhana lamun ana wong micoreng ngelmi tan mupakat ing patang perkara aja sira age-age anganggep nyatanipun saringana dipun baresih limbangen lan kang patang prakara rumuhun dalil kadis lan ijemak lan kiyase papat iku salah siji ana kang mupakat

47 Ibid. 48 Ibid.

Page 69: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

59

ana uga kena den antepi yen ucula kang patang prakara ora enak legatane tan wurung tinggal wektu panganggepe wes angengkoki aja kudu sembahyang wus salat katanggung banjure buwang sarengat batal karam nora ngango den rawati mbubrah sagehing tata.49 Terjemahannya: Jika anda belajar, anakku Pilihlah orang yang benar Yang baik martabatnya Serta yang tahu akan hukum Yang beribadah dan saleh Apalagi bila orang yang suka bertapa Yang telah mencapai tujuan Tak memikirkan pemberian orang lain Itu pantas kau belajar kepadanya Serta ketahuilah Jika ada orang yang membicarakan ilmu Tan sepakat kepada empat hal Jangan engkau tergesa-gesa Menganggap kenyataannya Saringlah sampai bersih Pilihlah dengan yang empat Perkara yang lalu Dalil hadits dan ijmak Dan empat kiyas itu salah satu Usahakan ada yang sepakat Ada juga yang mantap Kalau tepat empat perkara Sungguh tidak tepat Hanya meninggalkan waktu Menganggap sudah tepat Hendak tidak salat Hanya bikin tanggung

49 Ibid.

Page 70: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

60

Lalu membuang syari’at Batal haram tak peduli Lalu bikin kacau50 Dari beberapa bait di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kriteria

guru yang baik ( yang pantas untuk dijadikan sebagai guru) menurut Kanjeng

Susuhunan Paku Buwono IV adalah sebagai berikut :

1. Guru yang nyata atau benar.

2. Baik martabatnya

3. Tahu akan hukum

4. Beribadah

5. Wira’i

6. Bertapa (berpuasa)

7. Ikhlas (tak memikirkan pemberian orang lain)

8. Berlandaskan dalil (al-Qur’an), Hadits, Ijma’ dan Qiyas51

50 Munarsih, op.cit., hlm. 13. 51 Ibd, hlm. 11.

Page 71: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

61

BAB IV

ANALISIS KRITERIA GURU YANG BAIK

MENURUT PAKU BUWONO IV DALAM SERAT WULANGREH

Dalam kajian ini penulis mambahas tentang kriteria guru yang baik dalam

Serat Wulangreh dan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru

khususnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI), sehingga harapannya guru

benar-benar profesional dalam bidang masing-masing. Guru menjadi panutan atau

idola bagi umat masyarakat, ungkapan jawa yang sampai sekarang masih lekat di

benak setiap orang yaitu “guru digugu lan ditiru.”1 Ungkapan tersebut

mempunyai makna filosofis yang sangat dalam. Secara mudahnya dapat diambil

dua hal penting ; pertama: mengenai pembicaraan atau perkataan atau ucapan,

kedua : mengenai perbuatan atau tingkah laku atau kelakuan. Digugu mempunyai

maksud apa yang telah dikatakan oleh guru dapat dipercaya dan dapat

dipertanggungjawabkan, guru tidak hanya mengobral sebuah perkataan yang dia

sendiri tidak menepati atau komitmen dengan apa yang ia katakan, bahkan hal ini

dapat menurunkan derajat atau wibawa seorang guru. Ditiru mempunyai maksud

perbuatannya atau tingkah laku atau kelakuannya dapat menjadi contoh yang baik

bagi peserta didik khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kata-kata guru

menjadi pegangan dan tingkah lakunya menjadi teladan. Sosok guru mempunyai

derajat yang tinggi, kata-katanya dianggap sebagai sebuah kebenaran di hadapan

murid, bahkan masyarakat sekitarnya. Predikat guru tidak bisa dilepaskan dari

peran sentralnya sebagai pembimbing murid kearah pencerahan hidup.2

Dalam al-Qur’an sudah dijelaskan yang intinya bukankah kebencian Allah

amat sangat ketika seorang hamba mengatakan apa yang tidak ia perbuat. Jadi

sepantasnyalah bagi seorang yang menyuruh kapada kebajikan untuk lebih dulu

1 Syamsul Ma’rif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), Cet. 1.

hlm.38 2 Muhammad Zamroni “Belajar di Alam Bebas”, Edukasi, vol II, nomor 2, Desember,2004,

hlm.188.

Page 72: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

62

memberi contoh dan bagi seseorang yang melarang suatu keburukan untuk lebih

dulu menghindarinya.3 Itulah tindakan yang harus dilakukan oleh guru untuk

menjaga kewibawaannya. Disamping itu guru juga dituntut untuk menguasai

dalam bidang masing-masing.

Secara umum semua guru mempunyai beberapa kompetensi yaitu

kompetensi personal, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial. Dilihat dari bidang studi yang diajarkan oleh seorang guru, ada

guru yang mengajarkan bidang studi umum (pelajaran umum) dan ada guru yang

mengajarkan bidang studi agama dalam hal ini adalah guru Pendidikan Agama

Islam (PAI) yang masing-masing mempunyai profesionalitas yang berbeda-beda.

Dari realita yang ada bahwa guru PAI mempunyai tanggung jawab yang

besar dari pada guru yang mengajarkan bidang studi umum. Konsekuensinya guru

PAI harus mempunyai kompetensi yang lebih dari pada guru umum.4 Disamping

mendidik dan mengajar guru PAI mempunyai tanggung jawab berat yaitu

menjadikan peserta didik berjiwa akhlakul karimah5 atau mempunyai akhlak yang

mulia, karena akar dari semua pendidikan atau pengajaran adalah akhlak.

Dalam bukunya Zakiah Darajat juga diterangkan bahwa tugas guru agama

itu berat, karena disamping membentuk pribadi peserta didik, ia pun harus

memperbaiki mana yang kurang baik pada mereka, karena anak didik datang ke

sekolah telah membawa berbagai nilai dan pengalaman keagamaan yang

diperolehnya dari orang tuanya masing-masing.6

3 Fuad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, Muhammad SAW Al Muallimul Aw-Wal (Mengajar EQ

Cara Nabi, Konsep Belajar Mengajar Cara Rasulullah SAW) terjm Ikhwan Fauzi , (Bandung : MQS Publishing, 2005), cet. 1. hlm. 8.

4 Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: CV Ruhama, 1995), cet. II, hlm. 99.

5 Berakhlak baik merupakan suatu kelayakan bagi seorang guru, begitu juga mendorong muridnya untuk berakhlak demikian. Tutur kata yang halus serta wajah yang sumringah merupakan sebab yang dapat menghilangkan kecanggungan antara guru dan murid. Lemah lembut dan lapang dada dalam menanggapi murid yang bodoh. Ibid, hlm. 19.

6 Zakiah Darajat, loc.cit.

Page 73: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

63

Pembentukan akhlakul karimah menjadi hal yang sangat urgen dalam

kehidupan ini. Prof. Muhammad Athiyah al Abrasyi menyimpulkan bahwa

pembentukan akhlakul karimah termasuk tujuan yang paling utama dalam

pendidikan Islam.7

Islam menetapkan pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam dan

bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang

sebenarnya. Dan bukanlah tujuan pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pemikiran Islam untuk mengisi otak pelajar dengan informasi-informasi kering

dan mengajar mereka pelajaran-pelajaran yang mereka belum ketahui. Dapat

diringkaskan tujuan asasi pendidikan Islam itu dalam suatu kata, yaitu

“keutamaan” (al-fadhilah). Menurut tujuan ini setiap pengajaran harus

berorientasi pada pendidikan akhlak, dan akhlak keagamaan di atas segala-

galanya.8

Tidak dipungkiri lagi bahwa metode pendidikan yang pertama kali dibawa

oleh Nabi Muhammad SAW9 dalam menyebarkan agama Islam adalah

pembentukan akhlakul karimah. Jadi sebelum Nabi mengajarkan suatu pelajaran,

terlebih dahulu Nabi mengajarkan atau menanamkan akhlakul karimah pada

umat beliau. Hal tersebut sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang

artinya “sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak”

Menurut Hadits diatas bahwa kunci keberhasilan dalam pendidikan

tergantung pada akhlak yang diajarkan. Dengan kata lain akhlaklah yang harus

diajarkan kepada peserta didik terlebih dahulu sebelum pelajaran-pelajaran yang

lain. Tidak ada gunanya jika seseorang mempunyai kemampuan atau pengalaman

bahkan kepandaian tetapi akhlaknya rendah atau tidak sesuai dengan ajaran-ajaran

Islam. Akhlak akan mempengaruhi pola pikir dan tindakan mereka. Jika akhlak

7 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), Cet. 1, hlm. 164. 8 Ibid 9 Tidak ada keraguan sama sekali tentang peran nabi SAW sebagai pendidik. Di kalangan

muslim, nabi Muhammad dikenal luas sebagai seorang pendidik. Nabi Muhammad sendiri mengakui dirinya sebagai layaknya orang bagi uamtnya yang mengajar dan mendidik mereka. (Fihris Sa’adah, “Aplikasi Kritis dan Andragoni Klasik”,Edukasi, vol.II, nomor 1,Januari, 2004, hlm. 110).

Page 74: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

64

seseorang rendah dalam arti jelek walaupun mereka itu pandai, maka dengan

kepandaiannya itulah mereka gunakan untuk berbuat yang tidak baik kepada

sesama, bahkan selalu merugikan kepada sesama. Oleh karena itu, akhlak

menjadi sesuatu yang fundamental dalam mewujudkan kehidupan yang sejahtera

dan bahagia di dunia maupun di akhirat nanti.

Hubungannya dengan akhlak atau moralitas ada yang berpandangan

bahwa tidak perlunya pendidikan agama di sekolah karena meskipun diberikan

tidak akan ada perbaikan moral. Argumentasi itu dapat dilihat pada penilaian

bahwa dalam kenyataan sehari-hari di negeri ini menunjukkan lain. Keikutsertaan

dalam agama dan pendidikan agama disekolah ternyata tidak menjamin akhlak

seseorang menjadi lebih baik. Buktinya, korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan

ketidak adilan kian marak. Tawuran dan penyalahgunaan narkotika di kalangan

pelajar justru bertambah banyak. Suatu indikasi, pelajaran agama di sekolah tidak

berhasil meningkatkan akhlak atau moralitas peserta didik.10

Sebenarnya argumentasi itu sangat lemah, sebab bila dibalik bahwa sudah

diberi pelajaran agama saja masih terjadi penyimpangan nilai-nilai agama apalagi

belum diberikan, itu akan menjauhkan terhadap nilai-nilai moral. Apalagi bila

secara obyektif dinilai bahwa perbandingan yang melakukan kejahatan moral

lebih banyak diekspouse ke masyarakat, dibanding yang telah melakukan

kebaikan dari hasil pendidikan agama yang telah ditanamkan disekolah. Oleh

sebab itu dalam hal ini dapat dilihat adanya ketidakseimbangan informasi dan

ekspouse prestasi yang kurang dibanding dengan ekspouse terhadap wanprestasi

pendidikan. Mungkin ibarat ada luka di kaki, tentu tidak ingin mengamputasi

seluruh kaki, tentu saja akan arif jika yang dilakukan adalah mengobati kaki yang

luka saja.11

10 Munawar Sholeh, Politik Pendidikan, (Jakarta : Grafindo Khazanah Ilmu, 2005),Cet. 1.

hlm. 46. 11 Ibid

Page 75: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

65

Dengan ilustrasi di atas, seharusnya menjadi lecutan terhadap pendidikan

Islam di Indonesia, artinya pendidikan tidak sekedar diberikan secara tex book

belaka, tetapi harus memberikan kreatifitas pada siswanya. Sebab bagaimanapun

juga pendidikan dan kreatifitas pada satu kesatuan yang terpadu. Pendidikan dan

kreatifitas bagaikan dua sisi pada sekeping uang logam. Sebab, pada dasarnya

kedua unsur tersebut adalah satu. Karena itu pendidikan Islam harus mampu

melahirkan dan mengembangkan kreatifitas peserta didik. Bila tidak tentu ada

sesuatu yang kurang dalam pendidikan Islam.12 Untuk mewujudkan itu semua

mesti dibangun sebuah fondasi yaitu pembentukan guru Pendidikan Agama Islam

yang berkompetensi baik dalam bidang pendidikan umum maupun agama.

Bertumpu pada keterangan di atas, guru PAI dituntut mempunyai

kemampuan lebih dari pada guru umum. Apalagi dalam urusan pendidikan akhlak

guru PAIlah yang menempati barisan paling awal, artinya yang paling

bertanggung jawab terhadap akhlak peserta didik.

Kompetensi yang dimiliki guru PAI, disamping mengetahui dasar-dasar

pendidikan umum, dia juga harus mengetahui dasar-dasar pendidikan agama

Islam yang sudah menjadi jiwa dia sendiri. Oleh karena itu, dalam kajian ini

penulis menjadikan kompetensi guru PAI dan berbagai pendapat para ahli

pendidikan Islam sebagai alat tinjauan bagi pemikiran Paku Buwono IV yang

berbicara tentang kriteria guru yang baik dalam karya beliau Serat Wulangreh

khususnya dalam pupuh Dhandhanggula.

Yang menjadi maksud dari kanjeng Sinuwun Paku Buwono IV adalah

guru yang benar-benar patut untuk ditimba ilmunya, atau guru yang patut untuk

digurui, karena sebenarnya tidak semua guru layak dijadikan sebagai guru

maksudnya guru yang bisa membawa anak didik menuju keberhasilan dalam

kehidupannya. Sehingga orang yang belajar /pencari ilmu/tholibul ilmi bisa

mencari guru yang sesuai dengan kriteria guru yang baik, dalam hal ini menurut

12 Ibid, hlm. 47.

Page 76: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

66

Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV dalam Serat Wulangreh yang ditinjau dari

kompetensi guru Pendidikan Agama Islam, sehingga dapat diambil nilai-nilai

pendidikan Islamnya atau nilai-nilai ilmu tarbiyahnya. Jadi sosok Paku Buwono

IV tidak hanya sebagai tokoh pendidikan Jawa tulen tetapi beliau juga sebagai

tokoh pendidikan Islam.

Dalam ranah pemikiran Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV tentang

guru, beliau menjadikan profesi guru begitu sangat tinggi karena memang

tugasnya yang berat, dalam hal ini peran guru sebagai pendidik dalam lembaga

formalnya dan sebagai individu dalam lingkungan sosialnya menempati posisi

derajat yang tinggi. Untuk menjadi guru tidaklah mudah, tidak sembarang orang

bisa menyandang profesi sebagai guru. Hal itulah yang melatar belakangi dari

pemikiran Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV, sehingga beliau mempunyai

pemikiran tentang guru yang patut atau layak untuk mengajarkan ilmunya. Dalam

dunia pendidikan sekarang sudah banyak dari kalangan pendidikan mengadakan

uji sertifikasi profesionalitas guru yang bertujuan untuk menyeleksi guru apakah

mereka sudah pantas atau layak mengajar pada bidangnya atau tidak.

Sebenarnya dari pemikiran Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV dalam

Serat Wulangreh secara tersurat tidak menjelaskan tentang kriteria guru yang

baik. Tetapi dari bahasa beliau yang memerintahkan kepada orang yang belajar

atau tholibul ilmi supaya mencari guru yang patut atau layak untuk ditimba

ilmunya dan patut untuk digurui yang sudah disebutkan kriteria-kriterianya dalam

pupuh Dhandhanggula. Jadi secara tersirat Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV

memberikan pandangan tentang kriteria guru yang baik yang layak dijadikan

sebagai guru.

A. Kriteria Guru yang Baik dalam Serat Wulangreh ditinjau dari Kompetensi

Guru Pendidikan Agama Islam.

Dalam bab III sudah disinggung mengenai kriteria guru yang baik dalam

Serat Wulangreh menurut Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV. Dalam buku

Page 77: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

67

yang berjudul Serat Centhini Warisan Sastra Dunia karya Dra.Munarsih, M.

Hum, juga dibahas mengenai kriteria guru yang baik menurut Paku Buwono IV

disampaikan dalam Serat Wulangreh. Paku Buwono IV menganjurkan agar

seseorang mencari guru yang mempunyai kejelasan asal-usul, baik martabatnya,

tahu hukum, beribadah,wira’i, pertapa, ikhlas, dan tanpa pamrih terhadap

pemberian orang lain.13

Dari tokoh pendidikan Islam misalnya Syeh az-Zarnuji dalam karyanya

kitab Ta’limul Muta’alim juga menerangkan tantang kriteria guru yang baik yaitu

: yang lebih alim, wara’, dan juga lebih tua usianya.14

ما إختيار األستاذ فينبغي أن خيتار األعلم واألورع واألسن او

Dari dalil di atas dapat dijelaskan bahwa kata alim ditafsirkan sebagai

orang yang mempunyai pengetahuan lebih, pintar dan menguasai materi

pelajaran. Wara’ ditafsirkan guru harus menjaga kredibelitas status sehingga bisa

menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama serta menjaga

diri dari nafsu amarah. Sedangkan kata lebih tua diartikan guru dalam

pemikirannya harus dewasa, sebagai pamomong, pembina, pembimbing, pengajar

dan pendidik.15

Al-Ghazali juga menerangkan mengenai kriteria guru yang baik. Menurut

beliau guru yang baik adalah mempunyai kasih sayang, ikhlas, jujur dan benar,

bersabar, menjadi teladan, mengetahui karakteristik murid, dan komitmen.16

Dalam bukunya Abudin Nata “Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam”

menjelaskan kriteria guru yang baik menurut al-Mawardi adalah seorang guru

13 Munarsih, Serat Centhini Warisan Sastra Dunia, (Yogyakarta : Gelombang Pasang, 2005),

cet. 1, hlm.11. 14 Asy-Syekh az-Zarnuji, Ta’limul Muta’alim, (Maktabah Daru Ihya al-Kitab al-Arabiyah

Indonesia, tt), hlm. 13. 15 Zainal Arifin, Konsep Guru Menurut Sunan Kalijaga dalam Serat Wulangreh, Skripsi

Sarjana IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), hlm. 16.

16 Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Jilid I, ( Beirut: Dar Al-kitab Al-Islami, t.t. ), hlm.50-51.

Page 78: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

68

harus tawadlu’ serta menjauhi sikap ujub,ikhlas, menjauhi syubhat, penyayang,

menjadi teladan, dan motivator.17

Secara terperinci dalam Serat Wulangreh menerangkan kriteria guru yang

baik adalah sebagai berikut :

1. Guru yang nyata atau benar

2. Baik martabatnya

3. Tahu akan hukum (berilmu)

4. Beribadah

5. Wira’i

6. Ikhlas

7. Bartapa (berpuasa)

8. Berlandaskan dalil (al-Qur’an), Hadits, Ijma’ dan Qiyas.18

Dari pemikiran Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV tersebut dapat di

analisis dan dijelaskan secara terperinci mengenai kriteria guru yang baik sebagai

berikut :

1. Guru yang nyata atau benar

Dalam Serat Wulangreh di jelaskan bahwa salah satu kriteria guru

yang baik adalah seorang guru yang nyata atau benar. Nyata atau benar dalam

arti mempunyai pengetahuan dan mampu mengamalkannya dalam bentuk

proses pembelajaran dan pengajaran.19Sinuwun Paku Buwono IV merasa

perlu mengemukakan syarat untuk dijadikan guru yaitu seorang guru yang

nyata, sebab pada masa itu banyak orang yang mengaku-aku sebagai orang

yang telah mumpuni dengan cara yang sombong ia minta diakui umum

sebagai guru sejati yang berkompeten.20 Artinya, seorang guru jelas

17 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), hlm. 50-57. 18 Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV, Terjemahan Serat Wulangreh, (Semarang : Dahara

Prize, 1994), cet. 3, hlm. 10-12. 19 Zainal Arifin, op.cit., hlm. 56. 20 Andi Harsono, Tafsir Ajaran Serat Wulangreh, (Yogyakarta: Pura Pustaka, 2005), cet. I,

hlm. 120.

Page 79: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

69

mempunyai kemampuan atau kompetensi (dalam UU guru dan dosen; guru

tersebut mempunyai kompetensi pedagogik, personal, profesional, dan

sosial)21 sehingga dia patut untuk mengajar. Guru dituntut untuk berkompeten

dalam bidang pembelajaran dan mampu melaksanakan pembelajaran tersebut.

Sebelum melaksanakan pembelajaran seorang guru harus mempersiapkan

materi apa yang akan diajarkan dan metode apa yang akan digunakan dalam

pembelajaran tersebut, sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat tepat

guna, efektif dan efisien, karena itu terkait dengan tugas dan peranan seorang

guru.

Tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan

materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari,

mengontrol dan mengevaluasi siswa. Tugas guru dalam proses belajar

mengajar meliputi tugas paedagogis dan tugas administrasi. Tugas paedagogis

adalah tugas membantu, membimbing dan memimpin. Moh Rifa’i

sebagaimana dikutip oleh B. Suryosubroto mengatakan bahwa:

Dalam situasi pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggungjawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan tidak berdiri dibawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas.22

Jadi setelah masuk kelas tugas guru adalah sebagai pemimpin dan

bukan semata-mata mengontrol atau mengkritik.23 Ditinjau dari kompetensi

guru PAI, guru yang nyata atau benar menurut Paku Buwono IV merupakan

kompetensi pedagogik, personal, profesional, dan sosial. Oleh karena itu,

dapat ditarik kesimpulan bahwa guru harus dari orang yang nyata memiliki

keempat kompetensi untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya dalam proses

21 Lihat Undang-Undang Guru Dan Dosen,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), cet. I, hlm.

11. 22 B. Suryosubroto, Poses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : PT. Renika Cipta, 1997),

hlm. 4. 23 Ibid.

Page 80: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

70

pembelajaran, dengan harapan tujuan pembelajaran dapat tercapai serta

pergaulan sosial seorang guru dengan masyarakat berlangsung dengan baik.

2. Baik martabatnya

Kata martabat berasal dari bahasa arab martabatun. Di dalam kamus

besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa martabat artinya tingkat harkat

kemanusiaan atau harga diri.24 Martabat juga diartikan kebesaran, kemuliaan,

harga diri.25Jadi, martabat guru adalah kemuliaan, kebesaran, dan harga diri

yang dimiliki oleh seorang guru.

Kaitannya dengan martabat, penulis memunculkan sebuah fenomena

kasus yang pernah terjadi; yaitu sebuah seminar kelas, seorang mahasiswa

setelah membeberkan kebrobrokan moral di tanah air yang juga banyak

dilakukan oleh orang-orang yang dipandang ahli agama, kemudian

mengajukan pertanyaan: strategi apalagi yang dapat digunakan untuk

mengajak masyarakat atau generasi muda mentaati agama ketika di satu sisi

ancaman neraka sudah tidak lagi mampu mengerim seseorang atau

sekelompok orang untuk meninggalkan korupsi dan ma’siyat, di sisi lain

iming-iming surga tidak lagi mendorong seseorang untuk fastabiqul khairat.26

Kesan yang dapat diambil atas keluhan mahasiswa diatas ada dua :

pertama, mereka tidak percaya lagi pada para pemimpin masyarakat baik

eksekutif maupun legislatif, bahkan juga para ulama dan kyai. Kalau yang

tidak dipercaya oleh generasi muda ini hanya para pemimpinnya, tidak terlalu

masalah karena bagaimanapun masih ada tokoh lain yang masih baik. Kedua,

ada kecenderungan mulai tidak percaya pada keampuhan doktrin agama

(kehidupan akhirat /sorga dan neraka) sebagai basyiran wa nadziran untuk

24 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 717. 25 Munandir dan Imam Hanafi, Kamus Kata Serapan Bahasa Indonesia, (Malang: Univeritas

Negeri Malang, 2005), cet. I, hlm. 38 26 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), cet. 1. hlm.

188.

Page 81: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

71

mentaati agama. Kalau kredibilitas ajaran agama (keimanan) juga mulai

hilang, maka sangat memprihatinkan.27

Tidak diragukan lagi, bahwa agama Islam merupakan bimbingan

hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan mungkar yang paling

ampuh, pengendali moral yang tiada taranya. Namun dalam kenyataan sehari-

hari, tidak demikian. Berapa banyak kemungkaran dan perbuatan salah dan

sesat dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya beragama Islam.28

Fenomena di atas tidak bermaksud memojokkan seorang ulama’ atau

orang yang mengajarkan agama atau guru PAI, tetapi dengan maksud sebagai

bahan interospeksi diri jangan sampai seorang yang notabene mengajarkan

agama melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama sehingga bisa

menurunkan martabat atau harga dirinya. Guru PAI adalah seorang ulama’

karena mereka mengajarkan ajaran-ajaran agama Islam serta mengajarkan

akhlak kepada peserta didik dan masyarakat.

Nilai pendidikan yang diambil dari permasalahan di atas adalah

menjaga martabat. Dan kalimat yang harus digaris bawahi untuk dijadikan

sebagai bahan koreksi adalah “ kebrobrokan moral di tanah air juga banyak

dilakukan oleh orang-orang yang dipandang ahli agama”. Ajaran agama

sepertinya tidak ada gunanya jika para pembawa atau pakar agama tidak bisa

menjaga martabatnya. Martabat merupakan kunci nilai bagi seseorang.

Terlebih bagi seorang guru khususnya guru agama Islam yang notabene

adalah seorang ulama’, seorang yang dipandang pembawa doktrin agama

harus benar-benar menjaga martabat baik yang dimiliki, kalau tidak dijaga

akibatnya tidak hanya dia saja yang terkena imbasnya dari masyarakat tetapi

juga nilai-nilai ajaran agama. Jangan sampai nilai ajaran agama Islam ternodai

hanya karena perbuatan seorang guru agama yang tidak bisa menjaga

martabatnya.

27 Ibid. 28 Zakiah Darajat, op.cit., hlm. 95.

Page 82: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

72

Mengacu pada pemikiran Kanjeng Susuhunan Paku Buwno IV

mengapa guru harus mempunyai martabat yang baik karena guru menjadi

panutan atau contoh bagi peserta didik bahkan masyarakat. Bagaimana

seorang peserta didik mau mengikuti apa yang guru ajarkan kalau dia sendiri

tidak bisa menjaga martabatnya. Mereka tentunya akan selalu menganggap

bahwa guru tersebut tidak pantas untuk dijadikan sebagai guru. Bahkan guru

tersebut akan dicoret dari daftar seorang guru, karena dia memang tidak layak

atau tidak pantas menjadi guru.

Ditinjau dari kompetensi guru PAI bahwa mempunya martabat yang

baik atau bermartabat merupakan kompetensi personal (kemampuan

kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi

teladan peserta didik)29 yang harus dimiliki oleh seorang guru khususnya guru

Pendidikan Agama Islam. Tingkah laku personal dan hubungan sosial seorang

guru sangat diperhatikan oleh peserta didik khususnya dan masyarakat pada

umumnya.

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh seorang guru untuk menjaga

martabat dan hal ini juga merupakan karakteristik seorang pendidik yang

mengikuti Rasulullah diantaranya : jujur dan amanah, komitmen dalam

ucapan dan tindakan, adil dan egaliter, berakhlak karimah, rendah hati, baik

dalam tutur kata dan tidak egois.30

a. Jujur dan amanah adalah mahkota seorang guru. Jika tidak ada kejujuran

dan amanah padanya, maka tidak ada pula kepercayaan manusia terhadap

ilmu yang dimilki, serta apa-apa yang ada pada dirinya, seorang murid

wajar jika ia menerima apa saja yang diucapkan oleh gurunya, sehingga

apabila seorang murid mengetahui akan kebohongan seorang guru, maka

bisa jadi kepercayaan murid langsung berbalik arah (tidak percaya lagi),

29 Undang-undang Guru dan Dosen, op.cit.,hlm. 67. 30 Fuad bin Abdullah Aziz asy-Syalhub, op.cit., hlm. xi.

Page 83: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

73

atau bisa jadi kebohongan itu dapat menjatuhkan prestise seorang guru

dimata muridnya. Hal ini juga yang menentukan martabat seorang guru.

b. Guru juga harus komitmen dalam ucapan dan tindakan, termasuk karakter

yang tidak terpuji adalah seorang guru yang ucapan dan tindakannya tidak

kompatibel. Ucapan dan tindakan seorang guru yang tidak kompatibel

membuat murid menjadi bingung serta menjadikan ia seorang yang labil.

c. Adil dan egaliter juga karater yang harus dimiliki seorang guru, urgensi

merealisasikan keadilan dan egaliter terhadap murid, agar dapat tersebar

rasa kecintaan dan kasih sayang diantara mereka. Menegakan keadilan

merupakan cara untuk mendapat kualitas dan derajat yang baik.

d. Berakhlak karimah, berakhlak karimah merupakan suatu kelayakan bagi

seorang guru, begitu juga mendorong muridnya untuk berbuat demikian.

Tutur kata yang halus serta wajah yang sumringah merupakan sebab yang

dapat menghilangkan kecanggungan antara guru dan murid.

e. Rendah hati (tawadlu’), dapat menghilangkan kecanggungan murid kepada

guru. Rendah hati merupakan alat yang mulia untuk menghantarkan

empunya kepada kemuliaan dan keagungan.

d. Baik dalam tutur kata, berkata baik merupakan sesuatu yang terpuji dan

memberikan dampak positif bagi orang lain. Sedangkan mengolok-olok

berarti menghina orang lain, merendahkannya, dan mengundang

permusuhan serta kebencian. Lantas apa jadinya bila sorang guru terbiasa

berbuat demikian.

e. Tidak egois, egois merupakan perbuatan yang hanya mementingkan diri

sendiri. Musyawarah merupakan bentuk menjauhi sifat egois, musyawarah

harus dilakukan oleh seorang guru, jika ia mengahadapi suatu persoalan

dan permasalan yang sulit.31

31 Ibid, hlm.

Page 84: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

74

3. Tahu akan hukum (berimu)

Tahu akan hukum dapat dimaknai dua yaitu pertama, mengetahui

hukum syari’at agama Islam. Kedua, mengetahui hukum-hukum pengajaran

atau pendidikan karena ini kaitannya dengan orang yang menuntut ilmu,

bahkan Kanjeng Sunan Paku Buwono IV memerintahkan untuk mencari guru

yang benar-benar mengetahui hukum syari’at Islam32 serta hukum-hukum

pendidikan atau pengajaran.

Dalam bukunya Zakiah Darajat juga diterangkan bahwa seorang guru

harus berilmu dan mempunyai ilmu pengetahuan (tahu akan hukum).

Kaitannya dengan pengajaran seorang guru tidak hanya sekedar mengajar

sesuai dengan buku panduan, tetapi benar-benar menguasai materi pelajaran.33

Tahu akan hukum atau berilmu bagi seorang pendidik menjadi sangat urgen

sekali untuk mencapai tujuan pendidikan, karena seorang pendidik adalah

orang yang berpengalaman atau berpengetahuan, sehingga setiap ada

permasalahan akan ditanyakan kepada pendidik (orang yang berpengetahuan)

atau orang yang berkompeten di dalam bidangnya. Karena seseorang

mempunyai kompetensi di dalam bidangnya masing-masing dan ini

merupakan kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru,

khususnya guru PAI.

Ditinjau dari kompetensi guru PAI, bahwa pemikiran Paku Buwono

IV yaitu tuhu akan hukum merupakan kompetensi profesional (kemampuan

menguasai materi secara luas dan mendalam)34 yang harus dimiliki oleh guru,

di antaranya: menguasai bahan pengajaran, menguasai program kerja,

menguasai pengelolaan kelas, mampu menggunakan media, menguasai

32 Andi Harsono, op.cit., hlm. 15. 33 Zakiah Darajat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), cet. IV, hlm.

40. 34 Undang-Undang Guru dan Dosen, loc.cit.

Page 85: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

75

landasan-landasan kependidikan, mampu mengelola interaksi belajar

mengajar, menilai prestasi peserta didik untuk kependidikan dan pengajaran di

sekolah, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah memahami

prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna

keperluan pengajaran.35 Artinya seorang guru harus profesional dalam

bidangnya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :

)٤٣ :النحل (فاسألوا أهل الذكر إن كنتم ال تعلمون

maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui. 36(QS. An-Nahl : 43)

Hal tersebut senada dengan sabda Rasulullah SAW:

ايب هريرة رضي اهللا عنه قال قال رسول اهللا صلي اهللا عليه وسلمعن 37)رواه البخاري(اذا وسد االمر اىل غري اهله فانتظر الساعة

bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidak ahli, maka tunggulah kehancurannya. (HR. Bukhari )

Dari kedua dalil di atas mengharuskan bagi seorang guru untuk

memiliki kompetensi profesional yang memadai dalam bidangnya masing-

masing, karena yang menentukan arah berhasil tidaknya tujuan pendidikan

yang dicita-citakan.

35 Lihat BAB II (Kompetensi Profesional) 36 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : CV. Diponegoro, 2000).

hlm.217. 37 Imam Abi Abdillah Ibnu Isma’il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz I ( Lebanon : Daarul

Kutub, t.t), hlm. 26.

Page 86: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

76

4. Beribadah

Beribadah kata dasarnya adalah ibadah, ibadah berasal dari akar kata

“abada” yang berarti menyembah. Orang yang menyembah disebut “abdun”

(mufrad) atau “ibaadun” (jamak). Dengan kata lain orang yang menyembah

adalah “abdun” atau “ibaadun”, bentuk pekerjaannya disebut ibadah.38Kata

“ibaadun” bisa berarti orang yang beribadah, pengabdi atau pelayan.39

Menurut Paku Buwono IV seorang guru harus taat beribadah dalam

arti melaksanakan semua perintah syari’at, misalnya shalat lima waktu tidak

boleh ditinggalkan, siapa yang meninggalkan akan merugi.40

Ibadah yang mempunyai arti pengabdian atau penyembahan ada dua

macam yaitu: ibadah “mahdlah” (sifatnya langsung berhubungan dengan

Allah) dan ibadah “ghairu mahdlah”( tidak langsung, dalam arti hubungan

sosial dengan sesama makhluk). Menurut Paku Buwono IV bahwa orang yang

beribadah adalah orang yang rajin melaksanakan ibadah sebagai manifestasi

makhluk Tuhan.41

Kaitannya dengan seorang guru, beliau Paku Buwono IV mempunyai

pemikiran bahwa salah satu kriteria guru yang baik adalah guru yang

beribadah,42 baik ibadah “mahdlah” maupun ibadah “ghairu mahdlah”.

Ibadah “mahdlah” misalnya shalat,43 haji dan lain-lain, sedangkan ibadah

“ghairu mahdlah” misalnya menolong sesama dan termasuk pengabdiannya

kepada sesama yaitu mengajar dan mendidik kepada peserta didik. Guru PAI

yang notabene guru Islam harus bisa menyeimbangkan antara pengabdiannya

kepada Allah maupun pengabdian kepada sesama.

38 Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Al-Ashri Arab Indonesia, (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1998), cet. VIII, hlm. 1267. 39 Ibid, hlm. 1256. 40 Andi Harsono, op.cit., hlm. 48. 41 Zainal Arifin, op.cit., hlm. 61. 42 Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV, Terjemahan Serat Wulangreh, (Semarang : Dahara

Prize, 1994), cet. 3, hlm. 14. 43 Andi Harsono, loc.cit.

Page 87: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

77

Ditinjau dari komptensi guru PAI, kriteria guru di atas (beribadah)

merupakan kompetensi personal seorang guru (kemampuan kepribadian yang

mantap).44 Tugas utama seorang guru, khususnya guru PAI secara personal

mereka taat beribadah, menjalankan syari’at-syari’at Islam. Secara sosial

mereka mengabdi kepada masyarakat atau sesama yaitu mendidik dan

mengajarnya. Tugas keguruan bukan hanya panggilan kerja profesional

melainkan juga pengabdian kepada sesuatu. Profesi keguruan bukan hanya

kerja mencari nafkah keseharian, melainkan juga panggilan jihad untuk

mencurahkan segala kemampuan untuk mencari ridla Tuhan. Jika panggilan

profesi guru hanya dibatasi oleh ruang dan waktu profesional, maka di dalam

panggilan jihad seorang guru tidak mengenal ruang dan waktu bekerja. Juga

panggilan profesi lebih berorientasi kepada materi, maka panggilan jihad lebih

kepada pengabdian dan pelayanan tanpa balasan.45 Oleh karena itu seorang

guru harus benar-benar beribadah atau mengabdikan dirinya kepada

masyarakat.

5. Wira’i

Menurut Paku Buwono IV seorang guru harus senantiasa wira’i.46

Wira’i atau wara’ dalam kitab Ta’limul Muta’allim ditafsirkan guru harus

dapat menjaga kredibelitas status sehingga bisa menjaga diri dari perbuatan

yang dilarang oleh agama serta menjaga diri dari nafsu amarah.47Wira’i juga

berarti selalu menghindari perbuatan-perbuatan yang mengarah pada dosa dan

maksiat (menjaga diri). Seorang guru PAI harus bisa menjaga diri jangan

sampai terjerumus ke jurang kemaksiatan yang pada akhirnya akan

menjatuhkan martabat dan kewibawaannya sebagai guru.

44 Undang-Undang Guru dan Dosen, loc.cit. 45 Imam Tholkhah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan, Mengurai Akar Tradisi

dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. IV, hlm. 226.

46 Andi Harsono, loc.cit. 47 Asy-Syekh az-Zarnuji, loc.cit.

Page 88: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

78

Ditinjau dari komptensi guru PAI wira’i merupakan kompetensi

personal (kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan

berwibawa serta menjadi teladan peserta didik),48 karena wira’i adalah sifat

yang dimiliki seseorang secara personal, secara sosialnya mereka dalam

bergaul dengan masyarakat harus senantiasa wira’i.

Guru yang wira’i senantiasa selalu menjaga dirinya dan penuh hati-

hati disetiap tindakannya, dan mereka takut ketika bertindak yang tidak sesuai

dengan syari’at-syari’at Islam. Wira’i sangat terkait dengan kehidupan sosial

masyarakat. Dan ini merupakan kompetensi personal seorang guru PAI yang

berat untuk dilaksanakan. Walaupun berat tapi sifat wira’i yang dimiliki akan

senantiasa menjaga kedudukan atau martabatnya.

6. Ikhlas

Menurut Paku Buwono IV keikhlasan seorang guru merupakan salah

satu kriteria guru yang baik.49 Tugas guru dalam mengajar tidak bisa

disamakan dengan mencari pangkat ataupun prioritas, karena memang dalam

tugas tersebut, seorang guru adalah lebih mulia dan lebih luhur dari pada yang

lain, sehingga ketika suatu keilmuan semakin mulia dan memberikan banyak

kemanfaatan bagi manusia, maka hal itu dapatlah mengangkat derajat seorang

guru menjadi mulia dan tinggi.50

Jika seorang guru ikhlas beramal semata untuk Allah51 dan niat

mengamalkan ilmunya untuk kemanfaatan manusia, mengajarkan kebaikan,

serta memberantas kebodohan, maka semua itu dapat memperbanyak amal

kebaikannya, juga menambah ganjarannya, seperti sabda nabi Muhammad

yang artinya semua amal tergantung dengan niat.52

48 Undang-Undang Guru dan Dosen, loc.cit. 49 Andi Harsoso, loc.cit. 50 Fuad bin Abdullah Aziz asy-Syalhub,op.cit., hlm.ix. 51 Andi Harsono, op.cit., hlm. 16. 52 Ibid.

Page 89: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

79

Kriteria ikhlas itu sendiri bukan hanya bersih dari tujuan lain selain

Allah yang bersifat lahir seperti mengajar untuk mendapatkan upah atau gaji,

misalnya. Lebih dari itu, ikhlas berhubungan dengan niat yang letaknya dalam

hati, dan itu merupakan proses panjang, sepanjang usia manusia dalam

usahanya menjadikan dirinya menjadi manusia yang sempurna.53

Banyak para guru yang mengabaikan sesuatu yang sangat urgen ini,

yaitu membangun dan menanamkan prinsip “ ilmu dan amal yang ikhlas

semata untuk Allah,” ini merupakan hal yang tidak gampang dimengerti oleh

manusia, karena jauhnya mereka dari metode-metode Ilahi. Demi asma Allah,

begitu banyak ilmu yang seharusnya berguna dan bermanfaat bagi umat, tapi

ternyata tidak memberikan manfaat apa-apa dan hilang begitu saja debu yang

beterbangan. Hal itu dikarenakan tidak adanya keikhlasan berilmu dan

beramal pada diri seorang guru, tidak berjalan di atas jalan yang benar, serta

tidak benar-benar bertujuan memberikan kemanfaatan bagi saudara

muslimnya. Tetapi tujuan mereka lebih cenderung berorientasi pada pangkat

dan jabatan.54 Jadi, ilmu yang seharusnya bermanfaat, malah menjadi seperti

debu yang beterbangan. Semestinya banyak sekali ilmu dan pengetahuan yang

bermanfaat bagi manusia di dunia, serta dapat mengantarkannya kepada

kemuliaan dan keluhuran, tetapi karena tidak adanya keikhlasan berilmu

akibatnya adalah kesia-sian.

Hal senada menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan, guru harus

mempunyai pribadi yang ikhlas, guru hendaknya membebaskan niatnya

semata-mata untuk Allah dalam seluruh pekerjaan edukatifnya baik berupa

perintah, larangan, nasehat, pengawasan, ataupun hukuman kepada murid-

muridnya.55 Sebagaimana firman Allah SWT :

53 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), cet. I. hlm. 69.

54 Fuad bin Abdullah Aziz asy-Syalhub, op.cit., hlm. 3 55 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 93.

Page 90: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

80

الدين له لصنيخم وا اللهدبعوا إلا ليا أمرم۵:البينة .......... (و (

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus..... (QS. Al Bayyinah : 5)56

Jadi, dari hal tersebut di atas, sepatutnyalah para guru bisa

menanamkan dalam hati muridnya,”keikhlasan berilmu dan beramal semata

untuk Allah”, serta mencari ridlo dan pahala dari-Nya, sehingga dapat

muncullah suatu kebaikan dan pujian dari manusia yang merupakan anugerah

dan nikmat dari Allah.57

Ikhlas dalam menjalankan ibadah mahdlah artinya beribadah semata-

mata karena Allah bukan karena kepentingan duniawi. Ikhlas berbuat baik

(menolong) orang lain misalnya berarti menolong tanpa ada kepentingan atau

pamrih atas perbuatannya itu. Pengertian ikhlas semacam itu mudah diterima

dan dipahami akal sehat. Tetapi ikhlas dalam kaitannya dengan profesi

(mencari nafkah) misalnya, tidak berarti bekerja semuanya (lillahi ta’ala)

dengan tanpa bayaran atau dibayar seadanya, tetapi mestinya bekerja sebaik

mungkin walaupun perlu mendapatkan imbalan yang pantas. Substansi nilai

ikhlas di sini adalah kesungguhan bekerja dengan penuh tanggungjawab atas

pekerjaannya itu58.

Ditinjau dari kompetensi guru PAI, keikhlasan dalam mengajar

merupakan kompetensi personal seorang guru (kemampuan kepribadian yang

mantap).59 Dari pembahasan terdahulu tidak semua guru bisa melakukan

keikhlasan, ini merupakan kompetensi yang sangat sulit untuk dilakukan oleh

guru, keikhlasan juga menjadi suatu yang menentukan berhasil tidaknya

pendidikan atau pengajaran. Guru yang tidak ikhlas dalam mengajar tentunya

56 Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 1074. 57 Fuad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, op.cit., hlm. 4. 58 Achmadi, op.cit., hlm. 196. 59 Undang-Undang Guru dan Dosen, lo.cit.

Page 91: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

81

mengajarnya hanya asal-asalan atau hanya untuk menggugurkan

kewajibannya saja, tidak mempersiapkan bahan pelajaran yang akan diajarkan

kapada anak didiknya. Guru semacam itu tidak memikirkan nasib anak

didiknya, yang penting dia mengajar selesai. Keikhlasan mempengaruhi guru

dalam mempersiapkan bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada anak

didiknya. Kalau ditinjau dari kompetensi pedagogik guru PAI, guru tersebut

belum dikatakan mempunyai kompentensi pedagogik, karena kompetensi

tersebut menyangkut pengetahuan karakteristik peserta didik, rencana atau

rancangan pembelajaran, proses pembelajaran bahkan evaluasi yang mereka

terapkan.

Pertanyaan mendasar yang perlu dijawab dan ditemukan solusi

kongkritnya adalah bagaimana menjadi guru yang ikhlas? Lebih-lebih dalam

realita sekarang banyak guru yang menyambi dengan usaha lain, sehingga

mereka menomorduakan tugas mereka yang utama yaitu mengajar, sehingga

menjadikan guru tidak fokus pada tugas mangajarnya yang imbasnya ke anak

didik, anak didik diajar asal-asalan tidak ada rencana atau rancangan

pembelajaran sama sekali. Secara teori menjadi guru yang ikhlas memang

mudah yaitu mengajar hanya mencari ridlo Allah dan tidak mengharapkan

pamrih apapun. Apakah guru yang ikhlas adalah guru yang tidak digaji?

Apakah guru yang tidak digaji bisa ikhlas dalam mengajar? Dalam realita

sekarang hal itu tidak mungkin bisa terjadi, tidak hanya zaman sekarang

bahkan dari zaman sebelumnya. Siapa yang mau menjadi guru yang tidak

digaji atau diperhatikan kesejahteraannya. Sekarang sering terjadi demo yang

dilakukan oleh guru yang tujuannya demi menuntut kesejahteraan. Apabila

mereka tidak dipenuhi haknya, bagaimana nasib mereka, yang lebih berat lagi

bagaimana nasib pandidikan di negeri ini.

Berkaitan dengan peningkatan profesionalitas guru ini, memang harus

ada keberanian terlebuh dahulu untuk meningkatkan kesejahteraan para guru.

Supaya mereka dapat serius memikirkan atau berkosentrasi terhadap tanggung

Page 92: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

82

jawab yang dipikulnya sebagai pendidik, tanpa harus diganggu urusan-urusan

perut.60

Di atas sudah digambarkan betapa timpangnya antara tuntutan

pendidikan atau pengajaran yang ideal yang sudah dirancang dan sudah

dipersiapkan dengan matang dengan kompensasi yang diterima oleh para guru

sebagai nara sumber pandidikan bagi murid atau anak didik. Satu sisi

menuntut agar guru menguasai secara maksimal terhadap persoalan

pendidikan yang bermutu apalagi yang mutakhir, namun sisi lain guru

dihadapkan kepada kebutuhan dasar, yang sampai saat ini belum juga

memadai. Atas fenomena ini, kalangan anggota dewan sendiri menyadari

tuntutan terhadap peningkatan pendidikan di Indonesia tidak mungkin tercapai

kalau tidak didukung oleh pemenuhan kebutuhan dasar, berupa kesejahteraan

bagi para guru.61

Maka, tidak mungkin guru akan menopang tanggungjawabnya kalau

hanya diberi pujian sabagai pahlawan tanpa tanda jasa apalagi untuk bisa

ikhlas, tetapi harus juga diperhatikan kesejahteraan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan sesuai dengan yang diharapkan. Karenanya, kesempatan

untuk membaca guna meningkatkan khazanah pengetahuan hampir tidak ada.

Karenanya tuntutan profesionalisme tidak sebanding dengan imbalan yang

diterima oleh seorang guru. Akibatnya jika panghargaan yang diberikan

begitu rendah, sosok kualitas yang dihasilkan juga akan rendah, dikarenakan

mereka mengajar tidak didasari dengan keikhlasan yang tumbuh dari sanubari

seorang guru.62

Senada dengan hal itu, dalam kaidah ushul fiqh dikatakan “ma

layatimmu wajibu illa bihi fahuwa waajibun”.63 Suatu kewajiban tidak akan

sempurna manakala tidak adanya sesuatu, maka sesuatu itu wajib adanya.

60 Syamsul Ma’arif, op.cit., hlm. 41 61 Munawar Sholeh, op.cit., hlm.88. 62 Ibid. 63 Abdul Hamid Hakim, Mabadi Awaliyah, (Jakarta: Sa’adiyah Putra, t.t.), hlm. 41.

Page 93: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

83

Dari sini dapat dipahami bahwa belajar mengajar adalah kewajiban,

kewajiban itu harus ditunaikan, kewajiban mengajar bagi guru tidak akan

terlaksana tanpa adanya dukungan yaitu kesejahteraan dan peningkatan

kualitas. Akibatnya proses transfer of knowledge atau transfer of value akan

mengalami kemandegan. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia

dan juga kesejahteraan wajib adanya, kewajiban itu diperuntukkan bukan dari

guru (meminta), lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa guru tidak boleh

meminta kesejahteraan ataupun upah, tetapi kesejahteraan itu disediakan dan

dijamin untuk guru, hal itu akan senantiasa mendukung keikhlasan, kerajinan

dan keprofesionalan guru.

Karenanya anggaran pendidikan untuk kesejahteraan guru harus

diperhatikan. Hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi. Untuk mendukung itu

semua, DPR yang selaku wakil rakyat harus berupaya sekeras mugkin untuk

memperhatikan nasib guru dengan memperbesar anggaran pendidikan. Selain

itu DPR juga secara ketat menjaga agar anggaran pendidikan yang seharusnya

menjadi hak guru, tidak bocor atau jatuh ke tangan pejabat-pejabat yang

korup.64

Namun demikian ini semua butuh dukungan dari dengan cara tetap

bekerja keras, bertugas sebagaimana mestinya dan memberikan masukan

kepada anggota DPR agar bila terjadi penyelewengan anggaran selekasnya

dapat diatasi.65 Guru juga tidak sepantasnya hanya menuntut hak, tetapi harus

diimbangi dengan kerja yang professional.

7. Bertapa (berpuasa)

Paku Buwono IV mengajarkan bahwa bertapa merupakan salah satu

kriteria guru yang baik.66 Makna secara bahasa bertapa adalah berpuasa.

Puasa dapat diartikan menahan untuk tidak mudah marah (sabar), dan juga

64 Munawar Sholeh, loc.cit. 65 Ibid. 66 Andi Harsono, loc.cit.

Page 94: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

84

menahan atau mengekang hawa nafsu.67Paku Buwono memerintahkan supaya

mengurangi makan (berpuasa) dan tidur, agar berkuranglah nafsu yang

merajalela sehingga batin akan terasa tenang.68 Batin yang tenang bisa

menumbuhkan sifat sabar.

Sabar dalam etimologi berarti “mengekang”, ia merupakan posisi yang

tinggi, yang tidak dapat diraih kecuali oleh orang-orang yang berhati mulia

dan berjiwa suci.69

Sedang amarah yaitu gejolak dalam jiwa yang membuat sang

pelakunya buta, tidak dapat membedakan mana yang benar dan yang salah.

Amarah merupakan suatu tindakan yang tidak terpuji kecuali marah demi

menegakkan agama Allah. Seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah,

beliau adalah sosok orang yang tidak pernah marah terhadap dirinya sendiri

sehingga tidak ada sesuatu apa pun (nafsu) yang menang. Tetapi beliau akan

marah jika kehormatan Allah dirusak dan diinjak-injak oleh manusia.70

Korelasi hal tersebut dengan pengajaran yaitu, seorang guru pasti

bergaul dengan muridnya, menemui watak dan pemikiran yang berbeda. Ada

diantara mereka yang baik dan yang lemah. Hal itu merupakan suatu

kewajaran bagi seorang guru ketika ia hadir dan mengajar mereka sehari-hari,

bersamaan dengan itu banyak problem yang dipikul oleh murid ataupun hal-

hal yang berhubungan dengan pendidikan guru. Maka seorang guru benar-

benar dituntut bisa bersabar dan bertangungjawab. Kesabaran tidak gampang

diraih, ia butuh kontinuitas agar bisa terbiasa. Tidak memiliki kesabaran

merupakan suatu bahaya bagi guru, apalagi ketika sedang melakukan rutinitas

mengajar karena pada dasarnya sorang guru harus berhadapan dengan akal-

akal anak murid yang berbeda, baik dalam menyerap menerima, ataupun

merespon, pelajaran dan lain sebagainya. Dengan kata lain murid mempunyai

67 Fuad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, op.cit., hlm.30. 68 Andi Harsono, op.cit., hlm. 39. 69 Ibid. 70 Ibid.

Page 95: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

85

karakteristik yang harus diketahui oleh seorang guru, sehingga dengan

kesabarannya menuntun seorang guru mencari dan merancang metode yang

pas untuk diterapkan ketika ia mengajar muridnya yang mempunyai

karakteristik yang berbeda. Memahami karakteristik peserta didik merupakan

kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru.

Tidaklah berkelebihan jika para pakar dalam bidang pendidikan

menyatakan bahwa profesi guru merupakan profesi seorang ibu, artinya

seorang guru harus memiliki kesabaran dan penuh dedikasi bak seorang ibu

terhadap anaknya.71

Kesabaran timbul karena rasa kasih sayang, guru sebagai pemeran

penting dalam proses belajar mengajar tidak perlu pembahasan panjang.

Secara konvensional guru paling tidak harus memilki kualifikasi dasar yaitu

penuh kasih sayang (loving) dalam mengajar dan mendidik. Seorang guru atau

dosen harus mengajar hanya berlandaskan cinta kepada sesama umat manusia

tanpa memandang status sosial, ekonomi, agama, kebangsaan, dan lain

sebagainya. Misi utama guru adalah enlightening ‘mencerdaskan bangsa’

(bukan sebalikya membodohkan masyarakat), mempersiapkan anak didik

sebagai individu yang bertanggungjawab mandiri, bukan menjadikannya

manja dan beban masyarakat. Proses pencerdasan harus berangkat dari

pandangan filosofis guru bahwa anak didik adalah individu yang memiliki

beberapa kemampuan dan keterampilan.72

Ditinjau dari kompetensi guru PAI bertapa (dalam hal ini kesabaran)

merupakan kompetensi personal seorang guru (kemampuan kepribadian yang

mantap).73 Kesabaran akan menentukan wibawa seorang guru. Untuk menjaga

kewibawaan guru tidak harus marah ketika murid melanggar peraturan atau

71 Muhammad Abdul Alim Mursi, Westernisasi dalam Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Fika

Hati, 1992), hlm. 63. 72 Abdurrahman Mas’ud, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, (Yogyakarta : Gama

Media, 2002), hlm.194. 73 Undang-Undang Guru dan Dosen, loc.cit.

Page 96: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

86

bahkan mengejeknya. Banyak kasus ketika seorang guru menyampaikan

materi pelajaran dalam waktu lama, tiba-tiba ada seorang murid yang

mengaku tidak paham sama sekali pelajarannya, atau ketika seorang guru

mendapat sebuah pertanyaan yang melenceng dari pembahasan, malah ketika

ia sedang mengajar ada muridnya yang tidur, yang lebih parah lagi ketika

seorang murid mengatakan kata-kata yang kasar untuk dirinya. Tetapi

meskipun watak dan karakter mereka berbeda, tidaklah seorang guru lantas

menolak perbedaan itu.

Sanggup menguasai amarah merupakan tanda kekuatan guru dan

bukan kelemahanya. Apalagi ketika guru mampu mengimplementasikan apa

yang ia harapkan. Hal itu seperti sabda Rasulullah yang artinya kekuatan

bukanlah ketika ia mampu menguasai manusia,74 tetapi kekuatan adalah

ketika ia mampu menguasai dirinya ketika ia marah.

Cara penyembuhan penyakit marah adalah dengan obat Rabbani atau

Nabawi. Obat Rabbani yaitu adanya suatu pujian Allah terhadap orang-orang

yang dapat menahan amarahnya, bukan hanya itu saja, tetapi juga

mema’afkan kesalahan pelakunya.75 Firman Allah SWT dalam surat Ali

Imran ayat 134 sebagai berikut :

الكاظمنياء ورالضاء ورنفقون في السي نالذينع افنيالعظ ويالغ

سننيحالم حبي اللهاس و١٣٤ :ال عمران( الن (

dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran : 134)76

74 Fuad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, loc.cit. 75 Ibid, hlm. 32. 76 Departemen Agama RI, op.cit.,hlm. 649.

Page 97: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

87

Sedangkan obat Nabawi yang telah dilakukan Rasulullah yaitu dengan

beberapa cara:

a. Mengucapkan ta’awudz.

b. Diam dan tidak bicara sehingga kemarahan reda, sehingga tidak bertambah

parah atau mengkhawatirkan

c. Jika ia berdiri, duduklah dan bila kemarahan tidak juga reda juga, maka

berbaringlah.

d. Berwudlu untuk shalat, karena api kemarahan akan padam dengan air.77

8. Berlandaskan dalil (al-Qur’an), Hadits, Ijma’ dan Qiyas

Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV dalam Serat Wulangreh juga

mengajarkan bahwa orang yang mengajarkan ilmu (guru) hendaknya juga

berlandaskan dalil (al-Qur’an), Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Hal ini tentunya

sesuai dengan tradisi yang diajarkan oleh pendidikan agama Islam. Kalau

tidak ada kaitannya dengan keempat landasan tersebut, maka pengetahuan

yang diajarkan itu bisa terjerumus ke jurang kesesatan.78

Ditinjau dari kompetensi guru PAI, guru khususnya guru PAI yang

berpegang kepada keempat dasar di atas merupakan kompetensi personal

(kemampuan kepribadian yang mantap).79 Dalam setiap tindakan atau tingkah

lakunya secara personal harus sesuai dengan keempat dasar tersebut (al-

Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas). Jika seorang guru (guru PAI)

meninggalkan salah satunya, maka mereka akan tersesat yang berakibat pada

dirinya sendiri bahkan paserta didiknya. Karena guru (guru PAI) adalah

panutan atau teladan perilaku keberagamaan peserta didik maupun

masyarakat. Keempat dasar di atas adalah dasar atau petunjuk dalam

kehidupan. Tanpa dasar tersebut maka ibarat berjalan di medan yang gelap

gelita tanpa adanya penerangan atau lampu. Petunjuk diibaratkan sebuah

77 Ibid, hlm. 33. 78 Munarsih, op.cit., hlm. 14. 79 Undang-Undang Guru dan Dosen, loc.cit.

Page 98: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

88

lampu yang menunjukkan mana jalan yang baik dan mana jalan yang jelek.

Dengan petunjuk manusia akan tahu mana yang khaq dan mana yang batal.

Menurut hemat penulis setelah meninjau beberapa kriteria guru yang baik

menurut Paku Buwono IV dalam Serat Wulangreh dari kompetensi guru PAI

terkesan bahwa kriteria guru tersebut hanya termasuk kompetensi pedagogik,

personal, dan profesional. Tetapi kriteria tersebut akan berpengaruh pada

kompetensi sosial seorang guru. Jika seorang guru bisa mempunyai kriteria guru

yang nyata, baik martabatnya, berpengetahuan, beribadah, wira’i, bertapa, ikhlas,

dan berlandaskan Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas, tentu sangat perpengaruh

sekali pada kehidupan sosial seorang guru, dengan kata lain hubungan sosialnya

dengan peserta didik, orang tua wali, sesama guru dan masyarakat sekitar

(sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Guru dan Dosen yaitu penjelasan

pasal 10 80 ) terjalin dengan baik, efektif dan efisien. Oleh karena itu dari kriteria

guru menurut Paku Buwono IV ada muatan kompetensi sosial.

B. Kontribusi Pandangan Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV dalam

Pendidikan

Pada dasarnya, ilmu pengetahuan yang tersebar di dunia dewasa ini

(termasuk dunia Islam) merupakan kebudayaan barat yang sudah dipolakan dalam

watak dan kepribadian mereka yang sekuler. Oleh karena itu, dunia Islam saat ini

tengah menghadapi krisis yang tak pernah dialami sepanjang sejarah sebagai

akibat benturan peradaban barat dengan dunia Islam, proses globalisasi, pasar

bebas dan juga westernisasi turut andil dalam perang kebudayaan.

Umat Islam tidak lagi diberi kesempatan berkembang menuju kebudayaan

sendiri, selanjutnya Islam adalah urusan pribadi sedangkan urusan-urusan

bersama dibawah pengaruh barat. Dalam hal ini, penyebab utama adalah sistem

pendidikan yang dipakai umat Islam merupakan jiplakan dari sistem pendidikan

80 Undang-Undang Guru dan Dosen, loc.cit.

Page 99: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

89

barat, baik materi maupun metodologinya. Lebih lanjut tentang gambaran

pendidikan barat bahwa, pendidikan mengutamakan pengajaran pengetahuan

(transfer of knowledge) menitik beratkan pada segi teknik empirik, tidak

mengakui eksistensi jiwa dan juga dari landasan spiritual.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keberadaan berbagai lembaga

pendidikan asing di suatu Negara Islam, yang menjadi bagian dari westernisasi

pihak barat, merupakan sebuah ancaman besar bagi eksistensi generasi muda

Islam di negeri tersebut. Lantaran suatu program westernisasi selalu bertujuan

menjauhkan generasi muda Islam dari ketaatannya beragama dan berakidah,

merusak dan memecah belah persatuan dan kesatuan yang telah ada,

menimbulkan penyakit iri dan dengki diantara generasi muda, serta menciptakan

dan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin, yang pada gilirannya hanya

akan menimbulkan huru-hara dan kekacauan di dalam negeri.81

Begitu juga dengan gambaran guru dan murid, lebih-lebih guru yang

merupakan salah satu penentu utama keberhasilan pendidikan sehingga besar

pengaruhnya terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Ahmad Tafsir

konsep guru dan murid telah dirusak oleh budaya modern yang didasari oleh

rasionalisme, materialisme, dan juga pragmatisme.82 Dalam hal ini guru dianggap

sebagai tenaga gajian, tidak lagi jadi obyek teladan, guru selalu berhitung secara

ekonomis dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Berangkat dari kondisi di atas dan juga dengan memahami pemikiran

kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV dalam Serat Wulangreh, walaupun beliau

tidak sepopuler tokoh pendidikan Islam semisal Imam al-Ghazali, Imam al-

Zarnuji, dan Ibnu Miskawaih di mata pendidikan Islam, tetapi beliau juga sangat

dikenal oleh masyarakat Jawa yang notabene beragama Islam, bahkan pemikiran

beliau tentang guru khususnya hampir sama dengan tokoh pendidikan Islam yang

81 Muhammad Abdul Alim Mursi, op.cit., hlm. 112. 82 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2004), hlm. 74

Page 100: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

90

terkenal sampai saat ini. Maka kemungkinan kontribusi yang dapat diambil dari

konsep kriteria guru yang baik menurut Paku Buwono IVdalam dunia pendidikan

antara lain:

1. Salah satu kriteria guru yang baik menurut Paku Buwono IV adalah beribadah,

sehingga dapat mewujudkan adanya orientasi tujuan pendidikan yang jelas

yaitu kebaikan duniawi sekaligus kebaikan ukhrawi dengan pengabdian diri

kepada Allah SWT.

2. Adanya etos kerja seorang guru dalam mendidik maupun mengajar yang penuh

kedisiplinan serta didasari hanya semata-mata mengharap ridla Allah SWT,

karena menurut Paku Buwono IV sendiri bahwa salah satu kriteria guru yang

baik adalah keikhlasan sehingga pembelajaran yang dilakukan benar-benar

dapat membawa peserta didik menuju keberhasilan dalam hidupnya.

3. Dari kriteria guru yang baik menurut Paku Buwono IV yaitu guru yang nyata,

baik martabatnya, berpengetahuan, beribadah, wira’i, bertapa, ikhlas dan

berlandaskan al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas, sehingga dapat mewujudkan

optimalisasi kerja seorang guru, dengan memiliki berbagai kompetensi yang

memadai (kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi

personal, dan kompetensi sosial).

Adanya orientasi tujuan pendidikan yang jelas ke arah ukhrawi

mempunyai dampak positif dalam mengembangkan keseimbangan antara

kebutuhan jasmani dan juga rohani. Keseimbangan ini akan menjadi dasar untuk

mencapai kebahagiaan yang sempurna (dunia dan akhirat). Dengan penyertaan

tujuan ini, proses pendidikan tidak hanya transfer of knowledge tetapi transfer of

value dan juga pembekalan yang mantap dan agamis terhadap peserta didik.

Tentang adanya semangat etos kerja seorang guru dalam mendidik

maupun mengajar mempunyai dampak yang positif yaitu meningkatnya kualitas

kerja guru dalam mengajar ataupun mendidik. Jadi guru dalam bekerja (mengajar

dan mendidik) tidak hanya demi menggugurkan kewajiban atau karena tunduk

kepada atasan tetapi mencapai taraf kesadaran bahwa mengajar adalah tugas yang

Page 101: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

91

sangat mulia dan juga menjadi faktor penting untuk membangun bangsa dan

negara dengan didasari nilai-nilai ajaran syari’at Islam.

Sehubungan dengan uraian di atas, al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh

Abidin Ibnu Rusn berkata :

“Makhluk yang paling mulia di muka bumi ialah manusia. Sedangkan yang paling mulia penampilannya adalah kalbunya. Guru atau pengajar selalu menyempurnakan, mengagungkan dan mensucikan kalbu itu serta menuntunnya untuk dekat kepada Allah.”

“Seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, dialah

yang dinamakan orang besar di bawah kolong langit ini. Ia bagai matahari yang mencahayai orang lain, sedangkan ia sendiri pun bercahaya. Ibarat minyak kasturi yang baunya dinikmati orang lain, ia sendiripun harum.”83

Dari dua pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa profesi keguruan

merupakan profesi yang paling mulia dan paling agung dibanding dengan profesi

yang lain. Dengan profesinya itu seorang guru menjadi perantara antara manusia

dalam hal ini murid dengan penciptanya, Allah SWT.

Guru memiliki beberapa fungsi diantaranya : pertama, fungsi penyucian;

artinya seorang guru berfungsi sebagai pembersih diri, pengembang, serta

pemelihara fitrah manusia. Kedua, fungsi pengajaran; artinya seorang guru

berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada

manusia agar mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan

sehari-hari.84

Yang terpenting bagi guru adalah mereka dapat mengajar sesuai tujuan

yang diharapkan yang didasari keikhlasan mengamalkan ilmunya serta tidak

dibayang-bayangi urusan perut.

Tentang optimalisasi kerja seorang guru dalam proses pendidikan,

merupakan konsep untuk pengamalan secara maksimal ajaran Islam. Dalam

kontek ini guru adalah sosok yang memilki motivasi mengajar yang tulus, yakni

83 Abidin Ibnu Rusn, op.cit., hlm. 64. 84 Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat,

(Semarang: Gema Insani Press, 1995), hlm. 170.

Page 102: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

92

ikhlas dalam mengamalkan ilmunya, bertindak sebagai orang tua yang penuh

kasih sayang kepada anaknya dapat mempertimbangkan kamampuan intelektual

anaknya, bersikap terbuka dan demokrasi dapat bekerja sama dalam memecahkan

masalah dan juga sosok yang perlu diteladani. Semua itu dapat diraih jika seorang

guru benar-benar mempunyai kompetensi yang memadai (meliputi kompetensi

pedagogik, personal profesional, dan sosial) yang perlu untuk optimalkan (tidak

ecek-ecek), sehingga tujuan pendidikan yang dicita-citakan dapat tercapai.

Dengan demikian kriteria guru yang baik yang telah dikonsepkan oleh

beliau kenjeng susuhunan paku buwono IV dalam karyanya serat wulangreh dapat

mengantarkan pendidikan ke arah yang semakin baik serta berkualitas. Karena

pada dasarnya berkualitas atau tidaknya suber daya manusia suatu kaum, bangsa

dan Negara sangat tergantung pada kualitas pendidikan yang dimiliki. Pendidikan

yang berkualitas juga sangat tergantung pada seorang guru. karena guru

merupakan sosok yang fundamental dalam proses pendidikan.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, maka betapa mulianya dan

betapa pentingnya seorang guru dalam dunia pendidikan yang ditawarkan oleh

Paku Buwono IV, dan yang terpenting adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai

pendidikan (khususnya tentang guru) Paku Buwono IV di tengah masyarakat

modern.

Di dunia modern pendidikan sudah merata sampai kepelosok desa

sekalipun. Kecanggihan teknologi dan kecepatan komunikasi akan selalu

mempengaruhi pola pikir manusia. Ilmu pengetahuan, harta, dan tahta mampu

diraihnya. Permasalahannya, banyak orang yang cerdas, pintar, terampil kreatif,

produktif, dan juga professional, tetapi ironisnya semua itu tidak dibarengi oleh

kekokohan aqidah dan kedalaman spiritual, serta keunggulan akhlak. Hal ini

disebabkan karena pendidikan yang mereka peroleh hanya sebatas transfer of

Page 103: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

93

knowledge, bukan transfer of value atau pendidikan nilai dan pembinaan jiwa

pembentukan akhlak.85

Berangkat dari fenomena di atas, maka diperlukan adanya reorientasi

pendidikan dan guru. Dengan pendidikan, diharapkan menusia mencapai

kesempurnaan akhlak yang mampu menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam

dan nilai-nilai ilahi yang dibarengi oleh sikap kritis, dinamis, progresif, terbuka

bahkan proaktif dan antisipatif. Tetapi juga mengembangkan nilai-nilai

kooperatif, kolaboratif, toleran serta komitmen pada hak dan kewajiban asasi

manusia. Begitu juga dengan guru, guru disiapkan bukan untuk mencari materi,

kehormatan ataupun kamashuran tetapi untuk mengemban amanah ilahi yang

mulia ini. Ia bukanlah petugas suruhan tetapi panggilan jiwa dan pengabdian diri.

Harapan untuk menjadikan guru sebagaimana tersebut di atas sebenarnya

dapat dipersiapkan sejak awal mereka mengenyam pendidikan, baik masih

dibangku kelas mahasiswa atau lembaga pendidikan lainnya. Dan juga dapat

disiapkan melalui berbagai macam kegiatan seperti pelatihan, loka karya, seminar

atau sejenisnya. Dengan demikian, setidaknya akan tertanam pada diri guru

beberapa sifat dasar sebagaiman tersebut di atas serta tertanam untuk

mengembangkan kualitas kompetensi yang dimiliki. Hal itu akan berimplikasi

besar terhadap proses pendidikan, gurulah yang memegang proses tersebut,

sehingga sangat dibutuhkan seorang guru yang benar-benar bisa menjalankan

amanah dengan didasari kesadaran bahwa tugas guru adalah sangat mulia yang

diimbangi dengan keikhlasan dan kemampuan yang memadai serta bekualitas,

sehingga tujuan pendidikan utama yaitu meraih keberhasilan serta kebahagiaan

dunia maupun akhirat akan tercapai.

85 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, ( Surabaya: Pustaka Pelajar, 2003),

hlm. 215.

Page 104: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

94

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari sumber-sumber buku yang telah dibahas pada bab

yang terdahulu beserta analisa sebagaimana yang telah diuraikan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap

proses pendidikan. Dalam perspektif pendidikan Islam, keberadaan,

peranan dan fungsi guru merupakan keharusan yang tidak dapat diingkari.

Tidak ada pendidikan tanpa kehadiran guru. Guru merupakan penentu arah

dan sistematika pembelajaran mulai dari kurikulum, sarana, bentuk pola

sampai kepada usaha bagaimana anak didik seharusnya belajar dengan

baik dan benar dalam rangka mengakses diri akan pengetahuan dan nilai-

nilai hidup. Oleh karena itu guru harus mempunyai kompetensi yang

memadai di bidangnya masing-masing, meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi personal, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

2. Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV sebagai pengarang Serat Wulangreh

dilahirkan pada hari Kamis Wage jam sepuluh malam, tanggal 18 Rabi’ul

Akhir, Wuku Watu Gunung, Windu Sengara tahun Je 1694, atau tanggal

2 September 1768. Pada usia muda bernama Raden Mas Gusti Subadiyo,

setelah dewasa bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom

Amangkunagara Sudibyarajaputra Narendra Mataram. Beliau dinobatkan

sebagai raja pada hari Senin Paing, tanggal 28 Besar tahun Jimakir 1714,

atau tanggal 18 September 1788, terkenal dengan nama Ingkang Sinuwun

Bagus.

3. Serat Wulangreh yang mempunyai 13 tembang (Dhandanggula, Kinanthi,

Gambuh, Pangkur, Maskumambang, Megatruh, Durma, Wirangrong,

Pucung, Mijil, Asmarandana, Sinom, dan Girisa) adalah hasil karya Paku

Buwono IV yang terkenal hingga sekarang dimana serat tersebut banyak

mengungkap tentang ajaran-ajaran moral dan nilai-nilai luhur serta budi

pekerti utama yang dijadikan sebagai pedoman hidup untuk membina

Page 105: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

95

kepribadian yang bukan hanya relevan bagi pedoman pendidikan para

pejabat, pegawai maupun abdi kerajaan pada waktu itu, namun jika digali

dan dipelajari secara mendalam nilai luhurnya tetap aktual sampai

sekarang lebih-lebih ditinjau dari pendidikan Islam. Walaupun beliau tidak

sepopuler tokoh pendidikan Islam semisal Imam al-Ghazali, Imam al-

Zarnuji, dan Ibnu Miskawaih di mata pendidikan Islam, tetapi beliau juga

sangat dikenal oleh masyarakat Jawa yang notabene beragama Islam,

bahkan pemikiran beliau tentang guru khususnya hampir sama dengan

tokoh pendidikan Islam yang terkenal sampai saat ini.

4. Kriteria guru yang baik (yang pantas untuk dijadikan sebagai guru)

menurut Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV dalam Serat Wulangreh

pupuh Dhandanggula ditinjau dari kompetensi guru PAI adalah sebagai

berikut : guru yang nyata atau benar (nyata menjadi seorang guru yang

mempunyai kompetensi pedagogik, personal, profesional, dan sosial), baik

martabatnya kompetensi personal, tahu akan hukum (kompetensi

profesional), beribadah (kompetensi personal), wira’i (kompetensi

personal), bertapa (berpuasa) (kompetensi personal), ikhlas (kompetensi

personal), berlandaskan dalil (al-Qur’an), Hadits, Ijma’ dan Qiyas

(kompetensi personal). Dengan harapan tujuan pendidikan yang dicita-

citakan dapat tercapai melalui proses pembelajaran transfer of knowledge

maupun transfer of value yang didukung oleh kompetensi guru yang

memadai serta mengedepankan nilai-nilai akhlakul karimah, sehingga

ilmu yang diajarkan oleh guru atau ilmu yang didapat oleh murid atau

peserta didik dapat berkembang dan benar-benar bermanfaat di dunia

maupun di akhirat.

Dari pemikiran Paku Buwono IV tentang kriteria guru yang baik

dapat memberi dorongan kepada pendidik untuk meningkatkan kualitas

keprofesionalannya dalam mengajarkan dan mengamalkan ilmunya

kepada peserta didik khusunya dan masyarakat pada umumnya. Guru yang

baik tidak mutlak dari pemikiran Paku Buwono IV yang telah dituangkan

dalam Serat Wulangreh, karena semua orang pasti ada sisi kekurangannya,

Page 106: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

96

dan semua dari pelbagai pemikiran tokoh pendidikan adalah saling

melengkapi kekurangan tersebut.

Harapan setelah mempelajari dan mengkaji pemikiran Paku

Buwono IV tentang guru yang baik adalah terbentuknya jiwa pendidik

maupun pengajar yang benar-benar profesional dalam bidang masing-

masing yang dilandasi dengan keikhlasan kepada Allah, semangat

pengabdian kepada mesyarakat dan berusaha untuk membentuk jiwa

peserta didik yang berakhlakul karimah, serta menjunjung tinggi dan

melaksanakan nilai-nilai ajaran syari’at Islam, sehingga dapat meraih

keberhasilan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

B. Saran-saran

Setelah penulis menyimpulkan dari sumber yang telah dibahas,

selanjutnya penulis akan memberikan beberapa saran yang menurut hemat

penulis sangat perlu untuk peningkatan kualitas mutu pendidikan. Adapun

saran-saran tersebut antara lain:

1. Studi tentang tokoh-tokoh pendidikan baik pendidikan Islam maupun

umum sangat perlu untuk diteruskan, sebagaimana studi tentang pemikiran

Kanjeng Susuhunan Paku Buwono IV, mengingat masih banyak masalah

pendidikan yang harus di atasi.

2. Seorang guru harus benar-benar mempunyai kompetensi yang memadai

(berkompeten dalam bidang masing-masing), terutama guru PAI yang

sangat dipandang oleh masyarakat untuk dicontoh perilaku dan suri

tauladannya. Guru harus tahu perkembangan zaman dan menyiapkan

berbagai alat untuk bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang

muncul pada zaman tersebut. Mengingat dengan perkembangan zaman

sekarang ini mental dan moralitas manusia semakin menurun khususnya

generasi muda bahkan mental dan nilai-nilai keagamaan hanyut bersama

derasnya arus modernisasi, westernisasi, dan globalisasi.

3. Bagi tenaga pendidikan khususnya dan orang-orang yang berkecipung di

dalam dunia pendidikan diharapkan selalu aktif dalam pengembangan

Page 107: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

97

ilmu, tidak menelan secara instant, tetapi bagaimana mampu menciptakan

hal yang baru ataupan menggali khasanah tokoh-tokoh pemikir Islam

terdahulu sehingga tidak ada kemandegan atau keterputusan dalam ilmu

pengetahuan.

C. Penutup

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, hidayah, taufik, dan inayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dengan

disertai do’a, semoga skripsi yang cukup sederhana ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya serta bagi para pembaca pada umumnya.

Sebagaimana pada umumnya, karya manusia tentu tidak ada yang

sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

kontruktif dari para pembaca mengingat skripsi yang penulis susun ini masih

jauh dari kesempurnaan.

Semoga Allah SWT senantiasa mamberikan ridla-Nya kepada kita

semua dan memberikan kamanfaatan yang besar pada skripsi yang penulis

susun dengan segenap kemampuan ini. Amin.

Page 108: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

98

Page 109: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005, Cet. 1

Al-Abrasyi, Muhammad al Atiyyah, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam,

Bandung: Pustaka Setia, 2003.

Al-Bukhari, Imam Abi Abdillah Ibnu Isma’il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz

1, Lebanon : Daarul Kutub, t.t.

Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Jilid I, Beirut: Dar Al-kitab Al-Islami, t.t.

Al-Sya’roni, Abdul Wahab, Minah Al-Saniyah, Semarang: Toha Putra, t.t.

Al-Zarnuji, al-Syekh, Ta’lim al-Muta’alim, Semarang: Pustaka Alawiyah.t.t.

An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan

Masyarakat, Semarang: Gema Insani Press, 1995.

Arifin, Zainal, Konsep Guru Menurut Sunan Kalijaga dalam Serat Wulangreh,

Skripsi Sarjana IAIN Walisongo Semarang, Semarang : Perpustakaan

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Yogyakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Arsip Forum KG Cozy, Copyright 2000-2007.

Asy-Syalhub, Fuad bin Abdul Aziz, Muhammad SAW Al Muallimul Aw-Wal

(Mengajar EQ Cara Nabi, Konsep Belajar Mengajar Cara Rasulullah

SAW), terj. Ikhwan Fauzi , Bandung : MQS Publishing, 2005, Cet.1.

Aziz, Erwati, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri, 2003.

Azizy, A.Qodri A, Pendidikan (Agama) Untuk Membangun Etika Sosial,

Semarang : Aneka Ilmu, 2003, Cet. 3.

Dalem Poerwadiningratan kota Surakarta dari Wikipedia Indonesia

Darajat, Zakiah, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. 3.

_____, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1982, Cet. 3.

_____, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Bandung: CV Ruhama,

1995, Cet. 2.

Page 110: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung : CV. Diponegoro,

2000.

Departemen Pendidikan Nasional, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PAI untuk

SMU, Jakarta: Badan Penelitian dan Pusat Pengembangan Kurikulum,

2001.

_____, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

_____, Sistem Penilaian Kurikulum 2004, Jakarta : Depdiknas, 2004.

Dewey, John, Demokrasi And Education, New York : Macmillan, 2004.

Dinata, Nana Syaodih Sukma, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2003.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Gordon, Thomas, Guru Yang Efektif, Jakarta: Rajawali Pers, 1986.

Hakim, Abdul Hamid, Mabadi Awaliyah, Jakarta: Sa’adiyah Putra, t.t.

Harsono, Andi, Tafsir Ajaran Serat Wulangreh, Yogyakarta: Pura Pustaka, 2005,

Cet. 1.

http:// Incubator.Wikimedia.org/wiki/Wb/jv/Tembang/Macapat.

http://www.pikiran rakyat.com

Ibnu Rusn, Abidin, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1998.

Isa, Kamal Muhammad, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Fikahati

Aneska, 1994.

Kusumo, H. Karkono Kamajaya Parto (Javanolog Yogyakarta), “Serat Centhini

Sebagai Sumber Inspirasi Pengembangan Sastra Jawa”.

[email protected].

Ma’arif, Syamsul, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007,

Cet.1.

Marimba, Ahmad. D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: al-Ma’arif,

1998, Cet. 3.

Mas’ud, Abdurrahman, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik,

Yogyakarta : Gama Media, 2002.

Page 111: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Surabaya: Pustaka Pelajar,

2003.

Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rakesarasin,

1996, Cet. 3.

Muhdlor, Ahmad Zuhdi, Kamus Al-Ashri Arab-Indonesia, Yogyakarta: Multi

Karya Grafika, 1998), Cet. VIII.

Muhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Mizaka Galiza,

2003.

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2004.

Munandir dan Hanafi, Imam, Kamus Kata Serapan Bahasa Indonesia, Malang:

Univeritas Negeri Malang, 2005, Cet. 1.

Munarsih, Serat Centini Warisan Sastra Dunia, Yogyakarta: Gelombang Pasang,

2005, Cet. 1.

Mursi, Muhammad Abdul Alim, Westernisasi dalam Pendidikan Islam, Jakarta :

PT Fika Hati, 1992.

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001,

Nasution, S, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

_____, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2001a.

_____, Persepektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-murid, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2001b.

Nergney, Robert F. Mc, Teacher Development, New York: Macmillan Publishing,

1981.

Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan

Praktis, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.

Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:

Ciputat Press, 2003.

Paku Buwono IV, Kanjeng Susuhunan, Terjemahan Serat Wulangreh, Semarang:

Dahara Prize, 1994, Cet. 3.

Page 112: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

Paraba, Hadirja, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan Pembina Pendidikan Agama

Islam, Jakarta: Friska Agung Insani, 1999.

Partanto, Pius A dan al-Barry M Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:

Arkola, 1994.

Poerwati, Endang, dkk., Perkembangan Peserta Didik, Malang; UMM Press,

2002.

Purwadi, Filasafat Jawa, Yogyakarta : Panji Pustaka, 2006, Cet. 1.

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja

Rosda Karya, 1995.

Sa’adah, Fihris,“Aplikasi Kritis dan Andragoni Klasik”, Edukasi, vol.II, nomor 1,

Januari, 2004.

Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers,

1990.

Sholeh, Munawar, Politik Pendidikan, Jakarta : Grafindo Khazanah Ilmu,

2005,Cet. 1.

Soenarjo, al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta, Yayasan Penyelenggaraan

Penterjemahan, 1994.

Surya, Mohamad, Percikan Perjuangan Guru Menuju Guru Profesional,

Sejahtera dan Terlidungi, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2006, Cet. 1.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2003, Cet. 4.

Suryosubroto, B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : PT. Rineka Cipta,

1997, Cet. 1.

Syahidin, ”Pendidikan: Didikkan Agama di PTU”, http://www. pikiran-rakyat.

com/cetak/2006.

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2004.

Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996.

Page 113: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

Tholkhah, Imam dan Barizi, Ahmad, Membuka Jendela Pendidikan, Mengurai

Akar Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2004, Cet. 4,.

Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS) no. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya, Bandung : CV.

Nuansa Aulia, 2005.

Tu’u, Tulus, Peran Disiplin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo,

2004.

Undang-Undang Guru dan Dosen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), Cet. 1.

Untung, Moh. Slamet, Muhammad Sang Pendidik, Semarang : PT. Pustaka Rizki

Putra, 2002.

Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat

Pers, 2002.

Wibowo, Agus, “Sastra Adiluhung Tua dan Terlupakan, Tuntunan Budi Pekerti

dan Penghalus Rohani”, http://www.kabarindonesia.com

Zamroni, Muhammad “Belajar di Alam Bebas”, Edukasi, vol II, nomor 2,

Desember, 2004.

Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992.

Page 114: KRITERIA GURU YANG BAIK MENURUT PAKU BUWONO IV …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : SUPRATNO

Tempat/Tanggal Lahir : Demak, 29 Maret 1983

Alamat : Jl. Kali Blorok Ds. Sidomulyo RT 05 RW IV, Kec. Wonosalam Kab. Demak

Pendidikan : a. Formal:

1. TK Mekar Asih Sidomulyo Wonosalam Demak

Tahun 1990

2. SD N Sidomulyo III Tahun 1996

3. SLTP N 1 Wonosalam Tahun 1999

4. SMA N 2 Demak Tahun 2002

b. Non Formal:

1. Madrasah Diniyah Awaliyah Manba’ul Huda

Sidomulyo Wonosalam Demak

2. Madrasah Diniyah Wustho Raudlatul Abidin

Sidomulyo Wonosalam Demak

3. Pondok Pesantren Raudlatul Abidin Sidomulyo

Wonosalam Demak

4. Pondok Pesantren Daarun Najaah Jerakah Tugu

Semarang