2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura....

74
2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur 2.1.1. Tinjauan Daerah Istimewa Yogyakarta 2.1.1.1. Sejarah Kota Yogyakarta Pada tahun 1568-1586 di pulau Jawa bagian tengah, berdiri Kerajaan Pajang yang diperintah oleh Sultan Hadiwijaya. Dalam pertikaian yang terjadi antara Sultan Hadiwijaya (yang terkenal dengan nama Jaka Tingkir) dengan Adipati dari Jipang yang bernama Arya Penangsang, Jaka Tingkir berhasil memenangkannya dengan bantuan dari beberapa orang panglima perangnya, antara lain Ki Ageng Pemanahan dan puteranya yang bernama Bagus Sutawijaya. Sebagai balas jasa kepada Ki Ageng Pemanahan dan puteranya itu, Sultan Pajang memberikan hadiah sebidang daerah yang dinamakan Bumi Menataok, yang masih berupa hutan belantara yang kemudian dibangun menjadi sebuah kota. Bagus Sutawijaya yang juga menjadi anak angkat dari Sultan Pajang, mendirikan Kerajaan Mataram di atas Bumi Mentaok dan mengangkat dirinya sebagai Raja dengan gelar Panembahan Senopati. Salah seorang puteranya dari perkawinannya dengan Retno Dumilah, memerintah sebagai raja ketiga bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo, beliau adalah seorang patriot dan terkenal dengan perjuangannya merebut kota Batavia dari kekuasaan VOC. Permulaan abad ke-18, Kerajaan Mataram dipimpin oleh Sri Susuhunan Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai geger Petjinan. Pemberontakan dipimpin Raden Mas Said, putra Pangeran Mangkubumi. Pada saat pemberontakan, Paku Buwono II menyelamatkan diri ke Ponorogo bersama penasehatnya. Dengan bantuan VOC, pemberontakan berhasil ditumpas dan dalang pemberontakan Raden Mas Said diasingkan ke Ceylon. Saat kekacauan mulai mereda, Paku Buwono II meminta VOC merebut kembali ibukota Mataram di Kartasura. Maka ditandatanganilah Perjanjian Ponorogo (1743). Ketika menandatangani perjanjian ini, Paku Buwono II tidak berkonsultasi dengan pembesar keraton. Peristiwa ini menimbulkan perselisihan di dalam keluarga keraton, terutama antara Paku Buwono II dengan Pangeran 8 Universitas Kristen Petra

Transcript of 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura....

Page 1: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI

2.1. Studi Literatur

2.1.1. Tinjauan Daerah Istimewa Yogyakarta

2.1.1.1. Sejarah Kota Yogyakarta

Pada tahun 1568-1586 di pulau Jawa bagian tengah, berdiri Kerajaan

Pajang yang diperintah oleh Sultan Hadiwijaya. Dalam pertikaian yang terjadi

antara Sultan Hadiwijaya (yang terkenal dengan nama Jaka Tingkir) dengan

Adipati dari Jipang yang bernama Arya Penangsang, Jaka Tingkir berhasil

memenangkannya dengan bantuan dari beberapa orang panglima perangnya,

antara lain Ki Ageng Pemanahan dan puteranya yang bernama Bagus Sutawijaya.

Sebagai balas jasa kepada Ki Ageng Pemanahan dan puteranya itu, Sultan Pajang

memberikan hadiah sebidang daerah yang dinamakan Bumi Menataok, yang

masih berupa hutan belantara yang kemudian dibangun menjadi sebuah kota.

Bagus Sutawijaya yang juga menjadi anak angkat dari Sultan Pajang, mendirikan

Kerajaan Mataram di atas Bumi Mentaok dan mengangkat dirinya sebagai Raja

dengan gelar Panembahan Senopati. Salah seorang puteranya dari perkawinannya

dengan Retno Dumilah, memerintah sebagai raja ketiga bergelar Sultan Agung

Hanyokrokusumo, beliau adalah seorang patriot dan terkenal dengan

perjuangannya merebut kota Batavia dari kekuasaan VOC.

Permulaan abad ke-18, Kerajaan Mataram dipimpin oleh Sri Susuhunan

Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi

pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai geger Petjinan.

Pemberontakan dipimpin Raden Mas Said, putra Pangeran Mangkubumi. Pada

saat pemberontakan, Paku Buwono II menyelamatkan diri ke Ponorogo bersama

penasehatnya. Dengan bantuan VOC, pemberontakan berhasil ditumpas dan

dalang pemberontakan Raden Mas Said diasingkan ke Ceylon.

Saat kekacauan mulai mereda, Paku Buwono II meminta VOC merebut

kembali ibukota Mataram di Kartasura. Maka ditandatanganilah Perjanjian

Ponorogo (1743). Ketika menandatangani perjanjian ini, Paku Buwono II tidak

berkonsultasi dengan pembesar keraton. Peristiwa ini menimbulkan perselisihan

di dalam keluarga keraton, terutama antara Paku Buwono II dengan Pangeran

8 Universitas Kristen Petra

Page 2: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

9

Mangkubumi. Sementara itu Paku Buwono II memindahkan kerajaan dari

Kartasura ke Surakarta (1745) karena ibukota lama porak poranda akibat geger

Petjinan. Perselisihan dalam keraton didamaikan dengan dibuatnya Perjanjian

Gianti pada tanggal 13 Februari 1755 di Gianti, Salatiga. Perjanjian tersebut

dibuat berdasarkan atas usul dari VOC.

Dalam perjanjian tersebut, disebutkan pula Palihan Nagari, yang berisi

mengenai pembagian Kerajaan mataram menjadi dua, dimana sebagian kerajaan

dikuasai oleh Sri Susushunan Paku Buwono II dan sebagian lainnya dikuasai Sri

Susuhunan Kabanaran yang berganti gelar menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono

I Senopati Ing Alaga Abdu’rachman Sajidin Panata Gama Kalifa’tulah I. Satu

bulan setelah Perjanjian Gianti ditandatangani, Sri Sultan Hamengku Buwono I

mengumumkan nama Ngajogjakarta Hadiningrat sebagai kerajaan Mataram yang

baru dan dipilih nama Ngayogyakarta sebagai ibukotanya.

Menurut Babad Giyanti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa)

adalah nama yang diberikan Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727)

sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti Yogya

yang kerta, Yogya yang makmur, sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti

Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama

Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos

Ramayana. Dalam penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan

Jogja(karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa).

Tanggal 7 Oktober 1756, Hamengku Buwono I memasuki keraton yang

dibangunnya di ibukota Ngayogyakarta yang mana tanggal ini disepakati sebagai

hari jadi Yogyakarta. Disekeliling keraton juga dibangun kampung-kampung

penduduk yang kemudian diberi nama sesuai dengan profesi orang-orang yang

diperbolehkan tinggal di kampung itu. Kampung Bintaran untuk tinggal para

Pangeran Bintaran, Kampung Surokarsan dihuni oleh prajurit surokarsan, Dagen

untuk tempat tinggal para undagi atau tukang kayu dan sebagainya. Keraton

Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada saat itu, dan beliau

menggunakan keraton sebagai pusat daerah paling berpengaruh di Jawa sejak

abad ke-17

Page 3: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

10

Pada tahun 1813, Sri Sultan Hamengku Buwono I, menyerahkan sebagian

wilayahnya kepada salah seorang puteranya yang bernama Bendoro Pangeran

Notokusumo untuk memerintah di daerah itu dengan kedaulatan penuh. Pangeran

Notokusumo yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam I

memberi daerah kekuasaannya dengan nama Adikarto.

Ngayogyakarta mengukir sejarah penting sebagai wilayah pertama yang

bergabung dengan pemerintahan RI setelah diproklamasikan pada tanggal 17

Agustus 1945. Pusat ibukota RI sementara dipindahkan ke Yogyakarta ini sejak

tanggal 4 Januari 1946, yakni pada saat Belanda melancarkan gerakan agresi

militernya yang pertama, meskipun kemudian pada tanggal 6 Juli 1949 pusat

ibukota dikembalikan ke Jakarta. Sejak saat itu muncul sekolah-sekolah dan

perguruan tinggi yang masih ada sampai saat ini.

Setelah perjanjian Giyanti pada tahun 1755 ditandatangani, Hutan Bringan

mulai dibuka, yaitu di sebuah pedukuhan yang disebut Pacethokan. Tempat itu

dibuka untuk pembangunan istana raja dan rumah-rumah bupati. Di dalam babad

juga disebutkan bahwa hutan itu merupakan daerah hunian binatang buas, yang

karena pembangunan itu dipindahkan ke hutan lain atau disingkirkan ke daerah

pegunungan. Pada waktu hutan itu dibuka, sultan bertempat tinggal di Gunung

Gamping yang juga dicatat dalam babad Giyanti. Tempat itu terletak kurang lebih

5 km sebelah barat Yogyakarta sekarang dan dahulu pernah dipakai sebagai

tempat kraman Raden Mas Guntur dengan para pengikutnya. Setelah istana

selesai, pindahlah Hamengku Buwono I ke kota, yang kemudian bernama

Ngayogyakarta Hadiningrat.

Berdasarkan latar belakang perkembangan tersebut, tampak adanya

berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan tempat di hutan Bringan itu,

sehingga menjadi pangkal pertumbuhan kota Yogyakarta. Faktor-faktor yang

mempengaruhi antara lain meliputi faktor sejarah, keagamaan, pengalaman

pribadi Mangkubumi sendiri dan adanya unsur asing dalam diri tentara VOC yang

kemudian bertambah dengan pengaruh pemerintahan Inggris.

Setelah Perang Diponegoro selesai, Yogyakarta mulai tampak tidak lagi

sebagai keraton semata-mata. Rumah Residen Belanda mulai berdiri yang dikenal

sebagai “Loji Kebon”, demikian dengan Benteng Vredeburg yang dikenal sebagai

Page 4: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

11

“Loji Besar”. Kompleks keraton yang terletak di sebelah selatan bangunan

Belanda disebut sebagai “gugusan bangunan-bangunan besar dan kecil terbuat

dari berbagai macam bahan bangunan, dikelilingi tembok besar”.

Orang-orang Eropa pada waktu itu hanya berjumlah 400 orang dan

bermukim di antara keraton dan benteng Vredeburg, Sebagian lagi tinggal di

sebelah Timur benteng yang dikenal sebagai “Loji Kecil”. Mereka mempunyai

gedung pertemuan sendiri (societeit) yang tidak begitu megah dan terletak di

sebelah selatan tempat kediaman residen. Daerah pecinan, tempat bermukim

orang-orang Cina terletak di sebelah Utara Fort Vredeburg dan pasar. Jumlahnya

sekitar 800 orang. Dalem Pekualaman terletak di sebelah timur sungai Code yang

membelah kota Yogyakarta. Di sebelah utara pecinan, dibangun kediaman dan

kantor Patih Danureja yang terletak di sebelah barat sungai Code. Bangunan

gereja Protestan pertama didirikan di sekat kediaman residen sebelah selatan pada

tahun 1857. Pada tahun 1832 diberitakan telah ada sebuah sekolah rendah yang

pertama dengan murid sejumlah 70 orang. Tetapi penyelenggaraannya kurang

berhasil karena kesulitan bahasa pengantar, yaitu bahasa Belanda.

Gambaran keadaan masyarakat di luar keraton mulai menunjukkan tanda-

tanda pertama munculnya sebuah masyarakat kota dan mulai terdapat kaum fakir

miskin, para pengemis dan orang hukuman berantai. Usaha-usaha pertama

pemeliharaan kesehatan melalui vaksinasi merupakan tanda-tanda baru dalam

masyarakat kota.

Sejak tahun 1831 telah didirikan badan pengadilan untuk perkara pidana,

yang diketuai oleh residen sendiri. Sejalan dengan itu mulai pula disusun

organisasi polisi yang makin dapat perhatian dari administrasi kolonial di daerah

itu. Pada masa residen Van Der Valck (1831-1840), daerah kesultanan dibagi

dalam tiga kabupaten, yang dikepalai oleh bupati yang bergelar wedana, yaitu

pegawai yang pendapatannya berupa uang dan tanah. Para bupati itu terdapat di

Bantul Karang sebelah selatan, si Denggung di sebelah utara dan di Kalasan di

sebelah timur. Daerah Kulon Progo dan Gunung Kidul merupakan daerah

swapraja. Para bupati itu membawahi para pembantu, yaitu kepala distrik dengan

gelar tumenggung dan para mantri dengan gelar ronggo.

Page 5: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

12

Pada tahun 1833, di Yogyakarta didirikan sebuah pasukan, yang disebut

schutterij. Para anggotanya terdiri dari orang-orang Belanda yang bertugas

mengawasi gerak-gerik sultan. Adipati Paku Alam diperkenankan memiliki

pasukan sendiri, disamping pasukan prajurit kesultanan. Adanya pasukan-pasukan

ini memerlukan kemampuan organisasi dan kepandaian tertentu yang sampai pada

waktu itu belum dirasakan keperluannya. Hal ini menambah kemungkinan

tumbuhnya lapangan pekerjaan baru bagi penduduk yang secara tidak langsung

mendorong pertumbuhan kota. Berdirinya pasar-pasar dan warung-warung

menambah keramaian kota, tidak saja karena terjadinya lalu lintas barang dagang

tetapi juga lalu lintas uang. Administrasi kolonial sendiri mendapat keuntungan

pajak dari pasar dan warung sebesar fl. 9.000,00 sebulan. Hubungan pos dengan

kereta berkuda juga telah diadakan ke Surakarta dan Magelang dengan stasiun pos

dan kereta yang disebut postiljons, sebanyak delapan buah (empat di dalam kota

dan empat di luar kota), masing-masing dua stasiun dipergunakan untuk jurusan

Surakarta dan Magelang.

Hasil pertanian penduduk yang terpenting ialah beras dan hasil tanaman

umbi-umbian lain. Terdapat juga dalam jumlah terbatas kopi, cabe, indigo, sirih,

gula dan minyak kelapa. Karena banyaknya ternak yang dipotong untuk keperluan

perang, sejak tahun 1930, Yogyakarta harus mendatangkan ternak dari Banyumas,

Kedu dan Pajang. Para pandai emas, perak, besi dan tembaga mulai lagi dengan

pekerjaannya yang sibuk, demikian pula para tukang tatah batu, tukang kayu,

tukang batu dan tukang kaleng. Banyak terdapat pembuat pelana, tenun dan batik

untuk dijual keluar daerah atau untuk ekspor. Dari luar daerah sendiri mengalir

barang minuman dan bahan yang terutama diperlukan oleh orang Eropa. Barang

dagangan seperti gambir, tembakau, porselin, besi, katun, lilin, kemenyan, ikan

asin, rempah-rempah, kuda, kambing dan barang konsumsi lainnya mengalir ke

dalam kota. Kayu jati merupakan hasil produksi daerah Gunung Kidul yang

terkenal karena mempunyai kualitas tinggi.

2.1.1.2. Kondisi Fisik Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki status

sebagai Daerah Istimewa, daerah otonom setingkat propinsi. Propinsi ini

Page 6: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

13

beribukota di Yogyakarta, sebuah kota yang kaya predikat, baik berasal dari

sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota

kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Daerah Istimewa Yogyakarta

dikepalai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai kepala daerah. Undang-

undang yang membentuk Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah otonom

ialah Undang-Undang No. 3 no 19 tahun 1950.

a. Letak Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Wilayah DIY ini berada di bagian tengah Pulau Jawa, termasuk zone

tengah bagian selatan dari formasi geologi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara

astronomi, daerah ini terletak di antara 7°15 -8°15 Lintang Selatan dan garis

110°5-110°4 Bujur Timur, yang mencakup wilayah bekas Swapraja Kasultanan

Yogyakarta, wilayah bekas Swapraja Kadipaten Pakualaman dan tiga daerah yang

semula termasuk wilayah Jawa Tengah, yakni bekas daerah enclave Kapanewon

di Gunungkidul, daerah enclave Kawedanan Imogiri dan daerah enclave

Kapanewon di Bantul.

Secara administratif, keseluruhan wilayah tersebut berbatasan dengan:

• Sebelah Barat Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

• Sebelah Barat Laut Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

• Sebelah Timur Laut Kabupaten Klaten, Jawa Tengah

• Sebelah Timur Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

• Sebelah Selatan Samudera Indonesia

b. Luas Wilayah

Luas keseluruhan wilayah DIY sekitar 3.185,80 km2, yang terbagi dalam

lima wilayah administratif daerah Tingkat II, yaitu :

• Kotamadia Yogyakarta dengan luas 32,5 km2

• Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 km2

• Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 km2

• Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 km2

• Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 km2

Page 7: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

14

c. Topografi

Di bagian utara seluas kurang lebih kurang 4% tanah miring (kelanjutan

dari gunung berapi) dengan sifat-sifat: wilayah hujan, kaya akan mata air dan

sangat subur. Di bagian selatan dan barat seluas lebih kurang 7% dari barat ke

arah selatan dengan ketinggian semakin rendah berakhir pada daratan pantai

alluvial dengan sifat tanah: wilayah hujan, banyak mata air.

Di bagian tengah seluas 41% merupakan tanah datar atau ngarai dengan

sifat tanah cukup subur, jaringan pengairan baik dengan penduduk yang padat.

d. Tipe Tanah

Tipe tanah Yogyakarta adalah:

• Tanah regosol atau vulkanis muda yang terletak antara sungai Progo dan

sungai Opak (di Kabupaten Sleman danBantul)

• Tanah latosol dan inargalit terletak di atas batu kapur terdapat di daerah

Gunung Kidul dan perbukitan Kabupaten Bantul serta Kabupaten Kulonprogo.

• Tanah alluvial dan regosal terdapat di sepanjang selatan Kabupaten Bantul

dan Kabupaten Kulonprogo.

e. Iklim

• Temperatur

Temperatur harian rata-rata berkisar antara 26,6°C sampai 28,8°C sedang

temperatur minimum 18°C dan maksimum 35°C.

• Kelembaban Udara

Kelembaban udara rata-rata 74% dengan kelembaban minimum 65% dan

maksimum 84%.

• Curah Hujan

Curah hujan bervariasi antara 3 mm sampai 496 mm. Curah hujan diatas 300

mm terjadi pada bulan Januari, Februari, April. Curah hujan tertinggi 496 mm

terjadi pada bulan Februari dan curah hujan terendah 3 mm sampai 24 mm

terjadi pada bulan Mei sampai Oktober. Curah hujan tahunan rata-rata 1855

mm.

Page 8: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

15

f. Fisiografi

Dikelompokkan menjadi 4 satuan wilayah, yaitu:

• Satuan fisiografi gunung api yang terbentang mulai dari kerucut gunung api

hingga dataran fluvial gunung api yang meliputi daerah Kabupaten Sleman,

Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Bantul termasuk bentang alam

vulkanik. Daerah kerucut dan lereng gunung api merupakan hutan lindung dan

sebagai kawasan resap air daerah bawahan.

• Satuan pegunungan selatan yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul atau

dikenal sebagai Pegunungan Seribu, merupakan wilayah perbukitan batu

gamping (lime stone) yang kritis, tandus dan selalu kekurangan air dengan

bagian tengah terdapat dataran (Wonosari Basin). Wilayah ini merupakan

bentang alam solusional, dengan bahan batuan induk batu gamping,

mempunyai karakteristik lapisan tanahnya dangkal dan vegetasi penutupnya

relatif jarang.

• Satuan pegunungan Kulon Progo, yang terletak di Kabupaten Kulon Progo

bagian utara merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan

topografi berbukit yang mempunyai kendala lereng yang curam dan potensi

air tanahnya kecil. Satuan dataran rendah merupakan bentang alam fluvial

yang didominasi oleh dataran alluvial, membentang di bagian selatan DIY

mulai dari Kabupaten kulon progo sampai Kabupaten Bantul yang berbatasan

dengan Pegunungan Seribu. Wilayah ini merupakan daerah yang subur.

2.1.1.3. Yogyakarta Masa Kini

Yogyakarta sebagai salah satu propinsi yang didaulat sebagai daerah

istimewa ini mengalami banyak perkembangan. Dimana keraton yang masih

berfungsi sebagai pusat pemerintahan ini juga berkembang dengan adanya

pengaruh kebudayaan luar yang masuk ke daerah Yogyakarta ini.

a. Penduduk

Ada dua faktor yang berkenaan dengan perkembangan penduduk di

Propinsi DIY. Pertama, keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) di

propinsi ini. Program KB pada mulanya diorientasikan kepada penekanan jumlah

Page 9: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

16

kelahiran, telah meningkatkan prioritasnya kepada pembentukan keluarga

sejahtera. Kedua, berkaitan dengan berbagai predikat yang melekat pada kota

Yogyakarta, besarnya arus migrasi antar daerah, khususnya migrasi dari daerah/

propinsi lain ke propinsi DIY.

b. Perdagangan

Kegiatan perdagangan selalu berkaitan dengan kegiatan sektor lainnya.

Gambaran yang lain jelas dari keterkaitan ini adalah beberapa kesetaraan antara

struktur industri dan struktur perdagangan di DIY. Pertama, adalah dalam hal

skala usaha industri, kondisi perdagangan di DIY juga didominasi oleh pedagang

kecil, pedagang informal, dan pedagang tradisional. Kedua, berkaitan dengan

jenis lapangan usaha strategis. Beberapa komoditas ekspor yang menjadi andalan

dalam perdagangan luar negeri merupakan industri-industri strategis dalam

struktur industri di DIY.

Dua keterkaitan tersebut memiliki implikasi yang lebih jauh dalam

penyerapan tenaga kerja dan arus investasi di kedua sektor. Dalam kaitan ini, asas

kemitraan antara pengusaha besar maupun menengah dengan pedagang kecil

menjadi sebuah prasyarat bagi terciptanya sruktur industri dan perdagangan yang

sehat dan seimbang. Lembaga keuangan, semacam bank, koperasi ataupun BPR

memiliki peranan yang amat strategis, terutama berkenaan dengan upaya

pemberdayaan usaha ekonomi berskala kecil.

c. Pendidikan

Dengan julukannya sebagai kota pendidikan, di kota Yogyakarta terdapat

berbagi jenis usaha yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Usaha sewa kamar

atau yang lebih dikenal dengan istilah rumah kost merebak di hampir setiap

rumah, baik yang berbentuk asrama (putra/putri) maupun berbentuk kost yang

menyatu dengan rumah induknya. Dilihat dari fasiltasnya, terdapat beberapa

'kelas' usaha rumah kost. Dari yang paling sederhana (kamar kosongan) sampai

dengan yang paling mewah (dengan fasilitas kamar mandi, televisi, dan telepon

per kamar). Dilihat dari segi manajemen, hampir semua usaha kost ini bersifat

informal. Tidak ada standar harga yang seragam. Harga cenderung dipengaruhi

Page 10: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

17

oleh lokasi kost terhadap pusat-pusat pertumbuhan, seperti lokasi

sekolah/perguruan tinggi, areal pertokoan dan lain-lain.

Berkaitan dengan kebutuhan bacaan, alat-alat tulis dan peraga pendidikan,

terdapat cukup banyak toko-toko buku dan alat tulis. Disamping itu, terdapat pula

usaha informal kegiatan pendidikan, misalnya produksi rak-rak/almari buku,

meja-kursi belajar. Produk-produk yang berbahan baku kayu ini dikemas secara

sederhana, dan terpampang di pinggiran jalan di sekitar lokasi sekolah, seperti di

sekitar jalan Samirono, di sekitar ringroad, dan lain-lain.

Usaha lain di bidang pendidikan yang amat menyolok adalah pada usaha

jasa pendidikan itu sendiri. Berbagai kursus, les privat, dan lembaga pendidikan

memperkukuh basis pendidikan kota ini. Hal menarik dari pertumbuhan lembaga

pendidikan ini adalah semakin banyaknya jenis jasa pendidikan yang ditawarkan.

Keberlimpahan ini semestinya menjadi faktor pendukung tersendiri dalam upaya

meningkatkan ketrampilan siswa didik. Sebab pendidikan formal, bagaimanapun,

tidak akan sepenuhnya mampu memikul fungsi-fungsi utama pendidikan nasional.

d. Pariwisata

Dalam peta kepariwisataan nasional, potensi DIY menduduki peringkat

kedua setelah Bali. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa faktor yang

menjadi kekuatan pengembangan wisata di DIY. Pertama, berkenaan dengan

keragaman obyek. Dengan berbagai predikatnya, DIY memiliki keragaman obyek

wisata yang relatif menyeluruh baik dari segi fisik maupun non fisik, di samping

kesiapan sarana penunjang wisata. Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta relatif

memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.

Menurut penelitian Puslitbang Pariwisata pada tahun 1980, pariwisata

Yogyakarta memiliki beberapa kekuatan daya tarik, seperti iklim yang baik,

atraksi pemandangan yang beragam, budaya yang menarik dan sejarah,

masyarakat yang ramah dan bersahabat, akomodasi khas, gaya hidup, harga yang

pantas.

Page 11: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

18

2.1.2. Tinjauan Fotografi

2.1.2.1. Sejarah Fotografi

Kata fotografi berasal dari kata “foto” yang berarti cahaya dan “grafi”

yang berarti menulis atau melukis. Maka dalam fotografi, kehadiran cahaya

adalah mutlak. Kita baru dapat membuat foto bila terdapat cahaya di lingkungan

kita saat membuat foto.

Fotografi secara umum baru dikenal sekitar 150 tahun lalu. Ini jika kita

membicarakan tentang teknologi. Namun, jika kita membicarakan masalah

gambar dan dimensi yang dihasilkan dari peran cahaya, sejarah fotografi sangatlah

panjang. Dari yang bisa dicatat saja, setidaknya fotografi sudah tercatat sebelum

masehi.

Pada abad ke-5 sebelum masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah

mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat

lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar

secara terbalik lewat lubang tadi. Kemudian, pada abad ke-10 masehi, seorang

Arab bernama Ibnu Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda

miliknya yang bolong.

Demikianlah, fotografi lalu tercatat dimulai resmi pada abad ke-19 yang

lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan

dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun itu, di

Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan

teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa

dibuat permanen. Penemu fotografi dengan pelat logam. Louis Jacques Mande

Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, pemerintah

Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu

sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.

Meskipun tahun 1839 secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal

fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai sebuah teknologi temuan yang baru,

sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa tahun sebelumnya. Sebenarnya,

temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang peneliti Perancis

lain, Joseph Niepce, pada tahun 1826 sudah menghasilkan sebuah foto yang

kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Foto yang

Page 12: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

19

berjudul View from Window at Gra itu kini disimpan di University of Texas di

Austin, AS. Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah

senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai

beberapa jam sampai tercipta imaji. Metode Niepce ini sulit diterima orang karena

lama penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari. Pada tahun 1867,

Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan ini. Dua tahun

kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan

yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, ‘helios’ adalah matahari dan

‘graphos’ adalah menulis. Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre

kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu

diumumkan ke seluruh dunia.

Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata

heliografi lagi karena cahaya apapun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya

matahari. Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi

sebuah aliran tersendiri dalam fotografi. Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian

membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran.

Pada tahun 1901, seorang peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan

pemanfaatan sinar-X untuk pemotretran tembus pandang. Penemuannya ini

kemudian mendapatkan hadiah nobel dan peralatan yang dipakai kemudian

dinamai peralatan rontgen. Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot dan

juga lampu kilat (blits) kemudian juga menggiring fotografi ke beberapa ranah

lain. Pada tahun 1940, Dr. Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan

lampu yang bisa menyala mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik.

Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat.

Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto dengan strobo

sehingga menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar saja.

Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke

dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat

kabar, mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar

pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16

April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa

kebakaran.

Page 13: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

20

Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang

memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar. Foto pertama di surat kabar

adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar

New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu

adalah karya Henry J Newton.

2.1.2.2. Bagian Kamera

a. Badan

Untuk kamera dengan tujuan seni fotografi, biasanya ditambahkan

beberapa tombol pengatur, antara lain:

• Pengatur ISO/ASA Film

• Kecepatan Rana (Shutter Speed}

• Bukaan Diafragma (Aperture)

• Jika diperlukan bisa pula ditambah peralatan: Blitz (atau lebih umum disebut

flash), Tripod atau Lightmeter

Secara umum, badan kamera adalah bagian yang sama sekali kedap

cahaya. Di dalam bagian ini cahaya yang sudah difokuskan oleh lensa akan diatur

agar tepat membakar film. Alat ini berfungsi untuk merekam gambar suatu obyek

pada permukaan yang peka cahaya. Kamera merekam melalui cara kerja optik,

yaitu memasukkan cahaya dengan bantuan lensa sehingga terbentuklah gambar

seperti yang tampak pada jendela bidik permukaan film atau pelat.

Banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera dikendalikan melalui

kecepatan rana dan bukaan diafragma.

b. Lensa

Secara umum diartikan sebagai sekeping gelas optik, plastik cetakan atau

bahan tembus cahaya lainnya yang dibatasi oleh bidang lengkung dan dirancang

untuk membentuk gambar bayangan pada bidang fokus. Permukaan lensa

merupakan gambar bayangan pada bidang fokus. Permukaan lensa merupakan

sebagian dari sebuah bola, pusat bola, pusat bola ini disebut pusat kelengkungan

(centre of carvature) lensa. Lensa ini berbentuk silinder dan ditempatkan di depan

Page 14: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

21

badan kamera. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan

sesuai ukuran film.

Di dalam lensa terdapat sumbu optik (optical axis) yang berfungsi sebagai

garis penghubung dua pusat kelengkungan sebuah lensa, atau pada lensa dengan

satu permukaan datar, garis yang melalui satu pusat kelengkungan yang tegak

lurus permukaan datar.

Sedangkan pusat titik suatu lensa adalah titik di dalam lensa yang terletak

pada sumbu optik. Setiap cahaya yang memasuki lensa dan melalui titik ini akan

lolos tanpa mengalami penyimpangan. Jarak antara pusat optik dan titik api utama

lensa disebut jarak fokus (focal lenght). Dalam masyarakat umum lebih dikenal

dengan istilah zoom. Jarak fokus ini mempengaruhi besar komposisi gambar yang

mampu dihasilkan.

Lensa dikelompokkan sesuai panjang jarak fokusnya. Secara umum lensa

kamera terbagi menjadi tiga jenis, yaitu lensa sudut lebar (wide-angle lens) lensa

normal dan lensa tele (telens).

Untuk kamera SLR (Single Lens Reflect), lensa dilengkapi dengan

diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai dengan keinginan

fotografer.

2.1.2.3. Pembagian Kamera Berdasarkan Medium Penangkap Cahaya

a. Kamera Film

Kamera ini menggunakan film sebagai media penangkap gambar. Film

terdiri atas sebuah lapisan tipis yang mengandung emulsi peka cahaya di atas

dasar yang fleksibel dan transparan yang disebut seluloid. Emulsi tersebut

mengandung silver halida, yaitu senyawa yang peka cahaya. Butiran silver halida

yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci

film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat

akanmenghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan

tanggal dan larut bersama cairan developer.

Page 15: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

22

Seiring dengan perkembangan di dunia fotografi terdapat beberapa macam

film. Film yang digunakan dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:

• Berdasarkan ukuran film, film dibedakan menjadi small format (35mm),

medium format (100-120 mm) dan large format. Angka-angka tersebut berarti

ukuran diameter film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film harus

menggunakan kamera yang berbeda pula.

• Berdasarkan jenis bahan film dan kesensitifannya, film dibedakan menjadi

film hitam putih, film warna, film positif, film negatif, film daylight, film

tungsten, film infra red.

b. Kamera Digital

Kamera digital adalah sebuah alat elektronik untuk mengubah gambar

(atau video) dengan mengganti pita film dengan sensor elektronik atau mikro chip

semi konduktor yang disebut CCD (Charged Couple Device) sehingga data

gambar yang dihasilkan tidak lagi optis, melainkan digital. Cara kerja kamera

digital, yaitu CCD menyerap cahaya dari obyek, lalu cahaya diubah menjadi data

berupa titik-titik yang jumlahnya ribuan, bahkan jutaan. Titik-titik itu kemudian

membentuk foto. Kalau jumlah titik banyak, berarti foto yang dihasilkan bagus

karena titiknya rapat. Sebaliknya kalau jumlah titik sedikit, maka gambar yang

dihasilkan kurang bagus karena titiknya kurang rapat.

Jumlah titik ditentukan berdasarkan resolusi kamera. Jika CCD kamera

bagus akan ditandai dengan kemampuan resolusi besar, misal, 5 megapixels,

berarti kemampuan kamera dalam membaca cahaya dan memindahkan cahaya ke

dalam kamera menjadi titik-titik yang membentuk foto juga maksimal 5

megapixels. Hasil dari pengambilan foto tersebut akan disimpan dalam

penyimpanan data yang disebut memory card. Kamampuan memory card ini

tergantung merek, ukuran dan kualitas foto yang dibuat. Kamera digital modern

memiliki banyak fungsi dan alat yang sama dapat menyimpan foto, video dan atau

suara.

Pada 2005, kamera digital mulai menyingkirkan kamera film tradisional

dari pasaran. Ukurannya yang mengecil telah membuat kamera digital dapat

dimuat ke dalam telepon genggam dan PDA.

Page 16: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

23

c. Kamera Polaroid

Sering juga disebut dengan kamera instant, sebab gambar langsung

dihasilkan tanpa perlu melewati proses cuci film ataupun cetak foto. Bekerja

dengan prinsip yang hampir mirip dengan kamera film. Film polaroid yang dapat

menghasilkan gambar berwarna dinamakan film polacolor.

Menurut sejarahnya, kamera polaroid dirancang oleh Dr. Edwin Land dari

perusahaan Polaroid dan dipasarkan sejak tahun 1947. Nama polaroid itu

sebetulnya adalah merk dagang.

2.1.2.4. Pembagian Kamera berdasarkan Teknologi Viewfinder

a. Kamera Poket

Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Cahaya yang

melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar

yang ditangkap oleh mata pada jendela bidik akan berbeda dengan yang akan

dihasilkan pada film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela pembidik

(viewfinder) dengan lensa. Kelemahan ini seringkali disebut dengan kesalahan

paralaks. Kelebihan dari kamera ini adalah memiliki ukuran yang kecil, ringan,

praktis untuk digunakan dan memiliki harga yang relatif murah.

b. Kamera TLR (Twin Lens Reflect)

Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik

diberikan lensa yang identik dengan lensa yang berada di bawahnya. Namun tetap

ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan, sebab sudut dan posisi kedua lensa

tidak sama.

c. Kamera SLR (Single Lens Reflect)

Kamera ini merupakan hasil penyempurnaan dari kamera SLR, karena

pada kamera ini menghilangkan kemungkinan adanya kesalahan paralaks. Pada

kamera SLR, cahaya yang masuk ke dalam kamera dibelokkan ke mata fotografer

sehingga fotografer mendapatkan bayangan yang identik dengan yang terbentuk.

Saat fotografer memencet shutter speed, cahaya akan dibelokkan kembali ke

medium (atau film).

Page 17: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

24

2.2.Tinjauan Judul Perancangan

2.2.1. Perancangan Buku tentang Gudeg Yogyakarta

2.2.2.1. Perkembangan Buku tentang Gudeg

Kurangnya perhatian masyarakat dan kaum sastrawan tentang makanan

rupanya sangat minim. Hal ini nampak dengan kurangnya buku-buku yang

mengulas tentang makanan selain buku yang haya memberikan daftar resep

belaka. Tidak banyak orang yang melakukan penelitian tentang makanan, bahkan

makanan tradisional sekalipun.

Perhatian masyarakat terhadap pangan baru mulai muncul belakangan ini.

Hal ini muncul karena adanya sebuah stasiun televisi swasta yang membuat

program tentang wisata memburu makanan-makanan khas dan memiliki rasa dan

aroma yang nikmat, Wisata Kuliner. Program ini telah membius masyarakat

Indonesia, dan mampu membangkitkan perhatian masyarakat terhadap makanan,

terutama makanan tradisional sebagai salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia

ini.

Masih minimnya perhatian terhadap makanan tradisional gudeg ini,

menyebabkan belum adanya buku yang mengulas tentang gudeg secara lengkap,

berkaitan dengan sejarah, perkembangan dan penyebarannya. Beberapa buku yang

memberikan informasi tentang gudeg hanyalah berupa resep-resep makanan khas

Yogyakarta ini.

2.2.2.2. Penjelasan Judul Buku yang diambil

Perancangan Buku tentang Gudeg Yogyakarta ini adalah sebuah

perancangan pembuatan buku yang didalamnya mengulas tentang gudeg

Yogyakarta, selain tentang timbulnya gudeg sebagai makanan khas Yogyakarta

ini, juga membahas mengenai cara pembuatannya, hingga mengisahkan tentang

suatu daerah yang menjadi sentra penjualan gudeg di Yogyakarta.

Gudeg Yogyakarta diambil sebagai tema dalam pembuatan perancangan

ini dikarenakan keberadaan gudeg Yogyakarta yang disebut sebagai makanan

khas Yogyakarta ini, bahkan mampu menjadi salah satu ikon pariwisata Daerah

Istimewa Yogyakarta ini belum mendapat perhatian lebih dari masyarakat.

Perhatian yang nampak hanya sebatas gudeg sebagai makanan khas yang perlu

Page 18: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

25

dicicipi. Bahkan sampai saat ini tidak ada bukti literatur yang menuliskan tentang

sejarah gudeg. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kekurangan ini ada karena

latar belakang kehidupan sosial sebelumnya.

Hal lain yang menjadi ketertarikan untuk membuat karya perancangan ini

adalah bahwa makanan ini juga telah dikenal oleh masyarakat dunia. Bahkan dari

penjual gudeg di Yogyakarta sendiri mengatakan bahwa banyak pula wisatawan

asing yang sengaja datang ke tempatnya untuk makan gudeg dan bahkan

membawa pulang makanan tersebut ke negaranya sebagai buah tangan.

Fenomena ini merupakan hal yang menarik untuk didokumentasikan agar

banyak wisatawan, baik wisatawan asing, wisatawan domestik, dan juga bagi

masyarakat Yogyakarta sendiri mengetahui lebih dalam tentang makanan

tradisional ini.

2.3.Tinjauan Buku Bacaan

2.3.1. Pengertian Buku Bacaan

Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary mendefinisikan buku

sebagai sejumlah lembaran kertas yang ditulisi dan dicetak serta disatukan

didalam satu sampul buku, serta merupakan sebuah komposisi penulisan. Maka

dapat disimpulkan secara sederhana bahwa buku bacaan merupakan karya tulis

yang dikomposisikan memiliki fungsi untuk memberikan informasi baik

pengetahuan maupun yang bersifat hiburan bagi orang yang membacanya.

Buku bacaan memiliki tujuan untuk menyajikan keseluruhan ceritera

secara berurutan dengan kualitas yang maksimal, yang ditunjukkan dari aspek

verbal dan visualnya. Kualitas disini dimaksudkan bahwa antara visual dan verbal

dapat tampil secara maksimal dan saling mendukung karena selain pembaca dapat

menikmati kualitas estetis buku bacaan, ia juga harus dapat menikmati pula pada

saat membaca kata-kata verbal yang disampaikan.

Buku yang memberikan nilai positif dengan memberi pengetahuan dan

dorongan visi ke depan, juga akan membangun semangat positif namun demikian

pula sebaliknya. Buku bacaan merupakan alat dan sarana yang tepat untuk

mempropagandakan ide baik itu positif maupun negatif. Buku bacaan bermanfaat

untuk menumbuhkembangkan masyarakat yang semakin cerdas, mengembangkan

Page 19: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

26

intelektualitasnya, juga kreativitas serta membentuk pola pikir dan budaya

masyarakat. Namun, buku juga dapat menjadi tidak berguna apabila berorientasi

pada kepentingan pribadi dan tidak berorientasi kepada kepentingan dan

manfaatnya bagi masyarakat umum. Sehingga buku bacaan harus memperhatikan

segmennya, tujuan apa yang dikehendaki dan metode apa yang dipergunakan serta

apakah dengan metode tersebut segmen konsumennya dapat menyerap dengan

baik isi buku tersebut.

2.3.2. Sejarah Buku Bacaan di Dunia

Buku bacaan berasal dari piktograf yang banyak ditemukan di berbagai

gua dan prasasti purbakala, dimana banyak ditemukan gambar yang saling

berurutan merangkai cerita. Perkembangannya, penulisan cerita maupun dokumen

dilakukan di atas tempurung hewan seperti kura-kura namun bahan tersebut

memiliki jumlah yang terbatas. Dalam perkembangan selanjutnya, buku bacaan

modern berasal dari abad ke-15 yang saat itu berbentuk balok-balok kayu yang

diukir, setiap halaman berisi teks maupun ilustrasi. Teks dan ilustrasi tersebut

berasal dari kayu yang sama dan dipotong-potong.

Buku bacaan berkembang mengikuti perkembangan di dalam hal proses

percetakan. Pada abad ke-16 dan 17, penggunaan potongan-potongan kayu

tersebut mulai digantikan oleh papan tembaga atau mineral yang memberikan

lapisan asam tipis. Namun demikian penemuan ini hanya berlangsung hingga

abad ke-18, dimana terjadi revolusi di dalam seni membuat buku bacaan dengan

ukiran kayu dan teknik lithografi (teknik cetak offset). Proses ini kemudian

semakin dikembangkan di dalam percetakan buku-buku ilustrasi dan majalah.

Akhir abad ke-19, seni mengukir pada kayu dan juga lithografi kemudian digeser

dengan teknik atau proses foto mekanik yang memungkinkan reproduksi teknik

melukis dan menggambar dengan variasi yang lebih banyak.

Asal mula perkembangan bacaan di indonesia berasal dari ceritera yang

ditulis dengan daun lontar yang telah berlangsung pada masa kebudayaan Hindu

dan Budha. Penulisan yang meliputi arsitektur, puisi, sejarah kerajaan, dsb.

Dokumen gulungan tersebut terbuat dari kayu, bambu, benang, danjuga koin

China, dimana penggunaan daun Lontar sebagai sarana penulisan. Pengaruh

Page 20: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

27

China sendiri tampak dengan penggunaan bambu dan koin sebagai sarana

penulisan.

2.3.3. Sejarah Buku Bacaan di Indonesia

Kontribusi buku-buku dan berbagai media cetak lainnya pada masa

kolonialisme, sangat besar di dalam perjuangan kemerdekaan karena dapat

menjadi sarana yang kritis untuk menumbuhkan kesadaran bahwa dibutuhkan

suatu bentuk pergerakan bersama. Namu, hal tersebut tidak berjalan lama karena

pemerintah kolonial melakukan aksi penghancuran buku-buku yang dianggap

mengganggu situasi politik. Pada saat itu dunia literatur selalu diawasi dan

dimusuhi oleh pemerintahan sehingga pengekangan banyak ditemui di zaman ini.

Kejadian tersebut terulang kembali pada pemerintahan Orde Baru, berbagai buku

bacaan di Indonesia mengalami pengekangan, beberapa buku yang dianggap kritis

dan membahayakan pemerintahan, dilarang beredar. Akibatnya rakyat seperti

‘dibungkam’, tidak ada kebebasan untuk mengeluarkan pendapat seolah-olah

pemerintahan mengalami ketakutan akan pemikiran kritis oleh rakyat. Seluruh

media massa, baik cetak maupun elektronik dikontrol ketat dan apabila

menghadirkan wacana yang terlampau kritis dan berani, maka akan dilakukan

pencabutan yang dilakukan oleh Departemen Penerangan. Buku-buku yang

diperbolehkan untuk beredar menjadi terkesan datar dan menutup-nutupi apa yang

ada dalam kenyataan. Alasan-alasan bertujuan untuk tidak mengakui perbedaan

perspektif, kemajemukan sudut pandang dan keragaman pendapat pribadi serta

upaya pelecehan dan pembodohan masyarakat.

2.3.4. Potensi buku Bacaan di Indonesia

Sebenarnya cukup banyak buku bacaan yang bagus di Indonesia, namun

pengolahannya kurang menarik, seringkali kemasannya membuat masyarakat

tidak menarik untuk membacanya. Hal tersebut mengakibatkan semakin banyak

orang berpaling kepada buku-buku impor walaupun mungkin isi dari buku-buku

lokal sebenarnya cukup kompetitif.

Tujuan masyarakat membaca yaitu untuk mengetahui tentang dirinya dan

situasi yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, dengan membaca manusia

Page 21: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

28

dapat semakin bertambah pengetahuan dan membantu perkembangan

pemikirannya. Sayangnya hal ini kurang disadari masyarakat Indonesia karena

rendahnya kemampuan baca mereka ditambah kurangnya buku bacaan yang

menyajikan kualitas yang baik di dalam negeri. Padahal sebagai negara yang

sedang berkembang, potensi buku bacaan sebagai salah satu sarana pendidikan

sangat besar manfaatnya. Buku bacaan memang tidak terlalu menjamur sebanyak

komik, dan cergam namun dapat mendorong kemajuan dalam dunia pendidikan,

ilmu pengetahuan serta berbagai bidang lainnya.

Yang tetap menjadi masalah yaitu bagaimana mau membaca kalau

apresiasi masyarakat terhadap budaya membaca sangat rendah. Solusinya adalah

dengan memberikan dukungan untuk menarik minat membaca dengan melakukan

pengolahan desain yang bagus, gamba visual yang yang berkualitas serta

ditunjang oleh kualitas tersebut, maka akan makin besar pula dukungan dan

dorongan bagi masyarakat untuk membaca buku sebab masyarakat kita lebih

gemar melihat bahasa gambar dan ciri fisik terlebih dahulu jika menentukan

pilihan bacaan. Dengan visualisasi yang mendukung serta aspek verbal yang dapat

tampil maksimal, maka menimbulkan kesadaran dan semangat membaca sehingga

akhirnya buku bacaan mampu memecahkan daya baca dan minat membaca yng

rendah di Indonesia. Sebab suatu negara yang maju umumnya didukung oleh

tradisi membaca buku yang tinggi.

2.3.5. Buku Panduan

2.3.5.1. Pengertian Buku Panduan

Kata ‘panduan’ berasal dari kata ‘pandu’, kata dasar ini berkembang

menjadi antara lain ‘memandu’ dan ‘dipandu’. Memandu dan dipandu ibarat dua

sisi sebuah uang logam. Kalau ada yang memandu, tentu ada yang dipandu; yang

memandu (disebut sumber panduan) dapat berupa orang, dapat juga berupa benda

(buku, misalnya), atau dapat juga berupa gabungan dari keduanya (misalnya guru

dan buku). Merujuk pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa buku panduan

adalah buku yang didesain agar dapat dipergunakan oleh peserta panduan untuk

memandu diri sendiri. Yang termasuk buku panduan, antara lain buku panduan,

buku paket pelajaran, buku latihan soal.

Page 22: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

29

Buku panduan biasanya memiliki ciri-ciri khusus yang membuatnya dapat

dibedakan dengan jenis buku lainnya, yaitu:

a. Dalam hal isi

• Terdapat rumusan tujuan yang jelas untuk setiap bab-nya.

• Sebelum memasuki materi disediakan rangkuman.

• Isi disusun secara sistematis, dan sedapat mungkin disajikan secara sederhana

jelas dan ringkas.

b. Dalam hal kebahasaan

• Bahasa yang digunakan dalam sebuah buku panduan biasanya tidak formal,

melainkan bahasa yang familiar atau bahasa lisan.

• Menggunakan rumus 6x6, yang berarti dalam satu paragraf paling banyak

terdapat enam kalimat, dan dalam satu baris paling banyak terdapat enam kata.

c. Dalam hal sumber bacaan

• Buku panduan biasanya dilengkap dengan sumber-sumber bacaan atau

referensi yang digunakan.

• Buku panduan biasanya juga dilengkapi dengan sumber-sumber bacaan lanjut

atau perluasan bahan.

2.3.5.2. Fungsi Buku Panduan

Buku panduan berfungsi sebagai sebagai sebuah alat yang dapat

digunakan tidak hanya untuk menyampaikan materi pelajaran kepada

pembacanya, tapi juga memberi mereka kesempatan untuk bertanggung jawab

pada diri mereka sendiri atas apa yang dilakukan, dengan menyerahkan kendali

atas apa, bagaimana, dan bilamana mereka belajar. Dengan demikian, pembaca

mempunyai kemampuan lebih dalam menentukan tujuan yang nyata, membuat

rencana kerja, mengembangkan strategi untuk menangani situasi yang baru dan

tak terduga.

Perancangan buku panduan wisata kuliner ini dapat digolongkan sebagai

buku panduan yang berfungsi untuk membantu orang-orang yang ingin

mengetahui segala informasi tentang gudeg, terutama tentang gudeg Yogyakarta.

Disini juga disediakan informasi mengenai tempat-tempat tempat penjual gudeg

Page 23: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

30

di Yogyakarta, diutamakan untuk wisatawan yang datang ke Yogyakarta untuk

dapat menikmati makanan khas ini

2.4. Tinjauan Aspek Historis dan Kultural

2.4.1. Yogyakarta sebagai Kota Budaya

Meskipun propinsi DIY mempunyai wilayah yang relatif kecil, namun

kaya akan daya tarik wisata. Pengunjung dapat menemukan berbagai macam hasil

seni dan pertunjukan kesenian yang sangat menarik dan menakjubkan.

Keraton Yogyakarta yang dibangun oleh Pangeran Mangkubumi tetap

menjadi pusat kehidupan tradisional dan meskipun ada modernisasi di abad ke-20,

keraton tetap memancarkan semangat kemurnian, yang ditandai dengan

kebudayaannya selama berabad-abad.

Yogyakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan di Jawa. Musik

gamelan atau yang seringkali disebut dengan seni karawitan, merupakan

pandangan dari masa lalu, klasik dan sejaman, pertunjukan tari-tarian Jawa yang

sangat indah dan memabukkan, pertunjukkan wayang kulit dan ratusan kesenian

tradisional yang membuat para pengunjung terpesona.

Semangat kehidupan yang luar biasa dan kehangatan kota ini sendiri yang

hampir tidak pernah pudar. Seni kontemporer juga tumbuh dalam suburnya

kebudayaan dan masyarakat Yogyakarta. ASRI, Akademi Seni Rupa, sebagai

contoh, merupakan pusat kesenian di sini, dan Yogyakarta telah mencatatkan

namanya sebagai sebuah sekolah seni lukis modern penting di Indonesia, yang

mungkin bisa dicontohkan dalam sosok pelukis impresionis, Affandi.

Propinsi ini merupakan salah satu daerah padat di Indonesia dan

merupakan pintu gerbang utama menuju pusat Jawa dimana secara geografis

tempat ini berada. Membentang dari Gunung Merapi di sebelah utara menuju

Samudera Hindia di sebelah selatan. Penerbangan harian menghubungkan

Yogyakarta dengan Jakarta, Surabaya, dan Bali, juga kereta api dan angkutan bis

menawarkan perjalanan darat dengan rute sama.

Sebagai pusat seni dan budaya di Jawa, terdapat beberapa macam daya

tarik wisata di Yogyakarta. Hal ini menjadi alasan mengapa orang mereferensikan

Yogyakarta sebagai tempat lahirnya kebudayaan Jawa. Dan untuk pecinta gunung,

Page 24: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

31

pantai atau pemandangan indah, Yogyakarta juga menyediakan beberapa tempat

untuk itu. Propinsi ini juga diakui sebagai tempat menarik untuk para periset, ahli

geologi dan vulkanologi merujuk pada adanya gua-gua di daerah batuan kapur

dan gunung berapi yang aktif.

Di selatan kabupaten Gunung Kidul merupakan ujung laut, dimana

terdapat beberapa fosil biota laut dalam batuan kapur sebagai buktinya. Untuk

para arkeolog, Yogyakarta sangat menarik sebab setidaknya ada 36 candi/situs-

situs sejarah disini. Ada beberapa peninggalan peradaban dari abad ke-9. Salah

satunya, candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan paling terkenal di

Indonesia. Borobudur, candi Budha terbesar, tercatat sebagai salah satu “tujuh

keajaiban di dunia”. Borobudur dapat dicapai selama 1 jam dari kota, hanya 42

km sebelah barat laut Yogyakarta. Dalam perjalanan ke Borobudur, dapat

mengunjungi Candi Mendut dan Candi Pawon. Candi Mendut merupakan tempat

untuk pemujaan, dengan adanya arca Budha Gautama di dalamnya. Beberapa

upacara ritual juga masih berlangsung di Yogyakarta, dan masih dilaksanakan

sampai sekarang. Lingkungan yang indah, arsitektur tradisional, kehidupan sosial,

dan upacara-upacara ritual membuat Yogyakarta menjadi tempat paling menarik

untuk dikunjungi. Seni dan budaya tradisional seperti musik gamelan dan tari-

tarian tradisional akan selalu mengingatkan penonton akan kehidupan Yogyakarta

beberapa abad yang lalu. Pembangunan teknologi modern berkembang di

Indonesia dan di Yogyakarta, ini berkembang secara harmoni dengan adat dan

upacara tradisional. Sesuai namanya, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

memang benar-benar istimewa. Orang-orangnya sangat ramah. Hal ini

membentuk kehidupan dan kelakuan mereka. Mereka menyukai olahraga

tradisional, panahan sebagai hobi dan juga sangat menyukai permainan burung

perkutut. Mereka juga percaya bahwa orang dapat menikmati hidup dengan

mendengarkan kicauan burung. Kompetisi panahan tradisional selalu

diselenggarakan untuk memperingati kelahiran raja, yang disebut dengan

“Wiyosan Dalem”. Dan pada saat Sri Sultan Hamengku Buwono X lahir, tradisi

ini juga dilaksanakan.

Dengan adanya berbagai macam kesenian adat dan upacara tradisional

yang masih berlangsung, Yogyakarta juga dikenal sebagai “museum hidup Jawa”,

Page 25: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

32

yang dicerminkan dalam segala bentuk hal-hal tradisional berupa kendaraan,

arsitektur, pasar, pusat cindera mata, museum, dan banyak pilihan atraksi wisata

di Yogyakarta.

Lebih dalam melihat mengenai kebudayaan Yogyakarta, perlu

diperhatikan dari masa ke masa. Kebudayaan Yogyakarta yang ada saat ini

merupakan perpaduan dari kebudayaan India, Islam dan kebudayaan Barat. Salah

satu hal yang menonjol dan nampak jelas dalam lehidupan sosial budaya

Yogyakarta adalah makin meluasnya kehidupan Barat dalam lingkungan

tradisional. Karena adanya pengaruh kuat ini, maka timbullah perasaan khawatir

di kalangan penguasa Bumiputra jika pengaruh kebudayaan Barat dapat merusak

nilai-nilai kehidupan tradisional. Sehubungan dengan hal ini maka timbul banyak

tentangan keras, terutama dari kalangan pemimpin agama, karena dirasa

kebudayaan Barat yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Orientasi keagamaan

seperti ini juga terdapat di kalangan pejabat birokrasi kerajaan yang taat pada

agama.

Kemudian pada abad ke-19, pemerintah Hindia Belanda memberikan

kelonggaran dan kebebasan khususnya dalam bidang seni budaya agar dapat

tumbuh dan berkembang dengan subur. Namun kebudayaan di Yogyakarta ini

tidak dapat berkembang dengan subur dikarenakan kurangnya perhatian

masyarakat pada hal ini. Hal ini dikarenakan Kerajaan Yogyakarta sebagai sumber

dan wadah seni budaya pada waktu itu sedang mengalami berbagai macam

kesulitan. Baru sejak bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono V pertumbuhan

kebudayaan Yogyakarta mulai menampakkan hasilnya secara teratur dan nyata.

Beberapa seni kebudayaan yang berkembang di Yogyakarta adalah:

a. Seni Karawitan

Benda-benda pada karawitan dipercayai memiliki fungsi sebagai

penambah kekuatan dan kewibawaan Sultan ataupun Keraton. Khususnya perabot

yang berupa gamelan, seperti gamelan monggang diberi nama Kanjeng Kyai

Kebo Ganggang dan gamelan Sekaten yang diberi nama Kyai Guntur Madu dan

Kanjeng Kyai Nogowilogo.

Seni Karawitan ini mengalami pertumbuhan dan kemajuan yang pesat

pada waktu pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Pada waktu itu R.T.

Page 26: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

33

Kertonegoro, Bupati Nayoko Lurah Bumijo mengayunkan langkah pertama

dengan memulai meneliti serta menghimpun segala gending baik Slendro maupun

Pelog, berikut kendangnya untuk dihimpun dalam buku. Beliau juga

menyesuaikan gending-gending untuk tari golek Jangkung Kuning, Layongsari

dan lain-lainnya. Seni karawitan ini lebih berkembang lagi pada awal abad ke-20,

pada masa yang banyak diadakan kegiatan seni karawitan.

b. Seni Tari

Tarian yang terkenal di Yogyakarta adalah Tari Bedaya dan Tari Serimpi.

Pada awal abad 20-an kedua seni tari ini menjadi milik Keraton dan tidak

diperkenankan keluar dari istana. Berkat jasa dan hasil usaha dari perkumpulan

Krid Beksa Wirama yang didirikan sejak tanggal 17 Agustus 1918, maka seni tari

di Yogyakarta berkembang pesat.

Tari Bedaya adalah tari yang dilakukan oleh sembilan orang putri atau

putra. Isi cerita Tari Bedaya diambil dari cerita Tambo, biasanya juga digunakan

gending untuk mengiringinya. Sedangkan Tari Serimpi adalah tarian yang

dilakukan oleh empat orang putri yang menggambarkan perang pahlawan-

pahlawan dalam cerita Menak, Wayang purwa dan sebagainya. Penari-penari

Serimpi ini dipilih putri-putri yang memiliki keistimewaan dan memenuhi

persyaratan tertentu.

c. Wayang

Wayang merupakan warisan seni budaya dari nenek moyang kita yang

memiliki nilai seni yang tinggi. Baik yang berupa nilai spiritual maupun yang

nilai seninya. Di daerah Yogyakarta terdapat berbagai jenis pertunjukan wayang,

antara lain wayang purwo, wayang gedog, wayang wong, wayang klitik, wayang

golek, wayang madya, dan wayang kulit. Isi ceritanya bersumber pada

Mahabarata, Ramayana dan Arjuna Sasrabahu.

Wayang golek adalah wayang yang berwujud boneka kayu, berdimensi

tiga dan diberi pakaian. Isi ceritanya adalah mengambil cerita Menak. Wayang

wong secara etimologis memiliki arti wayang orang, yaitu suatu drama tari yang

dibawakan oleh manusia. Wayang orang ini sudah ada sejak abad ke-18,

Page 27: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

34

diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwono I. Mula-mula yang dipagelarkan hanya

lakon yang diambil dari Mahabarata, tetapi kemudian pada awal abad ke-20

dipagelarkan juga lakon yang diambil dari cerita Ramayana.

Pertunjukan wayang orang di istana Yogyakarta selallu diadakan Tratag

Bangsal Kencana, yang biasa disebut pula Tratag Wetan. Kemudian setelah

wayang orang dipertunjukkan di luar istana, biasanya diadakan di Pendopo atau di

atas panggung.

d. Seni Sastra

Sewaktu pemerintahan Sultan Hamengku Buwono V, Kesusasteraan

keraton berkembang dengan baik. Salah satu hasil sastra karyanya yang terkenal

adalah Serat Purwakanda. Peninggalan-peninggalan dalam dunia sastra ini

sampai sekarang dapat disaksikan dan tersimpan di gedung perpustakaan Pura

Paku Alaman.

2.4.2. Makanan Tradisional sebagai Bagian dari Kebudayaan

Makanan tradisional Indonesia yang mencakup segala jenis makanan

olahan asli Indonesia, termasuk makanan utama, kudapan, maupun minuman yang

dikenal dan lazim dikonsumsi oleh masyarakat di daerah, sangat penting artinya

dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perbaikan gizi.

Akan tetapi ada indikasi bahwa makanan tradisional sulit disandingkan dengan

makanan modern sehingga relatif kurang memiliki peluang untuk memasuki pasar

modern. Hingga kini makanan tradisional cenderung tergeser oleh makanan

modern yang berpeluang menimbulkan berbagai penyakit. Oleh karena itu

makanan tradisional memerlukan penggarapan secara terus-menerus dan harus

dipacu melalui sentuhan modern agar memiliki nilai estetika yang tinggi sehingga

mampu disandingkan dengan makanan modern.

2.4.2.1.Pengertian Makanan Tradisional

Menurut Winarno, dkk, pengertian makanan tradisional mencakup

makanan yang siap disantap dan dan bahan makanan yang belum diolah. Makanan

tradisional dapat diartikan sebagai makanan yang dikonsumsi masyarakat

Page 28: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

35

golongan etnik dan wilayah yang spesifik, diolah dari resep yang dikenal

masyarakat, bahan-bahannya diperoleh dari sumber lokal dan memiliki rasa yang

relatif sesuai dengan selera masyarakat setempat. (2)

Secara harafiah makanan tradisional mengandung makna adanya

hubungan antara pangan dengan tradisi kelompok penduduk/masyarakat di suatu

daerah tertentu. Dalam hal ini nilai-nilai budaya pangan yang bersangkutan lebih

menonjol dibandingkan nilai-nilai lainnya. Oleh karena itu apabila kita berbicara

tentang pangan tradisional maka terlintaslah gambaran karakteristik khusus

berbagai makanan yang dimiliki oleh masing-masing suku dan berbeda antar suku

yang satu dengan suku yang lainnya.

2.4.2.2.Perkembangan Makanan Tradisional Indonesia

Pengetahuan sejarah makanan tradisional di banyak daerah di Indonesia

perlu diketahui untuk memahami penyebaran geografis dari berbagai jenis

makanan, minuman, lauk-pauk, serta makanan kecil tradisional di seluruh wilayah

Indonesia. Namun karena penelitian seperti ini belum banyak dilakukan, upaya ini

harus dimulai dengan bibliografi beranotasi selengkap mungkin, bersumber pada

naskah-naskah primer maupun tulisan-tulisan sekunder yang sekarang tersimpan

di berbagai perpustakaan dan museum di dalam dan di luar negeri.

Klasifikasi makanan tradisional Indonesia merupakan salah satu cara yang

memberikan gambaran tentang makanan dan minuman, termasuk bumbu, rempah,

dan jamu di Indonesia ke dalam satu klasifikasi silang yang memudahkan orang

mengetahui bahan makanan apa, diolah menjadi apa, tersebar di daerah mana dan

dikonsumsi sebagai makanan utama, lauk-pauk atau makanan termasuk sambal,

bumbu, minuman dan jamu yang berasal atau telah berakar dan membudaya di

berbagai daerah Indonesia.

Dalam konteks pemikiran diatas maka diperlukan upaya khusus guna

menggali dan mengidentifikasi makanan-makanan tradisional yang berpotensi

dikembangkan dan sekaligus menunjang program penganekaragaman pangan,

menurut wilayah spesifik.

Proses identifikasi makanan tradisional yang potensial dikembangkan

dalam upaya menunjang program penganekaragaman pangan perlu dilakukan

Page 29: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

36

tidak hanya terhadap apa yang menjadi kebiasaan dan kesukaan konsumen, tetapi

juga dari sudut produsen.

Perkembangan kuliner Indonesia masih bersifat sparodis karena sangat

luas wilayahnya dan beragam jenisnya selain itu belum ada suatu lembaga yang

langsung dibina oleh pemerintah dengan pendanaan dengan pendanaan yang

konsisten dalam melakukan pendataan . Lembaga-lembaga pendidikan dan

pariwisata masih belum jelas mengarah ke pengambangan dalam pendidikan seni

kuliner Indonesia.

Seni kuliner harus mendapat tempat yan penting dan layak artinya sebagai

suatu unsur dalam membentuk karakter bangsa. Seni kuliner harus mempunyai

standard yang jelas dan tentunya diperkaya dengan penguasaan aspek-aspek lain

seperti tata saji dan ritual makanan. Sampai sekarang belum ada minat dari

professional chief kaliber internasional untuk belajar masakan Indonesia yang

dipakai sebagai tambahan wawasan untuk mempelajari uniknya masakan khas

daerah-daerah indonesia. Hal ini karena juru masak Indonesia hanya mengetahui

cara memasak tanpa mempelajari latar belakang masakan karena langkanya

informasi mengenai masakan khas Indonesia.

Kesan memasak atau status ahli masuk sering dinilai sebatas koki saja

dengan konotasi pekerjaan yang tidak memerlukan intelegensi serta berstatus

sosial rendah. Hal ini membuat sulitnya tercipta professional chief khususnya

bidang makanan tradisional Indonesia.

2.4.2.3.Prospek Pengembangan Industri Makanan Tradisional Indonesia

Upaya pengembangan industri pangan mempunyai prospek yang cerah,

terbukti dengan adanya orientasi pasar yang sudah berubah dari hanya memenuhi

kebutuhan nasional menjadi komoditi ekspor. Di samping itu, industri pangan

mempunyai daya saing yang kuat karena didukung oleh sumberdaya alam

setempat serta peningkatan hasil pertanian di seluruh wilayah Indonesia.

Perkembangan industri pangan skala kecil terutama industri kecil di

pedesaan sangat penting karena memberikan kesempatan kerja dan berusaha serta

dapat meningkatkan nilai tambah hasil pertanian masyarakat setempat. Di

Page 30: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

37

samping itu, pembinaan industri pangan juga untuk memperbaiki mutu gizi

masyarakat melalui penganekaragaman jenis bahan makanan.

Dewasa ini industri pangan telah banyak melakukan terobosan dalam

mengangkat citra makanan tradisional antara lain dengan adanya produk-produk

makanan instan dengan citarasa makanan tradisional. Begitu juga dengan adanya

makanan kecil seperti rempeyek kacang, usus udang dan emping mlinjo yang

tersedia dalam kemasan praktis.

Indonesia sangat kaya dengan berbagai jenis pangan tradisional yang perlu

diupayakan untuk diperkenalkan secara luas dengan memperhatikan komposisi

gizi. Pangan tradisional sangat terkait dengan budaya, mudah melakukan asimilasi

serta memenuhi selera masyarakat. Indusrti makanan tradisional sangat berkaitan

dengan bahan baku setempat yang bersifat resource based. Hal ini akan

merupakan keunggulan kompetitif di masa mendatang.

Upaya untuk mengalihkan selera konsumen dari makanan modern ke

makanan tradisional bila berhasil akan memiliki dampak ganda, yaitu lebih

terjaminnya keseimbangan konsumsi zat gizi sehingga masyarakat terhindar dari

penyakit degeneratif akibat pola makan yang salah. Pengembangan makanan

tradisional disamping dalam rangka penganekaragaman dalam penyediaan

makanan, diharapkan dapat pula meningkatkan pendapatan, serta peningkatan

lapangan pekerjaan terutama di daerah pedesaan.

Pengembangan makanan tradisional Indonesia akan mendorong dan

menumbuhkan perekonomian masyarakat daerah. Pemasaran makanan tradisional

juga perlu ditingkatkan sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan selera

makan konsumen.

2.4.2.4.Kendala Pengembangan Makanan Tradisional Indonesia

Kendala sosioantropologis dan keragaman kultural merupakan kendala

yang dihadapi dalam pengembangan pangan tradisional, hal ini karena berkaitan

erat dengan kebiasaan pangan, selera, tiingkat pengetahuan, dan sistem nilai yang

dianut oleh masyarakat tersebut. Sementara itu kemajuan ilmu dan teknologi

mempunyai dampak pada perilaku makan individu yang terkait erat dengan gaya

hidup masyarakat. Pengaruh global nampak menonjol pada kota-kota besar yang

Page 31: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

38

diiringi mengalirnya arus budaya makanan barat yang tampaknya sangat mampu

untuk menarik minat banyak konsumen. Akibat adanya kecenderungan ini

kelihatannya pasar pangan tradisional menghadapi saingan berat.

Pada era teknologi saat ini peranan teknologi sebagai sebagai salah satu

komponen rekayasa sosial dan budaya sangat besar sekali. Sebagai contoh, para

transmigran asal pulau Jawa yang ditempatkan di daerah yang masyarakatnya

mempunyai kebiasaan makan umbi-umbian ternyata mampu mempengaruhi dan

merubah selera dan kebiasaan makan masyarakat tersebut terhadap komoditas

beras. Secara lambat laun ataupun cepat perubahan kebiasaan pola makan akan

terjadi dan tergantung pada intensitas pengenalan teknologi produksi dan

pengolahan bahan pangan melalui media informasi yang ada.

Peranan pemerintah dan swasta melalui kebijakan dan produk-produk

yang ditawarkan pada konsumen. Apresiasi pemerintah, swasta dan masyarakat

perkotaan terhadap komoditas beras sebagai makanan pokok turut mempengaruhi

perubahan perilaku masyarakat pedesaan untuk banyak mengkonsumsi beras dan

bahkan mengubah kebiasaan pangan pokok dari umbi-umbian dan sagu menjadi

beras.

Masalah dalam pengembangan makanan tradisional Indonesia adalah

karena Indonesia mempunyai berbagai etnis dan juga mempunyai ciri-ciri khas

makanan tersendiri. Proses pembuatan makanan Indonesia seringkali memerlukan

proses yang lama, sehingga berbagai zat gizi mengalami perubahan disertai bau

yang kurang sedap akibat dari oksidasi lemak dan asam lemak tak jenuh.

Kelemahan lain dari masakan Indonesia adalah sering dimasak dalam waktu yang

lama sehingga membuat tampilannya yang kurang menarik.

Dalam pengembangan industri pangan, masalah yang dihadapi oleh

industri makanan tradisional adalah teknologi, reka boga, kemasan dan

keamanannya, serta sanitasi dan penggunaan bahan tambahan. Hal tersebut terjadi

karena pembuatan makanan seringkali kurang memperhatikan faktor-faktor

higienis dan keamanan untuk dikonsumsi akibat ketidaktahuan, kurang kesadaran

atau tidak ada pemahaman dari pihak produsen dalam menggunakan bahan

tambahan pangan.

Page 32: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

39

2.4.3. Tinjauan Makanan Tradisional Gudeg sebagai Salah Satu Ciri Kebudayaan

Yogyakarta

Masakan khas dari kota Yogyakarta yang berbahan dasar ‘gori’ ini

menjadi populer hingga seluruh dunia. Tak heran wisatawan yang berkunjung ke

Yogyakarta rasanya kurang lengkap jika belum menyantap gudeg di tempat ini.

Hal ini dikarenakan banyaknya penjual gudeg di kota Yogyakarta ini. Keberadaan

gudeg ini sudah ada dari puluhan tahun lalu, dan makanan ini juga dinikmati oleh

penghuni kerajaan Yogyakarta.

Gudeg adalah makanan khas yang terbuat dari nangka muda yang dimasak

dengan santan dan dibumbui dengan kluwek. Warna coklat pada gudeg biasanya

dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi

dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan

sambal goreng krecek.

Santan atau santen adalah cairan putih kental yang dihasilkan dari kelapa

parut yang diperas bersama air. Sedangkan kluwek atau kepayang adalah

tumbuhan berbentuk pohon yang tumbuh liar atau setengah liar. Bijinya dipakai

sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi warna hitam pada rawon,

daging bumbu kluwek atau sup konro.

Di Yogyakarta ada sebuah jalan kecil yang terletak di lingkungan kraton

Yogyakarta, panjangnya tidak lebih dari 15 meter yang menjadi sentral makanan

gudeg, makanan khas warga Yogyakarta. Jalan ini dikenal sebagai jalan Wijilan.

Jalan ini terletak di di sebelah timur Alun-alun Utara Kraton Jogja, di sebelah

selatan Plengkung Tarunasura atau juga seringkali disebut Plengkung Wijilan.

Warung gudeg di jalan Wijilan ini memiliki sejarah panjang. Dalam

catatan sejarah, Ibu Slamet adalah orang pertama yang membuka usaha warung

gudeg pada tahun 1942. Kemudian beberapa tahun kemudian deretan warung

gudeg bertambah lagi. Sebut saja Warung gudeg Ibu Djuwariah (Yu Djum) dan

warung gudeg Campur Sari.

Perjalanan warung gudeg Wijilan mengalami pasang surut. Lebih dari

enam windu, ketiga warung tersebut mampu bertahan. Baru setelah itu berdiri

Warung-warung gudeg lain seperti warung gudeg Bu Lies yang baru buka sekitar

Page 33: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

40

tahun 80-an. Di sepanjang jalan Wijilan hingga kini hanya berdiri 10-15 warung

gudeg.

Salah satu ciri khas gudeg Wijilan yang membedakan dengan gudeg di

tempat lain adalah gudegnya kering dengan citarasa sedikit manis. Inilah yang

membuat orang terutama wisman menyukainya. Malah tak jarang gudeg Wijilan

dibawa sebagai buah tangan. Karena kering tidak tidak cepat basi, gudeg Wijilan

bisa bertahan sekitar 2-3 hari.

Hal lain yang jadi ciri khas gudeg Wijilan, gudeg dimasak masih

menggunakan kayu bakar. Tradisi ini terus dipertahankan dari dulu hingga kini.

Buah nangka muda direbus selama lebih kurang sehari penuh agar kuahnya

menguap hingga gudeg jadi kering. Selain ingin mempertahankan tradisi lama,

rasa gudeg juga akan beda jika direbus dengan kompor. Biasanya dengan senang

hati beberapa penjual gudeg akan mengajak Anda ke dapurnya dan melihat secara

langsung proses membuat gudeg secara tradisional mulai dari merajangi gori,

meramu bumbu-bumbu atau pun membuat tempe bacem.

2.5.Tinjauan Kehidupan Masyarakat Berkaitan dengan Opini Masyarakat

Umum tentang Gudeg Yogyakarta

Mendunianya makanan tradisional ini sudah memberikan kesan tersendiri

bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia. Sebagaimana makanan yang

sudah menjadi brand bagi kota asalnya, gudeg ini juga sudah dapat dinikmati di

berbagai kota selain Yogyakarta. Namun umumnya makanan ini telah

dimodifikasi rasa dan isi di dalamnya disesuaikan dengan selera masyarakat

sekitarnya.

Berikut adalah beberapa opini masyarakat Indonesia tentang gudeg

Yogyakarta:

a. Opini Apriel, seorang penduduk Jakarta tentang gudeg adalah:

“Gudeg merupakan makanan khas kota Yogyakarta yang berbahan dasar nangka muda. Walaupun cara memasak atau mengolahnya hampir semua orang tahu (terutama para ibu), namun tetap saja rasa yang dihasilkan berbeda dengan rasa aslinya. Dalam arti bisa lebih enak atau malah sebaliknya. Di Yogya sendiri paling enak di daerah Malioboro menikmati gudeg ini, sambil lesehan. Harga per porsinya bermacam-macam, tergantung jenis gudeg apa yang saya pilih. Walaupun pada dasarnya gudeg itu merupakan nangka muda yang diolah menjadi sayur berwarna merah kecoklatan. Namun

Page 34: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

41

kenyataan pengolahannya kini dapat dicampur dengan berbagai dasar menu seperti gudeg tahu, tempe, telor, ikan, ayam dll.

Walaupun pengolahannya berbeda, tetap saja rasa utamanya adalah sama, yaitu sama-sama legit dan kental. Legit, karena dominan bumbu manis yang berasal dari gula merah diperbanyak. Sedangkan kental, karena sari kelapa atau santan yang digunakan pun lebih banyak dan buket sehingga cita rasa yang gurih kental tetap terjaga. Di Kota saya berdomisili kini (Purwokerto), terdapat banyak sekali pedagang lesehan atau angkringan menjual gudeg. Paling nikmat adalah yang terdapat di daerah Jl. Jend. Soedirman (tanpa nama) dengan harga perporsi Rp.4000 dilengkapi nasi putih dan telur. Bisa juga hanya membeli gudegnya saja untuk oleh-oleh misalnya, dengan harga Rp.5000 per bungkus (besar). Sedangkan jika ingin menu lainnya dapat dipilih sesuai selera, dengan harga yang berbeda. Yang jelas untuk kisaran harga masih sangat terjangkau.

Gudeg paling nikmat disajikan dalam keadaan hangat, atau jika dingin pun harus dibarengi dengan nasi putih yang hangat plus krupuk udang. Makanan jenis ini cocok sekali dengan lidah saya yang cenderung menyukai rasa manis. Kalau sedang menikmatinya, dijamin masalah yang sedang Anda hadapi akan terlupakan sejenak.”

b. Opini Catur, seorang penduduk Sidoarjo tentang gudeg adalah:

“Apakah diantara kita sudah mengenal kota Yogya? pasti sebagian dari kita sudah mengenalnya tapi sebagian lagi belum tentu telah yang mengenal kota yang satu ini. Yogya identik dengan para pelajar yang sampai-sampai kota ini di beri julukan kota pelajar. Kenapa? karena para pelajar yang bersekolah disana rata-rata datang dari segala pelosok daerah propinsi di Indonesia. Selain itu obyek wisata yang terdapat di kota ini tidak kalah indahnya dengan Bali yang kita tahu banyak dikunjungi turis mancanegara, maupun dari lokal sendiri. Disini kita tidak membahas lebih jauh tentang latar belakang dari kota ini tapi disini saya dan anda akan membahas tentang makanan yang satu ini yang sudah sangat-sangat populer sekali di kalangan masyarakat. Pasti anda tahu apa itu? iya benar sekali 'Gudeg'.

Gudeg adalah sejenis makanan khas Yogya yang dalam rasanya begitu enak dengan di bumbui rasa manis, pedas, dan asin. Gudeg yang kita tahu tebuat dari buah nangka yang masih muda yang kemudian di buat sayur. Nah, itulah gudeg. Kalo Anda sekalian yang belum mencicipi makanan yang satu ini datanglah ke kota Yogya. Disana banyak sekali terhidangkan makanan khas ini. Biasanya makanan ini dihidangkan di warung-warung lesehan dengan meja kecil yang dapat membuat kita bisa santai menghilangkan rasa capek kita sambil menyelonjori kaki kita. Di Yogya ini selain makanan ada juga tempat yang biasa dikunjung oleh para wisatawan, yaitu Malioboro, kaya nama merk rokok ya ! tapi bukan.”

c. Opini Darman, seorang penduduk Bandung tentang gudeg adalah:

“Gudeg ini pertama saya kenal waktu saya datang berkunjung ke kota Yogyakarta. waktu itu saya masih kecil umur kira-kira 9 tahun. Makanannya uenaake..... hehehe. Waktu itu saya bersama keluarga ada darmawisata terus

Page 35: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

42

mampir deh di mana ya saya lupa. Pokonya deket alun-alun gitu. Makan di situ. Makanannya murah-murah lo. Tapi saya waktu itu pilih gudeg, karena saya memang suka makanan yang bersantan seperti gudeg. Rasanya tidak akan membuat kecewa deh.

Meskipun gudeg itu bahan utamanya adalah nangka muda, padahal saya tidak begitu suka dengan nangka, tapi karena ramuannya yang begitu uenak, mampu membuat lidah ini berubah pikiran. Dulu saya pesan karena tidak tahu kalau gudeg itu bahan dasarnya nangka, tapi sekrang saya cari makanan gudeg ini karena saya doyan. Pokonya saya katakan sekali lagi, bagi yang suka masakan yang berkuah saya anjurkan mencobanya.”

d. Opini Hesti, seorang penduduk Samarinda tentang gudeg adalah:

“Saya suka makan gudeg Jogja ini sejak kecil. Awalnya sih karena sering diajak orang tua yang memang asli orang Jogja untuk makan gudeg Jogja ini di rumah makan. Gudeg Jogja ini berbahan dasar dari nangka muda dan gula merah, jadi rasanya manis, gurih dan enak banget (saya memang suka masakan yang rasanya manis).

Gudeg Jogja ini lebih lengkap lagi di makan bersama tempe dan tahu bacem, pecel di tambah teh hangat.... komplit deh rasanya. Walau saya tidak tinggal di Jogja tapi di tempat tinggal saya juga banyak yang jual gudeg Jogja ini, rasanya juga enak kok. Cuman mungkin lebih klop aja kalo makan gudegnya langsung di daerah asalnya yaitu Jogja.

Setiap saya ke Jogja, saya tak pernah melewatkan hari tanpa makan masakan khas daerah Jogja ini yaitu gudeg. Apalagi menu ini selain harganya murah, sangat khas dan enak bangettttttt deh.”

e. Opini Ratih Ika, seorang penduduk Yogyakarta tentang gudeg adalah:

“Tidak perlu pernah ke Jogja ato jadi orang Jogja untuk tau makanan khas Jogja. Gudeg! Ya..makanan khas ini tersebar di seluruh DIY dan kota-kota lain disekitarnya.

Namun bagi yang baru mendengar dan belum sama sekali melihat atau mencicipi. Saya akan sedikit berikan gambaran pada Anda. Di Jawa Timur Gudeg ini mungkin mirip dengan Blendrang tewel, yaitu sayur nangka muda yang udah disayur satu atau dua hari yang lalu. Sangat enak kata penggemarnya, tampilannya sih sebenarnya tidak menarik untuk ukuran makanan khas andalan, warnanya coklat sangat tua dan cenderung manis. Gudeg ini sebenarnya menurut saya juga kurang higienis. Bagaimana tidak? dia akan enak jika dimasak dalam kendil tanah dan bahan bakar kayu,kalau Anda amati tempat penjual gudeg tradisional yang banyak pembelinya akan melayani Anda dengan tangannya sendiri tanpa media penolong misalnya sendok atau garpu.

Itu tentang penyajiannya, mungkin lain-lain sih, terutama gudeg yang udah dikemas modern mungkin lain dari gambaran saya, tapi kenyataan yang dikemas bagus itu malah kurang begitu banyak penggemarnya. Tapi sebenarnya ada yang lebih penting dari sekedar penyajian, yaitu kandungan gizi didalamnya. Gudeg sebagai makanan andalan yang khas jauh dari gizi standar, sebab satu atau dua hari sebelum dihidangkan, gudeg sudah harus

Page 36: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

43

dimasak sampai kering, biar bumbu merasuk, tentu saja hal ini akan menghilangkan kandungan gizi pada sayuran tersebut. Belum lagi kalau Anda perhatikan lauk pauk yang menyertainya dimasak dengan sangat matang dan empuk! Satu-satunya komponen yang agak bergizi adalah sayuran hijaunya meski ga semua Gudeg disertai dengan godhogan sayuran.

Tapi ini kan tentang selera jadi kembali pada Anda, kenyataannya sampai sekarang orang bilang belum ke Jogja kalau belum makan Gudeg! Nah, bagaimana dengan Anda?”

2.6.Hasil Kuesioner

2.6.1. Data Responden

Berikut adalah tabel 100 data responden kuesioner yang disebarkan di

sekitar kota Surabaya danYogyakarta:

Tabel 2.1. Data Responden

No. Nama L/P Usia Pekerjaan Asal

1 Blasius Budi Cahyono L 21 Mahasiswa Yogyakarta

2 Dian P 21 Mahasiswa Yogyakarta 3 Leo Christi Agustan L 20 Mahasiswa Yogyakarta 4 Desy Chrismawati P 21 Mahasiswa Yogyakarta 5 Lian P 20 Mahasiswa Yogyakarta 6 Probo Bharoto L 22 Mahasiswa Yogyakarta 7 Dela P 20 Pegawai Swasta Yogyakarta 8 Wiwid Dwi Susanti P 22 Mahasiswa Yogyakarta 9 CH. U. Setyaningretry P 21 Pegawai Swasta Yogyakarta 10 Dewi Riana Primawati P 22 Pegawai Swasta Yogyakarta 11 Dona P 25 Wiraswasta Yogyakarta 12 Aprilia P 26 Wiraswasta Yogyakarta 13 Maria Stephanie P 23 Wiraswasta Yogyakarta 14 Helen Kosasih P 22 Wiraswasta Yogyakarta 15 Yovita P 20 Mahasiswa Yogyakarta 16 Octaviana Manuhutu P 20 Mahasiswa Yogyakarta 17 Fadjhar Agung Dwi H. L 21 Mahasiswa Yogyakarta 18 Ineke P 20 Wiraswasta Yogyakarta

Page 37: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

44

19 Budi Susanto L 30 Pegawai Negeri Yogyakarta 20 Dewi Budiana P 27 Pegawai Negeri Yogyakarta 21 Yanni P 34 Pegawai Negeri Yogyakarta 22 Cendani P 27 Pegawai Negeri Yogyakarta 23 Faharani P 25 Pegawai Swasta Yogyakarta 24 Annisa K. P 25 Pegawai Swasta Yogyakarta 25 Muryati P 24 Pegawai Swasta Yogyakarta 26 Prika Ditya Margani P 28 Wiraswasta Yogyakarta 27 Dikha L 28 Wiraswasta Yogyakarta 28 Wawan L 28 Wiraswasta Yogyakarta 29 Himawan L 28 Wiraswasta Yogyakarta 30 Freddy Gunawan L 29 Wiraswasta Yogyakarta 31 Gunawan L 30 Pegawai Swasta Yogyakarta 32 Theresia Kinaryosih P 23 Pegawai Swasta Yogyakarta 33 Dewi P 40 Wiraswasta Yogyakarta 34 Yeni Budiman P 39 Wiraswasta Yogyakarta 35 Iwan Setiawan L 38 Wiraswasta Yogyakarta 36 Paulus Kusuma L 38 Wiraswasta Yogyakarta 37 Elsa P 26 Pegawai Swasta Yogyakarta 38 Mario Purnomo L 25 Pegawai Swasta Yogyakarta 39 Cindy P 26 Wiraswasta Yogyakarta 40 Nia Budiman P 30 Wiraswasta Yogyakarta 41 Sutanto L 33 Pegawai Swasta Yogyakarta 42 Tanti Kurniawati P 29 Pegawai Swasta Yogyakarta 43 Dewi Puspita Boediono P 26 Pegawai Swasta Yogyakarta 44 Budi L 29 Pegawai Swasta Yogyakarta 45 Richardo L 29 Wiraswasta Yogyakarta 46 Maria Gunawan P 31 Wiraswasta Yogyakarta 47 Lina Gunawan P 32 Wiraswasta Yogyakarta 48 Lia Wiguno Santoso P 32 Wiraswasta Yogyakarta 49 Novi P 33 Wiraswasta Yogyakarta

Page 38: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

45

50 Tina Hendrawan P 32 Wiraswasta Yogyakarta 51 Saskia Giovanny P 19 Mahasiswa Surabaya 52 Patricia P 20 Mahasiswa Surabaya 53 Leonardus Alexander L 22 Mahasiswa Surabaya 54 Novita H. P 21 Mahasiswa Surabaya 55 Hendra Sutanto L 22 Mahasiswa Surabaya 56 Maliq L 29 Pegawai Swasta Surabaya 57 Windy P 30 Pegawai Swasta Surabaya 58 Jaya L 20 Mahasiswa Surabaya 59 Layla S. P 22 Mahasiswa Surabaya 60 Maria Dewi Puspa P 20 Mahasiswa Surabaya 61 Purnomo Gideon L 29 Pegawai Swasta Surabaya 62 Budi Gunawan Setiadi L 31 Pegawai Swasta Surabaya 63 Jayadi L 33 Pegawai Swasta Surabaya 64 Jennifer P 30 Pegawai Swasta Surabaya 65 Hellen K. P 29 Pegawai Swasta Surabaya 66 Marsya Putri A. P 28 Pegawai Swasta Surabaya 67 Dewi P 26 Pegawai Swasta Surabaya 68 Irwan L 21 Mahasiswa Surabaya 69 Meikel L 19 Mahasiswa Surabaya 70 Michael Pubo K. L 19 Mahasiswa Surabaya 71 Denny Setiawan L 18 Mahasiswa Surabaya 72 Timotius L 19 Mahasiswa Surabaya 73 Antonius Alvin A. L 25 Wiraswasta Surabaya 74 Penny P 24 Wiraswasta Surabaya 75 Setiawan L 24 Wiraswasta Surabaya 76 Setyaningsih P 24 Wiraswasta Surabaya 77 Budi Dharmawan L 25 Wiraswasta Surabaya 78 Liaw Yuni K. P 25 Wiraswasta Surabaya 79 Ocha P 26 Wiraswasta Surabaya 80 Risma Melati K. P 28 Pegawai Swasta Surabaya

Page 39: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

46

81 Alexander Gunawan W. L 26 Pegawai Swasta Surabaya 82 Stessia Fika Setyowati P 23 Pegawai Swasta Surabaya 83 Petrus Denny H. L 25 Pegawai Swasta Surabaya 84 Yakobus L 26 Pegawai Swasta Surabaya 85 Antonius Andrian Adrianto L 26 Pegawai Swasta Surabaya 86 Yosy Wibowo P 29 Wiraswasta Surabaya 87 Desy P 30 Wiraswasta Surabaya 88 Adeline Tjahjadi P 30 Wiraswasta Surabaya 89 Yosafat L 29 Wiraswasta Surabaya 90 Frederick L 29 Wiraswasta Surabaya 91 Elissa Ginawati P 28 Wiraswasta Surabaya 92 Danis Sulistyo Saputro L 29 Wiraswasta Surabaya 93 Sudharmono L 27 Pegawai Swasta Surabaya 94 Darsih P 28 Pegawai Swasta Surabaya 95 Deborah P 29 Pegawai Swasta Surabaya 96 Benny Riyanto L 28 Pegawai Swasta Surabaya 97 Christo Gunawan L 29 Wiraswasta Surabaya 98 Cecellia P 30 Wiraswasta Surabaya 99 Bella Susanti Saputro P 30 Wiraswasta Surabaya 100 Christoper L 30 Wiraswasta Surabaya

2.6.2. Diagram Hasil Kuesioner

a. Jenis Kelamin Responden

Dari 100 orang responden 48 orang adalah perempuan dan 42 orang

adalah laki-laki. Hal ini disebarkan secara acak dan tidak ada pemilihan gender

tertentu karena dibutuhkannya data tentang makanan gudeg dari banyak sudut

pandang respondennya.

Page 40: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

47

Laki-laki; 42%

Perempuan; 48%

Gambar 2.1. Diagram Jenis Kelamin Responden

b. Usia Responden

Responden dipilih dominan memiliki usia produktif dan sesuai dengan

target market primernya. Dari rentang usia 20 tahun hingga 40 tahun, terdapat 14

orang berusia kurang dari 21 tahun, 73 orang berusia 21-30 tahun dan 13 orang

berusia 31-40 tahun.

21-30 tahun; 73%

kurang 21 tahun; 14%

31-40 tahun; 13%

Gambar 2.2. Diagram Usia Responden

Page 41: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

48

c. Pekerjaan Responden

Responden dipilih dari beberapa kalangan yang juga dibagi sesuai dengan

pekerjaannya. Dari 100 responden, 40 orang bekerja sebagai wiraswasta, 23 orang

sebagai mahasiswa, 4 orang sebagai pegawai negeri, dan 33 orang sebagai

pegawai swasta.

Wiraswasta; 40%

Pegawai Swasta;

33%

Pegawai Negeri; 4%

Mahasiswa; 23%

Gambar 2.3. Diagram Pekerjaan Responden

d. Asal Responden

Surabaya; 50%

Yogyakarta; 50%

Gambar 2.4. Diagram Asal Responden

Secara khusus responden berdomisili di Yogyakarta dan Surabaya. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui karakter responden dari masing-masing daerahnya.

Page 42: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

49

Daerah Yogyakarta mewakili karakter orang yang hidup di daerah yang memiliki

nilai budaya yang tinggi dan menghargai pada sebuah produk tradisional. Selain

itu orang Yogyakarta tentunya mengerti lebih dalam tentang gudeg dikarenakan

makanan ini berasal dari kota ini. Sedangkan responden Surabaya mewakili

karakter orang yang hidup di kota metropolis, yang tentunya menjunjung tinggi

nilai modernitas dan perubahan yang masuk dari luar.

Dari 100 orang responden, 50 orang berasal dari Yogyakarta dan 50 orang

berasal dari Surabaya.

e. Berapa jumlah pengeluaran Anda dalam satu bulan?

kurang dari Rp.1,5 juta;

40%

lebih dari Rp.3 juta;

16%

antara Rp.1,5juta-Rp.3juta;

54%

t

Gambar 2.5. Diagram Pengeluaran Responden

Jumlah pengeluaran dapat menunjukkan seberapa tinggi kelas sosialnya.

Dari seluruh responden menyatakan 40 orang jumlah pengeluarannya dalam

sebulan kurang dari Rp.1.500.000,00. Sebgian besar dari responden ini adalah

mahasiswa dan pegawai. Kemudian 54 orang menyatakan bahwa jumlah

pengeluarannya dalam sebulan antara Rp.1.500.000,00-Rp.3.000.000,00.

umumnya kelas sosial ini memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta. Dan 16 orang

lainnya menyatakan jumlah pengeluarannya dalam sebulan adalah lebih dari

Rp.3.000.000,00. Kebanyakan dari responden ini adalah wiraswasta dan sudah

berkeluarga.

Page 43: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

50

Sebagian besar dari responden merupakan masyarakat yang memiliki kelas

sosial menengah maupun menengah keatas.

f. Berapa kali dalam seminggu Anda menghabiskan waktu luang untuk berjalan-

jalan?

Dari data tersebut, menunjukkan bahwa dalam seminggu 78 orang

menghabiskan waktu luang dengan berjalan-jalan sebanyak 1-3 kali. Sedangkan

15 orang menghabiskan waktu luang dengan berjalan-jalan sebanyak 4-5 kali

dalam seminggu dan 7 orang lainnya, menghabiskan waktu luang dengan

berjalan-jalan sebanyak lebih dari 5 kali.

lebih dari 5 kali; 7%4-5 kali;

15%

1-3 kali; 78%

Gambar 2.6. Diagram Durasi Berjalan-jalan Responden

g. Apakah Anda mengetahui makanan tradisional gudeg?

Ya; 100%

Tidak; 0%

Gambar 2.7. Diagram Pengetahuan Responden terhadap Gudeg

Page 44: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

51

Seluruh responden mengerti makanan tradisional Yogyakarta, gudeg. Hal

ini menunjukkan bahwa makanan tradisional ini memang populer.

h. Apakah kesan pertama saat Anda mendengar kata-kata ‘gudeg’?

manis; 86%

eneg; 5%Lainnya;

9%

Gambar 2.8. Diagram Kesan Pertama Responden tentang Gudeg

Gudeg memang memiliki citarasa yang khas. Hal ini ditunjukkan dari hasil

kuesioner bahwa 86 orang mengatakan bahwa kesan ketika mendengar kata-kata

‘gudeg’ adalah memiliki citarasa manis, 5 orang lainnya menunjukkan bahwa

gudeg eneg dan 9 orang lainnya memiliki opini sendiri tentang gudeg.

Dari 9 orangtersebut, sebagian besar mengatakan bahwa gudeg memiliki

rasa yang gurih. Hal ini dikarenakan bahwa 9 responden tersebut berasal dari

Surabaya dan mencicipi gudeg yang sudah dimodifikasi sesuai dengan selera

makanan Jawa Timur, yaitu cenderung asin.

i. Biasanya dimanakah Anda makan gudeg?

Kebanyakan dari responden makan gudeg di rumah makan khusus gudeg.

Hal ini dikarenakan banyak rumah makan yang menyediakan gudeg sebagai

makanan utamanya. Sedangkan 22 orang mengatakan seringkali makan gudeg di

pujasera, 9 orang mengatakan sering makan gudeg di rumah, buatan sendiri dan

31 orang lainnya makan di rumah karena mendapat oleh-oleh. Seringkali oleh-

oleh ini berasal dari Yogyakarta.

Page 45: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

52

rumah makan khusus

gudeg; 38%

pujasera; 22%

rumah(buatan orang

rumah); 9%

rumah(oleh-oleh); 31%

Gambar 2.9. Diagram Kebiasaan Tempat Responden Makan Gudeg

j. Berapa kali dalam sebulan Anda makan gudeg?

Belum tentu; 26%

lebih dari 3 kali; 2%

1-3 kali; 72%

Gambar 2.10. Diagram Durasi Responden Makan Gudeg dalam Sebulan

Dari seluruh responden, 72 orang makan gudeg sebanyak 1-3 kali dalam

sebulan dan 2 orang lainnya makan gudeg sebanyak lebih dari 3 kali dalam

sebulannya. Sedangkan 26 responden mengatakan bahwa belum tentu dalam

sebulannya makan gudeg. Sebagian besar responden ini berdomisili di Surabaya

karena tidak banyak penjual gudeg di kota tersebut.

Dengan prosentase tersebut menunjukkan bahwa menu gudeg masih menjadi

salah satu menu yang dicari untuk disantap minimal sekali dalam sebulan.

Page 46: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

53

k. Tahukan Anda tentang sejarah gudeg?

Tidak; 100%

Ya; 0%

Gambar 2.11. Diagram Pengetahuan Responden tentang Sejarah Gudeg

Dari seluruh responden tidak ada yang mengerti tentang sejarah gudeg.

Hal ini juga merupakan salah atu bukti bahwa bukti otentik tentang sejarah gudeg

sulit ditemui waalupun banyak orang yang merasa penasaran tentang sejarah

gudeg Yogyakarta, kenapa diberi nama gudeg hingga bagaimana prosesnya

sehingga gudeg dijadikan ikon kota Surabaya.

l. Pernahkan Anda mencicipi dua jenis gudeg Yogyakarta (gudeg basah dan

gudeg kering)?

Ya; 54%

Tidak; 46%

Gambar 2.12. Diagram Responden yang Pernah Mencicipi Dua Jenis Gudeg

Page 47: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

54

Dari seluruh responden hanya 54 orang yang pernah mencicipi kedua jenis

gudeg Yogyakarta yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Sedangkan 46 orang

lainnya hanya pernah mencicipi gudeg basah karena memang gudeg basah yang

terlebih dahulu populer dan tersebar di seluruh Indonesia.

m. Manakah yang lebih Anda sukai?

Gudeg Basah;

66%

Gudeg Kering;

34%

Gambar 2.13. Diagram Kesukaan Responden terhadap Dua Jenis Gudeg

Sebagian besar responden lebih menyukai gudeg basah daripada gudeg

kering. Menurut survey lebih lanjut kebanyakan mdari mereka lebih menyukai

gudeg basah karena lebih sedap dan tidak terlalu kering di tenggorokan saat

dimakan. Gudeg kering merupakan perkembangan dari gudeg basah yang lebih

mementingkan keawetannya pada saat disimpan beberapa saat.

n. Dalam sebulan berapa buku yang biasa Anda baca?

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa responden termasuk orang

yang giat dalam membaca. 66 orang respon menghabiskan antara 1-3 buku untuk

dibaca dalam sebulannya, sedangkan 11 orang lainnya menghabiskan lebih dari 3

buku untuk dibaca dan 23 orang respon belum tentu menghabiskan 1 buah

bukuuntuk dibaca dalam sebulannya.

Dari data tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden

merupakan orang yang memperhatian intelektualitas. Dengan banyak membaca,

maka banyak informasi pula yang didapatkannya.

Page 48: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

55

antara 1 sampai 3

buku; 66%

kurang dari 1 buku;

23%

lebih dari 3 buku; 11%

Gambar 2.14. Diagram Jumlah Buku yang Dibaca Responden

o. Pernahkan Anda membaca artikel tentang gudeg?

Ya; 61%

Tidak; 39%

Gambar 2.15. Diagram Responden yang Pernah Membaca Artikel Gudeg

Dari data tersebut mennunjukkan bahwa 61 orang pernah membaca artikel

tentang gudeg, sedangkan 39 orang lainnya belum pernah membaca artikel

tentang gudeg.

Page 49: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

56

p. Jika pernah, artikel tentang apakah yang Anda baca?

Penjual gudeg; 62%sejarah

gudeg; 0%

resep gudeg; 38%

Gambar 2.16. Diagram Artikel yang Dibaca Responden

Dari 61 responden yang pernah membaca artikel tentang gudeg,

kebanyakan dari mereka (38 orang) membaca artikel tentang penjual gudeg,

sedangkan 23 orang lainnya pernah membaca artikel gudeg tentang resep

memasaknya. Sedangkan tidak ada dari ke-61 responden yang pernah membaca

tentang sejarah gudeg Yogyakarta.

q. Informasi gudeg apakah yang masih Anda perlukan untuk diketahui?

Kurang buku tentang kuliner Indonesia terutama tidak adanya buku

tentang Gudeg Yogyakarta menimbulkan rasa penasaran untuk mengetahui

informasi tentang makanan tradisional. Dari beberapa pilihan yang diberikan

dalam kuesioner ini, 13 orang merasa membutuhkan informasi tentang sejarah

gudeg, 20 orang menginginkan informasi tentang resep gudeg, 25 orang

membutuhkan data tentang penjual gudeg, sedangkan 19 orang tertarik dengan

informasi visual berupa foto-foto dan 23 orang lainnya orang tertarik dengan

artikel tentang profil penjual gudeg.

Page 50: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

57

profile penjual

gudeg; 23%

foto-foto tentang

gudeg; 19% data penjual gudeg; 25%

resep gudeg; 20%

Sejarah gudeg; 13%

Gambar 2.17. Diagram Informasi Gudeg yang Dibutuhkan Responden

2.6.3. Kesimpulan

Dari hasil kuesioner tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan:

• Responden adalah 100 orang kelompok individu yang berusia produktif dan

berdomisili di Yogyakarta atau Surabaya yang sebagian besar bekerja sebagai

wiraswasta.

• Responden merupakan individu yang memiliki kelas sosial menengah ataupun

menengah keatas.

• Seluruh responden tahu akan keberadaan makanan tradisional gudeg.

• Hal yang dipikirkan oleh sebagian besar responden tentang gudeg adalah

‘manis’.

• Rata-rata mereka makan gudeg di rumah makan khusus penjual gudeg dan di

rumah saat ada yang memberikan oleh-oleh dari Yogyakarta dan di pujasera.

• Kebanyakan dari mereka minimal sekali dalam sebulan makan gudeg.

• Tidak ada responden yang mengetahui tentang sejarah gudeg.

• Tidak seluruh responden mengetahui dan pernah mencicipi jenis gudeg.

• Lebih banyak responden yang lebih menyukai gudeg basah daripada gudeg

kering.

• Sebagian besar responden menghabiskan antara 1 sampai 3 buku untuk

dibaca.

Page 51: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

58

• Sebgian besar responden pernah membaca artikel tentang gudeg, antara lain

tentang penjual gudeg dan resep masak gudeg.

• Beberapa informasi yang diminati responden untuk dibaca adalah data penjual

gudeg, profil penjual gudeg terkenal di Yogyakarta, resep gudeg, foto-foto

gudeg dan sejarah tentang gudeg.

2.7. Tinjauan tentang Gambar

2.7.1. Tinjauan tentang Unsur Gambar

Gambar sebagai sebuah karya visual yang mampu memberikan banyak

makna, terdiri dari beberapa unsur yang membentuk menjadi sebuah gambar yang

memiliki emosi bagi setiap mata yang melihatnya. Unsur-unsur tersebut antara

lain: garis (line), kualitas terang gelap (value), bentuk dan ruang (shape dan

space), pola (pattern), tekstur (texture) dan warna (color).

Apabila kita menggambar suatu obyek yang memiliki unsur ruang,

misalkan sebuah sofa, disebut pula menggambar yang tampak meruang, yang

terdiri dari garis, bentuk, tekstur dan dilengkapi dengan warna agar dalam gambar

tersebut tampak mirip seperti aslinya.

Unsur penting dalam pembuatan sebuah gambara adalah adanya

komposisi. Komposisi merupakan bentuk abstrak dari gambar, basis acuan dan

kerangka yang mendukung keseluruhan struktur dan konstruksi dari elemen-

elemen pada gambar tersebut. Saat pembuatan komposisi gambar, pertimbangan

tentang area yang kosong dan jarak antar obyek menjadi hal yang penting. Tujuan

penataan komposisi ini adalah pencapaian keseimbangan tanpa pembagian yang

berkesan simetri dan membosankan.

2.7.1.1. Garis (Line)

Garis yang juga merupakan salah satu elemen desain adalah unsur dasar

dari komposisi yang memiliki peranan penting untuk menjelaskan bentuk.

Kumpulan dari garis-garis yang ditata mampu memberikan emosi dari subyek

yang digambarkan. Garis dapat diartikan sebagai hubungan antara dua titik secara

lurus, kumpulan titik-titik secara berderet lurus, ataupun suatu titik yang diperluas

menjadi sesuatu yan memiliki panjang, kedudukan dan arah.

Page 52: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

59

Garis kontur adalah garis yang membentuk suatu subyek yang

membedakan volume dengan area di sekitarnya. Garis kontur yang sederhana

umunya tidak bervariasi dari segi ketebalan, tidak diperkuat dengan gradasi,

gelap-terang ataupun bayangan. Sedangkan garis kontur yang ekspresif akan

mengajak mata pengamat untuk menerima garis tersebut sebagai sebuah bentuk

karena dibentuk dengan variasi.

Garis kaligrafi atau penulisan indah terjadi jika keindahan dari garis yang

ditampilkan menjadi aspek utama bagi keindahan gambar. Garis ini menggunakan

kekuatan tebal dan tipis untuk mengekspresikannya.

Di dalam desain, sejalan dengan unsur gambar lainnya, maka garis dapat

menyimbolkan ungkapan emosi manusia yang telah dialaminya di alam. Seperti

garis tegak yang membengkok memberikan sugesti sedih, lesu dan duka. Garis

pancaran keatas memberikan sugesti pertumbuhan, spontanitas, idealisme, dsb.

2.7.1.2. Kualitas Terang Gelap (Value)

Menurut Munsell, value adalah jenjang gelap terangnya suatu warna. Hal

ini disebabkan dalam warna tersebut mengandung sejumlah warna hitam dan

putih.

Dalam kualitas terang dan gelap suatu obyek, putih adalah tekanan yang

paling rendah atau paling terang, sedangkan hitam merupakan kualitas paling

gelap. Setiap benda meskipun tidak berwarna hitam ataupun putih, tetap memiliki

tingkatan gelap terang yang dapat dikategorikan sebagai value. Value

memperjelas dan memperkaya garis sehingga bentukan 3 dimensi menjadi lebih

hidup. Derajat perubahan value tergantung dari kekontrasan antara bayangan

dengan cahaya, juga dari sumber cahaya yang menimpa obyek.

2.7.1.3. Bentuk dan Ruang (Shape dan Space)

Bentuk adalah beberapa garis dengan berbeda arah dan saling

berpotongan. Hal ini dapat ditentukan oleh garis luar atau kontur dari garis yang

membentuk tepi dari bidang datar tersebut. Bentuk juga diartikan sebagai sebuah

bentukan abstrak, sebuah garis imajinasi yang menggambarkan suatu obyek di

dalam hubungannya dengan latar belakang, karakter 3 dimensi yang terbentuk.

Page 53: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

60

Ruang merupakan aspek negatif dari sebuah bentuk. Ruang dapat dikenali

dengan adanya gelap terang cahaya sehingga obyek yang terkena cahaya menjadi

bentuk yang terpisah dari suatu ruang. Ruang juga dapat terjadi karena dibatasi

oleh bidang-bidang yang membentuknya.

2.7.1.4. Pola (Pattern)

Pola adalah bentuk dekoratif yang memiliki sifat 2 dimensi, datar serta

tidak memiliki gradasi gelap terang. Apabila pola bersifat dekoratif maka hanya

bertujuan untuk memberikan kesan indah. Umumnya, pola terdapat pada gaya

desain Art Nouveau yang sangat menonjolkan aspek dekoratif yang datar.

2.7.1.5. Tekstur (Texture)

Tekstur adalah salah satu elemen desain yang menimbulkan kekhasan

sebuah permukaan raut, permukaan dapat polos, bergambar, licin serta dapat

memukau indra raba dan mata. (Santosa 106).

Tekstur merupakan keadaan fisik permukaan suatu bahan material yang

penghayatannya dengan indera peraba, sehingga dapat dirasakan.

Dengan adanya tekstur pada suatu permukaan dapat dirasakan, bersifat

ekspresif dan emosional. Tekstur dapat menimbulkan kesan ekspresif, jika tekstur

kurang, maka gambar menjadi lemah. Tekstur dapat dihasilkan menjadi berbagai

variasi kuat lemah warna atau arsiran dan juga dapat diperoleh melalui percobaan

dengan menggunakan alat-alat yang ada di sekitar kita secara kreatif.

2.7.1.6. Warna (Colors)

Warna adalah salah satu elemen desain yang dapat dikatakan dapat

menimbulkan emosi yang perpaduannya. Di lain pihak, warna merupakan elemen

yang bercahaya dari sebuah obyek yang memiliki berbagai kualitas yang

memberikan kesan volume dan kekompleksan dari obyek. Warna dihasilkan dari

gelombang cahaya, sejenis radiasi elektromagnetik, yang terukur dengan satuan

mikron. Warna-warna yang dapat kita lihat berada antara 400-700 mikron namun

ada juga warna-warna yang tidak terjangkau untuk dilihat karena panjang

gelombangnya berada di luar jangkauan kemampuan mata kita.

Page 54: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

61

Menurut Munsell, warna adalah kualitas atau sifat khas dari gelombang

cahaya, sehingga dapat dibedakan antara warna yang satu dengan yang lainnya.

Dalam desain warna berfungsi sebagai salah satu sarana komunikasi

terhadap penikmat desain. Hal ini dikarenakan warna memiliki makna yang

mampu memancing emosi dari penikmat karya desain.

a. Klasifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna

Berdasarkan spektrum warnanya, warna diklasifikasikan menjadi beberapa

tingkatan warna bedasarkan dari hasil pencampuran tingkatan warna tertentu:

• Warna Primer

Warna primer adalah warna yang tidak didapat dari pencampuran warna.

Namun warna primer adalah warna dasar atau warna asli. Warna primer terdiri

dari: merah (magenta red), kuning (lemon yellow), dan biru (turquoise blue).

Warna-warna yang ada lainnya merupakan kombinasi dari warna primer ini.

• Warna Sekunder

Warna-warna sekunder didapat dari pencampuran warna-warna primer,

dimana dalam lingkaran warna, warna sekunder merupakan lawan warna

primer. Yang termasuk dalam warna sekunder adalah jingga (percampuran

warna merah dan kuning), hijau (percampuran warna kuning dan biru), dan

ungu/violet (percampuran warna biru dan merah).

• Warna Tertier

Warna tertier adalah warna yang didapat dari percampuran warna-warna

sekunder. Yang termasuk warna tertier adalah kuning-hijau (moon green),

kuning-jingga (deep yellow), merah-jingga (red/vermilon), merah-ungu

(purple), biru-violet (blue/indigo), dan biru-hijau (sea green).

• Warna Komplementer

Warna komplementer adalah perpaduan warna yang berlawanan pada

lingkaran warna. Warna komplementer selalu berlawanan secara kontras dan

jika keduanya tercampur akan dihasilkan warna abu-abu netral. Warna

komplementer menetralkan intensitas warna yang terlalu kuat. Misalnya ungu

dengan kuning, biru dengan oranye, merah dengan hijau.

Page 55: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

62

• Warna Analogus

Warna-warna yang menggunakan terang gelap dan intensitas dari warna yang

terdekat, misalnya kuning-hijau, kuning-oranye (dominasi warna kuning), dsb.

Sekalipun lebih berwarna daripada monochrome, namun warna analogus juga

menciptakan keharmonisan dan suasana hati yang tenang karena hubungan

warna yang selaras.

b. Klasifikasi Warna berdasarkan Gambar/Ilustrasi

• Warna Monochrome

Gambar dengan menggunakan warna monochrome adalah gambar yang terdiri

dari satu warna saja, namun kedalamannya tergambarkan dengan kualitas

gelap terangnya. Gambar monochrome tidak menunjukkan kenyataan yang

ada, namun mengidentifikasikan sebuah keseimbangan antara cahaya dan juga

gelap dari sebuah obyek, serta memberikan kesan volume dari sebuah warna,

memberikan kesan kelonggaran dan kebebasan bagi pengamatnya untuk

memiliki imajinasi tentang obyek gambar serta partisipasi di dalam

memahami obyek.

• Warna Polychrome

Warna polychrome adalah warna yang menggunakan banyak kandungan

warna yang dicampurkan, yang membuat obyek menjadi lebih realis dan

ekspresif sebab pencampuran warna didasarkan kepada warna-warna yang

sesungguhnya dilihat.

c. Klasifikasi Warna berdasarkan Sensasinya

Berdasarkan sensasi yang ditimbulkan, maka warna dibedakan menjadi:

• Warna panas (hot)

Yang termasuk dalam golongan warna panas adalah warna merah, kuning dan

pencampuran diantaranya.

• Warna dingin (cold)

Yang termasuk dalam golongan warna dingin adalah warna biru, hijau, dan

pencampuran diantaranya.

Page 56: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

63

• Warna netral (neutral)

Yang termasuk warna netral adalah warna hitam, putih, dan warna

diantaranya.

d. Klasifikasi Warna berdasarkan Karakteristiknya

Berdasarkan karakteristiknya, warna dibedakan menjadi:

• Warna positif atau aktif

Warna positif atau warna aktif adalah warna yang memberikan kesan dan

karakter yang aktif. Yang termasuk dalam golongan warna positif adalah

kuning, merah, dan jingga.

• Warna negatif atau pasif

Warna negatif atau pasif mengidentifikasikan kegelisahan, kepatuhan,

kegairahan, pemikiran yang lemah lembut. Yang termasuk di dalamnya adalah

biru, biru kemerahan dan merah kebiruan.

e. Klasifikasi Warna berdasarkan Kualitasnya

Berdasarkan kualitasnya, warna dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

• Hue

Hue adalah kualitas atau sifat khas dari warna, sehingga dapat dibedakan

antara warna yang satu dengan warna yang lain. Dalam lingkaran warna,

mengacu pada nama warna-warna tersebut, misalnya: merah, kuning, biru,

hijau, dll.

• Chroma

Chroma menunjukkan derajat intensitas dari warna, dalam hal ini pigmen dari

warna. Kekuatan dan kelemahan warna yang mengacu pada intensitas warna,

misalnya dua warna yang sama-sama merah, akan tetapi dalam penampilannya

berbeda. Yang satu berwarna merah kuat dan yang lain merah lemah. Hal ini

dapat dikarenakan beda jumlah pigmennya.

• Value

Value adalah jenjang gelap terangnya suatu warna. Hal ini disebabkan dalam

warna tersebut mengandung sejumlah warna hitam atau putih. Semakin

banyak kandungan warna hitam, maka warna semakin gelap. Sedangkan

Page 57: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

64

semakin banyak kandungan warna putih menyebabkan warna menjadi lebih

muda dan terang. Untuk melihat sebuah value, sangat dipengaruhi oleh warna-

warna disekitarnya. Warna-warna yang saling berdampingan dapat

mempengaruhi obyek dan juga penampilan warna, apakah warna tersebut

lebih gelap atau lebih terang daripada warna di sebelahnya.

f. Klasifikasi Warna berdasarkan Maknanya

Warna adalah sebuah gelombang cahaya yang memiliki warna tertentu.

Warna yang dilihat oleh mata, masuk kedalam jiwa kita, seperti halnya suara yang

terdengar oleh telinga kita. Maka ada sebuah standar warna yang dikategorikan

berdasarkan makna-makna dan persepsi individu terhadap warna.

• Hijau

Warna hijau berkesan santai, tenang, menurunkan tekanan darah dan

mengurangi ketegangan syaraf, menciptakan suasana segar, kemakmuran,

kesuburan, kesembuhan dan pertumbuhan. Warna ini seringkali dikesankan

sebuah padang rumput dan pepohonan dan terkesan menyatu dengan alam

• Kuning

Warna kuning menimbulkan sebuah obyek nampak lebih besar dan lebih besar

serta dapat memberikan makna keriangan, menarik, kepercayaan diri, firasat

dan peramalan.

• Jingga

Warna yang merupakan perpaduan warna kuning yang diperkuat dengan

warna merah ini dapat memberikan kesan hangat, membangkitkan pikiran dan

emosional, energi.

• Merah

Makna yang diberikan warna merah adalah sebuah peringatan dan

mengundang perhatian, kebesaran, kemuliaan, keluhuran, pangkat, dahsyat

panas, cinta, kasar dan memberikan kesan hidup secara fisik. Makna lain yang

diberikan adalah semangat, sifat yang agresif, diasosiasikan dengan kesan

darah dan api.

Page 58: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

65

• Merah Muda

Merah muda atau yang seringkali ini disebut pink memiliki arti kefemininan,

dingin, dan manis, seperti permen. Warna ini seringkali diidentikkan dengan

gadis yang manis dan cute.

• Ungu

Warna ini memiliki makna spiritualitas, meditasi, religi, kemuliaan,

kemewahan, ambisi, menimbulkan ketegangan. Selain itu warna yang

merupakan pencampuran dari warna merah dan biru ini memberikan kesan

kegelisahan, kekacauan, kegugupan dan pasif.

• Biru

Warna biru memiliki makna berkesan dingin, suasana yang santai,

mempesona, kesmbuhan, kedamaian. Warna ini menyimbolkan air, laut dan

langit. Warna ini juga memberikan kesan kehampaan, menghilangkan nafsu

makan.

• Coklat

Warna coklat memberikan kesan kehidupan, karena warna coklat yang

direpresentasikan dengan tanah, kesuburan. Warna ini memiliki makna

keintiman, ketenangan, kebimbangan dan netralitas.

• Hitam

Warna hitam memberikan makna kesedihan, iblis, kedukaan, kehilangan,

kebingungan, ketidakselarasan, depresi dan elegan. Warna ini memberikan

simbol pada angkasa luar dan alam semesta.

• Putih

Warna ini memiliki arti suci, menyejukkan dan menenangkan, kesegaran,

salju, dingin, potensial, spiritual, iman dan kepercayaan, ketulusan, kesan

hampa. Warna yang merupakan lawan dari hitam ini akan menonjolkan warna

lain bila dikombinasikan dengan warna ini.

• Abu-abu

Warna ini memiliki sifat netral, kerendahan hati, duka cita, pertobatan,

kelembaman, dan depresi. Warna yang merupakan perpaduan dari warna

Page 59: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

66

hitam dan putih ini juga memiliki makna kekuatan, kekokohan dan tahan

lama, seperti disimbolkan dengan batu, besi, dan beton.

• Perak

Warna perak disimbolkan dengan logam, dimana logam juga merupakan

bahan dasar perhiasan.

• Emas

Emas memiliki warna kemakmuran, kemewahan dan kekayaan, seperti pada

makna barangnya, emas disimbolkan dengan perhiasan-perhiasan dan asesoris

yang memiliki nilai jual yang tinggi. Warna emas juga sering dikaitkan

dengan suatu barang yang bersifat mistik.

2.8. Tinjauan Unsur Komposisi

2.8.1. Pengertian Layout

Layout adalah suatu perangkat untuk mempermudah penataan elemen

visual atau komposisi visual dalam bidang rancangan. Layout ini berguna untuk

membuat sistematika dalam menjaga konsistensi pengulangan komposisi yang

telah dibuat sebelumnya dan bertujuan untuk menciptakan suatu kesatuan

rancangan yang komunikatif dan estetis.

2.8.2. Sejarah Layout

Awalnya, dalam membuat desain, ada bentuk yang paling umum untuk

me-layout atau mengkomposisikan sebuah gambar, yaitu berbentuk segi empat

panjang dimana terdapat dua sisi memanjang dan dua sisi pendek, baik mendatar

maupun tegak. Subyek dalam gambar tersebut umumnya menentukan bentuk dari

bidang yang dikehendaki, misalnya untuk penggambaran pemandangan alam,

umunya akan menggunakan bidang gambar horizontal. Sedangkan untuk

mengambil gambar potret diri seseorang umumnya mengambil bidang gambar

vertikal. Komposisi demikian terkesan aman dalam mengatur tata letak. Dalam

pengambilan komposisi seperti inilah yang seringkali kita temukan di banyak

karya-karya kuno. Dapat dikatakan bahwa pengambilan komposisi ini sebagai

pengambilan komposisi yang dasar.

Page 60: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

67

Seiring dengan perkembangan jaman dan juga dengan perkembangan gaya

desain dalam dunia seni, menimbulkan kemunculan jenis-jenis komposisi baru

yang seringkali mendukung pada sebuah karya dengan gaya desain tertentu.

2.8.3. Perkembangan Layout

Perkembangan layout ini terjadi karena mulai munculnya pemikiran-

pemikkiran untuk melanggar komposisi gambar yang mendasar tersebut. Hal ini

dilakukan untuk mencapai bentuk yang lebih menarik. Menurut John Raynes,

komposisi yangberaneka ragamini terjadi sejak ditemukannya kamera, dimana

orang-orang mulai berani untuk melakukan manipulasi komposisi. (Raynes 90)

Hal ini dapat dilakukan dengan permainan grid sebagai garis bantu

sehingga obyek dapat berada di tempat yang unik, menarik, namun tetap

seimbang. Umumnya pengaturan komposisi menggunakan elemen-elemen yang

berguna untuk menjaga keseimbangan gambar. Seperti penggunaan obyek

pembantu, latar belakang, gradasi, dsb.

Dengan semakin banyak digunakannya berbagai macam layout atau grid,

maka semakin berkembang pula variasi dari desain dan karya-karya seni lainnya

yang memiliki daya tarik tinggi untuk dinikmati daripada hanya sekedar

menggunakan komposisi dasar.

2.8.4. Jenis Layout

Dari perkembangan tersebut, maka ditemukanlah beberapa jenis layout.

Menurut Sigit Santosa dalam bukunya Advertising Guide Book, jenis-jenis layout

antara lain:

a. Grid Layout atau Modular Layout

Grid Layout adalah format layout yang bertumpu pada garis-garis vertikal

dan horizontal yang membagi bidang sehingga terkotak-kotak, yang mengacu

pada lukisan Piet Mondrian.

Page 61: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

68

Gambar 2.18. Grid Layout

Sumber: Sigit Santoso, Advertising Guide Book, 2002, p. 52

b. Bleed Layout

Rancangan dengan gambar di tengah dan dikelilingi bidang putih di semua

sisinya.

Gambar 2.19. Bleed Layout

Sumber: Sigit Santoso, Advertising Guide Book, 2002, p. 17

Page 62: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

69

c. Copyheavy Layout atau Manuscript Layout

Jenis layout yang didominasi oleh headline dan body copy.

Gambar 2.20. Copyheavy Layout

Sumber: Sigit Santoso, Advertising Guide Book, 2002, p. 29

d. Frame Layout

Format layout dengan border di pinggirnya, kadang boder tersebut

merupakan rangkaian dari obyek.

Gambar 2.21. Frame Layout

Sumber: Sigit Santoso, Advertising Guide Book, 2002, p. 50

Page 63: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

70

e. Panel Layout atau Coloumn Layout

Format layout yang berbasis grid, acuannya adalah bidang, sehingga

tampilannya merupakan pengolahan bidang-bidang baik horizontal maupun

vertikal. Cara ini bagus untuk menampilkan satu produk dalam berbagai sudut

pandang.

Gambar 2.22. Panel Layout

Sumber: Sigit Santoso, Advertising Guide Book, 2002, p. 83

f. Picture Window

Tata letak dimana gambarnya mendominasi ruangan, kemudian diikuti

oleh headline, body copy serta logo. Layout yang simetris ini paling sering

digunakan oleh rata-rata iklan.

Gambar 2.23. Picture Window Layout

Sumber: Sigit Santoso, Advertising Guide Book, 2002, p. 84

Page 64: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

71

g. Jumble Layout atau Dynamic Layout

Tata letak yang rumit, juga disebut circus layout, banyak elemen yang

tampil.

Gambar 2.24. Jumble Layout

Sumber: Sigit Santoso, Advertising Guide Book, 2002, p. 64

2.9. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi

2.9.1. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian

Berdasarkan bidang kajiannya, Fotografi dibedakan menjadi:

a. Fotografi Seni

Dalam dunia fotografi, kategori ini dikatakan sebagai fotografi yang

memiliki tingkat tantangan yang tertinggi, dimana seorang fotografer harus dapat

menghasilkan sebuah karya foto yang dianggap memiliki nilai seni layaknya

sebuah lukisan yang bernilai seni tinggi.

Dalam pekerjaannya, fotografer harus berhasil mendapatkan moment yang

tepat untuk diabadikan dalam sebuah foto tentunya dengan kemampuan fotografi

serta kepekaan terhadap obyeknya secara maksimal pula. Selain kemampuan

dalam pengaturan pencahayaan, kemampuan pengaturan kompisisi dan

pengolahan warna dan pengolahan akhir menjadi penentu sebuah karya yang baik

pula.

Dalam setiap karya seni, menunjukkan refleksi personalitas dari

fotografernya. Prinsipnya fotografer berkarya untuk kepuasan spiritualnya, namun

Page 65: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

72

tetap merenungkan makna dan isi/gagasan yang disampaikan kepada khalayak

penikmatnya.

b. Fotografi Komersial

Menurut Thomas Mc Govern, fotografi komersial adalah foto tentang apa

saja yang tujuannya menjual atau promosi produk. (McGovern 409)

Karya-karya fotografi komersial dapat dilihat melalui media reklame

seperti billboard, majalah, koran, brosur, kartu ucapan selamat, kartu pos, poster,

bahkan televisi dan bioskop. Fotografi komersial merupakan salah satu

spesialisasi dalam bidang fotografi yang banyak diambil oleh para fotografer.

Dalam menghasilkan foto komersial, fotografer tidak saja hanya

menyajikan data, tetapi juga diberi bumbu agar lebih menarik dengan

memanipulasi pencetakan, warna, atau penggambaran yang berlebihan.

c. Fotografi Jurnalistik

Fotografi jurnalistik atau yang seringkali juga disebut fotografi editorial

ini merupakan kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan kesatuan

komunikasi saat ada kesamaan antara latar belakang pendidikan sosial dan

pendidikan bagi pembacanya. Fotografi kategori ini digunakan pada bisnis

penerbitan majalah dan koran. Dalam pekerjaannya, fotografer dan penulis

menuturkan banyak kisah melalui karya fotografinya.

Menurut Frank P. Hoy pada bukunya yang berjudul Photo Jurnalism The

Visual Approach, ada delapan karakter foto jurnalistik, yaitu:

• Foto Jurnalistik adalah komunikasi melalui foto, dimana komunikasi tersebut

akan mengekspresikan pandangan wartawan foto terhadap suatu objek, tetapi

pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.

• Medium foto jurnalistik adalah media cetak koran atau majalah dan media

kabel atau satelit juga internet seperti kantor berita.

• Kegiatan foto jurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita.

• Foto jurnalistik adalah panduan dari foto dan teks foto.

• Foto jurnalistik mengacu pada manusia sebagai subjek sekaligus pembaca foto

jurnalistik.

Page 66: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

73

• Foto jurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak yang berarti pesan

yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang

beraneka ragam.

• Foto jurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto.

• Tujuan foto jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian

informasi kepada sesama, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan

kebebasan pers.

2.9.2. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi

Berdasarkan sifat dan fungsinya, fotografi dapat dibedakan menjadi:

• Foto Dokumentasi

Sebuah karya foto dikatakan sebagai foto dokumentasi karena informasi yang

diberikan pada foto tersebut adalah rekaman dari peristiwa-peristiwa yang

dengan teknik dasar foto saja sudah dapat membuatnya. Beberapa peristiwa

yang dapat didokumentasikan antara lain upacara dan pesta pernikahan dan

pesta ulang tahun. Foto dokumentasi ini umumnya hanya manerik bagi

keluarga dan relas-relasi yang bersangkutan dengan peristiwanya.

• Foto sebagai Bahan Informasi

Foto sebagai bahan informasi memiliki artian bahwa foto yang diambil dapat

memberikan informasi maupun berita yang mana penikmatnya dapat mengerti

pesan yang disampaikan hanya dengan melihat fotonya saja.

• Foto untuk Keperluan Promosi

Seperti foto komersial, foto ini digunakan untuk keperluan promosi yang

seringkali dapat dilihat pada media iklan.

• Foto sebagai Ekspresi Diri

Foto dengan tujuan ekpresi diri ini juga dikatakan sebagai fotografi seni.

• Foto sebagai Hiburan

Tujuan foto sebagai hiburan ini bersifat pribadi bagi pembuatnya, dimana bagi

individu yang membuatnya akan meraa terhibur dengan karya foto yang

dibuatnya.

Page 67: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

74

2.9.3. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi berdasarkan Teknik

Berikut adalah beberapa teknik fotografi yang seringkalidigunakan untuk

menunjang dalam memperoleh kualitas ilustrasi yang baik, antara lain:

a. Panning

Menurut Amien Nugroho, panning adalah salah satu teknik foto dengan

cara mengikuti subyek yang akan difoto. Efeknya, objek yang diikuti akan

nampak tajam, dan latar belakangnya blur serta efek geraknya terekam. (Nugroho

243)

Gambar 2.25. Panning AndongYogyakarta

Sumber: Dokumen Pribadi

b. Zooming

Menurut Amien Nugroho zooming adalah salah satu teknik fotografi yang

menciptakan efek gerak memusat, dimana objek sentralnya terlihat jelas dengan

latar belakang sekeliling merupakan garis-garis yang menyebar keluar ke segala

sudut. (Nugroho 360)

Gambar 2.26. Zooming-Wedding

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 68: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

75

c. Ruang Tajam Sempit

Teknik pengambilan gambar dengan teknik menggunakan ruang tajam

sempit menimbulkan kesan fokus pada benda yang dijadikan sebagai objek utama.

Sedangkan objek lainnya atau latar belakang nampak tidak tajam.

Gambar 2.27. Ruang Tajam Sempit-Taman Safari

Sumber: Dokumen Pribadi

d. Ruang Tajam Luas

Teknik ini adalah teknik dasar dari orang belajar memotret, yaitu

seluruhnya nampak tajanm. Dalam ilustrasi foto, teknik ini digunakan karena

seluruh objek yang diambil perlu ditangkap sebagai informasi.

Gambar 2.28. Ruang Tajam Luas-Pasar Kranggan

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 69: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

76

e. Freezing

Teknik untuk mendapatkan objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi.

Sehingga gambar yang diperoleh tampak tajam, walaupun objek bergerak.

Gambar 2.29. Freezing

Sumber: Dokumen Pribadi

f. Bluring

Teknik untuk mendapatkan gambar yang kabur karena gerakan yang

disengaja untuk mendapatkan kesan benda yang bergerak.

Gambar 2.30. Bluring-Gudeg

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 70: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

77

g. Silhouette

Menurut Amien Nugroho, silhouette adalah benda yang difoto

membelakangi suatu latar belakang yang memiliki intensitas cahaya lebih kuat

dibanding refleksi cahaya yang terpantul dari permukaan benda itu sendiri,

sehingga hasilnya berbentuk visi yang polos dengan garis-garis tepi yang tegas

dalam bentuk positif berwarna hitam pekat. (Nugroho 298)

Gambar 2.31. Silhouette-Pantai Kenjeran

Sumber: Dokumen Pribadi

2.10. Tinjauan Gaya Desain

2.10.1. Pengertian Gaya Desain

Gaya desain adalah suatu ragam atau model karya visual yang merujuk

pada gaya tertentu yang disesuaikan pada perkembangan kehidupan masyarakat.

Untuk memperlajari suatu gaya desain tidaklah hanya dilihat dari tampilan

visualnya saja, namun konsep, tokoh pembuatnya, masyarakat penikmatnya, dan

fenomena jaman yang mendasarinya juga menjadi acuannya.

2.10.2. Sejarah Gaya Desain

Munculnya gaya desain merupakan suatu hasil dari ekspresi seniman

untuk menunjukkan atas suatu keadaan. Ada dua hal yang menimbulkan gaya

desain.

Pertama adalah karena adanya dukungan teknologi dan rasio manusia yang

timbul karena adanya Revolusi Industri di Inggris yang memunculkan gaya desain

futurisme, konstruktifisme, bauhaus, fortitism, de stijl, streamline, simplicity, dsb.

Page 71: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

78

Kedua, adanya reaksi penolakan atas Revolusi Industri dengan cara

mencari ide baru (yang memunculkan gaya desain ekspresionisme, post-

struktualisme, dsb.) dan mencari makna baru dengan nostalgia (memunculkan

gaya desain art nouveau, art and craft, revival, retro, dsb.).

2.10.3. Perkembangan Gaya Desain secara Umum

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa gaya desain berkembang dari

pemikiran-pemikiran yang menggunakan sebuah karya untuk menunjukkan

ekspresi jiwanya. Secara umum, dalam perkembangannya, gaya desain suatu

jaman menjadi acuan untuk mengembangkan gaya desain selanjutnya. Hal ini

nampak dari perkembangan gaya desain hingga saat ini:

a. Art and Craft

Gaya desain ini muncul karena adanya gerakan yang berusaha

menghidupkan kembali ketrampilan tangan manusia dalam seni dan kriya sebagai

penolakan industri yang menggunakan mesin. Tokoh gaya desain ini adalah John

Ruskin dan William Morris 1888 mendirikan bengkel untuk memproduksi logam,

furnitur, tekstil, barang cetakan dengan gaya Gothic dan oriental yang

menghasilkan barang indah, mengutamakan kepuasan seniman.

b. Art Nouveau

Art Nouveau adalah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan

(flora) yang meliuk-liuk. Muncul di Eropa dan Amerika 1819 hingga 1914.

Gerakan ini muncul masih merupakan reaksi terhadap industrialisasi dan gaya

mesin yang dianggap menghilangkan sifat manusiawi dalam produksi barang

kebutuhan manusia, shg seringkali malah tampil berlebihan dan menekankan sifat

emosional.

Gaya Art Nouveau mula-mula sebagai karya seni popular yang dapat

dinikmati orang kebanyakan, namun kenyataannya lebih banyak diterapkan pada

seni dan barang untuk konsumsi orang kaya.

Page 72: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

79

c. Ekspresionisme

Gaya desain ini muncul pada tahun 1900-1906 ketika Van Gogh dengan

warna-warni yang berani, Gaugin dengan distorsi orang besar dan gemuk dan Paul

Cezanne dengan kebebasan pada karyanya. Pelopor Ekspresionisme adalah

Eduard Munch (1863-1944) dari Norwegia dengan karya berjudul ‘The Scream’.

Tema utama berkisar masalah kematian, kesakitan, dan dorongan seksual.

Sejalan dengan teori psikoanalisa Sigmund Freud (perilaku dewasa adalah

dorongan bawah sadar pengalaman yg terbentuk dari masa kecilnya)

d. Futurisme

Aliran seni di Italia yang didirikan oleh Filippo Marinetti. Gerakan ini

diinspirasi dari kehidupan yang berubah karena penemuan mesin yang

menghasilkan unsur gerak dan kecepatan yang sangat berpengaruh bagi

kehidupan manusia di awal abad ke-20.

e. Konstruktivisme

Tokoh gerakan ini adalah El-Lisstzky. Seni harus dinikmati semua kelas

secara merata. Konstruktivisme adalah seni resmi untuk pemerintahan Bolshevik

di Rusia.

Aliran ini berkembang tahun 1914-1920. Estetika konstruktivisme

ditunjukkan dengan bidang geometris kinetik sebagai cerminan jaman modern

yang dikuasai mesin. Awalnya hanya mengekplorasi bentuk geometris saja,

namun karena pesan menjadi kurang efektif dan efisien maka dipakailah sosok

dan figur manusia.

f. International Style

Gaya ini memanfaatkan teknik fotomontage yang dikembangkan El-

Lissitzky, menggunakan huruf san serif, dan italic sehingga berkesan modern.

g. Indonesia Tempo Doeloe

Gaya ini muncul karena adanya adaptasi dari berbagai gaya visual yang

dibawa dari pemerintah kolonial Belanda. Beberapa gaya desain yang

Page 73: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

80

mempengaruhinya adalah plakatstijl, de stijl, art deco, art nouveau, art and craft,

yang seringkali digunakan untuk mempromosikan suatu produk. Ciri-ciri khusus

gaya Indonesia tempo doeloe (Indische mooi) adalah menampilkan bentuk,

ornamen, figur, karakter khas Indonesia yang mewakili komunitas target

marketnya. Selain itu ciri khas lain adalah tema komunikasinya yang berkisar

penawaran produk sehari-hari, perjuangan kemerdekaan, lowongan kerja/karier,

sampul buku, brosur wisata, dan poster film.

h. Art Deco

Gaya desain ini banyak diaplikasikan pada desain grafis, arsitektur, produk

industri, furnitur. Jika kaum modernis ‘ngotot’ pada fungsionalisme dan

formalisme, maka Art Deco tampil mewah, dan selera kelas atas.

i. Dadaisme

Dadaisme adalah aliran seni anti estetis dan anti art yang berkembang di

Swiss. Gerakan ini muncul sebagai sikap protes terhadap perang dunia pertama

yang membuat manusia menderita.

j. Pop-Art

Gaya ini muncul karena protes terhadap International style dan

fungsionalisme yang menggugat desain yang punya nilai estetik selamanya

sementara barang yang diproduksi memakai pendekatan relatif. Aliran ini nampak

pada penggunaan model selebritis, penggunaan elemen visual seperti dot/titik

raster dan balon kata pada komik.

k. Psychadelic Art

Gaya ini seringkali dikaitkan dengan gaya poster seperti orang kecanduan

obat. Pedesainnya umumnya otodidak dan klien mereka adalah group rock dan

promotor tari. Ciri khas dari aliran ini adalah penggunaan warna-warna terang,

menggunakan garis lengkung yang membuat gambar menjadi tidak realis,

tipografi dibuat melengkung-lengkung, foto dibuat high contrast, hitam putih atau

menggunakan warna komplementer.

Page 74: 2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI 2.1. Studi Literatur · Paku Buwono II, berkedudukan di Kartasura. Pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa yang dikenal sebagai

Universitas Kristen Petra

81

l. Eksperimental Digital (Neo Ekspresionism)

Aliran ini merupakan kelanjutan dari posmodern. Era ini diusung oleh

Cranbook Academy of Art, Michigan sebagai dekonstruksi yang secara konseptual

diartikan sebagai meniadakan dan mengingkari tatanan. Sementara secara visual

diaplikasi praktis oleh majalah Emigré, Fuse, dan Ray Gun.

2.10.4. Perkembangan Gaya Desain Buku di Indonesia

Penggunaan gaya desain pada buku secara umum dapat dikatakan masih

minim. Namun untuk meneliti tentang perkembangan penggunaan gaya desain

pada buku, nampak pada buku cergam dan majalah yang menganut nilai estetis

visual dan juga mengalami perkembangan yang cepat.

Umumnya gaya desain yang digunakan disesuaikan dengan tema dan

kebutuhan visual dari buku tersebut. Contohnya dalam buku cergam yang

menceritakan tentang kehidupan di desa, seringkali menggunakan sentuhan gaya

desain Indonesia tempo dulu. Sedangkan beberapa buku cergam yang

menceritakan tentang kehidupan putri atau pangeran di istana, seringkali

menggunakan gaya desain victorian atau art nouveau.

Gaya desain yang saat ini seringkali digunakan untuk meningkatkan nilai

estetis buku adalah gaya art nouveau atau digital era. Seringkali kedua gaya ini

juga dipadukan jadi satu.