Kris Pran Aka

11

Click here to load reader

description

jurnal pengkajian lansia geriatri

Transcript of Kris Pran Aka

Page 1: Kris Pran Aka

187

Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

Penerapan geriatrik kedokteran menujuusia lanjut yang sehat

Kris PranarkaDivisi Geriatrik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Pada lanjut usia gejala klinik penyakit seringkali berbeda dengan penderita usia lebih muda. Perubahan yangterjadi pada lanjut usia sejalan dengan periode penuaan menunjukkan adanya kelainan patologi yang multipelmerupakan suatu tantangan dalam menilai gejala klinik, pemberian pengobatan dan rehabilitasi. Kedokteran geriatrikmerupakan cabang dari ilmu penyakit dalam dan menaruh perhatian terhadap aspek klinik, pencegahan, pengobatan,dan psiko-sosial dari lanjut usia baik yang sakit maupun sehat. Tujuan dari kedokteran geriatrik adalah i) memeliharakesehatan lanjut usia dengan menghindari penyakit, ii) mempertahankan kemandirian yang maksimal, iii) deteksidini dan pemberian pengobatan yang tepat, dan iv) memberikan perawatan yang simpatik dan mendukung padapenyakit terminal. Menua sehat seringkali digunakan sebagai sinonim dari bebas dari ketidakmampuan pada lanjutusia. Jadi menua sehat harus diikuti dengan lanjut usia yang aktif, senantiasa berperan serta pada aktifitas sosial,budaya, spiritual, ekonomi dan peristiwa di masyarakat. Sebuah organisasi kedokteran geriatrik yang tertata denganbaik mempunyai peranan penting untuk menuju usia lanjut yang sehat.

Kata kunci : Lanjut usia, sehat, kedokteran geriatrik

Practice of geriatric medicine towards healthy ageing

ABSTRACT

Clinical presentation of disease in old age is oftenly different from that in younger patients. This and the factthat old people also show the changes of ageing and of multiple pathology, make clinical assessment, treatment,and rehabilitation all the more challenging. Geriatric medicine is a branch of general internal medicine, concernedwith the clinical, preventive, remedial and psycho-social aspects of disease and health in the elderly. The aims ofgeriatric medicine are: (i) maintenance of health in old age, by avoidance of disease and continuing socialengagement; (ii) maintenance of maximum independence; (iii) early detection and appropriate treatment of disease;and (iv) sympathetic care and support during terminal illness. Health according to WHO refers to physical, mentaland social well being. Healthy ageing is commonly used as a synonym for disability-free life expectancy towardsageing. In its development, healthy ageing will be much influenced by endogenic as well as exogenic factors.Logically, healthy ageing must be followed by active ageing, continuing participation in social, cultural, spiritual,economic and civic affairs. A well organized geriatric medicine service has a major role in healthy ageing.

Keywords : Old age, healthy ageing, geriatric medicine

Korespondensi : a Kris Pranarka Divisi Geriatrik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran, Universitas DiponegoroJl. Dr. Sutomo No.18Semarang - Jawa TengahE-Mail : [email protected]

Page 2: Kris Pran Aka

Pranarka Geriatrik kedokteran

188

LATAR BELAKANG

Akibat keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan terjadi penurunan angkakelahiran, angka kesakitan dan angka kematianser ta peningkatan angka harapan hiduppenduduk Indonesia. Terjadi peningkatanjumlah penduduk usia lanjut (≥ 60 tahun).Dalam angka absolut, populasi usia lanjut diIndones ia yang pada tahun 1960 baruberjumlah 4,5 juta, meningkat menjadi 8,0 jutapada tahun 1980, dan menjadi 14,9 juta padatahun 2000. Jumlah penduduk usia lanjut padatahun 2010 hampir sama dengan jumlahbalita.(1)

Menurut Badan Pusat Statistik, jika padatahun 1970 angka harapan hidup perempuanIndonesia 48,1 tahun, maka pada tahun 2000menjadi 70 tahun, sedangkan angka harapanhidup laki-laki Indonesia meningkat dari 45tahun menjadi 65 tahun. Hal ini mengakibatkanpeningkatan persentase usia lanjut. Persentaseusia lanjut pada tahun 2020 diperkirakan akanmeningkat menjadi 11,4% dibandingkan tahun2000 sebesar 7,4%.(2) Peningkatan persentasepopulas i us ia lanjut berdampak padapeningkatan masalah kesehatan yangberhubungan dengan warga us ia lanjut .Masalah kesehatan usia lanjut merupakanmasalah kesehatan yang memiliki kekhususan.Proses menua mengakibatkan berkurangnyafungsi berbagai organ tubuh sehingga seringkaliberbagai masalah kesehatan terjadi pada satuindividu usia lanjut.

Telah diketahui bahwa penyakit dankesehatan pada usia lanjut tidaklah samadengan penyakit dan kesehatan pada golonganpopulasi usia lainnya, yaitu dalam hal: (i)penyakit pada usia lanjut cenderung bersifatmul t ipe l , merupakan gabungan antarapenurunan fisiologik/alamiah dan berbagaiproses patologik/penyakit ; ( i i ) penyakitb iasanya ber ja lan kronis , menimbulkan

kecacatan dan secara lambat laun akanmenyebabkan kematian; (iii) usia lanjut jugasangat rentan terhadap berbagai penyakit akut,serta diperberat dengan kondisi daya tahanyang menurun; (iv) kesehatan usia lanjut jugasangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosialdan ekonomi, dan (v) pada usia lanjut seringkalididapat penyakit iatrogenik (akibat banyakobat-obatan yang dikonsumsi).

Geriatri (dari kata Geros = tua, iatrea =merumat) atau ilmu kesehatan usia lanjutadalah bagian ilmu penyakit dalam yangmempela jar i aspek-aspek pencegahan,peningkatan, pengobatan, pemulihan sertaaspek psikologis dan sosial dari penyakit-penyakit pada usia lanjut. Istilah geriatripertama kali dipakai oleh Ignatz Nascher padatahun 1909. (3) I lmu in i baru d ikatakanberkembang dengan nyata tahun 1935 di Inggrisoleh seorang dokter wanita Marjorie Warren(4)

di West Middlesex Hospital, yang dianggapperintis ilmu geriatri. Di Indonesia, ilmu inid ikembangkan oleh Boedhi-Darmojo d iSemarang sejak tahun 1968.

Proses menua dan implikasi klinisMenurut Alex Comfort (1940)(5) dasar dari

proses menua adalah kegagalan fungsihomeostatik penyesuaian diri terhadap faktorintrinsik dan ekstrinsik. Menua adalah prosesyang mengubah seorang dewasa sehat menjadiseorang yang rapuh dengan berkurangnyasebagian besar cadangan sistem fisiologis danmeningkatnya kerentanan terhadap berbagaipenyakit seiring dengan bertambahnya usia.Terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidakhanya berpengaruh terhadap penampilan fisik,namun juga terhadap fungsi dan tanggapan padakehidupan sehari-hari. Namun harus dicermati,bahwa setiap individu mengalami perubahan-perubahan tersebut secara berbeda. Padabeberapa individu, laju penurunannya mungkincepat dan dramatis, sementara pada individu

Page 3: Kris Pran Aka

189

Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

lainnya, perubahannya kurang bermakna. Prosesmenua bukanlah sesuatu yang terjadi hanya padaorang berusia lanjut, melainkan suatu prosesnormal yang berlangsung sejak maturitas danberakhir dengan kematian. Namun demikian,efek penuaan tersebut umumnya menjadi lebihterlihat setelah usia 40 tahun. Proses menuaseyogianya dianggap sebagai suatu prosesnormal dan tidak selalu menyebabkan gangguanfungsi organ atau penyakit. Berbagai faktorsepert i faktor genetik, gaya hidup, danlingkungan, mungkin lebih besar mengakibatkangangguan fungsi daripada penambahan usia itusendiri. Di sisi lain, hubungan antara usia danpenyakit amat erat. Laju kematian untuk banyakpenyakit meningkat seiring dengan menuanyaseseorang, terutama disebabkan olehmenurunnya kemampuan orang usia lanjutberespon terhadap stres, baik stres fisik maupunstres psikologik. Secara umum dapat dikatakanterdapat kecenderungan menurunnya kapasitasfungsional baik pada tingkat selular maupunpada tingkat organ sejalan dengan proses menua.Akibat penurunan kapasitas fungsional tersebut,orang berusia lanjut umumnya tidak beresponsecara efektif terhadap berbagai rangsangan,internal atau eksternal, seperti yang dapatdi lakukan oleh orang yang lebih muda.Menurunnya kapasitas untuk berespons terhadaplingkungan internal yang berubah cenderungmembuat orang usia lanjut sul i t untukmemelihara kestabilan status fisik dan kimiawidalam tubuh, atau memelihara homeostasistubuh. Gangguan terhadap homeostasis tersebutdapat memudahkan ter jadinya disfungsiberbagai sistem organ dan turunnya toleransiterhadap obat-obatan.

Perubahan akibat proses menuaSemakin ber tambah us ia seseorang

semakin banyak ter jadi perubahan padaberbagai sistem dalam tubuh. Perubahan yangterjadi cenderung mengarah pada penurunan

berbagai fungsi tersebut. Pada sistem sarafpusat terjadi pengurangan massa otak, alirandarah otak, densitas koneksi dendritik, reseptorglukokortikoid hipokampal, dan terganggunyaautoregulasi perfusi. Timbul proliferasi astrositdan berubahnya neurotransmiter, termasukdopamin dan serotonin. Terjadi peningkatanaktivitas monoamin oksidase dan melambatnyaproses sentral dan waktu reaksi.

Pada fungsi kognitif terjadi penurunankemampuan meningkatkan fungsi intelektual;berkurangnya efisiensi transmisi saraf di otakyang menyebabkan proses informasi melambatdan banyak informasi hilang selama transmisi;berkurangnya kemampuan mengakumulasiinformasi baru dan mengambil informasi darimemori. Kemampuan mengingat kejadian masalalu lebih baik dibandingkan kemampuanmengingat kejadian yang baru saja terjadi. Padafungsi penglihatan terjadi gangguan adaptasigelap; pengeruhan pada lensa; ketidakmampuanuntuk fokus pada benda-benda jarak dekat(presbiopia); berkurangnya sensitivitas terhadapkontras dan lakrimasi . Hilangnya nadaberfrekuensi tinggi secara bilateral timbul padafunsgsi pendengaran. Di samping itu pada usialanjut terjadi kesulitan untuk membedakansumber bunyi dan terganggunya kemampuanmembedakan target dari noise. Pada sistemkardiovaskuler, pengisian ventrikel kiri dan selpacu jantung (pacemaker) di nodus SAberkurang; terjadi hipertrofi atrium kiri;kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri bertambahlama; respons inotropik, kronotropik, terhadapst imulasi beta-adrenergik berkurang;menurunnya curah jantung maksimal;peningkatan atrial natriuretic peptide (ANP)serum dan resistensi vaskular perifer.(6,7) Padafungsi paru-paru terjadi penurunan forcedexpiration volume 1 second (FEVI) dan forcedvolume capacity (FVC); berkurangnyaefektivi tas batuk dan fungsi s i l ia danmeningkatnya volume residual . Adanya

Page 4: Kris Pran Aka

Pranarka Geriatrik kedokteran

190

‘ventilation-perfusion mismatching’ yangmenyebabkan PaO

2 menurun seir ing

bertambahnya usia : 100 – (0,32 x umur).Pada fungsi gastrointest inal ter jadi

penururan ukuran dan aliran darah ke hati,terganggunya bersihan (clearance) obat oleh hatisehingga membutuhkan metabolisme fase I yanglebih ekstensif. Terganggunya respons terhadapcedera pada mukosa lambung, berkurangnyamassa pankreas dan cadangan enzimatik,berkurangnya kontraksi kolon yang efektif danabsorpsi kalsium.(8) Menurunnya bersihankreatinin (creatinin clearance) dan laju filtrasiglomerulus (GFR) 10 ml/dekade terjadi dengansemakin bertambahnya usia seseorang. (8)

Penurunan massa ginjal sebanyak 25%, terutamadari korteks dengan peningkatan relatif perfusinefron jukstamedular. Aksentuasi pelepasan antidiuretic hormone (ADH) sebagai responsterhadap dehidrasi berkurang dan meningkatnyaketergantungan prostaglandin ginjal untukmempertahankan perfusi. Pada saluran kemihdan kelamin t imbul perpanjangan wakturefrakter untuk ereksi pada pria, berkurangnyaintensitas orgasme pada pria maupun wanita,berkurangnya sekresi prostat di urin danpengosongan kandung kemih yang t idaksempurna serta peningkatan volume residualurin. Toleransi glukosa terganggu (gula darahpuasa meningkat 1 mg/dl/dekade; gula darahpostprandial meningkat 10 mg/dl/dekade).Insulin serum meningkat, HbA1C meningkat,IGF-1 berkurang. Penurunan yang bermaknapada dehidroepiandrosteron (DHEA), hormonT3, testosteron bebas maupun yangbioavailable, dan produksi vitamin D oleh kulitserta peningkatan hormon paratiroid (PTH).Ovarian failure disertai menurunnya hormonovarium.

Pada sistem saraf perifer lanjut usiamengalami hilangnya neuron motor spinal,berkurangnya sensasi getar, terutama di kaki,berkurangnya sensitivitas termal (hangat-

dingin), berkurangnya amplitudo aksi potensialyang termiel inasi dan meningkatnyaheterogenitas selaput akson myelin. Massa ototberkurang secara bermakna (sarkopenia) karenaberkurangnya serat otot.(9)

Efek penuaan paling kecil pada ototdiafragma; berkurangnya sintesis rantai beratmios in , inervas i , meningkatnya jumlahmiofibril per unit otot dan berkurangnya lajubasal metabolik (berkurang 4%/dekade setelahusia 50). Pada sistem imun terjadi penurunanimunitas yang dimediasi sel , rendahnyaproduksi antibodi, meningkatnya autoantibodi,berkurangnya hipersensitivitas tipe lambat,berkurangnya produksi sel B oleh sumsumtulang; dan meningkatnya IL-6 dalam sirkulasi.

Konsep menua sehat Konsep menua sehat pada hakikatnya

sesuai dengan slogan Tahun Usia Lanjut WHOtahun 1982 adalah : “Do not put years into life,but life into years”, yang berarti usia panjangtidaklah ada artinya bila tidak berguna danbahagia serta mandiri sejauh mungkin, denganmempunyai kualitas hidup yang baik. “Long lifewithout continous usefulness, productivity andgood quality of life is not a blessing”.(10)

Tujuan hidup manusia adalah menjadi tuatetap sehat (healthy ageing). Healthy agingartinya menjadi tua dalam keadaan sehat.Healthy ageing akan dipengaruhi oleh beberapafaktor : i) endogenic ageing, yaitu yang dimulaidengan cellular aging , lewat t issue dananatomical ageing ke arah proses menuanyaorgan tubuh, proses ini seperti jarum jam yangterus berputar; ii) exogenic factor, yang dapatdibagi dalam sebab lingkungan (environment)di mana seseorang hidup dan faktor sosio budayayang paling tepat disebut gaya hidup (life-style).Faktor exogenic ageing ini, sekarang lebihdikenal dengan sebutan faktor risiko. BoedhiDarmojo(11) menggambarkan dalam bentuk dibawah ini (Gambar 1).

Page 5: Kris Pran Aka

191

Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

Selanjutnya menua sehat (healthy ageing)harus diikuti dengan menua-aktif (activeageing). Menua-aktif adalah suatu proses yangmengoptimalkan kesempatan untuk sehat,partisipatif dan kesejahteraan dalam tujuanmeningkatkan kualitas hidup saat seseorangmenua. Menua aktif ini terjadi baik pada

individu maupun sekelompok orang. Kata aktifmenunjukkan peran serta berkelanjutan dalambidang sosial, ekonomi, kultural, spiritual danpemerintahan. Sedangkan kata sehat, merujukke masalah kesehatan fisik, mental dan sosialseperti tercantum di definisi WHO tentang artisehat.

Gambar 1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap healthy aging (11)

Gambar 2. The determinants of active ageing (10)

Page 6: Kris Pran Aka

Pranarka Geriatrik kedokteran

192

Gambar 3. Spider model: the relationship between risk factors and degenerative diseases (13)

Sebenarnya menua sehat, ada dalam konsepmenua aktif. Menjaga kelangsungan otonomi dankemandirian saat seseorang menjadi tua adalahtujuan utama setiap orang. Istilah menua-aktif(active ageing) diambil dari WHO tahun 1990,yang lebih rinci dari menua-sehat, untukmengenali faktor-faktor yang dapatmempengaruhi bagaimana proses penuaanseseorang atau sebuah populasi.

Beberapa contoh dari faktor-faktor yangmempengaruhi proses menua sehat dan aktifdisajikan pada Gambar 2.(10)

Faktor pelayanan kesehatan dan sosial• Prevalensi yang masih tinggi dari infeksi/

penyakit menular• Masalah malnutrisi• Makin banyak penyakit-penyakit

degeneratif• Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih

kurangFaktor ekonomik• Menurunnya pendapatan• Mungkin tidak memiliki asuransi atau

pensiun

• Kebalikannya mungkin cukup mampu/ kayasehingga mengundang risiko obesitas, danpenyakit-penyakit lain akibat gaya hidupyang kurang baik.Masalah-masalah lain menyangkut

pendidikan seseorang, kepribadian yang sehatdan berbahagia serta lingkungan yang ramah,mempunyai dampak yang besar untuk menjaditua sehat dan aktif. Menurut WHO(10) : biarpungen mungkin berperan untuk terjadinya penyakit,tetapi untuk sebagian besar penyakit, faktorexternal dan lingkungan mempunyai peran yanglebih besar dibanding genetik dan internal.Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuanmencapai proses menua sehat dan aktif iniadalah juga upaya pencegahan untuk penyakit-penyakit kronik degeneratif yang biasanyadiderita populasi lanjut usia.

Boedhi-Darmojo(13) menunjukkan lebihje las hubungan faktor-faktor r is iko danpenyakit-penyakit degeneratif ini dalam bentukgambaran laba-laba seperti di bawah ini(Gambar 3).

Page 7: Kris Pran Aka

193

Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

PELAYANAN KESEHATAN PADALANJUT USIA; MENGAPA HARUSDIKHUSUSKAN ?

Mengingat sifat penyakit dan perubahanfungsi organ karena proses menua pada usialanjut yang sangat khusus tersebut, maka dalamilmu geriatri terdapat beberapa tatacara yangmerupakan keharusan untuk dilakukan agarupaya kesehatan bagi usia lanjut tersebut dapatdilaksanakan secara optimal. Tatacara tersebutadalah yang disebut sebagai asesmen geriatriyang bekerja secara tim.

Asesmen geriatri adalah suatu prosesdiagnostik multidisiplin (banyak disiplin ilmukesehatan) yang biasanya dilaksanakan secarainterdisipliner (dengan satu tujuan) olehseorang dokter/geriatris dan atau suatu timinterdisiplin geriatrik untuk menentukanmasalah dan kapabilitas medis, psikososial danfungsional guna merencanakan terapimenyeluruh serta pemantauan kesehatan yangberkesinambungan bagi seorang penderita usialanjut.

Prinsip pelayanan kesehatan usia lanjutyang menyeluruh yang diinginkan untukdilaksanakan di Indonesia dapat dibagi atas 3bentuk, yaitu :1. Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasis

rumah sakit (hospital based geriatricservices) , karena pada dasarnya RSmerupakan pusat/tempat rujukan daripelayanan kesehatan dasar usia lanjut.Oleh karenanya pelayanan di rumah sakitin i seyogyanya menyelenggarakan/menyediakan semua jenis upaya pelayanankesehatan, mulai dari promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif, dengan saranadan sumberdaya manusia yang lengkap.Tentu saja tergantung dari kelas rumahsakit, berbagai pelayanan tersebut bisadilaksanakan tergantung dari kemampuanserta dana yang tersedia.

2. Pelayanan kesehatan usia lanjut olehmasyarakat berbasis rumah sakit (hospitalbased community geriatric services), dimana pusat-pusat pelayanan kesehatan usialanjut di RS bertindak sebagai konsultanterhadap pelayanan usia lanjut dimasyarakat, dan dengan penuh tanggungjawab mengikuti keadaan usia lanjut yangsebelumnya dirawat atau mendapatpelayanan di RS tersebut. Termasuk dalamupaya kesehatan usia lanjut ini adalahpelayanan di luar rumah sakit, berupapembinaan oleh institusi yang lebih tinggiterhadap institusi yang lebih rendah diwilayah kerjanya dalam kegiatan rujukantimbal balik.

3. Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasismasyarakat (community based geriatricservices), yaitu pelayanan dari masyarakatuntuk masyarakat, sehingga masyarakatsendiri diikutsertakan dalam pelayanankesehatan usia lanjut, tentu saja setelahdiberi tambahan pengetahuan secukupnya.Ketiga sistem pelayanan kesehatan usia

lanjut tersebut di atas haruslahberkesinambungan serta saling mendukung,sehingga pada akhirnya setiap orang usia lanjutdapat memperoleh pelayanan sesuai dengan jenisdan derajat penyakit yang dideritanya.

JENIS-JENIS PELAYANAN GERIATRI

Poliklinik GeriatriTempat pelayanan ini memberikan jasa

mengadakan pemeriksaan menyeluruh, tindakanpengobatan sederhana dan konsultasi bagipenderita rawat jalan, baik di masyarakat,puskesmas, maupun antar poliklinik. Tenagaminimal yang dibutuhkan adalah dokter umumatau dokter ahli penyakit dalam yang telahmendapat kursus geriatri, atau seorang dokterspesialis geriatri/geriatris, seorang perawat, danseorang petugas sosial medik.

Page 8: Kris Pran Aka

Pranarka Geriatrik kedokteran

194

Bangsal Geriatri AkutDi bangsal ini pada dasarnya hanya dirawat

pasien usia lanjut yang mempunyai penyakitakut atau semi-akut. Terhadap penderita inidilakukan asesmen, tindakan pengobatan danrehabilitasi secepat mungkin setelah keadaannyamemungkinkan.

Bangsal Geriatri KronisBangsal ini diperlukan untuk merawat

pasien usia lanjut dengan penyakit kronis yangmemerlukan rawat inap dalam jangka waktulama, dan karenanya memerlukan biaya yangtinggi. Mengingat turn over rate-nya yangsangat rendah, keberadaan bangsal ini di suatuRS Pemerintah di Indonesia, sementara ini bisadigantikan oleh bangsal penyakit dalam,sedangkan di RS Swasta keberadaanya masihdimungkinkan.

Klinik Asuhan SiangDi tempat ini dapat dilaksanakan semua

tindakan seperti yang dilakukan di bangsal akut,akan tetapi pasien tidak harus rawat inap danpelayanan hanya di lakukan pada jam kerja saja.Jasa yang dapat diberikan meliputi pemeriksaanmenyeluruh, tindakan pengobatan, rehabilitasidan rekreasi. Oleh karenanya tenaga yangdibutuhkan selain dokter geriatris juga macam-macam tenaga rehabilitasi medik ditambah ahligizi dan sebagainya.

Konsultasi GeriatriPasien yang dirawat oleh bagian lain dapat

dikonsultasikan ke t im geriatr i untukmendapatkan pemeriksaan menyeluruh, berbagaitindakan lain, atau bahkan dipindahkan kebangsal lanjut usia.

PenitipanOrang lanjut usia yang relatif sehat, tidak

ada eksaserbasi akut dari penyakit yang mungkindiderita, dapat dititipkan selama maksimal dua

minggu di Instalasi Geriatri yang lengkap,misalnya di Paviliun Lanjut Usia Boedhi-Darmojo RS. Dr. Kariadi Semarang. Tujuanpelayanan ini antara lain memberi istirahat padakeluarga yang merawat agar segar kembali.

Perawatan TerminalPelayanan kesehatan sejak dulu diarahkan

untuk menyembuhkan penyakit dan mencegahkematian, tetapi ada kalanya dokter dihadapkanpada keadaan menjelang ajal yang tidak dapatdielakan. Hospice care (asuhan sakit)merupakan salah satu bentuk layanan geriatridengan ciri-ciri: (i) harapan hidup penderitadiperkirakan kurang dari enam bulan; (ii)pendekatan paliatif, dengan penekanan padapengelolaan nyeri dan gejala; (iii) koordinasioleh tim interdisiplin, terdiri atas tenaga medik,rohaniwan, keluarga dan relawan/pekerja sosial.Asuhan sakit ini dapat dilakukan di rumah sakit,atau di rumah penderita.

Pendidikan & RisetHal ini merupakan bagian implisit dari

suatu pemberian pelayanan geriatri, antara laindilaksanakan untuk pendidikan tenaga medis,paramedis, terapis-rehabilitasi, dan mahasiswadari berbagai bidang keilmuan serta riset, yangpada gilirannya diperlukan untuk meningkatkanpelayanan serta pengembangan ilmu geriatri.

Rehabilitasi MedikPenyakit pada usia lanjut selalu mempunyai

kecenderungan untuk terjadinya kecacatan,sehingga oleh WHO selalu diharapkanpenegakan diagnosis pasien usia lanjut dalamaspek gangguan organ (disease), penyakit(impairment), keterbatasan (disability) yangdiakibatkan dan kecacatan (handicap). Olehkarenanya rehabilitasi medik selalu merupakanaspek yang harus terdapat dalam pelayanankesehatan usia lanjut. Rehabilitasi dilaksanakansesegera mungkin sejak pasien masuk sampai

Page 9: Kris Pran Aka

195

Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

pulang, sesuai kebutuhannya. Bila latihan-lat ihan yang diberikan berjangka lama,sebaiknya dilakukan di instalasi rehabilitasimedik.

Panti Rawat WredhaPanti Rawat Wredha atau nursing home

bukan suatu keharusan untuk diadakan padasuatu RS. Bagian ini merupakan bentukperalihan antara pelayanan RS dan pelayanandi rumah/di panti wredha, di mana pasien sudahtidak banyak memerlukan tindakan RS (asesmendan kuratif) akan tetapi masih mempunyaimasalah kesehatan kronis yang memerlukanperawatan (care), sehingga tidak dimungkinkanuntuk dirawat di rumah atau di panti wredhabiasa. Keberadaannya di suatu RS besarmemberikan nilai tambah untuk kepentinganpendidikan dan riset, dan walaupun tidaksempurna dapat untuk menggantikan bangsalkronis.

KAPITA SELEKTA BEBERAPAPERSOALAN KHUSUS DI BIDANGGERIATRI

PolifarmasiPenderita usia lanjut umumnya mengalami

beberapa penyakit secara bersamaan, dan adakemungkinan dokter (beberapa dokter) berusahamemberikan obat untuk setiap penyakit. Jumlahobat-obat yang banyak ini dapat menimbulkanmasalah baru antara lain karena efek sampingdan interaksi obat. Walaupun tidak mudahmengelola penderi ta lanjut usia denganmultipatologi, beberapa pedoman dapat dipakaisebagai pegangan, antara lain: Langkah-langkahuntuk menghindari polifarmasi(14,15)

a. catat semua obat yang dipakai, untukreview dan monitoring

b. kenali nama generik dan golongan obatc. kenali indikasi klinik untuk setiap obatd. ketahui profil efek samping setiap obat

e. kenali faktor risiko sesuatu efek yang takterduga

f. hentikan pemberian obat tanpa manfaatpenyembuhan

g. hentikan pemberian obat tanpa indikasiklinik

h. gantilah dengan obat yang lebih amani. jangan menangani efek tak terduga suatu

obat dengan obat lagij. gunakan obat tunggal bi la cara

pemberiannya tidak seringObat-obat herbal yang banyak beredar di

masyarakat dan dikonsumsi juga oleh golonganlanjut usia tidak boleh dianggap sepenuhnyaaman. Fitofarmaka dengan menggunakan obat-obat ini dapat menyebabkan efek samping daninteraksi obat yang berat sama dengan obat-obatsintetik.

Nutrisi pada lanjut usiaOrang lanjut usia dapat mempunyai risiko

malnutrisi karena terjadi penurunan asupanmakanan akibat perubahan fungsi salurancerna, metabolisme yang tidak efektif, defekutilisasi nutrien dan kegagalan organ. Keadaantersebut diperberat dengan koinsidensi daripenyakit akut atau kronik, trauma, keadaanhiperkatabolik, dan terapi obat yang dapatmempengaruhi status nutrisi. Kris Pranarkaet al(16) pada penelitian terhadap 104 penderitayang dirawat di Instalasi Geriatri selamaperiode Juli 2004 sampai dengan Juni 2005,mendapatkan hubungan yang bermakna antarastatus gizi saat penderita masuk rumah sakitdi mana didapatkan lebih dari 50% penderitamengalami undernutr i s i , dengan lamaperawatan, angka mortalitas dan perubahanAKS saat keluar dari rumah sakit.

DemensiaDemensia adalah gangguan fungsi

intelektual dan memori didapat, yang disebabkanoleh penyakit otak, dan tidak disertai dengan

Page 10: Kris Pran Aka

Pranarka Geriatrik kedokteran

196

gangguan tingkat kesadaran. Demensia merujuksindroma klinis yang mempunyai bermacampenyebab. Penderita dengan demensia harusmempunyai gangguan memori se la inkemampuan mental lain sepert i berpikirabstrak, penilaian, kepribadian, bahasa, praksisdan visuospasial.

Defisit yang terjadi harus cukup beratsehingga mempengaruhi aktifitas kerja dansosial secara bermakna. Jenis terbanyak daridemensia adalah penyakit Alzheimer. Ika S danKris Pranarka et al(15) di klinik memori InstalasiGer ia t r i RS. Dr. Kar iadi mencobamengembangkan tes mini menta l s ta teexamination untuk mendeteksi dini adanyagangguan pada fungsi kognit i f . Dari 55penderita yang berhasil diperiksa antara tahun2004–2005, dengan rerata umur 69,5 tahundidapatkan 32% menderita gangguan fungsikognitif ringan sampai berat.

Gangguan keseimbangan dan jatuhGangguan keseimbangan dikaitkan dengan

risiko terjadinya peristiwa jatuh yang akanberdampak masalah psikososial antara lain :(i) rasa kurang percaya diri; (ii) rasa takut;cemas dan depresi; dan (iii) ketergantunganbahkan terisolasi dari masyarakat sekitar.

Dampak psikososial ini sering kurangdiperhatikan oleh para dokter, yang lebihterpusat perhatiannya pada masalah-masalahfisik. Orang lanjut usia yang pernah mengalamigangguan keseimbangan dan kemudian jatuh,dapat demikian takut untuk jatuh lagi. Jatuhadalah salah satu peristiwa yang sering dialamioleh seorang lanjut usia. Jatuh dikaitkan denganpeningkatan morbiditas dan mortalitas sertapenurunan fungsi dan kemandirian. Jatuhbiasanya terjadi akibat rangkaian beberapafaktor risiko, yang sebagian besar dapatdikoreksi. Sering orang lanjut usia tidakmenyadari atau mengenali faktor risiko ini, dantidak melaporkan pada dokter sehingga upaya

pencegahan jatuh diabaikan, dan faktor-faktorrisiko ini baru menjadi kenyataan setelah terjadiperistiwa jatuh. Menurut Guideline For ThePrevention of Falls in Older Person,(17) dariseluruh populasi lanjut usia ≥65 tahun yangtampak sehat di masyarakat sekitar 35-40%mengalami jatuh setiap tahun. Terutama bilaterjadi akibat-akibat jatuh yang menyebabkanharus dirawat dan ada kecacatan. Terjadiisolasi sosial atau ketergantungan sehinggakesehatan dan kemandirian menjadi terganggu.Penurunan akt i f i tas f i s ik menyebabkankemunduran dan kelemahan otot-otot, sendimenjadi lebih sul i t d igerakkan, dankewaspadaan terhadap l ingkungan jugaberkurang. Semua ini akan memperburukdisfungsi sosial. Gangguan keseimbangan yangdapat membawa akibat jatuh, sangat mahalni lainya pada lanjut usia baik dari segiketergantungan dan gangguan fungsi fisikmaupun biaya.

KESIMPULAN

Akibat dari kemajuan di bidang kesehatan,terjadi peningkatan dari populasi lanjut usia.Tetapi kalau lanjut usia ini berkaitan dengankerapuhan dan kecacatan, maka beban padasarana dan pelayanan kesehatan jugabertambah berat. Suatu pelayanan geriatri yangrapi dan terorganisasi sangat berperan dalampengelolaan dari konsekuensi demografik ini.Kebanyakan orang lanjut usia di atas 60 tahunmasih hidup cukup mandiri di masyarakat.Adalah tugas utama dari pelayanan geriatriuntuk mempertahankan kemandirian ini ,sehingga dapat menua sehat. Konsep sehatmenurut WHO meliputi fisik, mental dan sosial.Dengan demikian menua sehat dapatdiharapkan juga akan berlanjut dengan menuaaktif secara sosial, spiritual dan kulturalbahkan ekonomi dan pemerintahan untukmenuju pada menua (dengan) sukses.

Page 11: Kris Pran Aka

197

Universa Medicina Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4

Daftar Pustaka

1. United Nations Population Division. Worldpopulation prospects: 2002 revision. New York:United Nation; 2003.

2. Badan Pusat Statistik. Proyeksi pendudukIndonesia 2000-2025. Jakarta: Badan PerencanaanPembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik,United Nations Population Funds; 2005.

3. Nascher IL. What is geriatric? Cited by: Gray L.Addressing the need of geriatric education. Elderly1997; 7: 14.

4. Warren M. Care of the chronic aged sick. Lancet1946; i: 841-843. Cited by Young J, Robinson J,Dickinson E. Rehabilitation for older people. BMJ1998; 316: 1108-9.

5. Comfort A. The process of ageing. New York:Signet; 1964. Cited by : Jeste DV. Psychiatry ofold age is coming of age. Am J Psychiatry 1997;154: 1356-8.

6. Sussman MA, Anversa P. Myocardial aging andsenescence. Ann Rev Physiol 2004; 66: 29-48.

7. Edelberg JM, Reed MJ. Aging and angiogenesis.Frontiers Bioscience 2003; 8: 1199-209.

8. Taliaferro PM, Price CA. Aging increases risk formedication problems. Senior Series 2001; 127: 1-3.

9. Samson MM, Meeuwsen IBA, Crowe A, Dessens

JAG, Duursma SA, Verhaar HJJ. Relatonshipbetween physical performance measures, age,height and body weight in healthy adults. AgeAging 2000; 29: 235-42.

10. World Health Organization. Active ageing, a policyframework. Geneva: World Health Organization;2002.

11. Darmojo RB, Martono HH. Buku Ajar Geriatri.Jakarta: Balai Penerbit Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia; 1999.

12. Kalache AA. Active ageing in the 21st century.Brazilia: World Health Organization; 2005.

13. Darmojo RB. Determinants of active vital ageingand prevention of disease in the elderly, KongresNasional Gerontologi, Jakarta, Oktober, 2003.

14. Carlson JE. Perils of polypharmacy: 10 steps toprudent prescribing. Geriatrics 1996; 51: 26-30.

15. Supartondo, Roosheroe AG. Pedoman memberiobat pada pasien geriatric serta mengatasi masalahpolifarmasi. Dalam: Buku ajar geriatric ilmupenyakit dalam. Jilid III. Jakarta: Geriatri; 2006.hal. 1437-8.

16. Ika SH, Pranarka K, Joni B, Andayani R, MartonoH. Deteksi dini gangguan fungsi kognitif denganMMSE. Temu Ilmiah Geriatri, Jakarta, 2005.

17. The Department of Health, USA: Guideline for thepromotion of active ageing in older adults.Formeset Cape Printers, June 2000.