KREATIVITAS GURU DALAM MEMODIFIKASI SARANA ...ii ABSTRAK Wahyu Putra Perdana.2015.Kreativitas Guru...

123
i KREATIVITAS GURU DALAM MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA PENJAS SE-KAB. JEPARA SKRIPSI diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Oleh Wahyu Putra Perdana NIM 6101410033 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Transcript of KREATIVITAS GURU DALAM MEMODIFIKASI SARANA ...ii ABSTRAK Wahyu Putra Perdana.2015.Kreativitas Guru...

  • i

    KREATIVITAS GURU DALAM MEMODIFIKASI SARANA

    DAN PRASARANA PENJAS SE-KAB. JEPARA

    SKRIPSI

    diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    pada Universitas Negeri Semarang

    Oleh Wahyu Putra Perdana

    NIM 6101410033

    PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • ii

    ABSTRAK

    Wahyu Putra Perdana.2015.Kreativitas Guru dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana Penjas Se-Kab. Jepara. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.Dosen Pembimbing, Dra. Heny Setyawati, M. Si

    Kata Kunci : Kreativitas dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang seberapa besar kreativitas guru penjasorkes di SMP Negeri se-Kab.Jepara dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran. Sehingga guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Yang dikarenakan guru kurangnya kesiapan dalam proses pembelajaran yang dimana sarana dan prasara yang kurang sebagai penghambat proses pembelajaran sekolah. Begitu juga dengan siswa kurangnya kesiapan guru dalam pembelajaran siswa merasa bosan dengan pengajaran yang monoton.

    Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei dengan pengambilan data menggunakan angket. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan sample 26 sekolah dari 39 sekolah yang ada di Kab.Jepara. uji validitas butir dengan mengkorelasikan skor butir dengan total skor dan menggunakan rumus product moment dari Karl Person dan uji realibilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.

    Hasil Penelitian menunjukan bahwa kreativitas guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana dalam pembelajaran penjas di SMP se-Kab.Jepara sebanyak 26 orang guru, dengan presentase; 57,64% kreativitasnya termasuk tinggi dan 42,31% kreativitasnya termasuk kategori sedang.

    Dengan menggunakan beberapa faktor dalam pengambilan data seperti (1) Kemampuan dalam melihat masalah yang berubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani berada pada kategori sedang; (2) Kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi berada pada kategori sedang dan; (3) Sikap terbuka dan mau menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani berada pada kategori sedang. Maka dapat disimpulakan dari beberapa faktor tersebut bahwa Kabupaten Jepara termasuk kategori tinggi.

    Peneliti memberi saran kepada guru (1) Guru harus bisa meningkatkan kemampuannya dalam memodifikasi (2) Guru harus bisa menciptakan ide dan penerapan ide dalam pembelajaran berlangsung (3) Guru harus bisa mengevaluasi yang diajarkan kepada siswa

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    ~ Hiduplah seperti kau akan mati hari ini ~

    “ Masalah datang silih berganti, membuat emosi yang tak menentu, tapi

    yakinlah bahwa Tuhan selalu ada di sisimu, entah untuk memberikan

    pertolongan atau untuk memberikanmu sebuah pelajaran hidup “

    (penulis)

    PERSEMBAHAN

    skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Sebuah karya kecil ini

    kupersembahkan untuk :

    1. Bapakku Suharman dan Ibuku Umrotun

    2. Adik-adikku

    3. Kekasihku (Dianita Ellya Rosa)

    4. Almamaterku Jurusan Pendidikan Jasmani

    Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu

    Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

    telah memberikan rahmat, berkat, dan hidayah-Nya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul

    “Kreativitas Guru dalam Memodivikasi Sarana dan Prasarana Penjas SMP

    Negeri KAB.Jepara”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian

    persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu

    Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

    Keberhasilan penulisan skripsi ini dapat terwujud tidak hanya atas

    hasil kerja penulis sendiri namun juga berkat bantuan dari berbagai pihak.

    Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

    kepada :

    1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

    berbagai fasilitas dan kesempatan kepada peneliti untuk

    melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang .

    2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES yang telah memberi

    kesempatan pula kepada peneliti melaksanakan studi di FIK

    Universitas Negeri Semarang.

    3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

    PJKR, Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES yang telah memberi

    petunjuk, arahan, saran,serta bimbingan dalam perkuliahan

    hingga selesainya skripsi ini.

    4. Ibu Dra. Heny Setyawati, M.Si selaku Pembimbing , yang telah

    memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.

    5. Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

    Negeri Semarang, yang selalu membantu penulis dalam proses

    pembuatan surat-surat perijinan.

    6. SMP Negeri se-Kab.Jepara, yang telah memberikan data dan

    informasinya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

  • vii

    7. Kepada BAPPEDA Kab.Jepara, yang telah memberikan surat

    rekomendasi untuk penelitian tentang “Kreativitas Guru Dalam

    Memodifikasi Sarana dan Prasarana Penjas se-Kab.Jepara.

    8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

    satu, yang telah membantu penelitian sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia

    pendidikan sebagaimana mestinya.

    Semarang, Desember 2014

    Penulis

    Wahyu Putra Perdana NIM. 6101410033

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL ........................................................................................ i

    ABSTRAK ................................................................................... ii

    PERNYATAAN ........................................................................... iii

    PERSETUJUAN .......................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v

    KATA PENGANTAR .................................................................... vii

    DAFTAR ISI ................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL .......................................................................... x

    DAFTAR DIAGRAM .................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah ............................................. 1 1.2 Identifikasi Masalah .................................................... 4 1.3 Batasan Masalah ........................................................ 5 1.4 Rumusan Masalah ..................................................... 5 1.5 Tujuan Penelitian ........................................................ 5 1.6 Manfaat Penelitian ……………………………………… 5 1.6.1 Manfaat Teoritis ....................................................... 5

    1.6.2 Manfaat Praktis........................................................ 6 1.6.3 Manfaat Bagi Peneliti ............................................... 6

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Hakikat Kreativitas ...................................................... 7 2.2 Hakikat Guru Jasmani ................................................ 12 2.3 Hakikat Modifikasi ...................................................... 14 2.4 Hakikat Sarana dan Prasarana ................................... 15 2.5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ......................... 19 2.6 Penelitian yang Relevan .............................................. 20 2.7 Kerangka Berfikir ......................................................... 22

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian ....................................................... 24 3.2 Devinisi Operasional Variable Penelitian ..................... 24 3.3 Populasi dan Sample .................................................. 24 3.4 Instrumen Penelitian .................................................... 26 3.5 Uji Validitas Instrumen ................................................. 30 3.6 Uji Reabilitas Instrumen .............................................. 32

  • ix

    3.7 Teknik Pengumpulan Data .......................................... 33 3.8 Teknis Analisis Data .................................................... 34

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum ....................................................... 37 4.2 Hasil Penelitian............................................................ 42 4.3Hasil Analisis Data Penelitian ...................................... 42

    4.4 Variable Indikator ....................................................... 42 4.4.1 Variable Indikator Kebutuhan dan Ketersediaan dan

    Parasarana ............................................................ 42 4.4.2 Variable Indikator Kondisi Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani ............................................... 44 4.4.3 Variable Indikator Manfaat dan Pemanfaatan Sarana

    dan Prasarana Pendidikan Jasmani ...................... 45 4.4.4 Variable Indikator Sikap dan Kemauan Guru dalam Memecahkan Masalah ............................................. 46 4.4.5 Variable Indikator Ide dalam Modifikasi ................... 47 4.4.6 Variable Indikator Penerapan ide dalam Modifikasi . 49 4.4.7 Variable Indikator Informasi dan Teknologi .............. 50 4.4.8 Variable Indikator Pengetahuan............................... 51 4.5 Data Variable Faktor Kreativitas ................................ 53 4.5.1 Jawaban Total Responden ..................................... 53 4.5.2 Presentase Total Responden .................................. 53 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................... 55

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan ................................................................ 57 5.2 Saran .......................................................................... 57

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 58

    LAMPIRAN ................................................................................. 60

  • x

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    2.4.1 Standar Umum Prasarana Sekolah dan Olahraga

    Kesehatan yang diusulkan Dikluspora ....................... 17

    2.4.2 Jenis Rasio dan Deskripsi Sarana dan Prasarana

    Tempat Bermain/Olahraga ......................................... 18

    1.3.1 Tabel Data SMP Negeri Se-Kab.Jepara ..................... 25

    3.4.1 Kisi-kisi Instrumen Kreativitas Guru Dalam Memodifikasi

    Sarana dan Prasarana ................................................ 29

    3.7 Tabel Perhitungan Uji Validitas ................................... 31

    3.8.1 Tabel Kategori Skor Berdasarkan Kurva Baku ............ 35

    4.1 Daftar Sample Sekolah yang Diteliti ............................ 40

    4.3.1 Hasil Analisis Data Penelitian ...................................... 42

    4.4.1 Skor Indikator Kebutuhan dan Ketersediaan Sarpras . 42

    4.4.2 Skor Indikatork Kondisi Sarpras .................................. 44

    4.4.3 Skor Indikator Manfaat dan Pemanfaatan Sarpras ..... 45

    4.4.4 Skor Indikator Sikap dan Kemauan Guru Untuk

    Memecahkan Masalah ................................................ 46

    4.4.5 Skor Indikator dalam Memodifikasi.............................. 47

    4.4.6 Skor Indikator Penerapan dalam Memodifikasi ........... 49

    4.4.7 Skor Informasi dan Teknologi ...................................... 50

    4.4.8 Skor Indikator Pengetahuan ........................................ 51

    4.5.1 Jawaban Total Responden Faktor Kreativitas ............. 53

    4.5.2 Presentase Total Responden Faktor Kreativitas ......... 53

    4.5.3 Tabel Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjas

    SMP se-Kab. Jepara ................................................... 54

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    4.1 Peta Kabupaten Jepara ............................................... 38

    4.4.1 Diagram Analisis Data Kebutuhan dan Ketersediaan

    Sarana dan Prasarana ................................................ 43

    4.4.2 Diagram Analisis Data Kondisi Sarana dan Prasarana 45

    4.4.3 Diagram Analisis Data Manfaat dan Pemanfaatan

    Sarana dan Prasarana ............................................... 46

    4.4.4 Diagram Analisis Data Sikap dan Kemauan Guru Untuk

    Memecahkan Masalah ................................................ 47

    4.4.9 Diagram Analisis Data ide dalam Memodifikasi .......... 48

    4.4.10 Diagram Analisis Data Penerapan dalam Ide

    Memodifikasi ............................................................... 50

    4.4.11 Diagram Analisis Data Informasi dan Teknologi .......... 51

    4.4.12 Diagram Analisis Data Pengetahuan ........................... 52

    4.5.3 Diagram Data Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru

    Penjas SMP se-Kab. Jepara ....................................... 54

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Instrumen Angket ............................................................. 61

    2. SK Pembimbing ................................................................ 65

    3. Surat Penelitian ............................................................... 66

    4. Surat Rekomendasi Research Jepara ............................. 67

    5. Surat Keterangan SMP N 5 Jepara .................................. 68

    6. Surat Keterangan SMP N 1 Jepara .................................. 69

    7. Surat Keterangan SMP N 1 Batealit ................................. 70

    8. Surat Keterangan SMP N 2 Jepara .................................. 71

    9. Surat Keterangan SMP N 1 Kembang .............................. 72

    10. Surat Keterangan SMP N 2 Keling ................................... 73

    11. Surat Keterangan SMP N 2 Kembang .............................. 74

    12. Surat Keterangan SMP N 1 Donorojo ............................... 75

    13. Surat Keterangan SMP N 2 Bangsri ................................. 76

    14. Surat Keterangan SMP N 1 Pakis Aji................................ 77

    15. Surat Keterangan SMP N 1 Bangsri ................................. 78

    16. Surat Keterangan SMP N 1 Tahunan ............................... 79

    17. Surat Keterangan SMP N 3 Jepara .................................. 80

    18. Surat Keterangan SMP N 1 Mlonggo ............................... 81

    19. Surat Keterangan SMP N 4 Jepara .................................. 82

    20. Surat Keterangan SMP N 3 Kembang .............................. 83

    21. Surat Keterangan SMP N 1 Keling ................................... 84

    22. Surat Keterangan SMP N 1 Welahan .............................. 85

    23. Surat Keterangan SMP N 1 Pecangaan .......................... 86

    24. Surat Keterangan SMP N 1 Mayong ................................ 87

    25. Surat Keterangan SMP N 2 Nalumsari ............................. 88

    26. Surat Keterangan SMP N 6 Jepara .................................. 89

    27. Surat Keterangan SMP N 2 Batealit ................................. 90

    28. Surat Keterangan SMP N 1 Kedung ................................. 91

    29. Surat Keterangan SMP N 2 Kaliyamatan ......................... 92

  • xiii

    30. Surat Keterangan SMP N 3 Batealit ................................. 93

    31. Dokumentasi ..................................................................... 94

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan untuk

    mengembangkan aspek kesehatan, ketrampilan, berfikir kritis, stabilitas

    emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas

    jamani menurut E. Mulyasa (2005 : 90), pendidikan jasmani merupakan proses

    pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa

    aktivitas jasmani, bermain dan atau berolahraga yang direncanakan secara

    sistematis dengan memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan untuk

    merangsang perkembangan fisik, ketrampilan berfikir, emosional, sosial, dan

    moral. Melalui pendidikan jasmani siswa bukan hanya memperoleh kemampuan

    dalam hal aktivitas, tetapi juga ketrampilan dan nilai-nilai lain yang terkandung di

    dalamnya.

    Menurut Sukintaka (2004: 17), pendidikan jasmani pada dasarnya adalah

    bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan namun kadang sering

    dianggap orang adalah sesuatu yang tidak penting dan hanya sebagai pelengkap

    dari sistem pendidikan. Sebagian orang tidak menyadari bahwa sesungguhnya

    pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem yang mencoba

    mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial,

    serta emosional bagi masyarakat dengan pendidikan jasmani sebagai

    wahananya. Lancar dan suksesnya pembelajaran penjasorkes tidak lepas dari

    beberapa unsur yang berpengaruh yaitu: guru, siswa, kurikulum, sarana dan

    prasarana, tujuan, metode, lingkungan yang mendukung, dan evaluasi.

  • 2

    Seseorang guru atau pendidik merupakan salah satu unsur faktor penentu

    dalam keberhasilan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Meski demikian

    tetap harus didukung oleh unsur-unsur yang lain. Sarana dan prasarana

    pendidikan jasmani merupakan satu di Antara unsur penunjang keberhasilan

    proses pendidikan jasmani yang tak jarang pula menimbulkan dan menjadi

    masalah di beberapa sekolah di Indonesia. Banyak sekolah yang cenderung

    kurang memperhatikan penyediaan atau pengadaan sarana dan prasarana

    pendidikan jasmani, padahal sangat penting kesediaanya dalam mencapai tujuan

    pendidikan jasmani.

    Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar prinsip yang pertama, standar

    kompetensi keseluruhan diturunkan dari kebutuhan. Kedua standarr isi

    diturunkan dari standar kompetensi kelulusan melalui kompetensi inti yang bebas

    mata pelajaran. Ketiga semua pelajaran harus berkontribusi terhadap

    pembentukan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata

    pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin di capai. Kelima, semua mata

    pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam. Keselarasan tuntutan kompetensi

    lulusan, isi proses pembelajaran, dan penilaian. Melihat aspek-aspek di atas jelas

    keberadaan sarana dan prasarana sangat di butuhkan sekali meski terdapat

    aturan guru dapat memilih aturan yang sesuai dengan kondisi dan situasi

    sekolah. Kurangnya sarana dan prasarana akan menimbulkan masalah dan

    mengganggu proses pembelajaran, walaupun tersedianya sarana dan prasarana

    bukan berarti tidak akan menimbulkan masalah.

    Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang sesuai atau

    standar ternyata dapat memungkinkan menimbulkan masalah jika dugunakan

    atau di manfaatkan dalam proses pembelajaran siswa. Sebagai contoh salah

    satu gambaran yang sering kita jumpai adalah kesulitan dalam pemanfaatan atau

    penggunaan bola, net dalam permainan bola voli sehingga bola lebih sering mati

  • 3

    pada saat permainan dan membuat proses pembelajaran kurang lancar dan

    bahkan dirasakan membosankan oleh siswa. Guru pendidikan jasmani sebaiknya

    tidak mengajar tetapi membelajarkan, artinya guru mengusahakan agar siswa

    mau dan senang belajar dan mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan

    siswa sekolah menengah pertama (SMP) tergolong anak yang mempunyai

    aktivitas bermain dan berlomba, yang menjadi faktor penentu dalam keberhasilan

    proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, meski

    demikian tetap harus di dukung oleh unsur-unsur lain. Dengan kata lain, semua

    unsur yang mendukung dalam proses pembelajaran jasmani saling terkait Antara

    satu dengan yang lain.

    Sarana dan prasarana olahraga dan kesehatan disekolah menurut

    peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 dalam Penjasorkes di

    tingkat SMP memuat cabang olahraga bola voli, sepak bola, senam, atletik, dan

    kesehatan sekolah atau UKS. Namun demikian tidak dijelaskan secara rinci

    jumlah dari masing-masing cabang olahraga yang digunakan dan hanya

    membahas secara umum seperti pengadaan peralatan atletik satu set/ sekolah

    dengan pengadaan sarana minimum harus ada lembing, cakram, peluru ,

    tongkat estafet, bak loncat dan tergantung dari kemampuan sekolah masing-

    masing.

    Sarana dan prasarana pendidikan jasmani salah satu unsur penunjang

    yang sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran jasmani. Tetapi tidak

    jarang pula menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran. Salah satu

    contoh pembelajaran servis bawah bola voli pada kelas VIII SMP, siswa merasa

    keberatan dan sakit ketika menerima dengan servis bawah menggunakan bola

    standar. Dan seseorang guru di tuntut kreativitasnya untuk mengatasi masalah

    tersebut yaitu dengan memodifikasi bola yang lebih ringan dan lunak.

  • 4

    Guru tidaklah harus bersikap pasrah, menerima dan pasif jika ada masalah

    yang terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, namun

    sebaiknya dapat menyikapi serta mau mengatasinya. Salah satu usaha yang

    dapat di lakukan guru adalah dengan memunculkan dan mengembangkan

    kreativitasnya untuk menciptakan pembelajaran yang baik diantaranya dengan

    melakukan modifikasi terhadap sarana dan prasarana tersebut. Guru dapat

    memodifikasi sarana dan prasarana dengan apa yang ada di sekitarnya atau

    dapat pula menggunakan sarana dan prasarana lain yang fungsinya sama

    sebagai pengganti sarana dan prasarana yang sebenarnya, atau dengan usaha

    lain yang sesuai dengan materi, tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang

    diharapkan atau yang lebih baik lagi. Guru tidak harus melakukan modifikasi

    terhadap sarana dan prasarana yang ada jika sarana dan prasarana yang ada

    telah memadai dan dapat digunakan siswa untuk dapat menguasai atau

    menerima materi pembelajaran yang guru berikan dengan baik, efektif dan

    efisien.

    Kabupaten Jepara mempunyai 39 SMP Negeri,. oleh karena itu, guru-guru

    Penjasorkes di Kabupaten Jepara diharapkan mempunyai kreativitas dalam

    memodifikasi sarana dan prasarana untuk pembelajaran, namun belum semua

    guru mempunyai kreativitas dalam memodifikasi sarana dan prasarana untuk

    pembelajaran, dan kebanyakan guru hanya menggunakan sarana dan prasarana

    yang dimiliki untuk pembelajaran tanpa berkreatif dalam memodifikasinya.

    Berdasarkan masalah di atas, serta belum pernah dilakukan penelitian

    tentang kreativitas guru penjasorkes SMP Negeri se-Kabupaten Jepara, maka

    penulis terdorong untuk meneliti lebih dalam tentang kreativitas guru penjasorkes

    dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di SMP Negeri se-

    Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2014.

  • 5

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi masalah pada

    penelitian survei ini yaitu:

    1. Kurangnya sarana pembelajaran penjasorkes di SMP Negeri se-

    Kabupaten Jepara ?

    2. Kurangnya prasarana pembelajaran penjasorkes di SMP Negeri

    se-Kabupaten Jepara ?

    3. Belum di ketahui kreativitas guru penjasorkes di SMP Negeri

    dalam memodivikasi sarana dan prasarana pembelajaran ?

    1.3 Batasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah yang ada dan segala keterbatasanya

    juga agar lebih fokus maka penelitian ini dibatasi pada “ Kreativitas guru

    penjasorkes dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di SMP

    Negeri se-Kabupaten Jepara”

    1.4 Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah-, maka dapat dirumuskan

    permasalahan yang akan diteliti yaitu “ seberapa besar kreativitas guru

    penjasorkes dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran penjas di

    SMP Negeri Se-Kabupaten Jepara?

    1.5 Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui seberapa besar kreativitas guru dalam memodivikasi

    sarana dan prasarana pembelajaran penjas SMP Negeri di Kabupaten Jepara

    1.6 Manfaat Penelitian

  • 6

    Adapun manfaat atau kegunaan yang ingin dicapai dari penelitian ini

    adalah:

    1.6.1 Manfaat Teoritis

    1. Sebagai sumbangsih bagi peningkatan ilmu pengetahuan

    dalam bidang pendidikan terutama dalam usaha mengatasi

    masalah yang terkait dengan sarana dan prasarana

    pendidikan jasmani.

    2. Untuk hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

    wawasan bagi peneliti dan guru penjas

    3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi

    pembaca khususnya dalam bidang pendidikan.

    1.6.2 Manfaat Praktis

    1. Bagi Guru

    Dapat menjadi informasi dan contoh dalam memodifikasi

    sarana dan prasaran guru dalam pembelajaran penjas terutama

    dalam mengembangkan pembelajaran efektif sebagai upaya

    pencapaian tujuan belajar.

    2. Bagi Siswa

    Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui

    sejauh mana kreativitas guru dalam memodifikasi sarana dan

    prasarana sehingga dapat diharapkan siswa lebih aktif dan kreatif.

    1.6.3 Manfaat bagi peneliti

    Sebagai acuan bagi peneliti suatu hari nanti dalam

    melaksanakan tugas sebagai guru dapat mencerminkan kepribadian

    keguruan dalam pembelajaran penjas.

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Hakikat Kreativitas

    Sarana dan prasarana pendidikan jasmani diperlukan dalam pembelajaran

    pendidikan jasmani di sekolah dan merupakan hal yang sangat penting, karena

    tanpa adanya sarana dan prasarana, proses pembelajaran pendidikan jasmani

    tidak akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kreativitas berasal dari kata

    kreatif yang artinya memiliki daya cipta (poerdarminto, 1994: 526). Sedangkan

    menurut Conny semiawan,dkk (1987: 7) “Kreativitas adalah kemampuan untuk

    memberi gagasan baru menerapkan dalam pemecahan masalah”. Dijelaskan

    pula bahwa kreativitas meliputi baik ciri-ciri kognitif seperti kelancaran, keluwesan

    (fleksibilitas) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri afektif seperti rasa ingin tahu, dan

    ingn selalu mencari pengalaman baru.

    Menurut Dedi Supriadi (1994: 7-18), ada puluhan definisi mengenai

    kreativitas, namun pada intinya ada persamaan Antara definisi-definisi tersebut,

    yaitu bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

    sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif

    berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas berkaitan dengan

    faktor-faktor sosial budaya, karena kreativitas selalu bersifat relatif terhadap

    kebudayaan. Apa yang di anggap dalam suatu lingkup masyarakat dan budaya,

    mungkin tidak demikian dalam lingkup masyarakat atau budaya yang lain. Lebih

    lanjut di jelaskan pula oleh Dedi Supriadi (1994: 7-18), bahwa Guilford

    mengemukakan ada lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif, yaitu

  • 8

    kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality),

    penguraian (elaboration), dan perumusan kembali (redefinition). Kelancaran

    adalah kemampuan untuk mngehasilkan gagasan. Keluwesan adalah

    kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau

    pendekatan terhadap masalah. Orisinalitas adalah kemampuan untuk

    mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise. Elaborasi adalah

    kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci. Redifinisi adalah

    kemempuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang

    berbeda dengan apa yang sudah di ketahui banyak orang.

    Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru

    berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Orang yang kreatif

    biasanya memiliki banyak pengetahuan baik yang diperoleh dari sekolah maupun

    dari pengalaman hidup sehari-hari, dimana dengan pengetahuan dan

    pengalaman tersebut ia dapat mngombinasikannya sehingga menghasilkan

    sesuatu yang baru.

    Baru disini tidak harus baru bagi semua orang, tetapi sedikitnya baru bagi

    dirinya sendiri (Conny semiawan,dkk 1992: 47).

    Menurut Devid Cambel dalam Bambang Sarjono ( 2010: 9), ciri pokok

    orang kreatif adalah :

    1. Kelincahan mental berpikir dari segala arah dan kemampuan untuk bermain-

    main dengan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep, lambing-lambang, kata-kata

    dan khususnya melihat hubungan-hubungan yang tidak biasa Antara ide-ide,

    gagasan-gagasan dan sebagainya. Berpikir ke segala arah (convergen

    thingking) adalah kemampuan untuk melihat masalah atau perkara dari

    berbagai arah, segi dan mengumpulkan fakta yang penting serta

    mengarahkan fakta itu pada masalah atau perkara yang dihadapi.

  • 9

    2. Kelincahan mental berpikir kesegala arah (divergen thinking) adalah

    kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan menyebar ke segala arah.

    3. Fleksibel konseptual (conseptual, fleksibility) adalah kemampuan untuk

    secara sepontan mengganti cara pandang, pendekatan, kerja yang tidak

    sesuai.

    4. Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk memunculkan ide,

    gagasan, pemecahan, cara kerja yang tak lazim (meski tak selalu baik) yang

    jarang bahkan “mengejutkan”

    5. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas, dari penyelidikan

    ditemukan bahwa pada umumnya orang-orang kreatif lebih menyukai

    kerumitan dari pada kemudahan, memilih tantangan dari pada keamanan,

    cenderung pada tali-temalinya (complexity) dari pada (simplixity).

    6. Latar belakang yang merangsang. Orang-orang kreatif biasanya sudah lama

    hidup dalam bidang tulis menulis, seni, studi, penelitian dan pengembangan

    ilmu serta penerapanya, dan dalam suasanya ingin belajar, ingin bertambah

    tahu, ingin maju dalam bidang-bidang yang digeluti

    7. Kecakapan dalam banyak hal. Pada manusia kreatif pada umumnya banyak

    minat dan kecakapan dalam berbagai bidang (multiple skill).

    Dalam Pedoman Diagnostik Potensi Pesrta Didik (Depdiknas 2004: 19),

    Disebutkan ciri kreativitas Antara lain :

    1. Menunjukkan rasa ingin tahu yang luar biasa.

    2. Menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan

    persoalan

    3. Sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar

    4. Tidak terhambat mengemukakanpendapat

    5. Berani mengambil resiko

    6. Suka mencoba

  • 10

    7. Peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungannya.

    Jordan E. Ayana yang diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan (2002: 26),

    mengatakan bahwa manusia kreatif acap kali memiliki kehidupan social yang

    mengasikkan dan merangsang, berinteraksi dengan banyak orang,serta

    menjelajahi tempat-tempat menawan, sehingga mereka terus-menerus belajar

    dan berbuat.

    Lebih lanjutnya lagi di katakana pula oleh Jordan E. Ayan (2002: 42),

    bahwa ada empat unsur pembentuk jiwa kreatif yaitu C.O.R.E, yang merupakan

    singkatan dari:

    1. Cari tahu atau rasa ingin tahu menyangkut juga kekuatan untuk bertanya.

    2. Olah keterbukaan/bersikapterbuka, maksudnya bersikap fleksibel dan

    hormat menghadapi hal baru.

    3. Resiko, maksudnya keberanian meninggalkan zona kenyamanan atau

    berani merangsang resiko.

    4. Energi, dalam hal ini adalah pendorong kerja dan pemercik hasrat serta

    menyangkut seberapa besar hasrat melakukan sesuatu.

    Moore dalam Bambang Sarjono (2010: 10), menyebutkan ada empat

    macam ciri utama kreativitas yaitu:

    1. Sensitif terhadap masalah (problem sensitivity) menunjuk pada

    kemampuan untuk melihat masalah secara tajam. Orang yang kreatif memiliki

    kekuatan yang tajam dalam melihat problem, situasi dan tantangan yang tidak di

    perhatikan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari selalu terdapat

    permasalahan kehidupan yang harus di pandang sebagai tantangan. Orang

    kreatif memiliki kemampuan melihat masalah serta mengajukan pertanyaan-

    pertanyaan yang benar untuk menganalisis dan merumuskan masalah tersebut.

  • 11

    Kreativitas tidak berangkat dari fakta, teori atau hipotesis tetapi dari situasi yang

    problematic.

    2. Idea fluncy (kelancaran ide) menunjukan pada kemampuan untuk

    menciptakan ide-ide sebagai alternative pemecahan masalah. Orang yang kreatif

    mempunyai kemampuan melihat masalah dari berbagai macam sudut pandang

    sehingga lebih mampu menciptakan ide-ide atau alternative pemecahan

    masalah.

    3. Idea flexibility (kekuatan pemikiran) menunjukan kemampuan

    memindahkan ide (pemikiran), meninggalkan satu kerangka untuk kerangka piker

    lain. Orang kreatif tidak terikat pada cara-cara pemecahan yang sudah biasa

    digunakan, sebaliknya dia selalu berupaya menemukan alternative baru untuk

    memecahkan masalah lebih efektif lagi.

    4. Idea originality (keaslian pemikiran) menunjukan pada kemampuan

    menciptakan ide pemikiran atau ide-ide yang asli pada dirinya. Orang kreatif lebih

    terbuka terhadap ide-ide baru baik itu ide sendiri atau orang lain.

    Menurut Sund dalam Bambang Sarjono (2010: 11), ciri-ciri individu kreatif

    adalah sebagai berikut :

    1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar.

    2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru

    3. Panjang akal

    4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

    5. Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit

    6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

    7. Memiliki dedikasi, gairah serta aktif dalam melakukan tugas-tugasnya.

    8. Berpikir fleksibel.

    9. Menggapai pertanyaan yang diajukan serta kebiasaan untuk memberikan

    jawaban lebih banyak

  • 12

    10. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta kebiasaan untuk memberi

    jawaban lebih banyak.

    11. Kemampuan membuat analisa dan sintesa

    12. Memiliki semangat bertanya serta meneliti

    13. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.

    14. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

    Menurut Piers dalam Dedi Supriadi (1994: 56-57) bahwa orang kreatif

    cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar, persisten tidak puas pada apa

    yang ada , percaya diri, otonom, bebas dalam pertimbangan, tertarik pada hal-

    halyang kompleks, sensitive terhadap rangsangan dan toleran terhadap situasi

    yang tidak pasti. Dijelaskan pula bahwa berdasarkan survei kepustakaan,

    mengidentifikasikan 24 ciri kepribadian kreatif yang ditemukan dalam berbagai

    studi, yaitu ; 1) terbuka terhadap pengalaman baru; 2) fleksibel dalam berpikir

    dan merespon; 3) bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan; 4)

    menghargai fantasi; 5) tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif; 6) mempunyai

    rasa ingin tahu yang besar; 8) toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi

    yang tidak pasti; 9) berani mengambil resiko yang diperhitungkan, 10) percaya

    diri dan mandiri; 11) memiliki tanggung jawab; 12) tekun dan tidak mudah bosan;

    13) tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah; 14) kaya akan inisiatif;

    15) peka terhadap situasi lingkungan; 16) lebih berorientasi ke masa kini dan

    masa depan dari pada masa lalu; 17) memiliki citra diri dan stabilitas emosional

    yang baik; 18) tertarik pada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistic dan

    mengandung teka-teki; 19) memiliki gagasan yang orisinal; 20) memiliki minat

    yang luas; 21) menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat; 22)

    kritis terhadap pendapat orang lain; 23) senang mengajukan pertanyaan yang

    baik; 24) memiliki kesadaran etika-moral dan estetika yang tinggi.

  • 13

    Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, yang di maksud kreativitas

    dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk menciptakan ide, gagasan, dan

    atau berkreasi untuk memecahkan atau mengatasi masalah. Ciri kreativitas atau

    orang kreatif secara garis besar menurut para ahli dapat di simpulkan, yaitu :

    memiliki kemampuan dalam melihat masalah, memiliki kemampuan menciptakan

    ide atau gagasan untuk memecahkan masalah, terbuka pada hal-hal baru serta

    tanggap menerima hal-hal tersebut.

    2.2 Hakikat Guru Pendidikan Jasmani

    Seorang pendidik dalam hal ini guru, merupakan salah satu faktor

    penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Guru memiliki peran yang sangat

    penting dalam menentukan kualitas pembelajaran dan hasilnya dalam undang-

    undang republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I

    Pasal 1 dijelaskan bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas

    utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

    mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

    formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dijelaskan pada Bab II

    pasal 4 bahwa kedudukan seorang Guru sebagai tenaga professional berfungsi

    meningkatkan martabat dan guru sebagai agen pembelajaran berfungsi

    meningkatkan mutu pendidikan professional.

    Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab III pasal

    7 menjelaskan, bahwa guru sebagai tenaga profeional yang dalam pelaksanaan

    pekerjaannya berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

    1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism

    2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

    ketakwaan dan akhlak mulia

  • 14

    3. Memiliki kualitas akademik dan luar akademik dan latar pendidikan sesuai

    dengan bidang tugas

    4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

    5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas profesionalan

    6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai prestasi kerja

    7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

    berkelanjutan dalam belar sepanjang hayat.

    8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

    keprofesionalan

    9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-

    hal yang berkaitan dengan tugas keprofesinalan guru.

    Sukintaka (2004: 72-74), menyatakan bahwa agar mempunyai profil guru

    pendidikan jasmani, maka seseorang guru memiliki banyak kriteria atau

    setidaknya yang harus di penuhi Antara lain:

    1. Sehat jasmani, rohani, berprofil olahragawan

    2. Mempunyai kemampuan motoric

    3. Tidak gagap

    4. Tidak buta warna

    5. Pandai dan cerdas

    6. Energik dan berketrampilan motoric

    Cukup banyak dan kompleks syarat untuk mempunyai dan menjadi

    seorang guru pendidikan jasmani, mengingat pentingnya pendidikan jasmani

    sebagai sebuah profesi. Sebagai seorang yang professional guru harus mampu

    dan mau melihat masalah dan memecahkan atau mengatasinya, salah satunya

    dengan kreativitas. Kreativitas guru dapat digunakan sebagai salah satu usaha

    untuk mengatasi masalah yang ada, salah satunya yang berhubungan dengan

    sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Sebagai seorang yang professional

  • 15

    guru harus selalu berusaha dan bertanggung jawab untuk keberhasilan proses

    pembelajaran pendidikan jasmani, salah satu wujudnya dengan memunculkan

    dan mengembangkan kreativitas sebagai upaya mengatasi masalah dan

    menciptakan proses pembelajaran yang baik dan berkualitas.

    Berdasarkan hakikat kreativitas dan hakikat guru pendidikan jasmani

    yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru

    pendidikan jasmani adalah kemampuan guru pendidikan jasmani dalam

    mencipta atau berkreasi untuk memecahkan masalah yang ada tau muncul.

    2.3 Hakikat Modifikasi

    Kamus besar Bahasa Indoneia (2002: 75), menyebutkan bahwa modifikai

    mengangandung arti pengubahan, sedangkan memodifikasi berarti melakukan

    modifikasi atau melakukan perubahan. Menurut Yoyo Bahagia dan Adang

    Suherman (2001; 1), memodifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat

    dilakukan guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developmentally

    Appropriate Prace), yaitu memperhatikan perubahan kemampuan anak dan

    dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Sementara lebih lanjut

    disebutkan bahwa aspek analisa modifikasi tidak lepas dari pengetahuan guru

    tentang : Tujuan, karaktristik materi, kondisi lingkungan dan evaluasi.

    Dalam memodifikasi sarana dan prasarana yang harus diperhatikan atau

    menjadi perhatian oleh guru adalah partisipasi maksimal siswa, keselamatan,

    efektifitas dan efisien gerak siswa, karakteristik siswa dan keterkaitan atau

    kesesuaian kebutuhan materi.

    Berdasarkan pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa modifikasi

    adalah kegiatan melakukan perubahan sesuai dengan kemampuan dan

    kebutuhan. Guru perlu menyadari bahwa tujuan modifikasi ini untuk mengatasi

    masalah yang ada , jangan sampai menjadi bomerang yang dapat membuat

  • 16

    masalah baru atau memperburuk masalah yang telah ada. Jadi guru harus

    memikirkan dan mempertimbangkan modifikasi yang dibuatnya agar sesuai

    dengan tujuan yang ada dalam pendidikan jasmani.

    2.4 Hakikat Sarana dan Prasarana

    Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002: 999), dijelaskan bahwa “sarana

    adalah segala sesuatu yang dapat sebagai alat dalam mencapai tujuan dan

    maksud”, sedangkan “prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan

    penunjang utama suatu proses” menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4), sarana

    dan prasarana didefinisikan sebagai berikut :

    “ Sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam

    pembelajarn pendidikan jasmani, mudah di pindah bahkan dibawa oleh

    pelakunya atau siswa. Contoh : bola, raket, pemukul, tongkat, bed, suttlecock, dll.

    Prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu yang di perlukan dalam

    pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah (bias semi permanen) tetapi

    berat atau sulit di bawa. Contoh : Matras, peti lompat, kuda-kuda, palang tunggal,

    dll. Prasarana dan fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam

    pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat berpindah-

    pindah. Contoh: lapangan, aula, kolam, renang, dll.”

    Menurut Soepartono (2000: 5-6), prasarana berarti segala sesuatu yang

    merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau

    pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang

    mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat relatif permanen.

    Sarana olahraga adalah segala sesuatu yang digunakan dan dimanfaatkan

    dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Lebih rinci lagi

    sarana olahraga di bedakan menjadi dua kelompok yaitu peralatan dan

    perlengkapan. Perlengkapan adalah sesuatu yang di gunakan. Contohnya : peti

  • 17

    lompat, palang tunggal. Sedangkan perlengkapan yaitu sesuatu yang

    melengkapi prasarana , misalnya net, bendera, bola, raket, dan lain-lain.

    Fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang meliputi semua

    lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkaplannya untuk

    melaksanakan progam kegiatan olahraga. Sarana dan prasarana pendidikan

    jasmani juga mempunyai banyak tujuan dan manfaat sebagaimna yang

    diungkapkan Agus S. Suryobroto (2004: 4-6), tujuan sarana dan prasarana

    Antara lain :

    1. Memperlancar jalanya pembelajaran.

    2. Memudahkan gerakan.

    3. Mempersulit gerakan.

    4. Memacu siswa dalam gerak.

    5. Kelangsungan aktivitas

    6. Menjadikan siswa tidak takut melakukan gerakan.

    Manfaat sarana dan prasarana antara lain :

    1. Memacu pertumbuhan dan perkembangan siswa

    2. Mempermudah atau mempersulit gerak

    3. Sebagai tolak ukur keberhasilan siswa

    4. Menarik siswa.

    Aguis S. Suryobroto (2004: 16-18), juga mengungkapkan mengenai syarat

    sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang baik yaitu :

    1. Aman.

    2. Mudah dan murah.

    3. Menarik.

    4. Memacu untuk bergerak.

    5. Sesuai dengan kebutuhan.

  • 18

    6. Sesuai dengan kebutauhan.

    7. Sesuai dengan tujuan.

    8. Tidak mudah rusak

    9. Sesuai dengan lingkungan

    Soepartono (2000: 13-14), mengungkapkan bahwa standar fasilitas

    olahraga di sekolah yang diusulkan dikluspora pada dasarnya rata-rata adalah 7

    m2/siswa, dan secara lebih jelasnya dapat dilihat dalam table standar umum

    prasarana sekolah dan olahraga/kesehatan sebagai berikut :

    Tabel 2.4.1. Standar Umum Prasarana Sekolah dan Olahraga Kesehatan

    Yang Diusulkan Dikluspora

    Jumlah kelas

    Jumlah murid

    Kebutuhan

    Prasarana

    Sekolah

    Kebutuhan

    Prasarana

    Olahraga

    Jenis prasarana olahraga yang disediakan

    Minimum 5 kelas (125 murid)

    1250 m2 (I) 1100 m2 - Lapangan olagraga

    serbaguna (15 x 30 ) m2

    - Atletik (500 m2

    6 – 10 kelas 8

    m2/murid

    (II) 1400 m2 - (I) - Bangsal terbuka (12,5 x

    25)m2 Tinggi 6m

    11 – 12 kelas 8

    m2/murid

    (III) 2000 m2 - Lapangan olahraga serbaguna + atletik

    - Bangsal terbuka - Lapangan voli/basket - Lapangan lain (15 x 30

    ) m2

    20- (diatas 20 kelas,minimum 500 murid)

    10 m2/murid (IV) 2700 m2 - (III)

    - Lapangan serbaguna (20x40) m2

    Catatan : angka-angka yang tercantum merupakan standar sebutuhan

    minimum dan dimensi yang tercantum tidak mutlak harus diikuti, sesuai dengan

    keadaan setempat. (sumber soepartono, 2000: 14)

    Tabel di atas menunjukakan prasarana yang standar, tetapi untuk

    pendidikan jasmani sarana maupun prasarana yang ada tidaklah harus dengan

  • 19

    ukuran standar tetapi bias dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi sekolah

    dan karakteristik siswa.

    Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana adalah

    perlengkapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang

    dapat dipindah-pindah. Sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar yang

    diperlukan untuk menjalankan fungsi satuan pendidikan. Kondisi sarana dan

    prasarana yang minim akan menyulitkan dan mumbuat masalah bagi guru, tetapi

    tidak berarti pula tercukupinya sarana dan prasarana yang standar, tidak

    mendatangkan masalah, mengingat perkembangan usia dan karakteristik anak

    atau siswa. Disini juga penulis berpedoman pada peraturan menteri Pendidikan

    Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan

    prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah

    Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah

    Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Dalam peraturan menteri untuk standar sarana

    dan prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah

    Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS) sebagai berikut :

    Tabel 2.4.2 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga

    No Jenis Rasio Deskripsi

    1 Peralatan Pendidikan

    1.1 Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang

    berlaku.

    1.2 Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang

    berlaku.

    1.3 Peralatan bola voli 2 buah/sekolah Minimum 6 bola.

    1.4 Peralatan sepak bola 1 set/sekolah Minimum 6 bola.

    1.5 Peralatan bola basket 1 set/sekolah Minimum 6 bola.

    1.6 Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali

    loncat, simpai, bola plastik,

  • 20

    tongkat, palang tunggal, gelang.

    1.7 Peralalan atletik 1 set/sekolah Minimum lembing, cakram,

    peluru, tongkat estafet, bak

    loncat.

    1.8 Peralatan seni budaya 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi

    masing-masing.

    1.9 Peralatan ketrampilan 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi

    masing-masing.

    2 Perlengkapan Lain

    2.1 Pengeras suara 1 set/sekolah

    2.2 Tape recorder 1 buah/sekolah

    Permendignas Nomor 24 (2007:11)

    Kreativitas seorang guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana

    pendidikan jasmani sangat diperlukan sebagai salah satunya upaya mengatasi

    masalah sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani.

    2.5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani

    Tujuan atau peralatan dalam kegiatan olahraga adalah untuk menentukan

    atau meyakinkan bahwa alat-alat dalam keadaan aman dan memuaskan untuk

    digunakan kegiatan-kegiatan tersebut. Menurut (Abror Hisyam dalam Rudi

    Wahyu Hidayat 2010) prinsip-prinsip dalam pemeliharaan

    1. Kebijakan dan tata cara memelihara sarana olahraga harus direncanakan

    untuk memperpanjang umur peralatan sedemikian rupa sehingga mungkin

    akan menghasilkan modal lagi yang maksimal.

    2. Pemeliharaan hendaknya direncanakan untuk menjamin keselamatan bagi

    semua orang yang menggunakan alat-alat.

    3. Hanya orang-orang yang berhak hendaknya diberi kedudukan sebagai

    pemimpin, kepala tata usaha.

    4. Alat-alat seharusnya diawasi secara periodik untuk memperoleh dan

    mencapai keselamatan dan kondisi alat-alat

  • 21

    5. Perbaikan dan pemulihan kembali kondisi peralatan dibenarkan apabila alat-

    alat atau bahan yang diperbaiki atau dibangun dengan biaya yang murah.

    6. Menutupi dan melindungi peralatan yang layak akan menolong dan menjamin

    pemeliharaan secara ekonomis dan aman.

    2.6 Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sarjono (2010) berjudul “

    Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana

    Pembelajaran di SD se- Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen”

    Penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini

    merupakan penelitian populasi, sehingga seluruh anggota populasi dijadikan

    sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah guru penjasorkes SD

    yang berjumlah 12 orang guru dari 12 SD yang ada di Kecamatan

    Poncowarno Kabupaten Kebumen. Pengambilan data digunakan instrumen

    berupa angket ujicoba instrumen dilakukan terhadap 26 orang guru di luar

    populasi. Uji validitas menggunakan rumus Product Moment dari karl person

    dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Reliabilitas

    instrumen kreativitas sebesar 0,947, reabilitas faktor 1 sebesar 0,824, faktor

    2 sebesar 0,872, dan faktor 3 sebesar 0,862. Analisis data digunakan teknik

    deskriptif kuantitatif dengan presentase.

    Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kreativitas guru penjasorkes

    dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembe;ajaran di SD se-

    Kecamatan Poncowarno berada pada kategori tinggi dari 12 orang guru

    penjasorkes di SD se-Kecamatan Poncowarno; terdapat 41,7% kreativitas

    sangat tinggi dan 58,3% kreativitas tinggi; serta tidak ada seorangpun guru

  • 22

    yang kreativitas berada pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah (1)

    kemampuan dalam melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan

    prasarana pendidikan jasmani, berada pada kategori tinggi; (2) kemampuan

    guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah

    melalui modifikasi berada pada kategori tinggi; dan (3) sikap terbuka dan mau

    menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani

    berada pada kategori baik.

    2. Penelitian Alamsyah yang berjudul “ Kreativitas Guru Pendidikan Jasmani

    Dalam Menyikapi Keterbatasan Alat dan Fasilitas Olahraga di SMU se-kota

    Yogyakarta” Dimana penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

    dengan metode survey dan pengambilan datanya menggunakan angket,

    dengan populasi guru penjas yang mengajar di seluruh SMU Negeri se-kota

    Yogjakarta dan dengan jumlah sampel sebanyak 22 orang. Hasil penelitian

    menunjukan bahwa kreativitas guru pendidikan jasmani dalam menyikapi

    keterbatasan alat dan fasilitas olahraga di SMU N se-Kota Yogjakarta

    termasuk dalam kategori tinggi 16 orang atau 72,7% kategori sedang 6 orang

    atau 27,3% Hasil analisis untuk tiap sub variabelnya adalah

    1. Sub Variable Kemampuan melihat masalah dalam pendidikan jasmani

    termasuk kategori tinggi sebanyak 13 orang atau 59,1% kategori sedang,

    8 orang atau 36,4% dan untuk kategori rendah sebanyak 1 orang atau

    4,5%

    2. Sub Variable kemampuan menciptakan ide sebagai upaya memecahkan

    masalah dalam kategori tinggi sebanyak 17 orang atau 77,3%, kategori

    sedang, sebanyak 5 orang atau 22,7%

    3. Sub Variable terbuka terhadap hal-hal baru dalam pendidikan jasamani

    termasuk kategori tinggi sebanyak 15 orang atau 68,2% kategori sedang,

    sebanyak 7 orang atau 31,8%

  • 23

    2.7 Kerangka Berfikir

    Pendidikan jasmani tidak lepas dari beberapa unsur yang sangat

    berpengaruh terhadap lancar dan suksesnya pembelajaran pendidikan jasmani

    tersebut, salah satunya sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan

    prasarana dalam pendidikan jasmani sangatlah penting bukan hanya sekedar

    sebagai alat bantu semata tetapi dapat dikatakan sebagai media utama yang

    digunakan dalam mengajar selain gerak tertentunya.

    Kebutuhan sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani sangat

    beragam baik jenis maupun jumlah sesuai dalam materi dan kurikulum yang ada.

    Keberadaan dan kebutuhan sarana dan prasarana dapat mendatangkan

    masalah bagi guru baik dalam memenuhi jumlahnya maupun manfaatnya. Dalam

    mengatasi masalah yang ada terkait dengan sarana dan prasarana, guru dapat

    melakukan banyak hal salah satunya dengan kreativitas dalam memodifikasi

    sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani tersebut.

    Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau perihal berkreasi,

    sedangkan memodifikasi berarti melakukan modifikasi atau melakukan

    pengubahan. Dengan kata lain guru dapat melakukan perubahan-perubahan

    terhadap sarana dan prasana pendidikan jasmani sehingga sarana dan prasaran

    tersebut dapat digunakan guru untuk lebih mempermudah dan memperlancar

    proses mengajarnya.

    Kreativitas guru dalam memodifikasi dapat dilihat dari kemampuan dan

    kemauan guru melihat masalah yang ada, dan apakah dia peduli atau tidak

    dengan masalah tersebut, kemudian apakah guru timbul keinginan untuk

    menciptakan atau mencari ide-ide serta gagasan untuk memecahkan masalah

    sarana dan prasarana dimana salah satunya dengan memodifikasi. Dapat dilihat

  • 24

    pula dari sikap guru yang mau terbuka terhadap hal-hal baru yang dianggap lebih

    efisien dan efektif untuk proses pembelajaran pendidikan jasmani sehingga tidak

    selamanya tergantung dengan cara-cara lama yang sudah biasa dilakukan dan

    tidak pasrah menerima masalah atau kondisi yang ada.

  • 25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang mempnyai maksud

    untuk mengetahui dan menemukan informasi serta gambaran tentang seberapa

    besar kreativitas guru penjasorkes di SMP Negeri se-Kabupaten Jepara, dalam

    memodifikasi sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan proses

    pemebelajaran pendidikan jasmani. Penelitian ini menggunakan metode survei

    dengan pengambilan data menggunakan angket.

    3.2 Definisi operasional variabel penelitian

    Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), yang dimaksud variabel adalah

    segala yang akan menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi objek

    penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

    Variabel penelitian ini adalah kreativitas guru pendidikan jasmani dalam

    memodifikasi sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang berupa skor

    kreativitas guru, yaitu kemampuan guru dalam melakukan memodifikasi yang

    terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang mencakup 3

    faktor yaitu : kemampuan guru dalam melihat masalah, yang berhubungan

    dengan sarana dan prasarana, kemampuan guru dalam menciptakan dan

    menerapkan ide modifikasinya sebagai upaya memecahkan masalah, dan sikap

    guru yang mau terbuka terhadap hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran

    penjasorkes, yang diukur dengan menggunakan instrumen angket untuk

    mengumpulkandata

  • 26

    3.3 Populasi dan Sampel

    Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) yang dimaksud populasi

    penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti

    semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

    merupakan penelitian populasi

    Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti,dinamakan

    penelitian sampel apabila kita bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian

    sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

    Sample Random (Sampel Acak). Menurut Suharsimi Arikunto (2006 :134)

    Sample Random (Sampel Acak) adalah Sampel yang cara pengambilan

    sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga

    semua subjek dianggap sama.

    Dalam penelitian ini subjeknya adalah guru penjasorkes SMP yang

    berjumlah 42 dari 39 SMP Negeri yang ada di Kabupaten Jepara

    Tabel 3.3.1 Data SMP Negeri Se-Kabupaten Jepara

    No Nama Sekolah Jumlah Guru Penjas

    1 SMP Negeri 1 Kedung 1

    2 SMP Negeri 2 Kedung 1

    3 SMP Negeri 3 Kedung 1

    4 SMP Negeri 1 Pecangaan 2

    5 SMP Negeri 2 Pecangaan 1

    6 SMP Negeri 1 Kalinyamatan 1

    7 SMP Negeri 2 Kalinyamatan 1

    8 SMP Negeri 1 Welahan 1

    9 SMP Negeri 2 Welahan 1

    10 SMP Negeri 3 Welahan 1

    11 SMP Negeri 1 Mayong 1

    12 SMP Negeri 2 Mayong 1

    13 SMP Negeri 1 Nalumsari 1

    14 SMP Negeri 2 Nalumsari 1

  • 27

    No Nama Sekolah Jumlah Guru Penjas

    15 SMP Negeri 1 Batealit 1

    16 SMP Negeri 2 Batealit 1

    17 SMP Negeri 3 Batealit 1

    18 SMP Negeri 1 Tahunan 1

    19 SMP Negeri 1 Jepara 1

    20 SMP Negeri 2 Jepara 2

    21 SMP Negeri 3 Jepara 1

    22 SMP Negeri 4 Jepara 1

    23 SMP Negeri 5 Jepara 1

    24 SMP Negeri 6 Jepara 1

    25 SMP Negeri 1 Mlonggo 1

    26 SMP Negeri 1 Pakis aji 1

    27 SMP Negeri 2 Pakis aji 1

    28 SMP Negeri 1 Bangsri 2

    29 SMP Negeri 2 Bangsri 1

    30 SMP Negeri 1 Kembang 1

    31 SMP Negeri 2 Kembang 1

    32 SMP Negeri 3 Kembang 1

    33 SMP Negeri 4 Kembang 1

    34 SMP Negeri 1 Keling 1

    35 SMP Negeri 2 Keling 1

    36 SMP Negeri 1 Donorojo 1

    37 SMP Negeri 2 Donorojo 1

    38 SMP Negeri 1 Karimun jawa 1

    39 SMP Negeri 2 Karimun jawa 1

    3.4 Instrumen Penelitian

    Nana Sudjana dan Ibrahim (2001: 83), mengatakan bahwa instrumen

    adalah alat untuk memperoleh informasi dari sumber. Lebih lanjut lagi di jelaskan

    Suharsimi Arikunto (2006; 160), mengatakan instrumen penelitian adalah alat

    atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

    pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat,lengkap, dan

  • 28

    sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini menggunakan

    metode angket, maka instrumenya berupa angket.

    Suharsimi Arikunto (2006; 151), mengatakan bahwa angket atau kuisioner

    adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

    dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.

    Alasan menggunkan angket ini, karena terdapat beberapa keuntungan seperti

    yang disebutkan Suharsimi Arikunto (2006; 152), yaitu:

    1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

    2. Dapat dibagi secara serentak pada banyak responden.

    3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan

    menurut waktu senggang responden.

    4. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu

    menjawab.

    5. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi

    pertanyaan yang benar-benar sama.

    Menurut Sutrisno Hadi (1991 : 6-10), terdapat langkah-langkah dalam

    penyusunan instrumen yaitu

    1. Mendenifisikan kontrak (Construct Devinition)

    Dimaksudkan yaitu membuat batasan mengenai ubahan atau variable yang

    akan diukur. Dalam penelitian ini konstrak variabelnya adalah kreativitas

    guru penjasorkes dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran.

    Kreativitas guru dalam memodifikasi, ini diartikan sebagai kemampuan

    guru untuk berpikir menciptakan ide-ide dalam memodifikasi sarana dan

    prasarana pembelajaran serta menerapkan sebagai usaha untuk

    mengatasi masalah yang ada dan menciptakan pembelajaran yang baik,

    efektif dan efisien.

  • 29

    2. Menyidik faktor (Identification of Factors)

    Langkah ini bertujuan untuk menandai faktor atau variable yang

    dikemukankan dalam konstrak yang diteliti. Yang penting untuk dilakukan

    adalah semacam pemeriksaan mikroskopis terhadap konstrakdan

    menemukan unsur-unsurnya. Adapun faktor-faktor dalam penelitian ini

    adalah kemampuan menciptakan dan menerapkan ide modifikasi sarana

    dan prasarana, dan sikap guru yang terbuka terhadap hal-hal baru.

    1. Menyusun Butir Pertanyaan (Items Contruction)

    Butir-butir yang disusun haruslah sedapat-dapatnya berbicara hanya

    mengenai faktornya saja, tidak berbicara faktor yang lain. Dalam

    penyusunan butir-butir angket beberapa hal yang perlu diperhatikan

    yaitu:

    1. Hindari Kecenderungan memberi jawaban dari tengah-tengah

    jika responden dalam keadaan ragu

    2. Hindari pertanyaan yang mengarah atau mengiringi responden

    kearah satu jawaban tertentu.

    3. Hindari pertanyaan yang terlalu besar muatan keinginan

    masyarakat atau terlalu luas.

    Instrumen dalam penelitian ini dibuat dan dikembangkan pada ciri

    kreativitas dan hakekat modifikasi yang ditemukan dalam kajian teoritik

    sebelumnya, dalam penelitian ini dengan mengacu pada ciri kreativitas yang

    ditemukan oleh Moore yang dikutip oleh Bambang Sarjono (2010: 27), bahwa

    kreativitas mempunyai 4 faktor namun, yang digunakan pada penelitian ini

    hanya 3 faktor yaitu kemampuan guru dalam melihat masalah, kemampuan guru

    dalam menciptakan dan menerapkan ide modifikasi sarana dan prasarana, dan

    sikap guru yang mau terbuka terhadap hal-hal baru. Instrumen yang diambil dari

  • 30

    ciri-ciri kreativitas dan hakikat modifikasi yang ada tersebut lebih lanjut dilihat

    dalam table sebagai berikut:

    Tabel 3.4.1 Menurut Bambang Sarjono (2010 : 41) Kisi-kisi Instrumen Angket

    Kreativitas Guru dalam Memodifikasi Sarana Dan Prasara

    Pendidikan Jasmani.

    Varia bel Faktor-faktor Indikator Butir soal

    Positif Negatif

    Kreatifitas 1. Kemampuan melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani

    a. Kebutuhan dan ketersediaan sarana dan prasarana

    1,2 3,4

    b. Kondisi sarana dan prasarana pendidikan jasmani

    5,6 7,8

    c. Manfaat dan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan jasmani

    9,10 11,12

    2 Kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi

    a. Sikap dan kemauan guru untuk memecahkan masalah

    15,16,31

    13,14, 32

    b. Ide dalam memodifikasi

    19,20 17,18

    c. Penerapan ide modifikasi

    21,24 22,23

    3. Sikap terbuka dan mau menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran jasmani

    a. Informasi dan teknologi

    25,26 27,28

    b. Pengetahuan 29, 30 33,34

    17 17

  • 31

    Dari butir-butir pernyataan yang telah ditentukan seperti di atas dibagi

    menjadi dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif atau pernyataan yang

    sifatnya mendukung gagasan atau ide, dan pernyataan negatif atau yang tidak

    mendukung gagasan atau ide.

    Penelitian ini juga tidak menutup kemungkinan adanya sikap kurang

    bersungguh-sungguh guru dalam mengisi angket karena tidak ada sanksi

    apapun bagi guru tersebut meski peneliti memohon untuk memberikan

    pernyataan dengan jujur dan sebenar-benarnya. Dalam penelitian ini dalam

    memberikan angket peneliti juga senantiasa memberikan penjelasan tentang

    pentingnya dan manfaat penelitian ini.

    3.5 Uji Validitas Instrumen

    Suatu instrumen akan dinyatakan valid apabila mempunyai validitas tinggi,

    dan instrumen akan dinyatakan tidak valid apabila mampu mengukur apa yang

    diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti.

    Dalam penelitian ini instrumen yang di gunakan adalah angket, dan salah

    satu ukuran validitas untuk angket adalah validitas konstruk (contruck validity).

    Dalam menguji validitas ini digunakan statistic teknik bagian total (Sutrisno Hadi,

    1991 ; 23-27).

    Langkah selanjutnya untuk mengoreksi kolerasi moment tangkar menjadi

    kolerasi bagian total adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

    Rpq = ( )( )

    √*( ) ( ) ( ( )( )( )+

    Keterangan :

    rpq = Koefisien kolerasi bagian total

    rxy = Koefisien kolerasi moment tangkar

  • 32

    SBx = Simpang baku skor butir

    Sby = Simpang baku skor faktor

    SB atau simpang baku diperoleh dengan rumus :

    SB = √

    ( )

    JK adalah jumlah kuadrat diperoleh dengan rumus :

    JK = ∑ (∑ )

    Untuk mencari koefisien kolerasi moment tangkar ( r xy ) adalah dengan

    rumus sebagai berikut:

    rxy = ∑ (∑ )(∑ )

    √* ∑ (∑ )+* ∑ (∑ ) +

    Keterangan :

    rxy : Korelasi moment tangkar

    N : Cacah subjek uji coba

    ∑ : Sigma atau jumlah X (skor butir)

    ∑ : Jumlah X kuadrat

    ∑ : Jumlah Y (skor faktor)

    ∑ : Jumlah Y kuadrat

    ∑ : Jumlah tongkar (perkalian) X dengan Y

    Kriteria butir angket valid jika rxy > rtabel, dan berikut ini adalah contoh perhitungan

    uji validitas pada butir nomor 1.

    Tabel 3.7 Perhitungan Uji Validitas Pada Butir Nomor 1

    No X Y X2 Y

    2 XY

    1 2 48 4 2304 96

    2 4 90 16 8100 360

    3 4 97 16 9409 388

  • 33

    4 4 126 16 15876 504

    5 4 97 16 9409 388

    6 4 86 16 7396 344

    7 4 104 16 10816 416

    8 2 74 4 5476 148

    9 1 42 1 1764 42

    10 3 72 9 5184 216

    ∑ 32 836 114 75734 2902

    Pada a = 5% dengan N =10 diperoleh r tabel = 0.632, karena rxy > rtabel, maka

    angket no 1 tersebut valid.

    3.6 Uji Reliabilitas Instrumen

    Reabilitas instrumen menunjukan derajat ketepatan instrumen tersebut

    dalam mengukur apa yang diukur. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian

    sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

    pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

    Penskoran pada instrumen pada penelitian ini bukan 1 dan 0 melainkan

    rentang 0-2 atau 0,1 dan 2 oleh karena itu, untuk mencari reliabilitas instrumen

    dengan menggunakan rumus Alpha ( Suharsimi Arikunto, 2006:196).

    Rumus Alpha :

    r11 = [

    ( )] [

    ]

    Keterangan :

    r11 = Reliabilitas instrumen

    k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

    ∑ = Jumlah Varians Butir

    = Varian Total

  • 34

    Apabila r11 > rtabel maka angket tersebut reliable,

    Varian Total

    Varian Butir

    Koefisien Reabilitas

    Pada a = 5% dengan N 10 diperoleh rtabel = 0,632. Karena r11 > rtabel maka dapat

    disimpulkan bahwa angket tersebut reliable

    3.7 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket

    tertutup, artinya responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah

    tersediakan oleh peneliti dengan memilih satu dari tiga alternative jawaban yang

    telah disediakan yaitu selalu atau pasti melakukan, kadang-kadang atau tidak

    selalu melakukan, dan tidak pernah sama sekali tidak melakukan.

    Peneliti menandatangani langsung SMP yang menjadi sample

    penelitianya dan memberikan angket kepada guru penjasorkes semua SMP

    =

    = =

    = =10sb22 24

    2Valid

    10

    0.7110

    sb22 122

    3410

    sb12 1.29

    10=

    1143210

    2

    2

    2

    34 - 1

    =

    r11 =

    r11 0.971

    1 -37.20

    649.378

    34

    2

    2

    2

    ts

  • 35

    tersebut secara langsung. Peneliti menyerahkan angket serta melakukan

    pembicaraan dan penjelasan mengenai angket, isi atau yang lainnya yang terkait

    dengan penelitian, kemudian angket ditinggal agar diisi secara cermat dan benar

    sesuai kenyataan oleh responden

    3.8Teknik Analisis Data

    Penelitian tentang kreativitas guru penjasorkes dalam memodifikasi

    sarana dan prasarana pembelajaran di SMP se-Kabupaten Jepara merupakan

    penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif

    presentase. Dimana pedoman dalam penskoran jawaban melalui angket dalam

    penelitian ini sesuai dengan yang pedoman penskoran yang dijabarkan oleh

    Suharsimi Arikunto (2006: 242), sebagai berikut :

    1. Untuk pernyataan positif

    Jawaban selalu : memiliki skor 3

    Jawaban sering : memiliki skor 2

    Jawaban Tidak selalu/kadang-kadang : memiliki skor 1

    Jawaban Tidak pernah : memiliki skor 0

    2. Untuk pernyataan negative

    Jawaban selalu : memiliki skor 3

    Jawaban sering : memiliki skor 2

    Jawaban Tidak selalu/kadang-kadang : memiliki skor 1

    Jawaban Tidak pernah : memiliki skor 0

    Secara garis besar pekerjaan dalam analisis data dalam penelitian ini

    sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006 : 235-239),

    yaitu meliputi:

  • 36

    1. Persiapan, dimana dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap

    identitas responden, kelengkapan data lembar instrumen, dan

    sebagainya.

    2. Tabulasai, termasuk dalam tahap ini adalah memberikan skor,

    memberikan kode (coding) untuk pengolahan data dengan menggunakan

    komputer dan pengelompokan jawaban ke dalam kategori.

    3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, maksudnya

    adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menmggunakan rumus

    atau aturan yang ada sesuai dengan pendekatan atau desain penelitian.

    Setelah data diolah dan sudah diketahui hasilnya kemudian dilakukan

    pendeskripsian dan penarikan kesimpulan di mana dalam penelitian ini mengenai

    kreativitas guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran.

    Untuk mendapatkan besarnya frekuensi relatif (presentase) menurut Anas

    Sudijono (2004: 43), dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    P =

    Keterangan :

    P : Presentase

    F : Skor Keseluruhan

    N : Skor yang diharapkan

    Pengkategorian dalam penelitian didasarkan pada penelitian Acuan Norma

    (PAN) dari Sutrisno Hadi (1991) dalam skala lima, berdasarkan mean ideal (Mi)

    dan standar devinisi ideal (Sdi). Untuk mempermudah pengkategorian maka di

    buat skor standar, yaitu jumlah skor pada faktor dibagi dengan jumlah item pada

    faktor. Rentang skor yang diberikan adalah 1 sampai dengan 3, Mi = ½ (3+1) = 2,

    dan Sdi = 1/6 (3-1) = 0,333, sehingga patokan penelitiannya adalah sebagai

    berikut:

  • 37

    Tabel 3.8 1 Kategori Skor Berdasarkan Kurva Norma Baku

    NO Kategori Kurva Normal Rentang Nilai Kategori

    1 Mi + 1,8 ke atas 3.00 < X ≤ Sangat Tinggi atau

    Sangat Baik

    2 Mi + 0,6 SD s.d

    Mi + 1,8 SD

    2,50 < X ≤

    3,00

    Tinggi atau Baik

    3 Mi – 0,6 SD s.d

    Mi + 0,6 SD

    1,50 < X ≤

    2,50

    Sedang atau Cukup

    4 Mi – 1,8 SD s.d

    Mi – 0,6 SD

    1,00 < X ≤

    1,50

    Rendah atau Buruk

    5 Mi – 1,8 SD ke bawah X ≤

    1,00

    Sangat Rendah atau

    Sangat Buruk

  • 60

    BAB V

    Kesimpulan dan Saran

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian tentang kreativitas guru dalam memodifikasi

    sarana dan prasarana olahraga di SMP Negeri se-Kab Jepara, dapat disimpulkan

    sebagai berikut :

    1) Dalam melihat masalah berhubungan dengan Sarana dan prasarana

    termasuk ketegori tinggi, hal ini ditunjukkan dari hasil pengambilan data

    memalui angket dengan 26 responden mempunyai 20 tinggi, 2 kategori

    sangat tinggi dan 4 kategori sedang.

    2) Menciptakan dan penerapan ide/gagasan dalam memecahkan masalah,

    tergolong kategori sedang ini terbukti pada pembagian angket ke-26 data

    responden tergolong 1 data sangat tinggi, 11 tinggi dan 14 dalam kategori

    sedang.

    3) Faktor guru dengan sikap terbuka dalam menerima hal baru untuk

    kemajuan ini mempunyai atau tergolong dalam kategori sedang dengan

    responden data 9 termasuk tinggi dan 17 dalam kategori sedang.

    4) Maka dalam total Responden dengan beberapa faktor dan indicator SMP

    Negeri se-Kab.Jepara. termasuk kategori tinggi dengan data 15 (57,69%).

    5.2 Saran

    1) Guru harus bisa meningkatkan kemampuannya dalam Memodifikasi sarana

    Pembelajaran Penjasorkes .

    2) Guru harus bisa menciptakan ide dan penerapkan ide dalam pembelajaran

    penjas berlangsung.

    3) Guru harus meningkatkan kemampuan guru dalam Mengevaluasi sarana

    yang dimodifikasi dalam pembelajaran Penjasorkes yang berlangsung.

  • 61

    DAFTAR PUSTAKA

    Agus S. Suryobroto. (2004). Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani:

    Yogyakarta:FIK UNY

    Ayan Jordan E. Penerjemah Ibnu Setiawan. Bengkel Kreativitas ; 10 cara

    menemukan ide-ide Pamungkas. Bandung : Kaifa

    Bambang Sarjono. (2010). Kreativitas Guru Penjasorkes dalam

    Memodifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SD se-

    Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. Yogyakarta: FIK

    UNY

    Conny Semiawan, dkk. (1987). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa

    Sekolah Menengah. Jakarta : PT Gramedia

    Dedi Supriadi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan

    IPTEK. Bandung : CV Alfabeta

    E. Mulyasa. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetisi Konsep ; Karaktristik

    Implementasi dan Inovasi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

    http://id.wikimedia.org/wiki/Kabupaten Jepara diunduh pada Selasa, 02

    November 2014 Pukul 19.00 WIB

    http://www.jeparakab.go.id/ diunduh pada Selasa, 02 November 2014

    pukul 19.00 WIB

    Nana Sujana, dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penulisan Pendidikan.

    Bandung : Sinar Bayu Algasindo

    Poedarminto. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

    Pustaka

    http://id.wikimedia.org/wiki/Kabupatenhttp://www.jeparakab.go.id/

  • 62

    Rudi Wahyu Hidayat. (2010). Survei Sarana dan Prasarana Penjasorkes

    di SMP N Se-Kabupaten Pacitan. Semarang: FIK UNNES

    Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

    Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

    Sukintaka. (2004). Filosofi, Pembelajaran dan Masa depan Teori

    Pendidikan Jasmani. Bandung : PT Nuansa

    Sutrisno Hadi. (1991). Analisis Hasil Untuk Instrumen Angket, Tes dan

    Skala Nilai dengan Basica. Yogyakarta : Andi Offeset

    Soepartono. (2000). Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta :

    Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan

    dasar dan Menengah

    Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. (2002). Prinsip-prinsip

    Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta :

    Ditjen Diknasmen Depdikbud

  • 63

    LAMPIRAN

  • 64

    Lampiran 1

    LEMBAR ANGKET PENELITIAN

    Lembar Penelitian Skripsi dengan Judul “Kreativitas Guru Dalam Memodifikasi

    Sarana dan Prasarana Penjas Se-Kab. JEPARA”

    Nama Guru :

    Nama Sekolah :

    Tanggal Penelitian :

    Pukul :

    NO Pertanyaan Selalu Sering Kadang-

    kadang

    Tidak

    Pernah

    1 Apakah selama kegiatan pembelajaran

    jasmani, guru memperhatikan sarana

    dan prasarana dengan jumlah peserta

    didik ?

    2 Apakah sebelum mengajar guru

    menyiapkan sarana dan prasarana

    yang dibutuhkan?

    3 Apakah guru tidak berinovasi

    terhadap sarana yang kurang?

    4 Guru tidak mengajar, jika sarana

    prasarana kurang

    5 Apakah guru sebelum mengajar,

    memeriksa kondisi/kelayakan sarana

    dan prasarana di sekolah ?

    6 Apakah guru berkonsultasi kepada

    kepala sekolah untuk menambah

    sarana dan prasarana yang telah ada

    agar pembelajaran penjas lancar ?

    7 Apakah guru memisahkan peserta

    didik yang sudah bisa dan tidak

    terhadap kondisi sarana dan prasarana

  • 65

    yang kurang ?

    8 Setelah jam pelajaran selesai, apakah

    guru tidak mengecek kondisi/ jumlah

    sarana yang sudah digunakan?

    9 apakah guru memanfaatkan

    lingkungan untuk kelancaran

    pembelajaran penjas ?

    10 Apakah guru memanfaatkan prasarana

    ( misal: lapangan, matras,) yang

    tersedia dengan maksimal ?

    11 Apakah guru tidak berinteraksi

    dengan guru penjas lain dalam

    mengatasi kurangnya sarana dan

    prasarana ?

    12 Apakah guru tidak memanfaatkan

    sarana yang rusak untuk berinovasi,

    untuk menjadikan sesuatu yang baru ?

    13 Apabila guru menemukan masalah

    pada saat mengajar, apakah guru

    membiarkan masalah tersebut

    dikarenakan peserta didik tidak

    mengetahui ?

    14 Jika sarana dan prasarana kurang,

    apakah guru menghindari materi yang

    akan diajarkan kepada peserta didik ?

    15 Apakah guru memberikan alternatif

    pembelajaran lain kepada peserta

    didik ketika sarana prasarana di

    sekolah tidak memenuhi ?

    16 Apakah guru tetap menciptakan

    keadaan aman, dan lancar saat

    pembelajaran penjas berlangsung ?

    17 Apakah kreativitas guru penjas

    muncul dengan spontan tanpa berasal

    dari sumber lain ?

    18 apakah guru memodifikasi sarana,

    tidak mempertimbangkan stuktur

    peserta didik ?

    19 Apakah guru menggunakan ide-ide

    baru dalam pembelajaran penjas ?

  • 66

    20

    Apakah guru selalu berkreativitas

    disaat kekurangan sarana maupun

    prasarana ?

    21 Apakah guru menerapkan kreativitas

    yang sudah dibuat, saat pembelajaran

    penjas ?

    22 Apakah modifikasi sarana yang sudah

    ada disekolah, tidak digunakan saat

    pembelajaran penjas ?

    23 Apakah penerapan modifikasi tidak

    didampingi dari sumber lain/ buku ?

    24 Apakah modifikasi yang sudah dibuat

    disesuaikan dengan RPP ?

    25 Apakah guru membaca buku yang

    sesuai dengan materi yang akan

    diajarkanya ?

    26 Apakah guru menggunakan teknologi

    (leptop,lcd, proyektor, dll), guna

    kelancaran pembelajaran ?

    27 Apakah guru menghindari teknologi

    (leptop, lcd, proyektor, dll), karena

    tidak bisa memakainya ?

    28 Kurangnya alat pembelajaran, apakah

    guru tidak berkreativitas, guna

    kelancaran pembelajaran penjas ?

    29 Apabila guru menemukan

    pengetahuan baru, dalam mengajar,

    apakah guru akan menerapkan

    pengetahuan tersebut disaat mengajar?

    30 Apakah guru memotivasi peserta

    didik untuk mengembangkan

    pengetahuan yang diajarnya ?

    31 Apakah proses evaluasi dalam

    pendidikan jasmani dinilai dari sikap

    motoriknya saja ?

    32 Apakah guru lebih senang

    mempertimbangkan hasil dari pada

    proses pembelajran penjas?

    33 Apakah guru tidak mempelajari

  • 67

    materi yang akan disampaikan

    terlebih dahulu sebelum mengajar ?

    34 Apakah guru asal mengajar, jika

    pengetahuan guru kurang ?

  • 68

    Lampiran 2

    SURAT SK PEMBIMBING

  • 69

    Lampiran 3

    SURAT IJIN PENELITIAN DARI FIK

    Lampiran 3

  • 70

    Lampiran 4

    SURAT PENELITIAN DARI BAPPEDA JEPARA

  • 71

    Lampiran 5

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 5 JEPARA

  • 72

    Lampiran 6

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 JEPARA

  • 73

    Lampiran 7

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 BATEALIT

  • 74

    Lampiran 8

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 2 JEPARA

  • 75

    Lampiran 9

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 KEMBANG

  • 76

    Lampiran 10

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 2 KELING

  • 77

    Lampiran 11

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 2 KEMBANG

  • 78

    Lampiran 12

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 DONOROJO

  • 79

    Lampiran 13

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 2 BANGSRI

  • 80

    Lampiran 14

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 PAKIS AJI

  • 81

    Lampiran 15

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 BANGSRI

  • 82

    Lampiran 16

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 TAHUNAN

  • 83

    Lampiran 17

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 3 JEPARA

  • 84

    Lampiran 18

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 MLONGGO

  • 85

    Lampiran 19

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 4 JEPARA

  • 86

    Lampiran 20

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 3 KEMBANG

  • 87

    Lampiran 21

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 KELING

  • 88

    Lampiran 22

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 WELAHAN

  • 89

    Lampiran 23

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 PECANGAAN

  • 90

    Lampiran 24

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 MAYONG

  • 91

    Lampiran 25

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 2 NALUMSARI

  • 92

    Lampiran 26

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 6 JEPARA

  • 93

    Lampiran 27

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 2 BATEALIT

  • 94

    Lampiran 28

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 1 KEDUNG

  • 95

    Lampiran 29

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 2 KALINYAMAT

  • 96

    Lampiran 30

    SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

    DI SMP N 3 BATEALIT

  • 97

    Lampiran 31

    DOKUMENTASI PENELITIAN

    Foto 1 : Rak Bola SMP N 1 Jepara

    (doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)

    Foto 2 : Lapangan Basket SMP N 1 Jepara

    (doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)

  • 98

    Foto 3 : Bola Basket SMP N 2 Jepara

    (doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)

    Foto 4 : Bola Plastik SMP N 2 Jepara

    (doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)

  • 99

    Foto 5 : Lapangan Basket SMP N 2 Jepara

    (doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)

    Foto 6 : Bapak , Guru Penjasorkes SMP N 2 Jepara

    (doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)

  • 100

    Foto 7 : Cone SMP N 3 Jepara

    (doc : Wahyu, 20 Oktober 2014)

    Foto 8 : Sepatu SMP N 3 Jepara

    (doc : Wahyu, 20 Oktober 2014)

  • 101

    Foto 9 : Bola SMP N 4 Jepara

    (doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)

    Foto 10 : Proses Pembelajaran Senam Lantai SMP N 4 Jepara

    (doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)

  • 102

    Foto 11 : Tolak Peluru SMP N 5 Jepara

    (doc : Wahyu, 18 Oktober 2014)

    Foto 12 : Corong SMP N 5 Jepara

    (doc : Wahyu, 18 Oktober 2014)

  • 103

    Foto 13 : Cone SMP N 6 Jepara

    (doc : Wahyu, 20 Oktober 2014)

    Foto 14 : Kasti SMP N 6 Jepara

    (doc : Wahyu, 20 Oktober 2014)

  • 104

    Foto 15 : Tonis SMP N 1 Tahunan

    (doc : Wahyu, 28 Oktober 2014)

    Foto 16 : Papan Seluncur SMP N 1 Tahunan

    (doc : Wahyu, 28 Oktober 2014)

  • 105

    Foto 17 : Guru Penjasorkes SMP N 1 Mlonggo

    (doc : Wahyu, 6 November 2014)

    Foto 18 : Lapangan SMP N 1 Mlonggo

    (doc : Wahyu, 6 November 2014)

  • 106

    Foto 19 : Raket SMP N 1 Kembang

    (doc : Wahyu, 22 Oktober 2014)