Seni Mural Sarana Penyaluran Kreativitas - uph.edu · PDF fileberbagai format media yang kami...

1
SELASA 30 DESEmbEr 2014 P ersaingan ketat dalam menciptakan dan memasuki lapangan kerja serta kontribusi perguruan tinggi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah di antara sekian banyak tantangan yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Hanya dengan peningkatan mutu SDM, mutu pembelajaran, dan mutu pendidikan, Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti dapat meningkatkan mutu lulusan. Koordinator Kopertis Wilayah III, Prof Dr Ilza Mayuni, MA dalam sambutan tertulisnya pada acara wisuda lulusan program sarjana dan diploma tiga angkatan XXIII STMA Trisakti sebanyak 67 orang, di Jakarta, Rabu (17/12), menambahkan dengan berbagai prestasi yang sudah diraih dewasa ini, STMA Trisakti tampil sebagai perguruan tinggi yang membanggakan. “Menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN, saya yakin STMA Trisakti siap bersaing dengan perguruan tinggi (PT) terkemuka di kawasan ASEAN,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut kepada wartawan Ketua STMA Trisakti, Ir Ariyanti Suliyanto, MM. CRMP usai wisuda menegaskan, isu penting dalam memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN terhitung mulai akhir 2015 adalah akreditasi dan sertifikasi. Berbagai upaya perbaikan mutu internal dan pangkalan data akan terus dilakukan. “Kami sangat menghargai upaya- upaya yang dilakukan regulator pendidikan melalui Kopertis Wilayah III selama dua tahun terakhir ini, yang telah berhasil menggebrak PTS untuk menjalankan dan berbagi praktik yang sehat. Untuk itu, dengan segala hormat kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan semoga pelayanan yang baik dan intensif dapat tetap diberikan untuk waktu mendatang,” ujarnya. Dalam menghadapi aliran bebas tenaga terampil ASEAN, Ariyanti menyebutkan, memiliki ijazah saja belumlah cukup. Para wisudawan masih perlu meningkatkan dan menjaga kompetensi di bidang asuransi melalui sertifikasi profesi. Selain itu, kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris juga harus ditingkatkan. Pada akhir 2013, STMA Trisakti. Ia menambahkan, bekerja sama dengan International Test Center (ITC) memfasilitasi mahasiswa untuk menjalani tes TOEIC di laboratorium multimedia kampus STMA Trisakti. Usaha menyediakan pendidikan nonformal bagi SDM perasuransian dalam jangka pendek, ia menyebutkan, dilakukan melalui Lembaga Pengembangan Manajemen Asuransi yaitu unit kerja STMA Trisakti dan bekerja sama dengan asosiasi industri perasuransian. Salah satuny adalah dengan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) dalam peningkatan jumlah tenaga bersertifikasi aktuari Dengan adanya lulusan baru yang diwisuda pada wisuda XXIII sebanyak 67 orang maka STMA Trisakti telah meluluskan sebanyak 2.725 orang. Ini merupakan kontribusi yang diberikan STMA Trisakti kepada industri perasuransian sebagai pengguna lulusan, walaupun jumlah tersebut masih belum cukup memenuhi kebutuhan industri perasuransian nasional. Ariyanti mengatakan, tantangan ke depan bagi STMA Trisakti agar dapat meningkatkan jumlah dan kualitas peserta didiknya. Namun, kendalanya, ia mengutarakan, pendidikan asuransi masih belum banyak diminati para lulusan SMA dan yang sederajat. (Far) FARIDA DENURA S ayangnya, potensi anak Indonesia dalam bidang seni belum didukung dengan sarana yang memadai dalam hal penyaluran hasil kreasinya. Salah satu media yang dapat dipergunakan menjadi alternatif media penyalur aspirasi, khususnya pada bidang seni lukis adalah melalui seni mural. Seni mural merupakan seni lukis visual pada tempat umum yang bertujuan mendidik untuk mengedukasi dari sisi visual. Mural—seperti halnya keberadaan media seni rupa lainnya—belakangan ini semakin mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Terlihat perkembangan seni lukis ini yang makin pesat setiap tahunnya. Selain berfungsi untuk memberikan suasana baru di dalam kota, visualisasi mural memiliki dampak psikologis positif terhadap masyarakat yang melihatnya, yakni secara tidak langsung mengedukasi masyarakat mengenai tema tertentu dengan cara yang menyenangkan dan tidak terkesan menggurui. Media ini merupakan salah satu media yang efektif dan belakangan ini kerap dijadikan media penyampaian pesan secara visual untuk membangun komunikasi dengan publik. Namun, kini ruang ruang publik yang tersedia semakin minim, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Berawal dari kekhawatiran mengenai kurangnya ruang publik sebagai media penyalur kreativitas seni maka EYE Indonesia bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation berinisiatif menyediakan media luar ruang (outdoor) agar hasil kreativitas para siswa dapat tersalurkan melalui media tersebut. “EYE Indonesia percaya bahwa kreativitas tidak hanya bisa menyentuh pikiran manusia, kreativitas mampu menyentuh hati manusia. Oleh karena itu, sejak tiga tahun yang lalu, kami meluncurkan program “EYE Have a Heart”. Kegiatan kali ini merupakan bagian dari program tersebut. “Program ini kami tujukan untuk menyediakan media bagi berbagai kreativitas yang ada untuk dapat dituangkan dalam berbagai format media yang kami miliki,” ucap Cici Kusumo Pratiwi, President Director EYE Indonesia. Kali ini, EYE Indonesia bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation meluncurkan sebuah lukisan mural dengan tema “Pen- tingnya Pendidikan bagi Indone- sia”. Lukisan ini dibuat siswa-siswi Akademi Siswa Bangsa Internasional (ASBI)–the Sampoerna Academy. ASBI–the Sampoerna Academy merupakan salah satu sekolah SMA berasrama di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation. Para siswa ASBI–the Sampoerna Academy secara kolektif melukis langsung di atas vynil dengan menggunakan proses teknik coating cot yang transparan dengan menggunakan kuas atau semprot. Proses yang dilakukan tersebut bertujuan memberikan hasil yang tahan dalam lukisan, mengingat penempatannya akan dilakukan pada wilayah luar rungan. Media ini men- jadi kanvas raksasa bagi mereka agar dapat memamerkan karya mereka, terutama bagi masyarakat Jakarta. “Kami merasa senang dan bangga sekali hasil karya siswa-siswi ASBI– the Sampoerna Academy dapat dinikmati masyarakat luas. Kami ber- harap kerja sama ini dapat memacu semangat berseni para pelajar sehingga mereka dapat berkreasi dan menuangkannya dalam berbagai jenis kegiatan,” kata Ari Kunwidodo, Fund- raising Director Putera Sampoerna Foundation usai serah terima lukisan mural kepada pihak EYE Indonesia, di Jakarta, Rabu (17/12). Hasil seni mural tersebut akan ditempatkan di berbagai titik di Jakarta, salah satunya akan berada di Jalan Hasanudin Blok M, Jakarta Selatan. Program ini merupakan inisiatif untuk menginspirasi berbagai pihak guna mendukung seni mural kreasi anak bangsa. Jadi, ke depannya kota-kota di Indonesia aka dihiasi kreativitas anak Indonesia. EYE Indonesia adalah sebuah perusahaan penyedia media luar ruang di Indonesia. EYE tidak hanya menyediakan ruang. EYE menciptakan kesempatan bagi brand untuk tidak hanya dilihat, tapi juga diingat. EYE mendengar apa yang menjadi ambisi dari brand dan mendobrak pemikiran konvensional dengan mengaplikasikannya dalam berbagai format media luar ruang agar brand bisa mencapai targetnya. Media luar ruang memberi kesempatan kepada brand untuk dinikmati seluruh masyarakat yang sedang berada di luar rumah, baik i di ruang publik ataupun jalan menuj tempat beraktivitas. Sementara itu, Putera Sampoerna Foundation (PSF) adalah institusi bisnis sosia pertama di Indonesia yang memiliki visi mencetak calon-calon pemimpin masa depan dan wirausahawan Indonesia andal, yang diharapkan mampu menghadapi tantangan global serta dapat memberikan kontribusi dan membawa perubahan positif di komunitas sekitarnya. Putera Sampoerna Foundation percaya bahwa visinya dapat tercapa melalui pendidikan yang berkualitas bagi siswa Indonesia, penciptaan lapangan kerja melalui pengem- bangan kewirausahaan, pencerahan masyarakat umum melalui pember- dayaan perempuan, serta pelaksana- an program bantuan kemanusiaan. Untuk menjaga keberlanjutan bisnis sosialnya, Putera Sampoerna Foundation berperan sebagai CSR operator yang telah dipercaya lebih dari 300 korporasi, organisasi, maupun asosiasi untuk menjalankan program tanggung jawab sosial (CSR) mereka. l K eluarga besar Yayasan Pelita Harapan merayakan Natal bersama. Perayaan ini diikuti hampir 2.000 peserta dari seluruh unit Yayasan Pelita Harapan yang terdiri atas Universitas Pelita Harapan (UPH), UPH College, Sekolah Pelita Harapan (SPH), Sekolah Dian Harapan (SDH), dan Sekolah Lentara Harapan (SLH) yang ada di Jakarta dan sekitarnya, awal Desember 2014. Dr (Hon) Jonathan L Parapak, selaku Presiden YPH dalam pidatonya menyapa seluruh keluarga besar YPH dan juga undangan para pemimpin Lippo Group yang hadir. Ia menyampaikan, ada hampir 3.000 orang yang dipanggil Tuhan untuk melayani sebagai dosen, guru, dan staf di seluruh unit YPH. Pelayanan YPH secara langsung sudah menyentuh hampir 30.000 orang. Jonathan mengingatkan, hal terpenting dalam pelayanan institusi pendidikan yang ada di lingkungan YPH yaitu menekankan pada keutamaan Kristus. Ia memaparkan, secara umum pelayanan yang sudah dilakukan YPH dalam dunia pendidikan di Indonesia. “YPH bertujuan meningkatkan mutu pendidikan di berbagai daerah sampai ke daerah yang sangat terpencil, seperti di Mamit, Papua,” ujar Jonathan. Pesan Natal disampaikan Dr (Hon) James T Riady, Founder YPH, yang menyampaikan syukur atas pertolongan Tuhan selama 21 tahun perjalanan YPH. Saat ini sekolah- sekolah di bawah naungan YPH sudah menyebar di daerah-daerah di Indonesia. Begitu juga tenaga guru- guru Tuhan sediakan, mahasiswa, dan murid semakin terus Tuhan kirimkan untuk belajar di sekolah dan universitas di dalam YPH. Secara khusus ia menyampaikan optimismenya terhadap Fakultas Kedokteran (FK), Teacher College (TC), International Teacher College (ITC), dan Fakultas Keperawatan UPH. Ia sangat bangga dengan TC yang menurutnya merupakan fakultas keguruan terbaik tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di dunia. Lulusan TC bahkan diakui masyarakat luas sebagai yang terbaik. Namun, bukan itu yang menjadi poin utama dari pendidikan guru. Hal yang perlu diantisipasi adalah bagaimana para guru ini bisa menjangkau dan memberikan dampak pada generasi yang akan datang. “Saya terbeban untuk anak-anak yang di daerah terpencil bahkan daerah miskin agar dapat lebih banyak lagi yang bisa dididik di sini, baik untuk bidang pendidikan maupun keperawatan,” ucap James. Dalam pengembangan YPH, James mengatakan, yang terpenting tak hanya kuantitas, tetapi juga kualitas. Karena itu, diperlukan pendidik- pendidik Kristen yang memahami pendidikan holistik. Jadi, kami bisa menjangkau dan berdampak. Saat ini kami sudah menjangkau ujung barat Sumatera, Nias, hingga Papua. James juga mengajak untuk bela- jar dari para pekabar Injil yang mem- bawa perubahan bagi banyak orang, di antaranya Nomensen pekabar Injil di tanah Batak, para pendiri universi- tas-universitas Kristen, terbaik seperti Wheaton College, Biola University, Corban University, dan juga Johannes Oentoro pendiri UPH. “Mereka sangat setia mengerjakan panggilan Tuhan pada masanya. Melalui mereka telah terjadi transformasi dan dampak yang besar bagi generasi ke depan,” ucap- nya. (PR/Far) 18 E D U K A S I Potensi anak Indonesia dalam hal kreativitas seni terbilang tinggi. Hal ini dapat terlihat melalui animo para pelajar dalam mengikuti berbagai kegiatan seni di dalam dan luar sekolah, mulai dari seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni lukis. Ist WISUDA - Ketua STMA Trisakti, Ir Ariyanti Suliyanto, MM CRMP saat mewisuda lulusan program sarjana dan program diploma tig katan XXIII STMA Trisakti sebanyak 67 orang di Jakarta, Rabu Ist HASIL KREATIVITAS - EYE Indonesia bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation berinisiatif menyediakan media luar ruang (outdoor) agar hasil kreativitas para siswa dapat tersalurkan melalui media tersebut. Tampak salah satu siswa memperlihatkan hasil karyanya. Seni Mural Sarana Penyaluran Kreativ Anak lewat Media Luar Rua Yayasan Pelita Harapan Gelar Natal Bersama STMA Trisakti Siap Bersaing dengan PT d

Transcript of Seni Mural Sarana Penyaluran Kreativitas - uph.edu · PDF fileberbagai format media yang kami...

Page 1: Seni Mural Sarana Penyaluran Kreativitas - uph.edu · PDF fileberbagai format media yang kami ... Harapan merayakan Natal bersama. Perayaan ini diikuti ... YPH dan juga undangan para

SELASA 30 DESEmbEr 2014

Persaingan ketat dalam menciptakan dan memasuki lapangan kerja serta kontribusi

perguruan tinggi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah di antara sekian banyak tantangan yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Hanya dengan peningkatan mutu SDM, mutu pembelajaran, dan mutu pendidikan, Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti dapat meningkatkan mutu lulusan. Koordinator Kopertis Wilayah III, Prof Dr Ilza Mayuni, MA dalam sambutan tertulisnya pada acara wisuda lulusan program sarjana dan diploma tiga angkatan XXIII STMA Trisakti sebanyak 67 orang, di Jakarta, Rabu (17/12), menambahkan dengan berbagai prestasi yang sudah diraih dewasa ini, STMA Trisakti tampil sebagai perguruan tinggi yang membanggakan.

“Menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN, saya yakin STMA Trisakti siap bersaing dengan perguruan tinggi (PT) terkemuka di kawasan ASEAN,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut kepada wartawan Ketua STMA Trisakti, Ir Ariyanti Suliyanto, MM. CRMP usai wisuda menegaskan, isu penting dalam memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN terhitung mulai akhir 2015 adalah akreditasi dan sertifikasi. Berbagai upaya perbaikan mutu internal dan pangkalan data akan terus dilakukan.

“Kami sangat menghargai upaya-upaya yang dilakukan regulator pendidikan melalui Kopertis Wilayah III selama dua tahun terakhir ini, yang telah berhasil menggebrak PTS untuk menjalankan dan berbagi praktik yang sehat. Untuk itu, dengan segala hormat kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan semoga pelayanan yang baik dan intensif

dapat tetap diberikan untuk waktu mendatang,” ujarnya.

Dalam menghadapi aliran bebas tenaga terampil ASEAN, Ariyanti menyebutkan, memiliki ijazah saja belumlah cukup. Para wisudawan masih perlu meningkatkan dan menjaga kompetensi di bidang asuransi melalui sertifikasi profesi. Selain itu, kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris juga harus ditingkatkan. Pada akhir 2013, STMA Trisakti. Ia menambahkan, bekerja sama dengan International Test Center (ITC) memfasilitasi mahasiswa untuk menjalani tes TOEIC di laboratorium multimedia kampus STMA Trisakti.

Usaha menyediakan pendidikan nonformal bagi SDM perasuransian dalam jangka pendek, ia menyebutkan, dilakukan melalui Lembaga Pengembangan Manajemen Asuransi yaitu unit kerja STMA Trisakti

dan bekerja sama dengan asosiasi industri perasuransian. Salah satunya adalah dengan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) dalam peningkatan jumlah tenaga bersertifikasi aktuaris.

Dengan adanya lulusan baru yang diwisuda pada wisuda XXIII sebanyak 67 orang maka STMA Trisakti telah meluluskan sebanyak 2.725 orang. Ini merupakan kontribusi yang diberikan STMA Trisakti kepada industri perasuransian sebagai pengguna lulusan, walaupun jumlah tersebut masih belum cukup memenuhi kebutuhan industri perasuransian nasional.

Ariyanti mengatakan, tantangan ke depan bagi STMA Trisakti agar dapat meningkatkan jumlah dan kualitas peserta didiknya. Namun, kendalanya, ia mengutarakan, pendidikan asuransi masih belum banyak diminati para lulusan SMA dan yang sederajat. (Far)

FARIDA DENURA

Sayangnya, potensi anak Indonesia dalam bidang seni belum didukung dengan sarana yang memadai dalam

hal penyaluran hasil kreasinya. Salah satu media yang dapat dipergunakan menjadi alternatif media penyalur aspirasi, khususnya pada bidang seni lukis adalah melalui seni mural. Seni mural merupakan seni lukis visual pada tempat umum yang bertujuan mendidik untuk mengedukasi dari sisi visual.

Mural—seperti halnya keberadaan media seni rupa lainnya—belakangan ini semakin mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Terlihat perkembangan seni lukis ini yang makin pesat setiap tahunnya.

Selain berfungsi untuk memberikan suasana baru di dalam kota, visualisasi mural memiliki dampak psikologis positif terhadap masyarakat yang melihatnya, yakni secara tidak langsung mengedukasi masyarakat mengenai tema tertentu dengan cara yang menyenangkan dan tidak terkesan menggurui. Media ini merupakan salah satu media yang efektif dan belakangan ini kerap dijadikan media penyampaian pesan

secara visual untuk membangun komunikasi dengan publik.

Namun, kini ruang ruang publik yang tersedia semakin minim, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Berawal dari kekhawatiran mengenai kurangnya ruang publik sebagai media penyalur kreativitas seni maka EYE Indonesia bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation berinisiatif menyediakan media luar ruang (outdoor) agar hasil kreativitas para siswa dapat tersalurkan melalui media tersebut.

“EYE Indonesia percaya bahwa kreativitas tidak hanya bisa menyentuh pikiran manusia, kreativitas mampu menyentuh hati manusia. Oleh karena itu, sejak tiga tahun yang lalu, kami meluncurkan program “EYE Have a Heart”. Kegiatan kali ini merupakan bagian

dari program tersebut. “Program ini kami tujukan untuk menyediakan media bagi berbagai kreativitas yang ada untuk dapat dituangkan dalam berbagai format media yang kami miliki,” ucap Cici Kusumo Pratiwi, President Director EYE Indonesia.

Kali ini, EYE Indonesia bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation meluncurkan sebuah lukisan mural dengan tema “Pen-tingnya Pendidikan bagi Indone-sia”. Lukisan ini dibuat siswa-siswi Akademi Siswa Bangsa Internasional (ASBI)–the Sampoerna Academy. ASBI–the Sampoerna Academy merupakan salah satu sekolah SMA berasrama di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation. Para siswa ASBI–the Sampoerna Academy secara kolektif melukis langsung di atas vynil dengan menggunakan proses teknik

coating cot yang transparan dengan menggunakan kuas atau semprot.

Proses yang dilakukan tersebut bertujuan memberikan hasil yang tahan dalam lukisan, mengingat penempatannya akan dilakukan pada wilayah luar rungan. Media ini men-jadi kanvas raksasa bagi mereka agar dapat memamerkan karya mereka, terutama bagi masyarakat Jakarta.

“Kami merasa senang dan bangga sekali hasil karya siswa-siswi ASBI–the Sampoerna Academy dapat dinikmati masyarakat luas. Kami ber-harap kerja sama ini dapat memacu semangat berseni para pelajar sehingga mereka dapat berkreasi dan menuangkannya dalam berbagai jenis kegiatan,” kata Ari Kunwidodo, Fund-raising Director Putera Sampoerna Foundation usai serah terima lukisan mural kepada pihak EYE Indonesia, di

Jakarta, Rabu (17/12).Hasil seni mural tersebut akan

ditempatkan di berbagai titik di Jakarta, salah satunya akan berada di Jalan Hasanudin Blok M, Jakarta Selatan. Program ini merupakan inisiatif untuk menginspirasi berbagai pihak guna mendukung seni mural kreasi anak bangsa. Jadi, ke depannya kota-kota di Indonesia akan dihiasi kreativitas anak Indonesia.

EYE Indonesia adalah sebuah perusahaan penyedia media luar ruang di Indonesia. EYE tidak hanya menyediakan ruang. EYE menciptakan kesempatan bagi brand untuk tidak hanya dilihat, tapi juga diingat. EYE mendengar apa yang menjadi ambisi dari brand dan mendobrak pemikiran konvensional dengan mengaplikasikannya dalam berbagai format media luar ruang agar brand bisa mencapai targetnya.

Media luar ruang memberi kesempatan kepada brand untuk dinikmati seluruh masyarakat yang sedang berada di luar rumah, baik itu di ruang publik ataupun jalan menuju tempat beraktivitas. Sementara itu, Putera Sampoerna Foundation (PSF) adalah institusi bisnis sosial pertama di Indonesia yang memiliki visi mencetak calon-calon pemimpin masa depan dan wirausahawan Indonesia andal, yang diharapkan mampu menghadapi tantangan global serta dapat memberikan kontribusi dan membawa perubahan positif di komunitas sekitarnya.

Putera Sampoerna Foundation percaya bahwa visinya dapat tercapai melalui pendidikan yang berkualitas bagi siswa Indonesia, penciptaan lapangan kerja melalui pengem-bangan kewirausahaan, pencerahan masyarakat umum melalui pember-dayaan perempuan, serta pelaksana-an program bantuan kemanusiaan.

Untuk menjaga keberlanjutan bisnis sosialnya, Putera Sampoerna Foundation berperan sebagai CSR operator yang telah dipercaya lebih dari 300 korporasi, organisasi, maupun asosiasi untuk menjalankan program tanggung jawab sosial (CSR) mereka. l

Keluarga besar Yayasan Pelita Harapan merayakan Natal bersama. Perayaan ini diikuti

hampir 2.000 peserta dari seluruh unit Yayasan Pelita Harapan yang terdiri atas Universitas Pelita Harapan (UPH), UPH College, Sekolah Pelita Harapan (SPH), Sekolah Dian Harapan (SDH), dan Sekolah Lentara Harapan (SLH) yang ada di Jakarta dan sekitarnya, awal Desember 2014.

Dr (Hon) Jonathan L Parapak, selaku Presiden YPH dalam pidatonya menyapa seluruh keluarga besar YPH dan juga undangan para pemimpin Lippo Group yang hadir. Ia menyampaikan, ada hampir 3.000 orang yang dipanggil Tuhan untuk melayani sebagai dosen, guru, dan staf di seluruh unit YPH. Pelayanan YPH secara langsung sudah menyentuh hampir 30.000 orang.

Jonathan mengingatkan, hal terpenting dalam pelayanan institusi pendidikan yang ada di lingkungan YPH yaitu menekankan pada keutamaan Kristus. Ia memaparkan, secara umum pelayanan yang sudah dilakukan YPH dalam dunia pendidikan di Indonesia.

“YPH bertujuan meningkatkan mutu pendidikan di berbagai daerah sampai ke daerah yang sangat terpencil, seperti di Mamit, Papua,” ujar Jonathan.

Pesan Natal disampaikan Dr (Hon) James T Riady, Founder YPH, yang menyampaikan syukur atas pertolongan Tuhan selama 21 tahun perjalanan YPH. Saat ini sekolah-sekolah di bawah naungan YPH sudah menyebar di daerah-daerah di Indonesia. Begitu juga tenaga guru-guru Tuhan sediakan, mahasiswa, dan murid semakin terus Tuhan kirimkan untuk belajar di sekolah dan universitas di dalam YPH.

Secara khusus ia menyampaikan optimismenya terhadap Fakultas Kedokteran (FK), Teacher College (TC), International Teacher College (ITC), dan Fakultas Keperawatan UPH.

Ia sangat bangga dengan TC yang menurutnya merupakan fakultas keguruan terbaik tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di dunia. Lulusan TC bahkan diakui masyarakat luas sebagai yang terbaik. Namun, bukan itu yang menjadi poin utama dari pendidikan guru. Hal yang perlu diantisipasi adalah bagaimana para guru ini bisa menjangkau dan memberikan dampak pada generasi yang akan datang.

“Saya terbeban untuk anak-anak yang di daerah terpencil bahkan daerah miskin agar dapat lebih banyak lagi yang bisa dididik di sini, baik untuk bidang pendidikan maupun keperawatan,” ucap James.

Dalam pengembangan YPH, James mengatakan, yang terpenting tak hanya kuantitas, tetapi juga kualitas. Karena itu, diperlukan pendidik-pendidik Kristen yang memahami pendidikan holistik. Jadi, kami bisa menjangkau dan berdampak. Saat ini kami sudah menjangkau ujung barat Sumatera, Nias, hingga Papua.

James juga mengajak untuk bela-jar dari para pekabar Injil yang mem-bawa perubahan bagi banyak orang, di antaranya Nomensen pekabar Injil di tanah Batak, para pendiri universi-tas-universitas Kristen, terbaik seperti Wheaton College, Biola University, Corban University, dan juga Johannes Oentoro pendiri UPH. “Mereka sangat setia mengerjakan panggilan Tuhan pada masanya. Melalui mereka telah terjadi transformasi dan dampak yang besar bagi generasi ke depan,” ucap-nya. (PR/Far)

18EDUKASI

Potensi anak Indonesia dalam hal kreativitas seni terbilang tinggi. Hal ini dapat terlihat melalui animo para pelajar dalam mengikuti berbagai kegiatan seni di dalam dan luar sekolah, mulai dari seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni lukis.

IstWISUDA - Ketua STMA Trisakti, Ir Ariyanti Suliyanto, MM CRMP (tengah) saat mewisuda lulusan program sarjana dan program diploma tiga ang-katan XXIII STMA Trisakti sebanyak 67 orang di Jakarta, Rabu (17/12).

IstHASIL KREATIVITAS - EYE Indonesia bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation berinisiatif menyediakan media luar ruang (outdoor) agar hasil kreativitas para siswa dapat tersalurkan melalui media tersebut. Tampak salah satu siswa memperlihatkan hasil karyanya.

Seni MuralSarana Penyaluran Kreativitas Anak lewat Media Luar Ruang

Yayasan Pelita Harapan Gelar Natal Bersama

STMA Trisakti Siap Bersaing dengan PT di ASEAN