Kramaning Sembah (Panca Sembah) Dan Terjemahan, Arti

3
Kramaning Sembah (Panca Sembah) Urutan sembahyang ini sama saja, baik dipimpin oleh pinandita atau pemangku, maupun bersembahyang sendirian. Cuma, jika dipimpin pinandita yang sudah melakukan dwijati, ada kemungkinan mantramnya lebih panjang. Kalau hafal bisa diikuti, tetapi kalau tidak hafal sebaiknya lakukan mantram-mantram pendek sebagai berikut: 1. Dengan tangan kosong (sembah puyung). Cakupkan tangan kosong dan pusatkan pikiran dan ucapkan mantram ini: Om àtmàtattwàtmàsùddhamàmswàha Artinya: Ya Tuhan, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba. 2. Sembahyang dengan bunga, ditujukan kepada Hyang Widhi dalam wujudNya sebagai Hyang Surya atau Siwa Aditya. Ucapkan mantram: Om Adityasyà param jyoti raktatejonamo’stute swetapankajamadhyastha bhàskaràyanamo’stute Artinya: Ya Tuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan. 3. Sembahyang dengan kawangen. Bila tidak ada, yang dipakai adalah bunga. Sembahyang ini ditujukan kepada Istadewata pada hari dan tempat persembahyangan itu. Istadewata ini adalah Dewata yang diinginkan kehadiranNya pada waktu

Transcript of Kramaning Sembah (Panca Sembah) Dan Terjemahan, Arti

Page 1: Kramaning Sembah (Panca Sembah) Dan Terjemahan, Arti

Kramaning Sembah (Panca Sembah)

Urutan sembahyang ini sama saja, baik dipimpin oleh pinandita atau pemangku, maupun

bersembahyang sendirian. Cuma, jika dipimpin pinandita yang sudah melakukan dwijati,

ada kemungkinan mantramnya lebih panjang. Kalau hafal bisa diikuti, tetapi kalau tidak

hafal sebaiknya lakukan mantram-mantram pendek sebagai berikut:

1. Dengan tangan kosong (sembah puyung). Cakupkan tangan kosong dan

pusatkan pikiran dan ucapkan mantram ini:

Om àtmàtattwàtmàsùddhamàmswàha

Artinya: Ya Tuhan, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba.

2. Sembahyang dengan bunga, ditujukan kepada Hyang Widhi dalam wujudNya

sebagai Hyang Surya atau Siwa Aditya. Ucapkan mantram:

Om Adityasyà param jyoti

raktatejonamo’stute

swetapankajamadhyastha

bhàskaràyanamo’stute

Artinya: Ya Tuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar

merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah

teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari

berkilauan.

3. Sembahyang dengan kawangen. Bila tidak ada, yang dipakai adalah bunga.

Sembahyang ini ditujukan kepada Istadewata pada hari dan tempat

persembahyangan itu. Istadewata ini adalah Dewata yang diinginkan

kehadiranNya pada waktu memuja. Istadewata adalah perwujudan Tuhan Yang

Maha Esa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda

tergantung di mana dan kapan bersembahyang. Mantram di bawah ini adalah

mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura

Kahyangan Jagat:

Om nama dewa adhisthanàya

sarwawyapiwaisiwàya

Page 2: Kramaning Sembah (Panca Sembah) Dan Terjemahan, Arti

padmàsana eka pratisthàya

ardhanareswaryainamonamah

Artinya: Ya Tuhan, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang luhur,

kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang

bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada

Ardhanaresvari hamba memuja.

4. Sembahyang dengan bunga atau kawangen untuk memohon waranugraha. Usai

mengucapkan mantram, ada yang memper-lakukan bunga itu langsung sebagai

wara-nugraha, jadi tidak "dilentikkan/dipersem-bahkan" tetapi dibungakan di

kepala (wanita) atau di atas kuping kanan (laki-laki). Mantramnya adalah:

Om anugrahamanoharam

dewa dattànugrahaka

arcanamsarwàpùjanam

namahsarwànugrahaka

Dewa-dewi mahàsiddhi

yajñanyanirmalàtmaka

laksmisiddhiscadirghàyuh

nirwighnasukhawrddisca

Artinya: Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah

pemberian Dewata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi

segala anugrah. Kemahasiddhian pada Dewa dan Dewi berwujud jadnya suci.

kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan

dan kemajuan rohani dan jasmani.

5. Sembahyang dengan cakupan tangan kosong, persis seperti yang pertama.

Cuma sekarang ini sebagai penutup. Usai mengucapkan mantram, tangan

berangsur-angsur diturunkan sambil melemaskan badan dan pikiran.

Mantramnya:

Om Dewa suksmaparamàcintyàya nama swàha. Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om

Artinya: Ya Tuhan, hamba memuja Engkau Dewata yang tidak terpikirkan, maha

tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugerahkan kepada hamba kedamaian,

damai, damai, Ya Tuhan.