Kostel Binus

download Kostel Binus

of 24

Transcript of Kostel Binus

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    1/24

    106

    BAB V

    KONSEP

    Merancang sebuah kostel di Jakarta kususnya di daerah Universitas Bina Nusantara

    dimana kebutuhan akan tempat tinggal sangat diperlukan untuk para mahasiswa yang

    sedang menempuh pendidikannya dan para alumni yang sudah lulus dan membutuhkan

    tempat tinggal, serta kebutuhan tempat tinggal dimana para orang tua mahasiswa sedang

    berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

    dalam perancangan sebuah kostel dalam suatu arsitektur berkelanjutan harus lah

    memikirkan hal-hal yang dapat menunjang suatu kebutuhan kostel ini dengan menerapkan

    hal-hal yang dapat menghemat energi.

    V. 1. Konsep Perancangan Aspek Lingkungan

    V. 1.1. Kondisi Tapak

    A. Keberadaan Tapak

    Berada pada daerah padat lalu-lintas.

    Luas tapak : 8000 m.

    Kondisi tapak tidak berkontur, dimana keadaan tapak relatif rata.

    B. Batasan Tapak

    Utara tapak : Pemukiman warga

    Timur tapak : Pemukiman warga dengan batasan pepohonan

    Selatan tapak : Pemukiman warga dengan batasan jalan raya

    Barat tapak : Pemukiman warga dan lapangan dengan batasan jalan raya

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    2/24

    107

    C. Peraturan yang berlaku pada daerah tapak

    KDB 80%

    KLB 3.5

    GSB 10m terhadap jalan Rawa Belong pada sebelah Barat tapak, dan GSB 6

    m terhadap jalan Kebon Jeruk pada sebelah Selatan Tapak.

    Batas Ketinggian Bangunan = 6 Lantai

    D. Peta lokasi Tapak

    Peta V. 1. Lokasi Tapak

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    3/24

    108

    V. 1.2. Main Entrance

    Penentuan pintu masuk pada suatu tapak direncanakan diletakan pada sisi

    jalan rawabelong, karena pada perletakan ini tidak akan mengakibatkan kemacetan,

    juga letaknya yang dinilai strategis (mudah diketahui orang). Dan akses untuk jalur

    masuk-keluar kendaraan service diletakan pada sisi jalan kebon jeruk agar tidak

    mudah terlihat oleh pihak penghuni kostel ini. Sedangkan akses jalur untuk manusia

    diletakan dibagian sudut suatu tapak dan pada bagian tengah depan tapak, dengan

    tujuan untuk mempermudah atu lebih dekat dengan jika berjalan dari arah kampus,

    serta agar terciptanya suatu lingkungan terbuka.

    Gambar V. 1. Perletakan akses masuk-keluar kendaraan dan manusia

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    4/24

    109

    Masuk Kendaraan Pribadi

    Keluar Kendaraan Pribadi

    Akses M anusia

    Masuk Keluar Kendaraan Service

    Arus Lalu Lintas

    V. 1.3. Bentuk Berdasarkan Analisa Matahari

    Bentuk massa seperti ini cocok untuk diterapkan pada bangunan-bangunan

    yang berada pada daerah tropis dimana sinar matahari yang sangat terik bersinar.

    Dengan perletakan massa seperti ini pada sebuah tapak maka secara tidak langsung

    dapat menghemat biaya operasional pada bangunan tersebut, sehingga dapat

    menghemat pengeluaran energi.

    Gambar V. 2. Sisi memendek menghadap matahari

    Dengan ini dapat disimpulkan bentuk dan orientasi bangunan yang cocok

    untuk diterapkan didalam tapak yaitu dengan bentuk memanjang dengan sisi pendek

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    5/24

    110

    mengarah ke timur dan barat sedangkan sisi yang memanjang menghadap ke utara

    dan selatan. [gambar V. 2]

    V. 1.4. Zoning Tapak

    Dari faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan perletakan

    zoning maka didapatkan perletakan seperti pada gambar diatas. Dimana pada

    bagian selatan site merupakan daerah umum maupun service. Hal ini dikarenakan

    pada bagian selatan site merupakan area yang memiliki tingkat kebisingan yang

    sangat tinggi. Sedangkan pada bagian depan site merupakan area semi publik dan

    pada bagian belakang merupakan area yang b ersifat private. Hal ini dikarenakan

    pada area ini memilki tingkat privasi yang lebih tinggi.

    Gambar V. 3. Zoning dalam Tapak

    Publik Private Perkir Service

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    6/24

    111

    V. 1.5. Ruang Luar Tapak

    Maksud dan tujuan dari penataan ruang luar ini adalah untuk dapat

    menciptakan dan mengolah sebuah lingkungan luar pada sebuah bangunan dimana

    kegiatan dan elemen-elemen yang berada didalamnya mendukung keberadaan

    bangunan yang berada didalamnya khususnya disini adalah sebuah Kostel.

    Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan tata ruang luar pada

    sebuah Kostel ini adalah:

    Sebagaimana dari ketetapan pemerintah dan juga konsep bangunan yang

    diambil yaitu bangunan yang bersifat arsitektur berkelanjutan hemat energy

    maka pengolahan tata ruang luar haruslah memberikan penghijauan dan

    memberikan kesegaran baik untuk bangunan itu sendiri maupun untuk

    lingkungan sekitarnya.

    Pengolahan tata ruang luar haruslah dapat menyokong atau mensuport kegiatan

    yang berada pada bangunan didalamnya.

    Pengolahan ruang luar yang jelas dimana digunakan sebagai sirkulasi kendaraan

    ataupun tempat untuk kegiatan penghuni.

    Berdasarkan analisis terhadap ruang luar, ruang luar terdiri dari elemen lunak, yaitu

    penghijauan dan elemen keras yaitu p erkerasan.

    a. Elemen lunak, untuk penutup tanah digunakan rumput sedangkan untuk

    peneduh digunakan pohon-pohon peneduh seperti beringin, ketapang,

    flamboyan, dll.[gambar V. 4]

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    7/24

    112

    Gambar V. 4. Elemen Pedestrian

    b. Elemen keras, untuk jalan kendaraan digunakan conblock dan untuk pendestrian

    menggunakan brick atau juga bisa mengunakan grassblock yang dapat berfungsi

    sebagai penyerapan.

    Kesimpulan :

    Lingkungan yang akan di desain pada sebuah Kostel yang mengangkat tema

    penerapan hemat energi pada sebuah bangunan kostel yang berkelanjutan ini

    adalah lingkungan yang harus memiliki penghijauan yang cukup sehingga dapat

    meningkatkan produksi oksigen yang mendukung kehidupan sehat bagi manusia,

    mengurangi pencemaran udara, mengurangi polusi suara, dan meningkatkan

    kualitas iklim mikro, dengan adanya hal tersebut maka secara tidak langsung suhu

    didalam bangunan akan terasa lebih sejuk dan dapat mengurangi pengunaan

    peralatan elektronik sebagai alat bantu penyejuk udara.

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    8/24

    113

    V. 1.6. Sirkulasi Tapak

    Sirkulasi pada sebuah tapak bangunan kostel ini dibedakan menjadi 2, yaitu:

    a. Sirkulasi Kendaraan

    Sirkulasi kendaraan bermotor didalam tapak ini haruslah dapat terorganisir

    dengan benar, sehingga tidak menyebabkan cossing dengan para pejalan kaki.

    Disamping itu juga pemberian tanda-tanda atau informasi arah yang jelas akan

    lebih membantu dalam pengaturan arah sirkulasi kendaraan.

    b. Sirkulasi M anusia

    Dengan menciptakan suatu pedestrian yang dipisah oleh beberapa elemen

    penunjang seperti pohon, lampu jalan, dll, diharapkan dapat memberikan

    kenyamanan tersendiri bagi pejalan kaki. Serta untuk meningkatkan suatu

    pencapaian kedalam sebuah bangunan, agar pejalan kaki tidak merasa bosan

    maka akan diciptakan suatu perjalanan arsitektur (architecture promenade).

    [gambar V. 5]

    Gambar V. 5. Architecture Promenade

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    9/24

    114

    V. 2. Konsep Perancangan Aspek Manusia

    V. 2.1. Tipe Penghuni

    Pada proyek kostel ini lebih menekankan pangsa pasar untuk mahasiswa

    Universitas Bina Nusantara dan juga komunitas karyawan alumni Universitas Bina

    Nusantara., serta para orang tua mahasiswa. Hal ini dikarenakan pada daerah

    lokasi yang akan dibangun sebuah p royek kostel ini berada pada kawasan

    Universitas Bina Nusantara yang mayoritas adalah para mahasiswa yang berasal

    dari luar kotayang tinggal sementara selama menempuh jalur pendidikan, serta para

    alumni Bina Nusantara yang sudah bekerja dan juga berdekatan dengan Universitas

    Bina Nusantara. Karena itu keberadaan kostel ini lebih cocok untuk dimanfaatkan

    sebagai tempat tinggal alternatif untuk para mahasiswa dan karyawan sebagai

    tempat tinggal yang memberikan fasilitas-fasilitas yang lengkap.

    Yang termasuk pengguna kostel adalah:

    Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan

    Alumni Universitas Bina Nusantara / karyawan

    Para orang tua mahasiswa

    Dibawah ini merupakan ciri-ciri dari para penghuni kostel dan juga tamu

    kostel.

    Tabel V. 1. Perbandingan sifat penghuni kostel

    Mahasiswa Alumni/karyawan Orang tua mahasiswa

    (sementara)

    Cenderung berkelompok dan

    berkumpul dengan sesama

    Mampu beradaptasi dengan

    kondisi lingkungan

    Berkumpul dengan

    anaknya

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    10/24

    115

    temannya

    Membutuhkan keleluasaan

    pribadi terutama untuk

    tempat tinggal

    Dinamis, dan mampu

    mengatasi ketidaknyamanan

    Memiliki rasa ingin bebas

    Mudah merasa bosan

    urbanized

    Bersifat individualistis

    Pekerjaan dan kedudukan

    bervariasi

    Berlatar belakang

    pendidikan yang cukup dan

    tinggi

    Dinamis, terus berusaha

    untuk mencapai taraf hidup

    yang lebih baik

    Bersifat individualistis

    (satu keluarga)

    Pekerjaan dan kedudukan

    bervariasi

    V. 2.2. Tuntutan Penghuni

    Tuntutan dari penghuni kostel adalah mendapatkan sebuah tempat tinggal

    yang nyaman sehingga pada saat selesai dengan kegiatan rutinnya, penghuni dapat

    beristirahat dengan tenang. Selain itu p enyediaan fasilitas-fasilitas y ang lengkap dan

    juga faktor dar i keamanan sangatlah menjadi prioritas utama dari tuntutan penghuni

    kostel.

    Pada penyewaan kamar yang ditawarkan oleh kos-kosan di daerah sekitar

    memberikan bermacam-macam fasilitas tergantung oleh pihak pengelola masing-

    masing, namun untuk masalah keamanan masih sangat kurang. Selain itu harga dari

    kamar tergolong tinggi.

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    11/24

    116

    V. 2.3. Daya Tampung Kostel

    Berdasarkan data yang diperoleh dari Universitas Bina Nusantara didapat

    jumlah mahasiswa dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, seperti pda diagram

    dibawah :

    Diagram V. 1. Persentase Penghuni

    Pada bangunan kostel ini akan direncanakan dapat menempung 500 orang, dan

    berdasarkan angket maka didapat kebutuhan sebagai berikut:

    60% adalah mahasiswa sebagai penghuni

    30% adalah alumni sebagai penghuni

    10% adalah penginap

    Berdasarkan hasil dari pengumpulan angket maka didapat jumlah kebutuhan kamar

    seperti berikut :

    Tipe A 50% x 500 = 250 orang = 250 kamar

    Tipe B 35% x 500 = 175 orang = 87 kamar (2 orang/kamar)

    Tipe C 10% x 500 = 50 orang = 12 kamar (4 orang/kamar)

    Tipe D 5% x 500 = 25 orang = 5 kamar (6 orang/kamar)

    MahasiswaBinus,60%

    Alumni

    Binus,30%

    Penginap,

    10%

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    12/24

    117

    Luasan Kebutuhan Ruang :

    Hunian

    Tipe A 250 kamar x 21,75m2

    5437,5 m2

    Tipe B 87 kamar x 36,425m

    2 3169 m

    2

    Tipe C 12 kamar x 46,895m

    2562,74 m

    2

    Tipe D 5 kamar x 65,15m2 325,75 m

    2

    Sirkulasi 10% x 949,5 m2

    Kantor Pengelola 184,8 m2

    Fasilitas Umum

    Restaurant 419 m

    2

    Toserba/Minimarket 221 m2

    Faslitas Olah Raga 1416 m2

    Umum lain-lain 261,2 m2

    Service Area 244,75 m

    2

    Jadi Total Luasan Bangunan 13191,24 m2

    V. 2.4. Kebutuhan Luas Parkir

    Kebutuhan parkir menurut SK Menparpostel, mengenai kriteriahotel bintang 3

    adalah 1 buah parkir mobil per 6 kamar, sedangkan jumlah total kamar yang ada

    adalah 354 kamar maka kebutuhan parkiran mobil sejumlah 354 / 6 = 59 buah

    parkiran untuk umum.

    1 mobil = 2,5 x 5 m = 12,5m2x 59 = 737,5m

    2

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    13/24

    118

    Sedangkan kebutuhan parkir motor diasumsikan 60% jumlah dari penghuni, hal ini

    didasari dari hasil surfey di beberapa kos-kosan di daerah sekitar Universitas Bina

    Nusantara, jadi perkiraan jumlah adalah 60% x 350 penghuni = 210 unit parkir

    motor.

    1 motor = 1 x 2 m = 2m2x 210 = 420m

    2

    V. 3. Konsep Bangunan

    V. 3.1. Skema Organisasi Ruang Makro

    Gambar V. 6. Skema Organisasi ruang Makro

    masuk

    RestoranService

    Lobby Utama

    Fasilitas OlahRaga

    Hunian Fasilitas Umum

    parkir

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    14/24

    119

    V. 3.2. Skema Organisasi Ruang Mikro

    A. Hunian

    Gambar V. 7. Skema Organisasi ruang Hunian

    B. Kantor Pengelola

    Gambar V. 8. Skema Organisasi ruang Pengelola

    R. Tunggu

    R. PemasaranR. Sekretaris

    R. Oprasional

    R. Pimpinan R. Rapat R. Administrasi

    Toilet

    Hall Utama

    Hunian A Hunian B Hunian DHunian C

    R. Komunal

    Dapur Umum

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    15/24

    120

    C. Restaurant

    Gambar V. 9. Skema Organisasi ruang Restaurant

    Masuk

    Meja SajiKasir/Pengawas

    Tempat Duduk

    R. Pengelola Dapur R. Persiapan

    Gudang R. Pendingin

    Toilet

    Toilet

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    16/24

    121

    D. Minimarket

    Gambar V. 10. Skema Organisasi ruang Minimarket

    V. 3.3. Konsep Analisa Bentuk

    Dari hasil analisa didapatkan massa yang tepat diaplikasikan di dalam tapak

    yang berbentuk kotak adalah massa bangunan dengan bentuk kotak pula hal ini

    dikarenakan akan mempermudah dalam hal pembentukan ruang dan juga arah

    orientasi massa bangunan.

    Disamping penentuan berdasarkan bentuk-bentuk dasar, menentukan bentuk

    gubahan massa bangunan diperlukan beberapa hal yang harus dipertimbangkan:

    Pengaruh lingkungan (arah matahari, arah angin, kebisingan, ketinggian

    bangunan sekitar).

    Masuk

    R. PenitipanBarangKasir/Pengawas

    R. Pamer

    R. Rapat

    R. Staff R. Pengepakan

    Gudang Penerimaan Barang

    ToiletR. Administrasi

    R. Pimpinan

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    17/24

    122

    Orientasi bangunan terhadap view.

    Sirkulasi kendaraan baik diluar tapak maupun didalam tapak.

    Kebutuhan akan ruang untuk melakukan kegiatan.

    Perletakan penzonaan kegunaan ruang.

    Penampilan bangunan yang akan ditampilkan agar dapat menghasilkan

    perencanaan bangunan yang menggambarkan kesan arsitektur.

    Gambar V. 11. Bentuk dasar bangunan kotak

    V. 3.4. Konsep Analisa Jenis Massa

    Pemilihan jenis bentuk masa sangat berpengaruh pda sebuah bangunan

    kostel yang mengangkat tema hemat energi pada sebuah bangunan kostel yang

    berkelanjutan.Berikut ini beberapa ciri jenis masa majemuk yang akan digunakan

    pada sebuah bangunan kostel.

    Jenis masa majemuk ini biasanya digunakan pada sebuah bangunan yang

    memiliki beberapa aktivitas yang berbeda sifatnya.

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    18/24

    123

    Pencapaian harus berpindah bangunan

    Sirkulasi pada tapak dapat tercipta lebih dinamis, karena adanya beberapa masa.

    Luas lahan tidak dapat dioptimalkan

    Dimensi ruang yang tercipta akan lebih kecil sehingga sirkulasi udara dan

    pencahayaan alami dapat masuk kesetiap ruangan.

    Gambar V. 12. Masa Majemuk

    V. 3.5. Konsep Penerapan Energy Efficiency pada Bangunan Kostel

    V. 3.5.1. Sistem Penerangan

    Dalam perancangan kostel yang hemat energi ini akan memanfaatkan

    cahaya matahari secara maksimal sebagai penerangan alami pada waktu pagi hingga

    sore hari, sehingga pada waktu tersebut tidak perlu menggunakan lampu untuk

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    19/24

    124

    penerangan. Kususnya pada daerah-daerah hun ian yang digunakan sebagai tempat

    tinggal. Untuk dapat menjangkau kesebagian bersar ruangan maka akan digunakan

    suatu kaca/reflector yang dapat mementulkan cahaya hingga sampai masuk

    kesebagian besar ruangan. [gambar V. 13]

    Gambar V. 13. Reflector sebaagai alat bantu masuknya cahaya

    Sedangkan penerangan buatan akan diusahakan seminimal mungkin dalam

    mengunakan energi listrik yang tersedia dengan memakai lampu yang hemat energi.

    V. 3.5.2. Sistem Penghawaan

    Pemanfaatan udara sekitar sebagai penghawaan didalam ruangan dengan

    menggunakan sistem cross ventilation. Dengan memanfaatkan penghawaan alami

    pada bangunan maka dapat mengurangi biaya listrik yang terbuang.

    Penempatan ruang terbuka dan masa bangunan secara berselang-seling

    dalam gagasan ini ditujukan untuk mengoptimalkan daya guna ruang terbuka

    sehingga tidak hanya berperan sebagai penyedia pencahayaan dan penghawaan

    alami rumah dan juga sebagai lahan hijau. Lebih dari itu ruang terbuka yang terjadi

    diharapkan juga bisa berperan untuk menampung aktivitas sehingga juga bernilai

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    20/24

    125

    sosial dan juga sebagai ruang-ruang transisi baik secara fisik maupun visual guna

    menciptakan kenyamanan psikologis. [gambar V. 14]

    Gambar V. 14. Pemberian jarak pada antar bangunan

    Disamping memberikan jarak pada setiap bangunan, solusi lain untuk

    penghawaaan dengan merancang sebuah ventilasi silang agar udara dapat

    mengalit dengan leluasa, serta memberikan bukaan-bukaan yang banyak agar

    udara tetap dapat masuk.[gambar V. 15]

    Model-model bukaan dengan kemampuan alir udaranya masing-masing

    antara lain sebagai berikut:

    Gambar V. 15. Jenis-jenis Jendela sebagai masuknya udara

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    21/24

    126

    Sedangkan penghawaan buatan agar suhu dapat tetap terjaga akan

    menggunakan AC (Air Conditioner), tetapi juga dengan memperhitungkan

    penempatan-penempatan jenis-jenis AC yang diletakkan pada tempat yang cocok.

    Agar dapat menghemat energi sebaiknya AC dipasang pada ruangan yang

    membutuhkan suatu ketenangan yang tinggi, dan ruangantersebut dapat

    diminimalkan bukaan udara agar suhu didalamnya lebih cepat tercapai, sehingga

    kompresor tidak terus menerus bekerja.

    V. 3.6. Sistem Pengairan

    A. Sistem Air Bersih

    Sistem air bersih pada bangunan kostel ini berasal dari PAM yang kemudian

    disalurkan ke reservoir bawah dan kemudian dipompa ke resevoir atas setalah itu

    baru disalurkan ke seluruh bangunan.[gambar V. 16]

    Gambar V. 16. Skema alur air bersih

    PAM Reservoir

    Bawah Pompa

    Reservoir Atas

    Unit

    Unit

    Fasilitas

    Toilet

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    22/24

    127

    B. Sistem Air Kotor

    Sistem air kotor dibagi menjadi 2 yaitu:

    Air Kotor Padat

    Air kotor padat dibuang melalui pipa-pipa yang melewati Shaft, kemudian

    ditampung didalam tangki-tangki. Setelah mengalami proses penyaringan dan

    pengendapan air kotor akan disalurkan ke tangki resapan.

    Air Kotor Cair

    Air kotor; kamar mandi, cuci piring, cucian dialirkan ke shaft melalui pipa-

    pipa, kemudian dialirkan ke tangki resapan dan setelah itu dialirkan ke riol kota.

    V. 3.7. Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat

    Heat Detectoruntuk mendeteksi panas

    Smoke Detectoruntuk mendeteksi asap

    Flame Detectoruntuk mendeteksi lidah api

    Titik Panggil Manual (TPM)

    TPM yang digunakan adalah tombol yang ditekan secara manual jika terjadi

    kebakaran.

    Lampu Darurat

    Lampu yang akan menyala begitu alarm aktif.

    Sistem Komunikasi Darurat

    Sistem ini akan mematikan sarana yang ada secara otomatis jika terjadi

    kebakaran. Contohnya lift akan tidak berfungsi jika sistem mendeteksi

    terjadinya kebakaran.

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    23/24

    128

    Petunjuk Arah Keluar

    Dipasang di sepanjang jalur sirkulasi, koridor pintu darurat, dan p intu keluar.

    Sprinkler

    Memadamkan api dengan cara menyemprotkan air atau bahan pemadam

    lainnya seperti gas tertentu. Radius yang dapat dijangkau adalah 25 m2/unit

    Hidran kebakaran

    Radius pelayanan adalah 30 m2/unit

    Pemadam Ringan

    Merupakan pemadam berisi bahan kimia yang dapat digunakan dengan cara

    dibawa.

    V. 3.8. Sistem Komunikasi

    Telepone

    Internet

    Interkom

    Fasilitas faks

    V. 3.9. Sistem Keamanan

    Pada bangunan apartemen ini sistem keamanan yang digunakan yaitu

    dengan adanya penjaga-penjaga yang selalu siap membantu dan selalu siap siaga

    selain itu terdapat pula sistem kamera keamanan atau CCTV.

    V. 3.10.Sistem Pembuangan Sampah

    Sampah-sampah dari setiap unit dikumpulkan pada satu tempat dimana

    disediakan sebuah kontainer sampah sebelum diambil oleh truk sampah. Pada

  • 7/25/2019 Kostel Binus

    24/24

    129

    manajemen apartemen mewajibkan penghuninya untuk memisahkan antara sampah

    organik dengan sampah anorganik. Sehingga memudahkan proses pembuangan

    sampah dan juga mempermudah proses pendauran ulang limbah buangan.

    Dengan penerapan sistem ini maka secara tidak langsung dapat membantu

    kelestarian lingkungan hidup.