Korelasi Fenotip

6
Sebelum kita membahas tentang Korelasi fenotip pertumbuhan dengan efisiensi pakan ternak sapi, ada beberapa point yang harus kita pahami terlebih dahulu antara lain : A.Korelasi Fenotip Analisis korelasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan antara dua sifat yang dibandingkan melalui sebuah bilangan yang biasa disebut koefisien korelasi (Walpole, 1995). Korelasi Fenotip merupakan korelasi total dari semua sifat yang dimiliki ternak. Korelasi dapat positif apabila satu sifat meningkat yang lain akan ikut meningkat. Sebaliknya, korelasi dapat bernilai negatif. Nilai korelasi fenotip bermanfaat untuk memperkirakan besarnya perubahan-perubahan produktivitas pada generasi yang sama apabila digunakan sebagai kriteria seleksi berdasarkan catatan produktivitas sekarang (Warwick dkk, 1984). B.Pertumbuhan Secara umum tumbuh merupakan proses pertambahan massa, sedangkan secara spesifik dapat diartikan proses peningkatan ukuran tulang, muskulus, visera, atau semua bagian tubuh. Tumbuh merupakan proses substansial pada proses produksi, hewan tidak akan mempunyai nilai ekonomis tinggi bila hewan tersebut tidak mengalami pertumbuhan dan produksi tidak akan optimum bila pertumbuhan hewan tersebut terhambat. Pertumbuhan tidak hanya dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan saja tetapi juga dipengaruhi oleh hormon tiroid, androgen glukocotikoid, dan insulin. Faktor ekstrinsik yang paling penting adalah makanan dan kondisi lingkungan (Jull, 1972). Menurut Lawrie (1994), faktor eksternal menyangkut kualitas dan kuantitas pakan, kondisi tempat pemeliharaan.

Transcript of Korelasi Fenotip

Page 1: Korelasi Fenotip

Sebelum kita membahas tentang Korelasi fenotip pertumbuhan dengan

efisiensi pakan ternak sapi, ada beberapa point yang harus kita pahami terlebih

dahulu antara lain :

A. Korelasi Fenotip

Analisis korelasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui

sejauh mana tingkat hubungan antara dua sifat yang dibandingkan melalui sebuah

bilangan yang biasa disebut koefisien korelasi (Walpole, 1995). Korelasi Fenotip

merupakan korelasi total dari semua sifat yang dimiliki ternak. Korelasi dapat

positif apabila satu sifat meningkat yang lain akan ikut meningkat. Sebaliknya,

korelasi dapat bernilai negatif. Nilai korelasi fenotip bermanfaat untuk memperkirakan

besarnya perubahan-perubahan produktivitas pada generasi yang sama apabila

digunakan sebagai kriteria seleksi berdasarkan catatan produktivitas sekarang

(Warwick dkk, 1984).

B. Pertumbuhan

Secara umum tumbuh merupakan proses pertambahan massa, sedangkan

secara spesifik dapat diartikan proses peningkatan ukuran tulang, muskulus, visera,

atau semua bagian tubuh. Tumbuh merupakan proses substansial pada proses

produksi, hewan tidak akan mempunyai nilai ekonomis tinggi bila hewan tersebut

tidak mengalami pertumbuhan dan produksi tidak akan optimum bila pertumbuhan

hewan tersebut terhambat. Pertumbuhan tidak hanya dipengaruhi oleh hormon

pertumbuhan saja tetapi juga dipengaruhi oleh hormon tiroid, androgen

glukocotikoid, dan insulin. Faktor ekstrinsik yang paling penting adalah makanan dan

kondisi lingkungan (Jull, 1972).

Menurut Lawrie (1994), faktor eksternal menyangkut kualitas dan kuantitas

pakan, kondisi tempat pemeliharaan. Perbedaan tingkat pemberian nutrisi pada

semua umur sejak fase fetus bukan hanya mengubah pertumbuhan secara umum,

tapi juga mempengaruhi daerah yang berbeda dan berbagai organ yang berbeda.

Oleh karena hewan dengan tingkat pemberian nutrisi yang berbeda walau bangsa

dan bobotnya sama akan berbeda dalam bentuk dan komposisi (Lawrie, 1994).

C. Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan adalah kemampuan ternak mengubah ransum ke dalam

bentuk tambahan bobot badan. efisiensi ransum tergantung kepada aktivitas fisiologi

ternak, efisiensi penggunaan ransum akan menurun apabila suhu meningkat di atas

suhu kritis. Efisiensi pakan adalah jumlah produksi satuan makanan yang

Page 2: Korelasi Fenotip

dikonsumsi, hal ini menunjukkan bahwa efisiensi pakan dapat dijadikan kriteria untuk

menunjukkan kualitas ransum.

Berdasarkan dari literature yang telah menjelaskan masing-masing tentang

korelasi fenotip, pertumbuhan dan efisiensi pakan, maka ada beberapa hal yang bisa

kita bahas tentang korelasi fenotip pertumbuhan dengan efisiensi pakan pada ternak

sapi. Berdasarkan hasil penelitian Pemberian pakan yang berkualitas berpengaruh

terhadap pertambahan bobot badan sapi dimana formula pakan yang baik akan

memperoleh laju pertumbuhan dan penggemukan sapi yang lebih optimal

(Daniel,2011). Hal ini menunjukkan adanya korelasi fenotip yang bersifat positif

antara kualitas pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan sapi. Ketika sapi

diberikan pakan yang berkualitas tinggi maka otomatis kecernaan pakan sapi

tersebut akan ikut tinggi serta diikuti nilai efisiensi pakan yang tinggi pula. Hasil dari

nilai efisiensi pakan yang tinggi tersebut dapat menyebabkan reaksi positif terhadap

pertumbuhan sapi. Dan sebaliknya pula, jika pakan yang kita berikan pada sapi

mempunyai kualitas yang rendah, maka kecernaan sapi tersebut akan menurun juga

dan menyebabkan pertumbuhan kurang optimal. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi

antara efisiensi pakan pada ternak sapi dapat bernilai positif dan negative tergantung

kualitas pakan yang kita berikan. Jika pakn yang kita berikan memiliki kualitas dan

kandungan nutrisi tinggi maka akan berkorelasi positif pada pertumbuhan ternak sapi

begitu juga sebaliknya ketika pakan yang kita berikan memiliki kualitas dan nilai

nutrisi tinggi maka akan berkorelasi negative terhadap pertumbuhan ternak sapi.

Penjelasan tentang korelasi fenotip pertumbuhan dengan efisiensi pakan pada

ternak sapi di atas dapat digambarkan sebuah kurva sebagai berikut :

Pertumbuhan

Page 3: Korelasi Fenotip

Kita bisa melihat keeratan hubungan ( korelasi ) fenotip antara pertumbuhan dan

efisiensi pakan pada ternak sapi dengan menggunakan fakta di lapangan. Parameter

pertumbuhan sapi di lapang biasanya bisa dari bobot badan, lingkar dada, tinggi

gumba, dll. Dan untuk mencari efisiensi pakan kita menggunakan rumus

pertambahan bobot badan harian dibagi dengan konsumsi pakan harian kemudian

dikalikan 100%. Kemudian kita bisa menggunakan rumus ini untuk mencari koefisien

korelasinya :

Keterangan : X = Pertumbuhan ( Pertambahan Bobot Badan )

Y = Efisiensi Pakan

Dari rumus tersebut kita bisa tahu bahwa antara pertumbuhan dimana kita

menggunakan pertambahan bobot badan sebagai parameter dengan efisiensi pakan

pada ternak sapi mempunyai hubungan positif ataupun negatif.

Efisiensi pakan tersebut sangat bergantung sekali terhadap kualitas pakan

yang diberikan dan faktor internal dari ternak itu sendiri. Devendra dan Fuller (1979)

juga menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi efisiensi penggunaan makanan

adalah nutrisi, lingkungan, kesehatan ternak dan keseimbangan ransum yang

diberikan.

Dari semua penjelasan di atas tentang korelasi fenotip pertumbuhan dengan

efisiensi pakan ternak dapat disimpulkan bahwa antara pertumbuhan seekor sapi

memiliki keeratan yang sangat nyata dengan efisiensi pakan dari ternak sapi tersebut

dimana efisiensi pakan seperti yang dinyatakan oleh literature dipengaruhi oleh

beberapa factor seperti nutrisi, lingkungan, kesehatan ternak dan keseimbangan

ransum yang diberikan pada ternak sapi tersebut. Secara tak langsung factor-faktor

tersebut juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak sapi. Korelasi fenotip

pertumbuhan dengan efisiensi pakan sapi tersebut dapat bersifat positif jika efisiensi

pakan yang tinggi diikuti dengan pertumbuhan sapi tersebut yang optimal, dan

sebaliknya korelasi fenotip tersebut akan bersifat negatif bila efisiensi pakan yang

rendah diikuti dengan pertumbuhan sapi yang tidak optimal.

r = CovXY / √(VarX).√(VarY)

Page 4: Korelasi Fenotip

DAFTAR PUSTAKA

Jull, M.A. 1976. Poultry Hasbandry. J-rd. Mc. Grow Hill Book Co, New York.

Lawrie, R.A. 1994. Ilmu Daging Edisi ke-5. UI Press, Jakarta.

Walpole, R.E.1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Gramedia Pustaka : Jakarta

Warwick, E.J, J.M Astuti dan W. Hardjosubroto.1984. Pemuliaan Ternak. Gadjah

Mada University Press : Yogyakarta

Page 5: Korelasi Fenotip