KORELASI ANTARA PEMAHAMAN TERHADAP AL...
Transcript of KORELASI ANTARA PEMAHAMAN TERHADAP AL...
KORELASI ANTARA PEMAHAMAN TERHADAP
AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM BIDANG STUDI AL-QUR’AN HADITS DI MTS.
AL-KHAIRIYAH KELAS VII MAMPANG
JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh:
NUR ASIAH
104011000068
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M
ii
KORELASI ANTARA PEMAHAMAN TERHADAP
AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM BIDANG STUDI AL-QUR’AN HADITS DI MTS.
AL-KHAIRIYAH KELAS VII MAMPANG
JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Nur Asiah
NIM. 104011000068
Dibawah Bimbingan:
Drs. H. Ghufron Ihsan, MA
NIP. 150 202 340
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
iii
SURAT PERNYATAAN ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Asiah
NIM : 104011000068
Jurusan/Semester : Pendidikan Agama Islam/11 (Sebelas)
Alamat : Jl. Kebagusan Wates Rt/Rw 003/04 No. 38 Jakarta Selatan
12520
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi dengan judul “Korelasi antara Pemahaman Terhadap Al-
Qur’an dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Al-Qur’an Hadits
Di Mts. Al-Khairiyah Kelas VII Mampang Jakarta Selatan”.
adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
1. Drs. H. Ghufron Ihsan, MA
NIP. 150202340
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima konsekuensi secara akademis apabila ternyata skripsi ini bukan hasil
karya saya sendiri.
Jakarta, Maret 2010
(Nur Asiah)
iv
ABSTRAK
NUR ASIAH:
“Korelasi antara Pemahaman terhadap Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar
Siswa dalam Bidang Studi Al-Qur’an Hadits di MTS.Al-Khairiyah Kelas VII
Mampang Jak-Sel.”
Pemahaman siswa terhadap Al-Qur’an diharapkan mampu menjadi
pendorong bagi tingginya tingkat prestasi siswa dalam bidang studi Al-Qur’an
Hadits. Akan tetapi pemahaman siswa terhadap Al-Qur’an nampaknya masih
kurang optimal, sehingga belum bisa memberikan kontribusi yang cukup
memuaskan terhadap prestasi belajar siswa kelas VII pada bidang studi Al-Qur’an
Hadits di Mts.Al-Khairiyah. Hal ini dikarenakan kurangnya kontrol dari beberapa
pihak, seperti pihak guru/sekolah, orang tua, dan siswa itu sendiri. Dalam
pembelajaran bidang studi Al-Qur’an Hadits hendaknya guru/pengajar
menggunakan media yang menarik agar siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran,
selain itu perlu adanya rutinitas pengulangan pelajaran setelah pelajaran itu
diajarkan, dan peran orang tua ialah terus memotivasi anak-anaknya agar belajar
dengan lebih baik lagi, dan yang terpenting adalah peran siswa itu sendiri, harus
memiliki keinginan yang tinggi untuk dapat memahami al-Qur’an agar
mendapatkan prestasi yang baik dalam bidang studi al-Qur’an Hadits.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa
terhadap Al-Qur’an, sejauh mana siswa memahami Al-Qur’an, cara-cara siswa
belajar dan guru mengajar sehingga dapat diketahui kontribusinya terhadap
prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur’an Hadits.
Pemikiran ini bertitik tolak dari pemikiran, apabila siswa paham terhadap
Al-Qur’an secara baik, maka prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur’an
Hadits akan lebih optimal, tapi apabila Al-Qur’an belum dipahami secara baik
tentu prestasi belajar dalam bidang studi AlQur’an Hadist menjadi rendah. Untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka prosedur yang
ditempuh meliputi: persiapan penelitian, dengan cara membuat instrumen
penelitian. Pelaksanaan penelitian menggunakan metode deskriptif, sedangkan
teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu teknik observasi, wawancara,
penyebaran angket, studi dokumentasi. Teknik triangulasi penulis gunakan agar
dapat memeriksa kembali hasil data temuan dengan sumber data yang lain, baik
dari segi metode penelitian atau dari teori yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Teknik penyebaran angket dan dokumentasi penulis lakukan kepada 30
orang siswa. Hasil penelitian ini penulis susun dalam bentuk laporan skripsi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Abad ke 21 atau yang sering disebut era globalisasi telah berada di
hadapan kita yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk menghadapi abad ke 21 dan era globalisasi diperlukan sumber daya
manusia yang memegang nilai-nilai Qur’ani.
Namun untuk mewujudkan generasi Qur’ani yang di maksud bukan
pekerjaan yang mudah. Generasi qur’ani harus diusahakan secara teratur dan
berkelanjutan baik melalui pendidikan informal seperti dalam keluarga,
pendidikan formal dan melalui pendidikan non formal (masyarakat). Generasi
Qur’ani tidak lahir dengan sendirinya tapi di mulai dari pembiasaan dan
pendidikan dalam keluarga, misalnya menanamkan pendidikan agama yang
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Sementara melalui lembaga pendidikan formal dapat dilakukan dengan
cara menanamkan nilai-nilai Qur’ani kepada anak didik sehingga tercermin
dari pola fikir, tingkah laku, dan kepribadian dalam bermasyarakat.1
Al-Qur’an sesungguhnya untuk kehidupan yang setiap saat harus kita
buka dan baca untuk mendapatkan arti dan makna tentang kehidupan, karena
1 Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Keshalehan Hakiki/Abd.
Halim (Ed.), (Jakarta: Ciputat pers, 2002) cet-1, h. 319-323
2
al-Qur’an merupakan “hudan linnas” , kamus petunjuk kehidupan manusia
sesuai dengan Q.S Al-Baqarah: 185
“Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”2
Al-Qur’an adalah sumber kebenaran yang mutlak yang tidak ada
keraguan padanya dan menjadi pedoman untuk seluruh manusia. Al-Qur’an
adalah kitab tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan yang mampu
memberi petunjuk kepada kita untuk mengembangkan diri dalam rangka
mengenal hakikat ciptaan Allah SWT.3
Al-Qur’an bukan sekedar petunjuk tentang hubungan manusia dengan
Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya
(hablum minAllah wa hablum min an-nas), bahkan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya.4
Jika al-Qur’an di baca dan di kaji secara seksama, al-Qur’an tidak saja
menembus dinding kognisi semata tetapi juga menembus dinding intelektual
dan hati. Mukjizat al-Qur’an juga tidak hanya terkandung dalam kebenaran isi
material wahyu Tuhan, tetapi terurai dalam rangkaian senandung indah yang
dihasilkannya.5
Disamping itu, Anak sebagai penerus bangsa yang rawan terhadap
pengaruh negatif masyarakat perlu dibekali dengan ketahanan iman yang
dapat menghindarkannya dari pengaruh negatif. Untuk itu sangat diperlukan
lembaga pendidikan keagamaan, baik dalam jenjang SLTP, SMU, ataupun
pendidikan tinggi.
2 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz I – Juz 30
Semarang:LPT.Kumudasmoro Grafindo,1994)h.45
4 Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur’an Membangun….. .h. 3
5 Saifullah, Mencerdaskan Anak Mengoptimalkan Kecerdasan Intelektual, Emosi dan
spiritual anak. (Jombang: Lintas Media, 2004), h. 146
3
Lembaga pendidikan pada dasarnya telah menjalankan fungsinya
dalam menyiapkan generasi muda Qur’ani untuk menghadapi perkembangan
sosial yang semakin tidak menentu. Adalah kewajiban kita semua baik
pemerintah maupun masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan kinerja
lembaga pendidikan agama untuk mengembangkan nilai-nilai Qur’ani
sehingga cita-cita masyarakat yang Islami “Baldatun tayibah wa rabbul
ghafur” semua ini dapat diraih dengan kebersamaan dan menejemen Qur’ani
pula.6
Atas dasar itu, dimasukanlah materi khusus tentang al-Qur’an Hadits
pada program pengajaran di lembaga pendidikan formal yang memiliki ciri
khas agama Islam. Bidang studi ini dinamakan al-Qur’an Hadits. Bahkan
bidang studi tersebut merupakan mata pelajaran pokok pada lembaga
pendidikan yang bercirikan agama Islam yaitu di madrasah.
Bidang studi al-Qur’an Hadits pada kelas VII Madrasah Tsanawiyah
berisikan materi tentang cara-cara membaca al-Qur’an secara tartil, seperti
mahkarijul huruf, alif lam syamsiah dan alif lam qomariyah, hukum membaca
nun mati dan tanwin (idgham, izhar, iqlab, ikhfa), waqaf, qalqalah. Mad, dan
juga mengenai pemahaman terhadap al-Qur’an serta Hadits sesuai dengan
tema al-Qur’an juga Hadits yang dipelajari.7 Dengan demikian sudah tentu
siswa mengetahui cara-cara membaca al-Qur’an (Tajwid) dan memahami isi
kandungan dengan baik pula.
Paham terhadap al-Qur’an adalah kunci yang dengannya dapat terbuka
lebar-lebar pintu rahmat Allah sebab memahami al-Qur’an berarti memahami
kerahmanan-Nya kepada manusia, yang antara lain berwujud dalam aturan-
aturan sebagai pedoman bagi kedamaian dan kebahagiaan dan keselamtan
hidup dan kehidupannya dari dunia dan akhirat.
6 Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur’an Membangun….. .h. 324
7 Chatibul Umam, Dkk., Qur’an Hadits Untuk Madrasah Tsanawiyah, (Kudus: menara
Kudus, 2005), h. Vii-Viii
4
Dengan pemahaman yang benar terhadap al-Qur’an maka terbukalah
pintu kesempatan yang dapat menghantarkan kepada rahmatnya yakni hidup
yang penuh berkah dan ridha-Nya.8
Setelah siswa mempelajari bidang studi al-Qur’an hadits, siswa akan
mendapatkan ilmu tentang cara-cara membaca al-Qur’an. Kemudian siswa
akan memperoleh prestasi dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, yang
dapat dilihat dengan adanya buku rapor. Prestasi yang diperoleh siswa tidak
sama, ada yang mendapat prestasi rendah, sedang, dan ada juga yang
berprestasi tinggi.
Dalam dunia pendidikan, untuk mengukur keberhasilan proses
seseorang sering dilakukan dengan proses pengukuran terhadap prestasi yang
konkrit, yang dikenal dengan istilah prestasi belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merasa tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian lapangan yang berjudul KORELASI ANTARA
PEMAHAMAN TERHADAP AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA DALAM BIDANG STUDI AL-QUR’AN HADITS DI
MTS. AL-KHAIRIYAH KELAS VII MAMPANG JAKARTA
SELATAN.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian, masalah yang diungkapkan adalah
sebatas hal-hal sebagai berikut:
a. Korelasi antara pemahaman terhadap al-Qur’an dengan prestasi belajar
siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits di MTs. Al-Khairiyah kelas
VII Mampang Jakarta Selatan.
b. Pemahaman di sini, maksudnya ialah pemahaman dalam hal ilmu
tajwid dan pemahaman dalam hal isi kandungan al-Qur’an dan Hadits.
8 Miftah Faridlk, Dkk,. Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, (Bandung:
Penerbit Pustaka, 1989), h. 104
5
2. Perumusan Masalah
Apakah ada korelasi positif antara pemahaman terhadap al-Qur’an
dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits di MTs.
Al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian tersebut di atas,
maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui korelasi antara pemahaman
terhadap al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an
Hadits di Mts. Al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan.
D. Signifikansi Penelitian
Adapun signifikansi dalam penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pegetahuan bidang studi al-
Qur’an Hadits.
2. Diharapkan guru bidang studi yang membaca skripsi ini akan mennkatkan
pengajarannya dalam bidang studi al-Qur’an Hadits.
3. Untuk memberikan semangat kepada siswa baik yang berprestasi tinggi
maupun yang berprestasi rendah, agar lebih mendalami dan memahami al-
Qur’an.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
penulis untuk membahas karya ilmiah ini, sehingga diharapkan dapat
mempermudah pengertian pembaca dalam mengikuti tahap-tahap
pembahasannya. Penulis membagi menjadi lima bab dan masing-masing bab
terdiri atas beberapa sub bab, dengan rincian sebagai berikut:
6
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian al-Qur’an
dan fungsinya bagi umat Islam, tujuan mempelajari dan
memahami al-Qur’an, serta cara-cara mempelajari dan
memahami al-Qur’an. Selain itu membahas juga tentang
pengertian prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar, hal-hal yang menghambat
prestasi belajar, usaha untuk meningkatkan prestasi belajar. Juga
di bahas tentang Pengertian bidang studi al-Qur’an Hadits, Ruang
lingkup bidang studi al-Qur’an Hadits, Fungsi dan tujuan bidang
studi al-Qur’an Hadits, Standar kompetensi bidang studi al-
Qur’an dan Hadits, Metode pembelajaran bidang studi al-Qur’an
dan Hadts. Selanjutnya kerangka berpikir dan hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan di uraikan tentang disain penelitian, lokasi
penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN LAPANGAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum MTS. Al-
Khairiyah Mampang, dimulai dari sejarah berdirinya, struktur
organisasinya, sarana dan prasarana, keadaan pendidik dan
peserta didik, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa,
deskripsi data, analisa data, dan interpretasi data.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran
yang diperoleh dari hasil penelitian.
7
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTERSIS
A. Landasan Teori
1. Al-Qur’an, Cara-cara mempelajari, dan Memahaminya
a. Pengertian al-Qur‟an dan fungsinya bagi umat Islam
Menurut Manna‟ al-Qaththan, al-Qur‟an adalah kalamulah
yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw dan membacanya
adalah ibadah.
Menurut al-Zarqani al-Qur‟an itu adalah lafal yang diturunkan
kepada nabi Muhammad Saw, dari permulaan surat al-Fatihah sampai
akhir surat al-Nass.1
Abdul Wahab Khalaf memberikan definisi sebagai berikut:
Al-Qur‟an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati
Rasulullah, Muhammad bin Abdullah melalui al-Ruhul Amin (Jibril
as) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya yang
benar, agar ia menjadi hujjah bagi rasul, bahwa ia benar-benar
Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk
kepada mereka, dan menjadi sarana pendekatan diri dan ibadah kepada
Allah dengan membacanya. Al-Qur‟an itu terhimpun dalam mushaf,
dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Naas,
1 Abudin Nata, Al-Qur’an dan ..., Dirasah Islamiyah I, h. 54
8
disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi kegenerasi
secara tulisan maupun lisan. Ia terpelihara dari perubahan atau
pergantian.2
Dalam definisi al-Qur‟an tersebut di atas disebutkan bahwa al-
Qur‟an antara lain berfungsi sebagai :
1) Dalil atau petunjuk atas kerasulan nabi Muhammad Saw
2) Pedoman hidup bagi umat manusia
3) Menjadi ibadah bagi yang membacanya
4) Serta pedoman dan sumber petunjuk dalam kehidupan.3
Petunjuk al-Qur‟an sebagai mana yang dikemukakan oleh
Mahmud Syaitut, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu,
petunjuk tentang aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh
manusia dan tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah serta
kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan, petunjuk
mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma2
keagamaan dan susila yang harus di ikuti oleh manusia dalam
kehidupan, baik individual maupun kolektif, dan petunjuk mengenai
syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang
harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan
sesamanya4
Fungsi utama al-Quran adalah sebagai kitab petunjuk (kitabul
hidayah).
Di samping itu al-Qur‟an juga memiliki fungsi-fungsi yang lain, antara
lain:
a. Kitab berita ( an- naba‟wal akbar)
Sesuai al-Qur‟an surat 78 : 1-2 sebagai berikut
.
2 Abudin Nata, Al-Qur’an dan ..., Dirasah Islamiyah I, h. 55-56
3 Abudin Nata, Al-quran Dan……, Dirasah Islamiyah I, hal 57
4 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Logos, 1999) cet I, hal 33
9
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar
( an naba‟ 1-2 )5
b. Kitab hukum dan aturan (al-hukmu wasy syari‟ah) sesuai al-Qur‟an surat
5:49-50, sebagai berikut
.
Artinya: Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu
terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika
mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah),
maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian
dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang
mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (Al-
Maidah, 49 – 50 ). 6
c. Kitab berjuang (kitabul jihad)
Sesuai dengan al-Qur‟an surat 29 : 69, sebagai berikut.
.
5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Dan…, hal 1014
6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Dan…, hal 168
10
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)
Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-
jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.( Al-Ankabut : 69 )7
d. Kitab Pendidikan ( kitabul tarbiah )
Sesuai dengan al-Qur‟an surat 3 : 79, sebagai berikut.
.
Artinya: Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan
kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata
kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-
penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia
berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani,
karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu
tetap mempelajarinya. ( Ali-imran : 79 ) 8
Prof. Dr. Mahmud Syaltout di dalam bukunya “al-Qur‟an
Sumber Hukum Islam yang Pertama” menerangkan bahwa “tujuan al-
Qur‟an diturunkan untuk dua fungsi yang amat penting, yaitu:9
1) Supaya Menjadi Mukjizat
Al-Qur‟an diturunkan supaya menjadi mukjizat, yang
merupakan bukti atas kebenaran rasul dalam mengembangkan
risalah dan menyampaikan apa-apa yang diterimanya dari Tuhan.
Untuk itu, Allah menurunkan al-Qur‟an yang susunan, arti, hukum-
7 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Dan…, hal 638
8 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Dan…, hal 89
9 Miftah Faridlk, Dkk., Al-Qur‟an Sumber Hukum Islam yang Pertama, (Bandung:
Penerbit Pustaka, 1989) h. 19-21
11
hukum dan pengetahuan yang dibawakannya mengandung unsur-
unsur mukjizat.
Dalam hal itu Allah SWT berfirman:
.
Artinya: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran
yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad),
buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu
dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar(Q.s al-Baqarah:23)10
Dan firmannya dalam ayat lain:
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini,
niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu
bagi sebagian yang lain"(Q.s. al-Isra’:88)11
2) Supaya Menjadi pedoman Hidup
Al-Qur‟an diturunkan supaya menjadi sumber hidayah dan
petunjuk, sumber syari‟at dan hokum-hukum, yang wajib diikuti
dan dijadikan pegangan oleh sekalian manusia di dalam hidup dan
kehidupannya.
10
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan… , h. 23
11
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur‟an dan…, h.427
12
Firman Allah SWT:
Artinya: “Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu
dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan apa yang Telah Allah wahyukan
kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang
(orang yang tidak bersalah), Karena (membela) orang-
orang yang khianat”(Q.s.an-Nisa: 105)12
Dalam kaitannya dengan Allah SWT, al-Qur‟an merupakan
wahyunya. Dalam kaitan dengan Rasulallah saw, al-Qur‟an
merupakan mukjizatnya. Dan dalam kaitan dengan umat manusia,
al-Qur‟an adalah pedoman hidupnya.
b. Tujuan Mempelajari dan Memahami al-Qur‟an
Dalam melaksanakan sesuatu, tentunya seseorang memiliki
tujuan. Begitu juga dalam mempelajari dan memahami al-Qur‟an,
H. Ali Mustafa Ya”kub mengemukakan ada dua tujuan dalam
mempelajari al-Qur‟an yaitu:
1) Bagi orang beriman yang mendapat petunjuk, al-Qur‟an
dipelajari untuk memudahkannya dalam melaksanakan ibadah
kepada Allah dalam setiap detik kehidupannya di dunia ini.
2) Bagi orang yang tidak beriman kepada Allah, maka bisa jadi
dia membaca al-Qur‟an akan tetapi sudah pasti dia tidak akan
mendapatkan petunjuk apapun.13
Sedangkan memahami al-Qur‟an bertujuan agar pembaca
al-Qur‟an memahami maksud al-Qur‟an dan menagkap makna
12
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan…, h.139
13
Isyraq, “Tujuan Manusia Memahami Al-Qur;an”, dari www.google.com, 30 April 2008
13
yang terkandung didalamnya. Sesuai dengan pengertian
pemahaman menurut Sardiman dalam bukunya Motivasi Belajar
Mengajar yaitu, Pemahaman diartikan menguasai sesuatu dengan
pikiran yang memahami maksudnya dan menangkap maknanya.14
Selain itu tujuan mempelajari dan memahami al-Qur‟an
adalah untuk dapat dipraktekkan dalam kehidupan sebelum
menjelang kematian, dan juga agar dapat melaksanakan kandungan
al-Qur‟an.Sesuai dengan al-Qur‟an dan Hadits nabi.15
Sejalan dengan Q.s As-Shaff : 2-3 dan Al-Ahzab : 2-3
sebagai berikut:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan.(Q.sAsh-Shaff: 2-3)16
Artinya: Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan. Dan bertawakkallah kepada Allah. dan
cukuplah Allah sebagai Pemelihara.(Q.sal-Ahzab: 2-3 )17
14
Sadirman, Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press), h. 42
15
Edho, Pemahaman al-Quir’an,dari www.google.com, 2008
16
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan…h.928
17
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan…h.666
14
c. Cara-cara Memahami al-Qur‟an
Dalam memahami al-Qur‟an, tentunya seseorang harus
memiliki langkah-langkah, kiat-kiat ataupun cara-cara agar al-
Qur‟an dapat difahami secara baik.
Menurut Muhammad Ibnu Jamil Zainu, memahami ayat al-
Qur‟an dapat dilakukan dengan cara :18
1) Memahami ayat dengan ayat. Menafsirkan satu ayat al-Qu‟ran
dengan ayat al-Qur‟an yang lain, adalah jenis penafsiran yang
paling tinggi. Karena ada sebagian ayat al-Qur‟an yang
menafsirkan (baca, menerangkan) makna ayat-ayat lain.
2) Memahami ayat al-Qur‟an dengan hadits shahih. Menafsirkan
ayat al-Qur‟an dengan hadits shahih sangatlah penting. Allah
menurunkan al-Qur‟an kepada nabi Muhammad Saw., tidak
lain supaya diterangkan maksudnya kepada semua manusia,
sesuai dengan firmannya dalam Q.s an-Nahl : 44 sebagai
berikut :
Artinya:. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang Telah
diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan (Q.s.An-Nahl:44)19
3) Memahami ayat dengan pemahaman sahabat merujuk kepada
penafsiran parasahabat terhadap ayat-ayat al-Qur‟an sangatlah
penting sekali untuk mengetahui maksud suatu ayat. Karena di
18
Zainal Arifin, Evaluasi Intruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h.2-3
19
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan…h.408
15
samping senantiasa menyertai rasulullah, mereka juga belajar
langsung dari beliau.
4) harus mengetahui gramatika bahasa arab tidak di ragukan lagi,
untuk bias memahami ayat-ayat al-Qur‟an megetahui gramatika
bahasa arab sangatlah penting karena al-Qur‟an di turunkan
dalam bahasa arab sesuai dengan Q.s Yusuf ; 2 sebagai berikut
Artinya: Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al Quran
dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
(Q.S.Yusuf: 2)20
5) memahami nash al-Qur‟an dengan asbabun nuzul. Mengetahui
asbabun nuzul [peristiwa yang melatari turunya ayat ]sangatlah
membantu sekali dalam memehami al-Qur‟an degan benar.21
Menurut Dr. Shaleh Abdul Fattah Al- Kholidy,memahami
Al-Qur‟an hukumnya adalah wajib berdasarkan Q.s 47; 24, sebagai
berikut;
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran
ataukah hati mereka terkunci?(Q.S. Muhammad :
24)22
Menurut Dr. Shaleh Abdul Fattah Al-Kholidy , ada beberapa
tahapan agar seseorang mampu untuk memehami dan mampu
berintereksi dengan Al-Qur‟an, diantaranya yaitu ;
20
Departemen Agama republic Indonesia, Al-Qur‟an dan…, h. 348
21
Muhamad Ibnu Jamil Zainu, Kaifa Nafharuul Al-Quran, Pemahaman Al-Qur’an; (
Bandung;Gema Risalah Press Bandung]cet.1
22
Departemen Agama republic Indonesia, Al-Qur‟an dan…, h.833
16
1) Memperhatikan adab tilawah, membaca Al-Qur‟an dengan khusyu
dan penuh penghayatan.
2) Memperdalam satu ayat untuk mendapatkan arti yang terkandung
dalam ayat tersebut,dengan cara di baca dengan penuh perasaan
dan penghayatan.
3) Mempelajari secara rinci, susunan kata,konteks kalimat, arti yang
terkandung dan sebab turunnya
4) Memahami korelasi ayat dengan kondisi sekarang.23
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam proses belajar dan mengajar ada suatu hal yang sangat
penting, yaitu mengetahui sampai sejauh mana kemajuan peserta didik.
Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan guru mengajar dan
keberhasilan siswa dalam belajar, setiap akhir pelajaran diadakan
evaluasi belajar yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses
belajar mengajar. Oleh karena itu evaluasi sangat penting fungsinya.
Dengan adanya evaluasi, guru dapat mengetahui dan dapat
menentukan angka-angka atau kemampuan siswa.
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, proses kegiatan
belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, karena
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses
belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Dengan demikian, prestasi
erat kaitannya dengan proses belajar mengajar.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah prestasi adalah penilaian
pendidik tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan
dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan
nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.24
23
Shaleh Abdul Fattah Al-Kholidy,‟‟ Cara Memahami Al- Qur‟an‟‟,dari
www.google.com,1 oktober 2009
24
Abdullah, “Prestasi Belajar”, dari www.google.com, 6 mei 2008
17
Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti
“hasil usaha”.25
Pengertian prestasi yang lebih lengkap terdapat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia yaitu hasil yang telah dicapai, dilakukan,
dikerjakan atau hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan persekolahan
yang bersifat kogntif dan biasanya melalui pengukuran dan penilaian.26
Pengertian prestasi yang dinyatakan oleh WJS. Purwadarminta
adalah hasil belajar yang telah dicapai (dilakukan. dikenakan, dan
sebagainya).27
WS. Winkel mendefinisikan prestasi dengan kalimat
yang hampir serupa yaitu bukti dari keberhasilan yang telah dicapai.
Di sisi lain prestasi menurut Nurlena Basier Kasiem berarti
hasil tertinggi yang dicapai seseorang.28
Sedangkan prestasi menurut
Syaiful Bahri Djamarah ialah dari suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan, dan diciptakan yang menyenangkan hati yang diraih
dengan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam
bidang kegiatan tertentu.29
Lain lagi definisi prestasi menurut Zainal
Arifin, yaitu kemampuan, keterampilan dan keberhasilan seseorang
dalam menyelesaikan sesuatu hal.30
25
Zainal Arivin, Wvaluasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h. 2-3
26
Tim Penyusun Kamus PUSH I Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen P
dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Putaka, 1988), cet. Ke-1, h. 700
27
WJS. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai PUtaka,
1976), cet. Ke-5, h. 768
28
Nurlena Basier Kasiem dan Richard Sinaga, Kamus Besar Pelajaran Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Dian Utama, 1991), h. 161
29
Syaeful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), h. 21
30
Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional, Prinsip Teknik dan Prosedur…, h. 78
18
Prestasi dapat dikatakan juga sebagai bukti usaha yang dapat
dicapai. Prestasi merupakan suatu hal yang diinginkan oleh setiap
orang terutama oleh individu yang sedang belajar.31
Dari beberapa pengertian prestasi menurut beberapa ahli, maka
penulis menyimpulkan pengertian prestasi adalah hasil yang dicapai
oleh seseorang setelah melakukan sesuatu, baik itu hasil yang tinggi,
sedang, maupun rendah. Dalam dunia pendidikan prestasi adalah hasil
yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu, yang dapat dilihat dalam bentuk laporan hasil
belajar.
Setelah diketahui pengertian prestasi, kemudian akan dijelaskan
pengertian belajar. Dalam "Kamus Besar Ilmu Pengetahuan" belajar
diartikan sebagai proses yang menyebabkan adanya perubahan dalam
pengetahuan dan perilaku makhluk hidup sebagai hasil latihan,
pendidikan dan pengalaman.32
Drs. Slameto, belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil
pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya.33
Dengan belajar seseorang akan mendapatkan pengetahuan
suatu hal yang tidak diketahui sebelumnya, maka kemudian menjadi
tahu. Belajar adalah mencari atau menuntut ilmu dari sesuatu baik itu
dari guru maupun dari lingkungan sekitar.
Dalam perspektif Islam, belajar merupakan suatu keharusan,
bahkan suatu yang sangat diwajibkan. Sebagaimana sabda Rasulullah
saw, "Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat". "Menuntut
31
Tjetje Yusuf, Kesukaran-kesukaran dalam Pendidikan, (Jakarta: PN. Balai Pustaka,
1980), h. 21
32
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara (PKN), 1997), cet. Ke-1, h. 103
33
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara,
1988), h. 2
19
ilmu itu hukumnya fardhu atas setiap Muslim. Oleh karena itu, jika
ingin maju maka harus dengan cara belajar yang giat dan tanpa putus
asa. Dengan belajar terjadilah perabahan tingkah laku dan kemampuan
seseorang. Perubahan ini akan berlangsung dengan proses sebagai
akibat dari hasil latihan dan pengalaman. Hal ini ditujukan untuk
mendapatkan perubahan yang bersifat kualitatif. Sesuai firman Allah
swt. dalam al-Qur‟an surat al-Ra‟du ayat 11 yang menyatakan:
“... Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri...” (QS. Al-Ra‟du/13: 11)34
Setelah penulis menyebutkan pengertian prestasi dan belajar
menurut para ahli, maka penulis juga akan menyebutkan pengertian
rangkaian kata prestasi belajar.
Dalam "Kamus Besar Bahasa Indonesia" prestasi belajar
diartikan sebagai penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai
les atau angka yang diberikan oleh guru.35
Hal ini sesuai dengan
pendapat yang di kemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro bahwa
prestasi belajar adalah "Penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang
dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik
dalam periode tertentu."36
34
Departemen Agama Repunlik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, h. 370
35
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen P dan
K, Kamus Besar Bahasa Indonesia…,
36
Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta:
PT. Bina Aksara, tt), h. 43
20
Prestasi belajar menurut Amos adalah penguasaan yang dicapai
oleh siswa dalam proses belajar.37
Purwadarminta mendefinisikan
prestasi belajar, "Sebagai hasil yang telah dicapai atau dilakukan.
Sedangkan menurut Sudijarto, "Prestasi belajar adalah tingkat
penguasaan materi pelajaran yang dicapai siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar.”38
Menurut Syaiful Bahri Djamari prestasi belajar adalah hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.39
Dari berbagai definisi mengenai prestasi belajar menurut para
ahli, maka penulis menyimpulkan, bahwa prestasi belajar adalah hasil
dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Dengan kata lain,
prestasi belajar siswa dapat diartikan sebagai penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil tes belajar,
yang dinyatakan dalam bentuk skor setelah ia mengikuti kegiatan
belajar.
Biasanya prestasi belajar siswa dinyatakan dengan angka, huruf
atau kalimat dan terdapat dalam setiap periode tertentu. Selain itu
prestasi belajar adalah penguasaan siswa dalam menerima materi
pelajaran yang dicapai, dalam mengikuti proses belajar mengajar yang
dinyatakan dalam bentuk angka atau berupa raport atau juga hasil yang
dicapai setelah melakukan suatu kegiatan.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial
dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang kehidupannya
manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
masing-masing, sehingga kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan
37
Amos Noeleka, Pengantar Penelitian, (Jakarta: G. Tandindo Utama, 1986), h. 128
38
Sudijarto, Analisis Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, tahun 11, No. 3, 1981), h. 61
39
Syaiful Bahri Djarnarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru..., h. 23
21
manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan
pada manusia, khususnya siswa yang berada di bangku sekolah.
Prestasi tertinggi hanya dapat diperoleh melalui belajar dan
bekerja dengan tekun, tanpa belajar dan berlatih dengan tekun, dan
kesabaran, maka seseorang akan mengalami kesulitan untuk
memperoleh prestasi atau bakat yang dicita-citakan. Tabali dan sabar
dalam mendalami ilmu merupakan pangkal keutamaan dan
keberhasilan, disamping dari segala kunci dari kesuksesan.40
Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dimiliki seseorang
dapat bertambah sesuai dengan kemampuan orang tersebut saat
melakukan tindakan atau perbuatan yang dibebankan kepadanya.
Hasil belajar atau prestasi belajar akan terlihat dalam setiap
kemampuan yang didapatkan siswa pada waktu mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Kemampuan siswa mengikuti atau menguasai
pelajaran sebagai hasil proses belajar mengajar di sekolah
ditunjukkan dengan angka-angka berupa nilai yang diperoleh setelah
mengikuti tes.
Pada tingkat Tsanawiyah prestasi belajar bidang studi al-Qur'an
Hadits dapat dilihat pada nilai raport.
b. Fungsi Prestasi belajar
Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan,
karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain41
:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan
40
A. Mudjab Mahali dan Umi Mujawazah Mahali, Kode Etik Santri, (Bandung: al-Bayan,
1992), cet. Ke-3, h. 42
41
Zainal Arifi, Evaluasi Instruksional, Prinsip Teknik dan Prodesur..., h. 3-4
22
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dan suatu
institusi pendidikan
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik
Dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka dapat dilihat
betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara
perseorangan maupun secara kelompok. Selain fungsi tersebut di atas,
prestasi belajar juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru dalam
melaksanakan proses belajar-mengajar sehingga dapat menentukan
apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau penempatan anak
didik.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari proses belajar
mengajar, di mana di dalamnya terdapat beberapa faktor yang saling
mempengaruhi. Selanjutnya tinggi rendah, besar kecil prestasi belajar
dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar mengajar menurut Ngalim Puiwanto, dapat didefinisikan
menjadi dua bagian:42
1) Faktor pada diri orang yang belajar (intern), faktor ini dapat dibagi
lagi menjadi dua bagian:
(a) Faktor fisik yaitu, faktor yang mencakup kesehatan jasmani
yang dapat menunjang keberhasilan belajar seseorang. Orang
yang badannya terganggu akibat penyakit atau kelelahan tidak
akan belajar dengan efektif, tetapi sebaliknya keadaan fisik
yang sehat, kuat dan segar, akan menguntungkan hasil belajar
(2) Faktor psikologis, sangat besar pengaruhnya terhadap belajar
dan prestasi belajar. Yang termasuk faktor mental psikologis
adalah motifasi, minat, perhatian, dan kecerdasan
2) Faktor luar dari orang yang belajar (eksteren) yaitu:
42
M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan…, h. 102
23
(1) Faktor alam fisik: mencakup sirkulasi udara, cuaca, iklim, dan
lainnya
(2) Faktor sosial: di sini faktor utama adalah guru atau
pembimbing yang mengalahkan dan membimbing kegiatan
belajar menjadi salah satu sumber materi belajar
(3) Faktor sarana: baik fisik maupun non fisik
Lain lagi yang dikatakan oleh Drs. Wasty Soemanto, bahwa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar dibagi tiga, yaitu:43
1) Faktor-faktor stimulasi belajar, yaitu segala hal di luar individu
yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau
perbuatan belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup materil,
penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima
atau dipelajari oleh si pelajar.
2) Faktor-faktor metode belajar, yaitu metode mengajar yang dipakai
oleh guru sangat mempengaruhi belajar yang dipakai oleh si
pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru
menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
3) Faktor-faktor individual, yaitu kematangan faktor, usia kronologis,
faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas
mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani,
motivasi
d. Hal-hal yang Menghambat Prestasi Belajar
Hal-hal yang menghambat prestasi belajar dapat digolongkan
menjadi:
1) Faktor Intern ( factor dalam diri manusia ) meliputi:
a) Factor Fisiologi: contohnya karena sakit, karena cacat tubuh.
b) Faktor Psikologi: Contohnya Inteligensi, Bakat, minat,
43
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),
(Rikea Cipta: Jakarta, 1998), cet. Ke-4, h. 113-121
24
motivasi, factor kesehatan mental,
2) Faktor Ekstern ( factor dari luar Manusia ) meliputi:
c) Faktor-faktor non social: Contohnya factor orang tua, suasana
rumah/keluarga, keadaan ekonomi keluarga.
d) Faktor-faktor social: contohnya factor mass media dan
lingkungan sosial.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab
yang dapat menghambat prestasi belajar, yaitu:
1) sebab-sebab individual, artinya tidak ada dua orang yang sama
persis penyebab terhambatnya prestasi belajar, walaupun jenis
kesulitannya sama.
2) Sebab-sebab yang kompleks, artinya seorang mengalami hambatan
belajar karena sebabnya bermacam-macam.44
e. Usaha Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa sering ditentukan dari siswa itu sendiri
dan juga beberapa faktor lain. Usaha-usaha untuk meningkatkan
prestasi belajar antara lain adalah:
1) Guru senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
proses belajar mengajar di luar sekolah dengan menyelenggarakan
berbagai cara dengan bentuk atau tindakan yang dapat mendorong
prestasi belajar siswa.
2) Guru selalu mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, seperti
melakukan perbaikan dan penyediaan terhadap metode
pembelajaran, media pembelajaran serta sarana dan prasarana yang
belum ada.
3. Bidang Study Al-Qur’an Hadist
a. Pengertian Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits
44
Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Setia,1997), h.155-168
25
Al-Qur‟an Hadits adalah sumber ajaran Islam dan merupakan
petunjuk bagi kehidupan setiap muslim, karena itu setiap muslim
berkewajiban untuk mempelajari, mengajarkan dan mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Atas dasar tersebut di atas, maka dimasukanlah materi khusus
tentang al-Qur‟an dan Hadits pada program pengajaran di lembaga
pendidikan formal yang memiliki cirri khas agama Islam. Bidang studi
ini dinamakan al-Qur‟an Hadits, bahkan bidang studi tersebut
merupakan mata pelajaran pokok pada lembaga pendidikan yang
bercirikan agama Islam yaitu di Madrasah Tsanawiyah.
Bidang studi al-Qur‟an Hadits menurut “ Kurikulum
Departemen Agama tahun 2004 ” merupakan unsur mata pelajaran
pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah Tsanawiyah yang
merupakan pendidikan kepada siswa untuk memahami al-Qur‟an
Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi
kandungannya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran al-Qur‟an dan Hadits adalah mata pelajaran
agama Islam pada Madrasah yang memberikan pemahaman kepada
peserta didik tentang al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber ajaran
agama Islam.
Mata pelajaran al-Qur‟an Hadits sebagai bagian integral dari
pendidikan Islam di Madrasah, secara subtansial memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memahami
dan mempraktekan nilai-nilai keyakinan keagamaan yang
bersumberkan al-Qur‟an dan Hadits. Oleh karena itu, mata pelajaran
al-Qur‟an Hadits tidak hanya mengantarkan peserta didik menguasai
pengetahuan al-Qur‟an dan Hadits, tapi yang terpenting bagaimana
peserta didik dapat mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-
hari. Maka implikasinya, dalam proses pembelajaran harus
26
menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik.45
b. Ruang Lingkup Bidang Studi al-Qur‟an Hadits
Adapun ruang lingkup materi/bahan kajian mata pelajaran al-
Qur‟an dan Hadits di Madrasah Tsanawiyah meliputi:
1) Ulumul Qur‟an, yang secara garis besar membahas tentang tajwid
(makharijul huruf), alif lam syamsiyah dan qamariyah, hukum
bacaan mim sukun, ra dan lam, bacaan mad dan diakhiri dengan
kajian tentang pengertian al-Qur‟an, sejarah turunnya al-Qur‟an,
dan nama-nama lain dari al-Qur‟an.
2) Ulumul Hadits, secara garis besar membahas tentang pengertian
dan macam-macam hadits.
3) kandungan al-Qur‟an surat al-Nur ayat 21; al-Baqarah 155-
157;168;261; 265; al-Mujadilah ayat 11; al-„Araf ayat 31; Luqman
ayat 12-15; an-Nisa ayat 36 dan as-Shaf ayat 2-3.
4) Kandungan al-Hadits, secara garis besar membahas kandungan dari
hadits-hadits tentang ; takwa dan berakhlakmulia kepada sesama
manusia; akhlak kepada tetangga; istiqomah; cinta kepada Allah
dan Rasul; dan pemerintah; ilmu dan keutamaan orang berilmu.
c. Fungsi Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits
Bidang studi al-Qur‟an Hadits madrasah memiliki fungsi
sebagai berikut:
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
siswa dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah
dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang
pendidikan sebelumnya.
2) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam
keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan
45
Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits, (Jakarta, 2004), h. 1-2.
27
atau budaya lain yang dapat membahayakan diri siswa dan
menghambat perkembangannya manusia Indonesia seutuhnya yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
4) Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan
penanaman nilai-nilaial-Qur‟an dan Hadits pada siswa sebagai
petunjuk dan pedoman dalam seluruh kehidupannya.46
d. Tujuan Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits
Tujuan merupakan sasaran atau maksud yang ingin dicapai
oleh siapapun. Tujuan dalam proses pendidikan merupakan suatu yang
mutlak adanya, karena pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan
menimbulkan suatu ketidakmenentuan dalam prosesnya.
Tujuan pendidikan Islam maupun tujuan pendidikan yang
lainnya, mengandung suatu nilai-nilai tertentu, sesuai dengan
pandangan dasar masing-masing. Tujuan terarah dan konsisten dengan
menggunakan berbagai sasaran, baik fisik maupun nonfisik. Oleh
karena itu setelah mempelajari bidang studi al-Qur‟an Hadits, siswa
mampu menerapkan dengan baik cara membaca al-Qur‟an, memahami,
kemudian mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi halitu
semua harus melalui proses pendidikan.
Tujuan bidang studi al-Qur‟an Hadits berdasarkan kurikulum
2004 adalah agar siswa bergairah membaca al-Qur‟an dan Hadits
dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami dan
meyakini kebenarannya, serta mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan arahan dalam
seluruh aspek kehidupannya.
Dari tujuan yang disebutkan di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa tujuan pendidikan al-Qur‟an Hadits mencakup tiga aspek
diantaranya: aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
Dengan tujuan yang dicapai oleh siswa melalui proses belajar
mengajar pada bidang studi al-Qur‟an Hadits, maka siswa akan
46
Departemen Agama RI, Kurikulum…, h. 2-3.
28
memperoleh prestasi belajar, baik itu rendah, sedang ataupun tinggi.
Siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, mereka akan rajin dan
istiqomah untuk membaca al-Qur‟an, karena mereka merasa sudah
menguasai cara-cara membaca al-Qur‟an secara tartil dan sesuai ilmu
tajwid.
e. Standar Kompetensi al-Qur‟an dan Hadits
Untuk mata pelajaran al-Qur‟an Hadits, telah dirumuskan
tujuan standar kompetensi sebagai berikut:
1) melafalkan ayat-ayat al-Qur‟an dengan baik dan benar
2) menerapkan ilmu tajwid dalam bacaan al-Qur‟an
3) Mendeskripsikan ilmu al-Qur‟an dan ilmu Hadits dan
memanfaatkannya untuk kehidupan sehari-hari
4) Menuliskan ayat-ayat al-Qur‟an dengan baik dan benar
5) Menerjemahkan ayat-ayat al-Qur‟an dengan baik dan benar
6) Memahami kandungan ayat-ayat al-Qur,an
7) Menerapkan kandungan ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadits dalam
kehidupan sehari-hari
Pengembangan silabus dan sistem penilaian merupakan urutan
penyajian bagian-bagian dari silabus dan sistem penilaian suatu mata
pelajaran. Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang
berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut
maka silabus dan sistem penilaian al-Qur‟an dan Hadits di mulai dengan
identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan
uraian materi pokok, pengalaman belajar, indikator, penilaian yang
meliputi jenis tagihan, bentuk instrument, dan contoh instrument, serta
alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat.47
Dari cakupan pembahasan kurikulum bidang studi al-Qur‟an
Hadits, maka penulis akan menyebutkan kurikulum bidang studi al-Qur‟an
Hadits secara keseluruhan :
1. Memahami Makharijul Huruf, Alif lam syamsiah dan Qamariyah
47
Departemen Agama RI, Kurikulum…, h. 3-4.
29
1.1. Pengertian Makharijul huruf, macam-macam dan contohnya.
1.2. Mengelompokkan alif lam syamsiyah dan menyebutkan
contohnya.
1.3. Mengelompokkan alif lam qamariyah dan menyebutkan
contohnya.
2. Memahami hukum bacaan nun sukun dan tanwin.
2.1. Menyebutkan hukum bacaan nun sukun dan tanwin.
2.2. Pengertian idzhar, huruf dan contohnya.
2.3. Pengertian idgham, huruf, pembagian idgham dan contohnya.
2.4. Pengertian iqlab, huruf dan contohnya.
2.5. Pengertian ikhfa, huruf dan contohnya.
3. Menguasai hukum-hukum dasar bacaan al-Qur‟an dan penerapannya
3.1. Melafalkan huruf, membedakan bunyi huruf al-Qur‟an dengan
fasih.
3.2. Melafalkan huruf, membedakan bunyi huruf al-Qur‟an dan
menyebutkan contoh ayat yang terdapat dalam surat al-A‟la.
3.3. Melafalkan huruf, membedakan bunyi huruf al-Qur‟an dan
menyebutkan contoh ayat yang terdapat pada surat al-Insyirah.
4. Memahami cara berakhlak pada ibu bapak dan sesama manusia.
4.1. Membaca al-Qur‟an Surat Lukman : 12 – 15 dengan tartil
4.2. Menyalin al-Qur‟an Surat Lukman : 12 – 15 dengan baik.
4.3. Menerjemahkan mufradat dan terjemahan secara keseluruhan al-
Qur‟an Surat Lukman : 12 – 15 dengan baik.
4.4. Menjelaskan cara berakhlak kepada ibu bapak
4.5. Menguraikan manfaat berakhlak kepada ibu bapak
4.6. Membaca al-Qur‟an Surat an-Nisa : 36 dengan tartil.
4.7. Menyalin al-Qur‟an Surat an-Nisa : 36 dengan baik.
48. Menerjemahkan al-Qur‟an Surat an-Nisa : 36 dengan benar
49. Menyebutkan orang-orang yang wajib diperlakukan dengan
ihsan.
4.10. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan isi surat an-Nisa : 36.
30
5. Memahami bacaan qalqalah dan waqaf
5.1. Menyebutkan pengertian qalqalah.
5.2. Menyebutkan huruf qalqalah dengan benar.
5.3. Membaca contoh-contoh ayat al-Qur‟an yang mengandung
bacaan qalqalah kubra dan sughra.
5.4. Menyebutkan pengertian waqaf.
5.5. Menyebutkan tata cara waqaf yang benar.
5.6. Menyebutkan macam-macam waqaf.
5.7. Menjelaskan arti tanda waqaf.
5.8. Membaca ayat al-Qur‟an yang terdapat tanda baca waqaf.
6. Memahami perintah bertaqwa dan akhlak kepada sesama manusia.
6.1. Membaca hadits tentang takwa dan akhlak mulia kepada sesama
manusia.
6.2. Menyalin hadits tentang takwa dan berakhlak mulia kepada
sesama manusia dengan baik.
6.3. Menerjemahkan hadits tentang takwa dan berakhlak mulia
kepada manusia dengan baik.
6.4. Menjelaskan pengertian takwa.
6.5. Menyebutkan cara bergaul yang baik dengan sesama manusia.
6.6. Menguraikan manfaat berakhlak mulia kepada sesama manusia.
6.7. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan isi hadits.
6.8. Membaca hadits tentang takwa dan berakhlak mulia kepada
tetangga.
6.9. Menyalin hadits tentang berakhlak kepada tetangga dengan baik.
6.10. Menerjemahkan hadits tentang berakhlak kepada tetangga
dengan baik.
6.11. Menguraikan manfaat berakhlak mulia kepada tetangga.
6.12. Menguraikan perilaku yang mencerminkan isi hadits.
f. Metode Pembelajaran al-Qur‟an Hadits
Dalam proses belajar mengajar, metode mengajar mempunyai
peranan sangat penting dalam hubungannya dengan tujuan pendidikan
31
yang hendak dicapai. Adapun metode pengajaran yang biasa
digunakan dalam mengajar pada umumnya dan dalam pembelajaran al-
Qur‟an Hadits pada khususnya adalah sebagai berikut:
1) Metode Ceramah (Lecture), metode ceramah berbentuk penjelasan
guru kepada siswa dan biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang
isi pelajaran yang belum jelas.
2) Metode demonstrasi, Metode demonstrasi mengambil bentuk
sebagai contoh pelaksanaan suatu keterampilan atau proses
kegiatan. Penggunaan metode ini mempersyaratkan adanya suatu
keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau
melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang
sesungguhnya.
3) Metode diskusi, Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa
dan guru untuk menganalisis, menggali, atau memperdebatkan
topic atau permasalahan tertentu.48
B. Kerangka Berfikir
Pada dasarnya bidang studi al-Qur‟an Hadits yang diberikan oleh suatu
lembaga pendidikan adalah sangat berarti penting bagi siswa. Hal ini
disebabkan karena bidang studi al-Qur‟an Hadits memberikan bekal kepada
siswa untuk dapat mempelajari, membaca, memahami, dan mengamalkan al-
Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu hal yang menimbulkan masalah dalam materi bidang studi
al-Qur‟an Hadits adalah mengenai pemahaman siswa dalam membaca al-
Qur‟an. Masih banyak siswa MTS yang tidak memahami al-Qur‟an meskipun
prestasi belajarnya baik.
Pada kenyataannya pemahaman dalam membaca al-Qur‟an sangat
penting, terutama pemahaman dari tiga tajwid dan pemahaman dari segi isi
kandungan, setelah siswa akan dapat membaca al-Qur‟an dengan baik (fasih,
tajwidnya benar dan tartil) dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
48
Alwi Suparman, Desain Intruksional,(Penerbit: Pekerti,1988), h. 176-178
32
Berdasarkan teori dan konsep yang telah diuraikan, bahwa setelah
siswa paham al-Qur‟an baik dari segi tajwid ataupun dari isi kandungan, maka
siswa akan mendapatkan prestasi belajar al-Qur‟an Hadits yang biak.
Prestasi dapat dikatakan sebagai bukti usaha yang dapat dicapai,
prestasi merupakan suatu hal yang di inginkan oleh setiap orang terutama
terhadap individu yang sedang belajar.
Sehubungan dengan bidang studi al-Qur‟an Hadits, prestasi belajar
siswa terhadap bidang studi tersebut juga sangat mempengaruhi, terutama
dalam pemahaman terhadap al-Qur‟an bagi siswa kelas VII.
Apabila siswa paham terhadap al-Qur‟an (paham tajwid dan isi
kandungan al-Qur‟an), maka siswa tersebut akan mendapatkan prestasi belajar
bidang studi al-Qur‟an Hadits dengan baik, begitu juga sebaliknya apabila
siswa tidak paham terhadap al-Qur‟an (paham tajwid dan isi kandungan) maka
siswa tersebut akan mendapatkan prestasi belajar bidang studi al-Qur‟an
Hadits dengan kurang baik.
Dengan demikian diduga terdapat korelasi antara pemahaman terhadap
al-Qur‟an dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur‟an Hadits
di MTS Al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan.
C. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.
Ha: Ada (terdapat) korelasi positif yang signifikan antara Pemahaman
terhadap al-Qur‟an dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang studi
al-Qur‟an Hadits di Mts. Al-khairiyah keLas vii Mampang Jakarta
Selatan.
Ho: Tidak (terdapat) korelasi negatif yang signifikan antara Pemahaman
terhadap al-Qur‟an dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi
al-Qur‟an Hadits di Mts. Al-khairiyah kelas vii Mampang Jakarta
Selatan.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Disain Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian diskriptif korelatif, yakni penelitian
yang mengkorelasikan hubungan antara 2 variabel.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009. Adapun lokasinya
adalah MTS. Al-Khairiyah yang berlokasi di Mampang Jakarta Selatan.
C. Variabel penelitian
dari segi arahnya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu hubungan
Dalam penelitian ini, ada 2 variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel bebas ( independent ) yaitu variabel prestasi belajar siswa dalam
bidang studi al-Qur’an hadits. Prestasi belajar bidang studi al-Qur’an
hadits yang dilihat dari nilai al-Qur’an hadits yang terdapat pada raport.
Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.
2. Variabel terikat ( dependen ) yaitu variabel pemahaman terhadap al-
Qur’an. Pemahaman terhadap al-Qur’an akan dilihat dari jawaan angket.
Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.
Kedua variabel tersebut kemudian akan dikorelasikan. Hubungan
variabel ini jika diamati yang sifatnya searah, dan hubungan yang sifatnya
34
berlawanan arah. Hubungan yang sifatnya searah dinamai korelasi positif
sedangkan hubungan yang berlawanan arah disebut korelasi negatif.
Disebut sebagai korelasi positif yaitu jika 2 variabel atau lebih
korelasinya berjalan paralel, itu artinya hubungan antara 2 variabel atau lebih
menunjukkan arah yang sama. Bila variabel X mengalami kenaikan atau
pertambahan akan diikuti pula dengan kenaikan atau pertambahan variabel Y,
atau sebaliknya penurunan atau pengurangan pada variabel X akan diikuti pula
penurunan atau pengurangan variabel Y.
Disebut korelasi negatif jika 2 variabel atau lebih yang berkorelasi itu
berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan atau berkebalikan. Ini
artinya kenaikan atau penurunan pada variabel X akan diikuti dengan
penurunan atau pengurangan pada variabel Y.
D. Populasi dan Sampel penelitian
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan oleh penulis adalah
siswa Mts. Al-Khairiyah kelas VII yang berjumlah 150 siswa. Sampel yang
diambil sebanyak 20% yaitu 30 siswa dengan cara memberikan item-item
angket tentang pemahaman al-Qur’an kepada siswa..
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang objektif berdasarkan kebenaran yang
terjadi dilapangan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,
diantaranya:
1. Observasi digunakan penulis untuk meneliti langsung kelapangan agar
penulis mengetahui kondisi objek siswa mts. Al-Khairiyah.
2. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data melalui dialog secara
langsung dengan guru yang bersangkutan, wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang pemahaman siswa terhadap pelajaran al-
Qur’an Hadits, Selain itu juga untuk memperoleh informasi tentang
sejarah berdirinya sekolah dan kegiatan-kgiatan yang dilakukan siswa,
baik itu kegiatan formal maupun informal.
35
3. Study dokumentasi, teknik penelitian ini digunakan untuk meneliti prestasi
belajar siswa, dalam hal ini data bisa diperoleh dari buku raport. Selain itu
penulis juga memperoleh dokumen-dokumen untuk melengkapi penelitin
ini, seperti dokumen sejarah berdiri dan struktur organisasi Mts. Al-
Khairiyah.
4. Angket digunakan peneliti dengan melakukan penyebaran sejumlah
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang berfungsi untuk memperoleh
informasi dari responden ( siswa kels VII Mts. Al-Khairiyah )
Tabel I
Kisi-kisi instrumen/angket pemahaman terhadap al-Qur’an
No. Variabel Indikator No. Soal Jumlah
pertanyaan
1.
2.
Faktor pendidik
Faktor yang
mempengaruhi
pemahaman
a. Penguasaan
materi
b. Metode yang
digunakan
a. Kesukaan
terhadap
pelajaran
b. Senang
terhadap cara
guru mengajar
c. Motivasi
keluarga dalam
mempelajari al-
1 s/d 2
3 s/d 6
2
4
36
3.
4
Pemahaman
terhadap imu tajwid
Pemahaman
terhadap isi
kandungan al-
Qur’an dan hadits
Qur’an Hadits
d. Senang
membaca buku
al-Qur’an
Hadits
e. Mempelajari
ilmu tajwid di
rumah
a. Mengetahui
tentang hukum
baca izhar,
iqlab, ikhfa,
idgham, alif lam
syamsiyah dan
qomariah,
qolqolah, mad,
dan waqaf.
a. Surat lukman
12-15
b. Surat an-nisa 36
7 s/d 12
13s/d 14
6
2
37
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data terhadap penelitian ini, peneliti
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu penulis meneliti sedetail mungkin terhadap angket yang
akan disebar kepada populasi yang ada. Hal tersebut dilakukan agar
angket terhindar dari kesalahan dan diharapkan hasilnya diperoleh
dengan objektif.
b. Skoring, setelah melalui tahap editing , maka langkah selanjutnya
dengan memberikan skor terhadap pernyataan yang terdapat pada
angket dan akan ditabulasikan menjadi:
1) Skor tes pemahaman terhadap al-Qur’an .banyaknya objek yang
digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap al-Qur’an
berjumlah 15 item. Setiap itemnya mempunyai dua pilihan
jawaban : “ya, tidak terlalu, tidak" dengan skor:
Ya : 3
Kurang : 2
Tidak : 1
2) Prestasi belajar bidang studi al-Qur’an hadits dapat diketahui
melalui nilai al-Qur’an hadits yang terdapat pada buku raport.
c. Tabulating, penulis melakukan perhitungan terhadap hasil skor yang
telah ada.
d. Presentase, setiap data perlu dipresentasikan setelah ditabulasikan
dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternative
jawaban. Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya
tingkat keberhasilan yang diperoleh dari hasil besarnya korelasi antara
pemahaman terhadap al-qur’an dengan prestasi belajar siswa dalam
bidang studi al-qur’an hadits di Mts. al-Khairiyah kelas VII Mampang
Jakarta Selatan. Adapun rumus yang digunakan adalah:
P = F X 100 %
N
38
Keterangan: P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden atau sample
100% = Bilangan tetap
2. Teknik Analisis Data
Mengenai analisis data pemahaman siswa terhadap al-Qur’an,
penulis menggunakan angket untuk disebarkan kepada siswa Mts. Al-
Khairiyah kelas VII, kemudian di dapat nilai Y dari tiap-tiap responden.
Selanjutnya untuk menganalisis prestasi belajar , penulis
menggunakan nilai raport bidang studi al-Qur’an Hadits. Variabel prestasi
belajar ini sebagai nilai X.
Sebelum penulis melakukan analisis dengan menggunakan teknik
“product moment”, maka terlebih dahulu penulis akan menganalisa angket
yang disebarkan kepada 30 orang siswa kelas VII Mts. Al-Khairiyah.
Peneliti hanya memberikan tiga pilihan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang dijukan dengan tujuan dapat memberikan
jawaban secara objektif sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Peneliti menetapkan katagori jawaban dengan memberikan skor 3,
2, 1. Yaitu dengan rincian skor 3 untuk jawaban “Ya”, skor 2 untuk
jawaban “kurang”, dan skor 1 untuk jawaban “tidak”.
Berdasarkan sifat dan jenis data dalam penelitian ini, maka penulis
menganalisa data pemahaman terhadap al-Qur’an dengan menggunakan
teknik analisa korelasional. Teknik analisa korelasional adalah teknik
analisa statistik mengenai hubungan dua variabel.1
Adapun rumus yang digunakan oleh penulis untuk menganalisa
data yang telah didapat adalah rumus Produc Moment. Secara operasional,
analisis dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarata:Raja Grafindo Persada, 1994
), Cet-V, Hal. 178.
39
a. Mencari angka korelasi dengan menggunakan rumus:
rxy =
]][[2222 YYNXXN
YXYN
rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment dengan cara
kasar ( sederhana )
N = Number of Cases
∑xy = Jumlah Hasil Perkalian Antara Sektor X dan Sektor Y
∑x = Jumlah seluruh sektor X
∑y = Jumlah Seluruh Sektor Y
∑x2 = Jumlah kuadrat seluruh skor X
∑y2 = Jumlah kuadrat seluruh skor y
b. Memberikan interpretasi terhadap “rxy” angka indeks korelasi “r”
product moment dengan cara kasar ( sederhana )
Interpretasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokan hasil
penelitian dengan angka indeks hasil korelasi “r” product moment
seperti dibawah ini.2
2 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik,,,. Cet-V, h. 180
40
Tabel 2
Interpretasi Data
Besarnya “r” Product Moment Interpretasi
0, 00 – 0, 20
0, 20 – 0,40
0, 40 – 0, 70
0, 70 – 0, 90
0, 90 – 1, 00
Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga pengaruh itu
diabaikan.
Antara variabel X dan Variabel Y
terdapat korelasi yang lemah dan
rendah.
Antara variabel X dan variabel y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup.
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sangat kuat.
41
c. Memberi interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r” product
moment dengan jalan brkonsultasi pada tabel nilai “r” product
moment.
Untuk memudahkan penulis dalam memberikan interpretasi
terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan jalan
berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment prosedurnya adalah
sebagai berikut:3
1) Merumuskan Hipotesis alternative (Ha) dan Hipotesis nihil (Ho)
2) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah penulis
ajukan, dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang telah
diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” observasi (ro) dengan
besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai (rt) baik pada taraf
signifikansi 1% maupun pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih
dahulu mencari derajat bebas (db) atau degrees of freedomnya (df)
dengan rumus sebagai berikut:
Df = N-nr
df = degrees of freedom
N = Number of cases
Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan
Jika ro sama dengan atau lebih besar dari pada rt, maka
hipotesis alternative (Ha) disetujui atau terbukti kebenarannya.
Sebaliknya, hipotesis nihil (Ho) tidak dapat dsetujui atau tidak
3 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik…,Cet-V, h. 181-182
42
terbukti kebenarannya, ini berarti bahwa hipotesis nihil menyatakan
tidak adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y.
Jika ro kurang dari rt, maka hipotesis nihil disetujui atau
terbukti kebenarannya. Sebaliknya, hipotesis alternative tidak dapat
disetujui atau tudak dapat terbukti kebenarannya. Ini berarti hipotesis
alternative yang menyatakan adanya korelasi variabel X dan variabel Y
itu tidak terbukti kebenarannya.
d. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah penulis
ajukan, dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang telah
diperoleh dalam proses perhitungan.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs. Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta
Selatan
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Perguruan al-Khairiyah adalah sebuah sekolah yang terletak di
daerah kelurahan Tegal Parang Kecamatan Mampang Prapatan daerah Ibu
Kota Jakarta. Tepatnya Jl. Mampang Prapatan IV No. 74 Tegal Parang
Jakarta Selatan 12790.
Berdirinya madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah ini, bermula dari
program yayasan Al-Khairiyah yang akan menjadikan lembaga ini sebagai
lembaga pendidikan yang bercirikan Islam (Madrasah), yaitu lembaga
pendidikan ibtidaiyah (SD), lembaga pendidikan tinkat tsanawiyah (SMP),
lembaga tingkat pendidikan aliyah (SMA), bahkan jika memungkinkan
akan didirikan perguruan tinggi Islam.
Setelah keberadaan Madrasah tingkat ibtidaiyah sekian lama (sejak
tahun 1928), maka pengurus yayasan al-Khairiyah bermaksud melangkah
lebih jauh dengan mendirikan lembaga pendidikan tingkat Tsanawiyah.
Langkah ini di dasari dengan perkembangan pendidikan yang semakin
maju dan semakin menuntut keberadaan madrasah Tsanawiyah.
Selain itu keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah di bawah
naungan yayasan Al-Khairiyah mendapat pengakuan dari pemerintah, dalam
44
hal ini Departemen Agama (walaupun tidak secara tertulis). Pengakuan
tersebut bisa dibuktikan dengan :
a. Diutusnya beberapa pengajar PGAAN ke Madrasah Ibtidaiyah al-
Khairiyah untuk mengajar tiap tahun.
b. Sejak tahun 1996 tamatan madrasah Ibtidaiyah Al-khairiyah dibolehkan
mengikuti ujian akhir persamaan, ijazah yang dikeluarkan oleh Madrasah
Ibtidaiyah diakui oleh Deprtemen Agama .
Adapun setiap tahunnya, tamatan Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah
ini cukup banyak. Oleh karena itu masyarakat menginginkan agar yayasan al-
Khairiyah segera mendirikan lembaga pendidikan tingkat Tsanawiyah,
sehingga dapat menampung putra putri mereka yang telah tamat tingkat
ibtidaiyah (SD). Karena khusus di wilayah kecamatan Mampang Prapatan
Jakarta Selatan pada waktu itu belum ada madrasah tingkat Tsanawiyah
swasta.
Dengan latar belakang tersebut di atas serta fasilitas yang ada, maka
pada tanggal 1 Oktober 1967 dideklarasikan bahwa pada tahun ajaran 1968
yayasan Al-Khairiyah memulai lembaga pendidikan tingkat Tsanawiyah yang
langsung di pimpin oleh pimpinan umum yayasan al-Khairiyah yaitu K.H.
Abdullah Musa, dengan menggunakan kurikulum Departemen Agama.
2. Tujuan Didirikan
Tujuan didirikannya Mdrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah adalah untuk :
a. turut membantu program pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
b. Menampung aspirasi masyarakat sekitar yayasan Al-Khairiyah.
c. Menampung peserta didik untuk belajar di Madrasah Tsanawiyah yang
dekat dengan tempat tinggal mereka.
d. Menjadikan lembaga yayasan Al-Khairiyah sebagai lembaga perguruan
Islam di bawah naungan Yayasan al-Khairiyah.
e. Mendidik generasi muda Islam menjadi generasi yang berpengetahuan
luas, khususnya pengetahuan Islam.
45
f. Menampung tenaga pengajar (guru) untuk mengembangkan
pengetahuannya.
3. Visi, misi dan Moto
a. Visi Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah : “ Beriman, Bertakwa, berbudi
luhur, unggul berprestasi dan berdaya guna.”
b. Misi Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah :
1) Melatih siswa untuk tekun beribadah, tertib dan istiqomah.
2) Menumbuhkan perilaku aktif, kreatif dan menyenangkan dalam
membina hubungan harmonis antara warga madrasah>
3) Bekerja sama, tertib bicara, tertib berpakaian dan berpendapat.
4) menjadikan lembaga yang madiri, bertanggung jawab dan
mengamalkan akhlakul karimah.
5) Membina sikap dan perilaku kehidupan yang sesuai dengan norma-
norma agama Islam.
6) Menciptakan keluarga beriman, bertakwa, terampil, cerdas dan siap
hidup dalam masyarakat.
7) Moto : “Mencetak generasi yang mampu berilmu amaliyah dan
beramal ilmiyah.”
4. Keadaan Siswa
Jumlah siswa Mts. Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan
pada tahun 2008 adalah :
Tabel 3
Jumlah Siswa
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
VII 63 Siswa 87 Siswa 150 Siswa
VIII 71 Siswa 91 Siswa 162 Siswa
IX 78 Siswa 90 Siswa 168 Siswa
46
5. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru dan karyawan di Mts. Al-Khairiyah berumlah 44 orang, guru
berjumlah 35, selain itu juga ada kepala sekolah, ketua umum yayasan, kepala
TU, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala bidang humas dan karyawan
yang berjumlah 5 orang antara lain: kepala TU, Sekertaris yayasan, Staf TU
dan pustakawan. Dan 3 karyawan lain diantaranya : 1 orang Pembantu umum,
dan 2 orang pembantu kebersihan.
Tabel 4
Staf pengajar
No Nama Pendidikan Status Bidang Studi
1. H. A. Soelaiman B.A SM Univa Kepala
Sekolah
-
2. H. Muhammad Syah D3 Guru
Honorer
B. Indonesia
3 Hj. Zikro AM D3 Waka Bid.
Humas
Qur‟a hadits
4 H. Abd. Kohar Sidik PGAAN Guru
Honorer
Aqidah Akhlak
5 H. Maleha D3 Guru
Honorer
Biologi
6 Dra. Hj. Himlah S1 Guru
Tetap
B. Arab
7 H. Marullah Jaelani D3 Guru
Tetap
PPKN
8 H. A. Suryani Aziz D2 Guru
Honorer
Fiqih
9 DRS. Khairuddin S1 Waka Bid.
Siswa
B. arab
10 A. Hidayat AR S pd S1 Guru
Honorer
Fisika
47
11 Khalifah Tabrani D3 Guru
Honorer
B. Inggris
12 H. Hamdy AM Lc S1 Ket.
Umum
yayasan
Geografi
13 Hj. Rusydah HR D1 Guru
Honorer
PLKJ
14 Tugino D1 Pembina
PMR
Penjaskes
15 Dra. Fathy BM S1 Guru
Honorer
B. Arab
16 Darniah HS D2 Guru
Honorer
Matematika
17 Ummi Anjariyah,
Sag
S1 Guru
Honorer
B. Indonesia
18 Ma‟mun Syarbani D3 Guru
Honorer
Qur‟an Hadits
19 Alfi Rusdiyawati,
Sag
S1 Guru
Honorer
Qur‟an Hadits
20 Dra. Saidah Ahfas S1 Guru
Honorer
Mtk & Biologi
21 H. Ahmad Faiz, Mag S2 Guru
Honorer
Fiqih
22 Ria Chairiyah, Spd S1 Guru
Honorer
B. Indonesia
23 H. Ma‟mun Asmat,
BA
D2 Guru
Honorer
Sejarah
24 Hj. Cholilah AM, S1 Guru SKI
48
Sag Tetap
25 Iwan syafi‟i, Spd S1 Guru
Honorer
B. Inggris
26 Siti Nurjannah D3 Guru
Honorer
Pen.soc&Ppkn
27 Holidah, Ssi S1 Guru
Honorer
Matematika
28 H. Syamsul Bahr,
Sag
S1 Guru
Honorer
Fiqih
29 Teguh Laksono, Spd S1 Guru
Honorer
Fisika
30 Nurmilah, Sag S1 Guru
Honorer
Aqidah Akhlk
31 Siti Makbullah, SEI S1 Guru
Honorer
Ekonomi
32 Ahmad paiz, S.Si S1 Guru
Honorer
Fisika
33 Bustami D1 Guru
Honorer
Komputer
34 Dra. Eny maryany S1 Guru
Tetap
B. Inggris
35 Nur Qamariyah D3 Guru
Honorer
Komputer
49
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di MTs. Al-Khairiyah
Mampang Jakarta Selatan adalah sebagai berikut :
Tabel 5
Sarana dan Prasarana
No Jenis Ruang Jumlah Kondisi
1. Ruang Belajar 13 Baik
2 Lab. IPA 1 Baik
3. Lab. Komputer 1 Baik
4. Perpustakaan 1 Baik
5. Sanggar Pramuka 1 Baik
6. Lapangan Olah raga 1 Baik
7. Kantin 1 Baik
8. Ruang Kantor kepala sekolah 1 Baik
9. Ruang Kantor Tata Usaha 1 Baik
10. Ruang Guru 1 Baik
B. Deskripsi Data dan Analisa Data
Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas prestasi belajar siswa dalam bidang
studi dalam bidang studi al-Qur‟an Hadits yang dilambangkan dengan X
sedangkan variabel terikat adalah pemahaman siswa terhadap bidang strudi al-
Qur‟an Hadits yang dilambangkan dengan Y.
50
Untuk mengetahui bagaimana korelasi antara pemahaman siswa
terhadap alQur‟an dengan prestasi belajar siswa kelas VII mts. Al-Khairiyah
Mampang Jakarta Selatan, dapat di lihat dari hasil angket yang penulis olah
dengan tabel presentase yang kemudian di analisis dan interpretasikan. Data
yang di olah dan dinyatakan dalam persen kemudian dianalisis dan ditafsirkan
berdasarkan item-item pertanyaan yang telah penulis tetapkan sebelumnya:
Tabel 6
Penguasaan Materi Oleh Guru
No.
Item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
1 Apakah guru al-Qur‟an
Hadits menguasai materi
dengan baik?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
29
-
1
96, 67
-
3, 33
30 100
Di lihat dari hasil persentase di atas dapat menunjukan bahwa, guru al-
Qur‟an Hadits sangat menguasai materi dengan baik. Terbukti dengan hasil
jawaban responden sebanyak 96, 67% dan yang menyatakan tidak menguasai
hanya 3, 33%. Berarti dapat disimpulkan bahwa guru al-Qur‟an Hadits
menguasai materi dengan baik.
51
Tabel 7
Siswa Senang dengan Cara Guru Mengajar
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
2 Apakah kamu senang
dengan cara mengajar
guru bidang studi al-
Qur‟an Hadits?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
29
1
-
96, 67
3, 33
-
30 100
Di lihat dari hasil persentase di atas menyatakan bahwa siswa senang
dengan cara guru bidang studi al-Qur‟an Hadits mengajar. Terbukti dengan
banyaknya jawaban siswa yang mengatakan ”ya” yaitu sekitar 96, 67% dan
”tidak terlalu” suka dengan cara guru mengajar sekitar 3, 33%.
Tabel 8
Siswa Senang dengan Pelajaran al-Qur’an Hadits
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
3 Apakah Kamu senang
dengan pelajaran al-
Qur‟an Hadits?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
29
1
-
96,67
3, 33
-
30 100
52
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat menyukai
pelajaran al-Qur‟an Hadits, dengan banyaknya jawaban ”ya” 96, 67% dan
”tidak terlalu” 3, 33%.
Tabel 9
Penggunaan Media dalam Mengajar
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
4 Apakah guru bidang
studi al-Qur‟an Hadits
menggunakan media
dalam mengajar?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
12
12
6
40
20
40
30 100
Di lihat dari hasil pertanyaan di atas dapat disimpulkan bahwa guru
tidak selalu menggunakan media dalam mengajar, dapat di lihat dari hasil
jawaban responden yaitu jawaban ”ya” 40%, ”tidak terlalu” 20%, dan ”tidak”
sekitar 40%.
Tabel 10
Anjuran Orang Tua dalam belajar
No.
item Pertanyaan
Alternatif
Jawaban F %
5 Apakah orang tuamu di
rumah selalu
menganjurkan kamu
untuk belajar al-Qur‟an?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
17
11
12
56, 67
6, 67
36, 67
30 100
53
Orang tua di rumah tidak selalu menganjurkan anak-anaknya untuk
belajar al-Qur‟an, hal itu dapat dibuktikan dari hasil dari jawaban siswa yang
menyatakan bahwa, 56, 67% yang menyatakan selalu menganjurkan, 6, 67%
yang menyatakan tidak terlalu, dan 36, 67% menyatakan tidak menganjurkan
sama sekali.
Tabel 11
Siswa Sering Membaca Buku al-Qur’an Hadits
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
6 Apakah kamu sering
membaca buku al-Qur‟an
Hadits di rumah?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
7
21
2
23, 33
6, 67
36, 67
30 100
Dari hasil persentase di atas dapat disimpulkan bahwa siswa tidak
mempelajari buku al-Qur‟an Hadits di rumah, terbukti dari 23, 33% siswa
mempelajari buku al-Qur‟an Hadits di rumah, 6, 67% menyatakan tidak
terlalu, dan 36, 67% menyatakan tidak pernah.
54
Tabel 12
Siswa Mempelajari Ilmu Tajwid di Rumah
No.
item Pertanyaan
Alternatif
Jawaban F %
7 Apakah kamu sering
belajar tajwid di rumah?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
12
16
2
40
53, 33
6, 67
30 100
Dari hasil persentase di atas dapat di ketahui bahwa 40% anak belajar
tajwid di rumah, 53, 33% tidak terlalu mempelajari, dan 6, 67% tidak pernah
mempelajari tajwid di rumah.
Tabel 13
Siswa Mempraktekkan Ilmu Tajwid dalam Membaca al-Qur’an
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
8 Apakah kamu selalu
mempraktekkan tajwid
ketika membaca al-
Qur‟an?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
20
9
1
66, 67
30
3, 33
30 100
Dari pertanyaan di atas dapat disimpulkan bahwa, 66, 67% siswa
mempraktekkan tajwid ketika sedang membaca al-Qur‟an, 30% tidak terlalu
mempraktekkan tajwid ketika sedang membaca al-Qur‟an, dan 3, 33% siswa
tidak mempraktekkan tajwid ketika membaca al-Qur‟an.
55
Tabel 14
Siswa Mengetahui idzhar, iqlab, ikhfa, dan idgham
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
9 Apakah kamu tahu
idzhar, iqlab, ikhfa, dan
idgham?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
29
1
-
96, 67
3, 33
-
30 100
Dari persentase di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas anak tahu
tentang izhar, iqlab, ikfa, dan idgham. Terbukti dari 96, 67% siswa yang
menjawab ”ya” dan hanya 3, 33% saja yang menjawab ”tidak terlalu”.
Tabel 15
Siswa Mengetahui Cara Membaca idzhar, iqlab, ikhfa, dan idgham
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
10 Apakah kamu tahu cara
membaca idzhar, iqlab,
ikhfa, dan idgham?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
27
3
-
90
10
-
30 100
Dari hasil persentase diatas dapat diketahui bahwa siswa mengetahui
tentang cara membaca izhar, iqlab, ikhfa, dan idgham. Hal ini dapat dilihat
56
dari 90% siswa yang menjawab ”ya” dan hanya 10% siswa yang menjawab
”tidak terlalu”.
Tabel 16
Siswa Mengetahui Hukum Baca Alif lam syamsiyah
dan alif lam qomariyah
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
11 Apakah kamu tahu alif
lam syamsiyah dan alif
lam qomariyah?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
27
3
-
90
10
-
30 100
Dari persentase di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat mengetahui
aliflam syamsiyah dan qomariyah. Hal itu terbukti dari 90% siswa yang
menjawab ”ya” dan hanya 10% siswa yang menjawab ”tidak terlalu”.
Tabel 17
Penguasaan Siswa Terhadap Ilmu Tajwid
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
12 Apakah kamu menguasai
hampir semua hukum
tajwid?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
2
24
4
6, 67
80
13, 33
30 100
57
Dari persentase di atas dapat diketahui bahwa siswa tidak terlalu
menguasai tajwid. Hal itu terbukti dari jawaban siswa yang menyatakan ”tidak
terlalu” menguasai hingga 80%, yang menguasai sekitar 6, 67% dan tidak
menguasai 13,33%.
Tabel 18
Siswa Memahami Isi Kandungan Surat Lukman Ayat 12-15
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
13 Apakah kamu paham isi
kandungan S. Lukman
ayat 12-15 tentang
akhlak kepada ibu
bapak?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
24
4
2
80
13, 33
6, 67
30 100
Dari hasil persentase di atas dapat diketahui bahwa sekitar 80% siswa
memahami isi kandungan S. Lukman 12-15 tentang akhlak kepada ibu bapak,
13, 33% tidak terlalu mengetahui, dan 6, 67% tidak mengetahui.
58
Tabel 19
Siswa Memahami Iai Kandungan Surat An-Nisa ayat 36
No.
item
Pertanyaan
Alternatif
Jawaban
F %
14 Apakah kamu paham isi
kandungan S. An-Nisa
ayat 36 tentang akhlak
kepada sesama manusia?
- Ya
- Tidak terlalu
- Tidak
23
5
2
76, 67
16, 67
6, 67
30 100
Dari persentase di atas dapat diketahui bahwa, sekitar 76, 67% siswa
memahami isi kandungan S. An-Nisa ayat 36 tentang akhlak kepada sesama
manusia, 16, 67% tidak terlalu paham, dan 6,67% tidak memahaminya.
59
VARIABEL X
Tabel 20
No. Nama Kelas X
1 Ade Agus Maulidi VII B 96
2 Ahmad Baihaqi VII B 50
3 Ahmad Reza Sidqi VII B 96
4 Ahmad Dzuhri VII B 66
5 Ahmad Yamani VII B 79
6 Alfisyahri A. Aziz VII B 67
7 Chairiyah Wardi VII B 68
8 Dimas Rizki Fauzan VII B 90
9 Dwi Merdikasari VII B 65
10 Dyta Mediana VII B 90
11 Fahrul Rozi Efendi VII B 77
12 Fitri Febriani VII B 81
13 Jeffri Irwansyah VII B 67
14 Khairunnisa Halfa VII B 75
15 Lukman Hakim VII B 65
16 Maisaroh VII B 65
17 Mishfa Afifa VII B 82
18 Noerdiana VII B 50
19 Nur Aini VII B 84
60
20 Nur Azizah VII B 90
21 Nur Cholis VII B 88
22 Nurul Avivah VII B 95
23 Nurul Jannah VII B 84
24 Panca Prasetyo VII B 94
25 Rieke Ardiana VII B 83
26 Rizki Reza VII B 83
27 Sumaya Sainan VII B 65
28 Trisna Surya VII B 89
29 Yuliana Putri VII B 50
30 Zairinah A.Rasyid VII B 77
Guru Bidang Studi
Al-Qur‟an Hadits
Alfi Rusdiawati, S.Ag
61
C. Interpretasi Data
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan yang
signifikan antara variabel X dan Variabel Y. Penulis ingin mengetahui apakah
ada hubungan atau korelasi antara kedua variabel tersebut, maka dalam
perhitungannya penulis menggunakan korelasi ”r” product moment. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut:
rxy =
]][[2222 YYNXXN
YXYN
rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment dengan cara
kasar ( sederhana )
N = Number of Cases
∑xy = Jumlah Hasil Perkalian Antara Sektor X dan Sektor Y
∑x = Jumlah seluruh sektor X
∑y = Jumlah Seluruh Sektor Y
∑x2 = Jumlah kuadrat seluruh skor X
∑y2 = Jumlah kuadrat seluruh skor y1
Untuk mencari angka indeks korelasi ”r” product moment tersebut,
maka langkah yang di tempuh adalah:
1. Menyajikan skor prestasi untuk variabel X
[lihat lampiran 1]
2. Menghitung skor tentang pemahaman siswa terhadap al-Qur‟an untuk
variabel Y [ lihat lampiran 2 ]
3. Skoring diteliti jumlahnya dan memasukannya ke dalam tabel kerja , yang
terdiri dari 6 kolom, yaitu:
a. Kolom 1 = Subjek penelitian
1 Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian … …, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), cet
ke-2, h. 236
62
b. Kolom 2 = Skor variabel X
c. Kolom 3 = Skor variabel Y
d. Kolom 4 = Hasil perkalian antara variabel X dan variabel Y
e. Kolom 5 = Hasil pengkuadratan skor variabel X
f. Kolom 6 = Hasil pengkuadratan skor variabel Y [ lihat tabel 22 pada
lampiran 3 ]
4. Memberikan interpretasi sederhana terhadap Rxy yaitu dengan mencocokan
hasil perhitungan dengan angka korelasi ”rxy” product moment.
Interpretasi sederhanadari perhitungan di atas ternyata angka korelasi
antara Variabel X dan Y tidak bertanda negatif, terdapat korelasi sebesar
0,44 antara pemahaman terhadap Al-Qur‟an dengan prestasi bidang studi
al-Qur‟an Hadits. Dengan memperhatikan rxy ternyata sebesar 0, 44 antara
0,40-0,70, maka ini menunjukan korelasi yang sedang atau cukup..
5. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks koefisien (rxy) dengan
membandingkan hasil besarnya rxy dengan r tabel (rt)
Untuk melihat apakah koefisien korelasi hasil perhitungan tersebut
signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel (rt) product
moment dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (df). Karena di
dalam penelitian ini jumlah sampelnya berjumlah 30 dan variabel yang di
cari korelasinya ada dua yaitu variabel X dan variabel Y , maka derajat
bebasnya dapat di hitung dengan langkah sebagai berikut:
df = N − nr = 30 − 2 = 28.
Dengan memeriksa Tabel Nilai „r” product moment ternyata bahwa
dengan df sebesar 28, pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel=0,361;
sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel=0,463. Maka “r”
hitung (ro) lebih kecil dari “r” tabel (rt), baik pada taraf signifikansi 1%
maupun 5%. Dengan demikian, Hipotesa Nihil (Ho) diterima sedangkan
Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis
uraikan mengenai korelasi antara pemahaman terhadap al-Qur’an dengan
prestasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara
pemahaman terhadap al-Qur’an dengan prtestasi belajar bidang studi al-
Qur’an Hadits. Pada interpretasi sederhana hasil perhitungan sebesar 0, 44 ini
berada pada kisaran 0,40-0,70 dapat dikategorikan dalam tingkatan sedang
atau cukup.
Dengan memeriksa Tabel Nilai “ r ” product moment ternyata bahwa
dengan df sebesar 28, pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel=0,361;
sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel=0,463. Maka “r” hitung
(ro) lebih kecil dari “r” tabel (rt), baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5%.
Dengan demikian, Hipotesa Nihil (Ho) diterima sedangkan Hipotesa Alternatif
(Ha) ditolak.
Kesimpulan yang dapat penulis tarik adalah korelasi antara
pemahaman siswa terhadap Al-Qur’an dengan prestasi siswa dalam bidang
studi Al-Qur’an Hadits kelas VII Mts,Al-Khairiyah Mampang Jakarta Selatan
merupakan korelasi positif yang cukup meyakinkan. Hal ini berarti,
pemahaman siswa terhadap al-Qur’an cukup mempengaruhi prestasi belajar
siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits.
64
B. Saran
1. Hendaknya lembaga pendidikan memperhatikan pemahaman siswa
terhadap al-Qur’an, khususnya guru bidang studi al-Qur’an Hadits,
misalnya dengan cara memberikan bahan ajar secara menarik atau
menggunakan media pembelajaran sehingga siswa mudah memahami
pelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa hendaknya
perlu dilakukan pengulangan pada pelajaran tersebut. Pengulangan
pelajaran dapat dilakukan di akhir pelajaran atau satu minggu setelah
pelajaran itu diajarkan.
2. orang tua siswa di rumah hendaknya dapat memotivasi siswa untuk
belajar/mempelajari pelajaran yang telah diajarkan di sekolah agar siswa
dapat memperoleh hasil yang optimal.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, “Prestasi Belajar”, dari www.google.com, 6 mei 2008
Agil Husin Al-Munawar, Said, Al-Qur’an Membangun Tradisi Keshalehan
Hakiki/Abd. Halim (Ed.), Jakarta: Ciputat pers, 2002
Aidh bin Abdullah al-Qarni, Nikmatnya Hidangan al-Qur’an, Jakarta: Maghfirah
Pustaka, 2006
Arifin, Zaenal, Evaluasi Intruksional, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1991
Ar-Rasyid, Haya, Mu’awiqat Tilawah wa Hifz Kitabillah, Jakarta: Pustaka al-
Sofwa, 2004
Azami, Memahami Ilmu hadits, Jakarta: PT. Lentera basritama, 2003
Azis, Amin, Ulumul Qur’an 4 Jurnal Ilmu dan Kebudayaan, Jakarta: lembaga
Studi Agama dan Filsafat, 1989
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: PT.
Kumudasmoro Grafindo,1994
Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, Standar Mata
Pelajaran al-Qur’an Hadits, Jakarta: 2004
Faridlk, Miftah dan Syihabuddin, Agus, Al-Qur’an sumber Hukum Islam yang
Pertama, Bandung: Penerbit Pustaka, 1989
Isyraq, “Tujuan Manusia Memahami Al-Qur;an”, dari www.google.com, 30 April
2008
Karim, Abdullah, Membahas Ilmu-Ilmu Hadits, Banjarmasin: Comdes
Kalimantan, 2005
Majid Bin Aziz Al-Jindi, Abdul……[et.al]; tim editor: Iwan Kusuma, Dkk.,
Jakarta: Gema Insani Press, 1997
Mustafa Ya’kub, Ali, Nasihat nabi Kepada pembaca dan Penghafal Qur’an,
Jakarta: Gema Insani Press,1990
Muzakir, Ahmad dan Sutrisno, Joko, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia,1997
Naim, Rochman, Bacalah al-Qur’an Jangan Hijrah darinya, Bogor: Penebar
Cahaya Ilmu, 2006
59
Nainggulan, Rahasia Empat Belas nama al-Qur’an, Jakarta: Kalam Mulia, 1989
Nata, Abudin, al-Qur’an dan Hadits dirasah islamiyah I, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Pesada, 2000
Nawawi, Imam dan Alawi al-Maliki, Sayyid, Adab Membaca al-Qur’an Menurut
Ulama Salaf, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1995
Nawawi, Imam, Menjaga Kemuliaan Al-Qur’an Adab dan Tata Caranya,
Bandung: al-Bayan, 1996
Noer Aly, Hery, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999
Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu jaya, 1999
Saifullah, Mencerdaskan Anak Mengoptimalkan Kecerdasan Intelektual, Emosi
dan spiritual anak, Jombang: Lintas Media, 2004
Soekartawi, Monotoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, Jakarta: PT. Dunia
Pustaka Jaya,1995
Umam, Chatibul, Dkk., Qur’an Hadits Untuk Madrasah Tsanawiyah, Kudus:
menara Kudus, 2005
Lampiran 1
VARIABEL X
No. Nama Kelas X
1 Ade Agus Maulidi VII B 96
2 Ahmad Baihaqi VII B 50
3 Ahmad Reza Sidqi VII B 96
4 Ahmad Dzuhri VII B 66
5 Ahmad Yamani VII B 79
6 Alfisyahri A. Aziz VII B 67
7 Chairiyah Wardi VII B 68
8 Dimas Rizki Fauzan VII B 90
9 Dwi Merdikasari VII B 65
10 Dyta Mediana VII B 90
11 Fahrul Rozi Efendi VII B 77
12 Fitri Febriani VII B 81
13 Jeffri Irwansyah VII B 67
14 Khairunnisa Halfa VII B 75
15 Lukman Hakim VII B 65
16 Maisaroh VII B 65
17 Mishfa Afifa VII B 82
18 Noerdiana VII B 50
19 Nur Aini VII B 84
20 Nur Azizah VII B 90
21 Nur Cholis VII B 88
22 Nurul Avivah VII B 95
23 Nurul Jannah VII B 84
24 Panca Prasetyo VII B 94
25 Rieke Ardiana VII B 83
26 Rizki Reza VII B 83
27 Sumaya Sainan VII B 65
28 Trisna Surya VII B 89
29 Yuliana Putri VII B 50
30 Zairinah A.Rasyid VII B 77
Guru Bidang Studi
Al-Qur’an Hadits
Alfi Rusdiawati, S.Ag
Lampiran 2
NILAI VARIABEL Y
No. Nama Kls. Klasifikasi Jawaban Variabel Y
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Ade Agus M VII B 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 37
2. Ahmad Baihaqi VII B 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 1 3 2 35
3. Ahmad Reza VII B 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 38
4. Ahmad Dzuhri VII B 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 40
5. Ahmad Yamani VII B 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 36
6. Alfi Syahri VII B 3 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 36
7. Chairiyah VII B 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 37
8. Dimas rizky VII B 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 40
9. Dwi merdika sari VII B 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 40
10. Dyta mediana VII B 3 3 2 1 3 2 1 3 3 3 3 2 2 3 33
11. Fahrul rozi VII B 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 36
12. Fitri febriani VII B 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 39
13. Jeffry irwansyah VII B 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 37
14. Khoirunnisa VII B 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 37
15. Lukman Hakim VII B 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 1 1 34
16. Maisaroh. M VII B 3 3 3 1 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 26
17. Misfa afifah VII B 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 38
18. Noerdiana VII B 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 28
19. Nur aini VII B 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 39
20. Nur azizah VII B 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 37
21. Nur cholis VII B 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 37
22. Nurul avivah VII B 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 39
23. Nurul jannah VII B 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 39
24. Panca prasetyo VII B 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 37
25. Rieke ardiana VII B 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 38
26. Rizki ardiana VII B 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 1 1 1 30
27. Sumaya VII B 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 34
28. Trisna surya VII B 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 38
29. Yuliana. P VII B 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 36
30. Zairinah VII B 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 37
1085
Lampiran 3
Tabel Kerja Perhitungan X dan Y
No Nama Kls. X Y XY X2 Y
2
1. Ade Agus M VII B 96 37 3552 9216 1369
2. Ahmad Baihaqi VII B 50 35 1750 2500 1225
3. Ahmad Reza VII B 96 38 3648 9216 1444
4. Ahmad Dzuhri VII B 66 40 2640 4356 1600
5. Ahmad Yamani VII B 79 36 2844 6241 1296
6. Alfi Syahri VII B 67 36 2412 4489 1296
7. Chairiyah VII B 68 37 2516 4624 1369
8. Dimas rizky VII B 90 40 3600 8100 1600
9. Dwi merdika sari VII B 65 40 2600 4225 1600
10. Dyta mediana VII B 90 33 2970 8100 1089
11. Fahrul rozi VII B 77 36 2772 5929 1296
12. Fitri febriani VII B 81 39 3159 6561 1521
13. Jeffry irwansyah VII B 67 37 2479 4489 1369
14. Khoirunnisa VII B 75 37 2775 5625 1369
15. Lukman Hakim VII B 65 34 2210 4225 1156
16. Maisaroh. M VII B 65 26 1690 4225 676
17. Misfa afifah VII B 82 38 3116 6724 1444
18. Noerdiana VII B 50 28 1400 2500 784
19. Nur aini VII B 84 39 3276 7056 1521
20. Nur azizah VII B 90 37 3330 8100 1369
21. Nur cholis VII B 88 37 3256 7744 1369
22. Nurul avivah VII B 95 39 3705 9025 1521
s23. Nurul jannah VII B 84 39 3276 7056 1521
24. Panca prasetyo VII B 94 37 3478 8836 1369
25. Rieke ardiana VII B 83 38 3154 6889 1444
26. Rizki ardiana VII B 83 30 2490 6889 900
27. Sumaya VII B 65 34 2210 4225 1156
28. Trisna surya VII B 89 38 3382 7921 1444
29. Yuliana. P VII B 50 36 1800 2500 1296
30. Zairinah VII B 77 37 2849 5929 1369
N = 30 2311 1085 84339 180515 39782
Lampiran 4
Interpretasi Data
Besarnya “r” Product Moment Interpretasi
0, 00 – 0, 20
0, 20 – 0,40
0, 40 – 0, 70
0, 70 – 0, 90
0, 90 – 1, 00
Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga pengaruh itu
diabaikan.
Antara variabel X dan Variabel Y
terdapat korelasi yang lemah dan
rendah.
Antara variabel X dan variabel y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup.
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sangat kuat.
Lampiran 5
Perhitungan Rumus “r”
Product Moment
xry = N xy - ( x) ( y)
{ x2- ( x)
2} {N y
2 - ( y)
2}
N = 30
∑ = 2311
∑y = 1085
∑xy = 84339
∑x2 = 183515
∑y2 = 39782
rxy = ( 30 x 84339( 2311 ) (1085)
{ (30 x 183515) - (2311)2 } {(30 x 39782)-
(108SSS
= 2707230 - 2507435
(5505450 - 5340721 ) (1193460- 1177225 )
= 22735
(164729 x 16235
= 22735
2674375315
= 0,44
Lampiran 6
STRUKTUR ORGANISASI
MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH
TAHUN PELAJARAN 2005-2006
PENANGGUNG JAWAB
PENGURUS YAYASAN AL-KHAIRIYAH
KOMITE SEKOLAH KEPALA MADRASAH
H. AHMAD MA’MUN H. AHMAD SOELAIMAN
KEPALA TATA USAHA
MA’MUN IBRAHIM
WAKA BID KUR & KESISWAAN WAKA BID SARANA & HUMAS
DRS. KHAIRUDDIN Hj. ZIKRO AM
WALI-WALI KELAS
7A DARNIAH HS 8A UMMI ANJARIYAH, S.AG 3A DRA. SAIDAH AHPAS
DRA. Hj. HIMI,AH 8B IWAN SYAFFI, SPD 3B RIA CHAIRIYAH, S.PD
H. SYAMSUL BAHRI, S.AG 8C ALFI RUSDIAWATI, S.AG 3C KHOLIFAH TABRANI
Hj. CHOLILAH AM, S.AG 8D TUGINO 3D NURMILLAH , S.AG
3E DRS. KHAIRUDDIN
GURU DAN KARYAWAN
Lampiran 7
DAFTAR PETANYAAN PENELITIAN ( ANGKET )
A. TUJUAN
1. Angket ini bertujuan ilmiah dalam rangka menyelesaikan skripsi di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Angket ini di buat dalam rangka ingin megetahui pemahaman al-
Qur’an siswa kelas VII Mts. Al-Khairiyah Mampang Jakarta
Selatan.
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Daftar pertanyaan ini diajukan untuk di jawab oleh siswa sesuai
dengan pemahamannya masing-masing.
2. Pilihan jawaban terdiri dari “Ya” dan “Tidak”
3. Berilah tanda ( X ) pada jawaban yang benar.
C. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Kelas :
Berilah tanda ( X ) pada jawaban yang sesuai dengan kemampuan anda!
No Pertanyaan Ya Tidak
Terlalu
Tidak
1.
2.
3.
4.
Apakah guru al-Qur’an Hadits menguasai materi dengan
baik?
Apakah kamu senang dengan cara mengajar guru bidang
studi al-Qur’an Hadits?
Apakah Kamu senang dengan pelajaran al-Qur’an Hadits?
Apakah guru bidang studi al-Qur’an Hadits menggunakan
media dalam mengajar?
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Apakah orang tuamu di rumah selalu menganjurkan kamu
untuk belajar al-Qur’an?
Apakah kamu sering membaca buku al-Qur’an Hadits di
rumah?
Apakah kamu sering belajar tajwid di rumah?
Apakah kamu selalu mempraktekan tajwid ketika
membaca al-Qur’an?
Apakah kamu tahu idzhar, iqlab, ikhfa, dan idgham?
Apakah kamu tahu cara membaca idzhar, iqlab, ikhfa, dan
idgham?
Apakah kamu tahu alif lam syamsiyah dan alif lam
qomariyah?
Apakah kamu menguasai hampir semua hukum tajwid?
Apakah kamu paham isi kandungan S.lukman ayat 12-15
tentang akhlak kepada ibu bapak?
Apakah kamu paham isi kandungan S. An-Nisa ayat 36
tentang akhlak kepada sesama manusia?
Lampiran 8
PERTANYAAN WAWANCARA
1. Apakakah siswa antusias ketika pelajaran al-Qur’an Hadits akan di mulai?
2. Apakah siswa sudah paham sebelumnya dengan pelajaran tajwid?
3. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits?
4. Adakah kesulitan dalam mengajarkan al-Qur’an Hadits?
5. Sejauh mana keberhasilan siswa mempelajari al-Qur’an Hadits?
Jawaban :
1. Siswa sangat senang dan antusias ketika mempelajari al-Qur’an Hadits,
bila metode yang digunakan oleh guru menarik perhatian siswa. Suasana
kelas juga sangat mempengaruhi keantusiasan siswa dalam belajar,
kemampuan guru dalam mengelola kelas juga penciptaan suasana yang
membuat siswa terpacu untuk belajar. Selain itu media yang tepat juga
sangat mendukung siswa antusias dalam belajar, penggunaan variasi dalam
media membuat siswa sayang untuk meninggalkan moment dalam belajar.
2. Jawabannya bisa “Ya” bisa “Tidak”. Karena siswa Madrasah Tsanawiyah
Al-Khairiyah memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, siswa
yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah atau Taman Pendidikan al-Qur’an
tentu sudah mempelajari tajwid karna materi tajwid mereka sudah
dapatkan sebelumnya di Madrasah Ibtidaiyah ataupun di Taman
Pendidikan Al-Qur’an. Berbeda dengan siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD), mereka belum mendapatkan materi mengenai tajwid jadi
mereka belum paham dengan pelajaran tajwid.
3. Banyak metode yang dapat digunakan dalam pelajaran al-qur’an Hadits
diantaranya : Metode ceramah, Metode Hafalan, Metode Drill, Metode
Resitasi Dsb.
4. ya, ada beberapa kesulitan/kendala dalam mengajaran al-Qur’an Hadits
diantaranya yaitu, ketika pelaksanaan hafalan. Siswa belum tentu hafal
dengan materi hafalan yang telah ditentukan oleh guru dengan berbagai
alasan, hal ini tentunya dapat menghambat proses pembelajaran siswa
yang lain. Selain itu kendalanya terdapat pada kurangnya waktu dengan
materi yang cukup banyak. Sehingga menyebabkan pembelajaran kurang
efektif dan terkesan tergesa-gesa.
5. keberhasilan siswa dalam pelajaran al-Qur’an hadits dapat dilihat dari nilai
siswa, nilai yang didapat pada saat ini menunjukan bahwa siswa
memahami pembelajaran al-Qur’an Hadits dengan baik. tentunya juga
semuanya berdasarkan atas perhatian siswa terhadap pelajaran al-Qur’an
Hadits ketika pelajaran tersebut berlangsung.