KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar...

89
KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN (GLS) VENTRIKEL KIRI DAN TEI INDEX (TI) DENGAN SKOR SEATTLE HEART FAILURE MODEL (SHFM) PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KRONIS DENGAN DISFUNGSI SISTOLIK Karya Akhir Untuk Mendapatkan Keterangan Keahlian di Bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Peneliti : Irma Kartikasari, dr NIM. 010981358 Pembimbing Achmad Lefi, dr. SpJP(K), FIHA Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr. Sp.JP(K), FIHA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA 2016 ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Transcript of KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar...

Page 1: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN

(GLS) VENTRIKEL KIRI DAN TEI INDEX (TI) DENGAN

SKOR SEATTLE HEART FAILURE MODEL (SHFM) PADA

PASIEN GAGAL JANTUNG KRONIS DENGAN

DISFUNGSI SISTOLIK

Karya Akhir Untuk Mendapatkan Keterangan Keahlian

di Bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Peneliti :

Irma Kartikasari, dr

NIM. 010981358

Pembimbing

Achmad Lefi, dr. SpJP(K), FIHA

Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr. Sp.JP(K), FIHA

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

2016

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 2: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

ii

KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN

(GLS) VENTRIKEL KIRI DAN TEI INDEX (TI) DENGAN

SKOR SEATTLE HEART FAILURE MODEL (SHFM) PADA

PASIEN GAGAL JANTUNG KRONIS DENGAN

DISFUNGSI SISTOLIK

KARYA AKHIR

Untuk Memperoleh Keterangan Keahlian (Sp. JP) Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Penyakit Jantung dan

Pembuluh Darah – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Oleh :

Irma Kartikasari, dr

NIM. 010981358

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS – 1

DEPARTEMEN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

2016

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 3: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 4: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 5: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 6: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

vi

ABSTRAK

KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN (GLS) VENTRIKEL KIRI DAN TEI INDEX (TI) DENGAN SKOR SEATTLE

HEART FAILURE MODEL (SHFM) PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KRONIS DENGAN DISFUNGSI SISTOLIK

Irma Kartikasari, Achmad Lefi, Djoko Soemantri

Latar Belakang: Penilaian fungsi ventrikel kiri pada pasien dengan gagal jantung kronis penting bagi penentuan prognosis, penentuan rencana perawatan, untuk keputusan yang berkaitan dengan terapi alat yang mahal dan untuk menilai respon terhadap pengobatan. Nilai prognostik dari pengukuran deformasi miokardium dan fungsi ventrikel global sampai saat ini masih belum jelas. Global longitudinal strain (GLS) yang dinilai dengan speckel tracking echocardiography (STE) sekarang telah menjadi metode baru yang dikenal dapat menilai fungsi sistolik ventrikel kiri secara lebih akurat dan obyektif. Tei index (TI) merupakan perhitungan sederhana yang mencakup parameter sistolik dan diastolik dan dapat digunakan untuk menilai fungsi ventrikel global. Tujuan: Membuktikan adanya korelasi negatif antara GLS ventrikel kiri dengan estimasi mortalitas 1, dan 5 tahun (skor SHFM), dan membuktikan adanya korelasi yang positif antara TI dengan estimasi mortalitas 1, dan 5 tahun (skor SHFM) pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik. Metode: Jenis dan desain penelitian ini menggunakan metode correlational dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Ada 30 subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini dimana masing – masing subjek penelitian akan menjalani pemeriksaan ekokardiografi dan diukur nilai GLS ventrikel kiri dan TI, kemudian dilakukan penghitungan skor SHFM berdasarkan data yang ada. Korelasi antara GLS ventrikel kiri dan TI dengan estimasi mortalitas 1 tahun (skor SHFM 1 tahun) dievaluasi menggunakan uji korelasi Spearman, sedangkan korelasi antara GLS ventrikel kiri dan TI dengan estimasi mortalitas 5 tahun (skor SHFM 5 tahun) dievaluasi menggunakan uji korelasi Pearson . Hasil: Rerata nilai GLS ventrikel kiri adalah -8,08 ± 3,98 dan rerata nilai TI adalah 0,65 ± 0,14. Terdapat korelasi negatif yang kuat dan bermakna antara nilai GLS ventrikel kiri dengan estimasi mortalitas 1 dan 5 tahun berdasarkan skor SHFM (r = - 0,676 dan p = 0,0001). Terdapat korelasi positif yang kuat dan bermakna antara nilai TI dengan estimasi mortalitas 1 dan 5 tahun berdasarkan skor SHFM (r = 0,745 dan p = 0,0001; r = 0,738 dan p = 0,0001). Kesimpulan: Terdapat korelasi negatif yang kuat dan bermakna antara nilai GLS ventrikel kiri dengan estimasi mortalitas 1 dan 5 tahun berdasarkan skor SHFM, dan terdapat korelasi positif yang kuat dan bermakna antara nilai TI dengan estimasi mortalitas 1 dan 5 tahun berdasarkan skor SHFM. Kata kunci: gagal jantung kronis, disfungsi sistolik, global longitudinal strain, tei index, seattle heart failure model.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 7: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

vii

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN (GLS) – LEFT VENTRICLE AND TEI INDEX (TI) WITH SEATTLE HEART FAILURE MODEL (SHFM) SCORE IN PATIENTS WITH CHRONIC HEART FAILURE AND SYSTOLIC DYSFUNCTION

Irma Kartikasari, Achmad Lefi, Djoko Soemantri

Background : Assessment of left ventricular function in patients with chronic heart failure is important for prognostication, determination of treatment plan, for decisions related to expensive device therapies and for assessing response to treatment. The prognostic value of myocardium deformation measurements and global ventricular function remains unclear. Global longitudinal strain (GLS) measured by speckle tracking echocardiography (STE) is now becoming a new method to assess left ventricular systolic function more accurately and objectively. Tei index (TI) is a simple calculation that includes the systolic and diastolic parameters that can be used to assess global ventricular function. Objective : To prove the negative correlation between GLS-left ventricle with an estimated 1, and 5 year mortality (SHFM score), and to prove the positive correlation between TI and the estimated 1, and 5 year mortality (SHFM score) in patients with chronic heart failure and systolic dysfunction. Methods : This is a correlational study with purposive sampling technique. Thirty subjects participate in this reseach and each subject underwent echocardiography and GLS-left ventricle and TI was measured. SHFM scoring was calculate based on existing patients data. The correlation between GLS-left ventricle and TI with an estimated 1 year mortality (SHFM score) were evaluated using Spearman correlation test, whereas the correlation between GLS-left ventricle and TI with an estimated 5 year mortality (SHFM score) were evaluated using Pearson correlation test. Results : The mean GLS-left ventricle value was -8.08 ± 3.98, and the mean TI value was 0.65 ± 0.14. There is a strong, significant, negative correlation between the GLS-left ventricle with an estimated 1, and 5 years mortality based on SHFM score (r = - 0.676 and p = 0.0001). There is a strong, significant, positive correlation between the TI with an estimated 1, and 5 years mortality based on SHFM score (r = 0.745 and p = 0.0001; r = 0.738 and p = 0.0001). Conclusion : There is a strong, significant, negative correlation between the GLS-left ventricle with an estimated 1 and 5 years mortality based on SHFM score, and there is a strong, significant, positive correlation between the TI with an estimated 1 and 5 years mortality based on SHFM score. Keywords : chronic heart failure, systolic dysfunction, global longitudinal strain, tei index, seattle heart failure models.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 8: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat

dan anugerahNya sehingga karya akhir dengan judul “Korelasi Antara Global

Longitudinal Strain (GLS) Ventrikel Kiri dan TEI Index (TI) Dengan Skor Seattle

Heart Failure Model Pada Penderita Gagal Jantung Kronis Dengan Disfungsi

Sistolik” telah terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa karya akhir ini tidak dapat terselesaikan

dengan baik tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Kepada

Achmad Lefi, dr, SpJP(K) FIHA selaku pembimbing utama dan Prof. Dr. Djoko

Soemantri, dr.Sp.JP(K) FIHA, selaku pembimbing metodologi penelitian dan

statistik serta sebagai koordinator penelitian, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan, dukungan dan semangat yang telah

diberikan untuk menyelesaikan penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis juga

menghaturkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Fasich, Apt selaku Rektor Universitas Airlangga saat penulis

memulai pendidikan, Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., Mt., Ak.,CMA selaku

Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Sc., Sp.PD, K-

EMD FINASIM selaku Dekan FK Unair saat penulis memulai pendidikan,

Prof. Dr. Soetojo,dr., Sp.U selaku Dekan FK Unair saat ini, H. Slamet Riyadi

Yuwono, dr., DTM & H. MARS selaku direktur RSUD Dr. Soetomo saat

penulis memulai pendidikan, H. Dodo Anondo, dr., MPH selaku direktur

RSUD Dr. Soetomo selama penulis menjalani pendidikan dan H. Harsono, dr.

selaku Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo saat ini, atas kesempatan dan fasilitas

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 9: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

ix

yang diberikan untuk menempuh PPDS-1 Ilmu Penyakit Jantung dan

Pembuluh Darah FK Unair.

2. Muhammad Aminuddin,dr., SpJP (K)., FIHA., FAsCC selaku Ketua Program

Studi saat penulis memulai pendidikan dan saat ini selaku Ketua Departemen

Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair, atas kesempatan

untuk menempuh pendidikan, bimbingan serta bantuannya selama

pendidikan.

3. Prof. R. Moh. Yogiarto, dr., SpJP (K)., FIHA., FASCC selaku Ketua

Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair saat

penulis memulai pendidikan, atas kesempatan menempuh pendidikan, juga

bimbingan serta bantuannya selama pendidikan.

4. Agus Subagjo, dr., Sp.JP(K), FIHA, FASCC selaku Ketua Program Studi

Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair saat penulis memulai

pendidikan atas kesempatan menempuh pendidikan, dan bimbingan serta

bantuannya selama pendidikan.

5. Andrianto, dr., SpJP (K)., FIHA, FASCC selaku Ketua Program Studi Ilmu

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair atas kesempatan menempuh

pendidikan, dan bimbingan serta bantuaanya selama pendidikan.

6. Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr., Sp.JP(K), FIHA, FasCC dan Dr. J. Nugroho,

dr., Sp.JP(K), FIHA, FasCC selaku koordinator penelitian pada Program

Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair atas segala

bimbingan dan bantuannya selama pendidikan.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 10: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

x

7. Dr. J.Nugroho Eko Putranto, dr., SpJP., FIHA., selaku dosen asuh penulis

selama masa PPDS I Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, atas segala

bimbingan dan motivasi selama pendidikan.

8. Prof. Dr. Budi Susetyo Juwono (Alm), dr., SpJP (K)., FIHA dan Jatno

Karjono (alm), dr., SpJP (K)., FIHA atas bimbingan, bantuan dan keteladanan

yang diberikan selama masa hidup beliau selama pendidikan.

9. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh

Darah FK Unair : Prof. Dr. Budi S. Pikir, dr., SpJP (K)., Prof. Dr. Rochmad

Romdoni, dr., SpJP (K)., Jeffrey D. Adipranoto, dr., SpJP (K)., RP.

Soeharsohadi, dr., SpJP (K)., Iswanto Pratanu, dr., SpJP (K)., Dyah Priyatini,

dr., SpJP (K)., Esti Hindariati, dr., SpJP (K)., Budi Baktijasa, dr., SpJP (K)., I

Gde Rurus Suryawan, dr., SpJP (K)., Bambang Herwanto, dr., SpJP (K).,

Achmad Lefi, dr., SpJP (K)., Yudi Her Oktaviono, dr., SpJP (K)., Moh.

Budiarto, dr., SpJP., M. Yusuf., dr., SpJP., Meity Ardiana, dr., SpJP., Rerdin

Julario, dr., SpJP., Rosi Amrilla F, dr., SpJP. dan Nia Dyah Rahmianti, dr.,

SpJP. atas segala bimbingan, bantuan dan semangat yang diberikan selama

pendidikan.

10. Kepala Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Kepala Bagian/SMF Ilmu

Penyakit Paru, Kepala Bagian/SMF Radiologi, Kepala Bagian/SMF

Rehabilitas Medik, dan Kepala Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak beserta

staf pengajar atas kesempatan belajar serta segala bimbingannya selama

pendidikan.

11. Kepala Ruangan Rawat Inap, Poliklinik Jantung, ICCU, IDIK, IRD dan

Ekokardiografi beserta seluruh staf paramedis RSUD Dr. Soetomo Surabaya

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 11: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xi

dan karyawan bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair

atas segala bimbingan, kerjasama, motivasi dan bantuannya selama

pendidikan.

12. Seluruh pasien yang telah dirawat maupun responden penelitian atas

ketulusan dan kerjasamanya, sekaligus menjadi guru bagi penulis selama

pendidikan.

13. Rekan – rekan seangkatan : M. Perdana Airlangga.dr, Sp.JP, Nia Dyah R.dr,

Sp.JP, Mahendria Sukmana.dr, Sp.JP, Luluk Dwi Yuni.dr, Sp.JP, Amelia Ina

S.dr, Sp.JP, Noviadi W.dr, Sp.JP, Kamalia Halid.dr, Sp.JP, Imam S.dr, Sp.JP,

Fani Suslina H.dr, Sp.JP dan Ance Artonang.dr, Sp.JP atas kerjasama,

dukungan, motivasi dan semangat selama pendidikan.

14. Rekan – rekan seperjuangan dalam ujian tulis nasional (CBT Maret 2016):

Rina Mawarti.dr, Amelia Arindanie.dr, Susetyo Atmojo.dr, Faizal Amir.dr,

Luh Oliva S.dr, Feranti M.dr, atas segala bantuan, dukungan dan

kerjasamanya.

15. Rekan – rekan PPDS-1 stase Ekokardiografi yang turut memberikan

dukungan dalam penyelesaian penelitian ini atas jerih payah, kerjasama dan

dukungan yang diberikan.

16. Rekan – rekan PPDS – 1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK

Unair atas segala kerjasama, bantuan, semangat selama pendidikan.

17. Suami penulis, Danang Adityo Nugroho, SH.,MH.,M,Kn. serta ketiga buah

hati penulis, Muhammad Ramaditya Dharmawan, Muhammad Akbar

Mulyawan, dan Hanum Anggraeni Hanania atas segala pengertian, dukungan,

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 12: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xii

kesabaran, pengorbanan, serta doa yang tidak henti – hentinya diberikan

selama penulis menempuh pendidikan.

18. Orang tua penulis, Makmuri, MS.dr, Sp.A (K) dan Siti Irawati, mertua

penulis Soepadi, SH dan Soedarmi, serta kakak-kakak saya Primadi Setiawan,

S.Kom, Dwiyanti Puspitasari.dr, Sp.A, dan Diana Tri Ratnasari.dr, Sp.KK

dengan penuh kasih sayang dan perhatian mendoakan dan memberikan

dukungan, motivasi, dan bantuannya selama menempuh pendidikan.

19. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu, yang turut membantu

dan mendukung penulis selama menjalani pendidikan. Penulis menyadari

bahwa karya akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan

sumbang saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan di masa

mendatang. Saya berharap karya akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat

dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak lupa penulis memohon

maaf yang sebesar – besarnya kepada semua pihak atas segala kekurangan

dan kesalahan yang dilakukan selama menjalani pendidikan.

Surabaya, 11 Agustus 2016

Penulis,

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 13: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN …………………………………………………………... i

SAMPUL DALAM…………………………………………………………. . ii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………… . iii

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. ........... v

ABSTRAK ................................................................................................. ..... vi

ABSTRACT...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ..... xvi

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvii

DAFTAR SINGKATAN................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 6

1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................... . 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………. . 8

2.1 Definisi dan Klasifikasi Gagal Jantung .......................................... 8

2.2 Patofisiologi Gagal Jantung........................................................ .. . 9

2.3 Diagnosis Gagal Jantung............................................................. .. 10

2.4 Ekokardiografi pada Gagal Jantung…………………………..... .. 12

2.4.1 Speckle Tracking Echocardiography (STE)....................... . 14

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 14: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xiv

2.4.2 Global Longitudinal Strain (GLS)..................................... . 15

2.4.3 Myocardial Performance Index (MPI) / Tei Index (TI)..... .. 18

2.5 Penatalaksanaan Gagal Jantung………………………………… . 20

2.5.1 Terapi non-farmakologis………………………………..... . 20

2.5.2 Terapi farmakologis…………………………………….... . 20

2.5.3 Terapi alat non-bedah…………………………………....... 23

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perburukan Gagal Jantung... .. 24

2.7 Skor Seattle Heart Failure Model (SHFM)…………………….. . 26

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS……………….. .. 30

3.1 Kerangka Konseptual................................................................... .. 30

3.2 Keterangan Kerangka Konseptual…………………………….... .. 31

3.3 Hipotesis Penelitian...................................................................... .. 31

BAB 4 METODE PENELITIAN…………………………………………..... 32

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………........ . 32

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian………………………………….. . 32

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian……………………………….... . 32

4.3.1 Populasi Penelitian............................................................... . 32

4.3.2 Sampel Penelitian................................................................. . 32

4.3.3 Perkiraan Besar Sampel...................................................... . 33

4.4 Variabel Penelitian......................................................................... 34

4.5 Definisi Operasional……………………………………………... 34

4.6 Instrumen Penelitian……………………………………………... 36

4.7 Alur Penelitian………………………………………………….. 39

4.8 Pengolahan dan Analisis Data…………………………………... . 39

4.9 Ethical Clearance……………………………………………….. 40

BAB 5 HASIL PENELITIAN………………………………………….. ....... 41

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian……………………………........ .. 41

5.2 GLS Ventrikel Kiri Subjek Penelitian………….. ......................... 43

5.3 Tei Index Subjek Penelitian……………………………….... ....... 44

5.4 Skor SHFM Subjek Penelitian …………………………………. . 44

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 15: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xv

5.4.1 Skor SHFM 1 tahun............................................................... 44

5.4.2 Skor SHFM 5 tahun............................................................. . 44

5.4.3 Skor SHFM Usia Harapan Hidup ....... ................................. 45

5.5 Korelasi antara GLS Ventrikel Kiri dengan skor SHFM ……....... 45

5.5.1 Korelasi antara GLS Ventrikel Kiri dengan Skor SHFM

1 tahun ………………………………………………………….... 45

5.5.2 Korelasi antara GLS Ventrikel Kiri dengan skor SHFM

5 tahun ………………………………………………………….. 46

5.6 Korelasi antara Tei Index dengan Skor SHFM……………….. .. 46

5.6.1 Korelasi antara Tei Index dengan Skor SHFM 1 tahun …. 46

5.6.2 Korelasi antara Tei Index dengan Skor SHFM 5 tahun ….. 46

5.7 Korelasi antara GLS Ventrikel Kiri dengan Tei Index dan EF…. . 47

5.8 Variabilitas Intraobserver dan Interobserver…………... ............... 48

BAB 6 PEMBAHASAN …………………………………………………….. 49

BAB 7 KESIMPULAN & SARAN …………………………………………. 57

7.1 Kesimpulan ……………………………………………………… 57

7.2 Saran…………………………………………………………...... ..57

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 58

LAMPIRAN …………………………………………………………………. 62

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 16: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gagal jantung: respon terhadap injuri miokard……………………..10

Gambar 2.2 Speckle Tracking Echocardiography (STE)…………………...….. 16

Gambar 2.3 Skema pengukuran Tei Index…………………………………….... 19

Gambar 2.4 Skor Seattle Heart Failure Model (SHFM)……………………...... 29

Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian........................................................ 30

Gambar 4.1 Alur penelitian................................................................................... 39

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 17: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria gagal jantung menurut Framingham. ……………………….. 11

Tabel 2.2 Abnormalitas ekokardiografi pada pasien gagal jantung………….......13

Tabel 2.3 Referensi harga normal GLS…………………………………………. 17

Tabel 5.1 Karakteristik Klinis dan Ekokardiografi Subyek Penelitian…………. 42

Tabel 5.2 Nilai rerata, simpang baku, minimum, maksimum GLS ventrikel kiri..43

Tabel 5.3 Nilai rerata, simpang baku, minimum dan maksimum Tei Index……..44

Tabel 5.4 Nilai rerata, simpang baku, minimum dan maksimum skor SHFM

1 tahun……………………………………………………………….. 44

Tabel 5.5 Nilai rerata, simpang baku, minimum dan maksimum skor SHFM

5 tahun………………………………………………………………. .44

Tabel 5.6 Nilai rerata, simpang baku, minimum dan maksimum skor SHFM

usia harapan hidup….……………………………………………....... 45

Tabel 5.7Analisis korelasi antara GLS ventrikel kiri dengan skor SHFM 1tahun.45

Tabel 5.8Analisis korelasi antara GLS ventrikel kiri dengan skor SHFM 5tahun.46

Tabel 5.9 Analisis korelasi antara Tei Index dengan skor SHFM 1 tahun.……. 46

Tabel 5.10 Analisis korelasi antara Tei Index dengan skor SHFM 5 tahun.…… 47

Tabel 5.11 Analisis korelasi antara GLS ventrikel kiri dengan Tei Index .……. 47

Tabel 5.12 Analisis korelasi antara GLS ventrikel kiri dengan EF……….....…..47

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 18: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xviii

DAFTAR SINGKATAN

ACCF : american college of cardiology foundation

ACEI : angiotensin converting enzyme inhibitor

AFI : automated function imaging

AHA : american heart association

ANP : atrial natriuretic peptide

ARB : angiotensin receptor blocker

ASE : american society of echocardiography

AV : atrio-ventrikular

BiV : biventricular

BNP : B-type natriuretic peptide

CO : cardiac output

CPET : cardio-pulmonary exercise testing

CRT-D : cardiac resynchronization therapy defibrillator

CRT-P : cardiac resynchronization therapy pacemaker

EKG : elektrokardiografi

EDV : end diastolic volume

EF : ejection fraction

ELITE2 : evaluation of losartan in the elderly

ESC : european society cardiology

ESV : end systolic volume

ET : ejection time

GLS : global longitudinal strain

HCTZ : hydrochlorothiazide

HFpEF : heart failure with preserved ejection fraction

HFrEF : heart failure with reduced ejection fraction

Hgb : hemoglobin

H-ISDN : hydralazine-isosorbide dinitrate

ICD : implantable cardioverter defibrillator

ICT : isovolumetric contraction time

INCHF : italian heart failure registry

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 19: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xix

IRT : isovolumetric relaxation time

JUSTICE : japanese ultrasound speckle tracking of the left ventricle

LBBB : left bundle branch block

LVEDP : left ventricle end diastolic pressure

LV : left ventricle

MACE : major adverse cardiac event

MPI : myocardial performance index

NT-proBNP : N-terminal pro B-type natriuretic peptide

NYHA : new york heart association

PRAISE1 : prospective randomized amlodipine survival evaluation

RAAS : renin angiotensin aldosteron system

RENAISSANCE :randomized enbrel north american strategy to study

antagonism of cytokines

SHFM : seattle heart failure model

STE : speckle tracking echocardiography

TDI : tissue doppler imaging

TI : tei index

UW : university of washington

Val-HeFT : valsartan heart failure trial

WMSI : wall motion scoring index

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 20: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar Pengumpulan Data Subjek.................................................. 62

Lampiran 2. Lembar Informasi dan Persetujuan Subjek Penelitian...................... 63

Lampiran 3. Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian.................................. 66

Lampiran 4. Hasil Analisis Statistik...................................................................... 67

Lampiran 5. Keterangan Kelaikan Etik................................................................. 69

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 21: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagal jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di

berbagai negara. Dalam beberapa dekade terakhir insiden dan prevalensi gagal

jantung kronis meningkat secara konstan. Dari tahun 1970 ke tahun 1990-an,

terjadi peningkatan dramatis dalam prevalensi gagal jantung dan jumlah rawat

inap karena gagal jantung, sehingga gagal jantung dinyatakan sebagai suatu

epidemi. Di Amerika Serikat terdapat 5.8 juta orang menderita gagal jantung di

tahun 2012, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 8.5 juta orang pada tahun

2030, sedangkan di dunia populasi gagal jantung mendekati angka 23 juta jiwa,

dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. (Bui et al., 2011; Go AS et

al., 2013; Ponikowski et al., 2014). Jumlah penderita gagal jantung dengan

disfungsi ventrikel kiri juga diperkirakan mengalami peningkatan, di Jepang

diperkirakan dari 979.000 orang pada tahun 2005 menjadi 1.3 juta jiwa pada tahun

2030. Prevalensi gagal jantung di beberapa negara di Asia antara 1.26%-6.7%,

prevalensi terbesar dilaporkan di Malaysia yaitu 6.7% dari 1.435 pasien.

Prevalensi gagal jantung di Asia Selatan diperkirakan mencapai 30 juta jiwa dari

total populasi 1.63 milyar jiwa (data tahun 2011). (Sakata et al., 2013). Gagal

jantung juga mengakibatkan beban biaya yang cukup tinggi terhadap sistem

kesehatan, di Amerika Serikat biaya yang harus ditanggung mencapai 39 miliar

dolar Amerika setiap tahunnya, dan pada tahun 2030 diperkirakan akan meningkat

hampir 120%, yaitu mencapai 70 miliar dolar Amerika setiap tahunnya. (Bui et

al., 2011; Go AS et al., 2013).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 22: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

2

Diagnosis gagal jantung dapat ditegakkan dengan mengenali tanda dan

gejala khas gagal jantung, meskipun demikian dapat mengalami kendala karena

gejala gagal jantung dapat menyerupai berbagai penyakit yang lain.

Ekokardiografi merupakan "gold standard" dari penilaian fungsi ventrikel kiri,

dan dalam menegakkan diagnosis gagal jantung. (Ciampi et al., 2007). Ejection

fraction (EF) ventrikel kiri adalah parameter yang paling sering digunakan dalam

menilai fungsi sistolik, dan dapat mengklasifikasikan menjadi gagal jantung

dengan EF yang cukup (HFpEF) dengan EF yang menurun (HFrEF).

Ekokardiografi selain sebagai modalitas untuk diagnostik, dapat juga memiliki

nilai prognostik, terutama parameter yang menilai fungsi ventrikel kiri.

(McMurray et al., 2012; Yancy et al., 2013). Curtis et al., melaporkan bahwa pada

populasi pasien dengan EF< 45%, mortalitas menurun hampir linier dengan

peningkatan EF (EF < 15%, mortalitas: 51.7%; EF 36% - 45%, mortalitas: 25.6%;

p < 0.0001). (Curtis et al., 2003).

Penilaian fungsi sistolik ventrikel kiri merupakan salah satu indikasi yang

paling utama untuk dilakukan ekokardiografi, oleh karena selain untuk

menegakkan diagnosis, fungsi ventrikel kiri juga dapat digunakan untuk menilai

prognosis, penentuan rencana perawatan, untuk mengambil keputusan yang

berkaitan dengan terapi alat non-bedah yang mahal dan untuk menilai respon

terhadap pengobatan, sehingga seharusnya diukur dengan alat dan metode yang

paling sensitif dan akurat. EF yang pengukurannya menggunakan ekokardiografi

2 dimensi (metode simpson) memiliki beberapa kelemahan antara lain karena

pengukuran dipengaruhi asumsi geometrik ventrikel kiri, tergantung pada

keakuratan tracing batas endokardium ventrikel kiri yang dilakukan secara

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 23: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

3

manual, serta memiliki variabilitas interobserver dan intraobserver yang

signifikan. Global Longitudinal Strain (GLS) ventrikel kiri yang dinilai melalui

Speckle Tracking Echocardiography (STE) dikatakan sangat sensitif dalam

menilai mekanika ventrikel kiri yang kompleks, dengan menganalisa deformasi

miokard secara multidimensional, yang memungkinkan GLS menjadi suatu

parameter yang lebih akurat dan sensitif dibandingkan EF dalam menilai fungsi

sistolik ventrikel kiri (Motoki et al., 2012; Nahum J et al., 2010; Rangel et al.,

2013). Rangel et al., menyatakan bahwa GLS dapat digunakan sebagai

prognostikator yang potensial pada pasien dengan gagal jantung kronis. (Rangel I

et al., 2014). Stanton T et al., menemukan bahwa GLS lebih superior

dibandingkan dengan EF dan Wall Motion Scoring Index (WMSI) dalam

memprediksi terjadinya all cause mortality pada pasien gagal jantung kronis.

(Stanton T et al., 2009). Hal serupa juga didapatkan dari penelitian Zhang et al.,

yaitu GLS dapat menambah nilai prediksi terjadinya mortalitas pasien gagal

jantung kronis. (Zhang K et al., 2013).

Gagal jantung dengan disfungsi sitolik pada umumnya juga telah terjadi

gangguan diastolik. Berbagai parameter ekokardiografi sebagian besar dibuat

hanya untuk menilai salah satu fungsi yaitu sistolik ataupun diastolik saja. Pada

kondisi tertentu perlu dikakukan evaluasi fungsi jantung secara komprehensif,

oleh karena itu ditemukanlah suatu index yang dapat menggambarkan fungsi

ventrikel secara global (sistolik dan diastolik) yaitu myocardial performance

index (MPI) atau juga dikenal sebagai tei index (TI). (Tanaka et al., 2006). TI

didapatkan dari kalkulasi sederhana yang meliputi parameter sistolik maupun

diastolik, yang dapat diambil dari rekaman pulse wave Doppler. Beberapa

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 24: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

4

penelitian menyebutkan TI juga memiliki nilai prognostik pada berbagai penyakit

jantung, termasuk diantaranya gagal jantung. (Sørensen T, et al., 2015). TI

menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap derajat keparahan gagal jantung

menurut kelas fungsional dari New York Heart Association (NYHA), dan

memiliki hubungan terbalik dengan EF. (Ambakederemo T, et al., 2009; Bruch C,

et al., 2000). Larina et al., menyatakan bahwa TI juga memiliki nilai prognostik

pada pasien gagal jantung kronis rawat jalan, yaitu terdapat perbedaan yang

bermakna angka survival antara pasien dengan TI 0.6 dengan TI < 0.6 (p <

0.001). Semakin rendah nilai TI maka semakin baik fungsi sistolik dan diastolik

dari ventrikel. (Larina et al., 2013). Berbeda dengan GLS yang dinilai dengan

STE, TI merupakan parameter yang lebih aplikatif karena dapat diukur pada

kebanyakan mesin ekokardiografi, dan tidak memerlukan program khusus, akan

tetapi memiliki kelemahan dalam pengukuran, yaitu kurang obyektif, karena

pengukuran dilakukan secara manual.

Dalam sepuluh tahun terakhir telah terjadi kemajuan yang luar biasa dalam

diagnosis dan terapi gagal jantung, akan tetapi prognosis penderita gagal jantung

masih buruk, dengan rata-rata 5-year mortality rate mencapai 50%. Tingkat

kelangsungan hidup selama 5 tahun (5-year survival rate) pada gagal jantung

stadium A, B, C, dan D pada studi populasi kohort masing-masing adalah 97%,

96%, 75%, dan 20%. (Yancy et al., 2013). Di seluruh dunia 17-45% pasien yang

menjalani rawat inap oleh karena gagal jantung akan mengalami kematian dalam

1 tahun setelah rawat inap, dan sebagian besar akan meninggal dalam jangka

waktu 5 tahun setelah rawat inap. Angka kematian gagal jantung saat perawatan

di rumah sakit sekitar 2-17% pada populasi di dunia. Indonesia memiliki angka

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 25: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

5

kematian saat perawatan di rumah sakit mendekati 10% (Ponikowski et al.,

2014). Penderita gagal jatung dikatakan memiliki survival rate yang lebih buruk

jika dibandingkan penderita kanker kandung kemih, payudara, dan prostat

(Ponikowski et al., 2014; Rangel et al., 2014).

Stratifikasi risiko terbukti memberikan keuntungan pada pasien gagal

jantung dalam berbagai hal, salah satunya adalah penatalaksanaan yang optimal.

Model risiko (risk modeling) mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi

pasien dan klinisi dalam memahami kondisi penyakit yang dialami terutama

tentang kemungkinan hasil (outcomes) yang didapat. Prediksi dapat suboptimal

apabila hanya berdasarkan pada penilaian holistik oleh klinisi saja. (Ketchum E et

al., 2011). Saat ini telah banyak dikembangkan risk assessment tool untuk

memprediksi prognosis pasien dengan gagal jantung. Salah satu multivariable risk

score yang sudah tervalidasi dan direkomendasikan ACCF/AHA Guideline for the

Management of Heart Failure 2013 adalah Seattle Heart Failure Model (SHFM),

yang tersedia dalam aplikasi interaktif dan dapat diunduh dari internet. SHFM

memberikan estimasi yang akurat mortalitas penderita gagal jantung dalam 1, 2,

dan 5 tahun, dengan menggunakan parameter klinis yang mudah dievaluasi, terapi

farmakologis, alat bantu (device), dan karakteristik laboratoris (Levy et al., 2006;

Yancy et al., 2013).

Sampai saat ini peran GLS ventrikel kiri dan TI dalam menilai estimasi

mortalitas pada pasien gagal jantung kronis belum diketahui dengan jelas,

beberapa penelitian sudah pernah dilakukan di beberapa negara, akan tetapi

penelitian ini belum pernah dilakukan di Indonesia, selain itu penelitian yang

mengukur GLS ventrikel kiri dengan TI pada satu populasi yang sama belum

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 26: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

6

pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai korelasi

antara nilai GLS ventrikel kiri dan TI dengan estimasi mortalitas dalam 1, dan 5

tahun yang dinilai dari skor SHFM, serta mengevaluasi parameter manakah yang

memiliki korelasi lebih kuat dengan skor SHFM pada penderita gagal jantung

kronis dengan disfungsi sistolik rawat jalan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat korelasi yang negatif antara "global longitudinal

strain" (GLS) ventrikel kiri dengan skor "Seattle Heart Failure Model"

(SHFM) pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik ?

2. Apakah terdapat korelasi yang positif antara ―Tei Index‖ TI dengan skor

"Seattle Heart Failure Model" (SHFM) pada pasien gagal jantung

kronis dengan disfungsi sistolik ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Membuktikan adanya korelasi yang negatif antara "global longitudinal

strain" (GLS) ventrikel kiri dengan skor "Seattle Heart Failure Model"

(SHFM) pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik.

2. Membuktikan adanya korelasi yang positif antara ―Tei Index‖ TI

dengan skor "Seattle Heart Failure Model" (SHFM) pada pasien gagal

jantung kronis dengan disfungsi sistolik.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

1. Memberikan informasi tentang potensi pemeriksaan GLS ventrikel kiri

dalam menilai estimasi mortalitas pada pasien gagal jantung kronis

dengan disfungsi sistolik.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 27: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

7

2. Memberikan informasi tentang potensi pemeriksaan TI dalam menilai

estimasi mortalitas pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi

sistolik.

3. Menambah pengetahuan dalam penilaian fungsi ventrikel kiri

berdasarkan pemeriksaan GLS dan TI pada pasien gagal jantung

kronis dengan disfungsi sistolik.

4. Menambah pengetahuan dalam penilaian estimasi mortalitas

berdasarkan skor SHFM pada pasien gagal jantung kronis dengan

disfungsi sistolik.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Meningkatkan kualitas penanganan pasien gagal jantung kronis

dengan disfungsi sistolik melalui evaluasi estimasi mortalitas agar

dapat memberikan penatalaksanaan yang lebih optimal.

2. Menjadi tambahan informasi untuk penelitian selanjutnya dalam skala

yang lebih besar dan jangka waktu lebih lama mengenai peran GLS

ventrikel kiri dan TI dalam estimasi mortalitas pasien gagal jantung

kronis dengan disfungsi sistolik..

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 28: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Klasifikasi Gagal Jantung

Gagal jantung dapat dijelaskan sebagai suatu kelainan struktur ataupun

fungsi jantung yang mengakibatkan jantung gagal memenuhi kebutuhan oksigen

yang diperlukan jaringan untuk menjalankan metabolisme yang diperlukan.

Definisi gagal jantung secara klinis adalah sindroma atau kumpulan gejala yang

khas (contoh: sesak napas, kaki bengkak, dan kelelahan) dan tanda-tanda yang

khas (contohnya peningkatan tekanan vena jugularis, rhonki pada paru, dan apex

jantung yang bergeser), berbagai gejala dan tanda tersebut terjadi karena adanya

kelainan struktur atau fungsi jantung. (McMurray et al., 2012; Yancy et al., 2013)

Gagal jantung dapat diklasifikasikan berdasarkan kelainan struktural

jantung atau berdasarkan gejala yang berkaitan dengan kapasitas fungsional

NYHA. (Yancy et al., 2013). Selain itu gagal jantung juga diklasifikasikan

berdasarkan fraksi ejeksi ventrikel kiri atau EF. Klasifikasi berdasarkan EF

sangatlah penting karena mampu memberikan gambaran mengenai demografi

pasien, kondisi komorbid, prognosis, dan respon terhadap terapi. Selain itu

sebagian besar penelitian mengenai gagal jantung mengelompokkan pasien

berdasarkan EF. Gagal jantung berdasarkan EF dapat dibagi menjadi 2, yaitu

Heart Failure with preserved Ejection Fraction (HFpEF) dan Heart Failure with

reduced Ejection Fraction (HFrEF). (McMurray et al., 2012; Yancy et al., 2013).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 29: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

9

2.2 Patofisiologi Gagal Jantung

Sindroma gagal jantung selalu diawali dengan suatu index event, dan

biasanya terdapat lebih dari satu index event pada gagal jantung. Secara klinis

index event dapat tidak terlihat (misalnya, ekspresi mutasi genetik) atau sangat

jelas (infark miokard akut), onset yang cepat (miokarditis viral fulminan) atau

berjalan perlahan (penyakit jantung katup). (Francis et al., 2003).

Patofisiologi gagal jantung sangatlah kompleks, dan tidak pernah berdiri

sendiri. Terjadinya injury pada miokard akan mengakibatkan terjadinya disfungsi

sistolik ataupun diastolik, yang dapat menyebabkan cardiac output (CO)

menurun. Penurunan CO akan merangsang aktifasi beberapa sistem

neurohormonal sebagai mekanisme kompensasi yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan mekanik jantung. Aktifasi dari renin-angiotensin-

aldosterone system (RAAS) juga mengakibatkan vasokonstriksi (angiotensin) dan

peningkatan volume darah dengan adanya retensi dari garam dan air (aldosteron),

kemudian konsentrasi dari vasopressin dan natriuretic peptides akan meningkat,

dan lebih lanjut lagi dapat terjadi perubahan struktur jantung (remodelling) dan

toksisitas miokard, sehingga akhirnya terjadi perburukan fungsi ventrikel kiri.

(Francis et al., 2003; Jackson et al., 2000). Mekanisme kompensasi jantung pada

akhirnya akan gagal untuk mempertahankan CO, dan jantung akan mengalami

dekompensasi (Gambar 2.1). Mortalitas pasien gagal jantung dapat terjadi karena

disfungsi ventrikel kiri yang progesif, dan terjadinya hipotensi, penurunan cardiac

output, dan disfungsi multiorgan, ataupun kematian jantung mendadak oleh

karena aritmia. (Francis et al., 2003; Figueroa et al., 2006; McMurray et al.,

2012).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 30: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

10

Gambar 2.1 Gagal jantung: respon terhadap injuri miokard. ANP, atrial natriuretic peptide; BNP, B-type natriuretic peptide. (Francis et al., 2003).

2.3 Diagnosis Gagal Jantung

Pendekatan yang perlu dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami

gagal jantung antara lain adalah anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisik, foto

rontgen dada, dan beberapa tes diagnostik yang lainnya (elektrokardiografi

(EKG), dan ekokardiografi). Dari anamnesis yang cermat dapat membantu

menyediakan informasi mengenai etiologi gagal jantung, faktor pencetus, dan

derajat keparahan. Gagal jantung dapat dikenali melalui tanda dan gejalanya yang

khas. Gejala ataupun keluhan gagal jantung dapat berkaitan dengan menurunnya

cardiac output (CO) (kelelahan, dan kelemahan) dan atau adanya retensi cairan

yang berlebih (sesak napas, orthopnea, dan ―cardiac wheezing‖). Apabila

berkembang menjadi gagal jantung kanan, dapat terjadi kongesti pada hati

(dengan keluhan rasa tidak nyaman pada kuadran kanan atas abdomen, anoreksia,

rasa tidak nyaman saat posisi menekuk). Tidak adanya keluhan sesak saat aktifitas

secara otomatis menggugurkan diagnosis gagal jantung yang berkaitan dengan

ANPBNP ─

Aktivasi Sistem Renin Angiotensin, Sistem saraf simpatis, endotelin, dan lain-lain.

Remodeling dan perburukan fungsi ventrikel

kiri

Injury miokard Fungsi ventrikel kiri menurun

Toksisitas miokard

Vasokonstriksi perifer, gangguan hemodinamik

Morbiditas dan mortalitas

Gejala gagal jantung

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 31: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

11

disfungsi ventrikel kiri. (Figueroa et al., 2006, McMurray et al., 2012; Yancy et

al., 2013).

Kriteria Framingham dapat digunakan dalam menegakkan diagnosis gagal

jantung, yaitu dengan terpenuhinya 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor

ditambah 2 kriteria minor (Tabel 2.1).

Tabel 2.1 Kriteria gagal jantung menurut Framingham. (Longo et al., 2012).

Kriteria Mayor Kriteria Minor Kriteria Mayor atau Minor

Paroxysmal nocturnal dispnea (PND)

Edema ekstremitas Penurunan BB ≥ 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan

Distensi vena leher Batuk malam hari

Ronki paru Hepatomegali

Kardiomegali Efusi pleura

Edema paru akut Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal

Gallop S3 Takikardia (>120 x/menit)

Peninggian tekanan vena jugularis

Refluks hepatojugular

Konfirmasi diagnosis gagal jantung dengan pemeriksaan ekokardiografi

adalah keharusan dan dilakukan secepatnya pada pasien dengan dugaan gagal

jantung. Pemeriksaan ekokardiografi dapat memberikan informasi tentang ukuran

ruang-ruang jantung, fungsi sistolik dan diastolik ventrikel kiri, ketebalan dinding

jantung, serta katup jantung. (McMurray et al., 2012; Yancy et al., 2013).

Pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien yang diduga gagal jantung

meliputi darah perifer lengkap (hemoglobin, leukosit, trombosit), elektrolit,

kreatinin, laju filtrasi glomerulus, glukosa, tes fungsi hati dan urinalisis.

Pemeriksaan tambahan lain dipertimbangkan sesuai tampilan klinis. Pemeriksaan

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 32: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

12

laboratorium alternatif untuk menegakkan diagnosis gagal jantung adalah dengan

mengukur kadar natriuretic peptide dalam darah (B-type natriuretic peptide

(BNP) dan N-terminal pro B-type natriuretic peptide (NT-proBNP), yang

merupakan gold standart biomarker pada gagal jantung. Skema atau alur untuk

menegakkan diagnosis pasien yang dicurigai gagal jantung telah dikeluarkan oleh

european society cardiology (ESC), dengan menggunakan modalitas

ekokardiografi dan pemeriksaan kadar natriuretic peptide sebagai uji diagnostik

yang utama. (McMurray et al., 2012).

2.4 Ekokardiografi pada Gagal Jantung

Ekokardiografi merupakan suatu teknik pencitraan cardiac ultrasound

yang meliputi ekokardiografi 2 dimensi/ 3 dimensi, pulsed dan continuous wave

Doppler, colour flow Doppler, tissue Doppler imaging (TDI), dan yang terbaru

Speckle Tracking Echocardiography (STE). Modalitas ini dapat digunakan untuk

mengkarakterisasi kelainan anatomi jantung (contoh: volume, geometri, masa otot

jantung) dan fungsional (contoh: fungsi ventrikel kiri dan gerakan dinding

jantung, fungsi katup jantung, fungsi ventrikel kanan, tekanan arteri pulmonal,

perikard) pada pasien yang beresiko mengalami gagal jantung, diduga atau sudah

mengalami gagal jantung, dan gagal jantung yang simtomatik. Beberapa

abnormalitas ekokardiografi yang sering ditemukan pada pasien gagal jantung

sebagian berkaitan dengan terjadinya disfungsi sistolik dan diastolik (Tabel 2.2).

(McMurray et al., 2012).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 33: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

13

Tabel 2.2 Abnormalitas ekokardiografi pada pasien gagal jantung.

Pengukuran Abnormalitas Implikasi klinis Parameter yang berkaitan dengan fungsi sistolik ventrikel kiri Ejection Fraction (EF)

Menurun (<50%) Disfungsi sistolik global

Fractional Shortening (FS)

Menurun (<25%) Disfungsi sistolik radial

Fungsi regional Hipokinesia,akinesia, diskinesia Infark miokard/iskemia, kardiomiopati, miokarditis

Ukuran akhir-diastolik

Meningkat (diameter≥60mm, >32mm/m2,volume>97mL/m2

Volume overload

Ukuran akhir-sistolik

Meningkat (diameter>45mm/ >25mm/m2,volume>43mL/m2)

Volume overload

LVOT VTI Menururn (<15 cm) Stroke volume menurun Parameter yang berkaitan dengan fungsi diastolik ventrikel kiri Parameter disfungsi diastolik

Abnormalitas dari mitral inflow pattern, tissue velocities (e‘) atau rasio E/e

Menunjukkan derajat disfungsi diastolik, dan level dari filling pressure

Left atrial volume index

Meningkat (volume>34 mL/m2) Peningkatan LV filling pressure (dahulu atau sekarang); penyakit katup mitral

LVMI Meningkat (>95 g/m2 pada wanita, dan >115 g/m2 pada pria

Hipertensi, aorta stenosis, hypertrophic cardiomyopathy

Parameter yang berkaitan dengan fungsi katup Struktur dan fungsi katup

Stenosis atau regurgitasi katup (terutama stenosis aorta dan regurgitasi katup mitral)

Dapat sebagai penyebab, faktor komplikasi, atau akibat dari gagal jantung (regurgitasi mitral sekunder) Menilai derajat disfungsi dan konsekwensi hemodinamik. Pertimbangan operasi.

Parameter lainnya Fungsi RV (TAPSE)

Menurun (TAPSE <16 mm) Disfungsi sistolik RV

Peak velocity regurgitasi trikuspid

Meningkat (>3.4 m/s) Tekanan sistolik RV meningkat

Tekanan sistolik arteri pulmonal

Meningkat (>50 mmHg) Hipertensi pulmonal likely

Vena cava inferior

Dilatasi, tanpa kolaps saat respirasi

Tekanan atrium kanan meningkat. Disfungsi RV, volume overload, mungkin terdapat hipertensi pulmonal

Perikardium Efusi, hemoperikardium, kalsifikasi

Kemungkinan tamponade, keganasan, penyakit sistemik, perikarditis akut atau kronik, constrictive pericarditis

E/e‘: rasio dari mitral inflow gelombang E terhadap tissue Doppler gelombang e‘; LVOT VTI: left ventricular outflow tract velocity time integral; RV: right ventricular; TAPSE: tricuspid annular plane systolic excursion. LVMI: left ventricular mass index. (McMurray et al., 2012).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 34: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

14

Beberapa parameter ekokardiografi (contoh: EF, WMSI, ukuran atrium

kiri, fractional shortening) juga dapat digunakan sebagai prognostikator sehingga

dapat membantu dalam pengelolaan pasien gagal jantung akut, kronis, ataupun

stadium akhir. (McMurray et al., 2012).

2.4.1 Speckle Tracking Echocardiography (STE)

STE merupakan metode non-invasif baru dari pencitraan ultrasound yang

memiliki kemampuan kuantitatif serta obyektif dalam menilai fungsi global dan

regional dari miokard jantung. Modalitas ini secara semi-automatis mampu

menganilisis sistem mekanika jantung yang kompleks, yang merupakan

koordinasi antara miokard, dan melibatkan kontraksi longitudinal, pemendekan

sirkumferensial, dan penebalan radial. Selain itu STE juga dapat mengevaluasi

terjadinya rotasi dari ventrikel kiri. (Mondillo S et al., 2011; Motoki H et al.,

2012; Takigiku et al., 2012). STE memiliki beberapa keunggulan dibandingkan

dengan TDI dalam menilai fungsi miokard (strain dan strain rate), oleh karena

pengukuran TDI bergantung pada sudut yang tepat, dapat terpengaruh dengan

noise, serta memiliki variabilitas intra dan interobserver. STE. (Abduch M et al.,

2014; Geyer H et al., 2010; Salvo G et al., 2015).

Pengertian dari speckle tracking adalah bahwa teknik ini terutama

didasarkan pada analisis dari bintik-bintik atau speckles selama siklus jantung

berlangsung. Setiap bintik-bintik tunggal akan digabung menjadi suatu unit

fungsional, disebut sebagai kernel, yang pada akhirnya akan dapat diidentifikasi

secara pasti. Setiap kernel yang ada dapat dianggap sebagai sidik jari ultrasound

yang dapat dilacak oleh perangkat lunak selama siklus jantung berlangsung.

Melalui analisis terhadap gerakan setiap kernel yang membentuk gambar 2-

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 35: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

15

dimensi, sistem yang ada dapat menghitung perpindahan, kecepatan perpindahan

(velocity), deformasi (strain), dan kecepatan deformasi (strain rate) dari segmen

miokard yang dipilih tanpa menggunakan doppler. (Mondillo S, et al., 2011;

Salvo G et al., 2015).

2.4.2 Global Longitudinal Strain (GLS)

Strain (S) atau regangan menggambarkan deformasi dari suatu obyek,

yang telah disesuaikan dengan ukuran dan bentuk aslinya. Strain merupakan suatu

pengukuran yang tidak dipengaruhi oleh dimensi, dan dilaporkan dalam fraksi

(fraction) atau persen. (Voigt JU et al., 2015). Longitudinal strain

menggambarkan deformasi miokard yang terjadi pada daerah basal hingga ke

apex ventrikel jantung. Selama fase sistolik, serat-serat miokard memendek

dengan gerakan translasi dari basal ke apex. Pemendekan jarak diantara kernel

yang terjadi saat sistolik tergambar sebagai kurva dengan defleksi negatif

(Gambar 2.2). Longitudinal strain dianalisa pada gambaran 4-chamber, 2-

chamber, dan apical long-axis, dari ketiganya dapat diperoleh baik nilai regional

(berkaitan dengan tiap segmen dari 17 segmen pada ventrikel kiri) maupun global

atau dikenal sebagai global longitudinal strain (GLS). GLS saat ini dapat menjadi

index yang valid dalam menilai fungsi global ventrikel kiri secara kuantitatif.

(Brown J et al., 2009).

GLS yang diukur dengan STE dua dimensi saat ini memiliki nilai yang

bervariasi berdasarkan versi software dan vendor yang digunakan. Rekomendasi

dari American Society of Echocardiography (ASE) dan the European Association

of Cardiovascular Imaging menyatakan nilai puncak GLS pada rentang -20%,

dapat ditemukan pada orang yang sehat, dan semakin rendah nilai absolut GLS

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 36: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

16

yang didapat, maka fungsi ventrikel semakin abnormal. (Lang R et al., 2015).

Takigiku et al. pada tahun 2012 telah melakukan penelitian Japanese Ultrasound

Speckle Tracking of the Left Ventricle (JUSTICE) pada 817 subyek sehat, dan

mendapatkan nilai normal GLS menggunakan 3 vendor yang berbeda (Tabel 2.3).

(Takigiku et al., 2012).

Gambar 2.2 Speckle Tracking Echocardiography (STE), gambar di atas

menunjukkan pengukuran longitudinal strain. (Mondillo S et al., 2011)

Motoki H, et al. melakukan studi kohort pada pasien dengan gagal jantung

kronis, dan diikuti selama 5 tahun, dengan end point kematian, transplantasi

jantung, dan angka hospitalisasi terkait gagal jantung. Hasil yang didapat adalah

nilai GLS yang memburuk berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya

adverse event pada pasien gagal jantung baik dengan etiologi iskemik ataupun

tidak. GLS ventrikel kiri juga mampu menambah nilai prediksi terjadinya cardiac

events dan dapat memberi manfaat lebih jika dibandingkan dengan parameter

konvensional seperti presentasi klinis, dan EF ventrikel kiri. (Motoki H et al.,

2012).

Studi yang dilakukan oleh Rangel et al. yang dilakukan pada pasien gagal

jantung kronis menyatakan bahwa GLS memiliki korelasi yang signifikan

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 37: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

17

terhadap derajat keparahan gagal jantung yang dinilai dari kelas fungsional

NYHA. Selain itu korelasi juga didapatkan antara GLS dengan kadar BNP, rasio

e/E‘, dan left atrial maximal volume index. Selain itu dari analisa regresi

multivariat yang dilakukan, meunjukkan bahwa GLS secara independen dapat

memprediksi estimasi harapan hidup kurang dari sepuluh tahun. (Rangel I et al.,

2014).

Stanton T et al. telah meneliti perbandingan antara GLS dengan EF dan

WMSI (Wall Motion Scoring Index) sebagai prediktor terhadap all cause

mortality pada 546 pasien yang secara klinis memiliki indikasi dilakukan

pemeriksaan ekokardiografi. Hasil yang didapat adalah nilai prediksi terhadap

prognosis pada pasien dengan penurunan nilai GLS absolut yaitu -12% ke bawah,

ditemukan setara dengan EF < 35%, selain itu GLS lebih superior jika

dibandingkan dengan EF dan WMSI, sehingga GLS dapat merupakan metode

yang optimal dalam menilai fungsi sistolik global ventrikel kiri. (Stanton T et al.,

2009).

Tabel 2.3 Referensi harga normal GLS (Takigiku et al., 2012).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 38: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

18

Zhang et al. melakukan studi terhadap 416 pasien dengan gagal jantung

kronis yang mengalami disfungsi sistolik, dan mendapatkan hasil bahwa

longitudinal dan circumferential strain dan strain rate, serta radial strain

berhubungan dengan prognosis pasien. Strain juga terbukti dapat menambah nilai

prediksi dari EF terhadap kejadian kardiovaskular yang tidak diinginkan (adverse

outcomes). (Zhang K et al., 2013).

2.4.3 Myocardial Performance Index (MPI) / Tei Index (TI)

MPI juga dikenal sebagai Tei index (TI) menggambarkan kinerja ventrikel

jantung secara global. TI merupakan perhitungan sederhana yang meliputi

parameter baik sistolik dan diastolik dan dapat diterapkan baik pada ventrikel kiri

ataupun kanan. MPI menggabungkan tiga interval waktu dasar yang mudah

diperoleh dari rekaman Doppler, yaitu: waktu ejeksi atau ejection time (ET);

waktu kontraksi isovolumetrik atau isovolumetric contraction time (ICT), dan

waktu relaksasi isovolumetrik atau isovolumetric relaxation time (IRT). Dari

nilai-nilai ini, MPI dapat dihitung dengan rumus berikut:

MPI = (ICT + IRT) / ET

Disfungsi sistolik berhubungan dengan perpanjangan ICT dan pemendekan ET.

Oleh karena itu, ini akan mengakibatkan peningkatan nilai MPI. Nilai normal TI

adalah: 0,28 ± 0,04 untuk ventrikel kanan dan 0,38 ± 0,04 untuk ventrikel kiri.

Nilai TI dikatakan abnormal jika ≥ 0.40 pada ventrikel kanan, dan ≥ 0.45 pada

ventrikel kiri.(Gambar 2.4). (Tanaka S, et al., 2006).

Pada pasien dengan gagal jantung TI menunjukkan perbedaan yang

signifikan terhadap derajat keparahan gagal jantung menurut kelas fungsional dari

NYHA, dan memiliki hubungan terbalik dengan EF. (Ambakederemo T, et al.,

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 39: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

19

2009; Bruch C, et al., 2000). Pada populasi umum TI dikatakan memiliki nilai

prognostik yang signifikan terhadap kejadian major adverse cardiac event

(MACE) seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan kematian karena

jantung. (Sørensen T, et al., 2015). TI juga didapatkan berkorelasi dengan left

ventricle end diastolic pressure (LVEDP) yang diikur saat angiografi, pada pasien

gagal jantung dengan disfungsi sistolik (EF≤45%). (Khaledian MR, Najafian J,

2005).

Gambar 2.3 Skema pengukuran Tei Index. Indeks (ICT + IRT / ET) berasal dari (a - b / b), di mana a adalah interval antara penghentian dan terjadinya aliran darah trans mitral (mitral inflow), dan b adalah waktu ejeksi (ET) dari ventrikel kiri (LV outflow). Waktu relaksasi isovolumetrik atau isovolumetric relaxation time (IRT) diukur dengan mengurangi interval c (antara gelombang R (ekg) sampai penghentian LV outflow) dengan interval d (antara gelombang R (ekg) sampai terjadinya mitral inflow. Waktu kontraksi isovolumetrik atau isovolumetric contraction time (ICT) berasal dari a-b dikurangi IRT. ECG = elektrocardiogram. (Bruch C, et al., 2000)

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 40: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

20

2.5 Penatalaksanaan Gagal Jantung

Tujuan dari penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah untuk

mengurangi tanda dan gejala gagal jantung, menurunkan angka rehospitalisasi,

serta meningkatkan usia harapan hidup. Penatalaksanaan secara menyeluruh pada

gagal jantung meliputi intervensi non-farmakologi, terapi farmakologis, serta

pemasangan alat pada jantung. (McMurray et al., 2012; Yancy et al., 2013).

2.5.1 Terapi non-farmakologis

Intervensi non-farmakologis pada pasien gagal jantung meliputi edukasi,

dukungan sosial, restriksi garam, dan latihan fisik. Pasien dengan gagal jantung

harus mendapatkan edukasi yang spesifik tentang bagaimana cara agar dapat

memonitor gejala gagal jantung, menjaga fluktuasi berat badan, membatasi

konsumsi garam, meminum obat sesuai yang diresepkan, dan menjaga agar tetap

menjalankan aktifitas fisik. (McMurray et al., 2012; Yancy et al., 2013).

2.5.2 Terapi farmakologis

Terapi farmakologis standar pada pasien gagal jantung kronis, diantaranya

adalah pemberian Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), Angiotensin

Receptor Blocker (ARB), Beta Blocker, diuretik, Aldosterone Receptor

Antagonists, digitalis, dan Ivabradine. (McMurray et al., 2012; Yancy et al.,

2013). Pemberian Ivabradine disarankan oleh ESC pada pasien dengan EF ≤ 35%

yang masih berada pada NYHA II-IV, dengan nadi masih ≥ 70x/m, setelah

pemberian Beta Blocker. (McMurray et al., 2012).

1.) Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

Pada kondisi gagal jantung akan terjadi mekanisme kompensasi tubuh

salah satunya adalah aktivasi Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS). ACE-

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 41: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

21

I menghambat konversi dari angiotensin I menjadi angiotensin II. Pada gagal

jantung, obat ini dapat mencegah terjadinya remodelling, menghambat perluasan

kerusakan dari miokardium serta menurunkan afterload. ACEI harus diberikan

pada semua pasien gagal jantung HFrEF agar dapat, kecuali jika didapatkan

kontraindikasi. Kontraindikasi pemberian ACEI antara lain adalah adanya riwayat

angioedema, stenosis renal bilateral, kadar kalium serum >5,0 mmol/L, serum

kreatinin >2,5 mg/dL, dan stenosis aorta berat. (McMurray et al., 2012; Yancy et

al., 2013).

2). Diuretik

Diuretik direkomendasikan pada pasien dengan HFrEF yang didapatkan

bukti adanya retensi cairan, agar memperbaiki gejala gagal jantung, kecuali jika

didapatkan kontraindikasi. Tujuan dari pemberian diuretik adalah untuk

mencapai status euvolemia (kering dan hangat), dengan dosis yang serendah

mungkin, yaitu harus diatur sesuai kebutuhan pasien, untuk menghindari

dehidrasi atau reistensi. (McMurray et al., 2012; Yancy et al., 2013).

3). Aldosterone Receptor Antagonists

Aldosterone receptor antagonists atau mineralocorticoid receptor

antagonists telah direkomendasikan pada pasien dengan NYHA kelas II–IV, yang

memiliki ≤ 35%, kecuali terdapat kontraindikasi. Pemberian aldosterone receptor

antagonists dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pada pasien gagal

jantung. Pada pasien dengan NYHA kelas II, harus memiliki riwayat rawat inap

oleh karena penyakit jantung sebelumnya, atau peningkatan kadar plasma

natriuretic peptide. Serum kreatinin harus ≤2.5 mg/dL pada laki-laki, dan ≤ 2.0

mg/dL pada perempuan, atau estimasi glomerular filtration rate >30 mL/min/1.73

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 42: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

22

m2, dan kadar kalium darah ≤ 5.0 mEq/L.. (McMurray et al., 2012; Yancy et al.,

2013).

4). Beta blocker

Pemberian salah satu dari 3 jenis beta blocker, yaitu (eg, bisoprolol,

carvedilol, dan sustained release metoprolol succinate) terbukti mampu

menurunkan morbiditas dan mortalitas, serta direkomendasikan pada semua

pasien dengan HFrEF, kecuali terdapat kontraindikasi. Kontraindikasi pemberian

beta blocker, antara lain adalah adanya asma, blok atrioventrikular derajat 2 dan 3,

sick sinus syndrome (tanpa pacu jantung permanen), dan sinus bradikardia (nadi

<50 x/menit). (McMurray et al., 2012; Yancy et al., 2013).

5). Angiotensin Receptor Blocker (ARB)

ARB menghambat RAAS melalui dua jalur, jalur ACEI dan dengan

memblokade reseptor angiotensin I. Meskipun ARB tidak memeiliki efek

peningkatan bradikinin, prostaglandin, dan nitrit oxide (NO) di jaringan jantung.

ARB direkomendasikan pada pasien dengan HFrEF dengan riwayat gejala atau

saat ini, dimana didapatkan intoleransi terhadap pemberian ACEI, kecuali terdapat

kontraindikasi, untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas. (McMurray et al.,

2012; Yancy et al., 2013).

6). Hydralazine dan Isosorbide Dinitrate (H-ISDN)

AHA merekomendasikan penberian terapi kombinasi dari hydralazine dan

isosorbide dinitrate untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas pada pasien

HFrEF, kelompok African Americans dengan NYHA class III–IV, yang telah

mendapatkan terapi optimal yaitu ACEI dan beta blocker, kecuali didapatkan

kontraindikasi. Kontraindikasi pemberian kombinasi H-ISDN adalah adanya

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 43: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

23

hipotensi simtomatik, sindroma lupus, dan gagal ginjal berat. (McMurray et al.,

2012; Yancy et al., 2013).

7). Digoksin

Pada pasien gagal jantung dengan fibrilasi atrial, digoksin dapat

digunakan untuk memperlambat laju ventrikel yang cepat, walaupun obat lain

(seperti penyekat beta) lebih diutamakan. Pada pasien gagal jantung simtomatik,

ESC merekomendasikan untuk mempertimbangkan pemberian digoksin pada

pasien dengan EF ≤45%, dan irama sinus yang tidak dapat mentoleransi

pemberian beta-blocker, akan tetapi pasien juga harus mendapatkan terapi ACEI

(atau ARB) dan aldosterone receptor antagonists. (McMurray et al., 2012; Yancy

et al., 2013).

2.5.3 Terapi alat non-bedah

Sampai saat ini, pemasangan implantable cardioverter defibrillator (ICD)

direkomendasikan pada gagal jantung lanjut (advanced heart failure) simtomatik,

yang sudah mendapatkan terapi farmakologis gagal jantung secara optimal.

Pemasangan ICD diindikasikan sebagai pencegahan sekunder pada pasien yang

pernah mengalami henti jantung, atau pasien dengan aritmia ventrikular yang

bergejala, tanpa melihat EF, dan memiliki usia harapan hidup 1 tahun atau lebih,

sedangkan pada pasien gagal jantung dengan EF ≤35%, NYHA kelas II-III yang

memiliki usia harapan hidup di atas 1 tahun, ICD merupakan pencegahan primer,

untuk menurunkan risiko terjadinya kematian jantung mendadak. (McMurray et

al., 2012; Yancy et al., 2013).

Pemasangan alat cardiac resynchronization therapy defibrillator (CRT-D)

atau cardiac resynchronization therapy pacemaker (CRT-P) direkomendasikan

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 44: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

24

pada pasien gagal jantung yang memiliki EF ≤35%, dengan gambaran ekg irama

sinus, dan durasi QRS ≥120 ms, morfologi QRS blok cabang berkas kiri atau left

bundle branch block (LBBB), yang diharapkan memiliki usia harapan hidup lebih

dari satu tahun, dengan status fungsional yang baik. (Yancy et al., 2013).

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perburukan Gagal Jantung

Setelah diagnosis gagal jantung ditegakkan, dengan berjalannya waktu

akan terjadi progresifitas penyakit gagal jantung. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi perburukan gagal jantung antara lain meliputi faktor klinis, faktor

komorbid, dan adanya terapi baik farmakologis ataupun non farmakologis yang

suboptimal.

Faktor klinis yang dapat berpengaruh pada perburukan gagal jantung

diantaranya adalah usia, fungsi sistolik ventrikel kiri yang sering dievaluasi

dengan EF, kelas dari NYHA, dan etiologi gagal jantung karena penyakit jantung

iskemik. Prevalensi gagal jantung meningkat hingga ≥10% pada pasien dengan

usia ≥70 tahun. (McMurray, et al., 2012). Pada kelompok usia lanjut sering

didapatkan compliance yang buruk terhadap terapi farmakologis maupun diet, hal

ini berkontribusi sebesar dua pertiga kejadian eksaserbasi gagal jantung, selain itu

adanya cardiovascular reserve yang terbatas, membuat gagal jantung pada usia

lanjut mudah terpicu oleh berbagai kondisi non-kardiak, seperti pneumonia dan

eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronis. (Abdelhafiz AH, 2002). Menurunnya

fungsi sistolik ventrikel kiri akan menyebabkan penurunan CO dan aktifasi sistem

neurohormonal dan selanjutnya akan memperburuk gagal jantung, dan kelas

NYHA akan bertambah. Etiologi iskemik juga berhubungan dengan prognosis

yang lebih buruk pada pasien gagal jantung, hal ini dapat dikarenakan iskemia

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 45: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

25

pada miokard mempunyai peranan penting terjadinya remodeling pada jantung,

suatu proses yang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk dan ukuran

jantung secara progresif, dan menyebabkan disfungsi ventrikel kiri, serta

perburukan gagal jantung. (Remme WJ. 2000).

Faktor – faktor komorbid pada gagal jantung yang paling sering dijumpai

antara lain adalah gangguan fungsi ginjal, anemia, diabetes melitus dan

hiperurisemia. Gangguan fungsi ginjal banyak ditemukan pada pasien gagal

jantung. Anemia, hiperkalemia, kadar albumin yang rendah, penggunaan obat

golongan ACEI, ARB, aldosterone antagonists, dan diuretik merupakan kondisi

yang berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal. Interaksi yang terjadi antara

ginjal dan jantung sering dikenal dengan sindroma kardiorenal, interaksi kedua

organ tersebut sangat kuat pada pasien dengan gagal jantung. Kondisi ini tidak

hanya disebabkan oleh karena penurunan CO, tetapi juga karena aktivasi dari

sistem renin angiotensin aldosteron, ketidakseimbangan antara nitric oxide dan

reactive oxygen species, inflamasi, anemia, dan peningkatan sistem saraf simpatis.

(Shiba et al., 2011).

Potensi mekanisme yang menghubungkan anemia dengan risiko

perburukan pada gagal jantung mungkin terkait dengan peningkatan beban kerja

miokard, perubahan struktur jantung, serta gangguan aktivasi respon

neurohormonal. (Anand IS, 2008). Diabetes mellitus dapat memicu atau

memperburuk gagal jantung akibat akumulasi dari advanced glycation end

products, stres oksidatif, kerusakan gangguan fungsi inflamasi, penurunan

kalsium intraseluler, perubahan ekspresi microRNAs, serta progresifitas

aterosklerosis dan penyakit arteri koroner. (Tousoulis et al., 2014).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 46: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

26

Pada pasien dengan gagal jantung kronis, konsentrasi asam urat darah

berhubungan dengan aktivitas dari superoxide dismutase dan vasodilatasi-

endothelium-dependent yang lebih besar. Patofisiologi lain yang menjelaskan

hubungan antara hiperurisemia dan gagal jantung mungkin melalui terjadinya

proses inflamasi. (Krishnan E, 2009).

2.7 Skor Seattle Heart Failure Model (SHFM)

Banyak variabel yang dapat memberikan informasi prognostik pada pasien

gagal jantung kronis. Sebagian besar variabel tersebut dapat diperoleh dari data

yang tersedia seperti usia, etiologi, kelas NYHA, EF, faktor komorbiditas yaitu

disfungsi ginjal, diabetes, anemia, hyperuricemia), dan konsentrasi plasma peptida

natriuretik. Berbagai variabel ini dapat berubah dari waktu ke waktu, seperti

halnya prognosis pada pasien. Penilaian prognosis sangat penting bagi klinisi

dalam pengambilan keputusan terapi (pertimbangan pemasangan alat ICD/CRT),

ataupun operasi (termasuk transplantasi jantung) dan ketika melakukan konseling

dengan pasien. Penggunaan skor risiko multivariabel yang sudah tervalidasi untuk

estimasi risiko mortalitas pada pasien gagal jantung telah direkomendasikan oleh

ACCF/AHA tahun 2013 (kelas IIA; Level of Evidence: B). SHFM merupakan

salah satu skor yang sudah tervalidasi dengan baik dan tersedia dalam aplikasi

interaktif di internet, yang menyediakan informasi tentang risiko mortalitas pada

pasien gagal jantung dengan disfungsi sistolik rawat jalan. (McMurray et al.,

2012; Yancy et al., 2013).

SHFM adalah alat atau tool penilaian risiko multimarker yang sudah

tervalidasi, dan dikembangkan untuk memprediksi prognosis pada pasien dengan

gagal jantung kronis, yang berasal dari cohort 1125 pasien gagal jantung dan

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 47: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

27

divalidasi secara prospektif oleh lima cohort tambahan dengan jumlah 9.942

pasien gagal jantung rawat jalan. SHFM memberikan estimasi tingkat

kelangsungan hidup atau survival rate dalam 1-, 2-, dan 5 tahun, serta harapan

hidup dengan menggunakan data klinis, laboratorium dan terapi (farmakologis

dan alat) yang diperoleh dari pemeriksaan yang biasa dilakukan pada pasien gagal

jantung (Gambar 2.4). (Gorodeski et al., 2010; Levy W et al., 2006; McMurray et

al., 2012).

Akurasi SHFM sangatlah baik, dengan angka estimasi survival rate

dibandingkan yang sebenarnya adalah 73.4% versus 74.3%. Skor SHFM berasal

dari data dasar atau database penelitian Prospective Randomized Amlodipine

Survival Evaluation (PRAISE1). PRAISE1 adalah suatu studi random pemberian

amlodipin dibadingkan placebo pada 1153 pasien di Amerika dan Kanada, dengan

EF< 30% dan New York Heart Association (NYHA) kelas III dan IV. Data ini

kemudian divalidasi secara prospektif oleh 5 database tambahan dari penelitian

Evaluation of Losartan in the Elderly (ELITE2), Valsartan Heart Failure Trial

(Val-HeFT), University of Washington (UW), Randomized Enbrel North

American Strategy to Study Antagonism of Cytokines (RENAISSANCE), dan

Italian Heart Failure Registry (INCHF). Validasi cohort yang dilakukan antara

lain adalah pasien berasal dari berbagai negara (46 negara), rentang usia (14-100

tahun), EF (1% sampai 75%), dan gejala gagal jantung (NYHA kelas I sampai

IV). (Ketchum E et al., 2011; Levy W et al., 2006; Tavazzi L et al., 2013).

Skor SHFM menunjukkan bahwa kelas NYHA, etiologi iskemik, dosis

diuretik, EF, tekanan darah sistolik, kadar natrium, hemoglobin, persen limfosit,

asam urat, dan kolesterol darah masing-masing merupakan prediktor yang

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 48: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

28

independen, sedangkan fungsi ginjal bukan merupakan prediktor yang

independen. Beberapa variabel dalam SHFM dapat menggambarkan beberapa

kekuatan prognostik neurohormon dan sitokin, contohnya tekanan darah dan

kadar natrium (berkaitan dengan norepinefrin dan renin), dosis diuretik (terkait

dengan renin), serta kadar kolesterol, asam urat, persen limfosit, dan hemoglobin

(terkait dengan tumor necrosis factor). Pemeriksaan kadar BNP, VO2 max, dan

penanda inflamasi yang lain mungkin dapat menambah kekuatan prognostik dari

skor ini, namun masih diperlukan penelitian yang lebih lanjut. (Ketchum E et al.,

2011; Levy W et al., 2006).

Skor SHFM juga memasukkan penggunaan obat-obatan dan alat

(ICD/CRT) dalam memprediksi terjadinya perubahan kelangsungan hidup atau

survival. SHFM dapat digunakan sebagai media dalam memberikan edukasi pada

pasien tentang manfaat pemberian obat terhadap survival, menilai pasien untuk

kandidat transplantasi jantung, konseling pasien dengan terapi paliatif, dan

memilih pasien mana yang memerlukan pemasangan alat (ICD/CRT). (Gorodeski

et al., 2010; Levy W et al., 2006).

Bukti yang ada pada akhir-akhir ini menunjukkan bahwa klinisi yang

mendiskusikan tentang profil risiko dan efek dari terapi yang terdapat pada SHFM

dengan pasien mereka, menghasilkan eskalasi terhadap pemberian baik terapi

farmakologis maupun pemasangan alat (device based therapy) sebesar 82% pada

populasi pasien yang diamati. (Ketchum E et al., 2011).

Skor SHFM memungkinkan prediksi kelangsungan hidup pasien gagal

jantung dengan menggunakan karakteristik klinis yang mudah diperoleh. SHFM

dapat membantu dokter dan pasien dalam hal estimasi prognosis, meningkatkan

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 49: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

29

kepatuhan pasien, dan meningkatkan penggunaan obat-obatan dan alat yang dapat

menyelamatkan jiwa. (Zafrir B et al., 2012; Levy W et al., 2006). SHFM terbukti

dapat sebagai prediktor terhadap terjadinya mortalitas dalam satu tahun pada

pasien dengan gagal jantung di Pakistan. (Hussain S et al., 2014).

Honold J et al. melakukan peneletian kohort pada 155 pasien gagal

jantung kronis rawat jalan, dengan etiologi penyakit jantung iskemik, yang telah

mendapatkan terapi optimal termasuk aplikasi sel progenitor intrakoroner.

Penelitian yang dilakukan yaitu membandingkan antara SHFM dengan nilai

cardio-pulmonary exercise testing (CPET) sebagai prognostik terhadap all cause

mortality. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa SHFM memiliki

kekuatan prognostik yang lebih superior jika dibandingkan dengan CPET.

(Honold J et al., 2013).

Gambar 2.4 Skor Seattle Heart Failure Model (SHFM). SHFM diterapkan dalam program interaktif untuk menghitung estimasi tingkat kelangsungan hidup pada 1-, 2-, dan 5-tahun dan manfaat dari menambah terapi dan atau pemasangan alat pada pasien gagal jantung. ACE-I: ACE inhibitor; ARB: angiotensin receptor blocker; HCTZ: hydrochlorothiazide; Hgb: hemoglobin; dan BiV: biventricular. (Levy W et al., 2006).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 50: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

30

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian

Keterangan : : Variabel utama yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel prakondisi

Disfungsi sistolik ( GLS Ventrikel Kiri ↓ ) Disfungsi sistolik dan diastolik ( Tei Index ↑ )

Gagal Jantung

Injuri miokard

Cardiac Output menurun

- Sistem Renin Angiotensin -Aldosteron meningkat

- Sistem saraf simpatis meningkat

Prognosis gagal jantung memburuk ( Skor SHFM (Seattle Heart Failure Model )

meningkat )

Perburukan gagal jantung

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 51: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

31

3.2 Keterangan Kerangka Konseptual

Berbagai penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, hipertensi,

dan kardiomiopati dapat menyebabkan miokard mengalami injuri. Miokard yang

mengalami injuri ini akan mengakibatkan terjadinya disfungsi sistolik dan

diastolik ventrikel kiri. Disfungsi sistolik ventrikel kiri akan dinilai dengan GLS

yang diukur melalui STE, sedangkan TI digunakan untuk menilai disfungsi

sistolik dan diastolik pada ventrikel kiri. Gangguan fungsi ventrikel kiri akan

menyebabkan terjadinya gagal jantung, kemudian cardiac output akan mengalami

penurunan, dan terjadi perburukan dari gagal jantung. Terjadinya aktivasi dari

beberapa sistem neurohormonal (sistem renin angiotensin, dan sistem saraf

simpatis) juga mengakibatkan perburukan gagal jantung, karena terjadi

remodeling ventrikel dan toksisitas miokard. Pada akhirnya berbagai kondisi

tersebut akan mengakibatkan prognosis pada pasien gagal jantung memburuk.

Prognosis pada pasien gagal jantung kronis dinilai melalui skor SHFM.

3.2 Hipotesis Penelitian

1. Terdapat korelasi yang negatif antara "Global Longitudinal Strain"

(GLS) ventrikel kiri dengan skor "Seattle Heart Failure Model"

(SHFM) pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi

sistolik.

2. Terdapat korelasi yang positif antara ―Tei Index‖ (TI) dengan skor

"Seattle Heart Failure Model" (SHFM) pada pasien gagal jantung

kronis dengan disfungsi sistolik.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 52: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

32

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan menggunakan pendekatan

atau desain cross-sectional.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan Mei

2016. Pengambilan data dilaksanakan di Poliklinik Jantung dan Ruang

Ekokardiografi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah pasien gagal jantung

kronis yang berobat jalan di poliklinik jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

4.3.2 Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

di mana subyek yang dipilih berasal dari populasi terjangkau yang sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi, dan diambil sampai memenuhi besar sampel yang

telah ditetapkan.

Sampel penelitian ini adalah penderita gagal jantung kronis yang berobat

jalan di Poli Jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya mulai bulan Februari 2016 –

Mei 2016 yang memenuhi kriteria pemilihan sampel sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi :

1. Laki-laki maupun perempuan yang berusia 25 - 70 tahun.

2. Telah didiagnosa gagal jantung kronis.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 53: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

33

3. EF ventrikel kiri ≤ 45%.

4. Telah mendapatkan terapi gagal jantung dan mengkonsumsi

setidaknya selama 1 bulan terakhir.

5. Irama sinus (pada pemeriksaan ekg).

6. Bersedia ikut dalam penelitian dengan menandatangani informed

consent.

b. Kriteria eksklusi :

1. Menderita sindroma koroner akut dalam 3 bulan terakhir.

2. Menjalani rawat inap karena gagal jantung dalam kurang dari 1 bulan

terakkhir.

3. Gagal jantung NYHA IV.

4. Penyakit autoimun.

5. Penyakit jantung katup yang berat.

6. Penyakit gagal ginjal kronis stadium V dan atau hemodialisa rutin.

7 Penyakit keganasan.

4.3.3 Perkiraan besar sampel

Besar sampel untuk uji hipotesis untuk koefisien korelasi menggunakan

rumus Fisher’s transformation:

2

n = + 3

Zα + Zβ 0,5 ln [(1+r)/(1-r)]

Keterangan: n = besar sampel Zα = deviasi baku alpha (95%) = 1,96 Zβ = deviasi baku beta (80%) = 0,842 r = koefisien korelasi (dari pustaka) = 0,50

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 54: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

34

Berdasarkan perhitungan tersebut, besar sampel minimal yang akan

digunakan pada penelitian ini adalah 30 orang.

4.4 Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : 1. Global Longitudinal Strain ventrikel

kiri.

2. Tei Index

2. Variabel Tergantung : skor Seattle Heart Failure Model

4.5 Definisi Operasional

1). Gagal Jantung Kronis

Gagal jantung merupakan suatu sindroma klinis yang kompleks yang

muncul karena adanya kelainan baik struktural maupun fungsional dari proses

pengisian ventrikel ataupun memompa darah. Keluhan utama gagal jantung

berupa sesak nafas saat istirahat atau aktifitas, kelelahan, dan kaki bengkak. Tanda

gagal jantung berupa takikardi, frekuensi nafas yang cepat, ronkhi basal, efusi

pleura, peningkatan tekanan vena jugularis, edema perifer, dan hepatomegali. Dari

pemeriksaan penunjang dapat didapatkan adanya bukti kelainan struktural atau

fungsional jantung, yaitu adanya kardiomegali, abnormalitas ekokardiografi, suara

jantung ke tiga, bising jantung, dan peningkatan kadar peptida natriuretik.

Berdasarkan klasifikasi fungsional New York Heart Association (NYHA): (1)

Kelas I, tidak terdapat limitasi dalam melakukan aktivitas fisik. (2) Kelas II,

terdapat limitasi aktivitas ringan. (3) Kelas III, terdapat limitasi aktivitas

bermakna. (4) Kelas IV, tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan. Pada

penelitian ini gagal jantung kronik didefinisikan apabila pasien sudah didiagnosa

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 55: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

35

sebagai gagal jantung dan sudah kontrol dan meminum obat dari poli jantung

setidaknya selama 1 bulan.

2). Gagal Jantung dengan disfungsi sistolik

Gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang menurun didefinisikan sebagai

gagal jantung di mana pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan bukti adanya

penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri, yaitu EF ≤ 45%.

3). Fraksi ejeksi ventrikel kiri

Fraksi ejeksi ventrikel kiri merupakan persentase dari volume akhir

diastolik ventrikel kiri yang diejeksikan saat sistolik yang diukur pada penderita

dengan rumus sebagai berikut : . (Keterangan : EF, Ejection

Fraction; EDV, End Diastolic Volume; ESV, End Systolic Volume). Metode yang

dipakai adalah Simpson dan Teicholz. Skala data berupa rasio dengan satuan

persentase (%).

Skala data : interval.

4). Global Longitudinal Strain (GLS)

GLS adalah pengukuran tanpa dimensi yang menggambarkan derajat

deformasi dinding miokard, yaitu derajat perubahan ukuran unit kontraktil

miokard. GLS diekspresikan dengan persentase atau fraksi. Skala data berupa

rasio. GLS diukur otomatis dengan mereratakan seluruh nilai Peak Systolic

Longitudinal Strain. GLS menggunakan nilai cutoff –17.9%.

Skala data : interval.

5). Tei Index (TI) atau Myocardial Performance Index (MPI)

TI adalah pengukuran fungsi ventrikel secara global, baik sistolik maupun

diastolik. Pada penelitian ini TI dinilai dengan menggunakan modalitas pulse

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 56: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

36

waved Doppler, dengan sample volume diletakkan pada pertemuan kedua katup

mitral. TI atau MPI menggabungkan tiga interval waktu dasar yaitu: waktu ejeksi

atau ejection time (ET); waktu kontraksi isovolumetrik atau isovolumetric

contraction time (ICT), dan waktu relaksasi isovolumetrik atau isovolumetric

relaxation time (IRT). Dari nilai-nilai ini, TI atau MPI dapat dihitung dengan

rumus berikut: MPI = (ICT + IRT) / ET.

Skala data : interval.

6). Skor Seattle Heart Failure Model (SHFM)

Skor SHFM merupakan skor prognosis gagal jantung. Skor ini dapat

digunakan untuk menghitung prediksi mortalitas pasien gagal jantung pada 1, 2,

dan 5 tahun. Skor SHFM diperuntukkan pada pasien gagal jantung rawat jalan

terutama dengan disfungsi sistolik.

Skala data : interval.

4.6 Instrumen Penelitian

1). Mesin Ekokardiografi

Mesin ekokardiografi yang digunakan pada penelitian ini adalah GE

Medical System Vivid 7 pro class I type CF. Pemeriksaan 2D Speckle Tracking

Echocardiography (2D STE) dilakukan dengan 2D dan AFI (Automated Function

Imaging) menggunakan analisis software (EchoPac versi 11O.x.x, GE Medical

Systems, 2010) untuk mengukur peak systolic longitudinal strain (PSLS)

ventrikel kiri pada LV model 16 segmen.

Ekokardiografi dilakukan, dan ejeksi fraksi diukur dengan metode

Teicholz dan Modified Simpson‘s Biplane. Lalu analisis offline dilakukan pada

citra 2D (apical long axis, apical 2 - dan 4 - chamber) yang telah disimpan dengan

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 57: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

37

frame rate berkisar 54 - 70 bps. Untuk setiap gambar dihitung peak systolic

longitudinal strain (PSLS) per segmen dan dirata-ratakan. Selanjutnya secara

otomatis dihitung nilai rerata dari ketiga nilai tersebut, sehinggga didapatkan nilai

(GLS). Peningkatan nilai absolut dari GLS dihubungkan dengan fungsi ventrikel

kiri yang lebih baik. TI diukur dengan menggunakan pulsed wave doppler, dengan

cara menempatkan sample volume pada ujung dari kedua katup mitral, dan

diambil pada lapang pandang apical 4-chamber.

2). Aplikasi Seattle Heart Failure Model (SHFM) calculator

Prediksi mortalitas selama 1, 2, dan 5 tahun dihitung dengan

menggunakan aplikasi SHFM calculator Windows version. Pada SHFM ada

berbagai macam variabel yang dinilai, antara lain adalah : usia, fraksi ejeksi

ventrikel kiri, New York Heart Association class, tekanan darah sistolik, dosis

diuretik yang digunakan, nilai limfosit, kadar hemoglobin, kadar natrium serum,

nilai kolesterol total, dan asam urat darah. Selain itu juga dinilai jenis kelamin,

ada tidaknya ischemic cardiomyopathy, QRS>120 ms, penggunaan β-blockers,

angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACE-I), angiotensin receptor blockers

(ARB), potassium-sparing diuretic, statin, dan allopurinol, serta penggunaan ICD

atau cardiac resynchronization therapy (CRT). Setelah semua variabel data diisi,

aplikasi ini akan secara otomatis menghitung persamaan faktor risiko tiap-tiap

pasien, dan akan didapatkan nilai prediksi mortality rate selama 1, 2, dan 5 tahun,

serta prediksi rata-rata usia harapan hidup masing-masing penderita.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 58: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

38

3). Tensimeter air raksa

Setiap pasien dilakukan pengukuran tekanan darah pada saat istirahat,

dalam posisi duduk dengan menggunakan alat tensimeter air raksa yang ada di

poli jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

4). Mesin Elektrokardiografi (EKG)

Setiap pasien dilakukan pemeriksaan rekam jantung 12 lead dengan

menggunakan mesin elektrokardiografi yang ada di poli jantung RSUD Dr.

Soetomo Surabaya. Dilakukan interpretasi bacaan ekg, dan dilakukan pengukuran

QRS kompleks. Data yang diperoleh digunakan untuk pengisian aplikasi SHFM

calculator.

5). Kartu kontrol poli jantung

Data dari kartu kontrol poli jantung termasuk diagnosis, terapi pasien,

hasil ekokardiografi lama, dicatat untuk keperluan pengisian data pada SHFM

calculator. Dilakukan anamnesis tentang kepatuhan minum obat.

6). Pemeriksaan laboratorium (Darah lengkap, profil lipid, serum

elektrolit, dan asam urat)

Setiap pasien dilakukan pencatatan data hasil laboratorium darah lengkap,

profil lipid, serum elektrolit, dan asam urat untuk keperluan pengisian data pada

SHFM calculator. Apabila pasien belum memiliki data tersebut, atau hasil

pemeriksaan sudah lebih dari 1 bulan, maka dilakukan pengulangan pemeriksaan

laboratorium di Gedung Diagnostik Center RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 59: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

39

4.7. Alur Penelitian

Gambar 4.1. Alur Penelitian

4.8. Pengolahan dan Analisis Data

Data dikumpulkan, kemudian dikelola dengan statistika deskriptif, dan

disajikan dalam bentuk paparan, tabel dan diagram. Analisis data menggunakan

statistika inferensial untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara variabel

dengan perangkat program SPSS. Hubungan antara nilai GLS ventrikel kiri dan TI

dengan skor SHFM ditentukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson product

Penderita dengan gagal jantung kronis yang datang berobat ke

poliklinik jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Anamnesa, pemeriksaan fisik, pengukuran tekanan darah, EKG, dan pemeriksaan laboratorium rutin.

Kriteria inklusi dan ekslusi

Information for consent dan Informed consent

Wawancara serta pengisian data SHFM calculator

Penyajian Hasil Penelitian

Pengolahan dan analisis Data

Pemeriksaan GLS ventrikel kiri dan TI

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 60: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

40

moment untuk sebaran data yang normal atau Spearman rank untuk sebaran data

yang tidak normal. Hasil dikatakan signifikan jika nilai p< 0.05.

4.9 Ethical clearance

Peneliti akan mengajukan persetujuan dari komisi etik RSUD Dr. Soetomo

Surabaya sebelum penelitian berlangsung. Pernyataan persetujuan keikutsertaan

pasien dinyatakan dalam bentuk penandatanganan lembar informed consent oleh

pasien atau keluarga. Tidak ada biaya yang dibebankan kepada pasien maupun

keluarganya terkait dengan penelitian ini. Data identitas dan hasil pemeriksaan

pasien yang didapat selama penelitian akan dirahasiakan dari pihak yang tidak

berkepentingan.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 61: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

41

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Jantung dan Ruang Ekokardiografi

RSUD Dr. Soetomo Surabaya, mulai bulan Februari - Mei 2016, dengan

menggunakan purposive sampling, didapatkan jumlah subjek 30 orang pasien

gagal jantung yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Seluruh sampel

merupakan pasien gagal jantung kronis yang berobat jalan di poliklinik jantung

RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan bersedia ikut serta dalam penelitian dengan

menandatangani informed consent. Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD Dr.

Soetomo Surabaya telah menyetujui dan menyatakan laik etik untuk penelitian ini.

Masing-masing subjek dilakukan pemeriksaan ekokardiografi standar, dan

dilakukan penghitungan Global Longitudinal Strain (GLS) ventrikel kiri dan Tei

Index (TI), serta dihitung skor SHFM saat pasien kontrol di Poli Jantung atau

sesuai dengan perjanjian. Data karakteristik sampel meliputi jenis kelamin, umur,

faktor risiko, diagnosis penyakit, dan jenis terapi.

Subjek yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang, 22

orang laki-laki (73,3%) dan 8 orang perempuan (26,7%). Usia subjek termuda 41

tahun dan subjek tertua 75 tahun. Jumlah subjek terbanyak menurut kategori usia

adalah 50-59 tahun sebanyak 12 orang (40%), diikuti 60-69 tahun sebanyak 11

orang (36,7%), kemudian 40-49 tahun sebanyak 5 orang (16,7%), dan terakhir 70-

79 tahun sebanyak 2 orang (6,7%). Komorbid yang dijumpai paling banyak

adalah dislipidemia 22 orang (73,3%), selanjutnya hipertensi dan diabetes

memiliki jumlah yang sama yaitu didapatkan pada 13 orang (43,3%), merokok di-

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 62: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

42

Tabel 5.1 Karakteristik Klinis dan Ekokardiografi Subyek Penelitian

Variabel N(%) Mean(SD)

Gambaran Klinis, n(%) Usia (tahun) 40-49 5 (16,7) 50-59 12 (40) 60-69 11 (36,7) 58 ± 8,12 70-79 2 (6,7) Jenis Kelamin Laki-laki 22 (73,3)

Perempuan 8 (26,7)

Komorbid Dislipidemia 22 (73,3) Hipertensi 13 (43,3) Diabetes 13 (43,3) Merokok 12 (40) Renal insufisiensi 9 (30)

Obesitas (BMI>30) 1 (3,3)

Etiologi HF Iskemik 27 (90)

Lainnya 3 (10)

Terapi Obat ACEI/ARB 27 (90) Beta Blocker 24 (80) Spironolakton 18 (60) Furosemid 19 (63,3) Calcium Blocker 1 (3,3) Statin 25 (83,3) Digoxin 2 (6,7) NYHA Kelas I 1 (3,3) Kelas II 24 (80) Kelas III 5 (16,7) Ekokardiografi Fungsi ventrikel kiri EF (%), mean (SD) 36,2 (8,5) Fungsi diastolik, n(%) Abnormal relaksasi 17 (56,7) Preudonormal 5 (16,7) Restriktif filling 8 (26,7)

dapatkan pada 12 orang (40%), renal insufisiensi 9 orang (30%), dan terakhir

obesitas (BMI>30) hanya didapatkan pada 1 orang (3,3%). Etiologi gagal jantung

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 63: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

43

yang paling banyak adalah adanya penyakit jantung koroner atau iskemik yaitu

pada 27 orang (90%), dan selain iskemik yaitu kardiomiopati dilatatif didapatkan

sebanyak 3 orang (10%). Kemudian terapi medikamentosa yang paling banyak

diberikan pada pasien adalah obat golongan ACEI/ARB 27 orang (90%),

kemudian statin (83,3%), beta blocker 24 orang (80%). Pemberian diuretik

hampir sama antara furosemid 18 orang (60%), dengan spironolakton 19 orang

(63,3%). Golongan obat yang paling sedikit diberikan adalah digoksin 2 orang

(6,7%), dan calcium blocker 1 orang (3,3%). Derajat gagal jantung pada subjek

dievaluasi berdasarkan NYHA, sebagaian besar subjek mengalami NYHA kelas II

yaitu pada 24 orang (80%), kemudian NYHA kelas III 5 orang (16,7%), dan

NYHA kelas I 1 orang (3,3%). Karakteristik ekokardiografi pada subjek

didapatkan EF paling rendah adalah 19%, dan paling tinggi 45%, dengan rata-rata

EF 36,2% ± 8,5. Fungsi diastolik pada semua subjek didapatkan terganggu, dan

paling banyak didapatkan abnormal relaksasi 17 orang (56,7%), kemudian

restriktif filling 8 orang (26,7%), dan pseudonormal 5 orang (16,7%).

5.2 GLS Ventrikel Kiri Subjek Penelitian

Pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik yang berobat di poli

Jantung RSUD dr. Soetomo Surabaya memiliki nilai GLS ventrikel kiri antara 0 -

-14,7, dengan nilai rerata -8,08 ± 3,98 (Tabel 5.2).

Tabel 5.2 Nilai rerata, simpang baku, minimum dan maksimum GLS ventrikel kiri Rerata Min Maks Simpang baku

GLS Ventrikel Kiri -8,08 0 -14,7 3,98

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 64: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

44

5.3 Tei Index Subjek Penelitian

Pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik yang berobat di poli

Jantung RSUD dr. Soetomo Surabaya memiliki nilai Tei Index antara 0,43 – 0,95,

dengan nilai rerata 0,65 ± 0,14 (Tabel 5.3).

Tabel 5.3 Nilai rerata, simpang baku, minimum dan maksimum Tei Index Rerata Min Maks Simpang baku

Tei Index 0,65 0,43 0,95 0,14

5.4 Skor SHFM Subjek Penelitian

5.4.1 Skor SHFM 1 tahun

Pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik yang berobat di poli

Jantung RSUD dr. Soetomo Surabaya memiliki nilai skor SHFM yang

memprediksi mortalitas pasien selama 1 tahun antara 2% – 48%, dengan nilai

rerata 7,3% ± 8,7 (Tabel 5.4).

Tabel 5.4 Nilai rerata, simpang baku, minimum dan maksimum skor SHFM 1 tahun Rerata Min Maks Simpang baku

SHFM 1 tahun 7,3 2 48 8,7

5.4.2 Skor SHFM 5 tahun

Pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik yang berobat di poli

Jantung RSUD dr. Soetomo Surabaya memiliki nilai skor SHFM yang

memprediksi mortalitas pasien selama 5 tahun antara 8% – 98%, dengan nilai

rerata 29,6% ± 20,4 (Tabel 5.5).

Tabel 5.5 Nilai rerata, simpang baku, minimum dan maksimum skor SHFM 5 tahun Rerata Min Maks Simpang baku

SHFM 5 tahun 29,6 8 98 20,4

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 65: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

45

5.4.3 Skor SHFM Usia Harapan Hidup (mean life expectancy)

Pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik yang berobat di poli

Jantung RSUD dr. Soetomo Surabaya memiliki nilai skor SHFM yang

memprediksi usia harapan hidup antara 1,5 tahun – 18,1 tahun, dengan nilai rerata

10,16 ± 3,94 tahun (Tabel 5.6).

Tabel 5.6 Nilai rerata, simpang baku, minimum dan maksimum skor SHFM usia harapan hidup Rerata Min Maks Simpang baku

Usia harapan hidup 10,16 1,5 18,1 3,94

5.5 Korelasi antara GLS Ventrikel Kiri dengan Skor SHFM

Untuk mengetahui korelasi antara GLS ventrikel kiri dengan skor SHFM

dilakukan uji korelasi secara statistika, yang diawali dengan uji distribusi untuk

mengetahui normalitas sebaran data nilai GLS ventrikel kiri dan skor SHFM

menggunakan 7 uji distribusi.

5.5.1 Korelasi antara GLS Ventrikel Kiri dengan Skor SHFM 1 tahun

Uji korelasi Spearman dilakukan antara GLS ventrikel kiri dengan skor

SHFM 1 tahun, karena salah satu data berdistribusi tidak normal. Hasil uji

korelasi Spearman menunjukkan korelasi bermakna, negatif, dan kuat antara GLS

ventrikel kiri dan skor SHFM 1 tahun dengan p=0,0001 (p<0,05) (Tabel 5.7).

Tabel 5.7 Analisis korelasi antara GLS ventrikel kiri dengan skor SHFM 1 tahun. Mean±SD Min – maks r p*

GLS ventrikel kiri -8,1 3,98 0 - -14,7 -0,676 0,0001

SHFM 1 tahun 7,3±8,69 2 – 48 *Dianalisis dengan Spearman Rho Correlation test

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 66: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

46

5.5.2 Korelasi antara GLS Ventrikel Kiri dengan Skor SHFM 5 tahun

Uji korelasi Pearson dilakukan antara GLS ventrikel kiri dengan skor

SHFM 5 tahun, karena semua data berdistribusi normal. Hasil uji korelasi Pearson

menunjukkan korelasi bermakna, negatif, dan kuat antara GLS ventrikel kiri dan

skor SHFM 5 tahun dengan p=0,0001 (p<0,05) (Tabel 5.8).

Tabel 5.8 Analisis korelasi antara GLS ventrikel kiri dengan skor SHFM 5 tahun

Mean±SD Min - maks r p* GLS ventrikel kiri -8,1 3,98 0 - -14,7

-0,676 0,0001 SHFM 5 tahun 29,6±20,4 8 - 98

*Dianalisis dengan Pearson Rho Correlation test

5.6 Korelasi antara Tei Index dengan Skor SHFM

5.6.1 Korelasi antara Tei Index dengan Skor SHFM 1 tahun

Uji korelasi Spearman dilakukan antara Tei Index dengan skor SHFM 1

tahun, karena salah satu data berdistribusi tidak normal. Hasil uji korelasi

Spearman menunjukkan korelasi bermakna, positif, dan kuat antara Tei Index dan

skor SHFM 1 tahun dengan p=0,0001 (p<0,05) (Tabel 5.9).

Tabel 5.9 Analisis korelasi antara Tei Index dengan skor SHFM 1 tahun

Mean±SD Min - maks r p* Tei Index 0,65 0,14 0,43 – 0,95

0,745 0,0001 SHFM 1 tahun 7,3±8,69 2 - 48

*Dianalisis dengan Spearman Rho Correlation test

5.6.2 Korelasi antara Tei Index dengan Skor SHFM 5 tahun

Uji korelasi Pearson dilakukan antara GLS ventrikel kiri dengan skor

SHFM 5 tahun, karena salah satu data berdistribusi tidak normal. Hasil uji

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 67: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

47

korelasi Pearson menunjukkan korelasi bermakna, positif, dan kuat antara GLS

ventrikel kiri dan skor SHFM 5 tahun dengan p=0,0001 (p<0,05) (Tabel 5.10)

Tabel 5.10 Analisis korelasi antara Tei Index dengan skor SHFM 5 tahun

Mean±SD Min – maks r p* Tei Index 0,65 0,14 0,43 - 0,95

0,738 0,0001 SHFM 5 tahun 29,6±20,4 8 – 98

*Dianalisis dengan Pearson Correlation test

5.7 Korelasi antara GLS Ventrikel Kiri dengan Tei Index dan EF

Pada analisa ini digunakan uji korelasi Pearson karena semua data yang

dianalisa berdistribusi normal. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan korelasi

bermakna, negatif, dan kuat antara GLS ventrikel kiri dengan Tei Index dengan

p=0,0001 (p<0,05) (Tabel 5.11), sedangkan korelasi antara GLS ventrikel kiri

dengan EF didapatkan bermakna, positif, dan kuat dengan p=0,0001 (p<0,05)

(Tabel 5.12).

Tabel 5.11 Analisis korelasi antara GLS ventrikel kiri dengan Tei Index

Mean±SD Min – maks r p* GLS ventrikel kiri -8,1 3,98 0 - -14,7

-0,763 0,0001 Tei Index 0,65 0,14 0,43 – 0,95

*Dianalisis dengan Pearson Rho Correlation test

Tabel 5.12 Analisis korelasi antara GLS ventrikel kiri dengan EF

Mean±SD Min – maks r p* GLS ventrikel kiri -8,1 3,98 0 - -14,7

0,678 0,0001 EF 36,2±8,51 19 – 45

*Dianalisis dengan Pearson Rho Correlation test

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 68: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

48

5.8 Variabilitas Intraobserver dan Interobserver

Penilaian variabilitas intraobserver dan interobserver menggunakan

metode Bland Altman, dengan sejumlah 15 subjek penderita didapatkan

kesesuaian yang cukup baik, baik pada pemeriksaan GLS ventrikel kiri, maupun

TI. Tidak didapat perbedaan bermakna antara intra maupun interobserver (p >

0,05).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 69: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

49

BAB 6

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, berdasarkan hasil ekokardiografi, seluruh pasien gagal

jantung kronis dengan disfungsi sistolik (EF≤45%), juga mengalami disfungsi

diastolik dengan terbanyak adalah disfungsi diastolik grade 1 (abnormal

relaksasi), 17 orang (56,7%), kemudian grade III (restriktif filling) 8 orang

(26,7%), dan grade II (pseudonormal) 5 orang (16,7%). Hal ini sesuai dengan

studi yang dilakukan oleh Rangel pada 54 pasien gagal jantung kronis, dengan

EF≤45% di Portugal, didapatkan sebagian besar pasien juga mengalami disfungsi

diastolik, tetapi rata-rata memiliki disfungsi diastolik grade 3 (restriktif filling)

(Rangel et al., 2014). Sebagian besar pasien gagal jantung kronis pada penelitian

ini adalah adalah laki-laki dengan usia rata-rata 58 tahun, median 58 tahun,

dengan kelompok usia tersering antara 50 hingga 69 tahun (76,7%). Hal ini sesuai

dengan yang dijelaskan oleh Sakata, et al bahwa pada studi ADHERE-AP (Acute

Decompensated Heart Failure National Registry-Asia Pacific) yang dilakukan

pada 10.171 pasien gagal jantung akut, tahun 2006 – 2008, di 8 negara Asia

Pasifik, termasuk Indonesia, didapatkan data bahwa pada umumnya pasien yang

terdapat di Asia Tenggara memiliki usia yang relatif lebih muda (usia median: 53,

60, 61, 67 dan 71 tahun untuk negara Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand dan

Singapura secara berurutan) jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia

Timur (usia median:77 tahun untuk negara Hong Kong dan Taiwan). Sebuah

laporan dari studi di Pakistan terhadap 276 pasien gagal jantung didapatkan usia

rerata 54,4 tahun, lebih muda jika dibandingkan dengan usia rerata di Amerika

Serikat yang diambil dari studi pada 500.000 pasien yaitu 73,1±13,9 tahun dan

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 70: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

50

juga di Jepang yanitu 68,2±12,3 tahun pada studi registri CHART-2 (Chronic

Heart Failure Analysis and Registry-2) yang dilakukan pada 10.219 pasien

(Sakata et al., 2013). Data usia pada penelitian ini juga didapatkan usia rerata

yang lebih muda jika dibandingkan data pada studi Frammingham Heart Study

pada 9.405 pasien gagal jantung di Amerika Serikat, didapatkan usia rerata

70±10,8 tahun (Ho et al., 1993)117. Pasien gagal jantung seringkali memiliki

satu atau lebih faktor komorbid yang menyertai, pada penelitian ini faktor

komorbid yang paling sering dijumpai adalah dislipidemia (73,3%), diikuti

hipertensi (43,3%), diabetes (43,3%) dan merokok (40%). Pada penelitian ini

etiologi gagal jantung sebagian besar adalah adanya kondisi iskemik atau adanya

penyakit jantung koroner (PJK) (90%), dan sebagian kecil disebabkan oleh

kardiomiopati dilatatif (10%). Hal ini yang dapat menjelaskan bahwa prevalensi

laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, karena seperti yang telah diketahui

bahwa pada PJK laki-laki memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perempuan, seperti pada data dari National Health and Nutrition

Examination Survey, tahun 2007–2010, didapatkan prevalensi laki-laki lebih

tinggi dibandingkan perempuan pada semua kelompok umur (Go et al., 2013) .

Faktor komorbid yang dijumpai pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rangel yaitu dislipidemia (79,6%), hipertensi (42,6%), diabetes

(29,6%), dan merokok (35,2%) (Rangel et al., 2014). Karena sebagian besar

etiologi pasien adalah PJK, faktor komorbid pada penelitian ini juga sesuai

dengan faktor risiko terjadinya PJK, yang sesuai dengan studi INTERHEART

yang dilakukan di 52 negara. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa di asia

tenggara, faktor risiko mayor terjadinya PJK terbanyak secara berurutan adalah

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 71: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

51

dislipidemia (68,7%), merokok (39,2%), HT (34,3%) dan DM (19,1%) (Yusuf et

al., 2004).

Secara klinis sebagian besar pasien gagal jantung kronis yang kontrol di

poli Jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada penelitian ini berada pada NYHA

kelas II, 24 orang (80%), hanya ada 5 orang (16,7%) yang berada pada NYHA

kelas III, dan hanya ada 1 orang (3,3%) yang berada pada NYHA kelas I, pasien

ini memiliki EF 44%, dengan gangguan fungsi diastolik grade 1 (abnormal

relaksasi). Data ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Rangel yaitu sebagian besar pasien berada pada NYHA kelas II (59,3%),

namun prevalensi terbanyak berikutnya adalah NYHA kelas I (27,7%). Dan

terakhir NYHA kelas III (13%), berbeda dengan penelitian ini (Rangel et al.,

2014). Kondisi ini mungkin dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari

kondisi pasien pada populasi yang mungkin lebih berat, atau kemungkinan belum

optimalnya terapi yang diberikan pada pasien, dan juga kemungkinan kepatuhan

pasien dalam meminum obat sehari-hari. Diuretik merupakan terapi yang dapat

diberikan untuk mengurangi keluhan pada pasien gagal jantung, pada penelitian

ini didapatkan pemberian loop diuretik (furosemid) yang lebih rendah (63,3%),

jika dibandingan pada penelitian yang dilakukan oleh Rangel (70,4%). Pemberian

aldosteron antagonis pada penelitan ini juga sedikit lebih rendah (60%),

dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Rangel (66,7%). Kedua jenis terapi

utama pada gagal jantung adalah pemberian ACEI atau ARB (jika didapatkan

intoleransi dengan ACEI), dan beta-blocker. Pada penelitian ini jenis obat yang

paling banyak diberikan pada pasien adalah ACEI/ARB (90%), golongan statin

(83,3%) dan beta-blocker (80%), hal ini sedikit berbeda dengan penelitian

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 72: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

52

sebelumnya oleh Rangel, dimana pemberian ACEI/ARB dan beta-blocker sama

besar yaitu 94,4%, sedangkan pemberian statin didapatkan lebih rendah pada

penelitian Rangel yaitu 79,6% (Rangel et al., 2014). Kombinasi antara

ACEI/ARB dengan beta-blocker merupakan terapi utama pada pasien gagal

jantung kronis yang telah disarankan pada Guideline ESC terbaru, tahun 2016

(Ponikowski et al., 2016). Perbedaan pemberian statin dapat dikarenakan pada

penelitian ini sebagian besar etiologi gagal jantung adalah dikarenakan adanya

PJK. Pada penelitian ini tidak ada pasien yang mendapatkan terapi pemasangan

alat baik ICD, maupun CRT-D, berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh

Rangel dimana 20,4% pasien menggunakan ICD, dan 11,1% pasien menggunakan

CRT-D. Karakteristik dasar dari ekokardiografi pada penelitian ini adalah pasien

dengan EF rerata 36,2±8,5%, dengan nilai EF terendah adalah 19%, dan tertinggi

45%, data ini menunjukkan EF rerata yang lebih tinggi jika dibandingkan

penelitian sebelumnya yaitu 27±8,8% (Rangel et al., 2014).

Penilaian prognosis pada penyakit jantung sangat berkaitan dengan fungsi

sistolik ventrikel kiri, yang pada umumnya dinilai dengan EF. Beberapa penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa GLS ventrikel kiri lebih superior dibandingkan

EF baik dalam menilai fungsi ventrikel kiri maupun sebagai prediktor mortalitas

dan kejadian kardiovaskuler (Motoki et al., 2012; Nahum J et al., 2010; Rangel et

al., 2014; Stanton T et al., 2009). Pada penelitian ini didapatkan korelasi

bermakna, positif, dan kuat antara GLS ventrikel kiri dengan EF (r=0,678,

p<0,001). Hasil ini sesuai dengan literatur yang ada (Lang et al., 2015). Penelitian

yang dilakukan oleh Brown pada 62 pasien paska infark, mendapatkan korelasi

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 73: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

53

yang signifikan antara GLS ventrikel kiri dengan EF yang dihitung dengan 3D-

MRI (Magnetic Resonance Imaging) (Brown J et al., 2009).

MPI atau TI merupakan suatu index yang dapat menggambarkan fungsi

ventrikel secara global baik sistolik maupun diastolik, serta mudah untuk

dilakukan, dan tidak terpengaruh dengan denyut jantung, tekanan darah, dan

derajat keparahan regurgitasi katup mitral. Beberapa penelitian juga menyebutkan

bahwa TI dapat memiliki nilai prognostik pada berbagai penyakit jantung

(Sørensen T, et al., 2015). Pada penelitian ini didapatkan nilai rerata TI pada

pasien gagal jantung adalah 0,65 0,14, dengan nilai terendah 0,43 dan nilai

tertinggi 0,95, data dari penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Bruch dan kawan-kawan pada 81 pasien gagal jantung dengan

NYHA kelas ≤ 2, didapatkan hasil nilai rerata TI yaitu 0,60±0,18, selain itu hasil

dari penelitian tersebut menyatakan bahwa nilai TI>0,47 dapat digunakan untuk

mengidentifikasi adanya gagal jantung kongestif dengan sensitifitas 86% dan

spesifisitas 82% (Bruch C et al., 2000).

Pada penelitian ini didapatkan GLS ventrikel kiri berkorelasi bermakna,

negatif dan kuat dengan TI (r = -0,763, p<0,001). Korelasi ini sejalan dengan

penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh Sørensen, pada 1088 pasien diabetes

tipe 1 rawat jalan yang tidak memiliki riwayat sakit jantung sebelumnya

didapatkan GLS secara signifikan berkorelasi dengan TI (p<0,001) (Sørensen T,

et al., 2016).

SHFM merupakan suatu model yang dikembangkan untuk memprediksi

angka mortalitas, ataupun survival pada 1, 2, dan 5 tahun pada pasien gagal

jantung kronis. SHFM terdiri dari berbagai variabel klinis, laboratoris, dan terapi,

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 74: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

54

di mana tiap variabel tersebut memiliki nilai prognostik, dan telah diakui oleh

AHA salah satu skor prediksi pada gagal jantung yang sudah tervalidasi dengan

baik (Yancy et al., 2013, Levy W et al., 2006). Penelitian ini merupakan

penelitian yang pertama kali dilakukan di Indonesia yang mengkorelasikan antara

penanda deformitas miokard (GLS ventrikel kiri) dan interval waktu jantung

(cardiac time interval) (TI) dengan indikator prognostik yang didapat dari suatu

alat penilaian risiko multivariabel (skor SHFM). Pada penelitian ini skor SHFM

yang dipilih untuk dikorelasikan adalah prediksi mortalitas 1 tahun dan 5 tahun

karena mengetahui mortalitas ataupun survival selama 1 tahun, penting dalam

praktis klinis untuk pertimbangan dalam menentukan kandidat pasien yang laik

mendapatkan terapi lebih lanjut seperti pemasangan ICD/CRT-D, ataupu

menentukan kandidat transplantasi jantung. Prediksi mortalitas 5 tahun digunakan

untuk menilai prediksi mortalitas dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga

dapat digunakan saat edukasi dan menjelaskan status penyakit pada pasien. Pada

penelitian ini didapatkan korelasi yang bermakna, negatif, dan kuat antara GLS

ventrikel kiri dan skor SHFM mortalitas 1 tahun, dan 5 tahun dengan keduanya

memiliki nilai yang sama, dengan r = -0,676, p<0,001. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rangel pada 54 pasien gagal jantung

kronis dengan disfungsi sistolik (EF≤45%), didapatkan korelasi yang signifikan

antara GLS ventrikel kiri dengan skor SHFM yang mengestimasi nilai usia

harapan hidup (r=−0,41, p=0,002) (Rangel et al., 2014). Hasil dari penelitian ini

juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sengeløv dan kawan-kawan,

yaitu studi kohort terhadap 1.065 pasien dengan HFrEF rawat jalan, dengan masa

pengamatan 22-57 bulan, median 40 bulan, dan didapatkan hasil bahwa GLS

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 75: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

55

ventrikel kiri merupakan prediktor mortalitas yang independen, setelah dilakukan

penyesuaian terhadap umur, jenis kelamin, BMI, kolesterol total, mean arterial

pressure, frekwensi denyut jantung, ischemic cardiomyopathy, percutaneous

transluminal coronary angioplasty, coronary artery bypass graft surgery,

noninsulin dependent diabetes mellitus, dan parameter ekokardiografi

konvensional (hazard ratio (HR) : 1,15, 95% confidence interval (CI)), terutama

pada pasien laki-laki, dan irama jantung tidak AF (Sengeløv et al., 2015).

Pada penelitian ini, didapatkan hasil korelasi bermakna, positif, dan kuat

antara Tei Index dengan skor SHFM 1 tahun (r=0,745, p<0,001), dan skor SHFM

5 tahun (r=0,738, p<0,001). Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama kali

menganalisa korelasi antara TI dengan skor SHFM, yang merupakan skor

prognostik model yang terdiri dari berbagai macam variabel prognostik yang telah

tervalidasi. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang menganalisa korelasi

TI dengan variabel prognostik yang lain seperti EF, BNP, dan NYHA, dan

semuanya didapatkan korelasi yang signifikan (Mikkelsen et al., 2006, Ogunmola

et al., 2013).

Harjai et al., menyelidiki nilai prognostik TI pada pasien gagal jantung

dengan EF <30%, diikuti selama rentang waktu 24 ± 19 bulan, dinilai end point

kematian oleh karena penyebab apapun, serta transplantasi jantung, selama

penelitian berlangsung 28 pasien meninggal (49%) dan 2 pasien (3,5%) menjalani

transplantasi jantung. Sebuah korelasi yang kuat didapatkan antara nilai TI > 1,14

dengan hasil keluaran jangka panjang, dan terbukti independen dari variabel klinis

dan ekokardiografi lainnya yang telah terbukti memiliki nilai prognostik (Harjai et

al., 2002). Sørensen dan kawan-kawan melakukan penelitian pada populasi umum

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 76: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

56

dan mendapatkan hasil bahwa TI merupakan prognostikator yang signifikan

(p<0,05) terhadap kejadian major adverse cardiac event (MACE) (Sørensen T, et

al., 2015).

Beberapa keterbatasan pada penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini

didukung oleh suatu skor prognostik model, dan bukan diikuti secara langsung

(kohort prospektif). Meskipun demikian SHFM merupakan skor prognostik model

yang sudah tervalidasi dengan baik pada pasien gagal jantung kronis, rawat jalan,

berdasarkan pada berbagai macam variabel yang telah diketahui memiliki nilai

prognostik pada pasien gagal jantung. Pada penelitian ini pemeriksaan STE-2D

strain yang dievaluasi hanya longitudinal strain saja, sedangkan radial, dan

circumferential strain tidak dievaluasi. Meskipun demikian beberapa literatur

menyatakan bahwa deformasi longitudinal lebih sensitif dalam menilai fungsi

jantung dibandingkan dengan radial atau circumferential strain (Geyer H et al.,

2010).

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 77: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

57

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Terdapat korelasi yang negatif, bermakna, dan kuat antara "Global

Longitudinal Strain" (GLS) ventrikel kiri dengan skor "Seattle Heart

Failure Model" (SHFM) pada pasien gagal jantung kronis dengan

disfungsi sistolik.

2. Terdapat korelasi yang positif, bermakna, dan kuat antara ―Tei Index‖ (TI)

dengan skor "Seattle Heart Failure Model" (SHFM) pada pasien gagal

jantung kronis dengan disfungsi sistolik.

7.2 Saran

1. Pemeriksaan GLS ventrikel kiri dan TI berpotensi sebagai prognostikator

pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik, akan tetapi

perlu dibuktikan dengan studi kohort prospektif.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan, untuk

mengetahui apakah GLS ventrikel kiri dan TI juga dapat digunakan

sebagai modalitas untuk memonitor terapi pada pasien dengan gagal

jantung kronis.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 78: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

58

DAFTAR PUSTAKA

Abdelhafiz AH. 2002. ‗Heart failure in older people‗. Age and Ageing, 31, pp. 29-36.

Abduch MC, Alencar AM, Mathias W, Vieira M. 2014. ‗Cardiac Mechanics Evaluated by Speckle Tracking Echocardiography‘. Arq Bras Cardiol, 102(4), pp. 403-412.

Ambakederemo T, Uchenna D, Ogunmola J. 2009. ‗Usefulness Of Tei Index In Patients With Heart Failure‘. J Intern Med, 9, pp. 1-8.

Anand IS. 2008. ‗Anemia and Chronic Heart Failure-Implications and Treatment Options‘. J Am Coll Cardiol, 52, pp. 501–11.

Brown J, Jenkins C, Marwick T. 2009. ‗Use of myocardial strain to assess global left ventricular function: a comparison with cardiac magnetic resonance and 3-dimensional echocardiography‘. Am Heart J, 157, pp. 102e1–102e5.

Bruch C, Schmermund A, Marin D, et al. 2000. ‗Tei-Index in patients with mild-to-moderate congestive heart failure‘. European Heart Journal, 21, pp. 1888–1895.

Bui AL, Horwich T, Fonarow G. 2011. ‗Epidemiology and risk profile of heart failure‘. Nat Rev Cardiol, 8(1), pp. 30–41.

Ciampi Q, Villari B. 2007. ‗Role of echocardiography in diagnosis and risk stratification in heart failure with left ventricular systolic dysfunction‘. Cardiovascular Ultrasound, 5(34), pp. 1-12.

Curtis J, Sokol S, Wang Y, et al. 2003. ‗The Association of Left Ventricular Ejection Fraction, Mortality, and Cause of Death in Stable Outpatients With Heart Failure‘. J Am Coll Cardiol, 42, pp. 736 – 42.

Figueroa M, Peters J. 2006. ‗Congestive Heart Failure: Diagnosis, Pathophysiology, Therapy, and Implications for Respiratory Care‘. Respir Care, 51(4), pp. 403-412.

Francis GS, Tang WH. 2003. ‗Pathophysiology of Congestive Heart Failure‘. Rev Cardiovasc Med, 4 (2), pp. S14–S20.

Geyer H, Caracciolo G, Abe H, et al. 2010. ‗Assessment of Myocardial Mechanics Using Speckle Tracking Echocardiography: Fundamentals and Clinical Applications‘. J Am Soc Echocardiogr, 23, pp. 351-69.

Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, et al. 2013. ‗Heart Disease and Stroke Statistics—2013 Update A Report From the American Heart Association‘. Circulation, 127, pp. e6-e245.

Gorodeski E, Chu E, Chow C, Levy W, Hsich E, et al. 2010. ‗Application of the Seattle Heart Failure Model in Ambulatory Patients Presented to an Advanced Heart Failure Therapeutics Committee‘. Circ Heart Fail, 3, pp. 706-714.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 79: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

59

Harjai KJ, Scott L, Vivekananthan K, et al. 2002. ‗The Tei Index: A New Prognostic Index for Patients with Symptomatic Heart Failure‘. J Am Soc Echocardiogr, 15, pp. 864-8.

Honold J, DeRosa S, Spyridopoulos I, Rasokat U, Seeger F, et al. 2013. ‗Comparison of the Seattle Heart Failure Model and Cardiopulmonary Exercise Capacity for Prediction of Death in Patients With Chronic Ischemic Heart Failure and Intracoronary Progenitor Cell Application‘. Clin. Cardiol, 36, 3, pp. 153–159.

Hussain S, Kayani AM, Munir R, Abid I. 2014. ‗Validation of the Seattle Heart Failure Model (SHFM) in Heart Failure Population‘. Journal of the College of Physicians and Surgeons Pakistan, 24 (3), pp. 153-156.

Jackson G, Gibbs CR, Davies MK, Lip GY. 2000. ‗ABC of heart failure: Pathophysiology‘. BMJ, 320, pp. 1-4.

Ketchum E, Levy WC. 2011. ‗Multivariate Risk Scores and Patient Outcomes in Advanced Heart Failure‘. Congest Heart Fail, 17, pp. 205–212.

Khaledian MR, Najafian J. 2005. ‗A Study of the Relationship Between Myocardial Performance Index and Left Ventricular End-Diastolic Pressure in Patients with Left Ventricular Systolic Dysfunction‘. ARYA Journal, 3,pp. 175-177.

Krishnan E. 2009. ‗Hyperuricemia and Incident Heart Failure‘. Circ Heart Fail, 2, pp. 556-562.

Lang RM, Badano LP, MD, Mor-Avi V, et al. 2015. ‗Recommendations for Cardiac Chamber Quantification by Echocardiography in Adults: An Update from the American Society of Echocardiography and the European Association of Cardiovascular Imaging‘. J Am Soc Echocardiogr, 28, pp. 1-39.

Larina VN, Bart BIu, Dergunova EN, Alekhin MN. 2013. ‗Prognostic value of the myocardial performance (Tei) index in patients with chronic heart failure‘. Cardiologiia, 53, 11, pp. 37-44.

Levy W, Mozaffarian D, Linker D, Sutradhar S, Anker S, et al. 2006. ‗The Seattle Heart Failure Model Prediction of Survival in Heart Failure‘. Circulation, 113, pp. 1424-1433.

Longo DL, Fauci A, Kasper D, Hauser S,Jamerson JJ, Loscalzo J. 2012. ‗Harrison;s principle of internal medicine 18th edition. New York: McGraw-Hill company.

McMurray J, Adamopoulos S, Anker S, Auricchio A, Bo¨hm M, et al. 2012. ‗ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2012 The Task Force for the Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic Heart Failure 2012 of the European Society of Cardiology. Developed in collaboration with the Heart Failure Association (HFA) of the ESC‘. European Heart Journal, 33, pp. 1787–1847.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 80: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

60

Mikkelsen KV, Møller JE, Bie P, et al. 2006. ‗Tei index and neurohormonal activation in patients with incident heart failure: Serial changes and prognostic value‘. European Journal of Heart Failure, 8, pp. 599 – 608.

Mondillo S, Galderisi M, Mele D, Cameli M, Lomoriello V, et al. 2011. ‗Speckle-Tracking Echocardiography A New Technique for Assessing Myocardial Function‘. J Ultrasound Med, 30, pp. 71–83.

Motoki H, Borowski A, Shrestha K, Troughton R, Tang W. et al. 2012. ‗Incremental Prognostic Value of Assessing Left Ventricular Myocardial Mechanics in Patients With Chronic Systolic Heart Failure‘. J Am Coll Cardiol, 60, pp. 2074–81.

Nahum J, Bensaid A, Dussault C, Macron L, Cle´mence D, et al. 2010. ‗Impact of Longitudinal Myocardial Deformation on the Prognosis of Chronic Heart Failure Patients‘. Circ Cardiovasc Imaging, 3, pp. 249-256.

Ogunmola OJ, Akintomide AO, Olamoyegun AM. 2013. ‗Relationship between clinically assessed heart failure severity and the Tei index in Nigerian patients‘. BMC Research Notes. 6,488, pp. 1-6.

Ponikowski P, Anker S, Habib K, Cowie M, Force T, et al. 2014. ‗Heart Failure: Preventing Disease and Death Worldwide‘. European Society of Cardiology, pp. 1-39.

Ponikowski P, Voors AA, Anker SD, et al. 2016. ‗2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure‘. European Heart Journal, 37, pp. 2129–2200.

Rangel I, Goncalves A, de Sousaa C, Almeidaa P, Rodrigues J, et al. 2014. ‗Global longitudinal strain as a potential prognostic marker in patients with chronic heart failure and systolic dysfunction‘. Rev Port Cardiol, 33(7-8), pp. 403-409.

Remme WJ. 2000. ‗Overview of the Relationship Between Ischemia and Congestive Heart Failure‘. Clin. Cardiol, 23, pp. 4-8.

Sakata Y, Shimokawa H. 2013. ‗Epidemiology of Heart Failure in Asia‘. Circ J, 77, pp. 2209 – 2217.

Salvo G, Pergola V, Fadel B, Bulbul Z, Caso P. 2015. ‗Strain Echocardiography and Myocardial Mechanics: From Basics to Clinical Applications‘. Journal of Cardiovascular Echography, 25 (1), pp. 1-8.

Sengeløv M, Jørgensen PG, Jensen JS, et al. 2015. ‗Global Longitudinal Strain Is a Superior Predictor of All-Cause Mortality in Heart Failure With Reduced Ejection Fraction‘. JACC: Cardiovasc Imaging, pp.1-9.

Shiba N, Shimokawa H. 2011. ‗Chronic kidney disease and heart failure—–Bidirectional close link and common therapeutic goal‘. Journal of Cardiology, 57, pp. 8—17.

Sørensen T, Mogelvang R, Jensen J. 2015. ‗Prognostic value of cardiac time intervals measured by tissue Doppler imaging M-mode in the general population‘. Heart, 0, pp. 1–7.

Stanton T, Leano R, Marwick T. 2009. ‗Prediction of All-Cause Mortality From Global Longitudinal Speckle Strain Comparison With Ejection Fraction and Wall Motion Scoring‘. Circ Cardiovasc Imaging, 2, pp. 356-364.

Tanaka S, Hayashi T, Kihara Y, et al. 2006. ‗Standard measurement of cardiac function indexes‘. J Med Ultrasonics, 33, pp. 123–127.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 81: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

61

Takigiku K, Takeuchi M, Izumi C, et al. 2012. ‗Normal range of left ventricular 2-dimensional strain, Japanese ultrasound speckle tracking of the left ventricle (JUSTICE) study‘. Circ J, 76, pp. 2623-2632.

Tavazzi L, Senni M, Metra M, Gorini M, Cacciatore G, et al. 2013. ‗Multicenter Prospective Observational Study on Acute and Chronic Heart Failure One-Year Follow-up Results of IN-HF (Italian Network on Heart Failure) Outcome Registry‘. Circ Heart Fail, 6, pp. 473-481.

Tousoulis D, Oikonomou E, Siaos G, et al. 2014. ‗Diabetes Mellitus And Heart Failure‘. European Cardiology Review, 9, pp. 37-42.

Voigt JU, Pedrizzetti G, Lysyansky P, Marwick TH, Houle H, et al. 2015. ‗Definitions for a common standard for 2D speckle tracking echocardiography: consensus document of the EACVI/ASE/Industry task force to standardize deformation imaging‘. J Am Soc Echocardiogr, 28, pp. 183-193.

Yancy C, Jessup M, Bozkurt B, Butler J, Casey D, et al. 2013. ‗2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure A Report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines‘. Circulation, 128, pp. e240-e327.

Yusuf S, Hawkens S, Ounpuun S, Dana T, Avezum A, et al.2004. ‗ Effect of potentially modifiable risk factors associated with myocardial infarction in 52 countries (the INTERHEART study): case-control study‘. Lancet; 364: 937–52

Zafrir B, Goren Y, Paz H, Wolff R, Salman N, Merhavi D, et al. 2012. ‗Risk Score Model for Predicting Mortality in Advanced Heart Failure Patients Followed in a Heart Failure Clinic‘. Congest Heart Fail, 18, pp. 254–261.

Zhang K, French B, Khan A, Plappert T, Fang J, et al. 2013. ‗Strain Improves Risk Prediction Beyond Ejection Fraction in Chronic Systolic Heart Failure‘. J Am Heart Assoc, 2, e000550.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 82: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

62

Lampiran 1

LEMBAR PENGUMPULAN DATA SUBJEK PENELITIAN

Nama / Umur / Gender:

Alamat / No.Tlp :

Dx : NYHA class : EF baseline: %

Skor SHFM :

Berat Badan : 1-year mort : ECG : QRS > 120ms ( Y / N) 2-year mort : Tekanan darah : 5-year mort : Etiologi HF : Iskemik / …… Mean life exp : Terapi ACEi : Y / N Statin : Y / N Ekokardiografi : B-Blocker : Y / N Allopurinol : Y / N

LVIDd : Frac Short :

ARB : Y/ N Aldosteron antg : Y / N

EF biplane :

Furosemid : Y / N (…… mg/hari ) E/e‘ septal : HCTz : Y / N (…….. mg/hari ) Katup2 : Hasil Lab : (tgl. ) Chamber : Hgb : Na : GLS avg : Limfosit : K : TI : Asam urat : Total Kolest : HDL : RPD : LDL : TG :

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 83: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

63

Lampiran 2

PENJELASAN UNTUK MENDAPATKAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN DEWASA

(INFORMATION FOR CONSENT)

Kami mengundang Anda untuk ikut serta dalam penelitian yang berjudul: Korelasi antara "global longitudinal strain" (GLS) ventrikel kiri dan “tei index” (TI) dengan skor "Seattle Heart Failure Model" (SHFM) pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik.

Sebelum anda memutuskan untuk ikut serta atau tidak, penting bagi anda untuk mengerti mengapa penelitian ini dilakukan, dan bagaimana penelitian dapat mempengaruhi anda . Mohon luangkan waktu anda untuk membaca informasi berikut dengan teliti dan diskusikan dengan keluarga dan kerabat anda. Setelah semua pertanyaan anda terjawab dan tim dokter peneliti telah menjelaskan kepada anda dengan memuaskan dan anda memutuskan untuk ikut serta, anda akan diminta untuk menandatangani formulir persetujuan (informed consent).

Keikutsertaan anda dalam penelitian ini sepenuhnya bersifat sukarela. Jika anda memutuskan untuk tidak ikut serta, hal itu tidak akan mempengaruhi pemeriksaan dan pengobatan standar yang anda terima di masa yang akan datang.

Tujuan Penelitian.

Membuktikan adanya hubungan (korelasi) antara "global longitudinal strain" (GLS) ventrikel kiri dan ―tei index‖ (TI) dengan skor "Seattle Heart Failure Model" (SHFM) pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik yang datang ke poli jantung RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Manfaat Penelitian.

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah dasar pengetahuan tentang pemeriksaan "global longitudinal strain" (GLS) ventrikel kiri dan ―tei index‖ (TI) sebagai indikator dalam menilai prognosis pada pasien gagal jantung kronis . Menambah pengetahuan dalam penilaian fungsi ventrikel kiri berdasarkan "global longitudinal strain" (GLS) ventrikel kiri dan ―tei index‖ (TI) pada pasien gagal jantung kronis rawat jalan, dengan ekokardiografi transtorakal.

Manfaat bagi anda yang berkenan ikut serta dalam penelitian ini, anda berkesempatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dari tim dokter peneliti yang merupakan dokter ahli di bidang Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah. Anda dapat mengetahui hasil pemeriksaan secara cuma-cuma, dengan cara mengontak tim dokter peneliti. Selain itu anda berkesempatan untuk mendukung pengembangan upaya pencegahan dan pengobatan penyakit jantung koroner.

Mengapa Anda dilibatkan dalam penelitian ini?

Anda dilibatkan dalam penelitian ini oleh karena anda adalah pasien gagal jantung kronis yang menjalani rawat jalan di poli Jantung RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan GLS ventrikel kiri, TI, dan penghitungan skor SHFM untuk mengetahui fungsi ventrikel kiri, dan prognosis penyakit yang anda alami.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 84: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

64

Apa yang akan Anda alami jika anda ikut serta dalam penelitian ini?

Jika anda setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu dengan menandatangani formulir persetujuan setelah penjelasan ini, anda akan diperiksa oleh tim dokter peneliti dan perawat terlatih yang membantu tim dokter peneliti. Selanjutnya tim dokter peneliti dibantu perawat terlatih akan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan elektrokardiografi dan ekhokardiografi. Tindakan tersebut terbukti aman dan tidak menimbulkan rasa sakit. Selain itu, bagi pasien yang belum memiliki data hasil pemeriksaan laboratorium (profil lipid, asam urat, fungsi ginjal, serum elektrolit, darah lengkap) setidaknya 1 bulan terakhir, akan dilakukan pemeriksaan laboratorium darah di GDC (Gedung Diagnostik Center) RSUD Dr. Soetomo, Surabaya oleh petugas laborat terlatih. Darah yang diambil melalui pembuluh darah di bagian lengan. Tindakan tersebut aman walaupun menimbulkan sedikit rasa sakit, dan pada beberapa orang dapat mengakibatkan memar.

Hak-hak Anda sebagai subyek peserta penelitian.

Anda tidak harus setuju untuk mengikuti penelitian ini. Keiku tsertaan Anda adalah sukarela. Jika Anda memutuskan untuk ikut serta dalam penelitian ini, maka Anda akan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter peneliti secara gratis.

Semua informasi dan data pribadi Anda yang dikumpulkan atas penelitian ini akan tetap dirahasiakan oleh peneliti. Dokter peneliti hanya akan menggunakan kode-kode tertentu sebagai pengganti identitas pribadi anda. Kode tersebut hanya akan diketahui oleh peneliti. Jika di masa mendatang informasi yang diperoleh dari penelitian ini akan dipublikasikan untuk kepentingan ilmiah, maka tidak akan dicantumkan identitas pribadi Anda, namun hanya menggunakan nomor kode pengganti saja. Data-data pemeriksaan yang diperoleh akan disimpan dan dilindungi dengan baik.

Jika anda memutuskan untuk ikut serta, tetapi selanjutnya Anda memutuskan untuk membatalkan keikutsertaan Anda, mohon menghubungi:

Dr. Irma Kartikasari, melalui telepon 082140304796/08113001507.

Apa saja risiko yang mungkin Anda alami jika ikut serta dalam penelitian ini?

Tidak ada risiko saat dilakukan pemeriksaan ekhokardiografi karena bersifat non invasif. Akan tetapi, ada risiko nyeri, perdarahan, dan memar saat Anda dilakukan sampling (pengambilan) darah vena. Karena itu pengambilan darah dilakukan oleh petugas laboratorium yang terlatih.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 85: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

65

PERNYATAAN SUBYEK PENELITIAN

Saya telah diberi penjelasan tentang penelitian Korelasi antara "global longitudinal strain" (GLS) ventrikel kiri dan “tei index” (TI) dengan skor "Seattle Heart Failure Model" (SHFM) pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik, dan telah membaca (dibacakan) informasi ini dan mengerti tujuan dari penelitian tersebut. Saya telah memahami manfaat dan kemungkinan risiko dari keikutsertaan saya. Saya juga telah mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan seluruh pertanyaan saya telah dijawab dengan cara yang saya mengerti. Tanda tangan subyek penelitian/wali: Tanda tangan peneliti/pemberi informasi: ( Nama jelas ) ( Nama jelas ) Tertanggal……………………………… Tertanggal………………………………….

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 86: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

66

Lampiran 3

PERSETUJUAN IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya menyatakan setuju dan mengijinkan tim dokter peneliti untuk mengumpulkan dan memproses informasi mengenai diri saya, termasuk informasi mengenai kesehatan saya. Saya menyetujui informasi mengenai saya dan kesehatan saya digunakan untuk penelitian medis di masa yang akan datang, yang terkait dengan penelitian tentang "global longitudinal strain" (GLS) ventrikel kiri dan “tei index” (TI) dengan skor "Seattle Heart Failure Model" (SHFM) pada pasien gagal jantung kronis dengan disfungsi sistolik . Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya ini adalah sukarela dan saya bebas untuk berhenti setiap saat, tanpa memberikan alasan apapun, tanpa mempengaruhi hak saya untuk mendapatkan perawatan medis atau hak hukum saya. Jika saya berhenti dari penelitian ini, saya menyetujui penggunaan informasi saya yang telah dikumpulkan sampai pada saat saya berhenti.

Tanda tangan subyek penelitian / wali:

( Nama Jelas ) Tertanggal …………………………….

Tanda tangan Saksi 1: Tanda tangan saksi 2: ( Nama Jelas ) ( Nama Jelas ) Tertanggal………………………. Tertanggal……………………….

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 87: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

67

Lampiran 4

Non Parametric Correlations

Descriptive Statistics

30 ,00 14,70 8,0800 3,98267

30 ,43 ,95 ,6548 ,13591

30 19,00 45,00 36,2000 8,51125

30 2,00 48,00 7,3333 8,69932

30 8,00 98,00 29,6333 20,38506

30

GLPS

Tei_Index

EF

SHFM 1 tahun

SHFM 5 tahun

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 30 30 30 30

8,0800 ,6548 36,2000 7,3333 29,6333

3,98267 ,13591 8,51125 8,69932 20,38506

,135 ,195 ,172 ,270 ,209

,097 ,195 ,151 ,269 ,209

-,135 -,117 -,172 -,270 -,147

,739 1,069 ,944 1,478 1,144

,646 ,203 ,335 ,025 ,146

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

GLPS Tei_Index EF SHFM 1 tahun SHFM 5 tahun

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Correlations

-,676**

,000

30

,745**

,000

30

-,682**

,000

30

1,000

.

30

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

GLPS

Tei_Index

EF

SHFM 1 tahun

Spearman's rho

SHFM 1 tahun

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 88: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

68

Parametric Correlations

Correlations

1 -,763** ,678** -,676**

,000 ,000 ,000

30 30 30 30

-,763** 1 -,771** ,738**

,000 ,000 ,000

30 30 30 30

,678** -,771** 1 -,716**

,000 ,000 ,000

30 30 30 30

-,676** ,738** -,716** 1

,000 ,000 ,000

30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

GLPS

Tei_Index

EF

SHFM 5 tahun

GLPS Tei_Index EF SHFM 5 tahun

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI

Page 89: KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAINrepository.unair.ac.id/55757/13/PPDS. JP. 11-16 Kar k-min.pdf · KORELASI ANTARA GLOBAL LONGITUDINAL STRAIN ... Latar Belakang: ... dievaluasi

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KARYA AKHIR KORELASI ANTARA GLOBAL... dr. IRMA KARTIKASARI