Korban Perlambatan Ekonomi -...

1

Transcript of Korban Perlambatan Ekonomi -...

Page 1: Korban Perlambatan Ekonomi - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/1507/16753325_Des15-VokselElectricTb... · Daya beli masyarakat yang turun pada 2015 mem-buat kinerja PT

15Jumat, 15 April 2016

KINERJA PT UNILEVER INDONESIA TBK.

Korban Perlambatan Ekonomi Daya beli masyarakat yang turun pada 2015 mem-buat kinerja PT Unilever Indonesia Tbk. tertekan pada

tahun lalu. Bagaimana kinerjanya pada tahun ini?

Gloria N. [email protected]

Perlambatan pertum-buhan ekonomi berdampak besar ke Unilever. Emiten con-sumer goods berkode saham UNVR ini harus

puas mendulang pertumbuhan pendapatan pada 2015 sebesar 5,72% dari tahun sebelumnya (year-on-year/ y-o-y).

Pertumbuhan pendapatan ini paling kecil selama 5 tahun terakhir. Bahkan, sejak 2010 hingga 2015, pertumbuhan tahunan pendapatan Unilever terus turun.

Tidak cuma pendapatan, laba Uni lever pada 2015 paling longsor se lama 5 tahun terakhir. Alih-alih laba bertumbuh, pada 2015 labanya merosot 1,26% y-o-y. Penurunan laba pada 2015 baru kali pertama terjadi dalam rentang periode 2010 hingga 2015.

Pertumbuhan penjualan bersih sebagian besar bersumber dari penaikan harga, bukan dari pertum-buhan volume dari divisi home and personal care (HCP) serta divisi foods and refreshment (FR). Pada tahun lalu, UNVR melakukan penaikan harga sebanyak tiga kali, yakni pada Maret sebesar 1%, Agustus 1%, dan Oktober 1,8%.

Dang Maulida, analis PT Daewoo Securities Indonesia, menilai secara strategis UNVR berada di posisi sulit pada 2015, meski penjualan HCP naik secara bertahap.

Pada kuartal II/2015 penjualan divisi HCP turun 6,5% dari kuartal I/2015 (quarter-on-quarter/q-o-q), lantas pada kuartal III/2015 tu -run 2,6% q-o-q, dan pada kuartal IV/2015 naik 4,9% q-o-q.

UNVR menghadapi ketatnya kom-petisi dan melambatnya ekonomi. Perusahaan yang menginduk ke Unilever N.V., Belanda, ini melun-curkan kembali 14 produk HPC dan 14 produk baru serta meluncurkan lagi tiga produk FR dan sembilan produk baru FR.

“Kami yakin inovasi yang terus berlanjut, seperti dari pengemas-an, fragrances, dan ukuran, dapat mendukung pertumbuhan ketika pertumbuhan ekonomi melambat,”

papar Maulida dalam riset yang terbit pada Rabu (6/4).

Ditambah lagi, inovasi yang berkelanjutan akan menjadi faktor utama bagi UNVR untuk mendulang manfaat dari pulihnya ekonomi. Divisi HCP merupakan penyumbang terbesar terhadap pendapatan UNVR, yakni 69,7%, pada 2015.

Namun, kontribusi FR juga cukup penting. Kontribusi divisi FR mening-kat menjadi 30,3% pada 2015 dari sumbangannya pada 2011 sebesar 26,7%. Divisi ini membukukan per-tumbuhan tahunan double digit yakni 12% menjadi Rp11,1 triliun.

Margin kotor UNVR pada 2015 lebih tinggi, yakni 51,1%, diban-dingkan dengan 2014 yang sebesar 49,9%. Penaikan margin kotor terjadi di tengah depresiasi rupiah sebesar 11,3%, tingkat suku bunga 7,5%, dan lemahnya harga komodi-tas selama 2015.

Divisi HPC mencatatkan pening-katan margin kotor sebesar 54,6%, sedangkan divisi FR naik 43,1%. Sementara itu, margin usaha mero-sot menjadi 21,8% pada 2015 dari 2014 sebesar 23,2%.

Dari sisi ongkos operasional, biaya trademark, teknologi, dan jasa, ber -kontribusi paling besar, yakni 23,9%, terhadap total biaya opera sional. Hal tersebut diikuti biaya dis tribusi yang menyumbang 15,5% ter hadap total biaya operasional dan biaya promosi yang berkontribusi 11,9%.

Tiga ongkos ini meningkat pada 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Biaya trademark, tek-nologi, dan jasa meningkat 32,5% y-o-y, biaya distribusi naik 11,8%, dan biaya promosi menanjak 11,9%.

“Kami menilai dinamika yang terjadi pada biaya operasional berja-

lan baik pada 2015, mengingat fakta bahwa tahun lalu adalah tahun akhir dari tiga tahun penaikan tarif royalti,” tulis Maulida.

PENGELUARAN IKLANSelain itu, dia mencatat pengeluar-

an iklan dan riset pasar pada 2015 tetap datar, sebesar Rp2,9 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa UNVR memiliki posisi pasar stabil terhadap sebagian besar produk kuncinya. UNVR menjaga plafon belanja iklan untuk merek tertentu terhadap pangsa pasar produknya.

Maulida menilai naiknya biaya distribusi pada 2015 sebesar 11,8% y-o-y mengindikasikan bahwa mana-jemen aktif dalam mendistribusikan produk perusahaan agar mudah tersedia bagi pelanggan di seluruh wilayah di Indonesia.

Tahun lalu juga terjadi cakupan

tambahan signifikan pada sistem distribusi online, sedangkan tahun ini diperkirakan cakupannya menca-pai 100%.

Cakupan pasar yang lebih luas dan lebih cepatnya produk sampai ke tangan pelanggan akhir didorong oleh teknologi anyar yang diadopsi pada sistem distribusi perseroan. Teknologi anyar ini mampu mengu-rangi biaya yang timbul pada mana-jemen penyimpanan.

“Jaringan distribusi yang luas telah menjadi kunci bagi perseroan dalam menghadapi persaingan yang ketat,” papar Maulida.

UNVR menjadikan distributor pihak ketiganya sebagai mitra bisnis dan turut mengelola perkembangan bisnis distributor tersebut. Dengan begitu, distributor dapat bertumbuh bersama dengan UNVR.

Maulida memperkirakan UNVR

dapat membukukan pendapatan pada 2016 sebesar Rp40,4 triliun atau naik 10,6% y-o-y serta laba bersih senilai Rp6,5 triliun atau meningkat 10,8% y-o-y.

UNVR sudah meningkatkan rerata harga jual pada awal Februari 2016 sebesar 1,7% terhadap seluruh produknya. Rerata penaikan harga jual ini lebih tinggi dari penaikan pertama kali pada tahun lalu.

Manajemen perseroan mengindi-kasikan penjualan pada dua bulan pertama 2016 mengalami peningkat-an. Maulida menilai hal ini didorong oleh penguatan rupiah dan keperca-yaan konsumen yang meningkat.

Pihaknya merekomendasikan beli untuk saham UNVR dengan target harga Rp52.000, dengan return diekspektasi sebesar 20%.

Stevanus Juanda, analis UOB Kay Hian, dalam riset yang dirilis Senin

(11/4), mengatakan dari pertemuan-nya dengan manajemen Unilever baru-baru ini, manajemen akan menjaga perbaikan penjualan seiring meningkatnya daya beli masyarakat.

UNVR juga akan menjaga perbaik-an margin pada 2016 karena jatuh-nya harga minyak dan turunannya seperti alkyl benzene (detergen), sodium laureth sulphate (sampo), polyethelyne (plastik).

Dalam risetnya, Stevanus memangkas perkiraan laba bersih UNVR pada 2016 sebesar 6,8%, sedangkan margin kotor pada 2016 diprediksi sebesar 51,8%. Sementara itu, pada 2017 margin kotor UNVR diperkirakan turun menjadi 50,1%.

Stevanus mempertahankan reko-mendasi jual untuk saham UNVR dengan target harga Rp36.000, atau naik dari target harga sebelumnya Rp32.100.

Sejak 2010, pertumbuh -an pendapatan PT Unile-ver Indonesia Tbk. pada 2015 tercatat paling ren-dah, sementara laba turun untuk pertama kalinya.

UNVR sudah mening-katkan rerata harga jual pada awal Februari 2016 sebesar 1,7% terhadap seluruh produknya.

4780039165

34600

Okt 22 Nov 9 Nov 23 Des 8 Des 23

2015 2015Jan 15 Jan 29 Feb 15 Feb 29 Mar 15 Mar 31 Apr 15

43000

8515

Unilever IndonesiaHolding B.V.

Publik

StrukturPemegangSaham*

(%)Pergerakan Harga Saham

UNVRSumber: Bloomberg, Perseroan Ket: *) Per 31 Desember 2015 BISNIS/TRI UTOMO

Uraian 2014 2015 2016* 2017* 2018*

Penjualan bersih 34.512 36.484 38.753 44.264 53.122

EBITDA 8.530 8.456 9.943 10.581 11.607

Laba usaha 8.013 7.939 9.426 10.064 11.090

Laba bersih 5.927 5.852 6.962 7.424 8.184

EPS (Rp) 776,8 766,9 912,4 973,0 1.072,6

PE (x) 55,4 56,1 47,1 44,2 40,1

P/B (x) 69,1 68,0 53,9 48,8 42,8

EV/EBITDA (x) 38,6 38,9 33,1 31,1 28,4

Imbal hasil dividen (%) 1,7 1,7 1,7 2,1 2,2

Margin bersih (%) 17,2 16,0 18,0 16,8 15,4

Interest cover (x) 99,6 76,9 83,4 76,1 77,9

ROE (%) 131,7 122,2 128,6 129,5 131,9

Laba bersih konsensus - - 6.518 7.312 8.665

UOBKH/consensus (x) - - 1,07 1,02 0,94

4780039165

34600 Struktur

( ) , , , , ,

P/B (x) 69,1 68,0 53,9 48,8 42,8

EV/EBITDA (x) 38,6 38,9 33,1 31,1 28,4

Imbal hasil dividen (%) 1,7 1,7 1,7 2,1 2,2

Margin bersih (%) 17,2 16,0 18,0 16,8 15,4

Interest cover (x) 99,6 76,9 83,4 76,1 77,9

ROE (%) 131,7 122,2 128,6 129,5 131,9

Laba bersih konsensus - - 6.518 7.312 8.665

UOBKH/consensus (x) - - 1,07 1,02 0,94

KinerjaPT Unilever Indonesia Tbk.(Rp Miliar, kecuali dinyatakan lain)

Ket: *Estimasi, EBITDA: earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi), EPS: earning per share (laba per lembar saham), P/E: price earning ratio (perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan), P/B: price to book value (harga saham dibandingkan dengan nilai ekuitas per saham), EV/EBITDA: enterprise value/ EBITDA (nilai perusahaan terhadap EBITDA), ROE: return on equity (rasio profitabilitas antara laba bersih dengan aset bersih).

Sumber: UOB Kay Hian

K O R P O R A S I

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, 15 April 2016
djoko
Typewriter